MAKALAH Perencanaan pmp

download MAKALAH Perencanaan pmp

of 34

Transcript of MAKALAH Perencanaan pmp

STANDAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUANMAKALAH (PERENCANAAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN PERKANTORAN) Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Perencananaan Pembelajaran Manajemen Perkantoran

Disusun oleh: Fitriyane Laila A.R. Irma Novianti Ita Puspita Nita Riska Januari 0901037 0906173 0906225 0905986 0900951

PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAN PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011

KATA PENGANTARSegala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai seperti apa gambaran dari sekolah berstandar nasional maupun internasional. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Manajemen Perkantoran yaitu Bpk. Fuad Adman yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

Bandung, 01 Desember 2011

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang ............................................................................................... 1 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 Sekolah Berstandar Nasional .......................................................................... 3 Komponen Standar Nasional Pendidikan ........................................................ 4 Proyeksi Pencapaian Skm/Ssn .......................................................................25 Kriteria Sekolah Manengah Kejuruan Berstandar Nasional ...........................25 Sekolah Berstandar Internasional ..................................................................26 Tujuan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) .................................................27 Kriteria Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ................................................28 Kriteria SMK Berstandar Internasional .........................................................29

BAB III KESIMPULAN .............................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. iii

ii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan

serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. (UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003). Siswa sebagai subjek belajar, memiliki potensi dan karakteristik unik, sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar. Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal yang

sangat kompleks, yaitu siswa, sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat. Untuk menghasilkan siswa yang berkualitas dan berprestasi, perlu adanya optimalisasi seluruh unsur tersebut. Tujuan pendidikan tidak hanya mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia berilmu, cakap dan kreatif saja tetapi juga sehat, mandiri, demokratis, bertanggung jawab serta berakhlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan ini pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah menetapkan standar nasional pendidikan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan

pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Dalam dunia SMK standar yang diberlakukan sama saja dengan pendidikan SMA, hanya saja dalam SMA tidak dipersiapkan untuk siap terjun langsung kedalam dunia kerja, karena tidak diberikan keahlian yang banyak seperti pada pendidikan SMK. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai standar nasional dan standar internasional, adanya standar internasional adalah ketika standar nasionalnya telah terpenuhi.1

1.2

Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya yaitu : 1. Apa pengertian SKM/SSN ? 2. Apa saja komponen standar nasional pendidikan? 3. Apa saja Kriteria Sekolah Manengah Kejuruan Berstandar Nasional ? 4. Apa pengertian dari Sekolah Berstandar Internasional ? 5. Bagaimana Badan Hukum Program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ? 6. Apakah Tujuan dari Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ? 7. Apa sajakah Kriteria Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) ? 8. Apa sajakah Kriteria SMK Berstandar Internasional ?

1.3

Tujuan Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah PPMP

( Perencanaan Pembelajaran Manajemen Perkantoran), selain itu juga makalah ini bertujuan untuk : 1. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat memahami mengenai SKM atau SSN; 2. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat mengetahui mengenai komponen standar nasional pendidikan; 3. Agar penyusun manupun pembaca pada umumnya dapat mengetahui mengenai criteria standar nasional pendidikan; 4. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat memahami mengenai sekolah standar internasional; 5. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat mengetahui Badan Hukum SBI; 6. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat mengetahui tujuan dari SBI;Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat memahami kriteria sekolah SBI; 7. Agar penyusun maupun pembaca pada umumnya dapat memahami kriteria SMK bertaraf Internasional

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Sekolah Berstandar Nasional Pengertian Di Indonesia pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan

dari waktu ke waktu. Dulu ada kurikulum 1994, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan sekarang diterapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Hal-hal berkaitan dengan KTSP tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No 19 Tahun 2005 pasal 16 dan 17. PP RI No 19 Tahun 2005 tersebut memiliki keterkaitan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) No 20 Tahun 2003. Dalam UU SISDIKNAS tersebut pemerintah menetapkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Berikut ini landasan mengenai Sekolah Standar Nasional : 1. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi 2. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan 3. Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007, sebagai penyempurnaan Pemendiknas Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas nomor 22 dan 23 tahun 2006 4. Permendiknas Nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah 5. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah 6. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru 7. Permendiknas nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi guru dalam jabatan 8. Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan 9. Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan 10. Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana pendidikan 11. Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses

Sekolah Kategori Mandiri (SKM)/Sekolah Standar Nasional (SSN) adalah sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3

Selain itu pengertian Sekolah standar nasional (SSN) adalah sekolah yang sudah atau hampir memenuhi SNP (Standar Nasional Pendidikan), yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana dan prasarana, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar manajemen, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Sementara itu pengertian secara khusus mengenai SMK berstandar Nasional adalah lembaga yang menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan kejuruan yang tamatannya mendapatkan sertifikat standar nasional pada satu atau lebih program keahlian. Tujuan SNP adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Sedangkan fungsi SNP adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

