pleno 1
-
Upload
dwi-dharmayanti -
Category
Documents
-
view
217 -
download
1
description
Transcript of pleno 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam kehidupan, fungsi jantung
sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan
yang di butuhkan untuk mengalirkan darah kejaringan. Seperti semua cairan, darah
mengalir menuruni gradien tekanan dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.
Jantung mengalirkan darah yang terdeoksigenasi ke pulmonal untuk di buang waktu
pernapasan. Jantung terletak di antara kedua paru-paru di bagian tengah rongga toraks.
Jatung memngalirkan darah melalui pembuluh darah vena dan arteri. Dimna jantung itu
sendiri di lindungi oleh suatu lapisan yang di sebut perikardium. Kerjanya di pengarui
oleh saraf otonom dan terdapat reseptor baroreseptor dan kemoreseptor untuk
mengontrol perubahan perubahan yang terjadi pada jantung.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Skenario
IBU PANIK
Ibu H 45 tahun, seorang staf pegawai negri di kantor pemerintahan, tiba – tiba pank setelah menerima telfon dari pembantu yang mengasuh anaknya yang maih berumur 2 tahun dan mengatakan bahwa anaknya tiba – tiba sesak nafas setelah asyik nermain dan berlari di halaman. Sesampainya di rumah Ibu H semakin panic setelah melihat kulit, kuku dan bibir anaknya menjadi kebiruan sehingga memutuskan untuk segera ke RS terdekat.
Dari hasil anamnea din peroleh informasi bahwa ebelumnya anak tersebut tampak bernafas sangat cepat lalu seluruh badannya lemas. Menurut cerita Ibu H, kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi pada anaknya namun tidak pernah separah ini. Sebelumnya Ibu H mengeku anaknya susah menyusu dan makannya sedikit sehingga berat badannya sulit bertambah serta tampak kurang aktif. Dari pemeriksaan fisik, dokter mendapatkan KU lemah, sianosis, takipneu dan adanya heart murmur sehingga dokter berkesimpulan bahwa anak tersebut menderita kelainan jantung bawaan, dokter semakin yakin dengan diagnosanya karena menemukan adanya pectus excavatum. Setelah Dokter menjelaskan keadaan anaknya, Ibu H jadi berfikir apakan ada kelainan bawaan lain yang mungkin diderita anaknya ? apakan ada jenis penyakit jantung lain yang diderita anaknya sehingga tiba – tiba tampak biru?
Bagaimana anda menjelaskan keadaan yang dialami anak Ibu H ?
B. Terminologi
1. Penyakit jantung bawaaan adalah permasalahan pada struktur jantung yang
tampak setalah kelahiran
2. Pectus excavatum adalah dada dengan depresi bentuk corong ditengah dinding
dada anterior , dan bagian terdalam pada sternum
3. Sesak napas(dyspenia) adalah sulit dalam bernafas dan merupakan gejala utama
dari penyakit jantung dan paru-paru
C. Permasalahan
1. Embriologi jantung?
2. Anatomi jantung?
3. Sistem pengaturan jantung?
4. Vaskularisasi Dan Inervasi jantung?
5. Histologi jantung?
6. Jenis-jenis kelainan penyakit jantung bawaan?
7. Mekanisme bunyi jantung normal dan bunyi heart murmur ?
D. Pembahasan
1. Embriologi Jantung5
Embriologi jantung terjadi pada pertengahan minggu ketiga. Pertumbuhan
ini terjadi karena :
a. Mudigah bertambah besar, sehingga makanan yang diterima secara
difusi dari induknya tidak mencukupi lagi.
b. Pada saat ini, mudigah membutuhkan suplai darah jantung, pembuluh
darah untuk pertumbuhan.
Perkembangan jantung sangat kompleks, karena harus bekerja sebelum
pertumbuhannya sempurna.
a. Pada fase permulaan:
Sel-sel progenitor jantung di epiblas di sebelah lateral dari garis
primitif. Dari sini sel-sel bermigrasi melalui garis primitif. Sel-sel yang
ditakdirkan untuk membemtuk segmen kranial jantung, saluran aliran keluar,
bermigrasi pertama kali, dan sel-sel yang membentuk bagian lebih kaudal,
masing-masing ventrikel kanan, ventrikel kiri, dan sinus venosus, bermigrasi
secara berurutan. Pulau-pulau darah juga terbentuk di mesoderm ini, tempat
pulau-pulau tersebut akan membentuk sel darah dan pembuluh darah melalui
proses vaskuligenesis. Pulau-pulau tersebut menyatu dan membentuk saluran
berlapis endotel berbentuk tapal kuda yang dikelilingi oleh mioblas. Regio ini
dikenal sebagai medan kardiogenik; rongga intraembrional diatasnya
kemudian berkembang menjadi rongga perikardium. Pulau-pulau ini
membentuk sepasang pembuluh darah longitudinal, aorta dorsalis.
Gambar 1 : pandangan dorsal mudigah pada tahap presomit lanjut (sekitar 18
hari) setelah amnion di angkat. Bakal mioblas dan hemangioblas terletak di
mesoderm splanknik di depan lembeng saraf dan di kedua sisi mudigah.
Gambar 2 : potongan melintang melalu mudigah dengan usia setara untuk
memberlihatkan posisi pulau daerah di lapisan mesoderm splanknik.
b. Pembentukan dan posisi tabung jantung
Akibat pertumbuhan otak dan pelipatan sefalik mudigah, membrana
bukofaringealis tertarik ke depan, sementara jantung dan rongga perikardium
mula-mula bergerak ke daerah servikal dan akhirnya ke toraks. Daerah kaudial
pasangan primordia jantung menyatu kecuali di ujung paling kaudalnya.
