Revolusi Mesir

25
Revolusi Mesir Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai, sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah. Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni 1953. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagai Presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat Nasional. Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr. Atef Ebeid. Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu. Dalam sejarah pemerintahannya Mesir sebelum terjadi revolusi saat ini juga pernah mengalami revolusi di tahun

Transcript of Revolusi Mesir

Page 1: Revolusi Mesir

Revolusi Mesir

Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir adalah sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai, sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur. Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur. Mesir terkenal dengan peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses. Di Luxor, sebuah kota di wilayah selatan, terdapat kira-kira artefak kuno yang mencakup sekitar 65% artefak kuno di seluruh dunia. Kini, Mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan politikal utama di wilayah Arab dan Timur Tengah.

Mesir berbentuk republik sejak 18 Juni 1953. Mesir adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Mohamed Hosni Mubarak telah menjabat sebagai Presiden Mesir selama lima periode, sejak 14 Oktober 1981 setelah pembunuhan Presiden Mohammed Anwar el-Sadat. Selain itu, ia juga pemimpin Partai Demokrat Nasional. Perdana Menteri Mesir, Dr. Ahmed Nazif dilantik pada 9 Juli 2004 untuk menggantikan Dr. Atef Ebeid.

Kekuasaan di Mesir diatur dengan sistem semipresidensial multipartai. Secara teoritis, kekuasaan eksekutif dibagi antara presiden dan perdana menteri namun dalam prakteknya kekuasaan terpusat pada presiden, yang selama ini dipilih dalam pemilu dengan kandidat tunggal. Mesir juga mengadakan pemilu parlemen multipartai. Pada akhir Februari 2005, Presiden Mubarak mengumumkan perubahan aturan pemilihan presiden menuju ke pemilu multikandidat. Untuk pertama kalinya sejak 1952, rakyat Mesir mendapat kesempatan untuk memilih pemimpin dari daftar berbagai kandidat. Namun, aturan yang baru juga menerapkan berbagai batasan sehingga berbagai tokoh, seperti Ayman Nour, tidak bisa bersaing dalam pemilihan dan Mubarak pun kembali menang dalam pemilu.

Dalam sejarah pemerintahannya Mesir sebelum terjadi revolusi saat ini juga pernah mengalami revolusi di tahun 1952. Revolusi ini pada mulanya bertujuan untuk menggulingkan Raja Farouk I. Bagaimanapun, pergerakan ini beralih kepada memansuhkan sistem raja berperlembagaan dan mewujudkan sebuah republik. Kejayaan revolusi itu memberi inspirasi kepada banyak negara Arab dan Afrika untuk menjatuhkan 'rejim rasuah'.

Revolusi ini terjadi karena masyarakat menilai telah banyaknya sogokan, kerusakan, korupsi dan ketidakstabilan di dalam kerajaan. Kesemua ini adalah faktor-faktor itu mempengaruhi pihak revolusi tersebit. Pelaku revolusi ini adalah para pembelot di berbagai kalangan pegawai tertinggi tentara. Puncak keberhasilan dari revoulsi ini adalah perombakan sistem pemerintahan. Di tahun 1954 pasca revolusi tokoh Mesir saat itu Gamal Abdul Nasser mengumunkan Perlembagaan Mesir Baru pada 16 Januari. Perombakan perlembagaan itu diantaranya, Presiden mempunyai wewenang untuk melantik dan memecat menteri-menteri. Wanita dipernolehkan memberikan suaranya pertama kali dalam sejarah Mesir. Nasser dipilih sebagai Presiden Republik Mesir pada 23 Juni. Pada 1957, Nasser mengumumkan pembentukan National Union (Al-Ittihad Al-Qawmi), membuka jalan untuk pemilihan umum (pemilu) raya semenjak 1

Revolusi 2011Revolusi yang terjadi saat ini, hemat penulis merupakan sebuah akumulasi keputuasaan rakyat

Mesir. Rakyat Mesir masih menahan rasa kekecawaan selam 32 tahun kepada Husni Mubarak. Ketika sebuah mangkok terisi sebagian, maka tidak akan tumpah. Namun ketika mangkok itu terisi penuh atau malah lebih, maka isinya akan tumpah. Inilah analogi yang mungkin tepat. Ketika kekecewaan seseorang belum bisa didengar oleh pemerintah. Namun ketiak kekecewaan tiap individu itu bertemu dan menjadi sebuah akumulasi. Maka inilah yang terjadi di Mesir. Dan di tahun ini lah mereka menemukan sebuah momen yang tepat untuk mengekspresikan rasa kekecewaan itu. Menyusul keberhasilan Tunisia menggulingkan Presiden Ben Ali yang menjadikan titik kebangkitan kedaulatan rakyat. Masyarakat Mesir menilai kinerja pemerintahan di bawah Mubarak buruk. Pengangguran tak

Page 2: Revolusi Mesir

kunjung menurun, kemisikinan meningkat, ketidakadilan, kasus korupsi, dan lain sebagainya. Mereka merasa kesal. Di saat masyarakat kedinginan, kelaparan, kehausan, kolega-kolega Mubarak malah asyik bermanuver sendiri. Menikmati kemewahan dan berpesta ria dengan uang rakyat. Selain itu rezim Mubarak di nilai represif terhadap hal-hal yang berbau anti-pemerintah. Mubarak menurut penulis, kurang bisa belajar dari sejarah Revolusi 1952 yang di mana isunya adalah sama. Seharunsya Mubarak bisa mengambil hikmahnya dan sebisa mungkin tidak mengulanginya kembali di masa pemerintahannya. Tiga puluh dua tahun bukanlah waktu yang singkat. Namun, disela waktu yang lama itu justru menimbulkan keputusasaan masyarakat kepada pemeirntah

Menurut berita yang dilansir Kompas edisi 10 Pebruari 2011, bos perusahaan Google Mesir, Wael Ghonim mengatakan bahwa revolusi di negeri yang dikenal dengan peradaban tertua di dunia ini bukanlah semata-mata begitu saja terjadi. Jauh sebelumnya masyarakat telah membentuk dan mencari dukungan lewat saluran jejaring sosial. Ghonim sempat menganalogikan revolusi ini dengan revolusi Facebook. Ini adalah klimaks kedaulatan rakyat. Dan peringatan kepada negara-negara lain jika tidak ingin terjadi seperti di Mesir. Segera benahi struktur pemerintahan dan mencoba mencari jalan keluar bagi segala tuntutan masyarakat.

Revolusi Kuba

Revolusi Kuba merupakan pemberontakan bersenjata yang menuju pada kejatuhan diktator Kuba Fulgencio Batista y Zaldívar yang ditunggangi Amerika Serikat pada tanggal 1 Januari 1959 oleh Movimiento 26 de Julio yang dipimpin oleh Fidel Alejandro Castro Ruz.

Sejak kemerdekaannya pada tahun 1898, Kuba dipimpin oleh sejumlah presiden yang lemah dan korup. Pada tahun 1933, diktator lalim Gerardo Machado dijungkirkan oleh kudeta yang dilakukan oleh Fulgencio Batista y Zaldivar. Pada tahun 1944, Fulgencio Batista memerintahkan untuk melegitimasi kekuasaannya melalui pemilu demokratis, namun kalah. Pada tahun 1952, ia kembali mendapatkan kekuasaan setelah melancarkan kudeta. Penentangan mulai meruyak, salah satunya adalah pimpinan terpenting gerakan anti-Batista, seorang pengacara bernama Fidel Castro dari Santiago de Cuba.

Pada tanggal 26 Juli 1953, kelompok pemberontak yang beranggotakan 119 orang menyerang Barak Moncada di Santiago de Cuba. Banyak di antara mereka yang terbunuh dalam serbuan itu, sementara yang tetap hidup, seperti Fidel Castro dan saudaranya Raul Castro ditangkap segera setelahnya. Dalam pengadilan yang sarat muatan politik, mereka dijatuhi hukuman penjara. Castro divonis 15 tahun di Isla de Pinos. Setelah pemilu 1955, Batista membebaskan semua tahanan politik, termasuk penyerbu Moncada. Castro Bersaudara mengungsi ke Meksiko dan bergabung dengan orang-orang Kuba yang siap membebaskan negerinya. Selama masa itu, Castro juga bertemu dr. Che Guevara dari Argentina, yang bergabung dengan angkatan mereka. Pada bulan Desember 1956, 82 pemberontak meninggalkan Meksiko menumpang perahu Granma menuju Kuba. Semuanya terbunuh dalam pertempuran pertama begitu mendarat di daerah yang kini menjadi Provinsi Granma, kecuali 12 orang. Castro Bersaudara dan Guevara termasuk orang-orang yang selamat.

