PERUBAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA LANSIA.docx

25
PERUBAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA LANSIA A. Pengerian Menua Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Constantinides, 1994 Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup. Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup. B. Teori Penuaan Proses menua bersifat individual: 1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

Transcript of PERUBAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA LANSIA.docx

PERUBAHAN YANG LAZIM TERJADI PADA LANSIA

A.     Pengerian Menua

Menua = menjadi tua = aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-

perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan

struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)

dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

Constantinides, 1994

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,

tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti

seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua.

Proses menua merupakan proses yang terus menerus atau berkelanjutan secara alamiah

dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup.

Jadi, proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat

universal, intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

B.      Teori Penuaan

Proses menua bersifat individual:

1.      Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.

2.      Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda.

3.      Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.

Teori Biologis Tingkat Perubahan

Genetika Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan

Dipakai dan rusak (wear and tear) Kerusakan oleh radikal bebasLingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal-hal

yang berbahayaImunitas Integritas system tubuh untuk melawan

kembaliNeuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi

hormone Teori Psikologis Tingkat proses

Kepribadian Introvert lawan ekstrovertTugas perkembangan Maturasi sepanjang rentang kehidupanDisengagement(pemutusan) Antisipasi menarik diri Aktivitas Membantu mengembangkan usahaKontinuitas Pengembangan indivudualitasKetidakseimbangan sistem Kompensasi melalui pengorganisasian diri

sendiri

1.      Teori Biologis

Karakteristik biologi penuaan:

a.      Peningkatan usia harapan hidup, tetapi mortalitas tidak dapat dihindari.

b.      Penuaan dapat ditemukan didalam sel, molekul, jaringan, dan masa tulang.

c.       Perusakan bersifat progresif dan tidak tertandingi serta mempengaruhi semua sistem hidup.

d.      Diperlukan waktu yang panjang untuk kembali dari periode serangan, kelelahan, dan stres

e.      Peningkatan kerentanan terhdap infeksi, kanker, dan penyakit lain yang berhubungan dengan

pertambahan usia

Teori biologis dibagi ke dalam lima teori, di antaranya:

a.      TEORI GENETIKA

Menurut teori genetika penuaan adalah suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang

berjalan dari waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan.

Teori genetika terdiri dari

a)      Teori deoksiribonukleat (DNA)

b)      Teori ketepatan dan kesalahan mutasi

c)      Teori Glikogen

Teori ini bisa menyebabkan krosling atau molekul DNA yang bersilangan sehingga proses

reflikasi ditingkat sel menjadi tidak sesuai dan menyebabkan sistem dan organ tubuh tidak

sesuai.

b.      TEORI WEAR AND TEAR

Mengusulkan bahwa akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dapat merusak sintesis

DNA, sehingga mendorong malfungsi molekular dan akhirnya malfungsi organ tubuh.

Produk sampah metabolisme misalnya radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan

ketika akumulasi terjadi.

Radikal bebas dengan cepat dihancurkan oleh sistem enzim pelindung pada kondisi

normal. Tingkat kecepatan produksi radikal bebas b.d penentuan waktu rentang hidup

c.       RIWAYAT LINGKUNGAN

Menurut teori ini, faktor-faktor di dalam lingkunangan (misalnya karsinogen dalam

industri, cahaya matahari, trauma, dan infeksi) dapat membawa perubahan dalam proses

penuaan. Walaupun faktor-faktor ini diketahui dapat mempercepat panuaan, dampak dari

lingkungan, lebih merupakan dampak sekunder dan bukan merupakan faktor utama dalam

penuaan. Perawat dapat mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang dampak dari aspek ini

terhadap penuaan dengan cara mendidik semua kelompok umur tentang hubungan antara faktor

lingkungan dan penuaan yang dipercepat.

d.      TEORI IMUNITAS

Teori imunitas menggambarkan suatu kemunduran dalam sistem imun yang berhubungan

dengan penuaan. Ketika orang bertambah tua, pertahanan mereka terhadap organism asing

mengalami penurunan, sehingga mereka lebih rentan untuk menderita berbagai penyakit seperti

kanker dan infeksi. Seiring dengan berkurangnya fungsi sistem imun, terjadilah peningkatan

dalam respon autoimun tubuh. Teori autoimun adalah sistem imun yang menghasilkan antibody

hilang kemampuannya untuk membedakan antara self dan non self atau foreign proteins.

