permasalahn nasionalisme
-
Upload
sahrul-ramadana -
Category
Documents
-
view
39 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of permasalahn nasionalisme

PERMASALAHAN NASIONALISME di INDONESIA
A. Nasionalisme Bangsa Indonesia
Indonesia saat ini memerlukan genre baru untuk mereinterpretasikan ide nasionalisme
yang secara fundamental telah dibangun oleh founding father seperti Soekarno. Soekarno kita
akui sebagai individu yang mampu membentuk nasionalisme Indonesia dengan membangun satu
sistem berantai melalui penyatuan kepentingan. Dari kalangan Islam dan sekuler pada saat itu.
Namun, dalam proses pembangunan tahap awal ideologi nasionalisme nampak terjadi dikotomi
antara Islam dan Nasionalisme itu sendiri. Kita harus mengakui sebuah gagasan dalam
masyarakat Indonesia yang majemuk tentu memerlukan proses. Di mana proses tersebut tentunya
merupakan proses bersejarah dalam suatu bangsa. Saat ini nasionalisme sudah menjadi rapuh.
Tentu kita harus mulai menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah
praktek politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian di tengah-tengah arus
milenium ke-3.
Sumber dari kekuatan ideologi nasionalis saat ini memang belum ditemukan oleh banyak
orang Indonesia sehingga ketika kita mencari arus apa yang seharusnya berada di depan kita
sebagai energi yang menuntun kemajuan nasional negara dan masyarakat kita seringkali
bimbang dan gelap. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan ini sebuah organisasi politik
harus mampu menemukan sumber ideologi nasionalisme. Sekaligus mampu menggerakkan
menjadi kekuatan utama dalam pencapaian tujuan politiknya. Sebenarnya sangat mudah kita
temukan di mana sumber ideologi tersebut jika kita telah mencapai kesadaran penuh dengan
kualitas yang sehat. Karena ideologi nasionalisme itu bersumber pada mainstream persatuan dan
kesatuan.

Namun, pemahaman akan persatuan dan kesatuan sering kali menjadi kesalahan dalam ide dan
prakteknya sehingga ketika kita berbicara tentang nilai tersebut kita tidak mampu mengambil
kekuatan intinya. Persatuan dan Kesatuan memiliki arti independen organik, atau sosial liberal
dalam konteks manifestasinya. Independen organik ini berarti sebuah penyatuan sosial secara
individual dan kolektif Ketika kita sebagai manusia tersadarkan melalui nalar, perasaan, dan
gerakan kemanusiaan untuk suatu keadilan, kemakmuran, dan kemajuan. Dari sumber kekuatan
nasionalisme ini kita akan bergerak ke arah revolusi nasional sebagai gerakan perlawanan
terhadap kejahatan dan ketidakadilan sistem yang mengatur manusia untuk kepentingan nafsu
dan syahwat. Namun, dalam memaknai revolusi kita harus menyadari juga bahwa revolusi
nasionalisme yang dimaksud di sini bukanlah revolusi berdarah yang menghadirkan konflik dan
perpecahan nasional, karena kembali pada sumber ide nasionalisme itu sendiri yaitu "persatuan
dan kesatuan".
B. Patriotisme Bangsa Indonesia
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah: pecinta dan pembela tanah air.
Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme
adalah sikap Untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang
bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi
mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran
tanah air.
Bangsa Indonesia terkenal akan budayanya yang beraneka ragam dan memiliki kekayaan
yang melimpah ruah yang tidak dimiliki bangsa lain. Indonesia juga terkenal dengan
penduduknya yang ramah - ramah dan menerima pendapat serta perbedaan - perbedaan di
lingkungan Bangsa Indonesia. Indonesia telah mulai belajar menerima dan memahami perbedaan
sesungguhnya dengan lebih terbuka. Patriotisme konstruktif juga membutuhkan keterlibatan
politik dalam arti luas. Tidak berarti harus tergabung dalam politik praktis, melainkan adanya
aktivitas untuk mendapatkan informasi politik atau hal-hal yang berkaitan dengan kelompoknya.
Dengan lebih mengenal kelompoknya baik karakteristik maupun permasalahannya, akan

memudahkan seseorang untuk bisa lebih pedulli atau terlibat, termasuk mengkritisi untuk
menghasilkan perubahan positif.
Nasionalisme Pancasila
Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa:
1. menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan
2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri
4. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan
sesama bangsa
5. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
6. mengembangkan sikap tenggang rasa
7. tidak semena-mena terhadap orang lain
8. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
9. senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
10. berani membela kebenaran dan keadilan
11. merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia
12. menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

Strategi yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme di Era
Global.
Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa
agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri
sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini
merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa
depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini
harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena
itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun
semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh:
Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya
menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun
objek.
2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di
wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis
3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah
rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.
4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha
melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau
kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia
internasional.
Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian
berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan,
lingkungan hidup, dan lain-lain

Membangkitkan Rasa Nasionalisme dengan Menghargai Keragaman
Di Republik Indonesia kita ini tidak mengenal adanya perbedaan etnis, siapakah dia dan
dari rumpun manakah dia berasal yang jelas itulah Indonesia, yang melalui Kongres Pemuda
Tahun 1928 di Jakarta diikat dengan semangat Sumpah Pemuda. Ber Tanah Air yang Satu,
Tanah Air Indonesia. Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. Dan Berbahasa yang Satu, Bahasa
Indonesia.
Pemersatu
Berangkat hal itu semua, marilah kita selalu berpegang kepada semangat ber-Bhinneka
Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa sejak dulu. Hilangkan pikiran-pikiran
baru yang rusak dan tidak bertanggungjawab atas upaya untuk melakukan suatu pergeseran
makna rasa kebersamaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua
harus sadar bahwa ketika hak azasi seseorang yang terlahir dan berasal-usul dari wilayah negeri
yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini juga memiliki hak dan kewajiban serta
tanggungjawab yang sama atas bangsa dan negaranya. Oleh karena perlunya kita menghargai
keragamanan, tentunya dimanapun terjadinya pesta demokrasi baik di pusat atau di daerah,
hendaknya menjadi ajang aspirasi yang paling demokratis tanpa dibayangi atau dihantui serta
diracuni dengan pikiran-pikiran sempit dari sebagian atau sekelompok orang tertentu yang
hendak memudarkan semangat Nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara.
Dengan memegang semangat nasionalisme yang tinggi atau menghargai sebuah
keragaman seperti yang dimaksudkan di atas, maka pada akhirnya nanti masyarakat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi benar-benar akan menikmati pesta demokrasi ini secara lansung,
umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
B.3 Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk

kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan
dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan
berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi
tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Pengaruh positif
Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur,
bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif
tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi
ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan
devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan membuka peluang besar kerja
sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya hal tersebut akan semakin
meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan nasional bangsa dan
Negara.
Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang
baik. Seperti membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pada
akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap
bangsa.
Pengaruh negatif
Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah
pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya
rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti
Mc Donald, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia.
Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya
rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak
muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang
kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme.
Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara
global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada
masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas,
pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,
diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai
nasionalisme.
B.4 Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar
Apakah nasionalisme Indonesia pun akan segera berakhir? Pertanyaan ini relevan untuk
didiskusikan ketika kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, ketika para
pemuda Indonesia bertekad untuk berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu,
Indonesia.
Tidak Cukup Hanya Hasrat Untuk Bersatu
Nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-
imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil konstruksi atau bentukan
mengandung kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi
menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti
mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme
baru.

Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit
semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah
kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau
negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka.
Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya
ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama—termasuk kebebasan beribadah dan
mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang
murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.
Nasionalisme Kita Harus Bersifat Liberal
Nasionalisme bisa dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis,
ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang sangat plural ini akan
menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan yang kita bangun bersifat
sosialis, ultranasionalis a la nazisme Jerman dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya
sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat
dirampas oleh negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis (Ian
Adams, 1995: 82).
Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan
sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga
negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan adil, di mana
negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah alasan dasar tekad para pemuda
78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia demi mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur.

Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme dan patriotisme para
pemuda, diantaranya :
- Pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara
tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang
telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda
seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad;
- Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai
serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam
benak mereka;
- Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam
negeri; dan lain-lain.
Rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila
ada suatu factor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh
Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme para pemuda pun kembali
berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.
Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemud
Faktor Penyebab Internal
a) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga
membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi,
penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat
para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.
b) sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan
patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang
baik terhadap lingkungan sekitarnya.

c) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah
menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya
sifat malas, egois dan, emosional.
d) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,
membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya,
membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Faktor Penyebab Eksternal
a) Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih
kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para
pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat
dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa
Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat
merusak martabat bangsa Indonesia
b) Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada
kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang
hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh
pada pemerintahan.
Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan
menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah
dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah sedari dulu
sejak rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik,
namun dijajah secara mental dan ideology.
Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.
Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan
paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa
Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya
kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.

Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism
pemuda, mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara
tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan
memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat
lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih
mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada
Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.
Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda
Peran Keluaga
a) memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap
bangsa Indonesia,
b) memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa,
c) memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar, dan
d) selalu menggunakan produk dalam negeri.
Peran Pendidikan
a) memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela
Negara.
b) menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan
upacara setiap hari senin.
c) memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif
yang dapat mengancam ketahanan nasional.
Peran Pemerintah
a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme,
seperti seminar dan pameran kebudayaan.

b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal ini
dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan
kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.
c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar
lebih baik lagi.
http://fadluvvita.blogspot.com/p/pudarnya-rasa-nasionalisme-dan.html
FAKTOR EKSTERNAL MEMUDARNYA NASIONALISME
· Budaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurangnya filterisasi dari
masyarakat Indonesia sendiri.
Pada era modernisasi dan globalisasi seperti saat ini segala informasi dari luar sangat mudah
untuk didapatkan. Jika masyarakat Indonesia tidak mampu menyaring apa saja yang baik dan
buruk bagi budaya Indonesia akan menjadi bumerang dan berdampak merusak budaya
nasionalisme. Contoh yang nyata akibat kurangnya filteriasi budaya asing yang masuk di tengah
masyarakat Indonesia saat ini adalah semakin berkurangnya budaya gotong-royong. Kita dapat
melihat di daerah perkotaan kehidupan masyarakatnya lebih individualis dibandingkan dengan
masyarakat perdesaan. Semua itu diakibatkan oleh budaya materialis yang mengakibatkan
masyarakat kota kurang mementingkan untuk bersosialisasi dengan masyarakat lain disekitarnya,
rata-rata dari mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk mencari uang dan materi untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang cenderung glamour. Budaya tersebut adalah pengaruh dari
budaya asing yang secara langsung menjadi faktor lunturnya nasionalisme.
Contoh yang lainnya budaya asing yang masuk tanpa filterisasi pada saat ini adalah budaya acuh
tak acuh yang berlawanan dengan budaya sopan-santun yang pada hakikatnya adalah budaya

yang di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah di kalangan
masyarakat Jawa yang terkenal dengan keramah-tamahannya sekarang mulai pudar akibat telah
terkontaminasi oleh budaya asing yang setiap hari mereka lihat dan mereka baca di media massa
yang kemudian mereka tirukan dan di terapkan di kehidupan bermasyarakat. Semua itu secara
tidak langsung dipengaruhi oleh media massa khususnya media massa elektronik yaitu televisi.
Sebagian besar tayangan di televisi kurang tepat bagi budaya bangsa Indonesia. Contoh,
maraknya film asing yang kurang mendidik yang di tayangkan di televisi Indonesia
mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat Indonesia. Sehinga masyarakat Indonesia
berprilaku meniru budaya asing dengan menciptakan trend atau mode yang kurang relevan
dengan idiologi Pancasila yang notabene adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa sehingga pada akhirnya nasionalisme menjadi korban dari budaya materialis dan
glamour. Dan kami rasa masih banyak lagi contoh-contoh nyata yang lain di masyarakat.
Tidak diragukan lagibudaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurang adanya
filterisasi menjadi titik awal penyebab mulai lunturnya rasa Nasionalisme bangsa Indonesia.
· Perdagangan bebas yang tidak terkebdali, produk dari luar negeri lebih digemari daripada
produk dalam negeri yang secara kualitas sama bahkan lebih baik.
Budaya materialis dan glamour telah membutakan sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga
mereka rela menggadaikan rasa nasionalisme demi sebuah kemewahan dan gengsi. Mereka
beranggapan bahwa dengan memakai produk dari negeri asing lebih bergengsi daripada
memakai produk dalam negeri. Contoh, kebanyakan orang lebih bangga memakai sepatu dan
tasproduksi Paris dibanding dengan produksi Bandung, yang secara kualitas sama bahkan lebih
baik. Itu membuktikan bahwa masyarakat cenderung kurang menghargai produk dalam negeri.
Contoh yang lainnya, Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya adalah
petani, namun beberapa tahun terakhir suplai bahan makanan lebih banyak diimpor dari negara
asing sehingga di pasaran hasil bumi petani Indonesia kalah dengan bahan makanan impor yang

notabene lebih digemari oleh konsumen Indonesia, hal ini mengakibatkan petani Indonesia
sangat dirugikan. Hal tersebut membuktikan bahwa perdagangan bebas yang tidak terkendali
telah merusak pasar dalam negeri dan secara tidak sadar mengakibatkan rasa nasionalisme
perlahan terkikis.
Tentunya masih banyak contoh-contoh yata yang lain tentang adanya faktor luar (external) yang
mengakibatkan lunturnya nasionalisme yang secara sadar atau tidak kita juga terpengaruh
olehnya
b) Faktor dalam (Internal)
Faktor dari dalam adalah sesuatu yang muncul dari diri masyarakat Indonesia sendiri dan
berpengaruh terhadap lunturnya rasa nasionalisme.
Beberapa contoh yang bisa dikatakan faktor dari dalam adalah :
· Kurangnya kemauan masyarakat Indonesia untuk memahami arti Nasionalisme yang
sesungguhnya, sehingga berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa
Nasionalisme.
Kemerdekaan yang telah di capai bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah anugrah
yang sangat besar dar Tuhan Yang Maha Esa. Seluruh bangsa Indonesia pada masa itu tentunya
ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, mereka adalah para pahlawan bagi kita saat ini.
Kemerdekaan yang mereka rebut dengan susah payah bahkan dengan darah sekalipun mereka
rela berkorban, sepatutnya harus kita jaga dan kita pelihara jangan sampai kemerdekaan ini
direbut oleh bangsa lain. Namun yang menjadi masalah pada akhir-akhir ini adalah semangat
nasionalisme bangsa Indonesia mulai luntur, akibat tergerus oleh moderenisasi yang melanda
Indonesia bahkan di seluruh dunia. Tidak dipungkiri bahwa moderenisasi mengakibatkan
timbulnya budaya-budaya dan paham-paham baru yang mengakibatkan paham nasionalisme
mulai luntur. Akibat modernisasi sebagian besar masyarakat Indonesia melupakan tentang

pentingnya nasionalisme sehingga dikesehariannya mereka bertingkah laku yang tidak
mencerminkan rasa nasionalisme. Contoh yang nyata yang terjadi di masyarakat kita saat ini
khususnya generasi muda, kenapa generasi muda?. Karena generasi muda adalah calon penerus
peradaban Indonesia yang notabene generasi muda sangat rentan terpengaruh oleh budaya
budaya dan faham yang kurang relevan bagi Idiologi Indonesia yang notabene adalah Idiologi
Pancasila. Kebanyakan generasi muda telah melupakan pancasila, dan tidak mau mengkaji lebih
dalam tentang keluhuran pancasila yang dibuat oleh para pendiri bangsa yang juga merupakan
sebuah dasar negara. Jika generasi muda telah melupakan pandangan hidup dan dasar negaranya
otomatis rasa nasionalisme juga akan hilang.
· Korupsi yang semakin merajalela akhir-akhir ini menjadi sebuah indikator bahwa rasa
nasionalisme telah luntur.
Korupsi sangat merugikan bangsa dan negara Indonesia, hal tersebut seakan-akan telah
menjadi budaya dan karakter bangsa Indonesia di mata dunia. Korupsi yang merajalela
mengakibatkan kesenjangan sosial yang sangat terlihat dikalangan masyarakat Indonesia dan
menjadikan kesejahteraan yang kurang merata. Yang miskin semakin miskin dan yang kaya
semakin kaya, itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita saat ini. Bukan tidak mungkin
jika korupsi dapat menjadikan nasionalisme semakin terpuruk.