PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan...

104
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 2002). Laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001:27). Berdasarkan Statement Financial Accounting Concept (SFAC) nomor 1 dalam Ghozali dan Chariri (2005:89) mengatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur dan pengguna lain dalam pengambilan keputusan investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis dan rasional. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang memiliki wawasan bisnis dan ekonomi, supaya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, maka penyajian laporan keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh (full disclosure), artinya bahwa pengungkapan yang disajikan memberikan informasi secara lengkap dan terbuka, sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan untuk pengambilan keputusan adalah informasi atas laba. Informasi laba secara umum menjadi perhatian utama dalam penaksiran kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai 1

Transcript of PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan...

Page 1: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan

data atau aktivitas perusahaan tersebut. (Munawir, 2002).

Laporan keuangan harus mampu menggambarkan posisi keuangan

dan hasil-hasil usaha perusahaan pada saat tertentu secara wajar (Dwiatmini

dan Nurkholis, 2001:27).

Berdasarkan Statement Financial Accounting Concept (SFAC) nomor

1 dalam Ghozali dan Chariri (2005:89) mengatakan bahwa laporan

keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan

calon investor, kreditur dan pengguna lain dalam pengambilan keputusan

investasi, kredit dan keputusan lain yang sejenis dan rasional. Informasi

tersebut harus dapat dipahami oleh mereka yang memiliki wawasan bisnis

dan ekonomi, supaya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan dan dapat digunakan

untuk pengambilan keputusan, maka penyajian laporan keuangan dalam

laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh (full disclosure),

artinya bahwa pengungkapan yang disajikan memberikan informasi secara

lengkap dan terbuka, sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya.

Salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan

keuangan untuk pengambilan keputusan adalah informasi atas laba.

Informasi laba secara umum menjadi perhatian utama dalam penaksiran

kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Informasi laba merupakan

komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai

1

Page 2: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

2

kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang

representatif dalam jangka panjang, dan menaksir resiko investasi atau

meminjamkan dana (Kirschenheiter dan Melumad, 2002) dalam (Juniarti

dan Corolina, 2005:148). Pentingnya informasi laba ini disadari oleh

manajemen, sehingga manajemen cenderung melakukan disfunctional

behaviour (perilaku tidak semestinya), yaitu dengan melakukan perataan

laba untuk mengatasi berbagai konflik yang timbul antara manajemen

dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Sugiarto,

2003). Disfunctional behaviour tersebut dipengaruhi oleh adanya asimetri

informasi (information asymetry) dalam konsep teori keagenan.

Hubungan keagenan muncul ketika seorang individu atau lebih yang

disebut pemilik (principal) memperkerjakan individu yang lain atau

organisasi (agent) untuk melaksanakan pekerjaan dan kemudian

mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan oleh agen tersebut

(Brigham and Houston, 2001:2). Konflik keagenan akan muncul apabila

masing-masing pihak mempunyai perbedaan kepentingan dan ingin

memperjuangkan kepentingan masing-masing. Dalam hubungan keagenan,

manajer mempunyai asimetri informasi terhadap pihak eksternal perusahaan,

seperti kreditur dan investor.

Asimetri informasi antara agent dan principal dapat memicu manajer

untuk melakukan disfunctional behaviour. Asimetri informasi terjadi ketika

manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak

dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Adanya asimetri informasi akan

mendorong manajer untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya

terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja

manajer (Halim, dkk. 2005:120) Kesenjangan informasi antara kedua belah

pihak memicu munculnya perataan penghasilan Topik perataan laba (income

smoothing) terkait erat dengan konsep manajemen laba (earnings

management). Seperti halnya manajemen laba. Penjelasan konsep perataan

laba juga menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory). Teori

Page 3: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

3

ini menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh konflik

kepentingan antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) yang

timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan

tingkat kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000) Tindakan perataan

penghasilan bersih atau laba merupakan tindakan umum atau rasional bagi

para manajer untuk meratakan laba dengan menggunakan metode akuntansi

tertentu (Jatiningrum, 2000). Praktik perataan laba merupakan usaha

manajemen untuk menekan variasi dalam laba (Dwiatmini dan Nurkholis,

2001:30). Tindakan perataan laba berhubungan dengan bonus compensation

plan yang dikaitkan dengan kinerja manajemen yang dinilai melalui laporan

laba rugi. Perataan laba juga ditujukan untuk memperbaiki citra perusahaan

di mata pihak eksternal bahwa perusahaan memiliki risiko yang rendah

(Dwiatmini dan Nurkholis, 2001:30). Bagi manajemen, seringkali tidak

penting untuk melaporkan laba maksimal, bahkan manajemen lebih

cenderung melaporkan laba yang dianggap normal bagi perusahaan untuk

beberapa periode (Samlawi dan Sudibyo, 2000) Tindakan perataan laba ini

menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan bersih atau

laba menjadi menyesatkan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya

kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang

berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal (Jatiningrum,

2000). Perataan laba menjadi suatu hal yang merugikan investor, karena

investor tidak akan memperoleh informasi yang akurat mengenai laba untuk

mengevaluasi tingkat pengembalian dari portofolionya. Tindakan perataan

laba mengakibatkan pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak

memadai (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001:28). Fenomena ini merupakan

dampak negatif asimetri informasi dalam konsep teori keagenan.

Perataan laba dalam laporan keuangan merupakan hal yang biasa dan

dianggap masuk akal (Dwiatmini dan Nurkholis, 2001:28). Praktik perataan

laba didorong oleh berbagai faktor. Faktor-faktor pendorong perataan laba

dapat dibedakan atas faktor konsekuensi ekonomi dari pilihan akuntansi dan

Page 4: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

4

faktor-faktor laba. Faktor-faktor konsekuensi dari pilihan akuntansi

merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh angka-angka akuntansi, sehingga

perubahan akuntansi yang mempengaruhi angka-angka akuntansi akan

mempengaruhi kondisi itu. Sedangkan faktor-faktor laba adalah pengaruh

dari angka-angka laba periodik yang dengan sendirinya juga mendorong

perilaku perataan laba. Perataan laba tidak akan terjadi jika laba yang

diharapkan tidak terlalu berbeda dengan laba yang sesungguhnya (Prasetio,

dkk. 2002)

Berangkat dari fenomena di atas maka penelitian ini akan

membuktikan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan perataan

laba yang belum sepenuhnya menunjukkan hasil yang konsisten antara

penelitian yang satu dengan penelitian yang lainnya. Dalam penelitian ini

hanya akan mengambil tiga faktor saja yaitu Profitabilitas, Total Debt to

Total Asset (DAR), dan Price Earning Ratio (PER).

Profitabilitas, menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan atau laba. Perhatian investor yang besar pada

tingkat profitabilitas perusahaan dapat mendorong manajer untuk

melakukan perataan laba. Profitabilitas dapat digunakan sebagai pengukur

kinerja perusahaan dan dapat mempengaruhi para investor maupun kreditur

untuk keputusan investasi dan pemberian kredit. Perusahaan dengan

profitabilitas rendah akan cenderung melakukan perataan laba dibandingkan

dengan perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi. Perataan laba

dilakukan agar perusahaan terlihat bagus. Laba yang rata diharapkan dapat

menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang baik walaupun

profitabilitasnya rendah (Purwanto, 2004:161).

Total Debt to Total Asset (DAR), rasio ini merupakan salah satu

bentuk dari leverage keuangan. Rasio ini menunjukkan berapa bagian aktiva

yang digunakan untuk menjamin hutang. Perusahaan yang lebih banyak

Page 5: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

5

menggunakan hutang cenderung untuk melakukan perataan laba untuk

menjaga kredibilitas terhadap perusahaannya.

Price Earning Ratio (PER) menggambarkan besarnya perbandingan

antara harga pasar saham per lembar dengan laba per saham (Elyzabeth,

2003:5), selain itu PER merupakan salah satu rasio pasar yang digunakan

oleh para investor untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba di masa mendatang. PER menunjukkan hubungan antara

harga pasar saham biasa dengan EPS (Resmi, 2002 : 281-282). Murtanto

(2004:7) mengemukakan bahwa pengukuran tindakan perataan laba

kemungkinan dilakukan melalui EPS (laba per lembar saham). Perusahaan

percaya harga saham di pasar saham yang terukur dalam PER akan

meningkat apabila laba bersih per lembar saham (EPS) mereka meningkat

secara konstan tiap tahunnya, akibatnya mereka akan memilih prosedur

akuntansi yang menghasilkan laba tertentu untuk memenuhi target yang

dikehendaki, yang salah satunya adalah metode perataan laba.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan mengangkat judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Perataan

Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di

BEJ “

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas yang ditunjukkan dalam ROA, DAR dan PER

secara signifikan mempengaruhi tindakan perataan laba (income

smoothing ) secara Parsial?

2. Apakah profitabilitas yang ditunjukkan dalam ROA, DAR dan PER

secara signifikan mempengaruhi tindakan perataan laba (income

smoothing ) secara Simultan?

Page 6: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

6

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis apakah Profitabilitas yang diproksikan dalam

Return On Assets, Total Debt to Total Assets Ratio dan Price Earning

Ratio secara signifikan mempengaruhi tindakan perataan laba

(income smoothing ) secara parsial pada industri yang go public di

BEJ periode tahun2007 dan 2008.

2. Untuk menganalisis apakah Profitabilitas yang diproksikan dalam

Return On Assets, Total Debt to Total Assets Ratio dan Price Earning

Ratio secara signifikan mempengaruhi tindakan perataan laba

(income smoothing ) secara simultan pada industri yang go public di

BEJ periode tahun2007 dan 2008.

1.4. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan konseptual bagi perkembangan kajian

ilmu pengetahuan khususnya mengenai penerapan praktik perataan

laba.

b. Memberikan stimulasi kepada peneliti lebih lanjut dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

c. Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap tindakan perataan laba (income smoothing) kepada

pembaca.

Page 7: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Investor dan masyarakat

Dapat memberikan gambaran mengenai praktik perataan laba pada

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEJ. Sehingga

investor maupun masyarakat dapat membuat keputusan investasi

yang tepat.

b. Dunia penelitian dan akademisi.

Dapat menambah literatur mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan publik di

Indonesia. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memacu

penelitian yang lebih baik mengenai praktik perataan laba pada

masa yang akan datang.

c. Peneliti.

Menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi praktik perataan laba pada perusahaan-perusahaan

publik di Indonesia, khususnya perusahaan yang termasuk dalam

sektor manufaktur.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara jelas mengenai isi dari Skripsi

ini,maka sistematika penulisan disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi Latar belakang Masalah, Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi mengenai pengertian Laporan Keuangan, Pemakai

Laporan Keuangan, Komponen Laporan Keuangan,

Page 8: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

8

Praktik Akuntansi Kreatif(Creative Accounting Practises),

Manajemen Laba (Earning Manajement), Peratan

laba(IncomeSmoothing), Hubungan antara

Profitabilitas,Total Debt to Total Assets Ratio, dan Price

Earning Ratio, Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran

dan Hipotesis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi mengenai Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian,

Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

Berisi mengenai gambaran umum perusahaan, analisis

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tindakan perataan

laba (income smoothing).

BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis yamg telah

dilakukan dan saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi

perusahaan.

Page 9: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Keagenan (Agency Theory)

Konsep Agency Theory adalah kontrak antara principal dan agent.

Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas yang diinginkan

principal).

Positive Accounting Theory (PAT) dalam Ghozali dan Chariri

(2005:46) secara implisit mengatakan ada tiga bentuk hubungan keagenan

yaitu :

a. Antara pemilik perusahaan dengan manajemen.

b. Kreditur dengan manajemen

c. Pemerintah dengan manajemen.

Michelson et al. (2000), mendefinisikan keagenan sebagai suatu

hubungan yang berdasarkan pada persetujuan antara dua pihak, dimana satu

pihak (agent) setuju untuk bertindak atas nama pihak lain (principal)

mempekerjakan individu yang lain atau organisasi (agent) untuk

melaksanakan pekerjaan dan kemudian mendelegasikan otoritas

pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam teori agency terdapat

dua macam kontrak. Kontrak tersebut bisa dalam bentuk kontrak kerja

maupun kontrak pinjaman. Dalam kontrak kerja pemilik perusahaan

merupakan principal dan manajer puncak adalah seorang agent, sedangkan

dalam kontrak pinjaman, pemberi pinjaman merupakan merupakan

principal dan manajer perusahaan adalah agent (Surifah, 2001) Pada

perusahaan, pemilik perusahaan bertindak sebagai principal dan manajer

bertindak sebagai agent. Agency Theory memiliki asumsi bahwa masing-

masing individu baik itu pemilik perusahaan maupun manajer, termotivasi

oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik

kepentingan. Anggapan yang melekat pada teori keagenan adalah bahwa

antara agent dengan principal terdapat konflik kepentingan. Konflik

9

Page 10: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

10

kepentingan bisa terjadi antara seorang manajer yang ingin

memaksimumkan kekayaannya/dan tidak memaksimumkan kekayaan

pemegang saham. Sehingga untuk mengatasi masalah perbedaan

kepentingan antara agent dan principal maka manajer melakukan upaya

perataan laba melalui pemilihan prosedur akuntansi (Pratamasari, 2006:14).

Masalah keagenan (agency problem) muncul karena adanya perilaku

opportunistik dari agent, yaitu perilaku manajemen untuk memaksimumkan

kesejahteraan sendiri yang berlawanan dengan kepentingan principal.

Manajer memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat

memperlihatkan kinerjanya yang baik untuk mendapatkan bonus dari

principal (Halim, dkk. 2005:119). Sehingga mengakibatkan asimetri

informasi pada kedua belah pihak.

Menurut Suranta dan Merdistuti (2004), permasalahan yang terjadi

akibat adanya saling kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajer

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Informasi mengenai laba yang merupakan salah satu parameter yang

digunakan untuk mengukur kinerja manajemen.

2. Adanya fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan dimana manajemen

tidak merasakan adanya kesalahan secara langsung dalam pembuatan

keputusan bisnis karena resiko tersebut sepenuhnya ditanggung oleh para

pemegang saham.

2.2. Asimetri Informasi (Information Asymmetry)

Asimetri informasi antara agent dengan principal dapat memicu

manajer untuk melakukan disfunctional behaviour. Asimetri informasi

terjadi ketika manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih

banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan

dengan pihak eksternal. Dalam kondisi tersebut, manajer dapat

menggunakan yang diketahuinya untuk memanipulasi laporan keuangan

Page 11: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

11

sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya (Salno dan Baridwan,

2000).

Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer memiiliki

akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar

perusahaan (Halim, dkk. 2005:120). Agency theory mengimplikasikan

adanya asimetri informasi antara manajer (agent) dengan pemilik

(principal). Penelitian Richardson (2000) menunjukkan adanya hubungan

antara asimetri informasi dengan manajemen laba. Ketika asimetri informasi

tinggi, stake holder tidak memiliki sumber daya yang cukup memadai atau

akses atas informasi yang relevan untuk memonitor tindakan manajer,

dimana hal ini memberikan kesempatan atas praktek manajemen laba.

