Planning & budgeting responsif gender & pro poor

60
Hotel Bumi Asih ~ Makassar, 03 Juni 2011

description

Bagaimana PUG di implementasikan. Meteri ini sebagai pembelajaran untuk perencanaan dan penganggaran yang respon gender

Transcript of Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Page 1: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Hotel Bumi Asih ~ Makassar, 03 Juni 2011

Page 2: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

M. Natsir KadirDosen Fakultas Ekonomi UNHAS

Komp. Perumahan Dosen UNHAS Blok EC 4

Jl. P. Kemerdekaan, Tamalanrea

Makassar 90245. HP 0811 468 371.

Oleh:

E-mail: www. [email protected]

2

Page 3: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Riwayat Pekerjaan Lainnya:

Tenaga Ahli DPRD Prov. Sulsel, 2005 – 2009Tenaga Ahli BPKD Prov. Sulsel, 2006 –

SekarangKomite Audit PT Semen Tonasa, 2007 –

sekarang3

Service Provider Local Government Support Program – USAID bidang Finance and Budgeting for Local Government pada

Kab/Kota Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Besar, Karo, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Solok, Padang, Bukittinggi, Tangerang,

Manokwari, Sorong, Fak-Fak, Kaimana, Pinrang, Parepare, Takalar, Pangkep, Jeneponto, Enrekang , Palopo, Gowa dan Soppeng. 2005

– 2009 Konsultan World Bank bidang Public Finance Management and Public Expenditure pada Kab/Kota Aceh Barat, Nagan Raya, Sidrap, Parigi Mautong, Palu, Kota Jayapura, Kab. Jayapura,

Biak, Paniai, Nabire, Merauke, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Mimika, Prov. Papua & NTT 2006 – 2009

Page 4: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

1

•Perencanaan Responsif Gender dan Pro Kelompok Miskin2

•Penganggaran Responsif Gender dan Pro Kelompok Miskin

Perencanaan terkait dengan menentukan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Penganggaran menggambarkan bagaimana alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Page 5: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

MDG 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN

Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2010) menuju targetnya sebesar 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target MDG sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.

Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah: memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatian khusus perlu diberikan pada:(i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM);(ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan

sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya;(iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan(iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskin.

Pencapaian MDGs di Indonesia Tahun 2010

Page 6: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Pencapaian MDGs di Indonesia Tahun 2010

MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 99,85. Oleh sebab itu, Indonesia sudah secara efektif menuju (on-track) pencapaian kesetaraan gender yang terkait dengan pendidikan pada tahun 2015.Di bidang ketenagakerjaan, terlihat adanya peningkatan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian.Di samping itu, proporsi kursi yang diduduki oleh perempuan di DPR pada Pemilu terakhir juga mengalami peningkatan, menjadi 17,9 persen.Prioritas ke depan dalam mewujudkan kesetaraan gender meliputi:(1) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan;(2) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan(3) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.

Page 7: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Perpres 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada RPJP Daerah

Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan : mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan

Kecil; mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan

kemiskinan.

Page 8: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Program Percepatan Penanggulangan KemiskinanProgram Percepatan Penanggulangan KemiskinanProgram Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

(1) Kelompok Program Bansos Terpadu Berbasis Keluarga, bertujuan untuk: melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;

(2) Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;

(3) Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;

(4) Program-Program Lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Page 9: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dalam upaya koordinasi penanggulangan kemiskinan di daerah

Unsur TKPK daerah:

Pemerintah (Wakil KDH sebagai Ketua dan Ka. Bappeda sebagai Sekretaris),

masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya

Page 10: Planning & budgeting responsif gender & pro poor
Page 11: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

11M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Tahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025

RPJM 1 (200

5-2009

)

•Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

RPJM 2 (201

0-2014

)

•Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian

RPJM 3 (201

5-2019

)

•Memantapkan pembangunan Secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan Keunggulan Kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek

RPJM 4 (202

0-2024

)

•Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

Page 12: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Perpres 5/2010: RPJMN 2010 - 2014

V I S ITERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN

BERKEADILAN

Sejahtera

Demokratis

Berkeadilan

Memperkuat triple tracks strategy serta pembangunan inklusif dan

berkeadilan

Memantapkan konsolidasi demokrasi

Memperkuat penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta

pengurangan kesenjangan

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 13: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Konstelasi Keterkaitan Antara Buku I, II dan III RPJMN 2010-2014

13

Tata Urut (Flow) Keterkaitan Buku I-II-III1. Buku I: Prioritas Nasional

dijabarkan dalam arah kebijakan bidang dlm Buku II, dan kebijakan regional dlm Buku III.

2. Buku II: arah kebijakan dan prioritas kegiatan bidang yang akan dilaksanakan di wilayah.

3. Buku III: arah kebijakan dan prioritas pembangunan wilayah atas bidang pembangunan yang dibutuhkan.

Prioritas BidangSosbud

EkonomiIPTEK

Sarana PrasaranaPolitik

HankamHukum dan Aparatur

Wilayah & Tata RuangSDA & LH

Prioritas RegionalSumateraJawa-Bali

KalimantanSulawesi

Nusa TenggaraMalukuPapua

VISI-MISISBY-BOEDIONO

11 Prioritas Nasional + 3 Prioritas NasionalLainnya

RPJMN2010-2014

I

II III

Page 14: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

MISI PEMBANGUNAN RPJMN 2010-2014

MISI URAIAN

1 Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

2 Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

3 Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

Agenda Pembangunan

AGENDA URAIAN

I Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

II Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

III Penegakan Pilar Demokrasi

IV Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

V Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 15: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (1)

