PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

123
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membahas tentang proses pengambilan keputusan, maka harus dipahami bahwa hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari administrasi, manajemen, dan kepemimpinan. Dikatakan demikian, karena pada hakikatnya salah satu unsur dari administrasi adalah manajemen. Sebagaimana kita ketahui bahwa inti dari manajemen adalah kepemimpinan dan pengambilan keputusan merupakan inti dari kepemimpinan itu sendiri. Rentetan proses tersebut terjadi secara sistematis dalam upaya penyelesaian setiap masalah yang terjadi dan dihadapi dalam suatu organisasi. Setiap organisasi merupakan wadah administrasi, baik itu organisasi besar atau kecil, maupun organisasi publik atau privat, tentu saja ada masalah yang perlu diselesaikan. Dalam menghadapi permasalahan organisasi itu, tentu

Transcript of PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

Page 1: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Membahas tentang proses pengambilan keputusan, maka harus dipahami

bahwa hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari administrasi, manajemen, dan

kepemimpinan. Dikatakan demikian, karena pada hakikatnya salah satu unsur dari

administrasi adalah manajemen. Sebagaimana kita ketahui bahwa inti dari

manajemen adalah kepemimpinan dan pengambilan keputusan merupakan inti dari

kepemimpinan itu sendiri. Rentetan proses tersebut terjadi secara sistematis dalam

upaya penyelesaian setiap masalah yang terjadi dan dihadapi dalam suatu organisasi.

Setiap organisasi merupakan wadah administrasi, baik itu organisasi besar

atau kecil, maupun organisasi publik atau privat, tentu saja ada masalah yang perlu

diselesaikan. Dalam menghadapi permasalahan organisasi itu, tentu memerlukan

penyelesaian dengan mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Keputusan yang

diambil itu haruslah dapat menyelesaikan masalah agar roda organisasi dan kegiatan

administrasi berjalan terus dan lancar. Oleh karena itu, pimpinan organisasi harus

cerdas dalam mengambil keputusan.

Setiap keputusan harus diikuti pelaksanaan dan pembuat atau pengambil

keputusan itulah pertama-tama bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Oleh karena

itu, pimpinan dalam mengambil keputusan harus memahami betul inti permasalah

dan apa yang harus dilakukan, mengapa itu dilakukan, kapan, dimana, bagaimana,

1

Page 2: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

2

dan siapa yang harus melaksanakannya. Oleh karena itu, suatu keputusan

memerlukan suatu informasi menyangkut tentang apa yang akan diputuskan, siapa

pengambil keputusan/media yang digunakan, kapan dan di mana keputusan itu

dilakukan, mengapa keputusan itu diambil, dan bagaimana cara melakukannya.

Pengambilan keputusan dapat mengembangkan kesadaran dan kepercayaan

akan diri sendiri. Kepercayaan akan diri sendiri merupakan salah satu syarat bagi

kepemimpinan, terutama kepemimpinan diri sendiri. Teori pengambilan keputusan

banyak menolong dalam meningkatkan kemampuan berpikir secara praktis dan

realistis, kemampuan mengenal masalah, merumuskan dan sekaligus menganalisis

dan mengidentifikasi masalah serta menemukan jalan atau cara terbaik untuk

mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Paradigma yang berkembang selama ini ketika seorang pimpinan akan

mengambil keputusan cenderung sangat lamban disebabkan karena semua pihak yang

terkait dalam proses pengambilan keputusan mesti dihadirkan dalam sebuah

pertemuan, terlebih dahulu menentukan jadwal pertemuan tersebut, sehingga

membutuhkan waktu serta menghabiskan biaya yang cukup besar.

Menurut Davids (1993:4) bahwa :

Sebuah sistem informasi komputer adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu intergrated, untuk menyajikan informasi guna mendukung sistem operasi manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.

Definisi di atas menekankan saling ketergantungan antara manusia sebagai

pengolah informasi dengan mesin yang digunakan untuk memperoleh dukungan

Page 3: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

3

sistem informasi manajemen pada fungsi operasi manajemen, dan pengambilan

keputusan.

Sedangkan Cushing (1995:11) menyatakan bahwa :

Sistem informasi komputer adalah suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk pengumpulan dan pengolahan data untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi setiap tingkat manajemen dalam perencanaan dan pengambilan aktivitas-aktivitas organisasi.

Perkembangan tehnologi yang cepat ini kemudian dimanfaatkan oleh banyak

instansi dalam melaksanakan kegiatan kantor termasuk pimpinan dalam mengambil

sebuah kebijakan. Hal ini pulalah yang mendorong balai pengembangan pendidikan

nonformal dan informal regional V Makassar memanfaatkan tehnologi komputer

dalam menjalankan kegiatan di kantor tersebut. Satu hal yang dilakukan pimpinan

kantor tersebut adalah menggunakan tehnologi komputer dalam mengambil

keputusan. Dengan menggunakan komputer keputusan diambil relatif cepat,

keputusannya valid, tidak menggunakan biaya yang cukup besar, informasinya

lengkap, sistem pengarsipannya rapih dan sebagainya. Yang jelas pengambilan

keputusan dengan sistem komputer relatif simpel dibandingkan dengan

menggunakan sistem manual.

Balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar melaksanakan pengkajian dan pengembangan program dan serta fasilitas

pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan nonformal serta pengembangan dan

pengolahan sistem informasi di bidang pendidikan non formal yang memiliki wilayah

kerja Propinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorongtalo,

Page 4: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

4

Sulawesi Utara, dan Propinsi Sulawesi Barat. Dalam pelaksanaan kegiatannya

menggunakan kecanggihan tehnologi komputer.

Optimalnya pemanfaatan tehnologi komputer sebagai pendukung dalam

pengambilan keputusan dibutuhkan profesionalisme para birokrasi, serta dukungan

sistem komputerisasi atau teknologi komputer yang lebih canggih. Hal ini sejalan

dengan pendapat Rochaety (2005:73) bahwa:

Teknologi informasi saat ini telah menjadi perbincangan yang sangat menarik, mengingat teknologi informasi ini merupakan salah satu unsur penting yang dapat mendorong keunggulan bersaing sebuah organisasi, baik organisasi bisnis maupun organisasi sosial. Hal ini diyakini bahwa sebuah lembaga yang dapat menguasai teknologi informasi maka lembaga tersebut akan memenangkan persaingan.

Sutedjo (Rochaety, 2005:73) mengemukakan “pemanfaatan teknologi

informasi difokuskan untuk peningkatan produktivitas dan memperkecil biaya. Bagi

organisasi yang mulai menerapkan teknologi tersebut akan melakukan otomatisasi

kegiatan rutinnya, seperti pengambilan keputusan surat-menyurat, slide persentasi,

dan pembuatan neraca”.

Dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan komputer seorang

pimpinan membutuhkan informasi yang akurat. Ketika kita berbicara masalah

informasi, maka yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk

melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh organisasi. Pemanfaatan

data disini dapat berarti penunjangan pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap

prestasi organisasi, atau untuk pengambilan keputusan oleh organisasi yang

bersangkutan. Informasi yang baik, benar tepat, dan mutakhir sebagai pendukung

Page 5: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

5

keputusan, dapat menghasilkan keputusan yang baik. Oleh karena itu, sistem

informasi untuk mendukung pengambilan keputusan sangatlah penting.

Informasi yang lengkap merupakan hasil pengolahan data. Karena itu, data

yang diolah harus lengkap, terpercaya, dan mutakhir. Pengolahan informasi dikelolah

melalui sistem komputerisasi yang lebih dikenal dengan sistem data base. Data yang

telah diolah menjadi informasi harus selalu tersedia dan siap mendukung pimpinan

dalam melaksanakan tugas pokoknya. Untuk itu, informasi yang tersedia perlu

disusun dan disimpan secara sistematis agar mudah diketemukan kembali dengan

cepat bila diperlukan oleh pimpinan.

Sistem informasi bagi pimpinan, tekanannya pada sistemnya, bukan pada

manajemennya. Namun, agar sistem informasi itu berlangsung secara efektif dan

efisien maka perlu dikelolah dengan baik. Sistem informasi merupakan suatu

pemikiran yang terus menerus mencari data, kemudian pengelolaannya baik untuk

menghasilkan suatu informasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Sistem informasi merupakan jaringan informasi yang diperlukan dan

dibutuhkan oleh pimpinan dalam rangka mempermudah dan memperlancar tugas-

tugas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, terutama dalam pengambilan

keputusan. Untuk dapat membuat atau mengambil atau mengambil keputusan,

pimpinan harus didukung oleh informasi yang mutakhir.

Pendapat di atas menunjukkan betapa pentingnya sistem komputerisasi

diterapkan dewasa ini dalam pengambilan keputusan sebab pengambilan keputusan

berbasis komputerisasi dapat dilakukan secara cepat, tepat, efisien dan efektif bagi

Page 6: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

6

masyarakat. Akan tetapi kadang-kadang keberadaan teknologi informasi berupa

komputer kurang didukung oleh profesionalisme pegawai dalam pengoperasinnya.

Tetapi kenyataannya senantiasa terkendala dengan faktor sumber daya manusia,

seperti rendahnya penguasaan pengoperasian komputer, sehingga pada akhirnya tetap

mempengaruhi keputusan yang diambil.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pada balai

pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V Makassar sudah

menerapkan sistem ITC yang berbasis komputerisasi yang ditopang dengan sistem

on-line

Kenyataan inilah yang menjadi alasan bagi peneliti untuk mencoba

mengangkat permasalahan dengan judul“Penerapan Sistem Komputerisasi dalam

Proses Pengambilan Keputusan Pada Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal

dan Informal Regional V Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka

permasalahan pokok yang menjadi inti kajian penelitian ini adalah:

A. Bagaimanakahpenerapan sistem komputerisasi dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh kepala balai pengembangan pendidikan

nonformal dan informal regional V Makassar?

B. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat proses

pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem komputerisasi pada

Page 7: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

7

balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar?

Page 8: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengambilan Keputusan

Sebelum membicarakan arti pengambilan keputusan, terlebih dahulu perlu

diketahui arti pengambilan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002)

kata pengambilan berasal dari akar kata ambil yang berarti ”pegang lalu di bawah

atau diangkat”. Jadi, pengambil keputusan adalah orang yang mengambil keputusan.

Sedangkan pengambilan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan pengambil. Jadi

pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses, cara, atau perbuatan

mengambil keputusan.

Pada umumnya, para penulis sependapat bahwa kata keputusan (decision)

berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun, ia

hampir tidak merupakan pilihan benar dan salah, tetapi yang justru sering terjadi

adalah pilihan antara yang ”hampir benar” dan yang ”mungkin salah” Drucker

(Handayaningrat, 1996:51). Menurut Davis, Keputusan (Syamsu, 1989:3) adalah

”hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas”.

Sedangkan menurut Salusu (2000) mengatakan bahwa pengambilan keputusan

adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien

sesuai dengan situasi.

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak

dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Menurut Terry (dalam Syamsu,

8

Page 9: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

9

1989:5) pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan

masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan

satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

Menurut Atmosudirdjo (1970), bahwa struktur dan sistem dari kerangka

pengambilan keputusan tergantung pada;

1. Posisi orang yang berwenang, berwajib, dan atau bertanggung jawab

untuk mengambil keputusan;

2. Problem atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan;

3. Situasi tempat si pengambil keputusan dan problem itu ada;

4. Kondisi si pengambil keputusan, kekuatan dan kemampuannya untuk

mengahadapi problem tersebut;

5. Tujuan yang harus dicapai oleh pengambil keputusan tersebut.

Suyadi (2002:5) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah

bagaimana memberikan pedoman atau pegangan kepada orang-orang atau organisasi

dalam mengambil keputusan, sekaligus memperbaiki proses pengambilan keputusan

dalam kondisi tidak pasti.

B. Dasar Pengambilan Keputusan

Dasar pengambilan keputusan bermacam-macam, tergantung

permasalahannya. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata,

dapat pula suatu keputusan diambil berdasarkan rasio. Namun tidak mustahil banyak

Page 10: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

10

keputusan dalam lingkup publik maupun pada organisasi bisnis, diambil berdasarkan

wewenang yang dimiliki pengambil keputusan.

Menurut Terry (dalam Hanafie, 2007) mengemukakan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1. Intuisi: Keputusan yang diambil secara intuisi atau perasaan memiliki sifat

subyektif. Keputusan yang bersifat intuisi memiliki kelebihan,

yaitu: (a) yang memutuskan hanya seseorang, sehingga waktu yang

digunakan relatif lebih pendek, (b) Kalau pengambilan keputusan

memiliki olah rasa yang cukup tinggi, maka keputusan banyak yang tepat

dan memberikan kepuasan pada umumnya, (c) lebih tepat untuk

memutuskan masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.

2. Rasional: Pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional banyak

berkaitan dengan pertimbangan dari segi daya guna, sehingga keputusan

yang dihasilkan bersifat obyektif, logis, lebih transparan, dan konsisten

untuk memaksimalkan hasil atau nilai dalam batas tertentu, sehingga dapat

mendekati kebenaran.

3. Fakta: Keputusan ini berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi

yang cukup.

4. Pengalaman: Suatu pengalaman dapat dijadikan dasar dalam pengambilan

keputusan. Keputusan berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat sebagai

pengetahuan praktis dalam menyelesaikan masalah.

Page 11: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

11

5. Wewenang: Setiap orang yang menjadi pemimpin organisasi mempunyai

tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka

menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi secara efesien

dan efektif.