Adanya asimetri informasi akan mendorong manajer untuk menyajikan

informasi yang tidak sebenarnya terutama jika informasi tersebut berkaitan

dengan pengukuran kinerja manajer.

Terdapat dua tipe utama asimetri informasi, yaitu adverse selection

dan moral hazard. Adverse selection berhubungan dengan keterbukaan

informasi yang tersebar kepada pihak lain. Moral hazard berkenaan dengan

perilaku pengambilan keuntungan oleh manajemen (Scott, 2003 : 7-8)

Secara lebih lanjut, Irfan (2002) menjelaskan bahwa adverse selection

terjadi ketika para manajer serta orang-orang dalam perusahaan mengenal

lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan

investor sebagai pihak luar. Informasi mengenai fakta yang mungkin dapat

mempengaruhi keputusan pemegang saham tersebut tidak disampaikan

kepada pemegang saham. Sedangkan moral hazard terjadi ketika kegiatan

yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh

pemegang saham yang merupakan pemberi pinjaman.

Asimetri Informasi adalah suatu kondisi dimana ada

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai

penyedia informasi (preparer) dengan pihak pemegang saham. Atau dengan

Page 12: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

12

istilah lain, ketidakseimbangan informasi antara agent dari satu dengan

principal pada sisi lainnya (Irfan, 2002). Konsep Asimetri Informasi terkait

erat dengan signalling theory, Positive Accounting Theory (PAT), agency

theory.

Signalling theory menyatakan bahwa didalam pasar modal terjadi

asimetri informasi antara pemilik perusahaan dan pemakai laporan keuangan

yang disebabkan oleh pihak lain (manajer dan direktur) yang lebih banyak

memiliki informasi penting dan bersifat privat mengenai keadaan

perusahaan (Suranta dan Merdistuti, 2004). Teori sinyal berkaitan dengan

asimetri informasi yang dapat terjadi apabila salah satu pihak mempunyai

sinyal yang lebih lengkap daripada pihak lain (Narsa, dkk., 2003) Positive

Accounting Theory (PAT) berusaha memaparkan pengaruh faktor-faktor

ekonomi terhadap perilaku manajer untuk memilih suatu metode akuntansi.

Manajer adalah individu rasional yang akan memperhitungkan kepentingan

dirinya. Konsisten dengan asumsi tersebut, maka motivasi yang

mempengaruhi pilihan manajer atas kebijakan tertentu adalah

memaksimumkan kepentingannya (Scott, 2003:273) Agency theory

menyatakan bahwa manajemen laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan

antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal) yang timbul ketika

seorang pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat

kemakmurannya (Salno dan Baridwan, 2000) Disfunctional behaviour yang

dipengaruhi adanya asimetri informasi dalam konsep teori keagenan

menyebabkan laporan keuangan yang disajikan menjadi bias orang yang

membacanya, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam

pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya

pihak eksternal. Sehingga laporan keuangan diharapkan menyajikan

informasi yang akurat bagi pihak eksternal dalam memprediksi

pengembalian investasi atau pendapatan devidennya.

Page 13: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

13

2.3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana pertanggungjawaban

pihak manajemen kepada pihak intern maupun ekstern yang berkepentingan

terhadap perusahaan. Laporan keuangan melaporkan prestasi historis suatu

perusahaan dilengkapi dengan analisis bisnis dan ekonomi, sehingga

seringkali dijadikan dasar untuk membuat proyeksi dan ramalan masa depan.

Sebagai hasil akhir dari suatu proses akuntansi, laporan keuangan

dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi keuangan bagi investor,

kreditor, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan.

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan (Ikatan Akuntansi

Indonesia, 2002 : 12).

Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut (Hanafi dan Halim,

2002 : 31).

1. Tujuan umum

Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditur dan

pemakai lainnya, sekarang atau masa yang akan datang (potensial)

untuk membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan

lainnya yang serupa dan rasional.

2. Tujuan eksternal (pemakai)

Memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur

dan pemakai lainnya saat ini atau masa yang akan datang (potensial),

untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing), dan ketidakpastian dari

penerimaaan kas dari deviden atau bunga, dan dari penjualan, pelunasan

surat-surat berharga atau pinjaman.

3. Tujuan lembaga (perusahaan)

Page 14: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

14

Memberi informasi untuk menolong investor, kreditur dan pemakai

lainnya untuk memperkirakan jumlah, waktu (timing), dan

ketidakpastian aliran kas masuk bersih keperusahaan (lembaga).

4. Tujuan spesifik

a. Memberi informasi sumber daya ekonomi kewajiban, dan

modal saham.

b. Memberi informasi pendapatan yang komprehensif.

c. Memberi informasi aliran kas.

Laporan keuangan yang biasanya diberikan kepada pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi berupa informasi yang bersifat kuantitatif

dan hanya menggambarkan pengaruh dari kejadian masa lalu.

Adapun tujuan kualitatif yang dirumuskan APB Statements No. 4

dalam Harahap (2003 : 127) adalah sebagai berikut :

1. Relevance

Memilih informasi yang benar-benar dapat membantu pemakai laporan

dalam proses pengambilan keputusan.

2. Understandability

Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi

juga harus informasi yang dapat dimengerti para pemakainya.

3. Verifiability

Hasil akuntansi itu harus dapat diperiksa oleh pihak yang akan

menghasilkan pendapat yang sama.

4. Neutrality

Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu

saja.

Page 15: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

15

5. Timeliness

Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan

apabila diserahkan pada saat yang tepat

6. Comparability

Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan artinya akuntansi

harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun

perusahaan lain.

7. Completeness

Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan

yang layak dari para pemakai.

2.3.1 Pemakai laporan keuangan

Standar Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa pemakai laporan

keuangan menggunakan informasi yang ada dalam laporan tersebut untuk

berbagai kebutuhan yang berbeda. Pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap laporan keuangan antara lain :

1. Investor

Penanam modal (investor) membutuhkan informasi untuk

menentukan keputusan investasi yang harus diambil. Pemegang saham

membutuhkan informasi yang dapat membantu mereka untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan memerlukan informasi untuk menilai kemampuan

perusahaan (stabilitas dan profitabilitas) dalam memberikan balas jasa,

manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman memerlukan informasi untuk memutuskan

apakah akan memberi pinjaman atau tidak, berdasarkan kemampuan

Page 16: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

16

perusahaan untuk membayar hutang beserta bunganya pada saat jatuh

tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya memerlukan informasi

untuk memutuskan apakah akan memberi pinjaman atau tidak,

berdasarkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang beserta

bunganya pada saat jatuh tempo. Berbeda dengan pemberi pinjaman,

pemasok dan kreditor usaha lainnya berkepentingan pada perusahaan

dalam tenggang waktu yang lebih pendek.

5. Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi tentang kelanjutan usaha

perusahaan, terutama apabila mereka terikat dalam perjanjian jangka

panjang atau tergantung pada perusahaan tersebut.

6. Pemerintah

Pemerintah memerlukan informasi terutama untuk mengatur

aktivitas perusahaan, menetapkan pajak dan sebagai dasar untuk

menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan

terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.3.2 Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi,

dan laporan perubahan ekuitas yang disusun berdasarkan dasar akrual,

laporan arus kas yang disusun berdasarkan dasar kas dan catatan atas

laporan keuangan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Dewi (2007:5) mendefinisikan beberapa komponen laporan keuangan

sebagai berikut :

Page 17: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

17

1. Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama

periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.

2. Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas

pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan

atau setahun.

3. Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada

tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.

4. Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan

pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau

setahun.

Selain keempat komponen laporan keuangan di atas, masih ada

satu komponen lagi yang terdapat dalam laporan keuangan, yaitu catatan

atas laporan keuangan.

2.4. Praktik Akuntansi Kreatif (Creative Accounting Practises)

Manajemen laba dan perataan laba merupakan salah satu bentuk

dari praktik-praktik akuntansi kreatif (creative accounting practices)

dalam rangka memanipulasi data akuntansi dengan berbagai tujuan yang

mendasarinya. Praktik akuntansi kreatif adalah:

Semua langkah yang digunakan untuk mempermainkan angka-

angka akuntansi, termasuk pemilihan dan penerapan prinsip-prinsip

akuntansi agresif, kecurangan dalam pelaporan keuangan, dan beberapa

langkah untuk manajemen laba dan perataan laba (Mulford dan

Comiskey, 2002: 15)

Mulford dan Comiskey (2002: 9-13). mengklasifikasikan praktik

akuntansi kreatif ke dalam lima kategori, sebagai berikut :

1. Recognition premature or fictitous revenue

Pengakuan pendapatan prematur atau fiktif merupakan komponen

yang sangat diperlukan dalam permainan angka-angka keuangan

(financial numbers game). Premature revenue recognition mengarah

Page 18: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

18

pada pengakuan pendapatan untuk penjualan yang sah secara lebih awal

dari yang ditetapkan oleh GAAP. Sebaliknya, fictitous revenue

recognition merupakan pencatatan pendapatan untuk penjualan yang

semu (non-existent sale).

2. Agrressive capitalization and extended amortization policies

Tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan pelaporan laba

dengan cara meminimalkan beban-beban. Dalam kategori ini,

perusahaan akan meminimalisasi beban-beban dengan cara

mengkapitalisasi pengeluaran yang seharusnya dimasukkan sebagai

beban atau dengan cara mengamortisasi jumlah yang telah

dikapitalisasi selama periode yang panjang.

3. Misreported assets and liabilities

Bertujuan untuk meminimalisasi beban dan kerugian,

misalnya dengan cara mempertinggi estimasi kolektibilitas piutang

dan menurunkan ketetapan doubtful account serta menurunkan beban

operasi.

4. Getting creative with the income statement

Merupakan langkah-langkah yang diambil untuk

mengkomunikasikan tingkat kekuatan laba yang berbeda dengan

menggunakan format laporan laba rugi. Dalam kategori ini,

komponen pendapatan dan beban dapat dimasukkan dalam caption

yang berbeda dari yang seharusnya tanpa harus merubah jumlah laba

bersih yang dilaporkan. Misalnya melaporkan pendapatan yang

berulang sebagai pendapatan lain-lain.

5. Problems with cash-flow reporting

Perusahaan dapat mengkomunikasikan laba yang lebih

tinggi tidak hanya dengan melaporkan laba yang lebih tinggi tetapi

juga dengan cara melaporkan cash flow yang lebih tinggi dan stabil.

Dalam kategori ini, perusahaan dapat mengklasifikasikan pengeluaran

Page 19: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

19

operasi sebagai komponen investasi keuangan. Selain itu, aktivitas

masukan untuk investasi dan pendanaan dapat diklasifikasikan sebagai

komponen operasi.

Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu aspek dalam

manajemen laba (earnings management). Menurut Surifah (2001) .

Terdapat dua cara yang bisa dilakukan oleh manajemen untuk

mempengaruhi angka pada laporan keuangan, yaitu dengan melakukan

manajemen laba dan perataan laba.

2.5. Manajemen Laba (Earnings Manajemen)

2.5.1 Pengertian manajemen laba

Menurut Halim, dkk.(2005:118) manajemen laba adalah pemilihan

kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai tujuan khusus. Halim,

dkk (2005:119) mengungkapkan terdapat dua cara yang saling melengkapi

dalam berfikir tentang manajemen laba yaitu :

1. Perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya

dalam kompensasi, kontrak, dan kos politik.

2. Perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk

menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak.

Akan tetapi manajemen laba sering disimpulkan sesuatu yang tidak

baik untuk dilakukan oleh manajemen, sehingga banyak definisi yang

menekankan manajemen laba sebagai suatu perilaku oportunistik

manajemen.

Menurut Hall (2000) menyatakan bahwa earnings management

sebagai distorsi dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Manajemen laba dipandang sebagai suatu bentuk pemanipulasian

akuntansi (Juniarti dan Corolina, 2005:150). Sedangkan menurut Arthur

Levitt (2004) Juniarti dan Corolina (2005:150) mendefinisikan manajemen

Page 20: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

20

laba sebagai suatu praktek pelaporan earnings yang lebih merefleksikan

keinginan manajemen daripada performa perusahaan

Manajemen laba merupakan intervensi manajemen dalam proses

menyusun pelaporan keuangan eksternal, sehingga manajemen dapat

menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan

kepentingannya Pratamasari (2006:17). Menurut Sutrisno (2001, terdapat

dua macam perilaku dalam praktik manajemen laba, yaitu: manajemen

laba myopic (myopic earnings management) dan perataan laba (income

smoothing). Manajemen laba myopic merupakan wacana manajer untuk

perencanaan jangka pendek dan bias laba yang dilaporkan sampai dengan

jumlah maksimum yang dimungkinkan.

Sedangkan dalam perataan laba, manajer mempunyai perencanaan

jangka panjang, yaitu dengan menggeser keuntungan saat ini dengan

kemungkinan keuntungan di masa depan.

2.5.2 Bentuk-bentuk Manajemen Laba (Earnings Management)

Pratamasari (2006:19) mengemukakan bentuk-bentuk manajemen

laba yang dilakukan oleh manajer antara lain :

a. Taking a bath

Pola ini dilakukan pada saat kinerja perusahaan sedang

buruk atau pada saat ada peristiwa yang jarang terjadi seperti

perubahan manajemen, merger dan restrukturisasi yang menyebabkan

perusahaan terpaksa harus melaporkan kerugian pada awal periode

pergantian manajemen; sehingga dalam periode tersebut secara

ekstrim pengakuan laba diturunkan dan biaya dinaikkan.

b. Income Minimization

Se rupa dengan taking a bath, tetapi kurang ekstrim. Pola

ini dipilih perusahaan yang secara politis memiliki profitabilitas yang

tinggi. Kebijakan ini dapat mencakup penangguhan aset modal dan

aset tidak berwujud secara cepat, membebankan pengeluaran

Page 21: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

21

periklanan serta pengeluaran biaya riset dan pengembangan.

c. Income Maximization

Po la ini bertujuan untuk memaksimalkan pendapatkan

yang dilaporkan untuk tujuan bonus. Selain itu, perusahaan yang

mendekati pelanggaran perjanjian hutang juga dapat melakukan pola

manajemen laba ini.

d. Income Smoothing

Merup akan pola manajemen laba yang paling menarik.

Tindakan ini dapat menyebabkan income hilang secara temporer

atau permanen untuk tujuan bonus. Jika manajer adalah penentang

risiko, maka mereka akan lebih menyukai aliran bonus yang stabil

sehingga perlu melakukan tindakan perataan laba.

2.5.3 Pemicu Manajemen Laba (Earnings Management)

Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat

mengurangi kredibilitas laporan keuangan. Praktik manajemen laba akan

menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai

laporan keuangan yang mempercayai hasil rekayasa tersebut sebagai

angka-angka atas laporan keuangan tanpa rekayasa.

PAT yang diformulasikan oleh Pratamasari (2006:11) terdiri dari 3

hipotesis yang telah teruji secara empiris mengenai berbagai faktor yang

mendorong manajer perusahaan untuk melakukan earnings management,

yaitu:

a. The Bonus Plan Hypotesis

Menurut hipotesis ini, manajer perusahaan yang menggunakan

kebijakan rencana bonus cenderung memilih prosedur akuntansi untuk

memindahkan pelaporan laba periode yang akan datang ke periode

sekarang. Jika manajer termasuk individu yang menghindari risiko

Page 22: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

22

(risk- averse), maka dia akan memilih kebijakan akuntansi yang

dapat meratakan laba, karena aliran bonus yang kurang bervariasi

(stabil) diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih tinggi

daripada bonus yang berubah-ubah.

b. The debt covenant hypothesis

Hipotesis ini menyebutkan bahwa manajer perusahaan yang

mempunyai berbagai perjanjian hutang akan cenderung

menggunakan metode akuntansi yang dapat memindahkan pelaporan

laba pada masa yang akan datang menjadi laba masa kini. Hal ini

bertujuan untuk mengurangi kemungkinan technical default dan

memenuhi persyaratan kredit yang diajukan oleh kreditur.

c. The political cost hypothesis

Berdasarkan hipotesis ini, manajer perusahaan akan

memilih prosedur-prosedur akuntansi yang dapat menunda pelaporan

laba periode sekarang ke periode yang akan datang. Hal ini

bertujuan untuk menghindari kewajiban pajak dan berbagai

aturan/batasan-batasan yang kurang menguntungkan bagi

perusahaan.

Semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan

menyebabkan semakin besarnya usaha manajer untuk memilih

kebijakan akuntansi yang dapat sekarang ke periode yang akan datang

2.6. Perataan Laba (Income Smoothing)

2.6.1 Definisi Perataan Laba (Income Smoothing)

Perataan laba (income smoothing) merupakan tindakan yang

dilakukan dengan sengaja untuk mengurangi variabilitas laba yang

dilaporkan agar dapat mengurangi risiko pasar atas saham perusahaan,

yang pada akhirnya dapat meningkatkan harga saham perusahaan

(Assih dan Gudono, 2000) (Pratamasari, 2006:21). Dwiatmini dan

Nurkholis (2001:28), mengungkapkan bahwa perataan laba adalah suatu

Page 23: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

23

pengurangan yang disengaja terhadap fluktuasi pada beberapa level

laba supaya dianggap normal bagi perusahaan. Menurut Pratamasari

(2006:21), perataan laba adalah proses manipulasi waktu terjadinya

laba atau laporan laba agar laba yang dilaporkan kelihatan stabil. Selain

itu, Yurianto dan Gudono (2002:21) memandang perataan laba sebagai

pemilihan metode akuntansi sedemikian rupa oleh manajemen dalam

membuat laporan keuangan yang bertujuan untuk mengelabui stake holder

mengenai kinerja ekonomis dari perusahaan.

Suwito dan Herawaty (2005:137), mendefinisikan perataan laba

sebagai suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi

variabilitas urut-urutan pelaporan penghasilan relatif terhadap beberapa

urut-urutan target yang terlihat karena adanya manipulasi variabel-

variabel (akuntansi) semu atau (transaksi) riil. Selain itu, Dwiatmini

dan Nurkholis (2001:28-29), mengungkapkan bahwa tindakan perataan

laba sebagai tindakan sukarela manajemen yang didorong oleh aspek

perilaku dalam perusahaan dan lingkungannya.

Rivard, et.al, (2003) Mendefinisikan income smoothing sebagai

sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk

mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu.

Misalnya penundaan pembukuan pendapatan (revenues) pada saat

kinerja perusahaan baik jika diperkirakan pada tahun berikutnya

produktivitas perusahaan menurun. Seperti halnya kemungkinan

penundaaan pembukuan beban-beban (expenses) pada suatu periode

yang buruk.

2.6.2 Klasifikasi dan Dimensi Perataan Laba

Pratamasari (2006:22), mengklasifikasikan perataan laba menjadi

dua tipe, yaitu:

a. Perataan alami (natural smoothing)

Merupakan perataan laba yang terjadi akibat proses

Page 24: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

24

menghasilkan laba.

b. Perataan yang disengaja (intentionally smoothing)

Adalah tipe perataan laba yang disengaja dan merupakan

hasil dari artificial smoothing dan real smoothing. Artificial

smoothing muncul ketika manajemen memanipulasi waktu

pencatatan akuntansi untuk menghasilkan perataan laba. Artificial

smoothing adalah implementasi dari prosedur-prosedur akuntansi

untuk memindahkan beban dan atau pendapatan dari satu periode

ke periode yang lain. Sedangkan rea l smoothing muncul ketika

manajemen melakukan tindakan untuk mengendalikan kejadian

ekonomi tertentu yang mempengaruhi laba yang akan datang. Real

smoothing mengacu pada transaksi aktual yang dilakukan atau

tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan mengenai bagaimana

pengaruh perataan laba terhadap laba yang dilaporkan.

Prihatmoko, dkk (2004:262), menyatakan bahwa perataan laba

atas laba yang dilaporkan dapat dicapai dengan dua jenis perataan,

yaitu real smoothing dan artificial smoothing. Real smoothing adalah

perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya

dengan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas

kebijakan operasi dan waktunya. Sedangkan artificial smoothing

adalah perataan laba melalui prosedur akuntansi yang diterapkan

untuk memindahkan biaya dan atau pendapatan dari satu periode ke

periode yang lain. Oleh sebab itu, artificial smoothing sering juga

disebut accounting smoothing.

Murtanto (2004:5), membedakan dimensi perataan laba

menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Perataan melalui keterjadian atau pengakuan suatu peristiwa

(smoothing through on event strategic management occurance or

recognition).

Page 25: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

25

Seperti pengeluaran biaya riset dan pengembangan. Banyak

juga perusahaan yang menerapkan kebijakan diskon dan kredit

sehingga dapat menyebabkan meningkatnya jumlah piutang dan

penjualan, sehingga laba terlihat stabil pada periode tertentu.

2. Perataan melalui alokasi dari waktu ke waktu (smoothing through

allocation overtime).

Manajer memiliki kewenangan untuk mengalokasikan

pendapatan atau beban untuk periode tertentu. Misalnya: jika

penjualan meningkat, maka manajemen dapat membebankan biaya

riset dan penelitian serta amortisasi goodwill pada periode tersebut

untuk menstabilkan harga.

3. Perataan melalui klasifikasi (classificatory smoothing).

Manajemen memiliki kewenangan dan kebijakan sendiri untuk

mengklasifikasikan pos-pos rugi laba dalam kategori yang

berbeda. Misalnya: jika p e n d a p a t a n non-operasi sulit untuk

didefinisikan, maka manajer dapat mengklasifikasikan pos itu pada

pendapatan operasi atau pendapatan non-operasi. Dan hal ini

dapat digunakan sewaktu-waktu untuk meratakan laba dengan

melihat kondisi pendapatan periode itu. Selain itu, manajemen

juga dapat mengelompokkan pos-pos laba tertentu dalam kategori

yang berbeda, misalnya antara pos-pos biasa (ordinary items) dan

pos pos luar biasa (extraordinary items).

Narsa, dkk. (2003) dalam Pratamasari (2006:24)

mengungkapkan 3 faktor yang dapat dikaitkan dengan munculnya

praktik perataan laba, yaitu :

a. Manajemen akrual (accruals management)

Faktor ini biasa dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat

mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi

merupakan wewenang dari para manajer. Contohnya: dengan

Page 26: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

26

mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan (revenues);

menganggap suatu biaya sebagai tambahan investasi misalnya: biaya

perawatan aktiva tidak lancar atau keuntungan atas penjualan aktiva

dan perkiraan-perkiraan akuntansi yang lainnya, seperti beban piutang

ragu-ragu dan perubahan metode akuntansi.

b. Penetapan perubahan kebijakan akuntansi yang wajib (adoption of

mandatory accounting changes)

Faktor ini berkaitan dengan keputusan manajer

untuk menerapakan suatu kebijakan akuntansi yang wajib

diterapkan oleh perusahaan, yaitu: antara menerapkan lebih awal

dari waktu yang diterapkan atau menunda sampai saat berlakunya

kebijakan tersebut.

Para manajer tentu akan memilih menerapkan kebijaksanaan

akuntansi bila dengan penerapan tersebut dapat mempengaruhi baik

aliran kas maupun keuntungan perusahaan.

c. Perubahan akuntansi secara sukarela (voluntary accounting changes)

Faktor ini berkaitan dengan upaya manajer untuk mengganti

atau mengubah suatu metode akuntansi tertentu diantara sekian

banyak metode yang dapat dipilih dan tersedia serta diakui

oleh badan akuntansi yang ada. Contohnya: penggantian metode

penilaian persediaan FIFO ke LIFO atau sebaliknya,

mengubah metode penyusutan aktiva dari metode garis lurus ke

metode yang dipercepat dan sebaliknya.

Pratamasari (2006:25), menyatakan bahwa perataan laba dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai metode akuntansi atau

taksiran akuntansi yang dapat digunakan dan atau dengan

memperlakukan transaksi yang menyebabkan laba yang dilaporkan

lebih mendekati angka yang ditargetkan daripada memaksimumkan

aliran kas yang diharapkan saat ini.

Page 27: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

27

2.6.3 Alasan dan Motivasi Manajer Melakukan Perataan Laba

Menurut Assih dan Gudono (2000), perataan laba merupakan

perilaku yang rasional didasarkan pada asumsi dalam Positive

Accounting Theory (PAT) dimana agent (manajemen) adalah

individual yang rasional, yang memperhatikan kepentingan dirinya.

Konsisten dengan asumsi tersebut, maka motivasi yang mempengaruhi

pilihan manajer atas kebijakan tertentu adalah memaksimalkan

kepentingannya. Motivasi dalam melakukan perataan laba ini biasanya

adalah untuk kepuasan dua kelompok, yaitu: pengguna eksternal

(meliputi investor dan kreditur) dan pengguna internal informasi

akuntansi Pratamasari (2006:26).

Selain itu, Pratamasari (2006:26), juga mengungkapkan bahwa

adanya ancaman penggantian manajemen merupakan salah satu alasan

manajemen perusahaan untuk melakukan income smoothing.

Murtanto (2004:4) mengungkapkan bahwa manajer yang

termotivasi untuk melakukan perataan laba pada dasarnya ingin

memperoleh berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis, yaitu:

a. Mengurangi pajak terhutang;

b . Meningkatkan kepercayaan diri manajer, karena penghasilan yang

stabil mendukung kebijakan deviden yang stabil pula;

c. Meningkatkan hubungan antara manajer dengan karyawan, karena

pelaporan penghasilan yang meningkat tajam memberi

kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah; serta

d. Siklus peningkatan dan penurunan penghasilan dapat ditandingkan

dan gelombang pesimisme dan optimisme dapat diperlunak. Di

lain pihak, Dwiatmini dan Nurkholis (2001:29) mengungkapkan

2 alasan mengapa manajemen diuntungkan dengan adanya praktik

perataan laba, yaitu :

1. Skema kompensasi manajemen dihubungkan dengan kinerja

Page 28: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

28

perusahaan yang disajikan dalam laba akuntansi yang

dilaporkan. Oleh karena itu, setiap fluktuasi dalam laba

akan berpengaruh langsung terhadap kompensasinya.

2. Fluktuasi dalam kinerja manajemen dapat mengakibatkan

intervensi pemilik untuk mengganti manajemen dengan cara

pengambilalihan atau penggantian manajemen secara

langsung. Ancaman penggantian ini mendorong manajemen

untuk membuat kinerja yang sesuai dengan keinginan pemilik.

Menurut Suranta dan Merdistusi (2004) dalam Pratamasari

(2006:27), motivasi yang mendasari para manajer melakukan perataan laba

antara lain:

a. Kompensasi yang diterima manajer tidak sesuai dengan kinerja yang

mereka hasilkan (job security hypothesis).

b. Jumlah saham yang dimiliki para manajer, besar kecilnya jumlah

saham yang dimiliki manajer mempengaruhi terjadinya praktik income

smoothing, karena manajer berusaha melakukan pensejajaran

(alignment) dengan para share holders.

c. Tidak adanya mekanisme yang efektif.

d. Pasar modal yang sangat kompetitif dapat mendorong

manajer untuk melakukan praktik income smoothing dengan cara

meningkatkan kinerja yang buruk (poor performance) dan melakukan

safety performance pada saat perusahaan mengalami kinerja yang

sangat baik.

e. Masa jabatan CEO (Chief Exceutive Officers), semakin lama masa

jabatan CEO dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh

para dewan direksi dan mempengaruhi mekanisme corporate

governance.

f. CEO berperan dalam pengungkapan dan penyajian laporan

keuangan,sehingga mereka dapat lebih berpengaruh daripada dewan

direksi.

Page 29: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

29

Menurut Belkaoui (2000: 58), terdapat tiga kendala yang

dapat menggiring manajer untuk melakukan perataan laba, yaitu:

1) M e k a n i s m e pasar kompetitif, yang mengurangi pilihan bagi

manajemen;

2) Skema kompensasi manajemen, yang secara langsung terkait

dengan kinerja perusahaan; dan

3) Ancaman penggantian manajemen.

2.6.4 Tujuan Perataan Laba

Dari beberapa studi terdahulu telah ditemukan adanya berbagai

macam tujuan yang melatarbelakangi perusahaan-perusahaan

melakukan perataan laba (Murtanto, 2004:3). Pratamasari (2006:3),

telah menemukan bukti bahwa perencanaan bonus digunakan sebagai

tujuan perataan laba. Pratamasari (2006:28) menyatakan bahwa perataan

laba yang dilakukan oleh para manajer bertujuan untuk mengurangi

fluktuasi laba yang dilaporkan dan meningkatkan kemampuan investor

untuk meramalkan arus kas di masa yang akan datang. Menurut Jin

dan Machfoedz (2000), praktik perataan laba pada intinya diharapkan

dapat memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi nilai saham

serta penilaian kinerja manajer.

Suwito dan Herawaty (2005:136), mengungkapkan bahwa tujuan

perataan laba adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di mata

pihak eksternal dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut

memiliki risiko yang rendah, memberikan informasi yang relevan

dalam melakukan prediksi terhadap laba di masa yang akan datang,

meningkatkan kepuasan relasi bisnis, meningkatkan persepsi pihak

eksternal terhadap kemampuan manajemen dan meningkatkan

kompensasi bagi pihak manajemen.

Menurut Mulfrod dan Comiskey (2002 : 4), terdapat rewards

Page 30: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

30

dari permainan angka-angka keuangan (financial numbers game).

Rewards itulah yang kemungkinan menjadi tujuan dan motivasi

manajemen untuk melakukan perataan laba maupun bentuk praktik

akuntansi kreatif lainnya. Bentuk-bentuk rewards tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Efek harga saham (Share-price effect): harga saham yang lebih

tinggi, mengurangi volatilitas harga saham, meningkatkan nilai

perusahaan, menurunkan biaya modal (cost of equity capital).

b. Efek Biaya Pinjaman (Borrowing cost effect): meningkatkan

kualitas kredit, menaikkan debt rating, menurunkan biaya pinjaman,

mengurangi ketatnya perjanjian keuangan, meningkatkan

keuntungan berdasarkan bonus.

c. Efek Biaya Politik (Political cost effect): mengurangi ketatnya

peraturan dan menghindari pajak yang tinggi.

2.6.5 Faktor-faktor Perataan Laba (Income Smoothing)

Penelitian untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi praktik

perataan laba telah banyak dilakukan, tetapi belum menunjukkan

simpulan yang sepakat. Faktor- faktor yang mempengaruhi perataan

laba dan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perataan laba dapat

dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba

No Faktor yang Berpengaruh Peneliti (Tahun)

1 Besaran Perusahaan,Total Aktiva Moses (1987)

2 Profitabilitas Archibald (1967), White (1970), Ashari,

dkk (1994);Charson dan Chencuraimah

Page 31: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

31

(1997), Jatiningrum (2000)

3 Kelompok Usaha Belkoui dan Picur (1984);Albretch

dan Ricardson (1990);Ashari,

dkk.(1994)

4 Kebangsaan Ashari, dkk.(1994)

5 Harga Saham Ilmainir (1993)

6 Perbedaan laba aktual dan laba

normal

Ilmainir (1993)

7 Kebijakan akuntansi mengenai laba Ilmainir (1993)

8 Leverage Operasi Zuhroh (1996);Jin dan Machfoedz

Sumber : Pratamasari (2006)

Tabel 2.2

Faktor-Faktor yang Tidak Mempengaruhi Perataan Laba

No Faktor yang tidak

berpengaruh

Peneliti (tahun)

1 Besaran perusahaan, Total

Aktiva

Penjualan

Nillai Pasar Saham

Ilmainir (1993);ashari, dkk (1994);Zuhroh

(1997);Jin dan Machfoedz

(1998);Jatiningrum(2000)

Saudagaran dan Sepe (1996)

Assih (1998), Salno dan Bardwan (2000)

2 Profitabilitas Zuhroh (1997);Jin dan Mahfoedz (1998);

Page 32: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

32

Salno dan Baridwan (2000)

3 Kelompok Usaha Jin dan Machfoedz (1998); Assih

(1998);Salno dan Baridwan

(2000);Samlawi dan Sudibyo

(2000);Jatiningrum (2000)

4 Rencana Bonus Ilmainir (1993)

5 Proporsi Kepemilikan Assih (1998)

6 Status Badan Usaha Assih (1998)

7 Klasifikasi Winner/Lossser

Stock

Salno dan Baridwan (2000)

Sumber : Pratamasari (2006)

Dalam penelitian terdahulu faktor-faktor yang mempengaruhi

perataan laba diantaranya yaitu:Besaran Perusahaan ,Total Aktiva

,Profitabilitas ,Kelompok Usaha ,Kebangsaan ,Harga Saham ,Perbedaan

laba aktual dan laba normal ,Kebijakan Akuntansi mengenai laba dan

Leverage Operasi.Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi

perataan laba diantaranya yaitu:Besaran Perusahaan ,Total Aktiva

,Penjualan ,Profitabilitas ,Kelompok Usaha ,Rencana Bonus ,Proposi

Kepemilikan ,Status Badan Usaha ,dan Klasifikasi Winner/Losser Stock.

Karena dalam Penelitian terdahulu terdapat beberapa Faktor-Faktor

yang mempengaruhi perataan laba dan Fakto-Faktor yang tidak

mempengaruhi perataan laba,Sehingga Dalam Penelitian ini menganalisis

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perataan laba dan yang tidak

mempengaruhi perataan laba yang akan dianalisis hanya tiga Faktor

diantaranya yaitu:

Page 33: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

33

2.6.5.1 Profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri

(Sartono, 1998 : 130 ). Jumlah laba bersih kerap dibandingkan dengan

ukuran kegiatan atau kondisi keuangan lainnya seperti penjualan, aktiva,

ekuitas pemegang saham untuk menilai kinerja sebagai suatu presentase

dari beberapa tingkat aktivitas investasi. Perbandingan ini disebut rasio

profitabilitas ( profitability ratio).

Alat ukur rasio profitabilitas yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Alasan yang mendasari

penggunaan ROA sebagai sebagai alat ukur profitabilitas, bahwa ROA

merupakan pengukur efektifitas manajemen dalam menghasilkan laba

dengan aktiva yang dimiliki perusahaan. Selain itu, ROA menghubungkan

mata rantai marjin laba bersih dengan perputaran total aktiva. Marjin laba

bersih mengukur profitabilitas terhadap penjualan, sedangkan perputaran

total aktiva mengidentifikasikan efisiensi perusahaan dalam menggunakan

aktivanya untuk menghasilkan penjualan (Pratamasari, 2006). Secara lebih

ringkas, uraian di atas dapat dijelaskan dalam rumus sebagai berikut :

ROA = Marjin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva.

ROA = Penjualan

PajakSetelah Bersih Laba x

Aktiva Total

Penjualan

ROA = Aktiva Total

PajakSetelah Bersih Laba

Penggunaan ROA sebagai alat ukur profitabilitas telah digunakan

oleh Jin dan Machfoeds (1998), Jatiningrum (2000) serta Yusuf dan

Soraya (2004).

Page 34: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

34

2.6.5.2 Total Debt to Total Assets atau DAR

Rasio ini menunjukkan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk

menjamin hutang. Kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah

karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan

terhadap kerugian hutang dalam peristiwa likuidasi. (Riyanto, 2001:34)

Perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang cenderung

untuk melakukan perataan laba untuk menjaga kredibilitas terhadap

perusahaannya. Formulasi dari Total Debt to Total Assets atau DAR

adalah sebagai berikut :

DAR =aktivajumlah

panjang jangka hutang lancar hutang +

2.6.5.3 Price Earning Ratio atau PER

PER merupakan ukuran yang paling banyak digunakan oleh

investor untuk menentukan apakah investor modal yang dilakukannya

menguntungkan atau merugikan. PER menunjukkan berapa besar para

investor bersedia membayar untuk setiap keuntungan yang dilaporkan

perusahaan. PER menggambarkan besarnya perbandingan antara harga

pasar saham per lembar dengan laba per saham ( Elizabeth, 2003 : 5 ) jika

PER perusahaan tinggi berarti saham perusahaan memberikan return yang

besar bagi investor ( Dharmastuti, 2004 : 17 ). PER merupakan rasio untuk

harga pasar saham suatu waktu tertentu dengan laba per saham. Informasi

mengenai besarnya laba bersih per lembar saham berasal dari laba bersih

secara keseluruhan dibandingkan dengan jumlah total saham yang

ditempatkan. Formulasi dari Price Earning Ratio atau PER adalah sebagai

berikut :

PER = SahamLembar Per Bersih Laba

SahamLembar Per Pasar Harga

Page 35: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

35

2.7 Hubungan Antara Profitabilitas,Total Debt to Total Assets,Price Earning

Ratio Terhadap Tindakan perataan Laba

Profitabilitas dalam Return On Asset (ROA) apabila Return On

Asset (ROA) tinggi,maka perataan laba yang dihasilkan rendah sehingga

Profitabilitas dapat mempengaruhi tindakan Perataan laba(income

smoothing).Apabila Return On Asset (ROA) rendah maka perataan laba

yang dihasilkan tinggi sehingga Tingkat Profitabilitas dapat

mempengaruhi Tindakan Perataan laba(income smoothing).Sedangkan

Total Debt to Total Asset (DAR), apabila Total Debt to Total Asset (DAR)

tinggi, maka perataan laba yang dihasilkan tinggi sehingga Tingkat

leverage(menjamin Hutang) dapat mempengaruhi tindakan Perataan

laba(income smoothing). Apabila Total Debt to Total Asset (DAR) rendah,

maka perataan laba yang dihasilkan rendah sehingga Tingkat hutang dapat

mempengaruhi Tindakan Perataan laba(income smoothing).Price Earning

Ratio (PER) ,Apabila Price Earning Ratio (PER) tinggi, maka perataan

laba yang dihasilkan rendah sehingga Tingkat Harga jual Saham dapat

mempengaruhi tindakan Perataan laba(income smoothing). Apabila Price

Earning Ratio (PER) rendah, maka perataan laba yang dihasilkan tinggi

sehingga Tingkat Harga Saham dapat mempengaruhi tindakan Perataan

laba(income smoothing).

2.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Teknik metode Hasil

1

Pratamasari

(2006)

Purposive

Sampling/judgement

Sampling

Deskriptif,

Univariate,

Multivariate

profitabilitas

berpengaruh

signifikan

terhadap praktik

Page 36: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

36

2

3

Juniarti,Corolina

(2005)

Yusuf dan

Soraya (2004)

Purposive Sampling

Purposive Sampling

secara serentak,

Multivariate

variabel

profitabilitas

Multivariate

secara terpisah

perataan laba.

Financial

leverage tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap praktik

perataan laba

profitabilitas

tidak

berpengaruh

pada perataan

laba

profitabilitas

tidak

berpengaruh

pada praktik

perataan laba

leverage operasi

berpengaruh

terhadap praktik

perataan laba

Page 37: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

37

Persamaan penelitian Terdahulu dengan Variabel yang digunakan

(Profitabilitas,Total Debt to Total Assets dan Price Earning Ratio), teknik

dan metode penelitian berupa :( Teknik purposive Sampling,dan

metode:Deskriptif,Univariate,Multivariate) Sedangkan Perbedaannya

Terletak Pada hasil Penelitian.

2.8 Kerangka Berfikir

Dalam penelitian ini alasan yang mendasari pemilihan perusahaan

yang termasuk dalam sektor manufaktur sebagai populasi penelitian adalah

karena sektor tersebut mendominasi keseluruhan perusahaan publik yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Murtanto, 2004) dalam (Pratamasari,

2006:49). Penelitian ini hanya akan mengambil tiga faktor saja yaitu

Profitabilitas, Total Debt to Total Asset (DAR), dan Price Earning Ratio (

PER ).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir

dari, Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tindakan Perataan

Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di

Bursa Efek Jakarta secara sistematis pada Gambar 2.1 berikut :

Page 38: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

38

Gambar 2.1

Kerangka Berfikir

H1

H2

H4

H3

Return On

Assets

(ROA)

Total Debt to

Total Asset

(DAR )

Price Earning

Ratio ( PER )

Perataan

laba (income

Smoothing)

Page 39: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

39

2.9 Hipotesis Penelitian.

Menurut Arikunto (2000). Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai

terbukti melalui data-data yang terkumpul.

Berdasarkan kerangka penelitian dan landasan teori tersebut diatas

maka hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H1 = Profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return On Assets secara

signifikan mempengaruhi tindakan perataan laba (income

smoothing)

H2 = Totot Debt to total Assets (DAR) secara signifikan mempengaruhi

tindakan perataan laba (income smoothing)

H3 = Price Earning Ratio (PER) secara signifikan mempengaruhi

tindakan perataan laba (income smoothing)

H4 = Profitabilitas, DAR, PER, secara signifikan bersama-sama

mempengaruhi tindakan perataan laba (income smoothing)

Page 40: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok orang atau sesuatu yang memiliki

karakteristik tertentu yang ingin diteliti oleh peneliti (Indriantoro dan

Supomo 2001 : 115). Populasi penelitian ini adalah 141 perusahaan sektor

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dengan periode pengamatan

tahun 2004 sampai dengan tahun 2005. Alasan yang mendasari pemilihan

perusahaan yang termasuk dalam sektor manufaktur sebagai populasi

penelitian adalah karena sektor tersebut mendominasi keseluruhan

perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (Murtanto, 2004)

dalam (Pratamasari, 2006:49). Selain itu, berdasarkan penelitian terdahulu

terbukti sektor perusahaan manufaktur paling banyak melakukan praktik

perataan laba (Salno dan Baridwan, 2000; Samlawi dan Sudibyo, 2000) .

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan populasinya (Soehartono, 2001:57). Sampel dalam

penelitian ini adalah 130 perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive/judgement sampling. Metode purposive/judgement

sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2000 : 78).

Pemilihan metode ini berdasarkan pertimbangan agar peneliti dapat

memperoleh sumber data yang tepat dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Adapun sampel yang terpilih harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan

perusahaan tersebut tidak delisting selama periode pengamatan

31 Desember 2004 31 Desember 2008

40

Page 41: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

41

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit

untuk periode yang berakhir 31 Desember 2004, 2005, 2006 dan 2007.

3. Selama periode pengamatan perusahaan tidak melakukan merger,

akuisisi.

3.2 Variabel Penelitian.

3.2.1 Variabel Bebas

3.2.1.1 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri

(Sartono, 2002:130). Alat ukur rasio profitabilitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Alasan yang

mendasari penggunaan Return On Assets (ROA) sebagai sebagai alat ukur

profitabilitas, bahwa Return On Assets (ROA) merupakan pengukur

efektifitas manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang

dimiliki perusahaan. Selain itu,Return On Assets (ROA) menghubungkan

mata rantai marjin laba bersih dengan perputaran total aktiva. Marjin laba

bersih mengukur profitabilitas terhadap penjualan, sedangkan perputaran

total aktiva mengidentifikasikan efisiensi perusahaan dalam menggunakan

aktivanya untuk menghasilkan penjualan (Pratamasari, 2006). Secara lebih

ringkas, uraian diatas dapat dijelaskan dalam rumus sebagai berikut :

ROA = Marjin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva.

ROA = Penjualan

PajakSetelah Bersih Laba x

Aktiva Total

Penjualan

ROA = Aktiva Total

PajakSetelah Bersih Laba

Page 42: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

42

3.2.1.2 Total Debt to Total Assets atau DAR

Rasio ini menunjukkan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk

menjamin hutang. Kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah

karena semakin rendah rasio ini, maka semakin besar perlindungan

terhadap kerugian hutang dalam peristiwa likuidasi (Riyanto, 2001:34).

