PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK … Presiden/PIDATO KENEGARA… · Pidato ini juga merupakan...
Transcript of PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK … Presiden/PIDATO KENEGARA… · Pidato ini juga merupakan...
1
PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
DALAM RANGKA
HUT KE-65 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
DI DEPAN SIDANG BERSAMA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
DAN
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 16 Agustus 2010
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat, dan para Pimpinan Perwakilan Badan-badan
dan Organisasi Internasional,
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah kita bersama-sama, sekali lagi, memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan
ampunan ini, kita dapat menghadiri Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
(DPR-RI), dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), dalam rangka Peringatan
Hari Ulang Tahun ke-65 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan ucapan selamat menunaikan ibadah puasa,
kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh tanah air. Semoga Ibadah kita di Bulan Ramadhan
ini, diterima oleh Allah SWT.
Pidato ini juga merupakan Pidato Kenegaraan saya yang pertama pada masa bhakti Kabinet Indonesia
Bersatu II, yang juga tahun pertama dalam Pembangunan Nasional 5 Tahunan 2010-2014.
Selain kita merayakan Hari Kemerdekaan tepat di bulan Ramadhan, forum ini adalah Sidang Bersama
yang pertama, yang dilaksanakan di era reformasi. Sungguh ini merupakan hari yang istimewa bagi
seluruh rakyat Indonesia, karena para anggota DPR-RI dan DPD-RI, telah meletakkan tradisi baru
dalam perkembangan demokrasi, dan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita.
2
Saudara-saudara,
Besok, Republik Indonesia akan genap berumur 65 tahun. Insya Allah, segenap rakyat Indonesia di
seluruh penjuru tanah air akan bersama-sama merayakan hari kemerdekaan Indonesia. Bagi bangsa
Indonesia, kemerdekaan adalah berkah dan anugerah yang sangat sakral, karena kita mendapatkannya
tidak melalui pemberian. Kemerdekaan kita adalah hasil perjuangan. Kita merebut dan
menyatakannya kepada dunia, karena kita percaya bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Itulah esensi kemerdekaan kita.
Proklamasi kemerdekaan yang disampaikan Bung Karno dan Bung Hatta pada tanggal 17 Agustus
1945—hanya dua bulan setelah Piagam PBB dilahirkan di San Fransisco—selamanya mengubah nasib
bangsa kita. Dengan satu dokumen singkat yang hanya berisi dua kalimat itu, bangsa Indonesia
meninggalkan masa lalu yang suram, dan membuka lembaran sejarah baru yang penuh harapan.
Dengan pernyataan proklamasi yang sederhana itu, bangsa Indonesia mengumumkan eksistensinya
sebagai negara Indonesia yang berdaulat. Dan kita menjadi pelopor dalam tatanan dunia baru, yang
dibangun di atas reruntuhan Perang Dunia II.
Ingat, perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah salah satu revolusi yang paling menakjubkan di
Abad ke-20. Ini adalah suatu revolusi yang bukan saja menuntut kemerdekaan dan kedaulatan, namun
juga menuntut kebebasan, emansipasi dan kerakyatan. Revolusi Indonesia, yang lahir bersamaan
dengan lahirnya dunia baru Pasca-Perang Dunia II, segera menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain di
dunia. Pernyataan kemerdekaan yang kita umumkan kepada dunia, ikutmenyalakan api perlawanan
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika kepada penjajahan, dan menghasilkan arus dekolonisasi yang
mengubah peta politik dunia.
Oleh karena itu, marilah kita syukuri kemerdekaan ini. Kemerdekaan ini adalah hasil nyata dari
pengorbanan tanpa pamrih pejuang bangsa yang penuh keringat, air mata, dan darah mereka.
Walaupun kini mereka telah tiada, semangat mereka tetap hidup di hati sanubari bangsa Indonesia
untuk selamanya. Jasa dan pengorbanan mereka tidak pernah pudar, namun justru semakin menyinari
kehidupan bangsa kita.
Arti kemerdekaan kita di Abad ke-21, juga mempunyai dimensi yang lebih luas dan kompleks. Dulu,
seringkali orang berbicara mengenai ―kemerdekaan sebagai bentuk perlawanan terhadap kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan‖. Semua itu masih tetap penting dan relevan, dan merupakan bagian
dari agenda besar kita. Namun, kini, bangsa kita juga berjuang demi kemerdekaan yang
membebaskan kita dari korupsi, dari diskriminasi, dari tindakan anarkis, dan dari ekstremisme serta
terorisme.
Di atas semua itu, peringatan tentang hari kemerdekaan juga mengingatkan kita pada satu dalil
penting---hakikat dari kemerdekaan adalah, bahwa nasib bangsa berada di tangan kita sendiri.
Apakah Indonesia akan menjadi bangsa yang unggul di Asia, atau menjadi sebuah negeri dengan
demokrasi yang rapuh? Apakah Indonesia akan semakin bersatu dan kokoh, atau menjadi lemah dan
terpecah belah? Semua itu sepenuhnya adalah konsekuensi dari pilihan, dan tanggung-jawab kita
sendiri. Kalau kita gagal, kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Kalau kita berhasil, itu sepenuhnya
karena jerih payah kita sendiri.
3
Saudara-saudara dan hadirin sekalian yang saya muliakan,
Alhamdulillah, setelah 65 tahun merdeka, setelah tiga peralihan generasi, dan setelah mengalami
berbagai gejolak dan pasang surut, bangsa Indonesia memasuki Abad ke-21 dalam kondisi yang lebih
kokoh. Selama tahun 1998 sampai dengan 2008, bangsa Indonesia telah melalui proses Reformasi
Gelombang Pertama dengan selamat, meskipun sarat dengan tantangan dan persoalan yang berat.
Dalam sepuluh tahun pertama reformasi itu, kita telah melangkah jauh dalam melakukan transisi
demokrasi. Kita telah membongkar dan membangun; kita telah melakukan dekonstruksi dan
rekonstruksi terhadap tatanan dasar dalam kehidupan politik, sosial, hukum, dan ekonomi. Kita telah
melakukan tiga pemilu yang jujur dan adil. Kita mempunyai badan legislatif yang sangat independen.
Kita telah menciptakan sistem check and balance yang sehat antara lembaga legislatif, eksekutif dan
judikatif. TNI kembali menjadi tentara profesional, tidak lagi berpolitik dan berbisnis. Kebebasan
pers dan kebebasan berpendapat kini terjamin. Undang-undang yang diskriminatif telah dihapuskan.
Dalam periode itu, kita juga telah melaksanakan proses desentralisasi yang sangat ekstensif. Kita juga
menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung di seluruh Indonesia. Kini, seluruh
Gubernur, Bupati, Walikota di Indonesia telah dipilih langsung oleh rakyat. Hasilnya, peta politik
Indonesia telah berubah secara fundamental. Pelaksanaan demokrasi langsung ini mengubah banyak
hal. Kini, rakyatlah yang berdaulat, bukan lagi sekelompok orang yang mengatasnamakan rakyat.
Yang menakjubkan, proses politik yang sangat rumit ini berlangsung dalam waktu relatif singkat, dan
tanpa menimbulkan gejolak atau guncangan sosial yang serius, kecuali pada periode awalnya. Tanpa
kita sadari, proses ini telah mengubah secara mendasar praktik demokrasi di negeri ini. Kini,
Indonesia dikenal sebagai negeri demokrasi terbesar ketiga setelah India dan Amerika Serikat. Tidak
mengejutkan bila ada yang mengatakan bahwa ini sesungguhnya adalah revolusi diam-diam, atau ―the
quiet revolution‖.
Dalam sepuluh tahun pertama, kita juga telah menyelesaikan konflik di Aceh, dan melakukan
reformasi politik di Papua. Pemerintah dengan seksama terus mempelajari dinamika yang ada di
Papua, dan akan terus menjalin komunikasi yang konstruktif dalam pembangunan Papua yang lebih
baik. Kita juga terus membangun perdamaian yang berkelanjutan di daerah-daerah pasca-konflik.
Kita telah mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari minus 13 persen di tahun 1998, menjadi 6 persen
di tahun 2008. Dalam proses yang terus berkembang ini, ekspor non-migas Indonesia menembus
US$100 milyar; APBN menembus 1000 trilyun rupiah; cadangan devisa Indonesia kini mencapai
lebih dari US$78 milyar; rupiah terus stabil; angka kemiskinan terus menurun; credit rating Indonesia
terus membaik; dan rasio hutang atas PDB turun secara signifikan, kini mencapai 27,8 persen, salah
satu yang terendah dalam sejarah Indonesia. Dan, yang paling penting, bangsa Indonesia memiliki
ketahanan pangan yang semakin kuat.
Kita juga terus giat melaksanakan amanah rakyat untuk memberantas korupsi. Program anti-korupsi
kita lakukan secara sistemik, berkesinambungan, mulai dari atas (top-down), dan
tanpapandang bulu. Sebagaimana yang terjadi di negara-negara lain, perjuangan anti-korupsi di
negeri ini akan terus menghadapi tantangan dan resistensi. Namun, kita tidak akan patah semangat;
kita akan terus berikhtiar, karena kita semua ingin melihat korupsi terkikis habis dari bumi Indonesia.
4
Hasil dari semua ini, bangsa Indonesia mengalami reformasi besar, juga sebuah transformasi total.
Indonesia kini lebih utuh, lebih aman, lebih kuat ekonominya, lebih damai, lebih dinamis dan lebih
demokratis.
Bukti pembanding dari semua ini tidak sulit kita temukan:
Pada saat dunia dirundung oleh krisis finansial yang begitu dahsyat pada tahun 2008 dan tahun 2009,
pada saat dunia mengalami kontraksi pertumbuhan, ekonomi Indonesia justru tetap tumbuh sebesar 6.0
persen pada tahun 2008 dan 4,5 persen pada tahun 2009, pertumbuhan ketiga tertinggi di antara G-20,
setelah Tiongkok dan India.
Pada saat banyak demokrasi di dunia runtuh dan rapuh, demokrasi Indonesia justru semakin stabil,
semakin mapan, dan semakin mengakar.
