Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

27
  BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Dasar IPS Menurut Pe rmendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, dan merupakan dasar hukum bagi pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan peraturan tersebut ma ta pelajara n Ilmu Pe ngetahuan Sosial (IPS) kembali digunakan dalam pembelajaran tingkat SD setelah pada kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2004/KBK), dimana mata pelajaran IPS dibagi kedalam dua sub-bidang ilmu yaitu PKn dan PKPS. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran ini memuat materi Geografi, Serjarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dengan demikian konsep dasar IPS adalah : 1. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang keilmuan

Transcript of Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

Page 1: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 1/27

 

 

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A.  Konsep Dasar IPS

Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB, dan merupakan dasar hukum bagi

pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan

peraturan tersebut mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kembali

digunakan dalam pembelajaran tingkat SD setelah pada kurikulum

sebelumnya (Kurikulum 2004/KBK), dimana mata pelajaran IPS dibagi

kedalam dua sub-bidang ilmu yaitu PKn dan PKPS. Pada jenjang SD/MI mata

pelajaran ini memuat materi Geografi, Serjarah, Sosiologi dan Ekonomi.

Melalui IPS peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta warga dunia yang

cinta damai.

Dimasa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Dengan

demikian konsep dasar IPS adalah :

1.  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bukan merupakan suatu bidang keilmuan

Page 2: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 2/27

 

 

12

atau disiplin bidang akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang

pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.Dalam kerangka kerja

pengkajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengunakan bidang-bidang

keilmuan yang termasuk bidang-bidang ilmu sosial.

2.  Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak menekankan pada

bidang teoretis, tetapi lebih pada bidang-bidang praktis dalam mempelajari

gejala dan masalah-masalah sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat.

Studi Sosial tidak perlu akademis teoretis, namun merupakan satu

pengetahuan praktis yang dapat diajarkan pada tingkat persekolahan,yaitu

mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi. Demikian

pula pendekatan yang digunakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat

berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial.

Pendekatan Ilmu Pengetahuan Sosial bersifat interdisipliner atau bersifat

multidisipliner dengan menggunakan berbagai bidang keilmuan,

sedangkan pendekatan yang digunakan Ilmu Sosial (Sosial Sciences)

bersifat disipliner dari bidang ilmunya masing-masing. Demikian pula

pada tingkat yang taraf yang lebih rendah pendekatan studi Sosial lebih

bersifat multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial

dari berbagai dimensi atau aspek kehidupan.

3.  Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan perpaduan pengetahuan

sosial. untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan

antara geografi dan sejarah.

Proses pembelajaran pendidikan IPS dilakukan secara bertahap dan

Page 3: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 3/27

 

 

13

berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik 

masing-masing. Ragam pembelajarannyapun harus disesuaikan dengan apa

yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses pembelajaran dan

membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun diluar

kelas.

IPS sebagai satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang

konsep-konsep pengetahuan semata, namun harus pula mampu membina

peserta didik menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan

hak dan kewajibannya, yang juga memiliki tanggung jawab atas

kesejahteraan bersama yang seluas-luasnya.

Sebagai bidang pengetahuan, mata pelajaran IPS bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a.  Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

b.  Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan

sosial.

c.  Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial

kemanusiaan.

d.  Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.

Page 4: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 4/27

 

 

14

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut

a.  Manusia, Tempat dan Lingkungan.

b.  Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan.

c.  Sistem Sosial dan Budaya.

d.  Perilkau Ekonomi dan Kesejahteraan.

B.  Karakteristik Konsep Dasar IPS

Ruang lingkup IPS tidak lain adalah kehidupan sosial manusia

dimasyarakat. Oleh karena itu, masyarakat inilah yang menjadi sumber utama

IPS. Aspek kehidupan sosial apa pun yang kita pelajari, bersumber dari

masyarakat.

Sebagai program pendidikan IPS yang layak harus mampu

memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai

keterampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan agar

peserta didik menjadi warga masyarakat yang berguna, baik bagi dirinya

sendiri maupun bagi orang lain.

Aspek yang dikaji dalam proses pendidikan Ilmu Pengethuan Sosial

(memberikan berbagai pengertian yang mendasar, melatih berbagai

keterampilan, serta mengembangkan sikap moral yang dibutuhkan)

merupakan karakteristik IPS sendiri. Nu'man Somantri, yang dikutip oleh

Daljoeni (1981) menyatakan bahwa pembaharuan pengajaran IPS sebenarnya

masih dalam proses yang penuh berisi berbagai eksperimen. Adapun ciri-ciri

yang kedapatan di dalamnya memuat rincian sebagai berikut:

Page 5: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 5/27

 

 

15

a.  Bahan pembelajarannya akan lebih banyak memperhatikan minat para

siswa, masalah-masalah sosial dekat, keterampilan berfikir (khususnya

tentang menyelidiki sesuatu), serta pemeliharaan dan pemanfaatan

lingkungan alam.

b.  Program studi IPS akan mencerminkan berbagai kegiatan dasar dari

manusia.

c.  Organisasi studi IPS akan bervariasi dari susunan yang intergreted 

(terpadu), correlated (berhubungan) sampai yang separated (terpisah).

d.  Susunan bahan pembelajaran akan bervariasi dari pendekatan kewargaan

negara, fungsional, humanistis, sampai yang sruktural.

e.  Kelas pengajaran IPS akan dijadikan laboraturium demokrasi

f.  Evaluasinya tak hanya mencakup aspek-aspek kongnitif, efektif, dan

psikomotor saja, tetapi juga mencoba mengembangkan apa yang disebut

democratic quontient dan citizenship quotient .

g.  Unsur-unsur sosiologi dan pengetahuan sosial lainya akan melengkapi

program pembelajaran IPS, demikian pula unsur-unsur science, teknologi,

matematika, dan agama akan ikut memperkaya akan mempelajarannya

Pemilihan atau seleksi konsep-konsep ilmu-ilmu sosial guna

mengembangkan materi pembelajaran pada tingkat yang berbeda tidaklah

mudah, namun harus didasarkan pada beberapa prinsip, seperti yang

dikemukakan oleh Buchori Alma dan Harlasgunawan (1987) yang

menyatakan prinsip-prinsip tersebut antara ain sebagai berikut :

Page 6: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 6/27

 

 

16

1)  Keperluan

Konsep yang akan diajarkan harus konsep yang diperlukan oleh peserta

didik dalam memahami “dunia” sekitarnya. Oleh sebab itu, lingkungan

hidup yang berbeda memerlukan konsep yang berlainan pula.

2)  Ketepatan

Perumusan yang akan diajarkan harus tepat sehingga tidak memberi

peluang bagi penafsiran yang salah (salah konsep).

3)  Mudah dipelajari

Konsep yang diperoleh harus dapat disajikan dengan mudah. Fakta dan

contohnya harus terdapat di lingkungan hidup peserta didik serta sudah

dikenal oleh para peserta didik tersebut.

4)  Kegunaan

Konsep yang akan diajarkan hendaknya benar-benar berguna bagi

kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara Indonesia umumnya

serta masyarakat lingkungan di mana ia hidup bersama dalam keluarga

serta masyarakat terdekat pada khususnya.

C.  Pembelajaran IPS di SD

1.  Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri

sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,

disiplin ilmu-ilmu sosial (social science) maupun ilmu pendidikan

(Sumantri 2001 : 89 ) Social Scence Education Council (SSEC) dan

Page 7: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 7/27

 

 

17

 National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebaga Social

Science Education dan Social Studies. Dengan kata lain IPS mengikuti cara

pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti :

geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi,

psikologi, dan sebagainya.

Dalam bidang pengetahuan sosial ada banyak istilah tersebut meliputi ilmu

sosial (social sciences), studi sosial (social studies) dan ilmu pengetahuan

sosial.

a)  Ilmu Sosial (Social Science)

Ahmad Sanusi memberikan batasan tentang ilmu sosial

(Saidihardjo,1996.h.2) adalah sebagai berikut : Ilmu sosial terdiri

disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan

biasanya pada tingkat perguruan tinggi makin lanjut makin ilmiah.

Menurut Sumaatmadja menyatakan bahwa ilmu sosial adalah cabang

ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara

perseorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu ilmu

sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai

anggota masyarakat.

b)  Studi Sosial ( Social Studies)

Berbeda dengan ilmu sosial studi sosial bukan merupakan suatu bidang

keilmuan atau disiplin akademis melainkan lebih merupakan suatu

bidang pengkajian tentang gejala atau masalah sosial. Tentang studi

sosial ini Ahmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut

Page 8: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 8/27

 

 

18

: studi sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan

merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan sekolah

dasar.

c)  Pengetahuan Sosial (IPS)

Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari litelatur pendidikan Amerika

Serikat nama asli IPS di Amerika adalah Social Studies istilah tersebut

pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “

Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913 Tujuan

dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli

yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial yang mempunyai minat

sama.

Mulyono Tj. (1980:8) memberi batasan IPS adalah merupakan suatu

pendekatan interdisipliner (inter-disciplinary approach) dari pelajaran

ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-

ilmu sosial seperti sosiologi, antropologi sosial, sejarah, geografi,

ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi

oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau

hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti

geografi, ekonomi, sejarah, sosiaologi, antropologi, politik.

2.  Rasional mempelajari IPS di SD

Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan

menengah adalah agar siswa dapat :

a)  Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah

Page 9: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 9/27

 

 

19

dimiliki tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.

b)  Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara

rasional dan bertanggung jawab.

c)  Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri

dan antar manusia.

D.  Konsep Pembelajaran Konstruktivisme

Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur

sedemikian rupa dengan didasarkan pada berbagai aspek baik menyangkut

aspek konsep hakikat pembelajaran, maupun ketentuan-ketentuan yuridis

formal yang mengatur pelaksanaan pendidikan pada umumnya dan

pembelajaran secara lebih khusus.

Secara etimologis kata pembelajaran adalah terjemahan dari bahasa

Inggris “instruction” kata pembelajaran itu sendiri merupakan perkembangan

dari istilah belajar-mengajar atau proses belajar-mengajar yang telah cukup

lama digunakan dalam pendidikan formal (sekolah). Istilah pembelajaran yang

digunakan saat ini sebagai perkembangan dari istilah belajar-mengajar, banyak 

dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif holistik. Menurut aliran ini

pembelajaran intinya menempatkan siswa sebagai sumber aktivitas belajar.

Teori belajar lain yang bersifat kontemporer yang memiliki relevansi

cukup signifikan dengan istilah “pembelajaran” yaitu teori “konstruktivisme”

(Vigotsky). Teori ini memandang bahwa siswa adalah pembangun

pengetahuan yang aktif. Dengan demikian maka pembelajaran harus dirancang

Page 10: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 10/27

 

 

20

dengan lebih banyak mendorong siswa untuk mengembangkan potensi

aktivitasnya, dan oleh karena itu dalam pandangan sekarang fungsi guru

bergeser dari fungsi sebagai “penyampai” menjadi sebagai “fasilitator”

pembelajaran.

Menurut Mohammad Surya bahwa Pembelajaran adalah suatu proses

yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Gagne (1992) Pembelajaran adalah serangkaian

aktifitas atau kegiatan yang difasilitasi untuk terjadinya perubahan perilaku.

Oleh karena itu beberapa implikasi dari teori diatas tercermin pada

perilaku atau proses pembelajaran sebagai berikut :

1.  Belajar tidak hanya sekedar menghapal tetapi siswa harus membangun

pengetahuannya.

2.  Hasil belajar tidak hanya cukup untuk memenuhi konsumsi pengetahuan

(kognitif) saja tetapi harus direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan

bertindak (aplikasi)

3.  Dalam belajar siswa harus mengalami sendiri, dan bukan hanya sebagai

penerima dari pemberian orang lain (guru) Oleh karena itu proses

pembelajaran harus membiasakan siswa terlibat dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan.

4.  Pembelajaran harus membiasakan siswa banyak berinteraksi dengan

sumber-sumber pembelajaran atau lingkungan pembelajaran dan bervariasi

Page 11: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 11/27

 

 

21

dan tidak hanya dibatasi oleh ruang kelas saja.

5.  Pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai subyek pembelajaran

yang aktif untuk melakukan belajar dimana guru sebagai fasilitator

pembelajarannya.

E.  Belajar

1.  Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang

lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya

perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut

menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan

keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Belajar merupakan aktifitas yang disengaja dan dilakukan oleh

individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang

tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak 

terampil menjadi terampil.

Belajar menurut Gagne (1984) adalah suatu proses dimana sesuatu

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut

terdapat tiga unsur pokok dalam belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku dan

pengalaman.Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir

dan merasakan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan manifestasi dari adanya

aktifitas mental (berpikir dan merasakan). Belajar hendaknya melakukan

Page 12: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 12/27

 

 

22

aktifitas mental pada kadar yang tinggi.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang

lahat (Arief Sadiman , 1986:1)

Belajar adalah mengalami artinya belajar terjadi karena individu

berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungn fisik maupun lingkungan

sosial, Lingkungan fisik adalah adalah lingkungan disekitar individu baik 

dalam bentuk alam sekitar ( natural ) maupun dalam bentuk hasil ciptaan

manusia ( cultural ). Lingkungan fisik yang bersifat natural antara lain : pantai,

sungai, udara, air dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat kultural adalah

buku, media pembelajaran, gedung sekolah, perabot sekolah dan sebagainya.

Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan

menantang siswa untuk belajar. Apalagi bagi siswa SD yang perkembangan

intelektualnya masih membutuhkan alat peraga.

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman. Belajar

 juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu (Sudjana, 

1989:28).

Dari uraian di atas menegaskan bahwa indikator belajar ditentukan

oleh perubahan dalam tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil

pengalaman dan latihan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah sebagai

Page 13: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 13/27

 

 

23

berikut ;

a.  Belajar merupakan suatu proses, yaitu kegiatan yang

berkesinambungan yang dimulai sejak lahir dan terus berlangsung

seumur hidup.

b.  Dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat

permanen.

c.  Hasil belajar ditunjukkan dengan aktifitas-aktifitas tingkah laku secara

keseluruhan.

d.  Adanya kepribadian dalam proses belajar, antara lain aspek motivasi,

emosional, sikap dan lain sebagainya.

2.  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Muhidin Syah (1995 : 32) membedakan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi belajar, yaitu :

a.  Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yaitu

keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Menurut Abin Syamsudin

(1990:24) faktor-faktor tersebut adalah Kelemahan secara fisik, Kelemahan

secara Mental, Kelemahan secara Emosional dan kelemahan-kelemahan

yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah.

b.  Faktor Eksternal

Muhidin Syah (1995:135) mengemukakan faktor eksternal tersebut

diantaranya :

Page 14: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 14/27

 

 

24

1)  Faktor Sosial

Faktor sosial adalah faktor yang berhubungan dengan manusia yang

hadir secara langsung maupun tidak langsung yang dapat menggangu

konsentrasi siswa dalam belajar

2)  Faktor Non-sosial

Faktor Non-sosial merupakan faktor yang dapat mempengaruhi siswa

dalam belajar seperti gedung sekolah dengan letaknya, rumah tempat

tinggal siswa.

c.  Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar yang merupakan suatu strategi dan metode yang

digunakan siswa secara sistematis sehingga belajar dapat berlangsung

secara efektif dan efisien.

F.  Pemahaman

1.  Pengertian

Pemahaman berasal dari kata “paham” yang mempunyai arti mengerti

benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara

memahami (Em Zul, Fajri & ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608), Dalam

definisi lain pemahaman berarti 1). pengertian, pengetahuan yang banyak,

2). pendapat, pikiran, 3). aliran pandangan, 4). mengerti benar (akan), tahu

benar (akan), 5). pandai dan mengerti benar.Apabila mendapat imbuhan

me-i menjadi memahami berarti : a) mengerti benar (akan); mengetahui

benar b) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe-an menjadi

Page 15: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 15/27

 

 

25

pemahaman, artinya proses, perbuatan, dan cara memahami atau

memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham)

(Depdikbud,1994:74) sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah

suatu proses, cara memahami, cara mempelajari baik-baik supaya paham

dan pengetahuan banyak.

Pengertian pemahaman menurut para ahli diantaranya :

Menurut W.J.S Poerwodarminto Pemahaman berasal dari kata paham

yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Sedangkan pemahaman

adalah proses perbuatan cara memahami sesuatu

Menurut W.S.Winkel Pemahaman mencakup kemampuan untuk 

menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.

Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umunya mendapat

penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “ Here we are

using the tern “ comprehension” to include those objectives, behaviors, or 

responses which represent an understanding of the literal message

contained in a communication” artinya : disini menggunakan pengertian

pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan

sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi.

Oleh sebab itu siswa dituntut memahami atau mengerti benar apa yang

diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat

memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal

yang lain. (Bloom Benyamin, 1975 :89).

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti

Page 16: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 16/27

 

 

26

dan dari bahan yang dipelajari (W.S.Winkel, 1996 : 245). W.S.Winkel

mengambil dari taksonomi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang

dikembangkan untuk mengklarifikasikan tujuan instruksional. Bloom

membagi kedalam tiga kategori yaitu termasuk salah satu bagian dari asfek 

kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam asfek 

dibidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari

yang rendah sampai yang tertinggi.

Menurut Suharsimi Arikunto (1995 :115) pemaham (comprehension)

siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang

sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.

Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992:24)

menyatakan bahwa pemahaman dibedakan kedalam tiga kategori yaitu : (1)

tingkat terendah yaitu pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan

dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip,

(2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan

bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau

menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan

yang pokok dengan yang bukan pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan

tingkat pemaknaan ektrapolasi.artinya memiliki pemahaman ektrapolasi

berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat

estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang

Page 17: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 17/27

 

 

27

diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemampuan membuat

kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.

G.  Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Untuk mengetahui hasil belajar dari pembelajaran siswa guru perlu

menentukan Kriteria Ketentuan Minimal (KKM) yang menjadi patokan guru

dalam menentukan apakah hasil belajar siswa tersebut sudah berhasil atau

sesuai dengan harapan atau belum sehingga sebelum memulai suatu

pembelajaran guru perlu menentukan KKM. 

Adapun pengertian dari KKM itu sendiri adalah Kriteria paling rendah

untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan

sebelum awal tahun ajaran dimulai. oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil

musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan

pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Kriteria ketuntasan

minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta

didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penilaian di

sekolah berhak untuk mengetahuinya. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

dalam pembelajaran adalah: 

1.  Sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik 

sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi

dasar dapat diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan.

Pendidik harus memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian

kompetensi dasar dalam bentuk pemberian layanan remedial atau layanan

Page 18: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 18/27

 

 

28

pengayaan;

2.  sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti

penilaian mata pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator

ditetapkan KKM yang harus dicapai dan dikuasai oleh peserta didik.

Peserta didik diharapkan dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti

penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM. Apabila hal tersebut tidak 

bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang belum tuntas

dan perlu perbaikan;

3.  Dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan

evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi

keterlaksanaan dan hasil program kurikulum dapat dilihat dari

keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok ukur. Oleh karena itu hasil

pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu dianalisis untuk 

mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran yang

mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun

pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;

4.  Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan

antara satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian

KKM merupakan upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik,

peserta didik, pimpinan satuan pendidikan, dan orang tua.

Page 19: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 19/27

 

 

29

H.  Media Pembelajaran

1.  Pengertian

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Medoe

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Tekhnologi

dan Komunikasi Pendidikan ( Association of Education and  

Communication Technology /  AECT) di Amerika membatasi media

sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk 

menyalurkan pesan/informasi.

Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah alat berbagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk 

belajar. Sementara Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala

alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk 

belajar.

Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada diri siswa.

Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan

pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru) maupun sumber lain

kepada penerima dalam hal ini anak didik maupun warga belajar. Pesan/ 

Page 20: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 20/27

 

 

30

informasi yang disampaikan melalui media, dalam bentuk isi atau materi

pelajaran itu harus diterima oleh penerima pesan (anak didik), dengan

menggunakan salah satu atau gabungan beberapa indera mereka. Bahkan

lebih baik bila seluruh alat indera yang dimilki mampu dapat menerima

pesan yang disampaikan (Latuheru 1988:13)

Media pembelajaran adalah sarana yang digunakan sebagai perantara

dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dalam

mencaoai tujuan pembelajaran. Media merupakan komponen pembelajaran

yang berperan untuk lebih memperjelas dan menarik perhatian siswa,

fungsi media adalah untuk mengolah dan meproses bahan sehingga

memudahkan siswa untuk mempelajarinya.Adapun tujuan menggunakan

media pembelajaran adalah 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak 

terlalu verbalitas, 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera,

3) memperlancar jalannya proses Kegiatan Belajar Mengajar, 4)

menimbulkan kegairahan belajar siswa, 5) memberikan kesempatan kepada

siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungan dan kenyataan, serta

untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

2.  Penggunaan Media Peta dalam pelaksanaan KBM di Sekolah Dasar

a.  Pengertian Peta

1)  Peta adalah gambaran umum (konvensional) permukaan bumi pada

bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi

dengan tulisan serta simbol sebagai keterangan, Oleh karena

Page 21: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 21/27

 

 

31

merupakan gambaran konvensional maka peta menggambarkan

semua kenampakan yang ada di permukaan bumi antara lain

gunung, danau, sungai, laut dan jalan. Namun kenampakan tersebut

hanya dilukiskan/digambarkan dengan simbol-simbol tertentu yang

sesuai.

2)  Peta adalah bayangan/gambaran yang diperkecil dari sebagian besar

atau sebagian kecil permukaan bumi pada bidang datar dengan

skala dan sistem proyeksi tertentu. (Wongsotjitro,1980)

3)  Peta adalah gambaran/representasi unsur-unsur kenampakan abstrak 

yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan

permukaan bumi/benda-benda angkasa yang pada umumnya

digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

( International Cartographic Association / ICA)

4)  Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu

digambarkan pada bidang datar melalui proyeksi tertentu. (Aryo 

Prihandito : 1988).

5)  Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data

kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para

perencana dan pengambilankeputusan pada tahapan dan tingkatan

pembangunan. (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasioanal / 

Bakorsurtanal)

6)  Adiyuwono (1995:14) memberikan definisi tentang peta,

a)  Peta adalah gambaran keseluruhan atau sebagaian permukaan

Page 22: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 22/27

 

 

32

bumi yang diproyeksikan dalam dua dimensi pada bidang datar

dengan metode dan perbandingan tertentu.

b)  Peta adalah suatu persentasi diatas bidang datar baik seluruh

atau sebagian permukaan bumi yang dilihat dari atas dan

diperkecil dengan perbandingan tertentu.

c)  Peta adalah sebuah gambar suatu daerah yang dapat

dibayangkan seolah-oleh kita melihat daerah itu dari

udara.Gambar-gambar pada peta memperlihatkan adanya hutan,

lapangan, jalan, sungai, kota dll.

d)  Peta adalah gambar seluruh atau sebagian dari permukaan bumi

yang dilukiskan ke suatu bidang datar dengan perbandingan

tertentu yang dinamai kedar / skala

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian peta diatas

dapat disimpulkan bahawa peta adalah gambaran permukaan bumi yang

diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk 

dua dimensi, atau dengan kata lain peta adalah pengecilan dari permukaan

bumi atau benda angkasa yang digambarkan pada bidang datar, dengan

menggunakan ukuran, simbol dan sistem kumpulan peta permukaan bumi

(atlas)

b.  Keterampilan membaca peta

Keterampilan membaca peta sangat diperlukan untuk membangun

pemahaman siswa pada suatu tempat dimana ia berada untuk 

berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mengetahui keadaan/ tempat

Page 23: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 23/27

 

 

33

diluar dunia yang sudah diketahui siswa salah satunya dengan cara guru

memperkenalkan melalui peta. Penggunaan peta dalam mata pelajaran

IPS mengajak siswa berpikir geografi, juga dalam melaksanakan

pembelajaran siswa berproses/mengkorelasi dengan kemampuan

peningkatan membaca jarak atau skala, interpretasi semantik dan dari

tanda abstrak ke signifikan

c.  Jenis Peta

Peta ternyata sangat beragam. Berdasarkan kegunaannya peta

dibedakan menjadi dua, yakni:

(1) Peta Umum

Peta umum disebut juga dengan Peta Topografi. Peta umum

merupakan peta yang menggambarkan keadaan umum dari suatu

wilayah. Keadaan umum yang digambarkan meliputi objek atau

kenampakan alam dan buatan. Objek alam misalnya gunung,

sungai, dataran rendah, dataran tinggi, dan laut. Objek buatan

misalnya kota, jalan dan rel kereta api. Peta Indonesia yang sering

dipajang di dinding kantor atau sekolah-sekolah merupakan contoh

peta umum. Peta Indonesia pada contoh di atas juga termasuk peta

umum. Peta umum biasa digunakan untuk belajar di sekolah, untuk 

kepentingan kantor dan wisata.

(2) Peta Khusus

Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data

tertentu di suatu wilayah. Peta khusus disebut juga dengan Peta

Page 24: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 24/27

 

 

34

Tematik 

d.  Komponen-komponen peta

(1) Judul

Judul petamerupakan identitas atau nama untuk menjelaskan isi atau

gambar peta. Judul peta biasanya terletak di bagian atas peta.

(2) Skala

Skala merupakan perbandingan jarak antara dua titik pada peta

dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi. Skala biasanya

menggunakan satuan cm.

Skala dibagi 2 yaitu :

(a) Skala angka merupakan skala yang menggunakan perbandingan

angka. Contoh :

Skala ini artinya 1 cm jarak pada peta sama dengan 500.000 cm

atau 5 km jarak sebenarnya.

(b) Skala garis merupakan skala yang menggunakan gambar garis

untuk menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak 

sebenarnya di bumi

Page 25: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 25/27

 

 

35

(3) Simbol

Simbol merupakan lambang-lambang atau gambar yang

menunjukkan obyek alam atau buatan. Simbol peta harus memenuhi

tiga syarat yakni sederhana, mudah dimengerti, dan bersifat umum.

(4) Warna

Tata warna merupakan pewarnaan pada peta untuk membedakan

obyek satu dengan yang lainnya. Misalnya warna coklat

menunjukkan dataran tinggi, hijau menunjukkan dataran rendah dan

biru untuk menunjukkan wilayah perairan.

(5) Mata angin

Mata angin merupakan pedoman atau petunjuk arah mata angin.

Mata angin pada peta biasanya berupa tanda panah yang menunjuk 

ke arah utara. Mata angin sangat penting keberadaanya supaya tidak 

terjadi kekeliruan arah

(6) Garis/Letak Astronomis

Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi

pada peta.

Garis/Letak astronomis terdiri dari dari garis lintang dan garis bujur.

Garis lintang merupakan garis dari timur ke barat sedangkan garis

bujur merupakan garis dari utara ke selatan.

(7) Legenda

Legenda merupakan keterangan yang berisi gambar-gambar atau

simbol-simbol beserta artinya pada peta.

Page 26: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 26/27

 

 

36

e.  Fungsi peta

Peta mempunyai beberapa fungsi diantaranya :

1)  Memperlihatkan posisi atau lokasi relatif dari suatu tempat

2)  Memperlihatkan ukuran dalam pengertian jarak dan arah

3)  Memperlihatkan bentuk dari unsur yang terdapat dipermukaan bumi

4)  Menghimpun serta menselektif data permukaan bumi

Untuk memperjelas tentang komponen-komponen peta

perhatikan gambar peta berikut ini :  

Gambar : 2.1 Komponen-Komponen Peta 

Page 27: Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2

5/17/2018 Unlock-s Pgsd 0908568 Chapter2 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/unlock-s-pgsd-0908568-chapter2 27/27

 

 

37