Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

40
PPROPOSAL PENELITIAN PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ANTARA MAHASISWA S-1 PGSD BERASRAMA DAN MAHASISWA S-1 PGSD REGULER Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Dosen Pengampu: Drs. H. Fansuri, M.Pd Disusun Oleh: NAMA : Arif Rahman Prasetyo NIM : A1E307909 KELAS : A PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010

Transcript of Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Page 1: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

PPROPOSAL PENELITIAN

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR

ANTARA MAHASISWA S-1 PGSD BERASRAMA

DAN MAHASISWA S-1 PGSD REGULER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu: Drs. H. Fansuri, M.Pd

Disusun Oleh:

NAMA : Arif Rahman Prasetyo

NIM : A1E307909

KELAS : A

PROGRAM STUDI S1 PGSD TERINTEGRASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARBARU

2010

Page 2: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan,

dimana kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010 di

Kampus PGSD Banjarbaru dan Banjarmasin.

Selama penelitian berlangsung, penyusun banyak memperoleh informasi dan data-data

yang diperlukan dari berbagai pihak, baik bimbingan langsung maupun tidak langsung sehingga

proposal penelitian ini dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Walaupun demikian, penulis masih

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, membimbing, dan mendidik dari

berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Terlaksananya observasi sekolah hingga tersusunnya laporan ini berkat bantuan, arahan

dan bimbingan serta dukungan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih atas segala

bantua dan arahan tersebut. Akhirnya penulis berharap semoga laporan in dapat bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Banjarbaru, 19 Juni 2010

Penulis

Page 3: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 3

C. Batasan Masalah .............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah............................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

F. Kegunan Hasil Penelitian .................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6

A. Landasan Teori ................................................................................. 6

B. Kerangka Berpikir .............................................................................. 18 C.

Hipotesis ................................................................................................ 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 20 A.

Metode Penelitian ................................................................................. 20 B.

Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 20

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 21

D. Analisis Data ..................................................................................... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 26 A.

Penyajian Data ....................................................................................... 26 B.

Analisis Data .......................................................................................... 28

C. Pengujian Hipotesis........................................................................... 31

Page 4: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

D. Pembahasan ..................................................................................... 32

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 34 A.

Kesimpulan ............................................................................................ 34 B.

Saran-saran ............................................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 5: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003, SISDIKNAS).

Dalam dunia pendidikan hasil belajar merupakan sesuatu yang tetap menarik

untuk dijadikan bahan pangamatan dan pengkajian atau penelitian. Hal ini mengingat

tujuan yang akan dicapai dalam dunia pendidikan selalu akan tercermin dalam hasil

belajar. Berhasil atau tidaknya suatu proses pendidikan, dalam hal ini pengajaran

dalam lembaga pendidikan formal, dapat diamati melalui hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik.

Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses

perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam

bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll.

Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang

diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan

seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak

mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang

tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia

mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, sering kita temukan dimana kondisi

perpustakaan yang sepi pengunjung. Hal ini salah satunya mungkin karena minat baca

yang rendah dari para siswa atau mahasiswa. Rendahnya minat baca akan

berpengaruh banyak terhadap kemampuan sesorang dalam menangkap suatu konsep

pembelajaran, karena kurang terlatihnya daya nalar.

Program S-I PGSD Berasrama adalah program S-I kependidikan yang

dikhususkan bagi para lulusan SMA/MA, yang mendapat beasiswa dari Dirjen Dikti

melalui tes administrasi dan tertulis. Mahasiswa program ini dituntut untuk dapat

menjadi guru profesional yang kelak akan ditempatkan di daerah-daerah terpencil.

Page 6: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Dalam kondisi seperti ini tentu saja beban dan tanggung jawab mereka lebih

besar dibandingkan dengan mahasiswa reguler (bukan program beasiswa), karena

mereka mengemban tugas dan amanah dari negara yang menyediakan dana demi

terbentuknya sosok guru profesional di daerah terpencil. Oleh karenaya perlu

perhatian terhadap keseluruhan proses/aktivitas belajar mahasiswa termasuk

penggunaan sebagai sumber belajar. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka pencapaian

tujuan pandidikan. Salah satu indikator yang mudah diamati dalam pencapaian tujuan

pendidikan adalah hasil belajar. Hasil belajar, dengan demikian diharapkan sesuai

dengan target/tujuan yang telah ditetapkan.

Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan dua hal

yang berkaitan. Bagaimana wujud hasil belajar sangat bergantung dan dipengaruhi

oleh situasi dan kondisi yang melatarbelakanginya. Disadari atau tidak situasi dan

kondisi tersebut akan sangat menentukan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi dan

kamauan/ketekunan belajar inilah yang secara langsung akan menentukan hasil

belajar mahasiswa.

Kualitas prestasi akadamik mahasiswa, di samping dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, dapat juga dipengaruhi oleh intensitas belajarnya, yaitu bagaimana

menggunakan waktu seefektif mungkin. Mahasiswa yang berangkat dari motivasi

intrinsik tentu akan menyempatkan diri dan dengan sungguh-sungguh mempelajari

modul serta buku-buku penunjang lain tanpa tergantung kepada dosen.

Di samping adanya motivasi intrinsik, faktor-faktor luar yang dapat

menimbulkan semangat belajar merupakan faktor yang mempunyai peranan yang

tidak kecil. Salah satu faktor luar yang dapat ditunjukkan di sini adalah adanya

kondisi-kondisi insentif. Kondisi-kondosi insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi

berhubungan dengan pertumbuhan kondisi internal yang manyebabkan individu

berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu. Adapun insentif adalah objek atau situasi

eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan tujuan,

melainkan alat untuk mencari tujuan (Ahmadi, supriyono 1990 : 86).

Pemberian dana belajar bagi mahasiswa S-1 PGSD Berasrama merupakan

suatu kondisi insentif ekstrinsik. Salah satu faktor ini menjadi pembeda antara S-I

PGSD Berasrama dengan S-1 PGSD Reguler. Ditinjau secara teoritis, kondisi yang

berbeda tentunya akan mangakibatkan hasil belajar yang berbeda pula. Yang menjadi

pertanyaan adalah, apakah kondisi-kondisi tersebut dalam kenyataan benar-benar

mengakibatkan perbedaan hasil belajar?

Page 7: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Untuk memastikan seberapa besar peranan kondisi mahasiswa terhadap hasil

belajar, perlu dikaji banding antara hasil belajar mahasiswa yang memiliki kondisi

yang berbeda, dalam hal ini antara S-1 PGSD Berasrama dengan S-1 PGSD Reguler.

Dan pola pikir serta rasional seperti itulah yang msngilhami ditetapkannya pokok

kajian panelitian ini, yang kemudiin dituangkan dalam pernyataan judul

"Perbandingan Hasil Belajar antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama dan

Mahasiswa S-1 PGSD Reguler". Dengan kajian tersebut dimaksudkan untuk

mengidentifikasi tingkat parbedaan hasil belajar mahasiswa PGSD yang disebabkan

oleh adanya kondisi yang berbeda, yaitu ditinjau dari perbedaan tunjangan finansial

yang diberikan oleh pemerintah sebagai biaya pendidikan.

B. Identifikasi Masalah

PGSD Banjarbaru merupakan wadah bagi mahasiswa beijazah

SMA/SMK/MA yang bercita-cita memiliki profesi sebagai guru. Selain itu ada pula

mahasiswa yang sudah berprofesi guru, melanjutkan studinya dalam program

penyetaraan. Banyaknya jumlah mahasiswa dengan beragam sifat dan karakter

masing-masing, maka beragam pula permasalahan-permasalahan yang mungkin

timbul dalam kesehariannya. Adapun masalah yang dihadapi, antara lain:

1. Masalah dosen sering tidak masuk kelas

Dosen PGSD pada umumnya adalah dosen yang memiliki kesibukan yang

padat yang mengemban tugas secara tumpang tindih. Dalam artian di samping

menjadi seorang pengajar, dosen juga bertugas menjadi assesor, instruktur /

narasumber dalam program seminar/penataran, bahkan ada dosen yang

melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Akibatnya, tidak jarang

mereka rela meninggalkan mahasiswa untuk tidak masuk mengajar di kelas

dikarenakan kesibukan-kesibukan dosen tersebut.

2. Masalah minat baca mahasiswa

Di era globalisasi saat ini, kemajuan teknologi dan informasi berkembang

dengan pesat. Komputer dan laptop membanjiri kawasan asrama mahasiswa.

Dengan adanya komputer dan laptopi maka semakin berkembangnya aplikasi

komputer yang berjenis permainan-permainan yang membuat para penikmat

game menjadi kecanduan. Kondisi ini mengakibatkan mahasiswa menjadi

mengesampingkan membaca khususnya hal yang berkaitan dengan penunjang

perkuliahan.

Page 8: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

3. Masalah keamanan

Keamanan adalah suatu modal dasar dalam kita hidup saling berinteraksi

satu sama lain. Sesuatu hal yang dikerjakan tanpa rasa aman maka pekerjaan

tersebut tidak akan optimal. Walaupun sudah ada tiga orang satpam yang menjaga

secara bergantian di asrama tetapi beberapa waktu yang lalu, terdapat cukup

banyak kasus yang menunjukkan mlemahnya pengawasan keamanan mahasiswa

berasrama khususnya, sedikitnya dalam kurun waktu dua tahun sudah ada tiga

kali kasus pencurian di wilayah asrama. Hal ini sungguh sangat mengusik

ketenangan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan.

4. Masalah Kebersihan

Kebersihan asrama adalah tanggung jawab semua warga kampus.

Program kebersihan yang dibuat oleh Ketua UPP PGSD Banjarbaru dan Kepala

Asrama PGSD Banjarbaru, yang mencakup seluruh aspek kebersihan, mulai dari

kebersihan diri sendiri, kamar asrama, blok, asrama, dan bahkan lingkungan

kampus PGSD Banjarbaru sudah berjalan cukup baik. Tentunya dengan

pengawasan dan kontrol yang ketat dari pembina dan kepala asrama. Ketika

kontrol mulai longgar, masalah kebersihan akan muncul.

5. Masalah kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kunci sukses bagi setiap individu. Disiplin meliputi

disiplin dalam belajar, bekerja dan beribadah dan sebagainya. Di lingkungan

PGSD kedisiplinan mahasiswa sudah baik. Hal ini berkat upaya yang dilakukan

oleh semua pihak, baik dari pengelola PGSD, atau tumbuh sendirinya dari

kesadaran mahsiswa berkat kedewasaannya. Meskipun begitu, masih saja ada

beberapa oknum yang menunjukkan sikap ketidakdisplinannya. Namun secara

umum sudah dapat dikatakan baik.

Masalah hasil belajar yang peneliti angkat sebagai judul penelitian ini berkaitan

dengan masalah lain seperti masalah dosen sering tidak masuk, minat baca

mahasiswa, dan kedisiplinan dalam belajar.

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan yang berkaitan dengan hasil belajar

dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penelitian ini perlu dibatasi.

Masalah-masalah yang akan diteliti difokuskan pada kegiatan belajar yang dilakukan

olah mahasiswa dan hasil yang dicapai dalam satu semester:

Page 9: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

1. Masalah ketekunan belajar mahasiswa yang akan dicapai dalam kuantitas belajar

mahasiswa, baik secara sendiri-sendiri maupun secara kelompok (Variabel

Bebas).

2. Masalah hasil belajar mahasiswa yang dapat diketahui melalui nilai-nilai ujian

yang terekam dalam daftar nilai semester (Variabel Terikat).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan-permasalahan pokok yang

akan di identifikasi dan dikaji adalah sebagai berikut:

1. “Apakah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa/dana pendidikan dengan yang

tidak mendapat dana pendidikan mempunyai perbedaan yang signifikan dalam

kuantitas ketekunan belajarnya?”

2. “Apakah mahasiswa yang mendapat dana pendidikan dengan tidak mendapat

dana pendidikan mempunyai perbedaan yang signifikan dalam kualitas prestasi

akademiknya?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara mahasiswa S-1 PGSD

Berasrama dan mahasiswa S-1 PGSD Reguler.

2. Untuk mengetahui perbedaan kuantitas ketekunan belajar antara mahasiswa S-1

PGSD Berasrama dan mahasiswa S-1 PGSD Reguler.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna:

1. Untuk Pengelola PGSD Banjarbaru. Sebagai bahan informasi / acuan mengenai

hasil belajar mahasiswa PGSD Banjarbaru, sehingga pihak pengelola dapat

menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki,

meningkatkan, dan menjaga prestasi belajar mahasiswa PGSD Banjarbaru.

2. Untuk mahasiswa PGSD Banjarbaru. Sebagai bahan informasi mengenai

perbedaan prestasi dan ketekunan belajar antara mahasiswa yang menapat dana

belajar dan yang tidak mendapat dana belajar dari pemerintah, yang merupakan

objek dari penelitian ini, sehingga dapat meningkatkan prestasinya.

3. Memberi pengalaman kepada peneliti sendiri.

Page 10: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Mengenal Program S-1 PGSD Berasrama dan Reguler

a. Gambaran umum

Dengan terbitnya Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan

dosen. Dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan, yang mempersyaratkan kualifikasi akademik minimal

pendidikan guru SD adalah D-IV atau S-1, maka pada tahun 2006 Ditjen

Pendidikan Tinggi mengambil kebijakan memperluas penyelenggaraan S-1

dengan menambah jumlah LPTK, penyelenggara. LPTK Penyelenggara

program studi untuk guru SD dari segi kuantitas sudah cukup banyak, namun

dari segi kualitas penyelenggaraan harus ditingkatkan secara berkelanjutan.

Untuk meningkatkan kualifikasi tersebut maka pemerintah melaksanakan

sistem pendidikan S-1 Pendidikan Guru SD Berasrama.

Gagasan penyelenggaraan program S-1 PGSD Berasrama / Reguler

dilandasi oleh pola pikir bahwa pengetahuan dan keterampilan tenaga ke

pendidikan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Guru sebagai ujung tombak peningkatan mutu pendidikan perlu

menyesuaikan kemampuan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Sejalan dengan

itu, peningkatan kualitas guru SD yang semula lulusan SLTA / SPG dan D-II

ditingkatkan menjadi lulusan S-1.

Tujuan yang hendak dicapai melalui program S-1 PGSD Berasrama/

Reguler adalah meningkatkan kualifikasi profesional guru SD agar dapat

melaksanakan tugas sesuai dengan pola hidup dan pola pikir manusia yang

salaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Program S-1 PGSD Berasrama mempunyai sistem penyelenggaraan

pendidikan dan sistem belajar yang berbeda dengan S-1 PGSD Reguler.

Program S-1 PGSD Berasrama yaitu program beasiswa ikatan dinas dari

pemerintah pusat yang menuntut mahasiswa yang dibina agar siap ditempatkan

di daerah-daerah terpencil. Sesuai namanya, mahasiswa program ini wajib

tinggal di asrama yang telah disediakan dengan cuma-cuma (tanpa dipungut

biaya). Program yang hanya menampung 61 orang mahasiswa ini dibina dari

Page 11: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

berbagai segi, tidak hanya bidang akademiknya saja, adapula pembinaan

karakter, keagamaan, ketrampilan, dan keahlian lainnya. Jadi mahasiswa

berasrama praktis memiliki jadwal kegiatan dan kontrol yang lebih intensif

dibandingkan mahasiswa reguler yang tinggal di rumah masing-masing atau di

“kost”.

b. Kriteria Mahasiswa S-1 PGSD

Mahasiswa program ini adalah siswa-siwa tersebar dari beberapa daerah

(khusus untuk program berasrama hanya mahasiswa yang berdomisili di Kab.

Tanah Laut, Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Tengah, dan Kab.

Tabalong) yang dinyatakan lulus dan memilii ijazah untuk dapat melanjutkan

ke perguruan tinggi. Adapun hal-hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Umur mahasiswa saat mendaftar tidak lebih dari 21 tahun

2) Dalam kondisi-kondisi tertentu batas tentang usia minimal dapat

diturunkan atau sebaliknya/dipersempit sesuai dengan kebutuhan

(Reguler).

3) Tidak berada pada kondisi terikat pada ikatan dinas lain (Berasrama).

4) Latar belakang pendidikan SMA / SMK / MA dengan ijazah yang asli.

5) Lulus tes administrasi dan tertulis (Berasrama)

6) Bersedia ditempatkan di daerah terpencil dan bersedia di asramakan

(Berasrama).

7) Menunjukkan bukti surat keterangan belum menikah dari KUA setempat,

dan bersedia tidak menikah selama masa pendidikan berlangsung

(Berasrama)

8) Sehat jasmani dan rohani

c. Sistem Belajar

Sistem belajar yang diterapkan pada program ini, seperti program-

program lain, adalah sistem belajar yang diisi melalui tatap muka dengan

dosen dan juga mahasiswa dituntut untuk dapat belajar mandiri.

1) Belajar mandiri

Dalam belajar sendiri mahasiswa dituntut untuk kreatif, di samping

membaca modul yang telah disediakan, juga perlu mambaca sumber bahan

belajar lain yang relevan, mendengarkan kaset audio, melihat televisi

Page 12: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

maupun bertanya kepada orang yang lebih tahu. Belajar kelompok dapat

berupa belajar bersama teman secara berkelompok maupun belajar melalui

kegiatan seminar-seminar.

Secara terperinci sistem belajar meliputi kegiatan-kegiatan sebagai

barikut :

a) Mempelajari bahan tertulis (modul dan bahan cetak lainnya).

b) Interaksi tatap muka dengan dosen.

c) Interaksi antar individu dalam kelompok.

d) Mendengarkan dan manyaksikan program audio Visual.

e) Melaksanakan pratikum di laboratorium.

f) Melaksanakan pemantapan pengalaman lapangan (PPL).

g) Mengerjakan tugas mandiri.

h) Mengerjakan ujian akhir semester.

Berdasarkan gambaran proses belajar tersebut di atas, jelas bahwa

program S-1 PGSD menuntut kesadaran dan kedisiplinan belajar yang tinggi

dari mahasiswa. Kaberhasilan studi disamping memperhatikan secara cermat

penjelasan dari dosen juga sangat bergantung pada inisiatif mahasiswa dalam

mampelajari paket modul belajar, memanfaatkan sumber-sumber belajar

yang relevan, serta mengatur strategi dan jadwal belajar.

2) Tatap Muka dengan Dosen

Tatap muka merupakan bentuk belajar bagi mahasiswa yang di

dalamnya terdapat interaksi antara dosen dan mahasiswa secara multi arah.

Hal ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa memecahkan kesulitan

belajar yang tidak dapat diatasi sendiri atau kelompok. Dalam interaksi

antara mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dibari banyak kesempatan untuk

mendiskusikan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, mengajukan

pertanyaan dan dosen memberikan jawaban atas pertanyaan itu sebaik-

baiknya.

Tatap muka bersifat wajib diikuti, minimal 75% dari frekuensi yang

ditetapkan dan menjadi prasyarat untuk mengikuti ujian (tergantung

kebijakan tiap-tiap dosen yang biasanya berbeda-beda).

3) Kelompok Belajar

Kelompok belajar mempunyai peranan untuk :

a) meningkatkan motivasi belajar

Page 13: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

b) mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar bersama

c) mempercepat penyebaran informasi antar mahasiswa sendiri.

d) mendiskusikan rencana kegiatan akademik (reguler)

e) aktif dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler.

d. Sistem Ujian

1) Evaluasi

Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan dengan menyelenggarakan

tiga jenis evaluasi belajar, yakni :

a) Tugas Mandiri

Tugas mandiri adalah seperangkat soal dalam setiap mata kuliah untuk

dikerjakan oleh mahasiswa secara mandiri.

b) Ujian Tengah Semester (UTS)

Ujian Tengah Semester merupakan penilaian terhadap panguasaan

bahan belajar untuk satu mata kuliah selama setengah semester.

c) Ujian Akhir Semester (UAS)

Ujian Akhir Semester merupakan penilaian keseluruhan terhadap

panguasaan bahan belajar untuk satu mata kuliah selama satu semester.

2) Sistem Penilaian

a) Penilaian

Penilaian kemajuan belajar diberikan berdasarkan hasil tugas mandiri,

UTS, dan UAS.

b) Bentuk Nilai

Nilai diberikan dalam bentuk huruf A, B, C, D dan E. Angka mutu di

setiap huruf adalah sebagai berikut :

A = 4 B=3 C = 2 D = 1 E = 0

Arti darinilai tersebut adalah :

A = sangat baik B = baik C = cukup D = kurang E = gagal/tidak lulus.

c) Penetapan nilai Untuk Setiap Mata Kuliah

NILAI AKHIR = 3 × Nilai Tugas + 3 × Nilai UTS + 4 × Nilai UAS

10

NB : Bila mahasiswa tidak mengikuti ujian maka mahasiswa ditetapkan

tidak lulu ujian.

Page 14: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

2. Pengertian Belajar

Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali dengan

mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli

tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman

A.M (2005:20) sebagai berikut :

1) Cronbach memberikan definisi :

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman”.

2) Harold Spears memberikan batasan:

“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to

listen, to follow direction”.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

3) Geoch, mengatakan :

“Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan

misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau

melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu

sebenarnya merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh

lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang dilakukan oleh

seorang idnividu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan

bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap

dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga

dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1)

mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian

Page 15: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan

kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,

pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas

dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya

kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses

belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas

kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau

dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan

yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk

meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan

eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa,

seperti kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah

kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih,

sarana dan prasaran belajar yang memadai.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses

perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan itu akan

nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan

sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk melakukan

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar (Slameto,

2003).

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

Ini berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau

sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan pada

dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya

bertambah, dan kebiasaannya bertambah.

Page 16: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung

secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun

proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia

akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik

dan sempurna.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju

untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian

semakin banyak usaha belajar itu dilakukan makin banyak dan makin baik

perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa

perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu

sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini

berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan

dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-

benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai

hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam

sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti

keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil

maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar

adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-

usaha belajar.

Page 17: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes

prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes

prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang

dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun

secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai

bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes

prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan

ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual mahasiswa sangat menentukan keberhasilan

mahasiswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk

mengetahui prestasi yang diperoleh mahasiswa setelah proses perkuliahan

berlangsung. Adapun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas

belajar yang telah dilakukan

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan

hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar

harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli

mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang

mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik

persamaan. Sehubungan dengan prestasi belajar, Winkel (1996:162) mengatakan

bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan

seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang

dicapainya.” Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah:

“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi

belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan

psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum

mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar

merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan

menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi

Page 18: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari

materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi

setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui

setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi

atau rendahnya prestasi belajar siswa.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu

diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor

yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa

(faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis

sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga,

sekolah, masyarakat dan sebagainya.

1) Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun

yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi,

bakat, minat dan motivasi.

a. Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan

kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.

Muhibbin (1999:135) berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi

kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya

untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi

seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan

yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam

usaha belajar.

b. Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai

kecakapan pembawaan. Menurut Syah Muhibbin (1999:136) mengatakan

“Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa

banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”

Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada

Page 19: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan

bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang

studi tertentu.

c. Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai

beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus

menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Winkel (1996:24) minat

adalah “kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada

bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.”

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran

yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat

menambah kegiatan belajar.. Minat belajar yang telah dimiliki siswa

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka

akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat

tercapai sesuai dengan keinginannya.

d. Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

(a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik

dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang

atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar.

Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya

dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan

kegiatan belajar.

2) Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan

keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada

umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.

Page 20: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar

adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a. Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang

dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa:

“Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng

sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam

ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan

seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong

untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan

pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting

dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah

yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini

meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan

mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

c. Lingkungan Masyarakat

Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak

sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan

pendidikan. Lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam

pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa

bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka

kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas, yaitu hasil

belajar. Hasil belajar nampak dalam suatu prestasi yang diberikan oleh individu yang

belajar. Maka setiap prestasi yang tepat merupakan suatu kenyataan perbuatan belajar

(performance). Adanya kenyataan bahwa proses belajar dapat terlaksana melalui

berbagai kegiatan belajar yang masing-masing mempunyai kekhususan, maka hasil

Page 21: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

belajar pun akan nampak pada adanya perubahan tingkah laku yang berbeda-beda,

diwujudkan dalam prestasi-prestasi tartentu.

Perubahan tingkah laku dapat diukur dan dinilai dari hasil belajarnya. Hasil

belajar itu disebut prestasi akademik/academic achievement. Pengertian prestasi

belajar dari Carter V, Goog dalam Dictionary of Education, adalah:

"knowledge attained or skills developed in the school subjects usually

designated by tes score or by marks assigned by teachers, or by both. The

achievement of pupils in the so called "academic" subjects, such as reading arithmatic,

and history, as contrasted with skills developed in such areas as industrial art and

physical education".

Menurutnya gambaran mengenai pangetahuan atau perkembangan

keterampilan-katerampilan yang talah dicapai dari pelajaran yarig telah diberikan,

biasanya. dapat diketahui dari hasil tes atau tugas yang telah diberikan oleh guru.

Sejalan dengan hal tersebut Smith berpendapat bahwa :

"Progress that a learner makes in learning; often measured by either

standarized or teacher made tes".

Karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar mengandung unsur-

unsur:

1) Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor/angka-angka setelah

melalui tindakan analisis tertentu.

2) Prestasi belajar merupakan, hasil kemajuan dari hasil belajar yang dapat diketahui

melalui suatu alat yang dibuat oleh guru atau orang lain yang diparcaya dan

memenuhi persyaratan.

3) Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari dalam diri individu

maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi 3 macam:

a. Faktor-faktor Stimuli belajar, meliputi :

a) panjangnya bahan

b) tingkat kesulitan bahan

c) kebermaknaan bahan

d) berat ringannya tugas (belajar)

e) suasana lingkungan ekstern.

b. Faktor-faktor metode belajar menyangkut :

a) kegiatan berlatih atau praktek

b) "overlearning" dan "drill"

Page 22: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

c) resitasi selain belajar

d) pengenalan tentang hasil belajar

e) belajar dengan kaseluruhan dan dengan bagian-bagian

f) penggunaan modalitas indera

g) bimbingan dalam belajar

h) kondisi-kondisi insentif.

c. Faktor-faktor individual, yaitu :

a) kematangan

b) faktor usia kronologis

c) faktor perbedaan jenis kelamin

d) pengalaman sebelumnya

e) kapasitas mental

f) kondisi kesehatan jasmani

g) kondisi kesehatan rohani

h) motivasi

B. Kerangka Berpikir

Hasil belajar merupakan produk akhir dari suatu kegiatan belajar. Hasil belajar

berupa prestasi belajar yang di dapat oleh individu yang belajar. Hasil belajar dapat

diukur dengan menggunakan alat-alat evaluasi atau penilaian mahasiswa dengan

berdasar nilai tugas dan ujian. Nilai-nilai yang di dapat mahasiswa tersebut secara

kasat mata akan dapat menggambarkan kualitas akademik mahasiswa.

Kualitas prestasi akadamik mahasiswa, di samping dipengaruhi oleh faktor

lingkungan, dapat juga dipengaruhi oleh intensitas belajarnya, yaitu bagaimana

menggunakan waktu seefektif mungkin. Mahasiswa yang berangkat dari motivasi

intrinsik tentu akan menyempatkan diri dan dengan sungguh-sungguh mempelajari

modul serta buku-buku penunjang lain tanpa tergantung kepada dosen.

Di samping adanya motivasi intrinsik, faktor-faktor luar yang dapat

menimbulkan semangat belajar merupakan faktor yang mempunyai peranan yang

tidak kecil. Salah satu faktor luar yang dapat ditunjukkan di sini adalah adanya

kondisi-kondisi insentif. Kondisi-kondosi insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi

berhubungan dengan pertumbuhan kondisi internal yang manyebabkan individu

berusaha mencapai tujuan-tujuan tertentu. Adapun insentif adalah objek atau situasi

Page 23: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan tujuan,

melainkan alat untuk mencari tujuan (Ahmadi, supriyono 1990 : 86).

Program S-1 PGSD Berasrama merupakan progam yang diselenggarakan

berupa beasiswa ikatan dinas bagi mahasiswa yang telah diseleksi sesuai prosedur

yang telah ada. Berbeda halnya dengan mahasiswa S-1 PGSD Reguler non beasiswa,

biaya kuliah ditanggung mahasiswa secara pribadi dan belum ada ikatan dinas dengan

pihat tertentu. Kondisi dimana mahasiswa S-1 PGSD Berasrama yang mendapat

beasiswa dapat dikatakan sebagai kondisi insentif yang dapat menimbulkan semangat

belajar mahasiswa sehingga praktis berpengaruh pada prestasi belajar yang baik.

Dengan demikian, karena mahasiswa S-1 PGSD Berasrama mendapat beasiswa

belajar, maka memiliki prestasi lebih dan ketekunan belajar yang lebih baik daripada

mahasiswa S-1 PGSD Reguler yang tidak mendapat beasiswa belajar.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikiran diatas, hipotesis yang diajukan adalah terdapat

perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mendapatkan beasiswa/dana

pendidikan dengan yang tidak mendapat dana pendidikan dalam kuantitas ketekunan

belajarnya. Terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mendapatkan

beasiswa/dana pendidikan dengan yang tidak mendapat dana pendidikan dalam

kualitas prestasi akademiknya.

Page 24: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara mahasiswa yang mendapat beasiswa / dana pendidikan dengan

mahasiswa yang tidak mendapat dana pendidikan dalam hal kuantitas ketekunan

belajar dan kualitas prestasi akademiknya. Penelitian ini dilaksanakan di Program

Studi PGSD FKIP UNLAM Banjarbaru.

Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini merupakan kajian yang bersifat

deskriptif dengan pola kerja expost facto, artinya penelitian dilakukan setelah suatu

kejadian itu terjadi.

Disebut juga sebagai restropective study karena penelitian ini merupakan

penelitian penelusuran kembali terhadap suatu peristiwa atau kejadian dan kemudian

merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan

kejadian-kejadian tersebut. (http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com diakses pada

19 Maret 2010)

Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu pendekatan komperatif

dengan dua variabel yang mengkaji perbandingan antara sampel terhadap variabel.

Variabel terikatnya yaitu prestasi belajar mahasiswa dan variabel bebasnya adalah

ketekunan belajar mahasiswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi:

Populasi subjek penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian apakah berupa

orang, benda atau lembaga. Setiap subjek penelitian (apakah seseorang, suatu benda,c

atau suatu lembaga) merupakan anggota populasi subjek penelitian

(http://tatangmangunya.wordpress.com diakses pada 19 Maret 2010).

Berdasarkan pendapat di atas populasi dari penelitian ini adalah seluruh

Mahasiswa PGSD UNLAM Tahun Akademik 2007/2008 yang berada di wilayah

Banjarbaru dan Banjarmasin, yaitu berjumlah 361 mahasiswa yang terhimpun dalam

7 kelompok belajar. Mahasiswa PGSD Berasrama terdiri dari 2 kelompok belajar

Page 25: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

dengan jumlah Mahasiswa sebanyak 61 orang dan Mahasiswa PGSD reguler terdiri

dari 5 kelompok belajar dengan jumlah mahasiswa sebanyak 300 orang.

Sampel:

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling. Soeharto (1989:

150) mengatakan untuk penelitian deskriptif seperti survey sampel manusia

hendaknya di atas 30 unit besarnya. Sampel terdiri dari dua sub populasi, yaitu (l)

kelompok PGSD Berasrama, dan (2) kelompok PGSD Reguler. Setelah dirandom,

kelompok belajar yang menjadi sampel penelitian adalah Kelompok Belajar Kelas A

dan B (PGSD Berasrama) yang berjumlah 39 orang dan Kelompok Belajar Kelas E

(PGSD Reguler) yang berjumlah 39 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data penelitian ini terdiri dari: (1) Identifikasi

Variabel, (2) Definisi Operasional, (3) Pengembangan Instrumen Penilaian dan

Pengukuran.

1. Identifikasi Variabel

Variabel yang diteliti terdiri dari 1 variabel terikat dan (dependen) dan 1

variabel bebas (independen), yaitu:

a. Variabel Terikat : Prestasi Akademik Mahasiswa (Y)

b. Variabel Bebas : Ketekunan Belajar Mahasiswa (X)

Kelompok Var. Bebas Var. Terikat

BR X1 Y1

RG X2 Y2

Keterangan :

BR : PGSD Berasrama

RG : PGSD Reguler

X1, X2 : Ketekunan Belajar

Y1, Y2 : Prestasi Akademik

Page 26: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

2. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan intepretasi yang berbeda-beda maka istilah-

istilah yang dipakai dalam penelitian ini perlu diberi penegasan arti. Pemakaian

istilah bersifat operasional, sehingga hanya berlaku dalam penelitian ini saja.

Definisi operasional konsep adalah (batasan pengertian) sesuatu konsep

yang mengandung kejelassan dan ketegasan mengenai deskriptor (aspek-aspek

yang terkandung atau tercakup) dan indikator (tanda-tanda keberagaman atau

variabilitas)konsep yang akan diteliti itu, yang terukur (bisa dan mudah diukur)

dan terhitung (bisa dan mudah dihitung) (http://tatangmanguny.wordpress.com

diakses pada 21 Maret 2010).

Beberapa batasan operasional yaitu:

a) Prestasi Belajar merupakan hasil kemajuan dari hasil belajar yang dapat

diketahui melalui suatu alat yang dibuat oleh guru atau orang lain yang

dipercaya dan memenuhi persyaratan. Prestasi belajar biasanya dinyatakan

dalam bentuk skor/angka-angka setelah melalui tindakan analisis tertentu

yang meliputi nilai:

Tugas mandiri adalah seperangkat soal dalam setiap mata kuliah untuk

dikerjakan oleh mahasiswa secara mandiri. Ujian Tengah Semester

merupakan penilaian terhadap panguasaan bahan belajar untuk satu mata

kuliah selama setengah semester. Ujian Akhir Semester merupakan penilaian

keseluruhan terhadap panguasaan bahan belajar untuk satu mata kuliah

selama satu semester.

b) Ketekunan Belajar adalah usaha untuk terus menerus tanpa berhenti dan

menyerah untuk mencapai impian dan tujuan hidup kita. Ketekunan ini

meliputi:

1) Frekuensi membaca buku penunjang perkuliahan

Rajin mendalami sesuatu pekerjaan atau tugas mandiri.

Konsisten dan berkelanjutan.

Memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.

2) Pengerjaan tugas

Teliti dalam mengerjakan tugas.

Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam tugas belajar.

Mengerjakan tugas dengan segera.

Page 27: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

3) Frekuensi melaksanakan belajar kelompok

Serius dalam melaksanakan tugas belajar kelompok.

Tanggap dalam kegiatan kelompok.

4) Kesungguhan dalam mengikuti perkuliahan

Tidak cepat putus asa dalam upaya menguasai materi pembelajaran.

Tidak menunjukkan kebosanan mencoba berulang kali.

Berusaha mencari masukan / informasi untuk menguasai materi

pembelajaran.

3. Pengembangan Instrumen Penelitian dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan dua jenis alat pengumpul data. Alat

pengumpul data yang digunakan itu adalah kuesioner dan observasi data yang

sudah ada. Kegiatan pengumpulan data dilakukan terhadap mahasiswa PGSD

reguler dan berasrama (beasiswa) yang dijadikan subjek penelitian.

a. Pengukuran Variabel Prestasi Belajar

Untuk mengungkap prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini

diperoleh dari mengumpulkan / mencatat langsung berkas dokumen

mahasiswa berupa KHS (kartu hasil studi) semester 4.

b. Pengukuran Variabel Ketekunan

Untuk mengungkap ketekunan belajar mahasiswa dalam penelitian ini

digunakan kuesioner dengan indikator-indikator dapat diliha seperti dibawah

ini:

ASPEK

YANG DI

AMATI

INDIKATOR NO

ITEM

1 2 3

1) Frekuensi membaca sumber (buku) penunjang

perkuliahan

a) Rajin membaca (mendalami) buku

perkuliahan.

b) Konsisten dan berkelanjutan.

c) Memanfaatkan perpustakaan sebagai

sumber belajar.

1

2,3

4

Page 28: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

d) Memanfatkan internet sebagai sumber

belajar.

5

2) Pengerjaan tugas

a) Teliti dalam mengerjakan tugas.

b) Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam

tugas belajar.

c) Mengerjakan tugas dengan segera.

6

7

8

3) Frekuensi melaksanakan belajar kelompok

a) Serius dalam melaksanakan tugas belajar

kelompok.

b) Tanggap dalam kegiatan kerja kelompok.

c) Aktif dalam diskusi kelompok.

9

10

11

4) Kesungguhan dalam mengikuti perkuliahan

a) Tidak cepat putus asa dalam upaya

menguasai materi pembelajaran.

b) Tidak menunjukkan kebosanan mencoba

berulang kali.

c) Berusaha mencari masukan / informasi

untuk menguasai materi pembelajaran.

12

13

14

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini adalah untuk memperoleh gambaran perbedaan prestasi

belajar mahasiswa PGSD Berasrama dan mahasiswa PGSD Reguler.

Berdasarkan ketetapan yang ada, bahwa kriteria prestasi belajar mahasiswa (IPK)

digolongkan sebagai berikut:

≥ 3,50 = Istimewa

3,00 - 3,49 = Amat Baik

2,50 - 2,99 = Baik

2,00 - 2,49 = Cukup

1,50 - 1,99 = Amat Kurang

Page 29: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Selanjutnya perbedaan ketekunan belajar mahasiswa berdasarkan angket yang di

dapat maka dikategorikan sebagai berikut:

≥ 4,50 = Istimewa

4,00 - 4,49 = Amat Baik

3,50 - 3,99 = Baik

3,00 - 3,49 = Cukup

2,50 - 2,99 = Amat Kurang

2. Analisis Statistik

Data sampel dianalisis dengan menggunakan analisis uji perbedaan rata-rata

(uji t). Karena dalam penelitian ini akan menguji dua variabel dari masing-masing

kelompok sampel maka analisis datanya adalah dua uji perbedaan rata-rata sampai

batas. Adapun langkah-langkah pangujian adalah sebagai berikut :

1. Mencari rerata masing-masing kelompok (X1, X2)

2. Mencari varian kedua kelompok (S2), dicari dengan rumus sebagai berikut:

3. Mencari koefisien t, dengan rumus:

4. Menentukan df dan taraf kepercayaan

5. Menentukan signifikansi masing-masing nilai t dengan jalan melihat dan

membandingkannya dengan tabel nilai-nilai t.

Page 30: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Sajian data berikut ini tidak lagi merupakan data mentah tetapi sudah

merupakan data matang yang telah diolah berdasarkan rekaman instrumen pengumpul

data. Pengolahan data yang dimaksud masih merupakan pengolahan data tingkat awal

yang hasilnya dituangkan ke dalam tabel analisis.

Tabel 1

KETEKUNAN BELAJAR MAHASISWA

S1 PGSD BERASRAMA DAN S1 PGSD REGULER

NO. URUT ASRAMA REGULER

1 3,8 3,0

2 3,8 2,9

3 3,7 3,8

4 3,9 3,3

5 4,0 3,6

6 3,9 2,9

7 3,5 3,7

8 3,5 3,0

9 3,0 3,3

10 3,8 3,7

11 3,1 3,4

12 3,8 3,9

13 3,6 2,9

14 3,3 2,8

15 3,6 2,8

16 3,4 3,2

17 3,2 3,6

18 3,9 3,8

19 3,8 3,4

20 3,8 4,1

21 3,3 3,4

22 3,5 3,8

23 3,6 3,8

24 3,5 3,6

25 3,3 3,6

26 3,2 3,1

27 3,9 3,4

28 3,4 3,6

29 3,4 3,9

30 3,5 3,4

Page 31: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

31 3,5 3,7

32 4,1 3,4

33 3,3 4,0

34 3,6 3,9

35 3,5 3,4

36 3,4 3,6

37 3,6 3,4

38 3,5 3,4

39 4,1 3,6

Tabel 2

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

S1 PGSD BERASRAMA DAN S1 PGSD REGULER

NO. URUT ASRAMA REGULER

1 3,40 3,12

2 3,55 3,2

3 3,5 2,98

4 3,6 3,04

5 3,1 3,12

6 3,55 3,06

7 3,2 3,32

8 3,35 3,14

9 3,6 3,06

10 3,8 2,94

11 3,5 3,02

12 3,35 3,04

13 3,85 3,06

14 3,4 3,12

15 3,6 3,06

16 3,45 2,98

17 3,3 2,94

18 3,5 3,02

19 3,2 3,02

20 3,75 2,92

21 3,4 3,14

22 3,55 3,12

23 3,45 2,94

24 3,35 3,02

25 3,4 3,02

26 3,65 3,04

27 3,5 2,94

28 3,55 3,12

29 3,14 2,98

30 3,65 3,06

31 3,85 3,18

Page 32: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

32 3,45 2,98

33 3,35 3,04

34 3,4 3,2

35 3,8 2,76

36 3,6 2,92

37 3,45 2,88

38 3,6 3,12

39 3,6 3,14

B. Analisa Data

1. Analisis Deskriptif

Diagram Analisis Deskriptif

Berdasarkan pengolahan data diperoleh gambaran prestasi belajar dan ketekunan

belajar mahasiswa PGSD Berasrama dan PGSD Reguler semester IV:

a. Gambaran Prestasi Belajar Mahasiswa

Gambaran prestasi belajar mahasiswa yaitu sebagai berukut:

1) Gambaran prestasi belajar mahasiswa PGSD Berasrama semester IV

sebagai sampel yang terdiri dari 39 orang mahasiswa dengan jumlah

136,29 diperoleh rata-rata nilai mencapai 3,49 tergolong dalam predikat

amat baik.

2) Gambaran prestasi belajar mahasiswa PGSD Reguler semester IV

sebagai sampel yang terdiri dari 39 orang mahasiswa dengan jumlah

2.7

2.8

2.9

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

Prestasi Belajar (IPK) Ketekunan Belajar

3.493.56

3.05

3.47

Asrama Reguler

Page 33: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

118,76 diperoleh rata-rata nilai mencapai 3,05 tergolong dalam predikat

amat baik.

b. Gambaran Ketekunan Belajar Mahasiswa

Gambaran ketekunan belajar mahasiswa yaitu sebagai berikut :

1) Gambaran ketekunan belajar mahasiswa PGSD Berasrama semester IV

sebagai sampel yang terdiri dari 39 orang mahasiswa dengan jumlah

142,3 diperoleh rata-rata nilai mencapai 3,60 tergolong dalam predikat

baik.

2) Gambaran ketekunan belajar mahasiswa PGSD Reguler semester IV

sebagai sampel yang terdiri dari 39 orang mahasiswa dengan jumlah

135,4 diperoleh rata-rata nilai mencapai 3,47 tergolong dalam predikat

cukup.

2. Analisis Statistik

Data perbandingan prestasi belajar dan ketekunan belajar mahasiswa PGSD

Berasrama Banjarbaru berdasarkan tahun kelulusan sekolah akan dihitung dengan

uji t.

a. Variabel Prestasi Belajar

Secara keseluruhan dapat dilakukan melalui proses perhitungan sebagai berikut:

1) Mencari rerata masing-masing kelompok (X1, X2)

= = 3,49

= = 3,05

2) Mencari varian kedua kelompok (S2), dicari dengan rumus sebagai berikut:

S2 =

Page 34: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

S2 =

S2 = 6,332

3) Mencari koefisien t, dengan rumus:

t =

t =

t = 0,782

4) Menentukan df dan taraf kepercayaan

df = n1 + n2 – 2

df = 39 + 39 – 2

df = 76

b. Variabel Ketekunan Belajar

Secara keseluruhan dapat dilakukan melalui proses perhitungan sebagai berikut:

1) Mencari rerata masing-masing kelompok (X1, X2)

= = 3,56

= = 3,47

2) Mencari varian kedua kelompok (S2), dicari dengan rumus sebagai berikut:

S2 =

Page 35: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

S2 =

S2 = 6,589

3) Mencari koefisien t, dengan rumus:

t =

t =

t = 0,155

4) Menentukan df dan taraf kepercayaan

df = n1 + n2 – 2

df = 39 + 39 – 2

df = 76

C. Pengujian Hipotesis

Bardasarkan label data tersebut, kemudian data diolah/dianalisis dengan

menggunakan teknik uji perbedaan rata-rata. Hasil analisis, didapatkan nilai-nilai t

sebagaimana terhitung pada tabel berikut.

Variabel S2

T hitung df Taraf signifikansi T tabel

Ketekunan Belajar 6,589 0,155 76 0,05 1,994

Hasil Belajar 6,322 0,782 76 0,05 1,994

Keterangan : S2 = Varian

df = Derajat Kebebasan

Page 36: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

Dari hasil analisis data dalam tabel di atas, dapat diketahui bahwa hipotesis :

Ada perbedaan yang signifikan dalam kuantitas ketekunan belajar antara

mahasiswa yang mendapat dana pandidikan dengan yang tidak mendapat dana

pendidikan adalah tidak diterima baik pada taraf siginifikansi 0,01% atau pun pada

taraf siginifikansi 0,05% karena t hitung < t tabel.

Ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas prestasi akademis antara

mahasiswa yang mendapat dana pendidikan dan yang tidak mendapat dana

pendidikan adalah tidak diterima baik pada taraf signifikansi 00,5 atau pun pada taraf

signifikansi 0,01, karena t hitung < t tabel.

D. Pembahasan

Interpretasi dan diskusi hasil analisis data bersumber dari hasil pengujian

hipotesis dan teori-teori lain yang relevan. Bertolak dari sumber-sumber tersebut

maka didapatkan beberapa point dan uraian secara deskriptif, yaitu:

Antara mahasiswa yang mendapatkan dana belajar dengan mahasiswa yang

tidak mendapatkan dana belajar tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam

kuantitas ketekunan belajarnya.

Antara mahasiswa yang mendapatkan dana belajar dengan mahasiswa yang

tidak mendapatkan dana belajar tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam

kualitas prestasi akademisnya.

Dapat dikatakan bahwa kualitas prestasi akademis mahasiswa lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang lebih barsifat individual. Kualitas prestasi

akademis mahasiswa bukan semata-mata ditentukan oleh perolehan tunjangan belajar

yang diberikan oleh pemerintah.

Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, faktor

psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh serta faktor kematangan

fisik ataupun psikhis marupakan faktor-faktor internal yang ikut mempengaruhi

prestasi belajar. Sedangkan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap prestasi

belajar individu adalah faktor sosial budaya, lingkungan fisik maupun faktor

lingkungan spiritual dan keamanan. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara

langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar (Abu A, Widodo S.,

1990 : 130).

Telah diasumsikan bahwa adanya kondisi insentif pada Mahasiswa PGSD

Proyek akan menimbulkan motivasi belajar. Insentif adalah objek atau situasi

Page 37: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu (1) insentif intrinsik, dan (2) insentif ekstrinsik. Dari dua

macam Insentif itu, yang lebih memajukan belajar individu adalah insentif yang

intrinsik (Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, 1990: 136).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi insentif ekstrinsik yang berupa

pemberian tunjangan belajar kepada mahasiswa PGSD Berasrama kurang terbukti

memberikan andil dalam menumbuhkan motivasi belajar kepada mahasiswa. Ini

terbukti dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam rerata ketekunan

belajar mahasiswa.

Fenomena tersebut memberikan gambaran bahwa dalam upaya penumbuhan

motivasi belajar diperlukan penciptaan kondisi-kondisi insentif yang lebih efektif.

Untuk menjawab permasalahan ini diperlukan penelitian lanjutan yang tersendiri.

Page 38: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan interpretasi hasil penelitian dan diskusi dengan teori-teori yang relevan,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Perolehan tunjangan belajar bagi mahasiswa PGSD Berasrama kurang membawa

pengaruh terhadap ketekunan belajarnya, sebab ketekunan belajar mahasiswa

PGSD Berasrama tidak barbeda dengan ketekunan belajar Mahasiswa PGSD

Reguler.

2. Perolehan tunjangan belajar bagi mahasiswa PGSD Berasrama tidak memberikan

pengaruh terhadap kualitas hasil belajarnya sehingga hasil belajar Mahasiswa

PGSD Berasrama tidak barbeda dengan hasil belajar mahasiswa PGSD Reguler.

3. Faktor tunjangan belajar yang diberikan oleh pemerintah adalah hanya

merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan ketekunan belajar dan

kualitas hasil belajar, sedangkan beberapa faktor lain seperti IQ, minat,

lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, beban mengajar dan lain-lain,

belum terungkap dalam penelitian ini. Oleh sebab itu hasil penelitian ini terbatas

pada faktor perbedaan perolehan tunjangan belajar saja.

B. Saran

Untuk Dosen (Lembaga).

Mengingat kegiatan belajar mahasiswa yang masih kurang maksimal, terutama

berkaitan dengan buku-buku penunjang dan fasilitas akses internet yang belum

ada di kampus, maka hendaknya dosen (pengelola) memberikan kemudahan

dengan menunjukkan alternatif bacaan selain perpustakaan misalnya penyediaan

internet di laboratorium komputer.

Untuk Mahasiswa

Efektifitas belajar perlu ditingkatkan lagi, dengan cara menambah frekuensi

belajar diselasela kesibukan lain. Perlu kesadaran diri yang lebih baik dengan

kedudukannya sebagai mahasiswa calon pendidik pencetak generasi bangsa yang

berkualitas dan berkarakter sehingga dapat mewujudkan belajar mandiri melalui

pengetatan disiplin belajar dan disiplin waktu.

Page 39: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

INSTRUMEN

KETEKUNAN BELAJAR MAHASISWA S-I PGSD

PETUNJUK ANGKET

1. Mohon bantuan dan kesedian sdr/sdri untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.

2. Memeri tanda (X) pada kolom yang anda pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.

3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih yaitu:

1 = tidak pernah

2 = jarang sekali

3 = kadang-kadang

4 = sering

5 = sering sekali

No ITEM PERNYATAAN JAWABAN

1 2 3 4 5

1 2 3

1. Rajin membaca (mendalami) buku perkuliahan.

2. Konsisten dalam mempelajari materi perkuliahan.

3. Mempelajari materi perkuliahan secara berkelanjutan.

4. Memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar.

5. Memanfatkan internet sebagai sumber belajar.

6. Teliti dalam mengerjakan tugas.

7. Perhatian terhadap hal-hal kecil dalam tugas belajar.

8. Mengerjakan tugas dengan segera.

9. Serius dalam melaksanakan tugas belajar kelompok.

10. Tanggap dalam kegiatan kerja kelompok.

11. Aktif dalam diskusi kelompok.

12. Tidak cepat putus asa dalam upaya menguasai materi

pembelajaran.

13. Tidak menunjukkan kebosanan dalm belajar (mencoba

berulang kali).

14. Berusaha mencari masukan / informasi untuk menguasai

materi pembelajaran.

Page 40: Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa S-1 PGSD Berasrama Dan Mahasiswa S-1 PGSD Reguler

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1990. Psikologi Belajar, Jakarta; Rineka Cipta.

Amirin, Tatang M. 2009. Populasi dan Sampel Penelitian.

(http://tatangmanguny.wordpress.com diakses pada 21 Maret 2010).

Amirin, Tatang M. 2009. Konsep Definisi Operasional, dan Definisi Konseptual.

(http://tatangmanguny.wordpress.com diakses pada 21 Maret 2010).

Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. (http://sunartombs.wordpress.com diakses

pada 27 Februari 2010).

Sunny. 2009. Penelitian Ex Post Facto. (http://ilmumetodepenelitian.blogspot.com

diakses pada 19 Maret 2010).

Widuroyekti, Barokah. 1994. Perbandingan Hasil Belajar Antara Mahasiswa PGSD

Setara D II Proyek Dengan Mahasiswa PGSD Setara D II Swadana Di

Kabupaten Jombang. (http://pustaka.ut.ac.id di akses pada 27 Februari 2010)

. 2008. Program dan Kegiatan Direktorat Ketenagaan-DIKTI. (http://ditnaga-

dikti.org diakses pada 29 Februari 2010).

Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.