Dan pada saat konflik semakin berkecamuk di belahan dunia lain, persatuan dan perdamaian semakin
kokoh di bumi Nusantara.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Pekerjaan besar kita belum selesai. Masalah-masalah bangsa bukannya semakin berkurang, namun
justru berkembang semakin kompleks. Di samping banyak capaian dan prestasi yang sangat
membesarkan hati, Reformasi Gelombang Pertama juga banyak mengalami hambatan dan kekurangan,
dan juga masih menyisakan sejumlah persoalan, yang di samping semuanya menjadi pelajaran yang
berharga bagi kita semua, juga menjadi misi sejarah berikutnya.
Dengan sukses pemilu nasional tahun lalu, kita kini telah memasuki Reformasi Gelombang Kedua.
Reformasi Gelombang Kedua mempunyai aspek ganda: perubahan dan kesinambungan—change and
continuity. Tujuan Reformasi Gelombang Kedua bukan untuk mengubah haluan, namun untuk
mempertegas haluan. Bukan untuk memperlambat, namun justru untuk memacu laju perubahan.
Dengan landasan yang ada, sudah saatnya Indonesia tidak lagi hanya berjalan, namun justru harus
berjalan lebih cepat dan mulai berlari. Dan sudah saatnya kita bukan menjadi macan kandang, namun
menjadi negara yang memiliki daya saing yang tinggi di pentas global.
Karena itulah, dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II, kita telah mengidentifikasi
berbagai sumbatan (de-bottlenecking) atas peraturan perundangan yang menghambat. Kita benahi
kerumitan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan tanah dan tata-ruang. Kita
benahi peraturan perundang-undangan di bidang infrastruktur untuk memperbaiki iklim investasi.
Kita juga merevisi peraturan perundang-undangan yang dianggap menghambat kerja sama pemerintah
dan swasta, dalam pembangunan proyek infrastruktur. Dan, karena demokrasi di manapun sering
mengakibatkan sindrom pemikiran jangka-pendek, atau short-term-ism, kita telah berhasil menyusun
arah pembangunan dalam 5 hingga 20 tahun ke depan.
Dalam lima tahun mendatang, kita telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) ke-2, sebagai pedoman pembangunan pada periode tahun 2010-2014. Dalam
RPJMN itu, kita tetapkan dengan konkrit berbagai sasaran pembangunan yang ingin kita capai. Kita
5
tetapkan sejumlah prioritas nasional. Mulai dari reformasi birokrasi dan tata kelola; pendidikan;
kesehatan; penanggulangan kemiskinan; dan ketahanan pangan.
Kita tetapkan pula prioritas di bidang infrastruktur; iklim investasi dan usaha; energi; lingkungan
hidup; pengelolaan bencana; serta pembangunan di daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-
konflik. Dan, yang tidak kalah pentingnya, adalah kebudayaan dan inovasi teknologi. Selain itu, kita
tetapkan pula prioritas lainnya di bidang Politik, Hukum dan Keamanan, di bidang Ekonomi, serta di
bidang Kesejahteraan Rakyat.
Karena itulah, untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan nasional, saya telah
menerbitkan dua Instruksi Presiden tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional,
dan tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan.
Saudara-saudara,
Segala upaya percepatan, debottlenecking ini akan sia-sia kalau kita tidak melakukan perubahan yang
paling hakiki: perubahan cara-pandang. Apakah di Eropa, di Timur Tengah, di Afrika, atau di
Amerika Latin, tidak ada bangsa yang berhasil melakukan transformasi besar tanpa dimulai dengan
perubahan cara pandang, perubahan mind-set.
Perubahan cara pandang ini benar-benar diperlukan, kalau kita ingin mengatasi tantangan-tantangan
yang begitu berat di hadapan kita. Kita masih menghadapi ekonomi dunia yang tidak menentu, dan
karenanya kita perlu terus secara kreatif dan cekatan mendapatkan peluang untuk meningkatkan
pembangunan yang pro-pertumbuhan (pro-growth), pro-lapangan kerja (pro-job),pro-penurunan
kemiskinan (pro-poor), danpro-lingkungan (pro-environment).
Kita masih harus terus mendorong reformasi birokrasi, sehingga pegawai negeri benar-benar menjadi
agen perubahan dalam menciptakan tata-kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui
upaya itu, kita mendorong terciptanya birokrasi pemerintah yang lebih responsif, transparan dan
akuntabel.
Kita masih harus menggalakkan pembangunan infrastruktur, yang sejujurnya selama ini masih kurang
memuaskan. Tantangan besar bagi kita adalah, bagaimana menggalang dana investasi yang cukup
besar, yang kita butuhkan setiap tahunnya untuk pembangunan infrastruktur di seluruh Indonesia.
Kepastian hukum dan iklim investasi yang baik, yang terus semakin kita tingkatkan, diharapkan
memberi dampak yang besar bagi penggalangan dana untuk infrastruktur ini.
Kita masih harus mengawal dan membangun proses demokrasi dan desentralisasi yang begitu pesat
perkembangannya, agar dapat menghadirkan pemerintahan yang bersih dan kapabel. Kita juga masih
harus memberantas mafia hukum yang terus menggerogoti keadilan, dan menyengsarakan rakyat kita.
Kita harus menuntaskan pekerjaan berat memberantas korupsi, yang nampaknya masih kita jumpai di
berbagai jajaran pemerintahan, lembaga negara dan dunia usaha.
Ini semua adalah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan dalam Reformasi Gelombang Kedua.
Sebuah tantangan yang tidak ringan, tetapi insya Allah kita bisa melaksanakannya. Oleh karena itu,
saya mengajak segenap komponen bangsa, mari kita atasi dan tuntaskan bersama-sama pekerjaan
rumah kita itu.
6
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Dalam menjalankan amanah rakyat lima tahun mendatang, saya bersama Wakil Presiden telah
menetapkan program 100 hari, program satu tahun, dan program lima tahun ke depan. Dalam visi
pembangunan kita ke depan, ada tiga pilar utama yang harus kita bangun secara bersamaan.
Pilar pertama adalah kesejahteraan atau prosperity. Prinsip dasar kita adalah ―Pembangunan untuk
Semua‖ (Development for All). Tidak ada gunanya pembangunan kalau rakyat semakin
termarginalkan. Tidak ada gunanya pertumbuhan kalau jurang antara si kaya dan si miskin semakin
lebar. Oleh karena itulah, kita mengusung pembangunan yang inklusif, untuk seluruh lapisan
masyarakat, baik yang di kota maupun di desa.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk nomor empat
terbesar di dunia, setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun
2010, yang baru saja kita laksanakan, jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 237, 6 juta jiwa, atau
bertambah 32,5 juta dari jumlah penduduk tahun 2000.
Jumlah penduduk yang semakin besar ini tentu membawa tantangan bagi kita untuk bekerja lebih
keras dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan kesempatan kerja, menghilangkan
kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan memberikan
pelayanan publik. Kita harus bekerja lebih keras lagi untuk mencapai sasaranMillennium
Development Goals (MDGs) yang telah kita sepakati. Ke depan kita harus sungguh mengelola
pertumbuhan penduduk kita. Program Keluarga Berencana untuk menciptakan keluarga sehat dan
sejahtera harus benar-benar berhasil.
Dalam rangka memperluas dan memperdalam cakupan pembangunan di bidang kesejahteraan,
program-program Pro- Rakyat terus kita alirkan dengan jumlah yang lebih besar dan persebaran yang
lebih luas. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) sebagai program yang menyentuh langsung masyarakat kelas bawah, terus kita perluas.
Jangkauan pelayanan kita tambah, utamanya bagi para pelaku Usaha Mikro dan Kecil.
Melalui anggaran yang berkelanjutan, dalam lima tahun ke depan sampai 2014, kita sediakan dana
Rp100 trilyun, atau Rp20 triliun setiap tahunnya bagi kepentingan KUR. Kita berharap, kebijakan ini
dapat menjadi langkah terobosan yang secara fundamental dapat menurunkankemiskinan.
Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat, ekonomi Indonesia harus tumbuh lebih tinggi. Pada
2014, pemerintah mencanangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 sampai 7,7 persen. Dengan
perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang tepat, kita optimistis dapat mencapai target itu.
Percepatan laju pertumbuhan ekonomi ini diharapkan mampu memperluas lapangan kerja, dan
menurunkan tingkat pengangguran. Dalam empat tahun ke depan, kita menargetkan 10,7 juta
lapangan kerja baru, serta menurunkan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir
2014.
Target tersebut bisa kita capai dengan antara lain meningkat-kan investasi, baik investasi lokal
maupun investasi asing. Kita ingin memberi jaminan kepada para investor untuk memperoleh
kemudahan. Kita harus memastikan, bahwa investasi itu dapat menggerakkan perekonomian nasional
yang mampu menyejah-terakan rakyat kita.
7
Untuk memenuhi sasaran percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah akan terus
melanjutkan kebijakan makro-ekonomi yang terukur dan prudent. Pemerintah juga telah melakukan
sinergi dalam penyusunan APBN dan APBD yang sehat, berkualitas dan berkesinambungan. Kita
juga terus meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi di antara pemerintah pusat dan
daerah, dalam pelaksanaan pembangunan sektoral dan pembangunan regional.
Dalam kaitan dengan tingkat penyerapan anggaran pada APBN, pemerintah ingin agar dilakukan
upaya percepatan penyerapan anggaran, utamanya melalui penyeimbangan rasio di antara anggaran
untuk pengeluaran rutin dan anggaran untuk kegiatan pembangunan. Dalam rapat kerja di Bogor awal
bulan ini, saya telah menekankan agar APBN dan APBD lebih banyak terserap untuk belanja
pemerintah yang dapat menstimulasi pertumbuhan, seperti infrastruktur dan program pemberdayaan
masyarakat. Kita juga perlu memastikan bahwa anggaran tidak terlalu banyak terserap untuk biaya
rutin, biaya administrasi, serta belanja barang yang kurang produktif.
