“pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan...

25
BAB II PRINSIP-PRINSIP UMUM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan Sebelum kita membahas topik masalah yakni prinsip-prisip kepemimpinan pendidikan, alangkah lebih baiknya kita mengetahui dahulu tentang definisi kepemimpinan pendidikan. 1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang mempunyai arti bimbing. memimpin” berarti: 1) memegang tangan sambil berjalan; 2) menunjukkan jalan; mengetuai, mengepalai; 3) melatih (mendidik, mengajar dsb). pemimpin, mempunyai arti orang yang memimpin, (juga dalam arti kiasan seperti penuntun, pengajar, pemuka, kepala pasukan dsb). 1 kepemimpinan” berarti perihal pemimpin, cara memimpin. 2 Dalam buku Management, A Guide to Executive Command” yang ditulis James M. Black menyatakan: Leadership is capability of persuading others to work together direction as a team to accomplish certain designated objectives (kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau melakukan sutau tujuan tertentu. 3 Menurut Peter G. Northouse (2013:2) definisi kepemimpinan mengalami evolusi (perubahan) sesuai masanya: 1 Poerwodarminto, Op. Cit., hal. 654-655. 2Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Gramedia, Cet. VII. Edisi IV, 2014, hal. 1075. 3 Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.BA., Ir. H. Arviyan Arifin, Islamic Leadership, Jakarta, Bumi Aksara, Cet. II, 2013, hal. 106. 19

Transcript of “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan...

Page 1: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

BAB II

PRINSIP-PRINSIP UMUM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Sebelum kita membahas topik masalah yakni prinsip-prisip kepemimpinan

pendidikan, alangkah lebih baiknya kita mengetahui dahulu tentang definisi

kepemimpinan pendidikan.

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang mempunyai arti

bimbing. “memimpin” berarti: 1) memegang tangan sambil berjalan; 2)

menunjukkan jalan; mengetuai, mengepalai; 3) melatih (mendidik, mengajar

dsb). “pemimpin”, mempunyai arti orang yang memimpin, (juga dalam arti

kiasan seperti penuntun, pengajar, pemuka, kepala pasukan dsb).1

“kepemimpinan” berarti perihal pemimpin, cara memimpin.2

Dalam buku “Management, A Guide to Executive Command” yang

ditulis James M. Black menyatakan: Leadership is capability of persuading

others to work together direction as a team to accomplish certain designated

objectives (kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan orang lain supaya

bekerja sama di bawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai atau

melakukan sutau tujuan tertentu.3

Menurut Peter G. Northouse (2013:2) definisi kepemimpinan

mengalami evolusi (perubahan) sesuai masanya:

1 Poerwodarminto, Op. Cit., hal. 654-655.2Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, PT Gramedia, Cet. VII. Edisi IV, 2014, hal. 1075.

3 Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.BA., Ir. H. Arviyan Arifin, Islamic Leadership, Jakarta,Bumi Aksara, Cet. II, 2013, hal. 106.

19

Page 2: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

20

1900-1929, kepemimpinan didefinisikan sebagai “kemampuan yangmenekankan hasrat pemimpin terhadap orang yang dipimpin danmendorong kepatuhan, penghargaan, loyalitas, dan kerjasama (Moore,1927, hal. 124)

1930-an, kepemimpinan didefinisikan sebagai interaksi karakterkpribadian khusus yang dimiliki seseorang dengan yang dimilikikelompok. Dicatat juga bahwa walaupun sikap dan aktivitas dari banyakorang dipengaruhi oleh satu orang, para pegikut juga memngaruhipemimpinnya.

1940-an, kepemimpinan yang didefinisikan sebagai perilaku individu saatmengarahkan aktivitas kelompok (Hemphill, 1949). Di waktu yang sama,kepemimpinan dengan persuasi dibedakan dari “sikap dan metode dalammengawasi orang” atau kepemimpinan dengan pemaksaan (Copeland,1942).

1950-an, tiga tema yang mendominasi definisi kepemimpinan selamadecade ini:- Keberlangsungan teori kelompok, yang membentuk kepemimpinan

sebagai apa yang dilakukan pemimpin dalam kelompok;- Kepemimpinan sebagai hubungan yang mengembangkan tujuan

bersama, dan mendefinisikan kepemimpinan berdasarkan para pelakupemimpin; dan

- Keefektifan, di mana kepemimpinan didefinisikan oleh kemampuanuntuk memengaruhi seluruh keefektifan kelompok.

1960-an, definisi utama tentang kepemimpinan sebagai perilaku yangmemengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan bersama, telahdigarisbawahi oleh Seeman (1960) yang menggambarkan kepemimpinansebagai “tindakan oleh orang-orang yang memngaruhi orang lain dalamarah yang sama” (h.53).

1970-an, kepemimpinan dilihat sebagai “membentuk danmempertahankan kelompok atau organisasi untuk mencapai tujuankelompok atau organisasional” (Rost, 1991, h.59). Tetapi definisi Burn(1978) merupakan konsep terpenting tentang kepemimpinan:“Kepemimpinan adalah proses mobilisasi timbal balik oleh orang-orangdengan motif dan nilai tertentu, beragam sumber daya ekonomi, politik,dan lainnya, dalam konteks persaingan dan konfli, untuk menyadari tujuanyang dimilki secara mandiri atau bersama oleh pemimpin atau pengikut”(h. 425).

1980-an, dekade ini kepemimpinan dibagi menjadi beberapa tema:- Lakukan seperti yang diminta pemimpin. Definisi kepemimpinan

umumnya tetap menyampaikan pesan bahwa kepemimpinan membuatpengikut melakukan apa yang diinginkan atasan.

- Pengaruh. Dalam upaya membedakan kepemimpinan dari manajemen,akademi menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh yang tidakbersifat memaksa.

- Sifat. Dicetuskan oleh buku laris In Search Excellence (Peters &Waterman, 1982). Sebagai hasilnya, banyak pemahaman orang tentangkepemimpinan didasarkan pada orientasi sifat.

Page 3: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

21

- Trasnformasi. Burn (1978) dipuji karena gerakan yang mendefinisikankepemimpinan sebagai proses transformasional.

Memasuki Abad 21Setelah ketidakcocokan selama berpuluh tahun, pakar kepemimpinansepakat tentang satu hal: Mereka tidak menghasilkan suatu definisibersama untuk kepemimpinan. Intinya, kepemimpinan adalah konsep yangkompleks sehingga suatu definisi yang pasti akan sulit didapat. (Diadaptasidari Leadership for The Twenty-First Century, by J.C. Rost, 1991, NewYork: Praeger)4

Dari definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan

tidak ada kesamaan dalam pengertian kepemimpinan. Artinya, apakah

kepemimpinan itu dipengaruhi oleh kelompok, ataukah oleh sifat-sifat

seorang pemimpin, atau kepemimpinan itu memang anugerah dari Yang

Maha Kuasa yang diberikan kepada seseorag sehingga dia mempunyai

kemampuan untuk memimpin.

Namun dapat ditarik benang merah dari berbagai definisi di atas,

kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi kelompok

melakukan apa yang diinginkan pemimpin untuk mencapai tujuan bersama.

2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata dasar “didik” yang mempunyai arti

memelihara dan memberikan latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak atau

kecerdasan. “Pendidikan” berarti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya)

mendidik.5

4 Peter G. Northhouse, Kepemimpinan: Teori dan Praktik (Terj. Dr. Ati Cahyani), PT.Indeks, Jakarta, Edisi VI, 2013, hal. 2-4.

5 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka,Cetakan Ketiga, 2006, hal. 291.

Page 4: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

22

Menurut para ahli, pendidikan mempunyai banyak definisi yang satu

sama lain tidak jauh berbeda, antara lain:

a) John DeweyPendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapanfundamental secara intelektual dan emosional kea rah alam sesamamanusia.

b) J.J. RoussseauPendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masakanak-kanak, akan tetapi kita membutuhknnya pada waktu dewasa.

c) Ki Hajar DewantaraPendidikan yaitu tuntunan di dalaam hidup tumbuhnya anak-anak,adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodratyang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggotamasyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yangsetinggi-tingginya.

d) Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaluikegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. 6

e) Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktifmrngembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dannegara.7

3. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan, menurut Dirawat adalah suatu

kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir, dan menggerakkan

orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan

dari pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar supaya kegiatan-kegiatan

yang dijalankan dapat lebih efesien dan efektif didalam pencapaian tujuan-

tujuan pendidikan dan pengajaran.8

6 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Cetakanke-10, 2012, hal. 2-3.

7 UU Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 1 Ayat 1), hal. 2.8 Hefniy Rozak M.Pd., Kepemimpinan Pendidikan dalam Al-Qur'an, Tinjauan Sakralitas,

Profanitas dan Gabungan, Yogyakarta, Teras, 2014, hal. 11.

Page 5: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

23

Kepemimpinan dalam pendidikan hakikatnya melibatkan banyak

stakeholder yang sangat berperan penting dalam kelangsungan proses

pengembangan kualitas pendidikan, diantaranya :

Kepala Sekolah : Kepala Sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah

secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah pemimpin formal

pendidikan di sekolahnya.

Guru : Guru adalah pemimpin yang menentukan kondisi kenyamanan proses

belajar mengajar di dalam kelas. Guru adalah pemimpin yag menciptakan

siswa yang berkualitas.

Orangtua/Masyarakat : Orangtua adalah motivator peserta didik untuk selalu

hadir dalam proses pembelajaran.9

Dari pemaparan di atas, maka tiap-tiap individu yang merasa terpanggil

untuk melaksanakan tugas memimpin di dalam lapangan pendidikan dapat disebut

sebagai pemimpin pendidikan, misalnya orang tua di rumah, guru di sekolah,

kepala sekolah di sekolah, kepala kantor departemen pendidikan dan kebudayaan,

maupun pengawas pendidikan di kantor departemen pendidikan dan kebudayaan

dan di daerah pelayanannya, juga pendidik lain. Kepemimpinan sangat dibutuhkan

dalam pembinaan pendidikan. Bisa dikatakan, kepemimpinan adalah suatu

kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga

tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama.

Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua

sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Pendidikan sendiri

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

9 Asep Suryana, M.Pd, Kepemimpinan Dalam Pendidikan, Jakarta, PT Raja GrafindoPersada, 2010, hal. 13.

Page 6: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

24

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.10 Jadi dari uraian diatas, penyusun dapat menyimpulkan

bahwa kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan untuk mendorong

atau mempengaruhi dalam lingkup penggerakan pelaksanaan pendidikan demi

tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatannya

pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi

bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap

pemberian tugas pemimpin harus memberikan arahan dan bimbingan yang jelas,

agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah dan hasil yang

dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama itu, pemimpin kelompok

yang satu bergantung pada pemimpin dan kelompok yang lain. Seseorang tidak

dapat menjadi pemimpin jika terlepas dari kelompok. Kepemimpinan merupakan

suatu sifat dari aktivitas kelompok. Setiap orang sebagai anggota suatu kelompok

dapat memberikan sumbangannya untuk kesuksesan kelompoknya.

Di dalam suatu kelompok harus ada persatuan. Persatuan harus dibentuk

dan dibina oleh pemimpin kelompok itu. Di bawah kepemimpinannya, baik

pemimpin maupun ayng dipimpin, harus berusaha bersama untuk mencapai tujuan

kelompok itu. Persatuan harus diciptakan dan dipelihara dalam kelompok. Jika

tidak, kelompok itu hanya merupakan kumpulan dari individu-individu, yang

seorang terpisah dari yang lain.

10 Dikutip dari Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Page 7: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

25

Kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak daripada semua

sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Pendidikan sendiri

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

B. Siginifikansi Kepemimpinan dalam Pendidikan

Kepemimpinan merupakan faktor penentu bagi efektif dan efisiennya

suatu organisasi. Sehingga, kualitas pemimpin menentukan keberhasilan lembaga

atau organisasinya. Sebab, pemimpin yang sukses itu mampu mengelola

organisasi, dapat mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan menunjukkan

jalan yang benar yang harus dikerjakan bersama.

Oeteng Sutisna mengutip pendapat Keith Davis megatakan: “Tanpakepemimpinan suatu organisasi hanyalah sejumlah orang yang kacau,kepemimpinan ialah kemampuan untuk membujuk orang lain supaya mengejartujuan yang telah ditetapkan dengan bergairah. Kepemimpinan mengubah potensimenjadi kenyataan. Ia adalah tindakan akhir yang membawa keberhasilan semuapotensi yang ada pada organisasi dan orang-orangnya”.11

Dalam berbagai bidang kehidupan tidak terlepas dari kepemimpinan.

Banyak dari pemimpin-pemimpin di masyarakat yang kurang bisa mengemban

amanah kepemimpinannya. Termasuk juga kepemimpinan dalam pendidikan yang

tidak professional akan menjadi batu sandungan dalam memajukan lembaga

pendidikannya. Hal ini bisa mengakibatkan buruknya iklim dan bdaya sekolah,

bahkan bisa menimbulkan konflik antar pribadi ataupun kelompok.

11 Oeteng Sutisna, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional,(Bandung: Angkasa, 1989), hal. 193.

Page 8: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

26

Bahwa salah satu faktor pendorong kemajuan adalah kepemimpinan yang

kuat sekaligus melayani masyarakat. Pemimpin yang kuat sekaligus melayani

adalah pemimpin yang berhasil menerapkan prinsip kepemimpinan, bahwa inti

kepemimpinan adalah memengaruhi (leadership is influence). Dalam hal ini,

memengaruhi orang-orang yang dipimpin untuk melaksanakan sesuatu demi

mencapai tujuan bersama, bukan kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan

tertentu.

Kepemimpinan dalam pendidikan sangat berkaitan dengan masalah kepala

sekolah dalam menentukan kebijakan di dalam masyarakat sekolah. Dalam hal ini

perlaku kepala sekolah harus bisa mendorong kinerja guru dan pegawai lainnnya

serta dapat mengarahkan dan memotivasi seluruh warga sekolah untuk bekerja

sama dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sekolah.

Kepemimpinan dalam pendidikan sangat diperlukan di dalam manajemen

pendidikan karena pada dasarnya setiap instansi atau lembaga pendidikan

diperlukan sebuah figur seorang pemimpin. Ibarat kapal, pemimpin inilah yang

akan menahkodai lembaga tersebut untuk mengarungi bahtera dunia pendidikan.

Ia akan mengendalikan dan mengatur segala sesuatu yang yang dibutuhkan untuk

dibawa ke suatu tujuan tertentu.

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa manusia itu mahluk sosial. Untukitu, ia tidak dapat hidup sendirian. Lebih jauh ia melihat ada dua faktor yangmenyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhanakan keturunan demi keberlangsungan hidup umat manusia. Dan hal ini bisa dilakukan melalui pergaulan antara laki-laki dan perempuan dan keluarga. Kedua,saling membantu dalam menyediakan makanan, pakaian dan pendidikan anak(diperlukan kerja sama dan saling membantu antar manusia).12

12 J. Abdul Rojak. Politik Kenegaraan: Pemikiran Politik Al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah.Surabaya, Bina Ilmu, 1999, hal. 95.

Page 9: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

27

Ini berarti kerjasama dan saling membantu antarmanusia menjadi suatu

keharusan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menurut

pendapat Al-Ghazali di atas, untuk pengadaan kebutuhan-kebutuhan manusia,

diperlukan pembagian tugas antara para anggota masyarakat dan penguasa yaitu

hubungan antar pemuka, baik agama dan pemerintah dengan dasar saling

menolong.

Kepemimpinan dibidang apapun berhubungan dengan ketaatan atau

loyalitas. Dalam kepemimpinan rumah tangga, misalnya, loyalitas pertama adalah

kepada Allah dalam menjalankan hukum keluarga. Pria sebagai suami adalah

pemimpin yang harus ditaati oleh istri dan anak-anaknya sebagai anggota

keluarga. Ketaatan kepada suami dan ayah dalam batas-batas yang telah

ditetapkan hukum Allah, sebagai kepala rumah tangga merupakan suatu

keharusan. Rumah tangga adalah unit terkecil masyarakat.

Dalam menjalankan amanah kepemimpinan, seorang pemimpin

membutuhkan prinsip-prinsip yang dijadikan pijakan dalam menentukan

kebijakan. Prinsip-prinsip ini harus didasarkan pada patokan yang baku yaitu Al-

Qur’ān.

Secara umum, peranan pemimpin dalam organisasi sangat mempengaruhi

keberlangsungan organisasi tersebut. Peranan pemimpin inilah yang akan

menggerakkan organisasi, antara lain:

1. Membantu menciptakan iklim sosial yang baik.

2. Membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri.

3. Membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja.

Page 10: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

28

4. Mengambil tanggungjawab untuk menetapkan keputusan bersama dengan

kelompok.

5. Memberi kesempatan pada kelompok untuk belajar dari pengalaman.13

Dalam organisasi pendidikan antara lain adalah sekolah, secara formal

Kepala sekolah adalah pemimpin secara keseluruhan, Sehingga Kepala sekolah

harus memahami fungsi kedudukan, diantaranya:

1. Membawa perubahan yang signifikan.

2. Menciptakan visi dan menuangkan misi dalam kenyataan.

3. Menetapkan kebijakan dan tujuan yang hendak dicapai

4. Mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun dan menggerakkan seluruh

anggota (sumber daya) untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Pemimpin

dalam mengelola sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi

secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah

mempunyai tugas merencanakan, mengorganisasikan, mengawasi, dan

mengevaluasi, seluruh kegiatan pendidikan di sekolah. Berikut peranan Kepala

Sekolah dalam tugas dan tanggungjawabnya :

Mengatur proses belajar mengajar.

Memperkirakan dan mengalokasikan sumber daya.

Mengatur administrasi sekolah.

Mengatur pembinaan kemuridan/kesiswaan.

Mengatur hubungan dengan masyarakat.14

13 Asep Suryana, Op.Cit., hal. 13.14 Ibid. hal. 23.

Page 11: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

29

Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada manajemen

berbasis sekolah, kepala sekolah memiliki otonomi yang tinggi dalam memajukan

dan mengembangkan sekolahnya. Dalam konteks pemerintah daerah dan

desentrilasasi pendidikan, para pejabat pemerintah harus paham tentang

pentingnya kepemimpinan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan tingkat

sekolah yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan sekolah efektif, dan

pembelajaran yang berkualitas.15

Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif dapat dianalisis berdasarkankriteria sebagai berikut:

1. Mampu memberdayakan pendidik dan tenaga kependidikan serta seluruhwarga sekolah untuk mewujudkan proses pembelajaran yang berkualitas,lancer dan produktif.

2. Dapat menyelesiakan tugas dan pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran.3. Mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sehingga

dapat melibatkan mereka secara aktif dalam rangka mewujudkan visi danmisi sekolah serta tujuan pendidikan.

4. Mempu menerapkan prinsip kepemimpinan sesuai dengan tingkatkedewasaan pendidik dan tenaga kependidikan lain di sekolah.

5. Dapat bekerja secara kolaboratif dengan tim manajemen sekolah.6. Dapat mewujudkan tujuan sekolah secera efektif, efesien, produktif, dan

akuntabel sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.16

C. Prinsip-Prinsip Umum Kepemimpinan Pendidikan

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia dinyatakan, prinsip adalah asas

(kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya).17

Sedang menurut Wikipedia, Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau

kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok

sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.18

15 Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah,Jakarta, PT Bumi Aksara, Cet. II, 2012, hal. 18.

16 Ibid. hal. 18-19.17 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, PN Bakti Pustaka, Jakarta, 2009, hal. 768.18 https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip (dikutip tanggal 23 Januari 2016).

Page 12: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

30

Menurut istilah, prinsip (al-aṣl) dalam Bahasa Arab bermakna sesuatu

yang dijadikan dasar dari bangunan, atau dasar yang di atasnya ditegakkan sesuatu

baik yang bersifat materiil maupun immateriil.19

Dari definisi prinsip di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prinsip

adalah sesuatu yang sudah menjadi dasar pedoman yang dianggap benar untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

Arti kata umum menurut bahasa adalah mengenai seluruh atau sekaliannya

(tidak khas, tidak khusus)20, atau mengenai seluruhnya atau semuanya; secara

menyeluruh, tidak menyangkut yang khusus (tertentu) saja, untuk orang banyak;

(untuk orang) siapa saja.21

Yang dimaksud ‘umum’ di sini adalah yang masih luas ruang lingkupnya. Sedang

yang dimaksud prinsip umum adalah dasar pedoman yang menjadi landasan

menentukan kebijaka yang masih luas ruang lingkupnya.

Dalam mengemban amanah dalam pendidikan perlu dipahami dan

dilaksanakan prinsip-prinsip kepemimpinan secara umum yang berlaku, yaitu:22

1. Kapasitas Integratif

Prinsip kapasitas integratif adalah prinsip yang sangat penting bagi seorang

pemimpin, karena hanya dengan kapasitas yang demikianlah administrasi dan

organisasi dapat digerakkan sebagai suatu total sistem ke arah pencapaian

tujuan yang telah ditentukan.

19 Ridwan HR. SH., M.Hum., Fiqih Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, FH UIIPress, Yogyakarta, Cet. Pertama, 2007, hal. 14-15.

20 Poerwodarminto, Op.Cit., hal. 1337.21 http://kbbi.web.id/umum22 Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,

Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2014, hal. 54.

Page 13: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

31

Integritas merupakan tindakan yang konsisten, baik di dalam maupun di luar

nilai-nilai batin. Pemimpin dengan integritas tinggi adalah sama di dalam dan

di luar batinnya, dalam makna apa yang ada di dalam diri maupun

penampakan di permukaan.23 Dengan begitu seorang pemimpin harus

memiliki kepercayaan dari pengkutnya oleh karenanya harus menampilkan

integritas. Jujur transaksi, diprediksi reaksi, emosi terkontrol dengan baik,

tidak mudah marah. Selain itu pemimpin dengan integritas tinggi akan lebih

mudh didekati oleh pengikutnya.

Dengan prinsip ini seorang pemimpin pendidikan harus bisa menyatukan visi,

misi, dan tujuan yang hendak dicapai kepada seluruh civitas pendidikan agar

dalam menjalankan fungsi masing-masing berjalan sesuai dengan gerak dan

langkah program-program yang dicanangkan.

2. Kooperatif

Yaitu dalam proses kepemimpinannya kepala sekolah hendaknya

mementingkan kerjasama dengan orang-orang yang dipimpinnya, karena

dalam prinsip kooperatif ini partisipasi harus ditingkatkan menjadi kerjasama

yang dinamis. Dimana setiap anggota disamping bertanggungjawab terhadap

tugasnya masing-masing, juga harus merasa berkepentingan pada masalah

yang menyangkut sukesnya pekerjaan anggota-anggota yang lain. Dengan

adanya perasaan dan kesadaran semacam itu, mungkin mereka akan saling

bantu-membantu serta bekerja sama dalam setiap usaha serta dalam

memecahkan masalah- masalah yang timbul dalam lembaga kerjanya, yang

23 Sudarwan, Op.Cit., hal. 35.

Page 14: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

32

mungkin bisa menghambat keberhasilan dalam mencapai tujuan dari lembaga

kerja tersebut.

Dalam kepemimpinan kooperatif memungkinkan pekerjaan merupakan

tanggungjawab bersama dan adanya kerjasama yang baik antara subsistem

yang ada di dalam organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Namun kepemimpinan kooperatif harus menyadari tidak semua pegawai

mampu menjalin kerjasama, baik dengan sesama rekan kerja maupun dengan

atasannya. Dalam kaitannya dengan ini terkadang terjadi kesenjangan antara

bawahan dengan sesama bawahan maupun antara bawahan dengan atasan.

Untuk itu dibutuhkan prinsip-prinsip yang lain untuk mengatasi hal tersebut.

Setiap permasalahan yang timbul akan dapat diselesaikan dengan duduk

bersama untuk dibicarakan jalan keluar yang terbaik untk semua. Semua

mempunyai hak suara untuk mngemukakan pendapat dalam menentukan

kebijakan. Seorang pemimpin harus bisa mengokomodasi pendapat-pendapat

tersebut dan merangkumnya dengan kebijakan yang dapat diterima seluruh

anggota.

Sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus berusaha membangkitkan

dan memupuk kesadaran pada setiap anggotanya agar mereka ikut

bertanggung jawab, dan selanjutnya ikut aktif dalam memikirkan serta

memecahkan masalah-masalah yang menyangkut perencanaan, program

pendidikan dan pembelajaran. Karena keberhasilan dalam memperoleh

keputusan yang tepat maupun pemecahan masalah di suatu lembaga

pendidikan secara memuaskan hanya dapat dicapai melalui usaha pemimpin

dengan mengikut sertakan anggota-anggotanya.

