Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

27

Click here to load reader

Transcript of Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

Page 1: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

Makalah

PERAWATAN NON BEDAH

GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULA

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Gnatologi II

DISUSUN OLEH :

HERLINA

160221100002

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2011

1

Page 2: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ 1

BAB I PENDAHULUAN............................................................................2

BAB II PERAWATAN DEFINITIF

2.1 Oklusal Therapy....................................................................4

2.1.1 Reversible Oklusal Therapy......................................4

2.1.2 Irreversible Oklusal Therapy....................................6

2.2 Emotional Stress dan Trauma Therapy.................................7

2.3 Parafunctional Activity Therapy...........................................8

Bab III Perawatan Supportif

3.1 Farmakologi Therapy...........................................................10

3.2 Fisikal Terapi........................................................................10

3.2.1 Modalities.................................................................11

3.2.2 Manual Tekhnik........................................................11

BAB IV KESIMPULAN............................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17

2

Page 3: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan sendi temporomandibular merupakan suatu keadaan keradangan

akut atau kronis dari sendi temporomandibular, yang berhubungan dengan rahang

bawah. Gangguan yang terjadi pada temporomandibular dapat menyebabkan

sakit yang signifikan dan kerusakan. Tanda dan gejala dari kelainan sendi

temporomandibular sangat beragam dan disebabkan karena hal-hal yang

kompleks.1

Keberhasilan perawatan gangguan sendi temporomandibular pada

sebagian besar keadaan tergantung pada etiologi dan pemeriksaan yang

menyeluruh dari keadaan klinis. Cara perawatan yang rasional diarahkan untuk

menghilangkan beban yang berlebih pada sendi, terutama dengan mengurangi aksi

otot yang berlebihan serta abnormal. Adapun, perawatan gangguan sendi

temporomandibular yang dapat dibedakan sebagai berikut2 :

1. Perawatan Non Bedah (Konservatif)

2. Perawatan Bedah (Operatif)

Penanggulangan non bedah terhadap gangguan sendi temporomandibula

ialah perawatan pendahuluan untuk mengatasi keluhan penderita, mengurangi

beban yang merusak, serta merestorasi fungsi dan aktivitas normal sehari-hari.2

3

Page 4: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

Cara perawatan tersebut hanya suatu pedoman karena ada beberapa tehnik

perawatan yang mengikutsertakan lebih dari satu bidang ilmu. Perawatan dari

setiap keadaan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien, serta waktu dan

fasilitas juga perlu dipertimbangkan. Bila perawatan dilakukan di rumah sakit,

maka harus ada ruang khusus untuk tujuan ini, tetapi walaupun demikian, ruang

operasi pribadi atau kamar praktek merupakan lingkungan yang paling sesuai.2

Pada makalah ini akan diuraikan bagaimana perawatan gangguan sendi

temporomandibular secara non bedah yang terdiri dari perawatan definitif dan

supportif.

4

Page 5: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

BAB II

PERAWATAN DEFINITIF

2.1 Oklusal Terapi

Oklusal terapi adalah suatu tindakan yang dianggap bisa memperbaiki

posisi mandibula dan / atau posisi kontak gigi. Terapi ini terdiri dari : reversibel

dan ireversibel

2.1.1 Reversible Oklusal Therapy

Terapi ini merubah kondisi oklusal secara sementara dan merupakan alat

terapi yang baik. Alat ini biasa disebut dengan Splin oklusal,terbuat dari akrilik

Efektivitas penggunaan splin oklusal sampai sekarang masih

dipertanyakan, akan tetapi menurut Carraro (1975), penggunaan splin oklusal

ternyata dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi dan otot bahkan dapat hilang.2

Adapun fungsi splin oklusal yaitu: 2,3

1) Menghilangkan kebiasaan parafungsi

2) Menghilangkan gangguan oklusi

3) Menstabilkan hubungan gigi dan sendi

4) Merelaksasi otot

5) Melindungi abrasi terhadap gigi

6) Mengurangi beban sendi temporomandibula

7) Menghilangkan nyeri akibat disfungsi

5

Page 6: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

8) Sebagai alat diagnostik untuk memastikan bahwa oklusi lah yang

menyebabkan rasa nyeri dan gejala-gejala yang sulit diketahui

penyebabnya.

Macam-macam splin : 2,3,5

1) Splin Stabilisasi

Pembuatan splin dengan hubungan rahang atas dan rahang bawah pada

posisi sentrik.kriteria untuk pemakaian splint ini apabila masalahnya murni dari

otot tapi sendi dalam keadaan normal, maka dibuat splin itu, juga pada keadaan

dimana untuk mencapai keadaan treatment position pada kasus internal

derangement menyebabkan nyeri, adanya degeneratif sendi, keadaan nyeri sendi

dan otot tanpa dapat didiagnosa dengan tepat. Splin ini dipakai 4-6 bulan dipakai

setiap waktu kecuali makan.

Gambar. Splin stabilisasi

6

Page 7: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

2) Splin Reposisi

Bila gejala yang diderita pasien diantaranya ada deviasi (rahang yang

menyimpang), adanya clicking sendi yang diindikasikan adanya inkoordinasi

diskus-kondilus (interkoral derangement) maka diperlukan splin reposisi dengan

maksud mereposisi rahang bawah ke posisi normal dan mengembalikan

keseimbangan tonus otot-otot pengunyahan, juga menghilangkan clicking.

Splin reposisi bertujuan menghilangkan gejala pergeseran diskus dengan

reduksi clicking resiprokal, clicking waktu membuka mulut terjadi saat gerak

translasi kondilus dimulai, dan clicking waktu menutup mulut terjadi sebelum

mencapai oklusi maksimal. Splint dipasang sesaat sebelum clicking resiprocal

ketebalannya tidak boleh melewati freeway space.

2.1.2 Irreversible Oklusal Therapy

Yaitu terapi yang merubah kondisi oklusal dan atau posisi mandibula

secara permanent. Seperti selektif grinding, prosedur restorasi gigi, pembuatan

prothesa dan perawatan orthodonti. Tindakan tersebut dilakukan untuk merubah

kondisi kontak permukaan oklusal dan posisi mandibula secara permanent.

Meskipun terapi reversible terapi merupakan pilihan utama ketika kita merawat

pasien dengan gangguan sendi, namun keberhasilan perawatan bisa sangat

didukung oleh iireversibel therapy.

Semua karies harus dihilangkan, dan restorasi yang kurang memuaskan

atau yang bocor harus diganti. Gigi dengan karies yang besar dan tidak dapat

7

Page 8: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

dirawat lagi harus dicabut dan kelainan gigi atau patologi yang lain harus dirawat.

Faktor-faktor tersebut merupakan sumber rasa tidak enak dan dapat

mempengaruhi cara pasien mengigit atau mengunyah. Tetapi harus tetap diingat

bahwa gangguan sendi temporomandibular dapat makin parah perawatan gigi

yang terlalu lama dan oleh karena itu waktu perawatan harus dibuat sesingkat

mungkin.2,3,6

Restorasi prostetik atau penggantian gigi ditentukan berdasarkan jumlah

dan letak gigi-gigi yang hilang atau apakah protesa yang sekarang digunakan

menggangu fungsi. Terutama pada keadaan dimana kurangnya dukungan oklusal

dari gigi-gigi belakang atau bila pasien menggunakan gigi tiruan yang abrasi,

tidak memiliki desain yang baik dan longgar. Gigitan yang terlalu tinggi dapat

merangsang sendi terkena beban yang lebih besar dari biasa. Protesa yang longgar

dapat merangsang aktivitas otot parafungsional atau fungsi abnormal untuk

menstabilkan selama pasien mengunyah atau istrahat.2,3,6

2.2 Emotional Stress dan Trauma Terapi

Aktivitas neuromuskular yang menimbulkan beban yang besar dan

berulang-ulang dari sendi, disebabkan oleh tekanan emosi dan ketegangan. Oleh

karena usaha menghilangkan faktor-faktor diatas merupakan tujuan utaman dalam

merawat faktor penyebab sindrom ini. Karena dokter gigi yang sering

menghadapi gangguan sendi temporomandibular cenderung kurang memiliki

pengetahuan psikiatrik. Maka tahap ini mungkin merupakan tahap tersulit dalam

perawatan gangguan tersebut. Tekanan emosional yang meningkat dapat

8

Page 9: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

mempengaruhi fungsi otot dan mengaktifkan sistem nervus simpatik, yang dengan

sendirinya merupakan sumber rasa sakit pada otot.2

Tekanan dan tegangan yang dterima manusia, dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan yang

disebabkan oleh keadaan tertentu. Stress sehari-hari dapat dialami seluruh

manusia setiap waktu walaupun dalam ambang toleransi dan respon yang

berbeda-beda. Contohnya adalah hubungan pribadi, kesulitan keuangan, kesulitan

pekerjaan.2

Kelompok yang kedua adalah stress emosional yang disebabkan oleh

keadaan tertentu seperti problem dalam keluarga, penyakit yang parah atau

perubahan mendadak dalam segi penghasilan. Timbulnya gangguan sendi

temporomandibula sering bersamaan dengan salah satu keadaan tersebut.2

2.3 Parafunctional Activity Therapy

Praktisi diharapkan dapat menjelaskan ada pasien bahwa gejala yang

timbul bukanlah disebabkan oleh kelainan struktur atau penyakit organik tetapi

suatu kelainan reversibel yang mungkin saja berhubungan dengan pola hidup

pasien. Dengan demikian bisa memotivasi pasien agar lebih percaya diri hingga

timbul kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien,dan pasien pun secara

bertahap bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan clenching, bruxism atau

parafungsi.3

Pasien dianjurkan untuk mengistirahatkan rahang, menghindari pergerakan

rahang yang berlebihan seperti menguap, atau gerak untuk mengunyah makanan

9

Page 10: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

yang keras. Pasien dianjurkan untuk memakan makanan yang keci-kecil atau telah

di potong-potong.2,6

10

Page 11: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

BAB III

PERAWATAN SUPPORTIF

3.1 Farmakologi Terapi

Obat-obatan dapat membantu meredakan gejala gangguan sendi

temporomandibular seperti rasa sakit, hiperaktivitas otot, ansietas dan depresi.

Baik pengalaman klinis maupun studi eksperimental terkendali menunjukkan

bahwa farmakoterapi dapat menjadi katalis kuat bagi rasa nyaman pasien dan

rehabilitasinya bila digunakan sebagai program penatalaksanaan komprehensif.

Obat-obatan yang bermanfaat terdiri dari, analgetik, anti inflamasi, kortikosteroid,

relaxan otot, anti anxietas dan anti depresi. untuk meringankan rasa sakit yang

timbul bisa diberikan : aspirin, asetaminophen, ibupropen. Anti inflamasi ;

NSAID, yaitu Naproxen, ibupropen. Antianxiety ; Diazepam. Musle relaxan ;

Cyclobenzaprine (Flexeril). Lokal Anastetik ; Lidokain dan Mepivakain.3,5,6

3.2 Fisikal Terapi 5

Pasien bisa melakukan perawatan ini sendiri dirumah. Terapi fisik

merupakan terapi yang mendukung terapi gangguan sendi temporomandibular

lainnya.

11

Page 12: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

3.2.1 Modalities 5

Modalities yaitu cara fisis untuk pengubahan termal, histokemikal dan

fisiologik. Tipe-tipe modalities terdiri dari terapi panas, terapi dingin,

elektroterapi, terapi ultrasound dan akupuntur.

Terapi panas dapat mengurangi rasa nyeri dan kekakuan otot, caranya

meletakkan handuk basah hangat, atau lap diletakkan botol berisi air panas. Terapi

10-15 menit terus-menerus sekurang-kurangnya tiga minggu di daerah yang

terserang. Terapi dingin adalah metode yang sederhana dengan menggunakan es

yang diletakkan pada area yang spasme untuk mengurangi nyeri.

3.2.2 Manual Tekhnik 5

Tehnik manual terdiri dari tiga kategori yaitu : mobilisasi jaringan lunak,

muscle conditioning dan joint distraction. Mobilisasi jaringan lunak merupakan

stimulasi dengan cara massage pada daerah nervus sensori kutaneus untuk

mengurangi nyeri.

Joint distraction/ mobilization, cara dini dilakukan dengan menekan

daerah area molar mandibula menggunakan ibu jari operator.

12

Page 13: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

Gambar Cara Reposisi Manual

Prinsip reposisi adalah mengembalikan posisi kondilus ke fossa dengan

cara mengembalikan kebawah lalu caudal dan dorsal. Caranya letakkan ibu jari di

oklusal mandibula hingga ke posterior, jari-jari yang lain diletakkan di inferior

mandibula. Kemudian bagian oklusal ditekan ke bawah, dengan saat yang

bersamaan dorong kebelakang mandibula hingga keposisi normal. Pasien

usahakan dalam keadaan tenang.4 Bila terlalu lama dapat menggunakan obat-obat

pelemas otot misal valium iv sebanyak 10mg dan gerakan reposisi dimulai setelah

menit ketiga.

Muscle conditioning adalah terapi fisik yang bertujuan merestorasi fungsi

otot menjadi normal. Tehniknya bisa dibimbing oleh instruktur terapi atau dokter

gigi. Adapun tehniknya terdiri dari empat (4) kategori yaitu: Stretching Exercise

(latihan peregangan), Resistive Exercise (latihan resistif) Retruded Opening

Exercise (latihan pembukaan mulut dengan tekanan) dan Midline Exercise (latihan

13

Page 14: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

keseimbangan rahang). Biasanya dengan latihan teratur dan terarah keluhan akan

hilang dalam 3-5 hari. 5,7

Latihan Peregangan 5,7

Latihan ini dianjurkan untuk penanggulangan spasme dan pembukaan

rahang yang terbatas, latihan ini terdiri dari : 1) Peregangan Aktif, setelah periode

waktu pemanasan awal yaitu dengan gerakan yang lembut dalam jarak terbatas,

pasien diminta untuk perlahan-lahan membuka mulut selebar mungkin.

2)Peregangan Terbantu, pasien diminta untuk membuka mulut selebar mungkin,

kemudian pasien atau terapis menggunakan jari dan ibu jari untuk secara lembut

memisahkan gigi insisif maksila dan mandibula. Posisi dipertahankan selama satu

menit tiap satu ruas jari. Kemudian perlahan-lahan menambah jumlah jari tangan

menjadi dua jari dan akhirnya tiga jari tangan tiap satu menit.

Latihan Resistif 5,7

Latihan ini digunakan untuk penanggulangan spasme otot, pergerakan

terbatas, lemah otot dan inkoordinasi otot. Latihan ini melibatkan kontraksi otot-

otot mandibula melawan resistensi selama gerakan pembukaan, penutupan dan

lateral rahang.

1. Latihan resistif Penutupan rahang, pada latihan ini posisi jari dan

tangan sama seperti yang digunakan pada latihan peregangan

terbantu, digunakan untuk memberikan resistensi pada penutupan

mandibula.

14

Page 15: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

2. Latihan Resistif Pembukaan Rahang, pada latihan ini kepalan tangan

diletakkan di bawah dagu pasien dan memberikan resistensi yang

diperlukan pada pembukaan mandibula.

3. Latihan Resistif Gerakan Lateral, pada latihan ini dilakukan dengan

satu tangan yang diletakkan berseberangan dengan sisi mandibula

untuk menyediakan resistensi pada gerakan lateral.

Latihan Pembukaan Mulut dengan Tekanan 5,7

Pada latihan ini pasien diajarkan untuk membuka dan menutup mulut

dalam posisi tertekan untuk menghindari gerakan posisi protrusif. Ibu jari

menyandar pada dagu yang dapat berperan sebagai penanda dan mendeteksi

gerakan kedepan. Jika terdapat translasi, pasien juga dapat memonitor gerakan

translasi yang terlalu dini dari kondilus dengan menempatkan jari diatas sendi

temporomandibula. Latihan ini seringkali disarankan untuk meminimalisasi atau

menghilangkan clicking pada sendi temporomandibula.

Latihan Keseimbangan Rahang 5,7

Latihan ini dilakukan untuk melatih otot memperbaiki gerakan

pembukaan dan penutupan mulut yang disharmoni oleh karena deviasi mandibula.

Latihan ini bertujuan untuk mengembalikan keadaan otot tidak seimbang yang

disebabkan oleh distribusi tekanan pada sendi temporomandibula yang tidak

berimbang.

Pasien menempatkan posisi lidah bagian 1/3 anterior pada palatum,

rahang dalam keadaan terbuka, dan tempatkan jari telunjuk kedua tangan pada

15

Page 16: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

masing-masing sisi mandibula, serta ibu jari pada bagian bawah dagu. Lakukan

gerakan mandibula menutup dan membuka rahang. Usahakan tidak menyimpang

pada salah satu sisi. Latihan dilakukan di depan cermin agar dapat dievaluasi.

BAB IV

KESIMPULAN

Penatalaksanaan gangguan sendi temporomandibula meliputi perawatan

non bedah dan bedah. Mayoritas penderita gangguan sendi teporomandibula

16

Page 17: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

mencapai perbaikan secara memadai dari gejala yang dirasakannya dengan terapi

non bedah. Perawatan non bedah penting untuk dimengerti praktisi dokter gigi,

karena umumnya gangguan sendi temporomandibula pertama kali didiagnosa oleh

dokter gigi. Perawatan bedah hanya dilakukan jika penderita gagal memberi

respon terhadap perawatan non bedah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pengaruh kelainan sendi temporomandibular pada pengunyahan. 2009

[2010,des,1]; Available from: http://ilmudoktergigi.blogspot.com/2009/02/

pengaruh-kelainan-sendi.html.

17

Page 18: Perawatan Non Bedah Gangguan Sendi Temporomandibula

2. Aryanti S. Penanggulangan gangguan sendi temporomandibula akibat

kelainan oklusi secara konservatif. 2007.

3. Kurnikasari E. Perawatan disfungsi sendi temporomandibula secara

paripurna. [2010,des,1]; Available from: pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/.../ perawatan _disfungsi_sendi.pdf.

4. Wright EF. Manual of temporomanbular disorder. Second Ed. Wiley-

Blackwell

5. Okeson JP. Management of temporomandibular disorder and occlusion.

4thed. USA; Mosby Year Book.

6. Rintoko B. Temporomandibular disorder. 2009 [2010,des,1]; Available

from: http://hi-in.facebook.com/topic.php?uid= 130041110573 & topic

=13774.

7. Zaal M, Rikmasari R, Kurnikasari E. Program pelatihan fisik untuk

penanggulangan kelainan sendi rahang dan sindroma nyeri miofasial.

[2010,des,15]; Available from: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/

uploads/.../ program_pelatihan_fisik.pdf.

8. Gazali M, Kasim A. Dislokasi mandibula ke arah anterior. [2010,des,15];

available from: http://pustaka . unpad .ac.id/wp .../dislokasi_mandibula _ke_

arah_anterior.pdf

18