PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Antibiotika merupakan obat yang digunakan...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · Antibiotika merupakan obat yang digunakan...
i
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PRIA USIA
LANJUT DI KECAMATAN UMBULHARJO TENTANG ANTIBIOTIKA
DENGAN METODE CBIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi
Oleh :
Yohana Mutiara Sakti
NIM :118114124
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, Apt, M.Kes., Ph. D., Apt sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian
dan penyusunan naskah ini
2. Bapak Drs. H. Mardjuki selaku Camat di Kecamatan Umbulharjo yang
membantu dalam hal perizinan dan informasi
3. Bapak Antonius Suyudi selaku Ketua Komisi Lansia Sukmo Wicoro yang
telah membantu jalannya penelitian
4. Anggota Komisi Lansia Sukmo Wicoro Kecamatan Umbulharjo sebagai
responden yang telah berperan dalam penelitian ini
5. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si.,
Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam
penyelesaian naskah ini
6. Dekan dan segenap staf Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang
mendukung pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini
7. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian
Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 6 Juli 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
INTISARI xvii
ABSTRACT xviii
BAB I PENGANTAR 1
A. Latar Belakang 1
1. Rumusan masalah 3
2. Keaslian penelitian 3
3. Manfaat penelitian 5
B. Tujuan Penelitian 6
1. Tujuan umum 6
2. Tujuan khusus 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA 8
A. Pengetahuan 8
1. Pengertian 8
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 8
3. Cara pengukuran pengetahuan 9
B. Sikap 11
1. Pengertian 11
2. Tingkatan sikap 11
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap 12
4. Cara pengukuran sikap 14
C. Tindakan 15
1. Pengertian 15
2. Tingkatan tindakan 15
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi tindakan 15
3. Cara pengukuran tindakan 16
D. Upaya Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan 16
1. Metode ceramah 17
2. Metode diskusi 17
3. Metode demonstrasi 18
4. Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) 18
E. Uji Validitas Instrumen 21
F. Uji Reliabilitas 22
G. Antibiotika 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
1. Pengertian antibiotika 23
2. Mekanisme kerja antibiotika 23
3. Prinsip umum penggunaan antibiotika 23
4. Resistensi 24
F. Landasan Teori 25
G. Hipotesis 26
BAB III METODE PENELITIAN 27
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian 27
B. Variabel dan Definisi Operasional 27
1. Variabel 27
2. Definisi operasional 28
C. Lokasi Penelitian 30
D. Instrumen Penelitian 30
E. Subyek Penelitian 33
F. Tata Cara Penelitian 34
1. Studi pustaka 34
2. Analisis situasi 34
3. Teknik sampling 34
G. Pembuatan Kuesioner 37
1. Validitas instrumen 37
2. Uji pemahaman bahasa 37
3. Uji reliabilitas 39
H. Penyebaran Kuesioner 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
I. Management Data 42
1. Editing 42
2.Processing 42
3. Cleaning 42
J. Analisis Hasil 43
1. Uji normalitas 43
2. Uji hipotesis 44
K. Keterbatasan Penelitian 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 46
A. Karakteristik Demografi Responden 46
B. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Usia Lanjut Mengenai
Antibiotika Sebelum CBIA 48
C. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Usia Lanjut Mengenai
Antibiotika Sesudah CBIA 49
D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan
Sesudah CBIA 51
1. Pengetahuan 51
2. Sikap 53
3. Tindakan 56
E. Dinamika Proses Kegiatan CBIA 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61
A. Kesimpulan 61
B. Saran 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR PUSTAKA 63
LAMPIRAN 67
BIOGRAFI PENULIS 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pokok Bahasan
Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan 32
Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan 33
Tabel III. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan
Tindakan 33
Tabel IV. Item Kuesioner yang Sulit Dipahami dalam Uji Pemahaman
bahasa 39
Tabel V. Hasil Uji Normalitas 44
Tabel VI. Hasil Uji Hipotesis 45
Tabel VII. Karakteristik Demografi Responden 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Model Rancangan Penelitian Kelompok CBIA 27
Gambar 2. Bagan Pemilihan Responden 36
Gambar 3. Uji Reliabilitas Kuesioner pada Aspek Pengetahuan 40
Gambar 4. Uji Reliabilitas Pada Aspek Sikap 41
Gambar 5. Uji Reliabilitas Pada Aspek Tindakan 41
Gambar 6. Prosentase Jumlah Responden Aspek Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan pada Saat Pre 49
Gambar 7. Prosentase Jumlah Responden Tergolong Tinggi (Aspek
Pengetahuan) dan Baik (Aspek Sikap dan Tindakan) pada Post I,
Post II, dan Post III 51
Gambar 8. Prosentase Jumlah Responden Aspek Pengetahuan Tergolong
Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III
53
Gambar 9. Prosentase Jumlah Responden Aspek Sikap Tergolong Tinggi,
Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III 55
Gambar 10. Prosentase Jumlah Responden Aspek Tindakan Tergolong Tinggi,
Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian 68
Lampiran 2. Perpanjangan Surat Izin Penelitian 69
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian I 70
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian II 71
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (1) 72
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (2) 73
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (3) 74
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (4) 75
Lampiran 6. Informed Concent 76
Lampiran 7. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan (1) 77
Lampiran 7. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan (2) 78
Lampiran 8. Uji Validitas Kuesioner Aspek Sikap 79
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner Aspek Tindakan (1) 80
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner Aspek Tindakn (2) 81
Lampiran 10. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan 82
Lampiran 11. Uji Validitas Kuesioner Aspek Sikap dan Tindakan 83
Lampiran 12. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Pengetahuan (1) 84
Lampiran 12. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Pengetahuan (2) 85
Lampiran 13. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Sikap 86
Lampiran 14. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Tindakan 87
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Pre Intervensi, Post I, Post II, dan Post III 88
Lampiran 16. Uji Reliabilitas Aspek Pengetahuan 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 17. Uji Reliabilitas Aspek Sikap 93
Lampiran 18. Uji Reliabilitas Aspek Tindakan 94
Lampiran 19. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Pengetahuan 95
Lampiran 20. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Sikap 96
Lampiran 21. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Tindakan 97
Lampiran 22. Uji Hipotesis Wilcoxon Aspek Pengetahuan 98
Lampiran 23. Uji hipotesis Wilcoxon Aspek Sikap 99
Lampiran 24. Uji Hipotesis Wilcoxon Aspek Tindakan 100
Lampiran 25. Foto Kegiatan CBIA 101
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
INTISARI
Penggunaan antibiotika yang tidak tepat disebabkan karena kurangnya
pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang antibiotika. Salah satu cara
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terkait
antibiotika adalah dengan metode CBIA. Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan pengetahuan,sikap,dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan
Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan
rancangan time series yaitu pre,post I,post II dan post III. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling melibatkan 31 responden yang memenuhi
kriteria inklusi.
Jumlah responden aspek pengetahuan kategori tinggi mengalami
peningkatan pada pre-post I dari 6 orang menjadi 19 orang,pre-post II dari 6
orang menjadi 17 orang,pre-post III dari 6 orang menjadi 16 orang. Jumlah
responden aspek sikap kategori baik mengalami peningkatan pada pre-post I dari
7 orang menjadi 22 orang,pre-post II dari 7 orang menjadi 19 orang,pre-post III
dari 7 orang menjadi 17 orang. Jumlah responden aspek tindakan kategori baik
mengalami peningkatan pada pre-post I dari 4 orang menjadi 21 orang, pre-post I
dari 4 orang menjadi 19 orang, pre-post III dari 4 orang menjadi 17 orang. Hasil
uji hipotesis dengan Wilcoxon menunjukkan p-value <0,05. Kesimpulan
penelitian ini CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria
lanjut usia dalam penggunaan antibiotika yang tepat.
Kata Kunci : Antibiotika, pengetahuan, sikap, tindakan, CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
ABSTRACT
Improper use of antibiotics is caused due to lack of knowledge, attitudes
and practice about antibiotic. One way to improve knowledge, attitude and
practice of the community related antibiotic is with the CBIA method. The
purpose of this research was to improve elderly men’s knowledge, attitudes and
practice about antibiotic with the CBIA method.
This research is quasi experimental research with time series design pre,
post I, post II and post III. Sampling done in a purposive sampling involves 31
participants.
The number of participants in good level of knowledge increased on pre-
post I from 6 to 19 people, pre-post II from 6 to 17 people, pre-post III from 6 to
16 persons. The number of participants in good level of attitude increased on pre-
post I from 7 to 22 people, pre-post II from 7 to 19 people, pre-post III from 7 to
17 people. The number of participants in good level of practice increased on pre -
post I from 4 to 21 people, pre - post I from 4 to 19 people, pre-post III from 4 to
17 people. Hypothesis test results with Wilcoxon shows the p-value < 0,05. The
conclusions of this research is CBIA method can improve knowledge, attitudes,
and practice of elderly men in antibiotics use properly.
Keywords: antibiotic, knowledge, attitude, practice, CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Antibiotika merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi.
Penggunaan antibiotika perlu diperhatikan supaya bakteri dapat dihambat atau
dibunuh secara maksimal dan tidak menimbulkan resistensi. Obat ini hanya dapat
diperoleh dan digunakan dengan resep dokter. Fakta di negara berkembang
menunjukan anak-anak terkena diare akut yang menerima oralit dan antibiotika
yang tidak semestinya diberikan mencapai 40%, penderita malaria yang menerima
anti malaria sesuai rekomendasi hanya 50%, penderita pneumonia secara tepat
diterapi dengan antibiotika hanya 50%-70%, penderita ISPA mengkonsumsi
antibiotika dengan tidak tepat mencapai 60% (Buku Panduan Peringatan
Kesehatan Sedunia, 2011). Menurut survei di beberapa rumah sakit dan Pusat
Kesehatan Masyarakat dijumpai penggunaan antibiotika untuk indikasi yang tidak
jelas, penggunaan dibawah dosis terapi, cara pemberian yang salah, serta waktu
dan lama pemberian antibiotika yang tidak memadai. Hasil survei menunjukkan
63,5% masyarakat tidak mengetahui aturan pakai antibiotika dan sebesar 52,4%
masyarakat tidak mengetahui adanya resistensi antibiotika (Suhadi dan Sutama,
2005). Akibatnya resistensi banyak terjadi, sehingga dibutuhkan antibiotika
generasi baru untuk melawan bakteri.
Banyaknya resistensi yang ditemui membuat Indonesia menduduki
peringkat ke-8 dari 27 negara dengan beban tinggi kekebalan obat terhadap kuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
didunia menurut WHO tahun 2009 (Sedyaningsih, 2011). Penggunaan antibiotika
yang tidak rasional sering kali disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang
antibiotika, cara penggunaan, dan bahaya yang dapat ditimbulkan karena
penyalahgunaan maupun penggunasalahannya.
Melihat fakta tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang penggunaan antibiotika di kalangan masyarakat. Penelitian ini ditujukan
kepada usia lanjut. Pria usia lanjut relatif kurang peduli dengan kesehatan
dibandingkan perempuan usia lanjut (Anna dan Chandra, 2011). Masyarakat usia
lanjut yang dipilih adalah berjenis kelamin pria, sebab tingkat pengetahuan pria
terhadap antibiotika cenderung lebih rendah dari pada wanita, hal itu karena pria
usia lanjut biasanya lebih pasif dalam mengikuti seminar ataupun penyuluhan
tentang kesehatan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Umbulharjo sebab
kecamatan ini mempunyai jumlah penduduk yang paling banyak di Yogyakarta
yaitu 60.255 jiwa. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat tentang antibiotika di Kecamatan Umbulharjo adalah
64% (Kusuma, 2011).
Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode CBIA (Cara
Belajar Insan Aktif). Metode ini dipilih karena peneliti dapat melihat secara
langsung perkembangan dari obyek yang diteliti. Dalam metode ini peserta juga
dapat secara aktif mengikuti kegiatan dalam kelompok-kelompok yang telah
dibentuk, sehingga informasi yang didapatkan akan lebih mudah diingat.
Kekhasan metode ini adalah dengan memanfaatkan paguyuban maupun
perkumpulan yang begitu banyak di masyarakat (Suryawati, 2012). Hasil uji yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dilakukan oleh Pusat Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat (Suryawati, 2012),
menunjukkan bahwa metode CBIA lebih efektif dibandingkan dengan metode
ceramah konvensional.
1. Rumusan masalah
a. Seperti apakah karakteristik demografi pria usia lanjut Kecamatan
Umbulharjo?
b. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia
lanjut mengenai penggunaan antibiotika sebelum menerima CBIA?
c. Seberapa tinggi tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia
lanjut mengenai penggunaan antibiotika setelah menerima CBIA?
d. Apakah metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan
tindakan pria usia lanjut tentang penggunaan antibiotika?
