Pertemuan Ke-11. Bedah Buku Revolusi Sandinista Docx

download Pertemuan Ke-11. Bedah Buku Revolusi Sandinista Docx

of 7

Transcript of Pertemuan Ke-11. Bedah Buku Revolusi Sandinista Docx

Pertemuan ke-11. BEDAH BUKU REVOLUSI SANDINISTA PERJUANGAN TANPA AKHIR MELAWAN NEO-LIBERALISME Oleh : Abdul Kholek, MA

1. Catatan Pengantar Memontret gerakan sosial didunia mungkin tidak akan menarik, jika tidak membahas secara khusus gerakan dinegara amerika latin yang hingga kini masih popular dengan gagasan-gagasan unik anti imperealisme dan hegemoni amerika melalui noe-loberalisemenya. Buku yang berjudul Revolusi Sandinista Perjuangan Tanpa Akhir Melawan Neo-Liberalisme, merupakan salah satu buku yang menarik untuk dibedah dalam pertemuan kali ini. Pertemuan sebelumnya sudah dibahas mengenai gerakan masyarakat sipil global menentang kapitalisme, dan pertemuan kali ini lebih mengkhususkan secara detail memotret gerakan perlawanan Sandinista di Amerika Latin. Sebenarnya mengamati lebih jauh setting perlawanan negera-negara amerika latin tidak terlepas dari beberapa Negara yang telah mengobarkan semangat perlawanan terhadap imperealisme misalkan, Bolivia, Venezuela, Brazil, Cili dan lain sebagainya. Dalam pertemuan ini ada beberapa poin penting yang akan dibahas secara khusus untuk memperdalam perlawanan yang dilakukan Gerakan Sandinista di Nikaragua. Pertama, Sejarah Gerakan Sandinista di Nikaragua; Kedua. Strategi Amerika Serikat menghadang gerakan Sandinista; dan ketiga, Kebangkatan Gerakan Sandinista melawan Neoliberalisme. Tiga poin pokok tersebut merupakan bahasan inti dalam bedah buku yang akan kita diskusikan dalam perkuliahan ini. Tentunya bahasan ini ada relevansinya dengan gerakan sosial yang kita pelajari dalam mata kuliah. Analisis yang kita lakukan diharapkan tidak hanya memotret mengenai[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme] Page 1

perlawanan yang dilakukan oleh gerakan Sandinista, tetapi mampu untuk menarik pelajaran berharga dan analisis kritis terhadap perjuangan tersebut. 2. Sejarah Gerakan Sandinista di Nikaragua Nikaragua merupakan Negara dibagian Amerika Latin, keturunan dari bangsa Indian yang melakuan perlawanan ketika masuknya bangsa Spanyol sekitar Abad ke 16. Gerakan Sandinista pertama kali dipelopori oleh Augusto Cesar Sandino (1895-1934), awalnya sebagai gerakan perlawanan terhadap imperalisme AS di awal abad kedua puluh yaitu 1922-1934. Politik pecah bela dilakukan oleh AS pada waktu itu sehingga mengakibatkan pembunuhan terhadap Sandino tahun 1934 oleh Garda Nasional (Tentara yang dilatih militer AS). Pemerintahan pada awal 1934 di pimpin oleh Samoza yang didukung oleh AS. Tahun 1979, ketika kondisi sosial ekonomi yang tidak stabil tingginya angka kemiskinan dan perekonomian dikuasai oleh beberap golongan elit. Mengakibatkan terjadinya gerakan protes sosial dair rakyat melalui Front Sandinista Liberal Nasional (FSLN). FSLN merupakan organisasi gerakan perlawanan yang didirikan oleh mahasiswa di Universitas Nasional Otonom Nikargua, yang bertujuan menggulingkan rezim Somaza. Ideologi gerakan Sandinista (FSLN), menganut marxisme. Walaupun demikian dalam gerakan FSLN terdapat 3 kekuatan besar berdasarkan basis yang berbeda tetapi disatukan dalam gerakan yang sama yaitu revolusi. 1) faksi perang rakyat jangka panjang. Berbasis di pedesaan yang didominasi oleh kelompok petani yang secar teroganisir melakukan perlawanan bersenjata. 2) faksi Tendensi Proletariat, mereka merefleksikan pendekatan Marxisme Ortodok, yang melibatkan banyak partisipan dari kalangan buruh diperkotaan. 3) faksi jalan ketiga, didimpin oleh Daniel Ortega, yang mempunyai dukungan dari kelas menengah dan pihak internasional.

[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme]

Page 2

Strategi yang dilakukan oleh gerakan Sandinista untuk menggulingkan rezim Samoza yaitu melalui dua strategi utama yaitu 1) koalisi gerakan massa dan 2) melaui kekuatan bersenjata. Kombinasi kedua strategi tersebut mengakibatkan rezim Samoza pada tahun 1979 jatuh. Capaian dari gerakan Sandinista diantarnya yaitu; 1) mengganti rezim dictator dengan rezim demokrasi electoral melalui pemilihan umum, menghormati plurasilme politik dan ekonomi. 2) terbukanya kesempatan bagi kebebasan pers, organisasi masyarakat dan politik, 3) mengedepankan kepetingan rakyat melalui jaminan sosial, pendidikan, tempat tinggal dan lingkungan. Praktek demokrasi sosial yang hampir bersamaan dengan Kuba. Kebijakan yang diambil oleh negara pada waktu itu yaitu melalui : 1) Nasionalisasi pendukungnya. 2) Land reform 3) Peningkatan kondisi kerja diperdesaan dan perkotaan 4) Kebebasan berserikat bagi seluruh pekerja baik diperdesaan maupun perkotaan. 5) Melakukan control terhadap biaya-biaya kehidupan khususnya kebutuhan pokok 6) Meningkatkan pelayanan public, perumahan, pendidikan dan lain sebagainya 7) Nasionalisme dan proteksi SDA termasuk pertambangan 8) Penghapusan tindakan represip negara 9) Kebebasan dalam berdemokrasi dalam masyarakat 10) Persamaan hak perempuan 11) Kebijakan luar negeri tidak berpihak atau netral 12) Pemebentukan tentara rakayat yang demokratis 13) Control terhadap pestisida dan Konservasi hutan tadah hujan 14) Membangun program energy alternative.[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme] Page 3

kepemilikan

pribadi

keluarga

Somoza

dan

para

Intervensi kebijakan tersebut berdampak positif bagi perkembangan Nikaragua yang meningkat perkembangan ekonomi hingga 7 % pada tahun 1983. Dibalik kemenangan revolusi Sandinista pada tahun 1979 tidak terlepas dari dukungan negara Kuba yang dipimpin oleh Fidel Castro. Terutama bantuan kemanusian, teknologi dan juga militer, 3. Strategi Amerika Serikat Menghadang Gerakan Sandinista Perkembangan ekonomi, dan politik di Nikaragua setelah revolusi Sandinista tahun 1979, membuat AS kehilangan dominasi untuk mengcengkramkan dominasi ekonominya melalui korporasinya. Kemenangan gerakan Sandinista direspon oleh pemerintah AS dengan menerapakan berbagai strategi untuk menggulingkan pemerintahan revolusioner Sandinista. Hingga setelah 10 tahun berkuasa tahun 1990 AS berhasil menumbangkan kekuasaan Sandinista dengan berbagai propaganda dan aksi terror yang mereka lakukan. Kekhawatiran AS akan perkembangan gerakan Sandinista yang beriediologi marxisme. Sebagai wujud dari kebangkitan negara sosialis. Ada bebera strategi yang dilakukan oleh AS untuk menjatuhkan kekuasaan Sandinista di Nikaragua yaitu : 1) Dukungan terhadap demokrasi formal Strategi ini dilakukan dengan membiaya dan melatih kelompok oposisi dalam percaturan politik. Tujuan penggunaan strategi ini untuk menyerang Sandinista melalui ruang politik formal. Sejak tahun 1980an hampir 1 milyar dolar dihabiskan oleh AS untuk menggantikan rezim Sandinsta. 2) Dukungan melalui propaganda militer Strategi ini digunakan oleh CIA denga memanfaatkan Contra (orangorang buangan penentang Sandinista). Contra didukung oleh pihak militer AS melakukan terror terhadap masyarakat sipil, pembunuhan,

[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme]

Page 4

penyiksaan, pemerkosaan dan penculikan terhadap penduduk. Contra juga didukung untuk merusak basis-basis ekonomi misalkan jalan-jalan, sekolah, rumah sakit, pertanian, serta gedung-gedung persedian makanan. Perang sipil antara Contra versus Sandinista merupakan propaganda militer yang cukup mematikan. 3) Propaganda ekonomi AS menghapus semua pendanaan dan bantuan bilateral. Semua bantuan dari lembaga internasional di Blokade oleh AS. Serta melakukan embargo ekonomi terhadap Nikaragua. Kondisi ini mengakibatkan pemerintahan Sandinista mengalamai kesuliatan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat melalui kebijakan sosialnya, di lain sisi mereka harus memenuhi kebutuhan militer. 4) Propaganda media massa. Terjadinya kekacauan ekonomi dan keamaman dalam masyarakat dimanfaatkan oleh AS untuk mempropagandakan kemunduran rezim sandista atau mendelegitimasi pemerintahan Sandinista. 5) Mendukung dan membiayai kelompok oposisi Akhir dari penerapan strategi melalui demokrasi formal sehingga tahun 1990 dalam pemilu Sandinista dikalahkan oleh UNO (National Oppotion Union). Pembiayaan yang besar dilakukan oleh AS untuk mendukung kelompok oposisi, yang menyatukan 14 partai oposisi menjadi satu partai yang akhirnya memenangkan pemilu. Strategi yang dilakukan oleh AS tersebut akhirnya mampu

menumbangkan kekuasaan Sandinista. Potret strategi tersebut merupakan cerminan kekejaman dan dominasi yang dilakukukan oleh pemerintahan negara kapitalis untuk menundukkan setiap negara yang mencoba menghadang menajalarnya kekuatan ekonomi negaranya. Potret ini juga memberikan gambaran dehumanisasi yang dilakukan oleh sebagain besar

[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme]

Page 5

negara maju untuk mendesakkan kekauatan ekonominya demi penghisapan keuntungan yang sebesarny-besarnya. 4. Kebangkitan Gerakan Sandinista Melawan Amerika Kemengan pemerintah oposisi tahun 1990 tidak mematikan gerakan Sandinista yang masih mendapatkan suara 40%. Sandinista menjadi beralih menjadi kekuatan oposisi yang cukup menakutkan bagi pemerintah yang mulai menerapkan kebijakan neoliberalisme, melalui mencabaut subsidi sektor public. Melalukan privatisasi, dan mengurangi biaya sosial sebesar-besarnya. Masyarakat melakukan resistensi melalui pemogokan dan protes. Tidak mampunyai pemerintahan terpilih melakukan pentaan sosial ekonomi dan perpolitikan mengakibtakan pemerintah kehilangan dukungan dari kunstituennya. Tahun 1995 dimanfaatkan oleh Gerakan Sandinista untuk meneruskan perlawanan terhadap cengkaraman neoliberalisme. dan meningkatkan kampanye dan juga kritik terhadap pemerintah. Pemilu 2006 merupakan kemenangan Sandinista fase kedua, dalam kampanye strategi dilakukan dengan mempromosikan program-progran pro rakyat sebagaimana dilakukan oleh negara amerika latin lainnya. Kemenangan sandisinta dan terpilihnya Daniel Ortega, dianggap sebagai kebangkitan Sandinista yang dirayakan oleh sebagian besar rakyat. Kemenangan Sandinista tidak terlepas dengan dukungan Kuba, Venezuela, dan Bolivia, dalam mempromosikan perlawanan terhadap pasar rezim neoliberalisme melalui perdagangan besasnya di Amerika Latin (FTAA), dengan mendirikan ALBA, sebagai blok perdangangan yang berorintasi sosial, egaliter dan berkeadilan. Realitas ini merupakan bukti riil reaksi terhadap akhir sejarah adalah kapitalisme menurut tesis fukuyama. Strategi yang dilakukan oleh Sandinista denga memperkuat basis pengorganisasian,

[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme]

Page 6

5. Catatan Penutup. Gerakan perlawanan terhadap neoliberalisme tidak pernah berhenti diberbagai negara. Amerika latin merupakan contoh negara-negara yang cukup konsisten menentang penetrasi modal. Demokrasi sosial dan negara kesejahteraan menjadi alternative yang diambil untuk menjawab ketidakadilan yang diterapkan rezim neolib. Gerakan Sandinista awalnya sebagai gerakan perjuangan kemerdekaan melawan AS, bermemorfosis menjadi gerakan perlawanan mementang rezim kapitalisme global yang mencengkram setiap negara berkembang melalui berbagai intervensi kebijakannya. Gerakan Sandinista sebagai wujud gerakan sosial hingga memilih jalan politik melakukan perlawanan bersenjata dan melalui jalur politik mampu mengalahkan kediktatoran. Sandista merupakan contoh riil dari perkembangan gerakan sosial menjadi gerakan politik. Berbagai strategi

dilakukan oleh kedua belah pihak hingga saling menggantikan kekuasaan. Kemenangan Sandinista untuk kali kedua merupakan bukti bahwa kapitalisme bukanlah akhir dari sejarah perdaban manusia. Semoga bermanfaat!!!

Referensi : 1. Revolusi Sandinista, Nurani Soyomukti. 2008 2. Kaum Miskin Tumbal Perdagangan Bebas, John Madley. 3. Gerakan Perlawanan Masyarakat Sipil Menentang Bank Dunia dan IMF Kevin Danehar. 4. The End of History and The Las Man Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal. Francis Fukuyama.

[Revolusi Sandinista; Perjuangan Melawan Neoliberalisme]

Page 7