PERAN ORANG TUA TUNGGAL (IB U) D ALAM …

7
Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 1 PERAN ORANG TUA TUNGGAL (IBU) DALAM MENGEMBANGKAN MORALITAS ANAK DI KELURAHAN TLOGO MULYO KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG Nurdiana [email protected]. Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Jabal Ghafur Abstrak Keutuhan sebuah keluarga (ayah, ibu, anak) merupakan salah satu faktor dalam menguatkan moral anak, hal ini akan berbeda bila keluarga tidak utuh atau single parent, dalam hal ini bagi orang tua tunggal (ibu) dalam mengembangkan moralitas anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana bentuk keluarga fungsional dari orang tua tunggal (ibu), Menganalisis hasil dari penanaman pengetahuan moral, perasaan moral, dan mewujudkan tindakan moral bagi anak yang memiliki orang tua tunggal(ibu) dalam mengembangkan moralitas anak. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan meskipun orang tua tunggal (ibu)memiliki kesibukan dalam mencari nafkah akan tetapi orang tua tunggal (ibu) bisa membagi waktunya dalam membimbing,memantau dan mengarahkan tumbuh kembang anak dan mampu memberikan putra-putrinya pendidikan formal,informal dan nonformal. Orang tua tunggal (ibu) bisa menanamkan pengetahuan moral, perasaan moral dan mewujudkan tindakan moral bagi anak-anaknya. Kata kunci: Single Parent, Moralitas Anak PENDAHULUAN Moral bagi anak-anak tumbuh berhubungan dengan lingkungan sosial budaya sebagai tempat individu bergabung, dan akibat seseorang menjadi anggota kelompok. Ketika masyarakat berpikir bahwa moralitas adalah sesuatu yang terus mengalami perubahan relatif secara individu, tergantung pada situasi dan tergantung ada diri sendiri De Vitis (2013). Kenakalan remaja yang disebabkan karena broken home (perceraian) dapat diatasi atau ditanggulangi dengan cara-cara tertentu, seperti tanggung jawabnya orang tua dalam memelihara anak-anaknya seharusnya mampu memberikan kasih sayang sepenuhnya, sehingga anak tersebut merasa seolah-olah tidak pernah kehilangan ayah atau ibunya. Di samping itu keperluan anak secara jasmaniah (makan, minum, pakaian, dan sarana-sarana lainnya) harus dipenuhi pula sebagaimana layaknya sehingga anak tersebut terhindar dari perbuatan yang melawan hukum misalnya, pencurian, penggelapan, penipuan, gelandangan, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. Ketika moral anak sudah jatuh maka akan sulit untuk mengembalikan menjadi anak baik (Sudarsono,1995:126). Pada dasarnya Moral yang diajarkan pada anak karena anak akan secara alami menyerap apa yang dilakukan orang tua. Pendidikan moral dikatakan pendidikan non formal tetapi akan sangat membekas pada diri anak maka sangat sulit ketika orang tua harus mendidik anak sendirian, moralitas orang tua dalam keluarga itu menjadi salah satu contoh pendidikan karena memaksa

Transcript of PERAN ORANG TUA TUNGGAL (IB U) D ALAM …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 1

PERAN ORANG TUA TUNGGAL (IBU) DALAM MENGEMBANGKANMORALITAS ANAK DI KELURAHAN TLOGO MULYO

KECAMATAN PEDURUNGAN SEMARANG

[email protected].

Prodi Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanUniversitas Jabal Ghafur

Abstrak

Keutuhan sebuah keluarga (ayah, ibu, anak) merupakan salah satu faktor dalam menguatkanmoral anak, hal ini akan berbeda bila keluarga tidak utuh atau single parent, dalam hal ini bagiorang tua tunggal (ibu) dalam mengembangkan moralitas anak. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis bagaimana bentuk keluarga fungsional dari orang tua tunggal (ibu), Menganalisishasil dari penanaman pengetahuan moral, perasaan moral, dan mewujudkan tindakan moral bagianak yang memiliki orang tua tunggal(ibu) dalam mengembangkan moralitas anak. Metodepenelitian yang digunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan meskipun orang tuatunggal (ibu)memiliki kesibukan dalam mencari nafkah akan tetapi orang tua tunggal (ibu) bisamembagi waktunya dalam membimbing,memantau dan mengarahkan tumbuh kembang anak danmampu memberikan putra-putrinya pendidikan formal,informal dan nonformal. Orang tuatunggal (ibu) bisa menanamkan pengetahuan moral, perasaan moral dan mewujudkan tindakanmoral bagi anak-anaknya.

Kata kunci: Single Parent, Moralitas Anak

PENDAHULUANMoral bagi anak-anak tumbuh

berhubungan dengan lingkungan sosialbudaya sebagai tempat individu bergabung,dan akibat seseorang menjadi anggotakelompok. Ketika masyarakat berpikirbahwa moralitas adalah sesuatu yang terusmengalami perubahan relatif secaraindividu, tergantung pada situasi dantergantung ada diri sendiri De Vitis (2013).

Kenakalan remaja yang disebabkankarena broken home (perceraian) dapatdiatasi atau ditanggulangi dengan cara-caratertentu, seperti tanggung jawabnya orangtua dalam memelihara anak-anaknyaseharusnya mampu memberikan kasihsayang sepenuhnya, sehingga anak tersebutmerasa seolah-olah tidak pernah kehilanganayah atau ibunya. Di samping itu keperluan

anak secara jasmaniah (makan, minum,pakaian, dan sarana-sarana lainnya) harusdipenuhi pula sebagaimana layaknyasehingga anak tersebut terhindar dariperbuatan yang melawan hukum misalnya,pencurian, penggelapan, penipuan,gelandangan, dan penyalahgunaan obat-obatterlarang. Ketika moral anak sudah jatuhmaka akan sulit untuk mengembalikanmenjadi anak baik (Sudarsono,1995:126).

Pada dasarnya Moral yang diajarkanpada anak karena anak akan secara alamimenyerap apa yang dilakukan orang tua.Pendidikan moral dikatakan pendidikan nonformal tetapi akan sangat membekas padadiri anak maka sangat sulit ketika orang tuaharus mendidik anak sendirian, moralitasorang tua dalam keluarga itu menjadi salahsatu contoh pendidikan karena memaksa

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 2

orang tua tunggal (ibu) tersebut harusberperan ganda dalam keluarga dan anak.

Diambang pintu kedewasaan menantitugas-tugas yang harus mereka penuhi,maka bekal-bekal tertentu sangat perludipersiapkan bagi mereka. Suatu faktadidalam sejarah perkembangan umatmemelihara kelangsungan hidupnya untuksenantiasa menyerahkan mempercayakanhidupnya ditangan generasi yang lebih mudaSurakhmad (2009).

Perempuan yang bekerja yangmenyandang banyak beban akanberimplikasi terhadap segala aspekkehidupannya. Sudah pasti ketika diabekerja akan ada pergeseran –pergeseranperan dalam kehidupan rumah tangganya.Dari seorang perempuan yang dianggapselalu berada di rumah tiba-tiba harus keluarrumah bekerja, tentu ada situasi yangmemerlukan diskusi lebih jauh. Pengaruhsebagai perempuan berpenghasilantersendiri juga perlu pemahaman yangmenyeluruh, karena dibanyak kasus ternyatakemampuan ekonomi yang dimiliki olehperempuan tidak secara langsung menaikkantawar menawar meraka dalam keluarga dandalam masyarakat (Astuti,2000) anak-anakmenjadi nakal atau manja.

Menurut Robert J. Havighurst (Saleh,2005), moral yang bersumber dari adanyasuatu tata nilai yakni a value is an objectestate or affair wich is desired (suatu obyekrohani atas suatu keadaan yang di inginkan).Maka kondisi atau potensi internal kejiwaanseseorang untuk dapat melakukan hal-halyang baik, sesuai dengan nilai-nilai valueyang diinginkan itu (Sholeh, 2005:104).

Pada sisi yang lain kenakalan remajasering terjadi karena perceraian orang tuaatau orang tuanya meninggal karenadisebabkan tidak intensnya salah satu orangtua membuat anak merasa hidupnya tidaknormal seperti anak-anak lain. Kondisisemacam ini membuat anak tersebut kurang

percaya pada orang tua dan selalu mencarijalan keluar setiap ada masalahsendiri, bisajadi mereka terlibat dalam pergaulan yangtidak sepantasnya (buruk). Karena itu akanterjadi tergesernya nilai-nilai moral padaanak dan akan terjadi perbedaan prosesperkembangan moral pada anak dalamkorban perceraian.

Kenakalan remaja yang disebabkankarena broken home (perceraian) dapatdiatasi atau ditanggulangi dengan cara-caratertentu, seperti tanggung jawabnya orangtua dalam memelihara anak-anaknyaseharusnya mampu memberikan kasihsayang sepenuhnya, sehingga anak tersebutmerasa seolah-olah tidak pernah kehilanganayah atau ibunya. Di samping itu keperluananak secara jasmaniah (makan, minum,pakaian, dan sarana-sarana lainnya) harusdipenuhi pula sebagaimana layaknyasehingga anak tersebut terhindar dariperbuatan yang melawan hukum misalnya,pencurian, penggelapan, penipuan,gelandangan, dan penyalahgunaan obat-obatterlarang. Ketika moral anak sudah jatuhmaka akan sulit untuk mengembalikanmenjadi anak baik (Sudarsono,1995:126).

Kegagalan dalam proses pemenuhankebutuhan tersebut akan berdampaknegative pada pertumbuhan fisik danperkembangan intelektual, mental, dansosial anak. Anak bukan saja akanmengalami kerentanan fisik akibat gizi dankualitas kesehatan yang buruk, melainkanpula mengalami hambatan mental , lemahdaya nalar dan bahkan perilaku-perilakumaladaptive, seperti : autism, ‘nakal’, sukardiatur, yang kelak mendorong merekamenjadi manusia ‘tidak normal’ danperilaku kriminal (Huraerah, 2006: 27)

Analisis dalam penelitian ini mengacupada teori bahwa masyarakat merupakansuatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitandan saling menyatu dalam keseimbangan.Masyarakat terdiri dari kumpulan individu-individu membentuk kelompok sosial,organisasi, dan lembaga institusi tiada lainyaitu untuk mencapai keseimbangan sosial.

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 3

Teori fungsionalisme struktural RobertKing Merton adalah menekankan kepadaketeraturan (order) dan mengabaikan konflikdan perubahan-perubahan dalammasyarakat. Konsep utamanya adalahfungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsimanifes dan keseimbangan (equiliberium).

Berdasarkan fakta-fakta yang telahdipaparkan, maka penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis bagaimana bentukkeluarga fungsional dari orang tua tunggal(ibu), Menganalisis hasil dari penanamanpengetahuan moral, perasaan moral, danmewujudkan tindakan moral bagi anak yangmemiliki orang tua tunggal (ibu) dalammengembangkan moralitas anak.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian dilaku-kandi Kelurahan Tlogo Mulyo. Sumber datautama dalam penelitian ini yaitu hasilwawancara dengan 6 orang orang tuatunggal (ibu) sebagai informan utama dankenyataan yang dialami di lapangan, sepertiperilaku sehari-hari antara orang tua tunggaldan anak juga masyarakat. Fokus penelitianini adalah melihat hasil dari penanamanpengetahuan moral, perasaan moral danmewujudkan tindakan moral bagi anak yangditanamkan oleh ibu dalam keluarga singleparent. Oleh karena itu apa yang digali danapa yang dipotret meliputi bentuk keluargafungsional dari orang tua tunggal (ibu) danbentuk hasil penanaman pengetahuan moral,perasaan moral, dan mewujudkan tindakanmoral bagi anak yang memiliki orang tuatunggal.

Penelitian mengambil lokasi diKelurahan Tlogo Mulyo. PengambilanKelurahan Tlogo Mulyo sebagai lokasipenelitian karena kehidupan single parentmenjadi salah satu tolak ukur yang cukupbanyak di Kelurahan Tlogo Mulyo diban-dingkan dengan daerah lain di KecamatanPedurungan yang nota-benenya merupakan

tempat peralihan antara desa dan kotasehingga anak-anak harus benar-anak dalampendidikan moral harus benar-benardiperhatikan. Teknik pengambilan informandengan teknik snowball sampling.Penggunaan snowball sampling karenapeneliti belum mengetahui siapa saja yangakan dijadi-kan informan karena penentuaninforman dilakukan saat peneliti mulaimemasuki lapangan dan selama penelitianberlang-sung. Informan dipilih berdasarkanpertimbangan dalam memberikan data atauinformasi yang diperlukan sesuai dengankebutuhan penelitian. