6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

29
BAB VI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK 6.1 TINJAUAN UMUM Setelah dilakukan perencanaan terhadap jadual proyek konstruksi dengan matang, langkah selanjutnya melaksanakan proyek tersebut sesuai dengan jadual yang telah direncanakan. Pelaksanaan proyek tersebut harus mengacu jadual proyek yang telah disusun, sehingga diperlukan langkah–langkah pengendalian untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau kemajuan kerja proyek tersebut sudah sesuai jadual. Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem inforimasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini adalah : 1. Pengendalian mutu yang meliputi : a. Pengendalian mutu bahan b. Pengendalian mutu peralatan VI-1

description

PENGAWASAN PROYEK SANGATLAH PENTING. DALAM HAL INI BERKAITAN ERAT DENGAN SCHEDUL YANG ADA SEHINGGA TIDAK ADA PEMBENGKAKAN BIAYA DAN WAKTU

Transcript of 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Page 1: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

BAB VI

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK

6.1 TINJAUAN UMUM

Setelah dilakukan perencanaan terhadap jadual proyek konstruksi dengan

matang, langkah selanjutnya melaksanakan proyek tersebut sesuai dengan jadual

yang telah direncanakan. Pelaksanaan proyek tersebut harus mengacu jadual

proyek yang telah disusun, sehingga diperlukan langkah–langkah pengendalian

untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau kemajuan kerja proyek tersebut sudah

sesuai jadual.

Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang

sesuai sasaran dan tujuan perencanaan, merancang sistem inforimasi,

membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisa kemungkinan

penyimpangan, kemudian melakukan tindakan koreksi yang diperlukan agar

sumber daya dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai

sasaran dan tujuan.

Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek ini adalah :

1. Pengendalian mutu yang meliputi :

a. Pengendalian mutu bahan

b. Pengendalian mutu peralatan

2. Pengendalian tenaga kerja

3. Pengendalian waktu

4. Pengendalian teknis

5. Pengendalian biaya

6. Pengendalian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengendalian di atas di dalam setiap proyek harus selalu ada, dan harus

diutamakan sebab menyangkut keberhasilan proyek tersebut. Secara umum

pengendalian meliputi hal–hal sebagai berikut :

1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil pekerjaan

dari segi kualitas dan ketepatan waktu.

VI-1

Page 2: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk

mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah dikerjakan

dan dicapai dengan rencana yang telah ditentukan. Dari perbandingan ini

dapat diketahui progress (kemajuan) pelaksanaan pekerjaan di lapangan .

4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan proyek.

Evaluasi ini diadakan dalam bentuk rapat yang diadakan setiap minggunya

ataupun pada saat diperlukan, bila ada kesalahan atau penyimpangan maka

perlu dipikirkan pemecahannya dan pelaksanaan.

6.2 PENGENDALIAN MUTU

6.2.1 PENGENDALIAN MUTU BAHAN

Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya didapat dari bahan yang

memenuhi standar yang ditetapkan. Untuk memudahkan perencanaan dan

pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi ada beberapa standar acuan, diantaranya

yaitu :

1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2

2. Peraturan Semen Portland Indonesia, NI-8

3. Peraturan Perencanaan Baja Indonesia 1984

4. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982, NI-3

5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

6. American Standard for Testing Material (ASTM)

Pengendalian mutu bahan di lapangan meliputi inspeksi dan test,

pengendalian produk yang tidak sesuai, serta pengendalian catatan mutu. Bahan–

bahan yang diuji pada proyek ini adalah :

6.2.1.1 BETON

1. SLUMP TEST

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang berhubungan

dengan mutu beton. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kerucut Abrams.

1 Nilai Slump Kolom 12 ± 2 (Nilai Slump = 10 mm)

2 Nilai Slump Balok dan Pelat 12 ± 2 (Nilai Slump = 12 mm)

VI-2

Page 3: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

3 Nilai Slump Shear Wall 12 ± 2 (Nilai Slump = 10 mm)

Cara pengujian slump test :

a. Menyiapkan peralatan uji slump yaitu kerucut Abrams.

b. Kerucut Abrams diletakkan pada bidang rata dan datar namun tidak menyerap

air, biasanya menggunakan alas berupa tripleks.

c. Kemudian adukan beton dimasukkan dalam tiga lapis yang kira-kira sama

tebalnya, dan setiap lapis ditusuk 25–30 kali dengan menggunakan tongkat

baja supaya adukan yang masuk dalam kerucut lebih padat.

d. Adukan yang jatuh di sekitar kerucut dibersihkan, lalu permukaannya diratakan

dan kerucut ditarik vertikal dengan hati – hati.

e. Dibuka dan diukur penurunan puncak kerucut terhadap tinggi semula.

f. Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai

kekentalan dari adukan beton tersebut.

g. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak boleh

digunakan.

Gambar 6.1. Pengujian Slump Test

2. TES UJI KUAT TEKAN BETON ( COMPRESSION TEST )

Tes uji kuat tekan ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum

yang dapat diterima oleh beton sampai beton mengalami kehancuran.

Cara Pengambilan sample uji test tekan beton :

VI-3

Page 4: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

a. Sample Uji kuat tekan beton diambil dengan jumlah minimal harus 1 (satu) set

terdiri dari 4 (empat) sample silinder setiap 50 m3.

b. Atau untuk pengambilan berdasarkan jumlah truck beton :

Jumlah Truck Mixer Jumlah Sample Silinder

1

2-5

6-10

Setiap tambahan 10 truck

1 x 4 benda uji

2 x 4 benda uji

3 x 4 benda uji

Tambahan 1 x 4 benda uji

c. Ukuran silinder dia. 150 mm, tinggi : 300 mm

Cara pengujian :

a. Siapkan silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

b. Cetakan silinder diletakkan pada plat atas baja yang telah dibersihkan dan sisi

dalamnya diolesi minyak pelumas seperlunya untuk mempermudah pelepasan

beton dari cetakannya.

c. Masukkan adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test ke dalam

cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama lalu tusuk–tusuk sebanyak

10 kali tiap lapisan. Ratakan bagian atasnya dan beri kode tanggal pembuatan.

d. Diamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama waktu

tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium dan di tes dengan mesin

compressor untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 7 hari.

e. Evaluasi Hasil Uji Silinder Beton

Standart penerimaan mutu beton struktur dilakukan sebagai berikut:

1. Rata-rata kekuatan tekan karakteristik yang diperlukan harus memenuhi

persyaratan dalam tabel berikut ini :

Kekuatan tekan silinder rencana

f’c (Mpa)

Kekuatan tekan silinder rencana

f’cr (Mpa)

f’c < 35

Ambil harga terbesar dari :

f’cr = f’c + 1,34 S

f’cr = f’c + 2,33 S – 3,5

Ambil harga terbesar dari :

VI-4

Page 5: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

f’c > 35 f’cr = f’c + 1,34 S

f’cr = 0,9 f’c + 2,33 S

Atau tabel :

Kekuatan tekan silinder rencana

f’c (Mpa)

Kekuatan tekan silinder rencana

f’cr (Mpa)

Antara 25 - 35 f’cr = f’c + 8,5

f’c > 35 f’cr = 1,1 f’c + 5,0

2. Kekuatan rata-rata uji silinder dari 3 buah sample silinder berturut-turut

harus lebih besar dari kekuatan tekan karakteristik silinder yang telah

direncanakan f’c.

3. Tidak satupun dari rata-rata 2 buah silinder yang diuji yang mempunyai

kekuatan tekan silinder lebih kecil dari :

Kekuatan tekan silinder rencana

f’c (Mpa)

Kekuatan tekan silinder rencana

f’cr (Mpa)

35 f’cr = f’c - 3,5

f’c > 35 f’cr = 0,9 f’c

S = deviasi standart hasil perhitungan dari jumlah benda uji yang di tes

S−√∑I

N

¿¿¿¿

fcr’ = harga rata-rata kekuatan tekan dari sejumlah benda uji silinder

f ' cr=∑

I

N

f ' ci

N

fci’ = kekuatan tekan benda uji silinder

VI-5

Page 6: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Gambar 6.2. Tes Uji Kuat Tekan Beton

6.2.1.2 TULANGAN

Pada proyek pembangunan Kantor Landmark Pluit, pekerjaan pengawasan

dan pengendalian mutu untuk tulangan ini dilakukan dengan pengetesan terhadap

uji tarik di Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (BPPT).

Tes Uji Kuat Tekuk dan Tarik Besi Tulangan

6.2.1.3 SEMEN

Pemeriksaan semen hanya dilakukan secara visual dengan mengamati

bungkus semen. Apabila bungkus semen telah sobek, maka semen tersebut tidak

digunakan dan dikembalikan ke pihak penyuplai semen untuk diganti dengan

semen yang lebih baik.

6.2.1.4 KAYU DAN MULTIPLEKS

Pemeriksaan kayu dan multipleks dilakukan untuk mengetahui dimensi dari

kayu dan multipleks serta kualitas kayu dan multipleks yang akan menentukan

bagus atau tidaknya bekisting untuk beton.

VI-6

Page 7: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

6.2.2 PENGENDALIAN MUTU PERALATAN

Peralatan adalah bagian terpenting dari pelaksanaan pekerjaan suatu

struktur, kerusakan pada alat dapat mengakibatkan tertundanya pekerjaan. Oleh

karena itu mekanik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menjaga

dan mengatur penggunaannya.

Kerusakan yang masih dapat ditangani oleh mekanik dapat dikerjakan

sendiri, sedangkan jika tingkat kerusakannya cukup parah, misalnya pada concrete

mixer truck, diserahkan pada bengkel pusat. Penggunaan peralatan pengganti

perlu dipertimbangkan lebih lanjut agar efisiensi waktu bisa tercapai.

6.3 PENGENDALIAN TENAGA KERJA

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya

dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek (the right

man in the right place), oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu

tenaga kerja. Pada proyek pembangunan kantor Landmark Pluit ini, seluruh

pengadaan tenaga kerja dilakukan dengan sistem mandor.

6.4 PENGENDALIAN WAKTU

Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan.

Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran

proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat

kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan.

Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai

dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan

sebisa mungkin dihindari.

Manfaat dari time schedule adalah :

1. Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan-batasan

untuk masing-masing pekerjaan.

2. Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan.

3. Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat dengan

bantuan time schedule ini.

4. Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan.

VI-7

Page 8: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Untuk itu, dalam membuat time schedule diperlukan hal-hal sebagai berikut

ini :

1. Jenis Pekerjaan

Fungsinya untuk menetapkan urutan-urutan pekerjaan .

2. Network Planning

Fungsi terpenting dari network planning yaitu mengorganisasikan dan

menentukan urutan dari pekerjaan yang beraneka ragam dengan waktu dan biaya

yang terbatas.

3. Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan berguna untuk menentukan durasi atau lamanya

pekerjaan. Selain itu bagi pihak owner, perhitungan volume pekerjaan berguna

untuk mengontrol pemesanan beton, tulangan dan bahan lainnya. Jadi,

perhitungan volume juga dapat dijadikan alat pengontrol.

4. Harga Satuan Pekerjaan

Berguna untuk menentukan bobot atau prestasi masing-masing pekerjaan.

Dengan dasar inilah kemajuan proyek dihitung untuk pembayaran tiap termin.

5. Survey Kemampuan Tenaga Kerja

Berguna untuk menentukan jumlah tenaga kerja sehubungan dengan durasi

waktu yang diperlukan.

Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis

pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif

prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva S realisasi.

Fungsi kurva S adalah :

1) Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.

2) Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.

3) Menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja

yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu.

6.5 PENGENDALIAN TEKNIS

VI-8

Page 9: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui

perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan

koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian,

mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

1. Laporan harian

Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja

meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah-perintah yang diberikan oleh

pengawas. Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. Antara lain yaitu laporan

mengenai material yang masuk dan yang terpakai serta mengenai keadaan cuaca

setiap harinya di lapangan.

2. Laporan mingguan

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu meliputi

prestasi kerja selama minggu tersebut, laporan jumlah tenaga kerja dan peralatan

serta bahan yang digunakan.

3. Laporan bulanan

Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan harus

dibuat setiap bulan, berisi tentang :

a. Catatan pekerjaan selama 1 (satu) bulan.

b. Prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang

dicapai sampai saat laporan itu dibuat.

c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan.

Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan

ditandatangani oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah

dilakukan selama satu bulan.

4. Rapat Koordinasi

Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek, masalah-masalah yang tidak terduga

dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja muncul, untuk itu maka

diperlukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah

secara bersama.

VI-9

Page 10: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

6.6 PENGENDALIAN BIAYA

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang

telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya

biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan

Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan

ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut

terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya.

Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi

biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik

mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan.

Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar

presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk

membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan

dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah

dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk

memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

6.7 PENGENDALIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

(K3)

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga

kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat

meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan sebagaimana telah

ditegaskan pada pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 tahun 1969 yang berbunyi

“Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,

kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat

manusia dan moral agama”.

6.7.1 PROGRAM KERJA K3L

A. SAFETY HEALTH ENVIROMENT PLAN ( SHE PLAN)

Adapun penjabaran dari keterangan gambar SHE Plan yang lebih jelas

adalah sebagai berikut:

VI-10

Page 11: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

I. PERENCANAAN (PLAN)

1. Membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko (IBPR).

2. Membuat Identifikasi, Pengendalian, Pemantauan Aspek Lingkungan

(IPPAL).

3. Membuat Objectif Target Program (OTP).

4. Membuat Standart Operational Procedure (SOP).

5. Membuat Target Pencapaian Safety Health Environment (SHE).

6. Membuat Struktur Tanggap Darurat, Panitia Pembina Keselamatan,

Kesehatan Kerja & Lingkungan.(P2K3L) dan Pembersihan masal.

7. Membuat Schedule SHE Induction, SHE Talk, SHE Inspection, SHE

Patrol, SHE Meeting, Simulasi Tanggap Darurat, Pemantauan dan

Pengukuran Aspek Lingkungan, PelayanKesehatan (Jamsostek

kerjasama dengan SAM), Training SHE dan Pembersihan Area.

8. Menghitung Rencana Anggaran Biaya SHE.

9. Membuat Rencana Penempatan fasilitas dan prasarana SHE.

10. Merencanakan alternatif penggantian material (Inovasi).

11. Membuat Jalur Evakuasi.

12. Membuat Security Plan.

13. Membuat Traffic Management.

14. Mencari Alamat dan Nomor Telephone Penting - Disnakertrans RI,

Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit dan Dinas Pemadam Kebakaran.

II. Pelaksanaan (Do)

1. Mengevaluasi IBPR & IPPAL.

2. Melaksanakan SHE Induction, SHE Talk, SHE Inspection, SHE Patrol,

SHE Meeting, Simulasi Tanggap Darurat, Pemantauan dan Pengukuran

Aspek Lingkungan, Pemeriksaan Kesehatan untuk seluruh pekerja

(Jamsostek), Melaksanakan Training SHE.

3. Menjalankan Kegiatan kerja sesuai dengan target yang akan dicapai.

4. Memasang fasilitas SHE dan menentukan jalur Evakuasi.

5. Membuat alternatif pengganti / Inovasi.

6. Menjalankan Security Plan.

VI-11

Page 12: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

7. Melaksanakan Traffic Management.

8. Membuat record pelaksanaan SHE.

9. Melaporkan kegiatan SHE ke kantor Cabang III Per Bulan (P2K3).

10. Melakukan kerjasama dengan Rumah Sakit Rujukan dan Klinik terdekat

(Bersama SAM).

11. Monitoring pelaksanaan Housekeeping.

III. Pemeriksaan (Chek)

1. Monitoring pelaksanaan kegiatan kerja disesuaikan dengan IBPR & IPPAL.

2. Monitoring Security Plan & Traffic Management.

3. Audit pelaksanaan SHE dan mengeluarkan rekomendasi SHE.

IV. Tindakan (Action)

1. Evaluasi hasil pelaksanaan SHE.

2. Review dan Perbaikan

VI-12

Page 13: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Gambar 6.3. SHE PLAN

B. SAFETY HEALTH ENVIROMENT INDUCTION (SHE INDUCTTION)

Pada mulanya subkon/mandor menandatangani surat pernyataan dan Surat

Izin Memulai Pekerjaan ( SIMP ). Tujuannya agar setiap Subkon/mandor

mengetahui peraturan dan tata tertib K3L di proyek dan sebagai rekomendasi

kelengkapan APD/APK sesuai dengan jenis pekerjaan.

Setiap ada pekerja yang masuk didaftarkan dengan membawa fotocopy

KTP, diberikan kaos pekerja kemudian di foto dan diberikan Kartu Identitas

Pekerja ( KIP ). Safety Supervisor yang akan memantau kelengkapan APD/APK

setiap pekerja.

VI-13

Awal Proyek

Perencanaan /Plan

Pelaksanaan /Do

Tindakan / Action

Selamat, Aman, Rapi, Bersih& Sehat

Membuat IBPR & IPPAL Membuat Objectif Target Program (OTP) Membuat target pencapaian dan kualitas SHEMembentukstruktur organisasi SHE Membuat schedule pelaksanaan kegiatan SHE Membuat Rencana Anggaran Biaya SHE (RAB)

Membuat rencana penempatan fasilitas SHE Membuat rencana kebutuhan APD pekerja dan APK Membuat trafic Management

Merencanakan kebutuhan training SHE Mencari Alamat dan Nomor Telephone Penting - Depnakertrans, Jamsostek, Polsek, Rumah Sakit dan Dinas Pemadam Kebakaran

Mengevaluasi IBPR & IPPAL Melaksanakan kegiatan SHE Mengatur pembebanan biaya pelaksanaan SHE Menempatkan fasilitas SHE sesuai rencana Melaksanakan training SHE (Tanggap darurat, Evakuasi, APD, APK, P3K dll) Menetapkan Standard Prosedur Operasi Membuat record dari hasil pelaksanaan SHE

Evaluasi hasil pelaksanaan SHE

Review dan Perbaikan

Pemeriksaan / Check

Inspeksi pelaksanaan SHEAudit kinerja dan pelaksanaan SHE

Page 14: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Gambar 6.4. She Induction

SHE Induction adalah pendekatan dan pengarahan tentang K3,

housekeeping dan ketertiban proyek kepada pekerja baru dan kepada pekerja

sebelum melakukan pekerjaan yang berpotensi bahaya tinggi.

1. Berikut adalah bagian dari SHE Induction :

a. Pendataan

b. Pengenalan proyek dan fasilitas proyek : rambu-rambu dan slogan K3

c. Penjelasan aturan pemakaian APD, APK, sepatu, warna helm, rangka helm,

tali helm, memakai celana panjang, safety belt, masker, sarung tangan,

APAR, railing.

d. Tata tertib : Kaos pekerja, KIP, Dilarang Merokok, Dilarang buang sampah

sembarangan, dilarang merusak, memindah, mengambil, fasilitas rambu-

rambu K3, setiap habis bekerja harus membersihkan area pekerjaannya dan

wajib mengikuti program-program Safety seperti Safety Talk.

e. Sanksi : Penjelasan mengenai sanksi yang akan dikenakan apabila

melanggar sesuai dengan kesepakatan bersama.

f. Kesadaran Pekerja : Pekerja harus bisa menjaga keselamatan diri sendiri

maupun orang lain dan diberi pengertian bahwa pekerja jauh dari tempat

tinggal dan keluarga.

g. Hak pekerja : Semua pekerja di proteksi dengan asuransi jamsostek dan hak

tersebut akan diberikan setelah tata tertib dijalankan oleh pekerja.

h. Janji pekerja.

i. Doa menurut agama/kepercayaan masing-masing.

VI-14

Page 15: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

C. SAFETY HEALTH ENVIROMENT PATROL (SHE PATROL)

SHE Patrol adalah patroli rutin yang dilakukan setiap hari untuk memantau

pekerjaan di proyek untuk keselamatan dan keamanan para pekerja. Patrol ini

dilakukan oleh Safety Supervisor, Site Operational Manager, Quality Control,

GSP, SP, pihak subkon/mandor. Kemudian ditindaklanjuti dengan mengisi form

K3L-02 (Form Safety Patrol). Apabila ditemukan pekerjaan yang tidak sesuai

dengan peraturan K3L maka dikeluarkanlah Form K3L – 03 (Laporan

Ketidaksesuaian) dan form K3L – 04 (Surat Peringatan) oleh Safety Health

Environmental Operational dan Safety Supervisor kepada Subkon/mandor yang

melanggar aturan K3L di proyek sehingga pekerjaan harus dihentikan sementara

dan dapat bekerja kembali setelah tindakan perbaikan dilakukan. Apabila sudah

ada tindakan perbaikan maka pekerjaan dapat dilanjutkan.

Gambar 6.5. She Patrol

D. SAFETY HEALTH ENVIROMENT TALK (SHE TALK)

SHE Talk adalah pengarahan mengenai pentingnya K3L sebelum pekerjaan

dimulai dan evaluasi kinerja yang dilakukan di proyek SHE Talk wajib dihadiri

oleh seluruh internal PP, subkon/mandor dan pekerja yang dilaksanakan minimal

1 minggu 1 kali pada pagi hari sebelum pekerjaan dimulai.

VI-15

Page 16: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

Gambar 6.6. She Talk

E. SAFETY HEALTH ENVIROMENT MEETING (SHE MEETING)

SHE meeting dilaksanakan 1 minggu 1 kali yang dihadiri oleh Project

Manager, Site Operational Manager, GSP, Quality Control, Peralatan

Subkon/mandor. SHE Meeting mengevaluasi tentang kecelakaan yang terjadi di

lapangan, kondisi area kerja, potensi bahaya yang mungkin terjadi di lapangan dan

langkah-langkah perbaikannya, menetapkan aturan-aturan yang disesuaikan

dengan kondisi bahaya yang ada di lapangan.

Gambar 6.7. She Meeting

6.7.2 POKOK PERHATIAN DAN ASPEK K3L

A. PERSONAL / PEKERJA

1. Sehat jasmani dan rohani

2. Usia minimal 17 tahun atau minimal memiliki KTP

3. Tidak mabuk/terpengaruh obat-obatan terlarang

4. Tidak terlibat kasus/perkara tindakan kriminal

5. Tidak memiliki penyakit/sedang dalam keadaan sakit yang dapat

membahayakan dirinya dan orang lain

6. Menguasai/mampu melaksanakan pekerjaan yang di tugaskan kepadanya

7. Memiliki identitas/alamat jelas dan keluarga yang bisa dihubungi

B. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

1. Wajib menggunakan helm proyek sekaligus menandakan bidang

pekerjaannya

2. Wajib menggunakan Safety Shoes / Sepatu Proyek / Sepatu Boot

VI-16

Page 17: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

3. Menggunakan pelindung wajah seperti masker/kacamata pelindung untuk

pekerjaan las, gerinda, chipping, bobok, dll

4. Menggunakan sabuk keselamatan (safety belt) bila bekerja diketinggian

5. Menyediakan masker, sarung tangan dan ear plug untuk pekerjaan pekerjaan

tertentu

6. Menggunakan alat pelindung diri (APD) lain yang dibutuhkan (sesuai

dengan jenis pekerjaan)

7. Mengikuti tahap – tahap pelaksanaan dengan benar dan teliti

C. PERATURAN K3, KEBERSIHAN DAN LINGKUNGAN

1. Wajib mematuhi dan melaksanakan peraturan K3L

2. Wajib mengikuti weeky safety morning talk

3. Dapat mengikuti safety tool box meeting

4. Wajib mengikuti joint safety inspection/safety patrol

5. Dapat mengikuti program general cleaning

6. Wajib menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan proyek dan masyarakat

7. Dapat mengikuti kegiatan/program yang di selenggarakan oleh K3L

D. QUALITY TARGET HOUSKEEPING

1. Pagar, Pintu, Papan Nama dan Akses pejalan kaki

a. Bersih dan rapi.

b. Penerangan cukup.

c. Bentuk dan warna seragam, sesuai standard dan ketentuan.

d. Konstruksi kokoh.

e. Tersedia pintu kecil.

f. Engsel kuat dan mudah dibuka dan ditutup.

g. Mudah dilalui, relatif terlindungi, tidak becek dan rambu penunjuk arah.

h. Towe Crane dengan Neon Sign Board sesuai standard.

2. Los kerja kayu, Besi dan Gudang Terbuka

a. Material atau barang ditumpuk sesuai jenis dan ukuran dan yang tidak

terpakai ditempatkan terpisah.

b. Bersih dan rapi

c. Lantai kering ( terlindungi dari becek ).

VI-17

Page 18: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

d. Tidak mengganggu lalu lintas proyek.

e. Instalasi listrik direncanakan dan aman.

f. Tersedia APAR ( Alat Pemadam Kebakaran Ringan ).

3. Fasilitas Penunjang di Lokasi

a. Tersedia APAR ( Alat Pemadam Kebakaran Ringan ).

b. Tersedia Musholla + Tempat Wudhu dan kantin.

c. Tersedia tempat sampah ( sesuai rencana dan dibuang rutin minimum 1 x

24 Jam ).

d. TPA sampah ( dibuang rutin sesuai rencana ).

e. Toilet pekerja bersih dan tersedia air.

f. Ada tempat / lokasi untuk pakaian kerja.

g. Tersedia area bebas merokok ( Shelter ) sesuai rencana.

4. Barak Pekerja

a. Ventilasi udara dan penerangan cukup.

b. Tersedia tempat jemur pakaian.

c. MCK bersih dan tersedia air.

d. Lantai kering dan kebersihan terjaga.

e. Tersedia tempat sampah.

f. Tersedia APAR ( Alat Pemadam Kebakaran Ringan ).

5. Ruang Genset

a. Ventilasi udara dan penerangan cukup.

b. Lantai kering ( Rabat ) dan kebersihan terjaga.

c. Tersedia APAR ( Alat Pemadam Kebakaran Ringan ).

d. Konstruksi panel Listrik kuat, isi panel sesuai kapasitas dan Lokasi

direncanakan.

e. Tersedia tempat sampah.

E. QUALITY TARGET SAFETY

1. Safety Sign Board dan Slogan K3

a. Ada slogan – slogan K3.

b. Ada Sign Board K3.

VI-18

Page 19: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

c. Dipasang tangga keja.

d. Tersedia safety line sesuai kebutuhan.

e. Terpasang kuat, lurus, rapi.

f. Dikeluarkan sesuai lay out rencana.

2. Railing pengaman

a. Dipasang disekitar Void.

b. Dipasang di akses Passanger Lift.

c. Dipasang dilubang pintu lift.

d. Dipasang ditepi bangunan.

e. Dipasang di tangga kerja.

f. Tersedia safety line sesuai kebutuhan.

g. Terpasang kuat, lurus, rapi.

3. Jaringan Listrik

a. Kabel tergantung rapi.

b. Sambungan kabel dengan konektor, panel listrik rapi.

4. Pengaman Benda Jatuh dari Atas

a. Dipasang vertikal net

b. Dipasang Horisontal net.

5. Perancah Scaffolding

a. Menggunakan Jack base atau U-Head.

b. Berdiri pada landasan yang relatif stabil.

c. Ada pengikat ( Bracing ) sesuai ketentuan.

d. Terpasang kokoh, lurus, rapi.

6. Jembatan Sementara

a. Lebar jembatan minimum 60 cm.

b. Lantai jembatan tidak licin.

c. Konstruksi kokoh.

d. Letak direncanakan.

e. Ada realing.

F. QUALITY TARGET GEDUNG

1. Struktur Beton ( Kolom, Balok dan Lantai )

VI-19

Page 20: 6. Bab Vi Pengendalian Dan Pengawasan Proyek

a. Tidak keropos.

b. Tanpa plin pada sambungan.

c. Tidak gripis pada sudut Balok dan Kolom.

2. Keramik, Marmer dan Granit

a. Las – lasan > ½ badan keramik.

b. Penempatan Nat bertemu.

c. Lebar Nat keramik seragam.

d. Dipasang expansion Joint.

e. Tali Air lurus dan rapi.

3. Plesteran

a. Permukaaan rata dan halus ( dengan jidar 2 m celahnya tidak bisa

dilewati uang logam Rp. 100,- yang tipis ).

b. Tali Air lurus dan rapi.

c. Tidak Retak.

4. Pekerjaan Kulit Luar Pengecatan

a. Permukaan rata ( tidak belang atau membayang ).

b. Tidak mengenai bidang lain.

c. Tidak mengelupas atau menggelembung.

VI-20