2.2

Komponen Standar Nasional Pendidikan Profil SKM/SSN terdiri dari tujuh komponen, dimana setiap komponen terdiri dari

beberapa aspek dan indicator sebagai berikut : A. Standar isi dan standar kompetensi lulusan Sekolah memiliki dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang memuat komponen yang dipersyaratkan dan telah disahkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Penyusunan KTSP dilakukan secara mandiri dengan membentuk Tim KTSP. Komponen KTSP memuat tentang visi, misi, tujuan dan struktur dan muatan KTSP. KTSP dilengkapi dengan silabus yang penyusunannya melibatkan seluruh guru dari sekolah yang bersangkutan. Aspek dan indikatornya adalah : 1. Memiliki dokumen kurikulum a. Dokumen KTSP disahkan Dinas Pendidikan Provinsi b. KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional yang mencakup: y Agama y Peningkatan iman dan takwa serta akhlaq mulia y Persatuan nasional dan nilai kebangsaan4

y Tuntutan pembangunan daerah dan nasional y Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik y Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan y Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni y Dinamika perkembangan global y Tuntutan dunia kerja y Kondisi social budaya masyarakat setempat y Kesetaraan jender y Karakteristik satuan pendidikan c. Proses penyusunan dokumen: y Membentuk Tim Penyusun KTSP (Kasek, Guru/Konselor) disertai uraian tugas masing-masing unsur yang terlibat y Menyusun program dan jadwal kerja Tim Penyusun KTSP, yang mencakup : penyusun draf, reviu, revisi, finalisasi, pemantapan, penilaian keterlaksanaan KTSP, dan tindak lanjut hasil penilaian secara konfrehensif dan tersistem y Menganalisis konteks dan menyusun hasil analisis berupa : Identifikasi SI, SKL, SK dan KD sebagai acuan dalam menjabarkan menjadi indicator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, bahan penelitian dan bahan/ media/ alat pembelajaran Analisis kondisi satuan pendidikan (peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya dan program-program) y Menganalisis peluang dan tantangan (daya dukung : komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, sumberdaya alam dan social budaya) 2. Komponen KTSP, memuat : a. Visi, misi, tujuan satuan pendidikan dan strategi yang mencerminkan upaya untuk mencapai hasil belajar peserta didik yang berkualitas dan didukung dengan suasana belajar dan suasana sekolah yang memadai/ kondusif/ menyenangkan b. Struktur dan muatan KTSP, yang mencakup :

5

y Mata pelajaran dan alokasi waktu berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi y Program muatan local ( mencakup: jenis program dan strategi pelaksanaan) y Kegiatan pengembangan diri ( mencakup : jenis program dan strategi pelaksanaan) y Pengaturan beban belajar System paket ( pemanfaatan tambahan 4 jam belajar, pemanfaatan tambahan waktu 60% waktu tatap muka per MP untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur) System satuan kredit semester (dengan karakter pengelompokkan MP wajib/ pokok dan pilihan paket/ bebas, setiap SKS diperhitungkan 45menit tatap muka dan 25 menit penugasan terstruktur dan kegiatan tidak terstruktur, tidak menerapkan kenaikan kelas, peserta didik dimungkinkan menyelesaikan pendidikan kurang dari 6 (enam) semester y Ketuntasan belajar KKM seluruh MP 75 % dan dilengakapi dengan rencana pencapaian criteria ketuntasan ideal 100% Dilakukan melalui analisis indicator, KD dan SK dengan

mempertimbangkan kemampuan rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas SK/KD dan ketersediaan sumberdaya dukung y Kenaikan kelas dan kelulusan Adanya criteria kenaikan kelas yang disesuaikan dengan KKM yang telah ditetapkan dan karakteristik satuan pendidikan yang bersangkutan Adanya criteria kelulusan 75% y Penjurusan ( adanya criteria penjurusan dengan mempertimbangkan bakat, minat, prestasi peserta didik yang disesuaikan dengan KKM dan karakteristik sekolah yang bersangkutan) y Mutasi peserta didik (adanya ketentuan tentang mutasi ke dalam maupun keluar sesuai ketentuan yang berlaku) y Pendidikan kecakapan hidup6

Ada program kecakapan hidup (terintegrasi pada MP atau berupa paket/modul yang dirancang secara khusus) Ada strategi pelaksanaanya ( disekolah yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan formal/ nonformal lain) y Pendidikan berbasis keunggulan local dan global Ada program (terintegrasi pada MP atau berupa paket/ modul yang dirancang secara khusus) Ada strategi pelaksanaanya (disekolah yang bersangkutan atau dari satuan pendidikan formal/nonformal lain) y Kalender pendidikan tingkat satuan pendidikan yang disusun sesuai dengan kebutuhan daerah dan karakteristik sekolah 3. Penyusunan/pengembangan silabus : a. Disusun/dikembangkan secara mandiri dengan melibatkan seluruh guru dari sekolah yang bersangkutan b. Silabus disusun/dikembangkan melalui proses penjabaran SK/KD menjadi Indikator, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran dan Jenis Penilaian c. Mencakup seluruh mata pelajaran baik yang SK/KD nya telah disiapkan oleh Pemerintah maupun yang disusun oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan d. Memanfaatkan berbagai panduan dan contoh silabus yang dikembangkan oleh Pusat sebagai referensi dalam penyusunan/ pengembangan silabus di sekolah

B.

Standar Proses Sekolah mempunyai perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran sesusai dengan rencana, melakukan penilaian dengan berbagai cara, melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap seluruh proses pendidikan yang terjadi di sekolah untuk mendukung pencapaian standar kompetensi lulusan. Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada tujuh prinsip pelaksanaan kurikulum. Sekolah telah menerapkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Aspek dan indikatornya adalah: 1. Penyiapan perangkat pembelajaran

7

a. Adanya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh setiap Guru (paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih) b. Substansi RPP sekurang-kurangnya berisi tentang : Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian Hasil Belajar c. Pengembangan bahan ajar dalam bentuk : y y y Bahan cetak (modul, hand out, LKS, dll) Audio, visual, audio visual Bahan ajar berbasis TIK/multi media: CD interaktif, computer based

2. Pelaksanaan proses pembelajaran a. Pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan tatap muka, kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur b. Menerapkan pengelolaan pembelajaran dengan sistem pindah ruang kelas (moving class). Untuk itu diperlukan kelas mata pelajaran c. Guru menyediakan jadwal untuk konsultasi mata pelajaran d. Jadwal pemanfaatan laboratorium untuk kegiatan di luar jadwal rutin e. Pemanfaatan perpustakaan untuk menunjang pembelajaran tatap muka, tugas terstruktur, dan belajar mandirI f. Adanya penasehat akademik, yang dapat mendeteksi potensi peserta didik(bisa dengan tes bakat disertai data prestasi belajar), memberikan bimbingan akademik, dan membantu memecahkan masalah peserta didik g. Ada program remedi sepanjang semester (tidak ada batasan frekuensi pelaksanaan remedi dalam satu semester sehingga diperlukan perangkat pendukung untuk pelaksanaan remedi antara lain dalam bentuk modul pembelajaran mandiri yang disiapkan oleh pendidik) h. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK. i. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif

8

j.

Proses pembelajaran mendorong prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

k. Pendidik menerapkan aspek keteladanan dalam setiap proses pembelajaran l. Pelaksanaan proses pembelajaran mempertimbangkan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik m. Setiap proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis

3. Pengawasan proses pembelajaran a. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan secara terprogram dan intensif melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

C.

Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia sekolah yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan. Tenaga pendidik secara kualitas harus memenuhi kualifikasi akademik, sertifikasi profesi dan kesesuaian pendidikan dengan mata pelajaran yang diajarkan. Sedangkan secara kuantitas harus memenuhi ketentuan rasio guru dan peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri dari Kepala Sekolah, tenaga administrasi, pustakawan, tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan. Tenaga kependidikan sekolah harus memenuhi persyaratan kompetensi yang dibutuhkan. Aspek dan indikatornya adalah : 1. Kualifikasi akademik tenaga pendidik b. Lebih dari 75% tenaga pendidik berkualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) c. Lebih dari 75% tenaga pendidik berlatar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan d. Lebih dari 75% tenaga pendidik bersertifikat profesi guru untuk SMA/MA e. Tersedia guru bimbingan konseling/konselore. Guru bimbingan/konseling membantu layanan peserta didik baik akademik maupun non akademik9

f. Rasio guru dan peserta didik sesuai ketentuan g. Peningkatan kemampuan guru dalam pengembangan bahan ajar

2. Tenaga kependidikan a. Tenaga kependidikan sekurang-kurangnya terdiri atas : y Kepala sekolah y Tenaga administrasi y Pustakawan y Tenaga laboratorium y Tenaga kebersihan b. Kualifikasi umum dan khusus tenaga kependidikan terpenuhi untuk: y Kepala sekolah y Tenaga administrasi y Pustakawan y Tenaga laboratorium y Tenaga kebersihan c. Jumlah tenaga kependidikan terpenuhi sesuai kebutuhan sekolah, yang meliputi: y Tenaga administrasi y Pustakawan y Tenaga laboratorium y Tenaga kebersihan d. Kompetensi sebagai Kepala Sekolah terpenuhi e. Kepala Sekolah dibantu minimal tiga Wakil Kepala Sekolah untuk bidang akademik, sarana prasarana, dan kesiswaan

D.

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah memiliki sarana dan prasarana meliputi satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Sekolah minimum memiliki 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar. SMA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum 6000 jiwa. Lahan yang dimiliki sekolah memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat bermain/berolahraga. Lahan harus10

memenuhi kriteria kesehatan dan keselamatan, kemiringan, pencemaran air dan udara, kebisingan, peruntukan lokasi, dan status tanah. Bangunan gedung memenuhi rasio minimum luas lantai, tata bangunan, keselamatan, kesehatan, fasilitas penyandang cacat, kenyamanan, keamanan. Bangunan gedung dipelihara secara rutin. Kelengkapan sarana prasarana yang tersedia meliputi : 1) ruang kelas, 2) ruang perpustakaan, 3) ruang laboratorium biologi, 4) ruang laboratorium fisika, 5) ruang laboratorium kimia, 6) ruang laboratorium komputer, 7) ruang laboratorium bahasa, 8) ruang pimpinan, 9) ruang guru, 10) ruang tata usaha, 11) tempat beribadah, 12) ruang konseling, 13) ruang UKS, 14) ruang organisasi kesiswaan, 15) jamban, 16) gudang, 17) ruang sirkulasi, 18) tempat bermain/berolahraga. Aspek dan indikatornya adalah : 1. Satuan pendidikan a. Memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan belajar 2. Lahan a. Luas lahan sekolah memenuhi rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik (m2/peserta didik) b. Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat c. Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sungai dan jalur kereta api d. Lahan terhindar dari gangguan-gangguan pencemaran air, kebisingan, pencemaran udara e. Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota atau rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin pemanfaatan tanah dari Pemerintah Daerah setempat f. Lahan memiliki status hak atas tanah, dan/atau memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20 tahun.

3. Bangunan gedung

11

a. Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik (2 m2/peserta didik) b. Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan yaitu memiliki struktur yang stabil dan kukuh, dilengkapi sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan petir c. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan yaitu mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai, memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung, bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan d. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat e. Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan yaitu mampu meredam getaran dan kebisingan yang mengganggu kegiatan

pembelajaran, memiliki temperatur dankelembaban yang tidak melebihi kondisi luar ruangan, setiap ruang dilengkapi dengan lampu penerangan f. Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan yaitu peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, akses evakuasi yang dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas g. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt. h. Bangunan secara berkala dilakukan pemeliharaan baik ringan maupun berat.

4. Ruang kelas a. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan jumlah rombongan belajar b. Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik c. Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik d. Ruang kelas dilengkapi sarana meliputi perabot (kursidan meja peserta didik, kursi dan meja guru, lemari dan papan pajang), media pendidikan (papan tulis), perlengkapan lain (tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, soket listrik)12

e. Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan f. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

5. Ruang perpustakaan g. Luas minimum sama dengan luas 1 ruang kelas dengan lebar minimum 5 m h. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana meliputi buku (buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi dan sumber belajar lain), perabot (rak buku, rak majalah, rak surat kabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja, lemari katalog, lemari, papan pengumuman dan meja multimedia), media pendidikan (peralatan multimedia), perlengkapan lain (buku inventaris, tempat sampah, soket listrik dan jam dinding) i. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku j. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai

6. Laboratorium biologi a. Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar b. Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik c. Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, bahan habis pakai, perlengkapan lain d. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

7. Laboratorium fisika a. Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar. b. Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik.13

c. Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain. d. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.

8. Laboratorium kimia a. Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 romb. belajar b. Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik c. Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain d. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan

9.

Laboratorium komputer a. Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang b. Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2/peserta didik c. Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain d. Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan konsisi/kemampuan.

10. Laboratorium Bahasa a. Ruang laboratorium dapat menampung minimum 1 rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang b. Rasio minimum ruang laboratorium 2,4 m2 / peserta didik c. Ruang laboratorium dilengkapi sarana meliputi perabot, peralatan pendidikan (alat peraga, alat dan bahan percobaan), media pendidikan, perlengkapan lain14

d. Ruang laboratorium memiliki fasilitas pencahayaan dan pendingin ruangan memadai yang disesuaikan dengan konsisi/kemampuan

11. Ruang Pimpinan a. Luas minimum ruang 4 m2 / pendidik, luas minimum ruang 72 m2 b. Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan c. Ruang pimpinan dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

12. Ruang Guru a. Rasio minimum luas ruang 4 m2 /petugas dan luas minimum ruang 16 m2 b. Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan c. Ruang guru dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain d. Pengaturan ruang guru/pendidik memungkinkan untuk mobilitas MGMP rumpun mata pelajaran dan memberikan layanan konsultasi akademik peserta didik

13. Ruang Tata Usaha a. Rasio minimum luas ruang 4 m2 /petugas dan luas minimum ruang 16 m2 b. Mudah dicapai dari halaman sekolah atau dari luar lingkungan sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan c. Ruang tata usah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

14. Tempat Ibadah a. Luas minimum ruang 12 m2 b. Tempat ibadah dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

15. Ruang Konseling a. Luas minimum ruang 9 m2 b. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik c. Ruang dilengkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

15

16. Ruang UKS a. Luas minimum ruang 12 m2 b. Ruang dielngkapi sarana meliputi perabot, dan perlengkapan lain

17. Ruang Organisasi Kesiswaan a. Luas minimum ruang 9 m2 b. Ruang dilengkapi sarana perabot

18. Jamban a. Minimum jamban setiap sekolah 3 unit untuk peserta didik dan guru b. Luas minimum 2 m2 /jamban c. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan d. Tersedia air bersih di setiap unit jamban e. Jamban dilengkapi sarana perlengkapan lain (kloset jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, tempat sampah)