2. Keaslian penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang telah peneliti lakukan, “Peningkatan
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pria Usia Lanjut di Kecamatan Umbulharjo
tentang Antibiotika dengan Metode CBIA” belum pernah dilakukan. Penelitian
terkait dengan penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya ialah :
a. Efektifitas Metode Cara Belajar Insan Aktif untuk Diabetes Melitus
(CBIA-DM) dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Terhadap
Pola Hidup Sehat pada Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 di
Yogyakarta Indonesia oleh Hartayu (2010). Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi keefektifan metode CBIA-DM dalam
meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pola hidup sehat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
para penyandang diabetes mellitus tipe 2. Subyek penelitian tersebut
adalah para penyandang diabetes melitus tipe 2. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut tentang antibiotika
dengan implementasi metode CBIA. Penelitian ini menambahkan
variabel tindakan dan menggunakan subyek penelitian pria usia lanjut
dengan umur ≥ 46 tahun, dan penelitian ini diadakan pada tahun 2014.
b. Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Penggunaan
Antibiotika dengan Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) di
Kabupaten Jember oleh Rossetyowati (2012). Penelitian ini bertujuan
dengan mengadopsi metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotika secara tepat dan
membuka wacana untuk tidak melakukan pengobatan sendiri dengan
antibiotika. Subyek penelitian tersebut adalah ibu-ibu yang tergabung
dalam PKK Kecamatan Sumbersari (populasi diintervensi) dan
Patrang (populasi kontrol). Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah
dengan mengadopsi metode CBIA dalam penelitian ini dapat
mempengaruhi peningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
dalam penggunaan antibiotika yang tepat. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut tentang antibiotika
dengan implementasi metode CBIA. Penelitian ini diadakan di
Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, menggunakan subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penelitian pria usia lanjut dengan umur ≥ 46 tahun dan diadakan pada
tahun 2014.
c. Peningkatan Pengetahuan dan Perilaku Siswa SMA di Kota Metro
dalam Swamedikasi Common Cold dengan metode Cara Belajar Insan
Aktif (CBIA) oleh Noerdianningsih (2014). Penelitian ini bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa SMA di Kota Metro
dalam swamedikasi common cold dengan metode CBIA, serta
mengetahui perbedaan keefektifan metode CBIA dan metode ceramah
dalam swamedikasi common cold pada siswa SMA di Kota Metro.
Subyek penelitian tersebut adalah siswa SMA di Kota Metro
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut
tentang antibiotika dengan implementasi metode CBIA. Penelitian ini
diadakan di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, menggunakan
subyek penelitian pria usia lanjut dengan umur ≥ 46 tahun dan
diadakan pada tahun 2014.
3. Manfaat
a. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut
Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta tentang antibiotika sebagai
upaya dalam menurunkan kejadian resistensi antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Secara praktis
1) Bagi masyarakat (Responden)
a) Masyarakat lebih cermat menentukan sikap dan tindakan
dalam menggunakan antibiotika
b) Menurunkan kemungkinan terjadi resistensi
2) Bagi peneliti
Dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan materi
edukasi sehubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan
masyarakat tentang antibiotika
3) Bagi pemerintah
Sebagai sumber informasi mengenai pelayanan pemberian
informasi obat antibiotika kepada masyarakat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Meningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut di
Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik demografi pria usia lanjut Kecamatan
Umbulharjo
b. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut
tentang penggunaan antibiotika sebelum menerima CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
c. Mengukur tingkat, pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia lanjut
tentang penggunaan antibiotika sesudah menerima CBIA
d. Membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria usia
lanjut sebelum dan sesudah CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan merupakan
sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Faktor yang
mempengaruhi proses belajar ini berupa faktor dari dalam seperti motivasi dan
faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya.
Secara garis besar domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam
tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan mengevaluasi (Notoatmodjo, 2005).
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu ada faktor internal
dan eksternal. Faktor internal berupa pendidikan, pekerjaan, informasi dan umur.
Faktor eksternal berupa lingkungan dan sosial budaya (Dewi dan Wawan, 2010).
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah menerima informasi (Dewi dan Wawan, 2010).
Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Semakin cukup umur, tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja
(Dewi dan Wawan, 2010).
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.
Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi apabila ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau
surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang
(Hendra, 2011).
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok (Dewi dan Wawan, 2010).
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi (Dewi dan Wawan, 2010).
3. Cara pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian.
Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui disesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan pengetahuan yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi
(application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation)
(Notoatmodjo, 2009).
Tahu (Know), merupakan kemampuan menghafal, mengingat, mengulang
informasi, yang pernah diberikan sebelumnya, termasuk mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
rangsangan yang telah diterima. “Tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah (Notoatmodjo, 2009).
Memahami (Comprehension), diartikan sebagai kemampuan untuk
menginterpretasikan atau mengulang informasi dengan bahasa sendiri secara
benar tentang objek yang diketahui (Notoatmodjo, 2009).
Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan menggunakan
informasi, teori, situasi, dan mengenai bagian-bagian serta hubungan dengan
kondisi sebenarnya (Notoatmodjo, 2009).
Analisis (Analysis), diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi
yang didalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat
berdasarkan penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan, membedakan,
memisahkan,dan mengelompokkan (Notoatmodjo, 2009).
Sintesis (Synthesis), merupakan kemampuan mengumpulkan komponen
guna membentuk suatu pola pemikiran baru (Notoatmodjo, 2009).
Evaluasi (Evaluation), diartikan sebagai kemampuan membuat pemikiran
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau norma yang berlaku di
masyarakat (Notoatmodjo, 2009).
Menurut Arikunto (cit., Wawan dan Dewi, 2010) pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes / kuesioner
tentang objek pengetahuan yang akan diukur, selanjutnya dilakukan penilaian
dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan
jika salah diberi nilai 0. Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu tinggi jika hasil
presentase 76%-100%, sedang jika hasil presentase 56%-75%, dan rendah jika
hasil presentase <56%.
B. Sikap
1. Pengertian sikap
Sikap definisikan ke dalam tiga kerangka pemikiran. Pertama, kerangka
pemikiran menurut para ahli psikologi sikap merupakan suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan. Perasaan tersebut dapat mendukung/memihak (favorable)
maupun tidak mendukung (unfavorable) pada suatu objek. Kedua, kerangka
pemikiran yang diwakili oleh para ahli selain pada kerangka pemikiran pertama
sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial untuk
bereaksi dengan cara tertentu jika individu dihadapkan pada suatu stimulus yang
menghendaki adanya respons. Ketiga, kelompok pemikiran yang berorientasi pada
skema triadik, dimana sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif,
dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan
berperilaku terhadap suatu objek (Azwar, 2007).
2. Tingkatan sikap
Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu :
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan (objek).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban ketika ditanya kemudian mengerjakan, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan adanya
usaha untuk menjaab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan (terlepas
dari pelajaran itu benar atau salah) bearti bahwa seseorang (subjek) menerima ide
tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
yang mungkin timbul
(Notoatmodjo, 2007).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya
adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan
pengaruh faktor emosional (Azwar, 2007).
Pengalaman pribadi. Pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis
akan menghasilkan tanggapan dan penghayatan. Tanggapan adalah salah satu
dasar terbentuknya sikap. Jika seseorang tidak memiliki pengalaman sama sekali
dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap
objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
akan menjadikan penghayatan akan pengalaman yang mendalam dan lebih lama
membekas (Azwar, 2007).
Pengaruh orang lain yang diangap penting. Secara umum, seseorang
cenderung mempunyai sikap yang searah (konformis) dengan sikap orang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini disebabkan oleh keinginan untuk berafiliasi
dan menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar,
2007).
Pengaruh kebudayaan. Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan
pengaruh sikap seseorang dalam menghadapi masalah. Kebudayaan mewarnai
sikap seseorang dalam masyarakat, sebab kebudayaan pulalah yang memberikan
corak pengalaman kepada individu-individu anggota masyarakat (Azwar, 2007).
Media massa. Pengaruh media massa tidak sebesar pengaruh interaksi
individual secara langsung, namun media massa juga memiliki peranan yang
cukup besar dalam prosses pembentukan dan perubahan sikap (Azwar, 2007).
Lembaga pendidikan dan lembaga agama merupakan suatu sisetm yang
berpengaruh terhadap pembentukan sikap karena keduanya memiliki dasar
pengertian dan konsep moral dalam diri individu (Azwar, 2007).
Pengaruh faktor emosional. Ada kalanya suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi
atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego (Azwar, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4. Cara pengukuran sikap
Sikap dapat diukur secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan informan terhadap suatu
objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan
hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. Pengukuran sikap dapat
dilakukan dengan beberapa teknik pengukuran yaitu Skala Thrustone (Method of
Equel-Appearing Interval ), Skala Likert (Method of Summateds Ratting), Un
obstructive Measure, Multidimensional Scaling, atau dengan pengukuran
Involuntary Behavior (Pengukuran terselubung) (Azwar, 2011).
Skala Likert selain digunakan untuk pengukuran sikap juga dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran persepsi dan pendapat seseorang akan
suatu kejadian atau fenomena. Skala Likert terdiri atas pernyataan positif dan
negatif (Budiman dan Riyanto, 2013).
Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam
bersikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negatif terdapat
kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai
objek tertentu (Azwar, 2011).
Pengukuran sikap dapat dikategorikan sama seperti pengetahuan, yaitu
dikatakan baik jika skornya 76-100%, dikatakan sedang jika skornya 56-75%, dan
dikatakan buruk jika skornya <56% (Arikunto, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
C. Tindakan
1. Pengertian tindakan
Tindakan adalah respon individu yang dapat diamati dan memiliki
frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari maupun tidak disadari serta
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan dan Dewi,
2010).
2. Tingkatan tindakan
Tindakan mempunyai beberapa tingkatan yaitu persepsi (perception),
respon terpimpin (guided response), mekanisme (mechanism), dan adopsi
(adoption). Persepsi (perception) merupakan mengenal dan memilih berbagai
objek yang sehubungan dengan tindakan yang diambil. Respon terpimpin (guided
response), indikator untuk tingkatan tindakan yang kedua ini adalah individu
dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh.
Mekanisme (mechanism) adalah tindakan tingkat tiga dengan indikator jika
seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu
yang sudah merupakan kebiasaan. Tindakan tingkat empat adalah adopsi
(adoption) yang merupakan suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Tindakan tersebut telah dimodifikasi namun tidak mengurangi kebenaran tidakan
tersebut (Notoatmodjo, 2007).
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi tindakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tindakan (perilaku)
kesehatan menurut teori Lawrence Green ditentukan oleh 3 faktor yaitu faktor
predisposisi, faktor pendorong, dan faktor penguat (Maulana, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Faktor predisposisi (predisposing factor). Faktor yang mempermudah
terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi, norma sosial, budaya dan sosio-demografi
(Maulana, 2009).
Faktor pendorong (enabling factor). faktor yang memungkinkan
terjadinya perilaku atau tindakan. Hal ini dapat berupa lingkungan fisik, sarana
kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung, dan keterjangkauan
sumber dan fasilitas kesehatan (Maulana, 2009).
Faktor penguat (reinforcing factors), faktor yang memperkuat terjadinya
perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang
menjadi panutan (Maulana, 2009).
4. Cara pengukuran tindakan
Tindakan dapat diukur dengan pengamatan (observasi), namun dapat
dilakukan juga dengan wawancara dengan pendekatan (recall) atau mengingat
kembali perilaku responden beberapa waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2010).
Pengukuran tindakan dapat dikategorikan sama seperti pengetahuan dan
sikap, yaitu dikatakan baik jika skornya 76-100%, dikatakan sedang jika skornya
56-75%, dan dikatakan buruk jika skornya <56% (Arikunto, 2006).
D. Upaya Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan adalah metode ceramah, diskusi kelompok,
curah pendapat, panel, bermain peran, demonstrasi, simposium, dan seminar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Masing-masing metode tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan
(Notoatmodjo, 2003).
1. Metode ceramah (preching method)
Metode ceramah (preaching method) merupakan metode pengajaran
dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
orang yang umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini mempunyai beberapa
kelemahan yaitu membuat peserta menjadi pasif, mengandung unsur paksaan
kepada peserta, mengandung sedikit daya kritis peserta, untuk peserta dengan tipe
belajar visual dapat lebih susah menerima pelajaran dibandingkan dengan peserta
dengan tipe belajar audio, sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar
peserta, jenuh jika terlalu lama. Kelebihan metode ceramah antara lain dapat
diikuti peserta dalam jumlah besar, mudah dilaksanakan, serta pendidik mudah
menerangkan banyak bahan ajar dalam jumlah besar (Simamora, 2008).
2. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar yang berkaitan dengan
pemecahan masalah (problem solving). Tujuan metode ini adalah mengajak
peserta untuk aktif dan berfikir kritis dan mengekspresikan pendapat secara bebas,
sehingga dapat diambil beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah.