Page 15: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

33

3. Rasionalitas dan Obyektivitas

Yaitu sebagai pemimpin tidak akan berhasil apabila menggerakkan

organisasinya dengan cara emosional. Artinya jika emosi merajai cara

berpikir seorang pemimpin, maka rasionalitas dan obyektivitas akan

berkurang dan yang pada gilirannya keputusan yang dibuat tidak akan tepat.

Kepemimpinan rasional ini ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang

didasarkan pada kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya, semakin tinggi

kedudukan manajerial seseorang semakin besar pula tuntutan kepadanya

untuk membuktikan kemampuannya untuk berpikir. Hasil pemikiran itu akan

terasa dampaknya tidak hanya dalam organisasi, akan tetapi juga dalam

hubungan organisasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan di luar

organisasi tersebut.

Dalam memandang atau memutuskan suatu masalah seorang pemimpin harus

terbuka, artinya memandang dari segala sisi dan kronologinya. Keterbukaan

berarti mampu mendengarkan ide-ide baru, bahkan mungkin tidak sesuai

dengan cara berpikir biasa. Keterbukaan dalam kepemimpinan akan

membangun saling menghormati antara pemimpin dan pengikut serta membuat

tim secara baik dengan gagasan-gagasan baru untuk mewujudkan visinya.

Artinya seorang pemimpin harus mengedepankan keadilan dalam

memandang permasalahan secara utuh, tidak berat sebelah. Dengan demikian

orang-orang yang dipimpin akan merasa terayomi dengan kejelasan status

mereka, karena yang bersalah akan mendapat hukuman dan yang berprestasi

akan mendapat penghargaan.

Page 16: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

34

4. Adaptabilitas dan Fleksibilitas

Yaitu jika ada pendapat yang mengatakan bahwa satu-satunya hal yang

konstan di dunia ini adalah perubahan, maka sikap kaku dan apriori akan

merugikan seseorang dalam menjalankan peranannya selaku pemimpin. Maka

dari kefleksibelan suatu organisasi akan menjamin hubungan kerja dan tata

kerja yang sesuai denagn kenyataan dan masalah baru yang muncul dan

selalu berubah. Perubahan tersebut tidak bisa terlepas dari berbagai hubungan

kemanusiaan diantara anggota staf. Dengan demikian prinsip fleksibilitas

merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi.

Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan. Kepemimpinan

adaptif berarti kepemimpinan yang mudah menyesuaikan dirinya dengan

perubahan dan keadaan baru. Perubahan selalu membentuk pandangan baru,

dan pandangan baru akan mempengaruhi berbagai peristiwa yang sedang

berjalan. Bila pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya untuk menjawab

pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan untuk mejalani

perubahan itu.

Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pemimpin yang dapat secara

fleksibel menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan perkembangan dan

kondisi staf.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, fleksibel mempunyai arti 1 lentur;

mudah dibengkokkan; luwes.24

24 Poerwodarminto, Op. Cit., hal. 331.

Page 17: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

35

Menurut definisi tersebut bukan berarti pemimpin seperti bunglon, ikut sana

ikut sini, tapi pemimpin akan mengambil sikap dalam menentukan kebijakan

sesuai dengan situasi dan kondisi yang dapat menguntungkan organisasi.

Dalam bekerja, pemimpin tidak sendirian. Ia membutuhkan staf atau pengikut

yang membantu dalam menyelesaikan pekerjaan kepemimpinannya. Karena

itu ia harus bisa menyesuaikan kondisi dan tempat kerja serta tahu kondisi

orang-orang yang bekerja bersamanya. Adaptasi dibutuhkan supaya

pemimpin tidak canggung dalam bekerja baik dalam bentuk perintah kepada

stafnya ataupun dalam pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-sama.

Juga tak kalah pentingnya adalah kelenturan dalam memimpin. Apabila

seorang pemimpin kaku dalam kepemimpinannya, orang yang di sekitarnya

akan enggan mendekat bahkan tak peduli dengan apa yang menjadi tanggung

jawabanya karena pemimpinnya bertindak semaunya.

Dalam pelaksanaannya prinsip ini akan mendorong pemimpin untuk

mengembangkan semua potensi kemampuan sumber daya, khususnya sumber

daya manusia menjadi lebih dinamis, kreatif, dan inovatif dalam menjawab

semua tantangan yang muncul. Seorang pemimpin yang muncul untuk

mengelola semua kekuatan dan menghilangkan semua kelemahan dalam

sebuah proses kerja yang selalu lebih peduli kepada kesatuan dan keutuhan

sumber daya manusianya dalam sebuah hubungan kerja yang harmonis dan

Kesuksesan kolaborasi kerja antara pemimpin dengan semua kekuatan

sumber dayanya, sebagai pemimpin ia harus menunjukkan kekuatan dirinya

untuk bekerja melewati semua batasan dan mampu membangun hubungan

kerja yang harmonis antara unit kerja dalam sebuah rangkaian gerbong

Page 18: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

36

organisasi yang utuh dan penuh. Sinergi tidak pernah mengajarkan untuk

terpisah-pisah, sinergi selalu berprinsip menjadikan semua kekuatan

organisasi dalam bentuk unit kerja-unit kerja menjadi satu kesatuan utuh dan

penuh dalam bentuk organisasi besar.

5. Delegasi

Yaitu sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah harus menyadari bahwa

kemampuannya sebagai manusia adalah terbatas, sehingga perlu

mendelegasikan kekuasan, wewenang dan tanggung jawabnya kepada

anggoga stafnya menurut kemampuan masing-masing, supaya proses kerja

tersebut secara keseluruhan dapat berjalan lancar, efektif dan efisien.

Pembinaan kepemimpinan melalui latihan dalam bentuk pendelegasian

merupakan salah satu cara yang cukup praktis bagi kepentingan peningkatan

mutu pendidikan di masa yang akan datang. Ini berarti bahwa sebernanya

keberhasilan dalam memimpin itu tergantung pada kemampuan dalam

mendelegasikan tugas dan tanggung jawab kepada bawahan secara efektif.

Seorang pemimpin harus bisa memilah-milah tugas pokok organisasinya dan

mengevaluasi yang dapat dan tidak dapat dilimpahkan pada orang-orang yang

dipercayainya. Pemimpin harus bersedia dan mempercayai orang-orang lain

sesuai posisi/jabatannya. Sedang penerima delegasi harus mampu memlihara

kepercayaan itu, dengan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.

Pendelegasian ini harus diwujudkan karena karena kemajuan kelompok/

organisasinya yang tidak mungkin diwujudkan sendiri. Sehubungan dengan

Page 19: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

37

itu musyawarah dan konsultasi ikut berperan, terutama bagi penerima

delegasi, agar selalu berorientasi pada kebijaksanaan umum dari pimpinan.25

Partisipasi dalam kepemimpinan hanya mungkin terwujud jika pemimpin

mengembangkan komunikasi yang memumngkinkan terjadinya pertukaran

pendapat, gagasan dan pandangan dalam memecahkan masalah-masalah,

yang bagi pemimpin akan dapat dimanfaatkan untuk mengambil keputusan-

keputusan.26

Seorang pemimpin harus bisa memberikan kepercayaan kepada koleganya

dalam menjalankan tugas yang diembannya untuk melakukan aktivitas

seluas-luasnya. Namun semua dalam pelaksanaannya harus terukur dan harus

bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan konstitusional.

6. Pragmatisme

Yaitu pemimpin pendidikan harus dapat membuat keputusan yang akurat

sesuai dengan kemampuan dan sumber-sumber yang tersedia. Ini merupakan

salah satu ciri pemimpin yang baik.

Kepemimpinan pragmatis adalah konsep kepemimpinan yang dibutuhkan

untuk membuat keputusan yang tepat waktu, cepat, efektif, tapi tidak

melanggar prinsip. Pragmatisme berarti konsentrasi pada fakta bukan emosi

atau cita-cita. Hal ini berarti, pemimpin harus bersikap realistis dengan

rencana, dan mau bertindak langkah demi langkah, untuk melakukan tindakan

produktif dari situasi yang nyata.

25 Ibid. hal. 78.26 Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Dra. H.M. martini Hadari, Kepemimpinan yang Efektif,

Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, Cet. V, 2006, hal. 75.

Page 20: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

38

Pemimpin pragmatis selalu berperilaku sangat praktis untuk mendapatkan

sebuah tujuan. Dia akan mengesampingkan semua hierarki, diagnosis, analisa,

metode, sistem, dan keyakinan; demi mendapatkan cara yang paling gampang

dalam menyelesaikan tugas atau tujuan. Pemimpin pragmatis bertindak dengan

melihat gambaran total dari sebuah realitas, dan memahami risiko yang ada

dalam realitas tersebut, lalu dengan pengalaman kepemimpinannya, dia akan

mengambil sikap melalui cara berpikir yang praktis, untuk mengatasi risiko dan

mengambil keuntungan dari realitas yang ada.

Permasalahan yang dihadapi seorang pemimpin memang sangat kompleks

yang mebutuhkan penyelesaian atau jalan keluar yang baik. Untuk itu dalam

memutuskan sesuatu harus melewati berbagai pertimbangan-pertimbangan

yang matang dengan melibatkan staf atau orang-orang yang bisa dianggap

bisa member masukan agar dalam keputusan final nantinya tidak

menyebabkan efek buruk ke depannya.

Seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu juga harus bisa mewujudkan

dan menterjemahkannya menjadi instruksi/perintah. Selanjutnya perintah

tidak ada artinya bila tidak dilaksanakan. Dalam melaksanakan perintah,

pemimpin harus bisa mengarahkan tujuan kepada orang-orang yang

dipimpinnya meuju apa yang akan yang akan dicapai. Intinya, kepemimpinan

adalah kemampuan pimpinan menggerakkan orang lain agar melaksanakan

tugas yang bersumber dari keputusan yang telah ditetapkan.

Page 21: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

39

7. Keteladanan27

Yaitu dalam memimpin lembaga pendidikan, permimpin pendidikan harus

dapat menjadi contoh yang baik. Pemimpin tidak hanya bisa memerintah dan

menilai kinerja bawahannya tetapi harus memberi contoh bekerja yang baik.