NO. PEMBANGUNAN SASARAN

Ekonomi

a) Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun Sebelum tahun 2014 tumbuh 7 persen

b) Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun

c) Tingkat Pengangguran 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014

d) Tingkat Kemiskinan 8 – 10 persen pada akhir tahun 2014

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 16: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (2)

SASARAN Status Awal(tahun 2008)

Target tahun 2014

Pendidikana) Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke

atas (tahun)7,50 8,25

b) Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (persen)

5,97 4,18

c) Meningkatnya APM SD/SDLB/ MI/Paket A (persen) 95,14 96,0

d) Meningkatnya APM SMP/SMPLB/ MTs/Paket B (persen) 72,28 76,0

e) Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C (persen) 64,28 85,0

f) Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun (persen) 21,26 30,0

g) Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat

Kesehatana) Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 72,0

b) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup

228 118

c) Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 24

d) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi(gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen)

18,4 < 15,0

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 17: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (3)

NO. PEMBANGUNAN SASARAN

Pangan

a) Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun

b) Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun

c) Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun

d) Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun

e) Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 18: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (4)

NO.

PEMBANGUNAN SASARAN

Energi

a) Peningkatan kapasitas pembangkit listrik

3.000 MW pertahun

b) Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen

c) Meningkatnya rasio desa berlistrik Pada tahun 2014 mencapai 98 persen

d) Meningkatnya produksi minyak bumi

Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel perhari

e) Peningkatan pemanfaatan energi panas bumi

Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 19: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (4)

NO.

PEMBANGUNAN SASARAN

Infrastruktur

a) Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, NTT, dan Papua

Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang19.370 km

b) Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegra-si sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda

Selesai tahun 2014

c) Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik di Indonesia Bagian Timur

Selesai sebelum tahun 2013

d) Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan)

Selesai tahun 2014

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 20: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

B. SASARAN PERKUATAN PEMBANGUNAN DEMOKRASI

20

NO.PEMBANGUN

ANSASARAN

1 Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia

• Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum;

• Meningkatnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan terjaganya harmonisasi dalam masyarakat;

• Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi;

• Penyelenggaraan pemilu tahun 2014 yang dapat dilaksanakan dengan adil dan demokratis.

Pada tahun 2014

• Indeks Demokrasi Indonesia: 73 dari 100

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 21: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

C. SASARAN PEMBANGUNAN PENEGAKAN HUKUM

1 Tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.

1) Persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum

2) Tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum

3) Mendukung iklim berusaha yang baik sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti dan aman serta efisisen

Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2014 sebesar 5,0 yang meningkat dari 2,8 pada tahun 2009

NO.

PEMBANGUNAN SASARAN

M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])

Page 22: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

PAGU INDIKATIF RPJMN 2010-2014

(Triliun Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 -

100.0

200.0

300.0

400.0

500.0

600.0

55,2(16,2%)

62,1(15,5%)

66,6(16,6%)

74,4(15,1%)

81,5(14,7%)

26,1(7,7%)

25,9(6,5%)

27,1(6,8%)

28,3(5,8%)

30,7(5,6%)

85,5(25,1%)

118,3(30,6%)

129,9(33,4%)

142,2(29,7%)

163,5(30,1%)

69,5(20,4%)

74,1(18,1%)

83,6(20,5%)

93,5(18,7%)

103,5(18,4%)

103,8(30,5%)

118,8(29,2%)

134,3(33,1%)

153,0(30,7%)

175,6(31,3%)

SUMBER DAYA MANUSIA- Dep Pendidikan Nasional- Dep Agama- Dep Kesehatan

PERTAHANAN DAN KEAMANAN- Dep Pertahanan- Polri RI

INFRASTRUKTUR, PERTANIAN, KELAUTAN DAN KEHUTANAN- Dep PU- Dep Perhubungan- Dep ESDM- Dep Dalam Negeri- Dep Kelautan dan Perikanan- Dep Kehutanan

PEMERINTAHAN UMUM- Dep. Keuangan- Dep Luar Negeri- Mahkamah Agung

61 K/L LAINNYA

Catatan : - Hanya belanja K/L, tidak termasuk subsidi dan transfer ke daerah

- Angka 2010 merupakan pagu APBN

Page 23: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

TEMA RKP 2011

“PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA

KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH”

RKP 2010

PEMULIHAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN

KESEJAHTERAAN RAKYAT

TINGKAT PERTUMBUHAN

Pertumb. Ek. (%) : 5,8

KUALITAS PERTUMBUHAN

Tk. Pengangguran (%) : 7,6

Tk. Kemiskinan (%) : 12,0 -13,5

RKP 2011

PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA

KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH

TINGKAT PERTUMBUHAN

Pertumb. Ek. (%) : 6,3

KUALITAS PERTUMBUHAN

BERKEADILAN membaik

Tk. Pengangguran (%) : 7,0

Tk. Kemiskinan (%) : 11,5 - 12,5

Page 24: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PRIORITAS NASIONAL RKP 2011

24

1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

2 Pendidikan3 Kesehatan

4 Penanggulangan Kemiskinan5 Ketahanan Pangan

6 Infrastruktur7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha8 Energi

9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik

11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia Bersatu II

2009-2014

11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

13 Bidang Perekonomian

14 Bidang Kesejahteraan Rakyat

Prioritas Lainnya

INITIATIF BARU :1. AKSELERASI OUTPUT

2. OUTPUT BARU3. KEGIATAN BARU

PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2010-2014 DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN DAN BERKESINAMBUNGAN MELALUI PENGGUNAAN 14 PRIORITAS RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2010, 2011, 2012, 2013 DAN 2014.

PERBEDAAN PRIORITAS ANTAR TAHUN (RKP) TERSEBUT TERLETAK PADA PENEKANANNYA.

