PIKKG - Skenario 4 2015

27
1 TENTIR PIKKG PRINSIP PROMOTIF-PREVENTIF DALAM KESEHATAN SIE PEND FKG UI 2015 #CERDAS, OPTIMAL, BERKUALITAS UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI 2015

description

INI PIKKG UNTUK KAMU

Transcript of PIKKG - Skenario 4 2015

Page 1: PIKKG - Skenario 4 2015

1

TENTIR PIKKG

PRINSIP PROMOTIF-PREVENTIF DALAM KESEHATAN

SIE PEND FKG UI 2015

#CERDAS, OPTIMAL, BERKUALITAS

UNIVERSITAS INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

2015

Page 2: PIKKG - Skenario 4 2015

2

KELAINAN GIGI DAN MULUT YANG UTAMA

Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit

yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Persepsi dan perilaku masyarakat

Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih

besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat.

Sementara ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan

periodental.

A. KARIES GIGI

Tanda – tanda terjadinya karies pada gigi :

Perubahan warna gigi (bintik putih atau bintik hitam)

Lubang kecil pada permukaan gigi

Lubang yang kentara

Makanan mudah melekat pada permukaan gigi.

Rasa sakit dan ngilu bila minum air panas / dingin

Daerah permukaan gigi yang mudah terkena karies adalah :

Celah - celah gigi depan dan belakang

Daerah gigi yang berlapis

Permukaan gigi geraham

Cara – cara pencegahan karies pada gigi :

1. Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride 2x sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan

malam hari sebelum tidur.

2. Lakukan flossing menggunakan benang gigi (dental floss) untuk mengangkat plak

dan sisa makanan yang tersangkut di anatara celah gigi-geligi.

3. Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket juga kurangi minum minuman yang

manis seperti soda.

4. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi paling tidak setiap enam bulan sekali,

khususnya untuk membersihkan karang gigi.

Page 3: PIKKG - Skenario 4 2015

3

5. Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi, terutama

kalsium dan fluor, karena pembentukan benih gigi bayi dimulai pada awal

trisemester pertama.

6. Penggunaan fluoride baik secara sistemik (vitamin, makanan) atau lokal (pasta gigi,

aplikasi topikal fluor)

B. PERIODONTAL DISEASE

Faktor penyebab penyakit periodontal :

Plak

Plak merupakan lapisan organik berisi bakteri yang begitu lengket sehingga hanya

dengan menyikat gigi secara menyeluruh yang akan menghilangkannya.

Kalkulus

Kalkulus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan

melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak terkalsifikasi.

Faktor Genetik

Hubungan keluarga, tali darah / persaudaraan, serta ras juga sedikit banyak menjadi

pemicu rangsang terjadinya penyakit periodontal. Kecenderungan ayah / ibu yang

mengalami penyakit periodontal, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya

penyakit periodontal kepada anak – anaknya. Perbedaan suku ras dan bangsa juga

sedikit banyak memberikan potensi besar kecilnya terkena penyakit periodontal ini.

Seperti kecenderungan ras keturunan Afrika, yang lebih berpotensi terkena penyakit

periodontal dibandingkan keturunan Amerika.

Faktor Usia

Semakin tua / dewasa seorang individu, maka potensi untuk mengalami kelainan

penyakit periodontal akan semakin besar juga. Karena pertumbuhan gigi yang

memanjang, akan lebih berpotensi menyebabkan kemudahan kerusakan yang akan

terjadi pada gigi – geligi mereka.

Page 4: PIKKG - Skenario 4 2015

4

Faktor Kebiasaan

Kebiasaan buruk seperti jarang menggosok gigi, jarang mengontrol gigi ke dokter

gigi paling tidak 6 bulan sekali, menyukai makanan manis dan mengonsumsinya

berlebihan, dsb. Menjadi pemicu terjadinya penyakit periodontal yang akan merusak

gigi – geligi.

Cara – cara sederhana untuk mencegah penyakit periodontal :

Menyikat gigi

Pemberian Fluoride

Mengurangi makanan yang manis dan lengket

Ke dokter gigi

KARIES PERIODONTAL DISEASE

Gigi berlubang, penyakit kronis yang

prosesnya berlangsung lama (inkubasi

hingga 6 bulan) berupa hilangnya ion

mineral dari enamel (email) mahkota

hingga permukaan akar

Kondisi dalam mulut yang ditandai dengan

peradangan gingivitis (gusi) yang dapat

menyebar ke jaringan lunak (periodonti)

dan tulang gigi disebabkan plak oleh

bakteri oral hygiene.

Streptococcus Mutans Porphyromonas Gingivalis

Treponema denticola

B. foshytus

DEMINERALISASI INFLAMASI (Peradangan)

Rubor (panas) – Color – Dolor (Nyeri)

FAKTOR RISIKO

Faktor Primer

Faktor yang berpengaruh langsung pada

biofilm

– Gula (glukosa)

Faktor Lokal

subgingiva

Faktor Sistemik

Umumnya pada periodontitis kronis

Page 5: PIKKG - Skenario 4 2015

5

Faktor Primer

PENGELOLAAN FAKTOR RISIKO

- Mengatur pola diet

Konsumsi gula :

(Slowly dissolve – solid – liquid)

-Meningkatkan kebersihan mulut

Oral Hygiene – Peningkatan kebersihan

mulut dan saliva

Pemilihan sikat gigi, metode aplikasi

menyikat gigi yang baik dan benar

I. PRINSIP PROMOTIF DAN PREVENTIF

Pelayanan preventif dan promotif adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang

sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada

dasarnya pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.

