PERCOBAAN 2 ANOR.docx

download PERCOBAAN 2 ANOR.docx

of 19

Transcript of PERCOBAAN 2 ANOR.docx

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK II

Nama: 1. Dini Rizki Virgansari (08121003009) 2. Heru Dwi Andriyadi (08121003023) 3. Ana Anggraini (08121003035) 4. Jamilah (08121003059) 5. Khoirunnisah (08121003061)Jurusan/Kelompok: Kimia / III (Tiga)

PERCOBAAN : PEMBUATAN CIS DAN TRANS KALIUM .DIOKSALATODIAKUOKROMAT (III)

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIKFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANORGANIK III. NOMOR PERCOBAAN: IIII. NAMA PERCOBAAN: Pembuatan Cis dan Trans Kalium ccc Dioksalatodiakuokromat (III)III. TUJUAN PERCOBAAN: Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari garam kompleks kalium dioksalatodiakuokromat (III)IV. DASAR TEORISenyawa kompleks merupakan senyawa yang molekul-molekulnya tersusun dari gabungan dua molekul atau lebih molekul yang sudah jenuh. Pembuatan dari kompleks-kompleks logam biasanya dilakukan dengan molekul-molekul atau ion-ion tertentu. Penelitian-penelitian pertama selalu memakai amoniak dan zat yang terjadi disebut logam amin. Kemudian ternyata, bahwa anion-anion seperti CN-, NO2-, NCS-, dan Cl- juga membentuk kompleks dengan logam-logam.Suatu ion atau molekul kompleks, terdiri dari atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom pusat itu. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi yaitu suatu angka yang dapat menunjukkan jumlah ligan yang dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi yang masing-masing dapat dihuni oleh suatu ligan. (Vogel,1990)Isomer geometri adalah isomer yang diakibatkan oleh ketegaran dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas senyawa, yaitu alkena dan senyawa siklik. Atom dan gugus yang terikat hanya oleh ikatan dapat berputar sedemikian sehingga bentuk keseluruhan sebuah molekul selalu berubah berkesinambungan, tetapi gugus yang terikat oleh ikatan rangkap tak dapat berputar dengan ikatan rangkap itu sebagai sumbu, tanpa mematahkan ikatn phi itu. Dua gugus yang terletak pada satu titik ikatan phi disebut cis, sedangkan gugus yang terletak pada sisi yang berlawanan disebut trans. (Fessenden, 1992)Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya, senyawa atau ion kompleks dapat dibedakan menjadi jenis cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu tipe MA4B2 dan MA3B3. M merupakan atom pusat sedangkan A dan B merupakan ligan monodentat.1. Tipe MA4B2AB

M MA BA AA B A A AB Cis TransContoh : Ion diklorotetraminkobalt(III)2. Tipe MA3B3AB

M MA B B AA B A B BB CistransContoh : Ion triklorotriaminkobalt (III)Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalnya ligan bidentat maka akan dihasilkan tipe kompleks ML2B2, dimana L merupakan ligan bidentat. Struktur isomer menjadi :

B B

MB M

LLLLBCisTransCampuran bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan, sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokromat (III) klorida dapat dikristalkan secara perlahan-lahan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cistrans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu pemisahan isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan sedemikian sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda, misalkan kompleks cis-diklorobis (trietilstibium) palladium dapat dikristalkan dalam larutan benzena meskipun larutan hanya ada 6% dalam bentuk cis.Efek TransUntuk kompleks bujur sangkar, pengertian efek trans dapat digunakan untuk memberi alasan secara umum pada pembuatan isomer cis dan trans. Hasil reaksi penggantian ligan pada kompleks platina bujursangkar menunjukkan bahwa ligan-ligan tertentu dapat menstabilkan gugus/ligan lain yang berada pada posisi trans dengan ligan pengganti tersebut. Ligan yang telah distabilkan itu kemudian diganti dengan ligan yang datang berikutnya. Di bawah ini ditinjau reaksi ion nitrit (NO2) dengan ion kompleks tetrakloroplatina (II).

Cl Cl 2-ClCl 2-ClNO22-

Pt NO2- Pt NO2- Pt

Cl ClNO2ClNO2ClDari reaksi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa ligan nitrat mempunyai efek trans lebih kuat dari pada klorida. Kekuatan efek trans dari beberapa ligan dapat diuraikan sebagai berikut:H2O < OH- < NH3 < Cl- < Br-- < I- = NO2 = PR3 C2. Asam oksalat- Berwarna putih kristal- Mudah terbakar- Reaktivitas- Titik didih : 149-C3. Akuades- Cairan tak berwarna, tak berbau, tak berasa- Titik didih : C- Bersifat polar- Sebagai pelarut yang baik

VII. PROSEDUR PERCOBAANa. 1,5 gram oksalat dihidrat + akuadesPembuatan isomer trans-kalium dioksalatodiakuokromat (III).

Ditambahkan

0,5 gram kalium dikromat + akuades panas

Ditutup dengan gelas arloji

Larutan

Diuapkan sampai volumenya tinggal separuhnya

Kristal

Disaring kemudian dicuci

akuades dingin + alkohol

Catat hasilnya dan nyatakan dalam persen yang dinyatakan dalam jumlah mol krom.

b. 0,5 gram kalium dikromat + 1,5 gram asam oksalat dihidrat panasPembuatan isomer cis-trans kalium dioksalatodiakuokromat (III).

Diteteskan

akuades

Ditutup dengan gelas arlojiDitambahkan

2,5 mL etanol

Diaduk sampai terbentuk endapan

Kristal

Disaring dengan pompa vakum

Catat hasilnya

c. Kristal kompleksUji kemurnian isomer

Ditempatkan pada kertas saring Ditambahkan sedikit

Larutan ammonia encer

Isomer cisTerbentuk warna hijau

Isomer transTerbentuk warna cokelat

VIII. TUGAS PENDAHULUAN1. Pada bagian manakah ion oksalat yang berperan sebagai ligan bidentat dalam reaksi pembentukan kompleks?C2O42-2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan trans!A. Trans Cr2O72- + C2O42- CO2 + H2O + 2Cr3+ H2O3+H2OH2OCr3+ + 6H2O CrH2OH2OH2OH2OH2OH2O C2O42-H2O Cr + 2CrO42- Cr + 4H2OH2OH2OH2O H2OC2O42-

B. CisCr2O72- + C2O42- CO2 + H2O + 2Cr3+C2O42-C2O42-

Cr2+ + 3C2O42- Cr+ 4H2O

C2O42-

C2O4C2O4H2OH2O

Cr + 2H2O Cr

C2O4 C2O4C2O4

3. Tuliskan reaksi yag terjadi pada proses uji kemurnian kompleks cis dan trans!A. TransH2OC2O4 NH3C2O4 Cr + NH3 Cr + 2H2O

C2O4H2O C2O4 NH3

B. Cis H2OH2ONH3NH3

Cr + 2NH3 Cr + 2H2O

C2O4C2O4C2O4C2O4

IX. DATA HASIL PENGAMATANNo.PembuatanPengamatan

1Trans Warna cokelat setelah ditetesi ammonia Terjadinya reaksi eksoterm Timbul gelembung Menghasilkan gas CO2

2Cis Warna hijau setelah ditetesi ammonia Terjadinya reaksi endoterm Timbul gelembung Menghasilkan gas CO2

X. REAKSIA. Trans Cr2O72- + C2O42- CO2 + H2O + 2Cr3+

H2O3+H2OH2OCr3+ + 6H2O CrH2OH2O H2OH2O 3+H2OH2O C2O42- H2OCr + 2CrO42- Cr + 4H2OH2OH2O H2O C2O42-H2O

B. CisCr2O72- + C2O42- CO2 + H2O + 2Cr3+ C2O42-C2O42-

Cr2+ + 3C2O42- Cr + 4H2O

C2O42- C2O4C2O4H2OH2O

Cr + 2H2OCr

C2O4C2O4C2O4c. Uji kemurnian TransH2O C2O4 NH3C2O4 Cr + 2NH3 Cr + 2H2O

C2O4H2O C2O4 NH3

Cis H2OH2ONH3NH3

Cr + 2NH3 Cr + 2H2O

C2O4C2O4C2O4C2O4

XI. PEMBAHASANDalam percobaan ini melakukan pembuatan Cis dan Trans senyawa Kalium Dioksalatodiakuokromat (III). Pada pembuatan Cis dan Trans ini, terdapat beberapa perlakuan yang berbeda. Pada pembuatan Cis, Asam Oksalat dan Kalium Dikromat dilarutkan masing-masing terlebih dahulu dan kemudian dicampurkan. Pelarutan pada pembuatan ini menggunakan akuades panas. Lain halnya dengan pembuatan Trans, awalnya kedua bahan dicampurkan dahulu setelah itu diteteskan dengan Aquades. Trans lebih stabil dibandingkan Cis, sehingga ikatan pada Trans lebih kuat membuat Trans lebih sukar untuk lepas atau bereaksi dengan yang lain . Penambahkan dengan akuades bertujuan untuk membantu zat ini bereaksi dengan cepat. Lalu, perlakuan berbeda lainnya berupa perbandingan konsentrasi yang berbanding terbalik antara bahan pembuatan Cis dan Trans. Pada pembuatan Trans juga perlu penambahan etanol, namun tidak pada pembuatan Cis.Setelah kedua zat ini dicampurkan dalam gelas kimia kemudian ditutup dengan gelas arloji. Tujuannya untuk menghindari letupan-letupan yang menyertai reaksi ini. Adapun reaksi yang terjadi pada pembuatan Trans berupa eksoterm berbeda dengan pembuatan Cis yang berupa endoterm. Di dalam beker gelas terjadi reaksi pelepasan Karbon Dioksida dan Air, kemudian dibiarkan beberapa menit sampai keduanya benar-benar beraksi sempurna dan penutupnya kemudian dibuka. Reaksi sempurna ditandai dengan tidak lagi dihasilkan Air dan gas Karbon Dioksida. Campuran yang terbentuk akan berwarna hitam. Setelah itu dilakukan dekantir menggunakan vakum buchner. Penggunaan alat ini bertujuan untuk mendapatkan penyaringan yang lebih efektif disertai dengan pengeringan.Uji Kemurnian pada pembuatan Cis dan Trans ini menggunakan larutan Ammonia yang bertujuan untuk membuktikan apakah hasil yang diperoleh benar-benar Cis dan Trans dan setelah diuji, sesuai dengan teori dimana pada saat penambahan Ammonia, pengujian positif untuk Trans yang ditandai dengan Kristal pada kertas saring yang berwarna coklat dan tidak menyebar sedangkan Cis yang ditandai dengan kristal yang berwarna hijau dan menyebar pada kertas saring. Dalam percobaan ini didapat hasil yang positif.

XII. KESIMPULAN1. Ada beberapa perlakuan yang berbeda dalam pembuatan Cis dan Trans. Berupa cara melarutkan dan pencampuran, jumlah konsentrasi serta penambahan etanol yang hanya dilakukan pada pembuatan Trans.2. Pada pembuatan Trans terjadi reaksi eksoterm sedangkan pada pembuatan Cis terjadi reaksi endoterm.3. Pada reaksi pembuatan Cis maupun Trans sama-sama terjadi reaksi pelepasan Karbon Dioksida dan Air.4. Campuran yang terbentuk akan berwarna hitam. Pada uji kemurnian menggunakan Ammonia, pembuatan Trans akan menghasilkan warna cokelat dan pembuatan Cis berwarna hijau.5. Hasil dari percobaan yang dilakukan menunjukkan data yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden. 1992. Kimia Organik Jilid 1 Edisi Ketiga. Jakarta : ErlanggaStaff Pengajar Kimia Anorganik. 2014. Buku Petunjuk Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Inderalaya : Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA UNSRISukardjo. 1992. Kimia Koordinasi. Jakarta : Rineka CiptaVogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 2. Jakarta : Kalman Media Pusaka