Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

38
MENTERI KEUANGAN ' REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 244 /PMK.06/2012 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 77 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855); 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142); Menetapkan MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA. 7y

description

Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

Transcript of Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

Page 1: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGAN 'REPUBLIK INDONESIA

SALINAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 244 /PMK.06/2012

TENTANG

TATA CARA PELAKSANAAN

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANG MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 77 PeraturanPemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang MilikNegara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2008, perlu menetapkan PeraturanMenteri Keuangan tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan danPengendalian Barang Milik Negara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4855);

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta SusunanOrganisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negarasebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir denganPeraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);

Menetapkan

MEMUTUSKAN:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARAPELAKSANAAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN BARANGMILIK NEGARA.

7y

Page 2: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIKINDONESIA

-2-

BABI

KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu

Pengertian

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Barang Milik Negara, yang selanjutnya disingkat BMN, adalahsemua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban AnggaranPendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehanlainnya yang sah.

2. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh PenggunaBarang dalam mengelola dan menatausahakan BMN yangsesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

3. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidakdipergunakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dengan tidak mengubah status kepemilikan.

4. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.

5. Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftarbarang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yangberwenang untuk membebaskan Pengguna Barang, KuasaPengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggungjawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalampenguasaannya.

6. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputipembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN sesuai denganketentuan yang berlaku.

7. Investigasi adalah penyelidikan dengan mencatat atau merekamfakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan memperolehjawaban atas pertanyaan-pertanyaan (peristiwa-peristiwa) yangberkaitan dengan Penggunaan, Pemanfaatan, danPemindahtanganan BMN.

8. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian,adalah perangkat pemerintah yang membidangi urusan tertentudalam pemerintahan.

9. Lembaga adalah organisasi non kementerian lembaga daninstansi lain pengguna anggaran yang dibentuk untukmelaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturanperundang-undangan lainnya.

10. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang danbertanggung jawab menetapkan kebijakan dan pedoman sertamelakukan pengelolaan BMN. t •

/?

Page 3: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

V

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

-3 -

11. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenanganPenggunaan BMN.

12. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja ataupejabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untukmenggunakan barang yang berada dalam penguasaannyadengan sebaik-baiknya.

13. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disingkatDJKN, adalah unit organisasi eselon I pada Kementerian Keuanganyang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakankebijakan dan standardisasi teknis di bidang kekayaan negara,piutang, dan lelang, yang merupakan pelaksana pengelolaanBMN di tingkat pusat pada Pengelola Barang.

14. Direktur Jenderal Kekayaan Negara, yang selanjutnya disebutDirektur Jenderal, adalah direktur jenderal yang lingkup tugasdan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN.

15. Kantor Wilayah DJKN, yang selanjutnya disebut Kanwil DJKN,adalah instansi vertikal DJKN yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara,yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN di tingkat wilayahpada Pengelola Barang.

16. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang, yangselanjutnya disingkat KPKNL, adalah instansi vertikal DJKNyang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepadaKanwil DJKN, yang merupakan pelaksana pengelolaan BMN ditingkat daerah pada Pengelola Barang.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 2

(1) Pengawasan dan pengendalian BMN dilakukan terhadap:a. BMN;

b. pelaksanaan pengelolaan BMN; dan/atauc. pejabat/pegawai yang melakukan pengelolaan/pengurusan

BMN.

(2) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukanoleh Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang meliputi:a. pemantauan; dan

b. penertiban.

(3) Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang dilakukanoleh Pengelola Barang meliputi:a. pemantauan; dan

b. Investigasi. \/f

Page 4: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-4-

Bagian Ketiga

O.bjek

Pasal 3

(1) Pemantauan dan penertiban yang dilakukan oleh PenggunaBarang/Kuasa Pengguna Barang meliputi pelaksanaan:a. Penggunaan;

b. Pemanfaatan;

c. Pemindahtanganan;

d. Penatausahaan; dan

e. pemeliharaan dan pengamanan,atas BMN yang berada di bawah penguasaannya.

(2) Pemantauan dan Investigasi yang dilakukan oleh PengelolaBarang meliputi pelaksanaan:

a. Penggunaan BMN;

b. Pemanfaatan BMN; dan

c. Pemindahtanganan BMN.

BAB II

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Bagian Kesatu

Wewenang dan Tanggung Jawab Pengguna Barang

Pasal 4

(1) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang berwenangdan bertanggung jawab atas pengawasan dan pengendalian BMNpada Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya.

(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,pemeliharaan dan pengamanan BMN;

b. melakukan penertiban atas pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,pemeliharaan dan pengamanan BMN;

memberikan penjelasan tertulis atas permintaan PengelolaBarang terhadap hasil pemantauan dan Investigasi terkaitpelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, danPemindahtanganan BMN; i^

c.

tw

Page 5: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

-5-

d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untukmelakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan danpenertiban BMN sebagaimana dimaksud pada huruf a danhuruf b;

e. menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud padahuruf d sesuai peraturan perundang-undangan.

(3) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang dapatmenunjuk pejabat struktural pada Kementerian/Lembaga yangbersangkutan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (2) guna melakukanpemantauan dan penertiban BMN yang ada pada KuasaPengguna Barang.

(4) Menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang harusmembuat prosedur kerja pengawasan dan pengendalian BMNyang diberlakukan pada lingkungan Kementerian/Lembaga yangdipimpinnya.

(5) Wewenang dan tanggung jawab Kuasa Pengguna Barang untukkantor/satuan kerja yang dipimpinnya mutatis mutandis berlakuketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Bagian Kedua

Wewenang dan Tanggung Jawab Pengelola Barang

Pasal 5

(1) Direktur Jenderal merupakan pelaksana fungsional ataskewenangan dan tanggung jawab Menteri Keuangan selakupengelola BMN.

(2) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. melakukan pemantauan atas pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

b. melakukan Investigasi atas pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

c. meminta penjelasan tertulis berkenaan dengan hasilpemantauan dan Investigasi kepada Pengguna Barang/KuasaPengguna Barang terkait pelaksanaan Penggunaan,Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan BMN;

d. dapat meminta aparat pengawasan intern Pemerintah untukmelakukan audit atas tindak lanjut hasil pemantauan danInvestigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b;

e. menyampaikan hasil audit sebagaimana dimaksud dalamhuruf d kepada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Baranguntuk ditindaklanjuti sesuai peraturan perundang-undangan.

ff

Page 6: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

(3)

MENTERIKEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-6-

Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat menunjukpejabat struktural pada Direktorat Jenderal, termasuk pejabat diinstansi vertikal Direktorat Jenderal, untuk melaksanakankewenangan dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud padaayat (2).

BAB III

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

OLEH PENGGUNA BARANG/KUASA PENGGUNA BARANG

Bagian Kesatu

Pemantauan

Paragraf1

Prinsip Umum

Pasal 6

Pemantauan oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangmerupakan pemantauan atas kesesuaian antara pelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaan,pemeliharaan dan pengamanan atas BMN yang berada dalampenguasaannya dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

Pemantauan atas Penggunaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6dilakukan terhadap:

a. BMN yang digunakan oleh Pengguna Barang/Kuasa PenggunaBarang;

b. BMN yang digunakan sementara oleh Pengguna Barang lainnya;dan

c. BMN yang dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankanpelayanan umum sesuai tugas dan fungsi Pengguna Barang.

Pasal 8

(1) Pemantauan atas Pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 meliputi:a. pelaksanaan Pemanfaatan telah mendapatkan persetujuan

dari Pengelola Barang; danb. pelaksanaan Pemanfaatan telah dilaksanakan sesuai

persetujuan dari Pengelola Barang dan/atau perjanjian.

"tY

Page 7: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

(2)

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA-7-

Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antaralain dilakukan terhadap: aa. peruntukan pinjam pakai;

b. jenis usaha untuk sewa dan kerjasama Pemanfaatan;c. jangka waktu Pemanfaatan; dan

d. penyetoran penerimaan negara dari Pemanfaatan.

Pasal 9

(1) Pemantauan terhadap Pemindahtanganan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 meliputi:a. pelaksanaan Pemindahtanganan telah mendapatkan

persetujuan dari Pengelola Barang; danb. pelaksanaan Pemindahtanganan telah dilaksanakan sesuai

persetujuan dari Pengelola Barang.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antaralain dilakukan terhadap:a. jenis Pemindahtanganan; dan

b. penyetoran penerimaan negara dari Pemindahtanganan.

Pasal 10

Pemantauan atas pelaksanaan Penatausahaan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 6 berupa pemantauan atas kesesuaian antarapelaksanaan Penatausahaan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Penatausahaan BMN.

Pasal 11

(1) Pemantauan terhadap pemeliharaan dan pengamanan BMNsebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 antara lain dilakukanterhadap:

a. pemeliharaan BMN telah sesuai dengan Daftar IsianPelaksanaan Anggaran dan dokumen penganggaranturunannya; dan

b. pengamanan BMN, yang meliputi pengamanan administrasi,pengamanan fisik, dan pengamanan hukum, telahdilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bmeliputi tetapi tidak terbatas pada:

a. memastikan BMN berupa tanah telah bersertipikat atas namaPemerintah Republik Indonesia cq. Kementerian/Lembaga;

b. memastikan BMN tidak dikuasai oleh pihak lain; danc. memastikan BMN tidak dalam sengketa.

Page 8: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-8-

Paragraf 2

Tata Cara Pemantauan

Pasal 12

(1) Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pemantauan ataspelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan,Penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan BMN yangberada di bawah penguasaannya, yang terdiri dari:a. pemantauan periodik; danb. pemantauan insidentil.

(2) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali.

(3) Kuasa Pengguna Barang melakukan pemantauan periodik yangdiselesaikan paling lama akhir bulan Februari tahun berjalan,untuk kegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,Pemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan danpengamanan BMN tahun sebelumnya.

(4) Pemantauan insidentil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dilaksanakan sewaktu-waktu paling lambat 5 (lima) harikerja setelah diterimanya laporan tertulis dari masyarakatdan/atau diperolehnya informasi dari media massa, baik cetakmaupun elektronik, dan harus diselesaikan paling lama 7 (tujuh)hari kerja terhitung sejak tanggal dimulainya pelaksanaanpemantauan insidentil bersangkutan.

Pasal 13

(1) Pengguna Barang memonitor pelaksanaan pemantauan yangdilakukan oleh Kuasa Pengguna Barang.

(2) Pengguna Barang dapat melakukan pemantauan insidentilsebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4).

Pasal 14

(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)dilakukan dengan cara:

a. penelitian administrasi; dan/ataub. penelitian lapangan.

(2) Penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan dengan tahapan:

a. menghimpun informasi dari berbagai sumber;b. mengumpulkan dokumen; dan

c. meneliti dokumen.

14Vf>

Page 9: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA-9 -

(3) m^puti:n{0rm&S[ S6bagaimana dimaks^ pada ayat (2) huruf aa. laporan dari satuan kerja/instansi di bawah Pengguna

Barang/Kuasa Pengguna Barang; mb. hasil penertiban BMN;

C' TahunTn6^118 PenggUna/Kuasa Pengguna Semesteran dand. laporan hasil audit aparat pengawasan intern Pemerintah-e. informasi dari media massa, baik cetak maupun elektronik-

dan/atau '

f. laporan masyarakat.

(4) Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b danhuruf c merupakan dokumen yang terkait dengan pelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaanpemeliharaan dan pengamanan BMN, yang meliputi tetapi tidakterbatas pada:

a. dokumen kepemilikan BMN;b. keputusan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang terkait

dengan pelaksanaan Penggunaan, PemanfaatanPemindahtanganan, Penatausahaan, pemeliharaan danpengamanan BMN; dan

c. perjanjian dengan pihak ketiga, terkait dengan pelaksanaanPemanfaatan dan Pemindahtanganan.

(5) Dalam hal hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) belum mencukupi, dapat dilakukan penelitianlapangan dengan cara diantaranya:a. meninjau objek BMN secara langsung;b. meminta konfirmasi kepada pihak terkait; danc. mengumpulkan data tambahan.

Bagian Kedua

Penertiban

Paragraf 1•

Prinsip Umum

Pasal 15

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan penertibansebagai tindak lanjut dari:

a. hasil pemantauan, apabila diketahui adanya ketidaksesuaianantara pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, PemindahtangananPenatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan BMN denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau

Page 10: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 10-

b surat permintaan penertiban BMN dari Pengelola Barang sebagaitindak lanjut dari hasil pemantauan dan/atau Investigasi PengelolaBarang dan/atau hasil audit aparat pengawasan intern Pemerintah.

Pasal 16

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melaksanakanpenertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 paling lamadiselesaikan dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja^ sejakpemantauan selesai atau surat permintaan penertiban BMN danPengelola Barang diterima.

(2) Jangka waktu penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dihitung sebagai berikut:a apabila merupakan kewenangan Kuasa Pengguna Barang,

maka penertiban dilakukan paling lama 15 (lima belas) harikerja sejak pemantauan selesai atau surat permintaanpenertiban BMN dari Pengelola Barang diterima;

b. apabila merupakan kewenangan Pengguna Barang, makaKuasa Pengguna Barang mengusulkan kepada PenggunaBarang paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak pemantauanselesai atau surat permintaan penertiban BMN dari PengelolaBarang diterima, dan Pengguna Barang melakukan penertibanpaling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak usulan dan KuasaPengguna Barang diterima; atau

c. apabila tindak lanjut penertiban merupakan kewenanganPengelola Barang, maka Pengguna Barang/Kuasa PenggunaBarang mengusulkan kepada Pengelola Barang paling lama15 (lima belas) hari kerja sejak pemantauan selesai atau suratpermintaan penertiban BMN dari Pengelola Barang diterima.

Paragraf 2

Penertiban Atas Pelaksanaan Penggunaan BMN

Pasal 17

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap Penggunaan apabila dari hasil pemantauanditemukan kondisi sebagai berikut:a. BMN belum diusulkan penetapan status Penggunaannya

kepada Pengelola Barang;b. BMN belum ditetapkan status Penggunaannya oleh Pengguna

Barang sesuai dengan batas kewenangannya;c. BMN digunakan tidak sesuai dengan penetapan status

Penggunaannya; dan/ataud. BMN tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas dan

fungsi Kementerian/Lembaga. ^

Nt

Page 11: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

(2) Hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajibditindaklanjuti oleh Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangdengan melakukan hal berikut: oarang

a. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangmengajukan usul penetapan status Penggunaan kepadaPengelola Barang;

b. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, Pengguna Barang menetapkan status Penggunaansesuai batas kewenangannya;

c. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangmengembahkan Penggunaan BMN sesuai dengan penetapanstatus Penggunaannya;

d. terhadap kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufd, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyerahkanBMN tersebut kepada Pengelola Barang.

Paragraf 3

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemanfaatan BMN

Pasal 18

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap Pemanfaatan apabila dari hasil pemantauanditemukan kondisi sebagai berikut:

a. bentuk Pemanfaatan tidak sesuai dengan persetujuanPengelola Barang;

b. jenis usaha untuk sewa atau kerjasama Pemanfaatan tidaksesuai dengan keputusan Pengguna Barang/Kuasa PenggunaBarang dan/atau perjanjian/kontrak;

c. jangka waktu pelaksanaan Pemanfaatan melampaui jangkawaktu yang diatur dalam keputusan Pemanfaatan dariPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan/atauperjanjian/kontrak;

d. penerimaan negara dari Pemanfaatan tidak dilaksanakansesuai dengan materi dalam surat persetujuan dari PengelolaBarang; dan/atau

e. Pemanfaatan yang dilakukan belum mendapatkanpersetujuan Pengelola Barang.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Pengguna Barang/KuasaPengguna Barang melakukan upaya penyelesaian sesuai denganketentuan dalam perjanjian/kontrak, keputusan Pemanfaatandari Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, dan suratpersetujuan dari Pengelola Barang.

¥>

Page 12: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

/ *

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 12-

(3) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf e, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mengajukanusul Pemanfaatan kepada Pengelola Barang.

Paragraf 4

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN

(1)

Pasal 19

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap Pemindahtanganan apabila dan hasilpemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:a. bentuk Pemindahtanganan tidak sesuai dengan persetujuan

Pengelola Barang;b. jenis Pemindahtanganan tidak sesuai dengan keputusan

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang; dan/atauc. penerimaan negara dari Pemindahtanganan untuk penjualan

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dan huruf b, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangmembatalkan pelaksanaan Pemindahtanganan tanpapenggantian dalam bentuk apapun dari APBN.

(3) Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanupaya penyelesaian sesuai dengan ketentuan dalam risalahlelang, keputusan Pemindahtanganan dari PenggunaBarang/Kuasa Pengguna Barang, dan/atau surat persetujuandari Pengelola Barang.

Paragraf 5

Penertiban Atas Pelaksanaan Penatausahaan BMN

Pasal 20

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap Penatausahaan apabila dari hasilpemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:a. BMN tidak dicatat dalam SIMAK BMN;b. adanya pencatatan ganda BMN dalam SIMAK BMN;c. laporan BMN tidak tepat waktu; dan/ataud. rekonsiliasi BMN dengan Pengelola Barang tidak dilakukan

tepat waktu.

M

Page 13: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

(2)

(1)

(2)

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 13-

Dan hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat MlPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan Cekiipencatatan dalam SIMAK BMN dan/atau upaya pcnvetes^sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pen3^saian

Paragraf 6

Penertiban Atas Pelaksanaan Pemeliharaan Dan Pengamanan BMNPasal 21

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap pemeliharaan BMN apabila dari hasilpemantauan terdapat ketidaksesuaian antara pelaksanaanK^T, BMN dCngan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(D1PA) dan dokumen penganggaran turunannya.Dari hasil penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan upayapemeliharaan sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) dan dokumen penganggaran turunannya.

Pasal 22

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukanpenertiban terhadap pengamanan BMN apabila dari hasilpemantauan ditemukan kondisi sebagai berikut:a. BMN berupa tanah belum bersertipikat atas nama Pemerintah

Republik Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga;b. BMN dikuasai oleh pihak lain; dan/atauc. BMN dalam sengketa.

(2) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilakukan dengan cara:

a. dalam hal BMN telah didukung oleh dokumen awalkepemilikan antara lain berupa Letter C/D, sertipikat atasnama pihak yang melepaskan hak, akta jual beli, akta hibah,atau dokumen setara lainnya, maka Pengguna Barang/KuasaPengguna Barang segera memproses sertipikasi ke KantorPertanahan setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

b. dalam hal BMN tidak didukung dengan dokumen kepemilikanPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang mengupayakanuntuk memperoleh dokumen awal, seperti riwayat tanahmelalui koordinasi dengan Pejabat Pemerintahan Desa'Pejabat Pemerintahan Kecamatan, atau pihak terkait lainnya'yang selanjutnya dokumen tersebut digunakan oleh PenggunaBarang/Kuasa Pengguna Barang untuk mendaftarkan BMNbersangkutan ke Kantor Pertanahan setempat untukkeperluan pemrosesan penerbitan sertipikat atas namaPemerintah Republik Indonesia c.q. Kementerian/Lembaga-dan/atau '

IV

Page 14: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 14-

c meniaga dan mengamankan BMN dari Penggunaan dan/atau* Pemanfaatan oleh pihak yang tidak berhak, antara lam

dengan memasang tanda penguasaan tanah milik negaramelakukan pemagaran, dan menitipkan BMN dimaksudkepada aparat pemerintah seperti Kepala Desa, Lurahdan/atau Camat setempat.

(3) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilakukan dengan cara:a Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan

pendekatan secara persuasif melalui musyawarah denganpihak yang menguasai BMN bersangkutan, baik dilakukansendiri maupun dengan mediasi aparat pemerintah yangterkait;

b. apabila upaya pendekatan persuasif tidak berhasil, makaPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan upayahukum.

(4) Upaya hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf badalah sebagai berikut:a. untuk BMN berupa tanah, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna

Barang mengajukan pemblokiran hak atas tanah tersebutkepada Kantor Pertanahan setempat dalam hal tanah telahbersertipikat, atau mengajukan permintaan pemblokirantanah kepada Kepala Desa, Lurah dan/atau Camat setempatdalam hal tanah belum bersertipikat, guna menghindanadanya pengalihan hak atas tanah;

b. untuk BMN berupa tanah dan/atau bangunan, PenggunaBarang/Kuasa Pengguna Barang mengajukan penetapanpengosongan dari pengadilan setempat atas BMN tersebutyang ditindaklanjuti dengan upaya pengosongan;

c. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan upayahukum perdata ke pengadilan dengan mengajukan gugatan/intervensi; dan/atau

d. Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menyampaikanpelaporan kepada aparat penegak hukum dalam haldiindikasikan adanya tindak pidana yang dilakukan pihak laintersebut.

(5) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cterhadap BMN yang menjadi objek sengketa dalam perkaraperdata dilakukan dengan cara:a. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menjadi

pihak, penanganan perkara harus dilakukan denganmengajukan bukti yang kuat, dan melakukan upaya hukumsampai dengan peninjauan kembali;

b. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang tidakmenjadi pihak, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barangwajib melakukan intervensi atas perkara yang ada; ^

Ff

Page 15: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

I

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA- 15-

c dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menjadipihak berperkara dan Pengguna Barang/Kuasa PengSmaBarang telah dinyatakan sebagai pihak yang falahberdasarkan putusan yang berkekuatan hukum tetap dantidak ada upaya hukum lain, Pengguna Barang/KuasaPengguna Barang menyampaikan permohonan kepadaPengelola Barang agar mengajukan gugatan perlawanan atasputusan dimaksud;

d. dalam hal Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menjadipihak berperkara dan telah dinyatakan sebagai pihak yangkalah berdasarkan putusan yang telah berkekuatan hukumtetap, dan upaya perlawanan dari Pengelola Barang telahdinyatakan sebagai pihak yang kalah berdasarkan putusanyang berkekuatan hukum tetap dan tidak mempunyai upayahukum lam, maka putusan dimaksud ditindaklanjuti denganPenghapusan BMN sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(6) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cterhadap BMN yang menjadi objek sengketa dalam perkarapidana dilakukan dengan cara:

a. menyediakan bukti-bukti yang kuat dan/atau saksi ahli yangmenguatkan kepemilikan negara atas BMN, melalui koordinasiantara Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang denganaparat penegak hukum yang menangani perkara pidanadimaksud; dan

b. melakukan monitoring secara cermat perkara pidana terkaitBMN tersebut sampai dengan adanya putusan pengadilanyang telah berkekuatan hukum tetap dan tidak mempunyaiupaya hukum lainnya.

Bagian Ketiga

Tindak Lanjut Hasil Pemantauan Dan Penertiban

Pasal 23

(1) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dapat memintaaparat pengawasan intern Pemerintah untuk melakukan auditatas tindak lanjut hasil pemantauan dan penertiban.

(2) Permintaan audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanapabila ada indikasi penyimpangan dalam pelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, Penatausahaanpemeliharaan dan pengamanan BMN.

(3) Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang menindaklanjuti hasilaudit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai peraturanperundang-undangan, termasuk melakukan upaya hukumapabila dari hasil audit terbukti terdapat penyimpangan yangmelibatkan pihak ketiga. /L

jy

Page 16: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 16-

f '

Bagian Keempat

Pelaporan

Pasal 24

(1) Kuasa Pengguna Barang membuat laporan tahunan hasilpengawasan dan pengendalian BMN.

(2) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusundengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran I yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 25

(1) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24disampaikan oleh Kuasa Pengguna Barang kepada Kepala KPKNLselaku Pengelola Barang dengan tembusan kepada PenggunaBarang.

(2) Penyampaian laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) harus sudah diterima oleh KPKNL paling lambat pada akhirbulan Maret.

(3) Apabila terdapat pengelolaan BMN yang mengakibatkanpenerimaan negara, maka laporan tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan salinan/fotokopibukti setor penerimaan negara ke kas negara.

BAB IV

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN OLEH PENGELOLA BARANG

Bagian Kesatu

Pejabat Pelaksana

Pasal 26

(1) Pengawasan dan pengendalian BMN oleh Pengelola Barangdilaksanakan oleh Direktur Jenderal, Kepala Kanwil DJKN, danKepala KPKNL.

(2) Khusus untuk Penggunaan, Pemanfaatan danPemindahtanganan BMN yang telah mendapatkan suratpenetapan/persetujuan/keputusan dari Pengelola Barang, makapengawasan dan pengendalian BMN dilaksanakan oleh pihakPengelola Barang yang mengeluarkan surat penetapan/persetujuan/keputusan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pelimpahan wewenang pengelolaan BMN.

vy

Page 17: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

(1)

(2)

(1)

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 17-

Bagian Kedua

Tata Cara Pemantauan

Pasal 27

Kepala KPKNL memilah data/informasi dari laporan tahunanhasil pengawasan dan pengendalian BMN Kuasa PenggunaBarang berdasarkan data/informasi Pengelola Barang yan^SSS2S«. ^ ^-P-ZPe-tujuan/kepltu^Kepala KPKNL menyampaikan data/informasi dari laporantahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN KuZPengguna Barang kepada Kepala Kanwil DJKN terhadaopengelolaan BMN yang surat penetapan/persetujuan/keputusandikeluarkan oleh Kepala Kanwil DJKN dan Direktur JendeSberjafarlama nma minggU kedua bulan APril setiap tahun

(3) Kepala Kanwil DJKN memilah data/informasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan menyampaikan data/ informasi hasilpemilahan tersebut kepada Direktur Jenderal atas pengelolaanBMN yang surat penetapan/persetujuan/keputusan dikeluarkanoleh Direktur Jenderal paling lama diterima akhir bulan Aprilsetiap tahun berjalan.

Pasal 28

Pengelola Barang melakukan pemantauan atas pelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, dan pemindahtangan BMN vaneterdiri dari: J &

a. pemantauan periodik; dan

b. pemantauan insidentil, jika diperlukan.

(2) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali atas laporan tahunan hasilpengawasan dan pengendalian BMN dari Kuasa Pengguna Barang.

(3) Kepala KPKNL melakukan pemantauan periodik yangdiselesaikan paling lama akhir bulan April tahun berjalan untukkegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,' danPemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

(4) Kepala Kanwil DJKN melakukan pemantauan periodik yangdiselesaikan paling lama akhir bulan Mei tahun berjalan untukkegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,' danPemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

(5) Direktur Jenderal melakukan pemantauan periodik yangdiselesaikan paling lama akhir bulan Juni tahun berjalan untukkegiatan pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,' danPemindahtanganan BMN tahun sebelumnya.

Page 18: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

(6)

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 18-

Pemantauan insidentil sebagaimana disebut pada ayat (1) huruf bdilaksanakan sewaktu-waktu paling lambat 5 (lima) hari kerjasetelah diterima laporan tertulis dari masyarakat dan/ataudiperolehnya informasi dari media massa, baik cetak maupunelektronik, dan harus diselesaikan paling lama 7 (tujuh) harikerja.

Pasal 29

(1) Pemantauan periodik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:a. meneliti data dan informasi dari laporan tahunan hasil

pengawasan dan pengendalian BMN dari Kuasa PenggunaBarang;

b. membandingkan data dan informasi sebagaimana dimaksudpada huruf a dengan data dan informasi yang dimilikiPengelola Barang dan/atau surat persetujuan/keputusan/penetapan dari Pengelola Barang; dan

c. apabila diperlukan, melakukan penelitian lapangan.(2) Pengelola Barang dapat meminta keterangan tambahan kepada

Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, apabila isi darilaporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN dariKuasa Pengguna Barang kurang jelas atau kurang memadai.

Pasal 30

(1) Pemantauan insidentil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:a. penelitian administrasi; dan/ataub. penelitian lapangan, jika diperlukan.

(2) Penelitian administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilakukan dengan tahapan:

a. menghimpun informasi dari berbagai sumber;b. mengumpulkan dokumen; danc. meneliti dokumen.

(3) Dalam hal hasil penelitian administrasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) belum mencukupi, dapat dilakukan penelitianlapangan dengan cara antara lain:a. meninjau objek BMN secara langsung;b. meminta konfirmasi kepada pihak terkait; danc. mengumpulkan data tambahan.

tf

Page 19: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

- 19-

Pasal 31

S^SMKSSCSSS^SSS™atau Kepala

Bagian Ketiga

Investigasi

Pasal 32

Pengelola Barang dapat melakukan Investigasi apabila dari hasilpemantauan terdapat indikasi adanya penyimpangan

(1)

Pasal 33

Investigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dilakukanuntuk mengumpulkan barang bukti/informasi yang denganbarang bukti/informasi itu membuat terang dan jelas mengenaisuatu permasalahan guna dilakukan penyelesaian/penertiban.

(2) Investigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukandengan cara meliputi tetapi tidak terbatas pada:a. meminta penjelasan tertulis kepada Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang;

b. mengumpulkan dokumen dan informasi terkait;c. melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti

Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, atau pihak lain;d. mencatat atau merekam fakta-fakta dengan cara audiensi,

korespondensi, atau wawancara dengan pihak-pihak terkait'dan '

e. melakukan peninjauan lapangan.

(3) Surat permintaan penjelasan tertulis sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf a disusun dengan format sebagaimana diaturdalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Peraturan Menteri ini.

Page 20: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-20-

Pasal 34

(1) Dalam hal hasil Investigasi terdapat indikasi kerugian negara,Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuangan dapat memintaaparat pengawasan intern pemerintah untuk melakukan audit.

(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) adalah:a. Inspektorat Jenderal Kementerian/Lembaga; atau

b. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

(3) Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmekanisme sebagai berikut:

a. Terhadap audit yang dilakukan oleh BPKP:

1. Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuanganmengajukan permintaan tertulis kepada BPKP untukmelakukan audit;

2. Hasil audit tersebut disampaikan oleh BPKP kepadaMenteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal;

b. Terhadap audit yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderalpada Kementerian/Lembaga:

1. Direktur Jenderal atas nama Menteri Keuanganmenyampaikan permintaan kepada SekretarisJenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama selakuPengguna Barang pada Kementerian/Lembaga untukdilaksanakannya audit oleh Inspektorat Jenderal padaKementerian/ Lembaga bersangkutan;

2. Hasil audit tersebut disampaikan oleh InspektoratJenderal pada Kementerian/Lembaga kepada SekretarisJenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama selakuPengguna Barang pada Kementerian/Lembagabersangkutan, dengan tembusan kepada MenteriKeuangan c.q. Direktur Jenderal.

Pasal 35

Dalam hal berdasarkan hasil audit sebagaimana dimaksud dalamPasal 34 ayat (1) terdapat hal-hal yang perlu ditindaklanjuti olehPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, Direktur Jenderal selakuPengelola Barang menyampaikan hasil audit tersebut kepadaSekretaris Jenderal/Sekretaris Lembaga/Sekretaris Utama selakuPengguna Barang pada Kementerian/Lembaga untukmenindaklanjutinya sesuai peraturan perundang-undangan.

Page 21: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

-21 -

Bagian Keempat

Pelaporan

Pasal 36

Pengelola Barang membuat laporan tahunan hasil pengawasan danpengendalian BMN.

Pasal 37

(1) Kepala KPKNL menyampaikan laporan tahunan hasilpengawasan dan pengendalian BMN kepada Kepala Kanwil DJKNpaling lama diterima minggu kedua bulan Mei setiap tahunberjalan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi hasilpemantauan dan/atau Investigasi yang telah dilakukan olehKPKNL.

(3) Laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMNsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan formatsebagaimana diatur dalam Lampiran III yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 38

(1) Kepala Kanwil DJKN menyampaikan laporan tahunan hasilpengawasan dan pengendalian BMN kepada Direktur Jenderalpaling lama diterima minggu kedua bulan Juni setiap tahunberjalan.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi :a. kompilasi laporan hasil pengawasan dan pengendalian BMN

dari KPKNL; dan

b. hasil pemantauan dan Investigasi yang telah dilakukan KantorWilayah DJKN.

(3) Laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMNsebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan formatsebagaimana diatur dalam Lampiran IV yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 39

Direktur Jenderal membuat laporan tahunan hasil pengawasan danpengendalian BMN, yang diselesaikan paling lama pada minggu keduabulan Juli setiap tahun berjalan.

AT

Page 22: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

-22-

BABV

SANKSI

Pasal 40

Terhadap Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang yang:a. tidak melakukan pengawasan dan pengendalian BMN:

1) berupa pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 danPasal 13;

2) berupa penertiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 21, danPasal 22;

b. tidak melaporkan hasil pelaksanaan pengawasan dan pengendaliansebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan Pasal 25; dan/atau

c. tidak menindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud dalamPasal 23 ayat (3),

dapat dikenakan sanksi oleh Pengelola Barang berupa penundaanpenyelesaian usulan . Pemanfaatan, Pemindahtanganan, atauPenghapusan BMN yang diajukan Pengguna Barang/Kuasa PenggunaBarang.

Pasal 41

(1) Setiap kerugian negara akibat kelalaian, penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaan BMN diselesaikan melaluituntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugian negara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan sanksi sesuai denganperaturan perundang-undangan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Peraturan Menteri ini mulai berlaku 6 (enam) bulan terhitung sejaktanggal diundangkan.

C*

*Y

Page 23: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBUK INDONESIA

23-

Republik Indonesia. Penempatannya dalam Benta Negara

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 27 Desember 2012MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJODiundangkan di Jakartapada tanggal 27 Desember 2012MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AMIR SYAMSUDIN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1352Salman sesuai dengan aslinya K Jb2KEPALA BIRO JJMUM

KEPALA^fer^li^EMENTERIAN$£/ ,^-~" y

GIAR

NIP 19fS,^y

Page 24: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

A.

PE

NG

GU

NA

AN

BM

N

Ko

de

KP

B/S

atk

er

:..

.

Nam

aK

PB

/Satk

er

:..

.

MEN

TER

IK

EUA

NG

AN

REP

UB

LIK

IND

ON

ESIA

LAPO

RAN

PENG

AWAS

ANDA

NPE

NGEN

DALI

ANBM

NT

AH

UN

AN

GG

AR

AN

LAM

PIR

AN

IrT

^AAT

PERA

TURA

NM

ENTE

RIK

EUA

NG

AN

NOM

OR•

244

/PM

K.0

6/20

12TE

NTAN

GTA

TAcA

rAPE

LAKS

ANAA

NPE

NGAW

ASAN

DAN

PENG

ENDA

LIAN

BARA

NGMI

LIKNE

GARA

Sura

tKep

utus

an/P

enet

apan

Stat

usPe

nggu

naan

dari

Pen

gelo

laB

ara

ng

Pen

gg

un

aan

BM

N

Dip

erg

un

akan

sesu

ai

Tu

gas

dan

Fu

ng

si3>

Tid

ak

Dip

erg

un

akan

un

tuk

Tu

gas

dan

Fu

ng

si{I

dle

)3>

Dig

un

akan

Pih

ak

Lain

4>

Kete

ran

gan

Ura

ian

BM

Ku

an

tita

s

(m2

/un

it)

Nil

ai

Pero

leh

an

(Rp

)

No

mo

r

SK

Tan

gg

al

SK

Insta

nsi

yan

gM

en

erb

itk

an

SK

2)

Kete

ran

gan

:

J!SS

J^S

'lS

iSS

™M

-Ne

gara/K

epalaK

anwi!D

JKN/Ke

paiaKPK

NL;3)

Diis

i"ya

"at

au"t

idak

";

Page 25: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

B.

PE

MA

NF

AA

TA

NB

MN

Ko

de

KP

B/S

atk

er

:..

.

Na

ma

KP

B/S

atk

er

:..

.

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EPU

BL

IKIN

DO

NE

SIA

No

.U

ra

ian

BM

NU

ra

ian

Pem

an

faa

tan

Sura

tP

erse

tuju

an/K

eput

usan

Pen

gelo

laB

aran

gP

ener

ima

an

Neg

ara

/P

NB

P51

Kete

ran

ga

nJen

is2)

Mit

ra

3)N

om

or

Su

ra

tT

an

gg

al

Su

ra

t

Inst

an

siya

ng

Men

erb

itka

nS

ura

tP

ers

etu

jua

n4)

Nil

ai

(Rp

)T

an

gg

al

Seto

r6l

U)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)

Ket

eran

gan

:1)

Diis

iKod

eB

aran

g,N

UP,

Ura

ian

Bar

ang;

Diisi

deng

anje

nisp

eman

faata

n:s

ewa/p

injam

paka

i/ker

jasa

ma

pem

anfa

atan

/ban

gun

guna

sera

hat

auba

ngun

sera

hgu

na-

Dusi

deng

anrm

tra/re

kana

npe

man

faata

nun

tuk

pinjam

paka

i/KSP

/BGS

/BSG

,dan

khus

usun

tuk

sewa

adala

hse

wade

ngan

jangk

awak

tumi

nimal

SatU

LcU

i.lJ.

IlJ

Diis

ises

uaid

enga

npe

nerb

itSK

:Dirj

enK

ekay

aan

Neg

ara/

Kep

ala

Kan

wil

DJK

N/K

epal

aKP

KNL;

Apa

bila

ada

pen

erim

aan

neg

ara/

PN

BP

;D

iisit

angg

alpe

nyet

oran

kek

asne

gara

.

2) 3) 4) 5) 6)

Page 26: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

C.

PE

MIN

DA

HT

AN

GA

NA

NB

MN

Ko

de

KP

B/S

atk

er

:..

.

Na

ma

KP

B/S

atk

er

:

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

N

RE

PU

BU

KIN

DO

NE

SIA

No

Ura

ian

BM

Ni)

Ura

ian

Pem

ind

ah

tan

ga

na

nS

ura

tP

ers

etu

jua

n/K

ep

utu

san

Pen

gel

ola

Ba

ran

gP

en

erim

aa

n

Neg

ara

/PN

BP

3K

ete

ra

ng

an

Jen

is

2)M

itra

3)N

om

or

Su

ra

t

Ta

ng

ga

lS

ura

t

Inst

an

siya

ng

Men

erb

itka

nS

ura

tP

ersetu

jua

n/K

ep

utu

sa

n4)

Nil

ai

(Rp

)T

an

gg

al

Seto

r6)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)

Kete

ran

gan

:1)

Dii

siK

ode

Bar

ang

,N

UP,

Ura

ian

Bar

ang

;2)

Diis

iden

gan

jeni

spe

min

daht

anga

nan

:pen

jual

an/t

ukar

men

ukar

/hib

ah/p

enye

rtaa

nm

odal

pem

erin

tah

pusa

t;3)

Diis

ide

ngan

mit

ra/p

ener

ima

pem

ind

ahta

ng

anan

BM

N;

4)D

iisis

esua

iden

gan

pene

rbit

SK:D

irjen

Kek

ayaa

nN

egar

a/K

epal

aK

anw

ilD

JKN

/Kep

ala

KPK

NL;

5)A

pabi

laad

ap

ener

imaa

nn

egar

a/P

NB

P;

6)D

iisi

tang

gal

pen

yet

ora

nk

ek

asn

egar

a.

Page 27: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

D.

LAP

OR

AN

HA

SIL

PE

NE

RTI

BA

N

Ko

de

KP

B/S

atk

er

Na

ma

KP

B/S

atk

er

No

.U

ra

ian

BM

N!)

MEN

TERI

KEU

AN

GA

NRE

PUBL

IKIN

DO

NES

IA

-4

-

(1)

(2)

PE

NG

GU

NA

AN

(3)

PE

NE

RT

IBA

N2)

J»E

MA

NF

AA

TA

NP

EM

IND

AH

TA

NG

AN

AN

"(5

)

KE

TE

RA

NG

AN

(4)

Kep

ala

3)

Sela

kuK

uasa

Peng

guna

Bar

am

Ket

eran

gan:

1)Di

isiKo

deBa

rang

,NUP

,Ura

ianBa

rang

-

%SS

SSff

l^SS

wSS

Tterk

aJtPela

kSanaM

Pen^n

aa"-P

—*—

.d»p

cninda

htanga

nanBM

NSa

linan

s^ss

aSfa

eSga

nas

linya

KEJ

^BA

^^r^

jTm

^EN

TER

IAN

19

84

Q2

L—

<w

y%PT

imtf

*

MEN

TERI

KEUA

NGAN

REPU

BLIK

INDO

NESI

A,

ttd

.

AG

US

D.W

.M

AR

TOW

AR

DO

JO

(6)

Page 28: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI KEUANGANNOMOR: 244 /PMK.06/2012 TENTANGTATA CARA PELAKSANAAN PENGAWASANDAN PENGENDALIAN BARANG MILIKNEGARA

FORMAT SURAT PERMINTAAN PENJELASAN TERTULIS

Nomor : S- 2)

Sifat : SegeraHal : Permintaan Penjelasan Tertulis

Yth

Tanggal, Bulan, Tahun

Sehubungan dengan hasil pemantauan yang kami lakukan terhadap pelaksanaanpenggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan BMN yang berada dalam penguasaanSaudara, diminta Saudara menyampaikan kepada kami perjelasan/klarifikasi terkait hal-hal sebagai berikut:

1.

2

3

4

5. dst.

Penjelasan/jawaban tertulis beserta dokumen pendukungnya, kiranya dapat kamiterima paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya surat ini.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara disampaikanterima kasih.

Direktur Jenderal/KepalaKanwil.../Kepala KPKNL ..

NIP

Tembusan: 6)1. Menteri Keuangan cq. Direktur Jenderal Kekayaan Negara;2. Menteri/Pimpinan ;3. Inspektur Jenderal/Pengawas Internal ;4. Direktur BMN;

5. Kepala Kanwil ...

Page 29: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

MENTERI KEUANGANREPUGLIK INDONESIA

2-

Keterangan pengisian format surat permintaan penjelasan tertulis:

1)

2)

3)

4)

5)

6)

Disesuaikan dengan ketentuan tata naskah dinas di lingkungan KementerianKeuangan.

Disesuaikan dengan ketentuan tata persuratan dinas di lingkungan DJKN.Diisi Kepala Satuan Kerja (Kuasa Pengguna Barang) atau Sekretaris JenderalKementerian/Lembaga (Pengguna Barang) dan alamat kantor.Diisi dengan hal-hal yang diminta penjelasan/klarifikasinya.Disesuaikan dengan pihak yang meminta penjelasan.Tembusan disesuaikan dengan Kementerian/Lembaga (Pengguna Barang) dan jenjangorganisasi DJKN.

Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BJtRO^fjMUM-

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

AGUS D.W. MARTOWARDOJO

KEPA ENTERIAN

Page 30: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

A.

PE

NG

GU

NA

AN

BM

N

KP

KN

L..

.

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EP

UB

LIK

IND

ON

ES

IA

LA

PO

RA

NP

EN

GA

WA

SA

ND

AN

PE

NG

EN

DA

LIA

NB

MN

TA

HU

NA

NG

GA

RA

N

LA

MP

IRA

NII

I

PE

RA

TU

RA

NM

EN

TE

RI

KE

UA

NG

AN

NO

MO

R:

244

/PM

K.0

6/20

12TE

NTA

NG

TATA

CA

RA

PEL

AK

SAN

AA

NPE

NG

AW

ASA

ND

AN

PE

NG

EN

DA

LIA

NB

AR

AN

GM

ILIK

NE

GA

RA

No

.U

raia

nK

PB

/Sa

tker

U

Kep

utu

san

/Pen

eta

pa

nS

tatu

sP

en

gg

un

aa

no

leh

Pen

gelo

laB

ara

ng

Dip

erg

un

aka

nsesu

ai

Tu

ga

sd

an

Fu

ng

si3)

Tid

ak

Dip

erg

un

aka

nu

ntu

kT

ug

as

da

nD

igu

na

ka

nP

iha

kL

ain

3)

Kete

ra

ng

an

Ku

an

tita

s2)

(m2

/un

it)

Nil

ai

Pero

leh

an

2)

(Rp

)

Fu

ng

si(I

dle)

3)

Ya

Tid

ak

Ya

Tid

ak

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)

1.

KP

B/S

atk

er

Ua.

Tan

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

b.

Sela

inT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

2..

.

dst.

Kete

ran

gan

:1)

Dii

siN

ama

dan

Kod

eK

PB

/Sat

ker

;2)

Diis

irek

apitu

lasi

kuan

titas

dan

nila

iper

oleh

anya

ngsu

dah

dite

tapk

anst

atus

peng

guna

anol

ehPe

ngelo

laBa

rang

,diri

nci:

tana

hda

n/at

aub

ang

un

an,

dan

sela

inta

nah

dan

/ata

ub

ang

un

an.

3)D

iisi

rek

apit

ula

sip

erK

PB

/Sat

ker

.

Page 31: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

B.

PE

MA

NF

AA

TA

NB

MN

KP

KN

L..

.

ME

NT

ER

IKE

UA

NG

AN

RE

PUB

LIK

IND

ON

ESI

A

2-

Jen

isP

em

an

faa

tan

2)

No

Ura

ian

KP

B/S

atk

er

i)S

ew

aP

inja

mP

aka

iK

erj

asa

ma

Pem

an

faa

tan

Ba

ng

un

Gu

na

Sera

h/B

an

gu

nS

era

hG

un

a

Ju

mla

hP

en

eri

ma

an

Neg

ara/

PN

BP

(Rp)

2)

(1)

2..

.

dst

(2)

KP

B/S

atk

er

Da.

Tan

ahd

an/a

tau

ban

gu

nan

b.Se

lain

Tan

ahd

an/a

tau

ban

gu

nan

(3)

(4)

(5)

(6)

Ket

eran

gan

:1)

Diis

iNam

ada

nK

ode

KPB

/Sat

ker;

2)Di

isirek

apitu

lasip

erKP

B/Sa

tker,

dirinc

i:tan

ahda

n/atau

bang

unan

,dan

selain

tanah

dan/a

tauba

ngun

an.

(7)

Ket

era

ng

an

(8)

Page 32: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

C.

PE

MIN

DA

HT

AN

GA

NA

NB

MN

KP

KN

L..

.

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EP

UB

LIK

IND

ON

ESI

A

3-

No

Ura

ian

KP

B/S

atk

er

DP

en

jua

lan

Jen

isP

em

ind

ah

tan

ga

na

n

Tu

ka

r

Men

uka

rH

iba

hP

enye

rta

an

Mo

da

lP

em

erin

tah

Pu

sa

t

Ju

mla

hP

en

erim

aa

n

Neg

ara

/PN

BP

(Rp)

2)

(1)

2..

.

dst

(2)

KP

B/S

atk

er

Da.

Tan

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

b.

Sela

inT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

(3)

(4)

(5)

(6)

Kete

ran

gan

:1)

Diis

iN

ama

dan

Kod

eK

PB

/Sat

ker;

2)Di

isire

kapi

tula

sipe

rKPB

/Sat

ker,

dirin

ci:t

anah

dan/

atau

bang

unan

,dan

sela

inta

nah

dan/

atau

bang

unan

.

(7)

Kete

ra

ng

an

(8)

Page 33: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

D.

LA

PO

RA

NH

AS

ILIN

VE

ST

IGA

SI

KP

KN

L

No

.

(1)

Ura

ian

KP

B/S

atk

er

D

(2)

Ura

ian

BM

N2)

(3)

ME

NT

ER

IKE

UA

NG

AN

REP

UB

LIK

IND

ON

ESIA

4

IND

IKA

SIPE

NYI

MPA

NG

AND

ANH

ASI

LIN

VE

STIG

ASI

qPENGGUNAAN

PE

MA

NF

AA

TA

NP

EM

IND

AH

TA

NG

AN

AN

(4)

(5)

(6)

Kep

ala

KP

KN

L..

TIN

DA

KL

AN

JU

TIN

VE

ST

IGA

SI

4)

(7)

Ket

eran

gan

:1)

Diis

iN

ama

dan

Kod

eK

PB/S

atke

r;2)

Diis

iKod

eB

aran

g,NU

P,U

raia

nB

aran

g;

3ES

SSS

ESSS

SSSS

l-™haS

flinVC

StigaSi

^Pe

l3k™

P-»—

.Pem

anfaata

n,dan

pemind

ahtang

ananB

MN;

Sali

nan

KE

PA

LA i

KE

PA

LA

GIA

RT

QN

IP1

95

90

;ria

n

MEN

TERI

KEUA

NGAN

REPU

BLIK

INDO

NESI

A,

ttd

.

AG

US

D.W

.M

AR

TO

WA

RD

OJO

Page 34: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

A.PENGGUNAANBMN

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

N

RE

PU

BL

IKIN

DO

NE

SIA

LAPORANPENGAWASANDANPENGENDALIANBMN

TAHUNANGGARAN

LA

MP

IRA

NIV

PE

RA

TU

RA

NM

EN

TE

RI

KE

UA

NG

AN

NO

MO

R:

244/

PMK

.06/

2012

TEN

TAN

GTA

TAC

AR

APE

LAK

SAN

AA

NPE

NG

AW

ASA

ND

AN

PEN

GE

ND

AL

IAN

BA

RA

NG

MIL

IKN

EG

AR

A

KA

NW

IL..

.

No

.U

ra

ian

KP

KN

Ld

an

KP

B/S

atk

er

Pen

eta

pa

nS

tatu

sP

eng

gu

na

an

ole

hP

eng

elo

laB

ara

ng

Dip

erg

un

aka

nse

sua

iT

ug

as

da

nF

un

gsi

3)

Tid

ak

Dip

erg

un

aka

nu

ntu

kT

ug

as

da

nF

un

gsi

[Idl

e)3)

Dig

un

aka

nP

iha

kL

ain

Kete

ra

ng

an

Ku

an

tita

s3)

(m2

/un

it)

Nil

ai

Pero

leh

an

3)

(Rp

)

Ya

Tid

ak

Ya

Tid

ak

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10

)

I.K

PP

^N

L

1.

KP

KN

LD

a.T

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

;b

.S

ela

inT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

2..

.

dst.

II.

KP

1.

3/

Sa

tker

KP

B/S

atk

er2)

a.T

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

;b

.S

elai

nT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

2..

.

dst.

Kete

ran

gan

:1)

Dii

siN

ama

KPK

NL

;2

Dii

siN

ama

dan

Ko

de

KP

B/S

atk

er;

3)Di

isire

kapi

tulas

iper

KPKN

Lda

npe

rKPB

/Satk

er,d

irinc

i:ta

nah

dan/

atau

bang

unan

,dan

selai

nta

nah

dan/

atau

bang

unan

.

Page 35: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

B.

PE

MA

NF

AA

TA

NB

MN

KA

NW

IL..

.

No

.U

raia

nK

PK

NL

da

nK

PB

/Sa

tker

(1)

(2)

I.K

PK

NL

1.

2..

.

dst.

KP

KN

Li)

a.T

anah

dan

/ata

ub

ang

un

an;

b.S

elai

nT

anah

dan

/ata

uba

ngun

an

II.

KP

B/S

atk

er

2..

.

dst.

KP

B/S

atk

er2)

a.T

anah

dan

/ata

ub

ang

un

an;

b.S

elai

nT

anah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

Ket

eran

gan

:1)

Diis

iN

ama

KPK

NL

;2)

Diis

iNam

ada

nK

ode

KP

B/S

atke

r;3)

Diisi

rekap

itulas

iper

KPKN

Ldan

perK

PB/Sa

tker,

dirinc

i:tan

ahda

n/ata

uba

ngun

an,d

ansel

aintan

ahda

n/ata

uba

ngun

an.

Sew

a

(3)

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EPU

BL

IKIN

DO

NE

SIA

Jen

isP

em

an

faa

tan

3)

Pin

jam

Pa

ka

iK

erj

asa

ma

Pem

an

faa

tan

(4)

(5)

Ba

ng

un

Gu

na

Sera

h/B

an

gu

nS

era

hG

un

a

(6)

Ju

mla

hP

en

erim

aa

nN

egar

a/P

NB

P(R

p)2)

(7)

4

Kete

ran

ga

n

(8)

Page 36: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

C.

PE

MIN

DA

HT

AN

GA

NA

NB

MN

KA

NW

IL

...

No

.U

raia

nK

PK

NL

da

nK

PB

/Sa

tker

(1)

(2)

I.K

PK

NL

1.

2..

.

dst.

KP

KN

Li)

a.T

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

;b

.S

ela

inT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

II.

KP

B/S

atk

er

1.

2..

.

dst.

KP

B/S

atk

er2)

a.T

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

;b

.S

elai

nT

an

ah

dan

/ata

ub

an

gu

nan

.

Pen

jua

lan

(3)

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EPU

BL

IKIN

DO

NE

SIA

-3

-

Jen

isP

em

ind

ah

tan

ga

na

n3)

Tu

ka

r

Men

uka

r

(4)

Hib

ah

(S)

Pen

yert

aa

nM

od

al

Pem

erin

tah

Pu

sa

t

(6)

Ju

mla

hP

en

erim

aa

n

Neg

ara

/PN

BP

(Rp)

3)

(7)

Kete

ran

gan

:1)

Dii

siN

ama

KPK

NL

;2

Dii

siN

ama

dan

Ko

de

KP

B/S

atk

er;

3)Di

isire

kapi

tula

sipe

rKPK

NLda

npe

rKPB

/Satk

er,d

irinc

i:ta

nah

dan/

atau

bang

unan

,dan

sela

inta

nah

dan/

atau

bang

unan

.

Kete

ra

ng

an

(8)

Page 37: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

D.

LA

PO

RA

NH

AS

ILIN

VE

ST

IGA

SI

KA

NW

IL

ME

NT

ER

IK

EU

AN

GA

NR

EPU

BL

IKIN

DO

NE

SIA

-4

-

No

.U

ra

ian

KP

KN

L

da

n

KP

B/S

atk

er

Ura

ian

BM

N3)

IND

IKA

SI

PE

NY

IMP

AN

GA

ND

AN

HA

SIL

INV

ES

TIG

AS

I*)

PENGGUNAAN

PE

MA

NF

AA

TA

NP

EM

IND

AH

TA

NG

AN

AN

TIN

DA

KL

AN

JU

T

INV

ES

TIG

AS

I5)

(1)

I.K

PK

NL

i)

1.

2..

..

dst.

(2)

II.

KP

B/S

atk

er

2)1

.

2..

..

dst.

(3)

(4)

(5)

(6)

Kep

ala

Kan

wil

Ket

eran

gan

:1)

Dii

siN

ama

KPK

NL

;2)

Diis

iN

ama

dan

Kod

eK

PB

/Sat

ker;

3)D

iisiK

ode

Bar

ang,

NU

P,U

raia

nB

aran

g;4)

Ura

ianin

dika

sipe

nyim

pang

anda

nha

silin

vesti

gasi

atas

pela

ksan

aan

peng

guna

an,p

eman

faat

an,d

anpe

min

daht

anga

nan

BMN-

5)U

raia

nti

ndak

lam

ufcJ

Haz

s&tig

asi.

Salin

ans^

i^^e

i^a^

i'-^

^iy

aM

ENTE

RI

KEU

AN

GA

NR

EPU

BLI

KIN

DO

NES

IA,

KE

PA

LA

'BtR

OU

MU

MX

'fe

\\fo

g/

KE

PA

DA

fcB

A

GIA

RTO

^NI

P19

590^

gf9^

40^

fEN

TER

IAN

ttd

.

AG

US

D.W

.M

AR

TO

WA

RD

OJO

(7)

1>

Page 38: Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengawasan dan Pengendalian BMN

♦ ./