pidato diare

7
27 PENYULUHAN PENGGUNAAN ORALIT UNTUK MENANGGULANGI DIARE DI MASYARAKAT Harianto Departemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia PENDAHULUAN Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya peru- bahan bentuk dan konsistensi tinja penderita (Sutanto 1984; Winardi 1981). Dikenal diare akut yang timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari dan diare kronis yang berlangsung lebih dari tiga minggu bervariasi dari hari ke hari yang di- sebabkan oleh makanan tercemar atau penyebab lainnya (Anonim 1985; Winardi 1981). Diare merupakan salah satu ma- salah kesehatan di Indonesia dan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga 1986 ternyata diare termasuk dalam 8 penyakit utama di Indone- sia (Budiarso 1986). Angka kesakitan diare mencapai 200 sampai 400 kejadian tiap 1000 pen- duduk setiap tahun. Sebagian besar (70%-80%) penderita adalah anak balita dan 1%-2% dari penderita akan jatuh ke dalam dehidrasi dan bila tidak ditolong akan meninggal. Ter- catat 300.000-500.000 anak balita yang meninggal akibat diare (Gertruida et al, 1990; Winardi, 1981). Sebenarnya cara yang efektif untuk mengatasi diare adalah dengan menggunakan Oralit. Untuk lebih meningkatkan penggunaan Oralit perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat. FAKTOR PENYEBAB DIARE Diare dapat disebabkan oleh in- feksi bakteri, virus atau parasit. Diare dapat juga disebabkan oleh malab- ABSTRACT Diarrhea is one of the common deseases and a attack any level of ages. Diarrhea can be tuated effectively by using oralit to replace the lost of body water. To increase the use of oralit against diarrhea, this trestment should be socialized to public with undergo a general lecture to enhanced the public knowledges cncerning diarrhea and causing factors, to make a group discussion of senior citizen and public figures to build positive attitude in using oralit, and to demonstrate the processing of oralit/LGG and how to use it to people. Corresponding author : Fax.(021) 7863433; E-mail : [email protected] Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.1, April 2004, 27 - 33 ISSN : 1693-9883

Transcript of pidato diare

Page 1: pidato diare

27

PENYULUHAN PENGGUNAAN ORALITUNTUK MENANGGULANGI DIAREDI MASYARAKATHariantoDepartemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

Diare adalah suatu penyakityang ditandai dengan meningkatnyafrekuensi buang air besar lebih daritiga kali sehari disertai adanya peru-bahan bentuk dan konsistensi tinjapenderita (Sutanto 1984; Winardi1981).

Dikenal diare akut yang timbuldengan tiba-tiba dan berlangsungbeberapa hari dan diare kronis yangberlangsung lebih dari tiga minggubervariasi dari hari ke hari yang di-sebabkan oleh makanan tercemaratau penyebab lainnya (Anonim 1985;Winardi 1981).

Diare merupakan salah satu ma-salah kesehatan di Indonesia danmenurut Survei Kesehatan RumahTangga 1986 ternyata diare termasukdalam 8 penyakit utama di Indone-sia (Budiarso 1986).

Angka kesakitan diare mencapai200 sampai 400 kejadian tiap 1000 pen-duduk setiap tahun. Sebagian besar(70%-80%) penderita adalah anakbalita dan 1%-2% dari penderita akanjatuh ke dalam dehidrasi dan bilatidak ditolong akan meninggal. Ter-catat 300.000-500.000 anak balita yangmeninggal akibat diare (Gertruida etal, 1990; Winardi, 1981).

Sebenarnya cara yang efektifuntuk mengatasi diare adalah denganmenggunakan Oralit. Untuk lebihmeningkatkan penggunaan Oralitperlu dilakukan penyuluhan kepadamasyarakat.

FAKTOR PENYEBAB DIARE

Diare dapat disebabkan oleh in-feksi bakteri, virus atau parasit. Diaredapat juga disebabkan oleh malab-

ABSTRACTDiarrhea is one of the common deseases and a attack any level of ages. Diarrhea

can be tuated effectively by using oralit to replace the lost of body water. To increasethe use of oralit against diarrhea, this trestment should be socialized to public withundergo a general lecture to enhanced the public knowledges cncerning diarrheaand causing factors, to make a group discussion of senior citizen and public figuresto build positive attitude in using oralit, and to demonstrate the processing oforalit/LGG and how to use it to people.

Corresponding author : Fax.(021) 7863433; E-mail : [email protected]

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.1, April 2004, 27 - 33ISSN : 1693-9883

Page 2: pidato diare

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN28

sorpsi makanan, keracunan makanan,alergi ataupun karena defisiensi(Winardi, 1981).

Bahaya utama diare adalah ke-matian yang disebabkan karena tu-buh banyak kehilangan air dan garamyang terlarut yang disebut dehidrasi.Kematian lebih mudah terjadi padaanak yang bergizi buruk, karena giziyang buruk menyebabkan penderitatidak merasa lapar dan orang tuanyatidak segera memberi makananuntuk menggantikan cairan tubuhyang hilang (Anonim, 1985).

Keadaan gizi yang buruk akanmempengaruhi lamanya diare dankomplikasinya. Anak dengan statuskurang kalori protein akan menga-lami gangguan keseimbangan elek-trolit dan diare mempercepat prosesini. Pemberian air susu ibu terbuktimeningkatkan daya tahan terhadapdiare (Anonim, 1985; Artini, 1987).

Higiene dan sanitasi yang burukmempermudah penularan diare baikmelalui makanan, air minum yangtercemar kuman penyebab diare mau-pun air sungai.

Faktor sosial budaya yang be-rupa pendidikan, pekerjaan dan ke-percayaan masyarakat membentukperilaku positif maupun negatif ter-hadap berkembangnya diare. Peri-laku masyarakat yang negatif misal-nya membuang tinja di kebun, sawahatau sungai, minum air yang tidakdimasak dan melakukan pengobatansendiri dengan cara yang tidak tepat(Artini , 1987).

Kepadatan penduduk dan sosialekonomi yang rendah serta ling-

kungan yang kurang mendukungsering menimbulkan wabah diare.

Dehidrasi yang terjadi padapenderita diare karena usus bekerjatidak sempurna sehingga sebagianbesar air dan zat-zat yang terlarutdidalamnya dibuang bersama tinjasampai akhirnya tubuh kekurangancairan. Dehidrasi lebih mudah terjadipada bayi dan balita serta pada pen-derita demam. Derajat dehidrasidiukur menurut persentase terjadi-nya penurunan berat badan selamadiare. Bila berat badan turun kurangdari 5% termasuk dehidrasi ringan,berat badan turun 5%-10% termasukdehidrasi sedang dan bila beratbadan turun lebih dari 10% termasukdehidrasi berat (Anonim 1985; 1990).

PENGOBATAN DIARE

Karena bahaya diare terletakpada dehidrasi maka penanggulang-annya dengan cara mencegah timbul-nya dehidrasi dan rehidrasi intensifbila telah terjadi dehidrasi.

Rehidrasi adalah upaya meng-gantikan cairan tubuh yang keluarbersama tinja dengan cairan yangmemadai melalui oral atau parenteral(Anonim, 1985; Rubin, 1985).

Cairan rehidrasi oral yang di-pakai oleh masyarakat adalah airkelapa, air tajin, air susu ibu, air tehencer, sup wortel, air perasan buahdan larutan gula garam (LGG).Pemakaian cairan ini lebih dititikberatkan pada pencegahan timbulnyadehidrasi. Sedangkan bila terjadidehidrasi sedang atau berat sebaik-

Page 3: pidato diare

29Vol. I, No.1, April 2004

nya diberi minuman Oralit. Oralityang menurut WHO mempunyaikomposisi campuran Natrium Klo-rida, Kalium Klorida, Glukosa danNatrium Bikarbonat atau NatriumSitrat sekarang dijual dengan ber-bagai merek dagang seperti Cyma-trolit, Eltolit, Ottolyte, Kritallyte danAqualite mengandung komposisiyang sama (Bromilow 1993; Patra1992).

Tatalaksana penderita diareyang tepat dan efektif merupakanbagian penting dalam pemberantasanpenyakit diare khsususnya dalamupaya menurunkan angka kematiandiare dan mengurangi komplikasiakibat diare. Selain daripada itutatalaksana penderita yang berhasilakan pula menjadi pintu masukpromosi kesehatan lain dan kegiatankesehatan lingkungan lain dalamrangka menurunkan angka kesakitandiare.

Menurut Keputusan SeminarNasional Pemberantasan Diare prin-sip tata laksana diare adalah sebagaiberikut :

1. Rencana Terapi A (Terapi diaretanpa dehidrasi di rumah) :Dalam tatalaksana diare di rumah:Jika anak tidak diberi ASI makasusu formula tetap diberikan. Jikaberumur kurang dari 6 bulan danbelum mendapat makanan padatberikan susu formula selang-selingdengan Oralit/cairan rumah tang-ga.

2. Rencana Terapi B (Terapi diare de-ngan dehidrasi ringan/sedang) :

a. Dalam pemberian cairan Oralitpada 4 jam pertama : untuk anakdi bawah usia 6 bulan yang tidakdiberi ASI, berikan 100-200 mlsusu selang-seling dengan Ora-lit/cairan rumah tangga.

b. Dalam mengobservasi anak danmembantu ibu memberikancairan Oralit, bila mata sembabpemberian Oralit dihentikan.

3. Rencana Terapi C (untuk diaredengan dehidrasi berat) :Terapi intravena Ringer Laktat biladiperlukan pada bayi setelah 1 jampertama, diberikan 30 mg/kg dandapat dilanjutkan untuk 5 jam beri-kutnya 70 mg/kg berat badan.Untuk anak-anak dan dewasa di-berikan Ringer Laktat secara intra-vena dengan dosis 100 mg/kgberat badan (Greene 1980).Obat-obat lain yang sering dikom-binasikan dengan Oralit pada diareakut adalah Tetrasiklin, Trime-toprim, Metronidazol (Rubin1985).

PANDANGAN MASYARAKATTERHADAP ORALIT

Sebelum melakukan penyuluhanpenggunaan Oralit kepada masya-rakat perlu dilakukan analisis situasiperilaku masyarakat terhadap Oralit.Sebagai perbandingan dapat diambilhasil penelitian di Bali dan Bangla-desh.

Hasil penelitian pemasyarakatanOralit di dua desa kabupaten Badung,

Page 4: pidato diare

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN30

Bali menunjukkan bahwa 82% pen-duduk desa Tuban dan 92% pendu-duk desa Abiansemal tahu Oralit,dengan sumber informasi berasal daritenaga kesehatan. 42% pendudukTuban dan 48% penduduk Abian-semal dapat membuat Oralit/LGGsendiri, namun 49% penduduk diTuban dan 60% penduduk di Abian-semal tidak yakin akan khasiatnya(Artini 1987).

Hasil penelitian perilaku pendu-duk terhadap Oralit/cairan rehidrasioral di 5 kecamatan di Bangladeshmenunjukkan bahwa penggunaanOralit 86% untuk pengobatan diare,16% untuk rehidrasi, 4% untuk meng-hilangkan sakit perut, 2% untuk men-cegah diare dan 2% untuk meng-hilangkan haus penderita diare.

Dari pengalaman memakaiOralit, 58% pernah memakainya (92%untuk diare, 4% untuk mengganti ke-kurangan cairan tubuh dan 2% tidakmenjawab).

Hasil pemakaian Oralit menyata-kan bahwa 84% berhasil, 6% tidakberhasil, 5% biasa saja dan 4% men-jawab hanya sebagai penghilanghaus.

Efek samping Oralit menurutresponden adalah 80% tidak ada,14% tidak tahu dan 6% mungkin ada.

Sumber Oralit yang didapat ma-syarakat adalah 31% dari doktersetempat, 26% dari pasar, 25% daritoko obat/apotik dan 18% darirumah sakit dan puskesmas.

Alasan responden tidak mema-kai Oralit pada waktu diare adalah83% tidak punya, 13% tidak tahu, 2%

anaknya menolak larutan Oralit, 2%karena harus ada resep dokter, 2%memakai Oralit jika diperlukan dan2% tidak suka Oralit karena ada obatlain di rumah sakit/puskesmas(Green, 1986).

Penyuluhan kesehatan merupa-kan bagian yang tidak terpisahkandari pendidikan kesehatan yang padagaris besarnya ada 2 jenis yaitu :- Metoda didaktik, contohnya adalah

ceramah.- Metoda sokratik, contohnya adalah

diskusi kelompok dan demonstrasi(Notoatmodjo, 1986).

Perubahan perilaku masyarakatagar selalu hidup sesuai dengan nor-ma-norma kesehatan dapat dilakukanmelalui strategi pemberian infor-masi/ceramah dan diskusi sertapartisipasi (Notoatmodjo, 1993).

Untuk mewujudkan perilakuhidup sehat (healthy life style) harustersedia faktor yang memungkinkanperilaku tersebut terwujud (enablingfactors), misalnya tersedianya obat-obatan (Greene, 1980).

Kesemua hal diatas merupakandasar dari konsep penyuluhan peng-gunaan Oralit untuk menanggulangidiare di masyarakat yang akan dike-mukakan.

KONSEP PENYULUHAN PENG-GUNAAN ORALIT

1. Diagnosa edukatif :Adanya perilaku masyarakat

yang negatif yang membantu dalam

Page 5: pidato diare

31Vol. I, No.1, April 2004

penyebaran kuman diare, misalnyabuang air besar di kebun, sawah, dansungai serta meminum air yang tidakdimasak; tanggapan masyarakatbahwa diare hanya gejala masukangin atau pertumbuhan anak nor-mal dan masyarakat lebih sukamembawa penderita diare langsungke tempat pelayanan kesehatankarena tidak tahu Oralit atau cairanrehidrasi oral lainnya.

2. Sasaran penyuluhan :Tingkat kesehatan keluarga sa-

ngat dipengaruhi oleh faktor tingkatpengetahuan dan sikap ibu terhadapkesehatan serta faktor lingkunganfisik dan sosial budaya keluargatersebut.

Diare sebagian besar menyeranganak balita, maka prioritas utamapenyuluhan adalah ibu anak balita,disamping itu juga orang tertentuyang berpengaruh terhadap orangtua balita, misalnya pemuka masya-rakat dan kader desa.

3. Tujuan penyuluhan :- Menghilangkan perilaku ma-

syarakat yang negatif yangtanpa disadari membantupenyebaran kuman diare, an-juran buang air besar di jam-ban, memasak air yang dimi-num, melindungi makananminuman dari lalat, debu dankotoran lain, menjaga keber-sihan kuku, mencuci tangansebelum makan, pemberianASI sampai anak mencapai 2tahun.

- Menimbulkan perilaku masya-rakat yang mendukung peng-gunaan Oralit atau cairanrehidrasi oral lainnya untukmencegah dehidrasi dan me-nanggulangi dehidrasi.

4. Metoda penyuluhan :- Ceramah umum untuk mening-

katkan pengetahuan masya-rakat terhadap faktor-faktoryang mempengaruhi danmenyebabkan diare sertapenggunaan Oralit.

- Diskusi kelompok terutamaterhadap ibu anak balita danpemuka masyarakat untukmenumbuhkan sikap positifterhadap penggunaan Oralit.

- Demonstrasi pembuatan la-rutan Oralit atau cairan rehi-drasi oral lainnya dan penggu-naannya di hadapan masya-rakat.

5. Evaluasi :Yang akan dievaluasi meliputi

hal-hal sebagai berikut :- Persentasi ibu anak balita dan

kelompok masyarakat lainnyayang menghadiri ceramah,diskusi dan demonstrasi.

- Jumlah Oralit yang dibagikangratis kepada masyarakat danpersediaannya di puskesmas/pustu/posyandu.

- Survei untuk mengetahui per-sentase ibu anak balita yangmembawa anaknya ke fasilitas

Page 6: pidato diare

MAJALAH ILMU KEFARMASIAN32

pelayanan kesehatan danmenggunakan Oralit pada saatanaknya diare.

Hasil evaluasi ini merupakanumpan balik bagi pelaksana penyu-luh penggunaan Oralit.

KESIMPULAN

Penyuluhan penggunaan Oralituntuk menanggulangi diare masihdiperlukan mengingat belum seluruhmasyarakat mengetahui denganbenar faedah Oralit untuk mengatasidehidrasi.

Metoda penyuluhan yang digu-nakan meliputi ceramah umum ke-pada masyarakat, diskusi kelompokkaum ibu dan pemuka masyarakatserta demonstrasi pembuatan larutanOralit berikut penggunaannya.

SARAN

Penyuluhan penggunaan Oralituntuk mengatasi diare sebaiknyadilakukan bersamaan dengan penyu-luhan imunisasi, kesehatan ibu dananak, gizi dan keluarga berencana.

Penyuluhan tersebut sebaiknyadiprioritaskan kepada ibu anak balitayang berpendidikan sosial dan eko-nomi rendah di daerah endemis danwabah.

PENUTUP

Sebagian besar penyakit diarepada dasarnya timbul karena kurang

diperhatikannya faktor kebersihan,oleh karena itu perhatian terhadapfaktor kebersihan harus lebih diuta-makan dan hal ini merupakan tin-dakan preventif yang lebih baik jikadibandingkan dengan tindakankuratif.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Dit. Jen. P2M dan PLP,Keputusan Seminar NasionalPemberantasan Diare, Dep.Kes.RI, Jogyakarta (1990).

Anonim, World Health Organization,The Management of Diarrhoea andUsed of Oral Rehidration Therapy,Geneva (1985).

Anonim, World Health Organization,Treatment and Prevention of AcuteDiarrhoea, Geneva (1985).

Bambang Winardi, Diare dan UpayaPemberantasannya, Dit. Jen. P3M,Dep.Kes. RI, Jakarta (1981).

Bromilow David, Indonesian Index ofMedical Specialities. Vol. 22, No.2, Mediprom, Singapure (1993).

Budiarso R., dkk, Survey KesehatanRumah Tangga, Badan Penelitiandan Pengembangan Kesehatan,Jakarta (1986).

Gertruida, T. Surahni, Ninik S,Sukowidodo, Laporan Pelaksana-an Komunikasi Program P2 Diaredi Indonesia, Pusat PenyuluhanKesehatan Masyarakat, Dep.Kes. RI, Jakarta (1990).

Green Edward, Diarrhoea and theSocial Marketing of Oral Rehi-

Page 7: pidato diare

33Vol. I, No.1, April 2004

dration Salt in Bangladesh, Soc.Sci. Med. Vol. 23 (4), (1986).

Greene Laurence, Health EducationPlanning, The Johns HopkinsUniversity, Mayfiled PublishingCompany (1980).

Ida Ayu Artini, Pemasyarakatan Ora-lit/Larutan Gula Garam DalamUpaya Penanggulangan Diare diDua Desa di Kabupaten BadungPropinsi Bali. FKM-UI, Jakarta(1987).

Ketut Patra, ISO Indonesia, EdisiFarmakoterapi. Ikatan SarjanaFarmasi Indonesia, Vo.20.(1992).

Notoatmodjo S., Komponen PendidikanPada Penyuluhan Kesehatan Ma-

syarakat, Badan Penerbit Kese-hatan Masyarakat, FKM-UI,Jakarta (1986).

Notoatmodjo S., Pengantar PendidikanKesehatan dan Ilmu PerilakuKesehatan, Edisi I, Andy Offset,Jogyakarta (1993).

Rubin B, Management of Acute Di-arrhoea. Indian Council of Medi-cal Research, National Institute ofCholera and Enteric Disease(1985).

Sutanto A.H., Rehidrasi Oral Peman-tapan dan Pembudayaannya DalamUpaya Penanggulangan Diare, Dit.Jen. P2M dan PLP. Dep. Kes. RI,Jakarta (1984).