Secara bersamaan, bagian cekung dari daerah berbentuk tapal kuda meluas
untuk membentuk bakal saluran aliran keluar dan regio ventrikel. Karena itu,
jantung menjadi suatu tabung yang terus membesar. Jantung menerima
drainase vena dikutub kaudalnya dan mulai memompa darah.
Gambar 3 : Pembentukan tabung jantung
c. Pembentukan Lengkung Jantung
Tabung jantung terus memanjang dan melengkung pada hari ke-23. Bagian
sefalik tabung melengkung ke arah ventral, kaudal dan ke kanan dan bagian
atrium (kaudal) bergeser ke dorso kranial dan ke kiri. Lengkungan ini yang
mungkin disebabkan oleh perubahan bentuk sel, menyebabkan terbentuknya
lengkung jantung. Lengkung ini selesai pada hari ke-28.
Gambar 4 : pembentukan lengkung jantung 23 hari
Gambar 5 : pembentukan lengkung jantung 24 hari
d. Pembentukan Septum Jantung
Septum-septum utama jantung terbentuk antara hari ke-27 dan 37
perkembangan, saat mudigah tambah tumbuh dari panjang 5mm hingga sekitar
16-17mm.
Metode pembentukan septum jantung ada 3 cara yaitu :
1) Melalui pembentukan dua massa jaringan yang tumbuh aktif yang saling
mendekati sampai menyatu, membagi lumen menjadi 2 saliran terpisah.
2) Melalui pertumbuhan aktif satu massa jaringan yang terus meluas hingga
mencapai sisi lumen yang berlawanan. Pembentukan jaringan semacan ini
bergantung pada sintesis dan pengendapan matriks ekstrasel dan proliferasi
sel. Massa ini yang dikenal sebagai bantalan endokardium.
3) Septum juga dapat terbentuk tanpa melibatkan bantalan endokardium. Suatu
bagian sempit jaringan di dinding atrium atau ventrikel tidak tumbuh,
sementara daerah-daerah sisi cepat membesar, akan membentuk suatu
hubungan sempit diantara kedua bagian yang membesar tersebut, berlanjut
di kedua sisi yang sempit, kedua dinding ini akan saling mendekati dan
akhirnya menyatu membentuk suatu septum.
e. Pembentukan Septum di Atrium Komunis
Pembentukan septum ini terjadi pada akhir minggu ke-empat. Berawal
dari septum premium yang membentuk krista seperti bulan sabit yang
membagi atrium menjadi 2 tetapi masih meninggalkan sebuah lubang.
Selanjutnya ostium primum terbentuk, yaitu lubang antara batas bawah septum
premium dan bantalan endokardium. Seiring dengan perkembangan
selanjutnya, perluasan dari perluasan endokardium superior dan inferior
tumbuh di sepanjang septum primum, menutupi ostium primum. Namun,
sebelum penutupan ini sempurna, terjadi kematian sel yang menyebabkan
terbentuknya lubang-lubang di bagian atas septum primum, lubang-lubang ini
menghasilkan ostium sekundum. Lubang yang tersisa oleh septum sekundum
disebut foramen ovale yang akan menutup saat janin terlahir menjadi foramen
ovale.
f. Pembentukan Septum di Kanalis Atrioventrikularis
Pada akhir minggu ke-4 muncul dua bantalan mesenkim, bantalan
endokardium atrioventrikel, di batas superior dan inferior kanalis
atrioventrikularis. Terdapat empat bantalan endokardium yang mengelilingi
kanalis atrioventrikularis. Penyatuan bantalan superior dan inferior yang saling
berhadapan membagi ostium menjadi kanalis atrioventrikularis kanan dan kiri.
Jaringan bantalan ini kemudian menjadi fibrosa dan membentuk katup mitral
di kiri dan katup trikuspidal di kanan.
g. Pembentukan Septum di Ventrikel
Pembentukan ini di mulai pada akhir minggu ke-4. Septum
interventrikulare terdiri dari pars muskularis yang tebal dan pars membranasea
yang tipis yang dibentuk oleh bantalan atrioventrikel endokardium inferior,
penebalan konus kanan dan penebalan konus kiri.
h. Pembentukan Pembuluh Darah
Pembetukan pembuluh darah terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu
1) Vaskulogenesis yaitu mekanisme pembentukan pembuluh darah melalui
penyatuan angioblas.
2) Angiogenesis yaitu mekanisme pembentukan pembuluh darah, dari
pembuluh darah yang sudah ada.
Pembuluh-pembuluh arah utama, termasuk aorta dorsalis dan vena
kardinalis, terbentuk melalui vaskulogenesis. Bagian lain dari sistem
vaskular dibentuk melalui angiogenesis.
2. Anatomi jantung4
a. Anatomi jantung
1) Ruang-ruang jantung :
Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian dalamnya
membentuk suatu rigi atau krista terminalis. Bagian utama atrium yang
trletak posterior terhadap rigi terdapat dinding halus yang secara
embriologis berasal dari sinus venosus. Bagian atriium yang terletak di
depan rigi mengalami trabekulasi akibat berkas serabut otot yan gberjalan
dari krista terminalis.
a) Atrium dextra
Merupakan ruangan jantung yang menerima darah kotor dari vena
cava inferior dan vena cava superior. Vena cava superior mengirim
pasokan darah terdeoksigenisasi dari bagian tubuh atas, sedangkan vena
cava inferior dari bagian tubuh bawah.
b) Atrium sinistra
Terdiri dari rongga utama dan aurikula, terletak di belakang atrium
kanan membentuk sebagian besar basis, di belakang atrium sinistra
terdapat sinus obliqque perikardium serosum dan perikardium fibrosum.