C. Tingkat-Tingkat Keputusan

Brincloe (dalam Salusu, 2000) menawarkan bahwa sebenarnya ada empat

tingkat keputusan sebagai berikut:

1. Keputusan otomatis (automatic decision). Keputusan ini dibuat sangat

sederhana. Meski ia sederhana, informasi ini sangat diperlukan. Hanya

informasi yang ada itu sekaligus melahirkan satu keputusan. Pada jenis ini

informasi diidentikkan dengan keputusan, artinya seseorang mengambil

keputusan sesaat setelah menerima informasi.

2. Keputusan berdasar informasi yang diharapkan (Expected information

decision). Tingkat informasi disini mulai kompleks, artinya informasi

yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan. Akan

tetapi keputusan tidak segera dibuat, karena informasi itu masih perlu

dipelajari. Setelah hasil studi diketahui, keputusan langsung diambil.

3. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (Factor weigthing decision).

Keputusan jenis ini lebih kompleks lagi. Lebih banyak informasi yang

diperlukan. Informasi-informasi harus dikumpulkan dan dianalisis. Setiap

faktor yang berperan dalam informasi dipertimbangkan dan

Page 12: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

12

diperhitungkan (dianalisis). Selain itu setiap faktor (unsur) dari informasi

dibandingkan kemudian dicari yang paling menguntungkan. Mungkin

memerlukan waktu yang relatif lama sebelum menjatuhkan putusan.

4. Keputusan berdasar ketidak pastian ganda (dual uncertainty decision).

Keputusan tingkat empat meruupakan tingkat keputusan yang paling

kompleks. Jumlah informasi yang diperlukan semakin bertambah banyak.

Selain itu dalam setiap informasi yang sudah ada atau informasi yang

masih akan diharapkan terdapat tidak kepastian. Semakin luas ruang

lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu keputusan, semakin banyak

informasi yang dibutuhkan dan semakin tinggi ketidak pastian itu.

Menurut Syamsi (1986) membedakan keputusan menurut tingkatanya

kedalam;

1. Keputusan otomatis. Pada dasarnya merupakan keputusan yang bersifat

biologis atau fisis. Lebih tegasnya lagi keputusan otomatis ini adalah

keputusan yang berdasar gerak refleks atau insting.

2. Keputusan memoris. Keputusan yang mendasarkan diri pada kemampuan

mengingat akan wewenang dan tugas yang diberikan kepada yang

bersangkutan. Dalam hal ini kemampuan pengingatan kembali (memori)

sangat dibutuhkan untuk kelancaran pengambilan keputusan.

3. Keputusan kognitif. Keputusan yang pembuatannya berdasarkan ilmu

pengetahuan, dan ini akan berhasil apabila pembuat keputusan itu

memperhatikan faktor lingkungan, pengetahuan dan pengalaman.

Page 13: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

13

D. Jenis Pengambilan Keputusan

Teknik pengambilan keputusan yang diperkenankan dalam berbagai literatur

cukup bervariasi tetapi pada umumnya dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis

yaitu:

1. Keputusan terprogram

Keputusan terprogram yaitu tindakan menjatuhkan pilihan yang berlangsung

berulang kali dan diambil secara rutin dalam organisasi.

a. Tradisional, adapun keputusan yang termasuk keputusan tradisional

adalah (1) kebiasaan, (2) pekerjaan rutin sehari-hari, prodsedur

operasional yang baku, (3) struktur organisasi: ada harapan bersama,

melalui perumusan sub-sub tujuan, dengan menggunakan informasi yang

terumus dengan jelas.

b. Modern, adapun yang termasuk keputusan modern adalah (1) riset

operasional; analisis matematik, model-model, simulasi komputer,

(2) proses data elektronik.

2. Keputusan tidak teprogram

Keputusan ini biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah

baru, yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak repetitif, tidak terstruktur, dan

sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya.

a. Tradisional, yang termasuk keputusan tradisional adalah (a) heuristic,

yaitu mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan sendiri intuisi,

Page 14: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

14

kreatifitas, (b) rule of thumbs, yaitu suatu prosedur praktis yang tidak

menjamin penyelesaian optimal, (c) dengan seleksi dan latihan bagi para

eksekutif.

b. Modern, yang termasuk keputusan modern adalah (a) menyelenggarakan

pelatihan bagi para pengambil keputusan, (b) dengan menciptakan

program komputer.

Menurut Syamsi (1986). Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

pembuatan keputusan kelompok, antara lain :

a. Teknik delphi, pada teknik ini, setelah pucuk pimpinan memberitahukan

adanya masalah yang perlu dipecahkan bersama, para pimpinan diminta

pendapat atau ide mereka, saran-saran dan pandangan secara tertulis

mengenai rencana keputusan yang akan diambilnya.

b. Teknik kelompok nominal, dalam pertemuan kelompok, masalah yang

dihadapi organisasinya disampaikan kepada mereka, untuk dimintakan

tanggapan dan sarannya tertulis.

E. Pendekatan terhadap Pengambilan Keputusan

Hingga saat ini berbagai model tentang pendekatan terhadap pengambilan

keputusan telah diperkenalkan oleh para ahli teori pengambilan keputusan. Dengan

tidak mengesampingkan model-model lain, berikut ini dikemukakan dua model.

Page 15: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

15

1. Model Brincloe

Menurut Brincloe (dalam Salusu, 2000) seorang eksekutif dapat membuat

keputusan dengan menggunakan satu atau beberapa pendekatan sebagai berikut ;

a. Fakta seorang eksekutif yang selalu bekerja secara sistematis akan

mengumpulkan semua fakta mengenai satu masalah dan hasilnya ialah

kemungkinan keputusan akan lahir dengan sendirinya. Artinya, fakta

itulah yang akan memberi petunjuk keputusan apa yang akan diambil.

b. Pengalaman. Pengalaman adalah sosok guru yang baik. Seorang eksekutif

dapat memutuskan boleh tidaknya sesuatu dilaksanakan berdasarkan

pengalamannya.

c. Intuisi. Tidak jarang eksekutif menggunakan intuisinya dalam mengambil

keputusan dan tidak jarang keputusan-keputusan itu dikritik sebagai

immoral.

d. Logika. Pengambilan keputusan yang berdasar logika adalah suatu ”studi

yang rasional” terhadap semua unsur pada setiap sisi dalam proses

pengambilan keputusan.

e. Analisis sistem. Kecanggihan dari komputer telah merangsang banyak

orang untuk berkesimpulan bahwa pengambilan keputusan kuantitatif

lebih superior terhadap penilaian dan pemikiran manusia.

Page 16: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

16

2. Model Mc Grew

Mc Grew (dalam siagian, 1985) hanya melihat adanya tiga pendekatan

sebagai berikut:

a. Pendekatan proses pengambilan keputusan rasional memberi perhatian

utama pada hubungan antara keputusan dengan tujuan dan sasaran dari

pengambilan keputusan.

b. Model proses organisational menangani masalah yang jelas tanpa

perbedaannya antara pengambil keputusan individu dan organisasi.

c. Model tawar-menawar politik melihat kedua pendekatan itu mengatakan

bahwa pengambilan keputusan kolektif sesungguhnya dilaksanakan

dengan tawar-menawar.

F. Metode Pengambilan Keputusan

Handayaningrat (1996) lebih cenderung menganalisis pengambilan keputusan

dari sudut metode sebagai berikut:

1. Metode rasional yang disebut juga model rasional. Ini adalah

metode klasik yang secara inflisit mencakup model biokratik dari

pengambilan keputusan.

2. Metode tawar menawar inkremental (incremental-bargaining) yang

justru dipandang sebagai model paling mendasar dalam aktivitas politik,

yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi.

Page 17: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

17

3. Metode agregatif (agregative methods) sering kali metode ini

dimanfaatkan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam

merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik.

4. Metode keranjang sampah (the gerbage can) atau nondecision-

making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (Salusu, 2000).

Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam pengambilan

keputusan, pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambil

keputusan, dan pada masalah-masalah yang timbul pada saat itu.

G. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan

1. Identifikasi dan definisi hakikat masalah

Dalam menghadapi dan memecahkan masalah, seorang pemimpin memiliki

dan menggunakan rasionalitas tertentu untuk bertindak. Rasionalitas tersebut lalu

diwujudkan dalam serangkaian langkah yang logis, yang dimulai dari kesadaran

tentang adanya situasi problematik dengan definisinya yang jelas hingga diambilnya

langkah implementasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Kemampuan mengenai hakekat masalah yang dihadapi pada gilirannya akan

mempermudah pemecahannya. Masalah hendaknya dirumuskan dengan jelas, yakni

dengan merumuskannya secara spesifik. Hendaknya masalah :

a. Jangan terlampau luas

b. Jangan terlampau sempit

c. Jangan terlampau mengandung emosi dan keinginan.

Page 18: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

18

Dengan identifikasi dan definisi yang jelas tentang hakikat situasi masalah

yang dihadapi, seorang pengambil keputusan akan dapat menggunakan berbagai teori

ilmiah dengan berbagai ragam paradigma, model, metode dan teknik-teknik tertentu

digabung dengan kreatifitas, inovasi , intuisi, perasaan dan hasil pemikiran bersifat

subyektif lainnya sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat.

2. Pengumpulan dan pengolahan informasi

Informasi yang mempunyai nilai tinggi sebagai alat bantu dalam pemecahan

masalah ialah bahwa informasi yang dinilai dapat dipercaya, artinya tidak terjadi

manipulasi sehingga seolah-olah informasi itu mempunyai nilai intrinsik yang lebih

tinggi dari yang sebenarnya. Informasi yang tidak lengkap sudah barang tentu

mempunyai nilai yang rendah. Akan tetapi sebaliknya dalam kehidupan organisasi

memang sukar untuk memiliki informasi yang selengkap mungkin tanpa tenaga,

biaya , dan waktu untuk mengumpulkan dan menganalisisnya. Karena itu setiap

pemimpin yang menghadapi satu situasi problematis harus memberikan interpretasi

yang tepat tentang apa yang dimaksud dengan informasi yang lengkap itu.

3. Pencarian dan penemuan berbagai alternatif

Salah satu pertanyaan menarik dalam usaha pemecahan masalah, yang hingga

kini belum terdapat kesepakatan tentang jawabnya, ialah apakah dalam pemecahan

masalah atau pengambilan keputusan selalu ada alternatif atau tidak. Artinya dalam

memecahkan masalah hanya tersedia satu jalan apakah pemilihan satu-satunya jalan

itu merupakan keputusan atau tidak. Bahkan dapat dikatakan secara aksiomatis, tidak

Page 19: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

19

ada satu masalah pun betapapun sederhananya, yang dapat dipecahkan secara tuntas

dengan hanya menggunakan satu jalan. Usaha untuk mencari dan menemukan

berbagai alternatif lebih penting lagi apabila diiingat bahwa faktor-faktor penyebab

timbulnya masalah selalu bersifat khas yang mengakibatkan hakikat masalah tersebut

menjadi khas pula.

4. Pengkajian berbagai alternatif

Pemecahan masalah pada hakikatnya harus diarahkan untuk menghilangkan

kesenjangan yang timbul antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Jika

telah disadari bahwa ada situasi problematik yang dihadapi, usaha mencari jalan

keluar adalah langkah berikutnya. Langkah ini mencakup berbagai kegiatan seperti

merumuskan suatu strategi pencarian sehingga tersedia informasi yang memenuhi

berbagai persyaratan, termasuk kesediaan untuk menerima informasi baru meskipun

informasi tersebut berbeda, atau bahkan mungkin bertentangan dengan informasi

yang telah dimiliki sebelumnya. Menumbuhkan berbagai alternatif yang mungkin

ditempuh sehingga mendatangkan keputusan yang paling tepat dengan

memperhitungkan berbagai faktor, baik yang sifatnya internal bagi organisasi

maupun faktor-faktor yang berada diluar organisasi yang bersangkutan yang sifatnya

mungkin mendorong kelancaran usaha pemecahan masalah atau mungkin pula justru

akan menjadi kendala.

5. Penentuan Pilihan atau alternatif terbaik

Kriteria utama dalam penentuan kriteria itu adalah :

Page 20: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

20

a. Mendatangkan manfaat yang paling besar bagi organisasi

b. Mengakibatkan kerugian yang paling kecil bagi organisasi

c. Menimbulkan masalah baru yang paling sedikit

d. Telah dikaji dengan menggunakan metode dan teknik ilmiah

e. Telah memperhitungkan faktor subyektifitas yang memang tidak

mungkin dihilangkan seluruhnya.

Setiap pemimpin yang bertanggung jawab memecahkan masalah perlu

menyadari pula, bahwa meskipun kelima kriteria diatas telah diusahakan agar

terpenuhi, tetapi tidak ada jaminan bahwa alternatif terpilih memang merupakan

alaternatif terbaik. Karena itu seorang pemimpin harus berani mengambil resiko

bahwa pilihannya bukanlah merupakan pilihan yang paling tepat meskipun pada

waktu pilihan dijatuhkan pada satu alternatif tertentu, pilihan itu tampaknya

merupakan keputusan yang terbaik.

6. Pelaksanaan keputusan

Tepat tidaknya pilihan yang dilakukan hanya akan diuji dalam pelaksanaanya.

Apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan, baik dalam arti mendatangkan

manfaat yang paling optimal atau juga ternyata pilihan itu tidak tepat, hal itu

bukkanlah merupakan keadaan yang perlu disesali. Yang penting bersangkutan mau

menarik pelajaran dari padanya agar kemampuan memilih semakin meningkat di

masa depan.