Perusahaan yang lebih banyak menggunakan hutang cenderung

untuk melakukan perataan laba untuk menjaga kredibilitas terhadap

perusahaannya. Formulasi dari Total Debt to Total Assets atau DAR

adalah sebagai berikut :

DAR =aktivajumlah

panjang jangka hutang lancar hutang +

3.2.1.3 Price Earning Ratio atau PER

Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran yang paling banyak

digunakan oleh investor untuk menentukan apakah investor modal yang

dilakukannya menguntungkan atau merugikan. Price Earning Ratio (PER)

menunjukkan berapa besar para investor bersedia membayar untuk setiap

keuntungan yang dilaporkan perusahaan. Price Earning Ratio (PER)

menggambarkan besarnya perbandingan antara harga pasar saham per

lembar dengan laba per saham (Elizabeth, 2003 : 5) jika Price Earning

Ratio (PER) perusahaan tinggi berarti saham perusahaan memberikan

return yang besar bagi investor (Dharmastuti, 2004:17). Price Earning

Ratio (PER) merupakan rasio untuk harga pasar saham suatu waktu

tertentu dengan laba per saham. Informasi mengenai besarnya laba bersih

per lembar saham berasal dari laba bersih secara keseluruhan

dibandingkan dengan jumlah total saham yang ditempatkan. Formulasi

dari Price Earning Ratio atau PER adalah sebagai berikut :

PER = SahamLembar Per Bersih Laba

SahamLembar Per Pasar Harga

Page 43: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

43

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perataan laba (income

smoothing) yang akan diukur dengan menggunakan Indeks Eckel (1981)

dalam Pratamasari (2006:52). Indeks Eckel ini akan membedakan antara

perusahaan-perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dengan

yang tidak melakukan perataan laba. Adanya praktik perataan laba

ditandai dengan Indeks Eckel yang nilainya kurang dari satu. Adapun

indeks perataan laba = (CV∆ I / CV ∆S ).

Dimana CV∆ I atau CV ∆S dapat dihitung sebagai berikut :

CV∆ I dan CV ∆S = Xn

XX∆

∆−∆∑:

1

)( 2

∆ X = perubahan laba atau perubahan penjualan dari tahun ke n-1

ke tahun n

∆ X = rata-rata perubahan laba atau penjualan selama 4 tahun

∆ I = perubahan laba ( I ) antara tahun ke n-1 ke tahun n

∆ S = perubahan penjualan ( S ) antara tahun ke n-1 ke tahun ke n

CV = koefisien korelasi dari variabel

Ashari dkk. (1994) dalam Jin dan Mahfoedz (1998) dalam

Pratamasari (2006:53), mengemukakan alasan mengenai Indeks Eckel

yang dipilih sebagai petunjuk terjadi atau tidaknya praktik perataan laba.

Adapun alasan yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Obyektif dan berdasarkan pada statistik dengan pemisahan yang jelas

antara perusahaan yang melakukan perataan dan tidak.

Page 44: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

44

2. Mengukur terjadinya praktik perataan laba tanpa memaksakan

prediksi pendapatan, pembuatan model dari laba yang diharapkan,

pengujian biaya atau pertimbangan yang subyektif.

3. Mengukur perataan laba dengan menjumlahkan pengaruh dari

beberapa variabel perata laba yang potensial dan menyelidiki pola dari

perilaku perataan laba selama periode waktu tertentu.

Namun demikian, Indeks Eckel ini memiliki keterbatasan, yaitu :

hanya mengidentifikasi perusahaan yang melakukan perataan laba secara

buatan dan tidak mengidentifikasikan semua perusahaan yang mencoba

untuk melakukannya (Yusuf dan Soraya, 2004).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini adalah:

3.3.1 Studi Dokumentasi.

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian (Suhartono, 1999:70).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data

yang diperoleh dari terbitan atau laporan suatu lembaga. Data diperoleh

dari Pojok BEJ UNDIP. Data yang digunakan adalah JSX Statistik

Monthly, dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Informasi

mengenai tanggal listing, delisting, akuisisi dan merger suatu perusahaan

yang diperlukan dalam proses pengambilan sampel dapat diperoleh dan

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dari laporan keuangan

tersebut, diperoleh data akuntansi seperti ROA, DAR, PER.

Page 45: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

45

3.4 Metode Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitif. Analisis kuantitatif adalah suatu analisis data yang berwujud

angka. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Uji Statistik Deskriptif.

Statistik Deskriptif digunakan untuk menggambarkan profil

perusahaan yang dijadikan sampel dan mengidentifikasi variabel-variabel

yang akan diuji pada setiap hipotesis. Statistik Deskriptif meliputi mean,

maksimum, minimum dan standar deviasi. Selanjutnya untuk

menggambarkan variabel-variabel yang akan diteliti lebih rinci, sehingga

diperoleh gambaran yang menyeluruh, maka ditetapkan kelas interval

untuk masing-masing variabel.

Adapun langkah-langkah interval antara lain :

1. Menetapkan jumlah interval kelas yaitu sebanyak 5 kelas

2. Menghitung rentang interval kelas dengan cara nilai tertinggi dikurangi

nilai terendah kemudian dibagi dengan jumlah kelas interval.

3. Rumus perhitungan kelas sebagai berikut :

Interval Kelas : kelas intervaljumlah

terendahnilai - tertingginilai

3.4.2 Uji Statistik Inferensial (uji hipotesis)

Statistik Inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi

(Sugiyono, 2002: 143). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan metode statistik inferensial yang terdiri dari pengujian

univariate dan pengujian multivariate, dengan kriteria sebagai berikut :

Page 46: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

46

3.4.2.1 Pengujian Univariate

One Sample Kolmogorov-Smirnov test dilakukan untuk menguji

normalitas distribusi tiap-tiap variabel independen. Hipotesis nol dan

alternatif untuk pengujian normalitas data adalah :

H0 = Variabel (ROA, DAR, PER) terdistribusi dengan normal.

Ha = Variabel (ROA, DAR, PER) tidak terdistribusikan dengan

normal.

Hipotesis nol diterima artinya data terdistribusi secara normal,

apabila nilai probabilitas P > α (0,05). Hipotesis nol ditolak dan

hipotesis alternatif diterima, artinya data tidak terdistribusikan secara

normal apabila nilai P < α (0,05).

Jenis pengujian untuk masing-masing variabel disesuaikan dengan

hasil pengujian normalitas data. Pada data yang berdistribusi normal,

diterapkan t-test. Sedangkan pada data yang berdistribusi tidak

normal diterapkan Mann-Whitney U test untuk variabel yang

berskala ordinal maupun rasio. Pengujian tersebut dilakukan dengan

tingkat signifikan α (0,05).

3.4.2.2 Pengujian Multivariate

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan logistic

regression (regresi logistik) yang dilakukan terhadap ketiga variabel

independen secara serempak. Logistic regression dipilih karena

disamping tidak terlalu mempertimbangkan asumsi klasik, juga

variabel dependennya bersifat diukur denga skala nominal. Model logit

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ln p

p

-1= β0 + β1ROA + β2DAR + β3PER + e

dimana :

Page 47: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

47

P = Probabilitas atau kemungkinan tindakan perataan laba

ROA = Return On Asset

DAR = Total Debt to Total Asset

PER = Price Earning Ratio

β = koefisien regresi logistik

ln = log of odds

e = residual

Model pengujian hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yaitu :

1) Pengujian hipotesis secara simultan

Pengujian multivariate secara simultan merupakan

pengujian statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda

secara bersama-sama. Pengujian multivariate secara simultan ini

bertujuan untuk mengetahui apakah variabel yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel dependen. Pada tahap ini dilakukan uji p-value dengan

tingkat signifikasi 0,05 dan dengan ketentuan sebaga berikut :

- Jika p-value < 0,05 ; artinya variabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen, sehingga H0 akan ditolak dan Ha akan

diterima.

- Jika p-value > 0,05 ; artinya variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,

sehingga H0 akan diterima dan Ha akan ditolak.

2) Pengujian Hipotesis secara Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara

mengeluarkan satu atau lebih variabel independen dari pengujian

sebelumnya. Pengujian ini bertujuan untuk meyakinkan hasil yang

diperoleh dari pengujian hipotesis secara serentak, serta untuk

Page 48: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

48

mengetahui variabel independen manakah yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap variabel dependen. Untuk pengujian

secara parsial yang pertama, variabel yang pertama kali yang

dikeluarkan adalah variabel yang mempunyai nilai p paling besar.

Pengujian secara terpisah selanjutnya akan mengeluarkan variabel

independen yang memiliki nilai p dibawah nilai p yang telah

dikeluarkan sebelumya hingga pada akhirnya pengujian hanya

dilakukan terhadap variabel independen yang memiliki nilai p.

Page 49: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

49

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1 Hasil Penelitian

1.3.1 Gambaran Umum Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta (BEJ). Periode pengamatan dilakukan selama 4 tahun, yaitu

selama periode 31 Desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2008.

Perusahaan tersebut selalu menerbitkan laporan keuangan selama periode

pengamatan. Hal ini didasarkan pada kebutuhan data, dimana indeck eckel yang

digunakan untuk menentukan status perusahaan sebagai perata laba dan bukan

perata laba memerlukan data periodik yang sifatnya berurutan (time series).

Untuk ini, perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa Efek

Jakarta (BEJ) selama periode pengamatan, atau tidak menerbitkan laporan

keuangan sekali atau lebih diantara tahun pengamatan, dan perusahaan yang

melakukan akuisisi dan merger selama tahun pengamatan, dikeluarkan dari

sampel. Hasil penentuan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan

dapat dilihat pada Tabel 4.1 :

49

Page 50: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

50

Tabel 4.1

Seleksi Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah

1 Jumlah sampel awal 141

2 Perusahaan yang delisting selama periode

pengamatan (2005-2008)

7

3 Perusahaan yang melakukan akuisisi dan

merger selama periode pengamatan

4

Jumlah sampel akhir 130

Sumber : Dari data sekunder yang diolah

Dari data Tabel 4.1 di atas, didapat sampel sebanyak 130 perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel kemudian dikelompokkan

berdasarkan status sebagai perusahaan yang melakukan perataan laba dan

perusahaan yang tidak melakukan praktik perataan laba sesuai dengan indeck

eckel, dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2

Klasifikasi Perusahaan Berdasarkan Status

Status model indeck eckel Jumlah Persen

Perusahaan perata laba 60 46,15 %

Perusahaan bukan perata laba 70 53,85 %

Jumlah 130 100 %

Sumber : Dari data sekunder yang diolah

Page 51: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

51

Tabel 4.2 di atas memperlihatkan bahwa dari 130 perusahaan yang akan

diteliti, 60 perusahaan atau sebesar 46,15 % melakukan perataan laba dan 70

perusahaan atau sebesar 53,85 % tidak melakukan perataan laba.

1.3.2 Uji Hipotesis

4.1.2.1 Analisis Deskriptif

Uji Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran

suatu data seperti, minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi suatu

perusahaan sampel. Uji statistik deskriptif dilakukan terhadap data

profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on Asset, Total Debt to Total

Capital Asset dan Price Earning Ratio. Hasil uji statistik deskriptif disajikan

dalam persamaan pada Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3

Uji Statistik Deskriptif

N

o

Variabel N Minimum Maksimum Mean Standar

Deviasi

1 ROA ( % ) 130 -60,03 128,66 3,0854 17,30878

2 DAR ( % ) 130 -63,39 3,49 0,1805 5,64256

3 PER ( % ) 130 -42,66 246,28 20,8295 47,75452

Sumber : Lampiran 7

Hasil Uji Statistik Deskriptif yang disajikan dalam Tabel 4.3 di

atas menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang ditunjukkan dalam

Return on Asset (ROA) mempunyai nilai minimum dan maksimum

berturut-turut sebesar -60,03 dan 128,66, nilai rata-rata sebesar 3,0854,

serta standar deviasi sebesar 17,30878. Untuk variabel Total Debt to Total

Capital Asset (DAR) hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai

minimum sebesar -63,39 dan nilai maksimum sebesar 3,49 dengan nilai

Page 52: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

52

rata-rata 0,1805 dan standar deviasi sebesar 5,64256. Sedangkan statistik

deskriptif untuk variabel Price Earning Ratio (PER) menunjukkan bahwa

nilai minimum sebesar -42,66 dan nilai maksimum sebesar 246,28, dengan

nilai rata-rata 20,8295 dan standar deviasi sebesar 47,75452.

Dari uraian di atas dapat digunakan untuk menggambarkan kriteria

masing-masing variabel secara rinci. Kriteria Return on Asset (ROA) dapat

dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut :

Tabel 4.4

Kriteria Return on Asset (ROA)

No Interval Kriteria F %

1 (-60,03) – (-22,29) Sangat Rendah 3 2,31

2 (-22,30) – (15,44) Rendah 118 90,77

3 (15,45) – (53,19) Sedang 7 5,38

4 (53,20) – (90,94) Tinggi 1 0,77

5 (90,95) – (128,66) Sangat Tinggi 1 0,77

Dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang

dihasilkan yaitu 128,66 dan nilai terendah yang dihasilkan adalah -60,03,

dengan rentang sebesar 188,69, sehingga panjang kelas didapat sebesar

37,74.

Kriteria Total Debt to Total Capital Asset (DAR) dapat dilihat pada

Tabel 4.5 sebagai berikut :

Page 53: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

53

Tabel 4.5

Kriteria Total Debt to Total Capital Asset (DAR)

No Interval Kriteria F %

1 (-63,39) – (-50,01) Sangat Rendah 1 0,77

2 (-50,02) – (-36,63) Rendah 0 0

3 (-36,64) – (-23,23) Sedang 0 0

4 (-23,27) – (-9,89) Tinggi 0 0

5 (-9,90) – (3,49) Sangat Tinggi 129 99,23

Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang

dihasilkan yaitu 3,49 dan nilai terendah yang dihasilkan adalah -63,39,

dengan rentang sebesar 66,88, sehingga panjang kelas didapat sebesar

13,38.

Berikut adalah kriteria Price Earning Ratio (PER) yang dapat

dilihat pada Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

Kriteria Price Earning Ratio (PER)

No Interval Kriteria F %

1 (-42,66) – (15,13) Sangat Rendah 90 69,23

2 (15,14) – (72,93) Rendah 30 23,08

3 (72,94) – (130,73) Sedang 3 2,31

4 (130,74) – (188,53) Tinggi 4 3,08

Page 54: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

54

5 (188,54) – (246,28) Sangat Tinggi 3 2,31

Dari Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang

dihasilkan yaitu 246,28 dan nilai terendah yang dihasilkan adalah -42,66,

dengan rentang sebesar 288,94, sehingga panjang kelas didapat sebesar

57,79.

4.1.2.2 Analisis Univariate

a. One Sample Kolmogorov-Smirnov

Pengujian ini merupakan langkah awal dalam pengujian univariate

uji kolmogorov ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa bahwa ada atau

tidak ada beda antara dua buah distribusi, atau untuk menentukan apakah

data dari masing-masing variabel telah terdistribusi dengan normal. Dari

hasil yang didapat dengan menggunakan pengujian one sample

kolmogorov-smirnov ini, akan diketahui pengujian apa yang akan

digunakan selanjutnya untuk menguji hipotesis yang timbul dalam

penelitian ini berdasarkan normalitas data dari masing-masing variabel.

Tingkat signifikansi (α) yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebesar 5 % atau 0,05. Adapun hasil yang diperoleh dapat dilihat pada

Tabel 4.7 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

One Sample Kolmogorov-Smirnov

Asymp.sig

No Variabel (2-tailed) Keterangan Distribusi

1 ROA 0,000 P < 0,05 Tidak Normal

Page 55: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

55

2 DAR 0,000 P < 0,05 Tidak Normal

3 PER 0,000 P < 0,05 Tidak Normal

Sumber : Lampiran 8

Berdasarkan Tabel 4.7, tampak bahwa keseluruhan variabel tidak

terdistribusi dengan normal, sehingga alternatif yang bisa digunakan

adalah menggunakan analisis non parametrik seperti Mann-Whitney Test.

