Pneumo

download Pneumo

of 12

description

pneumonia

Transcript of Pneumo

TUGAS INHALL ANATOMI II

MAKALAH INHAL

SALURAN NAFAS BAWAHTUBERCULOSIS

Disusun oleh :Mustaqim Apriyansa Rahmadhan

I1A008020

Asisten :

Litha Paramitha Apriani

NIM I1A005030FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2008

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan puji syukur ke hadirat Allah SWT saya ucapkan atas terselesaikannya makalah yang berjudul Tuberculosis ini. Tanpa ridho dan kasih sayang serta petunjuk dari-Nya mustahil makalah ini dapat dirampungkan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Anatomi I tahun ajaran 2007/2008 di FK UNLAM Banjarbaru.

Makalah ini dibuat dengan menggunakan metode telaah pustaka dan didukung dengan data-data yang didapat dari berbagai referensi. Selaku penulis, besar harapan kami bahwa makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung kami hingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. terutama kepada dr. Husairi,MAg selaku Kordik Anatomi FK UNLAM Banjarbaru yang banyak memberi materi-materi kuliah penting pada kami, dan teman-teman lainnya yang selalu mendukung serta membantu kami dalam memberikan pendapat, sarana, materi, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan makalah ini serta ikut membantu kelancaran pembuatan makalah ini kami ucapkan pula terima kasih.

Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah tiada gading yang tak retak, kami pun menyadari sepenuhnya bahwa laporan yang kami susun ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Karena kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang Punya dan Maha Kuasa.

Kami pun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di lingkungan Perguruan Tinggi khususnya FK UNLAM Banjarbaru.

PenulisDAFTAR ISIHalaman

LATAR SAMPUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI..3

BAB I PENDAHULUAN..4

BAB II PEMBAHASAN5

2.1 GEJALA KLINIS.6

2.2 PENANGANAN..7

BAB III KESIMPULAN10

DAFTAR PUSTAKA.12

BAB I

PENDAHULUANTuberculosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh suatu organism yaitu, Myobacterium Tuberculosis kompleks. Termasuk di dalamnhya adalah M. tuberculosis (MTB), suatu myobacterial yang paling penting dan sangat sering muncul dalam penyakit penyakit yang disebabkan oleh myobacterial, dan M. bovis, yang dulunya merupakan suatu penyhebab dari munculnya penyakit yang melalui pencernaan susu yang tidak bebas dari kuman. MTB adalah bakteri aerob yang merupakan suatu pemurni dalam pencemaran Gram tetapiketika bercampur bakteri tersebut tidak bias mengalami decolorisasi menggunakan alcohol asam karena dinding selnya mengandung asam myocolic dan lipid lipid lain yang banyak. BAB IIPEMBAHASAN

Diperkirakan bahwa lebih dari 8.5 juta kasus kasus baru dari TB yang muncul di dunia ini pada sekitar tahun 2001, sebagian besar muncul pada Negara Negara berkembang. Pada tahun 2000, diperkirakan telah muncul 1,8 juta kematian yang disebabkan oleh TB. Epidemic HIV telah banyak berpengaruh terhadap TB., peningkatan jumlah kasus dari beberapa belahan dunia. Peningkatan rata- rata dari kasus TB di Amerika Serikat sekitar tahun 1980 dan dihubungkan dengan imigrasi, penyakit HIV, problem social, dan resistensi berbagai jenis obat MTB. Rata ratanya sudah turun sebagai dampak program pengontrolan TB. Di Amerika Serikat, TB cenderung menjadi penyakit bagi seseorang yang sudah dewasa atau sudah berumur, sedangkan HIV menginveksi anak muda, imigran, dan juga kebanyakan orang miskin.

MDR TB didefinisikan sebagai sesuatju yang disebabkan oleh resistensi yang tinggi terhadap isoniazid dan rifampin, tetapi sering pula dihubungkan dengan resistensi terhadap jenis obat yang lain. Kasus MDR TB sedikit muncul di daerah Amerika Utara dan Eropa tetapi lebih serig muncul pada immigrant dari Negara tertentu yang sedang berkembang seperti Negara bentukan Uni Soviet, dan Asia Tenggara.

Penyakit yang berasal dari sebuah pt dengan infeksi TB paru biasanya disebarkan oleh droplet nuclei yang tersebar melalui udara baik melalui batuk, bersin, atau hanya bicara. Droplet mungkin saja tertahan di udara dalam beberapa jam. Penyebarannya tergantung pada kekariban dan durasi kontak dengan pt serta TB, derajat infeksi dari pt, dan lingkungan sekitar. Pt dengan penyakit cavitari sangat berbahaya, dengan 105 acid-fast bacilli (AFB) per milliliter dahak.Faktor resiko perkembangan dari penyakit aktif setelah infeksi MTB termasuk penemuan terbaru, comorbidity, malnutrition, dan munculnyabenang luka.