Kelebihan metode diskusi adalah menyadarkan peserta bahwa banyak jalan yang
dapat ditempuh untuk memecahkan masalah, menyadarkan peserta bahwa dengan
berdiskusi akan diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan peserta untuk
mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya, serta
memupuk sikap toleransi peserta. Metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tidak dapat digunakan untuk kelompok besar, informasi yang didapat peserta
terbatas, orang-orang yang suka berbicara cenderung akan menguasai, dan
biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Simamora, 2008).
3. Metode demonstasi
Metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan memperagakan
kejadian, benda, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun menggunakan media yang relevan dengan materi. Kelebihan
metode ini adalah membantu peserta memahami suatu proses atau kerja suatu
benda agar lebih jelas, mempermudah pendidik untuk menjelaskan, menjadi
pembenaran apabila terjadi kesalahan pada saat ceramah dengan pengamatan dan
contoh konkret yang disajikan dengan objek yang sebenarnya. Kelemahan metode
ini adalah terkadang peserta sukar melihat dengan jelas benda yang akan
diperagakan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, jika pengajar kurang
menguasai apa yang didemonstrasikan maka peserta juga akan sulit untuk
memahami (Simamora, 2008).
4. Cara Belajar Insan Aktif (CBIA)
Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA) merupakan metode penyampaian
informasi obat dengan melibatkan subjek secara aktif yaitu mendengar, melihat,
menulis dan melakukan evaluasi tentang pengenalan jenis obat dan bahan aktif
yang dikandung serta informasi lain seperti indikasi, kontra indikasi, dan efek
samping. Metode ini digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan para ibu dalam memilih obat. CBIA secara signifikan efektif dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
meningkatkan pengetahuan dan mengurangi penggunaan obat-obatan di rumah
tangga (Suryawati, 2012).
Tujuan CBIA adalah meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat
menelaah informasi secara kritis dan mandiri dalam mencari informasi obat,
sehingga swamedikasi menjadi lebih aman dan efisien (Suryawati, 2012)
Hasil ujicoba ini menunjukkan bahwa CBIA tidak hanya meningkatkan
pengetahuan, namun juga mengubah perilaku belanja obat secara lebih selektif
dengan mempertimbangkan bahan aktifnya (Suryawati, 2012).
Dalam pelaksanaan CBIA, peserta dibagi dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 6 - 8 orang. Lamanya kegiatan ini dibatasi maksimal 4 jam.
Masing-masing kelompok terdapat satu fasilitator dan satu ketua kelompok.
Fasilitator bertugas memfasilitasi jalannya diskusi, sedangkan ketua kelompok
mencatatat hasil diskusi dan pertanyaan yang belum terjawab selama diskusi.
Fasilitator dianjurkan tidak mendominasi diskusi, kecuali jika dinamika kelompok
tidak berkembang. Narasumber sebaiknya seorang farmasis atau dokter,
sedangkan fasilitator sebaiknya mahasiswa fakultas farmasi atau kedokteran.
(Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008).
Berikut merupakan tata cara kegiatan CBIA. Kegiatan CBIA dibagi ke
dalam 3 tahap. Kegiatan I dan II dilakukan dalam kelompok memakan waktu 2-3
jam tergantung dinamika kelompok, sedangkan kegiatan III dilakukan secara
individu di rumah. Dalam kegiatan I setiap kelompok mendapatkan 1 paket obat
sebagai peraga. Mereka diminta mengamati kemasan obat supaya dapat mengenali
nama dagang, bahan aktif, kekuatan bahan aktif, dan bahan utama maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tambahan pada obat kombinasi. Setelah itu peserta diminta mengelompokkan obat
berdasarkan jenis bahan aktif (bukan berdasarkan indikasi). Hasil-hasil
pengamatan tersebut didiskusikan dengan dipimpin oleh ketua kelompok dan bila
perlu dibantu narasumber. Diskusi tersebut diharapkan menyadarkan peserta
bahwa:
a. Informasi dalam kemasan obat lebih lengkap dari pada iklan
b. Berbagai macam obat yang ada dipasaran sebagian besar isi bahan aktifnya
sama atau hampir sama baik sirup maupun tablet
c. Perlu adanya perhatian pada perbedaan atau persamaan kandungan zat aktif
antara sediaan untuk orang dewasa dan anak-anak
d. Walaupun harga obat bervariasi namun kandungan isinya sama, untuk tujuan
promotif sering kali nama bahan aktif ditulis dengan nama sinonim yang
tidak banyak dimengerti oleh kaum awam
e. Sangat mungkin ditemukan “keanehan” pada produk yang dalam aktifitas
sehari-hari mungkin tidak diperhatikan.
(Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008).
Kegiatan tahap II bertujuan supaya peserta berlatih mencari informasi
yang terdapat dalam kemasan obat. Informasi yang dicari akan menjadi dasar
dalam melakukan self medication, informasi-informasi tersebut adalah nama
bahan aktif, indikasi, aturan penggunaan, efek samping, dan kontraindikasi. Pada
kegiatan ini disediakan lembar kerja sesuai dengan kebutuhan untuk mencatat
informasi-informasi tersebut. Pencarian informasi dilakukan secara bersama-sama
dengan dipimpin ketua kelompok. Walaupun dilakukan bersama-sama dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kelompok namun masing-masing peserta harus mencatat (Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008).
Kegiatan tahap III bertujuan untuk memupuk keberanian peserta mencari
informasi sendiri, namun sebelumnya harus dipastikan dahulu bahwa lembar kerja
kegiatan tahap II sudah terisi dengan baik. Peserta diminta mencatat informasi-
informasi seperti pada kegiatan tahap II, namun pada obat-obatan yang ada di
rumah masing-masing. Setelah selesai memberikan penjelasan kegiatan tahap III
diskusi diakhiri dengan rangkuman oleh narasumber serta memberikan pesan
untuk memperkuat intervensi (Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, 2008).
E. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana suatu
tes benar-benar dapat mengukur atribut psikologis yang hendak diukurnya
(Supratiknya, 2014). Uji validitas yang digunakan adalah validitas isi (Contet
Validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian
terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui Professional Judgement,
dalam penelitian ini ahli yang dimaksud adalah apoteker sehingga nilai yang akan
diukur tidak keluar dari batasan tujuan (Azwar, 2007). Prosedur pengujian
validitas isi setidaknya melibatkan dua orang yang ahli di bidangnya. Pengujian
terhadap item ini mencakup tahapan penentuan relevansi antara item dengan
tujuan pembuatan instrumen, penilaian relevansi antara item dengan konten yang
dirumuskan dalam objektif penelitian, dan pemberian komentar serta penentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keputusan suatu item yang sudah dipercaya mampu merepresentasikan konten
domain secara adekuat (Waltz dkk., 2010).
F. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk menghasilkan hasil
pengukuran yang sama ketika dilakukan pengukuran secara berulang (Swarjana,
2012).
Pengukuran yang reliabel adalah suatu pengukuran yang dapat
menghasilkan data dengan Reliabilitas tinggi. Hasil suatu pengukuran akan dapat
dipercaya. Uji reliabilitas dilakukan bersamaan sesuai tata cara penelitian uji
kualitas instrumen. Uji kualitas instrumen ini meliputi uji reliabilitas dan seleksi
item. Seleksi item dilakukan untuk mendapatkan nilai α yang lebih baik. Langkah
pertama dalam seleksi item adalah dengan menghilangkan item yang memiliki
korelasi negatif sesuai dengan interpretasi yang mengatakan bahwa pernyatan
tersebut mengalami “kerusakan” dan tidak dapat digunakan dalam pengukuran
(Azwar, 2011).
Cara lainnya untuk menemukan item yang harus dihilangkan adalah
dengan melihat koefisien korelasi item yang mendekati 0 (Tavakol dan Dennick,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
G. Antibiotika
1. Pengertian antibiotika
Secara terminologis antibiotika terdiri dari 2 kata yaitu anti yang artinya
lawan dan bios yang artinya hidup, sehingga antibiotika merupakan zat-zat kimia
yang dihasilkan oleh mikroba (dapat berupa bakteri maupun fungi) yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman, namun memiliki toksisitas
yang relatif kecil bagi manusia (Tjay, 2010; Nugroho, 2012).
2. Mekanisme kerja antibiotika
Antibiotik memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakteriostatik). Antibiotika
dengan kemampuan bakterostatik harus mencapai konsentrasi penghambatan
minimum (MIC = Minimum Inhibitory Concentration), sedangkan antibiotika
yang memiliki kemampuan bakteriosidal harus mencapai konsentrasi bakterisidal
minimum (MBC = Minimum Bactericidal Concentration). Pemantauan dilakukan
pada penggunaan antibiotika bakterisidal, sebab biasanya konsentrasi obat jauh
lebih tinggi. Pemantauan diperlukan untuk mengetahui apakah terjadi toksisitas
obat. Beberapa mekanisme kerja antibiotika yaitu penghambatan sintesis dinding
sel, pengubahan permeabilitas membran, penghambatan sintesis protein, dan
mengganggu metabolisme selular (Setiabudy, 2008).
3. Prinsip umum penggunaan antibiotika
Antibiotika hanya bekerja untuk mengobati penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotika secara rasional diartikan sebagai
pemberian antibiotika yang tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan waspada terhadap efek samping antibiotika yang dalam arti konkritnya
adalah pemberian resep yang tepat atau sesuai indikasi, penggunaan dosis yang
tepat, lama pemberian obat yang tepat, interval pemberian obat yang tepat, aman
pada pemberiannya, terjangkau oleh penderita (Kimin, 2009).
Obat-obat antibiotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di
apotek dan harus diminum sampai habis walaupun kondisi pasien sudah membaik.
Antibiotika sisa dari pengobatan sebelumnya tidak boleh digunakan tanpa
persetujuan dokter. Jika tetap digunakan, mungkin antibiotika tidak dapat bekerja
maksimal dan jika berfungsi pun belum tentu dapat melemahkan atau membunuh
semua bakteri yang ada dalam tubuh (American Academy of Family Pysicians,
2009)
Pengobatan sendiri dengan antibiotika yang semakin luas telah menjadi
masalah yang penting di seluruh dunia. Salah satunya adalah terjadinya
peningkatan resistensi kuman terhadap antibiotika. Hal ini mengakibatkan
pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan morbiditas maupun mortalitas
pasien dan meningkatnya biaya kesehatan pasien (Kimin, 2009).
4. Resistensi
Resistensi merupakan kemampuan alami kuman untuk melindungi diri
dari efek mematikan antibiotika. Dahulu hanya Stafilococci dan E. Coli saja yang
mempunyai kemampuan ini, namun sekarang hampir semua bakteri dapat
mengalami resistensi. Resistensi ada dua macam yaitu resistensi bawaan dan
resistensi didapat. Resistensi bawaan merupakan resistensi terhadap suatu obat
sebelum bakteri kontak dengan antibiotika tersebut. Sedangkan resistensi didapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
merupakan resistensi pada bakteri yang pernah sensitif dengan suatu antibiotika.
Bakteri menjadi resisten terhadap antibiotika diakibatkan karena produksi enzim
yang dapat menginaktivasi obat, penurunan pengambilan obat kembali (drug
uptake), perubahan tempat ikatan (drug binding site), dan perkembangan jalur
metabolik alternatif (Nugroho, 2012; Neal, 2006; Tjay, 2010).
H. Landasan Teori
Bertambahnya angka resistensi disebabkan oleh maraknya penggunaan
antibiotika yang kurang tepat di dalam masyarakat. Hal itu disebabkan
pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tentang penggunaan antibiotika
masih kurang. Untuk mengurangi angka resistensi perlu dilakukan upaya dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat tentang penggunaan
antibiotika.
Pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat ditingkatkan dengan beberapa
metode, salah satu metode yang cukup efektif adalah metode CBIA. Suatu
penelitian yang dilakukan oleh Suryawati (2012), CBIA dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat dalam menggunakan obat dan mengurangi penggunaan
jumlah obat yang tidak diperlukan di rumah tangga.
Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan tindakan karena pada saat CBIA responden dibagi kedalam beberapa
kelompok kecil yang terdiri atas 6-8 orang, sehingga suasana diskusi akan lebih
efektif. Responden akan belajar secara mandiri dan saling berbagi pengalaman
mengenai antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Oleh karena itu, setelah intervensi CBIA pengetahuan, sikap, dan
tindakan masyarakat mengenai antibiotika akan lebih tinggi jika dibandingkan
sebelum menerima intervensi CBIA.
I. Hipotesis
Terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan yang signifikan
pada pria lanjut usia setelah mengikuti CBIA tentang antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu karena
penelitian ini meniru kondisi eksperimental murni semirip mungkin akan tetapi
tidak semua variabel yang relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi (Azwar,
2012). Rancangan penelitian yang digunakan adalah time series dengan
pengambilan data secara berulang dan prospektif (Notoatmodjo, 2012).