Seorang pemimpin dalam menghabiskan waktu atau energi apa saja yang

diperlukan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Pemimpin hatus mengilhami dedikasi dengan memberi contoh, melakukan

apapun untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya menuju visi.

Dengan memberi contoh yang baik, seorang pemimpin dapat menginspirasi

pengikutnya bahwa tidak ada yang disambilkan dalam pekerjaan yang harus

diselesaikan.

Dari sisi lain fungsi keteladanan berarti juga kesediaan pemimpin untuk tidak

berpangku tangan pada saat-saat orang yang dipimpin melaksanakan

keputusannya. Pemimpin tidak boleh hanya bisa membuat keputusan dan

memerintahkan pelaksanaanya, tetapi juga ikut dalam proses pelaksanaannya.

Pemimpin harus menjadi pribadi sebagai teladan yang baik bagi karyawan.

Mereka tidak harus mendengar apa yang diharapkan untuk dilakukan, tetapi

juga juga melihat pimpinannya sebgai contoh. “Kita harus menjadi sumber

perubahan seperti ingin kita lihat”, demikian ucapan Mahatma Gandhi.28

Dalam menjalankan prinsip-prinsip kepemimpinan pendidikan di atas,

peran pemimpin pendidikan sangat penting dalam menggerakkan pelaksanaan

pendidikan, sehingga visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat

tercapai secara efektif dan efisien.

27 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Rosdakarya, Bandung : 1996, hal. 10228 Prof. Dr. Sudarwan Danim, Op. Cit, hal. 33.

Page 22: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

40

Yang disebut pemimpin pendidikan adalah orang yang memiliki kelebihan

untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing, menggerakkan dan

mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan mutu

pendidikan.29

Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan adalah sebagian dari

tugas utama yang harus dilaksanakan. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang

dilakukan atau kegunaan suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangakan

fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam

kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa

setiap pemimpin berada didalam dan bukan diluar situasi itu.

Dalam Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah yang menyebutkan tentang kualifikasi seseorang menjadi

kepala sekolah/madrasah baik secara umum maupun khusus. Disebutkan juga

bahwa kepala sekolah/madrasah harus mempunyai kompetensi yang harus

dipenuhi, yaitu:

1. Kepribadian, yaitu: berakhlak mulia, memiliki integritas, bersikap terbuka,

memiliki bakat dan minat sebagai pemimpin.

2. Manajerial, yaitu: menyusun perencanaan, mengembangkan dan memimpin

sekolah/madrasah, mengelola keuangan, unit layanan, memanfaatkan

kemajuan teknologi, dan melakukan monitoring.

3. Kewirausahaan, yaitu; menciptakan inovasi bagi pengembangan

sekolah/madrasah, bekerja keras, pantang menyerah, memililki naluri

kewirausahaan.

29 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. ManajemenPendidikan, Bandung, Alfabeta, 2009, hal. 56.

Page 23: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

41

4. Supervisi, yaitu: merencanakan program dan melaksanakan supervise serta

menindaklanjuti supervise pendidikan.

5. Sosial, yaitu: bekerja sama dengan pihak lain, berpartisipasi kegiatan sosial,

dan memiliki kepekaan terhadap orang lain.30

Seorang pemimpim pasti menginginkan agar program yang telah

direncanakan agar berhasil dengan baik sesuai apa yang dikehendaki. Menurut Dr.

WA. Gerungan dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial, menyebutkan ada

tiga syarat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang berhasil, yaitu:

1. Ketajaman penglihatan sosial

Ketajaman penglihatan sosial disini adalah suatu kemampuan untuk melihat

dan mengerti gejala-gejala yang dimbul dalam masyarakat atau kehidupan

sehari-hari, khususnya mengenai perasaan, tingkah laku, keinginan, dan

kebutuhan-kebutuhan para anggota sesama organisasi. Kebutuhan-kebutuhan

itu dapat berupa kebutuhan pokok atau kebutuhan pelengkap.

2. Kemampuan berfikir abstrak

Kemampuan berfikir abstrak adalah pemimpin yang mempunyai otak yang

amat cerdas, karena mimiliki abstrak itu dibutuhkan oleh seorang pemimpin

untuk melihat, menafsirkan, dan menilai kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh anggota organisasi.

3. Keseimbangan Emosional

Seseorang yang emosinya tidak stabil, jangankan akan menjadi pemimpin

untuk orang lain, menenangkan diri sendiri saja tidak mampu. Seseorang

pemimpin harus dapat menciptakan rasa tenang dan aman kepada mereka

30 Dikutip dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 13 tahun 2007 tentangStandar Kepala Sekolah/Madrasah, 17 April 2007.

Page 24: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

42

yang dipimpinnya. Hal ini hanya mungkin dilakukan apabila dia sendiri

bersikap tenang dan aman, karena memiliki keseimbangan emosional.31

31 Dr. Gerungan, Dipl.Psych., Psikologi Sosial, Bandung, Refika Aditama, 2009, hal. 72.

Page 25: “pimpin” mimpin” - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/1426/3/BAB II.pdf · menyebabkan kenapa manusia itu menjadi makhluk sosial; pertama, kebutuhan akan keturunan demi

43