AFB ynag mencapai alveoli akan dicerna oleh macropagh yang aktif. Jika bacilli tidak mempunyainya dia akan membelah, membentuk macrophages dan menyebarkannya ke monocyte yang tidak aktif. Macrophages mentransportasikan bacilli menuju node node limfe, dari daerah tubuh yang mungkin saja muncul. Sekitar 2-4 minggu setelah infeksi, delayed type hypersensitivity (DTH) menghancurkan macrophage yang mengandung bacilli yang terus membelah, dan macrophage yang mengaktifkan rensponse sel terhadap penghancuran AFB. DTH adalah dasar untuk PPD test. Sebuah bentuk Granuloma pada slah satu sisi luka primer dan sisi dari bagian disseminasi. Luka tersebut bisa saja dihilangkan dengan fibrosis ataupun pengaruh evolusi lebih lanjut. Kekebalan tubuh Cell-mediated merupakan sebagian sitem yang melindungi tubuh dari TB. Sitokinesis yang disekresiskan oleh alveolar macrophage yang memberikan kontribusi terhadap manifestasi penyakit, pembentukan granuloma, dan penghancuran myobacterial.2.1 Gejala Klinik 1. Penyakit primer : tanda infeksinya sering kali muncul pada daerah tengah dan bawah lobus. Luka utamanya biasanya dihilangkan secara spontan dan pengerasan nodule. Hilar dan paratracheal lymphadenopaty adalah suatu hal yang wajar terjadi. Pada immunosuppresed baik pts dan anak anak, penyakit ini akan mengalami kemajuan yang sangat pesatmenuju penyakit klinik, dengan cavinasi, efusi pleura, dan hematogenous disseminasi.2. Penyakit postprimary : biasanya terletak pada bagian apical dan segmen posterior dari lobus bagian atas serta segmen superior dari lobus bagian bawah.

a. Gejala gejala awalnya adalah demam, keringat dingin, turun berat badan, anorexia, dan malaise.

b. Batuk dan produksi dahak yang benanah, sering dengan munculnya bercak darah. Biasanya, hemoptysis mengikuti erosi dari pembuluh yang terletak pada dinding cavitas.c. Penyakit tersebut bisa dibatasi atau meluasnya cavitas yang mungkin saja berkembang. Selanjutnya penyakit tersebut dapat menyebabkan dyspnea dan respiratory distress.

