Pertemuan 2univbsi.id/pdf/2017/595/595-P02.pdf · 2019-03-05 · Ekspor besar-besaran dan iklan...

47
Pertemuan 2 Budaya dalam Perilaku Konsumen

Transcript of Pertemuan 2univbsi.id/pdf/2017/595/595-P02.pdf · 2019-03-05 · Ekspor besar-besaran dan iklan...

Pertemuan 2

Budaya dalam Perilaku Konsumen

Kompetensi Dasar

Mhs. Memahami konsep budaya, variasi dalamnilai budaya, variasi budaya dalam komunikasinon verbal, budaya global, demografi global danstrategi pemasaran lintas budaya dalam perilakukonsumen.

Sumber

J. Supranto & Nandan Limakrisna. 2011. Perilaku Konsumen danStrategi Pemasaran. Edisi 2. Penerbit Mitra Wacana Media.Jakarta. Hal 21 - 42

Konsep Budaya dalam Strategi Pemasaran

Budaya (Culture) ialah keseluruhan yang kompleks (ComplexWhole) meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum,moral, kebiasaan dan setiap kemampuan dan kebiasaan yangdiperoleh setiap orang sebagai anggota masyarakat.

Budaya beroperasi dengan batas yang tidak jelas untuk perilakuindividu dan dengan mempengaruhi fungsi institusi ataulembaga seperti keluarga dan media massa. Jadi, budayamenyediakan kerangka kerja (framework) dimana gaya hidupindividu dan rumah tangga terlibat.

Konsep Budaya dalam Strategi PemasaranBatas sampai mana budaya memberikan ruang gerak padaperilaku disebut “norma”.Norma yaitu aturan yang secara spesifik menyebutkan ataumelarang perilaku tertentu dalam situasi tertentu.Misalnya, penyanyi dangdut boleh bergoyang tetapi janganseronok, sehingga terlibat oleh pemirsa TV. Pelanggaran normabudaya akan menimbulkan sanksi, mulai dari hukuman sosialhingga pengucilan.Budaya tidak statis, bergerak dan berubah secara perlahanmenurut waktu. Manager pemasaran harus mengerti keduanya,yaitu nilai budaya dan terciptanya nilai-nilai budaya darimasyarakat yang dilayani. Gagal dalam memahami perbedaanbudaya dapat menimbulkan konsekuensi negatif.

Konsep Budaya dalam Strategi PemasaranContoh: Iklan A Mild dari PT. HM. Sampoerna

Tak mengherankan, jika billboard menjadi salah satu medium strategisyang membuat pengelola merek rokok leluasa menayangkan iklannya.A Mild pun menjadi salah satu brand rokok yang aktif memanfaatkanbillboard sebagai contact point-nya.Sayangnya, dalam memanfaatkan billboard sebagai contact point-nyakali ini, A mild harus tersandung masalah. Kreatif dan key word yangdihadirkan dinilai public terlalu vulgar dan menjurus pada hal yangtidak senonoh.

Konsep Budaya dalam Strategi Pemasaran

Pada iklan A Mild yang tayang di papan reklame yang berlokasi dijalan-jalan protocol di Bandung dan Jakarta, divisualisasikansepasangpria dan wanita yang berangkulan dengan wajah yangnyaris bersentuhan. Key Word pun dibuat sangat vulgar dengankalimat “Mula-Mula Malu-Malu, Lama-Lama Mau”.Lantaran visualisasi dan tagline yang berpotensi ditafsirkan untukhal-hal yang tidak senonoh serta dianggap telah bertentangandengan norma sosial yang ada di masyarakat, iklan A Mild pundiprotes public serta berbagai elemen masyarakat—seperti KoalisiMasyarakat Sipil Untuk Perlindungan Anak dari Zat Adiktif –untuksegera diturunkan. Petisi yang memprotes iklan A Mild di socialmedia pun ramai ditandatangani.Atas desakan masyarakat, Sampoerna pun tak menunggu waktulama. Mereka langsung memutuskan untuk memenuhi tuntutanpublic dengan menurunkan iklan baru A Mild yang telah telanjurtersebar di sejumlah papan reklame di berbagai titik kota

Konsep Budaya dalam Strategi Pemasaran

Faktor-faktor budaya yang mempengaruhi perilaku dan strategipemasaran adalah demografi, nilai, bahasa dan komunikasinonverbal.

