Planning & budgeting responsif gender & pro poor
-
Upload
talib-saribattang -
Category
Education
-
view
466 -
download
6
description
Transcript of Planning & budgeting responsif gender & pro poor
Hotel Bumi Asih ~ Makassar, 03 Juni 2011
M. Natsir KadirDosen Fakultas Ekonomi UNHAS
Komp. Perumahan Dosen UNHAS Blok EC 4
Jl. P. Kemerdekaan, Tamalanrea
Makassar 90245. HP 0811 468 371.
Oleh:
E-mail: www. [email protected]
2
Riwayat Pekerjaan Lainnya:
Tenaga Ahli DPRD Prov. Sulsel, 2005 – 2009Tenaga Ahli BPKD Prov. Sulsel, 2006 –
SekarangKomite Audit PT Semen Tonasa, 2007 –
sekarang3
Service Provider Local Government Support Program – USAID bidang Finance and Budgeting for Local Government pada
Kab/Kota Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Besar, Karo, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Solok, Padang, Bukittinggi, Tangerang,
Manokwari, Sorong, Fak-Fak, Kaimana, Pinrang, Parepare, Takalar, Pangkep, Jeneponto, Enrekang , Palopo, Gowa dan Soppeng. 2005
– 2009 Konsultan World Bank bidang Public Finance Management and Public Expenditure pada Kab/Kota Aceh Barat, Nagan Raya, Sidrap, Parigi Mautong, Palu, Kota Jayapura, Kab. Jayapura,
Biak, Paniai, Nabire, Merauke, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Mimika, Prov. Papua & NTT 2006 – 2009
1
•Perencanaan Responsif Gender dan Pro Kelompok Miskin2
•Penganggaran Responsif Gender dan Pro Kelompok Miskin
Perencanaan terkait dengan menentukan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penganggaran menggambarkan bagaimana alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
MDG 1: MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN KELAPARAN
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dari tingkat saat ini sebesar 13,33 persen (2010) menuju targetnya sebesar 8 – 10 persen pada tahun 2014. Prevalensi kekurangan gizi pada balita telah menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, sehingga Indonesia diperkirakan dapat mencapai target MDG sebesar 15,5 persen pada tahun 2015.
Prioritas kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan kelaparan adalah: memperluas kesempatan kerja, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan memperkuat sektor pertanian. Perhatian khusus perlu diberikan pada:(i) perluasan fasilitas kredit untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM);(ii) pemberdayaan masyarakat miskin dengan meningkatkan akses dan penggunaan
sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraannya;(iii) peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan sosial dan(iv) perbaikan penyediaan proteksi sosial bagi kelompok termiskin di antara yang miskin.
Pencapaian MDGs di Indonesia Tahun 2010
Pencapaian MDGs di Indonesia Tahun 2010
MDG 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut-turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun telah mencapai 99,85. Oleh sebab itu, Indonesia sudah secara efektif menuju (on-track) pencapaian kesetaraan gender yang terkait dengan pendidikan pada tahun 2015.Di bidang ketenagakerjaan, terlihat adanya peningkatan kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor nonpertanian.Di samping itu, proporsi kursi yang diduduki oleh perempuan di DPR pada Pemilu terakhir juga mengalami peningkatan, menjadi 17,9 persen.Prioritas ke depan dalam mewujudkan kesetaraan gender meliputi:(1) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam pembangunan;(2) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan(3) Peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan.
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Perpres 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan penanggulangan kemiskinan daerah berpedoman pada RPJP Daerah
Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan : mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin; mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan
Kecil; mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Program Percepatan Penanggulangan KemiskinanProgram Percepatan Penanggulangan KemiskinanProgram Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(1) Kelompok Program Bansos Terpadu Berbasis Keluarga, bertujuan untuk: melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;
(2) Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;
(3) Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi Mikro dan Kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro dan kecil;
(4) Program-Program Lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Pada tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, dibentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) dalam upaya koordinasi penanggulangan kemiskinan di daerah
Unsur TKPK daerah:
Pemerintah (Wakil KDH sebagai Ketua dan Ka. Bappeda sebagai Sekretaris),
masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan lainnya
11M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
Tahapan Pembangunan Dalam RPJPN 2005-2025
RPJM 1 (200
5-2009
)
•Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
RPJM 2 (201
0-2014
)
•Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
RPJM 3 (201
5-2019
)
•Memantapkan pembangunan Secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan Keunggulan Kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
RPJM 4 (202
0-2024
)
•Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
Perpres 5/2010: RPJMN 2010 - 2014
V I S ITERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN
BERKEADILAN
Sejahtera
Demokratis
Berkeadilan
Memperkuat triple tracks strategy serta pembangunan inklusif dan
berkeadilan
Memantapkan konsolidasi demokrasi
Memperkuat penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta
pengurangan kesenjangan
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
Konstelasi Keterkaitan Antara Buku I, II dan III RPJMN 2010-2014
13
Tata Urut (Flow) Keterkaitan Buku I-II-III1. Buku I: Prioritas Nasional
dijabarkan dalam arah kebijakan bidang dlm Buku II, dan kebijakan regional dlm Buku III.