Bagian dalam atrium sinistra halus dan bagian aurikula mempunyai rigi
otot seperti aurikula dextra.
c) Ventrikel dextra
Berhubungan dengan atrium kanan melalui osteom artiventrikuler
dextrum dan dengan traktus pumonalis memalui osteom pulmonalis.
Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan.
d) Ventrikel sinistra
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteom
atriventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteom aorta. Dinding
ventrikel sinistra 3 kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah
searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup: katup
atrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan
katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari
ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup inimembuka dan menutup secara
pasif menanggapi perubahantekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh
darah jantung.
Daun-daun katup atriventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup
trikuspidalis yang terletak antara atriumdan ventrikel kanan mempunyai
tiga buah daun katup.katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel
kiri merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup.
Kedua katup semilunaris sama bentuknya. Katup initerdiri dari tiga daun
katup simetris menyerupai corong yang tertambat kuat pada anulus
fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan
katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteriapulmonalis.
2) Jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu :
a) Perikardium
Lapisan yang merupakan kantong pembungkus jantung, terletak di
dalam media stinum minus, terletak di belakang korpus sterni dan rawan
iga II-VI. Perikardium dibagi menjadi 2, yaitu:
(1) Perikardium fibrosum (viseral)
Bagian kantong yang membatasi pergerakan jantung terikat di
bawah sentrum tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah
besar, melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
(2) Perikardium serosum (perietal)
Dibagi menjadi 2 bagian, yaitu perikardium perietalis yang
membatasi perikardium fibrosum, sering disebut epikardium, dan
perikardium viseral (kapitas perikardialis) yang mengandung sedikit
cairan yang berfungsi melumas untuk mempermudah pergerakan
jantung.
Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin
untuk menjaga agar pergeseran antara perikardium tersebut tidak
menimbulkan gangguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior
jantung terdapat perikardium serosum sekitar vena-vena besar
membentuk sinus obligus dan sinus transversus.
b) Myokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Arteri koronaria kiri bercabang menjadi arteri descenden arterior dan
arteri sirkumpleks. Arteri koronaria kanan memberikan darah untuk
sinoatrial node, ventrikel kanan, permukaan diafragma ventrikel kanan.
Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersirkulasi
langsung ke dalam paru. Susunan mikardium:
(1) Susunan otot atrium
Sangat tipis dan kurang teratur, serabut-serabutnya disusun
dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria.serabut luar ini
paling nyata di bagian depan atria. Beberapa serabut masuk ke dalam
septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri dari serabut-serabut
berbentuk lingkaran.
(2) Susunan otot ventrikuler
Membentuk bilik jantung dimulai dari cincin atrioventrikular sampai
ke apex jantung.
(3) Susunan otot atrioventrikular
Merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik (atrium dan
ventrikel).
c) Endokardium (permukaan dalam jantung)
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengilap, terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium, kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava. Di sini terdapat bundelan otot paralel
berjalan ke depan krista. Ke arah aurikula dari ujung bawah krista
terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dikenal
sebagai valvula vena cava inferior, berjalan di depan muara vena inferior
menuju ke tepi disebut fossa ovalis. Antara atrium kanan dan ventrikel
kanan terdapat hubungan melalui orivisium artikular.
3. Sistem pengaturan jantung4
Serabut Purkinje: serabut otot jantung khusus yang mampu
menghantarkan impuls 5x lebih cepat. Serabut tsb memungkinkan atrium
berkontraksi bersamaan yang diikuti oleh kontraksi ventrikel
a. Nodus Sinoatrial (Nodus SA)
Lokasi: dinding posterior atrium kanan dibawah pembukaan vena cava
superior
Nodus SA melepas impuls 72 x/menit, dipengaruhi oaleh saraf
simpatis dan parasimpatis, berfungsi mengatur frekuensi kontraksi irama
sehingga disebut: pemacu jantung
b. Nodus Atrioventrikuler (Nodus A-V)
Lokasi: dinding posterior atrium kanan
Nodus A-V menunda impuls seperatusan detik, sampai ejeksi darah
atrium selesai sebelum terjadi kontraksi ventrikuler
c. Berkas A-V (berkas His)
Adalah sekelompok serabut Purkinje yang berasal dari nodus A-V dan
membawa impuls di sepanjang septum interventrikuler menuju ventrikel,
lalu bercabang menjadi berkas kanan dan kiri
4. Vaskularisasi Dan Inervasi jantung
a. Vena Cava6)
Vena ini menuangkan darahnya ke dalam atrium kanan. Vena kava
bercabang-cabang menjadi pembuluh yang lebih kecil, yaitu vena. Vena
bercabang-cabang lagi menjadi kapiler vena yang disebut venula. Venula
berada didalam sel-sel tubuh dan berhubungan dengan kapiler ateri. Ada 2
macam vena kava, yaitu vena kava superior dan vena kava inferior.
1) Vena Cava Superior
Vena kava superior adalah salah satu dari dua pembuluh darah
utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung. Vena dari
kepala dan tubuh bagian atas umpan ke v. kava superior, yang bermuara
di atrium kanan jantung.
2) Vena Cava Inferior
Lubang vena cava superior dijaga oleh katup semilunar
Eustakhius.Vena kava inferior adalah salah satu dari dua pembuluh
darah utama yang membawa darah de-oksigen dari tubuh ke jantung.
Vena dari kaki dan umpan dada rendah ke v. kava inferior, yang
bermuara di atrium kanan jantung.
b. Arteri Pulmonalis6
Arteri pulmonalis adalah pembuluh darah transportasi de-oksigen dari
ventrikel kanan ke paru-paru. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa
semua arteri membawa darah yang kaya oksigen. Hal ini lebih tepat untuk
mengklasifikasikan sebagai pembuluh arteri yang membawa darah dari
jantung. Pembuluh nadi paru-paru adalah pembuluh yang dilewati darah
dari bilik kanan menuju paru-paru (pulmo). Pembuluh ini banyak
mengandung karbon dioksida yang akan dilepaskan ke paru-paru. Didalam
paru-paru, yaitu di alveolus, darah melepas karbon dioksida dan mengikat
oksigen. Dari kapiler di paru-paru, darah akan menuju ke venula, kemudian
ke vena pulmonalis dan kembali ke jantung.
c. Empat Vena Pulmonalis6)
Vena paru adalah pembuluh darah mengangkut darah yang kaya
oksigen dari paru ke atrium kiri. Kesalahpahaman yang umum adalah
bahwa semua urat membawa darah de-oksigen. Hal ini lebih tepat untuk
mengklasifikasikan sebagai pembuluh vena yang membawa darah ke
jantung.
d. Aorta6)
Aorta adalah pembuluh darah tunggal terbesar di tubuh. Ini adalah
kira-kira diameter ibu jari Anda. kapal ini membawa darah yang kaya
oksigen dari ventrikel kiri ke berbagai bagian tubuh. Aorta adalah pembuluh
yang dilewati darah dari bilik kiri jantung menuju keseluruh tubuh.
Aorta bercabang-cabang lagi, makin lama makin kecil, dan disebut
pembuluh nadi (Arteri). Arteri bercabang lagi makin kecil, disebut
Arteriola. Arteriola bercabang halus diseluruh tubuh dan disebut kapiler.
Kapiler sangat halus dan tersusun oleh satu lapis jaringan endotelium.
Kapiler dapat masuk sampai ke sel-sel tubuh. Disinilah terjadi pertukaran
gas, air, dan garam minereal ataupun larutan bahan organik dari kapiler
darah dengan sel-sel tubuh. Kapiler-kapiler akan saling bertautan dan
berhubungan dengan kapiler vena yang dinamakan venula. Darah yang
telah beredar dari seluruh tubuh melewati venula dan menuju vena yang
lebih besar, kemudian akhirnya menuju vena kava (pembuluh balik tubuh)
dan kembali ke jantung.
e. Arteri Coronaria6,7)
Karena Jantung adalah terutama terdiri dari jaringan otot jantung yang
terus menerus kontrak dan rileks, ia harus memiliki pasokan oksigen yang
konstan dan nutrisi. Arteri koroner adalah jaringan pembuluh darah yang
membawa darah kaya oksigen dan nutrisi ke jaringan otot jantung.
Arteri ini keluar dari katup aorta tepat di atas katup aorta dan
berjalan ke bawah masing-masing pada permukaan sisi kanan dan kiri
jantung, memberikan cabang ke otot untuk myocardium. Arteri ini
menyuplai masing-masing sisi jantung, tetapi memiliki variasi individual
dan pada beberapa orang arteri coronaria dextra menyuplai sebagian
ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relative sedikit anastomosis antara arteria
dextra dan sinistra.
Setiap kali jantung memompa darah dia akan mengalirkan darahnya
melalui arteri untuk disebarkan keseluruh tubuh. Arteri ini akan bercabang
menjadi arteri besar, sedang dan pembuluh arteri kecil yang disebut arteriol.
Kemudian arteriol bercabang lagi membentuk jaringan pembuluh
mikroskopik yang disebut kapiler. Dan kemudian terkumpul di dalam
pembuluh-pembuluh kecil yang disebut venula. Venula-venula ini
selanjutnya akan bersatu membentuk vena, setelah itu gabungan dari vena-
vena ini akan membawa darah kembali ke jantung.
Arteri merupakan pembuluh darah berdinding tebal dan membawa
darah yang teroksigenasi. Kecuali truncus pulmoner yang bercabang
menjadi dua arteri pulmoner yang membawa darah yang ter-deoksigenasi
dari ventrikel kanan ke paru-paru. semua arteri punya tiga lapisan.
Arteriol memiliki tiga struktur yang sama seperti arteri, tetapi tunika
intima dan medyana nya lebih tipis, sedangkan tunika adventisianya relative
lebih tebal disbanding tunika adventisia arteri. Pada arteriol juga terdapat
lebih banyak serbut otot dan lebih sedikit serabut elastin.
Gambar :. Perbedaan arteri dan Vena
5.HISTOLOGI JANTUNG
Jantung adalah organ muskular yang membentuk 4 rongga (Atrium dekstra dan sinistra,
Ventrikel dekstra dan sinistra). Jantung dibungkus oleh Perikardium yang tersusun oleh
jaringan ikat tebal.
PERIKARDIUM
Perikardium terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
1) Perikardium Fibrosum
2) Perikardium Serosum
a) Perikardium Serosum Lamina Viseral
Permukaan jantung dilapisi oleh perikardium viseral (epikardium) yang meluas sampai beberapa sentimeter di atas pangkal aorta dan arteri pulmonal.
b) Perikardium Serosum Lamina Parietal
Perikardium serosum lamina parietal merupakan kelanjutan dari perikardium viseral yang berputar-lekuk (refleksi), sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi cairan bening licin agar jantung mudah bergerak saat memompa darah.
Perikardium parietal menyebabkan jantung terfiksasi dalam rongga dada dengan terbentuknya ligamen. a) Ligamen Perikardiosternal Superior, yaitu perlekatan perikardium parietal dengan
manubrium sterni.
b) Ligamen Perikardiosternal Inferior, yaitu perlekatan perikardium parietal pada
sifoideus.
c) Ligamen Perikardio Vertebral, yaitu perlekatan perikardium parietal pada
columna vertebral.
d) Ligamen Perikardiofrenikus, yaitu perlekatan perikardium parietal pada
diafragma.
LAPISAN DINDING JANTUNG
1) EPIKARDIUM
Homolog dengan tunika adventisia pembuluh darah.
Disebut juga lapisan viseral perikardium (terdiri dari epitel selapis tipis dikenal
dengan mesotelium)
Lapisan sub-epikardial terdiri atas jaringan ikat longgar mengandung arteri atau vena.
coronaria, saraf dan ganglia
Di tempat masuk dan keluarnya pembuluh darah jantung, perikardium viseral
melanjutkan diri dengan perikardium parietal.
Di antara perikardium viseral dan parietal terdapat rongga perikardium berisi cairan
yang melumasi kedua membrana serosa tersebut. Pada orang normal, volume cairan
perikardium sekitar 10 – 20 ml.
2) MIOKARDIUM
Lapisan dinding jantung yang ditengah-tengah, yang paling tebal
Tersusun dalam kompleks spiral mengelilingi lumen jantung
Sebagian melekat pada jaringan ikat fibrosa yang disebut “cardiac skeleton”,
sebagian sebagai kelenjar endokrin, sebagian lain sebagai “impuls generation”,
atau “penghantar impuls”
Karakteristik miokardium secara struktural dan fungsional memiliki kesamaan dengan
otot rangka dan otot polos unit tunggal, yaitu :
a) Seperti otot rangka, otot jantung memperlihatkan serat lintang karena filamen tebal
dan tipisnya tersusun sangat teratur menjadi pola pita yang reguler.
b) Dipersarafi oleh sistem saraf otonom.
c) Tingkat kontrol involunter.
d) Di dalam setiap serat mungkin terdapat lebih dari 1 inti berbentuk lonjong. Ujung
serat yang satu dan yang di sebelahnya bersambungan membentuk tautan yang
disebut Diskus Interkalaris
e) 40 % volume serat otot jantung adalah mitokondria
f) Banyak mengandung mioglobin yang menyimpan O2.
3) ENDOKARDIUM
Melapisi lumen jantung, merupakan kelanjutan tunika media dari pembuluh darah
yang masuk dan keluar dari jantung.
Merupakan lapisan yang terdiri atas sel epitel selapis tipis melekat pada lapisan
jaringan kolagen dan dan elastin, jaringan ikat padat (elastin dan kolagen) bercampur
dengan otot polos.
Lapisan sub-endokardium, merupakan jaringan ikat longgar mengandung pembuluh
darah dan saraf. Merupakan batas endokardium dimana dia melekat dengan
edomyseum dari otot jantung. Pada lapisan sub-endokardium ventrikel terdapat serat
Purkinje yang merupakan modifikasi dari serat otot jantung.
ATRIUM VENTRIKEL
EPIKARDIUM Epikardium atrium dan ventrikel mempunyai gambaran yang sama,
yaitu terdiri dari sel epitel selapis gepeng yang ditopang oleh selapis
tipis jaringan ikat.
Lapisan jaringan ikat sub-epikardium mengandung vena, saraf, dan
ganglia saraf.
Pada lapisan sub-epikardium terdapat jaringan ikat longgar yang
biasanya dipenuhi oleh jaringan lemak.
MIOKARDIU
M
Jauh lebih tipis
Terdiri atas jaringan
otot jantung
Miokardium ventrikel jauh lebih tebal
dibandingkan dengan miokardium atrium,
hal ini dikarenakan kerja dari ventrikel
untuk memompa darah baik untuk ke
seluruh tubuh maupun yang menuju ke paru-
paru.
Terdiri atas jaringan otot jantung.
Terkadang di antara serat otot tersebut
terdapat serat Purkinje, yaitu modifikasi
serat otot jantung yang berguna sebagai
pemicu kontraksi jantung.
Serat Purkinje memiliki ciri :
a) Diameter lebih besar dibandingkan
miokardium biasa.
b) Inti bulat di tengah, jumlahnya 1-2 inti.
c) Miofibril relatif lebih sedikit jumlahnya
dan terkumpul di bagian tepian serat.
d) Sitoplasma lebih banyak dan lebih padat
dibandingkan dengan serat otot jantung
biasa.
ENDOKARDIU
M
Lebih tebal
Tersusun atas :
a) Endotel
b) Lapisan subendotel
c) L. elastikomuskulosa
d) Lapisan
subendokardium
Lebih tipis
Tersusun atas :
a) Endotel
b) Lapisan subendotel
c) Lapisan subendokardium yang dapat
ditemukan serat Purkinje.
Katup atrioventrikular mempunyai kerangka jantung ikat padat fibrosa di pusat (yang
mengandung serat kolagen dan elastin), yang kedua sisinya dilapisi endotel. Dasar katup
melekat pada annulus fibrosus di skeleton fibrosa.
Unsur utama skeleton fibrosa, yaitu :
1) Septum membranaseum, bagian yang terdapat di ventrikel dan berhubungan dengan daun
katup trikuspid dan sebagian dinding atrium.
2) Trigonum fibrosum.
3) Annulus fibrosus, yaitu cincin jaringan ikat fibrosa yang melingkari pintu penghubung
atrium dan ventrikel tempat melekatnya katup jantung tadi.
6.Jenis-jenis PJB
1. PJB Asianotik
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) asianotik adalah kelainan struktur dan fungsi
jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat
jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup jantung dan
penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah besar tanpa adanya lubang di
sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi
dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan
vaskuler paru (Roebiono, 2003).
a. Ventricular Septal Defect (VSD)
Pada VSD besarnya aliran darah ke paru ini selain tergantung pada besarnya
lubang, juga sangat tergantung pada tingginya tahanan vaskuler paru. Makin rendah
tahanan vaskuler paru makin besar aliran pirau dari kiri ke kanan. Pada bayi baru lahir
dimana maturasi paru belum sempurna, tahanan vaskuler paru umumnya masih tinggi
dan akibatnya aliran pirau dari kiri ke kanan terhambat walaupun lubang yang ada
cukup besar. Tetapi saat usia 2–3 bulan dimana proses maturasi paru berjalan dan
mulai terjadi penurunan tahanan vaskuler paru dengan cepat maka aliran pirau dari
kiri ke kanan akan bertambah. Ini menimbulkan beban volume langsung pada
ventrikel kiri yang selanjutnya dapat terjadi gagal jantung (Roebiono, 2003).
b. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Pada PDA kecil umumnya anak asimptomatik dan jantung tidak membesar.
Sering ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan rutin dengan adanya bising
kontinyu yang khas seperti suara mesin (machinery murmur) di area pulmonal, yaitu
di parasternal sela iga 2–3 kiri dan di bawah klavikula kiri. Tanda dan gejala adanya
aliran ke paru yang berlebihan pada PDA yang besar akan terlihat saat usia 1–4 bulan
dimana tahanan vaskuler paru menurun dengan cepat. Nadi akan teraba jelas dan
keras karena tekanan diastolik yang rendah dan tekanan nadi yang lebar akibat aliran
dari aorta ke arteri pulmonalis yang besar saat fase diastolik. Bila sudah timbul
hipertensi paru, bunyi jantung dua komponen pulmonal akan mengeras dan bising
jantung yang terdengar hanya fase sistolik dan tidak kontinyu lagi karena tekanan
diastolik aorta dan arteri pulmonalis sama tinggi sehingga saat fase diastolik tidak ada
pirau dari kiri ke kanan. Penutupan PDA secara spontan segera setelah lahir sering
tidak terjadi pada bayi prematur karena otot polos duktus belum terbentuk sempurna
sehingga tidak responsif vasokonstriksi terhadap oksigen dan kadar prostaglandin E2
masih tinggi. Pada bayi prematur ini otot polos vaskuler paru belum terbentuk dengan
sempurna sehingga proses penurunan tahanan vaskuler paru lebih cepat dibandingkan
bayi cukup bulan dan akibatnya gagal jantung timbul lebih awal saat usia neonatus
(Roebiono, 2003).
c. Atrial Septal Defect (ASD)
Pada ASD presentasi klinisnya agak berbeda karena defek berada di septum
atrium dan aliran dari kiri ke kanan yang terjadi selain menyebabkan aliran ke paru
yang berlebihan juga menyebabkan beban volum pada jantung kanan. Kelainan ini
sering tidak memberikan keluhan pada anak walaupun pirau cukup besar, dan keluhan
baru timbul saat usia dewasa. Hanya sebagian kecil bayi atau anak dengan ASD besar
yang simptomatik dan gejalanya sama seperti pada umumnya kelainan dengan aliran
ke paru yang berlebihan yang telah diuraikan di atas. Auskultasi jantung cukup khas
yaitu bunyi jantung dua yang terpisah lebar dan menetap tidak mengikuti variasi
pernafasan serta bising sistolik ejeksi halus di area pulmonal. Bila aliran piraunya
besar mungkin akan terdengar bising diastolik di parasternal sela iga 4 kiri akibat
aliran deras melalui katup trikuspid. Simptom dan hipertensi paru umumnya baru
timbul saat usia dekade 30 – 40 sehingga pada keadaan ini mungkin sudah terjadi
penyakit obstruktif vaskuler paru (Roebiono, 2003).
d. Aorta Stenosis (AS)
Aorta Stenosis derajat ringan atau sedang umumnya asimptomatik sehingga
sering terdiagnosis secara kebetulan karena saat pemeriksaan rutin terdengar bising
sistolik ejeksi dengan atau tanpa klik ejeksi di area aorta; parasternal sela iga 2 kiri
sampai ke apeks dan leher. Bayi dengan AS derajat berat akan timbul gagal jantung
kongestif pada usia mingguminggu pertama atau bulan-bulan pertama kehidupannya.
Pada AS yang ringan dengan gradien tekanan sistolik kurang dari 50 mmHg tidak
perlu dilakukan intervensi. Intervensi bedah valvotomi atau non bedah Balloon Aortic
Valvuloplasty harus segera dilakukan pada neonatus dan bayi dengan AS valvular
yang kritis serta pada anak dengan AS valvular yang berat atau gradien tekanan
sistolik 90 – 100 mmHg (Roebiono, 2003)
e. Coarctatio Aorta (CoA)
Coartatio Aorta pada anak yang lebih besar umumnya juga asimptomatik
walaupun derajat obstruksinya sedang atau berat. Kadang-kadang ada yang mengeluh
sakit kepala atau epistaksis berulang, tungkai lemah atau nyeri saat melakukan
aktivitas. Tanda yang klasik pada kelainan ini adalah tidak teraba, melemah atau
terlambatnya pulsasi arteri femoralis dibandingkan dengan arteri brakhialis, kecuali
bila ada PDA besar dengan aliran pirau dari arteri pulmonalis ke aorta desendens.
Selain itu juga tekanan darah lengan lebih tinggi dari pada tungkai. Obstruksi pada AS
atau CoA yang berat akan menyebabkan gagal jantung pada usia dini dan akan
mengancam kehidupan bila tidak cepat ditangani. Pada kelompok ini, sirkulasi
sistemik pada bayi baru lahir sangat tergantung pada pirau dari kanan ke kiri melalui
PDA sehingga dengan menutupnya PDA akan terjadi perburukan sirkulasi sistemik
dan hipoperfusi perifer (Roebiono, 2003).
f. Pulmonal Stenosis (PS)
Status gizi penderita dengan PS umumnya baik dengan pertambahan berat
badan yang memuaskan. Bayi dan anak dengan PS ringan umumnya asimptomatik
dan tidak sianosis sedangkan neonatus dengan PS berat atau kritis akan terlihat
takipnu dan sianosis. Penemuan pada auskultasi jantung dapat menentukan derajat
beratnya obstruksi. Pada PS valvular terdengar bunyi jantung satu normal yang diikuti
dengan klik ejeksi saat katup pulmonal yang abnormal membuka. Klik akan terdengar
lebih awal bila derajat obstruksinya berat atau mungkin tidak terdengar bila katup
kaku dan stenosis sangat berat. Bising sistolik ejeksi yang kasar dan keras terdengar di
area pulmonal. Bunyi jantung dua yang tunggal dan bising sistolik ejeksi yang halus
akan ditemukan pada stenosis yang berat (Roebiono, 2003)
2. PJB Sianotik
Sesuai dengan namanya manifestasi klinis yang selalu terdapat pada pasien dengan
PJB sianotik adalah sianosis. Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang
disebabkan oleh terdapatnya >5mg/dl hemoglobin tereduksi dalam sirkulasi. Deteksi
terdapatnya sianosis antara lain tergantung kepada kadar hemoglobin (Prasodo, 1994).
a. Tetralogy of Fallot (ToF)
Tetralogy of Fallot merupakan salah satu lesi jantung yang defek primer
adalah deviasi anterior septum infundibular. Konsekuensi deviasi ini adalah obstruksi
aliran darah ke ventrikel kanan (stenosis pulmoner), defek septum ventrikel,
dekstroposisi aorta, hipertrofi ventrikuler kanan. Anak dengan derajat yang rendah
dari obstruksi aliran ventrikel kanan menimbulkan gejala awal berupa gagal jantung
yang disebabkan oleh pirau kiri ke kanan di ventrikel. Sianosis jarang muncul saat
lahir, tetapi dengan peningkatan hipertrofi dari infundibulum ventrikel kanan dan
pertumbuhan pasien, sianosis didapatkan pada tahun pertama kehidupan.sianosis
terjadi terutama di membran mukosa bibir dan mulut, di ujungujung jari tangan dan
kaki. Pada keadaan yang berat, sianosis langsung ditemukan (Bernstein, 2007).
b. Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum
Saat duktus arteriosus menutup pada hari-hari pertama kehidupan, anak
dengan Pulmonary Atresia with Intact Ventricular Septum mengalami sianosis. Jika
tidak ditangani, kebanyakan kasus berakhir dengan kematian pada minggu awal
kehidupan. Pemeriksaan fisik menunjukkan sianosis berat dan distress pernafasan.
Suara jantung kedua terdengar kuat dan tunggal, seringnya tidak terdengar suara
murmur, tetapi terkadang murmur sistolik atau yang berkelanjutan dapat terdengar
setelah aliran darah duktus. (Bernstein, 2007)
c. Tricuspid Atresia
dengan derajat keterbatasan aliran darah pulmonal. Kebanyakan pasien
mengalami murmur sistolik holosistolik di sepanjang tepi sternum kiri. Suara jantung
kedua terdengar tunggal. Diagnosis dicurigai pada 85% pasien sebelum usia
kehamilan 2 bulan. Pada pasien yang lebih tua didapati sianosis, polisitemia, cepat
lelah, dan sesak nafas saat aktivitas berat kemungkinan sebagai hasil dari penekanan
pada aliran darah pulmonal. Pasien dengan Tricuspid Atresia berisiko mengalami
penutupan spontan VSD yang dapat terjadi secara cepat yang ditandai dengan
sianosis. (Bernstein, 2007)
7. bunyi jantung normal dan bunyi heart murmur
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop
selama siklus jantung.
Bunyi jantung I bernada rendah, lunak, dan relatif lama, sering dikatakan
terdengar seperti “lub”.
Bunyi jantung II memiliki nada yang lebih tinggi, lebih singkat, dan tajam,
sering dikatakan terdengar seperti “dup”.
Dengan demikian, dalam keadaan normal terdengar “lub, dup, lub, dup, lub, dup,
Bunyi jantung I berkaitan dengan penutupan katup AV, sedangkan bunyi II berkaitan
dengan penutupan katup semilunaris. Pembukaan katup tidak menimbulkan bunyi
apapun. Bunyi timbul karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri-arteri
besar ketika katup menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan
katup AV terjadi pada awal kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali
melebihi tekanan atrium, bunyi jantung I menandakan awitan sistol ventrikel.
Penutupan katup semilunaris terjadi pada awal relaksasi ventrikel ketika tekanan
ventrikel kiri dan kanan turun dibawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Dengan
demikian, bunyi jantung II menandakan permulaan diastol ventrikel.
Selain bunyi jantung diatas terdapat bunyi jantung III dan IV.
Bunyi jantung III bernada rendah dan dalam keadaan normal terdengar ±
0,015 sampai 0,017 detik setelah bunyi jantung II, terjadi akibat getaran cepat
dari aliran darah saat pengisian cepat dari ventrikel. Dapat terdengar pada anak
sampai dewasa muda. Bunyi jantung I, bunyi jantung II bersama-sama bunyi
jantung III memberi suara derap kuda → gallop rhythm.
Bila bunyi jantung III terdapat pada orang tua dengan intensitas yang keras (
protodiastolic gallop ) menandakan keadaan jantung memburuk. Protodiastolic gallop
yang terdengar di apeks menunjukkan perubahan pada ventrikel kiri ( gagal jantung
kiri ). Protodiastolic gallop yang terdengar di dekat ujung sternum menunjukkan
perubahan ventrikel kanan ( gagal jantung kanan ).
Bunyi jantung IV disebabkan kontraksi atrium yang mengalirkan darah ke ventrikel yang kompliansnya menurun. Bunyi jantung IV ( atrial gallop ) kadang terdengar pada dewasa muda 0,08 detik sebelum bunyi jantung I dengan intensitas rendah. Bunyi jantung IV pada orang tua dapat terjadi pada blok AV, hipertensi sistemik atau infark miokard.
Waktu timbul murmur merujuk kepada bagian daari siklus jantung sasat mana murmur terdengar. Murmur antara bunyi jantung pertama dan kedua (lub murmur dup) adalah murmur sistolik. Murmur diastolic sebaliknya, terjadi antara bunyi jantung kedua dan pertama (lub dup murmur). Suara murmur juga ditandai dengan murmur stenotik (bersiul) atau murmur insufisiensi (berdesis). Berbekal fakta ini, kita dapat menentukan penyebab suatu murmur katup (tabel). Sebagai contoh, murmur bersiul (menandakan suatu stenosis katup yang terjadi antara bunyi jantung pertama dan kedua (menandakan murmur sisrolik) menunjukan stenosis di suatu katup yang seharusnya terbuka ketika sistol. Katup ini mungkin katup aorta atau katup semilunar pilmonalis yang dilalui oleh darah ketika terjadi ejeksi. Identifikasi katup mana yang stenotik dapat dilakukan dengan menemukan di mana murmur terdengar paling baik.
Kekhawatiran utama dengan murmur jantung tentu saja adalah bukan murmur itu sendiri tetapi efek merugikan terhadap sirkulasi yang ditimbulkan oleh defek penyebabnya.
Pola yang Terdengar Saat Auskultasi
Jenis Cacat Katup
Waktu Murmur
Penyakit Katup Keterangan
Lub-Siul-Dup Stenotik Sistolik Stenosi katup Murmur sistolik bersiul menandakan bahwa katup yang
semilunar seharusnya terbuka saat sistol (katup semilunar) tidak terbuka secara sempurna
Lub-Dup-Siul Stenotik Diastolik Stenosis katup AV Murmur diastolik bersiul menandakan bahwa katup yang harusnya terbuka sewaktu diastol (katup AV) tidak terbuka secara sempurna
Lub-Desis-Dup Insufisiensi
Sistolik Insufisiensi katup AV Murmur sistolik berdesis menandakan bahwa katup yang seharusnya tertutup selama diastol (katup semilunar) tidak menutup secara sempurna
Lub-Dub-Desis Insufisiensi
Diastolik Insufisiensi katup semilunar
Murmur diastolik berdesis menandakan bahwa katup yang seharusnya tertutup selama diastol (katup semilunar) tidak menutup secara sempurna
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam kehidupan, fungsi jantung
sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk menghasilkan gradien tekanan
yang di butuhkan untuk mengalirkan darah kejaringan. Jadi dari scenario yang berjudul
“IBU PANIK” ini menjelaskan bahwa anak tersebut mengalami kelainan penyakit
jantung bawaan. Dimana jenis-jenis penyakit jantung bawaan itu senmdiri ada yang
asianotik dan sianotik. Namun dari tanda dan gejaladsri scenario kelainan penyakit
jantung bawaan lebih mengarah ke sianotik. Tidak bias dipastikan jenis kelainan
penyakit jantung bawaan yang sianosis, karna diperlukan tindakan atau pemeriksaan
lebih lanjut. Bunyi jantung normal bila didengar dalam steteskop yaitu bunyi jantung 1
dan 2.bila terjadi gangguan pada jantung bunyi jantung akan mengalami gangguan. Salah
satunya bunyi jantung murmur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, Lauralee. 2013. Fisiologi Manusia Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
2. Sasongko, RMB. 2010. Denyut Nadi. Bayuwangi : Universitas Bakti Indonesia.
3. Lynda Juall Carpenito. 2001. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman,Ann M. Arvin.1999. Ilmu Kesehatan
Anak Nelson. Ed 15 vol.2 Jakarta : EGC (hlm :1571,1572)
5. Guyton, A. C. Dan hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 11. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
6. Sadler,TW.2009.Langman Embriologi Kedokteran-edisi 10.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
7. Rilantono LI, Baraas F, Karo Karo S, Roebiono PS. Buku Ajar Kardiologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Balai Penerbit FKUI, 1996.
8. Pearce, E.C. 2009 . Anatomi Dan Fisiologis Untuk Paramedic. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Indonesia.
9. Longo DL, Kasper DL, Jameson DL, Fauci AS, et al. Harrison’s Principles of Internal
Medicine. Edisi ke-18. United States: McGraw-Hill Professional. 2012.