Di sisi lain, sesuai dengan tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, pembangunan ekonomi
Indonesia harus pula mengarusutamakan masalah lingkungan di dalam strateginya, melalui kebijakan
adaptasi dan mitigasi. Kerusakan lingkungan hidup yang telah terjadi, terus kita perbaiki melalui
berbagai kebijakan seperti rehabilitasi hutan dan lahan, peningkatan pengelolaan daerah aliran sungai,
pengembangan energi dan transportasi yang ramah lingkungan,pengendalian emisi gas rumah kaca
(GRK), dan pengendalian pencemaran.
Saudara-saudara,
Pilar kedua yang perlu kita bangun bersama adalah demokrasi. Ke depan, kita harus dapat
memastikan bahwa tradisi demokrasi yang kita tumbuhkan, dapat menghasilkan sebuah keseimbangan
di antara kebebasan dan penghormatan terhadap hukum.
Kebebasan dan penghormatan kepada hukum adalah dua sisi dari mata uang yang sama dari
demokrasi. Itulah sebabnya, kebebasan yang mengabaikan penghormatan kepada hukum hanya akan
menghasilkan instabilitas dan kekacauan. Ke depan, marilah kita mengambil tanggung jawab kolektif
untuk memastikan bahwa demokrasi kita akan terus tumbuh, justru karena sama-sama ditopang oleh
kebebasan dan supremasi hukum.
Demokrasi kita juga berkembang dalam konteks politik yang khas. Negara kita menganut sistem
presidensial, namun demokrasi kita berkembang di atas landasan multi-partai. Sangat jelas, ini
membawa tantangan tersendiri. Strategi demokrasi yang kita pilih pada dasarnya mencoba
menegaskan bahwa sistem presidensial harus diperkuat di atas landasan sistem kepartaian yang sehat
dan kontributif. Oleh karena itu, demokrasi multi-partai yang kita miliki saat ini, haruslah makin
mampu menghasilkan proses-proses politik yang tidak saja demokratis namun juga efektif. Sistem
multi-partai dan presidensial yang telah kita kukuhkan dalam konstitusi, UUD 1945, haruslah
membawa kemaslahatan bagi rakyat.
Memang, kita perlu menjaga asas kemajemukan dalam berpolitik. Namun, kita juga perlu memastikan
bahwa kita mampu mengelola kemajemukan itu. Dalam sistem politik demokrasi yang sehat dan
produktif, kemajemukan harus dapat menjadi kekuatan pendorong, the driving force, sebuah
kemajuan; bukan sebaliknya, menjadi penghalang.
8
Oleh karena itu, ke depan, mari kita bangun sebuah sistem politik yang lebih baik dan lebih tepatbagi
upaya bersama kita memperkuat sistem presidensial. Kita jaga demokrasi multi-partai,namun dengan
kesadaran yang utuh, bahwa sistem presidensial tidak hanya harus ditegakkan,namun juga diperkuat.
Setelah melalui sepuluh tahun Reformasi Gelombang Pertama, konsolidasi politik dan konsolidasi
demokrasi telah berhasil melewati masa-masa yang paling sulit. Setelah didera oleh krisis
multidimensional, bangsa Indonesia telah bangkit kembali. Kini, Indonesia bukan hanya telah pulih
dari krisis moneter, namun telah menjadi negara demokrasi yang sangat dinamis.
Walaupun demikian, seperti juga saudara-saudara, saya sangat prihatin dan mencemaskan
berkembangnyademokrasi berbiaya tinggi—khususnya dalam pemilihan umum kepala daerah. Sudah
sering kita dengar, seorang kandidat dengan timnya harus mengeluarkan uang
yang begitubanyak. Kecenderungan ini berdampak negatif pada moral, etika, dan budaya politik
kita. Adalah sangat dimengerti, bahwa diperlukan biaya untuk kegiatan politik seperti ini. Namun, di
samping sumbernya harus legal, besarnyapun tidak melampaui batas kepatutannya.
Kita juga mencatat, pemilihan umum kepala daerah di sejumlah wilayah diwarnai oleh praktik-praktik
tidak terpuji. Mulai dari praktik politik uang hingga terjadinya aksi-aksi anarkis. Kita semua
mengetahui bahaya dari praktik-praktik buruk ini terhadap integritas demokrasi kita. Meluasnya
politik uang hanya akan membawa kesengsaraan bagi rakyat.
Dalam pernyataan yang lebih umum, ke depan, marilah kita tingkatkan kualitas demokrasi,
pemerintahan dan pelayanan publik di daerah. Kita juga, di pihak lain, harus memastikan bahwa
semua bangunan dasar dari sistem politik yang diamanahkan oleh konstitusi kita, UUD 1945, tetap
terjaga eksistensinya. Seraya mendorong penguatan desentralisasi dan otonomi daerah, kita mesti
memperkokoh sistem presidensial, eksistensi NKRI, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Selain kesejahteraan dan demokrasi, pilar pembangunan ketiga adalah keadilan. Tanpa keadilan,
pembangunan dan demokrasi kita akan terpasung. Keadilan harus dihadirkan bagi semua warga
negara Indonesia, tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun.
Maknanya, keadilan harus diberikan untuk semua (justice for all). Meskipun demikian, hukum harus
pula menimbang rasa keadilan dan kemanfaatan. Penegakan hukum yang berkeadilan harus terus kita
perjuangkan dan wujudkan. Itulah pentingnya penegakan hukum yang fair, yang
tidakmenaruh toleransi terhadap praktik mafia hukum dalam bentuk apapun.
Untuk menjawab permasalahan mendasar tersebut, kita telah melakukan gerakan Pemberantasan
Mafia Hukum. Beberapa kasus yang diduga melibatkan praktik mafia hukum telah, sedang, dan terus
ditangani secara serius. Ke depan, adalah sangat penting untuk terus mengupayakan pemberantasan
praktik mafia yang menjauhkan hukum dari keadilan. Ke depan, langkah-langkah perbaikan yang
telah dilakukan harus diikuti dengan pembenahan pranata hukum yang lebih sistemik.
Selaku Presiden, saya juga memastikan bahwa pemberantasan korupsi tetap menjadi prioritas,dan
efektivitasnya mesti semakin ditingkatkan. Kita semua berkepentingan untuk menghentikan segala
bentuk praktik korupsi dari lingkungan birokrasi negara. Kita juga harus memastikan,bahwa praktik-
9
praktik kolusi antara pejabat negara dan pengusaha, yang nyata-nyata melanggar hukum dan
merugikan negara, dapat terus dicegah dan diberantas.
Saudara-saudara,
Pada kesempatan yang baik ini, masih dalam kaitan membangun kehidupan yang demokratis dan
berkeadilan, saya ingin menggarisbawahi perlunya kita terus menjaga dan memperkuat persaudaraan,
kerukunan dan toleransi kita sebagai bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari, kita masih menjumpai
kasus-kasus yang tidak mencerminkan kerukunan, toleransi dan sikap saling menghormati di antara
komponen masyarakat kita yang berbeda dalam identitas, baik yang menyangkut agama, etnis, suku
dan kedaerahan. Keadaan demikian tidak boleh kita biarkan. Kita ingin setiap warga negara dapat
menjalani kehidupannya secara tenteram dan damai, sesuai dengan hak yang dimilikinya. Inilah
sesungguhnya falsafah ―hidup rukun dan damai dalam kemajemukan‖. Inilah sesungguhnya makna
utuh dari Bhinneka Tunggal Ika yang kita anut dan jalankan.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Rakyat Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,
Tantangan Indonesia sekarang dan ke depan adalah bagaimana bangsa kita dapat beradaptasi dengan
perubahan jaman. Dunia tempat kita berpijak telah banyak berubah, dan akan terus berubah.
Dulu, Bung Hatta pernah melukiskan tantangan politik luar negeri sebagai ―mendayung di antara dua
karang‖—dalam arti antara Blok Barat dan Blok Timur. Kini, saat persaingan Blok Barat dan Blok
Timur sudah hilang, diplomasi Indonesia di Abad ke-21 menghadapi dunia yang jauh lebih kompleks,
ibarat ―mengarungi samudera yang penuh gejolak‖.
Dalam dunia yang masih mencari bentuk ini, kita terus berpegang teguh pada politik luar negeri bebas
aktif yang diabdikan pada kepentingan nasional. Sesuai amanat Pembukaan UUD 1945, kita terus
berjuang untuk keadilan dan perdamaian dunia. Kita terus mengobarkan semangat nasionalisme yang
sejuk, terbuka, moderat, toleran, dan penuh persahabatan. Kita terus mengobarkan internasionalisme
yang mengedepankan kerja sama dan kemitraan. Mari kita lakukan ini dengan sebuah keyakinan,
bahwa semakin banyak kawan, sahabat, dan mitra, maka negara kita akan semakin aman, makmur dan
kuat.
Dan dalam konstelasi dunia yang sedang berubah dengan pesat, kita kini dapat menempuh ―politik
luar negeri ke segala arah‖, atau “all directions foreign policy”. Kita dapat mempunyai ―sejuta
kawan, tanpa musuh‖—―a million friends, zero enemy”.
Yang jelas, ruang gerak Indonesia di pentas internasional semakin besar. Potensi Indonesia untuk
berkontribusi terhadap masalah-masalah kawasan dan global, juga semakin terbuka lebar. Sebagai
bagian dari keluarga besar ASEAN, kita dapat memantapkan stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran
di Asia Tenggara dan juga di kawasan Asia Pasifik. Sebagai anggota G-20, kita dapat membantu
mereformasi arsitektur perekonomian dunia, serta dapat berkontribusi bagi terwujudnya pertumbuhan
ekonomi global yang kuat, berimbang dan berkelanjutan. Sebagai anggota OKI, kita dapat terus
menyuarakan jati diri Islam yang moderat, terbuka, toleran, dan modern. Kita juga secara konstruktif
dapat menjembatani antara Islam dan Barat.
Sebagai anggota United Nations Climate Change Conference (UNCCC), kita juga menjadi pelopor
dalam upaya penyelamatan bumi dari perubahan iklim. Sebagai anggota PBB, kita terus
10
memperjuangkan pencapaian tujuan pembangunan milenium—Millennium Development Goals—agar
tercapai sesuai target pada tahun 2015, atau 5 tahun dari sekarang. Dan, sebagai negara yang sejak
awal menjunjung pluralisme, toleransi, dan kebebasan beragama, kita dapat berkontribusi untuk
terciptanya kerukunan antar-peradaban—“harmony among civilizations”—di Abad ke-21.
Kita juga hadir di wilayah-wilayah konflik sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa
Bangsa, seperti di Lebanon dan di Kongo. Itulah tekad dan komitmen kita untuk menciptakan
perdamaian dunia yang abadi.
Indonesia juga memiliki komitmen dan rencana aksi untuk mengurangi emisi karbon kita di tahun
2020 sebesar 26 persen dari perkiraan emisi karbon kita di tahun itu. Ini sejalan dengan komitmen
pembangunan ekonomi kita, yakni pembangunan berkelanjutan yang tidak saja meningkatkan laju
pertumbuhan dan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, akan tetapi juga ramah lingkungan.
Kita menyadari, di Abad ke-21, politik bebas aktif saja tidak cukup. Kita harus menjalankan
diplomasi bebas, aktif, dan transformatif. Kita harus meningkatkan kinerja diplomasi bebas aktif agar
lebih berorientasi pada penciptaan peluang, karena dalam era G20, dalam era globalisasi, inilah
saatnya Indonesia semakin mendunia. Inilah saatnya prestasi, produk, budaya, dan ide-ide Indonesia
semakin menjadi bagian dari dinamika di tingkat global. Yang penting, kita harus terus menjalankan
politik luar negeri bebas aktif secara konsisten, tidak terombang-ambing oleh kepentingan orang lain,
namun tetap berjangkar pada prinsip dan kepentingan nasional kita sendiri.
Dengan kepercayaan-diri yang kokoh, kita yakin bahwa kita tetap dapat berdiri tegak di tengah arus
perubahan yang deras, justru karena kita mampu menjunjung tinggi empat pilar utama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara: yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita ingin menjadi bangsa yang maju dan
sejahtera di Abad ke-21 ini, di atas jatidiri dan kebangsaan kita.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Mengakhiri Pidato Kenegaraan ini, saya mengajak segenap pimpinan dan anggota DPR-RI dan DPD-
RI untuk memperkokoh tekad kita dalam mewujudkan masa depan Indonesia yang lebih baik. Saya
sungguh berharap kepada para anggota Dewan Yang Terhormat, untuk bersama-sama pemerintah
meningkatkan proses dan kualitas pembangunan yang telah berjalan selama ini. Saya juga sungguh
bersyukur, kerja sama antara pemerintah, DPR dan DPD selama ini, sangatlah baik. Ke depan, kita
ingin kerja sama ini terus meningkat. Kita sesungguhnya memiliki tanggung jawab yang sama—
sesuai tugas dan fungsinya—untuk meningkatkan pembangunan di segala bidang.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, mari kita sikapi hasil-hasil pembangunan secara lebih
wajar dan proporsional. Memang, masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus kita
selesaikan. Namun, sesungguhnya telah banyak pula prestasi pembangunan yang berhasil kita raih.
Itu semua adalah keberhasilan kita bersama, utamanya keberhasilan rakyat Indonesia yang telah
memilih kita untuk memikul amanah mereka. Marilah kita laksanakan amanah yang diberikan rakyat
kepada kita dengan penuh dedikasi dan penuh tanggung jawab, sebagaimana mereka memberikan
kepercayaan itu dengan tulus kepada kita.
11
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya kepada
kita semua, dalam membangun Indonesia menjadi bangsa dan negara yang besar, maju, demokratis,
berkeadilan, dan bermartabat.
Dirgahayu Republik Indonesia!
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 16 Agustus 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
12
PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA PENYAMPAIAN KETERANGAN PEMERINTAH ATAS
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2011 BESERTA NOTA KEUANGANNYA
DI DEPAN
RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 16 Agustus 2010
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia,
Yang saya hormati, Saudara Ketua, para Wakil Ketua, dan para Anggota Lembaga-Lembaga Negara,
Yang Mulia para Duta Besar Negara-Negara Sahabat, dan para Pimpinan Perwakilan Badan-badan
dan Organisasi Internasional,
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Dengan penuh rasa syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, alhamdullillah, pada
siang hari ini, kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk mengikuti sidang lanjutan yang
terhormat ini.
Setelah tadi pagi saya menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun
ke-65 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pada kesempatan ini, ijinkan saya untuk
menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011 Beserta Nota Keuangannya, ke
hadapan Sidang Dewan Yang Terhormat ini.
Saudara-saudara,
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011, telah kita
susun dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi terkini, baik domestik maupun
internasional. RAPBN juga disusun dengan sasaran jangka menengah yang ingin kita capai,
13
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun
2010-2014.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, RAPBN
2011 disusun dengan berpedoman pada Kerangka Ekonomi Makro, Pokok-pokok Kebijakan Fiskal,
dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2011. RAPBN 2011 juga disusun dengan
memperhatikan saran dan pendapat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) serta
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), yang disampaikan dalam
Forum Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun Anggaran 2011 beberapa waktu yang lalu.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebagaimana kita ketahui bersama, sejak pertengahan tahun 2009 lalu, perekonomian global
sesungguhnya memperlihatkan perkembangan yang positif. Keadaan yang makin baik ini berlanjut
hingga semester I tahun 2010.
Namun, di tengah membaiknya kondisi perekonomian global, dunia dicemaskan oleh krisis utang dan
keuangan Yunani yang dampaknya meluas menjadi penurunan kepercayaan pasar terhadap stabilitas
keuangan di kawasan Uni Eropa. Sementara itu, sejumlah indikator mengisyaratkan bahwa
kebangkitan kembali ekonomi Amerika Serikat ternyata lebih lambat daripada yang diperkirakan
semula. Alhamdulillah, di kawasan Asia kebangkitan ekonomi masih terus bergulir.
Ditengah pemulihan perekonomian global, yang masih dibayang-bayangi ketidakpastian itu,
perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan. Beberapa indikator ekonomi utama, seperti
neraca pembayaran, nilai tukar, tingkat inflasi, dan kinerja pasar modal, menunjukkan perkembangan
yang membesarkan hati. Posisi neraca pembayaran, baik transaksi berjalan maupun transaksi modal
dan finansial, mengalami perbaikan sehingga pada akhir Juli 2010 cadangan devisa kita mencapai
lebih dari US$78 miliar, atau setara dengan 6 bulan impor.
Nilai tukar rupiah stabil dan bahkan akhir-akhir ini mengalami penguatan. Perkembangan nilai tukar
rupiah didukung oleh kecenderungan melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat secara global.
Namun kestabilan nilai tukar rupiah ini terutama dikarenakan, semakin kuatnya kepercayaan para
pelaku pasar terhadap kinerja perekonomian kita, dan pengelolaan ekonomi makro yang kita
laksanakan. Seiring dengan itu, penilaian berbagai lembaga pemeringkat internasional terus membaik,
dari persepsi stabil menjadi positif dan sekarang berada pada satu level di bawah peringkat investasi.
Dengan perkembangan itu, nilai tukar rupiah akan tetap mantap, dan rata-rata sepanjang tahun 2010
diperkirakan berada pada kisaran Rp 9.000 – Rp 9.200 per dolar Amerika Serikat.
Sejalan dengan terpeliharanya kestabilan nilai tukar rupiah, laju inflasi selama tahun 2009 secara
berangsur-angsur terus menurun. Laju inflasi tahunan yang pada akhir tahun 2008 mencapai sekitar
11,1 persen, menurun menjadi 2,8 persen pada akhir tahun 2009. Angka ini di bawah sasaran yang
ditetapkan Pemerintah sebesar 4,5 persen. Menurunnya laju inflasi sepanjang tahun 2009, terutama
dipengaruhi oleh rendahnya laju inflasi pada bahan makanan dan komponen barang-barang yang
harganya ditetapkan pemerintah.
Pada tahun 2010 ini, laju inflasi diperkirakan cenderung meningkat sejalan dengan perkembangan
perekonomian dunia yang mendorong kenaikan harga-harga komoditas global, dan inflasi mitra
dagang utama Indonesia. Perubahan iklim yang ekstrim juga telah berdampak pada menurunnya
14
produksi pangan dunia. Penurunan produksi seperti gandum, gula dan jagung di tingkat global,
berakibat pada meningkatnya harga pangan dunia dan mendorong terjadinya inflasi.
Perkembangan inflasi di dalam negeri tentu harus kita waspadai, terutama jika itu berasal dari
kenaikan harga bahan-bahan pokok. Untuk itu Pemerintah terus melakukan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan itu dengan melakukan operasi pasar, menjaga
kecukupan pasokan dan ketersediaan barang, mengamankan stok di daerah, menjaga kelancaran
distribusi barang, mengembangkan sistem logistik nasional, dan mengintensifkan penyuluhan
pertanian agar petani lebih siap dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Saudara-saudara,
Menurunnya tekanan inflasi sepanjang tahun 2009, telah direspon dengan penurunan BI ratesejak
Januari 2009. Perkembangan itu mendorong suku bunga SBI 3 bulan rata-rata dalam tahun 2009,
mencapai sekitar 7,6 persen. Ini lebih rendah dari rata-rata suku bunga SBI 3 bulan tahun sebelumnya,
tahun 2008, yang mencapai sekitar 9,3 persen. Kondisi moneter yang stabil diperkirakan akan terus
dapat dipelihara dalam tahun 2010 dan selanjutnya.
Stabilitas ekonomi makro dan kepercayaan pasar, merupakan prasyarat untuk mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan. Dalam tahun 2009, ketika sebagian besar
negara di dunia mengalami pertumbuhan ekonomi negatif, laju pertumbuhan PDB kita mencapai 4,5
persen. Ini menempatkan negara kita menjadi salah satu dari tiga negara yang memiliki kinerja
ekonomi terbaik dalam tahun itu, di samping Tiongkok dan India. Sungguh ini sebuah prestasi yang
patut kita syukuri. Selama paruh pertama tahun 2010, pertumbuhan PDB kita mengalami
percepatan. Pada triwulan I tumbuh sekitar 5,7 persen, dan pada triwulan II tumbuh sekitar 6,2
persen.
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi ini, didukung oleh meningkatnya ekspor kita, pulihnya
investasi, serta terjaganya tingkat konsumsi masyarakat. Dengan arah perkembangan yang positif, kita
optimis pertumbuhan ekonomi negara kita dalam tahun 2010 ini, diperkirakan dapat mencapai 6,0
persen, lebih tinggi dari perkiraan semula, sebesar 5,8 persen.
Berdasarkan perkembangan ekonomi global dan perekonomian domestik, kerangka ekonomi makro
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011 mengambil dasar perhitungan berbagai besaran
dalam RAPBN tahun 2011 sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 6,3 persen; laju inflasi 5,3 persen;
suku bunga SBI 3 bulan 6,5 persen; nilai tukar Rp9.300 per dolar Amerika Serikat; harga minyak
US$80,0 per barel, dan lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Di tengah pemulihan ekonomi global yang masih dibayang-bayangi oleh sejumlah ketidakpastian,
Pemerintah bertekad untuk mewujudkan pengelolaan APBN dan APBD yang sehat, efektif dan
berkelanjutan. APBN yang sehat harus dapat menjadi jangkar kestabilan ekonomi. Tiga indikator
penting untuk ini adalah: tingkat defisit yang terkendali, rasio utang terhadap PDB yang makin
menurun, dan keseimbangan primer yang positif. APBN yang kita susun harus juga dapat
mengoptimalkan peran kebijakan fiskal, agar benar-benar secara efektif mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sekaligus memantapkan pemerataan.
15
APBN kita memang masih akan mengalami defisit. Keputusan melaksanakan APBN yang defisit ini
diambil, karena kita masih menganggap perlu memberikan stimulus fiskal untuk menjaga ketahanan
ekonomi nasional kita. Stimulus fiskal ini kita perlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
lebih lanjut. Stimulus fiskal juga sangat penting untuk memperluas lapangan kerja produktif,
sebagaimana pada saat krisis yang terjadi pada tahun 2009. Defisit atau surplus APBN adalah bagian
dari kebijakan fiskal menghadapi situasi yang timbul pada waktu itu. Namun prinsip dasar
pengelolaan APBN yang sehat tetap kita pegang teguh, yaitu dalam jangka menengah, APBN harus
kurang lebih seimbang. Pengalaman negara-negara Eropa akhir-akhir ini mengingatkan kita semua
untuk tidak melupakan prinsip dasar ini.
Dengan memperhatikan rambu-rambu yang saya kemukakan tadi, sebagai instrumen utama kebijakan
fiskal, RAPBN 2011 kita arahkan untuk mencapai 10 (sepuluh) sasaran strategis, guna mendorong
pembangunan yang inklusif dan berkeadilan selama jangka waktu 5 tahun ke depan.
Kesepuluh sasaran strategis itu adalah; (1) ekonomi nasional tumbuh makin tinggi; (2) pengangguran
makin menurun dengan menciptakan lapangan kerja yang lebih baik; (3) kemiskinan makin menurun;
(4) pendapatan perkapita makin meningkat; (5) stabilitas ekonomi makin terjaga; (6) pembiayaan
dalam negeri makin kuat dan meningkat; (7) ketahanan pangan dan air makin meningkat; (8)
ketahanan energi makin meningkat; (9) daya saing ekonomi nasional makin menguat dan meningkat;
dan (10) upaya pembangunan yang ramah lingkungan dengan pendekatan "ramah lingkungan" makin
kita perkuat.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Berdasarkan rambu-rambu, arah kebijakan, dan sasaran-sasaran strategis sebagaimana saya
kemukakan tadi, Pemerintah bersama-sama dengan Dewan yang terhormat, telah sepakat untuk
menetapkan tema pembangunan nasional pada RKP Tahun 2011, yaitu: “Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi yang Berkeadilan, Didukung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi Pusat Daerah”.
Untuk mendukung tercapainya sasaran-sasaran strategis sesuai dengan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan pada RKP tahun 2011, Pemerintah menyusun RAPBN tahun 2011 dengan postur
sebagai berikut. Pendapatan negara dan hibah direncanakan sebesar Rp1.086,4 triliun, atau naik Rp94
triliun (9,5 persen) dari target APBN-P 2010. Sementara itu, belanja negara direncanakan sebesar
Rp1.202 triliun, atau meningkat Rp76 triliun (6,7 persen) dari pagu APBN-P 2010. Dengan demikian,
RAPBN 2011 akan mengalami defisit sebesar Rp115,7 triliun, atau 1,7 persen dari PDB.
Belanja Kementerian dan Lembaga Pemerintah direncanakan sebesar Rp395,2 triliun. Belanja
Lembaga-Lembaga Negara Non-Pemerintah direncanakan sebesar Rp15,2 triliun. Sedangkan, transfer
ke daerah direncanakan sebesar Rp378,4 triliun, meningkat 9,8 persen dari APBN-P 2010.
Sesuai dengan prioritas RKP tahun 2011, anggaran belanja pemerintah pusat dalam tahun 2011 kita
arahkan untuk mencapai tujuh sasaran utama, yaitu; pertama, menunjang pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas, yang didukung oleh pembangunan infrastruktur, termasuk transportasi dan
energi; kedua, perlindungan sosial melalui BOS dan Jamkesmas;ketiga, pemberdayaan masyarakat
antara lain melalui PNPM mandiri; keempat, pemantapan pelaksanaan reformasi
birokrasi; kelima, perbaikan kesejahteraan aparatur negara dan pensiunan;keenam, penyediaan
anggaran subsidi yang lebih tepat sasaran; dan ketujuh, pemenuhan kewajiban pembayaran utang
tepat waktu.
16
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam tahun 2011 mendatang, kita tingkatkan
intensitas pelaksanaan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, dengan lebih memperhatikan
aspek lingkungan. Selanjutnya, strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan itu, akan
bertumpu pada empat pilar strategis. Keempat pilar itu adalah:
(a) meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas (pro-growth); (b)
menciptakan dan memperluas lapangan kerja (pro-job); (c) meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui program-program jaring pengaman sosial yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro-
poor); dan (d) meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan hidup (pro-environment).
Dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, pada RAPBN 2011 alokasi
anggaran untuk belanja modal, direncanakan mencapai Rp121,7 triliun. Jumlah ini, naik Rp26,6 triliun
atau 28 persen dari APBN-P 2010. Ini adalah kenaikan tertinggi, jika dibandingkan dengan kenaikan
pada pos-pos belanja lainnya. Penekanan pada belanja modal dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas belanja negara kita. Anggaran belanja modal yang meningkat ini akan kita arahkan untuk
menunjang pengembangan serta pembangunan sarana dan prasarana dasar atau infrastruktur. Kita
ingin membangun lebih banyak infrastruktur, seperti irigasi, transportasi, perumahan, dan sumber
daya air. Langkah ini, bersama-sama dengan langkah-langkah untuk memperlancar penyerapan
anggaran, kita harapkan dapat mengatasi berbagai hambatan dan sumbatan yang memacetkan
pembangunan infrastruktur, dan dapat mengatasi banyaknya keterlambatan dalam proses
pembangunan infrastruktur.
Kita juga terus memantapkan ketahanan pangan nasional, meningkatkan ketahanan energi nasional,
serta menjamin ketersediaan air baku dan pengendalian banjir. Kita juga terus membangun jaringan
keterhubungan antarwilayah (domestic connectivity) termasuk pembangunan infrastruktur di kawasan
Timur Indonesia, daerah perbatasan, daerah terpencil, dan pulau-pulau terluar. Kelancaran pergerakan
manusia, arus barang dan informasi ke seluruh wilayah nusantara sangat penting bagi daya saing
ekonomi kita, bagi pemerataan pembangunan dan bagi integrasi ekonomi nasional.
Alokasi anggaran, juga kita gulirkan untuk melanjutkan berbagai program jaring pengaman sosial
yang berpihak pada rakyat miskin (pro-poor). Pada RAPBN tahun 2011, belanja bantuan sosial
direncanakan mencapai Rp61,5 triliun. Disamping jumlah ini, Pemerintah mengambil kebijakan untuk
mengalihkan dana BOS pada Kementerian Pendidikan Nasional sebesar Rp16,8 triliun menjadi
transfer ke daerah. Dengan demikian, jumlah belanja bantuan sosial, termasuk yang dialihkan menjadi
transfer ke daerah dalam tahun 2011, seluruhnya mencapai Rp78,3 triliun.
Program perlindungan sosial itu kita titikberatkan pada sektor pendidikan, melalui kesinambungan
program BOS; dan sektor kesehatan, melalui program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat).
Di bidang pendidikan, berbagai program perlindungan sosial tersebut, kita harapkan dapat terus
meningkatkan kualitas, daya jangkau, dan daya tampung pendidikan kepada seluruh masyarakat,
terutama masyarakat miskin. Di bidang kesehatan, berbagai program perlindungan sosial itu kita
arahkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat miskin,
termasuk pelayanan keluarga berencana.
Sementara itu, program-program yang berbasis pemberdayaan, seperti Program Keluarga Harapan
(PKH) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, pada tahun 2011
mendatang akan terus kita tingkatkan baik jumlah maupun sasarannya. Peningkatan program itu kita
tujukan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah,
agar makin dapat menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Berbagai program pengentasan
17
kemiskinan itu, diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di tahun 2011 pada kisaran 11,5
hingga 12,5 persen.
Semua program ini merupakan intervensi langsung negara, untuk memastikan agar manfaat
pembangunan mengalir, dan tidak hanya menetes, kepada rakyat. Ini adalah bagian dari upaya kita
untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan (growth with equity).