Alat statistik tersebut di atas juga digunakan oleh Yurianto dan Gudono

(2002).

b. Mann-Whitney Test

Pengujian ini digunakan jika ingin mengetahui apakah ada

perbedaan nyata atau tidak diantara variabel yang diteliti, tetapi sampel

tersebut tidak saling berkaitan. Dalam hal ini variabel yang akan diuji

adalah profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on Asset, Total Debt

to Total Capital Asset dan Price Earning Ratio. Dengan tingkat

signifikansi á sebesar 0,05. Maka pengujian hipotesis yang dilakukan

seperti Tabel 4.8 di bawah ini :

Tabel 4.8

Test Statisticsa

ROA DAR PER

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Z

Asymptotic Significance (2-tailed)

2004,000

4489,000

-0,448

0,654

1859,500

4344,500

-1,123

0,261

2000,000

3830,000

-0,467

0,640

Sumber : Lampiran 8

Page 56: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

56

Seperti dalam Tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa keempat

variabel yang diuji yakni profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on

Asset, Total Debt to Total Capital Asset dan Price Earning Ratio. Ternyata

nilai signifikansi dari nilai statistik Mann Whitney lebih besar dari 0,05.

Hasil pengujian ini mengakibatkan H0 dari ketiga variabel tersebut tidak

dapat ditolak atau dengan kata lain H0 diterima. Artinya bahwa tidak ada

perbedaan profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return on Asset, Total

Debt to Total Capital Asset dan Price Earning Ratio. Diantara perusahaan

yang melakukan praktik perataan laba dan perusahaan yang tidak

melakukan praktik perataan laba.

4.1.2.3 Analisis Multivariate

Pengujian multivariate dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan program regresi logistik yang dilakukan secara bersama-

sama (serentak) untuk ketiga variabel pada program SPSS 14.00 For

Windows. Pengujian regresi logistik ini bertujuan untuk mengetahui

apakah variabel-variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen. Model regresi logistik ini dianggap tepat karena

variabel dependen dalam penelitian ini diukur secara nominal (bersifat

dikotomus), sedangkan variabel independennya diukur secara rasio.

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis hasil regresi

logistik adalah menilai kelayakan model regresi (goodness of fit test),

menilai keseluruhan model (overall model fit), dan overall classification

table.

a. Menilai Kelayakan Model Regresi (goodness of fit test)

Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model

regresi, dapat dilihat pada output SPSS 14.00 For Windows dari Hosmer

and Lemeshow dengan memperlihatkan nilai goodness of fit test. Analisis

tersebut digunakan untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok

atau sesuai model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga

Page 57: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

57

model dikatakan fit). Hasil pengujian tampak pada Tabel 4.9 sebagai

berikut :

Tabel 4.9

Nilai Chi-Square, df dan p

Chi – Square df p

4,255 8 0,833

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas nilai goodness of fit test

menunjukkan asymptotic significance sebesar 0,833 lebih besar dari 0,05

(df) dan nilai Chi-Square hitung yang mempunyai nilai 4,255 lebih kecil

dibandingkan dengan nilai Chi-Square tabel yaitu 15,507 (tingkat

signifikansi 5% dan df 8), maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan yang

nyata antara klasifikasi diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Hal ini

berarti model regresi logit layak dipakai untuk analisis selanjutnya.

b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Untuk menilai kelayakan keseluruhan model (Overall Model Fit)

dapat dilihat pada output SPSS 14 for Windows dari nilai -2 log likelihood

(-2LL). Nilai -2 log likelihood (-2LL) dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai

berikut :

Tabel 4.10

Overall Model Fit

Overall Model Fit

(-2 LL) Block Number = 0 mempunyai nilai 179,448

(-2 LL) Block Number = 1 mempunyai nilai 171,630

Page 58: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

58

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas hasil SPSS memberikan dua nilai -

2 LL yaitu Block Number = 0 untuk model yang hanya memasukkan

konstanta, yang menunjukkan nilai sebesar 179,448 dengan df = 130-1 =

129. Sedangkan -2LL Block Number = 1, dimana model memasukkan

variabel independen dan konstanta menunjukkan nilai sebesar 174,852

dengan df = 130-5 = 125. Hal ini berarti nilai -2LL Block Number = 0

lebih besar dibandingkan dengan -2LL Block Number = 1, dikatakan

model regresi layak atau lebih baik. Hal ini didasarkan alasan bahwa

kaidah likelihood pada regresi logit mirip dengan pengertian “Sum Of

Square Error” pada model regresi, penurunan likelihood menunjukkan

model semakin baik.

c. Overall Clasification Table

Untuk melihat ketepatan dalam memprediksi tindakan dimasa

yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11

Overall Clasification Table

Predicted

Observed

Bukan perata laba Perata laba Total

Bukan perata laba 59 11 84,3

Perata laba 47 13 21,7

Overall 55,4

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, klasifikasi (Clasification Table)

menghitung nilai estimasi yang benar (correct). Pada kolom merupakan nilai

Page 59: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

59

prediksi dari variabel dependen dalam hal ini adalah perusahaan perataan laba

dan bukan perata laba. Hasil menunjukkan bahwa perusahaan perata laba

prediksinya adalah 60 perusahaan, tetapi observasi sesungguhnya bahwa

perusahaan perata laba prediksinya adalah 47 perusahaan, sehingga ketepatan

prediksinya adalah 21,7 %. Untuk perusahaan bukan perata laba prediksinya

adalah 70 perusahaan, tetapi observasi sesungguhnya menunjukkan bahwa

perusahaan bukan perata laba prediksinya adalah 59 perusahaan, sehingga

ketepatan prediksinya 84,3 % secara keseluruhan ketepatan prediksi untuk

menunjukkan perusahaan perata laba dan bukan perata laba adalah 55,4 %.

Kemudian dari pengujian multivariate juga dihasilkan nilai Negelkerke R

Square, dimana nilai ini adalah untuk melihat seberapa besar variabilitas

variabel independen dapat menjelaskan variabilitas variabel dependen. Nilai

Negelkerke R Square dapat diintrepretasikan R2

pada multiple regression.

Hasil dari Negelkerke R Square pada pengujian dapat dilhat pada Tabel 4.12

sebagai berikut :

Tabel 4.12

Negelkerke R Square

-2 Log Likehood Cox & Snell R

Square Negelkerke R Square

174,852 0,035 0,046

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa nilai Negelkerke R

Square adalah sebesar 0,046 yang berarti variabilitas dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabilitas independen adalah sebesar 4,6 %.

4.1.2.4 Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Pengujian secara simultan ini dilakukan dengan menggunakan

regresi logistik berganda yang dilakukan secara bersama-sama untuk

Page 60: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

60

keempat variabel, yaitu profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return On

Asset, Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio. Untuk

menganalisis koefisien regresi dapat melihat wald test dan melihat

probabilitas (sig). Nilai wald test dibandingkan dengan Chi Square tabel,

sedangkan nilai asymptotic significance (sig) dibanding dengan (á) sebesar

5% atau 0,05, hasil regresi logit dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai

berikut :

Tabel 4.13

Hasil Regresi Logit

Variabel β Wald Test (sig)

Konstanta

Return On Asset

Total Debt To Total

Capital Asset

Price Earning Ratio

-0,129

0,020

-0,039

-0,003

0,417

2,155

0,504

0,753

0,519

0,142

0,478

0,385

Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas menunjukkan nilai wald test untuk

profitabilitas yang ditunjukan dalam Return On Asset, Total Debt To Total

Capital Asset, Price Earning Ratio, lebih kecil dibandingkan Chi Square

tabel pada df 1 sebesar 3,841. Hal ini H4 yang menyatakan Return On

Asset, Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio berpengaruh

secara signifikan terhadap perataan laba, ditolak.

Nilai wald test untuk Return On Asset sebesar 2,155, lebih kecil

dibandingkan dengan Chi Square tabel pada df 1 sebesar 3,841.

Sementara nilai asymptotic significance (sig) sebesar 0,142 lebih besar

Page 61: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

61

dari á sebesar 5%. Hal ini berarti H1 yang menyatakan Return On Asset

berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, ditolak.

Variabel Total Debt To Total Capital Asset yang mempunyai nilai

wald test sebesar 0,504 lebih kecil dibanding dengan Chi Square tabel

pada df 1 sebesar 3,841. Sementara nilai asymptotic significance (sig)

sebesar 0,478 lebih besar dari á sebesar 5%. Hal ini berarti H2 yang

menyatakan Total Debt To Total Capital Asset berpengaruh terhadap

tindakan perataan laba ditolak.

Variabel Price Earning Ratio yang mmpunyai nilai wald test

sebesar 0,753 lebih kecil dibanding dengan chi square tabel pada df 1

sebesar 3,841. Sementara nilai asymptotic significance (sig) sebesar 0,385

lebih besar dari á sebesar 5 %. Hal ini berarti H3 yang menyatakan Price

Earning Ratio perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba,

ditolak.

Estimasi maximum likelihood parameter dari model dapat

ditampilkan pada tampilan hasil regresi logit dengan melihat beta (â) dan e

dari masing-masing variabel. Persamaan regresi logit sebagai berikut :

Ln p

p

-1= - 0,129 + 0,020 ROA – 0,039 DAR – 0,003 PER

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa Total Debt To Total

Capital Asset dan Price Earning Ratio mempunyai koefisien yang negatif.

Sedangkan Return On Asset mempunyai koefisien yang positif. Jika

koefisien positif maka odds untuk meratakan laba meningkat, sedangkan

jika koefisien negatif odds untuk meratakan laba akan menurun.

Sementara apabila koefisien nol maka odds untuk melakukan perataan laba

tetap. Nilai konstanta sebesar -0,129 menunjukkan bahwa apabila tidak

ada variabel bebas (Return On Asset, Total Debt To Total Capital Asset,

Page 62: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

62

Price Earning Ratio = 0), maka odds perusahaan untuk melakukan

tindakan perataan laba sebesar -0,129.

Hubungan antara odds dan variabel bebas dapat dijelaskan bahwa

Return On Asset, Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio

dianggap konstan maka odds perusahaan perata laba akan naik dengan

faktor 1,020( e0,020

) untuk setiap kenaikan Return On Asset dengan nilai

probabilitas perata laba sebesar 0,142. Sedangkan jika variabel bahwa

Return On Asset, Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio

konstan maka odds perusahaan perata laba akan turun dengan faktor 0,961

( e-0,039

) untuk setiap unit kenaikan Total Debt To Total Capital Asset

dengan nilai probabilitas perata laba sebesar 0,478. Jika Return On Asset,

Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio konstan maka

odds perusahaan perata laba akan turun dengan faktor 0,997

( e-0,003

) untuk setiap unit kenaikan Price Earning Ratio dengan nilai

probabilitas perata laba sebesar 0,385. Dan jika variabel Return On Asset,

Total Debt To Total Capital Asset, Price Earning Ratio konstan maka

odds perusahaan perata laba menjadi nol atau tidak terdapat pengaruh

terhadap kemungkinan perusahaan meratakan laba.

4.1.2.5 Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Untuk meyakinkan hasil yang diperoleh dari multivariate secara

serentak, maka dilakukan pengujian multivariate secara terpisah dengan

mengeluarkan satu atau lebih variabel independen dari pengujian

sebelumnya. Untuk pengujian multivariate secara terpisah yang pertama,

variabel yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai

p paling besar diantara variabel yang lain.

Untuk pengujian multivariate secara terpisah tahap I, variabel

independen yang pertama kali dikeluarkan adalah variabel Total Debt To

Total Capital Asset atau DAR. Sehingga hasil pengujian multivariate tahap

I dapat dilihat pada tabel 4.14 sebagai berikut :

Page 63: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

63

Tabel 4.11

Pengujian Multivariate Tahap I

Variabel p-value Keterangan Ho

ROA

PER

0,136

0,377

P > 0,05

P > 0,05

Tidak ditolak

Tidak ditolak

Sumber : Lampiran 10

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa apabila

variabel Total Debt To Total Capital Asset atau DAR dikeluarkan dari

pengujian, nilai p untuk profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return On

Asset atau ROA dan Price Earning Ratio atau PER masih lebih besar dari

0,05 yang berarti H1 dan H3 ditolak. Hal ini juga membuktikan bahwa dua

variabel tidak berpengaruh pada praktik perataan laba.

Tahap kedua dari pengujian multivariate ini adalah dengan

mengeluarkan variabel independen yang memiliki nilai p di bawah nilai p

yang telah dikeluarkan sebelumnya, dalam hal ini adalah variabel Price

Earning Ratio yang memiliki nilai sebesar 0,377 lebih kecil dari nilai

Total Debt To Total Capital Asset. Dengan tingkat signifikansi (á) sebesar

0,05, maka hasil yang diperoleh dari pengujian multivariate secara terpisah

tahap II dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut :

Tabel 4.12

Pengujian Multivariate Terpisah Tahap II

Variabel p-value Keterangan Ho

ROA 0,140 P > 0,05 Tidak ditolak

Sumber : Lampiran 10

Page 64: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

64

Seperti yang terlihat dalam Tabel 4.12 di atas nampak bahwa

setelah variabel Price Earning Ratio dikeluarkan dari pengujian ini, nilai p

untuk Return On Asset masih sama yaitu lebih besar daripada 0,05 yang

berarti H1 ditolak, hal ini menunjukkan Return On Asset tetap tidak

berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas ditemukan bukti empiris bahwa

terdapat kecenderungan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Jakarta melakukan tindakan perataan laba (income smoothing). Hal ini

terbukti dari hasil penelitian, dimana dari 130 perusahaan yang diteliti

terdapat 60 perusahaan yang melakukan tindakan perataan laba (income

smoothing).

