PKRS Oral Hygienesf

18
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) ORAL HYGIENE DI RUANG BEDAH DAHLIA RSUD DR. SOETOMO SURABAYA 25 NOVEMBER 2013 Oleh Kelompok IV : 1. Alfilutfiatul K S.Kep 131313143001 2. Rafika Nurmalasari S.Kep 131313143010 3. Nurul Hikmatul Q S.Kep 131313143013 4. Miftachul Aziz S.Kep 131313143033 5. Firza S.Kep 131313143073 6. Abd. Holiq S.Kep 131313143088 7. Sylvia Febriana W.S S.Kep 131313143090 8. Samsul Arifin S.Kep 131313143094 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 1

description

dfc

Transcript of PKRS Oral Hygienesf

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

ORAL HYGIENE

DI RUANG BEDAH DAHLIA RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

25 NOVEMBER 2013

Oleh

Kelompok IV :

1. Alfilutfiatul K S.Kep 131313143001

2. Rafika Nurmalasari S.Kep 131313143010

3. Nurul Hikmatul Q S.Kep 131313143013

4. Miftachul Aziz S.Kep 131313143033

5. Firza S.Kep 131313143073

6. Abd. Holiq S.Kep 131313143088

7. Sylvia Febriana W.S S.Kep 131313143090

8. Samsul Arifin S.Kep 131313143094

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

1

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Topik : Keperawatan Medikal Bedah

Sub Topik : Oral hygiene

Sasaran : Keluarga Pasien

Tempat : di Ruang Bedah Dahlia, RSUD dr. Soetomo, Surabaya

Hari/tanggal : Rabu, 25 November 2013

Waktu : 30 menit

1. Analisis Instruksional

Keluarga akan diberikan penyuluhan tentang Oral hygiene yang meliputi

penjelasan tentang pengertian oral hygiene, tujuan oral hygiene, dampak tidak

dilakukan oral hygiene, dan cara melakukan oral hygiene

2. Tujuan

1) Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, keluarga pasien mengetahui dan

memahami tentang Oral hygiene.

2) Tujuan Instruksional Khusus

a. Menjelaskan pengertian Oral hygiene

b. Menjelaskan tujuan Oral hygiene

c. Menjelaskan dampak tidak dilakukan oral hygiene

d. Menjelaskan cara melakukan Oral hygiene

3. Metode Penyuluhan

1) Ceramah

2) Demonstrasi

3) Diskusi

4. Materi Pembelajaran

1) Pengertian Oral hygiene

2) Tujuan Oral hygiene

3) Dampak tidak dilakukan oral hygiene

4) Cara melakukan Oral hygiene

2

vista, 20/11/13,
Butuh alat

5. Media

1. Flipchart

2. Leaflet

6. Pengorganisasian

1. Pembimbing akademik : Ika Yuni W, M.Kep., Sp. Kep. M.B

2. Pembimbing klinik : Evi tri, S.Kep., Ns., M.Kes

3. Penyaji : Miftachul Aziz, S.Kep

4. Moderator : Abd. Holiq, S.Kep

5. Observer : Samsul Arifin, S.Kep

6. Fasilitator :

1. Firza, S.Kep

2. Nurul Hikmatul Qowi, S.Kep

3. Rafika Nurmalasari, S.Kep

4. Alfilutfiatul Khusrurro, S.Kep

5. Sylvia Febriana Wahyu S S.Kep

7. Langkah-Langkah Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Petugas1 5 Menit Pembukaan:

a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diric. Kontrak waktud. Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan.e. Menyebutkan topik

materi penyuluhan yang akan diberikan

a. Menjawab salam

b. Mendengarkanc. Memperhatikan

Moderator

2 10 Menit

Pelaksanaan :a. Mengkaji pengetahuan

peserta tentang Oral hygiene

b. Memberikan materi penyuluhan: 1) Pengertian oral

hygiene2) Tujuan oral hygiene

Mendengarkan dan memperhatikan

Penyaji

3

3) Dampak tidak dilakukan oral hygiene

4) Cara melakukan oral hygiene

3 10 menit Diskusi: Memberikan kesempatan pada peserta untuk mengajukan pertanyaan kemudian didiskusikan bersama dan menjawab pertanyaan

Mengajukan pertanyaan

Moderator

4 5 Menit Evaluasi : Menanyakan pada peserta tentang materi yang diberikan dan reinforcement kepada peserta bila dapat menjawab dan menjelaskan kembali pertanyaan/ materi.

Menjawab dan menjelaskan pertanyaan

Fasilitator

5 2 Menit Terminasi :a. Memberikan leaflet

kepada peserta.b. Mengucapkan terima

kasih kepada pesertac. Mengucapkan salam

Mendengarkan dan membalas salam

Moderator

8. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan:

: Penyuluh

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

: Peserta

9. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur

a. Kesiapan materi

4

flipchart

b. Kesiapan SAP

c. Kesiapan media : flipchart, media demonstrasi, dan leaflet

d. Peserta hadir di tempat penyuluhan

e. Kelengkapan jumlah mahasiswa yang hadir

f. Setiap mahasiswa melakukan kegiatan sesuai job description

2) Evaluasi Proses

a. Kegiatan dimulai tepat waktu

b. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana

c. Peserta antusisas terhadap materi penyuluhan

d. Peserta aktif bertanya pada sesi diskusi

e. Suasana penyuluhan tertib

f. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum

kegiatan selesai.

3) Evaluasi Hasil

Menanyakan kembali materi yang diberikan kepada peserta penyuluhan,

yaitu Pengertian oral hygiene, tujuan oral hygiene, dampak tidak

dilakukan oral hygiene, dan cara melakukan Oral hygiene

10. Job Description

1. Moderator

Uraian tugas :

a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada

peserta.

b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.

c. Memotivasi peserta untuk bertanya.

d. Memimpin jalanya diskusi dan evaluasi.

e. Menutup acara penyuluhan.

2. Penyuluh

Uraian tugas :

a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang

mudah dipahami oleh peserta

5

vista, 20/11/13,
ISI
vista, 20/11/13,
idem

b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses

penyuluhan

c. Menjawab pertanyaan peserta

3. Fasilitator

Uraian tugas :

a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta

b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan

c. Memotivasi peserta untuk bertanya tentang materi yang belum jelas

d. Mengintrupsi penyuluh tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang

jelas bagi peserta

e. Membagikan leaflet pada peserta

4. Observer

Uraian tugas :

a. Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta, serta menempatkan diri

sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalanya proses

penyuluhan

b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta

c. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal selama proses penyuluhan

d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan

e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak

sesuai dengan rencana penyuluhan

6

MATERI PENYULUHAN

1. Definisi oral hygiene

Oral hygiene adalah tindakan pemeliharaan atau menjaga rongga

mulut agar tetap bersih dan sehat untuk mencegah terjadinya karies, penyakit

jaringan periodontal serta bau mulut (Ayuditha, 2011). Pembersihan rongga

mulut (oral hygiene) adalah tindakan membersihkan rongga mulut, gigi dan

gingiva (Kohn et al., 2003). Pembersihan rongga mulut adalah suatu

tindakan untuk menjaga kontinuitas mulut, lidah serta mukosa membran

jaringan rongga mulut, mencegah infeksi rongga mulut, dan mempertahankan

kelembaban mukosa rongga mulut dan labia (American Dental Hygienist

Association (ADHA), 2008). Higiene mulut merupakan kegiatan

membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri,

memassase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau

dan rasa yang tidak nyaman (Perry dan Potter, 2005)

2. Tujuan oral hygiene

1) Mencegah penyakit pada mulut dan gigi beserta jaringan pendukungnya

2) Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut

3) Meningkatkan pertahanan tubuh terhadap infeksi baik di jaringan rongga

mulut maupun infeksi sistemik

4) Mempertahankan fungsi mulut untuk proses asupan makanan (Kohn et

al., 2003).

3. Dampak tidak dilakukan oral hygiene

Menurut Perry dan Potter (2005), dampak yang didapatkan jika tidak

melakukan oral hygiene yaitu:

1) Karries gigi

Karries gigi merupakan masalah umum pada orang muda, perkembangan

lubang merupakan proses patologi yang mellibatkan kerusakan email gigi

dikarenakan kekurangan kalsium.

2) Penyakit periodontal

Adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membran

periodontal atau ligament periodontal. Gejala penyakit periodontal

meliputi gusi yang berdarah, bengkak, jaringan yang radang, garis gusi

7

yang menyusut, pembentukan celah atau kantong antara gigi dan gusi,

dan kehilangan gigi secara tiba-tiba

3) Plak

Adalah transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar

kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan

netralisasi, yang akhirnya mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.

Asam akhirnya merusak gigi dan email. Pada kasus berat, merusak pulpa

atau jaringan spon dalam gigi. Lubang pertama kali mulai sebagai

diskolorasi pengapuran putih dari gigi. Selanjutnya dengan

berkembangnya lubang, gigi menjadi kehitaman atau kecoklatan.

4) Halitosis

Merupakan bau napas, hal ini merupakan masalah umum rongga mulut

akibat hygiene mulut yang buruk, makanan tertentu atau proses infeksi.

Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya

adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.

5) Keilosis

Merupakan gangguan bibir retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi

vitamin, nafas mulut, dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan

keilosis. Pemberian minyak bibir dapat mempertahankan kelembaban,

dan salep anti jamur atau bakteri memperkecil perkembangan

mikroorganisme.

6) Stomatitis

Kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,

defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur atau penggunaan

obat kemoterapi.

7) Glosisitis

Peradangan lidah hasil karena infeksi atau cidera, seperti luka bakar atau

gigitan.

8) Gingivitis

Peradangan gusi biasanya akibat hygiene mulut yang buruk, defisiensi

vitamin, atau diabetes mellitus. Perawatan mulut khusus merupakan

8

keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa

mulut yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi.

4. Cara melakukan oral hygiene

Menurut Wijayanti (2011), pada pasien yang sadar dan sudah mulai

mandiri, tatalaksana pembersihan rongga mulut dapat dilakukan dengan

efektif, yaitu;

1) Kegiatan sikat gigi

Sangat penting untuk mengenal teknik sikat gigi yang tepat, motivasi

untuk sikat gigi secara teratur serta pemilihan pasta gigi yang sesuai.

Teknik menyikat gigi secara horizontal adalah salah karena lambat laun

menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi, sehingga penyakit jaringan

periondontal akan lebih mudah terjadi. Pemilihan bulu sikat yang halus

juga penting agar tidak melukai gusi; sikat gigi harus diganti minimal tiap

bulan. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride, karena dapat

menurunkan angka karies dan selanjutnya juga akan terhindar dari

penyakit jaringan periodontal.

Menggosok gigi secara benar dan teratur dua kali sehari dapat mengurangi

resiko terjadinya kerusakan gigi. Berikut adalah sekilas tata cara menyikat

gigi yang dianjurkan:

a) Gosoklah seluruh permukaan

gigi yang menghadap ke pipi dan

lidah. Pastikan seluruh permukaan

telah tergosok. Untuk gigi atas

gerakan sikat dari atas ke bawah

dan sebaliknya untuk gigi bawah

gerakan sikat dari bawah ke atas.

   

9

b) Gosoklah dengan lembut

permukaan gusi dan lidah 

c) Posisi sikat gigi kurang lebih 45

derajat di daerah perbatasan antara

gigi dan gusi sehingga gusi tidak

terluka.

   

Biasakan menyikat gigi sebelum tidur. Pada saat seseorang sedang

tidur, produksi air liur menurun, sehingga alirannya pun jauh berkurang.

Padahal air liur memiliki efek self-cleansing, yaitu berfungsi untuk

membilas plak yang melekat di gigi. Tidur malam bisa memakan waktu

hingga 8 jam. Pada rentang waktu selama itu, plak mengalami maturasi, di

mana jumlah bakterinya lebih banyak. Pada waktu itulah gigi rentan

terhadap proses karies atau gigi berlubang.

2) Berkumur dengan antiseptik

Yang cukup murah dan efektif adalah dengan air hangat dicampur

garam. Berkumur lebih diperlukan untuk penyakit-penyakit jaringan

gingiva serta jaringan periodontal. Berkumur saja tidak terbukti mencegah

10

karies gigi; penting ditekankan bahwa berkumur bukanlah pengganti

menyikat gigi untuk upaya mencegah karies.

3) Pembersihan dengan atau benang gigi

Dental floss atau benang gigi cukup baik untuk membersihkan plak di

sela-sela gigi, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat

melukai gingiva dan menyebabkan gingivitis.

4) Penggunaan pembersih lidah

Pembersih lidah dapat digunakan untuk membersihkan dorsum lingual.

Tumpukan debris di dorsum lingual mengandung bakteri oportunis dan

kandida sebagai fl ora normal maupun patogenik.

Pada pasien yang tidak sadar, oral hygiene nya tambahin juga yah,,,

11

vista, 20/11/13,
Gosok pd px gk sadar

DAFTAR PUSTAKA

Ayuditha, 2011. Oral Hygiene dalam Perawatan Ortodonti. Diakses dari

repository.usu.ac.id/bitstreampada 20 November 2013

American Dental Hygienist Assiciation (ADHA). 2008. Competencies for the

Advanced Dental Hygiene Practitioner (ADHP). Chicago, IL 60611.

Kohn WG, Collins AS, Cleveland JL, Harte JA, Eklund KJ, Malvitz DM. 2003.

Guidelines for Infection Control in Dental Health-Care; 52: 1-61.

Perry and Potter. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan

praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Ramadhan, I Putu Arya. 2012. Cara Menyikat Gigi Yang Benar . disitasi dari

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/07/cara-menyikat-gigi-yang-

benar/ pada tanggal 20 oktober 2013pukul 18:05

Wijayanti, Punik. 2011. Kebersihan rongga mulut dan gigi pada pasien stroke.

Cermon Dunia Kedokteran Edisi 182 Januari 2011.

12