PHC

download PHC

of 16

description

laporan phc

Transcript of PHC

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Kemenkes No. 128 Tahun 2004, puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes, 2004). Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten atau kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia (Sulastomo, 2007).Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem upaya kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM). Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, professional, dan bermutu (Kemenkes, 2006).Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Puskesmas menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam hierarki pelayanan kesehatan berkedudukan pada tingkat pelayanan kesehatan pertama (Primary Health Care/PHC). Puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan wajib puskesmas diantaranya adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya kesehatan ibu, anak dan KB (Kemenkes, 2004). Dalam kegiatan stase Ilmu Kesehatan Masyarakat ini, dokter muda diharapkan dapat mengenal dan mempelajari kegiatan puskesmas secara struktural dan fungsional dalam rangka tercapainya tahap kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Umum : Mempelajari manajemen pelayananan kesehatan dasar di puskesmas yang berkualitas dan optimal sebagai usaha pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota..2. Khusus :a. Mengetahui struktur, tugas, dan fungsi masing-masing bagian di Puskesmas Kebakkramat I sebagai pelayanan kesehatan tingkat dasar yang bersifat komprehensif dan holistik. b. Mendapatkan gambaran pencapaian hasil mutu kegiatan serta manajemen puskesmas.C.Manfaat1. Sebagai bahan pembelajaran untuk lebih memahami permasalahan, kendala, dan solusi seputar kegiatan manajerial di Puskesmas sehingga diperoleh ide ide pemecahannya.

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pada hari sabtu tanggal 29 Maret 2014 Dokter Muda IKM UNS kelompok 472 A melakukan orientasi Puskesmas Kebakkramat I. Diawali dengan menyerahkan surat pengantar ke bagian tata usaha Puskesmas Kebakkramat I. Setelah itu kami juga menyerahkan surat pengantar ke Kecamatan Kebakkramat.Kegiatan dimulai hari Selasa tanggal 1 April 2014 yang diawali dengan pengarahan dari kepala puskesmas dokter Wahyu, kemudian kami berkeliling memperkenalkan diri ke setiap bagian pelayanan, mengikuti pelayanan puskesmas, mulai dari pengobatan poli umum, imunisasi, pelayanan KIA, dan lain-lain sambil berkoordinasi masalah jadwal bimbingan. A. Mengikuti kegiatan di dalam PuskesmasKegiatan yang kami ikuti meliputi pelayanan KIA, imunisasi, medikasi di IGD, poli umum, rekam medis, pemasangan KB, pelayanan gigi, pemeriksaan ibu hamil, pijat bayi.B. Mengikuti Penyelidikan Epidemiologi (PE) Kasus ChikungunyaKami mengikuti dua kali Penyelidikan Epidemiologi Kasus Chikungunya yaitu di desa Kebak pada hari Jumat, 04 April 2014 dengan bidan Susi Astanti dan Bidan Vety Rochmawati dan di desa Nangsri pada hari Sabtu, 05 April 2014. PE chikungunya dilakukan di dusun tersebut atas dasar adanya laporan kasus dari masyarakat dan kader desa tersebut. Dari kegiatan tersebut, di desa Kebak diperoleh hasil 6 orang menderita gejala chikungunya namun sudah sembuh, 2 orang yang masih menderita gejala chikungunya dan 21 rumah dinyatakan positif jentik. Sementara itu, di desa Nangsri diperoleh hasil, dari 13 rumah yang dilakukan penyelidikan, tercatat 10 rumah yang positif jentik.C. Mengikuti PKD di desa KemiriKami mengikuti PKD di desa Kemiri dengan bu Indah pada hari Sabtu 05 April 2014. Di sini dilakukan imunisasi D. Melakukan Penyuluhan, Mengikuti Posbindu, Posyandu lansia dan balitaKegiatan penyuluhan dilakukan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 untuk kelas ibu hamil di aula balai desa Kemiri dengan materi TORCH dan cuci tangan didampingi Bidan Wuni Ernawati dan Bidan Wulan. Setelah penyuluhan ada praktek senam ibu hamil dan penyuluhan tentang ASI eksklusif.Posbindu Waru dilakukan pada hari kamis tanggal 3 April 2014. Pada kegiatan ini kami mengamati jalannya kegiatan posbindu. Di posbindu ini ada pengukuran antropometri : penimbangan dan pengukuran tinggi badan (penentuan status gizi), pengukuran massa otot, body age, lemak tubuh; pemeriksaan darah sederhana (mengukur gula darah, kolesterol, dan asam urat); dan pengobatan. Kebanyakan pasien di sini adalah lansia. Selain itu kami mengikuti Posbindu Pawisman Gedangan pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014. Kebetulan desa ini baru mengikuti lomba desa teladan. Pelaksanaan posbindu di desa ini lebih terorganisir dan antusiasme masyarakat sudah tinggi. Administrasinya juga lebih bagus. Posyandu lansia dan balita kami ikuti di dusun Nglarangan. Di sini kami mengikuti kegiatan seperti penimbangan balita, pencatatan pada KMS, pemberian suplemen balita (TABURIA), pengobatan dan konsultasi sederhana pada lansia serta kunjungan ke rumah pasien yang dicurigai menderita penyakit flu singapura E. Melakukan Kunjungan FOME (Home Visit)Home Visit kami lakukan kepada 2 pasien yaitu atas nama Tn. AS (penderita chikungunya) dan Tn. MR (penderita DM). Home visit pasien pertama kami lakukan pada hari Jumat 4 april 2014, Senin 7 April 2014, dan Sabtu 12 april 2014. Pada pasien ini terdapat peningkatan kesembuhan dan perilaku hidup bersih sehat. Home visit pasien kedua kami lakukan pada hari Selasa 8 April 2014, Jumat 11 April 2014 dan Senin 14 April 2014. Pada pasien ini luka pada kakinya semakin membaik namun GDS nya masih selalu tinggi.F. Pelaporan dan Evaluasi KegiatanDilakukan setelah semua kegiatan selesai. Semua hasil kegiatan disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk dievaluasi lebih lanjut.

BAB IIIPEMBAHASAN

Penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Kebakkramat I berdasarkan pada Kemenkes No. 128 Tahun 2004 dan keputusan Bupati Karanganyar No. 44800/19.13/2013 tentang penetapan pejabat pengelola keuangan/barang dana tugas pembantuan bantuan operasional kegiatan BOK serta keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar No. 800/19.13/2013 tentang Petunjuk Operasional kegiatan BOK. Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Puskesmas Kebakkramat I menjalankan perannya sesuai dengan fungsi puskesmas yaitu, pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Fungsi-fungsi tersebut dijalankan melalui upaya kesehatan, meliputi :a. Upaya promosi kesehatanPromosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikanya dengan perilaku yang aman atau tidak berisiko. Promosi kesehatan adalah salah satu program pokok yang ada di puskesmas. Umumnya ada empat fakktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu: (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru, membuat hidup masyarakat menjadi lebih mudah, misalnya sumber air yang dekat; (ii) Pengertiann yaitu bila perilaku yang baru, masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal; (iii) Persetujuan, yaitu apabila tokoh panutan daerah setempat (tokoh agama dan tokoh masyarakat) menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang dianjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membagun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna (Depkes RI, 2004)Berdasarkan tehnik komunikasi dapat dibagi menjadi (i) metode penyuluhan langsung, dalam hal ini penyuluh bertatapan muka dengan sasaran. Termasuk disini antara lain: kunjungan rumah, pertemuan diskusi, dan pertemuan di balai desa; dan (ii) Metode tidak langsung, dalam hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Misalnya publikasi dalam bentuk media cetak, film,dsb (Depkes RI, 2008).Promkes yang dilakukan di Puskesmas Kebakkramat I telah dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung (media cetak seperti poster dan penyuluhan oleh kader). Ada berbagai materi yang disampaikan seperti perilaku hidup bersih sehat, PSN, pentingnya ASI eksklusif, kesehatan ibu hamil dan gizi. Program promosi kesehatan berjalan lancar. b. Upaya Kesehatan LingkunganPenyehatan lingkungan termasuk salah satu dari enam upaya kesehatan wajib puskesmas yang ditetapkan berdasar komitmen nasional, regional, dan global serta yang memiliki daya ungkit tinggi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dalam kesehatan lingkungan meliputi penyediaan sarana air bersih, pengawasan SAB, penyehatan lingkungan dan perumahan, pengawasan tempat umum, penyehatan makanan dan minuman, penyediaan sarana pembuangan air limbah, pemberantasan sarang nyamuk, pengawasan tempat sampah, pemberantasan dan pengawasan pestisida, penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.penyehatan permukiman yang mempunyai indikator cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan SPAL, dan cakupan rumah sehat.Masalah di bidang kesehatan lingkungan Puskesmas kebakkramat I rendahnya terutama cakupan kualitas air minum yang memenuhi syarat (target : 85%, cakupan : 51,5%). Hal ini disebabkan karena lingkungan Puskesmas kebakkramat I berada di daerah industri dan dekat dengan sungai Bengawan Solo. Contoh penanggulangan masalah air bersih ini adalah dibangunnya pansimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis masyarakat) di desa Waru. Desa Waru berbatasan dengan Sungai bengawan Solo, daerah ini sering terkena banjir saat musim penghujan. Pembangunan pansimas diharapkan dapat mengatasi masalah penyediaan air bersih di desa tersebut. c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta keluarga BerencanaSetiap wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I memiliki bidan wilayah (Binwil) yang berperan sebagai perpanjangan tangan puskesmas mengenai pelayanan KIA. Pelayanan dalam gedung meliputi pelaksanaan pelayanan KIA, imunisasi, melakukan pembinaan kepada kader, dan pembuatan laporan. Sedangkan pelayanan di luar gedung adalah kegiatan posyandu balita dan lansia dan UKS. Program kerja KIA yaitu surveilans primer, pemantauan risiko tinggi oleh tenaga kesehatan (risti nakes) dan masyarakat, kunjungan neonatus, persalinan oleh nakes, pemantauan kesehatan anak sekolah, posyandu.Tujuan : Berupaya menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi dan angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta persalinan Nakes serta imunisasi pada bayi. Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita Melaksanakan Rujukan masalah kesehatan ibu dan anak serta pelayanan Akseptor KB dengan masalahnya

Cakupan kunjungan ibu hamil baru (K1)Jumlah ibu hamil yang datangSasaran ibu hamil100 %x=

Sasaran ibu hamil ditentukan dengan jumlah bayi yang lahir setahun sebelumnya dikalikan 1,1. Sementara sasaran ibu bersalin diperoleh dari perhitungan bayi lahir setahun sebelumnya dikalikan 1,05. Target cakupan kunjungan ibu hamil baru (K1) adalah 100%, sementara target cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah 95%. Dapat disimpulkan bahwa capaian untuk K1 dan K4 sudah mencapai target. Target K4 lebih kecil daripada K1 untuk mengantisipasi adanya kasus abortus, dan premature. Pada pelaporan cakupan kunjungan ibu hamil baru (K1) Puskesmas Kebakkramat I ada daerah yang cakupannya tidak memenuhi target, hal itu disebabkan karena sasaran yang terlalu tinggi. Penjaringan risiko tinggi ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat contohnya ditemukannya kasus ibu hamil dengan KEK, malposisi, ibu hamil dengan penyakit kronis, dan lain-lain. Penjaringan ini dilakukan untuk meminimalkan dampak buruk yang terjadi saat persalinan seperti kematian maternal. Kunjungan neonatal lengkap menggunakan prinsip manajemen terpadu balita muda (MTBM) yang dilakukan dalam 0-28 pasca kelahiran bayi. Indikator kualitas kunjungan bayi dan balita pada tenaga kesehatan adalah frekuensi penimbangan berat badan, deteksi tumbuh kembang, dan pemberian vitamin A. Sementara kunjungan tenaga kesehatan pada anak pra sekolah dilakukan untuk anak usia 60-71 bulan. Kegiatan keluarga berencana dilaksanakan baik di dalam maupun di luar gedung dan ditujukan kepada akseptor baru dan lama. Kegiatannya meliputi pemberian konseling, pelayanan kontrasepsi, pembinaan medis kontrasepsi peserta KB, pelayanan rujukan KB, pencatatan dan pelaporan.d. Upaya perbaikan Gizi masyarakatTenaga pelaksana gizi puskesmas adalah petugas pelaksana gizi di puskesmas yang menangani upaya perbaikan gizi dalam bentuk program gizi sesuai dengan wilayah kerja. Tenaga gizi puskesmas atau tenaga pelaksana gizi puskesmas mempunyai peranan sebagai pelaksana upaya pelayanan gizi di wilayah kerja puskesmas dan membantu kepala puskesmas sebagai fungsi melaksanakan sebagian tugas pokok puskesmas dalam upaya perbaikan gizi.Pokja Pelayanan Perbaikan Gizi didasarkan pada empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu kekurangan energy protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), anemia defisiensi besi (ADB), dan GAKI. Upaya perbaikan gizi masyarakat meliputi pemantauan pertumbuhan balita dan pelayanan gizi (kapsul vitamin A untuk bayi dan balita, tablet fe untuk ibu hamil, makanan pendamping ASI bagi bayi bawah garis merah dari keluarga miskin, dan PMT pemulihan bagi balita gizi buruk).Di Puskesmas Kebakkramat I penjaringan kasus gangguan gizi dilakukan melalui kegiatan posyandu dan penjaringan anak sekolah pada tahun ajaran baru. Penanganan masalah gizi kurang, gizi buruk dan BBLR dengan memberikan makanan sehat dan pemantauan berkala; penggunaan garam beryodium; serta melakukan upaya keluarga sadar gizi (kadarsi) dan ASI Eksklusif.Berdasarkan data, di Puskesmas Kebakkramat I masih terdapat balita dengan berat badan rendah, gizi buruk, dan peran serta masyarakat masih dibawah target. Hal ini dikarenakan banyak ibu rumah tangga yang mencari nafkah sehingga kurang memperhatikan anak balitanya, orang tua merasa malu datng ke posyandu setelah mengetahui bahwa ada masalah gizi pada balitnya dan faktor pendidikan, ekonomi dan keterampilan keluarga masih rendah sehingga penyediaan dan penyimpanan jenis makanan masih buruk. e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan PenyakitKegiatan P2P meliputi pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular mulai dari penemuan kasus, pengobatan, hingga penyuluhan. Kegiatan penyelidikan epidemiologi juga termasuk dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular seperti demam berdarah dan chikungunya. PE dilakukan berdasarkan laporan kejadian kasus, baik dari rumah sakit yang merawat penderita, warga masyarakat, dan petugas lintas sektoral (Kepala kelurahan). Selain angka bebas jentik (ABJ) dan house index (HI), perlu juga diperhatikan hasil container index di dalam dan di luar rumah. Jika angka container index dalam rumah lebih tinggi, perlu dilakukan edukasi terhadap perilaku penghuni rumah, sedangkan angka container index di luar rumah yang lebih tinggi menunjukkan adanya masalah pada sektor lingkungan. Proses penyelidikan epidemiologi (baik PE itu sendiri maupun tindak lanjut PE) perlu dikomunikasikan dengan baik dengan warga sekitar, termasuk mengenai penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) karena PSN merupakan langkah yang sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit DB.Pada beberapa bulan terakhir ini Angka kejadian chikungunya di puskesmas Kebakkramat I masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan daerah kebakkramat memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Selain itu lingkungan di Kecamatan Karanganyar masih banyak sawah dan kebun, sehingga vektor masih sulit diberantas.Program puskesmas yang berkaitan dengan upaya menangani penyakit tidak menular adalah dilaksanakannya Posbindu. Sasaran Posbindu adalah warga masyarakat usia >18 tahun -59 tahun. Pengukuran antropometri yang dilakukan di Posbindu tidak hanya meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan, melainkan juga pengukuran massa otot, usia sel, dan lemak tubuh. Dari pengukuran tersebut diharapkan diketahui hal-hal apa saja yang perlu dilakukan agar seseorang terhindar dari penyakit tidak menular, khususnya penyakit degeneratif. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan darah sederhana menggunakan alat digital untuk mengukur gula darah, kolesterol dan asam urat. Pemeriksaan ini merupakna skrining awal terjadinya kelainan pada tubuh agar penyakit tidak menular dapat terdeteksi lebih awal. Posbindu di Puskesmas Kebakkramat I terdiri dari Posbindu Waru dan Posbindu Gedhangan. Kedua Posbindu tersebut dikelola oleh kader di bawah pengawasan puskesmas. Setiap bulannya diadakan pertemuan kader untuk membahas perkembangan puskesmas dan menambah pengetahuan kader di bidang kesehatan. Dusun Dawung dimana dilaksanakan Posbindu Gedhangan merupakan dusun teladan yang sudah menjadi langganan juara.f. Upaya pengobatan dan pelayanan medis Program pelayanan kesehatan Puskesmas Kebakkramat I antara lain:1. Dalam Puskesmasa. Poli Umum :menyediakan pelayanan kesehatan umumb. Poli Gigi: menyediakan pelayanan kesehatan gigi dan mulutc. KB: melayani program KBd. KIA: melayani program kesehatan ibu dan anake. Fisioterapi: melayani program rehabilitasi dan juga pijat bayif. Kesehatan penunjang: laboratorium medis, USG dan EKG2. Luar Puskesmasa. Usaha Kesehatan Sekolah: pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah wilayah kerja Puskesmas.b. PKD (Poliklinik Kesehatan Desa): pelayanan kesehatan berupa poliklinik yang ditempatkan di setiap desa.c. P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan): penyediaan obat dan layanan kesehatan pada kegiatan tertentu yang berlangsung di tingkat kecamatan.Pelayanan yankes di Puskesmas Kebakkramat I telah berjalan dengan lancar. Adapun kendala yang dihadapi antara lain kurangnya SDM dan pembiayaan. Kurangnya tenaga administratif juga menjadi salah satu kendala dalam pelayanan yankes. g. Sistem Rekam MedisRekam medis merupakan berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran) dan sesuai SK MenKes RI No. 749a/Men Kes/Per/XII/1989 tetang rekam medis, maka yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis digunakan untuk pencatatan pengobatan pasien, peningkatan pelayanan, sarana pendidikan dan penelitian, pembiayaan kesehatan, dan pembuktian hukum, etik, dan disiplin.Puskesmas Kebakkramat I menggunakan sistem rekam medis manual dan komputerisasi yang terintegrasi yang disebut SIMPUS (Sistem Informasi dan Manajemen Puskesmas). Penggunaan SIMPUS mempermudah pelaporan dan perencanaan program Puskesmas. Pada sistem rekam medis manual, digunakan family folder (Satu keluarga memiliki satu nomor rekam medis). Setiap anggota keluarga memiliki lembar catatan kesehatan yang berbeda, yang kemudian disimpan dalam satu bendel map keluarga. Nomor rekam medis terdiri dari 7 angka. Angka pertama menunjukkan kode wilayah desa. Nomor 1 adalah kelurahan Kemiri, nomor 2 kelurahan Nangsri, nomor 3 kelurahan Macanan, nomor 4 kelurahan Kebak, nomor 5 kelurahan Waru, dan nomor 6 untuk pasien dari luar wilayah Puskesmas Kebakkramat 1. Kendala yang masih dirasakan pada bagian rekam medis adalah pemusnahan rekam medis. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan berita acara dalam proses pemusnahan rekam medis.

BAB IVPENUTUP

Simpulan1. Puskesmas Kebakkramat I sudah menjalankan fungsinya sebagai UKM dan UKP dengan baik2. Partisipasi penduduk wilayah kerja Puskesmas Karanganyar untuk memanfaatkan pelayanan puskesmas dan berpartisipasi dengan program puskesmas sudah cukup baik.3. Perilaku hidup bersih sehat masyarakat Puskesmas Kebakkramat I masih kurang4. Kendala-kendala program Puskesmas Kebakkramat I lebih disebabkan karena faktor lingkungan dan perilaku

Saran1. Program puskesmas yang belum memenuhi target diatasi dengan meningkatkan koordinasi dengan DKK Karanganyar dan pihak lain yang terkait.1. Sebagai pelayanan kesehatan masyarakat tingkat primer, puskesmas diharapkan dapat lebih aktif melakukan promosi kesehatan sehingga masyarakat dapat memanfaatkan fungsi Puskesmas secara optimal.1. Meningkatkan sumber daya dan sarana prasarana puskesmas.1. Mengadakan pembinaan atau kegiatan yang bersifat evaluatif dan motivatif untuk memperbaiki kesadaran hidup bersih sehat bagi warga

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2004). Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan, Pengembangan Media Promosi Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Depkes RI (2008). Pedoman Pengelolaan Promosi Kesehatan, Dalam pencapaian PHBS. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Depkes RI (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, p: 34.Kemenkes, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 128/MENKES/SK/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.Kemenkes, 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/Menkes/SK/IV/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Keperawatan Kesehatan masyarakat di Puskesmas. Jakarta.

9