Pesisir Lahan Basah - Ridho

16
Makalah Kawasan Pesisir d an Lahan Basah Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof Dr. H. Hadari Nawawi Nama : Ridho Irfandi (D1091131016) Kelas/smt : A / Genap PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGURA 2015

description

Kawasan Pesisir dan Lahan Bahas Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Transcript of Pesisir Lahan Basah - Ridho

Page 1: Pesisir Lahan Basah - Ridho

Makalah Kawasan Pesisir dan Lahan Basah

Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak, Jl. Prof Dr. H. Hadari

Nawawi

Nama : Ridho Irfandi (D1091131016)

Kelas/smt : A / Genap

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGURA

2015

Page 2: Pesisir Lahan Basah - Ridho

A. Garis Sempadan

Adalah garis batas luar pengaman yang ditetapkan dalam mendirikan bangunan

dan atau pagar yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan asjalan, tepi luar

kepala jembatan, tepi sungai, tepi saluran, kaki tanggul, tepi situ/rawa, tepi waduk,

tepi mata air, as rel kereta api, jaringan tenaga listrik dan pipa gas, tergantung jenis garis

sempadan yang dicantumkan. Di bagian luar dari garis ini, pemilik tanah tidak

diperkenankan untuk mendirikan bangunan.

Garis sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya

proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 (seratus) meter dari

titik pasang tertinggi ke arah darat.

Garis batas ini adalah bagian dari usaha pengamanan pantai yang dimaksudkan

untuk melindungi masyarakat dari bahaya gelombang pasang tinggi (rob), abrasi,

menjamin adanya fasilitas social dan umum di sekitar pantai, menjaga pantai dari

pencemaran, serta pendangkalan muara sungai.

B. Batas – batas wilayah laut & definisi batas wilayah laut

1. Zona Ekonomi Eklusif

Zona Ekonomi Eklusif adalah zona yang luasnya 200 mil laut dari garis dasar

pantai, yang mana dalam zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas

kekayaan alam di dalamnya, dan berhak menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan

bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan penanaman kabel dan pipa.

a. Batas luar

Batas dalam ZEE adalah batas luar dari laut teritorial. Zona batas luas tidak boleh

melebihi kelautan 200 mil laut dari garis dasar dimana luas pantai teritorial telah

ditentukan. Kata-kata dalam ketentuan ini menyarankan bahwa 200 mil laut adalah batas

maksimum dari ZEE, sehingga jika ada suatu negara pantai yang menginginkan

wilayahnya ZEE-nya kurang dari itu, negara itu dapat mengajukannya.

b. Batasan

Dalam banyak wilayah negara banyak yang tidak bisa mengklaim 200 mil laut

penuh, karena kehadiran negara tetangga, dan itu menjadikan perlu menetapkan batasan

ZEE dari negara-negara tetangga, pembatasan ini diatur dalam hukum laut internasional.

Page 3: Pesisir Lahan Basah - Ridho

c. Pulau-pulau

Pada dasarnya semua teritori pulau bisa menjadi ZEE. Namun, ada 3 kualifikasi

yang harus dibuat untuk pernyataan ini. Pertama, walau pulau-pulau normalnya bisa

menjadi ZEE, artikel 121(3) dari Konvensi Hukum Laut mengatakan bahwa, " batu-batu

yang tidak dapat membawa keuntungan dalam kehidupan manusia atau kehidupan

ekonomi mereka, tidak boleh menjadi ZEE."

d. Wilayah yang tidak berdiri sendiri

Kualifikasi kedua berkaitan dengan wilayah yang tidak meraih baik kemerdekaan

sendiri atau pemerintahan mandiri lain yang statusnya dikenal PBB, dan pada wilayah

yang berada dalam dominasi kolonial. Resolusi III, diadopsi oleh UNCLOS III pada saat

yang sama pada teks Konvensi, menyatakan bahwa dalam kasus tersebut ketentuan yang

berkaitan dengan hak dan kewajiban berdasarkan Konvensi harus diimplementasikan

untuk keuntungan masyarakat wilayah tersebut, dengan pandangan untuk

mempromosikan keamanan dan perkembangan mereka.

2. Laut teritorial atau perairan teritorial

adalah wilayah kedaulatan suatu negara pantai selain wilayah daratan dan

perairan pedalamannya; sedangkan bagi suatu negara kepulauan seperti Indonesia,

Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pula suatu jalur laut yang berbatasan

dengannya perairan kepulauannya dinamakan perairan internal termasuk dalam laut

teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di atas laut teritorial serta dasar

laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorial dilaksanakan dengan

menurut ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (United

Nations Convention on the Law of the Sea)[1] lebar sabuk perairan pesisir ini dapat

diperpanjang paling banyak dua belas mil laut (22,224 km) dari garis dasar (baseline-sea).

Istilah laut teritorial dan perairan teritorial kadang-kala digunakan pula secara

informal untuk menggambarkan dimana negara memiliki yurisdiksi, termasuk perairan

internal, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen berpotensi.

Page 4: Pesisir Lahan Basah - Ridho

3. Batas Landas Kontinen

Landas kontinen adalah dasar laut yang jika dilihat dari segi geologi maupun

geomorfologinya merupakan kelanjutan dari kontinen atau benua. Kedalaman landas

kontinen tidak lebih dari 150 meter. Batas landas kontinen diukur mulai dari garis dasar

pantai ke arah luar dengan jarak paling jauh adalah 200 mil. Kalau ada dua negara yang

berdampingan mengusai laut dalam satu landas kontien dan jaraknya kurang dari 400 mil,

batas kontinen masing-masing negara ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing.

Kewajiban negara ini adalah tidak mengganggu lalu lintas pelayaran damai di dalam

batas landas kontinen.

C. Zonasi Pantai

a. Peraturan zonasi untuk sempadan pantai disusun dengan memperhatikan:

1. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

2. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi;

3. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi

pantai;

4. ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud butir di atas; dan

5. ketentuan pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai

ekologis, dan estetika kawasan.

b. Peraturan zonasi untuk kawasan pantai berhutan bakau disusun dengan

memperhatikan:

1. pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata alam;

2. ketentuan pelarangan pemanfaatan kayu bakau; dan

3. ketentuan pelarangan kegiatan yang dapat mengubah mengurangi luas dan/atau

mencemari ekosistem bakau.

c. Peraturan zonasi untuk taman nasional dan taman nasional laut disusun dengan

memperhatikan:

1. pemanfaatan ruang untuk wisata alam tanpa merubah bentang alam;

2. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi

penduduk asli di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi

lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat;

3. ketentuan pelarangan kegiatan budi daya di zona inti; dan

4. ketentuan pelarangan kegiatan budi daya yang berpotensi mengurangi tutupan

vegetasi atau terumbu karang di zona penyangga

Page 5: Pesisir Lahan Basah - Ridho

D. Garis Pantai

Garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat

terjadi air laut pasang tertinggi. Garis laut dapat berubah karena adanya abrasi, yaitu

pengikisan pantai oleh hantaman gelombang laut yang menyebabkan berkurangnya areal

daratan.

Ada beberapa langkah penting yang bisa dilakukan dalam mengamankan garis

pantai seperti pemecah gelombang dan pengembangan vegetasi di pantai.

Untuk mengatasi abrasi/penggerusan garis pantai dari gelombang/ombak dapat

digunakan pemecah gelombang yang berfungsi untuk memantulkan kembali energi

gelombang. Berbagai cara yang ditempuh untuk memecahkan gelombang diantaranya

dengan menggunakan tumpukan tetrapod yang terbuat dari beton pada jarak tertentu dari

garis pantai.

Hutan bakau dapat membantu mengatasi gelombang serta sekaligus bermanfaat

untuk kehidupan binatang serta tempat berkembang biak ikan-ikan tertentu. Hutan bakau

disebagian besar pantai Utara sudah hilang karena ulah manusia, yang pada gilirannya

akan menggerus pantai.

Terumbu karang juga merupakan pemecah gelombang alami, sehingga sangat

perlu untuk dilestarikan dan dikembangkan dalam mempertahankan garis pantai.

Pasut : Menurut Nontji (2002) pasut adalah gerakan naik turunnya muka laut

secara berirama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus pasut ini

berperan terhadap proses-proses di pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai.

Pasang naik akan menyebarkan sedimen ke dekat pantai, sedangkan bila surut akan

menyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus pasut umumnya tidak terlalu

kuat sehingga tidak dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.

Page 6: Pesisir Lahan Basah - Ridho

E. Wilayah laut untuk provinsi

Hak yang terkait dengan penetapan batas laut daerah dan kadaster kelautan yaitu

Hak Pengusahaan Perairan Pesisir yang disebut juga HP-3. Hak ini diatur dalam UU

No.27 tahun 2007, dimana Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan

meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang

menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan

laguna

Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 disebutkan bahwa kewenangan provinsi

yaitu sejauh 12 mil laut dengan kata lain juga merupakan perairan pesisir, sehingga di

luar 12 mil laut tersebut merupakan kewenangan negara. Untuk menghindari adanya

konflik pada ruang laut strategis dan pada wilayah lintas provinsi maka pemberian hak

langsung ditangani oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah menteri. Dengan tidak

melihat apakah daerah tersebut termasuk wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

F. Problematika Pesisir

1. Pencemaran

Pencemaran laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,

energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak

sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (DKP RI, 2002).

Masalah pencemaran ini disebabkan karena aktivitas manusia seperti pembukaan

lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri, penebangan kayu dan

penambangan di Daerah Aliran Sungai (DAS). Pembukaan lahan atas sebagai bagian dari

kegiatan pertanian telah meningkatkan limbah pertanian baik padat maupun cair yang

masuk ke perairan pesisir dan laut melalui aliran sungai.

Pengembangan kota dan industri merupakan sumber bahan sedimen dan

pencemaran perairan pesisir dan laut. Pesatnya perkembangan pemukiman dan kota

meningkatkan jumlah sampah baik padat maupun cair yang merupakan sumber

pencemaran pesisir dan laut yang sulit dikontrol. Sektor industri dan pertambangan yang

menghasilkan limbah kimia (berupa sianida, timah, nikel, khrom, dan lain-lain) yang

dibuang dalam jumlah besar ke aliran sungai sangat potensial mencemari perairan pesisir

dan laut, terlebih bahan sianida yang terkenal dengan racun yang sangat berbahaya.

Page 7: Pesisir Lahan Basah - Ridho

2. Gelombang besar /Abrasi

1. Abrasi

Terdapat 2 faktor yang menyebabkan terjadinya abrasi pantai, yaitu proses alami

(karena gerakan gelombang pada pantai terbuka) serta aktivitas manusia. Kegiatan

manusia tersebut misalnya kegiatan penebangan hutan (HPH) atau pertanian di lahan atas

yang tidak mengindahkan konsep konservasi telah menyebabkan erosi tanah dan

kemudian sedimen tersebut dibawa ke aliran sungai serta diendapkan di kawasan pesisir.

Aktivitas manusia lainya adalah menebang atau merusak ekosistem mangrove di garis

pantai baik untuk keperluan kayu, bahan baku arang, maupun dalam rangka pembuatan

tambak.

Hal-hal ini tentu secara ekologis telah menghilangkan fungsi-fungsi ekologis dari

hutan mangrove sebagai:

a. Peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari abrasi, penahan

lumpur, dan penangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan

b. penghasil detritus (bahan makanan bagi udang, kepiting, dan lain-lain) dan

mineral-mineral yang dapat menyuburkan perairan

c. Derah nurshery ground, feeding ground dan spawing ground bermacam biota

perairan (Bengen, 2001).

Page 8: Pesisir Lahan Basah - Ridho

2. Erosi

Erosi pantai adalah proses terkikisnya material penyusun pantai oleh gelombang

dan material hasil kikisan itu terangkut ke tempat lain oleh arus. Dari sudut pandang

keseimbangan interaksi antara kekuatan-kekuatan yang berasal dari darat dan kekuatan-

kekuatan yang berasal dari laut, erosi pantai terjadi karena kekuatan-kekuatan yang

berasal dari laut lebih kuat daripada kekuatan-kekuatan yang berasal dari darat.

3. Sendimentasi Pantai

Progradasi (sedimentasi) adalah proses perkembangan gisik, gosong atau bura ke

arah laut melalui pengendapan sedimen yang dibawa oleh hanyutan litoral (Setiyono,

1996). Bentuk-bentuk endapan yang utama dari gelombang dan arus sepanjang pantai

adalah: beach, bars, spits, tombolo, tidal delta, dan beach ridges.

Ketika gelombang menghempas (swash) merupakan kekuatan pukulan untuk

memecahkan batuan yang ada di pantai. Butiran-butiran halus dari pecahan batuan

(material klastis), seperti kerikil atau pasir, kemudian diangkut sepanjang pesisir (shore,

zona pasang-surut), yaitu bagian yang terkadang kering dan terkadang berair oleh gerak

pasang-surut atau oleh arus terbimbing sepanjang pesisir (long shore currents). Proses

erosi dan pemindahan bahan-bahan penyusun pantai (beach) yang terangkut disebut

beachdrift, yaitu penggeseran-penggeseran pasir atau kerikil oleh gelombang (swash dan

backwash) sampai diendapkan dan membentuk daratan baru, misalnya, endapan

punggungan pasir memanjang yang disebut off shore bars atau spit.

