PMP-Uji Geometris M. Milling

download PMP-Uji Geometris M. Milling

of 8

description

uji geometris mesin milling lab pemesinan polban. mata kuliah perawatan mesin perkakas

Transcript of PMP-Uji Geometris M. Milling

PRAKTIKUM PERAWATAN MESIN PERKAKAS UJI GEOMETRIS MESIN MILLING

LAPORAN

Ditulis sebagai tugas mata kuliah Perawatan Mesin Perkakaspada Program Studi D3 Teknik Mesin

Oleh:Hani Khoripah131211017M. Geovany F. R.131211018M. Yusuf Qordhowi131211019M. Fahrul Fauzi131211023M. Rofiq A. M.1312110243-MM

JURUSAN TEKNIK MESINPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG2015BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMesin perkakas adalah mesin yang digunakan dalam proses pemesinan suatu bahan dasar menjadi produk jadi yang diinginkan. Untuk menghasilkan produk dengan ketilitian tinggi diperlukan mesin perkakas dalam kondisi siap pakai dan sesuai dengan rekomendasi pabrik. Proses manufaktur dengan produksi massal menggunakan mesin perkakas yang lebih teliti dapat menghasilkan keuntungan lebih dibandingkan dengan menggunakan mesin perkakas yang kurang teliti. Hal ini disebabkan adanya peningkatan nilai tambah produk, pengurangan waktu untuk proses finishing, dan pengurangan waktu untuk penyetelan ssaat komponen itu dirakit pada sistem yang lebih kompleks.

Gambar 1.1. Proses Pengerjaan dengan Mesin MillingPerakitan mesin perkakas dilakukan oleh pihak pabrik, selanjutnya pihak pabrik akan memberikan sertifikat tes hasil uji kinerja dari mesin tersebut, untuk menjamin kelayakan bahwa mesin siap digunakan. Namun kenyataanya tidak seperti itu, kinerja mesin perkakas dapat berubah salah satunya saat berlangsungnya proses perakitan maupun pemindahan mesin dari pabrik perakitan sampai ke pelanggan. Oleh sebab itu, untuk menjaga kinerja mesin perkakas diperlukan pengujian geometris.Pengujian geometris merupakan pengujian yang dilakukan dengan meninjau aspek-aspek ketegaklurusan, kesejajaran, kerataan, kesimetrisan, kebulatan, kesatusumbuan, kesilindrisan, dan aspek lainnya yang harus dimiliki suatu mesin perkakas. Dengan mengacu pada nilai toleransi yang dimiliki oleh masing-masing aspek geometris, pengujian geometris pada mesin perkakas dilakukan. Kemudian hasil pengujian dibandingkan dengan nilai toleransi masing-masing aspek geometris. Bila hasil pengujian masih pada batas toleransi, maka mesin perkakas berada pada kondisi baik, namun bila nilai hasil pengukuran di luar batas toleransi, maka perlu dilakukan perbaikan pada bagian mesin tersebut guna menjaga kepresisian mesin tersebut.

BAB IIPRAKTIKUM UJI GEOMETRIS MESIN BUBUT

2.1. Landasan TeoriUji geometris dilakukan untuk mengetahui kondisi komponen-komponen utama dari suatu mesin dan keterkaitan mekanisme kerja antara satu komponen dengan komponen yang lain. Dengan diadakan uji geometris diharapkan hasil proses pengerjaan benda kerja sesuai dengan yang diminta.Berikut ini adalah waktu-waktu dilakukannya uji geometris, diantaranya:1. Setelah komponen mesin perkakas produksi pertama kali selesai dirakit.2. Setelah mesin perkakas sudah dipasang landasannya.3. Apabila kualitas dan akurasi produksi benda kerja yang dihasilkan sudah sering menyimpang.4. Setelah mesin perkakas di-overhaul.Selanjutnya, aspek-aspek yang ditinjau saat melakukan uji geometris, adalah:1. Kedataran2. Kesejajaran3. Ketegaklurusan4. Kerataan5. Kelurusan6. Kesatusumbuan7. Kebulatan8. Kesilindrisan9. Run-out2.2. Tujuan Uji GeometrisBerikut ini adalah beberapa tujuan dari praktikum uji geometris mesin bubut, diantaranya adalah:1. Melakukan uji geometris pada mesin milling sesuai dengan standar yang telah ditentukan.2. Menjaga dan mengetahui ketelitian produk yang akan diproses dengan mesin bubut.3. Mengetahui kondisi mesin milling dan tindakan yang diperlukan untuk dilakukan ketika hasil pengukuran uji geometris sudah di luar batas yang diizinkan atau keluar dari batas toleransi.

2.3. Alat dan Bahan yang Digunakan

1. Alata. Spirit level 0,3 mm/mb. Kunci pas 14-17 mmc. Arbord. Dial indikator tusuk 0.01e. Kunci Lf. Penyiku2. Bahana. Mesin Milling Aciera F3

20

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KesimpulanDari data yang didapat bisa disimpulkan ke dalam aspek acuan praktik uji geometris, diantaranya:1. KedataranKedataran dilakukan pada permukaan meja kerja. Bagian pengukurannya dapat dibagi menjadi kanan, kiri, dan tengah arah transversal . Selanjutnya pengukuran dapat dilanjutkan dengan arah kanan, kiri, dan tengah longitudinal. Data aktual setelah pengukuran pada semua bidang tersebut tidak masuk ke dalam batas toleransi.Besarnya penyimpangan beragam bisa dilihat pada nomor 1 sampai 6. Contoh pada pengujian kedataran meja kerja bagian tengah arah transversal yaitu toleransi yang diijinkan adalah 0,01 / 1000 mm, sedangkan data pengukuran aktual 0,026 / 100 mm. Analisis penyimpangan akibat dari pemakaian meja kerja yang jarang dikalibrasi.Selanjutnya kedataran dilakukan pada kepala spindle horizontal bagian depan dan belakang (lihat no. 14 dan 15). Pengukuran dengan menggunakan spirit level dan setiap pengukuran terjadi penyimpangan masing-masing sama sebesar 0,26 / 1000 mm terhadap toleransi yang diizinkan sebesar 0,1 / 1000 mm.2. Run OutPengujian run out dilakukan untuk mengukur penyimpangan putaran spindle cutter (lihat no. 7). Pengukuran menggunakan dial indikator hasil yang didapat bahwa kondisi spindle cutter tidak terjadi penyimpangan dan masuk toleransi, dengan toleransi yang diijinkan 0,005 mm dan data aktual yang didapat 0,001 mm.Selanjutnya pengukuran run out dilakukan pada putaran spindle horizontal arah horizontal. Toleransi yang dizinkan 0,05 mm dan data aktual 0,01 mm. Kedua pengukuran pada spindle horizontal arah vertikal dengan toleransi yang dizinkan 0,05 mm dan data aktual 0,03 mm sehingga kedua aspek pengukuran masuk ke dalam toleransi yang diizinkan.3. Axial SlipAxial slip dilakukan pada spindle cutter pengujian ini dilakukan mengetahui besar penyimpangan aksial yang terjadi (lihat no. 8). Hasil yang didapat bahwa kondisi spindle cutter masuk ke dalam toleransi yang diijinkan dengan nilai 0,02 mm dan toleransi aktual bernilai sama.4. KesejajaranPengujian kesejajaran dilakukan dari nomor 9 sampai 11. Uji geometris dilakukan pada meja kerja terhadap spindle cutter. Pengukuran dilakukan dengan meninjau aspek kesejajaran gerak vertikal dan horizontal serta gerak spindle cutter terhadap meja kerja. Dari data yang didapatkan untuk pengujian gerak spindle cutter terhadap meja kerja (lihat no. 10) kondisi masih baik sedangkan kesejajaran meja kerja gerak vertikal dan horizontal diluar batas toleransi yang diizinkan 0,02 / 300 mm dan masing-masing data aktual 0,03 / 300 mm.5. KerataanKerataan dilakukan pada landasan vertikal dan horizontal meja kerja (lihat no. 12 dan 13). Dengan toleransi yang diizinkan 0,01 / 100 mm. Untuk pengujian kerataan landasan horizontal terjadi penyimpangan dengan data aktual 0,015 / 100 mm sedangkan kerataan landasan vertikal 0,035 / 100. Analisis penyimpangan akibat dari jarangnya meja kerja dikalibrasi.6. KesatusumbuanPengukuran kesatusumbuan pada spindle horizontal (lihat no. 19). Pengukuran dengan toleransi yang diizinkan 0,05 / 100 mm dan data aktual 0,01 / 100 mm sehingga pengukuran aspek ini masuk ke dalam standar toleransi.3.2. SaranPerlu adanya koordinasi antara pihak yang satu dengan lainnya agar proses uji geometris berjalan lancar berikut dengan kelengkapan data dan rolling tugas saat pengujian berlangsung.

19