Pneumonia Aspirasi

18
TINJAUAN TEORITIS Pneumonia Aspirasi A. Definisi Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.yang disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang bersal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita. Pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi. B. Etiologi Terdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asam lambung yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal menyebabkan pneumonia bakterial, Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil dapat menyebabkan exogenous lipoid pneumonia. Apirasi benda asing merupakan kegawatdaruratan paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia bakterial. C. Patogenesis Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru, keadaan ini disebabkan mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya mikroorganisme (bakteri)

description

prrrrrrrr

Transcript of Pneumonia Aspirasi

TINJAUAN TEORITISPneumonia AspirasiA. DefinisiPneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.yang disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang bersal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita. Pemeriksaan histologis terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa alveolitis dan pengumpulan eksudat yang dapat ditimbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung dalam jangka waktu yang bervariasi.

B. EtiologiTerdapat 3 macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi, yaitu aspirasi asam lambung yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi bakteri dari oral dan oropharingeal menyebabkan pneumonia bakterial, Aspirasi minyak, seperti mineral oil atau vegetable oil dapat menyebabkan exogenous lipoid pneumonia. Apirasi benda asing merupakan kegawatdaruratan paru dan pada beberapa kasus merupakan faktor predisposisi pneumonia bakterial.C. PatogenesisDalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru, keadaan ini disebabkan mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya mikroorganisme (bakteri) didalam paru merupakan akibat ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat melalui berbagai cara yaitu:1. Inhalasi langsung dari udara2. Aspirasi bahan- bahan yang ada di nasofaring dan orofaring3. Perluasan langsung dari tempat lain4. Penyebaran secara hematogen.

D. PatofisiologiAspirasi merupakan hal yang dapat terjadi pada setiap orang.Di sini terdapat peranan aksi mukosilier dan makrofag alveoler dalam pembersihan material yang teraspirasi. Terdapat 3 faktor determinan yang berperan dalam pneumonia aspirasi, yaitu sifat material yang teraspirasi, volume aspirasi, serta faktor defensif host. Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya tidak dapat dibedakan antara berbagai penyebab pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim disertai bronkiolitis dan gangguan interstisial. Perubahan patologis meliputi kerusakan epitel, pembentukan mukus dan akhirnya terjadi penyumbatan bronkus. Selanjutnya terjadi infiltrasi sel radang peribronkial (peribronkiolitis) dan terjadi infeksi baik pada jaringan interstisial, duktus alveolaris maupun dinding alveolus, dapat pula disertai pembentukan membran hialin dan perdarahan intra alveolar. Gangguan paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi.E. Gejala klinisBiasanya didahului infeksi saluran nafas akut bagian atas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh kadang melebihi 40o celcius, sakit tenggorokan, nyeri pada otot- otot dan sendi. Kadang disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen dan dapat disertai dahak.

F. DiagnosisUntuk mendiagnosis pneumonia aspirasi, tenaga kesehatan harus melihat gejala pasien dan temuan dari pemeriksaan fisik. Keterangan dari foto polos dada, pemeriksaan darah dan kultur sputum mungkin juga bermanfaat. Foto torak biasanya digunakan untuk mendiagnosis pasien di rumah sakit dan beberapa klinik yang ada fasilitas foto polosnya. Namun, pada masyarakat (praktek umum), pneumonia biasanya didiagnosis berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik saja. Mendiagnosis pneumonia bisa menjadi sulit pada beberapa orang, khususnya mereka dengan penyakit penyerta lainnya. Adakalanya CT scan dada atau pemeriksaan lain diperlukan untuk membedakan pneumonia dari penyakit lain.Orang dengan gejala pneumonia memerlukan evaluasi medis. Pemeriksaan fisik oleh tenaga kesehatan mungkin menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh, peningkatan laju pernapasan, penurunan tekanan darah , denyut jantung yang cepat dan rendahnya saturasi oksigen, yang merupakan jumlah oksigen di dalam darah yang indikasikan oleh oksimetri atau analisis gas darah. Orang dengan kesulitan bernapas, yang bingung, atau memiliki sianosis memerlukan perhatian segera.Pemeriksaan fisik tergantung pada luas lesi di paru. Pada pemeriksaan terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, fremitus raba meningkat disisi yang sakit. Pada perkusi ditemukan redup, pernapasan bronkial, ronki basah halus, egofoni, bronkofoni, whispered pectoriloquy. Kadang- kadang terdengar bising gesek pleura (pleural friction rub). Distensi abdomen terutama pada konsolidasi pada lobus bawah paru, yang perlu dibedakan dengan kolesistitis dan peritonitis akut akibat perforasi.

G. Pemeriksaan Penunjang1. Gambaran RadiologisPemeriksaan yang penting untuk pneumonia pada keadaan yang tidak jelas adalah foto polos dada. Foto thoraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan interstitial dengan atau tanpa disertai gambaran kaviti pada segmen paru yang terinfeksi. Gambaran lusen disertai dengan infiltrat menunjukkan nekrotik pneumonia. Air fluid level mengindikasikan abses paru atau fistula bronkopleura.Sudut costofrenicus yang blunting dan meniscus yang positif menunjukkan para pneumonic pleural effusion.2. Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan darah lengkap mungkin menunjukkan jumlah leukosit yang meningkat (lebih dari 10.000/mm3, kadang- kadang mencapai 30.000/mm3), yang mengindikasikan adanya infeksi atau inflamasi. Tapi pada 20% penderita tidak terdapat leukositosis. Hitung jenis leukosit shift to the left. LED selalu naik. Billirubin direct atau indirect dapat meningkat, oleh karena pemecahan dari sel darah merah yang terkumpul dalam alveoli dan disfungsi dari hepar oleh karena hipoksia. Untuk menentukan diagnosa etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Analisis gas darah menunjukan hipoksemia dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

H. PenatalaksanaanDalam hal penatalaksanaan penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Jika keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi untuk dirawat, maka dapat dilakukan rawat jalan. Juga perlu diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat meningkatkan risiko infeksi dengan mikroorganisme patogen yang spesifik misalnya Streptococcus pneumoniae yang resisten penisilin. Penderita pneumonia berat yang datang ke Unit Gawat Darurat (UGD) diobservasi tingkat kegawatannya. Bila dapat distabilkan maka penderita dirawat inap di ruang rawat biasa; bila terjadi respiratory distress maka penderita dirawat di ruang rawat intensif.Antibiotik masih tetap merupakan pengobatan utama pada pneumonia aspirasi. Pemilihan antibiotik dan durasi pengobatan bergantung pada suspek organisme ataupun yang telah terbukti. Bakteri patogen yang umumya menyebabkan pneumonia aspirasi adalah stafilokokkus aureus, Escherichia coli, klebsiella, dan juga enterobacter maupun pseudomonas. Klindamisin merupakan antibiotik pilihan pertama, alternatif lainnya adalah amoxicilin dan asam klavulanat, dan juga metronidazole. Penggunaan metronidazol dapat merupakan alternatif pengobatan secara tunggal tidak dianjurkan karena tingkat kegagalan yang tinggi. Golongan makrolid, sefalosporin dan fluorokuinolon merupakan alternatif lini kedua. I. Komplikasi 1. Gagal napas dan sirkulasi 2. Efusi pleura3. Empyema 4. Abses paru 5. Sepsis

J. Prognosis dan mortalitas Dengan pengobatan, kebanyakan jenis pneumonia bakteri bisa disembuhkan dalam satu atau dua minggu. Pneumonia bakteri mungkin lebih lama, dan pneumonia mikoplasma mungkin memerlukan empat hingga enam minggu untuk sembuh sempurna. Keluaran episode pneumonia tergantung seberapa sakit seseirang ketika ia pertama kali didiagnosis.K. PencegahanPada pasien yang memiliki disfungsi menelan untuk menghindari aspirasi asam lambung, diperlukan teknik kompensasi untuk mengurangi aspirasi dengan diet lunak dan takaran yang lebih sedikit.ASUHAN KEPERAWATANPADA BAYI ASPIRASI PNEUMONIAA. Pengkajian1. Identitas orang tua2. Identitas bayiTanggal lahir ....jam.Jenis kelamin .Kelahiran tunggal / gandaUkuran : BB, TB, LK, LD, LLAApgar scoreLama proses persalinan2. Riwayat persalinanPersalinan di .Cara persalinan . Ditolong oleh . Atas indikasi .Lama proses persalinan kala I .Lama proses persalinan kala II .Perdarahan .Ketuban pecah jam . Jumlah . CcWarna air ketuban . Bau .Masalah .3. Pemeriksaan fisikTanggal . Jam .Keadaan umum : lemah, letargis4. Sistem pernafasan : Nafas cepat, saat bernafas ada retraksi dada, kadang-kadang terjadi dipsnoe. Di saluran nafas terdapat sisa cairan / air ketuban.5. Sistem kardiovaskuler :Denyut jantung cepat > 120 x / menit, tampak sianosis.6. Sistem pencernaan: kadang-kadang dijumpai obstruksi esofagus dan duodenum.7. Pemeriksaan penunjang :Rontgen thorak : Terlihat bercak infiltrat, gerakan kedua lapang paru kasar, diameter antero posterior tambah dan diafragma mendatar.

B. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi.2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.3. Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologik.4. Resiko kekurangan volume cairan.5. Resiko infeksi berhubungan dengan teraspirasi cairan amnion.

C. Rencana KeperawatanNoDiagnosis KeperawatanTujuanIntervensi

1Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasiBatasan karakteristik :-tachicardi-dispnea-sianosis-nafas cuping hidungSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan tak terjadi kerusakan pertukaran gas.NOC : - status pernafasan-status tanda vitaloutcome : kandungan O2dalam darah d.b.n.