19. Gudang a. Luas minimum 21 m2 b. Gudang dilengkapi sarana perabot c. Gudang dapat dikunci

20. Ruang Sirkulasi a. Tersedia ruangsirkulasi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan berinteraksi social peserta didik di luar jam pelajaran b. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan antar ruang bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang bangunan, lebar minimum 1,8 m dan tinggi minimum 2,5 m c. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup d. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm e. Ruang sirkulasi vertical dilengkapi pencahayaan dan pengawasan yang cukup16

21. Ruang bermain/Berolahraga a. Memenuhi rasio luas minimum 3 m2 /peserta didik b. Tempat bermain/berolahraga berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan c. Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parker d. Dilengkapi denganb sarana yang meliputi peralatan pendidikan, perlengkapan lain

E.

Standar Pengelolaan Pengelolaan sekolah didasarkan pada perencanaan program, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kemimpinan sekolah, dan system informasi

manajemen. Sekolah mengembangkan perencanaan program mulai dari penetapan visi, misi, tujuan dan rencana kerja. Pelaksanaan rencana kerja sekolah didasarkan pada struktur organisasi dan pedoman pengelolaan secara tertulis dibidang kesiswaan, kurikulum dan kegiatan pembelajaran, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, keuangan dan pembiayaan. Di samping itu pelaksanaannya juga mempertimbangkan budaya dan lingkungan sekolah, serta melibatkan peran serta masyarakat. Aspek dan indikatornya adalah: 1. Perencanaan program a. Memilikii visi sekolah b. Memiliki misi sekolah c. Memiliki tujuan sekolah d. Memiliki rencana kerja sekolah 2. Pelaksanaan pengembangan pedoman sekolah a. Aspek membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait berupa : KTSP, kalender pendidikan/akademik, struktur organisasi sekolah, pembagian tugas diantara guru dan tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib sekolah, kode etik sekolah, dan biaya operasional sekolah, pedoman pembelajan pedoman memilih mata pelajaran, pedoman menjajagi potensi peserta didik, pedoman penilaian b. Perumusan pedoman sekolah mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah17

3. Pelaksanaan pengembangan struktur organisasi sekolah a. Struktur organisasi sekolah berisi tentang system penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan b. Pimpinan, pendidik dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan

penyelenggaraan dan administrasi sekolah 4. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah a. Kegiatan sekolah dilaksanakan berdasarkan program kerja tahunan b. Melaksanakan program kerjasama dengan instansi/lembaga pendidikan dalam rangka pelaksanaan program: Muatan Lokal, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berkeunggulan Lokal/ Global/ Internasional (SBI), Ujji Konpetensi dll. c. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah d. Melakukan pertemuan rutin dengan guru dan tata usaha e. Melakukan pertemuan rutin sekolah dengan orang tua peserta didik 5. Pelaksanaan Rencana Kerja Bidang Kesiswaan a. Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional proses penerimaan peserta didik (criteria calon peserta didik, penerimaan peserta didik, orientasi peserta didik baru) sesuai dengan peraturan yang berlaku b. Sekolah menyusun dan menetapkan persyaratan, petunjuk pelaksanaan kenaikan kelas/melanjutkan semester dan mutasi peserta didik c. Sekolah memberikan layanan koseling kepada pesertra didik d. Melaksanakan kegiatan ekstra dan kurikuler e. Melakukan pembinaan prestasi unggulan f. Melakukan pelacakan terhadap alumni g. Meningkatkan peran serta alumni untuk mendukung program kerja sekolah h. Pendaftar calon peserta didik tiga tahun terakhir lebih besar dari daya tamping 6. Pelaksanaan rencana kerja kurikulum dan kegiatan pembelajaran a. Penyusunan KTSP memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya b. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan peserta didik18

c. Sekolah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstra kulikuler, dan hari libur d. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta standar proses dan standar penilaian e. Sekolah menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, lapioran kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan dan dokumentasi f. Sekolah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaian hasil belajar g. Sekolah menyusun dan menetapkan peraturan akademik yang berisi: y Persyaratan minimal kehadiran peserta didik untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru y Ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan y Ketentuan mengenai hak peserta didik untuk menggunakan fasilitas belajar, buku referensi, dan buku perpustakaan y Ketentuan mengenai layanan konsultan kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor 7. Pelaksanaan rencana kerja bidang pendidik dan tenaga kependidikan a. Sekolah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga

kependidikan dengan ketentuan : y y Memperhatikan standar pendidik dan tenaga kependidikan Dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, termasuk pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan system penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga kependidikan serta menerapkannya secara professional, adil dan terbuka b. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum dan sekolah/madrasah19

c. Adanya promosi pendidik dan tenaga kependidikan berdasarkan azas kemanfaatan, kepatuhan, dan profesionalisme 8. Pelaksanaan rencana kerja bidang sarana dan prasarana a. Adanya program pengelolaan sarana dan prasaran yang mengacu pada standar sarana dan prasarana b. Adanya upaya memenuhi dan mendayagunakan serta memelihara sarana dan oprasarana pendidikan c. Pengelolaan perputakaan dilakukan dengan kondisi : y Menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya y Merencanakan fasilitas peminjaman buku dan bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik y y Membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja Melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustkaan, baik internal maupun eksternal y Menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah lain baik negeri maupun swasta d. Laboratorium dikembangkan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan e. Fasilitas fisik untuk kegiatan ekstra-kurikuler disesuaikan dengan

perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik 9. Pelaksanaan rencana kerja budaya dan lingkungan sekolah a. Sekolah menciptakan suasana, iklim dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan b. Sekolah menetapkan pedoman tata-tertib yang berisi : y Tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, termasuk dalam hal menanggungkan dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan y Petunjuk,peringatan dan larangan dalam berperilaku disekolah, serta pemberian sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib c. Adanya kode etik sekolah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk:20

y y y

Menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya; Menghormati pendidik dan tenaga kependidikan; Mengikuti proses pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang berlaku;

y

Memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan harmoni social di antara teman;

y y y

Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi sesama; Mencintai lingkungan, bangsa dan Negara; serta, Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah.

d. Adanya kode etik sekolah yang mengatur guru dan tenaga kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk : y Menjual buku pelajaran, seragam/ bahan pakaian sekolah dan/ atau perangkat sekolah lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta didik; y Memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik y Memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang y Melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang mencederai integritas hasil ujian sekolah dan ujian nasional

10. Pelaksanaan peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah a. Sekolah menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan berkaitan dengan input, proses, output dan pemanfaatan lulusan dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah b. System kemitraan sekolah ditetapkan dengan perjanjian secara tertulis 11. Pengawasan a. Menyusun program pengawasan yang objectif, bertanggungjawab dan berkelanjutan terhadap pelaksanaan program kerja sekolah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan b. Pengawasan meliputi pemantauan, supervise, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut pengawasan21

12. Evaluasi a. Melakukan diri terhadap kinerja sekolah sekurang-kurangnya sekali dalam setahun b. Melakukan evaluasi keterlaksanaan dan pengembangan KTSP c. Melakukan evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan secara komprehensif pada setiap akhir semester, yang meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas, dengan memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik d. Hasil akreditasi sekolah A 13. Sistem informasi manajemen a. Sekolah mengelola system informasi manajemen yang memadai untuk mendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan akuntabel b. Tersedia fasilitas informasi yang efisien, efektif dan mudah diakses c. Menugaskan pendidik atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah baik lisan maupun tulisan dan semuanya direkam dan didokumentasikan dengan baik

F.

Standar Pembiayaan Pembiayaan Sekolah didasarkan pada rancangan biaya operasional program kerja tahunan meliputi investasi, operasi, bahan atau peralatan dan biaya personal. Sumber pembiayaan sekolah dapat berasal orangtua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donator lainnya. Penggunaan dana harus dipertanggungjawabkan dan dikelola secara transparan dan akuntabel. Aspek dan indikatornya adalah : 1. Jenis dan Sumber Pembiayaan a. Sekolah menyusun rancangan biaya operasional program tahunan. b. Sekolah mengalokasikan biaya pendidikan untuk biaya investasi

(penyediaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap), biaya operasi (gaji pendidik dan tenaga kependidikan), bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, biaya operasi pendidikan tak langsung), dan biaya personal (biaya pendidikan dari peserta didik). c. Sekolah mengoptimalkan sumber-sumber pembiayaan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pendidikan secara mandiri.22

2. Program Pembiayaan a. Adanya program dan upaya sekolah menggali dan mengelola serta

memanfaatkan dana dari berbagai sumber (orang tua peserta didik, masyarakat, pemerintah dan donator lainnya) melalui program yang rasional dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban secara akuntabel dan transparan. b. Sekolah memiliki pedoman pengelola biaya investasi dan operasional yang mengacu pada standar pendidikan.

G.

Standar Penilaian Pendidikan Sekolah melaksanakan penilaian pendidikan melalui proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian mengacu pada prinsip penilaian dengan menggunakan teknik dan instrument penilaian yang sesuai berdasarkan mekanisme dan prosedur penilaian terstandar. Penilaian dilakukan oleh pendidik, satuan pendidik, dan pemerintah. Aspek dan indikatornya adalah : 1. Perangkat Penilaian a. Menyusun perangkat penilaian berupa kisi-kisi, soal atau bank soal, lembar jawaban, format penilaian dan laporan hasil belajar. b. Menyusun rancangan jadwal pelaksanaan, remedial dan pengayaan. c. Menganalisis hasil belajar peserta didik. d. Memiliki dokumen Laporan Hasil Belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan Penilaian a. Penilaian dilakukan sepanjang semester. b. Teknik penilaian dilakukan sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik, dapat berupa tes tertulis, observasi secara individual sekurang-kurangnya satu kali dalam satu semester. c. Mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan teknik penilaian observasi secara individual sekurangkurangnya satu kali dalam satu semester. d. Adanya upaya atau program kerjasama dengan lembaga pendidikan lain, untuk penerbitan sertifikat kelulusan pada mata pelajaran atau program pembelajaran tertentu yang kelulusannya dilakukan melalui uji kompetensi.

23

e. Seluruh pendidik telah melakukan penilaian hasil belajar untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. 3. Hasil Penilaian a. Peserta didik minimal mencapai batas KKM. b. Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir minimum 7,00. c. Persentase kelulusan UN kurang lebih 90% untuk tiga tahun terakhir.

Pelaksanaan Sekolah Kategori Mandiri / Sekolah Standar Nasional (SKM/SSN) memerlukan kesiapan dari seluruh warga sekolah yang diwujudkan dalam bentuk dukungan. Disamping itu dalam pelaksanaannya perlu mendapatkan dukungan dari pihak luar sekolah. Dukungan tersebut sangat diperlukan karena SKM/SSN merupakan peningkatan mutu sekolah berdasarkan delapan standar nasional pendidikan yang memerlukan kerjasama dengan pihak diluar sekolah. Beberapa aspek dan indicator yang dapat menjadi indicator dukungan tersebut antara lain : 1. Warga sekolah bersedia melaksnakan SKM/SSN dan system SKS. 2. Persentase guru yang menyatakan bersedia melaksanakan SKM/SSN dan system SKS kurang lebih 90%. 3. Pernyataan staf administrasi akademik bersedia melaksanakan SKM/SS dan system SKS. 4. Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki kemampuan mengoprasikan computer. 5. Dukungan dari komite sekolah. 6. Dukungan dari orangtua peserta didik. 7. Dukungan dari DInas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten atau Kota secara tertulis. 8. Dukungan dari Perguruan Tinggi, LPMP/P4TK/PPPG dalam rangka

pendampingan dan pembibingan proses pengembangan sekolah kategori mandiri (persiapan, pelaksanaan dan evaluasi). 9. Dukungan asosiasi profesi, organisasi non structural (MKKS, MGMP, Dewan Pendidikan, dan lembaga pendidikan lain) dalam proses pengembangan dan pelaksanaan SKM/SSN.

24

2.3

Proyeksi Pencapaian Skm/Ssn Mengacu pada PP 19 tahun 2005 dinyatakan bahwa tujuh tahun setelah

diberlakukannya peraturan ini, seluruh satuan pendidikan Menengah Atas telah memenuhi standar nasional pendidikan atau dengan kata lain menjadi SKM/SSN. Untuk itu langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk mulai memetakan satuan pendidikan ke dalam kategori mandiri atau standar nasional. Proyeksi secara nasional (semesntara) dapat digambarkan sebagai berikut : 2007 441 441 2024 441 2024 4500 2024 4500 2535 4500 2535 2535 9500 4500/6965 2024/2465 441 2008 2009 2010 2011 2012 2013

2.4

Kriteria Sekolah Manengah Kejuruan Berstandar Nasional Secara khusus kriteria yang dicanngkan pada Sekolah Menengah Kejuruan adalah

sebagai berikut: 1. Menggunakan program diklat standar kompetensi nasional dengan pendekatan Competency Based Training. 2. Memiliki tenaga kependidikan khususnya guru-guru produktif yang memiliki kompetensi bersertifikat nasional, berpengalaman kerja di industri pada bidang yang relevan minimal 1 (satu) tahun. 3. Tersedianya fasilitas pendidikan yang mendukung pencapaian kompetensi tamatan baik milik sendiri maupun melalui kerjasama dengan pihak lain (out sourcing). 4. Menerapkan manajemen mutu secara konsisten. 5. Memiliki institusi pasangan yang berstandar nasional.25

6. Mendapat dukungan dari pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan kualitas 7. Melaksanakan pengujian dan sertifikasi dengan mengunakan perangkat dan prosedur serta mekanisme yang terstandar dan dilakukan oleh assessor yang memiliki otoritas dan diakui secara nasional (lembaga pengujian dan sertifikasi yang terakreditasi).

2.5 Sekolah Berstandar Internasional 1. Pengertian SBI adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh SNP yang diperkaya dengan keunggulan mutu tertentu yang berasal dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya. Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Satuan pendidikan bertaraf internasional merupakan satuan pendidikan yang telah memenuhi Standar Nasional Pendidikan dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Salah satu kebijakan pemerintah pusat dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) [Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 50 ayat (3) dan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 pasal 61 ayat (1)]. Kebijakan SBI diharapkan dapat menjadi faktor pendorong bagi Pemerintah Pusat dan Daerah (Propinsi dan Kabupaten) guna meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Indonesia.

2. Badan Hukum Program Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) a. UU No. 20/2003 (Sistem dan/atau Pendidikan pemerintah Nasional) daerah pasal 50 ayat 3,

yakni:Pemerintah

menyelenggarakan

sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. b. UU No. 32/2004 (Pemerintahan Daerah) c. PP No.19/2005 (Standar Nasional Pendidikan) d. PP No 38/2007 (Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota) e. PP No. 48/2008 (Pendanaan Pendidikan)26

f. PP No. 17/2010 (Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan) g. Permendiknas No. 63/2009 (Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) h. Permendiknas No. 78/2009 (Penyelenggaraan SBI pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah) (Dikjend Man.Pend. Dasar dan Menengah Kemendiknas : 2009)

2.6

Tujuan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)

Tujuan penyelenggaraan SBI berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki : a. kompetensi sesuai standar kompetensi lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi pada salah satu sekolah terakreditasi di negara anggota OECDataun negara maju lainnya b. daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal ditingkat internasional c. kemampuan bersaing dalam berbagai lomba internasional yang dibuktikan dengan perolehan medali emas, perak, perunggu dan bentuk penghargaan internasional lainnya d. kemampuan bersaing kerja di luar negeri terutama bagi lulusan sekolah menengah kejuruan e. kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris (skor TOEFL Test > 7,5) dalam skala internet based test bagi SMA, skor TOEIC 450 bagi SMK), dan/atau bahasa asing lainnya f. kemampuan berperan aktif secara internasional dalam menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan dunia dari perspektif ekonomi, sosio-kultural, dan lingkungan hidup g. kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara professional.

27

2.7

Kriteria Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) No. Parameter 1. Persyaratan

Standar Nasional Harus Sudah Terpenuhi Pendidikan (SNP)

2.

Guru

Min S2/S3: 10% (SD), 20% (SMP), 30% (SMA/K)

3.

Kepala Sekolah

Min S2 dan mampu berbahasa asing secara aktif

4. 5. 6.

Akreditasi Sarana Prasarana Kurikulum

A (95) Berbasis TIK KTSP diperkaya dengan kurikulum dari negara maju, penerapan SKS pada SMA/SMK

7.

Pembelajaran

Berbasis TIK, dan bilingual (mulai kelas 4 SD), sister school dengan sekolah dari negara anggota OECD atau negara maju lainnya

8. 9.

Manajemen Evaluasi

Berbasis TIK; ISO 9001 dan ISO 14000 Menerapkan model UN dan diperkaya

dengan sistem ujian internasional (Negara Maju dan atau negara lain yang memiliki keunggulan tertentu) 10. Lulusan Memiliki daya saing internasional dalam melanjutkan pendidikan dan bekerja (SMK) 11. Kultur Sekolah Terjaminnya Pendidikan Karakter, Bebas Bullying, Demokratis, Partisipatif 12. Pembiayaan APBN, APBD dan boleh memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang akuntabel (Dikjend Man.Pend. Dasar dan Menengah Kemendiknas : 2009)

28

2.8

Kriteria SMK Berstandar Internasional Secara khusus Sekolah Menengah Kejuruan memiliki kriteria yang menjadi ciri

khusus dari SMK, selain kriteria yang telah ditetapkan secara Internasional, sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan program diklat yang mengacu pada standar kompetensi Internasional, menggunakann pendekatan Competency Based Training dan memberikan bekal yang cukup dalam kemampuan komunikasi bahasa Inggris (TOEIC). 2. Memiliki tenaga kependidikan khususnya guru-guru produktif yang sebagian bersertifikat internasional, memiliki pengalaman kerja/magang di industri berstandar internasional dan mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. 3. Tersedianya fasilitas yang mendukung pencapaian kompetensi tamatan standar internasional, baik milik sendiri maupun kerjasama dengan pihak lain (out sourcing). 4. Menerapkan sistem manajemen mutu yang mengacu standar mutu internasional (ISO). 5. Memiliki partner lembaga Diklat dan DU/DI berstandar internasional untuk mendorong peningkatan kualitas . 6. Melaksanakan pengujian dan sertifikasi dengan menggunakan perangkat pengujian terstandar dan dilakukan oleh assesor bertaraf internasional (lembaga pengujian dan sertifikasi yang terakreditasi secara internasional).

29

BAB III KESIMPULANPendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya. Sumberdaya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan member layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, hamper semua bangsa berusaha meningkatkan kualitas pendidikan yang dimilikinya, termasuk Indonesia. Kualitas sumberdaya manusia dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensi yang dimiliki lulusan lembaga pendidikan, seperti sekolah. Sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan mensejahterakan masyarakat. Pada dasarnya peningkatan kualitas pendidikan berbasis pada sekolah. Sekolah merupakan basis peningkatan kualitas, karena sekolah lebih mengetahui masalah yang dihadapi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu dalam makalah ini dibahas mengenai sekolah standar nasional dan internasional, ketika standar nasional telah dipenuhi maka standar internasionalpun akan bisa terpenuhi.

30

DAFTAR PUSTAKAwww.docstoc.com/docs/40031873/konsep-sekolah-standar-nasional

Dikjend Man.Pend. Dasar dan Menengah Kemendiknas : 2009

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional Pada Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah pasal 2)

iii