Page 25: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

ALOKASI PADA PRIORITAS

25

PRIORITAS/SUBSTANSI INTI RANCANGAN AKHIR RKP 2011

PRIORITAS 1 : REFORMASI BIROKRASI DAN TATAKELOLA 1.387,9*)

PRIORITAS 2 : PENDIDIKAN 56.256,6PRIORITAS 3 : KESEHATAN 11.637,2

PRIORITAS 4 : PENANGGULANGAN KEMISKINAN 78.950,0

PRIORITAS 5 : KETAHANAN PANGAN 18.657,4

PRIORITAS 6 : INFRASTRUKTUR 43.446,5

PRIORITAS 7 : IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA 2.075,7PRIORITAS 8 : ENERGI 10.870,0

PRIORITAS 9 : LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA 4.712,5PRIORITAS10 : DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN

PASCA-KONFLIK13.054,3

PRIORITAS 11 : KEBUDAYAAN, KREATIFITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI 484,7

PRIORITAS LAINNYA DI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN, BIDANG PEREKONOMIAN, DAN BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT

5.857,1

TOTAL ALOKASI PADA PRIORITAS 247.389,9

(Rp Miliar)

*) Tidak termasuk remunerasi akibat dari Reformasi Birokrasi

Page 26: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

ALOKASI PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2005 - 2011

26

2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

350.0

400.0

450.0

18,9(14,8%)

41,9(20,5%)

52,5(20,4%)

55,2(17,7%)

47,1(14,6%)

55,2(16,2%)

66,4(15,9%)9,4

(7,4%)

13,5(6.6%)

18,1(7,0%)

28,2(9,0%) 26,1

(8,1%)

26,1(7,7%)

26,7(6,4%)

30,0(23.5%)

43,8(21,4%)

59,5(23,1%)

81,8(26,2%) 81,6

(25,3%)

85,5(25,1%)

131,0(31,4%)

33,1(26,0%)

45,0(22,0%)

52,7(20,4%)

59,7(19,2%) 58,5

(18,1%)

69,5(20,4%)

72,7(17,4%)

36,0(28,2%)

60,0(29,4%)

75,1(29,1%)

87,0(27,9%)

109,0(33,8%)

103,8(30,5%)

120,5(28,9)

SUMBER DAYA MANUSIA

- Kem. Pendidikan Nasional

- Kem. Agama- Kem. Kesehatan

PERTAHANAN DAN KEAMANAN

- Kem. Pertahanan- Polri RI

INFRASTRUKTUR,PERTANIAN, KELAUTAN &

KEHUTANAN- Kem. PU

- Kem. Perhubungan- Kem. ESDM

- Kem. Pertanian- Kem. Dalam Negeri- Kem. Kelautan dan

Perikanan- Kem. Kehutanan

PEMERINTAHAN UMUM- Kem. Keuangan

- Kem. Luar Negeri- Mahkamah Agung

61 K/L LAINNYA

(Rp Triliun)

Page 27: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Pendekatan Perencanaan

Politik

Teknokratik

Partisipatif

Top-down

Bottom-up

Penjabaran darijanji-janji politik

KDH

Penggunaan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga

atau satuan kerja yang kompeten.

Pelibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap

pembangunan

Perencanaan dilaksanakan

menurut jenjangpemerintahan dari atas

Perencanaanmenurut jenjang

pemerintahan dari bawah

Masing-masing pendekatan memiliki karakter dan aktor kunci yang berbeda. Komposisi di antara pendekatan antardaerah tidaklah sama. Ini akan dipengaruhi oleh konstelasi politik di satu wilayah yang bersifat khas.

Page 28: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Definisi Perencanaan Pembangunan

UU No. 25 Tahun 2004 Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan

tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.

PP No. 8 Tahun 2008 (pasal 2 ayat 1)Perencanaan pembangunan di daerah merupaan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.

Page 29: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Dokumen Level danDurasi

Pengertian Muatan/Outline

RPJMD Daerah; limatahun

Penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional.

Memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka kebijakan dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

a. Pendahuluan;b. Gambaran umum kondisi daerah;c. gambaran pengelolaan keuangan

daerah serta kerangka pendanaan;d. analisis isu-isu strategis;e. visi, misi, tujuan, dan sasaran;f. strategi dan arah kebijakan;g. kebijakan umum dan program

pembangunan daerah;h. indikasi rencana program prioritas yang

disertai kebutuhan pendanaan;i. penetapan indikator kinerja daerah; danj. pedoman transisi dan kaidah

pelaksanaan.

RenstraSKPD

SKPD; limatahun

Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

a. Pendahuluan;b. Gambaran pelayanan SKPD;c. isu-isu strategis berdasarkan tupoksi;d. visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi

dan kebijakan;e. rencana program, kegiatan, indikator

kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif;

f. indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.

Dokumen Perencanaan Daerah

Page 30: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Dokumen Level danDurasi

Pengertian Muatan/Outline

RKPD Daerah; satuTahun

Penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP,

Memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

a. Rancangan kerangka ekonomi daerah;b. Program prioritas pembangunan

daerah;c. rencana kerja; dand. pendanaannya serta prakiraan maju

dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.

RenjaSKPD

SKPD; satutahun

Rencana Kerja SKPD yang memuat kebijakan dan program dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan oleh SKPD.

a. Kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

b. Program dan kegiatan meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.

Dokumen Perencanaan Daerah

Page 31: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Perencanaan yang responsif gender dilakukan dengan memasukkan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunan kebijakan dan program pembangunan daerah.

Bisa mempertajam analisa tentang kondisi daerah karena terpetakan kesejangan dalam pembangunan manusia, laki-laki dan perempuan.

Membantu mempertajam target group/ kelompok sasaran karena data terpilah.

Tidak selalu berupa penambahan program baru dan biaya tambahan bilamana analisis gender diterapkan.

Pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib di daerah tidak mampu menjawab semua isu kesenjangan gender di berbagai bidang.

Perencanaan Responsif Gender

Page 32: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Dukungan Kebijakan Perencanaan Responsif Gender & Pro Kelompok Miskin

Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, yang menegaskan PUG dalam semua tahapan perencanaan pembangunan di tingkat pusat dan daerah.

PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pemantanan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, pasal 3, menjelaskan bahwa:o perencanaan pembangunan daerah harus dirumuskan secara responsif dan

berkeadilan dengan prinsip keseimbangan gender, o dalam menyusun kerangka studi dan instrumen analisis harus mempertimbangkan

analisis biaya dan manfaat, analisis kemiskinan, dan analisis gender. Permendagri No. 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah,

yang memuat instruksi implementasi PUG di daerah, konsep perencanaan dan penganggaran responsif gender, kelembagaan PUG. Secara khusus:o Pasal 4 Ayat 1 disebutkan Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun kebijakan,

program dan kegiatan pembangunan berperspektif gender; Perencanaan pembangunan perspektif gender dituangkan dalam RPJMD, Rencana Strategis SKPD dan Renja SKPD.

o Pasal 4 Ayat 2 disebutkan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan harus dilakukan melalui analisis gender.

Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 menyatakan PUG sebagai salah satu dari tiga kebijakan pengarusutamaan dalam kebijakan pembangunan.

Page 33: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Beberapa Ciri untuk Mengidentifikasi Isu Strategis Gender

Adanya ketimpangan kondisi (perbedaan peran, akses, partisipasi, kontrol, manfaat) antara laki-laki dan perempuan;

Adanya rasa ketidakadilan yang dialami laki-laki dan perempuan: diskriminasi, marginalisasi, subordinasi (bentuk dan akibat yang ditimbulkan);

Ada unsur pengaruh budaya dan kebijakan (unsur eksternal dan internal pemerintah);

Cakupan luas (dirasakan oleh banyak orang di banyak tempat); Mendesak untuk segera diselesaikan dalam konteks kewilayahan; Efek beruntun (kalau diselesaikan berdampak positif pada isu gender

lain); Berorentasi pada perubahan sistemik, yakni perubahan relasi laki-laki

dan perempuan

Page 34: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Indikator Kesetaraan Gender

Indikator tingkat Dampak: indikator yang bersifat makro yang biasanya mengacu pada indikator yang disepakati secara nasional, misalnya:

Indeks Pembangunan Gender (Gender Development Index-GDI) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Variabel GDI: angka harapan hidup, pendidikan, pendapatan.

Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measures-GEM) merupakan indeks yang mengukur peran aktif perempuan dan kehidupan ekonomi dan politik. Variabel GEM: partisipasi perempuan dalam politik, partisipasi dalam bidang ekonomi, partisipasi dalam pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.

Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs), terutama terkait dengan tujuan yang ketiga, yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Page 35: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Indikator Kesetaraan Gender

Indikator pada tingkat hasil/outcome, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi/SKPD dalam jangka waktu satu sampai lima tahun, seperti: data/indeks yang menjelaskan hasil suatu layanan, misalnya:1. populasi laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelayanan yang

berkualitas;

2. jumlah rumah tangga miskin yang mendapat pelayanan air bersih;

3. jumlah pekerja laki-laki dan perempuan mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja; dan

4. perempuan korban kekerasan yang mendapatkan pelayanan terpadu.

Indikator pada tingkat output, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari suatu kegiatan

o Misalnya: Rasio laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelatihan agribisnis, perempuan yang terlibat dalam Musrenbang.

Indikator spesifi k gender, yakni indikator yang secara khusus terkait dengan satu jenis kelamin saja

o Misalnya: Angka kekerasan terhadap perempuan, jumlah kasus traffi cking di kalangan perempuan.

Page 36: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Indikator Kesetaraan Gender

Indikator pada tingkat Output, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari suatu kegiatan, misalnya:

o Rasio laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelatihan agribisnis,

o Perempuan yang terlibat dalam Musrenbang.

Indikator Spesifik Gender, yakni indikator yang secara khusus terkait dengan satu jenis kelamin saja, misalnya:

o Angka kekerasan terhadap perempuan,

o Jumlah kasus trafficking di kalangan perempuan.

Page 37: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Transfer Isu Gender & Kemiskinan dari RPJMD ke Renstra SKPD

Informasi dalam RPJMDIsu Strategis Urusan

(SKPD)Program Kondisi Tahun n

(2010)Indikator Capaian n+5(indikator outcome)

Angka buta huruf perempuan dan jumlah anak putus sekolah perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.Banyak keluarga miskin tidak mampu menyeko-lahkan anak

Pendidikan (Dinas

Pendidikan)

Peningkatan mutu pendidikan dasar sembilan tahun

Jumlah buta huruf perempuan mencapai 25% sementara laki-laki 18%

Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%

Informasi dalam Renstra SKPD

Urusan (SKPD)

Program/ Kegiatan

Kondisi Tahun n (2010)

Indikator Capaian n+5

Indikator Capaian Tahunan Loka

siPagu

Indikatifn+1 n+2 n+3 n+4 n+5

Pendidikan (Dinas Pendidikan)

Peningkatan mutu pendidik-an dasar sembi-lan tahun

Jumlah buta hu-ruf perempuan mencapai 25% dan laki-laki 18%

Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%

P = 23%, L = 17%

P = 21%, L = 16%

P = 20%, L = 15%

P = 19%, L = 14%

P = 17%, L = 13%

Kegiatan pem-berian beasiswa bagi keluarga tidak mampu

Jumlah anak dari keluarga tidak mampu yangbersekolah

Page 38: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Transfer Renstra SKPD dalam Renja SKPD

