Perdarahan post partum
-
Upload
mukaromah-saiankadyslamanya -
Category
Documents
-
view
274 -
download
7
description
Transcript of Perdarahan post partum
![Page 1: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Kasus OBGYN IV
Di RSIA Zainab
I. Identitas pasien
No rekam medik : 12.01.00.371
Tanggal masuk RS : 4 Januari 2013
Nama : Ny.Y
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : desa suka maju kuasing
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
II. Anamnesis
Keluhan Utama :
Pasien mengaku keluar darah dari kemaluan sedikit-sedikit sejak 3 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Darah berwarna merah gelap sedikit berbau. Dalam 2 hari ganti pembalut satu kali,
darah menetes dikit demi sedikit. Perut kadang-kadang terasa nyeri. Demam tidak
ada, menggigil tidak ada, wajah pasien terlihat pucat. Pasien juga merasakan pusing
akhir-akhir ini.
Riwayat Menstruasi
Mernarche umur 13 tahun, siklus teratur 1x/bulan, lamanya 4-5 hari tiap kali
menstruasi.
Riwayat perkawinan
Pasien menikah satu kali dengan suami yang sekarang selama ± 8 tahun.
![Page 2: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/2.jpg)
Riwayat Persalinan
P3A1H2
1. Anak pertama : lahir spontan di bantu oleh bidan, BB : 3000 gr, PB sudah tidak
ingat lagi
2. Anak kedua : abortus
3. Anak ketiga : lahir spontan di bantu oleh bidan, BB : 3100 gr, PB 55 cm
Riwayat KB
Pasien mengaku belum pernah KB sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) :
Pasien mengaku belum pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya. Riwayat
penyakit gula, riwayat hipertensi, penyakit jantung, asma, alergi obat disangkal
pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga (RPK) :
Pasien menyatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang
sama, riwayat hipertensi, penyakit gula, asma disangkal pasien.
Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE) :
Pasien sehari-hari makan nasi dengan lauk secukupnya, makan 3 kali sehari dengan
porsi sedang. Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak mengkonsumsi
obat-obatan tertentu.
III. Pemeriksaan fisik
Keadan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign : Tekanan Darah : 145/94 mmHg
Nadi : 54 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7°C
![Page 3: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/3.jpg)
Status general :
Kepala
Normochepali
Tidak tampak adanya deformitas
Mata
Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat oedem
Conjunctiva anemis berat
Sklera tidak tampak ikterik
Pupil: isokor
Hidung
Bagian luar : normal, tidak terdapat deformitas
Septum : terletak ditengah dan simetris
Mukosa hidung : tidak hiperemis
Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
Telinga
Daun telinga : normal
Lieng telinga : lapang
Membrana timpani : intake
Nyeri tekan mastoid : tidak ada
Sekret : tidak ada
Mulut dan tenggorokan
Bibir : pucat
Gigi geligi : lengkap, ada karies
Palatum : tidak ditemukan torus
Lidah : normoglosia
Tonsil : T1/T1 tenang
Faring : tidak hiperemis
![Page 4: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/4.jpg)
Leher
JVP : (5+2) cm H2O
Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
Trakea : letak di tengah
Thorax
Paru-Paru
Inspeksi : pergerakan nafas statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru
Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea midclavicularis sinistra,
ICS 5
Perkusi : Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, tidak terdapat pelebaran vena
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, nyeri ketok (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar teraba (-), lien teraba (-),
benjolan (-)
Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (-), jaringan parut (-),
pigmentasi normal, telapak tangan pucat (+), turgor
kembali lambat (-), sianosis (+), parestesia (-).
![Page 5: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/5.jpg)
Ekstremitas Bawah : gerakan bebas, jaringan parut (-), pigmentasi normal,
telapak kaki pucat (+), turgor kembali lambat (-),
edema pretibia dan pergelangan kaki (-), parestesia (-).
IV. Status obstetric (jika pasien hamil)
Abdomen
- Leopold I : -
- Leopold II : -
- Leopold III : -
- Leopold IV : -
- TFU : -
- TBJ : -
- DJJ : -
- HIS : -
V. Pemeriksaan dalam vagina (VT)
Tidak ada pembukaan portio serviks
VI. Pemeriksaan penunjang
1. Darah lengkap
a. Hb = 7,5 g/dl
b. Leukosit = 12.500/mm3
c. Eritrosit : 3,67 jt/mm3
d. Trombosit : 289.000/µl
e. Hematokrit : 33,9%
2. USG: terdapat sisa plasenta
VII. Diagnose kerja
P3A1H2 Hemorragic Post Partum e.c sisa plasenta
VIII. Diagnose banding
![Page 6: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/6.jpg)
Atonia uteri
Retensio plasenta
Inversio uterus
IX. Penatalaksanaan
IVFD RL 20 tpm
Ceftriaxon 1 gr IV
Cefixim 2x1
Asam mefenamat 3x1 tab
Curetase
X. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
![Page 7: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/7.jpg)
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
1. Definisi Perdarahan Postpartum
Perdarahan lebih dari 500 ml (pada persalinan pervaginam) atau lebih dari 1000 ml
(pada persalinan caesar) setelah bayi lahir). Perdarahan dapat terjadi sebelum, selama, dan
setelah plasenta lahir. Perdarahan sesudah 24 jam setelah anak lahir disebut perdarahan
postpartum yang lambat, biasanya disebabkan oleh jaringan plasenta yang tertinggal.