Adanya endapan seperti misalnya spit yang berbentuk memanjang di depan teluk

ataupun tombolo yang menghubungkan pulau dengan daratan utama, menunjukkan

adanya bagian laut yang tenang. Tenangnya gelombang karena perlindungan tanjung dan

merupakan medan pertemuan dua arah massa arus laut yang saling melemahkan; yaitu

arus dari kawasan laut luar yang memutar di dalam teluk. Di bagian air yang tenang di

situlah terjadi pengendapan (Hallaf, 2006).

Page 9: Pesisir Lahan Basah - Ridho

G. Reklamasi Pantai

Reklamasi pantai adalah kegiatan di tepi pantai yang dilakukan oleh orang dalam

rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan

sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan, atau drainase. Kawasan

reklamasi pantai adalah kawasan hasil perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa

teknis untuk pengembangan kawasan baru. Kawasanreklamasi pantai termasuk dalam

kategori kawasan yang terletak di tepi pantai, dimana pertumbuhan dan

perkembangannya baik secara sosial, ekonomi, dan fisik sangat dipengaruhi oleh badan

air laut.

Pada dasarnya kegiatan reklamasi pantai tidak dianjurkan namun dapat dilakukan

dengan memperhatikan ketentuan berikut:

Merupakan kebutuhan pengembangan kawasan budi daya yang telah ada di sisi

daratan;

Merupakan bagian wilayah dari kawasan perkotaan yang cukup padat dan

membutuhkan pengembangan wilayah daratan untuk mengakomodasikan

kebutuhan yang ada;

Berada di luar kawasan hutan bakau yang merupakan bagian dari kawasan

lindung atau taman nasional, cagar alam, dan suaka margasatwa;

Bukan merupakan kawasan yang berbatasan atau dijadikan acuan batas wilayah

dengan daerah/negara lain.

Tipologi Reklamasi Pantai Berdasarkan Fungsi

Kawasan reklamasi pantai berdasarkan fungsi dikelompokkan atas:

1) Kawasan peruntukan permukiman;

2) Kawasan perdagangan dan jasa;

3) Kawasan peruntukan industri;

4) Kawasan peruntukan pariwisata;

5) Kawasan pendidikan;

6) Kawasan pelabuhan laut / penyeberangan;

7) Kawasan bandar udara;

8) Kawasan mixed-use (campuran);

9) Kawasan ruang terbuka hijau.

Page 10: Pesisir Lahan Basah - Ridho

Tipologi Kawasan Reklamasi Pantai Berdasarkan Luas

Kawasan reklamasi pantai berdasarkan luas dikelompokkan menjadi:

1) Reklamasi besar

Kawasan reklamasi dengan luasan > 500 Ha.

2) Reklamasi kecil

Kawasan reklamasi dengan luasan < 500 Ha.

Tipologi Kawasan Reklamasi Berdasarkan Bentuk Fisik

1) Menyambung dengan daratan

Kawasan reklamasi ini berupa kawasan daratan lama yang berhubungan

langsung dengan daratan baru. Penerapan tipologi ini sebaiknya tidak

dilakukan pada kawasan dengan karakteristik khusus seperti:

a) Kawasan permukiman nelayan;

b) Kawasan hutan bakau;

c) Kawasan hutan pantai;

d) Kawasan perikanan tangkap;

e) Kawasan terumbu karang, padang lamun, biota laut yang dilindungi;

f) Kawasan larangan (rawan bencana);

g) Kawasan taman laut.

Page 11: Pesisir Lahan Basah - Ridho

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_sempadan

http://www.penataanruang.com/reklamasi-pantai.html

http://campusnancy.blogspot.com/2013/04/batas-zona-ekonomi-eksklusif-laut.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Laut_teritorial

PEDOMAN PERENCANAAN TATA RUANG PERATURAN MENTERI

PEKERJAAN UMUM NO.40/PRT/M/2007

http://www.penataanruang.com/peraturan-zonasi.html

https://oseanografihangtuah.wordpress.com/2012/07/24/perubahan-garis-pantai-7/