Informasi dalam Renstra SKPD

Urusan (SKPD)

Program/ Kegiatan

Kondisi Tahun n (2010)

Indikator Capaian n+5

Indikator Capaian Tahunan Loka

siPagu

Indikatifn+1 n+2 n+3 n+4 n+5

Pendidikan (Dinas Pendidikan)

Peningkatan mutu pendidik-an dasar sembi-lan tahun

Jumlah buta hu-ruf perempuan mencapai 25% dan laki-laki 18%

Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%

P = 23%, L = 17%

P = 21%, L = 16%

P = 20%, L = 15%

P = 19%, L = 14%

P = 17%, L = 13%

Kegiatan pem-berian beasiswa bagi keluarga tidak mampu

Jumlah anak dari ke-luarga tidak mampu yang tidak berseko-lah 1.000 orang

Jumlah anak dari keluar-ga tidak mampu yang tidak bersekolah 200 orang

800 org

600 org

500 org

400 org

200 org

Informasi dalam RKPD/Renja SKPD Tahun n + 1

Prioritas Program/ Kegiatan

Indikator Program

Indikator KegiatanSKPD

Kelompok Sasaran

Loka si

Pagu IndikatifHasil Keluaran

Pendidikan, Kemiskinan dan PUG

Peningkatan mu-tu pendidikan da-sar sembilan tahun

Jumlah buta huruf perempuan 23% dan laki-laki 17%

Kegiatan pembe-rian beasiswa bagi keluarga tidak mampu

120 anak perempuan & 80 anak laki-laki mampu ber-sekolah

200 org anak keluarga tdk mampu memper-oleh bea siswa

Disdik keluarga tidak mampu

Desa A & B (kec. X), Desa M & N (kec. Z)

Page 39: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Integrasi Gender dan Kelompok Miskin Dalam Musrenbang

Akses

PartisipasiKontrol

Manfaat

Distribusi Informasi dan Pengundangan

Pengundangan ke representasi ke kelompok perempuan dan laki-laki dan/atau kelompok miskin

Tingkat kehadiran perempuan dan laki-laki dan/atau kelompok miskin

Upaya mengatasi hambatan bagi keterlibatan perempuan dan kelompok miskin

Mendorong perempuan dan kelompok miskin menyampaikan aspirasinya

Penghargaan dan akomodasi atas aspirasi perempuan dan kelompok miskin

Informasi tentang posisi dan tindak lanjut usulan laki-laki dan perempuan dan/atau kelompok miskin

Keterlibatan perempuan dan kelompok miskin dalam pelaksanaan kegiatan

Manfaat langsung dan tidak langsung dari keterlibatan dalam Musrenbang

Peningkatan keterlibatan perempuan dan kelompok miskin dalam Musrenbang dari tahun ke tahun

Page 40: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

CONTOH KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, PROGRAM & KEGIATAN

DINAS PENDIDIKAN

VISI:Kota Indah Cerdas 2020

Mewujudkan Mutu Pendidikanyg Berdaya Saing Ditingkat Regional

Peningkatan Kualitas Pengelolaan SMP & SMA Melalui Pemberdayaan Masyarakat

3 SMP & 2 SMA Menjadi Sekolah Unggulanpada Tahun 2011

Program Pendidikan Menengah

Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi

TUJUAN

SASARAN

KEGIATAN

PROGRAM

TUJUAN

SASARAN

PROGRAM

KEGIATAN

MISI

INPUT:Dana, SDM, Material,

Metode, & Alat

OUTPUT: Tersedia 5 Mata

Pelajaran Utama - KBK

OUTCOME: 3 SMP & 2 SMA Terakreditasi sbg

Sekolah Unggulan

Page 41: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

RPJM Daerah

RPJP Daerah

RKP RPJM Nasional

RPJP Nasional

RKP Daerah

Renstra KL Renja - KL

Renstra SKPD

Renja - SKPD

RAPBN

RAPBD

RKA-KL

RKA - SKPD

APBN

Rincian APBN

APBD

Rincian APBD

Diacu

PedomanDijabar

kanPedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diperhatikan

Dijabar kan

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Pedoman

Diacu

Diacu

Diserasikan melalui Musrenbang

Pemerintah Pusat

Pemerintah D

aerah

Penganggaran (M2 Juli – Desember)

Catatan:Diacu : hal-hal yang dianggap mendasar harus identikDipedomani : hal-hal yang memberikan arah dan koridor

Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

Perencanaan (Jan – M1 Juli)

Page 42: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN

(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)

RPJMDRenstraSKPD & SKPKD

RenjaSKPD & SKPKD RKPD

KUA PPAS

RAPERDA

APBD

Tim Anggaran Pemda

RKA-SKPD & SKPKD

Dibahas Bersama

DPRD(Badan

Anggaran)

5 tahun5 tahun

1 tahun 1 tahun

RKP

RPJM

NOTA KESEPAKATAN

PIMPINAN DPRD DGN KDH

5 tahun

1 tahun

1 tahun

Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/Mendagri

StandarHarga Satuan

APBD

PEDOMAN PENYUSUNANRKA-SKPD & SKPKD

42

Musrenbang

Rekomendasi DPRD

atas LKPJ

Page 43: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Anggaran Kinerja

Anggaran Kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan pada upaya pencapaian hasil kerja (output) dari rencana alokasi biaya (input) yang ditetapkan.Artinya setiap anggaran yang dialokasikan harus dapat diukur dan ditentukan hasil (outcome) dan keluaran (output) yang ingin dicapai.