2. Klasifikasi Perdarahan Postpartum
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu:
a. Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum primer
adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan
inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan pascapersalinan yang terjadi
setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum sekunder disebabkan
oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang
tertinggal.
3. Etiologi
a. Atonia uteri
Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah:
- Umur: umur yang terlalu muda atau tua
- Paritas: sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
- Partus lama dan partus terlantar
- Obstetri operatif dan narkosa
- Uterus terlalu regang dan besar; misalnya pada gemeli, hidramnion atau janin
besar
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus counvelair pada solutio plasenta
- Faktor sosial ekonomi, yaitu malnutrisi
![Page 8: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Sisa plasenta dan selaput ketuban
Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat
menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat
(biasanya terjadi dalam 6 – 10 hari pasca persalinan). Pada perdarahan postpartum
dini akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah
plasenta lahir dan kontraksi rahim baik. Pada perdarahan postpartum lambat gejalanya
sama dengan subinvolusi rahim, yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung
terus dan berasal dari rongga rahim.
c. Jalan lahir: robekan perineum, vagina seviks, forniks dan rahim
d. Kelainan/penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya atau hipofibrinogenemia yang sering dijumpai
pada:
- Perdarahan yang banyak
- Solusio plasenta
- Kematian janin yang lama dalam kandungan
- Pre-eklamsi dan eklamsi
- Infeksi, hepatitis dan syok septik
Frekuensi perdarahan postpartum 4/5 – 15% dari seluruh persalinan. Bedasarkan
penyebabnya:
1. Atoni uteri ( 50 – 60% ).
2. Retensio plasenta ( 16 – 17% ).
3. Sisa plasenta ( 23 – 24% ).
4. Laserasi jalan lahir ( 4 – 5% ).
5. Kelainan darah ( 0,5 – 0,8% ).
4. Diagnosis dan Diagnosis Banding
Diagnosis perdarahan postpartum dapat digolongkan berdasarkan tabel berikut ini :
![Page 9: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/9.jpg)
No. Gejala dan tanda yang selalu ada
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada
Diagnosis kemungkinan
1 - Uterus tidakberkontraksi danlembek
- Perdarahan segerasetelah anak lahir (Perdarahan Pascapersalinan Primer atau P3)
- Syok - Atonia Uteri
2 - Perdarahan segera (P3)- Darah segar yang mengalir
segera setelah bayi lahir (P3)- Uterus kontraksi baik- Plasenta lengkap
- Pucat- Lemah- Menggigil
- Robekan jalanlahir
3 - Plasenta belum lahirsetelah 30 menit
- Perdarahan segera (P3)- Uterus kontraksi baik
- Tali pusat putusakibat traksi berlebihan
- Inversio uteri akibat tarikan
- Perdarahan lanjutan
- RetensioPlasenta
4 - Plasenta atau sebagianselaput (mengandung pembuluh darah) tidak lengkap
- Perdarahan segera (P3)
- Uterus berkontraksitetapi tinggi fundus tidak berkurang
- Tertinggalnyasebagian plasenta
5 - Uterus tidak teraba- Lumen vagina terisi
massa- Tampak tali pusat (jika
plasenta belum lahir)- Perdarahan segera (P3)- Nyeri sedikit atau berat
- Syok neurogenik- Pucat dan limbung
- Inversio uteri
6 - Sub-involusi uterus- Nyeri tekan perut bawah- Perdarahan lebih dari
24 jam setelahpersalinan. Perdarahan sekunder atau P2S.
- Perdarahan bervariasi(ringan atau berat, terus
menerus atau tidak teratur) dan berbau (jika disertai infeksi)
- Anemia- Demam
- Perdarahanterlambat
- Endometritis atau sisplasenta (terinfeksi atau tidak)
7 - Perdarahan segera (P3)(Perdarahan intraabdominal dan atau vaginum)
- Nyeri perut berat
Syok- Nyeri tekan perut- Denyut nadi ibuCepat
- Robekan dindinguterus (ruptura uteri)
![Page 10: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/10.jpg)
Kriteria diagnosis:
1) Palasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2) Memeriksa plasenta dan ketuban: apakah lengkap atau tidak
3) Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari:
Sisa plasenta dan ketuban
Robekan rahim
Plasenta suksenturiata
4) Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vaginal dan varises yang pecah
5) Pemeriksaan laboratorium: Hb, hematokrik, golongan darah, clot observation
test (COT)
5. Patofisiologi
![Page 11: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/11.jpg)
6. Gejala Klinik Perdarahan Postpartum
Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10%
dari volume total tanpa mengalami gejala-gejala klinik, gejala-gejala baru
tampak pada kehilangan darah sebanyak 20%. Gejala klinik berupa
perdarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir.
kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-tanda syok yaitu
penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,
ekstrimitas dingin, dan lain-lain.
Kadang-kadang perdarahan terjadi tidak keluar dari vagina, tetapi menumpuk
di vagina dan di dalam uterus. Keadaan ini biasanya diketahui karena adanya
kenaikan fundus uteri setelah uri keluar.
7. Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi lanjutan
yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai oleh pembekuan
intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi organ-organ seperti gagal
ginjal mendadak
8. Penatalaksanaan
1) Segera tentukan ada syock atau tidak. Bila syock segera berikan cairan
(cairan RL adalah pilihan utama) diberikan secepatnya 1-2 liter (guyur/loss
klem)
2) Amati respon terhadap pemberian cairan dan berikan O2
3) Bila tidak ada syock, atau keadaan umum telah optimal segera lakukan
pemeriksaan untuk mencari sebab perdarahan.
4) Bila terjadi atonia uteri, lakukan masase uterus dan berikan oxitosin, dan
ergometrin i.v, bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti oxitosin per infus
tetap diteruskan
5) Bila tidak ada perbaikan lakukan kompresi bimanual, dan kemudian dipasang
tampon uterovaginal padat, bila berhasil cara ini dipertahankan selama 24 jam
![Page 12: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/12.jpg)
6) Jika tidak ada perbaikan dapat diberikan prostaglandin F2a i.m atau
intramural di myometrium
7) Bila diperlukan pemberian dapat diulang dalam 5 menit dan setiap 2 atau 3
jam setelahnya
Penanganan perdarahan postpartum yang disebabkan oleh sisa plasenta:
1) Penemuan secara dini hanya mungkin dengan melakukan pemeriksaan
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagian besar pasien akan kembali lagi
ke tempat bersalin dengan keluhan perdarahan
2) Berikan antibiotika, ampisilin dosis awal 1g IV dilanjutkan dengan 3 x 1g
oral dikombinasikan dengan metronidazol 1g supositoria dilanjutkan dengan
3 x 500mg oral.
3) Lakukan eksplorasi (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau
jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan AMV atau dilatasi dan kuretase
4) Bila kadar Hb<8 gr% berikan transfusi darah. Bila kadar Hb>8 gr%, berikan
sulfas ferosus 600 mg/hari selama 10 hari
5) Jika sisa-sisa plasenta masih ada dan masih terdapat perdarahan, segera
lakukan utero-vaginal tamponade selama 24 jam, diikuti pemberian
uterotonika dan antibiotik selama 3 hari berturut-turut dan pada hari keempat
baru dilakukan kuretase untuk membersihkannya.
9. Pencegahan perdarahan postpartum
1) Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum & mengatasi
setiap penyakit kronik, anemia, dll, sehingga pada saat hamil & persalinan
pasien tersebut dalam keadaaan optimal
2) Mengenal faktor presdiposisi perdarahan postpartum(PPP) seperti
multiparitas, anak besar, hamil kembar, hidramnion, ada riwayat PPP
sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi lainnya yang akan muncul saat
persalinan.
3) Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam & pencegahan partus lama.
![Page 13: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/13.jpg)
4) Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan.
5) Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan
menghindari persalinan dukun
10. Prognosis
Menurut Hakimi (2010), kematian karena perdarahan post partum akibat terus
menerus terjadi perdarahan yang jumlahnya kadang-kadang tidak menimbulkan
kecurigaan. Yang menimbulkan kematian bukanlah perdarahan sekaligus dalam
jumlah banyak justru perdarahan terus-menerus yang terjadi sedikit demi sedikit.
Beachan mendapatkan bahwa interval rata-rata antara kelahiran dan kematian adalah
5 jam 20 menit. Kenyataan ini menunjukkan adanya cukup waku untuk
melangsungkan terapi yang efektif jika pasiennya selalu diamati dengan seksama,
diagnosis dibuat secara dini, dan tindakan yag tepat segera dikerjakan.
REFFERENSI
![Page 14: Perdarahan post partum](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022102608/55721250497959fc0b906c32/html5/thumbnails/14.jpg)
1. Hanafiah TM. Perdarahan Postpartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara RS Pirngadi Medan: 2004.
2. Prawirohardjo. S, Ilmu Kebidanan, Ed. III, cet.II, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1992.
3. Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Sumatera Utara/R.S
Dr. Pringadi Medan, Pedoman Diagnosis dan Therapi Obstetri-Ginekologi R.S.
Dr. Pringadi Medan, 1993.