Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

23
PSIKOLOGI UMUM I

Transcript of Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Page 1: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

PSIKOLOGI UMUM I

Page 2: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

REFLEKSISME, PSIKOLOGI

PURPOSIF DAN BEHAVIORISME

Kelompok 6 :Leonart Maruli

LasidaniatiResha Dwi Agustina

Page 3: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

REFLEKSISME Tokoh : Ivan Pavlov (1849-1936),

yaitu seorang ahli FAAL dari RUSIA.

Eksperimennya yang disebut “Classical Conditioning” sangat berpengaruh dan berarti bagi perkembangan Psikologi.

Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian Pavlov diatas adalah tingkah laku dapat dibentuk ataupun diubah dengan cara proses kondisioning.

Page 4: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

SPIKOLOGI PURPOSIF Tokoh : William McDougall (1871-1938)

Pemikirannya : Psikologi Purposif (Psikologi Hormik), hanya melihat tingkah laku yang bisa diamati saja.

Beberapa konsep pemikiran McDougall dalam bidang psikologi yaitu :

- Teori Insting- Sentimen- Teori mengenai jiwa kelompok (group

mind)

Page 5: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

SPIKOLOGI PURPOSIFTeori InstingInsting atau naluri ialah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu, dan perilaku (insting) lahir secara alamiah dalam diri seseorang. Contoh : takut, heran, kasih sayang, parnetal, marah, bahagia, makan/minum dll.

SentimenSistem emosi tertentu yang timbul terhadap obyek-obyek tertentu. Contoh : ketika mendengarkan lagu.

Group MindBahwa setiap orang yang mengeluarkan semacam energi. Kalau dua orang atau lebih berkumpul, maka energi-energi itu akan saling berinteraksi dan terorganisir menjadi satu kekuatan baru yang mempengaruhi tingkah laku suatu kelompok. Contoh : unjuk rasa

Page 6: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

PSIKOLOGI BEHAVIORISME

John Broadus Watson (1878-1958)

Ia juga sering disebut “naive Behaviorist” karena pendapat-pendapatnya yang kontroversial. Sebagaimana Pavlov ia menyatakan bahwa kebudayaan hanyalah merupakan refleks-refleks terkondisi saja. Ia bahkan berargumen dapat melatih 10 orang anak dan membuatnya masing-masing mempunyai kepribadian yang berbeda-beda.

Kenaifannya tampak pada pendapatnya bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam,karena itu psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikannya tentang makan, minum, menulis berjalan dll.

Page 7: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

PSIKOLOGI BEHAVIORISME

John Broadus Watson (1878-1958)

Watson berpendapat bahwa metode instrospeksi tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kesadaran, karena menurutnya hal tersebut tidaklah obyektif .

Watson ingin merubah para paradigma ilmu psikologi yang tadinya mempelajari jiwa menjadi perilaku.

Page 8: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

J.B. WATSON

Psikologi Behaviorisme ini sifatnya eksperimental sangat berbeda dengan aliran psikologi lainnya seperti psikologi humanistik.

Yang mana kemudian hal ini mempengaruhi aliran psikologi mainstream dengan cara mengkuantifikasi/menganalisa perilaku dengan metode statistik.

Tingkah laku yang nyata ini disebut tingkah laku yang overt (overt behavior).

Tingkah laku yang tidak nampak dari luar atau tidak nyata disebut tingkah laku kovert (covert behavior).

Page 9: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

J.B. WATSON

Menurut Watson, behaviorisme boleh mempelajari aspek perilaku yang tidak terlihat seperti berfikir tetapi harus dinyatakan didalam gerakan-gerakan implisit. Menurutnya berbicara adalah gerakan lidah yang sangat lemah dan tidak nampak seperti berbicara.

Menurutnya Emosi ialah gerakan-gerakan otot-otot kelamin yang implisit, tetapi hal ini tidaklah sepenuhnya benar.

Page 10: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

EDWIN CHANCE TOLMAN (1886-1959)Tolman mengemukakan konsep Psikologi purposif

dalam psikologi behaviorisme.

Ia mengatakan bahwa tingkah laku manusia secara mendasar disebut dengan tingkah laku molar. Yang dimaksud dengan tingkah laku molar adalah seperti bekerja, makan dan tidur (perilaku umum).

Tingkah laku molar ini terdiri dari tingkah laku-tingkah laku yang lebih kecil yang disebut tingkah laku molekular. Yang dimaksud dengan tingkah laku molekular adalah saat seseorang sedang makan, gerakan menyendokkan nasi kedalam mulutnya adalah tingkah laku molekular.

Tujuan dari tingkah laku terletak pada tingkah laku molar dan bukan pada tingkah laku molekular. Dengan demikian Tolman tidak menyetujui pendapat Watson yang lebih menekankan tingkah laku molekular (refleks).

Page 11: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

EDWIN CHANCE TOLMAN (1886-1959)

Behaviorisme dari Tolman disebut juga behaviorisme operasional karena ia mencoba merefleksikan tingkah laku kedalam suatu rumus sebagai berikut

B=f(S.A)B berarti Behavior

F berarti Fungsi

S berarti Situasi

A berarti Antecedent yaitu hal-hal yang mendahului suatu situasi.

Jadi tingkah laku menurut Tolman adalah mempelajari hubungan antara B dengan S dan A. Dengan cara ini Tolman berpendapat bahwa psikologi dapat mencapai obyektifitas yang maksimum.

Page 12: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

B.F.SKINNER (1904-1990) Skinner tidak menyetujui pandangan Tolman

mengenai perumusan tingkah laku, menurut Skinner dengan adanya faktor A (antecedent) seringkali dijadikan alasan oleh para peneliti yang tidak dapat menerangkan tingkah laku secara umum.

Sedangkan untuk rumus dari Skinner untuk tingkah laku adalah B=f(S). Skinner berpendapat bahwa tingkah laku sepenuhnya ditentukan oleh stimulus.

Dan untuk menjelaskan teori tersebut Skinner mengadakan suatu percobaan yang disebut proses kondisioning operant. Skinner menggunakan tikus untuk percobaannya. Tikus dimasukkan kedalam sebuah kotak yang sudah dipasangi tombol untuk mengeluarkan makanan dan tombol untuk menonaktifkan aliran listrik, lampu yang bisa diaktif/non-aktifkan oleh Skinner dan kotak makanan.

Page 13: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

B.F.SKINNER

Page 14: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

B.F. SKINNER

Tikus yang berjalan-jalan di dalam kotak tersebut secara tidak sengaja menekan tombol yang telah terpasang dan muncullah kotak makanan. Karena tau dengan menekan tombol tersebut tikus dapat memperoleh makanan maka tikus tersebut melakukan hal tersebut berulang-ulang untuk mendapatkan makanan. Tingkah laku inilah yang disebut dengan tingkah laku operant. Bagaimana dengan perilaku manusia sehari-hari?

Page 15: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

B.F. SKINNER

Pada tingkat lebih lanjut Skinner membuat lampu menyala sebagai tanda bahwa adanya makanan di dalam kotak dan tikus menekan tombol tersebut untuk mendapatkan makanan lalu tikus tersebut mengambil makanannya, kemudian Skinner mencoba mengosongkan kotak makanan tersebut dan membuat lampu tidak menyala, dan tikus berusaha menekan tombol tersebut dan tidak mendapatkan adanya makanan.

Page 16: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

B.F.SKINNER

Kemudian Skinner mengalirkan aliran listrik untuk menyengat tikus sebagai punishment karena tidak mengikuti aturan untuk mengambil makanan. Hal ini seringkali kita jumpai di dalam masyarakat, misalnya seorang menderita penyakit jiwa yang sudah parah, seorang psikiater yang merawatnya bisa melakukan shock therapy terhadap dirinya untuk menghentikan kebiasaan negatifnya (sama dengan Skinner’s punishment terhadap tikus).

Tikus tersebut akhirnya belajar untuk membedakan stimulus, makanan hanya bisa didapatkan olehnya jika lampu dinyalakan oleh Skinner dan tombol ditekan. Sedangkan pada saat lampu tidak menyala maka ia tidak akan menekan tombol untuk mendapatkan makanan. Jadi tikus bisa membedakan lampu yang saat ini menjadi stimulus diskriminasi.

Page 17: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

DANIEL KAHNEMAN (1934-...)Daniel Kahneman merupakan seorang ahli

psikologi dari Israel, aliran psikologinya adalah behavioris dan juga bisa dikategorikan ke dalam psikologi kognitif. Kahneman sebenarnya merupakan ahli psikologi murni, tetapi banyak dari hasil penelitiannya justru mempengaruhi bidang ekonomi.

Sumbangan terbesar pemikiran Kahneman di dalam bidang psikologi adalah tentang perilaku hedonistik (yang mereka rumuskan dalam prospect theory) yang mana pemikiran ini juga berimbas ke bidang ekonomi terutama bagi para trader dan juga tentang pembuatan keputusan (decision making) di dalam situasi yang beresiko.

Pertama kami akan membahas mengenai prospect theory dan rumusannya sangat sederhana. Kahneman melakukan penelitian terhadap beberapa sampel, dengan contoh sebagai berikut :

Page 18: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Variabel 1 (Gain Condition) : Dalam situasi ini seseorang bisa mendapatkan 1000 US$ dengan kemungkinan persentase 50% dan 500 US$ dengan kepastian (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak N = 70 orang, 84% dari sampel memilih untuk mendapatkan 500 US$ dibandingkan dengan 1000 US$ yang hanya 16% orang saja yang memilih

DANIEL KAHNEMAN (1934-...)

Page 19: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Variebel 2 (Risk Condition) : Dalam situasi ini seseorang diberikan 2000 US$ dengan kemungkinan ia akan kehilangan 1000 US$ dengan persentase kerugian 50% dan yang kedua adalah kehilangan 500 US$ dengan pasti (100%). Dari sampel yang diambil sebanyak 68 orang (N = 68), 69% orang memilih kemungkinan untuk rugi 1000 US$, dibandingkan dengan rugi 500 US$ yang sudah pasti sebanyak 31% dari sampel.

DANIEL KAHNEMAN (1934-...)

Page 20: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Kesimpulan : Bisa disimpulkan dari penelitian Kahneman bahwa seseorang cenderung berperilaku untuk mendapatkan keuntungan yang sudah pasti (walaupun lebih kecil jumlahnya daripada jumlah yang lebih besar tetapi masih bersifat kemungkinan) dan dalam situasi beresiko seseorang cenderung untuk memilih kerugian yang masih bersifat kemungkinan .

DANIEL KAHNEMAN (1934-...)

Page 21: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

TERIMA KASIH

Page 22: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Classical Conditioning Meletakkan daging untuk menstimulus anjing

hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu mengeluarkan air liur.

Membunyikan bel untuk menstimulus anjing hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu netral (tidak mengeluarkan air liur).

Membunyikan bel dan meletakkan daging, hasilnya, respon alamiah si anjing yaitu mengeluarkan air liur.

Membunyikan bel untuk menstimulus anjing, dan hasilnya respon anjing itu mengeluarkan air liur (hal ini dilakukan secara konstan (beberapa kali dengan cara yang sama)

Simulasi picture

Page 23: Persentasi PPT Psikologi Purposive, Refleksisme dan Behaviorisme.pptx

Eksperimen Classical Conditioning (Ivan Pavlov)