NIC :) Monitor pernafasanIntervensi :-monitor irama, frekuensi, kedalaman, usaha dalam respirasi.-Monitor bunyi dan pola nafas-Menjaga kepatenan jalan nafas.-Memposisikan pasien dengan tepat dengan tujuan adekuatnya ventilasi) Manajemen asam basa-monitor status hemodinamik-monitor AGD

2Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh mukus.Batasan karakteristik :-dispneaSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas efektif-NOC : bersihan jalan nafas /NIC :1)Manajemen jalan nafas-buka jalan nafasposisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea

-sianosis-perubahan ritme dan frekuensi-pernafasan-gelisahtrackeobronkial bersihIndikator :-Rr dbn-Suara nafas bersih-Tidak ada sianosis-auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan-identifikasi pasien perlunya pemasangan jalan nafas buatan-keluarkan sekret dengan suction-monitor respirasi dan status oksigen bila memungkinkan2)Manajemen suction-kaji kebutuhan suction oral / trakeal-auskultasi bunyi nafas sebelum dan sesudah suction-gunakan selang kateter suction sesuai ukuran-gunakan alat-alat proteksi : sarung tangan, masker-berikan O2 dengan konsentrasi 100% gunakan respirator atau resusitator manual-monitor status oksigen dan kemodinamik sebelum dan sesudah prosedur suction-catat tipe dan jumlah sekret

3Pola makan bayi tidak efektif berhubungan dengan kegagalan neurologikBatasan karakteristik :-tidak mampu dalam menghisap,Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan pola makan bayi efektifNOC : Pola makan bayi efektifNIC :) Enteral tube feeding-pasang NGT, OGT-monitor ketepatan insersi NGT / OGT

menelan dan bernafas-tidak mampu dalam memulai atau menunjang penghisapan efektif-cek peristaltik usus-monitor terhadap muntah / distensi abdomen-cek residu 4-6 jam sebelum pemberian enteral) TPN ( Total Parenteral Nutrisi )-pelihara tehnik steril dalam persiapan cairan-cek TPN kebenaran cairan nutrisi sesuai order-gunakan infus pump-monitor intake output-monitor hasil GDS elektrolit, protein-timbang berat badan bayi tiap hari) Membantu menyusui bayi :-monitor reflek hisap bayi-ajarkan orangtua untuk menyusui-ajarkan orang tua untuk memeras ASI-berikan formula bila perlu

4Resiko kekurangan volume cairanFaktor esiko :- obstruksi esofagus danduodenumNOC : keseimbangan cairan setelah dilakukan tindakan ke-perawatan selama x 24 jamNIC :) Manajemen cairan-timbang popok bila diperlukan

diharapkan tak terjadi defisit volume cairan.Indikator :-tanda vital dbn-turgor kulit elastis-urine output ( + )-pertahankan catatan in take dan output-monitor status hidrasi( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat )-monitor vital sign-monitor indikasi retensi / kelebihan cairan ( crackes, edema, asites )-monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian-lakukan terapi iv-monitor nutrisi) Terapi intra vena-verifikasi perintah terapi intra vena-pertahanan tehnik aseptik-periksa jenis cairan, jumlah, tanggal kadaluarsa,karakter cairan dan kerusakan kontainer-pilih dan persiapkan pompa intra vena-pasangkan kontainer dengan tube yang sesuai-simpan cairan iv pada suhu ruangan-identifikasi apakah pasien mendapatkan obat yang tidak

cocok dengan pengobatan yang diintruksikan-berikan pengobatan iv dan monitor hasilnya-monitor kecepatan iv dan area iv selama infusion-monitor overload cairan dari reaksi fisik-monitor kepatenan iv sebelum pemberian iv-ganti canul infus set tiap 48 jam-pertahankan dressing-lakukan pengecekan area iv secara teratur-lakukan perawatan iv secara teratur-monitor tanda dan gejala flebitis

5Resiko infeksi dengan faktor resiko :-mengaspirasi cairan amnion-prosedur invasifNOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam diharapkan tak terjadi infeksi :-vital sign dbn-integritas kulit baik-integritas mukosa baikNIC :) Kontrol infeksi-bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain-pertahankan tehnik isolasi bagi pasien berpenyakit menular-batasi pengunjung bila perlu-intruksikan pengunjung selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung-gunakan sabun anti mikroba untuk cuci tangan

-cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan-gunakan baju pelindung dan sarung tangan-pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat-ganti letak iv cateter, dresing sesuai petunjuk umum-tingkatkan intake nutrisi-berikan tx anti biotik sesuai advis dokter) Proteksi infeksi-monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal-saring pengunjung terhadap penyakit menular-pertahankan tehnik aseptik pada pasien beresiko-beri perawatan kulit pada area aritema-inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase-dorong masukan nutrisi cairan yang cukup-beri tx anti biotik sesuai program dokter.