Terdapat faktor-faktor yang diprediksi akan memicu perusahaan

melakukan perataan laba, dimana dalam penelitian ini, diteliti 3 variabel atau

faktor yang diharapkan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, yaitu

profitabilitas yang ditunjukkan dalam Return On Asset, Total Debt To Total

Capital Asset, Price Earning Ratio. Dari analisis terhadap ketiga variabel

pada pengujian multivariate secara serentak, ternyata tidak ada variabel yang

mempengaruhi tindakan perataan laba. Sama halnya dengan pengujian

multivariate secara terpisah yang ketiga variabel tidak ada yang

mempengaruhi tindakan perataan laba.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang

ditunjukkan dalam ROA tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuhroh (1997), Jin dan

Machfoedz (1998), Salno dan Baridwan (2000), serta Juniarti dan Corolina

(2005). Sebagian besar penelitian yang dilakukan di Indonesia tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba tidak berhasil membuktikan

bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap praktik

Page 65: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

65

perataan laba. Profitabilitas tidak berpengaruh diduga karena bentuk pasar

modal Indonesia belum efisien dalam bentuk setengah kuat, sesuai hasil

temuan Affandi dan Utama dalam Istianah (2006). Pada bentuk setengah kuat

harga-harga saham saat ini tidak hanya mencerminkan harga-harga saham

masa lalu tapi juga semua informasi yang dipublikasikan tersebut diantaranya

adalah laba perusahaan, deviden, pemecahan saham, perubahan-perubahan

akuntansi, merger dan akuisisi, perubahan manajer, dan sebagainya. Affandi

dan Utama dalam Istianah (2006). Ternyata hasil penelitian Affandi dan

Utama menunjukkan pasar modal di Indonesia belum mencapai setengah

kuat. Hal tersebut ditunjukkan dengan lambatnya reaksi harga saham

terhadap pengumuman laba (informasi baru). Lemahnya reaksi harga saham

terhadap pengumuman laba karena pasar menganggap bahwa informasi yang

diberikan oleh laporan keuangan kurang berguna, sehingga pasar

mengabaikan tanggal pengumuman laba. Hal ini didukung penelitian Noor

(2004 : 77) dalam Juniarti dan Corolina (2005) bahwa tidak terpengaruhnya

Return On Asset diduga karena investor cenderung mengabaikan informasi

profitabilitas yang ada secara maksimal sehingga manajemen tidak

termotivasi melakukan perataan laba melalui variabel tesebut. Dengan adanya

bukti keadaan tersebut di atas para pelaku pasara modal di Indonesia belum

mempergunakan informasi yang dipublikasikan dalam bentuk laporan

keuangan secara maksimal dalam pengambilan keputusan investasi saham.

Sehingga profitabilitas belum dianggap sebagai salah satu hal penting yang

harus diperhatikan oleh pemakai laporan keuangan. Profitabilitas tidak

mempengaruhi keputusan investor dalam membeli atau menjual saham suatu

perusahaan. Para pemodal di Indonesia merupakan pemodal yang kurang

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk “ bermain” di

bursa efek. Amsori dalam Zuhroh dalam Istianah (2006).

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel Total Debt to

Total Capital Asset tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba,

mendukung hasil penelitian Pratamasari (2006) yang juga tidak menemukan

Page 66: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

66

bahwa Total Debt to Total Capital Asset mempengaruhi praktik perataan

laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya bahwa Total Debt to

Total Capital Asset berpengaruh terhadap praktik perataan laba (Narsa dkk :

2003). Penelitian ini dilakukan pada saat kondisi perekonomian Indonesia

relatif berangsur-angsur lebih stabil sehingga Total Debt to Total Capital

Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. Hal ini

berbeda dengan periode penelitian Narsa, dkk (2003) yang dilakukan pada

waktu Indonesia sedang mengalami krisis moneter. Pada waktu krisis

moneter, perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang mengalami

keterpurukan karena jumlah utang luar negeri meningkat tajam seiring

dengan melemahnya nilai rupiah dibandingkan dengan nilai mata uang asing

sehingga Total Debt to Total Capital Asset berpengaruh terhadap praktik

perataan laba. Tidak berpengaruhnya Total Debt to Total Capital Asset

terhadap praktik perataan laba dalam penelitian ini, diduga disebabkan oleh

pertimbangan manajemen bahwa utang atau pinjaman dari kreditur bukanlah

satu-satunya sumber utama kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan

yang mengalami kesulitan keuangan mungkin dapat memenuhi kebutuhan

dana dari sumber lain, seperti penggunaan laba ditahan dan penerbitan saham

untuk ekuitas, alternatif ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan ekspansi

perusahaan mendapat dana yang relatif murah dengan biaya modal yang lebih

murah dan biaya modal dapat ditekan. Keadaan ini akan memberikan efek

positif bagi penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan teknologi dan sumber daya

alam yang ada. Selain itu emiten memperoleh manfaat dari penerbitan saham

yaitu perusahaan akan mendapat suntikan dana segar yang cukup besar,

jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas, ketergantungan terhadap bank

semakin kecil, emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang

beresiko tinggi serta profesionalisme dalam manajemen meningkat. Dengan

demikian, diharapkan kemungkinan besar kreditur akan menambah dana yang

akan dipinjamkan karena resiko kerugian akan ditanggung bersama oleh

investor. Hal ini berarti pihak-pihak seperti kreditur tidak terlalu

memperhatikan Total Debt to Total Capital Asset sehingga manajemen

Page 67: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

67

menganggap bahwa tinggi atau rendahnya Total Debt to Total Capital Asset

merupakan suatu hal yang tidak mempengaruhi prefensi kreditur dalam

menanamkan dananya di perusahaan.

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel Price Earning

Ratio tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba, ini mendukung

hasil penelitian Assih (1998), Salno dan Baridwan (2000) bahwa nilai pasar

saham tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba. Dari segi investor,

Price Earning Ratio yang terlalu tinggi barangkali tidak menarik karena

harga saham barangkali tidak akan naik lagi yang berarti kemungkinan

memperoleh capital gain akan lebih kecil (Mamduh dan Abdul, 2000 : 5).

Capital gain merupakan selisih laba atau rugi yang akan dialami oleh

pemegang saham pada saat setelah publikasi. Dalam menanamkan modalnya

dalam bentuk saham, seorang investor menerima keuntungan lain yang

diharapkan diluar perusahaan yaitu capital gain. Capital gain merupakan laba

yang didapat dari spekulasi penjualan dan pembelian saham. Price Earning

Ratio tidak mempengaruhi tindakan perataan laba karena sifat pemodal di

Indonesia cenderung ke capital gain, karena keuntungan tersebut tidak

tergantung pada performance perusahaan atau emiten, sehingga Price

Earning Ratio yang mencerminkan performance tinggi atau rendahnya

pertumbuhan laba perusahaan cenderung diabaikan. Hal tersebut didukung

oleh Lukman Hakim dalam Istianah (2006) yang menyatakan bahwa jumlah

pemodal jangka pendek lebih banyak dibandingkan dengan pemodal lain

yaitu sebesar 80% dari pemodal Indonesia, sehingga perusahaan yang

mempunyai Price Earning Ratio yang tinggi tidak tertarik melakukan praktik

perataan laba.

Page 68: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

68

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Return On Asset,

Total Debt to Total Capital Asset, Price Earning Ratio berpengaruh

signifikan terhadap praktik perataan laba. Setelah dilakukan analisis data

dan interpretasi hasil penelitian, diperoleh kesimpulan penelitian sebagai

berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas yang

ditunjukkan dalam Return On Asset tidak berpengaruh, sebagian besar

penelitian yang dilakukan di Indonesia tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi praktik perataan laba tidak berhasil membuktikan

bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

praktik perataan laba yaitu penelitian Zuhroh (1997), Jin dan

Machfoedz (1998), serta Salno dan Baridwan (2000). Profitabilitas

tidak berpengaruh diduga karena bentuk pasar modal Indonesia belum

efisien dalam bentuk setengah kuat, sesuai hasil temuan Affandi dan

Utama dalam Istianah (2006). Hal ini berarti H1 yang menyatakan

profitabilitas berpengaruh terhadap tindakan perata laba, ditolak.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Total Debt to Total

Capital Asset tidak berpengaruh terhadap tindakan perata laba

mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratamasari (2006)

yang juga tidak menemukan bukti bahwa Total Debt to Total Capital

Asset mempengaruhi. Tidak berpengaruhnya Total Debt to Total

Capital Asset terhadap praktik perataan laba, diduga disebabkan oleh

pertimbangan manajemen bahwa utang atau pinjaman dari kreditur

bukanlah satu-satunya sumber utama kegiatan operasional perusahaan.

68

Page 69: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

69

Hal ini berarti H2 yang menyatakan Total Debt to Total Capital Asset

berpengaruh terhadap tindakan perata laba, ditolak.

3. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa variabel Price Earning

Ratio tidak berpengaruh terhadap tindakan perataan laba mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Assih (1998), Salno dan

Baridwan (2000) yang juga tidak menemukan bahwa nilai pasar

saham yang dalam hal ini Price Earning Ratio, tidak menemukan

bukti bahwa Price Earning Ratio tidak mempengaruhi tindakan perata

laba karena sifat pemodal di Indonesia lebih cenderung ke capital gain

karena keuntungan tersebut tidak tergantung pada performance

perusahaan atau emiten. Hal ini berarti H3 yang menyatakan Price

Earning Ratio berpengaruh terhadap tindakan perata laba, ditolak.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan tidak ada

pengaruh antara Return On Asset, Total Debt to Total Capital Asset,

Price Earning Ratio terhadap praktik perata laba. H4 ditolak.

5.2 Saran

Saran yang diberikan oleh peneliti untuk penelitian yang akan

datang adalah :

1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat metode akuntansi

yang digunakan oleh perusahaan, karena penggunaan metode

akuntansi tersebut sangat mempengaruhi jumlah laba bersih yang

digunakan sebagai acuan pengklasifikasian perusahaan melakukan

perataan laba atau tidak.

2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode pengklasifkasian

sampel yang berbeda (misalnya model Michelson) dan kemudian

dibandingkan dengan indeck eckel yang banyak dipakai dalam

penelitian terdahulu.

Page 70: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

70

3. Dalam melakukan perencanaan investasi, investor sebaiknya tidak

hanya memusatkan perhatian pada laba perusahaan saja, tetapi juga

dicermati bagaimana kondisi keuangan tersebut dan efisiensi

opersionalnya secara historis dan memperhitungkan rasio-rasio

keuangan.

4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melihat seberapa besar respon

pasar terhadap laporan keuangan mempunyai kandungan informasi

yang cukup dalam mengambil keputusan investor.Dalam

kenyataannya belum ada dukungan dari bukti-bukti yang cukup dari

berbagai penelitian.

Page 71: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

71

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Belkaoui, A. R.. 2000. Teori Akuntansi, Buku Satu. Terjemahan

Marwanta, Hanjanti Widyastuti, Heni Kurniawan dan Alia

Ariesanti. 2000. Jakarta: Salemba Empat.

Brigham,Eugene, dan Houston, F, Joel.2001. Manajemen Keuangan.

Jakarta; Erlangga.

Chariri Anis, Ghozali Imam. 2005. Teori Akuntansi. Semarang : Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Dewi, Monika. 2007. Pengaruh Leverage Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap Manajemen

Laba. Skripsi. Malang ; Universitas Brawijaya

Dwiatmini, Sesilia dan Nurkholis. 2001. Analisis Reaksi Pasar

Terhadap Informasi Laba Kasus Paraktik Perataan Laba Pada

Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. TEMA, Vol. II : No. 1, h. 35-48.

Dharmastusi, Ch Fara. 2004. “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROI, DER,

dan NPM Dalam Menetapkan Harga Saham Perdana ( Studi Pada

Perusahaan yang Terdaftar di BEJ)”.Balance. Hal 14-28.(2

September 2004).

Elizabeth, Indrawati Marpaung. 2003. “Perubahan Deviden Yield dan

Perubahan PER Berpengaruh Terhadap Perubahan Return

Saham.” Jurnal Ilmiah Akuntansi. Volume 3, No.1. November 2003

Ghazali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS, Edisi II. Semarang : Universitas Diponegoro.

Page 72: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

72

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2000. Analisa Laporan Keuangan.

Yogyakarta : UPP AMP YKPN

IAI. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002 Metodologi Penelitian Bisnis

untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Istianah, Mei. 2006. Pengaruh Faktor Debt to Equity Ratio, Profitabilitas,

DPR dan Size Perusahaan Terhadap Tindakan Perataaan Laba

(Income Smoothing) pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ

Tahun 2000-2004. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Juniarti, Corolina. 2005. Analisa Faktor-Faktor yang Berpengaruh

Terhadap Perataan Laba ( Income Smoothing ) Pada Perusahaan-

Perusahaan Go Public, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 7, No. 2

: 148-162.

Munawir. 2002. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Murtanto. 2004. Analisis Perataan Laba ( Income Smoothing) :

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan

Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia. Proceedings

Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar :1177-1200.

Pratamasari, Frinta. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Praktik Perataan Laba ( Income Smoothing ) Pada Perusahaan

Manufaktur Dan Keuangan yang Terdaftar di BEJ. Skripsi. Malang :

Universitas Brawijaya.

Riyanto, Bambang, Prof, Dr. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan, Yogyakarta ; ANDI.

Santoso, Purbayu Budi dan Ashari. 2005, Analisis Statistik dengan SPSS

dan Microsoft Excel. Yogyakarta : Andi.

Page 73: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

73

Sartono, Agus, R. Drs, MBA.2000. Manajemen Keuangan Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta ; BPFE.

Soehartono, Irawan. 2002. Metode Penelitian Sosial. Bandung ; PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alvabeta.

Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Asing dan Non-Asing di

Indonesia, JAAI, Vol. 8, No. 1 : 99-125

Page 74: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

74

Logistic Regression

Case Processing Summary

130 100.0

0 .0

130 100.0

0 .0

130 100.0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original ValueNon perata laba

Perata laba

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

179.448 -.154

179.448 -.154

Iteration1

2

Step

0

-2 Log

likelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448b.

Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

c.

Page 75: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

75

Classification Tablea,b

70 0 100.0

60 0 .0

53.8

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 0

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Variables in the Equation

-.154 .176 .768 1 .381 .857ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

2.618 1 .106

.915 1 .339

.739 1 .390

4.240 3 .237

ROA

DAR

PER

Variables

Overall Statistics

Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Enter

Page 76: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

76

Iteration Historya,b,c,d

174.967 -.133 .016 -.028 -.003

174.854 -.130 .019 -.037 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

Iteration1

2

3

4

Step

1

-2 Log

likelihood Constant ROA DAR PER

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448c.

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates

changed by less than .001.

d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

4.597 3 .204

4.597 3 .204

4.597 3 .204

Step

Block

Model

Step 1Chi-square df Sig.

Model Summary

174.852a .035 .046

Step1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

a.

Hosmer and Lemeshow Test

4.255 8 .833

Step1

Chi-square df Sig.

Page 77: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

77

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

9 8.996 4 4.004 13

8 7.772 5 5.228 13

5 7.373 8 5.627 13

6 7.166 7 5.834 13

9 7.033 4 5.967 13

6 6.915 7 6.085 13

8 6.789 5 6.211 13

7 6.665 6 6.335 13

7 6.426 6 6.574 13

5 4.866 8 8.134 13

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step

1

Observed Expected

Perataan laba = Non

perata laba

Observed Expected

Perataan laba = Perata

laba

Total

Classification Tablea

59 11 84.3

47 13 21.7

55.4

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 1

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

The cut value is .500a.

Variables in the Equation

.020 .013 2.155 1 .142 1.020 .993 1.047

-.039 .056 .504 1 .478 .961 .862 1.072

-.003 .004 .753 1 .385 .997 .989 1.004

-.129 .200 .417 1 .519 .879

ROA

DAR

PER

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, PER.a.

Page 78: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

78

Correlation Matrix

1.000 -.164 -.148 -.383

-.164 1.000 .047 -.031

-.148 .047 1.000 .000

-.383 -.031 .000 1.000

Constant

ROA

DAR

PER

Step

1

Constant ROA DAR PER

Casewise Listb

S P .915 P .085 .304

Case47

Selected

Statusa

Perataan laba

Observed

Predicted

Predicted

Group Resid ZResid

Temporary Variable

S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.a.

Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.b.

Page 79: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

79

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

32 �

F

R 24 � P

E PP

Q PP

U PP

E 16 � PPP

N PNPP

C PPNNPP

Y PPNNPP

8 � PPNNNP

P NNNNNN

PNPNNNNNNPP

Page 80: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

80

NN NNNNNNNNNNNNNNNNNP N N P P

Predicted

������������������������������������������������

������������

Prob: 0 .25 .5 .75

1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 2 Cases.

Page 81: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

81

Logistic Regression

Case Processing Summary

130 100.0

0 .0

130 100.0

0 .0

130 100.0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original ValueNon perata laba

Perata laba

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

179.448 -.154

179.448 -.154

Iteration1

2

Step

0

-2 Log

likelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448b.

Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

c.

Page 82: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

82

Classification Tablea,b

70 0 100.0

60 0 .0

53.8

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 0

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Variables in the Equation

-.154 .176 .768 1 .381 .857ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

2.618 1 .106

.915 1 .339

.739 1 .390

4.240 3 .237

ROA

DAR

PER

Variables

Overall Statistics

Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Backward Stepwise (Wald)

Page 83: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

83

Iteration Historya,b,c,d,e,f

174.967 -.133 .016 -.028 -.003

174.854 -.130 .019 -.037 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

175.861 -.137 .017 -.003

175.789 -.140 .020 -.003

175.789 -.141 .020 -.004

176.677 -.204 .016

176.615 -.211 .019

176.615 -.211 .020

179.448 -.154

179.448 -.154

Iteration1

2

3

4

Step

1

1

2

3

Step

2

1

2

3

Step

3

1

2

Step

4

-2 Log

likelihood Constant ROA DAR PER

Coefficients

Method: Backward Stepwise (Wald)a.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448c.

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates

changed by less than .001.

d.

Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates

changed by less than .001.

e.

Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates

changed by less than .001.

f.

Omnibus Tests of Model Coefficients

4.597 3 .204

4.597 3 .204

4.597 3 .204

-.937 1 .333

3.659 2 .160

3.659 2 .160

-.826 1 .364

2.834 1 .092

2.834 1 .092

-2.834 1 .092

Step

Block

Model

Step

Block

Model

Step

Block

Model

Step

Step 1

Step 2a

Step 3a

Step 4a

Chi-square df Sig.

A negative Chi-squares value indicates that the

Chi-squares value has decreased from the

previous step.

a.

Page 84: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

84

Model Summary

174.852a .035 .046

175.789b .028 .037

176.615b .022 .029

179.448c .000 .000

Step1

2

3

4

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

a.

Estimation terminated at iteration number 3 because

parameter estimates changed by less than .001.

b.

Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

c.

Hosmer and Lemeshow Test

4.255 8 .833

5.884 8 .660

5.506 8 .702

.000 0 .

Step1

2

3

4

Chi-square df Sig.

Page 85: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

85

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

9 8.996 4 4.004 13

8 7.772 5 5.228 13

5 7.373 8 5.627 13

6 7.166 7 5.834 13

9 7.033 4 5.967 13

6 6.915 7 6.085 13

8 6.789 5 6.211 13

7 6.665 6 6.335 13

7 6.426 6 6.574 13

5 4.866 8 8.134 13

9 8.951 4 4.049 13

7 7.706 6 5.294 13

7 7.313 6 5.687 13

5 7.121 8 5.879 13

10 6.980 3 6.020 13

5 6.894 8 6.106 13

7 6.777 6 6.223 13

7 6.646 6 6.354 13

7 6.416 6 6.584 13

6 5.195 7 7.805 13

8 8.344 5 4.656 13

7 7.550 6 5.450 13

4 7.311 9 5.689 13

8 7.178 5 5.822 13

7 7.104 6 5.896 13

9 6.998 4 6.002 13

8 6.895 5 6.105 13

7 6.742 6 6.258 13

7 6.557 6 6.443 13

5 5.321 8 7.679 13

70 70.000 60 60.000 130

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step 1

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step 2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step 3

1Step 4

Observed Expected

Perataan laba = Non

perata laba

Observed Expected

Perataan laba = Perata

laba

Total

Page 86: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

86

Classification Tablea

59 11 84.3

47 13 21.7

55.4

58 12 82.9

47 13 21.7

54.6

62 8 88.6

51 9 15.0

54.6

70 0 100.0

60 0 .0

53.8

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Non perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Non perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Non perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 1

Step 2

Step 3

Step 4

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

The cut value is .500a.

Variables in the Equation

.020 .013 2.155 1 .142 1.020 .993 1.047

-.039 .056 .504 1 .478 .961 .862 1.072

-.003 .004 .753 1 .385 .997 .989 1.004

-.129 .200 .417 1 .519 .879

.020 .013 2.219 1 .136 1.020 .994 1.047

-.004 .004 .780 1 .377 .997 .989 1.004

-.141 .197 .511 1 .475 .869

.020 .013 2.179 1 .140 1.020 .994 1.047

-.211 .181 1.362 1 .243 .810

-.154 .176 .768 1 .381 .857

ROA

DAR

PER

Constant

Step 1a

ROA

PER

Constant

Step 2a

ROA

Constant

Step 3a

ConstantStep 4a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, PER.a.

Page 87: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

87

Correlation Matrix

1.000 -.164 -.148 -.383

-.164 1.000 .047 -.031

-.148 .047 1.000 .000

-.383 -.031 .000 1.000

1.000 -.156 -.387

-.156 1.000 -.034

-.387 -.034 1.000

1.000 -.187

-.187 1.000

Constant

ROA

DAR

PER

Step

1

Constant

ROA

PER

Step

2

Constant

ROA

Step

3

Constant ROA DAR PER

Variables not in the Equation

.823 1 .364

.823 1 .364

.861 1 .353

.801 1 .371

1.628 2 .443

2.618 1 .106

.915 1 .339

.739 1 .390

4.240 3 .237

DARVariables

Overall Statistics

Step 2a

DAR

PER

Variables

Overall Statistics

Step 3b

ROA

DAR

PER

Variables

Overall Statistics

Step 4c

Score df Sig.

Variable(s) removed on step 2: DAR.a.

Variable(s) removed on step 3: PER.b.

Variable(s) removed on step 4: ROA.c.

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

32 �

Page 88: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

88

F

R 24 � P

E PP

Q PP

U PP

E 16 � PPP

N PNPP

C PPNNPP

Y PPNNPP

8 � PPNNNP

P NNNNNN

PNPNNNNNNPP

NN NNNNNNNNNNNNNNNNNP N N P P

Predicted

������������������������������������������������

������������

Prob: 0 .25 .5 .75

1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

Page 89: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

89

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 2 Cases.

Step number: 2

Observed Groups and Predicted Probabilities

32 �

F P

R 24 � P

E PP

Q PP

U PP

E 16 � PPP

N PPNPP

C PNNPP

Y PNNPP

Page 90: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

90

8 � PPNNNN

NNNNNN

P PPNNNNNNPP

N NNNNNPNNNNNNNNNNNN PN N P P

Predicted

������������������������������������������������

������������

Prob: 0 .25 .5 .75

1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 2 Cases.

Page 91: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

91

Step number: 3

Observed Groups and Predicted Probabilities

32 � P

P

P

F P

R 24 � P

E P

Q PNP

U PNP

E 16 � PNP

N PNP

C PPNNP

Y PPNNNP

8 � PPNNNPP

PNPNNNNP

NNNNNNNNP

Page 92: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

92

N N PN NNNNNNNNNPPN N P P

Predicted

������������������������������������������������

������������

Prob: 0 .25 .5 .75

1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 2 Cases.

Page 93: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

93

Step number: 4

Observed Groups and Predicted Probabilities

160 �

F P

R 120 � P

E P

Q P

U P

E 80 � P

N N

C N

Y N

40 � N

N

N

Page 94: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

94

N

Predicted

������������������������������������������������

������������

Prob: 0 .25 .5 .75

1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 10 Cases.

Page 95: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

95

Descriptive Statistics

130 -60.03 128.66 3.0854 17.30878

130 -63.39 3.49 .1805 5.64256

130 -42.66 246.28 20.8295 47.75452

ROA

DAR

PER

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

130 130 130

3.0854 .1805 20.8295

17.30878 5.64256 47.75452

.210 .489 .304

.210 .369 .304

-.169 -.489 -.200

2.399 5.570 3.471

.000 .000 .000

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA DAR PER

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 96: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

96

NPar Tests

Mann-Whitney Test

Ranks

70 64.13 4489.00

60 67.10 4026.00

130

70 62.06 4344.50

60 69.51 4170.50

130

70 66.93 4685.00

60 63.83 3830.00

130

Perataan labaNon perata laba

Perata laba

Total

Non perata laba

Perata laba

Total

Non perata laba

Perata laba

Total

ROA

DAR

PER

N Mean Rank Sum of Ranks

Test Statisticsa

2004.000 1859.500 2000.000

4489.000 4344.500 3830.000

-.448 -1.123 -.467

.654 .261 .640

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA DAR PER

Grouping Variable: Perataan labaa.

Page 97: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

97

Lampiran 7

Pengujian Univariate

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

130 130 130

3.0854 .1805 20.8295

17.30878 5.64256 47.75452

.210 .489 .304

.210 .369 .304

-.169 -.489 -.200

2.399 5.570 3.471

.000 .000 .000

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA DAR PER

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Test Statisticsa

2004.000 1859.500 2000.000

4489.000 4344.500 3830.000

-.448 -1.123 -.467

.654 .261 .640

Mann-Whitney U

Wilcoxon W

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

ROA DAR PER

Grouping Variable: Perataan labaa.

Page 98: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

98

Lampiran 8

Pengujian Multivariate

Logistic Regression

Case Processing Summary

130 100.0

0 .0

130 100.0

0 .0

130 100.0

Unweighted Casesa

Included in Analysis

Missing Cases

Total

Selected Cases

Unselected Cases

Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total

number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

0

1

Original ValueNon perata laba

Perata laba

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Page 99: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

99

Iteration Historya,b,c

179.448 -.154

179.448 -.154

Iteration1

2

Step

0

-2 Log

likelihood Constant

Coefficients

Constant is included in the model.a.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448b.

Estimation terminated at iteration number 2 because

parameter estimates changed by less than .001.

c.

Classification Tablea,b

70 0 100.0

60 0 .0

53.8

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 0

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the model.a.

The cut value is .500b.

Variables in the Equation

-.154 .176 .768 1 .381 .857ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

2.618 1 .106

.915 1 .339

.739 1 .390

4.240 3 .237

ROA

DAR

PER

Variables

Overall Statistics

Step

0

Score df Sig.

Page 100: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

100

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

174.967 -.133 .016 -.028 -.003

174.854 -.130 .019 -.037 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

174.852 -.129 .020 -.039 -.003

Iteration1

2

3

4

Step

1

-2 Log

likelihood Constant ROA DAR PER

Coefficients

Method: Entera.

Constant is included in the model.b.

Initial -2 Log Likelihood: 179.448c.

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates

changed by less than .001.

d.

Omnibus Tests of Model Coefficients

4.597 3 .204

4.597 3 .204

4.597 3 .204

Step

Block

Model

Step 1Chi-square df Sig.

Model Summary

174.852a .035 .046

Step1

-2 Log

likelihood

Cox & Snell

R Square

Nagelkerke

R Square

Estimation terminated at iteration number 4 because

parameter estimates changed by less than .001.

a.

Page 101: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

101

Hosmer and Lemeshow Test

4.255 8 .833

Step1

Chi-square df Sig.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

9 8.996 4 4.004 13

8 7.772 5 5.228 13

5 7.373 8 5.627 13

6 7.166 7 5.834 13

9 7.033 4 5.967 13

6 6.915 7 6.085 13

8 6.789 5 6.211 13

7 6.665 6 6.335 13

7 6.426 6 6.574 13

5 4.866 8 8.134 13

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Step

1

Observed Expected

Perataan laba = Non

perata laba

Observed Expected

Perataan laba = Perata

laba

Total

Classification Tablea

59 11 84.3

47 13 21.7

55.4

ObservedNon perata laba

Perata laba

Perataan laba

Overall Percentage

Step 1

Non perata

laba Perata laba

Perataan laba

Percentage

Correct

Predicted

The cut value is .500a.

Page 102: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

102

Variables in the Equation

.020 .013 2.155 1 .142 1.020 .993 1.047

-.039 .056 .504 1 .478 .961 .862 1.072

-.003 .004 .753 1 .385 .997 .989 1.004

-.129 .200 .417 1 .519 .879

ROA

DAR

PER

Constant

Step

1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, PER.a.

Correlation Matrix

1.000 -.164 -.148 -.383

-.164 1.000 .047 -.031

-.148 .047 1.000 .000

-.383 -.031 .000 1.000

Constant

ROA

DAR

PER

Step

1

Constant ROA DAR PER

Casewise Listb

S P .915 P .085 .304

Case47

Selected

Statusa

Perataan laba

Observed

Predicted

Predicted

Group Resid ZResid

Temporary Variable

S = Selected, U = Unselected cases, and ** = Misclassified cases.a.

Cases with studentized residuals greater than 2.000 are listed.b.

Page 103: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

103

Step number: 1

Observed Groups and Predicted Probabilities

32

F

R 24 P

E PP

Q PP

U PP

E 16 PPP

N PNPP

C PPNNPP

Y PPNNPP 8 PPNNNP

P NNNNNN PNPNNNNNNPP

NN NNNNNNNNNNNNNNNNNP N N P P

Predicted

Prob: 0 .25 .5 .75 1

Group:

NNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNNPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPPP

Predicted Probability is of Membership for Perata laba

The Cut Value is .50

Symbols: N - Non perata laba

P - Perata laba

Each Symbol Represents 2 Cases.

Page 104: PENDAHULUAN - eprints.unisnu.ac.ideprints.unisnu.ac.id/253/1/SETYANI skrip.rtf.pdfLaporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

104

Lampiran 9

Pengujian Multivariate secara Terpisah

Variables in the Equation

.020 .013 2.155 1 .142 1.020 .993 1.047

-.039 .056 .504 1 .478 .961 .862 1.072

-.003 .004 .753 1 .385 .997 .989 1.004

-.129 .200 .417 1 .519 .879

.020 .013 2.219 1 .136 1.020 .994 1.047

-.004 .004 .780 1 .377 .997 .989 1.004

-.141 .197 .511 1 .475 .869

.020 .013 2.179 1 .140 1.020 .994 1.047

-.211 .181 1.362 1 .243 .810

-.154 .176 .768 1 .381 .857

ROA

DAR

PER

Constant

Step 1a

ROA

PER

Constant

Step 2a

ROA

Constant

Step 3a

ConstantStep 4a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: ROA, DAR, PER.a.