Page 21: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

21

7. Penilaian

Penilaian biasanya didefenisikan sebagai usaha yang rasional untuk

membandingkan hasil yang diharapkan dicapai berdasarkan standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya dalam rencana dengan hasil yang nyatanya dicapai

sebagai akibat dari tindakan-tindakan operasional yang telah dilakukan. Pentingnya

penilaian dilakukan terlihat dari kenyataan, bahwa semua kegiatan administrasi dan

manajemen bersifat proses, yang antara lain berarti bahwa tingkat efektifitas dan

produktivitas yang lebih tinggi hanya mungkin dicapai setelah melalui berbagai tahap

dan kurun waktu tertentu. Manfaat yang dapat dipetik dari penilaian yang rasional.

8. Proses pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan dapat diartikan secara terminology adalah

serangkain tindakan, perbuatan, aktifitas yang dilakukan oleh pengambil keputusan

dengan menghasilkan keputusan. Sedangkan pengambil keputusan adalah manajemen

stratejik puncak pada suatu organisasi.

Dalam proses pengambilan keputusan perlu suatu analisis untuk memilih

alternatif yang terbaik yang dapat menguntungkan organisasi atau pengambil

keputusan serta dapat diimplementasikan.

Berbagai tipe dan bentuk pengambilan keputusan, bentuk dan tipe banyak

dipengaruhi karakter dari pengambil keputusan itu. Seorang pengambil keputusan

yang teliti, akan memerlukan banyak informasi dan pertimbangan dalam proses itu

hanya saja kadang-kadang keputusan sangat lamban dihasilkan, sehingga bisa timbul

Page 22: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

22

anggapan bahwa yang bersangkutan takut mengambil keputusan. Namun terdapat

pula seorang pengambil keputusan yang cenderung ingin cepat, sehingga terkesan

kurang hati-hati dan kurang cermat dalam proses pengambilan keputusan (Salusu,

2000) memperkenalkan tiga macam tipe proses pengambilan keputusan yaitu;

a. Sporadic proces, karakteristik dari proses ini adalah banyak penundaaan,

banyak ketidak teraturan, informasi yang sangat bervariasi, akibat

diperlukan waktu yang cukup lama baru tiba pada keputusan.

b. Fluid proces (proses lancar). Proses ini kebalikan dari proses sporadic,

sungguhpun banyak juga negosiasi dilakukan, semua diskusi dijalankan

melalui saluran formal. Informasi yang masuk kebanyakan dari para ahli.

Prosesnya berjalan lancar, sehingga ada keputusan yang hanya memerlukan

waktu singkat.

c. Constricted process (proses terbatas) Proses ketiga ini sangat berbeda

dengan proses lancar, tetapi lebih dekat pada proses sporadis. Sumber

informasi cukup banyak, sangat bervariasi, tetapi kurang usaha untuk

mencari dan mengejar informasi.

Proses pengambilan keputusan memerlukan langkah-langkah yang tepat. Para

pakar mengemukakan pandangan tentang langkah-langkah pengambilan keputusan

terutama keputusan. Supranto (1998) mengemukakan langkah dalam proses

pengambilan keputusan, yaitu :

a. Rumuskan / difinisikan persoalan keputusan;

b. Kumpulkan informasi yang relevan;

Page 23: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

23

c. Cari alternatif tindakan;

d. Analisis alternatif yang fleksibel;

e. Memilih alternatif terbaik.

Secara khusus, Salusu (2000) mengemukakan, bahwa sekurang-kurangnya

diperlukan delapan langkah untuk dapat membuat keputusan stratejik, yaitu :

a. Identifikasi stakeholder;

b. Peninjauan kembali terhadap tujuan dan sasaran;

c. Spesifikasi kendala-kendala organisasi;

d. Peninjauan kembali pilihan-pilihan stratejik yang sementara dianut;

e. Menggarap pilihan strategi tambahan;

f. Memisahkan pilihan stratejik yang bernilai untuk dipertimbangkan;

g. Evaluasi pilihan stratejik;

h. Memilih seperangkat pilihan stratejik.

H. Pengertian Sistem Komputerisasi

Sistem merupakan salah satu unsur konsep yang digunakan dan dikaji dalam

penelitian ini. Secara garis besarnya pengertian sistem telah banyak dikemukakan

oleh para ahli.

Sutarto (1993:74) mengemukakan “sistem adalah keterpaduan berbagai faktor

yang saling berhubungan dan saling tergantung terkait oleh asas-asas tertentu dalam

rangka pencapaian tujuan”. Sementara Winardi (1990:174) mengemukakan bahwa

“sistem merupakan elemen yang terkait satu sama lain yang membantu mencapai

Page 24: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

24

suatu tujuan atau melaksanakan suatu fungsi, apabila sebuah elemen dipengaruhi

maka elemen-elemen yang lain dipengaruhi pula”.

Pendapat di atas, menekankan sistem sebagai totalitas dari sub-sub sistem

yang dibagi lagi ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, di mana bagian-

bagian tersebut saling berhubungan atau terkait. Moekijat (1996:4) mengemukakan:

Sistem adalah keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variabel yang berinteraksi. Suatu sistem pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi.

Pendapat tentang sistem di atas, menekankan pada suatu susunan yang teratur

dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dan prosedur yang saling berhubungan

dalam pelaksanaan tugas terutama dalam organisasi guna mencapai tujuan. Hal ini

senada dengan pendapat Komaruddin (1994) bahwa sistem adalah:

1. Metode atau aturan yang teratur

2. Metode atau skema (rancangan) yang membimbing dan

mengatur, metode, prosedur, atau klasifikasi.

3. Seperangkat doktrin atau prinsip yang terorganisasi, biasanya

dirancang untuk menjelaskan susunan atau fungsi dari keseluruhan.

4. Kelompok obyek atau satuan yang bergabung untuk membentuk

suatu keseluruhan bekerja atau berfungsi atau bergerak saling tergantung

dan harmonis.

Page 25: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

25

5. Suatu jaringan kerja yang terdiri atas prosedur-prosedur yang

berhubungan satu sama lain yang bergabung bersama-sama untuk

membentuk suatu kegiatan atau untuk mencapai sasaran spesifik.

6. Suatu keseluruhan yang terdiri atas sejumlah variabel yang

berinteraksi.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka pada hakikatnya sistem

merupakan susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan

prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan

kegiatan utama dari suatu organisasi. Suatu sistem sangat berkaitan dengan prosedur,

di mana prosedur adalah rangkaian yang tepat yang terdiri dari instruksi-instruksi,

langkah-langkah yang menjelaskan apa, siapa, kapan, dan bagaimana melaksanakan

sesuatu. Jadi prosedur menyatakan bagaimana suatu komponen yang terkait dalam

suatu sistem dapat dibuat menjadi satu kesatuan yang menyeluruh untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Dengan demikian, sistem pada hakikatnya mengandung

berbagai ciri-ciri yaitu:

1. Sistem merupakan suatu kebulatan yang utuh (totalitas) dari sub-

sub sistem.

2. Sub-sub sistem berupa seperangkat unsur-unsur seperti kegiatan-

kegiatan, prosedur-prosedur, dan lain-lain.

3. Sub-sub sistem dalam suatu sistem saling berkaitan, berinteraksi,

berhubungan, saling mempengaruhi dan melengkapi.

Page 26: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

26

4. Sistem terdiri dari sub-sub sistem dan setiap sub-sub sistem

terdiri lagi atas sub-sub sistem yang lebih kecil dan demikian seterusnya.

5. Sistem terdiri dari sub-sub sistem secara bersama-sama

melakukan peranan dan fungsi tertentu dan memudahkan pekerjaan guna

mencapai tujuan tertentu pula.

Jika sistem dikaitkan dengan komputerisasi, maka hal tersebut berkaitan

dengan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai unsur atau komponen dalam

menunjang kegiatan dengan menggunakan komputer sebagai alat atau media dalam

pelaksanaan tugas.

Suryatmo (2000:3) mengemukakan “komputer adalah alat elektronic yang

dapat mengolah data dengan perantaraan program dan memberikan hasil pengolahan.

Dengan kata lain, komputer adalah alat pengolah data, bukan mesin hitung”. Hal ini

berarti komputer merupakan perangkat elektronik digunakan sebagai tempat

penyimpanan data, pengolahan data, dan penyajian data dengan berdasar pada

instruksi-instruksi yang diberikan oleh operator komputer.

Nugroho (2003) mengemukakan berbagai perangkat yang dimiliki komputer,

yaitu:

1. Perangkat keras yang lebih dikenal dengan istilah hardware

adalah perangkat fisik yang menyusun sebuah komputer dan ikut

memungkinkan komputer bekerja. Disebut dengan istilah keras, karena

sifatnya yang berupa peralatan fisik, dapat disentuh/ dipegang dan terlihat.

Page 27: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

27

2. Perangkat lunak, lebih dikenal dengan istilah software, adalah

perangkat intelektual yang tidak turut menyusun sebuah komputer secara

fisik, namun penting artinya untuk memerintahkan komputer bekerja

sesuai dengan keinginan. Disebut istilah lunak karena sifatnya yang tidak

berupa peralatan fisik, tidak terlihat, namun dapat dirasakan hasilnya,

misalnya perangkat lunak yang memerintahkan komputer untuk dapat

mengetik, menghitung angka, membuat data, berkomunikasi, dan

memainkan lagu.

Sedangkan menurut Pardoski (1996) mengemukakan bahwa komputer

merupakan electronik komputer yang lazim disebut juga mesin pengolah data secara

electronik (Elektronic Data Processing Unit) adalah suatu alat electro magnetik untuk

menyampaikan dan mengelolah data.

Berdasarkan pengertian di atas, maka sistem komputerisasi dapat diartikan

sebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian tujuan tertentu dengan

menggunakan alat bantu atau media berupa perangkat komputer sebagai salah satu

bagian yang tak terpisahkan dalam suatu organisasi. Sistem komputerisasi dilakukan

dengan mempertimbangkan keberadaan komputer sebagai alat dalam membantu

pelaksanaan pekerjaan, ketersediaan sumber daya manusia sebagai operator

komputer, dan berbagai faktor lainnya yang mendukung penggunaan komputer

sebagai penunjang pelaksanaan tugas administrasi.

Page 28: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

28

I. Sistem Informasi Berbasis Komputer

Seorang manager harus mampu mengatur pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya secara terarah untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan

suatu organisasi pada hakikatnya ditentukan oleh penggabungan yang tepat antara

kepemimpinan yang efektif dan pelaksanaan kegiatan yang operational selain itu,

juga ditentukan oleh sistem informasinya khususnya sistem informasi yang berbasis

komputer.

Menurut Scott (1999:167) Sistem informasi berbasis computer

mengemukakan bahwa Sistem informasi komputer yang lebih dari sekedar informasi

yang disiapkan komputer. Seorang manager adalah bagian dari sistem informasi,

terutama yang sumbernya selain dari komputer.

Sedangkan Simon (1990:22) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan

berbasis computer adalah menggunakan computer untuk menyelesaikan, secara lebih

cepat, lebih murah, tugas-tugas yang dulunya dilaksanakan dengan mesin hitung dan

mesin tik sekaran bias dilakukan dengan sistem computer.

1. Unit Pemroses Pusat (Central Processing

Unit, CPU)

Unit pemproses pusat (central processing unit, cpu) adalah jantung system

komputer. Cpu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

a) Memori utama

b) Bagian kendali

c) Unit logika aritmetika

Page 29: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

29

Cpu tersusun atas rangkaian elektronik, termasuk didalamnya adalah pencatat

atau register yang digunakan untuk menyimpan data dan instruksi dalam komputer

sama seperti cara yang digunakan pencatat dalam kalkulator.

Tujuan utama fungsi ALU adalah melaksanakan segala perhitungan dan

pembandingan logis dari seluruh sistem komputer. Ia menghitung dan melakukan

pembandingan logis atas data yang ada dalam pencatat. Walau ALU dapat

memproses hanya satu instruksi untuk membuat satu perhitungan atau pembandingan,

namun kecepatannya untuk mengikuti suatu instruksi diukur dalam mikro detik atau

bahkan nano detik.

Bagian pengendalian dari CPU memiliki beberapa fungsi. Ia berisi sebuah

master-clock yang secara tepat mengalokasi dan menjaga lintasan waktu dari setiap

kegiatan CPU. Bagian pengendalian akan menerima dan menguraikan perintah dari

program, menafsirkannya, dan kemudian meletakkan bagian kegiatan operator

didalam catatan ALU. Ia juga mengarahkan lalu lintas data dalam CPU. Misalnya ia

mengendalikan gerakan data kedalam ALU untuk diproses.

2. Program sistem

Perangkat keras komputer harus dikelolah oleh software komputer yang

dikenal dengan nama program sistem. Sebuah program sistem juga dapat

mengalokasikan sumber daya sistem komputer masing-masing pekerjaan dan

penggunaannya. Misalnya, mereka memerintahkan lokasi penyimpanan sekunder

kesuatu program. Tanpa program sistem, maka perangkat keras tidak akan dapat

Page 30: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

30

berfungsi. Yang terpenting dari serangkaian program sistem, dan memang merupakan

elemen terpenting dari seluruh sistem komputer, adalah sistem pengoperasi. Tujuan

utama dari serangkaian program ini adalah untuk mengelolah pekerjaan-sistem

pengoprasi yang akan memulai, menjadwalkan, memantau, dan mengendalikan

berbagai pekerjaan di dalam sistem komputer. Sebagai bagian dari tugas ini, sistem

pengoperasi akan mengalokasikan sumber daya sistem komputer. Misalnya, ia

menempatkan pekerjaan (program dan data) di penyimpanan data utama, menentukan

piranti input-output yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan, dan

mengelola faile data di dalam memori skunder.

3. File data dan sistem record

a. File computer versus manual

Terpadu dengan pemahaman sistem komputer adalah konsep tentang file data

dan bagaimana caranya data disimpan dalam sistem komputer. Bagian ini

memberikan konsepsi dasar tentang kedua topik tersebut, yang akan membantu

menguak “mistik” dibalik sistem komputer.

b. Penyajian data internal

Walau untuk sebagaian besar inti tidak lagi digunakan dalam sistem komputer

baru, namun karakteristiknya akan membantu menjelaskan bagaimana cara data

disimpan secara internal didalam cpu komputer dan file data. Didalam inti

Page 31: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

31

penyimpanan, serangkaian kawat yang melintas akan membentuk kisi, sebagaimana

yang terlihat.

1) Memori utama. Seluruh industri mendasarkan

dirinya pada perancangan dan pembuatan chips untuk penyimpanan data

dan logika. Walau tekhnologi chips sangat rumit, namun esensi dari

pengembangan chips sangat mudah dipahami. Logika chips atau struktur

memori pertama kali dikembangkan oleh seorang perancang pada media

berskala besar, misalnya kertas, diatas meja gambar. Kemudian lewat

proses fotografis rancangan tersebut di kecilkan skalanya, biasanya hanya

sebesar ½ inchi persegi. Kemudian dilakukan proses kimia untuk megetsa

wafer silicon yang dilapisi semikonduktor maghnetik oksida didalam suatu

proses produksi yang mampu menghasilkan ratusan bahkan ribuan chips

dalam satu proses batch. Chips yang telah sempurna mamungkinkan

gerakan cepat didalam lintasan rangkaian, atau penyimpanan data didalam

chips.

2) Memori sekunder. Memori sekunder lebih murah

dibanding memori primer, dan memori sekunder mudah diakses, dibaca

serta diperbaharui lebih cepat dibanding memori utama. Kedalam

tekhnologi memori sekunder termasuk penyimpanan data dalam bentuk

konseptual, teknologi memori sekunder bekerja serupa dengan

penyimpanan data suara diatas pita kaset.

Page 32: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

32

3) Reel tape magnetic. Reel tape Magnetik biasa

digunakan sebagai media memori sekunder khususnya pada sistem

komputer skala menengah dan besar. Sistem memori sekunder untuk

komputer mikro biasanya berupa kaset, dan biasa dilengkapi dengan tape

recorder yang kemudian disambungkan kepada komputer mikro yang

berperan untuk pemindahan data.

4) Hard Disk. Hard disk yang berisi dua susunan

piringan, yang masing-masing susunan berisi beberapa piringan seperti

piringan hitam. Teknologi hard disk telah berumur dua dekade dan terus-

menerus disempurnakan. Sehingga kepadatan data diatas piringan semakin

besar, pengambilan data semakin cepat dan biaya per unit data lebih rendah

dibanding sebelumnya.

5) Memori gelembung. Memori gelembung terdiri atas

wafer tipis yang disisipi gelembung paduan logam dan dapat dialiri arus

listrik. Apabila arus listrik lewat, maka terbukalah gelembung. Biasanya

lewat rangkaian didekat wafer gelembung, dan polarisasi pada gelembung

paduan logam ini dapat dibalikkan sehingga dapat terjadi gerakan bit lewat

sistem gelembung dan kemudian menyimpan data atau mengambilnya dari

memori gelembung.

6) Floppy disk.Floppy disk adalah media penyimpanan

data yang paling banyak digunakan pada computer mikro dan murah

harganya. Floppy disk dapat diakses langsung, namun waktu

Page 33: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

33

pengaksesannya tidak secepat hard disk. Setiap disk-drive hanya dapat diisi

sbuah floppy disk dan dapat diganti dengan disket lain lewat pergantian

selama beberapa detik.

4. Sistem informasi komputer

Seluruh masukan pada sebuah sistem komputer masuk kedalam memori

utama melalui saluran pemasukan data yang dikenal dengan nama port. Pada sistem

komputer yang berskala besar, masing-masing port komputer disambungkan dengan

kabel pengalir data berkecepatan tinggi menuju piranti saluran, yakni perangkat keras

yang mengatur lalu-lintas data yang menuju ataupun yang berasal dari port. Sebuah

piranti saluran akan menerima data dari piranti saluran, kemudian menumpuknya

didalam memori penyangga yakni memori barkapasitas kecil dan hanya sesaat, dan

kemudian mengalirkan data menuju memori utama dengan kecepatan tinggi

sebagaimana yang diarahkan oleh sistem operasi. Sebaliknya, sistem operasi akan

mengarahkan arus data dari memori utama menuju sebuah piranti utama menuju

sebuah piranti saluran, dan kemudian mendistribusikan data ini menuju piranti output.

Ada dua jenis piranti saluran. Yang pertama adalah piringan atau saluran pita

berkecepatan tinggi yang dirancang khusus untuk menerima data dari piranti input

berkecepatan tinggi dan data ini menuju memori utama. Sedang yang lainnya adalah

saluran multiplexor berkecepatan rendah, yang akan menerima data dari piranti yang

berkecepatan rendah, kemudian menggabungkan sehingga membentuk lapisan data

Page 34: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

34

sehingga mengunakan kapasitas penuh dari port input berkapasitas tinggi, dan

kemudian mengarahkan data menuju memori utama.

Kaitan hubungan antara CPU, piranti saluran, dan piranti I/O menggambarkan

prinsip utama dari operasi sebuah sistem komputer, yaitu mendelegasikan tugas

pengendalian didalam sebuah sistem komputer. Sistem operasi akan menggerakkan

arus data masuk dari piranti saluran dan arus data keluar dari memori utama menuju

piranti saluran. Kemudian sistem informasi akan mendelegasikan pemantauan arus

lini kepada piranti arus saluran. Apabila saluran sistem informasi memantau arus itu

sendiri, maka ALU dapat dipenuhi dengan pengendalian piranti saluran selama

seluruh periode pengaktifan piranti saluran, dan mungkin tidak akan dapat melakukan

pemrosesan yang lainnya. Oleh sebab itu, apabila sistem operasi memiliki data untuk

dilewatkan melalui piranti saluran, maka ia akan mengirimkan perintah kepada piranti

tersebut sekaligus mengaktifkannya untuk memberi tahu sistem operasi kepada saat

tugas selesai dilaksanakan. Selanjutnya sistem operasi dan ALU akan melaksanakan

tugas lainnya, seperti memproses transaksi internal, sampai CPU disela sinyal dari

piranti saluran yang menunjukkan bahwa tugas telah dilaksanakan dengan baik.

Sistem operasi memang mengenali pesan ini dan mungkin selanjutnya

memerintahkan tugas lain kepada piranti saluran.

5. Pengumpulan data dan sistem input-output

Yang dimaksud dengan sampah disini adalah data yang menyesatkan, tidak

wajar, tidak relevan, dan keliru yang apabila di inputkan kedalam sistem komputer

Page 35: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

35

maka input yang dihasilkannya juga menyesatkan, tidak wajar, tidak relevan dan

keliru juga. Dalam kenyataanya, kemungkinan terbesar bagi terjadinya galat dalam

sistem komputer adalah ada pengimputan data disebabkan oleh kegiatan pengimputan

yang mengkonfersikan data kedalam bentuk yang dapat dibaca mesin yang sampai

batas tertentu adalah pengoperasian yang manual. Pada organisasi yang besar,

transaksi harus diolah melewati beberapa langkah sebelum masuk kedalam komputer

sebagai input, sehingga semakin memungkinkan terjadinya galat.

J. Penerapan Sistem Komputerisasi dalam Pengambilan Keputusan

Keberadaan komputer dewasa ini telah digunakan dalam berbagai bidang

kehidupan. Melalui penerapan sistem komputerisasi, maka memungkinkan data tetap

tersimpan di dalam file yang dapat digunakan secara luas sehingga setiap orang baik

secara perorangan maupun secara kelompok (organisasi/instansi) semakin menyadari

pentingnya penerapan sistem komputerisasi dalam pelaksanaan tugas administrasi

perkantoran. Seperti dalam pengambilan keputusan yang berbasis komputerisasi.

Scott (1995) mengemukakan alasan penerapan sistem komputerisasi dalam

suatu organisasi yaitu:

1. Kemampuan komputer untuk memperoleh

informasi yang ekstensif tentang kehidupan pribadi dan kemudian

menggunakannya untuk komputer melaksanakan perintah dengan amat

cepat, yakni melaksanakan perhitungan dan pembandingan logis.

Page 36: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

36

2. Komputer sangat tepat dalam mengolah data,

bahkan komputer jarang membuat kekeliruan elektronis sehingga hampur

seluruh kekeliruan yang terjadi dalam pengolahan data karena disebabkan

oleh program yang disusun oleh manusia atau data yang dimasukkan oleh

manusia.

3. Komputer sangat dapat diandalkan, karena hampir

semuanya bersifat elektronis, dan tidak ada lagi bagian suku cadang yang

bergerak, sehingga jarang mengalami kekeliruan.

Gabungan sifat sekaligus alasan penerapan sistem komputerisasi dalam suatu

organisasi di atas menyebabkan meningkatkan kebutuhan dan penggunaan komputer

dalam organisasi. kecepatan, kecermatan, dan kehandalan komputer melaksanakan

sebagian besar kegiatan administrasi, dan bukan sekadar mengolah data. Komputer

juga mempengaruhi cara pimpinan dalam mengelola, dan cara organisasi

melaksanakan kegiatan, serta penataan fungsional dalam organiasi yakni siapa

melapor kepada siapa, dan siapa melaksanakan apa.

Melalui penerapan sistem komputerisasi, maka pengambilan keputusan akan

semakin cepat, tepat, akurat, bahkan dapat lebih ekonomis dengan perhitungan waktu

dalam pengerjaan administrasi. Dengan sistem komputerisasi, maka operator dapat

menyimpan data sesuai kebutuhan, mengolah data, sekaligus dapat menyajikan data

menjadi suatu informasi yang akurat dalam mengambil keputusan.

Kecermatan komputer juga sangat tergantung dari cara kerja dan mutu

komputer yang bersangkutan. Di satu pihak komputer mempunyai kemampuan yang

Page 37: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

37

menakjubkan. Tetapi bagaimanapun pandainya komputer ada hal yang tidak dapat

dijangkau oleh komputer karena masalah organisasi bukan sekedar masalah masalah

pemikiran, namun juga masalah perasaan. Inilah tidak dapat dilakukan oleh

komputer, sehingga bantuan konsultan tetap tidak diabaikan. Komputer hanya dapat

menyajikan alternatif-alternatif hasil analisis. Hasil analisis komputer hanya dapat

dijadikan bahan pertimbangan. Pimpinan tetap dominan dalam mengambil keputusan

terakhir, begitu juga staf ahli tetap berperanan juga. Namun dibalik kelebihan-

kelebihan komputer pun ada kekurangannya. Komputer diciptakan oleh manusia

sebagai alat yang netral sifatnya.

Menurut Ibnu Syamsi (2000) kelemahan dari komputer adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan untuk maksud kejahatan

(disamping dapat juga untuk tujuan yang baik tentu saja)

2. Apabila diketahui rahasia kerjanya, maka

komputer dapat doperdaya mengingat ia dapat berpikir rasional seperti

manusia. Sekali namanya alat maka akibatnya dapat diperalat.

3. Komputer tidak dapat mengambil

keputusan sendiri, tetapi hanya mampu menyajikan data atau informasi

bagi seseorang untuk mengambil keputusan.

4. Komputer hanya dapat mengolah data

yang dapat diangkakan (kuantitatif). Untuk data kualitatif tidak dapat

dilakukan dengan komputer.

Page 38: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

38

5. Komputer barulah dapat digunakan

dengan efesien apabila data kuantitatifnya jumlahnya cukup banyak, dan

kompleks. Apabila jumlahnya hanya sedikit dan perhitungannya

sederhana, penggunaan komputer merupakan pemborosan.

Perbandingan segi positif dan negatifnya, maka penggunaan komputer perlu

dilakukan secara intensif. Memang diakui bahwa komputer telah banyak sekali

membantu manusia, baik dalam menjalankan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

maupun dalam kegiatan pengendalian. Karena begitu praktisnya dalam menggunakan

(meskipun harus ditangani oleh tenaga ahli). Demikian halnya dengan penerapan

sistem komputerisasi dalam pengambilan keputusan, maka sudah seharusnya dapat

dilaksanakan sesuai dengan prosedur, efektif, dan efisien sehingga dapat memuaskan

semua pihak yang berkaitan dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

K. Kerangka Pikir

Di dalam organisasi, banyak keputusan yang tidak berulang (non-recorning/

non-repetitive decisions) yang harus dibuat oleh para manajer atau pembuat

keputusan. Keputusan-keputussan itu biasanya bersifat sangat stratejik dan

menghadapkan para manajer pada situasi-situasi unik yang belum pernah terjadi

sebelumnya.

Untuk mengambil keputusan yang tepat, manajer membutuhkan informasi

yang akurat, lengkap sesuai dengan kebutuhan, dapat dipercaya, dan up to-date.

Page 39: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

39

Untuk keperluan tersebut, dibutuhkan model pengolahan data yang sesuai atau cocok

dengan keputusan.

Seorang pimpinan sangat membutuhkan pengelolaan data yang data yang

baik, data yang telah disusun sedemikian rupa sehingga bermakna dan bermanfaat

karena dapat dikomunikasikan kepada seseorang yang akan menggunakan untuk

membuat keputusan atau mengambil keputusan

Proses pengambilan keputusan tratejik berbasis komputerisasi merupakan

pengolahan data dengan cara menggunaan sistem data base. Data yang telah

tersimpan itu kemudian menghasilkan informasi, dari informasi inilah seorang

pimpinan dapat menjadikan acuan dalam mengambil keputusan stratejik

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema kerangka pikir di bawah ini.

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL

REGIONAL V MAKASSAR

IDENTIFIKASI MASALAH

PILIHAN-PILIHAN ALTENATIF KEPUTUSAN

PENYUSUNAN ALTERNATIF KEPUTUSAN

KEPUTUSAN

INFORMASI INPUT DATA MENGOLAH DATA

Page 40: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

40

Gambar1. Skema kerangka pikir

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian adalah untuk menjawab rumusan masalah

seperti yang telah dirumuskan di atas, yang selengkapnya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui alur proses penerapan sistem komputerisasi

dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukugn dan menghambat

proses pengambilan keputusan dengan menggunakan sistem komputerisasi

B. Manfaat Penelitian

Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah serta tujuan

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

Page 41: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

41

1. Pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi peneliti lainnya

pada substansi yang sama pada lokasi yang sama atau pada lokus yang

berbeda.

2. Memberikan gambaran tentang proses pengambilan keputusan

dengan menggunakan sistem komputersisasi yang dilakukan oleh kepala

pada balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar.

3. Selain hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat pada pengambil

kebijakan dan keputusan, khususnya bagi pimpinan yang memanfaatkan

sistem komputerisasi sebagai instrument dalam melakukan pengambilan

keputusan.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, karena data dan informasi

yang diharapkan dari responden seperti pendapat, pertimbangan, dan saran melalui

wawancara terhadap suatu persoalan, memerlukan penjelasan (eksplonatory) dan

penafsiran (interpretative) terhadap data dan informasi.

Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal

dan Informal Regional V Makassar dengan alasan bahwa kantor tersebut sudah

menerapkan komputerisasi dengan sistem on line.

40

Page 42: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

42

B. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan sistem komputerisasi dalam pengambilan

keputusan yang dilakukan oleh Kepala Balai Pengembangan Pendidikan

Nonformal dan Informal Regional V Makassar.

2. Kendala-kendala yang dihadapi Kepala Balai

Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V Makassar

dalam mengambil keputusan dengan sistem komputerisasi.

C. Defenisi Konsep Penelitian

Untuk menghindari perbedaan persepsi, maka dibuat defenisi operasional

sebagai berikut:

1. Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu

alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi.

2. Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang

dihadapinya dengan tegas.

3. Sistem komputerisasi adalah sebagai kegiatan yang

dilakukan dalam rangkaian tujuan tertentu dengan menggunakan alat

bantu atau media berupa perangkat komputer sebagai salah satu bagian

yang tak terpisahkan dalam suatu organisasi.

41

Page 43: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

43

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. data

primer dikumpulkan secara langsung dari responden dengan menggunakan teknik

wawancara (interview guide) dan pengamatan (observasi), sedangkan data sekunder

adalah data yang diperoleh dari pengkajian bahan pustaka berupa buku-buku,

peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen pada instansi yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti dengan menggunakan teknik dokumentasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Mengacu pada urgensi pengkajian yang dikembangkan dalam penelitian ini,

maka digunakan beberapa tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Teknik wawancara, merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan tanya jawab dengan kepala,kepala bagian, dan staf

balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V

Makassar,.

2. Teknik observasi, merupakan teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan pengamatan secara langsung proses pengambilan

keputusan berbasis komputerisasi.

3. Teknik dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara mencatat data langsung dari dokumen berupa hasil-hasil

keputusan yang berbasis komputerisasi.

4. Terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan.

Page 44: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

44

F. Teknik Analisis Data

Sebelum data dianalisis terlebih dahulu diolah secara ringkas dan sistematis.

Pengolahan data adalah proses penyusunan (yang dimulai dari menulis hasil

pengamatan, wawancara, menklasifikasi, mereduksi dan menyajikan) data agar dapat

ditafsir dan dianalisa secara deduktif. Dalam hubungan ini Miles (1992: 20)

mengemukakan bahwa “analisa dalam penelitian kualitatif terdiri dari empat alur

kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Alur itu : pengumpulan data, reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi)”. Konsekuensi dari itu,

pengumpulan dan analisis data harus berjalan pada waktu bersamaan. Dengan

demikian teknik yang dipakai dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

data yang berupa konsep-konsep dan pernyataan-pernyataan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana analisis data hasil penelitian

bersifat naratif atau dengan kata lain menggambarkan penerapan sistem

komputerisasi dalam proses pengambilan keputusan pada lokus penelitian.

Menganalisis data dalam penelitian ini melalui tahapan dan langkah-langkah

sebagai berikut, yaitu :

1. Pengumpulan data, yakni melalui tiga cara yaitu teknik oservasi, teknik

wawancara dan teknik dokumentasi.

2. Reduksi data, yakni membuat abstraksi atau rangkuman

3. Penyajian data, yaitu penyajian dengan mengambil yang pokok-pokok

namun dapat dijamin kesahihannya

Page 45: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

45

4. Kesimpulan dan verifikasi, yaitu menarik permasalahan sehingga

memungkinkan verifikasi selama penelitian berlangsung.

Page 46: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar merupakan Institusi yang mengembangkan pendidikan pelaksanaan

program pendidikan non formal dan informal yang membutuhkan dukungan data dan

informasi yang cepat, akurat dan upto date sehingga diperlukan suatu sistem

informasi alat pengumpul data melalui sebuah software komputer. Institusi ini

mempunyai:

1. Visi

Balai yang unggul dalam pengkajian dan pengembangan program serta fasilitasi

sumber daya pendidikan nonformal dan informal tahun 2014

2. Misi

a. Mewujudkan pengkajian dan pengembangan program pendidikan

nonformal dan informal;

b. Mewujudkan sumberdaya pendidikan nonformal dan informal yang

bermutu guna mendukung pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu

dan relevansi, serta akuntabilitas dan pencitraan publik pendidikan;

Page 47: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

47

c. Menyediakan layanan informasi pendidikan nonformal dan informal

yang cepat, tepat dan akurat;

d. Menyiapkan pendidik dan tenaga kependidikan nonformal yang

bermutu melalui berbagai akses pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan

pemberdayaan;

e. Menyediakan layanan bimbingan, monitoring, evaluasi serta

standarisasi pendidikan nonformal;

f. Membangun hubungan kemitraan dengan berbagai pemangku

kepentingan guna meningkatkan kualitas layanan pendidikan nonformal dan

informal.

3. Tugas

Melaksanakan pengkajian dan pengembangan program serta fasilitasi

pengembangan sumberdaya di bidang pendidikan nonformal dan informal

berdasarkan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional

4. Fungsi

a. Pengkajian pelaksanaan dibidang pendidikan nonformal dan

informal;

b. Pengembangan program di bidang pendidikan nonformal dan

informal;

c. Fasilitas pengembangan sunberdaya di bidang pendidikan

nonformal dan informal sesuai kebutuhan daerah;

45

Page 48: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

48

d. Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi di bidang

pendidikan nonformal dan informal di wilayah kerjanya;

e. Pemberiaan bimbingan dan evaluasi pelaksanaan program di bidang

pendidikan nonformal dan informal; dan

f. Pelaksanaan urusan ketatusahaan Balai.

Disamping itu, Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal

Regional V Makassar memiliki wilayah kerja antara lain: Propinsi Sulawesi Selatan,

Propinsi Sulawesi Tengah, Propinsi Sulawesi Tenggara, Propinsi Gorontalo, Propinsi

Sulawesi Utara, dan Propinsi Sulawesi Barat.

Dalam mengembang tugas dan wewenangnya balai pengembangan

pendidikan nonformal dan informal Regional V Makassar memiliki 3 kasi yang

terdiri dari; kasi fasilitas sumber daya, kasi informasi, kasi program yang dibantu oleh

personil, ketiga kasi ini saling bekerja sama dan membantu kepala balai dalam

menjalankankan kegiatan kantor sekaligus memberikan masukan kepala dalam

mengambil keputusan/kebijakan. Adapun struktur organisasi Balai Pengembangan

Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V Makassar sebagai berikut:

Seksi Program

KEPALA

Sub. Bagian Tata Usaha

Seksi Fasilitas Sumber Daya

Seksi Informasi

Kelompok Jabatan Fungsional

Page 49: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

49

Gambar 2. Struktur Organisasi Balai Pengembangan PendidikanNonformal dan Informal Regional V Makassar 2011

B. Proses Pengambilan Keputusan Berbasis Komputer

Pada era kecanggihan tehnologi, peranan komputer telah merebak hampir

disegala bidang termasuk bidang informasi dan digunakan oleh instansi pemerintah

maupun swasta untuk menunjang pelaksanaan tugas pegawai dalam menjalankan

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan membantu pimpinan

mengambil keuputusan, karena komputer mampu menerima masukan dan keluaran,

mengolah data, dan mempunyai sifat berupa kecepatan yang tinggi, teliti, dan mampu

menyimpan instruksi sesuai keinginan operator.

Sehubungan dengan penjelasan di atas maka Syamsi (1986:137)

mengemukakan bahwa dengan menggunakan komputer dapat dianalisis dan

diramalkan hasilnya serta adanya efisiensi penggunaan waktu, pikiran, tenaga dan

meminimalisasi risiko.

Pendapat senada dikemukakan oleh Moekijat (1996:64) bahwa Komputer

sebagai suatu perlengkapan elektronik yang mengolah data, mampu menerima

masukan dan keluaran, dan mempunyai sifat seperti kecepatan yang tinggi, ketelitian,

dan kemampuan menyimpan instruksi-instruksi untuk memecahkan masalah

Page 50: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

50

Dari kedua pandangan di atas di kaitkan dengan penerapan komputersiasi

dapat disimpulkan bahwa sistem komputerisasi sangat membantu seorang pimpinan

dalam pengambilan keputusan.

Sejalan dengan itu oleh Muhammad Hasbi, Kepala BPPNFI Regional V

Makassar (wawancara, 15 Agustus 2011) bahwa sistem komputerisasi sangat

membantu dalam menjalankankan tugasnya sebagai seorang pimpinan terutama

dalam pengambilan sebuah kebijakan.

Pandangan yang sama dikemukakan oleh Hasnah, Kasi Informasi BPPNFI

regional V Makassar mengemukakan bahwa:” Jika melihat kenyataan yang ada, maka

keberadaan tehnologi komputer sangat bermanfaat dalam rangka membantu dalam

pelaksanaan kegiatan kantor terutama dalam mengolah, menganalisis dan menyimpan

data, apalagi kantor tersebut memiliki wilaya kerja yang cukup luas (wawancara 19

Agustus 2011)”.

Komputer kebanyakan dapat melaksanakan jenis pengolahan informasi yang

dapat dilaksanakan oleh manusia dengan cepat dan dengan kesalahan-kesalahan yang

lebih sedikit. Komputer dapat membaca data dari ratusan kartu pons dalam waktu

yang sangat singkat, menyimpan jutaan sifat atau angka untuk kemudian dapat

diperoleh kembali seketika, melaksanakan bermacam-macam perhitungan yang

sangat sulit, menulis surat yang telah diprogramkan, membuat gambar, kurva, grafik,

dan sebagainya.

Komputer tidak dapat memulai berpikir, membetulkan kesalahan sendiri, atau

melakukan pengolahan yang sifatnya kreatif. Akan tetapi penemuan kesalahan yang

Page 51: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

51

sifatnya rutin dapat diprogramkan ke dalam komputer sehingga komputer tersebut

dapat memberi peringatan kepada operatornya mengenai kesalahan-kesalahan yang

sedang dibuat. Hal ini berarti dalam penyajian informasi atau pengolahan data pada

komputer sangat tergantung dari operatornya.

Komputer menggunakan bagian-bagian atau komponen-komponen yang

disebut perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam rangka pengoperasian komputer

dalam menunjang pelaksanaan tugas sistem informasi dalam suatu kantor atau

instansi, maka operator komputer harus betul-betul menguasai bahasa komputer dan

operasi sistem komputer itu sendiri sehingga dapat digunakan sebagai suatu alat atau

media dalam menunjang pelaksanaan tugas, khususnya berkaitan dengan

penyimpanan data, pengolahan data, dan penyajian data secara cepat, tepat dan

akurat.

Penerapan sistem komputerisasi dapat membantu seorang pimpinan dapat

mengambil keputusan karena informasinya cepat, tepat, akurat, valid bahkan dapat

lebih ekonomis dengan perhitungan waktu dalam pengerjaan administrasi. Dengan

sistem komputerisasi, maka operator dapat menyimpan data sesuai kebutuhan,

mengolah data, sekaligus dapat menyajikan data menjadi suatu informasi yang akurat

kepada pihak yang terkait.

Untuk memperoleh gambaran bagaimana proses penerapan komputerisasi

pada BPPNFI V Makassar mulai dari pengumpulan data yang menghasilkan

informasi kemudian dikaji dan diolah sehingga melahirkan sebuah keputusan sebagai

berikut:

Page 52: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

52

Gambar 3. Skema pengumpulan data/informasi

1. Tahap Pertama

Balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar yang memiliki tugas utama sebagai berikut:

Ditjen PLS Ditjen PMPTK Forum PTK PNF Pusat

PSP Balitbang

Bagren PLS

BP-PLSP Regional

Dinas Prop.

Dinas Kab./Kot

a

BPKB Prop.

SKB

Penilik

Desa/Kelurahan

a

b

a

b

TIM PUSAT

TIM PROPINSI

TIM KABUPATEN / KOTA

Keterangan :

Alur Distribusi Instrument

Alur Publikasi & Info Data

Alur Statistik

Alur Pengumpulan DataElektronik dan ManualAlur Kendali Instrument

Data Elektronik

Data Manual

Responden / Lembaga PNF

Page 53: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

53

a. Menyelenggarakan program pembelajaran dalam rangka uji coba model

pendidikaan keaksaraan, pendidikan anak usian dini, pendidikakan

kesetaraan, dan perluasan akses pem,belajaran masyarakat.

b. Menyelenggarakan peningkatan mutu pendidikan dan tenaga

kependidikan non formal melalui berbagai akses pendidikan dan pelatihan,

pemberdayaan forum ketenagaan, meningkatkan mutu dan relevansi

penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik, serta mediasi

penyempurnaan kebijakan melalui pengkajian dan pengembangan

program.

c. Menyediakan sarana dan prasarana dan sumber daya pendidikan guna

mendukung pemerataan, perluasaan akses dan mutu hasil pembelajaran.

d. Menyediakan layanan informasi pendidikan dan pembelajaran baik

melalui media cetak, elektronik maupun multi media.

e. Menyelenggarakan monitoring, bimbingan teknis, penyuluhan,

pendampingan, evaluasi serta pelaksanaan standarnisasi kelembangaan

dan pembelajaraan di bidang pendidikan nonformal dan informal.

Program-program kegiatan yang akan dilakukan oleh kantor tersebut sangat

berkaitan dengan masyarakat yang memiliki kondisi masyarakat dengan lokasi daerah

jauh dari pusat perkotaan dan informasi, memiliki masyarakat yang strata pendidikan

yang rendah. Sehingga untuk mewujudkan program-program kegiatan yang relevan

Page 54: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

54

dengan keadaan masyarakat atau progaram-program kegiatan yang sangat dibutuhkan

oleh masyarakat setempat.

Data dan informasi menghasilkan beberapa variabel data, diantaranya data

pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal (PTK-PNF), data

Kelembagaan (BPKB, SKB, PKBM, TBM), data Program Pembelajaran serta data

Tutor beserta Warga Belajarnya. Walaupun data yang tersedia masih dalam bentuk

data rekapan namun telah dapat digunakan sebagai bahan acuan pengambilan

kebijakan / keputusan para pimpinan

Untuk memperoleh data dan informasi tentang keadaan masyarakat

sesungguhnya, maka mula-mula data dan informasi tersebut dikumpulkan secara

manual oleh tim penilik yang telah dibentuk oleh BPPNFI Regional V Makassar

dengan bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam hal ini aparat

desa/kelurahan serta melakukan survei langsung kepada masyarakat.

Data sasaran pendidikan non formal adalah seluruh warga masyarakat mulai

dari anak usia dini hingga pada warga masyarakat usia produktif yang berkeinginan

mengeyam pendidikan non formal namun tidak memiliki kesempatan karena

beberapa faktor seperti : faktor sosial, geografis, pekerjaan, ekonomi, kultur/budaya,

agama dan sebagainya. data sasaran tersebut meliputi :

a. Calon Warga Belajar,yaitu warga masyarakat yang

diproyeksikan untuk mengikuti program PNF, antara lain :

1) Anak putus sekolah/tidak melanjutkan sekolah

2) Masyarakat buta huruf/aksara

Page 55: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

55

3) Masyarakat Pengangguran

4) Masyarakat Terpencil/Pesisir/Suku Terasing.

b. Warga Belajar (WB), yaitu warga masyarakat yang

sementara mengikuti program pembelajaran PNF dan tergabung dalam

kelompok tertentu seperti Paket A, B, C dan seterusnya.

Adapun tujuan dari pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh

penilik tersebut untuk:

a. Memperoleh data masyarakat sasaran PLS termasuk Warga Belajar.

b. Program Kegiatan yang akan dilakukan maupun Tenaga Pendidik dan

Kependidikan Pendidikan NonFormal se wilayah kerja BPPNFI

Regional V

c. Memberikan gambaran tentang jumlah dan besaran data se wilayah

kerja BPPNFI Regional V

d. Mendukung penyusunan perencanaan program kegiatan Pendidikan

Non Formal serta peningkatan mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

PNF pada tahun berikutnya.

Mekanisme pengumpulan data dan informasi yang dilakukan oleh dilakukan

oleh petugas lapangan yang ditetapkan oleh UPTD/SKB kabupaten/kota sebagai

leading sector bekerjasama dengan tenaga penilik dan berkoordinasi dengan kepala

Dinas Pendidikan kabupaten/kota cq. Subdin PLS dengan mekanisme sebagai

berikut:

Page 56: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

56

a. Pendataan dilaksanakan berdasarkan instrumen yang telah diterima

dari pusat dan disosialisasikan serta disebarkan pada lembaga

PNF/masyarakat sasaran, misal: untuk instrumen data Pamong

Belajar(PB) diarahkan untuk lembaga Unit Pelaksana Teknis Daerah

UPTD SKB. Instrument data Penilikdiarahkan untuk lembaga Subdin PLS

Prop. Kab./Kota. Instrumen Warga Belajar (WB) diarahkan untuk

lembaga Subdin PLS, SKB, PKBM, serta Kelompok Belajar lain yang

menyelenggarakan pembelajaran PNF, instrument Data Sasaran PNF

diarahkan kepada instansi pemerintah yang memiliki data dimaksud per

kab./kotanya misalnya BPS, pada Kantor Dinas yang bersangkutan dst,

namun perlu diperhatikan jangan sampai terdapat data duplikasi atau

tumpang tindih data antar lembaga.

b. Instrument akan disosialisasikan, disebar dan dikumpulkan kembali

oleh petugas lapangan dikoordinir langsung oleh tenaga penilik pada

masing-masing kecamatan, yakni dengan mendatangi lembaga

PNF/Instansi Pemerintah & swasta/masyarakat yang dimaksud dan

memberikan penjelasan tujuan kegiatan pendataan dan cara pengisian

instrument. Setiap instrument harus dicermati, sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam pengisian.

c. Tenaga Penilik bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan

pengumpulan data di lapangan pada tingkat desa/kecamatan dengan tugas

mengkoordinir petugas lapangan pendataan yang bertugas pada desa di

Page 57: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

57

kecamatan masing-masing, agar lembar instrumen dapat terisi dengan baik

dan instrumen pendataan yang telah terisi dapat kembali secara terkendali

dan utuh ke SKB.

d. Petugas lapangan yang ditunjuk langsung oleh UPTD SKB masing-

masing Kab./kota wajib berkonsultasi dan berkoordinasi dengan tenaga

penilik didaerah tugasnya menyangkut tugas dan tanggungjawab petugas

lapangan.

e. Jika instrument tidak dapat diisi langsung oleh lembaga/warga

masyarakat dimaksud, petugas wajib membantu mengisikan instrumen

tersebut berdasarkan keterangan dari lembaga/warga masyarakat yang

bersangkutan.

f. Setiap instrumen harus diketahui (ditandatangani dan distempel) oleh

penanggung jawab lembaga/masyarakat yang bersangkutan.

g. Instrumen yang telah dikumpulkan harus diketahui (ditandatangani

dan distempel) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

h. Instrumen yang telah terisi dan dikumpul kembali oleh petugas

lapangan lalu diserahkan ke UPTD SKB kabupaten kota bersangkutan

untuk diverfikasi keabsahan dan kelengkapan data tiap lembaga PNF dan

ditembuskan sebagai arsip ke koordinator/penilik pada masing-masing

daerah tugas desa/kecamatan. Selanjutnya dikirim ke Tim Propinsi

(BPKB/BPPLSP).

Page 58: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

58

i. Pihak UPTD/SKB (Petugas Pengelola Data) bekerjasama dengan

seluruh petugas lapangan melakukan penginputan data ke komputer

berdasarkan format instrument dengan menggunakan program microsoft

Excel dan Microsoft Word.

j. Hasil pengumpulan data, oleh petugas pendataan tim kab./kota

dibuatkan statistik sederhana, baik dibuat oleh petugas pengolah data SKB

itu sendiri maupun oleh penilik yang selanjutnya diserahkan ke Kepala

UPTD SKB Kab/kota dan Kepala Subdin PLS kab./kota.

Data dan informasi yang telah dikumpulkan secara manual oleh penilikyaitu

Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan penilikan

pendidikan luar sekolah yang selanjutnya disingkat PLS yang meliputi pendidikan

masyarakat, kepemudaan, pendidikan anak usia dini dan keolahragaan. Data itu

kemudian di serahkan ke SKB. SKB kemudian memeriksa kembali semua data dan

informasi yang telah diserahkan oleh penilik.

Dalam tahap ini sistem komputerisasi mulai diterapkan, data dan informasi

yang telah dikumpulkan kemudian di input kedalam komputer. Data yang telah di

input itu kemudian diolah dan dianalisis antar data dan informasi yang penting dan

mana yang tidak. Setelah data dan informasi tersebut telah dianalisis dan diolah itu

kemudian di data basekan secara elektronik dengan cara measukkan kedalam

komputer program exel.

Page 59: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

59

Gambar 4. Proses pengumpulan data dan informasi di Desa/Kelurahan

2. Tahap Kedua

Data dan informasi yang telah dianalisis, diolah dan didata basekan pada

bagian UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Kab./Kota, Yaitu lembaga pendidikan

non formal milik pemerintah daerah yang berkedudukan di setiap kabupaten dan atau

kota dan berada dalam naungan dinas pendidikan kabupaten atau kota, yang diberi

tanggung jawab mendampingi sekaligus menjadi pelaksana teknis program,

Pendidikan Non Formal (PNF) yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan

SKBDinas Pend. Kab./Kota

Penilik

Petugas Lapangan :

- TLD

- FDI (fasiltator binaan desa)

- Staf Subdin PLS

- Staf SKB

- Forum PTK PNF Kab.

Petugas Lapangan :

- TLD

- FDI

- Staf Subdin PLS

- Staf SKB

- Forum PTK PNF Kab.

Petugas Lapangan :

- TLD

- FDI

- Staf Subdin PLS

- Staf SKB

- Forum PTK PNF Kab.

Desa/Kelurahan

Keterangan :Alur Pengembalian

Alur Statistik

Distribusi Instrument

Pengumpulan Data

Responden / Lbg PNF /Masyarakat

Page 60: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

60

Kabupaten dan atau yang diselenggarakan oleh pusat. Kemudian disalurkan secara

elektronik melalui satelit (lewat email) ke bagian informasi pada BPPNFI regional V

Makassar.

Oleh Tawakkal Talib, koordinator bagian informasi ( wawancara,5 September

2011) mengemukakan bahwa bahwa semua pendataan yang telah dilakukan oleh tim

penilik yang telah di olah, dianalisis dan didata basekan di bagian SKB itu kemudian

distransfer ke bagian informasi BPPNFI regional V Makassar untuk dianalis, diolah

dan didtabeskan kembali.

Kegiatan yang akan dilakukan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) adalah :

1. Pengumpulan/penjaringan data;

2. Pengolahan data;

3. Verifikasi dan analisis hasil pendataan;

4. Pengembangan aplikasi pendataan berbasis Teknologi Informasi (IT);

5. Publikasi data melalui media cetak & elektronik;

6. Pemutakhiran data Pendidikan Non Formal (PNF).

Proses pengolahan data/informasi yang cukup panjang dengan penerapan

sistem komputerisasi memerlukan alur proses. Untuk melihat bagaimana proses

pengolahan data tersebut dapat dilihar gambar ilustrasi sebagai berikut:

Page 61: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

61

Gambar 5. Gambar Ilustrasi Pengambilan Keputusan berbasis Komputerisasi

Page 62: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

62

1. Tahap Ketiga

Data yang telah sampai di Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB)

Propinsi di bagian informasi yang dikirim secara elektronik lewat internet (email)

dipelajari dan dianalisis kembali agar data tersebut menjadi data yang akurat dan

valid karena akan menjadi patokan pimpinan untuk mengambil sebuah keputusan

program-program yang tepat untuk dilakukan di daerah tersebut, artinya tidak semua

data yang dikirim oleh SKB itu kemudian disimpan dengan sistem data base, data

yang dianggap tidak berguna di hilangkan saja.

Oleh karena itu, perlu adanya pengkajian lebih mendalam terhadap data dan

informasi yang telah dikirim oleh SKB. Hasnah Kasi Informasi (wawancara

5September 2011) mengemukakan bahwa untuk memperoleh data yang valid dan

akurat, pengolahan data serta penyimpanan data dengan sistem data base dilakukan

sebanyak 2 kali.

Hasil penelitian menunjukkan beberapa rekapitulasi pengumpulan data mulai

dari tahap pengumpulan data/informasi secara manual sampai pada tahap dimana data

tersebut telah dianalisis, disimpan secara data base oleh bagian informasi di BPPNFI

Regional V Makassar dan dijadikan acuan kepala balai dalam mengambil sebuah

kebijakan atau program-program kegiatam yang akan dilaksanakan sesuai realita

yang ada di lapangan. Adapun rekaputasi data tersebut sebagai berikut:

Page 63: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

63

Tabel 1. Rekapitulasi Angka Putus Sekolah Tingkat SD/MI Tahun 2011

No. PROPINSI

JUMLAH SISWA SD/MI

TOTALMasih Sekolah Kelas 1-3 kelas 4-6 Siswa LulusMelanjutkan ke-

SMP/MTs Paket B

L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sul-Sel 227.580 238.079 4.441 4.335 4.033 3.813 37.564 41.729 27.118 27.197 1.900 1.920 619.709

2 Sul-Bar 294.130 300.797 8.939 9.682 8.880 8.298 52.689 57.739 37.312 38.361 2.193 2.205 821.225

3 Sul-Teng 65.197 63.653 331 340 12.824 12.066 5.139 5.077 2.975 2.982 520 479 171.583

4 Sul-Tengg 48.063 32.755 5.897 6.266 3.658 3.807 13.600 14.674 11.849 13.096 2.145 2.264 158.074

5 Gorontalo 58.713 56.649 4.671 4.649 5.352 5.636 13.325 14.329 8.128 12.223 684 853 185.212

6 Sulut 60.613 57.556 2.483 2.313 3.006 3.049 25.310 23.583 52.740 15.630 1.200 265 247.748

Jumlah 754.296 749.489 26.762 27.585 37.753 36.669 147.627 157.131 140.122 109.489 8.642 7.986 2.203.551

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Tabel 2. Rekapitulasi Angka Putus Sekolah Tingkat SMP/MTs Tahun 2011

No. PROPINSI

JUMLAH SISWA SD/MI

TOTALMasih SekolahSiswa Putus

SekolahSiswa Lulus

Melanjutkan ke-

SMA/MA SMK/MAK Paket C

L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sul-Sel 83.008 91.306 7.640 6.972 24.587 27.067 13.900 16.139 2.816 2.166 1.420 1.445 278.466

2 Sul-Bar 4.120 3.948 5.241 5.021 412 437 397 394 0 0 102 78 20.150

3 Sul-Teng 48.663 35.064 11.664 11.278 6.641 6.110 18.327 18.860 14.197 1.480 1.057 845 174.186

4 Sul-Tengg 24.177 24.732 5.211 4.903 12.184 12.450 24.069 18.170 2.256 2.477 1 993 131.623

5 Gorontalo 12.476 13.671 1.920 1.914 5.628 6.322 3.527 4.186 712 791 159 202 51.508

6 Sulut 27.801 25.883 5.542 2.958 14.583 14.233 15.779 9.157 301 250 1.246 1.146 118.879

Jumlah 200.245 194.604 37.218 33.046 64.035 66.619 75.999 66.906 20.282 7.164 3.985 4.709 774.812

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Page 64: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

64

Tabel 3. Rekapitulasi Program Pendidikan Keaksaraan Tahun 2011

No. PROPINSIJumlah Penduduk Buta Aksara Berdasarkan Kelompok Usia

TOTAL15-24 Thn 25-44 Thn 45 Thn ke atasL P L P L P

1 2 1 2 3 4 5 6 71 Sul-Sel 25.170 26.140 33.363 43.423 46.962 56.396 231.4542 Sul-Bar 3.427 5.351 4.740 6.815 4.564 6.562 31.4593 Sul-Teng 7.497 5.619 10.890 11.869 14.795 16.188 66.8584 Sul-Tengg 6.100 6.355 8.241 9.410 8. 591 10.263 40.3695 Gorontalo 3.375 3.289 4.770 4.409 4.439 14.157 34.4396 Sulut 3.747 1.302 1.470 1.302 1.382 674 9.877

Jumlah 49.316 48.056 63.474 77.228 72.142 104.240 414.456Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Tabel 4. Rekapitulasi Taman Penitipan Anak (TPA)

No. PROPINSI

JUMLAH WARGA BELAJARJumlah

PendidikTenaga

Kependidikan TOTAL0,1 Thn 2,4 Thn 5,6 Thn Total

L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sul-Sel 243 183 425 429 614 442 1.282 1.054 98 3 8 1 4.782

2 Sul-Bar 24 12 11 21 22 34 57 67 27 27 1 3 306

3 Sul-Teng 0 3 42 51 58 43 92 97 25 25 0 0 436

4 Sul-Tengg 4 0 20 26 4 10 28 36 5 5 2 3 143

5 Gorontalo 0 0 8 8 14 16 22 25 34 34 0 0 161

6 Sulut 13 18 16 22 1 0 30 40 8 8 3 5 164Jumlah 284 216 522 557 713 545 1.511 1.319 197 102 14 12 5.992

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Page 65: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

65

Tabel 5. Rekapitulasi Kelompok Bermain (SKB)

No. PROPINSI

JUMLAH WARGA BELAJARJumlah

PendidikJumlah

Pendidik TOTAL2-4 Thn 5-6 Thn Total

L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sul-Sel 4.428 11.115 4.378 5.829 8.798 16.144 50 1.465 104 558 2.177

2 Sul-Bar 3.242 2.478 2.292 2.480 5.533 4.958 0 495 0 122 617

3 Sul-Teng 78 92 254 321 332 413 0 190 12 118 320

4 Sul-Tengg 826 977 747 994 1.673 1.971 59 264 58 103 484

5 Gorontalo 3.948 4.822 2.822 3.187 6.770 7.129 29 924 15 101 1.069

6 Sulut 574 564 615 612 1.189 1.176 0 256 33 89 378Jumlah 13.096 20.048 11.108 13.423 24.295 31.791 138 3.594 222 1.091 5.045

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Tabel 6. POS Pendidikan Anak Usia Dini {PAUD)

No. PROPINSI

JUMLAH WARGA BELAJARJumlah

PendidikTenaga

Pengelolah TOTAL0-1 Thn 2-4 Thn 5-6 Thn Total

L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Sul-Sel 0 0 52 78 92 117 162 158 13 31 1 3 707

2 Sul-Bar 292 211 372 338 314 396 553 536 22 30 12 18 3.094

3 Sul-Teng 1 3 66 62 50 47 117 112 0 29 0 8 495

4 Sul-Tengg 7 9 85 61 63 66 161 126 4 14 2 20 618

5 Gorontalo 54 44 298 809 72 189 419 268 15 34 16 12 2.230

6 Sulut 48 69 103 125 80 84 0 0 0 14 3 4 530Jumlah 402 336 976 1.473 671 899 1.412 1.200 54 152 34 65 7.674

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Page 66: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

66

Tabel 7. Taman Bacaaan Masyarakat (TBM)

No. PROPINSIJUMLAH PENGELOLAH KOLEKSI BUKU

L PJumlah Judul

Jumlah Eksemplar

1 2 3 4 9 101 Sul-Sel 151 233 21.909 46.6772 Sul-Bar 97 89 13.309 5663 Sul-Teng 18 31 1.680 2.3804 Sul-Tenggara 16 29 2.804 4.2205 Gorontalo 10 38 4.601 11.1396 Sulut 26 43 4.800 11.578

Jumlah 318 463 49.103 5.483Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

Tabel 8. Sasaran Program Kursus Tahun 2011

No. PROPINSI

JUMLAH WARGA BELAJARJumlah

Pendidik

Tenaga Pengelolah

  Perguruan Tinggi Jenis Kursus

Kehar Paket A

SD/MI Kejar Paket B SMP/MTs Kejar Paket C SMA/MA

L P L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sul-Sel 39 20 115 166 150 241 296 459 213 224 985 1.710 180 47 Menjahit, Sablon, Kecantikan,

Bengkel, Automotif,

Komputer, Bhs Inggris,

Mengemudi, Penangkapan Ikan Laut, Budidiaya Tanaman Hias

2 Sul-Bar 1.079 254 290 249 337 363 339 310 385 314 273 287 74 27

3 Sul-Teng 42 78 103 116 88 152 97 119 108 169 164 245 55 103

4 Sul-Tengg 75 47 150 154 185 265 149 118 127 130 460 625 362 27

5 Gorontalo 10 10 10 6 80 70 7 4 2 9 54 132 4 4

6 Sulut 271 257 107 139 265 248 87 166 222 243 84 338 21 22

Jumlah 1.516 666 775 830 1.105 1.339 975 1.176 1.057 1.089 2.020 3.337 696 230

Sumber. Kantor BPPNFI Regional V Makassar 2011

2. Tahap keempat

Selajutnya hasil analisis yang telah dilakukan di bagian informasi dan telah di

simpan dengan sistem data base, kemudian data/informasi tersebut di salurkan secara

Page 67: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

67

elektronik atau sistem komputer karena kantor tersebut telah menerapkan sistem

online pada bagian fasilitas sumber daya apabila data/informasi itu berkaitan pada

bagian tersebut dan bagian program ketika berkaitan pada bagian tersebut untuk

dijadikan patokan dalam mengambil keputusan atau kebijakan

Seluruh data/informasi yang masuk pada balai pengembangan pendidikan

nonformal dan informal regional V Makassar berpusat pada bagian informasi,

dengan penerpan sistem on-line pada kantor tersebut sangat membantu dalam proses

pengambilan keputusan. Selain itu, keputusan akan diambil berdasarkan

data/informasi yang diberikan yang telah diolah oleh bagian informasi.

3. Tahap Kelima

Kepala bagian Fasilitas Sumber Daya maupun kepala Bagian Program setelah

menerima hasil olahan data/informasi dari bagian informasi, data tersebut dijadikan

patokan untuk mengambil keputusan. Dari hasil olahan data di atas melahirkan

beberapa alternatif keputusan tentang program-program yang akan dilakukan serta

fasilitas-fasilitas yang akan disediakan yang berkaitan dengan tugas pokok kantor

seperti yang telah dijelaskan di atas.

Alternatif-alternatif keputusan yang telah diambil oleh masing-masing kepala

bagian itu kemudian di tembuskan kepada BPPNFI regional V Makassar untuk

mengambil keputusan akhir.

Muhammad Hasbi Kepala BPPNFI Regional V Makassar (wawancara 7

September 2011) mengemukakan bahwa keputusan yang diambil oleh pimpinan

kantor berdasarkan beberapa alternatif-alternatif keputusan yang disodorkan oleh

Page 68: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

68

kepala-kepala bagian. Terkadang alternatif keputusan itu dikirim secara elektronik

maupun secara manual tergantung kondisi, ketika pimpinan berada dikantor di

beritahukan secara manual, tetapi ketika berada diluar kantor atau daerah di dikirim

secara elektronik.

Keputusan yang diambil di kantor tersebut tidak mesti dikeluarkan oleh

pimpinan kantor terkadang keputusan itu dikeluarkan oleh kepala-kepala bagian

ketika masalah tersebut berkaitan dengan bagian-bagian tersebut.

4. Tahap Keenam

Keputusan yang telah di ambil baik oleh pimpinan kantor maupun kepala-

kepala bagian yang berkaitan dengan realisasi program kerja kegiatan yang akan

dilakukan kemudian ditembuskan ke PSP Balibangda Bagren PLS, Dirjen PLS, Dinas

Propinsi secara elektronik untuk dijadikan data base pusat. Informasi tersebut dapat

dikembangkan menjadi:

a. Bahan pengambilan kebijakan Ditjen PLS dan Ditjen PMPTK;

b. Direktori Data PNF

c. Bahan Publikasi baik cetak maupun Elektronik

d. Acuan pengukuran tingkat keberhasilan program PNF pada tahun

sebelumnya.

Penerapan sistem on line sangat membantu kelancaran segala aktifitas di

kantor tersebut, bukan hanya pada persoalan dalam pengambilan keputusan tetapi

juga dalam hal ketata usahan, bahkan Hasnah (wawancara 5 September 2011)

Page 69: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

69

mengemukakan bahwa sistem persuratan yang dilakukan di kantor tersebut

menggunakan secara elektronik atau menggunakan sistem email dalam mengirim

surat, yang jelasnya semua kegiatan yang dilakukan dikantor tersebut menggunakan

sistem komputerisasi.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengambilan Keputusan Berbasis Komputerisasi

Untuk memaparkan gambaran faktor pendukung dan penghambat dalam

pengambilan keputusan berbasis komputerisasi maka perlu dikemukakan sarana dan

prasarana penunjang dalam pelaksanaan segala aktifitas kegiatan kantor yang

berkaitan dalam pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

Tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan di sebuah instansi/lembaga

tergantung bagaimana faktor yang mendukung kegiatan tersebut. Khususnya dalam

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala BPPNFI regional V Makassar,

adapun gambaran faktor penunjang tersebut sebagai berikut:

a. Tenaga operator komputer yang profesional

Salah satu yang menjadi faktor penunjang dalam pengambilan keputusan

dengan sistem komputerisasi adalah tenaga operator komputer yang handal dan

propesional karena semua proses kegiatan mulai dari pengumpulan data dan

informasi menggunakan sistem komputer sampai dengan pengambilan keputusan.

Page 70: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

70

Nurhidayah AS Kasi Program (wawancara 7September 2011)

mengemukakan bahwa hampir semua pegawai yang ada di kantor tersebut memiliki

basic komputer minimal bagaimana cara mengoperasikan komputer karena semua

kegiatan yang dilaksanakan dikantor tersebut menggunakan sistem on-line, khusus

tenaga operatornya berjumlah 10 orang. Bahkan target kantor tersebut adalah

menjadikan kantor tersebut sebagai kantor percontohan dimakassar yang

mengembangkan sistem ITC.

b. Sistem on line

Penerapan sistem komputerisasi akan berjalan dengan lancar ketika

menerapkan sistem on line. Begitupula yang diterapkan oleh BPPNFI regional V

Makassar yang menerapkan sistem on line tersebut sehingga dapat memperlancar

semua kegiatan kantor. Jadi semua kegiatan di kantor tersebut menerapkan

komputerisasi dengan sistem on line sehingga pekerjaan dapat terlaksana secara

efektif dan efesien.