(Shock,2003)

e.      TEORI NEUROENDOKRIN

Penuaan terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu

yang mempunyai suatu dampak pada reaksi yang diatur oleh sistem saraf.

Hal ini lebih jelas ditunjukkan dalam kelenjar hipofisis, tiroid, adrenal, dan reproduksi.

2.      Teori Psikososiologis

Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan perilaku yang menyertai

peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi pada kerusakan anatomis.

Masing-masing individu, muda, setengah baya, atau tua adalah unik dan memiliki

pengalaman melalui serangkaian kejadian dalam kehidupan dan melalui banyak peristiwa.

Selama 40 tahun terakhir beberapa teori telah berupaya untuk mengambarkan bagaimana prilaku

dan sikap pada awal tahap kehidupan dapat mempengaruhi reaksi manusia sepanjang tahap

akhir hidupnya. Pekerjaan ini disebut proses “penuaan yang sukses”.

Teori Psikososiologis terdiri dari lima teori, diantaranya:

a.      TEORI KEPRIBADIAN

Kepribadian manusia adalah suatu prtumbuhan yang subur dalam tahun-tahun akhir

kehidupannya dan telah merangsang penelitian yang pantas dipertimbangkan. Teori kepribadian

menyebutkan aspek-aspek pertumbuhan psikologis tanpa menggambarkan harapan atau tugas

spesifik lansia. Jung mengembangkan suatu teori pengembangan kepribadian orang dewasa yang

memandang kepribadian sebagai ekstrovert atau introvert. Ia berteori bahwa kesembangan antara

kedua hal tersebut adalah penting bagi kesehatan. Di dalam konsep interioritas dari Jung, separuh

kehidupan manusia berikutnya digambarkan dengan memiliki tujuan sendiri.

b.      TEORI TUGAS PERKEMBANGAN

Tugas perkembangan ialah aktivitas dan tantangan yang harus dipenuhi oleh seseorang pada

tahap-tahap spesifik dalam kehidupannya untuk mencapai penuaan yang sukses. Erickson

menguraikan tugas utama lansia adalah mampu melihat kehidupan seseorang sebagai kehidupan

yang dijalani dengan integritas. Pada kondisi tidak adanya pencapaian perasaan bahwa ia telah

menikmati kehidupan yang baik, maka lansia tersebut beresiko untuk disebutkan dengan rasa

penyesalan atau putus asa.

c.       TEORI DISENGAGEMENT

Teori disengagement adalah proses penarikan diri oleh lansia dari peran bermasyarakat dan

tanggung jawabnya. Proses penarikan diri ini dapat diprediksi sistematis tidak dapat dihindari

dan penting untuk fungsi yang tepat dari masyarakat yang sedang tumbuh.

d.      TEORI AKTIVITAS

Teori aktivitas penuaan, yang berpendapat bahwa jalan menuju penuaan yang sukses adalah

dengan cara tetap aktif. Havighurst yang pertama menulis tentang pentingnya tetap aktif secara

sosial sebagai alat untuk oenyusuaian yang sehat untuk lansia pada tahun 1952. Penelitian

menunjukkan bahwa hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif memengaruhi kepuasan

hidup. Selain itu, penelitian terbaru menunjukkan pentingnya aktivitas mental dan fisik yang

berkesinambungan untuk mencegah kehidupan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa

kehidupan manusia.

e.      TEORI KONTINUITAS

Teori kontinuitas adalah suatu kelanjutan dari kedua teori sebelumnya dan mencoba untuk

menjelaskan dampak kepribadian pada kebutuhan untuk tetap aktif atau memisahkan diri agar

mencapai kebahagian dan terpenuhinya kebutuhan di usia tua. Teori ini menekankan pada

kemampuan koping individu sebelumnya dan kepribadian sebagai dasar untuk memprediksi

bagaimana seseorang akan dapat menyusuaikan diri terhadap perubahan akibat penuaan.

C.      Perubahan Fisiologis pada Penuaan

Perubahan Terkait Usia(Nutrisi)

•      Kebutuhan protein, vitamin dan mineral biasanya tidak berubah

•      Kebutuhan energi kemungkinan menurun sekitar 200 kal / hari karena penurunan aktivitas

•      Kehilangan kalsium dan nitrogen (pada pasien yang tidak dapat ambulasi

•      Penurunan absorpsi kalsium dan vitamin B1 dan B2 akibat penurunan sekresi pepsin dan asam

hidroklorat

•      Penurunan aliran salivasi dan penurunan indera perasa (dapat menurunkan selera makan)

•      Penurunan mortilitas usus dan peristaltik usus besar

•      Gigi hancur akibat pengikisan enamel gigi

•      Penurunan kekuatan menggigit

•      Penurunan reflek menelan

•      Keterbatasan mobilitas (mempengaruhi kemampuan memperoleh atau menyiapkan makanan)

Kulit

•      Garis-garis di wajah akibat kehilangan lemak subkutan, penipisan dermal, penurunan kolagen dan

elastin, dan penurunan penggantian sel sebanyak 50%

•      Lambatnya penyembuhan luka akibat penurunan laju penggantin sel

•      Penurunan elastisitas kulit

•      Bintik-bintik hitam pada kulit akibat penumpukan melanosit terlokalisasi

•      Membran mukosa kering dan penurunan keluaran kelenjar keringat

•      Kesulitan mengatur suhu tubh arena penurunan ukuran, jumlah, dan fungsi kelenjar keringat serta

kehilangan lemak subkutan

Rambut

•      Penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu-abu atau putih

•      Penipisan seiring dengan penurunan jumlah melanosit

•      Rambut pubis rontok akibat perubahan hormonal

•      Rambut wajah meningkat pada wanita dan menurun pada pria

Mata dan Penglihatan

•      Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh

kedalam disoket mata

•      Konjungtiva menipis dan kuning kemungkinan pinguekulus / bantalan lemak

•      Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatul lakrimal

•      Kornea rata dan kehilangan kilauan

•      Pemudaran atau pigmentasi yang tidak teratur pada iris

•      Pupil mengecil, yang membutuhkan pencahayaan 3x lebih terang agar dapat melihat lebih jelas:

penurunan penglihatan malam dan persepsi kedalaman

•      Penipisan dan kekakuan sklera; penguningan akibat deposit lemak

•      Degenerasi vitreous, yang memperlihatkan kekeruhan dan mengapungnya debris

•      Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas, yang mengurangi akomodasi

•      Gangguan penglihtan warna akibat prburukan sel kerucut retina

•      Penurunan reabsorpsi cairan intraokular, yang menyebabkan glukoma

Telinga dan Pendengaran

•      Atropi organ korti dan saraf auditorius (presbikusis sensoris)

•      Ketidakmampuan membedakan konsunan bernada tinggi

•      Perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaran

Sistem Pernapasan

•      Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus menerus

•      Atropi umum tonsil

•      Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua

•      Peningkatan diameter dada antero posterior sebagai akibat perubahan metabolimne kalsium dan

kalsifikasi kartilago iga

•      Kekakuan paru: penurunan jumlh dan ukuran alveolus

•      Kifosis

•      Degenerasi atau atropi otot pernapasan

•      Panurunan kapasatitas divisi

•      Penurunan kakuatan otot inspirasi dan ekspirasi. Penurunan kapasitas vital

•      Degenerasi jringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastis paru dan

penngkatan kapasitas residual

•      Ventilasi buruk pada area basal

•      Penurunan saturasi O2 5%

Sistem Kardiovaskuler

•      Ukuran jantung agak mengecil

•      Kehilangan kakuatan kontraktil dan efisiensi jangtung

•      Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun

•      Penebalan katup jantung

•      Peningkatan ketebalan didding ventrikel kiri sekitar 20% antar usia 30 dan 80 tahun

•      Insfiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatria intermodal, yang menyebabkan fibrilasi dan

fluteratrium

•      Di latasi dan peregangan vena

Sistem Pencernaan

•      Penurunan elastisitas mukosa

•      Penurunan GI,yang menganggu digesti dean absorpsi

•      Penurunan motilitan,dinding usus dan tonus spingter anal dan kekuatan dinding abdomen

•      Perubahan hati :penurunan berat badan kapasitas regenerative dan aliran darah

•      Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi yang menyebabkan metabolism

obat dan detoksifikasi zat kurang efisien

Sistem Perkemihan

•      Penurunan laju filtrasi glomelurus

•      Penurunan aliran darah ginjal sekitar 53% sekunder akibat penurunan curah jantung

•      Penurunan ukuran dan jumlah nefron yang berfungsi

•      Penurunan ukuran dan kapasitas kandung kemih

•      Penurunan ukuran ginjal

•      Pelemahan otot kandung kemih yang menyebabkan pengosongan yang tidak sempurna dan

retensi urine kronis

Sistem Reproduksi Pria

•      Penurunan produksi testoteron, yang mengakibatkan penurunan libido serta atrofi dan pelunakan

testis

•      Penurunan produksi sperma sekitar 48%-69% antara usia 60-80 tahun

•      Pembesaran kelenjar prostat, dengan penurunan sekresi

•      Penurunan volume dan fiskositas cairan semen

•      Reaksi psikologis lebih lambat dan lemah selama senggama dengan pemanjangan periode

refraktori

Sistem Reproduksi Wanita

•      Penurunan kadar estrogen dan progesterone (sekitar usa 50 thun)karena :

  Berhentinya ovulasi :atrofi,penebalan,dan penurunan ovarium

  Rontoknya rambut pubik dan labia mayora datar

  Penyesuaian jaringan vulva,terbatasnya introitus,dan hilangnya elastisitas jaringan

  Atrofi vagina:lapisan mukosa tipis dan kering ; lingkunan Ph vagina lebih basah

  Penyusutan uterus

  Atrofi servik, kegagalan menghasilkan mucus untuk melumasi penebalan endometrium dan mio

metrium

  Payu dara menggantung : atrofi kelenjar, jaringan penyokong, dan lemak

  Putting rata dan penurunan ukuran

Sistem Syaraf

•      Perubahan degenerative pada syaraf-syaraf pusat dan system syaraf perifer

•      Transmisi syaraf lebih lambat

•      Penurunan jumlah sel-sel otak sekitar 1% pwrtahun setelah usia 50 tahun

•      Hipotalamus kurang efektif dalam menfatur suhu tubuh

•      Hilangnya neuron dalam kortek selebral sebanyak 20%

•      reflek kornea lebih lambat

•      Peningkatan ambang batas nyeri

•      Penurunan tidur tahap 3 dan 4, yang menyebabkan sering terjaga tidur REM juga berkurang

Sistem imun

•      Penurunan mulainya maturitas seksual dan berlanjut seiring dengan usia

•      Kehilangan kemampuan membedakan diri dan bukan diri

•      Kehilangan kemampuan mengenali dan menghancurkan sel-sel mutan ,yang meningkatkan

insiden kangker

•      Penurunan respon antibody yang mengakibatkan kerentanan terhadap infeksi yang sangat besar

•      Atrofi tonsilar dan limfadenopati

•      Ukuran kelenjar getah bening dan limpa agak mengecil

Sistem Musculoskeletal

•      Peningkatan jaringan adifosa

•      Penurunan masa tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh

•      Penurunan tinggi akibat penurunan kelengkungan tulang belakang dan penyempitan ruang

interfetebra

•      Penurunan pembentukan kolagen dan masa otot

•      Penurunan viskositas cairan synovial, lebih banyak membrane synovial yang vibrotik

Sistem Endokrin

•      Penurunan kemampuan menoleransi stress

•      Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama di bandingkan orang yang lebih

muda

•      Penurunan kadar estrogen dan peningkatan kadar follikel stimulating hormone selama menopaus,

yang menyebabkan thrombosis dan osteoforosis

•      Penurunan produksi progesterone

•      Penurunan kadar aldoteron serum sebanyak 50%

•      Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%

D.     Hasil Diskusi

Penambahan Materi

1.      Perkembangan spiritual:

a.      Agama atau kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970).

b.      Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaannya. Hal ini terlihat dalam berfikir dan

bertindak sehari-hari (Murray dan Zentner, 1970)

c.       Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), Universalizing,

perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara memberi

contoh cara mencintai dan keadilan.

2.      Beberapa masalah sosial dan psikologi yang dihadapi pada usia lanjut antaralain:

1.      Pensiun

Idealnya, masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati hal lain dalam hidup ini, menjadi

santai, melaksanakan cita-cita berkelana, aktif dalam bidang sosial dan filsafat. Tetapi kadang-

kadang dalam kenyataannya pensiun sering diartikan sebagai ”kehilangan” pekerjaan,

penghasilan, kedudukan, jabatan, peran sosial, dan juga harga diri.

2.      Fungsi Mental

Pada umumnya terjadi penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi prises

belajar, pemahaman, pengertian, tindakan dan lain-lain menurun, sehingga perilaku cenderung

lebih lambat. Usia senja yang menderita demensia, perubahan dan penurunan fungsi kognitif

akan lebih jelas dan progresif.

Fungsi psikomotor yang meliputi dorongan kehendak/bertindak pada umumnya mulai melambat

sehingga reaksi dan koordinasinya juga menjadi lambat. Sedangkan hal yang positif yaitu

dihormati, dituakan, disegani, lebih bijaksana, lebih hati-hati dalam tindakan, tempat meminta

nasehat. Secara garis besar ada 5 tipe kepribadian pada usia senja:

a.      Tipe Konstruktif: Orang yang sejak muda dapat menerima fakta dan kehidupan, menjadi tua

diterima dengan santai. Mereka memiliki sifat yang toleran dan fleksibel, sehingga lentur dalam

menerima kenyataan misalnya pensiun, kehilangan pasangan dan sebagainya, mereka nrimo

tetapi bukan pasrah.

b.      Tipe Dependen: Sifat pasif tak berambisi, optimistik tak dilaksanakan perkawinan terlambat,

didominasi oleh istri. Pada usia senja senang karena pensiun dan santai, banyak makan dan

menikmati hari libur. Tetepi bila mereka kehilangan pasangan hidupnya merasa kehilangan

tempat bergantung yang merupakan masalah besar, sehingga tidak jarang mereka terus menerus

sakit-sakitan dan akhirnya menyusul pasangannya lebih cepat.

c.       Tipe Independen (mandiri): Pada masa mudanya merupakan orang yang aktif dalam pergaulan

sosial, reaksi penyesuaian diri cukup baik dan cenderung menolak tawaran atau bantuan orang

lain. Keadaan tersebut cenderung dipertahankan sampai usia senja sehingga cemas menghadapi

masa tua, misalnya cenderung menunda masa pensiun atau tetap bertahan aktif dalam profesi

atau pekerjaannya dan tidak tampak menikmati masa tuanya.

d.      Tipe Bermusuhan: Orang yang cenderung menyalahkan orang lain untuk kesalahannya, sering

mengeluh, agresif, curiga, riwayat pekerjaan tidak tetap, tidak dapat melihat segi positif pada

usia lanjut, takut akan kematian, iri terhadap orang muda. Sering menunjukkan perilaku yang

seoalah-olah mencari ketenangan sebagai gambaran yang menggambarkan dirinya tidak tenang.

e.      Tipe Benci diri: Orang yang kritis terhadao dirinya, tidak berambisi dalam pekerjaan.

Perkawinan kurang bahagia karena banyak menyesali diri, anak serta pasangan hidupnya, seolah-

olah masa lalu yang seharusnya diisi dengan segala keinginan sudah lewat, akhirnya pasrah

tetapi tidak ”nrimo”. sehingga banyak mengalami krisis. Takut akan kematian.

3.      Kehilangan pasangan

Kematian pasangannya merupakan stress psikososial yang sangat berat.

4.      Fungsi Seksual

Sering menurun karena penyakit fisik seperti jantung koroner, diabetes melitus, artritis.

Akibatnya harus makan obat anti hipertensi, anti diabetika, steroida, obat penenang. Sebagian

usia senja harus menjalani pembedahan seperti prostatektomi. Menderita vagintis dan malnutrisi.

5.      Menemukan Kebahagiaan

Bentuk-bentuk pernyataan kebahagiaan dan kegembiraan yang khas pada masa muda, tidak lagi

mempunyai daya tarik pada masa usia senja. Ada beberapa kegiatan menarik yang tidak bisa

dilaksanakan, misalnya kegiatan yang memerlukan kekuatan fisik misalnya olah raga atau

perjalanan jauh

Kebahagiaan di masa lampau sewaktu masih muda, kini bagi kebanyakan usia senja hal-hal

tersebut hanya menjadi kenangan. Bagi usia senja, tidaklah menguntungkan untuk bermimpi

diluar jangkauannya. Dalam hidup ini tahap demi tahap orang harus mengembangkan minat pada

hal-hal yang memberikan kegembiraan apabila mau menjadi orang sepenuhnya.

Setiap orang harus menemukan caranya sendiri untuk mendapatkan kebahagiaan di masa tuanya.

Bagi sementara orang bisa terjadi, cuculah yang menjadi sumber kesenangan dan kepuasan.

Orang lain mengembangkan perhatiannya di bidang seni, musik dan buku-buku

6.      Kematangan Iman

Setelah seseorang memasuki usia tua, banyak terjadi persoalan-persoalan mengenai kesehatan,

dorongan seksual, jaminan ekonomi. Hal-hal seperti ini nampak tidak stabil lagi sebagaimana

tahun-tahun sebelumnya. Maka tidaklah mengherankan apabila timbul kebimbangan iman.

Orang akan mempunyai problema yang berat, apabila imannya tidak berkembang matang.

Pada usia senja, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu diperdalam dan dimatangkan, agar

persoalan-persoalan yang dihadapi tidak menjadi terlalu berat.

7.      Menemukan Makna Hidup.

Salah satu persoalan pokok orang usia senja ialah pemikiran yang menakutkan bahwa mungkin

dirinya sudah tidak berarti lagi. Dia merasa dirinya sudah tidak diperlukan lagi ditempat

kerjanya, dalam keluarga dan masyarakat. Banyak orang usia senja yang menderita neurosis dan

bermacam-macam ketidakseimbangan mental karena kekosongan dan tidak adanya tujuan hidup

di masa senja.

Pada usia senja, seseorang harus dapat menemukan kembali makna hidupnya. Menemukan

kembali makna hidup pada masa senja tergantung pada kesehatan, kemampuan dan situasi

konkrit kehodupan pribadi yang bersangkutan.

Bagi beberapa orang, merawat cucu-cucunya dapat menghilangkan rasa takut dan dapat

mengembalikan kesadaran baru akan tujuan hidup dan kegembiraan di usia senja. Banyak orang

usia senja merasa lebih muda lagi ketika diminta memberi nasihat. Perasaan berguna dan

diperlukan, dapat mengembalikan kepercayaan kepada diri sendiri yang sudah menipis dan

memberikan makna hidup baru dan tujuan hidupnya.

8.      Membina Perkawinan Menjadi Satu Kesatuan Yang Baru

Bagi pasngan suami istri, saat suami pensiun dapat merusak hubungan mereka, tetapi juga dapat

menjadi awal hidup bersama yang sempurna. Pada waktu pensiun, istri takut apabila suami

mencampuri urusan tumah tangga. Dengan ikut campurnya suami dalam urusan rumah tangga,

sering menimbulkan pertengkaran.

Akan tetapi perkawinan dapat juga mengalami perubahan yang sebaliknya. Pada masa suami

pensiun hubungan suami istri dapat menjadi intim. Untuk membina perkawinan menjadi satu

kesatuan diperlukan komunikasi, hubungan yang mendalam antara suami dan istri.

3.      Sepuluh langkah yang dapat diusahakan agar proses penuaan dapat dikurangi yaitu;

1)      Mengurangi kadar homosistein

Tingginya kadar homosistein akan berpengaruh kepada berbagai penyakit degeneratif sel

termasuk serangan jantung dan stroke. Periksakan secara rutin kadar homosistein di dalam

darah dan bila telah meningkat gunakan suplemen vitamin B kompleks secara tepat.

2)      Mengatur pola makan

Aturlah pola makan dan zat gizi yang diperlukan tubuh, khususnya protein. Untuk lebih

efektifnya, kurangkanlah kalori yang diperlukan sehingga 2/3 bagian supaya berat tubuh

senantiasa tampak ideal dan normal. Penurunan berat badan dapat diawali dengan pengaturan

metabolit yang diperlukan sehingga kecepatan metabolisme tetap terkendali.

3)      Berolah raga secara teratur

Aktivitas fisik yang teratur dapat mencegah atau mengurangi tekanan darah tinggi,

penumpukan metabolit, obesitas, serangan jantung bahkan osteoporosis.

4)      Dapatkan persediaan antioksidan yang optimal

Diet makanan yang mengandung antioksidan tinggi seperti terdapat dalam sayuran dan buah-

buahan segar dapat mengurangi serangan radikal bebas di dalam sel. Akumulasi radikal bebas

inilah yang dapat merusak struktur dan fungsi biomolekul sehingga pada gilirannya akan

mengganggu aktivitas selular yang ada. Namun diingatkan, ada kemungkinan jika

mengkonsumsi antioksidan secara berlebihan justeru akan menjadi pro-oksidan, sehingga apa

yang diharapkan malah dapat merugikan

5)      Terpenuhinya kebutuhan vitamin C sebanyak 1000 mg per-hari.

Asam askorbat (vitamin C) merupakan salah satu antioksidan yang diperlukan tubuh guna

menghambat pertumbuhan radikal bebas. Selain itu vitamin C juga sebagai molekul yang

menjaga keseimbangan redoks homeostasis sel serta pendamping radikal vitamin E keadaan

vitamin E semula. Buah-buahan seperti jambu biji, mangga dan jeruk diyakini kaya akan vitamin

C.

6)      Tersediannya suplemen koenzim Q10 (CoQ10, ubikuinon).

Nutrien ini berfungsi untuk menjaga serangan jantung. Tingginya ketersediaan CoQ10 disertai

menurunnya kadar homosistein dapat menjaga dari kemungkinan serangan jantung yang akut.

7)      Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur

Guna membantu analisis dokter, lakukanlah pemeriksaan kadar homosistein darah, hormon

testosteron, estrogen, CoQ10 dan HGH. Lakukan pula konsumsi vitamin alami guna menjaga

beberapa ketidakseimbangan parameter yang disebutkan tadi.

8)      Suplementasi dengan Human Growth Hormon (HGH)

Injeksi hormon pertumbuhan yang dilakukan atas izin dan pengawasan dokter dapat membantu

dalam pemulihan berbagai aspek penuaan yang bakal terjadi, seperti pemulihan dan penguatan

otot, mengurangi pengerutan kulit serta mengurangi rasa sakit dan peradangan.

9)      Detoksifikasi secara periodik

Guna menjaga proses penawar racun tubuh (detoksifikasi) secara teratur, maka lakukanlah

detoksifikasi pada darah dan hati sekurangnya 4x dalam setahun.

10)  Jangan cemas dan bergembiralah

Kecemasan yang selalu menghinggapi hidup kita akan dapat menyebabkan rasa sedih, putus asa

bahkan sering merasa tidak berarti. Ketahuilah bahwa kegembiraan senantiasa memberikan

semangat baru dalam setiap aktivitas yang dikerjakan. Ekspresi genetik di dalam sel akan sangat

dipengaruhi pula oleh kemampuan kita untuk beraktivitas dan suasana happy yang selalu

diciptakan sendiri.

Pertanyaan

1.      Apa dampak negatif pada kulit dari obat-obatan herbal? -Arif

2.      Apakah stress dapat mempercepat proses penuaan? -Dian

3.      Perbedaan proses penuaan pada wanita dan laki-laki? -Selly

4.      Apa maksud dari berkurang komitmen pada teori disengagement? -Novita

5.      Apakah ada salah satu penyakit yang mempercepat penuaan? -Utari

6.      Faktor apa yang bisa menyebabkan penuaan selain dari faktor lingkungan dan apa yang

menyebabkannya? –Ade

7.      Apakah semua teori penuaan akan terjadi pada manusia? –Yasi

8.      Apa peran perawat terhadap teori penuaan? –Useng

Jawaban

1.      Obat–obattan herbal yang mengandung alkohol ataupun bahan pengawet dapat mengakibatkan

kerusakan pada kulit (kerusakan sel dan jaringan kulit) kecuali obat–obatan herbal yang

pengolahannya secara murni atau langsung tanpa menggunakan bahan campuran yang

berbahaya.

2.      Ya, karena stress murupakan salah satu factor intrinsik di mana sel atau jaringan akan

mengalami kerusakan diakibatkan oleh peningkatan hormol epineprin dan penbulu darah akan

vasokontriksi akibat otot–otot yang menegang.

3.      Sama, akan tetapi ada perbedaan pada saat penuaan pada sistem reproduksi pada wanita akan

terjadi menopause akan tetapi pada laki–laki tidak terjadi.

4.      Maksud dari berkurangnya komitmen pada teori disengagement, komitmen adalah perjanjian.

Jadi, pada saat menua terjadi penurunan atau kurangnya sosialisasi yang lebih bisa dikarenakan

sakit atau lupa. Misalnya, pada saat janji akan datang ke pengajian rutin, tapi karena orang tua

sakit, jadi dia tidak ikut dalam pengajian rutin itu.

5.      Secara teori proses penuaan pada umunnya sama hanya didalam suatu penyakit ada yang

mempercepat proses penuaan atau mutasi gen secara cepat misalnya penyakit progeria.

6.      Ada dua faktor yang menyebabkan proses penuaan lebih cepat yaitu:

Faktor intrinsik :

         nutrisi atau pola makan

         gaya hidup

         stress

Faktor ekstrinsik dari lingkungan pribadi dan sosial

7.      Semuanya akan melewati teori penuaan hanya didalan pelaksanaan teori penuaan ada yang

berasil melewati dan ada juga yang gagal melewati teori penuaan ini.

8.      Peran perawat terhadap teori – teori penuaan

Tugas Perawat dalam Teori Biologi

Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang berhubungan

dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.

Tugas Perawat Dalam Teori Sosial

Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar

pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Proses menua didefinisikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,

intrinsik, progresif, dan detrimental. Keadaan tersebut dapat menyebabkan berkurangnya

kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan untuk dapat bertahan hidup.

Poses penuaan berkaitan dengan peningkatan jumlah cross lingkages antar molekul,

peningkatan radikal bebas, mitokondria menjadi kurang efisien, menurunnya fungsi membran

dan peningkatan autoimun.

Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologik

sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi

mengenai proses menua.

Dan pendekatan multidisiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan

untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan

perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental atau emosional dan aspek-aspek sosial.

Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan

suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Stanley,Mickey. Beare,Patricia Gauntlett. 2007. Buku ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2.

Jakarta: EGC.

Stockslager,Jaime L. Schaeffer,Liz. 2008. Asuhan Keperawatan Geriatrik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.