2. Buku II: arah kebijakan dan prioritas kegiatan bidang yang akan dilaksanakan di wilayah.
3. Buku III: arah kebijakan dan prioritas pembangunan wilayah atas bidang pembangunan yang dibutuhkan.
Prioritas BidangSosbud
EkonomiIPTEK
Sarana PrasaranaPolitik
HankamHukum dan Aparatur
Wilayah & Tata RuangSDA & LH
Prioritas RegionalSumateraJawa-Bali
KalimantanSulawesi
Nusa TenggaraMalukuPapua
VISI-MISISBY-BOEDIONO
11 Prioritas Nasional + 3 Prioritas NasionalLainnya
RPJMN2010-2014
I
II III
MISI PEMBANGUNAN RPJMN 2010-2014
MISI URAIAN
1 Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
2 Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
3 Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
Agenda Pembangunan
AGENDA URAIAN
I Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
II Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
III Penegakan Pilar Demokrasi
IV Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
V Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (1)
NO. PEMBANGUNAN SASARAN
Ekonomi
a) Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata 6,3 – 6,8 persen pertahun Sebelum tahun 2014 tumbuh 7 persen
b) Inflasi Rata-rata 4 - 6 persen pertahun
c) Tingkat Pengangguran 5 - 6 persen pada akhir tahun 2014
d) Tingkat Kemiskinan 8 – 10 persen pada akhir tahun 2014
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (2)
SASARAN Status Awal(tahun 2008)
Target tahun 2014
Pendidikana) Meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke
atas (tahun)7,50 8,25
b) Menurunnya angka buta aksara penduduk berusia 15 tahun ke atas (persen)
5,97 4,18
c) Meningkatnya APM SD/SDLB/ MI/Paket A (persen) 95,14 96,0
d) Meningkatnya APM SMP/SMPLB/ MTs/Paket B (persen) 72,28 76,0
e) Meningkatnya APK SMA/SMK/ MA/Paket C (persen) 64,28 85,0
f) Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun (persen) 21,26 30,0
g) Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat
Kesehatana) Meningkatnya umur harapan hidup (tahun) 70,7 72,0
b) Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup
228 118
c) Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 24
d) Menurunnya prevalensi kekurangan gizi(gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita (persen)
18,4 < 15,0
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (3)
NO. PEMBANGUNAN SASARAN
Pangan
a) Produksi Padi Tumbuh 3,22 persen per tahun
b) Produksi Jagung Tumbuh 10,02 persen per tahun
c) Produksi Kedelai Tumbuh 20,05 persen per tahun
d) Produksi Gula Tumbuh 12,55 persen per tahun
e) Produksi Daging Sapi Tumbuh 7,30 persen per tahun
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (4)
NO.
PEMBANGUNAN SASARAN
Energi
a) Peningkatan kapasitas pembangkit listrik
3.000 MW pertahun
b) Meningkatnya rasio elektrifikasi Pada tahun 2014 mencapai 80 persen
c) Meningkatnya rasio desa berlistrik Pada tahun 2014 mencapai 98 persen
d) Meningkatnya produksi minyak bumi
Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barrel perhari
e) Peningkatan pemanfaatan energi panas bumi
Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
A. SASARAN PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN RAKYAT (4)
NO.
PEMBANGUNAN SASARAN
Infrastruktur
a) Pembangunan Jalan Lintas Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, NTT, dan Papua
Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang19.370 km
b) Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan sarana transportasi antar-moda dan antar-pulau yang terintegra-si sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda
Selesai tahun 2014
c) Penuntasan pembangunan Jaringan Serat Optik di Indonesia Bagian Timur
Selesai sebelum tahun 2013
d) Perbaikan sistem dan jaringan transportasi d 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan)
Selesai tahun 2014
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
B. SASARAN PERKUATAN PEMBANGUNAN DEMOKRASI
20
NO.PEMBANGUN
ANSASARAN
1 Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia
• Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum;
• Meningkatnya pemahaman nilai-nilai kebangsaan dan terjaganya harmonisasi dalam masyarakat;
• Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi;
• Penyelenggaraan pemilu tahun 2014 yang dapat dilaksanakan dengan adil dan demokratis.
Pada tahun 2014
• Indeks Demokrasi Indonesia: 73 dari 100
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
C. SASARAN PEMBANGUNAN PENEGAKAN HUKUM
1 Tercapainya suasana dan kepastian keadilan melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban umum.
1) Persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, kepastian, keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum
2) Tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum
3) Mendukung iklim berusaha yang baik sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti dan aman serta efisisen
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2014 sebesar 5,0 yang meningkat dari 2,8 pada tahun 2009
NO.
PEMBANGUNAN SASARAN
M. Natsir Kadir (HP 0811 468 371, e-mail: [email protected])
PAGU INDIKATIF RPJMN 2010-2014
(Triliun Rupiah)
2010 2011 2012 2013 2014 -
100.0
200.0
300.0
400.0
500.0
600.0
55,2(16,2%)
62,1(15,5%)
66,6(16,6%)
74,4(15,1%)
81,5(14,7%)
26,1(7,7%)
25,9(6,5%)
27,1(6,8%)
28,3(5,8%)
30,7(5,6%)
85,5(25,1%)
118,3(30,6%)
129,9(33,4%)
142,2(29,7%)
163,5(30,1%)
69,5(20,4%)
74,1(18,1%)
83,6(20,5%)
93,5(18,7%)
103,5(18,4%)
103,8(30,5%)
118,8(29,2%)
134,3(33,1%)
153,0(30,7%)
175,6(31,3%)
SUMBER DAYA MANUSIA- Dep Pendidikan Nasional- Dep Agama- Dep Kesehatan
PERTAHANAN DAN KEAMANAN- Dep Pertahanan- Polri RI
INFRASTRUKTUR, PERTANIAN, KELAUTAN DAN KEHUTANAN- Dep PU- Dep Perhubungan- Dep ESDM- Dep Dalam Negeri- Dep Kelautan dan Perikanan- Dep Kehutanan
PEMERINTAHAN UMUM- Dep. Keuangan- Dep Luar Negeri- Mahkamah Agung
61 K/L LAINNYA
Catatan : - Hanya belanja K/L, tidak termasuk subsidi dan transfer ke daerah
- Angka 2010 merupakan pagu APBN
REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
TEMA RKP 2011
“PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA
KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH”
RKP 2010
PEMULIHAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
TINGKAT PERTUMBUHAN
Pertumb. Ek. (%) : 5,8
KUALITAS PERTUMBUHAN
Tk. Pengangguran (%) : 7,6
Tk. Kemiskinan (%) : 12,0 -13,5
RKP 2011
PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA
KELOLA DAN SINERGI PUSAT DAERAH
TINGKAT PERTUMBUHAN
Pertumb. Ek. (%) : 6,3
KUALITAS PERTUMBUHAN
BERKEADILAN membaik
Tk. Pengangguran (%) : 7,0
Tk. Kemiskinan (%) : 11,5 - 12,5
REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
PRIORITAS NASIONAL RKP 2011
24
1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
2 Pendidikan3 Kesehatan
4 Penanggulangan Kemiskinan5 Ketahanan Pangan
6 Infrastruktur7 Iklim Investasi dan Iklim Usaha8 Energi
9 Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana
10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, & Pasca-konflik
11 Prioritas NasionalKabinet Indonesia Bersatu II
2009-2014
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi Teknologi
12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
13 Bidang Perekonomian
14 Bidang Kesejahteraan Rakyat
Prioritas Lainnya
INITIATIF BARU :1. AKSELERASI OUTPUT
2. OUTPUT BARU3. KEGIATAN BARU
PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2010-2014 DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN DAN BERKESINAMBUNGAN MELALUI PENGGUNAAN 14 PRIORITAS RPJMN 2010-2014 DALAM RKP 2010, 2011, 2012, 2013 DAN 2014.
PERBEDAAN PRIORITAS ANTAR TAHUN (RKP) TERSEBUT TERLETAK PADA PENEKANANNYA.
REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
ALOKASI PADA PRIORITAS
25
PRIORITAS/SUBSTANSI INTI RANCANGAN AKHIR RKP 2011
PRIORITAS 1 : REFORMASI BIROKRASI DAN TATAKELOLA 1.387,9*)
PRIORITAS 2 : PENDIDIKAN 56.256,6PRIORITAS 3 : KESEHATAN 11.637,2
PRIORITAS 4 : PENANGGULANGAN KEMISKINAN 78.950,0
PRIORITAS 5 : KETAHANAN PANGAN 18.657,4
PRIORITAS 6 : INFRASTRUKTUR 43.446,5
PRIORITAS 7 : IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA 2.075,7PRIORITAS 8 : ENERGI 10.870,0
PRIORITAS 9 : LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA 4.712,5PRIORITAS10 : DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN
PASCA-KONFLIK13.054,3
PRIORITAS 11 : KEBUDAYAAN, KREATIFITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI 484,7
PRIORITAS LAINNYA DI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN, BIDANG PEREKONOMIAN, DAN BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
5.857,1
TOTAL ALOKASI PADA PRIORITAS 247.389,9
(Rp Miliar)
*) Tidak termasuk remunerasi akibat dari Reformasi Birokrasi
REPUBLIK INDONESIAKEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL /
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
ALOKASI PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2005 - 2011
26
2005 2006 2007 2008 2009 2010 20110.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
400.0
450.0
18,9(14,8%)
41,9(20,5%)
52,5(20,4%)
55,2(17,7%)
47,1(14,6%)
55,2(16,2%)
66,4(15,9%)9,4
(7,4%)
13,5(6.6%)
18,1(7,0%)
28,2(9,0%) 26,1
(8,1%)
26,1(7,7%)
26,7(6,4%)
30,0(23.5%)
43,8(21,4%)
59,5(23,1%)
81,8(26,2%) 81,6
(25,3%)
85,5(25,1%)
131,0(31,4%)
33,1(26,0%)
45,0(22,0%)
52,7(20,4%)
59,7(19,2%) 58,5
(18,1%)
69,5(20,4%)
72,7(17,4%)
36,0(28,2%)
60,0(29,4%)
75,1(29,1%)
87,0(27,9%)
109,0(33,8%)
103,8(30,5%)
120,5(28,9)
SUMBER DAYA MANUSIA
- Kem. Pendidikan Nasional
- Kem. Agama- Kem. Kesehatan
PERTAHANAN DAN KEAMANAN
- Kem. Pertahanan- Polri RI
INFRASTRUKTUR,PERTANIAN, KELAUTAN &
KEHUTANAN- Kem. PU
- Kem. Perhubungan- Kem. ESDM
- Kem. Pertanian- Kem. Dalam Negeri- Kem. Kelautan dan
Perikanan- Kem. Kehutanan
PEMERINTAHAN UMUM- Kem. Keuangan
- Kem. Luar Negeri- Mahkamah Agung
61 K/L LAINNYA
(Rp Triliun)
Pendekatan Perencanaan
Politik
Teknokratik
Partisipatif
Top-down
Bottom-up
Penjabaran darijanji-janji politik
KDH
Penggunaan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga
atau satuan kerja yang kompeten.
Pelibatan semua pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap
pembangunan
Perencanaan dilaksanakan
menurut jenjangpemerintahan dari atas
Perencanaanmenurut jenjang
pemerintahan dari bawah
Masing-masing pendekatan memiliki karakter dan aktor kunci yang berbeda. Komposisi di antara pendekatan antardaerah tidaklah sama. Ini akan dipengaruhi oleh konstelasi politik di satu wilayah yang bersifat khas.
Definisi Perencanaan Pembangunan
UU No. 25 Tahun 2004 Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
PP No. 8 Tahun 2008 (pasal 2 ayat 1)Perencanaan pembangunan di daerah merupaan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Dokumen Level danDurasi
Pengertian Muatan/Outline
RPJMD Daerah; limatahun
Penjabaran visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional.
Memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program SKPD, lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka kebijakan dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
a. Pendahuluan;b. Gambaran umum kondisi daerah;c. gambaran pengelolaan keuangan
daerah serta kerangka pendanaan;d. analisis isu-isu strategis;e. visi, misi, tujuan, dan sasaran;f. strategi dan arah kebijakan;g. kebijakan umum dan program
pembangunan daerah;h. indikasi rencana program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan;i. penetapan indikator kinerja daerah; danj. pedoman transisi dan kaidah
pelaksanaan.
RenstraSKPD
SKPD; limatahun
Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.
a. Pendahuluan;b. Gambaran pelayanan SKPD;c. isu-isu strategis berdasarkan tupoksi;d. visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi
dan kebijakan;e. rencana program, kegiatan, indikator
kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif;
f. indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Dokumen Perencanaan Daerah
Dokumen Level danDurasi
Pengertian Muatan/Outline
RKPD Daerah; satuTahun
Penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP,
Memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemda maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
a. Rancangan kerangka ekonomi daerah;b. Program prioritas pembangunan
daerah;c. rencana kerja; dand. pendanaannya serta prakiraan maju
dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu indikatif.
RenjaSKPD
SKPD; satutahun
Rencana Kerja SKPD yang memuat kebijakan dan program dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan oleh SKPD.
a. Kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
b. Program dan kegiatan meliputi program dan kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja, dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD, serta menunjukkan prakiraan maju.
Dokumen Perencanaan Daerah
Perencanaan yang responsif gender dilakukan dengan memasukkan perbedaan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam proses penyusunan kebijakan dan program pembangunan daerah.
Bisa mempertajam analisa tentang kondisi daerah karena terpetakan kesejangan dalam pembangunan manusia, laki-laki dan perempuan.
Membantu mempertajam target group/ kelompok sasaran karena data terpilah.
Tidak selalu berupa penambahan program baru dan biaya tambahan bilamana analisis gender diterapkan.
Pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib di daerah tidak mampu menjawab semua isu kesenjangan gender di berbagai bidang.
Perencanaan Responsif Gender
Dukungan Kebijakan Perencanaan Responsif Gender & Pro Kelompok Miskin
Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan, yang menegaskan PUG dalam semua tahapan perencanaan pembangunan di tingkat pusat dan daerah.
PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pemantanan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, pasal 3, menjelaskan bahwa:o perencanaan pembangunan daerah harus dirumuskan secara responsif dan
berkeadilan dengan prinsip keseimbangan gender, o dalam menyusun kerangka studi dan instrumen analisis harus mempertimbangkan
analisis biaya dan manfaat, analisis kemiskinan, dan analisis gender. Permendagri No. 15 tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di Daerah,
yang memuat instruksi implementasi PUG di daerah, konsep perencanaan dan penganggaran responsif gender, kelembagaan PUG. Secara khusus:o Pasal 4 Ayat 1 disebutkan Pemerintah Daerah berkewajiban menyusun kebijakan,
program dan kegiatan pembangunan berperspektif gender; Perencanaan pembangunan perspektif gender dituangkan dalam RPJMD, Rencana Strategis SKPD dan Renja SKPD.
o Pasal 4 Ayat 2 disebutkan penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan harus dilakukan melalui analisis gender.
Perpres No. 5 tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 menyatakan PUG sebagai salah satu dari tiga kebijakan pengarusutamaan dalam kebijakan pembangunan.
Beberapa Ciri untuk Mengidentifikasi Isu Strategis Gender
Adanya ketimpangan kondisi (perbedaan peran, akses, partisipasi, kontrol, manfaat) antara laki-laki dan perempuan;
Adanya rasa ketidakadilan yang dialami laki-laki dan perempuan: diskriminasi, marginalisasi, subordinasi (bentuk dan akibat yang ditimbulkan);
Ada unsur pengaruh budaya dan kebijakan (unsur eksternal dan internal pemerintah);
Cakupan luas (dirasakan oleh banyak orang di banyak tempat); Mendesak untuk segera diselesaikan dalam konteks kewilayahan; Efek beruntun (kalau diselesaikan berdampak positif pada isu gender
lain); Berorentasi pada perubahan sistemik, yakni perubahan relasi laki-laki
dan perempuan
Indikator Kesetaraan Gender
Indikator tingkat Dampak: indikator yang bersifat makro yang biasanya mengacu pada indikator yang disepakati secara nasional, misalnya:
Indeks Pembangunan Gender (Gender Development Index-GDI) merupakan indeks pencapaian kemampuan dasar pembangunan manusia untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara laki-laki dan perempuan. Variabel GDI: angka harapan hidup, pendidikan, pendapatan.
Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measures-GEM) merupakan indeks yang mengukur peran aktif perempuan dan kehidupan ekonomi dan politik. Variabel GEM: partisipasi perempuan dalam politik, partisipasi dalam bidang ekonomi, partisipasi dalam pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi.
Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs), terutama terkait dengan tujuan yang ketiga, yakni mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Indikator Kesetaraan Gender
Indikator pada tingkat hasil/outcome, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi/SKPD dalam jangka waktu satu sampai lima tahun, seperti: data/indeks yang menjelaskan hasil suatu layanan, misalnya:1. populasi laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelayanan yang
berkualitas;
2. jumlah rumah tangga miskin yang mendapat pelayanan air bersih;
3. jumlah pekerja laki-laki dan perempuan mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja; dan
4. perempuan korban kekerasan yang mendapatkan pelayanan terpadu.
Indikator pada tingkat output, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari suatu kegiatan
o Misalnya: Rasio laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelatihan agribisnis, perempuan yang terlibat dalam Musrenbang.
Indikator spesifi k gender, yakni indikator yang secara khusus terkait dengan satu jenis kelamin saja
o Misalnya: Angka kekerasan terhadap perempuan, jumlah kasus traffi cking di kalangan perempuan.
Indikator Kesetaraan Gender
Indikator pada tingkat Output, yakni indikator yang merupakan hasil langsung dari suatu kegiatan, misalnya:
o Rasio laki-laki dan perempuan yang mendapatkan pelatihan agribisnis,
o Perempuan yang terlibat dalam Musrenbang.
Indikator Spesifik Gender, yakni indikator yang secara khusus terkait dengan satu jenis kelamin saja, misalnya:
o Angka kekerasan terhadap perempuan,
o Jumlah kasus trafficking di kalangan perempuan.
Transfer Isu Gender & Kemiskinan dari RPJMD ke Renstra SKPD
Informasi dalam RPJMDIsu Strategis Urusan
(SKPD)Program Kondisi Tahun n
(2010)Indikator Capaian n+5(indikator outcome)
Angka buta huruf perempuan dan jumlah anak putus sekolah perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.Banyak keluarga miskin tidak mampu menyeko-lahkan anak
Pendidikan (Dinas
Pendidikan)
Peningkatan mutu pendidikan dasar sembilan tahun
Jumlah buta huruf perempuan mencapai 25% sementara laki-laki 18%
Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%
Informasi dalam Renstra SKPD
Urusan (SKPD)
Program/ Kegiatan
Kondisi Tahun n (2010)
Indikator Capaian n+5
Indikator Capaian Tahunan Loka
siPagu
Indikatifn+1 n+2 n+3 n+4 n+5
Pendidikan (Dinas Pendidikan)
Peningkatan mutu pendidik-an dasar sembi-lan tahun
Jumlah buta hu-ruf perempuan mencapai 25% dan laki-laki 18%
Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%
P = 23%, L = 17%
P = 21%, L = 16%
P = 20%, L = 15%
P = 19%, L = 14%
P = 17%, L = 13%
Kegiatan pem-berian beasiswa bagi keluarga tidak mampu
Jumlah anak dari keluarga tidak mampu yangbersekolah
Transfer Renstra SKPD dalam Renja SKPD
Informasi dalam Renstra SKPD
Urusan (SKPD)
Program/ Kegiatan
Kondisi Tahun n (2010)
Indikator Capaian n+5
Indikator Capaian Tahunan Loka
siPagu
Indikatifn+1 n+2 n+3 n+4 n+5
Pendidikan (Dinas Pendidikan)
Peningkatan mutu pendidik-an dasar sembi-lan tahun
Jumlah buta hu-ruf perempuan mencapai 25% dan laki-laki 18%
Penurunan jumlah perempuan buta huruf menjadi 17% dan laki-laki 13%
P = 23%, L = 17%
P = 21%, L = 16%
P = 20%, L = 15%
P = 19%, L = 14%
P = 17%, L = 13%
Kegiatan pem-berian beasiswa bagi keluarga tidak mampu
Jumlah anak dari ke-luarga tidak mampu yang tidak berseko-lah 1.000 orang
Jumlah anak dari keluar-ga tidak mampu yang tidak bersekolah 200 orang
800 org
600 org
500 org
400 org
200 org
Informasi dalam RKPD/Renja SKPD Tahun n + 1
Prioritas Program/ Kegiatan
Indikator Program
Indikator KegiatanSKPD
Kelompok Sasaran
Loka si
Pagu IndikatifHasil Keluaran
Pendidikan, Kemiskinan dan PUG
Peningkatan mu-tu pendidikan da-sar sembilan tahun
Jumlah buta huruf perempuan 23% dan laki-laki 17%
Kegiatan pembe-rian beasiswa bagi keluarga tidak mampu
120 anak perempuan & 80 anak laki-laki mampu ber-sekolah
200 org anak keluarga tdk mampu memper-oleh bea siswa
Disdik keluarga tidak mampu
Desa A & B (kec. X), Desa M & N (kec. Z)
Integrasi Gender dan Kelompok Miskin Dalam Musrenbang
Akses
PartisipasiKontrol
Manfaat
Distribusi Informasi dan Pengundangan
Pengundangan ke representasi ke kelompok perempuan dan laki-laki dan/atau kelompok miskin
Tingkat kehadiran perempuan dan laki-laki dan/atau kelompok miskin
Upaya mengatasi hambatan bagi keterlibatan perempuan dan kelompok miskin
Mendorong perempuan dan kelompok miskin menyampaikan aspirasinya
Penghargaan dan akomodasi atas aspirasi perempuan dan kelompok miskin
Informasi tentang posisi dan tindak lanjut usulan laki-laki dan perempuan dan/atau kelompok miskin
Keterlibatan perempuan dan kelompok miskin dalam pelaksanaan kegiatan
Manfaat langsung dan tidak langsung dari keterlibatan dalam Musrenbang
Peningkatan keterlibatan perempuan dan kelompok miskin dalam Musrenbang dari tahun ke tahun
CONTOH KETERKAITAN VISI, MISI, TUJUAN,SASARAN, PROGRAM & KEGIATAN
DINAS PENDIDIKAN
VISI:Kota Indah Cerdas 2020
Mewujudkan Mutu Pendidikanyg Berdaya Saing Ditingkat Regional
Peningkatan Kualitas Pengelolaan SMP & SMA Melalui Pemberdayaan Masyarakat
3 SMP & 2 SMA Menjadi Sekolah Unggulanpada Tahun 2011
Program Pendidikan Menengah
Penyusunan Kurikulum Berbasis Kompetensi
TUJUAN
SASARAN
KEGIATAN
PROGRAM
TUJUAN
SASARAN
PROGRAM
KEGIATAN
MISI
INPUT:Dana, SDM, Material,
Metode, & Alat
OUTPUT: Tersedia 5 Mata
Pelajaran Utama - KBK
OUTCOME: 3 SMP & 2 SMA Terakreditasi sbg
Sekolah Unggulan
RPJM Daerah
RPJP Daerah
RKP RPJM Nasional
RPJP Nasional
RKP Daerah
Renstra KL Renja - KL
Renstra SKPD
Renja - SKPD
RAPBN
RAPBD
RKA-KL
RKA - SKPD
APBN
Rincian APBN
APBD
Rincian APBD
Diacu
PedomanDijabar
kanPedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diperhatikan
Dijabar kan
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Diacu
Diacu
Diserasikan melalui Musrenbang
Pemerintah Pusat
Pemerintah D
aerah
Penganggaran (M2 Juli – Desember)
Catatan:Diacu : hal-hal yang dianggap mendasar harus identikDipedomani : hal-hal yang memberikan arah dan koridor
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
Perencanaan (Jan – M1 Juli)
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)
RPJMDRenstraSKPD & SKPKD
RenjaSKPD & SKPKD RKPD
KUA PPAS
RAPERDA
APBD
Tim Anggaran Pemda
RKA-SKPD & SKPKD
Dibahas Bersama
DPRD(Badan
Anggaran)
5 tahun5 tahun
1 tahun 1 tahun
RKP
RPJM
NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DGN KDH
5 tahun
1 tahun
1 tahun
Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/Mendagri
StandarHarga Satuan
APBD
PEDOMAN PENYUSUNANRKA-SKPD & SKPKD
42
Musrenbang
Rekomendasi DPRD
atas LKPJ
Anggaran Kinerja
Anggaran Kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan pada upaya pencapaian hasil kerja (output) dari rencana alokasi biaya (input) yang ditetapkan.Artinya setiap anggaran yang dialokasikan harus dapat diukur dan ditentukan hasil (outcome) dan keluaran (output) yang ingin dicapai.
Tujuan Penyusunan Anggaran Kinerja
Meningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat Meningkatkan efisiensi pelaksanaan anggaran dengan
menghubungkan kerja dan kegiatan terhadap biaya. Mendukung alokasi anggaran terhadap perioritas program dan
kegiatan. Penilaian pencapaian kinerja yang diukur dengan indikator yang
ditetapkan secara substantif (efisien, efektif dan ekonomis).
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Kebijakan atau Program atau Kegiatan
yang akan dianalisis
Data PembukaWawasan
Isu Gender Kebijakan dan Rencana Aksi Pengukuran Hasil
Faktor Kesenjangan (Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat)
SebabKesenjanganInternal
SebabKesenjang-an
Eksternal
ReformulasiTujuan
Rencana Aksi Data Dasar
(Target)
Indikator Gender
ProgramPeningkatanjalan dan penggantianjembatan.KegiatanPembebasantanah jaringanjalan lintasselatan.TujuanmendukungPengembang-an perekono-mian antar wilayah.
Data pemilik lahan (laki-laki dan perem-puan).Jumlah laki-laki dan pe-rempuanpelaku usaha
Akses:Laki-laki lebih ba-nyak dilibatkan da-lam sosialiasi dan penetapan harga dibanding perem-puanPartisipasi:Laki-laki lebih ba-nyak hadir dalam pertemuan sosia-lisasi dibanding perempuanKontrol:Pengambilan kepu-tusan atas harga lahan tidak berada pada perempuanwalaupun hak milik atas tanah ada pada perempuan.Manfaat:Laki-laki lebih me-nikmati keuntungan finansial dibanding perempuan
Tidak terstruk-turnya datakepemilikanLahan.Masih adaanggapan dipemerintahbahwa pemiliklahan adalahlaki-laki seba-gai kepala ke-luarga; juga anggapanpelaku usahahanya laki-lakiBelum ada kajian menge-nai dampakpembebasanlahan bagilaki-laki danperempuan
Dalam masya-rakat, laki-laki lebih dominanmengambilKeputusan ter-utama me-nyangkutsumber daya (tanah, lahan).Perempuanmerasa takut dan malas mengurus pem-bebasan lahanwalaupun hak milik tanah atas namanya, se-hingga menye-rahkan kepada suami atau ke-luarga laki-laki
Tujuan Program:Mendukung perekonomian antar wilayah melalui pening-katan mobilitas laki-laki dan pe-rempuan pela-ku ekonomiTujuan Kegiatan:Melakukanpembebasanlahan secaraadil dengan memperhatikan kepentingan laki-laki dan perempuan sebagai pemilik lahan dan pe-laku usaha
Penstrukturan data kepemilik-an lahan.Kajian menge-nai dampakpembebasanlahan bagi laki-laki dan perem-puan.Pemberian in-formasi yang berimbang me-ngenai prosespembebasanlahan dan pe-netapan harga kepada laki-laki dan perempuanKeterampilanpengembanganusaha bagilaki-laki danperempuan yang terkena dampak pem-bebasan lahan
Data pemiliklahan (laki-laki danperempuan)Jumlahlaki-laki danperempuanpelaku usaha
Laki-laki dan pe-rempuan pemilik lahan yang men-dapatkan Informa-si mengenai pem-bebasan lahan dan penetapan harga (indikator output)Kesepakatandengan pemilik lahan, laki-laki dan perempuan, me-ngenai pemanfa-atan lahan dan jumlah ganti rugi (output)Laki-laki dan pe-rempuan pelaku usaha yang me-manfaatkan jalan dan jembatan(indikator hasil)
Contoh Analisis Responsif Gender & Kelompok Miskin pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi X
Kategori Pengeluaran Spesifi kGender
Pengeluaran untuk Tindakan Afirmasi dan Kelembagaan PUG
Pengeluaran Kesetaraan Gender
SKPDPengampu
Utamanya bagianPemberdayaan Perempuan
Utamanya bagian PemberdayaanPerempuan, Bappeda, BadanKepegawaian Daerah
Semua SKPD
Contoh Anggaran untuk program dan kegiatan pemberdayaan perempuan yang menyasar langsung perempuan
Anggaran untuk penguatan layanan terpadu bagi perempuan korban kekerasan
Anggaran untuk Women Crisis Centre atau LBH perempuan
Anggaran untuk pelatihan bagi kelompok perempuan yang menduduki jabatan publik/ di dunia politik
Anggaran untuk perbaikan mekanisme kerja, termasuk koordinasi PUG
Anggaran untuk melahirkan regulasi yang mendorong kesetaraan gender
Anggaran untuk data pilah, alat analisis dan lain-lain
Anggaran pemberian beasiswa bagi RT miskin
Anggaran pelatihan tenaga kerja Migran
Anggaran penyusun guideline integrasi gender di sektor tertentu
ContohProgram danKegiatan
Sosialiasi tentang penghapusankekerasan terhadap perempuan Pelatihan bagi staf Women Crisis Centre Klinik KB keliling untuk laki-laki Bantuan permodalan bagi kelompokperempuan miskin
Pelatihan politik bagi perempuan Pelatihan PUG bagi para kepala dan
perencana SKPD Penyusunan pedoman ARG Penyusunan RAD PUG dan
kerangka hukumnya Pengadaan data pilah sektor
Beasiswa pendidikan dasar dan menengah untuk anak perempuan di RT miskin
Pelatihan bagi tenaga kerja migran laki-laki dan perempuan
Kategori Anggaran Responsif Gender
Contoh Klasifikasi Anggaran Responsif Gender & Kelompok Miskin dalam Beberapa Urusan
Pemerintah Daerah
Kategori Anggaran Kegiatan SKPD Pengampu
Spesifik Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana alam bagi kelompok miskin;
Dinas PU
Pengembangan ruang bersalin Dinas Kesehatan
Pelatihan pengelolaan sungai bagi ibu rumahtangga di kawasan pinggir sungai
Dinas PU
Afirmasi danPelembagaan PUG
Rapat koordinasi integrasi gender dalam pembangunan infastruktur Bappeda
Training pemetaan kebutuhan infrastruktur dengan analisis gender bagi staf perempuan
Dinas PU
Pelatihan penyusunan data pilah Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kesetaraan Gender
Sosialisasi mengenai pemeliharaan sarana publik bagi laki-laki dan perempuan
Dinas PU
Pembangunan reservoir dengan pelibatan laki-laki dan perempuan Dinas PU
Pembangunan sarana dan prasarana pasar desa Dinas PU
Langkah Integrasi Gender dalam RKA-SKPD
RENCANA KERJA DAN ANGGARANSATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir
RKA-SKPD 2.2.1Provinsi/Kab/Kota: ……….Tahun Anggaran: …………
Urusan Pemerintahan .............................................Organisasi .............................................Program .............................................Kegiatan ............................................................Lokasi Kegiatan ............................Jumlah tahun n-1 Rp ……(…………………………………………..)Jumlah tahun n Rp ……(…………………………………………..)Jumlah tahun n+1 Rp ……(…………………………………………..)