Page 71: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

71

Gambar 6. Pusat Informasi

c. Perangkat komputer/eleptop

Pengambilan keputusan berbasis komputerisasi sangat ditunjang dengan

perangkap komputer/eleptop yang baik. Khusus di BPPNFI regional V Makassar,

hampir di semua meja kerja terdapat seperangkat unit komputer bahkan ada yang

tidak digunakan karena hampir semua pegawainya menggunakan eleptop pribadi,

selain itu kantor tersebut memiliki 1 laboratorium komputer.

Gambar 7. Perangkat Komputer/Eleptop

Page 72: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

72

d. Kapal pembelajaran

BPPNFI regional V Makassar yang memiliki wilaya kerja Pulau Sulawesi

yang begitu luas, bahkan sampai di daerah-daerah kepulauan yang tidak mampu

dijangkau oleh transportasi darat, sangat ditopang dengan dilengkapi sebuah kapal

pembelajaran. Kapal pembelajaran tersebut dilengkapi perlengkapan ITC yang cukup

memadai seperti dilengkapi perlengkapan komputer, internet, telepon seluler, satelit

kecil. Sehingga data/informasi yang dikirim dari daerah tempat terpencil sangat

menunjang, bahkan semua awak kapal tersebut menguasai sistem komputerisasi.

Gambar 8. Kapal Pembelajaran

e. Satelit pemancar

Salah satu fasilitas penunjang dari kantor tersebut yang tidak dimiliki oleh

kantor lain adalah dengan memiliki satelit pemancar tersendiri, satelit pemancar

tersebut sangat membantu transformasi data yang dilakukan baik dikantor itu sendiri

maupun tranformasi data yang dilakukan antar kantor apalagi dengan sistem on line

yang diterapkan kantor tersebut.

Page 73: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

73

Gambar 9. Satelit Pemancar

2. Faktor Penghambat

Selain adanya faktor penunjang yang telah dijelaskan di atas, kantor tersebut

sering diperhadapkan pada berbagai hambatan atau faktor yang menjadi penghambat

dalam pelaksanan pengambilan keputusan berbasis komputerisasi. Adapun yang

menjadi faktor penghambat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Listrik

Penggunaan tehnologi elektronik dalam hal ini komputer yang dijadikan sebagai

media dalam pelaksanaan kegiatan kantor terutama dalam pengambilan keputusan

sangat tergantung pada penggunaan arus listrik. Ketika listrik tidak stabil maka

segala kegiatan kantor juga tidak stabil.

Hal yang sama dikemukakan oleh Muhammad Hasbi, kepala BPPNFI Regional V

Makassar (wawancara 7September 2011) bahwa dengan penerapan sistem

komputer maka tergantung bagaimana stabilitas listrik, beliau mengemukakan

Page 74: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

74

ketika mati lampu di kantor tersebut maka segala aktifitas lumpuh total atau

kegiatan kantor tidak jalan.

b. Jaringan

Transformasi data yang dilakukan secara elektronik dalam hal ini lewat internet

dengan penerapan sistem on-line maka sangat pula tergantung pada jaringan,

ketika jaringan tergannggu maka akan menghambat semua kegiatan khususnya

ketika ingin menstransfer data dan informasi lewat internet.

c. Virus komputer

Perkembangan tehnologi komputer yang sangat canggih sekarang ini di iringi

pula dengan banyaknya berkembang virus komputer seperti trojan horse, worm,

brontoks dan sebagainya. Kegiatan akan terganggu ketika perangkat komputer

terserang oleh virus yang dapat mengganggu unit-unit yang ada dalam komputer.

D. Pengambilan Keputusan Kepala BPPNFI Regional V Makassar

Penerapan pengambilan keputusan berbasis komputer dengan sistem data base

yang dilakukan BPPNFI regional V Makassar menggunakan sistem on-line yang

dapat menghubungkan komputer yang satu dengan yang lainnya meskipun jaraknya

berjauhan. Meskipun demikian harus diciptakan sistem-sistem pendukung dalam

pengambilan keputusan, karena informasi yang dihasilkan oleh komputer hanya

sebagai bahan pertimbangan seorang pimpinan dalam mengambil keputusan. Adapun

sistem-sistem pendukung tersebut sebagai berikut:

Page 75: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

75

1. Sistem pendukung keputusan (decision support system)

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, maka pimpinan membutuhkan

informasi yang akurat, lengkap sesuai dengan kebutuhan, dapat dipercaya

kebenarannya, dan up to date, maka dibutuhkan model pengolahan data yang sesuai

(cocok). Ada 3 macam pengolahan data berdasarkan DSS, yaitu:

a. Institusional DSS, yaitu sistem pendukung

pengambilan keputusan untuk jangka panjang;

b. DSS Generators, yaitu sistem pendukung

pengambilan keputusan yang harus cepat mengingat situasi dan kondisi

permasalahannya;

c. DSS Tols, yaitu sistem pendukung keputusan yang

harus cepat namun penerapnnya sangat terbatas. Meskipun demikian

kemungkinan dapat pula menjadi Institusional DSS lainnya.

2. Sistem pendukung kelompok kerja (work graoup support

system)

Dalam organisasi yang kompleks, maka keputusan yang diambil secara

kolektif, mengingat masing-masing unit itu berkepentingan sesuai bidannya. Adapun

langkah yang ditempuh dalam WGSS ini secara berturut-turut sebagai berikut:

a. Mengadakan pertemuan koordinasi antar unit/organisasi yang terkait;

b. Menjelaskan tujuan kelompok yang hendak dicapai;

c. Permasalahan yang masing-masing dihadapi;

Page 76: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

76

d. Strukturisasi situasi dan kondisi;

e. Memberikan kesempatan maing-masing untuk mengemukakan

pendapat untuk pemecahan masalah;

f. Menyimpulkan beberpa alternatif pemecahan masalah;

g. Menyimpumpulkan beberapa altenatif pemecahan dari masalah

h. Penilaian terhadap masing-masing alternatif, baik mengenai

keunggulan maupun kelemahannya;

i. Memilih satu alternatif yang dianggap terbaik untuk memecahkan

masalah bersama;

j. Memonitor pelaksanaan dan mengevaluasi hasil monitor secara

bertahap;

k. Apabila sudah tepat maka dijadikan pola pelaksanaan untuk tindak

selanjutnya. Tetapi kalau ternyata gagal diganti dengan alternatif lainnya

yang telah tersedia.

3. Sistem kemampuan pakar (expert system)

Expert system adalah perangkat lunak yang memanfaatkan penyimpangan

data komputer daln pengolahannya untuk menirukan seorang pakar. ES ini

mempunyai kesamaan dengan DSS yaitu sama-sama digunakan dalam masalah yang

kurnag berstruktur, kurang terpola, kurang menentu. Pada umumnya sistem ini

digunakan untuk menjaring kemampuan pakar terutama jika resiko salah besar dan

banyak informasi yang harus dikuasai sebelum mampu mengambil keputusan.

Page 77: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

77

Dengan menggunakan expert system yang canggih, maka pimpinan organisasi dapat

memanfaatkannya terutama untuk mengambil keputusan memecahkan masalah-

masalah yang sulit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang diambil

kepala BPPNFI regional V Makassar yang berbasis kompuiterisasi tetap

menggunakan beberapa model pendekatan yang digunakan seperti yang telah

dikemukaan diatas. Sehingga keputusan yang diambil nantinya dapat sesui dengan

apa yang telah direncanakan.

Arah penyelenggaraan kegiatan BPPNFI Regional V Makassar tahun 2011

berpijak pada skema sistem program telah ditetapkan oleh pusat melalui Ditjen PLS

dan Ditjen PMPTK, yang secara garis besar terdiri dari 3 level tim yakni Tim pusat,

Tim Propinsi dan Tim Kab./Kota. Jenis kumpulan dan olahan data dibagi menjadi 2

bagian besar yakni data manual dan data elektronik. Untuk optimalisasi pelaksanaan

kegiatan pada tahun 2011 Dit. PTK-PNF bekerjasama dengan Ditjen PNFI dan pusat

informasi & data balitbang Depdiknas. Pada tingkat propinsi akan dikerjasamakan

dengan lembaga LPMP sebagai data centre propinsi dan juga SKB sebagai data

centre kab./kota

Pada akhirnya kegiatan BPPNFI regional V Makassar ini bertujuan untuk

menghasilkan data olahan, baik dalam bentuk agregat maupun berdasarkan individu

yang telah distatistikkan oleh lembaga penyelenggara informasi, yang siap untuk di

analisis dan dipublikasikan kepada pemangku kepentingan dengan 4 kelompok besar

jenis data yakni : 1). Data Kelembagaan 2). Data PTK-PNF 3). Data Program

Page 78: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

78

kegiatan BPPNFI regional V Makassar, serta 4). Data sasaran Balai Pengembangan

Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V Makassar.

Target sasaran kegiatan tahun 2011 diprioritaskan pada: pengelola PKBM,

pengelola Kursus dan tutor kesetaraan paket A, B dan C dan tutor keaksaraan

fungsional yang pada tahun sebelumnya telah dilakukan, agar kegiatan dapat

terselenggara secara efisien dan efektif diperlukan adanya pedoman dalam

melaksanakan kegiatan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan non formal

yang mengacu pada suatu mekanisme dan instrumen yang sama mulai dari tingkat

pusat, propinsi dan kabupaten kota.

Program pendidikan non formal adalah program yang dilaksanakan oleh

tenaga BPPNFI regional V Makassar yang terdiri dari tenaga pendidik, tenaga

kependidikan dan difasilitasi oleh lembaga balai pengembangan pendidikan

nonformal dan informal regional V Makassar seperti Subdin PLS Dinas Pendidikan,

BPKB, SKB, PKBM, Forum, LSM dan lembaga lainnya dalam rangka pencapaian

sasaran/target Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal Regional V

Makassar secara nasional.

Beberapa kebijakan/keputusan yang dikeluarkan oleh kepala balai BPPNFI

regional V Makassar yang direalisasikan dengan program kegiatan meliputi:

pemberantasan buta huruf, perluasan akses pendidikan dan kecakapan hidup,

peningkatan taraf hidup masyarakat khususnya masyarakat miskin, terpencil dan

tidak tersentuh ataupun gagal dalam pendidikan formal. Program-program kegiatan

sebagai berikut:

Page 79: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

79

a. Program PAUD, yaitu program yang ditujukan untuk pelayanan

dibidang pendidikan anak usia dini seperti program kelompok bermain

(KB), program taman penitipan anak (TPA) serta program Satuan Paud

Sejenis (SPS).

Gambar 10. Tempat Penitipan Anak

b. Program KF, yaitu program yang ditujukan untuk pelayanan dibidang

pemberantasan buta aksara (keaksaraan fungsional) dengan sasaran warga

belajar yang buta huruf pada berbagai tingkatan umur.

Gambar 11. Pemberantasan Buta Aksara

Page 80: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

80

c. Program Kesetaraan, yaitu Program yang ditujukan untuk pelayanan di

bidang pembelajaran paket mulai pada tingkat Paket A, Paket B, dan

Paket C dalam upaya penyediaan wadah belajar bagi masyarakat yang

putus sekolah dan tidak dapat bersekolah karena berbagai kendala.

Gambar 12. Perpustakaan Keliling

d. Program Diklanjut, yaitu program yang ditujukan untuk pelayanan

dibidang keterampilan hidup (life skill) serta program penunjang output

dari program pembelajaran lainnya, meliputi program magang, kursus,

pemberdayaan olahraga, serta keterampilan-keterampilan penunjang

lainnya.

Page 81: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

81

Gambar 13. Kursus Merias

Page 82: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

82

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasill penelitian dan pembahasan maka dapat di tarik simpulan

sebagai berikut:

1. Secara umum bahwa pengambilan keputusan berbasis komputerisasi Pada

balai pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V

Makassar sangat besar pengaruhnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan

besarnya dukungan operator komputer dalam mengolah, menganalisis data

dan informasi yang dijadikan patokan oleh pimpinan dalam mengambil

sebuah keputusan/kebijakan.

2. Keputusan yang diambil dengan sistem komputerisasi pada balai

pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V Makassar

menghasilkan sebuah keputusan yang valid, akurat, efektif dan efesien

karena prosesnya dengan menggunakan sistem elektronik (komputer) yang

sistem kerjanya on line.

3. Berdasarkan analisis yang dilakukan masih ditemukan hambatan yang

dapat menggangu kelancaran dalam pengambilan keputusan berbasis

komputersisasi seperti terjadinya gangguan jaringan, gangguan arus listrik

dan terserang virus komputer.

82

Page 83: PNBP-Pengambilan Keputusanan Berbasis Komputerisasi

83

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat di sarankan

sebagai berikut:

1. Pimpinan harus memberikan perhatian yang lebih serius untuk sebagai

kontrol, pembinaan dan pengembangan instansi khususnya operator

komputer ini mengingat akan manfaat yang diberikan oleh para operator

komputer dalam mengolah data/informasi yang dijadikan patokan oleh

pimpinan kantor dan kepala bagian dalam pengambilan

keputusan/kebijakan.

2. Untuk mempertahankan efisiensi pengolahan data/informasi pada instansi

haruslah memperbaiki segala kelemahan yang ada sekarang, terutama

pada jaringan dan pola jaringan kerja komputer, serta menyediakan

peralatan komputer yang lebih canggih.

3. Penerapan sistem ITC dalam pelaksanaan kegiatan pada balai

pengembangan pendidikan nonformal dan informal regional V Makassar

sekiranya dapat disosialisasikan ke instansi-instansi lain sehingga kantor

tersebut dapat dijadikan acuan kantor lain sebagai kantor percontohan

dalam penerapan ITC dalam pelaksanaan semua kegiatan kantor.