Gambar 1. Model Rancangan Penelitian Kelompok CBIA
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel
a. Variable bebas : CBIA
b. Variabel tergantung : tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan pria lanjut
usia mengenai antibiotika
c. Variabel pengacau terkendali : informasi yang didapatkan lansia pria
sebelumnya baik secara formal maupun informal, seperti mengikuti
kursus, seminar, sekolah, penyuluhan
Pretest Intervensi
CBIA Post1 Post2 Post3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
d. Variabel pengacau tak terkendali : informasi yang didapatkan lansia pria
sebelum mengikuti CBIA yang dapat berasal dari penjelasan dokter atau
melalui media (televisi, radio, internet, surat kabar)
2. Definisi Operasional
a. Pria usia lanjut dalam penelitian ini adalah pria berusia ≥46 tahun yang
tergabung dalam Komisi Lansia Sukmo Wicoro Kecamatan Umbulharjo
Yogyakarta
b. Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman
responden mengenai antibiotika dan digolongkan berdasarkan nilai yang
diperoleh responden setelah mengisi kuesioner. Penggolongan tingkat
pengetahuan yang digunakan adalah
1) Tinggi, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
pada kuesioner adalah 12-15 atau mampu menjawab 76-100%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
2) Sedang, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab
pertanyaan pada kuesioner adalah 8-11 atau mampu menjawab 56-75%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
3) Rendah, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab
pertanyaan pada kuesioner adalah <8 atau mampu menjawab <56%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
c. Sikap yang dimaksud adalah respon yang diberikan oleh responden terkait
penggunaan antibiotika yang dapat digolongkan berdasarkan kuesioner
yang telah diisi responden serta menggunakan skala Likert sebagai skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengukuran. Nilai maksimal sikap adalah 40, dan nilai terendahnya adalah
10. Sikap digolongkan kedalam dalam 3 kategori, yaitu
1) Baik, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
pada kuesioner adalah 31-40 atau mampu menjawab 76-100%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
2) Cukup, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
pada kuesioner adalah 22-30 atau mampu menjawab 56-75%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
3) Kurang, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab
pertanyaan pada kuesioner adalah <22 atau mampu menjawab <56%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
d. Tindakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tindakan responden
tentang antibiotika. Untuk mengukur tindakan peneliti menggunakan
kuesioner dengan skala Likert sebagai skala pengukuran. Nilai maksimal
sikap adalah 40, dan nilai terendahnya adalah 10. Tindakan digolongkan
menjadi 3 kategori yaitu
1) Baik, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
pada kuesioner adalah 31-40 atau mampu menjawab 76-100%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
2) Cukup, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab pertanyaan
pada kuesioner adalah 22-30 atau mampu menjawab 56-75%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Kurang, jika skor yang diperoleh responden dalam menjawab
pertanyaan pada kuesioner adalah <22 atau mampu menjawab <56%
pertanyaan pada kuesioner dengan benar
e. Pre adalah pengambilan data sebelum intervensi CBIA. Post I adalah
pengambilan data sesaat setelah intervensi CBIA di hari yang sama. Post II
adalah pengambilan data satu bulan setelah intervensi CBIA. Post III
adalah pengambilan data dua bulan setelah intervensi CBIA . Semua data
diambil dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
C. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pendopo Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta.
Kecamatan ini terdiri dari tujuh kelurahan yaitu Kelurahan Semaki, Kelurahan
Mujamuju, Kelurahan Tahunan, Kelurahan Warungboto, Kelurahan Pandeyan,
Kelurahan Sorosutan, dan Kelurahan Giwangan.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar kuesioner yang
akan diisi oleh responden. Kuesioner berisi 35 daftar pernyataan mengenai
pengertian umum antibiotika, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh
antibiotika, serta pengertian umum resistensi antibiotika. Pertanyaan pada
kuesioner ini terbagi menjadi dua hal yaitu :
1. Pertanyaan mengenai fakta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Bagian ini berisi mengenai fakta-fakta data demografi responden yang
ada pada saat pengisian kuesioner. Bagian ini diantaranya terdiri dari nama
responden, umur responden, jenis kelamin, pekerjaan responden, pendidikan
terakhir responden, nomor telepon responden, alamat lengkap (RT/RW)
responden, kelurahan, dan kecamatan tempat responden tinggal.
2. Pertanyaaan informatif
Pertanyaan informatif digunakan untuk mencari tahu informasi atau
pengetahuan responden mengenai antibiotika. Pertanyaan informatif kuesioner
pada penelitian ini berjumlah 35 soal yang mewakili beberapa jenis pertanyaan
dan pernyataan. Aspek yang terkandung dalam kuesioner adalah sebagai berikut :
a. Aspek Pengetahuan terdiri dari 15 item pernyataan. Pokok bahasan pada
item-item ini meliputi pengertian umum mengenai definisi, cara
penggunaan antibiotika, cara memperoleh antibiotika, tempat memperoleh
antibiotika, aturan penggunaan antibiotika, pengertian umum resistensi,
dan antibiotika.
b. Aspek Sikap terdiri dari 10 item pernyataan yang terbagi dalam 5 item
favorable dan 5 item unfavorable. Pokok bahasan dalam aspek ini meliputi
peresepan antibiotika, penggunaan antibiotika, penyimpanan antibiotika,
pemilihan menggunakan, antibiotika, sumber informasi, dan tempat
memperoleh.
c. Aspek Tindakan juga terdiri dari 10 item pernyataan yang terbagi dalam 5
item favorable dan 5 item unfavorable. Pokok bahasan dalam aspek ini
meliputi memutuskan mengkonsumsi, antibiotika, pemberian antibiotika,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penggunaan antibiotika, pemakaian antibiotika, alergi, kepatuhan, dan
peresepan.
Tabel I. Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pokok Bahasan
Aspek Pengetahuan, Sikap dan Tindakan
Penilaian kuesioner untuk aspek pengetahuan sebanyak 15 soal,
responden diminta untuk memilih jawaban “YA” dan “TIDAK”, sedangkan untuk
aspek sikap dan tindakan, responden diberikan 4 pilihan jawaban yaitu jawaban
Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan
Favorable Unfavorable
Pengetahuan
a. Definisi - 1
b. Cara Penggunaan Antibiotika 5 11
c. Cara Memperoleh Antibiotika 8, 10 -
d. Tempat Memperoleh Antibiotika - 12, 14
e. Aturan Penggunaan Antibiotika 15, 16 9, 17
d. Pengertian Umum Resistensi
Antibiotika
7, 19 18, 20
Jumlah 7 8
Sikap
a. Peresepan Antibiotika 5 1
b. Penggunaan Antibiotika 8 2
c. Penyimpanan Antibiotika - 3
d. Pemilihan Menggunakan
Antibiotika
- 4
e. Sumber Informasi 7, 6 -
f. Tempat Memperoleh 9 10
Jumlah 5 5
Tindakan
a. Memutuskan Mengkonsumsi
Antibiotika
- 1
b. Penggunaan Antibiotika 2 6
c. Aturan Pakai Antibiotika - 3
d. Pemakaian Antibiotika 4 -
e. Alergi 5 -
f. Kepatuhan 10, 7 9
g. Peresepan 8 -
Jumlah 5 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), S (Setuju) dan SS (Sangat Setuju).
Masing-masing jawaban mempunyai nilai sebagai berikut.
Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan
Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Skor
Ya 1
Tidak 0
Tabel III. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan
Tindakan
Tanggapan Pernyataan
Aspek Sikap dan Tindakan
Skor Pernyataan
Favorable
Skor Pernyataan
Unfavorable
SS (Sangat Setuju) 4 1
S (Setuju) 3 2
TS (Tidak Setuju) 2 3
STS (Sangat Tidak Setuju) 1 4
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi. Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah lansia pria berumur 46 tahun keatas (Depkes RI,
2009). Dengan latar belakang pendidikan bukan dari kesehatan, yang bisa baca
tulis dan bersedia mengikuti kegiatan CBIA di Kecamatan Umbulharjo. Kriteria
eksklusi untuk subyek penelitian adalah pria dengan umur kurang dari 46 tahun,
tidak mengikuti CBIA hingga akhir, tidak ditemukan tempat tinggalnya pada saat
post II, dan tidak bisa ditemui (pergi keluar kota dalam waktu lama) pada saat
post II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
F. Tata Cara Penelitian
1. Studi pustaka
Penelitian dimulai dengan studi pustaka yaitu membaca literatur-literatur
dan jurnal yang berhubungan dengan pengetahuan masyarakat tentang antibiotika
serta angka kejadian terjadinya resistensi antibiotika.
2. Analisis situasi
Penentuan lokasi peneliti dilakukan dengan survei ke beberapa
kecamatan yang ada di Yogyakarta. Setelah itu dipilih lokasi yang penduduknya
memenuhi kriteria sebagai subyek uji dalam penelitian ini. Pada akhirnya
didapatkan Kecamatan Umbulharjo.
Etical Clearance dalam penelitian ini dilakukan melalui inform concern
yang diisi oleh responden dan perizinan sebelum penelitian dilakukan. Perizinan
dimulai dari mencari surat izin dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, kemudian
menyerahkan surat izin ke kecamatan, kelurahan, hingga ke komisi lansia.
Permintaan izin tempat penelitian diurus di kantor kecamatan. Informasi
mengenai data penduduk diperoleh dari ketua Komisi Lansia Sukmo Wicoro.
3. Teknik sampling
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
nonprobability sampling jenis purposive sampling dimana pemilihan sampel
dilakukan atas pertimbangan tertentu. Teknik nonprobability sampling adalah
salah satu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan bagi anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sagiyono,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2012). Dalam lingkup penelitian sosial, pengujian instrumen sebaiknya
melibatkan 30-40 responden (Effendi dan Tukiran, 2012).
Penelitian ini ditujukan kepada pria lanjut usia sehingga muncul
pertimbangan untuk mengambil responden dari sebuah komisi lansia di
Kecamatan Umbulharjo yang memiliki anngota aktif cukup banyak. Didapatkan
kelompok Komisi Lansia Sukmo Wicoro, lalu peneliti mengundang 50 anggota
aktif untuk mengikuti CBIA namun responden yang hadir 43 orang. Dari 43
orang yang hadir, 39 orang mengikuti acara sampai selesai. Setelah pengecekan
kuesioner ternyata ada 3 sampel yang dieklusi karena umurnya kurang dari 46
tahun, sehingga untuk penyebaran kuesioner selanjutnya ditentukan sampel
sebanyak 36 orang. Pada post I, 1 responden tidak ditemukan tempat tinggalnya
dan 4 responden pergi keluar kota dalam jangka waktu yang lama sehingga
jumlah sampel menjadi 31. Pada post II jumlah sampel sebanyak 31 orang.
Berikut merupakan gambar bagan pemilihan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2. Bagan Pemilihan Responden
Keseluruhan pria usia lanjut yang hadir dan mengikuti CBIA (13 Desember
2014) (pre)─43 responden
Tidak memenuhi kriteria/eksklusi
umur dibawah 46 tahun─3
responden
tidak mengikuti CBIA
sampai akhir─4 responden
Pria usia lanjut berumur ≥46 tahun, dengan latar pendidikan bukan dari
kesehatan, yang bisa baca tulis dan bersedia mengikuti CBIA sampai akhir
(post I)─36 responden
Post II
Tidak ditemukan tempat
tinggalnya─1 responden
Pergi keluar kota─4
responden
Jumlah responden post II─31 orang
Jumlah responden post III─31 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
G. Pembuatan Kuesioner
Kuesioner dikembangkan dari kuesioner yang pernah digunakan dari
penelitian sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan
digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang
antibiotika. Sebelum digunakan kuesioner harus melewati beberapa uji yaitu
1. Validitas instrumen
Pada penelitian ini, validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content).
Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner yang telah dikembangkan dari
penelitian sebelumnya, sehingga telah divalidasi oleh beberapa expert. Kuesioner
penelitian ini divalidasi kembali oleh dosen Fakultas Farmasi sekaligus seorang
apoteker yang ahli di bidang obat-obatan. Terdapat beberapa pernyataan yang
harus direvisi pada uji validitas pertama, yaitu nomor 2, 9, 13, dan 19 pada aspek
pengetahuan. Pada aspek sikap nomor 4, 7, 10, dan 11, sedangkan untuk aspek
tindakan nomor 1, 2, dan 5.
Kuesioner yang sudah direvisi kemudian di uji validitas kembali untuk
kedua kalinya. Pernyataan yang harus direvisi untuk aspek pengetahuan adalah
nomor 3, 9, 15, dan 16, untuk aspek sikap pernyataan yang harus direvisi adalah
nomor 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10, sedangkan untuk aspek tindakan sudah baik.
Hasil uji validitas kuesioner ditampilkan pada Lampiran 6 sampai 8.
2. Uji pemahaman bahasa
Uji pemahaman bahasa kuesioner dilakukan dengan mengujikan
kuesioner yang telah dibuat kepada lay people namun bukan yang berlokasi di
tempat penelitian. Lay people yang dipilih adalah yang memenuhi kriteria inklusi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
yaitu pria berusia 46 tahun keatas (pria lanjut usia) dengan latar belakang
pendidikan bukan dari kesehatan. Uji pemahaman bahasa dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman responden terhadap maksud atau tujuan
pernyataan yang dibuat oleh peneliti.