Indikator dan Tolok Ukur Kinerja Belanja LangsungIndikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian ProgramMasukanKeluaranHasilKelompok Sasaran Kegiatan: .... ...........................................................
Rincian Anggaran Belanja LangsungMenurut Program dan Per Kegiatan SKPD
Kode Rekening Uraian
Rincian PenghitunganJumlah (Rp)
Volume Satuan Harga Satuan
Jumlah
Apakah kegiatan spesifik, afIrmasi, dan peningkatan kapasitas ataukah kegiatan secara umum? Apakah kegiatan ini dianggap memadai untuk menyelesaikan satu isu gender atau kemiskinan tertentu?Apakah kegiatan spesifik, afIrmasi, dan peningkatan kapasitas ataukah kegiatan secara umum? Apakah kegiatan ini dianggap memadai untuk menyelesaikan satu isu gender atau kemiskinan tertentu?
Kesesuaian Program dan Kegiatan dengan Renja SKPD
Kesesuaian Program dan Kegiatan dengan Renja SKPD
Memungkinkan ke-terlibatan laki-laki dan perempuan
Memungkinkan ke-terlibatan laki-laki dan perempuan
Sejauhmana keter-libatan Perempuan dan kelompok miskin?
Sejauhmana keter-libatan Perempuan dan kelompok miskin?
Mengecek kon-sistensi dan rumusan indi-kator dengan kerangka kiner-ja logis.
Partisipasi Masyarakat; Transparansi & Akuntabilitas Anggaran; Disiplin Anggaran; Keadilan Anggaran; Efisiensi dan Efektivitas Anggaran; Taat Azas; Tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi; dan Tidak bertentangan dengan kepentingan
umum.
Prinsip Penyusunan APBDPrinsip Penyusunan APBD
KEBIJAKANBANGNAS & KEUDA
MUSRENBANGDA
RENSTRA SKPD
RenjaSKPD
RPJMD
RKPD
KERANGKAEKONOMI MAKRO
PRIORITAS PEMBANGUNAN
EVALUASI KINERJA
MASA LALU
KUA & PPASPEMDA
SKPDPER- KDH
Pedoman Penyusunan RKA- SKPD
( KUA , PPA , Standar , Satuan Harga , Capaian Kinerja , SPM ,
Formulir RKA - SKPD )
TAPD
RAPBD
PERDA APBD
RKA- SKPD
PengajuanRaperda APBD
DPRD
PANITIAANGGARANLEGISLATIF
KlarifikasiRAPBD
SosialisasiKepada
Masyarakat
PersetujuanRaperda APBD
EvaluasiRaperda APBD
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBDPENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD
PENYAMPAIAN RANCANGAN KUA DAN PPAS
DPRD
RancanganKUA& PPAS
Disampaikan ke DPRD Paling lambat pada Pertengahan bulan Juni (Dalam Pembicaraan Pen-dahuluan RAPBD thn berikutnya )
TAPD
KOORDINATOR TAPD
RancanganKUA&PPAS
KDH
RancanganKUA & PPAS
Disampaikan kepada KDHpaling lambatMinggu I Juni
Sekda selakuKoordinator
TAPD
Rancangan KUA&PPASdibahas bersama
BadanAnggaran
DPRD
PEMERINTAH DAERAH
Nota Kesepakatan
Paling lambatAkhir Bulan
Juli
RKPD
RancanganKUA&PPAS
Jadual tahapan penyiapan dokumen penyusunan APBD diatur secara rinci dan ketat utk mencapai target persetujuan DPRD paling lambat 1 bulan sebelum TA dilaksanakan.
KUA disusun oleh KDH berdasarkan RKPD yang diformulasikan dari hasil JARING ASMARA (MUSRENBANGDA) dan hasil evaluasi kinerja masa lalu mengacu pada RPJMD & RKP serta pedoman penyusunan APBD utk disepakati bersama DPRD.
PPAS disusun oleh KDH dan dibahas dengan DPRD utk disepakati bersama yg selanjutnya KUA & PPAS dijadikan sebagai pedoman penyusunan RKA-SKPD.
Penyusunan Rancangan APBDPenyusunan Rancangan APBD
KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) Kebijakan Umum APBD memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi
penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya.
Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkrit dalam pencapaian target
PPAS Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban
daerah berupa prioritas pembangunan daerah, SKPD yang melaksanakan dan program/kegiatan yang terkait.
Prioritas disusun berdasarkan rencana pendapatan dan pembiayaan. Prioritas belanja diuraikan menurut prioritas pembangunan daerah, sasaran,
SKPD yang melaksanakan. Plafon anggaran sementara diuraikan berdasarkan urusan dan SKPD, program
dan kegiatan, belanja tidak langsung (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga).
KUA DAN PPAS (PMDN 59/2007)
I. PENDAHULUAN
II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH
III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DLM PENYUSUNAN RAPBD
IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA & PEMBIAYAAN DAERAH
V. PENUTUP
I. PENDAHULUANII. RENCANA PENDAPATAN & PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAHIII. PRIORITAS BELANJA DAERAH
IV. PLAFOND ANGG SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
V. RENCANA PEMBIAYAAN DAERAHVI. PENUTUP
KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA)
PRIORITAS & PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
FORMAT KUA DAN PPAS
SURAT EDARAN KEPALA DAERAH Tentang
Pedoman Penyusunan RKA-SKPD(PMDN 59/2007 - Pasal 89)
a. Prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait;
b. Alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan SKPD;
c. Batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD;
d. Dokumen sebagai lampiran surat edaran meliputi KUA, PPAS, analisis standar belanja dan standar satuan harga.
RKA-SKPD2.1
RKA-SKPD2.2
RKA-SKPD3.1
RKA-SKPD1
RKA-SKPD3.2
RKA-SKPDRKA-SKPD
2.2.1
Kode Nama Formulir
RKA-SKPD Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan SKPD
RKA-SKPD1
Rincian Anggaran Pendapatan SKPD
RKA-SKPD2.1
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD
RKA-SKPD2.2
Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD
RKA-SKPD2.2.1
Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan SKPD
RKA-SKPD3.1
Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah
RKA-SKPD3.2
Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah
ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN13/2006)ALUR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN13/2006)
Kode Nama Formulir
RKA-SKPD
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja danPembiayaan SKPD
RKA-SKPD1
Rincian Anggaran Pendapatan SKPD
RKA-SKPD2.1
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung SKPD
RKA-SKPD2.2
Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan SKPD
RKA-SKPD
2.2.1
Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Programdan Per Kegiatan SKPD
BAGAN ALIR PENGERJAAN RKA-SKPD (PMDN 59 TAHUN 2007)
RKA SKPD
RKA SKPD 2.1
RKA SKPD 2.2
RKA SKPD
1
RKA SKPD
5
RKA SKPD
5
RKA SKPD
5
RKA SKPD 2.2.1
BAGAN ALIR RKA-PPKD (PMDN 59 TAHUN 2007)
Kode Nama Formulir
RKA-PPKD
Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan PPKD
RKA-PPKD.
1
Rincian Anggaran Pendapatan PPKD selaku BUD
RKA-SKPD2.1
Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung PPKD selaku BUD
RKA-SKPD3.1
Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD
RKA-SKPD3.2
Rincian Pengeluaran Pembiayaan Daerah PPKD selaku BUD
RKA PPKD
RKA PPKD 3.2
RKA PPKD 3.1
RKA PPKD 2.1
RKA PPKD 1
JADWAL PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAHNo. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah Unit/Tim Kerja Kunci Waktu
A Penyusunan RKPD dan Renja-SKPD (s/d Rancangan Akhir) Bappeda , SKPKD & SKPD M1 Desember – M4 Mei1 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Kab/Kota M1 – M4 Desember
2 Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Kab/ Kota. M1 & M2 Januari
3 Musrenbang Desa/Kelurahan M3 & M4 Januari
4 Lanjutan penyusunan rancangan Renja-SKPD M1 Februari
5 Musrenbang Kecamatan M2 Februari
6 Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD Kab/Kota M3 & M4 Februari
7 Penyusunan rancangan RKPD Kabupaten/Kota M1 & M2 Maret
8 Pelaksanaan Musrenbang RKPD Kabupaten/Kota M3 & M4 Maret
9 Perumusan Rancangan Akhir RKPD Kab/Kota April & Mei
B Penetapan Perkada RKPD dan Renja SKPD Bappeda , SKPKD & SKPD M1 Juni10 Penetapan perkada RKPD Kabupaten/Kota M1 Juni
11 Penetapan Renja SKPD Kabupaten/Kota M1 Juni
C Penyusunan KUA & PPAS serta Nota Kesepakatan KUA & PPAS TAPD M1 Juni – M1 Juli
12 Penyusunan Rancangan KUA dan PPAS M1 Juni
13 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada KDH M2 Juni
14 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD M3 & M4 Juni
15 Pembahasan KUA dan PPAS M4 Juni & M1 Juli
16 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS M1 Juli
No. Tahapan Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah Unit/Tim Kerja Kunci Waktu
D. Penyusunan RAPBD TAPD & SKPKD M2 Juli – M4 September
17. Penyiapan SE tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD M2 Juli
18. Penetapan SE tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD M2 Juli
19. Penyusunan RKA-SKPD SKPKD & SKPD M3 Juli – M2 Agustus
20. Pembahasan RKA-SKPD oleh TAPD M3 Agustus – M2 September
21. Penyempurnaan RKA-SKPD M2 & M 3 September
22. Penyiapan Raperda APBD M3 & M4 September
E. Pembahasan dan Penetapan APBD M1 Oktober – M4 Desember
23. Penyampaian Raperda APBD & Lampirannya oleh KDH kepada DPRD M1 Oktober
24. Pembahasan Raperda APBD M1 Oktober – M4 November
25. Persetujuan Bersama antara DPRD dan KDH M4 November
26. Evaluasi oleh Mendagri bagi APBD Provinsi & oleh Gubernur bagi APBD Kabupaten/Kota M4 November – M3 Desember
27. Penyempurnaan Raperda APBD berdasarkan hasil evaluasi M4 November – M3 Desember
28. Penetapan Perda tentang APBD M4 Desember
Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat
Wassalam … … … …