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Keberhasilan program-program tersebut sangat ditentukan oleh kinerja birokrasi pemerintahan. Untuk
itu kita lanjutkan dan mantapkan pelaksanaan reformasi birokrasi dengan fokus pada peningkatan
kualitas pelayanan publik serta tata kelola pemerintahan yang semakin baik. Untuk mendukung
pelaksanaan reformasi birokrasi ini, dalam RAPBN tahun 2011, Pemerintah merencanakan alokasi
anggaran sebesar Rp1,4 triliun. Sasaran yang ingin kita capai dari prioritas reformasi birokrasi adalah
makin mantapnya tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Hal ini kita lakukan melalui terobosan
kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum, dan transparan. Reformasi
birokrasi ini, juga kita harapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik, yang ditopang oleh
kapasitas pegawai yang memadai.
Sejalan dengan itu, untuk mendukung upaya perbaikan kesejahteraan PNS/TNI/Polri dan pensiunan,
Pemerintah dalam tahun 2011 mendatang, berencana menaikkan gaji pokok PNS/TNI/Polri dan
pensiun pokok sebesar rata-rata 10 persen. Pemerintah juga tetap akan memberikan gaji dan pensiun
bulan ke-13 bagi PNS/TNI/Polri dan pensiunan. Melalui kebijakan ini, penghasilan PNS dengan
pangkat terendah, meningkat dari Rp1.895.700 menjadi sekitar Rp2.000.000. Khusus bagi guru
dengan pangkat terendah, pendapatannya meningkat dari Rp2.496.100 menjadi Rp2.654.000.
Perbaikan pendapatan itu dimaksudkan agar para guru dapat melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
pendidik generasi mendatang bangsa. Sementara itu, bagi anggota TNI/Polri dengan pangkat terendah,
penghasilannya meningkat dari Rp2.505.200 menjadi Rp2.625.000.
Untuk menjamin kesejahteraan rakyat, Negara mempunyai tugas untuk menjaga stabilitas harga
kebutuhan pokok rakyat, meringankan beban masyarakat dalam memperoleh kebutuhan dasarnya,
serta menjaga agar produsen mampu menghasilkan produk kebutuhan dasar masyarakat dengan harga
yang terjangkau. Untuk itu kita tetap perlu menyediakan alokasi anggaran untuk subsidi. Kendatipun
demikian, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kualitas belanja negara, kita perlu menata ulang
kebijakan subsidi agar makin adil dan tepat sasaran. Kita perlu menyusun sistem seleksi yang ketat
untuk menentukan sasaran penerima subsidi yang tepat. Kita perlu menggunakan basis data yang
transparan. Begitu pula, kita perlu menata ulang sistem penyaluran subsidi yang lebih akuntabel, dan
makin tepat sasaran. Dalam tahun 2011, anggaran untuk subsidi kita rencanakan mencapai Rp184,8
triliun. Jumlah ini, turun Rp16,5 triliun dari beban anggaran subsidi tahun sebelumnya sebesar
Rp201,3 triliun.
Sejak bulan Juli 2010, kita telah menetapkan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 12 hingga
15 persen bagi kalangan industri dan pelanggan di atas 900 VA. Persentase kenaikan itu telah kita
hitung dengan sangat cermat dan hati-hati. Kenaikan TDL ini diharapkan tidak memberikan potensi
beban yang memberatkan biaya produksi bagi kalangan industri. Khusus bagi pelanggan pengguna
rumah tangga dan pelaku usaha mikro dan usaha kecil, TDL tidak dinaikkan.
18
Pemerintah juga bertekad untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang tepat waktu. Hal ini penting
kita lakukan, demi menjaga kredibilitas kita di mata pelaku pasar, baik domestik maupun
internasional. Pada RAPBN 2011, alokasi anggaran untuk pembayaran bunga utang, direncanakan
mencapai Rp116,4 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari pembayaran bunga utang dalam negeri sebesar
Rp80,4 triliun, dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp36,0 triliun.
Ke depan, prinsip untuk mengambil pinjaman secara berhati-hati dan selektif akan tetap kita pegang.
Pinjaman baru harus digunakan untuk membiayai berbagai program dan kegiatan yang produktif, serta
mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar. Hasil dari kegiatan produktif dan manfaat
ekonomi itu, kelak dapat kita gunakan untuk memperbesar kapasitas fiskal serta membayar kembali
kewajiban cicilan utang pokok dan bunganya.
Saudara-saudara,
Dari rencana alokasi anggaran belanja Kementerian Negara dan Lembaga sebagaimana saya
kemukakan tadi, sebesar Rp120,4 triliun atau 29,3 persen direncanakan untuk mendukung program
dan kegiatan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Sebesar Rp161,2 triliun atau 39,3 persen, akan
digunakan untuk mendukung berbagai program dan kegiatan di bidang perekonomian. Sementara itu,
program-program dan kegiatan di bidang kesejahteraan rakyat akan mendapatkan dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp128,8 triliun, atau 34,4 persen dari keseluruhan belanja Kementerian Negara dan
Lembaga.
Lebih lanjut dapat saya kemukakan bahwa, berdasarkan prioritas RKP 2011 --- dengan
mempertimbangkan tugas pokok dan fungsi Kementerian Negara dan Lembaga --- dalam RAPBN
2011, terdapat beberapa Kementerian Negara dan Lembaga yang mendapat alokasi anggaran cukup
besar. Pertama, Kementerian Pekerjaan Umum, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 56,5
triliun; kedua, Kementerian Pendidikan Nasional, sebesar Rp50,3 triliun; ketiga, Kementerian
Pertahanan, sebesar Rp45,2 triliun; keempat, Kementerian Agama, sebesar Rp31,0 triliun;
dankelima, Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebesar Rp28,3 triliun.
Saudara-saudara,
Prioritas alokasi anggaran pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan, kita
fokuskan pada pembangunan infrastruktur yang berkualitas untuk meningkatkan percepatan
pertumbuhan ekonomi. Anggaran itu akan kita gunakan antara lain untuk melaksanakan
pembangunan flyover dan underpass sepanjang 4.551 meter; serta jembatan sepanjang 2.119 meter.
Kita juga akan melakukan preservasi jalan dan jembatan masing-masing sepanjang 35.961 kilometer
dan 212.360 meter; serta meningkatkan kapasitas jalan sepanjang 2.613 kilometer.
Selain itu, kita manfaatkan anggaran yang tersedia untuk meningkatkan lingkungan hunian masyarakat
untuk 1.500 desa di pulau kecil, desa tertinggal dan terpencil. Kita juga akan melanjutkan
pembangunan 8 waduk yang saat ini sedang dalam proses pelaksanaan pembangunan; menyelesaikan
pembangunan 34 embung/situ; serta menyelesaikan rehabilitasi 2 waduk. Di bidang perhubungan,
anggaran belanja akan kita gunakan untuk pengembangan dan rehabilitasi 118 bandar udara, dan
pembangunan 14 bandar udara baru. Di samping itu, anggaran yang sama juga akan kita manfaatkan
untuk pembangunan jalur kereta api baru, termasuk jalur ganda sepanjang 85,06 km; serta peningkatan
kondisi dan keandalan jalur kereta api sepanjang 126,12 kilometer.
19
Anggaran pada Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama, kita fokuskan untuk
meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau, baik melalui
jalur formal maupun non-formal di semua jenjang pendidikan. Anggaran tersebut juga direncanakan
untuk meningkatkan daya jangkau dan daya tampung sekolah melalui kegiatan pembangunan sekolah
baru dan penambahan ruang kelas baru. Selain itu, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tetap
diberikan bagi sekolah, madrasah, pesantren salafiyah, dan sekolah keagamaan non-Islam yang
menyelenggarakan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Anggaran pendidikan juga direncanakan untuk memberikan beasiswa bagi siswa miskin pada semua
jenjang. Insya Allah, dengan alokasi anggaran sebesar itu, kita dapat meningkatkan rata-rata lama
sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas menjadi 7,75 tahun. Kita juga akan dapat menurunkan
angka buta aksara, serta menurunkan disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antar
wilayah, gender, dan sosial ekonomi, serta antar satuan pendidikan.
Sementara itu, alokasi anggaran pada Kementerian Pertahanan diprioritaskan untuk mendukung
terlaksananya modernisasi dan peningkatan alat utama sistem persenjataan. Anggaran itu, juga
dialokasikan untuk memenuhi sarana-prasarana dalam rangka menuju pencapaian sasaran ―kekuatan
minimum esensial‖, serta peningkatan kemampuan TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
Prioritas alokasi anggaran bagi Kepolisian Negara RI ditujukan untuk menurunkan gangguan
kamtibmas, baik melalui pengembangan langkah-langkah strategis maupun pencegahan potensi
gangguan keamanan, baik kualitas maupun kuantitas. Anggaran itu, juga digunakan untuk
penanggulangan sumber penyebab kejahatan, gangguan ketertiban, dan konflik di masyarakat.
Selain kelima Kementerian Negara dan Lembaga, juga terdapat beberapa Kementerian Negara dan
Lembaga yang akan memperoleh alokasi anggaran di atas Rp10 triliun. Kementerian Negara dan
Lembaga itu adalah Kementerian Kesehatan dengan alokasi anggaran Rp26,2 triliun, utamanya untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan rujukan bagi penduduk miskin di rumah sakit, dan meningkatkan
pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin di Puskesmas; Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, dengan alokasi anggaran sebesar Rp15,1 triliun,untuk mendukung pemanfaatan potensi
sumber daya mineral dan energi secara optimal; Kementerian Pertanian, dengan alokasi anggaran
sebesar Rp16,8 triliun untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dan mutu produk
pertanian dalam arti luas; Kementerian Keuangan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp16,5 triliun,
untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan; dan Kementerian Dalam Negeri dengan alokasi
anggaran Rp13,3 triliun, untuk program PNPM perdesaan, dan sistem administrasi kependudukan.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Pengalaman menunjukkan, bahwa komposisi anggaran belanja negara kita, masih didominasi oleh
belanja mengikat yang bersifat wajib. Komposisi anggaran kita banyak digunakan untuk belanja
pegawai, sebagian besar belanja barang, pembayaran bunga utang, dan berbagai jenis subsidi.
Akibatnya, dana yang tersedia bagi pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pembangunan lainnya
yang lebih produktif, menjadi terbatas. Ruang gerak yang tersedia bagi Pemerintah untuk melakukan
intervensi fiskal dalam bentuk stimulasi terhadap kegiatan ekonomi masyarakat, juga relatif terbatas.
Ke depan, anggaran untuk stimulasi kegiatan ekonomi masyarakat perlu makin kita perbesar.
Sebaliknya, belanja rutin operasional akan terus kita susutkan persentasenya.
20
Menyikapi kondisi itu, Pemerintah telah dan akan terus menyempurnakan pengelolaan keuangan
negara melalui peningkatan kualitas belanja negara. Dalam rangka reformasi penganggaran, kita
percepat pelaksanaan penganggaran berbasis kinerja. Dalam sistem penganggaran yang baru ini, kita
tekankan pada pencapaian hasil dan keluaran dari setiap program/kegiatan dengan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya yang terbatas.
Reformasi di bidang penganggaran ini, sesungguhnya telah kita lakukan secara bertahap sejak tahun
2010 ini, pada 6 Kementerian Negara dan lembaga, sebagai pilot project. Keenam Kementerian
Negara dan Lembaga itu adalah: Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, dan Kementerian
PPN/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kita menargetkan pada tahun 2011 nanti, semua
Kementerian Negara dan Lembaga telah menerapkan sistem penganggaran berbasis kinerja dan
kerangka pengeluaran jangka menengah.
Langkah menuju ke arah itu, telah kita mulai tahun ini. Kita telah berhasil menyelesaikan
restrukturisasi program dan kegiatan Kementerian Negara dan Lembaga. Tahun lalu, kita juga telah
mulai menerapkan kebijakan reward and punishment system berdasarkan hasil evaluasi pencapaian
kinerja Kementerian Negara dan Lembaga. Pada tahun ini, kita sempurnakan format rencana kerja dan
anggaran Kementerian Negara dan Lembaga (RKA-KL).
Saudara-saudara,
Pada saat yang bersamaan, kita terapkan kerangka pengeluaran jangka menengah. Dengan sistem ini,
maka perencanaan penganggaran belanja dari setiap satuan kerja pada semua Kementerian Negara dan
Lembaga, harus memperhitungkan kebutuhan anggaran dalam perspektif lebih dari satu tahun.
Penerapan kedua sistem penganggaran ini, akan terus kita sempurnakan di masa mendatang.
Reformasi penganggaran dalam pengelolaan keuangan negara, juga kita berlakukan secara
menyeluruh untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik provinsi maupun
kabupaten/kota, yang sebagian besar pendanaannya masih bergantung pada transfer ke daerah.
Pendanaan pembangunan melalui transfer ke daerah, merupakan bagian dari pendanaan pembangunan
nasional secara keseluruhan. Pendanaan ini bertujuan untuk mendukung konsistensi dan keberlanjutan
pelaksanaan desentralisasi fiskal untuk menunjang penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab.
Untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi fiskal itulah, pada tahun 2011 mendatang, seperti saya
singgung di depan, alokasi anggaran transfer ke daerah direncanakan mencapai Rp378,4 triliun, atau
naik 9,8 persen dari APBN-P 2010. Dari anggaran transfer ke daerah dalam RAPBN 2011 tersebut,
dana perimbangan direncanakan mencapai Rp329,1 triliun, atau naik Rp14,7 triliun (4,7 persen), bila
dibandingkan dengan APBN-P 2010.
Kenaikan terbesar dari Dana Perimbangan, berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), yang dalam
RAPBN 2011 direncanakan mencapai Rp221,9 triliun. Jumlah ini, naik Rp18,3 triliun atau sekitar 9,0
persen, bila dibandingkan dengan alokasi DAU tahun 2010. Dengan tetap mengutamakan prinsip
keadilan yang berkeseimbangan, DAU dialokasikan sebagai instrumen pemerataan kemampuan
keuangan antardaerah. Penggunaannya, diserahkan kepada daerah sesuai dengan kebutuhan dan
kewenangannya. Berkaitan dengan itu, saya minta agar DAU ini dapat benar-benar dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya, terutama untuk penyediaan infrastruktur bagi peningkatan kualitas pelayanan
kepada masyarakat, dan perbaikan kesejahteraan rakyat.
21
Di samping itu, kenaikan dana perimbangan juga berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Dalam
RAPBN 2011, DAK direncanakan mencapai Rp25,2 triliun, naik Rp4,1 triliun atau sekitar 19,4 persen
dari APBN-P 2010. Peningkatan anggaran DAK ini disebabkan oleh adanya penambahan 5 (lima)
bidang baru. Kelima bidang itu, meliputi bidang transportasi perdesaan, bidang sarana dan prasarana
kawasan perbatasan, bidang listrik perdesaan, bidang perumahan dan permukiman, serta bidang
keselamatan transportasi darat.
Selain itu, pengalokasian DAK dalam RAPBN 2011 juga mempertimbangkan karakteristik
kewilayahan, dengan tetap memperhatikan daerah tertinggal, wilayah perdesaan, dan wilayah
perbatasan dengan negara lain sebagai penerima alokasi DAK. Dengan cara itu, diharapkan kita
mampu memberikan peluang yang lebih besar kepada daerah, untuk dapat melaksanakan
pembangunan sesuai dengan karakteristik daerah.
Untuk mewujudkan pelaksanaan program pembangunan yang berdimensi lingkungan hidup, maka
pengalokasian dana DAK dalam RAPBN 2011 itu, juga kita tekankan pada bidang yang berkaitan
dengan upaya kita mengatasi dampak perubahan iklim. Alokasi DAK itu, kita arahkan di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan untuk mendukung mitigasi dampak perubahan iklim, dan penurunan
emisi gas rumah kaca. Di samping itu, alokasi DAK di bidang pertanian serta kelautan dan perikanan,
juga kita arahkan untuk mendukung pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pertanian dan
perikanan.
Sementara itu, Dana Bagi Hasil (DBH) dalam RAPBN 2011 mendatang direncanakan sebesar Rp82,0
triliun. Jumlah ini, terdiri dari DBH Pajak sebesar Rp40,5 triliun, dan DBH Sumber Daya Alam (SDA)
sebesar Rp41,5 triliun. Sesuai dengan amanat UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (PDRD), mulai tahun 2011 mendatang, DBH Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), kita alihkan menjadi Pajak Daerah.
Selain dana perimbangan, di dalam transfer ke daerah tahun 2011 tersebut, kita juga menganggarkan
dana otonomi khusus dan penyesuaian sebesar Rp49,3 triliun. Jumlah ini, naik Rp19,1 trilun atau 63,2
persen dari APBN-P 2010 yang sebesar Rp30,2 triliun. Alokasi anggaran itu, terdiri dari Dana
Otonomi Khusus sebesar Rp10,3 triliun, dan Dana Penyesuaian sebesar Rp39,0 triliun. Dana Otonomi
Khusus itu, kita alokasikan masing-masing untuk Papua sebesar Rp3,1 triliun, Papua Barat sebesar
Rp1,3 triliun, dan Aceh sebesar Rp4,4 triliun. Selain dana otonomi khusus, kepada Provinsi Papua dan
Papua Barat juga dialokasikan dana tambahan infrastruktur sebesar Rp1,4 triliun. Meningkatnya dana
otonomi khusus ini merupakan komitmen dan tekad kita, pada upaya percepatan pembangunan dan
peningkatan kesejahteraan saudara-saudara kita di Papua, Papua Barat dan Aceh.
Dengan demikian, dana penyesuaian tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp17,9 triliun, atau
sekitar 84,4 persen dari APBN-P 2010 sebesar Rp21,2 triliun. Peningkatan dana penyesuaian yang
sangat signifikan ini, terutama berasal dari pengalihan Dana BOS dari Kementerian Pendidikan
Nasional menjadi Transfer ke Daerah sebesar Rp16,8 triliun, dan kenaikan dana tunjangan profesi
guru PNS Daerah (PNSD).
Dalam RAPBN 2011 mendatang, Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD, kita rencanakan mencapai
Rp17,1 triliun. Jumlah ini, naik Rp6,1 triliun atau sekitar 56,0 persen dari tahun sebelumnya. Selain
itu, untuk melanjutkan kebijakan pemberian tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum
memperoleh Tunjangan Profesi Guru, pada tahun 2011 nanti kita juga masih menganggarkan Dana
Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSD sebesar Rp 3,7 triliun. Dengan peningkatan
22
kesejahteraan guru ini, diharapkan para guru dapat memberikan kontribusi peningkatan pendidikan
yang lebih baik sesuai dengan tanggungjawabnya. Demikian pula, dalam tahun 2011 mendatang, kita
juga masih tetap mengalokasikan dana insentif daerah bidang pendidikan sebesar Rp1,4 triliun.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Pada lingkup pembangunan daerah, jumlah daerah otonom yang akan mendapatkan Dana
Perimbangan dari APBN Tahun Anggaran 2011 sebanyak 524 daerah otonom, terdiri dari 33 provinsi,
398 kabupaten, dan 93 kota. Sejalan dengan tanggung jawab dan kewenangan daerah yang makin
besar, transfer dana APBN ke daerah selama kurun waktu 2005-2011, meningkat secara tajam lebih
dari dua kali lipat; dari Rp 150,5 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 378,4 triliun pada RAPBN 2011.
Sesuai dengan prinsip money follows function, makin besar tanggung jawab yang diserahkan ke
daerah, makin besar pula alokasi anggaran yang ikut didesentralisasikan.
Selain anggaran transfer ke daerah yang dikelola oleh pemerintah daerah dalam sistem APBD,
sebagian besar dari dana APBN pada dasarnya juga mengalir ke daerah. Aliran dana-dana itu antara
lain, berupa dana dekonsentrasi, dana tugas pembantuan, serta dana untuk melaksanakan program dan
kegiatan instansi vertikal di daerah. Selain itu, masih ada lagi berupa dana bantuan langsung, berupa
PNPM, BOS, JAMKESMAS dan BLT bersyarat yang sering disebut sebagai PKH, serta berbagai
jenis subsidi (BBM, listrik, pangan, pupuk, dan benih). Secara keseluruhan, aliran dana APBN ke
daerah saat ini mencapai lebih dari 60 persen dari total belanja APBN. Besarnya dana APBN yang
mengalir ke daerah, menunjukkan komitmen yang kuat dari Pemerintah dalam menjalankan
desentralisasi dan otonomi secara luas, nyata, dan bertanggung jawab.
Dengan makin besarnya dana APBN yang dialokasikan ke daerah-daerah, maka peran Gubernur baik
sebagai Kepala Daerah maupun sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam mengkoordinasikan
pengelolaan anggaran di daerah, menjadi sangat penting. Karena itu, mulai tahun 2011, peran
Gubernur lebih kita optimalkan sesuai PP Nomor 19 Tahun 2010, yang mengamanatkan para
Gubernur untuk melakukan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara provinsi
dengan instansi vertikal, antarinstansi vertikal, serta antarkabupaten/kota di wilayah provinsi.
Di sisi lain, dengan makin besarnya dana APBN yang dialirkan ke daerah-daerah, sudah seharusnya
diikuti oleh kompetensi dan tanggung jawab penuh dari segenap aparatur pemerintahan di daerah.
Aparatur Pemerintah Daerah harus mampu memelihara dan meningkatkan akuntabilitas kinerja,
mencegah korupsi, dan memantapkan reformasi birokrasi. Pemerintah Daerah juga harus
meningkatkan kualitas belanja (quality of spending), dengan memastikan APBD benar-benar
dimanfaatkan untuk program dan kegiatan yang memiliki nilai tambah besar bagi masyarakat.
Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air,
Pembangunan daerah, sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, disamping berkepentingan
terhadap penyelenggaraan aktivitas sektoral di daerah, juga berkepentingan terhadap aktivitas
pembangunan dalam dimensi kewilayahan. Dalam RPJM Nasional Tahun 2010 – 2014, kita
menekankan pentingnya pembangunan yang inklusif berbasis kewilayahan. Pertama,kita mendorong
pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar Jawa-Bali dan Sumatera dengan tetap menjaga
momentum pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Kedua, meningkatkan keterkaitan
antarwilayah melalui peningkatan perdagangan antar pulau guna mendukung perekonomian domestik.
23
Dalam mewujudkan ekonomi wilayah, strategi ketiga yang kita upayakan adalah meningkatkan daya
saing daerah melalui pengembangan sektor-sektor unggulan di setiap daerah. Selain itu, kita
mendorong juga percepatan pembangunan daerah tertinggal, kawasan strategis dan cepat tumbuh,
kawasan perbatasan, kawasan terdepan, kawasan terluar dan daerah rawan bencana. Terakhir, dengan
mempertimbangkan potensi laut, kita terus mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor
kelautan. Konsep minapolitan dikembangkan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian
lokal.
Saya beserta jajaran pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, terus bekerja dan berupaya
menjalankan, sekaligus menyempurnakan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Salah satu
upaya yang dilakukan saat ini adalah kita telah menyusun Desain Dasar Penataan Daerah yang
bertujuan untuk memperkuat integrasi bangsa, mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, dan
meningkatkan pelayanan publik di tengah-tengah masyarakat. Dalam konteks memperkuat pelayanan
publik di daerah-daerah, pemerintah melakukan evaluasi secara berkala untuk memonitor
penyelenggaraan pembangunan dan pemerintahan di daerah-daerah, termasuk mengevaluasi daerah-
daerah otonom baru. Demikian pula, dari waktu ke waktu, kita melanjutkan desentralisasi fiskal,
sekaligus memperkuat kapasitas aparatur daerah dan kelembagaan pemerintah daerah, termasuk
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sementara itu, Pemerintah juga memberikan perhatian yang lebih tinggi kepada Papua, Papua Barat,
dan Aceh melalui alokasi Dana Otonomi Khusus. Saya berharap Dana Otonomi Khusus itu dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk mengejar ketertinggalan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan,
pendidikan, infrastruktur, dan ekonomi rakyat. Namun, saya juga meminta dilaksanakan pengawasan
yang lebih efektif dalam penggunaan Dana Otonomi Khusus tersebut.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Untuk memenuhi kebutuhan belanja negara, baik belanja pemerintah pusat maupun transfer ke daerah,
maka sumber-sumber pendapatan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara
bukan pajak, dan hibah, harus kita tingkatkan seoptimal mungkin agar dapat memperkuat kapasitas
fiskal kita.
Dalam RAPBN 2011 mendatang, penerimaan perpajakan direncanakan mencapai Rp839,5 triliun, atau
menyumbang sekitar 77 persen dari total pendapatan negara dan hibah. Jumlah itu, berarti mengalami
kenaikan sebesar Rp96,2 triliun, atau sekitar 13 persen dari target penerimaan perpajakan tahun 2010.
Dengan total penerimaan perpajakan sebesar itu, maka rasio penerimaan perpajakan terhadap PDB,
atau tax ratio kita mengalami peningkatan dari 11,9 persen di tahun 2010 menjadi 12,0 persen di tahun
2011.
Untuk mengamankan sasaran penerimaan perpajakan tahun 2011, Pemerintah terus melanjutkan
langkah-langkah reformasi perpajakan. Kebijakan perpajakan terus kita sempurnakan, dengan
melanjutkan reformasi peraturan dan perundang-undangan pajak. Kita lanjutkan langkah-langkah
penggalian potensi pajak dan reformasi pengawasan pajak. Saat ini, Pemerintah juga tengah
melakukan langkah-langkah reformasi di bidang peradilan pajak. Kita tingkatkan fungsi litigasi
lembaga Peradilan Pajak. Kita sempurnakan pula mekanisme keberatan dan banding untuk
meningkatkan pengawasan, dan menghindari penyalahgunaan wewenang. Langkah-langkah itu, juga
kita sertai dengan pemberian sanksi yang berat bagi mereka yang melakukan penyelewengan
termasuk bagi aparat perpajakan.
24
Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam tahun 2011 direncanakan mencapai Rp
243,1 triliun, atau menyumbang lebih dari 22 persen dari total pendapatan negara dan hibah. Untuk
mengoptimalkan pencapaian target PNBP ini, Pemerintah terus melakukan langkah-langkah untuk
meningkatkan lifting migas. Upaya ini juga akan didukung dengan kebijakan fiskal dan nonfiskal,
penyempurnaan pengaturan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sektor migas, serta penyediaan
infrastruktur migas. Sementara itu, optimalisasi penerimaan dari bagian Pemerintah atas laba BUMN,
kita upayakan melalui peningkatan kinerja BUMN, antara lain dengan melanjutkan langkah
restrukturisasi yang makin terarah dan efektif, memantapkan penerapan tata kelola pemerintahan yang
baik, dan melakukan sinergi antar-BUMN.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebagaimana telah saya kemukakan di depan, defisit anggaran dalam RAPBN 2011 diperkirakan
sebesar Rp115,7 triliun, atau 1,7 persen terhadap PDB. Jumlah ini turun Rp18,1 triliun atau sekitar 13
persen dari target defisit anggaran dalam APBN-P 2010 sebesar Rp133,7 triliun atau 2,1 persen
terhadap PDB. Penurunan defisit anggaran ini, berkaitan dengan arah kebijakan konsolidasi fiskal
dalam rangka mewujudkan anggaran yang lebih sehat dan berimbang di masa datang. Defisit yang
terlalu tinggi, makin meningkatkan utang kita di atas rasio yang aman, dan akan membebani
pemerintahan yang akan datang.
Untuk membiayai defisit anggaran itu, Pemerintah akan menggunakan sumber-sumber pembiayaan,
baik dari dalam maupun luar negeri. Langkah itu kita lakukan dengan tetap berorientasi pada
pembiayaan yang stabil dan berkelanjutan, serta beban dan risiko seminimal mungkin. Sumber utama
pembiayaan dalam negeri, akan tetap berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), sedangkan
sumber pembiayaan luar negeri akan berasal dari penarikan pinjaman luar negeri, berupa pinjaman
program dan pinjaman proyek.
Dengan langkah-langkah itulah, kita upayakan penurunan rasio utang Pemerintah terhadap PDB dari
sekitar 27,8 persen pada akhir tahun 2010 menjadi sekitar 26,0 persen pada akhir tahun 2011.
Penurunan rasio utang Pemerintah terhadap PDB, Insya Allah, dapat memperkuat struktur ketahanan
fiskal kita, sejalan dengan tujuan Pemerintah untuk mencapai kemandirian fiskal yang berkelanjutan.
Inilah bagian dari upaya kita untuk memelihara ketahanan ekonomi.
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Sebelum mengakhiri keterangan pemerintah ini, ijinkan saya menggunakan kesempatan yang baik
ini, untuk mengajak Dewan yang terhormat, para pimpinan dan anggota lembaga negara, para menteri
dan pimpinan lembaga nonkementerian, para Gubernur, para Bupati/Walikota, dan segenap komponen
bangsa, untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pengelolaan APBN kita. Mari kita pertajam fokus
dan prioritas alokasi belanja Negara untuk mencapai empat pilar pembangunan kita, yaitu: pro
pertumbuhan ekonomi; pro penciptaan lapangan kerja; pro pengentasan kemiskinan; dan pro
lingkungan hidup.
Akhirnya, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada
seluruh anggota DPR RI dan DPD RI, atas kesediaannya untuk hadir bersama dalam sidang yang
terhormat ini. Terima kasih dan penghargaan yang sama, saya sampaikan kepada para anggota
lembaga-lembaga Negara dan para hadirin sekalian.
25
Atas segala perhatian, kerjasama, dan dukungan para anggota Dewan Yang Terhormat beserta seluruh
rakyat Indonesia, saya ucapkan terima kasih.
Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat, karunia, dan ridho-Nya kepada kita semua dalam
membangun bangsa dan negara kita menjadi bangsa yang besar, maju, demokratis, berkeadilan, dan
sejahtera.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 16 Agustus 2010
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO