PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN...

5
Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan 40 PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU DAN ANAK SD TENTANG KEAMANAN MAKANAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Asmarudin Pakhri 1 , Zakaria 1 , Siti Nur Rochimiwati 1 ,Chaerunnimah 1 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar ABSTRACT Background: Food snacks school children is a problem that needs to be considered public, especially parents and teachers because of greatly increased risk of biological or chemical contamination of the many detrimental to health, both short term and long term. Improved knowledge of teachers and students is one of the efforts to prevent unsafe foods. The aim of research analyzing the influence of illumination on street food safety knowledge of elementary school children. Method: quasi-experimental research with interventions such as counseling with the lecture method debriefing. Population is a teacher and elementary school students Inpres Pajaiyang Makassar Power and sample of teachers are all teachers were present study, while the sample of students is all fifth grade elementary school students were present study. The collection of data by performing pre-test and post test by interview. Results: The mean score of knowledge of teacher education is quite low before 17.12 ± 18.55% and after counseling was increased to 67.85 ± 3.73%. Statistically significant differences teachers' knowledge before and after counseling about the safety of street food grade school children (p = 0.005 <0.05). Knowledge of students about food safety is high enough snacks before the extension was 85.8% and increased to 90.2% after the extension. By statistical analysis shows that the knowledge of the students there are significant differences before and after counseling about the safety of street food grade school children (p = 0.015 <0.05). Conclusion: The provision of counseling with the lecture method frequently asked questions can improve the knowledge of teachers and students about the safety of street food primary school children. This activity needs to be done extensively in every primary school in Makassar, for it is the Directorate of Health Polytechnic fixed budget each year. Keywords: counseling and knowledge about the safety of street food LATAR BELAKANG Pangan yang sehat mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi. Tanpa menghindari pangan yang tidak aman tidak mungkin manfaat gizi terwujud pada pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan seseorang. Dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan diamanatkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang- Undang Dasar Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam, dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kesehatan konsumen, kemakmuran dan kesehatan rakyat. Hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas tahun 2007 pada 640 SD di 20 provinsi yang diteliti, sebanyak 40% belum memiliki kantin. Sementara yang telah memiliki kantin (60%) sebanyak 84,3% kantinnya memenuhi syarat kesehatan. Selain itu masih banyak ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan, sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi gizi dan

Transcript of PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN...

Page 1: PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2017/03/7.-asmaruddin... · dengan perilaku jajan anak sekolah dasar. ... hygiene sanitasi makanan dan

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan

40

PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU DAN ANAK SD TENTANG KEAMANAN MAKANAN SEKOLAH

DI SEKOLAH DASAR

Asmarudin Pakhri1, Zakaria

1, Siti Nur Rochimiwati

1 ,Chaerunnimah

1

1Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar

ABSTRACT Background: Food snacks school children is a problem that needs to be considered public, especially parents and teachers because of greatly increased risk of biological or chemical contamination of the many detrimental to health, both short term and long term. Improved knowledge of teachers and students is one of the efforts to prevent unsafe foods. The aim of research analyzing the influence of illumination on street food safety knowledge of elementary school children. Method: quasi-experimental research with interventions such as counseling with the lecture method debriefing. Population is a teacher and elementary school students Inpres Pajaiyang Makassar Power and sample of teachers are all teachers were present study, while the sample of students is all fifth grade elementary school students were present study. The collection of data by performing pre-test and post test by interview. Results: The mean score of knowledge of teacher education is quite low before 17.12 ± 18.55% and after counseling was increased to 67.85 ± 3.73%. Statistically significant differences teachers' knowledge before and after counseling about the safety of street food grade school children (p = 0.005 <0.05). Knowledge of students about food safety is high enough snacks before the extension was 85.8% and increased to 90.2% after the extension. By statistical analysis shows that the knowledge of the students there are significant differences before and after counseling about the safety of street food grade school children (p = 0.015 <0.05). Conclusion: The provision of counseling with the lecture method frequently asked questions can improve the knowledge of teachers and students about the safety of street food primary school children. This activity needs to be done extensively in every primary school in Makassar, for it is the Directorate of Health Polytechnic fixed budget each year. Keywords: counseling and knowledge about the safety of street food

LATAR BELAKANG

Pangan yang sehat mencakup pangan yang bergizi dan aman dikonsumsi. Tanpa menghindari pangan yang tidak aman tidak mungkin manfaat gizi terwujud pada pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan seseorang. Dalam Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang pangan diamanatkan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam, dan tersedia secara cukup

merupakan prasyarat utama dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan perlindungan bagi kesehatan konsumen, kemakmuran dan kesehatan rakyat.

Hasil penelitian tentang sekolah sehat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas tahun 2007 pada 640 SD di 20 provinsi yang diteliti, sebanyak 40% belum memiliki kantin. Sementara yang telah memiliki kantin (60%) sebanyak 84,3% kantinnya memenuhi syarat kesehatan. Selain itu masih banyak ditemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak memenuhi persyaratan mutu kebersihan, kesehatan dan keamanan, sehingga dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi gizi dan

Page 2: PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2017/03/7.-asmaruddin... · dengan perilaku jajan anak sekolah dasar. ... hygiene sanitasi makanan dan

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan

41

kesehatan anak. Berdasarkan kajian ini, sejak tahun 2009 Kemendiknas melalui Permendiknas nomor 57 tahun 2009 memberikan bantuan mengembangkan program sekolah sehat yang salah satu cirinya memiliki kantin sehat.

Laporan surveilan Direktorat dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM menunjukkan selama tahun 2004 diseluruh Indonesia telah terjadi kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan sebanyak 164 kejadian di 25 provinsi yang mencakup 7.366 kasus dan 51 diantaranya meninggal dunia. Hasil pemantauan BPOM tahun 2011 menunjukkan ada 35,5% makanan jajanan anak sekolah tidak memenuhi syarat keamanan (Suratmono, 2011).

Indosiar.com, 2013 di Jakarta –melaporkan keracunan makanan yang terjadi pada anak-anak sekolah. Kasus terakhir terjadi di Bali dan Lampung, ratusan anak-anak dilarikan ke rumah sakit karena mengalami keracunan makanan. Seperti yang dialami 20 siswa TK dan 139 siswa SD Negeri VII di Desa Senganan, Kecamatan Panengel, Kabupaten Tabanan, Bali. Mereka merasa mual serta pusing yang diikuti muntah setelah mengkonsumsi nasi bungkus dan susu di kantin sekolah. Akibatnya 65 anak diantaranya harus menjalani rawat inap. Bahkan seorang anak terpaksa dirawat di ruang ICU karena kondisinya mengkhawatirkan. Penelitian Badan POM Bali menyebutkan, nasi bungkus yang mereka konsumsi ternyata mengandung bakteri yang menyebabkan sakit perut. Kejadian serupa juga dialami 117 anak di Kelurahan Teluk Betung, Bandar Lampung. Dua jam setelah menyantap nasi kotak pemberian pengurus Koperasi Pedagang Niaga Bahari, Pusat Pelelangan Ikan Lempasing, anak-anak ini merasa mual dan terus menerus buang air besar.

Penelitian di Makassar makanan jajanan anak sekolah juga belum terjamin kesehatannya. Marda dkk (2014) yang melakukan penelitian makanan jajanan yang dijual di SD Kompleks Lariang Bangi Makassar menemukan makanan jajanan tidak aman dikonsumsi karena mengandung total mikroba yang melebihi ambang batas dan ada diantaranya mengandung staphylococcus.

Kurang amannya makanan jajanan antar lain berkaitan dengan kurangnya pengetahuan siswa-siswa SD. Penelitian Saputra tahun 2012 di dua sekolah dasar di Kota Semarang mendapatkan pengetahuan siswa tentang kualitas fisik makanan 23 % rendah, 36 % sedang dan 41 % baik. Dari uji

statistik didapatkan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kualitas fisik makanan dengan perilaku jajan anak sekolah dasar.

Untuk meningkatkan pengetahuan antara lain dilakukan pendidikan atau penyuluhan. Penelitian Solehati dkk tahun 2015 yang dilakukan di SDN VII dan X Bandung menyimpulkan pendidikan dari gurunya memberikan pengaruh pada personal higiene siswa. Juga penelitian Maduretno dkk tahun 2015 pada siswa SD Tumpakrejo menyimpulkan bahwa baik metode ceramah maupun metode permainan kelompok dapat meningkatkan perilaku sehat di sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan keamanan pangan di sekolah dasar. Rumusan masalah penelitian adalah : Bagaimanakah pengetahuan guru dan siswa tentang keamanan makanan sekolah sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan ? Adapun tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah tanya jawab terhadap pengetahuan guru dan siswa SD tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan intervensi berupa penyuluhan dengan metode ceramah tanya jawab tentang keamanan makanan anak sekolah dasar. Desain penelitian adalah "Non Equivalent group pretest-postest design". Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2015.

Populasi penelitian adalah guru dan siswa-siswi sekolah dasar Inpres Pajjaiyang Daya Makassar. Dipilihnya sekolah ini atas dasar jumlah siswa yang cukup besar dan terdapatnya kantin dan warung makan di sekitar sekolah yang kurang memenuhi standar hygiene dan sanitasi makanan berdasarkan hasil pengamatan awal. Sampel adalah siswa SD kelas V A sebanyak 41 orang. Metode pemilihan sampel adalah purposive dengan kriteria aktif belajar di sekolah, mampu berkomunikasi, bersedia menjadi sampel dan belajar di pagi hari.

Tahapan kegiatan penelitian meliputi : 1. Sosialisasi kegiatan dan pre test 2. Penyuluhan keamanan makanan anak

sekolah bagi guru dengan metode ceramah tanya jawab dengan media slide power point disertai simulasi dan contoh makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi

Page 3: PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2017/03/7.-asmaruddin... · dengan perilaku jajan anak sekolah dasar. ... hygiene sanitasi makanan dan

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan

42

3. Penyuluhan keamanan makanan bagi anak sekolah dengan metoode ceramah tanya jawab disertai contoh makanan yang sehat dan aman untuk dikonsumsi

4. Evaluasi kegiatan dan post test Pengumpulan data dilakukan pada

awal kegiatan (pretest) dan akhir kegiatan (post test) dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap guru-guru dan anak sekolah dasar kelas 5 untuk memperoleh informasi pengetahuannya tentang jenis makanan yang disukai, manfaat jajanan yang sehat, ciri-ciri makanan jajanan yang sehat dan gangguan kesehatan akibat makanan jajanan yang tidak sehat.

Pengolahan data dengan program SPSS dan untuk mengetahui adanya peningkatan pengetahuan setelah penyuluhan dilakukan Uji Wilcoxon karena datanya tidak normal. HASIL PENELITIAN Gambaran Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiyang

Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiyang merupakan salah satu sekolah dasar dari 4 SD yang ada pada kompleks SD Pajjaiyang, SD Inpres Pajjaiyang diasuh oleh 17 orang guru kelas yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Pendidikan guru-guru adalah tamat D III dan S 1. Jumlah siswa 543 orang, yang terbagi ke dalam 12 kelas, 6 kelas masuk pagi dan 6 kelas masuk siang.

Pengetahuan Guru SD Berdasarkan pengumpulan data

pretest postest pengetahuan guru-guru tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah setelah pelaksanaan penyuluhan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Rerata skor pengetahuan guru sebelum dan sesudah penyuluhan

Pengetahuan

Guru/Penjual

n Rerata±S

D

Median (Minimu

m-Maksim

um)

P*

Sebelum 10

17,12±18,55

14,55 (0,0-

46,10)

0,005

Sesudah 10

67,85±11,78

67,45 (57,14-85.10)

*Wilcoxon test

Pada tabel 1 terlihat rata-rata skor pengetahuan guru tentang keamanan makanan sekolah sebelum penyuluhan cukup rendah yaitu 17,12±18,55 %. Namun setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 67,85±3,73 %. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan secara statistik tedapat perbedaan yang signifikan pengetahuan guru sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar dengan nilai p = 0,005 < 0,05. Dengan demikian pengetahuan guru semuanya meningkat setelah dilakukan penyuluhan.

Pengetahuan pada Anak Sekolah Dasar

Hasil pengumpulan data pretest postest pengetahuan siswa-siswa SD tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah setelah pelaksanaan penyuluhan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Rerata skor pengetahuan siswa-siswi SD

sebelum dan sesudah penyuluhan

Pengetahuan Siwa-

siswi n

Rerata±SD

Median (Minimu

m-Maksim

um)

P*

Sebelum 41

84,75±14,19

85,83 (14,19-100,0)

0,015

Sesudah 41

89,18±10.64

90,21 (56,25-100,0)

*Wilcoxon test

Tabel 2 menunjukkan bahwa setelah dilakukan penyuluhan terdapat 19 siswa-siswi yang meningkat pengetahuannya dan 22 siswa-siswi yang tidak meningkat pengetahunnya tentang keamanan makanan jajanan. Median skor pengetahuan siswa-siswi tentang keamanan makanan jajanan sebelum penyuluhan adalah 85,8 % dan meningkat menjadi 90,2 % setelah dilakukan penyuluhan. Namun secara statistik hasil analisis Wilcoxon test menunjukkan bahwa pengetahuan siswa-siswi terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar dengan nila p 0,015 < 0,05. Jadi terjadi peningkatan pengetahuan siswa SD setelah dilakukan penyuluhan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan penyuluhan kepada guru dan

Page 4: PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2017/03/7.-asmaruddin... · dengan perilaku jajan anak sekolah dasar. ... hygiene sanitasi makanan dan

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan

43

siswa-siswi kelas V di SD Inpres Pajjaiyang Kelurahan Sudiang Raya dengan metode ceramah tanya jawab, menunjukan bahwa pengetahuan guru dan siswa-siswi tentang keamanan makanan jajanan meningkat secara signifikan (p<0,05) sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dan 2. Peningkatan pengetahuan guru dan siswa-siswi diharapkan dapat diaplikasikan dalam peningkatan keamanan makanan yang dikonsumsi siswa-siswi yang selanjutnya dapat meningkatkan status kesehatan dan gizi pada peserta didik yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa-siswa.

Hasil penelitian tersebut diatas sejalan dengan hasil penelitian Mutmainah (2013), yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan pada siswa SD di Surakarta. Penyuluhan oleh Hamid dan S. Zulaekah (2012) yang dilaksanakan pada SD Al-Irsyad dan SD Muhammadiyah 2 Kauman Surakarta dengan jumlah populasi 116 siswa menyimpulkan bahwa ada perbedaan peningkatan pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan antara kelompok yang diberi penyuluhan menggunakan metode ceramah tanpa media komik dan kelompok yang diberi ceramah menggunakan media komik. Artinya transfer pengetahuan dengan menggunakan kombinasi beberapa metode yang dilengkapi media belajar dapat meningkatkan pengetahuan sasaran.

Di Amerika Serikat 25% dari semua penyebaran penyakit melalui makanan, disebabkan pengolah makanan yang terinfeksi dan higiene personal yang buruk. Higiene personal yang terlibat dalam pengolahan makanan akan dapat dicapai, apabila tertanam pengertian tentang pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri (Suhartati 2015). Hasil penelitian ini dibuktikan pula oleh Ningsih (2014) dengan judul penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman, serta kualitas makanan yang dijajakan pedagang di lingkungan SDN Kota Samarinda antara yang sudah diberi penyuluhan dan belum diberikan penyuluhan.

Kepala sekolah dan guru berperan dalam memberikan pendidikan, bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik agar dapat memilih dan membeli serta mengonsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman dikonsumsi, serta mengawasi para penjaja agar menjual makanan dan minuman yang telah memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan penjamah/ penjual makanan berperan dalam mempersiapkan, memasak bahan makanan

dengan benar, dan mengangkut serta menghidangkan makanan matang dengan benar sesuai peraturan kesehatan yang berlaku. Sementara peserta didik berperan dalam melakukan pemilihan, pembelian dan konsumsi makanan yang mempunyai nilai gizi dan aman sesuai dengan bimbingan dan arahan yang diberikan oleh guru (Direktorat Bina Gizi, 2011). KESIMPULAN Bedasarkan hasil analisis data pada penelitian dapat disimpulkan bahwa 1. Pemberian penyuluhan dengan metode

ceramah tanya jawab dapat meningkatkan pengetahuan guru tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar.

2. Pemberian penyuluhan dengan metode ceramah tanya jawab dapat meningkatkan pengetahuan siswa-siswa tentang keamanan makanan jajanan anak sekolah dasar.

SARAN Berdasakan kesimpulan tersebut di

atas maka disarankan perlu diperluas kegiatan penyuluhan kepada sekolah-sekolah dasar yang ada di Makassar khususnya di sekitar Jurusan Gizi Poletiknik Kesehatan Makassar, agar warga masyarakat khususnya anak sekolah dasar lebih dini memahami pentingnya keamanan makanan jajanan sebagai sumber zat gizi yang sehat dan aman untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2001. Pedoman Penyuluhan Gizi

pada Anak Sekolah bagi Petugas Kesehatan. Jakarta, Dit. Bina Gizi Masyarakat.

Direktorat Bina Gizi. 2011. Pedoman Keamanan Pangan Di Sekolah Dasar. Jakarta: Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI

Indosiar.com- Jakarta.Anak Sekolah dan Keracunan Makanan. http://www.indosiar.com/fokus/anak-sekolah-dan-keracunan-makanan_28582.html. Diakses 23 September 2015

Khairun Hamid, Siti Zulaekah, Mutalazimah. 2012. “Penyuluhan Gizi Dengan Media Komik Untuk Meningkatkan Pengetahuan Tentang Keamanan Jajanan.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 8 (1): 67–73

Page 5: PERANAN PENYULUHAN DALAM PENINGKATAN …mediagizipangan.org/wp-content/uploads/2017/03/7.-asmaruddin... · dengan perilaku jajan anak sekolah dasar. ... hygiene sanitasi makanan dan

Media Gizi Pangan, Vol. XXI, Edisi 1, 2016 Penyuluhan, Keamanan Pangan

44

Maduretno, Ida Sri; Nanik Setijowati dan Nia Novita Wirawan, 2015. Niat dan Perilaku Pemilihan Jajanan Anak Sekolah yang Mendapat Pendidik an Gizi Metode Ceramah dan TGT. Indonesian Journal of Human Nutrition, Juni 2015, Vol.2 No.1 : 23 – 37. ijhn.ub.ac.id, diakses 13-12-15

Marda, Nurwafiah; Saifuddin Sirajuddin, Ulfah Najamuddin, 2014. Analisis Mutu Mikrobiologis pada Pangan Jajanan Anak di SD Kompleks Lariangbangi Makassar. repository.unhas.ac.id.diakses11-12-15

Mutmainah, Noviana Umi. 2013. “Pengaruh Penyuluhan Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan Pada Siswa Sd Negeri Di Surakarta.” Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ningsih, Riyan. 2014. “Penyuluhan Hygiene Sanitasi Makanan Dan Minuman, Serta Kualitas Makanan Yang Dijajankan Pada Pedagang Di Lingkungan SDN Kota Samarinda.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 10 (1)

Saputra, Adhi Dwi, 2012. Hubungan Tkt Pengetahuan dengan Perilaku Siswa Kelas SD. Unnes Journal of Public Health 1 (1) (2012). http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ ujph

Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta, Dirjen Dikti hal 89

Solehati, Tetti; Sri Susilawati, Mamat Lukman, dan Cecep Eli Kosasih, 2015. Pengaruh Edukasi Terhadap Pengetahu-an dan Skill Guru serta Personal Hygiene Siswa SD. Jurnal KEMAS 11 (1) (2015) 135-143 journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas

Suhartati, Ellya. 2015. “Pengaruh Penjelasan Guru Terhadap Peningkatan Pengetahuan Sanitasi Higiene Perorangan Pada Siswa Kelas XI Di SMK N 1 Sewon.” Universitas Negeri Yogyakarta

Suratmono. 2011. Pengawasan Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah. Seminar Keamanan Pangan dan Konsumsi pada Anak dalam Rangka Fonterra Nutriton Day, 5 Oktober 2011. Hotel Park Lane, Jakarta.