2.2 Penanganan

Pada dasarnya untuk penanganan tuberculosis tidak bisa dilakukan dengan sekejap, tetapi membutuhkan terapi yang panjang. Penyakit Tuberculosis masih menjadi masalah yang besar di sebagian besar negara eropa sampai pada antara abad ke 17-19. Semenjak itu, walaupun pengobatan penyakit Tb belumlah ditemukan dengan pasti, angka kejadian Tb menurun secara perlahan sesuai dengan perkembangan status ekonomi dan higiene negara-negara eropa. Sayangnya, pada sebagian besar negara lain (termasuk Indonesia), pencatatan penyakit dan penyebab kematian belumlah umum dilakukan sebelum abad ke 20, sehingga perkembangan penyakit Tb tidaklah dapat diikuti dengan baik. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, Robert Koch berhasil mengisolasi bakteri penyebab penyakit Tb (Mycobacterium Tuberculosis) dan menyampaikannya pada Berlin Phthisiological Society di tahun 1882 sehingga terbukalah informasi tentang penyebab penyakit ini. Sebelumnya, banyak ilmuwan yang juga menyampaikan kontribusinya pada ilmu pengetahuan tentang penyakit Tb, diantaranya adalah Girolamo Fracastoro, Jean-Antoinne Villemin, dan juga Louis Pasteur. Patut dicatat juga peran Penemuan sinar X oleh Rontgen pada tahun 1895 mempermudah deteksi penyakit Tb secara dini dan akurat. Deteksi dini infeksi M. Tuberculosis pada manusia juga dapat dilakukan dengan menggunakan tuberculin skin test, yang dikembangkan oleh Mantoux pada tahun 1810. Pada tahun 1921, Calmette dan Guerin kemudian mengembangkan vaksinasi BCG, yang walaupun tidak dapat mencegah infeksi, namun dipercaya dapat menurunkan resiko terjadinya perkembangan penyakit Tb secara extrapulmonary, yaitu misalnya pada jaringan selaput otak. BCG juga terbukti dapat menurunkan angka kematian akibat Tb pada anak-anak. Ada berbagai metode yang dikenal dalam penyembuhan penyakit Tb. Sebelum ditemukannya chemoteraphy pada tahun 1950-an, penyembuhan penyakit Tuberculosis dilakukan dengan cara bed-rest serta mengisolasi penderitanya rumah sakit khusus penderita paru (sanatorium). Udara segar dan bersih merupakan upaya alami yang dapat membantu penyembuhan penyakit Tb. Ada pula metode penyembuhan lainnya berupa tindakan invasif dengan cara mengambil jaringan paru yang sudah terlanjur rusak akibat Tb dari tubuh penderita. Pengobatan modern penyakit Tb dimulai dengan ditemukannya Streptomycin pada tahun 1944. Kemudian dikembangan pula Para Aminosalicyclic Acid (PAS) dan juga Isoniazid pada 1952. Dari hasil uji klinis ditemukan fakta bahwa obat-obat tersebut memang efektif terhadap M. tuberculosis, namun jika salah satu obat tersebut diberikan secara individual (tidak secara bersama obat Tb lain) resistensi kuman Tb pada obat sangat mungkin terjadi. Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pengobatan Tb akan sama derajat keefektifannya bila pengobatan diberikan dua atau tiga kali seminggu (tidak setiap hari), sehingga pasien tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit (outpatient). Langkah besar dalam penanganan penderita Tb adalah ditemukannya Rifampicin, suatu senyawa hasil semi-sintesis, dimana senyawa ini jika dikombinasikan dengan Isoniazid dapat memperpendek waktu pengobatan menjadi 9 bulan saja (short-course treatment). Pengobatan ini bahkan bisa diperpendek lagi menjadi 6 bulan dengan menggunakan senyawa Pyrazinamide, yang walaupun sudah ditemukan sejak tahun 1950-an, belumlah digunakan secara luas karena efek sampingnya yang cukup besar pada hati manusia. Namun demikian, dengan menurunkan dosis dan memperpendek jangka waktu pengobatan, Pyrazinamide kemudian digunakan pada program penanggulangan penderita Tb.

BAB III

KESIMPULANTB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Paru di Indonesia menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan WHO sejak tahun 1995 (Slamet H, 2004). Penemuan penderita TB Paru dalam strategi DOTS dilakukan secara pasif (passive case finding). Penjaringan tersangka TB Paru dilaksanakan hanya pada penderita yang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas sehingga penderita yang tidak datang masih menjadi sumber penularan yang potensial. Strategi passive case finding kurang maksimal untuk diterapkan terutama dalam percepatan penanganan penyakit TB yang telah menjadi bahaya global (Depkes, 2002). Di Amerika Serikat, TB cenderung menjadi penyakit bagi seseorang yang sudah dewasa atau sudah berumur, sedangkan HIV menginveksi anak muda, imigran, dan juga kebanyakan orang miskin.

MDR TB didefinisikan sebagai sesuatju yang disebabkan oleh resistensi yang tinggi terhadap isoniazid dan rifampin, tetapi sering pula dihubungkan dengan resistensi terhadap jenis obat yang lain. Kasus MDR TB sedikit muncul di daerah Amerika Utara dan Eropa tetapi lebih serig muncul pada immigrant dari Negara tertentu yang sedang berkembang seperti Negara bentukan Uni Soviet, dan Asia Tenggara. Penyakit yang berasal dari sebuah pt dengan infeksi TB paru biasanya disebarkan oleh droplet nuclei yang tersebar melalui udara baik melalui batuk, bersin, atau hanya bicara. Droplet mungkin saja tertahan di udara dalam beberapa jam. Penyebarannya tergantung pada kekariban dan durasi kontak dengan pt serta TB, derajat infeksi dari pt, dan lingkungan sekitar. Pt dengan penyakit cavitari sangat berbahaya, dengan 105 acid-fast bacilli (AFB) per milliliter dahak.

Faktor resiko perkembangan dari penyakit aktif setelah infeksi MTB termasuk penemuan terbaru, comorbidity, malnutrition, dan munculnyabenang luka.

DAFTAR PUSTAKA1. Douglas,Andrew.Respiratory Diseases.1984.PG Publishing Pte Ltd.Oxford. 2. Hill, Mc Graw.Harrisons Manual of Medicine International Edition.2005.The Mc Graw-Hill Companies.India. 3. Prasudi, Alex. Model Kemitraan PUSKESMAS-Praktisi Swasta DalamPenanggulangan Tuberkulosis Paru di Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Provinsi Yogyakarta.JMK,2005; Vol.08: 131-139. [1]