Demografi

Nilai

Bahasa

Komunikasi non verbal

Perilaku Konsumen

Strategi Pemasaran

Konsep Budaya dalam Strategi PemasaranStrategi pemasaran sangat dipengaruhi oleh budaya (Culture)sebagai contoh iklan televisi di negara seperti Indonesia, India,Cina banyak mencontohkan nilai barat, terutama budayaAmerika seperti individualisme dan bebas.

Ekspor besar-besaran dan iklan multinasional tentang barang-barang konsumsi, khususnya barang-barang yang sarat dengansimbol-simbol seperti rokok, minuman, pakaian (fashion), musik,program televisi akan mempengaruhi budaya dan gaya hidupyang diinginkan negara pengimpor.

Contohnya: “Halloween” berasal dari Irlandia, kemudian diikutioleh Inggris, Perancis dan dilakukan juga oleh Amerika dansekarang bahkan mengglobal.

Variasi dalam Nilai BudayaAda tiga (3) bentuk nilai budaya yang mempengaruhi konsumsi,yaitu:1. Berorientasi pada pihak lain (Other Oriented)2. Berorientasi pada lingkungan (Environment Oriented)3. Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)

Variasi dalam Nilai Budaya1. Berorientasi pada Pihak lain (Other Oriented)

Berorientasi pada pihak lain mencerminkan pandangan suatumasyarakat tentang hubungan yang tepat antaraindividu/perorangan dengan kelompok dalam suatu masyarakattersebut. Hubungan ini mempunyai pengaruh besar pada praktekpemasaran. Berikut dijelaskan sifat klasifikasi budaya yangberorientasi pada pihak lain, yaitu:a) Perorangan vs KolektifBudaya Inggris, Amerika, Kanada dan Selandia Baru bersifatindividu sedangkan Asia (Taiwan, Korea, Hongkong, dan Jepang)lebih berorientasi kelompok. Contohnya:Tema iklan seperti “be your self”, “Stand Out” dan “be defferent” hanya cocokuntuk konsumen individualistik seperti Amerika dan Inggris. Sedang kan diIndonesia lebih mengena dengan tema iklan “Asiknya rame-rame”

Variasi dalam Nilai Budayab) Youth vs AgeBudaya Amerika jelas berorientasi pada pemuda (Youth),sedangkan budaya Asia tidak, yang secara tradisi menilaikebijaksanaan berasal dari orang yang lebih tua, walaupunsekarang budaya Asia mulai mengarah ke orientasi pemuda.

c) Extended vs Limited FamilyUnit keluarga merupakan dasar dari semua masyarakat. DiAmerika, keluarga didefinisikan agak sempit dan kurang penting(Limited Family). Tanggung jawab akan kehidupan hanya padaanggota keluarga inti saja. Tanggung jawab kehidupan akanberkurang ketika anggota keluarga telah membentuk keluargabaru (menikah). Sedangkan di budaya lain, seperti Mexicoperanan keluarga akan tanggung jawab hidup meluas sampai keponakan, kakek, nenek dan saudara lainnya.

Variasi dalam Nilai Budayad) Masculine vs Feminine

Umumnya budaya laki-laki lebih berperan dari padaperempuan, maka dari itu usaha untuk memperjuangkan hak-hakwanita ditingkatkan, bandingkan saja hak-hak perempuan darinegara muslim/islam dengan hak-hak perempuan di Amerika.Peranan wanita dalam ilmu pasti sangat berbeda di Arab.

Di Taiwan dan Jepang, iklan untuk penawaran “furniture”lebih baik menggunakan “istri” (wanita lebih berperan untukperabotan rumah tangga).

Peranan perempuan terus berubah akibat pengaruh budaya.Perempuan Jepang yang telah terpengaruh dengan budaya baratlebih memilih melanjutkan bekerja setelah menikah. Hal inimembuat permintaan terhadap produk yang menghemat waktuseperti berbagai jenis makanan cepat saji meningkat.

Variasi dalam Nilai Budayae) Competitive vs Cooperative

Variasi dalam nilai terlihat cara bagaimana budaya bereaksiterhadap iklan/kampanye kompetitif. Tema iklan kompetitif sangattercermin dalam iklan dari Amerika. Berbeda dengan Jerman danSpanyol yang melarang tema iklan yang saling menyerang(kooperatif). Contoh: PEPSI vs Coca Cola.

Variasi dalam Nilai Budayaf) Diversity vs Uniformity

Suatu budaya yang menilai keanekaragaman (diversity) tidakhanya akan menerima berbagai perilaku dan sikap orang yangberbeda akan tetapi juga bisa menerima adanya berbagai variasimakanan, pakaian, barang dan jasa.

Sebaliknya budaya yang menganut uniformitas kecilkemungkinan untuk menerima berbagai rasa dan preferensiproduk, meskipun masyarakat seperti kemungkinan juga bisamenerima fesyen, mode atau perubahan-perubahan lainnya.

Negera yang hanya memiliki satu suku bangsa akan cenderungmenjadi unifomitas seperti Jepang. Sedangkan Indonesiamerupakan negara multi etnis yang terkenal dengan kebhinekaan,sehingga dapat dilihat bahwa di Indonesia menerima berbagaijenis makanan dari budaya berbeda seperti Pasta, Ramen, Sushi,Fried Chicken.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)

Berorientasi pada lingkungan atau “Environment Oriented”menentukan hubungan masyarakat dengan ekonominya sertalingkungan fisik dan teknis. Sebagaian pemasar harusmengembangkan suatu program pemasaran yang berbeda untuksuatu masyarakat yang menekankan pemecahan masalah,pengambilan resiko, pendek atau berorientasi kinerja terhadaplingkungannya. Faktor dari nilai budaya berorientasi padalingkungan (Environment Oriented), yaitu:a) Kebersihan (Cleanliness)b) Kinerja/Statusc) Tradisi/Perubahand) Risk Taking/Securitye) Problem Solving/Fatalisticf) Alam (Nature)

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)a) Kebersihan (Cleanliness)

Perbedaan dalam nilai yang ditempatkan pada kebersihanantara budaya yang secara ekonomi maju, berkembang danmiskin. Di negara-negara miskin, kebersihan tidak dinilai padatingkat yang cukup untuk menciptakan lingkungan sehat. DiBeijing dan Jakarta terlihat kotor dan sering menimbulkanpenyakit.

Mc. Donald sering dikritik karena menimbulkan dampaknegatif (makanan yang menimbulkan kolesterol tinggi) di negara-negara Asia Timur termasuk Cina. Namun Mc Donaldmenawarkan pelayanan cepat, murah dan bersih.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)b) Kinerja/StatusKinerja/status sangat terkait dengan konsep “power distance” yangmerujuk pada derajat dimana orang menerima ketidaksamaandalam kekuasaan, otoritas, status dan kekayaan sebagai hal yangalamiah atau sifat pembawaan dalam masyarakat. India, Brazil,Perancis, Hongkong, dan Jepang relatif tinggi penerimaannyaterhadap kekuasaan. Austria, Denmark, Selandia Baru, Swedia,Amerika relatif rendah.Suatu masyarakat berorientasi status kemungkinan besar lebihmemilih mutu atau nama merek yang sudah terkenal. Merekaberanggapan merek terkenal/bermutu berharga mahal sedangkanyang tidak bermutu berharga murah. Malaysia, Indonesia, Thailanddan sebagaian negara Arab dimana konsumen tertarik oleh merekterkenal.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)c) Tradisi/Perubahan

Di banding dengan Amerika, konsumen Korea dan Cinasecara tradisional tidak begitu senang dengan situasi atau caraberfikir baru. Namun demikian budaya Korea dan Cina, sekarangantusias mengurangi perubahan. Di Cina “modernisasi” seringdisimbolkan dengan nama barat (western name) merupakansuatu atribut produk yang penting, khususnya diantara pemuda,yang tinggal di kota (urban chinese). Ini yang menyebabkan STARBUCKS sukses di Cina.

Dampak pemasaran dari budaya tradisi Inggris dilihat dariiklan-iklan di Inggris lebih menekankan tradisi dan sejarahdibandingkan dengan iklan-iklan Amerika.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)d) Risk Taking/Security

Nilai budaya ini berkaitan dengan toleransi untuk mencegahterjadinya hal-hal yang tidak pasti atau yang meragukan. Nilai iniberpengaruh kuat pada jiwa kewiraswastaan dan pengembanganekonomi serta penerimaan produk baru. Suatu masyarakat yangtidak menghargai pengambilan resiko kecil kemungkinannya untukbisa mengembangkan wiraswasta untuk mencapai perubahan danpertumbuhan ekonomi. Pengenalan produk baru, salurandistribusi yang baru dan tema iklan dipengaruhi oleh nilai yangdapat menghargai pengambilan resiko.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)e) Problem Solving/Fatalistic

Di Mexico dan Karibia termasuk dalam kelompok negara yang“fatalistic” artinya menghindari masalah atau tidak peduliterhadap masalah. Sebagai akibatnya, pelanggan di Mexico jarangmenyampaikan keluhan apabila menghadapi hasil pembelian yangtidak memuaskan. Pembeli di Indonesia juga hampir samakeadaanya dimana keluhan pelanggan sering tidak diperhatikan. DiIndonesia dikenal sebagai “hiding problem” dari pada “problemsolving”. Kalau ada masyarakat yang unjuk rasa karena tidak puasdengan sesuatu, para pengunjuk rasa tidak ditanya alasannyamengapa melakukan aksi, tetapi sering mereka ditangkap polisikarena aksi unjuk rasanya dilakukan tanpa surat ijin polisi.

Variasi dalam Nilai Budaya2) Berorientasi pada Lingkungan (Environment Oriented)f) Alam (Nature)

Nilai alam (nature) dipandang sebagai suatu yang harusdiatasi/diperbaiki/dijinakkan. Sesuai dengan sejarah, bangsa Amerikamenganggap alam sebagai sesuatu yang harus diperbaiki, harus diatasikalau terjadi masalah dengan alam seperti gempa, gunung meletus,banjir dan angin kencang.

Sebagian besar negara Eropa Utara sangat menaruh perhatian yangbesar terhadap lingkungannya dibandingkan dengan Amerika danKanada. Akan tetapi Amerika dan Kanada juga menaruh perhatian yangbesar terhadap lingkungan dibandingkan dengan Eropa Selatan dansebagaian besar negara berkembang. Perbedaan dalam sikap initercermin didalam keputusan pembelian konsumen, praktek konsumsidan upaya lingkungannya. Lain dengan sikap orang Eropa yang tidakmau membeli produk dari perusahaan yang terkenal merusaklingkungan.

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)

Berorientasi pada diri sendiri mencerminkan tujuan danpendekatan terhadap hidup, bahwa anggota perorangan darimasyarakat lebih diinginkan (bukan kelompok yang diutamakan).Nilai ini mempunyai implikasi yang kuat untuk manajemenpemasaran. Faktor-faktor nilai budaya yang berorientasi pada dirisendiri dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:a) Active vs Passiveb) Sensual Gratification vs Abstinencec) Material vs Non Materiald) Hard work vs Leisuree) Pospone Gratification vs Immediate Gratificationf) Religious vs Secular

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)a) Active vs Passive

Bangsa Amerika lebih condong berurusan dengan kegiatanfisik dan mengambil suatu pendekatan berorientasi tindakan(action oriented approach) dalam memecahkan masalah.Ungkapan “Don’t just stand there, do something”, menjadi biasabagi orang Amerika.

Lain dengan orang Indonesia yang terkenal dengan istilahNATO (No Action Talk Only). Latihan (olahraga) yang aktif sangatbervariasi lintas negara, khususnya bagi wanita. Sehingga hal inisangat membatasi ruang gerak pemasaran alat-alat olah raga atautempat-tempat yang menawari fasilitas kebugaran dan jugamempengaruhi tema iklan.

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)b) Sensual Gratification vs Abstinence

Budaya muslim sangat konservatif pada nilai ini. Iklan kemasandan produk harus sesuai dengan standar muslim, misalnyamakanan harus berlabel halal, tidak boleh mengandung dagingbabi. Kamera instan Polaroid mendapat sambutan yang baiksecara cepat di negara-negara Arab, karena keluarga Arab dapatmerasa aman memotret istri dan anak perempuan mereka tanpakhawatir pada seseorang yang tidak dikenal yang bekerja dalamlaboratorium film akan melihat perempuan tidak berhijab.

Suatu kontradiksi terjadi pada Iklan di Brazil dan di Eropamemuat gambar telanjang yang menyolok (menurut standarAmerika) menimbulkan nafsu birahi (sensual gratification).

Perbedaan Billboard berdasarkan nilai Sensual Gratification dan Abstinence

Iklan Sepatu di Billboard New York

Kiri Iklan Nasional dan kanan iklan di Aceh

Poster Mariah Carey dipasang di Arab Saudi setelah disensor

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)c) Material vs Non Material

Apakah akumulasi/penumpukan kekayaan materi sesuatu yangpositif bagi dirinya sendiri? Apakah kekayaan materi membawastatus yang lebih dari pada ikatan keluarga atau pengetahuan? DiCina kepemilikian televisi sangat penting untuk persiapanperkawinan.

Ada dua jenis materialisme, yaitu Instrumental Materialismdan Terminal Materialisme.Instrumental Materialisme adalah penambahan suatu baranguntuk memungkinkan seseorang mengerjakan sesuatu. Contoh:Raket untuk bermain tenis, Laptop untuk bekerja atau sekolah.Terminal Materialisme adalah penambahan barang untukmenambah kekayaan/kepemilikan harta seperti mengoleksilukisan, jam tangan, mobil, rumah.

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)d) Hard work vs Leisure

Apakah bekerja (work) bernilai pada dirinya sendiri, bebas dariganjaran (reward) dari luar atau bekerja memang sekedar saranauntuk mencapai tujuan (untuk mendapatkan uang gunamembiayai hidup). Bagi masyarakat Amerika Latin dan Eropaberanggapan bekerja adalah sebagai suatu keharusan dan pentingbagi hidup (tidak senang menganggur).

e) Paspone Gratifications vs Immediate GratificationApakah seseorang lebih menikmati apa saja yang diperoleh

sekarang (Immediate) atau bersedia menderita sementara untukmeraih manfaat yang lebih di waktu yang akan datang atau untukgenerasi yang akan datang (Paspone). Nilai ini mempunyaiimplikasi dalam memasarkan produk tabungan atau kredit.

Variasi dalam Nilai Budaya3) Berorientasi pada diri sendiri (Self Oriented)e) Religious vs Secular

Seberapa jauh kegiatan harian dipengaruhi oleh doktrinagama. Amerika Serikat relatif sekuler. Banyak budaya Islam danberapa beberapa negara Katolik lebih berorientasi pada agama.Sebaliknya, agama mempunyai peranan kecil dalam budaya Cina.Walaupun demikian Cina banyak nilai-nilai budayanya dipengaruhioleh sejarah.

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal Sistem komunikasi non verbal merupakan arti sembarang “a

culture assign actions, event, and things other than words”.Maksudnya untuk mengemukakan sesuatu tidak harusmenggunakan kata-kata. Terdapat 7 variabel yang berpengaruhterhadap komunikasi non verbal, yaitu:1) Waktu (time)2) Ruang (space)3) Simbol (symbols)4) Persahabatan (friendships)5) Persetujuan (agreement)6) Sesuatu/barang (things)7) Etiket (etiquete)

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal 1) Waktu (Time)Arti waktu bervariasi antar budaya, mempunyai dua arti yaitu:a) Perspektif Waktu

Kebanyakan orang Amerika, Eropa dan Australia cenderungmelihat waktu sebagai hal yang tidak terelakkan, linier danbersifat tetap. Seseorang yang melakukan sesuatu pada suatuwaktu tentu, kita mempunyai orientasi yang kuat terhadap waktusekarang dan jangka pendek ke depan disebut “Monochronic TimePerspective”.

Sebagian orang Amerika Latin, Asia, dan India memandangwaktu sebagai kurang diskrit dan kurang “subject to scheduling”.Mereka memandang keterlibatan simultan atau secara bersama-sama dalam banyak kegiatan sebagai sesuatu yang biasa. Merekabekerja tanpa jadwal waktu yang mengikat, berorientasi padawaktu kini. Budaya ini disebut “Polychronic time Perspective”.

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal Perbedaan individu berdasarkan Budaya Monochronic dan

Polychronic Time Perspective

Bagaimana kegiatan pemasaran berbeda antar budaya mono danpolichronic? Penjualan perorangan, gaya negosiasi, strategi akanberbeda dan juga tema-tema iklan. Perlombaan dan penjualandengan batas waktu akan lebih efektif bagi konsumen monochronic

Monochronic Culture Polychronic Culture

1. Do one thing at a time2. Concentrate on the job3. Take deadline and schedule seriously4. Committed to the job a task5. Adhere religiously to plan6. Emphasize promptness7. Accustomed to shortterm

relationship

1. Do many things at once2. Are highly distractible and subject to

interruption.3. Consider deadlines and schedule

secondary4. Committed to people and relationship5. Change plan often and easily6. Base promptness on relationship7. Prefer long term relationship

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal

1) Waktu (Time)...lanjutan

b) Meaning in the use of timePenggunaan waktu secara khusus mempunyai berbagai arti

dalam budaya yang berbeda. Waktu yang dipergunakan untukmembuat keputusan proporsional dengan pentingnya keputusan.Ketepatan waktu (promptness) dianggap penting di Amerika.Lebih lanjut, ketepatan waktu didefinisikan sebagai “on time”.

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal

2) Ruang (Space)Ruang disini dapat diartikan menjadi dua pengertian yaitu

tempat dan jarak antara. Pengertian ruang berupa tempat dapatdibedakan menjadi non personal dan personal.

Sedangkan di Tokyo, IBM Jepang hanya memiliki 430 mejakerja untuk 5100 tenaga penjual. Biasanya kurang lebih 700 orangtenaga penjual tersebut berada di luar kantor untuk kegiatanpenjualan. Ketika tenaga penjual tersebut berada di kantormereka akan menggunakan meja kerja tersebut dengan melihatmeja mana yang kosong sebelum tenaga penjual bertemu dengancustomer. Ketika mereka selesai, meja kerja tersebut dibereskandan meja kerja tersebut dapat ditempati oleh tenaga penjuallainnya. Rungan kantor tersebut bersifat Non Personal.

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal 2) Ruang (Space)...lanjutan

Ruang kantor di Amerika umumnya dialokasikan sesuaiperingkat dari pada kebutuhan. Presiden direktur akanmenempati kantor dengan luas ruangan paling besar, diikuti olehbagian di bawahnya seterusnya. Setiap karyawan memilikiruangan atau meja sendiri. Hal ini menjelaskan bahwa ruangtersebut bersifat Personal.

Pengertian ruang sebagai jarak antara, dilihat dari jarakkedekatan antara individu saat berkomunikasi. Di Amerika,pembicaraan bisnis yang normal dilakukan pada jarak antara 3 – 5kaki (1 meter = 3 kaki).

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal 3) Simbol/Lambang (Symbols)

Bayi memakai pakaian merah muda dapat ditebak bahwa bayitersebut perempuan. Tebakan atau anggapan tersebut akanakurat jika di Amerika, akan tetapi jika di luar Amerika, misalnyaBelanda tidak akan tepat. Warna, binatang, bentuk angka, danmusik memiliki banyak arti dalam budaya yang berbeda. Gagaldalam mengenali arti yang diperuntukkan bagi suatu simbol akanmengakibatkan masalah serius.

Sebuah perusahaan bola golf di Amerika gagal menebus pasarJepang karena kesalahan pengemasan bola golf dimana dalamsatu set ada 4 bola. Di Jepang dan Cina angka 4 (four) berartisimbol “kematian”.

Arti Angka, Warna dan SimbolPutih : Simbol untuk berduka cita di Timur Tengah akan tetapi simbol

kebahagiaan, kesucian di Amerika.

Purple : Diasosikan dengan kematian di Amerika Latin

Biru : Dikonotasikan dengan feminimitas di Belanda dan Maskulinitas di Swedia dan Amerika

Merah : Dikonotasikan sial atau negatif di Chad, Nigeria, JermanBermakna positif di Denmark, Rumania dan ArgentinaBermakna keberuntugan di CinaBermakna maskulin di Inggris dan Perancis

Kuning : Menandakan warna kematian di Mexico dan IndonesiaBermakna ketidaksesuaian di Perancis

Lilin Putih : Usulan kematian di Inggris

Angka 7 : Diasosiasikan angka sial di Ghana, Kenya, SingapuraBermakna keberuntungan di Maroko, India, Cekoslowakia, Nikaragua, dan Amerika Serikat

Segitiga : Bermakna negatif di Hongkong, Korea, TaiwanBermakna positif di Kolombia

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal 4) Persaudaraan (Friendship)

Sebagian besar orang Asia dan Amerika Latin memandanghubungan personal dan perasaan merupakan hal-hal yang pentingdalam perjanjian jangka panjang. Hal ini berarti kata-kata tertulissecara resmi kurang penting dibandingkan dengan ikatan personal.Begitu kepercayaan personal tercapai, kerjasama akan meningkat.

Bagi orang Amerika, negosiasi merupakan suatu kontrak,sedangkang bagi orang Jepang, negosiasi merupakan suatuhubungan.5) Perjanjian (Agreement)

Bangsa Amerika, umumnya sangat efisiensi dalam “legalsystem” untuk menjamin bahwa tanggung jawab bisnis harusdihormati dan untuk mengatasi kalau terjadi hal-hal yangmenyimpang dari perjanjian kerjasama. Sedangkan di Cina,hubungan bisnis lebih ditekankan pada kekeluargaan.

Variasi Budaya dalam Komunikasi Non Verbal 6) Barang (Things)

Arti budaya dari barang mengarah ke suatu pola pembelian. Dihampir banyak budaya di dunia memberikan arti bahwakepemilikan barang sangat penting karena mempengaruhi nilaiharga diri (Self Esteem) dan posisi seseorang di masyarakat (ClassPositions).

7) Etiket (Etiquette)Etiket merupakan cara berperilaku yang bisa diterima di dalam

situasi sosial. Di Amerika Serikat, makan dengan garpu di tangankanan dianggap biasa saja, akan tetapi di Eropa dianggap tidaketis. Ketika memasuki rumah orang Jepang biasanya akan melepasalas kaki dan menggantinya dengan sendal rumah sedangkan diAmerika, mereka bebas keluar masuk rumah denganmenggunakan sepatu.

Strategi Pemasaran Lintas BudayaStrategi pemasaran lintas budaya harus dibuat baku

(standarized), khususnya mengenai periklanan, karena kegiatanpemasaran akan menjadi efektif dan efisien.

Banyak pemasar yang memikirkan perluasan internasionalmelakukan kekeliruan strategi dengan beranggapan bahwa jikaproduknya disukai konsumen lokal maka semua orang akanmenyukainya. Padahal karakteristik psikologis, sosial, budaya, danlingkungna yang khas dari berbagai budaya jelas berbeda. Olehkarena itu harus dilakukan proses akulturasi. Pemasar harusmempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan pemakaianatau kemungkinan pemakaian produk dan kategori produk diberbagai negara dimana mereka merencanakan akan beroperasi.

Latihan 1Objek Latihan:Memberikan Contoh Perbedaan Makna Simbol (Warna, binatang,bentuk angka, dan musik).Batasan Latihan:1. Mahasiswa mencari masing-masing 2 contoh perbedaan makna

simbol warna, binatang, bentuk angka dan musik di berbagai sukubangsa dan negara.

2. Mahasiswa memberikan penjelasan mengenai perbedaan maknasimbol tersebut.

3. Latihan dikumpulkan diakhir pertemuan 2.Keluaran:1. Latihan dikerjakan pada file word dengan file name: Latihan 1

Perilaku Konsumen.2. Pada lembar latihan word dilengkapi dengan Nama, NIM dan kelas.3. Latihan dikumpulkan pada akhir pertemuan 2 ke email BSI dosen

pengajar mata kuliah Perilaku Konsumen.

Latihan 1Metode pengerjaan:1. Pengerjaan dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota

kelompok sebanyak 2 orang.2. Langkah pengerjaan tugas:

a) Mahasiswa dapat mencari contoh perbedaan makna simboldengan bantuan search engine pada internet.

b) Mahasiswa menyebutkan contoh perbedaan makna simboldiikuti dengan penjelasannya.

c) Mahasiswa memberikan informasi yang jelas mengenai budayanegara mana yang dijadikan contoh.

d) Alamat dari hasil pencarian contoh dijadikan daftar pustaka.3. Alat dan bahan yang digunakan:

a) Latihan dikerjakan pada lembaran MS. Wordb) Menggunakan font type Calibri size 11 pt. Dan warna tulisan

hitam.

Latihan Soal1. Keseluruhan yang kompleks (Complex Whole) meliputi

pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, kebiasaandan setiap kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh setiaporang sebagai anggota masyarakat disebut ...a. Sosialb. Budayac. Globald. Demografie. Akulturasi

Latihan Soal2. Tema iklan rokok di Indonesia yang mengusung “asiknya rame-

rame” menunjukkan sifat klasifikasi variasi nilai budayaberorientasi pada orang lain yang disebut ...a. Perorangan (Individualistik)b. Kelompok (Collective)c. Aktif (Active)d. Pasif (Passive)e. Alam (Nature)

Latihan Soal3. Kritik pada produk makanan McD merupakan contoh dari

faktor yang mempengaruhi variasi nilai budaya berorientasipada lingkungan yaitu ...a. Kebersihan (Cleanliness)b. Kinerja/Statusc. Tradisi/Perubahand. Risk Taking/Securitye. Problem Solving/Fatalistic

Latihan Soal4. Istilah dari penambahan barang untuk menambah kekayaan/

kepemilikan harta seperti mengoleksi lukisan, jam tangan,mobil, rumah disebut ...a. Consumerismeb. Materialistisc. Instrumental Materialismed. Terminal Materialismee. Colonialisme

Latihan Soal

5. Negara yang memaknai warna Biru sebagai simbolfeminimitas adalah ...a. Amerikab. Swediac. Belandad. Indonesiae. Malaysia