Tujuan Penyusunan Anggaran Kinerja

Meningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Meningkatkan efisiensi pelaksanaan anggaran dengan

menghubungkan kerja dan kegiatan terhadap biaya. Mendukung alokasi anggaran terhadap perioritas program dan

kegiatan. Penilaian pencapaian kinerja yang diukur dengan indikator yang

ditetapkan secara substantif (efisien, efektif dan ekonomis).

Page 44: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9

Kebijakan atau Program atau Kegiatan

yang akan dianalisis

Data PembukaWawasan

Isu Gender Kebijakan dan Rencana Aksi Pengukuran Hasil

Faktor Kesenjangan (Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat)

SebabKesenjanganInternal

SebabKesenjang-an

Eksternal

ReformulasiTujuan

Rencana Aksi Data Dasar

(Target)

Indikator Gender

ProgramPeningkatanjalan dan penggantianjembatan.KegiatanPembebasantanah jaringanjalan lintasselatan.TujuanmendukungPengembang-an perekono-mian antar wilayah.

Data pemilik lahan (laki-laki dan perem-puan).Jumlah laki-laki dan pe-rempuanpelaku usaha

Akses:Laki-laki lebih ba-nyak dilibatkan da-lam sosialiasi dan penetapan harga dibanding perem-puanPartisipasi:Laki-laki lebih ba-nyak hadir dalam pertemuan sosia-lisasi dibanding perempuanKontrol:Pengambilan kepu-tusan atas harga lahan tidak berada pada perempuanwalaupun hak milik atas tanah ada pada perempuan.Manfaat:Laki-laki lebih me-nikmati keuntungan finansial dibanding perempuan

Tidak terstruk-turnya datakepemilikanLahan.Masih adaanggapan dipemerintahbahwa pemiliklahan adalahlaki-laki seba-gai kepala ke-luarga; juga anggapanpelaku usahahanya laki-lakiBelum ada kajian menge-nai dampakpembebasanlahan bagilaki-laki danperempuan

Dalam masya-rakat, laki-laki lebih dominanmengambilKeputusan ter-utama me-nyangkutsumber daya (tanah, lahan).Perempuanmerasa takut dan malas mengurus pem-bebasan lahanwalaupun hak milik tanah atas namanya, se-hingga menye-rahkan kepada suami atau ke-luarga laki-laki

Tujuan Program:Mendukung perekonomian antar wilayah melalui pening-katan mobilitas laki-laki dan pe-rempuan pela-ku ekonomiTujuan Kegiatan:Melakukanpembebasanlahan secaraadil dengan memperhatikan kepentingan laki-laki dan perempuan sebagai pemilik lahan dan pe-laku usaha

Penstrukturan data kepemilik-an lahan.Kajian menge-nai dampakpembebasanlahan bagi laki-laki dan perem-puan.Pemberian in-formasi yang berimbang me-ngenai prosespembebasanlahan dan pe-netapan harga kepada laki-laki dan perempuanKeterampilanpengembanganusaha bagilaki-laki danperempuan yang terkena dampak pem-bebasan lahan

Data pemiliklahan (laki-laki danperempuan)Jumlahlaki-laki danperempuanpelaku usaha

Laki-laki dan pe-rempuan pemilik lahan yang men-dapatkan Informa-si mengenai pem-bebasan lahan dan penetapan harga (indikator output)Kesepakatandengan pemilik lahan, laki-laki dan perempuan, me-ngenai pemanfa-atan lahan dan jumlah ganti rugi (output)Laki-laki dan pe-rempuan pelaku usaha yang me-manfaatkan jalan dan jembatan(indikator hasil)

Contoh Analisis Responsif Gender & Kelompok Miskin pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi X

Page 45: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Kategori Pengeluaran Spesifi kGender

Pengeluaran untuk Tindakan Afirmasi dan Kelembagaan PUG

Pengeluaran Kesetaraan Gender

SKPDPengampu

Utamanya bagianPemberdayaan Perempuan

Utamanya bagian PemberdayaanPerempuan, Bappeda, BadanKepegawaian Daerah

Semua SKPD

Contoh Anggaran untuk program dan kegiatan pemberdayaan perempuan yang menyasar langsung perempuan

Anggaran untuk penguatan layanan terpadu bagi perempuan korban kekerasan

Anggaran untuk Women Crisis Centre atau LBH perempuan

Anggaran untuk pelatihan bagi kelompok perempuan yang menduduki jabatan publik/ di dunia politik

Anggaran untuk perbaikan mekanisme kerja, termasuk koordinasi PUG

Anggaran untuk melahirkan regulasi yang mendorong kesetaraan gender

Anggaran untuk data pilah, alat analisis dan lain-lain

Anggaran pemberian beasiswa bagi RT miskin

Anggaran pelatihan tenaga kerja Migran

Anggaran penyusun guideline integrasi gender di sektor tertentu

ContohProgram danKegiatan

Sosialiasi tentang penghapusankekerasan terhadap perempuan Pelatihan bagi staf Women Crisis Centre Klinik KB keliling untuk laki-laki Bantuan permodalan bagi kelompokperempuan miskin

Pelatihan politik bagi perempuan Pelatihan PUG bagi para kepala dan

perencana SKPD Penyusunan pedoman ARG Penyusunan RAD PUG dan

kerangka hukumnya Pengadaan data pilah sektor

Beasiswa pendidikan dasar dan menengah untuk anak perempuan di RT miskin

Pelatihan bagi tenaga kerja migran laki-laki dan perempuan

Kategori Anggaran Responsif Gender

Page 46: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Contoh Klasifikasi Anggaran Responsif Gender & Kelompok Miskin dalam Beberapa Urusan

Pemerintah Daerah

Kategori Anggaran Kegiatan SKPD Pengampu

Spesifik Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana alam bagi kelompok miskin;

Dinas PU

Pengembangan ruang bersalin Dinas Kesehatan

Pelatihan pengelolaan sungai bagi ibu rumahtangga di kawasan pinggir sungai

Dinas PU

Afirmasi danPelembagaan PUG

Rapat koordinasi integrasi gender dalam pembangunan infastruktur Bappeda

Training pemetaan kebutuhan infrastruktur dengan analisis gender bagi staf perempuan

Dinas PU

Pelatihan penyusunan data pilah Badan Pemberdayaan Masyarakat

Kesetaraan Gender

Sosialisasi mengenai pemeliharaan sarana publik bagi laki-laki dan perempuan

Dinas PU

Pembangunan reservoir dengan pelibatan laki-laki dan perempuan Dinas PU

Pembangunan sarana dan prasarana pasar desa Dinas PU

Page 47: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Langkah Integrasi Gender dalam RKA-SKPD

RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir

RKA-SKPD 2.2.1Provinsi/Kab/Kota: ……….Tahun Anggaran: …………

Urusan Pemerintahan .............................................Organisasi .............................................Program .............................................Kegiatan ............................................................Lokasi Kegiatan ............................Jumlah tahun n-1 Rp ……(…………………………………………..)Jumlah tahun n Rp ……(…………………………………………..)Jumlah tahun n+1 Rp ……(…………………………………………..)

Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja LangsungIndikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja

Capaian ProgramMasukanKeluaranHasilKelompok Sasaran Kegiatan: .... ...........................................................

Rincian Anggaran Belanja LangsungMenurut Program dan Per Kegiatan SKPD

Kode Rekening Uraian

Rincian PenghitunganJumlah (Rp)

Volume Satuan Harga Satuan

Jumlah

Apakah kegiatan spesifik, afIrmasi, dan peningkatan kapasitas ataukah kegiatan secara umum? Apakah kegiatan ini dianggap memadai untuk menyelesaikan satu isu gender atau kemiskinan tertentu?Apakah kegiatan spesifik, afIrmasi, dan peningkatan kapasitas ataukah kegiatan secara umum? Apakah kegiatan ini dianggap memadai untuk menyelesaikan satu isu gender atau kemiskinan tertentu?

Kesesuaian Program dan Kegiatan dengan Renja SKPD

Kesesuaian Program dan Kegiatan dengan Renja SKPD

Memungkinkan ke-terlibatan laki-laki dan perempuan

Memungkinkan ke-terlibatan laki-laki dan perempuan

Sejauhmana keter-libatan Perempuan dan kelompok miskin?

Sejauhmana keter-libatan Perempuan dan kelompok miskin?

Mengecek kon-sistensi dan rumusan indi-kator dengan kerangka kiner-ja logis.

Page 48: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Partisipasi Masyarakat; Transparansi & Akuntabilitas Anggaran; Disiplin Anggaran; Keadilan Anggaran; Efisiensi dan Efektivitas Anggaran; Taat Azas; Tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi; dan Tidak bertentangan dengan kepentingan

umum.

Prinsip Penyusunan APBDPrinsip Penyusunan APBD

Page 49: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

KEBIJAKANBANGNAS & KEUDA

MUSRENBANGDA

RENSTRA SKPD

RenjaSKPD

RPJMD

RKPD

KERANGKAEKONOMI MAKRO

PRIORITAS PEMBANGUNAN

EVALUASI KINERJA

MASA LALU

KUA & PPASPEMDA

SKPDPER- KDH

Pedoman Penyusunan RKA- SKPD

( KUA , PPA , Standar , Satuan Harga , Capaian Kinerja , SPM ,

Formulir RKA - SKPD )

TAPD

RAPBD

PERDA APBD

RKA- SKPD

PengajuanRaperda APBD

DPRD

PANITIAANGGARANLEGISLATIF

KlarifikasiRAPBD

SosialisasiKepada

Masyarakat

PersetujuanRaperda APBD

EvaluasiRaperda APBD

PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBDPENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD

Page 50: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

PENYAMPAIAN RANCANGAN KUA DAN PPAS

DPRD

RancanganKUA& PPAS

Disampaikan ke DPRD Paling lambat pada Pertengahan bulan Juni (Dalam Pembicaraan Pen-dahuluan RAPBD thn berikutnya )

TAPD

KOORDINATOR TAPD

RancanganKUA&PPAS

KDH

RancanganKUA & PPAS

Disampaikan kepada KDHpaling lambatMinggu I Juni

Sekda selakuKoordinator

TAPD

Rancangan KUA&PPASdibahas bersama

BadanAnggaran

DPRD

PEMERINTAH DAERAH

Nota Kesepakatan

Paling lambatAkhir Bulan

Juli

RKPD

RancanganKUA&PPAS

Page 51: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Jadual tahapan penyiapan dokumen penyusunan APBD diatur secara rinci dan ketat utk mencapai target persetujuan DPRD paling lambat 1 bulan sebelum TA dilaksanakan.

KUA disusun oleh KDH berdasarkan RKPD yang diformulasikan dari hasil JARING ASMARA (MUSRENBANGDA) dan hasil evaluasi kinerja masa lalu mengacu pada RPJMD & RKP serta pedoman penyusunan APBD utk disepakati bersama DPRD.

PPAS disusun oleh KDH dan dibahas dengan DPRD utk disepakati bersama yg selanjutnya KUA & PPAS dijadikan sebagai pedoman penyusunan RKA-SKPD.

Penyusunan Rancangan APBDPenyusunan Rancangan APBD

Page 52: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) Kebijakan Umum APBD memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi

penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya.

Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkrit dalam pencapaian target

PPAS Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban

daerah berupa prioritas pembangunan daerah, SKPD yang melaksanakan dan program/kegiatan yang terkait.

Prioritas disusun berdasarkan rencana pendapatan dan pembiayaan. Prioritas belanja diuraikan menurut prioritas pembangunan daerah, sasaran,

SKPD yang melaksanakan. Plafon anggaran sementara diuraikan berdasarkan urusan dan SKPD, program

dan kegiatan, belanja tidak langsung (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga).

KUA DAN PPAS (PMDN 59/2007)

Page 53: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

I. PENDAHULUAN

II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DLM PENYUSUNAN RAPBD

IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA & PEMBIAYAAN DAERAH

V. PENUTUP

I. PENDAHULUANII. RENCANA PENDAPATAN & PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAHIII. PRIORITAS BELANJA DAERAH

IV. PLAFOND ANGG SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

V. RENCANA PEMBIAYAAN DAERAHVI. PENUTUP

KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA)

PRIORITAS & PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)

FORMAT KUA DAN PPAS

Page 54: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

SURAT EDARAN KEPALA DAERAH Tentang

Pedoman Penyusunan RKA-SKPD(PMDN 59/2007 - Pasal 89)

a. Prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait;

b. Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan SKPD;

c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;

d. Dokumen sebagai lampiran surat edaran meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja dan standar satuan harga.

Page 55: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

RKA-SKPD2.1

RKA-SKPD2.2

RKA-SKPD3.1

RKA-SKPD1

RKA-SKPD3.2

RKA-SKPDRKA-SKPD

2.2.1

Kode Nama Formulir

RKA-SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD

RKA-SKPD1

Rincian Anggaran Pendapatan SKPD

RKA-SKPD2.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD

RKA-SKPD2.2

Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD

RKA-SKPD2.2.1

Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan SKPD

RKA-SKPD3.1

Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

RKA-SKPD3.2

Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah

ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN13/2006)ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN13/2006)

Page 56: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

Kode Nama Formulir

RKA-SKPD

Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja danPembiayaan SKPD

RKA-SKPD1

Rincian Anggaran Pendapatan SKPD

RKA-SKPD2.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD

RKA-SKPD2.2

Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD

RKA-SKPD

2.2.1

Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Programdan Per Kegiatan SKPD

BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN 59 TAHUN 2007)

RKA SKPD

RKA SKPD 2.1

RKA SKPD 2.2

RKA SKPD

1

RKA SKPD

5

RKA SKPD

5

RKA SKPD

5

RKA SKPD 2.2.1

Page 57: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

BAGAN ALIR RKA-PPKD (PMDN 59 TAHUN 2007)

Kode Nama Formulir

RKA-PPKD

Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan PPKD

RKA-PPKD.

1

Rincian Anggaran Pendapatan PPKD selaku BUD

RKA-SKPD2.1

Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung PPKD selaku BUD

RKA-SKPD3.1

Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD

RKA-SKPD3.2

Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD

RKA PPKD

RKA PPKD 3.2

RKA PPKD 3.1

RKA PPKD 2.1

RKA PPKD 1

Page 58: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

JADWAL PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAHNo. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah Unit/Tim Kerja Kunci Waktu

A Penyusunan RKPD dan Renja-SKPD (s/d Rancangan Akhir) Bappeda , SKPKD & SKPD M1 Desember – M4 Mei1 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Kab/Kota M1 – M4 Desember

2 Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Kab/ Kota. M1 & M2 Januari

3 Musrenbang Desa/Kelurahan M3 & M4 Januari

4 Lanjutan penyusunan rancangan Renja-SKPD M1 Februari

5 Musrenbang Kecamatan M2 Februari

6 Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD Kab/Kota M3 & M4 Februari

7 Penyusunan rancangan RKPD Kabupaten/Kota M1 & M2 Maret

8 Pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten/Kota M3 & M4 Maret

9 Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kab/Kota April & Mei

B Penetapan Perkada RKPD dan Renja SKPD Bappeda , SKPKD & SKPD M1 Juni10 Penetapan perkada RKPD Kabupaten/Kota M1 Juni

11 Penetapan Renja SKPD Kabupaten/Kota M1 Juni

C Penyusunan KUA & PPAS serta Nota Kesepakatan KUA & PPAS TAPD M1 Juni – M1 Juli

12 Penyusunan Rancangan KUA dan PPAS M1 Juni

13 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada KDH M2 Juni

14 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD M3 & M4 Juni

15 Pembahasan KUA dan PPAS M4 Juni & M1 Juli

16 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS M1 Juli

Page 59: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

No. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah Unit/Tim Kerja Kunci Waktu

D. Penyusunan RAPBD TAPD & SKPKD M2 Juli – M4 September

17. Penyiapan SE tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD M2 Juli

18. Penetapan SE tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD M2 Juli

19. Penyusunan RKA-SKPD SKPKD & SKPD M3 Juli – M2 Agustus

20. Pembahasan RKA-SKPD oleh TAPD M3 Agustus – M2 September

21. Penyempurnaan RKA-SKPD M2 & M 3 September

22. Penyiapan Raperda APBD M3 & M4 September

E. Pembahasan dan Penetapan APBD M1 Oktober – M4 Desember

23. Penyampaian Raperda APBD & Lampirannya oleh KDH kepada DPRD M1 Oktober

24. Pembahasan Raperda APBD M1 Oktober – M4 November

25. Persetujuan Bersama antara DPRD dan KDH M4 November

26. Evaluasi oleh Mendagri bagi APBD Provinsi & oleh Gubernur bagi APBD Kabupaten/Kota M4 November – M3 Desember

27. Penyempurnaan Raperda APBD berdasarkan hasil evaluasi M4 November – M3 Desember

28. Penetapan Perda tentang APBD M4 Desember

Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

Page 60: Planning & budgeting responsif gender & pro poor

TERIMA KASIH

Semoga Bermanfaat

Wassalam … … … …