Perkemihan Kel 5

download Perkemihan Kel 5

of 8

description

sistem urinari

Transcript of Perkemihan Kel 5

TUGAS PAPER SISTEM PERKEMIHAN

Oleh kelompok 5

Amelia Azmi

1210321007

Anisa Tamara1210322011

Fatma Ratni

1210321008

Friska Rahmadia1210323004

Iman Susilo

12103210

Indri Guspita

1210323016

Mike Aulia

1210323030

Nadia Findelly1210323036

Rira Fauziah H1210323013

A. KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLITKeseimbangan cairan dan eletrolit saling bergantung, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraselular dan kompartemen ekstraselular.

Cairan Intraselular

Cairan intraselular adalah cairan yang terkanung di dalam sel. Pada orang dewasa, sekitar dua pertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70kg), pada wanita sekitar 50 % dari tubuhnya, pada bayi hanya setengah dari berat badannya yang merupakan cairan intraselular.

Cairan Ekstraselular

Cairan yang berada di luar sel. Jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang seiring usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular menurun sampai sekitar sepertiga volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg.

Cairan ekstraselular dibagi menjadi :

1. Cairan interstitial

Cairan yang mengelilingi sel, sekitar 11-12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstitial. Volume ISF (interstitial fluid) adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.

2. Cairan intravaskuler

Cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume plasma). Volume darah orang dewasa sekitar 5-6 L dengan 3 liternya merupakan plasma. Sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan platelet.3. Cairan transelular

Cairan yang terkandung di antara rongga tubuh tertentu seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular, dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume cairan transelular adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan yang banyak dapat keluar dan masuk dari ruang transelular.

Presentase total cairan tubuh tergantug beberapa hal antara lain :

a. Umurb. Kondisi lemak tubuh c. Jenis kelamin

Perhatikan uraian berikut ini :

1. Bayi (baru lahir) 75%

2. Dewasa :

a. Pria (20-40 tahun) 60%

b. Wanita (20-40 tahun) 50%

3. Usia lanjut 45-50%

40% berat badannya atau 2/3 dari Total Body Water-nya berada di dalam sel (cairan intraselular/ICF), sisanya 1/3 dari TBW atau 20% dari berat badannya berada diluar sel (ekstraselular) yang terbagi dalam 15% cairan instertitial, 5% cairan intravaskuler, dan 1-2% transeluler.Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan nonelektrolit :

1. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), dalam cairan intraselular adalah potasium (K+). Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).2. Nonelektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti protein, urea, glukoa, oksigen, karbondioksida, dan asam-asam organik.Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara :

1. Osmosis

Bergeraknya molekul (zat terlarut) melalui membran semipermeabel (permeabel selektif) dari larutan berkadar lebih rendah dan menuju larutan berkadar lebih tinggi.

2. Difusi

Larutan akan bergerak dari konsentrasi tinggi ke arah larutan berkonsentrasi rendah.

Dehidrasi/kekurangan cairan tubuhProses tubuh kekurangan cairan dimulai dari hipotalamus merangsang hipofisis posterior untuk mengerluarkan hormon ADH, sehingga ADH akan merangsang reabsorbsi atau ditubulus hormon ADH untuk merningkatkan reabsorbsi air, sehingga urine sedikit untuk dkeluarkan. Tubulus proksimal dan lengkung henle adalah tempat reabsorbsi air.Kelebihan cairan

Hipotalamus menghentikan penyerapan hormon ADH,sehingga air lebih sedikit diserap maka dari itu urine keluar lebih banyak.

Pengontrolan jumlah garam :

1. Mengontrol filtrasi glomerulus

2. Mengontrol reabsorbsi ditubulus (sekresi renin, angiotensin, dan aldosteron)Autoregulasi (penurunan TD)

Retensi atau penyimpanan Na meningkat maka air meningkat akibatnya terjadi peningkatan tekanan darah, lalu tubuh mengkompensasi Na (atrium, natrium, peptida) sehingga berkurangnya pengeluaran hormon di Na, lalu terjadi penurunan reabsorbsi Na dan air ditubulus ginjal, lalu terjadi peningkatan ekskresi urine sehingga volume darah menjadi normal.Filtrasi glomerulusKapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.

Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor tersebut yaitu:

1. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.

2. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.

3. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.

Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowmanB. HORMON YANG MEMENGARUHI FUNGSI SISTEM URINARIUS1. Norepinefrin & EpinefrinHormon ini dilepaskan dari medula adrenal. Hormon ini memberi sedikit pengaruh pada hemodinamika ginjal, kecuali pada kondisi ekstrim, seperti pada pendarahan hebat. Hormon ini memberikan efek berupa konstriksi arteriol aferen dan eferen sehingga menurunkan GFR dan RBF.2. EndotelinHormon ini dihasilkan oleh sel endotel vaskuler ginjal atau jaringan lain yang rusak. Jika pembuluh darah rusak, maka endotelnya pun akan rusak dan melepaskan endotelin. Hormon ini memiliki efek untuk vasokonstriktor kuat sehingga dapat mencegah hilangnya darah. Efeknya terhadap ginjal adalag menurunkan GFR.3. Angiotensin I, Angiotensin II & AldosteronKetika bersirkulasi melewati paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh enzim pengubah angiotensin, Angiotensin II mempunyai efek kontriksi pada arteriol dan meningkatkan tekanan darah. Angiotensin II dapat merangsang sekresi hormon aldosteron oleh korteks adrenal. Keduanya memainkan peranan penting dalam mengatur reabsorpsi natrium oleh tublus ginjal. Aldosteron berfungsi meningkatkan reabsorpsi air na dan filtrate ke dalam darah dan ekskresi ion k ke dalam filtrate. Bila asupan natrium rendah, peningkatan kadar kedunya akan merangsang reabsorpsi natrium oleh ginjal sehingga dapat mencegah kehilangan natrium yang besar. Sebaliknya, dengan asupan natrium yang tinggi, penurunan pembentukan kedua hormon ini memungkinkan ginjal mengeluarkan natrium dalam jumlah besar. 4. Prostaglandin & BradikininKedua hormon ini cenderung mengurangi efek vasokonstriktor ginja akibat aktivitas saraf simpatis, sehingga meningkatkan GFR.5. Antidiuretik Hormon/ADH (Vasopresin)Hormon antidiuretik (ADH) berfungsi meningkatkan reabsorpsi air dan filtrate ke dalam darah. ADH berperan dalam pengaturan konsentrasi urin, sehingga juga turut mengatur osmolaritas plasma dan konsenrasi natrium. Jika osmolaritas plasma meningkat di atas normal (zat terlarut dalam cairan tubuh terlaru pekat), kelenjar hipofisis posterior akan terangsang untuk menyekresikan ADH. ADH akan meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhada air sehingga meningkatkan reabsorpsi air dan mengurangi volume urin. Sebaliknya, jika terdapat kelebihan air di dalam tubuh (osmolaritas cairan ekstrasel menurun), sekresi ADH akan dikurangi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya permeablitas tubulus distal & duktus koligentes terhadap air sehingga urin menjadi encer.6. Hormone paratiroid (PTH) PTH berfungsi meningkatkan reabsorpsi ion ca dari filtrate ke dalam darah dan ekskresi ion-ion fosfat ke dalam filtrate.

7. Atrial natiuretik hormone (ANH)ANH berfungsi menurunkan reabsorpsi ion na yang masih terdapat dalam filtrate, sehingga lebih banyak natrium dan air di buang ke dalam urine.meningkatkan reabsorbsi ion ca dari filtrat ke dalam darah dan eksresi ion-ion fospat kedalam darah8. EritropoietinDisekresikan oleh ginjal sebagai respons terhadap tekanan oksigen arteri yang rendah. Berjalan ke sumsum tulang, tempat eritropoietin akan merangsang peningkatan produksi eritrosit.9. atrial natriuretic peptide (ANP)

ANP berfungsi Menurunkan reabsorbsi natrium dan air. Hormon ini disekresikan oleh sel atrium jantung jika megalami distensi akibat peningkatan volume plasma. Penurunan reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal dapat meningkatkan eksresi urin sehingga mampu megembalikan volume darah kembali normal.C. PENGATURAN ASAM BASA OLEH GINJAL

Ginjal mengatur keseimbangan asam dan basa dengan mengekresikan urine yang asam atau basa. Pengeluaran urin asam akan mengurangi jumlah asam dalam cairan eksternal sedangkan pengeluaran urin basa berarti menghilangkan basa dari cairan eksternal.

Keseluruhan mekanisme eksresi urin asam atau basa oleh ginjal adalah sebagai berikut. Sejumlah besar HCO3- difiltrasi secara terus menerus ke dalam tubulus, dan bila HCO3- ini disekresikan kedalam urine, keadaan ini menghilangkan basa dari darah. Sejumlah H+ disekresikan kedalam lumen tubulus oleh sel epitel tubulus sehinnga menghilangkan asam dari darah.bila lebih banyak H+ yang disekresikan dari pada HCO3- yang difiltrasi, akan terjadi kehilangan asam dari cairan eksternal. Sebaliknya apabila lebih banyak HCO3- yangdifiltrasi daripada H+ yang disekresikan , akan terjadi kehilangan basa.

Setiap hari tubuh menghasilkan sekitar 80 milikuivalen asam non volatil, terutama dari metabolisme protein. Asam-asam ini disebut dengan non-volatil karena asama tersebut bukan H2CO3, karena itu tidk dapat disekresikan oleh paru. Mekanisme primer untuk mengeluarkan asam ini dari tubuh adalah melalui eksresi ginjal. Ginjal juga harus mencegah kehilangan karbonat dalam urine.

Reabsorsi bikarbonat dan eksresi H+ dicapai melalui proses sekresi H+ oleh tubulus. Karena HCO3- harus bereksi dengan satu H+ yang disekresikan untuk membentuk H2CO3 sebelum dapat direabsorsi, 4320 milikuivalen H+ harus disekresikan setiap hari hanya untuk meabsorsi bikarbonat yang di filtrasi. Kemudian penambahan 80 milikuivalen H+ harus disekresikan untuk menghilangkan asm non volatil yang diproduksi oleh tubuh setiap hari, sehingga total 4400 milikuivalen H+ disekresikan kedalam cairan tubulus setiap harinya.

Bila terdapat pengurangan konsentrasi H+ cairan ekstrasel (alkalosis), gnjal gagal merebsorsi semua bikarbonat yang difiltrasi, sehingga meningkatkan ekresi bikarbonat. Karena HCO3- normalnya mendapat kan hidrogen dalam cairan eksternal, kehilangan bikarbonat ini sama saja dengan penambahan satu H+ kedalam cairan ekstrasel. Oleh karena itu,pada alkalosis, pengeluaran HCO3- cairan ekstrasel kembali menuju normal.Sumber :

Guyton,A.C&,J.E,2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.11 th ed, Jakarta:EGC

Pearce, C. Evelyn (2010). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Saputra, Lyndon.2014.Visual Nursing Genitourinaria. Jakarata:Binaputra Aksara