Perkembangan Peserta Didik

17
Karakteristik dan Perbedaan Individu 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya. Sebagaimana manusia dikenal sebagai mahluk yang berfikir atau “Homo Sapiens”, mahluk yang dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan seterusnya. Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Manusia sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat. Manusia merupakan kesatuan psikofisis dan psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau rohani dan aspek sosial. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (hereditas) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih kepada faktor lingkungan. Sehingga pada setiap individu mampu memahami perbedaan individual antara satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui ciri khusus, agar dapat mengetahui perkembangan dan karakteristik setiap individu dengan tepat sebagai seorang guru.

Transcript of Perkembangan Peserta Didik

Page 1: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak

ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik

objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materiil yang

mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya.

Sebagaimana manusia dikenal sebagai mahluk yang berfikir atau “Homo Sapiens”,

mahluk yang dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan seterusnya.

Berbagai pandangan tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang

kompleks. Manusia sebagai pribadi yang utuh dalam kaitannya dengan kepentingan

pendidikan akan lebih ditekankan hakekat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk

individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani dan sebagai makhluk Tuhan

dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupannya di akhirat.

Manusia merupakan kesatuan psikofisis dan psikosomatis yang terus mengalami

pertumbuhan dan perkembangan. Untuk memberi gambaran bahwa makna

pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, pertumbuhan digunakan untuk

menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah

perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek atau

rohani dan aspek sosial. Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik

bawaan (hereditas) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan.

Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih

bersifat tetap, sedangkan faktor karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis

lebih kepada faktor lingkungan.

Sehingga pada setiap individu mampu memahami perbedaan individual antara

satu dengan yang lain agar dapat memberikan stimulasi dan mengarahkan pembentukan

perilaku dari masing-masing individu dengan mengetahui ciri khusus, agar dapat

mengetahui perkembangan dan karakteristik setiap individu dengan tepat sebagai

seorang guru.

Page 2: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 2

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dari penyusunan makalah dengan judul “Karakteristik dan

Perbedaan Individu” ini dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:

1. Apa pengertian dari individu?

2. Bagaimanakah karakteristik individu?

3. Apa sajakah perbedaan yang ada pada individu?

4. Apa sajakah aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

individu?

I.3 Tujuan

Adapun tujuannya adalah untnk mengetahui karakteristik dan perbedaan individu

mencakup ke dalam beberapa aspek, yaitu pengertian individu dan karakteristik

individu, perbedaan karakteristik individu serta aspek-aspek yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan individu.

Page 3: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Individu

Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak

terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan

jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu

merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai

manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang

memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.

“Manusia” adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.

Sejak ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik

objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materil yang

mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya.

Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berfikir atau “homo

spiens”, makhluk yang berbentuk atau “homo faber” makhluk yang dapat dididik atau

“homo educandum”, dan seterunya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia

yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan untuk menetapkan cara

pendekatan yang ingin dilakukan tehadap manusia tersebut.

Berbagai pandangan itu membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang

kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa manusia

yang dimaksud secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang mengejawantahankan

menunggalnya bebagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang

seimbang dari berbagai segi, yaitu antara segi (i) individu dan sosial, (ii) jasmani dan

rohani, dan (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut mengambarkan

keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia,

manusia dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.

Uraian manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah

menepatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan

pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia kesatuan sifat makhluk individu dan

makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan

dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupan diakhirat.

Page 4: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 4

Sifat-sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang secara mutlak di sandang oleh

manusia, sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang

utuh. Individu berarti: tidak dapat dibagi (individed), tidak dapat dipisahkan ;

keberadaannya sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda

dengan orang lain kerena ciri-cirinya yang khusus itu (Webstar’s, :743). Menurut

kamus Echols & Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarati

orang, perorangan, oknum (Echols : 519).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak

yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilkinya dan dapat

membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-

sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk

memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan

dan perkembangan yang diinginkan.

Bukti telah jelas bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan dengan

perlengkapan yang sudah sempurna. Dengan sendirinya pola-pola berjalan, berbicara,

merasakan, bepikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari. Barangkali tidak

ada minat yang bersifat alami, tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu atau impul-

impul tertentu membentuk dasar-dasar dari minat apa saja yang dikembangkan anak

dilingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.

Sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan

kesatuan psikopisitis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan

perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan kodrat sifat kodrat

manusia yang harus mendapat perhatian seksama. Pertumbuhan digunakan untuk

menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah

perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis

atau rohani dan aspek sosial.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-

kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan

jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah merasa

senang apabila kebutuhan fisiknya, seperti : makan, minum, dan kehangantan tubuhnya

terpenuhi dalam pertumbuhan lebih luas. Kebutuhannya kian bertambah dan suatu saat

Page 5: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 5

ia membuthkan fungsi alat berkomunikasi (bahasa) semakin penting. Ia membutuhkan

teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak, maka kebutuhan nonfisiknya

semakin banyak. Sudah barang tentu setiap manusia akan berupaya untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan, baik fisik maupun nonfisik. Apabila dicermati maka kebutuhan-

kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan

utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan perkataan lain,

pertumbuhan fisik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.

II.2 Karakteristik Individu

Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan

karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan

merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut

faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada keyakinan.

Kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan ; merupakan dua faktor

yang tebentuk karena faktor tepisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan

kemempuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Namun

kemudian makin disadari bahwa apa yang dipikirkan dan di kerjakan seseorang, atau

apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari

perpaduan antara apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan

pengaruh lingkungan.

Seorang anak mungkin memulai pendidikan formalnya di tingkat taman kanak-

kanak pada usia 4 atau 5 tahun. Pada awal ia memasuki sekolah mungkin tertunda

sampai ia berusia 5 atau 6 tahun. Tanpa memperdulikan berapa umur seorang anak,

karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawanya ke sekolah akhirnya

terbentuk oleh pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa

perkembangan hidupnya di kelak kemudian.

Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan

karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosioanal pada setiap

tingkat perkembangan. Sejauh mana seseorang dilahirkan menjadi seseorang individu

seperti “dia” atau sejauh mana seseorang dipengaruhi subjek penilitian dan diskusi.

Karakteristik yang terkait dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih

Page 6: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 6

bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih

banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dari dua garis keluarga, yaitu garis

keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak saat terjadinya perubahan atau konsepsi

kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi banyak dan bermacam-

macam faktor lingkungan yang merangsang. Masing-masing perangsangan tersebut,

baik terpisah atau terpadu dengan rangsangan lain, semuanya membantu

perkembangan-perkembangan potensi-potensi biologis demi terbentuknya tingkah laku

manusia yang dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya membentuk suaotu pola karakteristik

yang dapat mewujudkan seseorang sebagai individu yang berkarakteristik berbeda

dengan individu-individu lain.

Kepribadian dapat juga dilihat dari dolongan darah yang bisa mencerminkan

kepribadian seseorang

a. Golongan darah A

Biasanya orang yang bergolongan darah A ini berkepala dingin, serius,

sabar dan kalem. Orang yang bergolongan darah A ini mempunyai karakter yang tegas,

bisa di andalkan dan dipercaya namun keras kepala. Sebelum melakukan sesuatu

mereka memikirkannya terlebih dahulu. Dan merencanakan segala sesuatunya secara

matang. Meskipun sebenarnya mereka mempunya sisi yang lembek seperti gugup dan

lain sebagainya, mereka cenderung keras terhadap orang-orang yang tidak sependapat.

Makanya mereka cenderung berada di sekitar orang-orang yang bertemperamen sama.

b. Golongan darah B

Orang yang bergolongan darah B ini cenderung penasaran dan tertarik

terhadap segalanya. Mereka juga cenderung mempunyai terlalu banyak

kegemaran dan hobby. Dengan kata lain, mereka tidak bisa mengerjakan sesuatu secara

berbarengan. Mereka dari luar terlihat cemerlang, riang, bersemangat dan

antusias. Namun sebenarnya hal itu semua sama sekali berbeda dengan

yang ada didalam diri mereka. Mereka bisa dikatakan sebagai orang yang tidak ingin

bergaul dengan banyak orang.

Page 7: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 7

c. Golongan darah O

Orang yang bergolongan darah O, mereka ini biasanya berperan dalam

menciptakan gairah untuk suatu grup. Dan berperan dalam menciptakan

suatu keharmonisan diantara para anggota grup tersebut. Figur mereka terlihat sebagai

orang yang menerima dan melaksakan sesuatu dengan tenang. Mereka pandai menutupi

sesuatu sehingga mereka kelihatan selalu riang, damai dan tidak punya masalah sama

sekali. Tapi kalau tidak tahan, mereka pasti akan mencari tempat atau orang untuk

curhat (tempat mengadu). Mereka biasanya pemurah (baik hati), senang berbuat

kebajikan. Mereka dermawan dan tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk orang

lain.Tapi mereka sebenarnya keras kepala juga, dan secara rahasia mem-punyai

pendapatnya sendiri tentang berbagai hal. Dilain pihak, mereka sangat fleksibel dan

sangat mudah menerima hal-hal yang baru. Mereka terlihat berkepala dingin dan

terpercaya tapi mereka sering tergelincir dan membuat kesalahan yang besar karena

kurang berhati-hati. Tapi hal itu yang menyebabkan orang yang bergolongan darah O

ini di cintai.

d. Golongan darah AB

Orang yang bergolongan darah AB ini mempunyai perasaan yang sensitif,

lembut. Mereka penuh perhatian dengan perasaan orang lain dan selalu menghadapi

orang lain dengan kepedulian serta kehati-hatian. Disamping itu mereka keras dengan

diri mereka sendiri juga dengan orang-orang yang dekat dengannya. Mereka jadi

cenderung kelihatan mempunyai dua kepribadian. Mereka sering menjadi orang yang

sentimen dan memikirkan sesuatu terlalu dalam. Mereka mempunyai banyak teman,

tapi mereka membutuhkan waktu untuk menyendiri untuk memikirkan persoalan-

persoalan mereka.

Dalam dunia psikologi, dikenal yang namanya 4 tipe kepribadian:

Sanguinis, Melankolis, Koleris dan Plegmatis, atau ada juga yang langsung

mengkategorikannya sesuai demgan sifat dominan masing-masing tipe, yaitu: Sanguinis

Populer, Melankolis Sempurna, Koleris Kuat dan Plegmatis Damai.

a. Sanguinis yang Populer

Kelebihan :

Suka bicara

Page 8: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 8

Ceria dan penuh rasa ingin tahu

Berhati tulus dan kekanak-kanakan

Menyenangkan dan dicemburui orang lain

Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)

Kelemahan :

Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)

Susah untuk diam

Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele

Mempunyai ingatan yang lemah

Susah datang tepat waktu

b. Melakonis yang Sempurna

Kelebihan :

Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif)

Berteman dengan hati-hati.

Puas di belakang layar, menghindari perhatian.

Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi

Sangat memperhatikan orang lain

Kelemahan :

Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (sering murung dan tertekan)

Mengingat yang negatif dan pendendam

Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah

Sulit bersosialisasi

Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya

c. Koleris yang Kuat

Kelebihan :

Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif

Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/target

Berani menghadapi tantangan dan masalah serta mencari pemecahan praktis dan

bergerak cepat

Page 9: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 9

Tidak begitu perlu teman

Unggul dalam keadaan darurat

Kelmahan :

Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis) dan senang memerintah

Menyukai kontroversi dan pertengkaran

Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain

Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan

Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf

d. Plegmatis yang Damai

Kelebihan :

Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh

Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana

Penengah masalah yg baik

Rasa humor yang tajam

Mudah diajak rukun dan damai

Kelemahan :

Menghindari konflik dan tanggung jawab

Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)

Terlalu pemalu dan pendiam

Humor kering dan mengejek

Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat

II.3 Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu:

(i) semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola

perkembangannya.

(ii) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia

secara biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.

Perbedaan-perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif

dan bukan kualitatif.

Page 10: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 10

Beberapa segi perbedaan individual yang perlu mendapat perhatian ialah perbedaan dalam

kecerdasan, kecakapan, hasil belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-

cita, kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo perkembangan, dan latar belakang lingkungan.

Makna “perbedaan” dan “perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut

variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Adapun bidang-bidang

dari perbedaannya yakni:

a. Perbedaan Kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan

atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui,

dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan

secara sistematik untuk menjadi miliknya.

b. Perbedaan Kecakapan Bahasa

Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam

kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan

berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam

bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis.

Kemampuan berbaha sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan

serta faktor fisik (organ bicara).

c. Perbedaan Kecakapan Motorik

Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan kemampuan untuk

melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk

melakukan kegiatan.

d. Perbedaan Bakat

Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut

akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara

tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi

kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang

menyentuhnya.

Page 11: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 11

e. Perbedaan Kesiapan Belajar

Perbedaan latar belakang, yang mliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat

penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama

tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari

luar yang lebih luas.

f. Perbedaan Tingkat Pencapaian

Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil

pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu

fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu

kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan

posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi

tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang merata dalam

pencapaian matematika.

II.4 Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

Makna pertumbuhan sering diartikan sama dengan perkembangan, sehingga

kedua istilah itu penggunaannya sering kali dipertukarkan untuk makna yang sama.

Istilah pertumbuhan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan perubahan-

perubahan ukuran fisik yang secara kuantutatif semakin besar dan atau panjang,

sedangkan istilah perkembangan diberi makna dan digunakan untuk menyatakan

terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan aspek sosial. Setiap individu

pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkambangan nonfisik yang

meliputi aspek-aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta

sikap.

Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek

tersebut :

1.) Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi

besar dan panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa.

Berikut masa-masa pada pertumbuhan fisik.

Page 12: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 12

Pertumbuhan sebelum lahir

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan sel

telur dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio.

Embrio yang berumur satu bulan berukuran sekitar setengah sentimeter,

kemudian pada umur dua bulan membesar menjadi dua setengah sentimeter

(disebut janin). Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk bayi

dalam ukuran kecil. Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan

perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena merupakan awal

terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan syaraf membentuk

system yang lengkap. Masa ini berakhir setelah kelahiran.

Pertumbuhan setelah lahir

Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir.

Dalam tahun pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah

sekitar sepertiga dari panjang badan dan beratnya akan bertambah menjadi

tiga kalinya. Pertumbuhan fisik yang paling cepat adalah ketika usia 8 sampai

15 tahun yang biasanya disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Selanjutnya

akan memasuki periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi badan

manusia akan tetap, namun berat badan bisa berubah-ubah.

2.) Perkembangan Intelektual

Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan

pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi

otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang

mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Perkembangan intelektual diawali

dengan kemampuan mengenal dunia luar. Awalnya respon terhadap rangsangan

dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas

tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai

terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya, yaitu

tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat

kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.

Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang mengikuti tahapan

berikut ini :

Page 13: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 13

Masa sensorik motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan

aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi

motorik terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti

refleks mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-

lain. Refleks-refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan

yang lebih canggih, misalnya berjalan.

Masa pra-operasional (2,0-7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol yang

mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang

anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah

dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang

praktik, ia akan bermain dokter-dokteran.

Masa konkreto pra-rasional (7,0-11,0 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia

mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi

(mengenali sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari

hubungan timbal-balik antara beberapa hal).

Masa operasional (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak dan

hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin

terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya

mainan A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah

daripada mainan B, maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal

dan yang paling murah.

3.) Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang

memerlukan rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang

yang memiliki bakat akan mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya

berkembang dengan pesat. Sedangkan menurut Guilford, bakat mencakup tiga

Page 14: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 14

dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.

Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat mencakup kemampuan

dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan

ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat yang

dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam

bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang

lain. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti

bidang seni, olahraga, atau keterampilan.

4.) Sosial

Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri

tanpa bantuan orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang

di sekitarnya, berangsur- angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar,

meresponnya dan akhirnya saling kenal mengenal saling membantu satu sama lain.

5.) Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak, suarayang

berguna untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Kemampuan

berbahasa seseorang mulai ada dan berkembang sejak ia dilahirkan. Kemampuan

itu mulai tampak dengan adanya ungkapan-ungkapan sederhana yang berupa

tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan kecewa, sennyum sebagai ungkapan

rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat pada masa bayi.

Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring dengan

bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias berkomunikasi

dengan orang lain.

6.) Sikap, nilai dan moral

Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai,

moral, dan sikap tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena

pada masa itu belum ada kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar.

Seiring dengan perkembangan usia, mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar.

Dalm hal ini khususnya orang tua yang memegang peranan penting dalam upaya

penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak. Walaupun pada masa ini upaya

Page 15: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 15

ini masih berupa paksaan saja, dalam artian anak masih belum mengerti akan

maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya dapat terbawa

dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak.

Page 16: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 16

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Manusia merupakan kesatuan dari makhluk individu dan sosial, kesatuan jasmani

dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan. Artinya manusia merupakan kesatuan individu

yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.

Setiap individu memiliki karakteristik bawaan (heredity) dan lingkungan

(environment). Karakteristik bawaan merupakan karakter keturunan yang dibawa sejak

lahir baik yang berkaitan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis.

Kepribadian, perilaku, apa yang diperbuat, dipikirkan, dan dirasakan oleh seseorang

(individu) merupakan hasil dari perpaduan antara faktor biologis sebagaimana unsur

bawaan dan pengaruh lingkungan.

Pembahasan tentang aspek-aspek perkembangan individu dikenali ada dua hal

yang menonjol, yaitu : umumnya manusia mempunyai unsur kesamaan dalam pola

perkembangannya dan pola yang bersifat umum itu manusia cenderung berbeda fisik

dan nonfisik. Disini dibahas perbedaan individu dalam hal perbedaan kognitif,

perbedan dalam kecakapan bahasa, perbedaan dalam kecakapan motorik, perbedaan

dalan latar belakang, perbedaan dalam bakat, dan perbedaan dalam kesiapan belajar.

Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu adalah

pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, bakat khusus, sosial, bahasa, sikap, nilai

dan moral.

III.2 Saran

Sebaiknya konsep yang telah diketahui oleh seorang calon tenaga pengajar

(pendidik) dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Untuk menambah wawasan pembaca dapat melihat reverensi yang lain.

Page 17: Perkembangan Peserta Didik

Karakteristik dan Perbedaan Individu 17

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Sunarto dan Dra. Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Daruma, A. Razak, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: FIP-UNM.

http://vierandah.blogspot.com/2012/03/makalah.html

(Diakses pada tanggal 7 Oktober 2014, pukul 18.45)