Pada tahun 1958, pasukan pemberontak memulai serangan. Mereka maju dalam 2 kelompok. Yang pertama dipimpin oleh Castro Bersaudara dan menuju bagian timur pulau dengan kota terbesar keduanya Santiago de Cuba. Kelompok yang kedua di bawah pimpinan Che Guevara dan Camilo Cienfuegos menuju ke barat. Pertempuran Santa Clara yang menentukan meletus dan dimenangkan oleh kelompok tersebut. Pada tanggal 1 Januari 1959, Batista melarikan diri ke Republik Dominika. Esoknya, pemberontak menduduki Havana dan Santiago de Cuba. Pada tanggal 8 Januari, Fidel Castro mencapai Havana, menyempurnakan kemenangan revolusi.

Biang keladi semua kesulitan ini adalah imperialisme Amerika Serikat, yang penasaran melihat sebuah negeri kecil menantang dominasinya. Sejak tahun 1959, sembilan presiden AS telah berusaha meremukkan rezim Castro. Setelah gagalnya invasi di Teluk Babi yang disponsori CIA pada tahun 1961, AS menjalankan boikot ekonomi. Kuba bisa bertahan dengan bantuan Soviet sampai negara Soviet itu ambruk di zaman Gorbachev. Tetapi di dasawarsa 1990-an keadaan Kuba menjadi cukup parah.

Page 3: Revolusi Mesir

Fidel Castro, Che Guevara dan para gerilyawan bisa merebut kekuasaan pada tahun 1959 karena kediktatoran Batista ambruk secara kurang-lebih spontan, sehingga terjadi sebuah kevakuuman politik. “Kaum berewok” (barbudos) mengambil alih kekuasaan dengan menyangkal bahwa mereka orang kiri atau komunis. “Revolusi kita bukan berwarna merah melainkan hijau buah zaitun,” kata Castro merujuk ke rona seragam para gerilyawan, dan dia mengutuk “komunisme dengan konsep-konsepnya yang totalitarian”. Dalam sebuah pidato di universitas Princeton di AS Castro menegaskan bahwa “Bertentangan dengan pola Revolusi Rusia dan model Marxis, revolusi di Kuba tidak berdasarkan perjuangan kelas … revolusi ini juga tidak berniat meniadakan kepemilikan swasta.”

Ketika Castro menjalankan beberapa reform agraria yang agak moderat pada tahun 1969, bantuan finansial Amerika segera dihentikan. Setahun kemudian, ketika Uni Soviet menawarkan minyak mentah, perusahaan minyak barat seperti Texaco, Shell dan Esso menolak membersihkannya. Castro menasionalisi fasilitas mereka. AS melarang impor gula dari Kuba, Kuba membalas dengan mengambil alih lebih banyak perusahaan AS, kemudian AS menjalankan boikot total terhadap perdagangan Kuba termasuk makanan dan obat-obatan, dan juga berusaha menumbangkan Kastro dengan invasi di Teluk Babi.

Kuba harus menghadapi sebuah pilihan yang dihadapi oleh setiap revolusi. Apakah kaum revolusioner akan berusaha meluaskan revolusi ke negeri-negeri lain, supaya kaum imperialis bisa dikalahkan, atau kaum revolusioner akan berupaya untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial dan politik dalam perbatasan satu negeri saja.

Mula-mula Castro dan terutama Che Guevara tampaknya condong ke alternatif yang pertama, tetapi akibat-akibat orientasi internasionalis ini tidak pernah dipahami mereka dengan akurat. Panggilan Che untuk menciptakan “banyak Vietnam” melupakan hal yang paling utama: hanya kelas buruh sedunia mampu untuk membangun dan mempertahankan sebuah gerakan internasional revolusioner (contohnya Internasional Komunis muda tahun 1919-23). Che berorientasi ke pedesaan dan aksi-aksi gerilya, namum gerakan-gerakan tani belum pernah dalam sejarah mencapai tingkat internasional. Che sendiri gugur secara tragis dalam upaya ini.

Kaum pimpinan Kuba lainnya tidak pernah berusaha secara serius untuk membangun sebuah gerakan internasional, melainkan cukup awal sudah memilih alternatif yang nampaknya lebih aman, yaitu membangun “sosialisme dalam satu negeri” dengan bantuan Soviet.

Revolusi Iran

Iran adalah salah satu negara tertua di dunia. Sejarahnya telah dimulai dari 5000 tahun yang lalu. Iran berada pada persilangan yang strategis di daerah Timur Tengah, Asia Barat Daya. Bukti keberadaan manusia di masa lampau pada periode Palaeolitikum Awad di pegunungan Iran telah diternukan di Lembah Kerman Shah. Dan seiring dengan berjalannya sejarah panjang ini, Iran telah mengalami berbagai invasi dan dijajah oleh negara asing. Beberapa referensi tentang keadaan sejarah Iran dengan demikian tidak bisa dihapuskan untuk mendapatkan sebuah pemahaman yang sesuai terhadap perkembangan yang terjadi selanjutnya.

Peradaban awal utama yang terjadi pada daerah yang sekarang menjadi negara Iran, adalah peradaban kaum Elarnit, yang telah bermukim di daerah Barat Daya Iran sejak tahun 3000 S.M. Pada tahun 1500 S.M. suku Arya mulai bermigrasi ke Iran dari Sungai Volga utara Laut Kaspia dan dari Asia Tengah. Akhirnya dua suku utama dari bangsa Arya, suku Persia dan suku Medes, bermukim di Iran. Satu kelompok bermukim di daerah Barat Laut dan mendirikan kerajaan Media. Kelompok yang lain hidup di Iran Selatan, daerah yang kemudian oleh orang Yunani disebut sebagai Persis-vang menjadi asal kata nama Persia. Bagaimanapun juga, baik suku bangsa Medes maupun suku bangsa Persia menyebut tanah air mereka yang baru sebagai Iran, yang berarti "tanah bangsa Arya".

Pada tahun 600 S.M. suku Medes telah menjadi penguasa Persia. Sekitar tahun 550 S.M. bangsa Persia yang dipimpin oleh Cyrus menggulingkan kerajaan Medes dan membentuk dinasti mereka sendiri (Kerajaan Achaemenid). Pada tahun 539 S.M., masih dalara periode pemerintahan Cyrus; Babylonia, Palestina, Syria dan seluruh wilayah Asia Kecil hingga ke Mesir telah menjadi bagian dari Kerajaan Achaemenid. Dan dalara masa pemerintahan Darius, jalur pelayaran mulai diper-kenalkan, bersamaan dengan dimulainya sistem mata uang logam emas dan perak. Jalan kerajaan

Page 4: Revolusi Mesir

dari Sardis hingga Susa dan sistem pos difungsikan dengan tingkat efisiensi yang menakjubkan. Pada masa jayanya di tahun 500 S.M. daerah kekuasaan kerajaan ini membentang ke arah barat hingga ke wilayah yang sekarang disebut Libya, ke arah timur hingga yang sekarang disebut sebagai Pakistan, dari Teluk Oman di Selatan hingga Laut Aral di Utara. Lembah Indus juga merupakan bagian dari Kerajaan Achaemenid. Seni budaya Achaemenid memberikan pengaruh pada India, dan bahkan kemudian dinasti Maurya di India dan pemimpinnya Asoka sangat terimbas dengan pengaruh Achaemenid. Begitupun juga yang terjadi di Asia Kecil dan di Armenia, pengaruh Iran sangat kuat bertahan jauh setelah keruntuhan dinasti Achaemenid. Ada beberapa kata yang diserap oleh bahasa Armenia dari kata-kata bahasa Iran sehinggga selama beberapa lama para peneliti mengira bahwa bahasa Armenia merupakan bagian dari bahasa Iran dan bukannya merupakan unit yang terpisah dari keluarga bahasa Indo-Eropa.

Pada kira-kira tahun 513 S.M. bangsa Persia meakukan invasi ke tempat yang sekarang merupakan Rusia Selatan dan Eropa Tenggara dan hampir menguasai wilayah ini fuga. Darius sekali lagi mengirim bala Tentara Agung-nya ke Yunani di tahun 490 S.M., tetapi dikalahkan oleh pasukan bangsa Athena di Marathon. Sekali lagi putra Darius, Xerxes, menginvasi Yunani di tahun 480 S. M. Bangsa Persia mengalahkan tentara Sparta setelah melalui pertempuran sengit di Thermopylae. Akan tetapi mereka mengalami kekalahan yang menyesakkan di Salamis dan didepak dari Eropa tahun 479 S. M. (2) (3)Setelah mengalami kekalahan di Yunani, Imperium Achaemenid kian melemah dan mengalami kemerosotan. Pada tahun 1331 S.M. Alexander dari Macedonia menaklukkan kerajaan tersebut, setelah mengaIahkan tentara Persia yang besar dalara pertempuran di Arbela. Kemenangan ini mengakhiri Imperium Achaemenid dan Persia pun menjadi bagian dari kekaisaran Alexander.

Penaklukan keseluruhan kerajaan Achaemenid oleh Alexander dianggap sebagai sebuah tragedi besar oleh bangsa Iran, sebuah fakta vang direfléksikan dalara kisah epik nasional Shah Nameh, yang ditulis oleh Firdausi, seorang penvair, kira-kira pada awal abad 11 M. Lebih dari sepuluh tahun setelah kematian Alexander di tahun 323 S.M., salah seorang panglima bernama Seleucus mendirikan sebuah dinasti yang memerintah Persfa dari tahun 155 S.M. Setelah itu, bangsa Parthian memenangkan kendali atas Persia. Pemerintahan mereka bertahan hingga tahun 224 M. Bangsa Parthian membangun kerajaan yang besar melewati Asia Kecil Timur dan Asia Barat Daya. Selama 200 tahun terakhir pemerintahan mereka, bangsa Parthian harus berperang dengan bangsa Romawi di Barat dan bangsa. Kushan di wilayah yang sekarang menjadi wilayah Afganistan.

Sekitar tahun 224 M seorang Persia bernama Ardhasir menggulingkan kekuasaan bangsa Parthian dan mengambil alih kerajaan. Setelah lebih dari 550 tahun di bawah kekuasaan bangsa asing, orang Persia kembali memerintah Persia, dan dinasti Sassanid ini bertahan selama lebih dari 400 tahun. Dalam kurun waktu itu, seni budaya Iran tumbuh subur, jalan-jalan, irigasi dan bangunan berkembang pesat, akan tapi perang antara bangsa Persia dan bangsa Romawi terus berlanjut mewarnai sebagian besar masa pemerintahan rezim Sassanid. Peradaban Sassanid mencapai kejayaannya di pertengahan abad ke 6 M. Persia memenangkan beberapa peperangan dengan Romawi, dan menguasai kernbali wilayah yang pernah menjadi bagian dari Kerajaan Achaemenid. Tentara Persia sebenarnya telah menguasai hingga perbatasan Konstantinopel, yang pada saat itu merupakan ibukota dari kerajaan Byzantium (Kerajaan Romawi Timur). Akan tetapi mereka di sana dikalahkan dan terpaksa mengundurkan diri dari sernua wilayah yang telah mereka taklukkan.

Kerajaan Sassanid jauh lebih tersentralisir dari para pendahulunya. Zoroastrianisme z menjadi agama negara. Akan tetapi selama masa rezim Shahpur 1, seorang pemimpin agama dan pergerakan baru muncul ketika Mavi menyatakan dirinya sebagai rasul Tuhan Yesus yang terakhir dan terbesar. Pada akhirnya dia dihukum mati. Agamanya kemudian disebut Manicliaeisme. Di bawah dinasti Sassanid, eksploitasi dan penindasan yang ekstrim terhadap rakyat mencapai puncaknya. Perbudakan telah rnelampaui batas dan memasuki masa krisis. Migrasi besar-besaran kaum tani miskin telah merambah kota-kota sebagai akibattirani kebangsawanan feodal yang tak tertahankan. Namun, di kota-kota-pun mereka masih diperlakukan sebagai budak. Penindasan yang terakumulasi itu tiba-tiba meledak dalara bentuk gerakan revolusioner di bawah pimpinan Mazdak.

Mazdak adalah seorang revolusioner besar jaman itu dan gerakannya, seperti halnya gerakan Kristen di masa awal yang berkembang di bawah kQndisi serupa, memiliki kandungan komunistik. Ajarannya menuntut distribusi kesejahteraan yang adil, melarang memiliki istri lebih dari satu, dan memperjuangkan eliminasi kebangsawanan dan feodalisme. Gagasangagasan revolusioner Mazdak

Page 5: Revolusi Mesir

mengakar kuat di kalangan budak dan kaum tani miskin. Gerakannya bertahan selama 30 tahun dari tahun 494 M hingga 524 M. Pada masa pemerintahan Raja Nosherwan, gerakan Mazdak secara brutal ditindas dan tiga puluh ribu pengikutnya dibinasakan, akan tetapi pada dasamya Nosherwan telah dipaksa untuk melaksanakan reformasi sosial dan agraris. Gerakan revolusioner Mazdak adalah salah satu perjuangan kelas yang paling inspiratif dalam sejarah Iran. Tradisi ini telah meninggalkan jejak mendalam pada perjalanan panjang gerakan revolusioner Iran.

Di pertengahan abad ke-7 M, terjadilah sebuah peristiwa yang merubah nasib Iran. Tentara Arab menaklukkan negara tersebut dan kebanyakan rakyat Iran kemudian menganut agama Islam. Alasan bagi keberhasilan pesat agama baru itu tidak sulit untuk dicari. Di samping kesemua pencapaian yang demikian menakjubkan, Kerajaan Sassanid dicirikan dengan adanya penindasan yang ektrim terhadap rakyat yang telah terinjak. Meskipun begitu, bagi dunia bangsa Iran lahirnya agarna Islam tidak berarti pembebasan, akan tetapi merupakan kekalahan dan penjajahan oleh orang asing. Hal itu merubah seluruh rangkaian sejarah Persia. Dengan memperkenalkan Islam, bangsa Arab mengganti kepercayaan kuno Persia, Zoroastrianisme, dan sejak saat itu hingga hari ini, orang Persia menjadi Muslim. Namun, stempel Islam mereka dari awainya agak berbeda dengan yang dimiliki oleh Muslim yang lain. Mereka mengisinya dengan wanra-warna Iran yang spesifik ketika bangsa Persia itu menganut agama Islam dalam bentuk Syi'ah yang heterodoks dan menggunakannya sebagai senjata yang digunakan untuk melawan para penguasa Arab.

Selama beberapa abad bahasa penjajah, yakni Bahasa Arab, menggantikan bahasa Pahalavi (bahasa Persia tengah), bahasa vang dipakai oleh bangsa Persia selama masa pemerintahan Sassanid (periode Kerajaan Persia Kedua). Pemberlakuan bahasa asing itu telah menghambat perkembangan kreatif kesusastraan dan puisi Persia. Dan jelas di sini bahwa semangat nasional kembali mengemuka dengan sendirinya. Bidang kesusastraan pertama pendobrak ketergantungan pada bahasa Arab setelah dua abad lamanya mendominasi kebudayaan adalah puisi. Tidak diragukan lagi, ini merupakan hasil dari kekuatan tradisi lisan dalam penyampaian puisi. Betapapun juga, pengaruh bahasa Arab masih tetap kuat, dan ketika bahasa Persia muncul kernbali sebagai bahasa tulis di abad ke-9, karya-karya sastra ditulis dalam naskah berbahasa Arab. Selama kurang lebih lima abad, mayoritas karya yang ditulis oleh orang Persia dalam bidang teologi, filsafat, kedokteran, astronomi, matematika dan bahkan sejarah ditulis dalam bahasa Arab. Namun demikian, semenjak pertengahan abad ke-8 Iran telah menjadi pusat kesenian, kesusastraan dan sains dunia.

Selama abad ke-9, kontrol Arab melemah dan Iran pecah menjadi sejumlah kecil kerajaan di bawah bermacam penguasa Iran. Akan tetapi segera musuh yang baru muncul menjelang. Pada pertengahan abad ke-11, Bangsa Turki Seljuk dari Turkistan telah menaklukkan sebagian besar wilayah Iran. Bangsa Seljuk dan suku-suku Turki lainnya memerintah hingga tahun 1220. Tahun dimana bangsa Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Khan mengepung seluruh wilayah, dan melu-luhlantakkan segalanya. Mereka menghancurkan seluruh kota, menjagal beribu-ribu orang dan meng-akhiri kekhalifahan Abbasid dengan cepat dan niengerikan. Epik bangsa Iran dibanjiri dengan darah dari bencana nasional ini; setiap halarnan dipenuhi dengan catatan tentang kota-kota yang menjadi puing dan penghancuran yang mengerikan oleh kejahatan bangsa barbar nomaden ini. Namun ini pun sekedar episode vang melintas dalara sejarah bangsa Iran. Setelah tahun 1335 kerajaan Mongol di Iran pada gilirannya terpecah belah dan sekali lagi sebuah kerajaan digantikan dengan serangkaian dinasti-dinasti kecil. Antara tahun 1381 dan 1404 Iran diporak-porandakan oleh invasi berulangkali oleh penakluk lainnya dari daerah stepa, Taimur-yang di Barat dikenal sebagai Timurlane ("Titnur tlte Laine -Timur si Pineang "). Tetapi dengan sifat dan keorganisasian "berandalan" ini, kematian sang pemimpin utama biasanya merupakan sinyal akan adanya disintegrasi dan tercerai-beraikannya gerombolan itu. Maka, kerajaan Taimur di Iran tidak lama bertahan.

Pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suatu suku dari Turki memperoleh kendali atas beberapa wilayah Iran. Pada tahun 1501, pemimpin suku tersebut, Ismail, ditahbiskan sebagai raja dan mendirikan Dinasti Safavid, dimana seorang representasi terbesarnya adalah Shah Abbas yang memerintah dari tahun 1587 hingga 1629. Ditangkalnya invasi yang dilakukan oleh kerajaan Ottoman Turki dan suku Uzbek dari Turkistan. Tercatat Shah Abbas dan para penerusnya sangat berpengaruh dalara mendukung perkembangan arsitektur dan seni. Isfahan, yang menjadi Ibukota Safavid di tahun 1598, dikenal sebagai salah satu kota berperadaban yang paling maju. Pada masa itu orang Persia suka menyebut Isfahan sebagai Nif-e-Jaltan ("separuh dunia"). Pemberlakuan ajaran Syí ah sebagai

Page 6: Revolusi Mesir

agama resmi dari negara Safavid bertindak menjadi kekuatan pemersatu dalara tubuh kerajaan Safavid dan memungkinkan Safavid untuk menghubungkan rasa nasionalisme laten bangsa Iran yang luas tersebar. Di lain pihak, hal itu membawa Safavid ke kancah konflik terbuka dengan kerajaan Ottoman dan menggiringnya menuju dua abad pasang-surut peperangan antara kedua negara adidaya ini.

Dinasti Safavid memerintah Iran hingga tahun 1722, ketika tentara Afghan menginvasi negara itu dan menguasai Isfahan. Pada tahun 1730, Nadirshah, seorang suku Turki, mendepak bangsa Afghan keluar dari Iran dan menjadi raja. Dia membuktikan dirinya sebagai penakluk yang mengagumkan. Pada tahun 1739 Nadir Shah mencaplok kota Delhi di India. Dia menjarah India dan kembali dengan membawa berlimpah-ruah harta rampasan. Tapi Nadir Shah terhunuh pada tahun 1747, yang setelahnya diikuti oleh periode chaos dimana berduyunan pemimpin-pemimpin Iran saling berebut kekuasaan.

Pada tahun 1750, Karim Khan, seorang suku Kurdi dari Zand memperoleh kekuasaan di Iran. Setelah kematian Karim Khan pada tahun 1779, pecah perang antara suku Zand dan Qajar (suku Turkoman dari daerah Laut Kaspia). Selama periode ini Iran kehilangan Afghanistan dan wilayah lain yang telah ditaklukkan oleh Nadir Shah. Bangsa Qajar mengalahkan kaurn Zand di tahun 1794 dan dinasti mereka memerintah Iran hingga tahun 1925. Akhirnva kerajaan Qajar, terbukti tidak mampu membangun ekonomi modern, dan perlahan-lahan jatuh di bawah gerusan arus imperialisme Narat. Mereka mengucurkan sumberdava ekonomi Iran sebagai konsesi kepada kaum imperialis atas sejumiah uang ala kadarnva vang memenuhi kebutuhan finansial seketika dan kemewahan harian mereka.

Ketidakpuasan yang semakin meningkat terhadap kemandulan serta korupsi dalara kerajaan, seiring dengan kekecewaan terhadap dominasi ekonomi bangsa asing dan tekanan politik imperialis, menemukan ekspresinva dalara bentuk gerakan massa. Revolusi Bab yang terjadi pada tahun 1844 dapat digilas oleh monarki, akan tetapi gerakan tersebut mewariskan sebuah tradisi revolusi yang mengambil bentuk dari berbagai sekte religius seperti gerakan Bahai. Sekali lagi gerakan massa meletuskan perlawanan terhadap kebijakan politik luar negeri Qajar yang menghadiahkan konsesi kepada Perusahaan Tembakau Inggris. Kekesalan ini berubah menjadi gerakan yang menyebar luas dan kerusuhan merebak di berbagai tempat yang berbeda. Hasil gerakan radikal ini yang pa ling utama adalah tuntutan akan reformasi konstitusional, yang diimplementasikan pada tahun 1906.

Gerakan menuntut reformasi demokratis dipimpin oleh sebuah aliansi tak tetap dari kelas pedagang dan institusi religius yang mendapatkan dukungan mereka dari para bazaris, para penjaga toko dan unsur kelas yang iebih rendah lainnya di kota itu. Monarki dipaksa untuk merumuskan sebuah konstitusi dimana hak-hak borjuis-demokrat, seperti kebebasan berbicara, kemerdekaan berkumpul dan berserikat dianugerahkan dan pedagang serta para saudagar diberi hak-hak perwakilan dalara majelis (parlemen) secara terbatas.

Pada tahun 1826 Rusia menginvasi Iran. Penguasa Tsar Rusia mgin memperlebar daerah kekuasaannya dan memperoleh jalur penghubung ke Teluk Persia. Bangsa Rusia memberikan kekalahan yang hebat atas Iran pada tahun 1827, yang kemudian sesudah itu dua negara tersebut menandatangani traktat Turkomanchai. Perjanjian ini memberi penguasa Tsar Rusia wilayah bagian utara sungai Aras, vang sampai sekarang masih nienjadi perhatasan antara dua negeri itu. Di tahun 1856 Iran mencoba untuk mendapatkan kembali bekas teritorinva di barat laut Afghanistan, tetapi imperialis Inggris menvatakan perang terhadap Iran. Dan pada tahun 1857 Iran dipaksa untuk menandatangani traktat vang menverahkan semua klaim terhadap Afghanistan. Pengaruh imperialisme lnggris dan kekaisaran Rusia di Iran semakin meningkat sepanjang akhir pertengahan abad ke-19, dan pada permulaan tahun 1900, sebuah Korporasi Inggris, Perusahaan Minyak Anglo-Persian, mulai mengambil alih kendali atas ladang minyak di Iran barat daya.

Selama masa Perang Dunia 1, Iran menjadi ajang pertempuran meskipun negara tersebut bersikap netral. Ketsaran Rusia tertarik untuk mempertahankan cadangan minyak di Baku dan Laut Kaspia. Bangsa Rusia terlibat dalam pertempuran sengit dengan bangsa Turki di Iran barat laut. Imperialis Inggris, di pihaknya, mempertahankan kepentingan mereka di ladang minyak Khuzistan. Pada tahun 1920 Sayid Ziauddin Taba Tabai, seorang politisi Iran, dan Reza Khan, seorang perwira kavaleri, menggulingkan dinasti Qajar. Di bulan Oktober 1925, Reza mentahbiskan diri sebagai Shah dan menjadi pendiri sebuah dinasti baru, Dinasti Pahlevi. Selama 20 tahun masa kekuasaannya, dia menindas suku bangsa Kurdi, Baluchis, Qashqis, serta gerakan pemberontakan lainnya dan

Page 7: Revolusi Mesir

mengakhiri pemerintahan Arab semiotonomi Syekh Khazal yang mendapatkan proteksi dari Imperialis Inggris di Khuzistan.

Pada saat Perang Dunia II dimulai tahun 1939, Iran sekali lagi menyatakan kenetralannya. Akan tetapi sekutu ingin menggunakan jalan kereta Trans-Iranian Railway untuk mengirimkan peralatan perang dari Inggris kepada Rusia di bawah Stalin. Bagaimanapun juga, Reza Shah pada titik tertentu di bawah tekanan Jerman-Hitler. Di akhir tahun 1930 lebih dari separuh perdagangan luar negeri Iran adalah dengan Jerman yang menyediakan mayoritas permesinan untuk program industrialisasi Iran. Dia dengan demikian d enolak untuk bekerja sama, dan maka pada tahun 1941 imperialis Inggris dan Rusia-Stalin menginvasi Iran. Mereka memaksa Shah Reza untuk mengundurkan diri, menempatkan putranya Muhammad Reza Pahlevi sebagai penggantinya. Shah yang baru mengijinkan mereka untuk menggunakan rel kereta api tersebut dan menempatkan pasukannya di Iran hingga usajnya perang.

Kehadiran pasukan perang imperialis Inggris di Iran selama masa pertempuran mendorong timbulnya gerakan massa. Di dalam majelis (parlemen) suatu kelompok nasionalis di bawah pimpinan Mossadeq menuntut diakhirinya kontrol Inggris atas industri minyak. Pada tahun 1951 majelis menyepakati suara untuk menasionalisasi industri minyak, tetapi Perdana Menteri menolak untuk mengimplementasikannya. Dia kemudian dipecat dan digantikan oleh Mossadeq. Menyadari bahaya akan kebijakannya yang anti-imperialis, maka pada tanggal 16 Agustus 1953 CIA melancarkan kudeta terhadap Mossadeq. Pada tanggal 19 Agustus Shah kernbali berkuasa.

Sekali lagi pada tahun 1960-61 krisis politik dan ekonomi kembali mengemuka, ketika pemilihan majelis dimanipulasi besar-besaran. Kekacauan politik dan ekonomi menimbulkan sebuah pemogokan umum yang secara brutal ditindas dengan pertolongan agen polisi rahasia yang kejam, Savak. Shah memperkenalkan apa yang disebut dengan program "Revolusi Putih," program reformasi agraria yang dikombinasikan dengan langkah-langkah pendidikan dan kesehatan. Dari tahun 1963-73 secara politik dan ekonomi Iran relatif stabil. Pendapatan nasional dari minyak yang naik cukup mantap memperbaiki kinerja pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 1973-74, harga minyak dunia naik empat kali lipat, dan pendapatan Iran dari minyak meningkat dari 5 milyar dolar ke 20 milyar dolar setahun.

Shah mencoba menggunakan dana ini untuk merubah Iran dalam semalam menjadi apa yang dia gambarkan sebagai negara adidaya kelima di dunia. Dengan ilusi ini dalam pikirannya, dia merayakan ulang tahun ke 2.500 pendirian pertama kerajaan Persia pertama oleh Cyrus pada tahun 550 S. M. di tahun 1971.

Akan tetapi, boonring dalara penghasilan minyak segera diikuti dengan inflasi yang pesat, migrasi masal ke daerah perkotaan, minimnya perumahan dengan infrastruktur yang tidak mencukupi serta jenjang pendapatan yang semakin melebar. Kondisi ini memicu kekecewaan yang mendalam di antara para buruh, kaum petani dan kelas menengah yang termuntahkan dalam sebuah ledakan gerakan masa revolusioner. Pemogokan umum yang dilakukan kaum pekerja melumpuhkan sistem. Akan tetapi karena kebijakan yang diambil oleh Partai Tudeh (Partai Komunis) dianggap salah, revolusi tersebut dibajak oleh para fundamentalis.

Pada puncak gerakan itu, Khomeini sedang berada di Perancis, dimana dia memperoleh dukungan dari golongan pemerintah di Perancis, yang melihatnya sebagai sarana untuk membelokkan revolusi itu dari relnya. Sebenarnya, kekuatan nyata di belakang revolusi tersebut adalah kaum proletar Iran, terutama para pekerja tambang minyak. Setelah membajak revolusi, Khomeini tidak mampu menghancurkan kelas pekerja, yang diorganisasikan dalara shura (Soviet) hingga tahun 1981. Setelah mengantongi kekuasaan negara, dia mengeksekusi lebih dari 6000 buruh politikus oposisi. Terdapat benturan dan perpecahan terus menerus dalam tubuh PIR (Partai Islam Republik), yang para pemimpinnya berjuang untuk melawan, pada satu sisi dengan mengorganisasikan penindasan terhadap oposisi internal, dan di sisi lain, dengan mendirikan organisasi-organisasi teroris di Timur Tengah dan negara-negara Islam lainnya.

Rezim Khomeini mendukung sayap-sayap fundamentalis Hizbullah Harnas sebagai saraná untuk mengalihkan perhatian dari ketegangan internal di Iran. Komposisi sosial dari kelompok-kelompok ini utamanya berasal dari kaum proletar-tak terpelajar. Ironisnya adalah bahwa sebelum Revolusi di Iran tahun 1979, organisasi semacam ini dibiayai oleh CIA dan Agen Rahasia Israel Mossad, dalam rangka untuk memecahbelah kaum pekerja di Timur Tengah sesuai dengan gans pemisah agama.

Page 8: Revolusi Mesir

Melalui metode semacam itu, mereka berhasil mengendalikan faksionalisme dalam tubuh PIR dan mengkonsolidasikan rezim reaksioner mereka. Bulan September 1980, Irak menginvasi Iran dan pecah perang balas-membalas yang berlumuran darah hingga tahun 1988. Pada tanggal 3 Juni 1989 Khomeini meninggal dan digantikan oleh pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khomeini. Pertarungan faksional pada level atas mencapai babak kritis, yang diekspresikan dalam pemilu tahun 1997, dan sekali lagi pada 18 Februari 1999.

Pada tanggal 11 Maret Said Hajjarian, Balah satu dari arsitek gerakan reformasi Iran, ditembak. Paling terakhir, serangan bom bermunculan secara periodik di berbagai belahan pusat kota Teheran. Bom telah mengguncang Pasdaran di Barat Laut ibukota. Hal ini menunjukkan bahwa rezim yang kelihatannya terlalu berlebihan untuk bisa bertahan selamanya telah memasuki satu keadaan krisis terminal. Bagaimana hal itu bisa terjadi sebaliknya? Sejarah tidak berakhir dengan adanya proklamasi Republik Islam" Iran. Bagaimana bisa? Bertentangan dengan mimpi reaksioner Khomeini, sejarah tidak pernah terproses sesuai dengan rencana subyektif apapun atau gagasan-gagasan individu yang telah diprasangkakan, setidaknya ketika ide-ide ini memiliki karakter vang keseluruhannya tidak ilmiah. Pada satu kesempatan, meetang benar, bahkan reaksi yang paling ngawur sekalipun bisa berhasil, dengan mengambil kesempatan dari kontradiksi kesengsaraan dalara masyarakat dan dalam kesadaran masa yang baru saja bangkit dan berjuang untuk mencari cara menuju ke jalan revolusi.

Dalam situasi-kondisi tertentu dan terkecualikan, Khomeini dan para pengikutnya mampu untuk membajak sebuah revolusi yang tidak seorangpun dari mereka terlibat dalara pengkreasiannya. Karya ini bertujuan untuk menerangkan bagaimana sebenarnya hal ini bisa terjadi. Kemenangan reaksi kaum fundamentalis di Iran sebenarnya tidak bisa terbayangkan tanga kebijakan kacau yang senantiasa dianut partaipartai dan kelompok-kelompok tersebut, yang seharusnya memberi kaum pekerja pemimpin yang dibutuhkan. Terutama, Partai Tudeh Stalinis memainkan peranan fatal yang secara efektif menghantar kaum huruh di Iran, terikat dan terbungkam, ke Khomeini.

Rezim para ayatullah telah berakhir lebih dari dua dekade lalu. Akan tetapi kesemua sinyal-sinyal itu menghangus dengan sendirinya. Satu babak baru gerbang revolusi Iran telah terbuka lebar di hadapan kita. Cambuk kontra-revolusi, sebagaimana ramalan Karl Marx, telah menggugah kembali gerakan revolusioner. Simpul sejarah, vang putus setelah tahun 1979, sekali lagi ditalikan di Iran. Tugas bagi para Marxis Iran-lah untuk mempersenjatai gerakan dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Dengan basis ini, kejayaan ada di depan mata. Akan tetapi svarat yang mesti dilangkahi adalah bahwa generasi baru kaum buruh revolusioner dan para pemuda harus belajar dari pengalaman masa lampau dan mengambil kesimpulan vang dibutuhkan. Bila karya ini membantu tugas tersebut, maka terpe-nuhilah tujuannya.

Revolusi Venesuela

Revolusi sosialis di Venezuela merupakan peristiwa politik yang spektakuler. Revolusi iniakan mengguncang dunia kapitalis dan akan menyebar dengan cepat dari tanah Amerika Latin menuju tanah-tanah yang lain. Lahirnya revolusi ini digerakkan oleh tampilnya kepeloporan Hugo Chavez dan didukung oleh kekuatan-kekuatan progresif dari kaum pekerja dan kaum muda militan. Tetapi perjalanan revolusi ini dengan program-program sosialisnya dihadapkan pada situasi yang berat. Musuh-musuh revolusi berdiri menghimpit tidak hanya dari satu arah. Musuh-musuh itu tidak hanya berasal dari kelompok sayap kanan, tetapi juga dari kaum kiri di Venezuela.

Tulisan ini bermaksud mengulas kembali dengan singkat perdebatan yang pernah terjadi diantara kaum kiri di Venezuela mengenai Revolusi Bolivarian. Tulisan ini juga menghadirkan pemikiran Trotsky, salah satu tokoh kunci dalam revolusi Rusia dan juga salah satu teoritikus terbaik Partai Bolshevik — mengenai revolusi.Keberatan utama dari kaum kiri di Venezuela mengenai Revolusi Bolivarian bisa dirangkum dalam dua peratanyaan penting: apakah sudah saatnya revolusi terjadi di Venezuela? Dan bukankah Chavez berasal dari kelas borjuis?

Untuk menjawab keberatan yang pertama kita bisa masuk dalam tulisan Trotsky ”History of the Russian Revolution”. Dalam tulisan tersebut Trotsky menjelaskan bahwa revolusi adalah situasi dimana massa mulai membawa takdirnya ke dalam tangan mereka sendiri. Pandangan Trotsky tentang

Page 9: Revolusi Mesir

revolusi ini bisa memberi penjelasan yang masuk akal mengenai apakah revolusi Venezuela ”sudah saatnya terjadi?”

Menurut Trotsky, ciri utama dari sebuah revolusi adalah massa terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa historis. Dalam keadaan biasa, negara, baik yang menganut sistim monarki ataupun demokrasi, dibentuk oleh para ahli yang terlibat dalam jalur bisnis — para raja, menteri, birokrat, anggota parlemen, dan jurnalis. Tetapi dalam keadaan darurat, ketika kondisi sudah cukup matang, massa tidak bisa menahan lagi untuk menghancurkan seluruh rintangan dan mengeluarkan mereka dari arena politik, dan meletakkan dasar bagi sebuah rejim baru dengan keterlibatan langsung dari massa.

Bolivarian-campaignDalam peristiwa politik di Venezuela, tampak sekali kesadaran massa dan partisipasi aktif mereka dalam politik. Dan ini merupakan hal yang paling menentukan dalam Revolusi Venezuela. Dalam keaadaan normal, massa tidak berpartisipasi aktif dalam politik. Kondisi kehidupan di bawah sistim kapitalisme segala duri yang berserakan di jalan tidak bisa disingkirkan. Hari-hari dari kehidupan kaum pekerja, baik fisik maupun mental, sudah sangat lelah. Akan tetapi, dalam situasi kritis, massa akan bangkit semangat revolusionernya dan akan merangsek dalam kancah sejarah. Mereka akan mengambil hidup dan takdirnya ke dalam tangan mereka sendiri dan mengubah sikap pasifnya dengan menjadi pelaku utama dalam proses sejarah. Dan situasi seperti inilah yang tengah terjadi di venezuela.

Sejak percobaan kudeta pada bulan April 2002, jutaan kaum buruh dan massa tertindas tengah bergerak, berjuang keras untuk mengubah masyarakatnya, membela Chavez dengan harapan akan membawa perubahan signifikan. Hal ini sering tidak dipahami oleh gerekan kiri di Venezuela sebagai dialektika sejarah. Mereka juga tidak memahami hubungan dialektik antara Chavez dan massa. Mereka menggunakan pemahaman yang formal dan mekanik mengenai revolusi. Mereka tidak memahaminya sebagai proses dari kehidupan, yang tidak beraturan dan penuh kontradiksi. Ini tidak sesuai dengan ”skema jadi” milik mereka mengenai bagaimana revolusi harus terjadi. Oleh karena itu, mereka menolak Revolusi Venezuela sebagai sesuatu yang harus terjadi.

Untuk memahami revolusi Venezuela, menggeledah peristiwa-peristiwa revolusi sebelumnya merupakan tindakan yang cerdas. Karena kita akan menemukan proses dan karakter yang berbeda-beda dalam revolusi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Trotsky, masih dalam buku yang sama, bahwa tahapan dalam proses revolusi akan berbeda-beda. Dinamika dalam peristiwa-peristiwa revolusioner tergantung secara langsung oleh kecepatan, intensitas, dan dinamika gairah dalam psikologi kelas-kelas, yang telah membentuknya sebelum revolusi.

Keberatan yang kedua, yakni ”bukankah Chavez berasal dari kelas borjuis?” merupakan cara berpikir yang simplistik. Mereka hanya melihatnya sebagai hitam atau putih, benar atau salah, ya atau tidak, borjuis atau proletar. Jika kita mengkaji dengan cara yang lebih sosiologis, latar belakang sosial Chavez bukanlah borjuis, tetapi dari kelas menengah. Berulangkali dia menyebut dirinya petani. Kelas menengah bukanlah kelas yang homogen. Di lapisan atasnya, seperti jabatan pengacara, dokter, profesor, memang berdiri dekat dengan kelas borjuis bahkan sering menjadi alat dari kepentingan borjuasi. Tetapi di lapisan bawahnya, seperti pemilik toko kecil, petani kecil, para intelektual miskin, berdiri dekat dengan kelas pekerja dan, dalam situasi tertentu, mereka akan mendukung dan terlibat dalam revolusi sosialis.

Originalitas kelas seorang pemimpin tidaklah mengindikasikan sifat kelas dari sebuah partai atau gerakan yang ia pimpin. Sifat kelas sebuah partai atau gerakan ditentukan oleh program, kebijakan, dan basis kelasnya.

Revolusi Tunisia

Republik Tunisia (bahasa Arab: التونسية الجمهرية ) adalah sebuah negara Arab Muslim di Afrika Utara, tepatnya di pesisir Laut Tengah. Tunisia berbatasan dengan Aljazair di sebelah barat, dan Libya di selatan dan timur. Di antara negara-negara yang terletak di rangkaian Pegunungan Atlas, wilayah Tunisia termasuk yang paling timur dan terkecil. 40% wilayah Tunisia berupa padang pasir Sahara, sisanya tanah subur Para pemimpin, analis, media Arab pada awal tahun baru 2011 ini sejatinya disibukkan oleh sejumlah isu yang lebih ``panas`` serta menyedot perhatian dan tenaga yang lumayan

Page 10: Revolusi Mesir

besar terutama terkait krisis politik di Libanon yang dapat menjurus ke perang saudara dan terpisahnya Sudan Selatan yang dapat mengancam keamanan.regional,Arab.

Tidak ada yang menduga, letupan di Tunisia yang dimulai sejak bulan Desember tahun lalu akhirnya dapat menumbangkan Zine El Abidine Ben Ali, sang rezim diktator yang juga anti terhadap segala bentuk kehidupan yang berbau Islam. Ben Ali yang oleh kebanyakan warga Tunisia biasa dijuluki Ben A Vie (dari bahasa Prancis yang berarti seumur hidup), sebagai bentuk ejekan karena ingin berkuasa seumur hidup di negeri berpenduduk sekitar 11 juta jiwa itu.

Ben A Vie yang sejak muda mendapat didikan Prancis tersebut menjadi Presiden Tunisia kedua sejak negara itu merdeka dari Perancis pada 1956 setelah mundurnya Presiden pertama Habib Bourguiba karena sakit-sakitan akibat penyakit tua renta pada 7 November 1987. Ben A Vie yang diharapkan mengadakan perubahan dari rezim diktator pendahulunya ternyata lebih parah, termasuk yang terkait dengan kehidupan yang berbau Islam yang menjadi agama 99 % rakyat negeri itu.

Jenderal Zine El Abidine Ben Ali lahir di Hammam-Sousse, 3 September 1936 (74 tahun) adalah Presiden Republik Tunisia sejak 7 November 1987 dan presiden yang kedua sejak kemerdekaannya dari Perancis pada 20 Maret 1956.Di Tunisia, media massa sering menyebutnya Ali Baba.Sebagai militan muda dari Partai Neo-Destour, ia dikirim ke Perancis untuk menjalani latihan militer. Ia lulus dari Sekolah Inter-Arms di Saint-Cyr dan Sekolah Artileri di Châlons-en-Champagne. Kemudian melanjutkan pendidikan militernya di Amerika Serikat.

Bin Ali ditunjuk mendirikan dan mengatur Departemen Keamanan Militer pada 1964 hingga 1974. Ia dipromosikan sebagai Direktur-Jenderal Keamanan Nasional dalam Departemen Dalam Negeri pada 1977 setelah menjabat sebagai atase militer di Maroko.Ben Ali kembali dari 4 tahun sebagai Duta Besar untuk Polandia menjadi kepala Keamanan Nasional namun kini dengan posisi setingkat Menteri. Ia mengambil posisi ini saat berkembangnya gerakan Islam di negerinya.Pada saat itui ia diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri dan bertahan pada posisi ini saat ia menjadi Perdana Menteri di bawah Presiden Habib Bourguiba pada 1 Oktober 1987. Lalu, Bin Ali memecat Presiden Bourguiba dan memangku jabatan presiden pada 7 November 1987 dengan dukungan beberapa gelintir elite dan pendukungnya.

Tujuh orang doktor menandatangani kertas yang menyatakan Presiden Bourguiba tak cakap menjabat. Ia kemudian mempertahankan sikap politik luar negeri nonblok pendahulunya dan mendukung ekonomi yang telah berkembang sejak awal 1990-an.Proyek pekerjaan umum yang besar, termasuk bandara, jalan raya atau perumahan, telah dijalankan. Bagaimanapun, pengangguran menyisakan masalah ekonomi yang besar.

Bin Ali melanjutkan pendekatan otoriter pendahulunya dan memuja kepribadian (aktivitasnya mengambil tempat banyak dari berita harian). Meski ia mengumumkan pluralisme politiknya pada 1992, Rapat Umum Konstitusional Demokratiknya (dahulu Partai Neo-Destour) melanjutkan dominasi politik nasional. Rezimnya masih tidak mengizinkan aktivitas oposisi dan kebebasan pers menyisakan penyamaran. Pada 1999, walaupun dua kandidat alternatif yang tak dikenal diizinkan untuk pertama kalinya berada dalam pemilihan presiden, Ben Ali diangkat kembali dengan 99,66% suara. Ia kembali dipilih pada 24 Oktober 2004, secara resmi meraih 94,48% suara, setelah referendum konstitusi yang kontroversial pada 2002 yang membuatnya bertahan sebagai presiden setidaknya hingga 2014.

Revolusi Zapatista

Kami hasil dari 500 tahun perjuangan. Pertama berjuang melawan perbudakan, lalu melawan Spanyol semasa perang kemerdekaan, kemudian Menolak dihisap oleh imperialisme Amerika Utara, lantas ketika meresmikan konstitusi kita dan mengusir pergi kekaisaran Perancis dari tanah ini..... Namun hari ini kami serukan. Ya Basta! Cukup sudah !(Subcomandante Marcos)

1. Orang orang Indian udik yang marah1 Januari 1994, dunia terhenyak saat tiga ribuan penduduk Indian Maya yang kampungan dan

kumuh merangsek ke kota kota lalu menyatakan perang pada pemerintah Mexico. Dalam waktu singkat tujuh kotapraja yakni San Cristobal de las Casas, Ocosingo, Las Margaritas, Altamirano,

Page 11: Revolusi Mesir

Chanal, Oxchuc dan Huixan mereka kuasai. Dalam balutanbalaklava (topeng hitam) para pejuang menyatakan bahwa hal itu mereka lakukansebagai bentuk protes terhadap pemerintah mexico yang dengan suka rela "melacurkan diri" pada kesekapatan ekonomi neoliberal, NAFTA. Mexico, amerika dan cadana, tiga negara yang menandatangani kesepakatan tersebut menyetujui draft liberalisasi ekonomi seperti perdagangan bebas, penanaman modal dan privatisasi aset aset negara pada pihak asing. Bagi petani miskin yang kebanyakan suku asli Indian kesepakatan itu menjadi semacam lonceng kematian, karena dengan alat pertanian seadanya mereka harus bersaing dengan raksasa raksasa bermodal besar dari negara adikuasa. Ketidakadilan pemerintah nampak saat Produk produk luar negri seperti gandum, benih wijen, kacang, jagung, kapas, kedelai dan suflower bebas masuk tanpa harus menghadapi lagi tarif impor, Sementara dilain pihak bantuan subsidi terhadap para petani menurun. Selain itu pemerintah juga menjual saham perusahaan telekomunikasi nasional TELMEX pada Southwestern Bell dan France Telcom secara penuh. Apa tujuan dari penjualan itu ? apa lagi kalau bukan untuk membuat "paman sam" senang.

Kemarahan orang orang Indian udik ini tidak berlangsung lama. Semua pejuang ditarik setelah mereka berperang selama 14 hari sehingga kekacauan dapat ditekan dan korban jiwa tidak bertambah banyak. Walau kehilangan 40 orang dalam peperangan itu tapi mereka juga menyatakan berhasil membunuh 100 tentara pemerintah. Mereka kembali lagi kehutan hutan dan gunung. Berhimpun dan mengumpulkan kekuatan disebuah kawasan di mexico bagian selatan bernanama Chiapas.

Perang singkat yang mereka gulirkan memang memang fenomenal. Pasukan grilya bersenjata apa adanya melawan tentara pemerintah yang didukung oleh alat alat perang termodern, membangkitkan kembali kenangan tiap orang pada heroisme perjuangan Che Guevara di Kuba, Umar Muchtar di Libya atau Jendral Soedirman di Indonesia. Dan seperti halnya heroieme perjuangan rakyat miskin dimanapun, belum tentu tentara dalam jumlah kecil dapat dengan mudah dikalahkan oleh tentara modern berjumlah besar. Karena terbukti bahwa sampai hari ini orang orang Indian maya di Chiapas masih tetap eksis dalam perjuangan mereka.

2. Mereka menyebut diri sebagai ZAPATISTAZapatista berati orang orang zapata. sebutan yang diambil dari legenda amerika latin Emiliano

Zapata. Ia adalah pahlawan yang berjuang membebaskan mexico dari penjajahan spanyol. sosok keramat zapata, membuat orang orang Indian mengadaptasi namanya ketika melakukan pemberontakan. pasukan bersenjata mereka disebut EZLN (Ejertico Zapatista de liberation National/Tentara pembebasan nasional zapatista) yang bermarkas di pegunungan Lacandon di Chiapas, Anggotanya kebanyakan terdiri dari suku indian maya. Ciri khas dari pasukan ini adalah selalu mengenakan balaklava lengkap dengan seragam coklat tua baik itu tentara berlvel rendah ataupun para pemimpin tertingginya. Wajah mereka sengaja disembunyikan, untuk menghindari oprasi intelegen pemerintah. Namun dalam bahasa yang lebih puitis, juru bicara sekaligus pemimpin mereka, Subcomandante Marcos menjelaskan soal kemisteriusan penampilan para pejuang mereka dengan mengatakan "Inilah kami, Pasukan Pembebasan Zapatista. Suara yang mempersenjatai diri agar dapat terdengar. Wajah yang disembunyikan untuk dapat terlihat. Nama yang dilupakan agar dapat dinamai. Bintang merah yang memanggil umat manusia di seluruh dunia agar didengar, dilihat, dinamai."

Tujuan perjuangan Zapatista bukan untuk menggulingkan pemerintahan sah melalui gerakan revolusi yang berdarah darah, bukan pula mendapat kekuasaan melalui jalur politik.namun semua dilakukan tak lebih untuk menentang neo-liberalisme dalam bentuk NAFTA yang memberikan dampak buruk terhadap petani kecil. Suku asli Indian sejak masakolonialisasi spanyol sampai era kemerdekaan tahun 80an masih menjadi warga negara "kelas dua" di Mexico. Bukti nyata ketidak adilan pemerintah dapat dilihat di Chiapas, markas para pejuang zapatista. Disana penduduk tidak mendapat akses terhadap hak dasar manusia seperti sekolah, layanan kesehatan, listrik dan air bersih. Ketika pemerintah sudah tidak bisa diharapkan untuk meningkatkan taraf hidup , maka Zapatista dijadikan satu satunya kelompok non partisan yang terus konsisten berjuang untuk mewujudkan harapan harapan mereka.

3. Siapa Marcos ?Pasca perang fisik, zapatista merubah peta perjuangnnya. Mereka tetap memanggul bedil dan

mengantongi peluru dihutan hutan namun sama sekali tidak menembakannya kalau keadaan tidak

Page 12: Revolusi Mesir

terlalu mendesak. Karena bagi mereka perang baru adalah perang intelektual dimana kata menjadi senjata. Kini Dari pegunungan lacandon, memberondonglah beribu ribu syair, roman, fabel, hikayat, dongen fantasi, cerpen, novel dan artikel. Melalui tulisan sasaran tembak merekapun menjadi menjadi makin luas, kalau dulu yang selalu menjadi bulan bulanan adalah pemerintah Mexico, kini pemerintahan tiran yang identik dengan kolonialisme seperti Amerika dan Israel menjadi sasarannya.

Adalah sub comandante marcos yang menjadi ikon dalam perang era baru ini. Marcos bukan hanya seorang tentara yang siap berhadap hadapan dengan kematian dimedan tempur tapi juga begawan sastra yang lihai merangkai kata kata. Satirnya membuat orang meringis, guyonannya membuat orang tergelak. para pembacanya dapat marah, terbakar, menangis dan tertawa dalam waktu bersamaan. Gayanya yang ringan dan mengasyikkan membuat tulisan tulisan Marcos dengan cepat tersebar didunia maya dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Sejak tahun 1992 hingga 2006 saja, Sang Komandan telah menulis lebih dari 200 esai dan cerita, serta 21 buku dengan total 33 edisi. Sebuah pencapaian fantastis karena semua itudilakukan ketika ia sedang berperang. Dalam komentarnya soal tulisan tulisan marcos, Pemenang Nobel Sastra, Gabriel Garcia Marquez berkata, "Apa yang terjadi di Chiapas membuat aku ingin membuang semua buku ku ke laut".

Kemudian siapakah Subcomandante Marcos ? bagaimana wajahnya ? dari mana ia berasal ? tak seorangpun tahu hal tersebut, karena Sampai saat ini ia selalu merahasiakan identitasnya dibalik balaklava yang selalu ia pakai kemanapun. Pemerintah Mexico menduga kalau marcos adalah adalah Rafael Sebastian Guillen Vicente, mantan profesor filsafat di National Autonomous University of Mexico (UNAM) yang hilang secara misterius. Namun hal itu segera dibantah oleh Maarcos Sendiri. Begitupun ketika ditanya, "apakah dia berasal dari Tamaulipas (tempat kelahiran Rafael)", dengan guyonan Marcos menjawab, dia pernah berada di tempat itu untuk bekerja sebagai bodyguard di salah satu rumah bordil.

Dalam sebuah wawancara memang Marcos sempat mengungkapkan indetitasnya namun tetap saja kesan yang ia berikan sangat misterius. Ia berkata kalau dirinya berasal dari keluarga kelas mengah dengan enam saudara. keluarganya yang demokratis sejak kecil telah mengajarkan el camino de la verdad � jalan kebenaran dalam nemempuh kehidupan. Sebelum masuk sekolah ia sudah pandai membaca, sehingga memberi keuntungan besar baginya dalam menyerap pelajaran. Disekolah ia sudah mengkhatamkan Shakespeare, Cervantes, Neruda, Fuentes dan banyak buku-buku penulis Amerika Latin. Saat memasuki sekolah menengah, dirinya sudah membaca tentang Hitler, Marx, Lenin, Mussolini ilmu sejarah dan politik secara umum. Di universitas dia belajar bahasa Perancis, Portugis, dan Italia. Bermacam macam buku yang telah ia baca mempengaruhi tulisan talisannya saat ini.

Ketika ditanya makna dari nama "marcos", ia menjawab kalau nama tersebut diambil dari nama kawannya yang tewas dalam baku tembak dengan polisi ketika akan pergi ke daerah lain untuk menggabungkan diri dengan para petani. Terakhir, yang menarik ternyata Marcos bukan berasal dari suku asli Indian maya namun pria kulit putih keturunan spanyol yang lahir dan besar di Mexico. Dalam salah satu film dokumenter tentang Chiapas, Marcos berkomentar tentang kesan pertamanya begitu bergabung dengan penduduk asli, "Bayangkan seseorang yang datang dari budaya perkotaan, dari salah satu kota terbesar di dunia, dengan latar belakang pendidikan di universitas, terbiasa dengan kehidupan kota. Ketika saya datang di sini ibarat mendarat di planetlain. Bahasa, dan lingkungannya benar-benar baru. Anda akan terlihat seperti mahluk asing di sini. Segala sesuatu di tempat ini mengatakan, Pergi. Inisuatu kesalahan. Kamu tidak berasal di tempat ini.' Masyarakatnya, cara mereka bersikap, cuaca, curah hujan, sinar matahari, tanah, lumpur, penyakit, serangga, homesick, semua mengatakan 'Kamu bukan berasal dari tempat ini' Kalau bukan sebuah mimpi buruk, apalagi istilah untuk semua ini,"

Marcos barangkali akan tetap menjadi misteri. Orang orang hanya mengenalnya melalui gambar gambar yang tercetak dikaos, gantungan kunci, poster, majalah dan koran. Popularitasnya terdongkrak atas apa yang telah ia perjuangkan baik itu gerakan bersenjataatau melalui goresan pena. Marcospun tampaknya nyaman dengan segala kemisteriusan yang melingkupi dirinya, ia berkata orang orang hanya mengetahui wajahnya yang berkedok dan namanya yang dipanggilan Marcos. Tidak lebih. Jika ditanya, darimana asal Marcos ? mereka akan menjawab, "Dari pegunungan".

4. Perjuangan Tanpa akhir

Page 13: Revolusi Mesir

Chiapas adalah inspirasi bagi siapapun yang merindukan martabat atas diri dan bangsanya. Sampai hari ini para pejuang zapatista masih berjuang untuk kaum mereka. Tulisan tulisan Marcos masih gencar mengomentari masalah dalam dan luar negri. Bila ditanya kapan perjuangan mereka akan berakhir, barangkali jawabannya adalah tak kan pernah berakhir. perjuangan zapatista terus menggurita bukan hanya di seluruh mexico tapi juga diseluruh dunia. Dimana ada Ketidakadilan, disana juga ada zapatista yang siapmemberondongnya dengan beribu ribu tulisan paling sentimentil, romantis, menggugah sekaligus jenaka. Karena bagi zapatista, "Nuestra Palabra Es Nustra Arma" (kata adalah senjata).

ISMI NUR WAQIAH IBNUFKM/ILMU GIZI

Page 14: Revolusi Mesir