Peneliti melakukan uji pemahaman bahasa terhadap 30 orang di Bank
BTPN Karanganyar. Berdasarkan hasil uji pemahaman bahasa, ditemukan
beberapa item yang sulit dimengerti oleh beberapa orang. Pernyataan – pernyataan
tersebut kemudian diperbaiki susunan kalimat dan pemilihan katanya supaya
dapat dipahami oleh semua orang. Menurut Budiman dan Riyanto (2013), untuk
menghindari kalimat yang rumit hendaknya pernyataan dituliskan dengan bahasa
yang sederhana, jelas, dan langsung. Kalimat yang mudah dipahami akan
membantu responden dalam memahami maksud pernyataan kuesioner. Setelah
item-item pernyataan diperbaiki kemudian dilakukan uji pemahaman bahasa yang
kedua.
Pada uji pemahaman bahasa kedua, tidak ditemukan item pernyataan
yang sulit dipahami oleh 30 orang yang mengisi kuesioner, sehingga kuesioner
dapat dilanjutkan ke tahap uji Reliabilitas. Tabel IV berikut merupakan item-item
pernyataan yang sulit dipahami oleh responden pada saat uji pemahaman bahasa
yang pertama. Kuesioner yang dipakai untuk uji pemahaman bahasa dapat dilihat
pada lampiran 12, 13, dan 14.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel IV. Item Kuesioner yang Sulit Dipahami dalam Uji
Pemahaman bahasa
No Aspek Item Revisi
1 Pengetahuan
15. jika terjadi resistensi antibiotika saya
masih bisa meminum antibiotika yang
sama
Dihapus dan diganti
pernyataan lain
2 Sikap 8. antibiotika harus diminum secara
teratur tidak boleh terputus-putus
Dihapus dan diganti
pernyataan lain
3 Tindakan 7. Saya akan mengatur nada pengingat
agar tidak lupa minum antibiotika
Kata “nada pengingat”
diganti dengan kata
“alarm”
3. Uji Reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 30
responden yang memiliki kriteria inklusi mirip dengan subyek penelitian, namun
tidak dilakukan dalam lokasi penelitian. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji
konsistensi dari instrumen. Uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach-Alpha.
Jika nilai α > 0,6 maka kuesioner dinyatakan reliabel (Budiman dan Riyanto,
2013). Peneliti mengambil 30 responden dari nasabah Bank BTPN di jalan
Kaliurang yang memenuhi kriteria inklusi. Pengujian reliabilitas dilakukan
menggunakan program statistik R 2.14.0., untuk mendapatkan nilai α yang lebih
baik dilakukan pula seleksi item. Pengerjaan seleksi item dalam penelitian ini
sudah sesuai dengan kedua teori tersebut.
Pada aspek pengetahuan sebelum dilakukan seleksi item (20 pernyataan)
menghasilkan α sebesar 0,717, namun setelah seleksi item α yang diperoleh
adalah 0,654. Pada aspek sikap dan tindakan masing-masing diperoleh α sebesar
0,692 dan 0,603. Aspek sikap dan tindakan tidak dilakukan seleksi item. Rincian
uji reliabilitas aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan disajikan dalam gambar
berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 3. Uji Reliabilitas Kuesioner pada Aspek Pengetahuan
Seleksi item
Pengurangan
item nomor 3
(Point Biserial
: 0.0058)
Uji reliabilitas 20 item
α : 0,717
Uji reliabilitas 19 item α : 0.724
Uji reliabilitas 18 item α : 0,735
Uji reliabilitas 17 item α : 0.746
Uji reliabilitas 16 item
α : 0.709
Seleksi item
Pengurangan
item nomor 13
(Point Biserial
: 0.0482)
Seleksi item
Pengurangan
item nomor 6
(Point Biserial
: 0.1434)
Seleksi item
Pengurangan
item nomor 4
(Point Biserial
: 0.6649)
15 item
α : 0.654
Seleksi item
Pengurangan
item nomor 2
(Point Biserial
: 0.6962)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4. Uji Reliabilitas Pada Aspek Sikap
Gambar 5. Uji Reliabilitas Pada Aspek Tindakan
H. Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner dilakukan saat dilakukan kegiatan CBIA pada
kelompok komisi lansia yaitu, sebelum (pre test) dan sesudah (post test) intervensi
(CBIA). Kuesioner diisi sendiri oleh responden. Kemudian dilakukan follow up
berupa pemberian kuesioner satu bulan (post I) dan dua bulan (post II) setelah
intervensi. Follow up dilakukan dengan mendatangi responden yang telah hadir
pada saat CBIA kemudian kuesioner diisi oleh responden. Hal ini bermanfaat
untuk mengetahui apakah pengetahuan responden dapat bertahan, meningkat atau
menurun.
Uji reliabilitas 10 item
α : 0,692
Reliabel
Uji reliabilitas 10 item
α : 0,603
Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
I. Manajemen Data
1. Editing
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan kuesioner hasil penelitian terkait
kelengkapan isi jawaban dan pemilihan kuesioner yang memenuhi kriteria inklusi.
Kuesioner yang telah diiisi dan dikembalikan responden tidak semua digunakan
dalam analisis data. Hanya kuesioner yang telah terisi lengkap dan kuesioner
dengan responden yang memenuhi kriteria inklusi saja yang digunakan.
Pada penelitian ini, terkumpul sebanyak 39 kuesioner pre dan 39
kuesioner post. Jumlah kuesioner dari responden yang memenuhi kriteria inklusi
ada 36, namun ketika post I dan post II masing-masing hanya terkumpul 31
kuesioner. Jadi jumlah kuesioner yang dianalisis adalah 31.
2. Processing
Pada tahap ini pengolahan data dilakukan dengan cara memasukkan
angka dari setiap item pernyataan yang dijawab oleh responden, kemudian
dilakukan pengelompokkan item pernyataan. Pengelompokan item pernyataan
dalam kuisioner berdasarkan pada variabel-variabel yang akan diteliti dalam hal
ini adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengelompokan data tersebut
dikerjakan pada program Microsoft Excel.
3. Cleaning
Data yang sudah dimasukkan ke program Microsof Excel dan R 2.14.0
diperiksa kembali kebenarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
J. Analisis Hasil
1. Uji normalitas
Sebelum dilakukan analisis untuk mencari korelasi antar kedua variabel
penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan uji normalitas. Uji normalitas yang
dilakukan pada data penelitian ini guna mengetahui apakah data dalam penelitian
ini normal atau tidak.
Pengujian normalitas pada data ini dengan menggunakan statistic
nonparametric yaitu dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Menurut
Istyastono (2012), uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, dimana hipotesis
null-nya (H0) adalah “data terdistribusi normal” dan hipotesis alternatifnya (H1)
adalah “data tidak terdistribusi normal”, memakai taraf kepercayaan 95%. Jika
nilai p (p-value) <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan sebaliknya jika nilai
p (p-value) ≥0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Data yang diuji normalitasnya adalah ketiga aspek yang ada di pre, post
I, post II, dan post III. Uji normalitas dilakukan dengan bantuan aplikasi
perangkat lunak statistik R 2.14.0. Dari hasil uji normalitas ditemukan satu data
yang normal, yaitu data pengetahuan pre. Hal ini disebabkan karena sebelum
diberikan intervensi CBIA, mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuannya
tergolong sedang dan rendah. Setelah intervensi CBIA, banyak responden yang
tingkat pengetahuannya bertambah dengan pesat mencapai kategori tinggi, namun
masih ada beberapa responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong
rendah. Hal ini menjadikan data tidak normal sesudah intervensi. Pada tabel V
ditampilkan hasil uji normalitas setiap aspek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel V. Hasil Uji Normalitas
Aspek Test ( p-value) Kesimpulan
Pengetahuan
Pre 0,067 Normal
Post I 0,001 Tidak Normal
Post II 0,000 Tidak Normal
Post III 0,001 Tidak Normal
Sikap
Pre 0,005 Tidak Normal
Post I 0,013 Tidak Normal
Post II 8,663e-05 Tidak Normal
Post III 0,002 Tidak Normal
Tindakan
Pre 0,002 Tidak Normal
Post I 4,738e-05 Tidak Normal
Post II 0,000 Tidak Normal
Post III 0,029 Tidak Normal
2. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Wilcoxon sebab distribusi data
yang diperoleh tidak normal (Dahlan, 2009). Setelah uji normalitas menggunakan
Shapiro-Wilk, diketahui bahwa distribusi data tidak normal kecuali pada data pre
pengetahuan, sehingga digunakan uji hipotesis Wilcoxon. Uji hipotesis bertujuan
untuk mengetahui apakah hipotesis penelitian ini dapat diterima dilihat dari
indikator nilai p (p-value). Apabila nilai p (p value) < 0,05 maka hipotesis null
(H0) ditolak, dan hipotesis alternatif (H1) diterima (Dahlan, 2009).
Pada penelitian ini H0-nya adalah tidak ada perbedaan hasil secara
signifikan antara sebelum dan sesudah CBIA, sedangkan H1-nya adalah ada
perbedaan hasil secara signifikan antara sebelum dan sesudah CBIA. Data diolah
secara berpasangan dan dibantu dengan aplikasi statistik R 2.14.0.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa semua nilai p <0,05, sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
perbedaan hasil secara signifikan antara sebelum dan sesudah CBIA. Hasil uji
hipotesis ditampilkan pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil Uji Hipotesis
Aspek Test ( p-value) Kesimpulan
Pengetahuan
Pre – Post I 5,29e-05 Ada peningkatan
Pre – Post II 0,005 Ada peningkatan
Pre – Post III 0,040 Ada peningkatan
Sikap
Pre – Post I 0,000 Ada peningkatan
Pre – Post II 0,013 Ada peningkatan
Pre – Post III 0,050 Ada peningkatan
Tindakan
Pre – Post I 0,001 Ada peningkatan
Pre – Post II 0,005 Ada peningkatan
Pre – Post III 0,043 Ada peningkatan
K. Keterbatasan Penelitian
1. Responden dalam penelitian ini termasuk dalam kategori lanjut usia,
kebanyakan responden sudah kesusahan untuk membaca sehingga diperlukan
waktu yang lebih banyak untuk mengisi kuesioner.
2. Pengambilan post II dan post III dilakukan dengan mendatangi rumah
responden sehingga tidak semua data diambil pada hari yang sama. Ada
kemungkinan hal tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
penurunan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria lanjut usia tentang
antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik demografi responden meliputi usia, pendidikan terakhir,
dan pekerjaan. Semua responden adalah laki-laki yang termasuk dalam kategori
usia lanjut. Menurut Depkes (2009), usia lanjut dibagi menjadi 3 yaitu masa
lansia awal 46-55 tahun dan masa lansia akhir 56-65 tahun, sedangkan usia ≥65
tahun disebut masa manula.
Semakin tua usia seseorang maka pengalaman yang didapatkan akan
lebih banyak, sehingga pengetahuannya semakin tinggi (Suparlan, 1995).
Kelompok usia 56-65 tahun adalah yang paling dominan diantara kelompok usia
lain yaitu sejumlah 15 (48%) orang, sedangkan yang paling sedikit adalah
kelompok usia 46-55 tahun yaitu sejumlah 3 (10%) orang, sisanya adalah manula
yaitu 13 (42%) orang. Kelompok umur 46-55 tahun paling sedikit karena
responden diambil dari komisi lansia Sukmo Wicoro yang mayoritas anggotanya
berumur 55 tahun keatas. Pria usia lanjut yang tergabung dalam komisi lansia ini
mayoritas sudah pensiun, sehingga mereka cenderung ingin berkumpul untuk
melakukan suatu kegiatan bersama. Anggota komisi lansia ini paling banyak
berasal dari Kelurahan Tahunan, sehingga responden yang hadir mayoritas dari
Kelurahan Tahunan.
Pendidikan terakhir yang dimaksud adalah strata pendidikan terakhir
yang sudah pernah ditempuh oleh responden. Terdapat 4 tingkatan pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yaitu SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah
Menengah Atas), dan PT (Perguruan Tinggi).
Mayoritas responden yang datang mempunyai tingkat pendidikan
terakhir SMA yaitu sebanyak 25 (81%) orang, dan sisanya adalah PT sebanyak 6
(19%) orang. Tidak ada responden dengan tingkat pendidikan terakhir SD dan
SMP.
Responden yang datang pada saat penelitian adalah pria lanjut usia yang
merupakan anggota Komisi Lansia Sukmo Wicoro. Kebanyakan anggotanya
adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS), sehingga tak heran jika mayoritas
responden yang datang adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain
pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) juga ada buruh, wirausaha dan wiraswasta.