1. Preventif (pencegahan)

adalah mencegah jangan sampai terkena penyakit atau menjaga orang yang

sehat agar tetap sehat, Misalnya yang paling sederhana melakukan cuci tangan sebelum

makan dan sesudah buang air besar akan mencegah terjadinya penyakit diare.sedangkan

2. Promotif (peningkatan)

Adalah meningkatkan agar status statuskesehatan menjadi semakin meningkat,

misalnya pemberian inisiasimenyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif yang dapat

membantumeningkatkan kekebalan terhadap penyakit karena kolostrum dan zat-zatgizi

yang terkandung dalam ASI. Anak tidak mudah terkena penyakit

Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat,

terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :

1. Promotion of health

Page 6: PIKKG - Skenario 4 2015

6

2. Specifik protection

3. Early diagnosis and prompt treatment

4. Limitation of disability

5. Rehabilitation.

Menurut Ottawa Charter, bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses

yang memungkinkan individu untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Sedangkan

menurut WHO (1998) menyebutkan bahwa promosi kesehatan adalah strategi inti untuk

pengembangan kesehatan, yang merupakan suatu proses yang berkembang dan

berkesinambungan pada status sosial dan kesehatan individu dan masyarakat.

Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan:

a.Promosi kesehatan pada aspek promotif.

b.Promosi kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan:

- Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)

-Pencegahan tingkat kedua (Secondary prevention)

- Pencegahan tingkat tiga (Tertiary prevention)

A. Upaya Promotif

Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukanuntuk

meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok

orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakatmampu meningkatkan

kesehatannya. Dalam suatu survey di negara-negara

berkembang, dalam suatu populasi hanya terdapat antara 80%-85% orang yang benar-

benar sehat.

Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif sangat penting untuk

mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan

upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kes

ehatan (promotif).

Page 7: PIKKG - Skenario 4 2015

7

B. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegahterjadinya penyakit.

Bentuk kegiatannya adalah imunisasi, pemeriksaanan tenatal care, postnatal care,

perinatal dan neonatal. Sasaran promosikesehatan pada aspek ini adalah kelompok

masyarakat yang berisiko tinggi (high risk).

Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh

sakit atau terkena penyakit (primary prevention).

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individudalam mencegah

terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secaraetimologi berasal dari bahasa

latin, Pravenire yang artinya datang sebelumatau antisipasi atau mencegah untuk tidak

terjadi sesuatu. yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja

dilakukanuntuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagiseseorang

atau masyarakat (Notosoedirjo dan Latipun, 2005 : 145 ).

UPAYA PENCEGAHAN

A. Eliminasi reservoir

Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat

dilakukan dengan cara :

1. Mengisolasi penderita : menempatkan pasien di tempat khusus untuk mengurangi

kontak dengan orang lain

2. Karantina : membatasi ruang gerak penderita dan menempatkan bersama-sama

penderita sejenis ditempat khusus yang didesain untuk itu

B. Memutus mata rantai

Dilakukan dengan cara meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene program

C. Melindungi orang/kelompok rentan

1. Memberi perlindungan khusus pada bayi dan anak balita dengan imunisasi.

Obat-obat tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis, disentri

2. Meningkatkan gizi anak karena anak usia muda dengan gizi kurang akan

menyebabkan kerentanan pada anak tersebut

Page 8: PIKKG - Skenario 4 2015

8

II. KONSEP SEHAT-SAKIT-PENCEGAHAN

SEHAT

Suatu keadaan sejahtera sempurna jasmani, rohani dan sosial yang

memungkinkan untuk hidup produktif sosialndan ekonomi, jadi tidak hanya dalam arti

tidak adanya penyakit atau kelumpuhan.

Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan

konsep sehat yang positif (Edelman dan mendle, 1994):

Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan

tugasnya secara efektif.

Kesimpulan :

Sehat adalah keadaan optimal baik fisik, mental maupun sosial seseorang

beraktivitas secara efektif.

SAKIT

Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manuasia termasuk

sejumlkah sistem biologis dan kondisi penyesuaian.

Tiga criteria adanya sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang sakit yang

dirasakan dan ketidakmampuan beraktivitas

Bukti sakit adalah tanda dan gejala

Sakit adalah keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga

menimbulkan gangguan pada aktifitas sehari-hari baik jasmani maupun sosial.

Kesimpulan :

Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh ynag disertai dengan tanda

dan gejala yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari.

Page 9: PIKKG - Skenario 4 2015

9

III. FAKTOR RESIKO PENYAKIT DAN PENGELOLAANNYA

Risk Factor atau Faktor Resiko adalah hal-hal atau variabel yang terkait dengan

peningkatan suatu resiko dalam hal ini penyakit tertentu. Faktor resiko di sebut juga

faktor penentu, yaitu menentukan berapa besar kemungkinan seorang yang sehat

menjadi sakit. Faktor penentu kadang-kadang juga terkait dengan peningkatan dan

penurunan resiko terserang sutu penyakit

1. Faktor resiko yang tidak dapat diintervensi. Antara lain:

–faktor genetik

–faktor jenis kelamin

–faktor usia

2. Faktor resiko yang dapat di intervensi, antara lain:

–Kebiasaan buruk

–gaya hidup

– pola makan

–obesitas

Kegunaannya dari pada faktor resiko ini, pada dasarnya untuk mengetahui proses

terjadinya penyakit dalam hal ini penyakit tidak menular. Misalnya :

• Untuk memprediksi, meramalkan kejadian penyakit, misalnya perokok berat

mempunyai kemungkinan 10 kali untuk kanker paru daripada bukan perokok.

• Untuk memperjelas penyebab artinya kejelasan atau beratnya faktor resiko

dapat menjadikannya sebagai faktor penyebab, tentunya setelah menghilangkan

pengaruh dan faktor pengganggu sehingga faktor resiko itu adalah faktor

penyebab.

• Untuk mendiagnosa artinya membantu proses diagnosa

Page 10: PIKKG - Skenario 4 2015

10

Menentukan besar faktor resiko dapat dilakukan dengan menghitung

besarnya resiko relative atau odds rasio. Perhitungan ini berdasarkan perbedaan rate

antara inciden populasi yang terpapar (Exposure) dengan yang tidak terpapar (Non

Exposure) pada kelompok yang sakit (kasus) dan tidak sakit (kontrol). Perhitungan ini

dikaitkan dengan jenis-jenis metode penelitian epidemiologi dan bisa juga dengan

melihat frekuensi penyakitnya.

Selain itu ada pendekatan yang menggabungkan ketiga bentuk pencegahan dengan 4

faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit :

• Gaya hidup (life style)

• Lingkungan (environment)

• Biologis

• Pelayanan kesehatan (delivery health)

FIVE LEVELS OF PREVENTION

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan gigi, dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat

pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark sebagai berikut:

1) Promosi Kesehatan (Health Promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan gigi diperlukan untukmeningkatkan derajat

kesehatan gigi, misalnya dengan memilihmakanan yang menyehatkan gigi,

mengatur pola makanan yangmengandung gula.

2) Perlindungan Khusus (Specific Protection)

Yang termasuk dalam program upaya pelayanan perlindungan khususini, misalnya

pembersihan karang gigi, menyikat gigi segera setelahmakan, topical aplikasi,

fluoridasi air minum dan sebagainya.Pendidikan kesehatan gigi pada tingkat ini

diperlukan agarmasyarakat menjadi sadar untuk memelihara kesehatan gigi,

terutamauntuk daerah yang belum menyadari pentingnya pemeliharaankesehatan

gigi.

Page 11: PIKKG - Skenario 4 2015

11

3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early Diagnosis and PromptTreatment)

Diagnosis dan pengobatan sedini mungkin perlu dilakukan, misalnyapemeriksaan

gigi dengan sinar-X secara berkala, penambalan gigiyang terkena karies,

penambalan fissure yang terlalu dalam dansebagainya.Pada tingkat ini pendidikan

kesehatan diperlukan karena masihrendahnya pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenaikesehatan gigi, sehingga seringkali mereka membiarkan

giginya yang berlubang tidak segera ditambal dan mengakibatkan penyakit

yanglebih parah.

4) Pembatasan Cacat (Disability Limitation)

Pembatasan cacat merupakan tindakan pengobatan penyakit yangparah, misalnya

pulp capping, pengobatan urat saraf, pencabutan gigidan sebagainya.Pada tingkat

ini pendidikan kesehatan diperlukan karena merekasering tidak mengobati

penyakitnya secara tuntas. Misalnya, padaperawatan urat saraf yang memerlukan

beberapa kali kunjungan ataumereka ingin segera mencabut giginya walaupun

sebenarnya masihdapat dilakukan penambalan.

5) Rehabilitasi (Rehabilitation)

Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan atau pengembalian fungsidan bentuk

sesuai dengan aslinya, misalnya pembuatan gigi tiruan.Pendidikan kesehatan pada

tingkat ini masih diperlukan untukmenyadarkan masyarakat akan pentingnya

mengembalikan fungsipengunyahan setelah dilakukan pencabutan dengan

pembuatan geligitiruan. Selain itu, juga diberikan penerangan tentang kemungkinan

- kemungkinan yang dapat terjadi akibat tidak dilakukan pembuatangeligi tiruan.

Tindakan yang dilakukan pada masa pasca erupsi ini terdiri dari pencegahanprimer,

sekunder dan tertier.:

a) Pencegahan Primer

Yaitu pencegahan sebelum gejala klinik timbul yaitu dengan cara peningkatan dan

perlindungan khusus. Peningkatan kesehatan : pendidikan kesehatan,

meningkatkan keadaan sosio ekonomi seseorang, standart nutrisi yang baik,

membatasi frekuensi makanan dan minuman yang manis-manis dan pemeriksaan

Page 12: PIKKG - Skenario 4 2015

12

berkala (Tarigan, 1991).

b) Pencegahan Sekunder

Diagnosa dini dengan pengobatan yang tepat dan membatasi

ketidakmampuan/cacat yaitu pengobatan yang cepat untuk menghentikan proses

penyakitdan mencegah terjadinya komplikasi. Pada gigi yang terserang karies dan

masihdapat dilakukan penambalan maka dilakukan perawatan gigi/restorasi

gigi.Dengan demikian, lengkung geligi dapat dipertahankan dalam keadaan

utuh,fungsi pengunyahan dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis

dapatdihilangkan sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat

dipertahankan.Selain itu, mempertahankan gigi anterior dapat mempertahankan

fungsi estetik,membantu fungsi bicara dan mencegah timbulnya efek psikologis bila

gigitersebut harus dicabut (Tarigan, 1991).

c) Pencegahan Tertier

Gigi dengan karies yang sudah dilakukan pencabutan terhadap rehabilitasi dengan

pembuatan gigi palsu (Tarigan, 1991).

Becker (1979) mengajukan beberapa klasifikasi perilaku yang berhubungandengan

kesehatan (Health Related Behaviour) salah satu diantaranya adalah

perilakukesehatan (Health Behaviour), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan

tindakan ataukegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan

kesehatannya. Termasukjuga tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit,

kebersihan perorangan, memilihmakanan, sanitasi dan sebagainya (Herijulianti,

2002).

STATUS GIZI MASYARAKAT

a. Gizi, adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara

normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehdupan,

pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi

Page 13: PIKKG - Skenario 4 2015

13

b. Keadaan gizi, adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan

penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat

dari tersdianya zat gizi dalam seluler tubuh

c. Malnutrition (Gizi salah), adalah keadaan patofisiologis akibat dari kekurangan atau

kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi, ada empat bentuk

malnutrisi diantaranya adalah : (1) Under nutrition, kekurangan konsumsi pangan secara

relatif atau absolut untuk periode tertentu, (2) Specific deficiency, kekurangan zat gizi

tertentu, (3) Over nutrition, kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu, (4)

Imbalance, karena disproporsi zat gizi, misalnya kolesterol terjadi karena tidak

seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan

VLDL (Very Low Density Lipoprotein), (5) Kurang energi protein (KEP), adalah

seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein

dalam makanan sehari-hari atau gangguan penyakit tertentu. Anak dikatakan KEP bila

berat badan kurang dari 80% berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NHCS.

Indikator Status Gizi

Indikator status gizi yaitu tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang

keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Indikator status

gizi umumnya secara langsung dapat terlihat dari kondisi fisik atau kondisi luar

seseorang.

contoh: pertumbuhan fisik → ukuran tubuh → antropometri (berat badan, tinggi badan,

dan lainnya).

1. Berat Badan per Umur

Berdasarkan klasifikasi dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak

diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu :

- Gizi Baik : apabila berat badan bayi atau anak menurut umurnya lebih dari 89 %

standard Harvard

- Gizi kurang : apabila berat badan bayi atau anak menurut umur berada di antara 60,1

% - 80 % standard Harvard

Page 14: PIKKG - Skenario 4 2015

14

- Gizi buruk : apabila berat badan bayi atau anak menurut umurnya 60 % atau kurang

dari standard Harvard

2. Tinggi Badan Menurut Umur

Pengukuran Status Gizi bayi atau anak berdasarkan tinggi badan menurut umur

dari Universitas Harvard, keadaan gizi anak diklasifikasikan menjadi tiga tingkat, yaitu :

- Gizi Baik : apabila panjang tinggi badan bayi atau anak lebih dari 80 % standard

Harvard

- Gizi kurang : apabila panjang tinggi badan bayi atau anak menurut umur berada di

antara 70,1 % - 80 % standard Harvard

- Gizi buruk : apabila panjang tinggi badan bayi atau anak menurut umurnya 70 % atau

kurang dari standard Harvard

3. Berat Badan Menurut Tinggi

Pengukuran berat badan menurut tinggi badan ini diperoleh dengan

mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard :

- Gizi Baik : apabila berat badan bayi atau anak menurut panjang atau tingginya lebih

dari 90 % standard Harvard

- Gizi kurang : apabila berat bdan bayi atau anak menurut panjang atau tingginya

berada di antara 70,1 % - 90 % standard Harvard

- Gizi buruk : apabila berat badan bayi atau anak menurut panjang atau tingginya

menurut umurnya 70 % atau kurang dari standard Harvard

4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur

Klasifikasi pengukuran status gizi bayi atau anak berdasarkan lingkar lengan

atas, yang sering digunakan adalah mengac kepada standar Harvard, klasifikasinya

adalah :

- Gizi Baik : apabila LLA bayi atau anak menurut umurnya lebih dari 85 % standard

Wolanski

- Gizi kurang : apabila b LLA bayi atau anak menurut umurnya berada di antara 70,1

% - 85 % standard Wolanski

- Gizi buruk : apabila LLA bayi atau anak menurut umurnya 70 % atau kurang dari

standard Wolanski

Page 15: PIKKG - Skenario 4 2015

15

5. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Untuk menentukan status gizi orang dewasa dapat menggunakan indeks masa

tubuh . Formula untuk menentukan IMT adalah :

Perlu pula dipahami bahwa antara status

gizi dan indikator status giziterdapat

suatu perbedaan yaitu: bahwa indikator

memberikan refleksi tidak hanya status

gizi tetapi juga dapat merupakan refleksi

pengaruh – pengaruh non – Gizi. Oleh

karenanya indikator yang digunakan

walaupun sensitif tetapi tidak selalu

spesifik untuk status gizi.

Antropometri : Antropometri dapat berarti ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari

sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat

gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan

protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Dalam pembahasan tentang status gizi, ada 3 konsep yang harus dipahami ketiga

konsep ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Ketiga konsep pengertian

tersebut adalah:

a. Proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui

proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan

pembuangan untuk

pemeliharaan hidup. pertumbuhan fisik organ tubuh dan produksi energi proses ini

disebut gizi

atau (Nutrition)

b. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi di satu

pihak dan

pengeluaran oleh organisme di pihak lain. keadaan ini disebut Nutriture

Page 16: PIKKG - Skenario 4 2015

16

c. Tanda-tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture dapat terlihat melalui

variabel

tertentu. Hal ini disebut status gizi (Nutritional status). Oleh karena itu dengan mengacu

tentang

keadaan gizi seseorang perlu disebutkan variabel yang digunakan untuk menentukannya

(misalnya: tinggi badan atau variabel pertumbuhan dan sebagainya variabel – variabel

yang

digunakan untuk menentukan status gizi selanjutnya disebut sebagai indikator status

gizi.

DHDS (DENTAL HEALTH DIET SCORE)

Dental Health Diet Score adalah alat pengukur atau prosedur penilaian sederhana yang

dapat mengungkapkan masalah diet potensial yang mungkin dapat mempengaruhi

kesehatan gigi.

Perhitungan Food Score

Food No. Of Servings Points

Meat .... x 8

Milk .... x 12

Fruit & Vegetables .... x 8

Others .... x 6

Bread & Cereals .... x 6

Perhitungan Nutrient Score

Berikan 1 skor pada setiap gizi yang dikonsumsi

1. Protein : cheese, eggs, fish, meat, liver, milk, and spinach

2. Iron : beef, eggs, liver, green leafy vegetables

3. Folic acid : cereals, spinach, yeast

4. Vitamin C : grape, green peppers, oranges, strawberries,tomatoes

5. Calcium : cheese, eggs, green leafy vegetables, milk

FOOD SCORE + NUTRIENT SCORE – SWEET SCORE = DHDS

Page 17: PIKKG - Skenario 4 2015

17

Perhitungan Sweet Score

Yaitu menghitung kandungan gula yang dikonsumsi

1. Liquid (x5) : soft drinks, fruit drinks, sugar&honey in beverages, ice cream,

flavored yoghurt, puding, custard

2. Solid & Sticky (x10) : cake, donut, pastry,cookies, chocolate candy, caramel,

dried fruits, jelly, jam, chewy gum

3. Slowly dissolving (x15) : hard cand, breath mints, cough drops

Akumulasi DHDS

Score Result Interpretation

72-96 Excellent Conseling not required

64-72 Adequate Educate the patient

56-64 Barely adequate Conseling required

56 or less Not adequate Conseling with diet

modification

Menurut buku Promosi Kesehatan, perencanaan promosi kesehatan adalah suatu

proses diagnosis penyebab masalah, penetapan prioritas, dan alokasi sumber daya yang

ada untuk mencapai tujuan. Dalam perencanaan hal yang penting adalah menetapkan

dimensi kebutuhan dan prioritas kebutuhan promosi kesehatan. Sehingga menghasilkan

rumusan rencana, rumusan tujuan (yaitu, rumusan peningkatan perilaku yang diinginkan

setelah mengkaji fakta perilaku, faktor-faktor internal dan eksternal), dan rumusan

kegiatan.

IV. Perencanaan Promosi Kesehatan Berdasarkan Kebutuhan

Model Perencanaan Promosi Kesehatan

1. Model Pert

Dikembangkan sejak tahun 1960 (Rose dan Mico). Terdiri atas 6 fase, yaitu

initiation, needs assesment, goal settings, planning/programming,

implementation, dan evaluation. Perhatian langsung atau dimensi model ini

adalah sebagai berikut :

1. Dimensi isi. Diperlukan informasi pada setiap fase

2. Dimensi metode. Cara mendapatkan dan menganalisis informasi

Page 18: PIKKG - Skenario 4 2015

18

3. Dimensi proses. Adanya tahap tertentu secara sistematis

2. Model PRECEDE-PROCEED

Awalnya dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada tahun 1980 dikenal

dengan model PRECEDE (Predisposing, Reinforcing and Enabling, Causes in

Educational Diagnosis and Evaluation). PRECEDE merupakan kerangka untuk

membantu perencana mengenal masalah, mulai dari kebutuhan pendidikan

sampai pengembangan program. Pada tahun 1991, model ini disempurnakan

menjadi PRECEDE-PROCEED. PROCEED merupakan singkatan dari Policy,

Regulatory and Organizational, Contructs in Educational and Environmental

Development.

Dalam aplikasinya, PRECEDE-PROCEED dilakukan bersama-sama dalam

proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. PRECEDE digunakan pada fase

diagnosis masalah, penetapan prioritas dan tujuan program, sedangkan

PROCEED digunakan utnuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

Langkah-langkah Perencanaan Promosi Kesehatan

A. Menentukan Kebutuhan Promosi Kesehatan

Diagnosis Masalah

Menggunakan model PRECEDE-PROCEED. Ada 5 fase, diantaraya

adalah :

Fase 1 (Diagnosis Sosial)

Proses menentukan persepsi masyarakat terhadap kebutuhannya

dan aspirasi masyarakat untk meningkatkan kualitas hidupnya,

melalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi

Fase 2 (Diagnosis Epidemiologi)

Proses mencari tahu kelompok mana yang terkena masalah

kesehatan, bagaimana pengaruh serta cara menanggulangi

masalah kesehatan tersebut

Fase 3 (Diagnosis Perilaku dan Lingkungan)

Proses mengidentifikasi masalah perilaku dan lingkungan yang

memengaruhi perilaku dan status kesehatan seseorang

Page 19: PIKKG - Skenario 4 2015

19

Fase 4 (Diagnosis Pendidikan dan Organisasional)

Dilakukan berdasarkan determinan perilaku yang memengaruhi

status kesehatan seseorang/masyarakat

Fase 5 (Diagnosis Administrasi dan Kebijakan)

Proses menganalisis kebijakan, sumber daya, dan peraturan yang

berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat

pengembangan program promosi kesehatan

Prioritas Masalah

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menentukan status kesehatan masyarakat

2. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada

3. Menentukan hubungan antara status kesehatan dan pelayanan

kesehatan di masyarakat

4. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (tingkat

pendidikan, umur, jenis kelamin, dll)

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan antara lain beratnya

masalah dan akibat yang ditimbulkan, pertimbangan poitis, dan sumber

daya yang ada di masyarakat.

B. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan

Tujuan Program

Merupakan refleksi dari fase sosial dan epidemiologi, berupa pernyataan

tentang apa yang akan dicapai dalam periode tertentu yang berhubungan

dengan status kesehatan

Menentukan Sasaran

Individu atau kelompok, atau keduanya

Menentukan Isi

Bahan yang akan disampaikan kepada sasaran untuk meningkatkan

pencapaian tujuan

Menentukan Metode

Page 20: PIKKG - Skenario 4 2015

20

Beberapa hal yang harus diperhatikan : aspek yang ingin dicapai, sumber

daya yang dimiliki masyarakat, serta jenis dan jumlah sasaran

Menentukan Media

Beberapa hal yang harus diperhatikan : jenis sasaran, tingkat pendidikan

sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan, dan sumber

daya yang ada

Menentukan Evaluasi

Kapan evaluasi dilaksanakan, dimana, kelompok sasaran mana yang

akan dievaluasi, serta siapa yang akan melakukan evaluasi

Menyusun Jadwal Pelaksanaan

Penjabaran waktu, tempat, dan pelaksanaan. Biasanya disajikan dalam

bentuk Gantt chart.

Page 21: PIKKG - Skenario 4 2015

21

Bentuk Nyata Program Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia

UKGS

Menurut Depkes RI (1996) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan

bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan

kesehatan gigi dan mulut secara terencana pada para siswa terutama siswa Sekolah

Tingkat Dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan

secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan

paketoptimal. Menurut Depkes (1983 cit.Priyono, 1995), UKGS merupakan sarana

utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah.

Melalui UKGS dapat ditanamkan sikap yang baik terhadapkesehatan gigi dan mulut

lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatanyang dilakukan serta tindakan dan

perawatan yang ada.

Kegiatan UKGS

◦ Kegiatan promotif, meliputi:

Menurut Depkes RI, 1996, Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan

petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi serta pendidikan/penyuluhan kesehatan

gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru sesuai kurikulum Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1994.

◦ Kegiatan preventif

Menurut Depkes RI, 1996, Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal

untuk kelas I, II dan kelas IIIdengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor

minimal 1 kali per bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut.

Menurut WHO (1987,cit.Sriyono, 2007), tindakan pencegahan karies gigi dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Tindakan masyarakat

Berupa fluoridasi air minum, fluoridasi air minum sekolah, fluoridasi

garamdapur, fluoridasi minuman susu, dan peningkatan diet yang sehat.

2. Tindakan perseorangan

Tindakan sendiri di bawah supervisi

Kumur-kumur cairan F

Tablet fluor

Menyikat gigi dengan cairan F, jeli dan pasta profilaksis

Tindakan aplikasi topikal oleh profesional

Aplikasi topikal F

Profilaksis F pasta

Pit dan fisur silen

Profilaksis dan pengambilan plak.

Kombinasi antara tindakan sendiri dibawah supervisi dan tindakan

Page 22: PIKKG - Skenario 4 2015

22

oleh profesional

Tindakan pencegahan sendiri

Pemakaian pasta F

Kontrol diet oleh individu

Kumur-kumur F dan penggunaan F tablet di rumah

◦ Kegiatan kuratif

Upaya kuratif yang dilaksanakan di UKGS adalah pengobatan darurat

untuk menghilangkan rasa sakit, pelayanan medik dasar baik berdasarkan

permintaanmaupun sesuai kebutuhan, dan rujukan bagi siswa yang memerlukan

perawatan(Depkes RI, 1996).

Tahap-tahap UKGS

Menurut Depkes RI (1996) terdapat tiga tahap UKGS berdasarkankeadaan tenaga dan

fasilitas kesehatan gigi di Puskesmas, yaitu:

1. UKGS Tahap I (paket minimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkautenaga

dan fasilitas kesehatan gigi yang meliputi:

a. Pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Kegiatan ini dilakukan oleh guru sesuaidengan Kurikulum Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan 1994 (BukuPendidikan Kesehatan).

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI

Kegiatan ini adalah sikat gigimasal minimal untuk kelas I, II dan kelas III dengan

memakai pasta gigiyang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

c. Untuk siswa SLTP/SLTA disesuaikan dengan program UKS daerah masing-masing.

2. UKGS tahap II ( paket standar UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga

dan fasilitas kesehatan gigi yang terbatas. Paket standar UKS yaitu UKGS tahap II

meliputi seluruh paket minimal UKS atau UKGS tahap Iditambah dengan:

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi (terintegrasi)

b. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi

sulung yang sudah waktunya tanggal

c. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit

d. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I sampai dengankelas VI (care

on demand )

e. Rujukan bagi yang memerlukan

3. UKGS tahap III (paket optimal UKS)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkautenaga dan

fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai.UKGS tahap IIImemakai sistem

Page 23: PIKKG - Skenario 4 2015

23

inkremental dengan pemeriksaan ulang setiap 2 tahun untuk gigi tetap. Paket optimal

UKS yaitu UKGS Tahap III meliputi seluruh paketstandar UKS atau UKGS Tahap II

ditambah dengan pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan.

Sasaran UKGS

Menurut Departemen Kesehatan RI (1996) sasaran progam UKGS adalah semua

murid usia sekolah yang dalam lingkup wilayah kerja puskesmas yaitu :

1. 100% SD melaksanakan pendidikan/penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai

kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Minimal 80% SD/MI melaksanakan sikat gigi massal.

3. Minimal 50% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan(care

on demand ).

4. Minimal 30% SD/MI mendapatkan pelayanan medik gigi atas dasar

kebutuhan perawatan (treatment need ).

Dalam Departemen Kesehatan RI tahun 2000 juga dijelaskan bahwa :

1. Frekuensi pembinaan UKGS ke SD minimal 2 kali per tahun

2. Minimal 75% murid SD mendapatkan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut

3. Minimal 80% murid SD mendapatkan perawatan medik gigi dasar, dari seluruh murid

SD yang telah terjaring untuk mendapatkan perawatan lanjutan

Sasaran kegiatan UKGS yang dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan di bagian

IKGP dan IKGM FKG UGM angkatan 58 adalah siswa kelas 3B(7 siswa)dan kelas 6B

(6 siswa) SD Kanisius Sengkan, Kecamatan Depok, Sleman,Yogyakarta yang telah

menjalin kerjasama dengan FKG UGM.

Page 24: PIKKG - Skenario 4 2015

24

Perancangan Pencegahan Terjadinya Penyakit Gigi dan Mulut yang Disebabkan Oleh

Perilaku dan Kurangnya Asupan Gizi

Rancangan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut yang

disebabkan oleh perilaku masyarakat adalah:

1. Perlunya mangubah kebiasaan buruk yaitu malas menggosok gigi.

2. Perlunya mengetahui bahaya dari tidak menggosok gigi.

3. Rutin melakukan pemeriksaan gigi setiap 6 bulan sekali.

4. Menggosok gigi dengan baik yaitu menggunakan sikat gigi yang lembut dan

nyaman untuk digunakan, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor dan

memakainya jangan berlebihan yaitu hanya sebesar biji kacang polong,

menyikat gigi dengan gerakan memutar dan vertikal, menyikat gigi minimal 2

menit untuk hasil yang terbaik, dan jangan lupa mengganti sikat gigi maksimal

sebulan sekali.

5. Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah.

6. Membentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) melalui posyandu.

7. Bisa dipertimbangkan untuk pelaksanaan Program Dokter Gigi Keluarga.

8. Pengefektifan pelaksanaan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut untuk

masyarakat yang bersifat promotif preventif.

Rancangan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut yang

disebabkan oleh asupan gizi masyarakat:

1. Menjaga pola makan yang tepat dan teratur.

2. Konseling diet makanan.

3. Fluoridasi (menambahkan sejumlah fluor) dalam air minum, garam dapur,

minuman susu dan makanan yang lain.

4. Jangan terlalu sering mengonsumsi minuman asam karena akan membuat email

gigi menjadi rapuh.

5. Kurangi mengonsumsi gula terutama berasal dari makanan yang lengket.

6. Mengonsumsi sayuran segar, roti gandum, keju sebagai makanan ringan.

Page 25: PIKKG - Skenario 4 2015

25

7. Kunyah permen karet bebas gula setelah makan untuk memproduksi air liur

yang dapat menetralkan asam pada mulut.

V. PUBLIC HEALTH DENTIST

Dalam Dental Public Health, keterlibatan seorang dokter gigi menjadi peran

penting dalam hal tersebut. Karena seorang dokter gigi memiliki tugas yang berkaitan

dengan tersebut yang secara langsung diterapkan kepada masyarakat. Public Health

Dentist atau Dokter gigi bidang keseahatan masyarakat memiliki peran dan tugas

tersendiri. Selain kewajiban menjadi seorang dokter gigi, public health dentist juga

memiliki tugas yang berbeda dari dokter gigi pada umumnya. Yang dimaksud dengan

Public Health Dentist adalah orang yang melakukan atau menjalankan tugas yang

berkaitan dengan kesehatan masyarakat, dalam hal ini berinteraksi langsung dalam

pemberian dan penerapan ilmu kedokteran gigi. Dalam kedokteran gigi, dokter gigi

dibagi menjadi dua yaitu Dokter gigi klinik dan dokter gigi Public Health.

Perbedaan dari pembagian tersebut terlihat dari peran dan tugas mereka masing-masing.

Tugas seorang dokter gigi klinik lebih focus pada pasien individual, sedangkan

Doktergigi Public Health lebih focus pada komunitas yang mencakup

geografi,pandangan poltik, karakteristik social demografi, serta status kesehatan dari

masyarakat itu sendiri. Lalu dokter gigi klinik lebih ke melakukan pemerikasaan,

sedangkan dokter gigi public health lebih ke pengimplementasian ilmu kedokteran

mulut kepada masyarakat dalam pengawasan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

Kemudian dokter gigi klinik juga sering menetapkan diagnosis, sedangkan dokter gigi

public health menganalisis dan menafsirkan data dari survei , sistem pengawasan , dan

sumber data lainnya terlebih dahulu. Selain itu dokter gigi klinik juga sering membahas

dengan pasien tentang pertemuan perawatan selanjut-selanjutnya, sedangkan Dokter

gigi Public Health langsung Melibatkan mitra masyarakat dan membentuk koalisi

kesehatan mulut masyarakat ; mengembangkan rencana kesehatan mulut masyarakat

untuk mengatasi temuan dari lisan surveilans kesehatan ; berencana pencegahan dan

pengobatan berbasis komunitas program ; serta mengembangkan kebijakan untuk

mengatasi kebutuhan yang diidentifikasi. Dokter gigi klinik juga lebih kepenyediaan

pengobatan sedangkan dokter gigi public health lebih ke Mengimplementasikan

program kesehatan mulut berbasis masyarakat , yang membutuhkan mengumpulkan

Page 26: PIKKG - Skenario 4 2015

26

sumber daya secara terorganisasi , sistematis dan rasional dan sebaiknya dengan

dukungan masyarakat berbasis luas dan keterlibatannya. Selanjutnya dokter gigi klinik

menerima pembayaran untuk melakukan pelayanan sedangkan dokter gigi public health

Memperoleh pendanaan untuk mengoperasikan program , yang mungkin berasal dari

berbagai sumber termasuk pemerintah , yayasan swasta , filantropis organisasi , dan

lembaga donor komersial atau pribadi . dan yang terakhir dokter gigi klinik jadwal

tindak lanjut pasiennya secara berkala sedangkan dokter gigi public health langsung

melakukan evaluasi program.

Jadi, Prinsip Promotif –preventif dalam kesehatan mempengaruhi faktor

risiko penyakit seperti status gizi masyarakat. Cara pencegahan suatu

penyakit dapat dilakukan baik dari faktor risiko (lingkungan, genetik,

perilaku dan gaya hidup) maupun faktor lainnya.

COMMON RISK FACTOR APPROACH

Common Risk Factor Approach merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi.

Maksudnya adalah antar setiap komponen saling berhungan membentuk suatu kesatuan

hubungan. Penyebab utama dari sebagian besar penyakit kronis adalah diet, smoking,

stress, alcohol, control, exercise, hygiene, dan injuries. Hal tersebut dapat dianalogikan

dalam skema menurut Sheiham & Watt berikut:

Page 27: PIKKG - Skenario 4 2015

27

Kunci dari konsep Common Risk Factor Approach adalah mempromosikan

kesehatan umum dengan mengontrol factor risiko dalam jumlah kecil yang dapat

memberikan dampak pada penyakit kronis dalam jumlah besar. Jadi, pendekatan

dilakukan pada factor risikonya. Bukan pada kasus penyakitnya. Sehingga dari satu

factor risiko, dapat mencakup beberapa penyakit kronis. Contohnya, factor risiko

buruknya penyakit mulut dapat juga menjadi factor risiko penyakit kronis lainnya.

Sehingga dalam penerapan Common Risk Factor Approach diperlukan partnership

working. Partnership working ini merupakan kesempatan yang ideal dalam

pengintegrasian oral dengan general health. Ahli oral health harus berkolaborasi dengan

agensi dan sector terkait.

Common Risk Factor Appproach menjelaskan mengenai the causes of the

causes, yaitu sebab dari suatu sebab. Maksud pernyataan tersebut dapat dianalogikan

dengan gambar berikut:

Prinsip yang digunakan adalah focus pada seluruh populasi. Keuntungan pendekatan

ini dibandingkan dengan pendekatan pada penyakit spesifik antara lain:

Harga lebih murah

Lebih efisien

Lebih efektif