Pleno Pemicu 1

download Pleno Pemicu 1

of 29

description

12345

Transcript of Pleno Pemicu 1

Pleno Pemicu 1

Pleno Pemicu 1Kelompok DK 5Nama AnggotaNurAzmi Ayuningtyas(I11111009)Wenny Rupina(I11111067)Dede Achmad Basofi(I11112011)Khairun Nisa (I11112033)Chelsia (I11112037)Andri Hendratno (I11112058)Bimo Juliansyah(I11112062)Angga Dominius(I11112063)Nurul Atika Putri(I11112076)Klarifikasi dan DefinisiAnak laki-laki 6 tahunDemam berulangKeringat malamPenurunan berat badan dan nafsu makanBatuk kronikPembengkakan kelenjar teraba tidak sakitKata KunciKelenjar limfe superfisialis : kelenjar yang terletak di sepanjang vena jugularis eksternaRumusan MasalahAnak laki-laki 6 tahun mengalami demam berulang disertai keringat malam, batuk kronik, penurunan berat badan dan pembesaran kelenjar di leher.

HipotesisAnak laki-laki 6 tahun mengalami infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.Pertanyaan DiskusiBagaimana etiologi dari tuberkulosis?Bagaimana epidemiologi tuberkulosis?Bagaimana klasifikasi dari tuberkulosis?Bagaimana patogenesis tuberkulosis?Bagaimana cara diagnosis tuberkulosis pada anak?Anamnesis Pemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang Bagaimana cara diagnosis tuberkulosis ekstra paru? Bagaimana mekanisme pembengkakan kelenjar pada tuberkulosis?Mengapa pada kasus terjadi demam, keringat malam, batuk, pembengkakan kelenjar yang tidak sakit serta penurunan bb dan nafsu makan?Bagaimana etiologi dari pneumonia?Bagaimana epidemiologi dari pneumonia?Bagaimana gejala dari pneumonia?TuberculosisPenyakit Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosa dan menyerang jaringan paru-paru manusia tetapi bisa juga menyerang bagian tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, selaput otak, kulit, tulang dan persendian, usus, ginjal dan organ tubuh lainnya. Menurut WHO terdapat 9 juta kasus baru pada tahun 2013 dan 1.5 juta kematian kasus TB dimana 1.1 juta yaitu pasien dengan HIV negatif dan 0.4 adalah pasien dengan HIV posistif.Data TB anak di Indonesia menunjukkan proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun 2011 dan 8,2% pada tahun 2012. Kasus TB Anak dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14 tahun, dengan jumlah kasus pada kelompok umur 5-14 tahun yang lebih tinggi dari kelompok umur 0-4 tahun. Kasus BTA positif pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4% dari semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 menjadi 6%Klasifikasi TuberculosisPenentuan klasifikasi dan tipe kasus TB pada anak tergantung dari hal berikut : Lokasi atau organ tubuh yang terkena: Tuberculosis ParuTuberculosis Ekstra ParuRiwayat pengobatan sebelumnya:BaruPengobatan UlangBerat dan ringannya penyakit:TB RinganTB Berat

Status HIVHIV PositifHIV NegatifHIV tidak diketahuiHIV expose

Resistensi ObatMonoresistancePolydrug ResustanceMulti Drug Resistance (MDR)Extensive Drug Resistance (XDR)Rifampicin ResistancePatogenesis TuberculosisPenularan biasanya melalui udara, yaitu dengan inhalasi droplet nucleus yang mengandung basil TB. Hanya droplet nucleus ukuran 1-5 mikron yang dapat melewati atau menembus sistem mukosilier saluran napas sehingga dapat mencapai dan bersarang di bronkiolus dan alveolus.Tuberkulosis berkembang biak dan menyebar melalui saluran limfe dan aliran darah tanpa perlawanan yang berarti dari pejamu karena belum ada kekebalan awal. Di dalam alveolus akan memfagsitosis sebagian basil spesifik. Makrofag di dalam alveolus akan memfagositosis sebagian basil tuberkulosis tersebut tetapi belum mampu membunuhnya sebagian basil TB dalam makrofag umumnya dapat tetap hidup dan berkembang biak. Basil TB yang menyebar melalui saluran limfe regional. Sedangkan yang melalui aliran darah akan mencapai berbagai organ tubuh. Di dalam organ tersebut akan terjadi pemrosesan dan transfer antigen ke limfosit.Patogenesis Tuberculosis (2)Ada jaringan dan organ tubuh yang resisten terhadap basil TB. Basil TB hampir selalu terdapat bersarang di sumsum tulang, hepar dan limfe tetapi tidak selalu dapat berkembang biak secara luas. Basil TB di lapangan atas paru, ginjal, tulang, dan otak lebih mudah berkembang biak terutama sebelum imunitas spesifik terbentuk.Imunitas spesifik yang terbentuk biasanya cukup kuat untuk menghambat perkembangbiakan basil TB lebih lanjut. Dengan demikian lesi TB akan sembuh dan tidak ada tanda dan gejala klinis. Pada sebagian kasus imunitas spesifik yang terbentuk tidak cukup kuat sehingga terjadi penyakit TB dalam 12 bulan setelah infeksi dan pada sebagian penderita TB terjadi setelah lebih dari 12 bulan setelah infeksi.Cara PenularanSumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun anak.Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya, kecuali anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB.Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien TB dengan BTA negatif. Pasien TB dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%. Besaran masalah TB Anak

Tuberkulosis anak merupakan faktor penting di negara-negara berkembang karena jumlah anak berusia kurang dari 15 tahun adalah 4050% dari jumlah seluruh populasi. Sekurang-kurangnya 500.000 anak menderita TB setiap tahun 200 anak di dunia meninggal setiap hari akibat TB, 70.000 anak meninggal setiap tahun akibat TBBeban kasus TB anak di dunia tidak diketahui karena kurangnya alat diagnostik yang bersahabat dengan anak dan tidak adekuatnya sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB anak.Diperkirakan banyak anak menderita TB tidak mendapatkan penatalaksanaan yang tepat dan benar sesuai dengan ketentuan strategi DOTS. Kondisi ini akan memberikan peningkatan dampak negatif pada morbiditas dan mortalitas anak.Diagnosis TB AnakAnamnesisAnak yang kontak erat dengan pasien TB menular. Anak yang mempunyai tanda dan gejala klinis yang sesuai dengan TB anak. Pemeriksaan fisikPemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang utama untuk membantu menegakkan diagnosis TB pada anak adalah membuktikan adanya infeksi yaitu dengan melakukan uji tuberkulin/mantoux test. Pemeriksaan penunjang lain yang cukup penting adalah pemeriksaanfoto toraks.d. Diagnosis TB pada anak dengan Sistem Skoring .

Uji Tuberkulin Cara mengambil Tuberkulin PPD dari vial: Tusukkan jarum secara vertikal ke dalam vial Ambil tuberkulin PPD sebanyak 0,1 ml dengan cara membalik vial kemudian cabut jarum dari vial. Ganti jarum dengan yang baru (ukuran No 26/ 27 G). Jarum yang sudah digunakan untuk mengambil PPD dari vial tidak boleh digunakan untuk menyuntikkan PPD tersebut. 2. Pemilihan lokasi penyuntikan , a dan antisepsis Lokasi pada volar lengan bawah 5-10 cm di bawah lipatan siku atau daerah 1/3 tengah dari lengan bawah Pilih area yang bersih dari luka, lesi kulit atau jaringan parutLakukan asepsis dan antisepsis dengan kapas alkohol

Uji Tuberkulin (2)3. Penyuntikan secara intra kutan / intra dermala. Masukkan jarum secara perlahan, lubang ujung jarum menghadap keatas, membentuk sudut 515 dengan permukaan lengan.b. Lubang ujung jarum harus masuk tepat di dalam permukaan kulit(sampai sebatas lubang ujung jarum).

Uji Tuberkulin (3)4. Pengecekan suntikanSetelah dilakukan injeksi yang benar, akan terlihat intradermal wheal (penonjolan di tempat penyuntikkan berwarna pucat dengan gambaran pori-pori seperti kulit jeruk) dengan diameter 56mm. Setelah jarum suntik dicabut, daerah penyuntikkan jangan diusap atau ditekan dengan kapas atau alat lain. Jika tidak berhasil (tidak terlihat intradermal wheal), lakukan ulangan pada lokasi paling sedikit berjarak 5 cm dari tempat suntikan sebelumnya. Jangan dilingkari dengan pulpen/spidol, karena dapat menghalangi pembacaan hasil. Data data dicatat di dalam catatan medis. 5. Pencatatan data a. Catat data yang diperlukan pada catatan medis, yaitu berupa tanggal dan jam dilakukannya penyuntikan, lokasi penyuntikan dan nomer lot PPD.

Pembacaan Uji TuberkulinHasil uji tuberkulin harus dibaca 72 jam setelah penyuntikan. Indurasi yang baik dan dapat dinilai adalah indurasi yang bulat, permukaan rata dan berwarna merah. Jika permukaan indurasi tidak rata atau terdapat tonjolan di tengahnya, maka indurasi tidak dapat dibaca karena merupakan tanda adanya infeksi di lokasi penyuntikkan dan dinilai ulang 2 hari lagi. Bila indurasi berwarna biru atau kehitaman berarti menunjukkan ada hematom sehingga tidak dapat dinilai dan harus dilakukan uji tuberkulin ulang setelah 2 minggu. Pengukuran indurasi dilakukan secara transversal dari indurasi1. Inspeksi lokasi penyuntikan - Secara visual lakukan inspeksi pada lokasi penyuntikan di tempat yang terang dengan pencahayaan yang baik, dan yang akan diukur adalah indurasinya bukan kemerahan pada kulit (eritema).

2. Palpasi indurasi- Gunakanlah ujung jari untuk meraba batas / tepi indurasi. Palpasi jari dilakukan dari area luar ke arah indurasi.

Pembacaan Uji TuberkulinTandai indurasi- Ujung jari digunakan sebagai petunjuk untuk menandai tepi indurasi, tandai dengan pena.- Dapat juga menggunakan metode ballpoint, yaitu ujung pena ditarik dari area di luar kemerahan menuju ke arah indurasi sampai ujung pena terasa mengenai tepi indurasiUkur diameter indurasi menggunakan penggaris elastis yang transparan- Tempatkan nol / 0 dari penggaris di sisi kiri batas indurasi- Baca nilai di tepi kanan indurasi

Sistem Skoring pada AnakDiagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor. IDAI telah membuat Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak dengan menggunakan sistem skor (scoring system), yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis yang dijumpai. Pedoman tersebut secara resmi digunakan oleh program nasional pengendalian tuberkulosis untuk diagnosis TB anak.

Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya seperti Asma, Sinusitis, dan lain-lain. Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat langsung didiagnosis tuberkulosis. Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).--> lampirkan tabel berat badan. Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak. Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 14) Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut.Skoring TB Anak

Foto ThoraksSecara umum, gambaran radiologis yang menunjang TB adalah sebagai berikut:

Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat (visualisasinya selain dengan foto toraks AP, harus disertai foto toraks lateral)Konsolidasi segmental/lobar Efusi pleuraMilierAtelektasisKavitasKalsifikasi dengan infiltratTuberkuloma

Diagnosis TB Ekstra ParuGejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan lain-lainnya.Diagnosis pasti sering sulit ditegakkan sedangkan diagnosis kerja dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis TB yang kuat (presumtif) dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain. Ketepatan diagnosis bergantung pada metode pengambilan bahan pemeriksaan dan ketersediaan alat-alat diagnostik, misalnya uji mikrobiologi, patologi anatomi, serologi, foto toraks, dan lain-lain.

Perbedaan Gejala TB pada ANAK dan DEWASAAnakDewasaLokasiSetiap bagian paruDaerah apeks dan infra klavikulerPembersaran Kelenjar LimfeAdaTidak adaPenyembuhanPengapuran FibrosisPenyebaranHematogenJarangTatalaksana TB pada AnakTerapi TB diberikan pada anak yang sakit TB, sedangkan profilaksis TB diberikan pada anak yang kontak TB (profilaksis primer) atau anak yang terinfeksi TB tanpa sakit TB (profilaksis sekunder).

Prinsip pengobatan TB anak :OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraselulerWaktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi kemungkinan terjadTatalaksana TB (2)Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian Tuberkulosis di ndonesia adalah: o Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR o Kategori Anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR

Pencegahan dan penanggulanganManajemen yang dapat dilakukan berdasarkan teori Simpul dapat dijelaskan sebagai berikut10:Manajemen Simpul 1 (Pengendalian pada sumber penyakit)Manajemen Simpul 2 (Pengendalian pada media penularan/ wahana transmisi)Manajemen Simpul 3 (Pengendalian proses pajanan/ kontak pada masyarakat)Manajemen Simpul 4 (Pengobatan penderita sakit/ manajemen kasus)

Bagaimana mekanisme pembengkakan kelenjar pada tuberkulosis?

Pembengkakan terjadi saat fokus primer telah terbentuk dimana fokus primer merupakan suatu kompleks yang terbentuk dengan adanya fokus GOHN pada paru, limfadenitis dan limfangitis pada saluran limfe dan kelenjar limfe yang terinfeksi bakteri TB sebelum imunitas seluler aktif. Limfadenitis akan menyebabkan pembengkakan pada kelenjar limfe karena proses peradangan. Setelah imunitas seluler terbentuk, focus primer di jaringan paru biasanya mengalami resolusi secara sempurna membentuk fibrosis atau kalsifikasi setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. Kelenjar limfe regional juga akan mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi penyembuhannya biasanya tidak sesempurna focus primer di jaringan paru. Bakteri TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam kelenjar ini.KesimpulanAnak laki-laki 6 tahun mengalami infeksi bakteri mycobacterium tuberculosis.

Daftar pustakaYoga, AT. Masalah tuberkulosis paru dan penanggulangannya. Jakarta: Universitas Indonesia. 1994.Perkumpulan pemberantasan tuberkulosis indonesia . Buku Saku PPTI. Jakarta. 2010.World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2014.Dinas kesehatan provinsi kalbar. Kesehatan provinsi kalimantan barat tahun 2011. 2011.Depkes RI. Petunjuk teknis manajemen TB anak. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013:1-2.Nastiti N Rahajoe, dkk. Pedoman nasional tuberkulosis anak. Jakarta : UKK Pulmonologi PP IDAI. 2010: 33-50.Reksodiputro AH, Madjid A, Rachman AM, Tambunan AS, Rani AA, Nurman A et al. Tuberkulosis paru, Amin Z dan Bahar A editor. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Ed. V. 2234-5,2198.Daftar pustaka (2)Werdhani RA. Patofisiologi, diagnosis, dan klasifikasi tuberkulosis. Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI. 2013.Sunarjo D. Tuberkulosis pada anak (diagnosa dan tatalaksana). Soewondo Pati: SMF ANAK BRSD RAA. 2007.Achmadi, U. F. Manajemen penyakit berbasis wilayah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 2008.World Health Organization (WHO). Pneumonia the forgotten killer of children. Geneva: Swiszerland. 2006.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riskesdas. 2013.Kelompok Kerja TB Anak. Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Anak. 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: JakartaPedoman nasional pengendalian tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011.Gittens MM. Pediatric pneumonia. Clin Ped Emerg Med J. 2002.