Responden yang datang mayoritas adalah Pensiunan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yaitu sejumlah 24 (77%) orang. Jumlah responden dengan pekerjaan
buruh sebanyak 5 (16%) orang. Sisanya adalah wirausaha dan wiraswasta masing-
masing adalah 1 (3%) orang. Gambaran karakteristik demografi responden
ditampilkan dalam tabel VII.
Tabel VII. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik
Demografi
Kategori Jumlah Responden
(orang)
Umur Lansia Awal (46-55 tahun) 3
Lansia Akhir (56-65 tahun) 15
Manula (>65 tahun) 13
Pendidikan Terakhir SMA 25
PT 6
Pekerjaan Pensiunan PNS 24
Buruh 5
Wirausaha 1
Wiraswasta 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
B. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pria usia Lanjut mengenai
Antibiotika Sebelum CBIA
Sebelum CBIA, dilakukan pre intervensi pada 31 responden terlebih
dahulu untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden tentang antibiotika. Hal ini dilakukan dengan pengisian
kuesioner oleh responden. Kuesioner tersebut terdiri atas aspek pengetahuan,
aspek sikap, dan aspek tindakan. Pada aspek pengetahuan, jumlah responden yang
memiliki pengetahuan tergolong tinggi sebanyak 6 (19%) orang, tergolong
sedang sebanyak 14 (45%) orang , dan tergolong rendah sebanyak 11 (35%)
orang. Rata-rata nilai responden adalah 9,42. Nilai tertinggi yang dapat diperoleh
oleh responden adalah 13 sebanyak 1 orang, sedangkan nilai terendahnya adalah 5
sebanyak 1 orang.
Pada aspek sikap, jumlah responden yang memiliki sikap tergolong baik
sebanyak 7 (23%) orang, tergolong cukup sebanyak 14 (45%) orang, dan
tergolong kurang sebanyak 10 (32%) orang. Rata-rata nilai responden adalah
28,61. Nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 34. Responden
yang mendapatkan nilai tertinggi sebanyak 4 orang. Nilai terendah adalah 22
sejumlah 1 orang.
Aspek tindakan jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong baik
sebanyak 4 (13%) orang, tergolong cukup sebanyak 17 (55%) orang , dan
tergolong kurang sebanyak 10 (32%) orang. Nilai maksimum untuk kuesioner
bagian tindakan adalah 40. Rata-rata nilai responden adalah 26,87. Nilai tertinggi
yang dapat diraih responden adalah 34 sebanyak 1 orang, sedangkan nilai
terendah responden adalah 20 sebanyak 1 orang. Gambar berikut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
prosentase jumlah responden aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan pada saat
pre
Gambar 6. Prosentase Jumlah Responden Aspek Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan pada Saat Pre
C. Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pria usia Lanjut mengenai
Antibiotika Sesudah CBIA
Data tingkat pengetahuan responden tentang antibiotika setelah intervensi
diambil dari kuesioner post I yang diisi responden setelah menerima intervensi
CBIA. Dari hasil penelitian jumlah responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan tergolong tinggi sebanyak 19 (61%) orang, tergolong sedang 11
(35%) orang, dan tergolong rendah 1 (3%). Follow up dilakukan 1 bulan setelah
CBIA (post II) dan 2 bulan setelah CBIA (post III). Hal ini bertujuan untuk
mengetahui apakah tingkat pengetahuan responden dapat bertahan, meningkat,
atau menurun. Follow up dilakukan dengan mendatangi rumah responden.
Pengisian kuesioner post II oleh responden ditunggui oleh peneliti. Data yang
diperoleh menunjukkan bahwa jumlah reponden yang memiliki tingkat
0
10
20
30
40
50
60
Pengetahuan Sikap Tindakan
19% 23%
13%
45% 45%
55%
35% 32% 32%
Ju
mla
h R
eap
on
den
%
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pengetahuan tergolong tinggi sebanyak 17 (55%) orang, tergolong sedang 12
(39%) orang, dan tergolong kurang 2 (6%) orang. Post III juga dilakukan dengan
mendatangi rumah responden. Responden mengisi kuesioner dan ditunggui oleh
peneliti. Hasil post III menunjukkan bahwa jumlah reponden yang memiliki
tingkat pengetahuan tergolong tinggi sebanyak 16 (52%) orang, tergolong sedang
10 (32%) orang, dan tergolong kurang 5 (16%) orang.
Pada aspek sikap, post I menunjukkan bahwa jumlah responden yang
memiliki sikap tergolong baik sebanyak 22 (71%) orang dan tergolong cukup 9
(29%) orang. Pada post I tidak ditemukan responden yang memiliki sikap
tergolong kurang (0%). Pada post II menunjukkan bahwa jumlah responden yang
memiliki sikap tergolong tinggi sebanyak 10 (58%) orang, tergolong cukup 11
(35%) orang, dan tergolong kurang 2 (6%) orang. Pada post III, jumlah responden
yang memiliki sikap tergolong baik sebanyak 17 (55%) orang, tergolong cukup
sebanyak 12 (39%) orang, dan tergolong kurang sebanyak 2 (66%) orang.
Pada aspek tindakan, post I menunjukkan jumlah responden yang
memiliki tindakan tergolong baik sebanyak 21 (68%) orang, tergolong cukup
sebanyak 9 (29%) orang, dan tergolong kurang sebanyak 1 (3%) orang. Pada post
II menunjukkan bahwa jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong baik
sebanyak 19 (61%) orang, tergolong cukup sebanyak 13 (42%) orang, dan
tergolong kurang sebanyak 3 (10%) orang. Pada post III menunjukkan bahwa
jumlah responden dengan tindakan tergolong baik sebanyak 17 (55%), tergolong
cukup sebanyak 10 (32%), dan tergolong kurang sebanyak 4 (13%) orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar berikut ini menunjukkan prosentase jumlah responden tergolong tinggi
pada aspek pengetahuan dan tergolong baik pada sikap dan tindakan.
Gambar 7. Prosentase Jumlah Responden Tergolong Tinggi (Aspek
Pengetahuan) dan Baik (Aspek Sikap dan Tindakan) pada Post I,
Post II, dan Post III
D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan
Sesudah CBIA
Penelitian ini berfokus pada peningkatan pengetahuan, sikap, dan
tindakan responden. Pada aspek pengetahuan dikatakan meningkat apabila
jumlah responden yang tergolong memiliki pengetahuan tinggi bertambah atau
jumlah responden yang tergolong memiliki pengetahuan rendah berkurang. Pada
aspek sikap dan tindakan dikatakan meningkat apabila jumlah responden yang
tergolong memiliki sikap dan tindakan baik bertambah atau jumlah responden
yang tergolong memiliki sikap dan tindakan rendah berkurang. Berikut ini
merupakan pembahasan peningkatan masing-masing aspek.
1. Pengetahuan
Hasil setelah dilakukan CBIA menunjukkan terdapat peningkatan
pengetahuan responden secara signifikan tentang antibiotika. Hal ini dilihat dari p
0
20
40
60
80
Post I Post II Post III
61% 55% 52%
71% 61%
55%
68% 61%
55%
Ju
mla
h R
esp
on
den
%
Pengetahuan
Sikap
Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
value uji hipotesis Wilcoxon. P value yang diperoleh adalah 5,29e-05 (pre–post
I), 0,005 (pre–post II), dan 0,040 (pre–post III). Semua nilai p <0,05 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima, dapat disimpulkan bahwa setelah intervensi CBIA,
pengetahuan responden dapat meningkat secara signifikan.
Jumlah responden yang memiliki tingkat pengetahuan tergolong tinggi
pada post I, post II, dan post III lebih tinggi dibandingkan dengan pre. Pada pre,
jumlah responden dengan tingkat pengetahuan tergolong tinggi hanya 6 (19%)
orang, namun pada post I naik menjadi 19 (61%) orang. Pada post II jumlah
responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi mengalami peningkatan
dibandingkan dengan pre, yaitu menjadi 17 (55%) orang. Post III didapatkan
jumlah responden dengan tingkat pengetahuan tergolong tinggi meningkat
dibandingkan pre, yaitu menjadi 16 (52%) orang.
Jumlah responden yang memiliki pengetahuan tergolong sedang
mengalami penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan
pre. Pada pre, jumlah responden yang memiliki pengetahuan tergolong sedang
sebanyak 14 (45%) orang, pada post I menurun menjadi 11 (35%) orang. Pada
post II menurun menjadi 12 (39%) orang. Pada post III menurun menjadi 10
(32%) orang.
Jumlah responden yang memiliki pengetahuan tergolong rendah
mengalami penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan
pre. Pada pre, jumlah responden yang memiliki pengetahuan tergolong rendah
sebanyak 11 (35%) orang, pada post I menurun menjadi 1 (3%) orang. Pada post
II menurun menjadi 2 (6%) orang. Pada post III menurun menjadi 5 (16%) orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden
dalam hal ini adalah informasi. Menurut Hendra (2008), informasi akan
memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang, meskipun seseorang
memiliki pendidikan yang rendah. Pada penelitian ini informasi yang diperoleh
responden adalah dari booklet dan penjelasan dari pembicara mengenai
penggunaan antibiotika. Gambar berikut menunjukkan prosentase jumlah
responden tergolong tinggi, sedang, dan rendah aspek pengetahuan pada pre,
post I, post II, post III.
Gambar 8. Prosentase Jumlah Responden Aspek Pengetahuan Tergolong
Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III
2. Sikap
Sikap responden setelah mengikuti CBIA dapat dilihat dari nilai post I,
post II, dan post III yang dibandingkan dengan pre. Setelah uji hipotesis
menggunakan Wilcoxon, didapatkan p value 0,000 (pre-post 1), 0,013 (pre-post
2), dan 0,050 (pre-post 3). Semua nilai p <0,05 sehingga dapat disimpulkan
19%
61% 55% 52%
45%
35% 39%
32% 35%
3% 6%
16%
0
10
20
30
40
50
60
70
Pre Post I
(5,29e-05 )
Post II
(0,005 )
Post III
(0,040 )
Ju
mla
h R
esp
on
den
%
Tinggi
Sedang
Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
bahwa sesudah intervensi CBIA sikap responden mengalami peningkatan yang
signifikan.
Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong baik pada post I, post
II, dan post III lebih tinggi dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah responden
yang tergolong mempunyai sikap baik sebanyak 7 (23%) orang, pada post I
meningkat menjadi 22 (71%) orang, pada post II meningkat menjadi 19 (61%)
orang, dan pada post III meningkat menjadi 17 (29%) orang.
Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong cukup pada post I, post
II, dan post III mengalami penurunan dibandingkan dengan pre. Pada pre, jumlah
responden yang tergolong mempunyai sikap cukup sebanyak 14 (45%) orang,
pada post I menurun menjadi 9 (29%) orang, pada post II menurun menjadi 8
(26%) orang, dan pada post III menurun menjadi 12 (39%) orang.
Jumlah responden yang memiliki sikap tergolong kurang pada post I,
post II, dan post III mengalami penurunan dibandingkan dengan pre. Pada pre,
jumlah responden yang tergolong mempunyai sikap cukup sebanyak 10 (32%)
orang, pada post I tidak ditemukan responden dengan sikap tergolong cukup, pada
post II menurun menjadi 4 (13%) orang, dan pada post III menurun menjadi 2
(6%) orang.
Peningkatan sikap responden ini tidak lepas dari beberapa faktor, yaitu
faktor pegalaman dan orang lain yang dianggap penting. Menurut Azwar (2007),
sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi tersebut akan menjadikan
penghayatan akan pengalaman yang mendalam dan lebih lama membekas. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
saat dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, responden saling menceritakan
pengalaman pribadi mereka tentang penggunaan antibiotika.
Pengalaman yang mereka ceritakan merupakan pengalaman yang cukup
melibatkan faktor emosional, misalnya seorang pria lanjut usia yang mual setelah
mengkonsumsi antibiotika, semenjak hal itu pria lanjut usia tersebut enggan untuk
mengkonsumsi antibiotika, kemudian beliau menanyakan kepada pembicara
apakah hal tersebut merupakan keracunan atau bukan. Setelah pembicara
menerangkan, pria lanjut usia tersebut menjadi lebih memahami tentang
penggunaan antibiotika dan menunjukkan sikap yang positif terhadap antibiotika.
Menurut Azwar (2007) Secara umum, seseorang cenderung mempunyai
sikap yang searah (konformis) dengan sikap orang yang dianggap penting. Pada
penelitian ini menghadirkan seorang dokter senior sebagai pembicara, sehingga
dapat meyakinkan responden tentang penggunaan antibiotika yang tepat. Berikut
merupakan gambar yang menunjukkan perbandingan pre, post I, post II, dan post
III.
Gambar 9. Prosentase Jumlah Responden Aspek Sikap Tergolong Tinggi,
Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III
23%
71%
61% 55%
45%
29% 26%
39%
32%
0%
13% 6%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pre Post I
(0,000)
Post II
(0,013)
Post III
(0,50)
Ju
mla
h R
esp
on
den
(%
)
Baik
Cukup
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3. Tindakan
Tindakan responden setelah mengikuti CBIA dapat dilihat dari nilai post
I, post II, dan post III yang dibandingkan dengan pre. Data-data tersebut
dianalisis menggunakan uji hipotesis Wilcoxon dan didapatkan nilai p. Nilai p
yang didapat adalah 0,001 (pre–post I), 0,005 (pre-post II), dan 0,043 (pre–post
III). Nilai p yang diperoleh semuanya <0,05.
Tindakan responden dikatakan mengalami peningkatan, dilihat dari
bertambahnya jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong tinggi.
Responden yang memiliki tindakan tegolong tinggi pada post I, post II, dan post
III lebih tinggi dibandingkan dengan pre. Pada pre, 4 (13%) orang memiliki
tindakan tergolong baik, pada post I meningkat menjadi 21 (68%) orang, pada
post II meningkat menjadi 19 (61%) orang, dan pada post III meningkat menjadi
17 (55%) orang.
Jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong cukup mengalami
penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan pre. Pada
pre, jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong cukup sebanyak 17
(55%) orang, pada post I menurun menjadi 9 (29%) orang. Pada post II menurun
menjadi 8 (26%) orang. Pada post III menurun menjadi 10 (32%) orang.
Jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong kurang mengalami
penurunan pada post I, post II, dan post III jika dibandingkan dengan pre. Pada
pre, jumlah responden yang memiliki tindakan tergolong kurang sebanyak 10
(32%) orang, pada post I menurun menjadi 1 (3%) orang. Pada post II menurun
menjadi 4 (13%) orang. Pada post III menurun menjadi 4 (13%) orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Peningkatan tindakan responden ini sesuai dengan teori Lawrence Green.
Teori tersebut mengatakan ada 3 faktor yang mempengaruhi terbentuknya
tindakan yaitu faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pendorong
(enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factors) (Maulana, 2009).
Dalam hal ini yang menjadi faktor predisposisi (predisposing factor) adalah
pegetahuan dan sikap. Pengetahuan dan sikap responden yang meningkat dapat
semakin mempermudah terbentuknya tindakan. Faktor pendorong (enabling
factor) dalam penelitian ini adalah fasilitas kesehatan yang ada dan pemberian
intervensi CBIA yang mendukung terbentuknya tindakan. Faktor penguat
(reinforcing factors) dalam penelitian ini adalah narasumber sebagai panutan
masyarakat.
Penurunan pengetahuan juga akan mempengaruhi sikap dan tindakan.
Pada post II dan post III baik pengetahuan, sikap, maupun tindakan semakin
menurun. Penurunan ini dipengaruhi oleh waktu, semakin lama maka seseorang
cenderung melupakan ilmu yang telah dipelajari.
Pengambilan post II dan post III dilakukan dengan mendatangi rumah
responden sehingga membutuhkan waktu lebih dari satu hari untuk
mengumpulkan data. Hal itu menyebabkan ada beberapa data yang diambil lebih
dari satu bulan setelah CBIA (post II) dan dua bulan setelah CBIA (post III).
Seharusnya pengambilan post II dan post III tepat waktu. Menurut teori decay
dalam Lahey (2007), memori akan memudar dan menghilang seiring berjalannya
waktu bila ingatan tidak pernah diulang kembali. Gambar berikut menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
peningkatan prosentase jumlah responden aspek tindakan tergolong baik pada pre,
post I, post II, dan post III.
Gambar 10. Prosentase Jumlah Responden Aspek Tindakan Tergolong
Tinggi, Sedang, dan Rendah pada Pre, Post I, Post II, dan Post III
E. Dinamika Proses Kegiatan CBIA
Penelitian dilakukan di kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, pukul
09.00 WIB di Pendopo Kantor Kecamatan Umbulharjo. Undangan ditujukan
kepada para anggota Komisi Lansia Sukmo Wicoro. Disediakan juga tes gula
darah gratis untuk menarik responden supaya bersedia datang dan mengikuti
CBIA. Responden yang hadir pada saat itu 43 orang.
Responden yang datang kemudian diberi nomor antrian untuk tes gula
darah sembari menunggu acara dimulai. Kuesioner pre-test dibagikan setelah
acara dimulai. Responden diberi waktu 20 menit (mengingat responden adalah
usia lanjut) untuk menjawab semua pertanyaan. Kemudian responden dibagi
kedalam kelompok-kelompok dimana satu kelompok terdiri atas 8 orang,
sehingga didapatkan 6 kelompok.
13%
68% 61%
55% 55%
29% 26% 32% 32%
3%
13% 13%
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pre Post I
(0,001)
Post II
(0,005)
Post III
(0,43)
Ju
mla
h R
esp
on
den
(%
)
Baik
Cukup
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Dalam satu kelompok terdapat 1 fasilitator dan 1 ketua kelompok.
Fasilitator dalam penelitian ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma semester tujuh yang telah dipilih, sedangkan
ketua kelompok merupakan responden yang dipilih oleh responden lain dalam
satu kelompok. Tugas fasilitator adalah membantu dalam memilih ketua
kelompok serta menstimulus jalannya diskusi, fasilitator hanya boleh memberi
tahu letak jawaban, namun tidak boleh menjawab pertanyaan dari responden.
Ketua kelompok bertugas untuk mencatat semua pertanyaan dan hasil diskusi
kemudian membacakannya dalam pleno (diskusi besar bersama narasumber).
Waktu berdiskusi adalah 30 menit. Setelah diskusi kelompok selesai,
diadakan pleno. Semua ketua kelompok secara bergantian menyampaikan
pertanyaan dan hasil diskusi. Kemudian narasumber akan menanggapi dan
menjawab pertanyaan yang belum terjawab saat diskusi. Setelah pleno selesai,
responden diberikan kuesioner post test. Waktu untuk mengisi kuesioner adalah
15 menit. Setelah selesai mengisi kuesioner responden boleh pulang.
Kegiatan CBIA berjalan dengan tertib dan lancar. Hal ini tentunya karena
kerja sama yang baik antara peserta, fasilitator, narasumber, dan petugas
kecamatan yang telah menyiapkan tempat. Para peserta juga terlihat antusias
dalam mengikuti kegiatan. Adapun saran yang disampaikan oleh peserta
mengenai pelatihan ini ialah
Pelatihan seperti ini sangat santai namun tetap serius, booklet yang
diberikan kepada kami juga menarik sehingga mudah dipahami. Saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
menyarankan agar pelatihan CBIA ini tidak hanya dilakukan satu kali saja. CBIA
perlu dilakukan lagi dengan topik bahasan yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Karakteristik demografi responden di Kecamatan Umbulharjo paling banyak
berumur 56-65 tahun yaitu sebanyak 15 (48%) orang. Mayoritas pekerjaan
responden adalah pensiunan PNS yaitu sebanyak 24 (77%) orang. Pendidikan
terakhir responden paling banyak adalah SMA sebanyak 25 (81%) orang.
2. Sebelum intervensi CBIA, jumlah responden aspek pengetahuan kategori
tinggi, sedang, dan rendah berturut-turut adalah 6, 14, 11 orang. Jumlah
responden aspek sikap kategori baik, cukup, kurang berturut-turut 7, 14, dan
10 orang. Jumlah responden aspek tindakan kategori baik, cukup, kurang
berturut-turut 4, 17,dan 10 orang.
3. Ada peningkatan jumlah responden aspek pengetahuan kategori tinggi pada
pre-post I dari 6 orang menjadi 19 orang (p=5,29e-05), pre-post II dari 6
menjadi 17 orang (p=0,005), pre-post III dari 6 orang menjadi 16 orang
(p=0,040). Jumlah responden aspek sikap kategori baik meningkat pada pre-
post I dari 7 orang menjadi 22 orang (p=0,000), pre-post II dari 7 menjadi 10
orang (p=0,013), pre-post III dari 7 orang menjadi 17 orang (p=0,050).
Jumlah responden aspek tindakan kategoti baik meningkat pada pre-post I
dari 4 orang menjadi 21 orang (p=0,001), pre-post II dari 4 menjadi 19 orang
(p=0,001), pre-post III dari 4 orang menjadi 17 orang (p=0,043).
4. Metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat tentang penggunaan antibiotika secara signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
B. Saran
1. Pengambilan post II dan post III dilakukan dengan mengundang responden
dalam suatu acara tertentu agar data dapat terkumpul pada hari yang sama.
2. Untuk Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang waktu penelitian yakni
menambah jumlah post, sehingga diketahui berapa bulan metode CBIA
efektif dalam mempertahankan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
DAFTAR PUSTAKA
AAFP, 2009, Controlling Antibiotic Resistance: Will WE Someday See Limited
Prescribing Autonomy?, American Academy of Family Physicians,
http://www.aafp.org/afp/2001/0315/p1034.html, diakses tanggal 13 April
2014.
Anna, L.K., Chandra, A., 2011, Kaum Lelaki Kurang Peduli Kesehatan,
http://health.kompas.com/read/2011/02/17/15371631/www.kompas.com,
diakses tanggal 3 Februari 2015.
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, pp. 168.
Azwar, S., 2007, Reliabilitas dan Validasi, Edisi ke-3, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, pp. 45.
Azwar, S., 2007, Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi 2, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, pp. 4-5.
Azwar, 2011, Dasar-dasar Psikometri, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 51.
Azwar, 2011, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 112-
114, 162-163.
Budiman dan Riyanto, 2013, Kapita Selekta Kuesioner:Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp 11-
22.
Buku Panduan Peringatan Hari Kesehatan Dunia, 2011, Gunakan Antibiotik
Secara Tepat untuk Mencegah Kekebalan Kuman, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, pp. 6.
Dahlan, M.S., 2009, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Dengan Menggunakan
SPSS, Salemba Medika, Jakarta, pp. 80, 67.
Dekpkes RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia, Departemen Republik Indnesia,
Jakarta, pp. 7.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2008, Modul I Materi
Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Memilih Obat
bagi Tenaga Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Jakarta, pp. 36-40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Effendi dan Tukiran, 2012, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, pp. 181.
Hartayu, T. S., 2010, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, Efektifitas Metode
Cara Belajar Insan Aktif untuk Diabetes Melitus (CBIA-DM) dalam
Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pola Hidup Sehat pada
Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 di Yogyakarta Indonesia, 7(2), 657-
666.
Hendra, A.W., 2008, Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.,
http://Ajangkarya.wordpress.com/2011/01/27/pengetahuan, diakses
tanggal 15 Maret 2014.
Istyastono, E. P., 2012, Mengenal Piranti Lunak R-214.0 for Windows : Aplikasi
Statistika Gratis dan Open Source, Penerbit Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, pp. 21-23.
Kimin, A, 2009, Antibiotika Baru : Berpacu dengan Resistensi Kuman,
http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_content&task=view&i
d&123&Itemid=9, diakses tanggal 12 Mei 2014.
Kusuma, M. A., 2011, Penggaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan
Masyarakat Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta tentang antibiotika
pada tahun 2011, Skripsi, Prodi. Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Lahey, B. B., 2007, Psychology An Introduction, 9th edition, McGraw-Hill, New
York.
Maulana, Heri, D. J., 2009, Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, pp. 226-227.
Neal, M. J., 2006, At a Glance Farmakologi Medis, Edisi V, Penerbit Erlangga,
Jakarta, pp. 81.
Noerdianningsih, E., 2014, Peningkatan Pengetahuan dan Perilaku Siswa SMA di
Kota Metro dalam Swamedikasi Common Cold dengan metode Cara
Belajar Insan Aktif (CBIA), Tesis, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Penerbit PT.
Rineka Cipta, Jakarta, pp. 58-62.
Notoatmodjo,S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka
Cipta, Jakarta, hal. 136-139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Notoatmodjo, S., 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Peneribit PT. Rineka Cipta,
Jakarta, pp. 33, 127.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit PT. Rineka
Cipta, Jakarta, pp. 1-18, 27.
Notoatmodjo, S., 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
pp. 37-38, 124, 164-170.
Nugroho, A. E., 2012, Farmakologi Obat-obat Penting dalam Pembelajaran Ilmu
Farmasi dan Dunia Kesehatan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp. 191,
193-194.
Rossetyowati, D. A., 2012, Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Penggunaan Antibiotika dengan Metode Cara Belajar Ibu Aktif (CBIA)
di Kabupaten Jember, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sedyaningsih, E. R., 2011, Indonesia Peringkat Ke-8 Kebal Obat di Dunia, Suara
Pembaharuan, http://www.suarapembaruan.com/home/indonesia-
peringkat-ke-8-kebal-obat-di-dunia/5414, diakses tanggal 8 Mei 2014.
Setiabudy, R., 2008, Pengantar Antimikroba Farmakologi dan Terapi, Edisi
kelima, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, pp. 585, 592-593.
Simamora, Roymond, H., 2009, Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 55-58.
Sagiyono, 2012, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Bandung, pp.
95-96.
Suhadi, R., Sutama, I.M.A., 2005, Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di
Kalangan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta Tahun 2005, skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Suparlan, P., 1995, Masyarakat Terasing dalam Masyarakat Indonesia, Edisi 1,
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, pp. 214.
Supratiknya, A., 2014, Pengukuran Psikologis, Penerbit Sanata Dharma,
Yogyakarta, pp. 121-133.
Suryawati, Sri, 2012, Kearifan Budaya Indonesia untuk Solusi Masalah Global
Penggunaan Obat, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada,Pusat Studi Farmakologi Klinik
dan Kebijakan Obat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Swarjana, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit ANDI, Yogyakarta,
pp. 133.
Tavakol dan Dennick, 2011, Making sense of Cronbach’s Alpha, International
Journal of Medical Education,
http://creativecommons.org/licenses/by/3.0, diakses pada tanggal 10
Oktober 2014.
Tjay, T. H., 2010, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek
Sampingnya, Edisi VI, PT. Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia, Jakarta, pp. 63, 67.
Waltz, dkk, 2010, Measurement in Nursing and Health Research, Springer
Publishing Company, New York, pp. 165-168
Wawan, A dan Dewi, M., 2010, Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta, pp. 11, 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 2. Perpanjangan Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 5. Daftar Hadir Peserta CBIA (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 6. Informed Concent
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Usia / Tanggal lahir :
Alamat :
No. Telp / HP :
Menyatakan bahwa :
1. Saya telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian berjudul : “Peningkatan
Pengetahuan Sikap dan Tindakan Pada Lansia (Pria / Wanita) di Kecamatan Ummbulharjo
tentang Antibiotika dengan Metode CBIA”.
2. Setelah saya memahami penjelasan tersebut, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari
siapapun saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini dengan kondisi :
a. Secara sukarela untuk mengisi kuesioner pretest dan post test (1, 2, dan 3) serta mengikuti
kegiatan Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) yang akan dilaksanakan dan data kuesioner
tersebut digunakan untuk kepentingan penelitian.
b. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan hanya untuk
kepentingan ilmiah.
c. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan keluar dan tidak berpartisipasi lagi dalam
penelitian ini tanpa menyatakan alasan apapun.
Demikian pernyataan iinni saya buat sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun dan
penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada saya sebagai suatu informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan tentang penggunaan antibiotika.
Yogyakarta, Desember 2014
Yang membuat pernyataan,
(.......................................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 7. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 7. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 8. Uji Validitas Kuesioner Aspek Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner Aspek Tindakan (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 9. Uji Validitas Kuesioner Aspek Tindakn (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 10. Uji Validitas Kuesioner Aspek Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 11. Uji Validitas Kuesioner Aspek Sikap dan Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 12. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Pengetahuan (1)
PERNYATAAN JAWABAN
Ya Tidak
1. Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati segala jenis
penyakit.
2. Antibiotika digunakan untuk mengobati penyakit infeksi
jamur.
3. Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Penggunaan antibiotika dihentikan jika gejala penyakit
sudah hilang.
5. Antibiotika harus digunakan sampai habis meskipun gejala
sudah hilang.
6. Antibiotika harus digunakan sesuai dengan petunjuk dokter.
7. Terjadinya resistensi dapat disebabkan oleh penggunaan
antibiotika yang tidak sesuai anjuran dokter.
8. Antibiotika harus diminum secara teratur tidak boleh
terputus-putus.
9. Antibiotika yang aman harus dibeli di Apotek.
10. Antibiotika diminum 3-4 kali sehari selama 5 sampai 7 hari.
11. Antibiotika dapat diminum bersama susu, teh atau kopi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 12. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Pengetahuan (2)
12. Ampisilin, Kloramfenikol dan Amoxsisilin merupakan
contoh obat antibiotika.
13. Jika saya lupa meminum antibiotika maka saya harus segera
minum sesuai dengan dosis dan aturan pakai.
14. Antibiotika dapat dibeli di warung atau toko obat.
15. Jika terjadi resistensi antibiotika saya masih bisa meminum
antibiotika yang sama.
16. Jika terjadi resistensi maka antibiotika tidak dapat
membasmi bakteri yang bersangkutan.
17. Jika penggunaan antibiotika tidak tepat maka kuman
menjadi kebal.
18. Penggunaan antibiotika secara tepat dapat mencegah
terjadinya resistensi.
19. Penggunaan obat antibiotika yang tidak tepat dapat
membahayakan semua orang.
20. Antibiotika dapat digunakan seperlunya saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 13. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Sikap
NO PERNYATAAN
JAWABAN
STS TS S SS
1
Setiap kali saya sakit, saya memilih menggunakan
antibiotika tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
2 Menurut saya, saya dapat memberikan antibiotika yang
saya gunakan kepada anggota keluarga yang sedang sakit.
3 Saya lebih suka menyimpan antibiotika di kotak obat untuk
persiapan.
4 Saya lebih memilih meminum antibiotika ketika sedang
batuk daripada obat yang lain.
5 Saya lebih suka menggunakan sisa antibiotika anggota
keluarga lain masih dapat digunakan asal tidak rusak
6 Saya lebih suka memperoleh informasi tentang antibiotika
dari tenaga kesehatan (dokter, apoteker dan perawat).
7 Saya lebih suka memanfaatkan media internet sebagai
sumber informasi tentang antibiotika.
8 Saya lebih baik menghabiskan antibiotika yang digunakan
untuk menghindari resistensi.
9 Saya lebih suka membeli antibiotika di toko obat karena
tidak perlu memakai resep dokter.
10 Saya lebih suka membeli antibiotika di apotek karena lebih
aman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 14. Uji Pemahaman Bahasa Aspek Tindakan
No PERNYATAAN
JAWABAN
STS TS S SS
1 Saya akan langsung membeli antibiotika tanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu agar lebih berhemat.
2 Saya dapat memberikan sisa antibiotika yang saya gunakan kepada
anggota keluarga lain yang sedang sakit.
3 Jika merasa sudah sembuh saya tidak akan menggunakan
antibiotika sampai habis.
4 Saya akan memberikan sisa antibiotika yang saya gunakan kepada
anggota keluarga lain asalkan tidak rusak.
5 Jika terjadi reaksi alergi antibiotika maka saya akan periksa ke
dokter.
6 Saya akan memberi antibiotika pada hewan peliharaan yang sakit
agar lekas sembuh.
7 Saya akan mengatur nada pengingat agar tidak lupa minum
antibiotika.
8 Saya akan selalu minta diresepkan antibiotika jika saya periksa ke
dokter supaya sakitnya segera sembuh.
9 Antibiotika yang sudah diresepkan oleh dokter akan saya gunakan
sampai habis.
10 Karena takut resisten, saya tidak akan mau menggunakan
antibiotika yang diresepkan oleh dokter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Pre Intervensi, Post I, Post II, dan Post III
PETUNJUK PENGISIAN
I. Tingkat Pengetahuan mengenai Antibiotika
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan
pernyataan di bawah
PERNYATAAN JAWABAN
Ya Tidak
1. Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati segala jenis penyakit. √
2. Antibiotika harus digunakan sampai habis meskipun gejala sudah
hilang. √
3. Terjadinya resistensi (kekebalan kuman) dapat disebabkan oleh
penggunaan antibiotika yang tidak sesuai anjuran dokter. √
4. Neomisin salep bisa diperoleh di apotek tanpa resep dokter √
5. Antibiotika dapat diminum kapan saja, ketika merasa sakit. √
6. Tablet Amoksisilin bisa diperoleh di apotek dengan resep dokter √
7. Antibiotika dapat diminum bersama susu, teh atau kopi. √
8. Antibiotika yang aman dapat juga dibeli di toko/warung obat √
9. Antibiotika bisa diperoleh dari bidan/mantri
√
10. Antibiotika diminum 3-4 kali sehari selama 5 sampai 7 hari
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Pre Intervensi, Post I, Post II, dan Post III
11. Jika saya lupa meminum antibiotika maka saya harus segera
minum sesuai dengan dosis dan aturan pakai.
√
12. Neomisin salep dioleskan/digunakan 1 kali sehari
√
13. Resistensi artinya bakteri kebal terhadap antibiotika jadi
siapapun yang terserang bakteri tersebut tidak dapat diobati
dengan antibiotika apapun.
√
14. Jika terjadi resistensi (kekebalan kuman) maka antibiotika
tidak dapat membasmi bakteri yang bersangkutan.
√
15. Penggunaan antibiotika yang tepat dapat membahayakan
semua orang.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Pre Intervensi, Post I, Post II, dan Post III
II. Pernyataan Sikap Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap paling
sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1. Setiap kali sakit, saya memilih tidak berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu jika ingin menggunakan antibiotika.
√
2. Menurut saya, saya dapat memberikan antibiotika yang saya
gunakan kepada anggota keluarga yang sedang sakit.
√
3. Saya suka menyimpan antibiotika di kotak obat untuk
persiapan.
√
4. Saya lebih memilih meminum antibiotika ketika batuk dari
pada obat yang lain. √
5. Saya lebih memilih menggunakan antibiotika yang diresepkan
dokterdaripada menggunakan sisa antibiotika keluarga lain.
√
6. Saya lebih suka memperoleh informasi tentang antibiotika dari
dokter daripada bidan dan perawat
√
7. Saya lebih suka memanfaatkan media internet yang terpercaya
sebagai sumber informasi tentang antibiotika daripada
brosur/leaflet
√
8. Saya lebih suka menghabiskan antibiotika yang digunakan
untuk menghindari resistensi.
√
9.
Saya lebih suka membeli antibiotika di apotek meskipun
mahal.
√
10. Saya lebih suka membeli antibiotika di toko/warungobat
karena lebih murah. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 15. Kuesioner Penelitian Pre Intervensi, Post I, Post II, dan Post III
III. Tindakan Responden Terkait Antibiotika
Berilah tanda Check (√) pada kolom tersedia yang anda anggap paling
sesuai:
STS bila Sangat Tidak Setuju
TS bila Tidak Setuju
S bila Setuju
SS bila Sangat Setuju
No PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1.
Saya akan langsung membeli antibiotika di apotek tanpa
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu agar lebih hemat.
√
2. Saya dapat memberikan sisa antibiotika yang saya gunakan kepada
anggota keluarga lain yang sedang sakit.
√
3. Jika merasa sudah sembuh, saya akan menghentikan penggunaan
antibiotika. √
4. Jika ada luka bernanah saya tidak akan menggunakan antibiotika
untuk mengobatinya dengan cara ditaburkan
√
5. Jika terjadi reaksi alergi antibiotika maka saya akan
memeriksakannya ke dokter.
√
6.
Saya akan memberikan antibiotika yang sedang saya gunakan pada
hewan peliharaan yang sakit agar lekas sembuh.
√
7. Saya akan mengatur alarm agar tidak lupa minum antibiotika.
√
8. Saya tidak akan minta diresepkan antibiotika jika saya periksa ke
dokter supaya sakitnya segera sembuh.
√
9. Antibiotika yang sudah diresepkan oleh dokter akan saya gunakan
sampai habis.
√
10. Karena takut resisten (kebal) terhadap antibiotika, saya tidak akan
mau menggunakan antibiotika yang diresepkan oleh dokter. √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 16. Uji Reliabilitas Aspek Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 17. Uji Reliabilitas Aspek Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 18. Uji Reliabilitas Aspek Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Lampiran 19. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 20. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Lampiran 21. Uji Normalitas Shapiro-wilk Aspek Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 22. Uji Hipotesis Wilcoxon Aspek Pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 23. Uji hipotesis Wilcoxon Aspek Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 24. Uji Hipotesis Wilcoxon Aspek Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 25. Foto Kegiatan CBIA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 26. Booklet CBIA Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Yohana Mutiara Sakti, lahir di
Karanganyar, pada tanggal 4 Oktober 1994. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan
Albertus Sulistyo dengan Theresia Sulistyowati. Penulis
menempuh jenjang pendidikan di TK Kemala
Bhayangkari (1999-2001), kemudian melanjutkan
pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SDN 01
Karanganyar (2001-2007). Pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMPN 01 Karanganyar Program
Akselerasi (2007-2009), kemudian melanjutkan
pendidikan tingkat menengah atas di SMAN 03
Surakarta Program Akselerasi (2009-2011). Penulis
kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011. Selama menempuh pendidikan di
Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dalam beberapa kegiatan, antara lain
berpartisipasi sebagai volunteer dalam kegiatan “Pemeriksaan Gratis Desa Mitra
di Dusun Burikan, Sumberdadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta”, berperan aktif
sebagai peserta dalam kegiatan festival budaya antar prodi 2013 “Beda Kultur
Satu Impian”, dan berpartisipasi sebagai Sie Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi
(Pubdekdok) dalam acara donor darah “Blood for Others Life” yang
diselenggarakan oleh JMKI Universitas Sanata Dharma. Selain itu penulis juga
aktif dalam mengikuti seminar-seminar nasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI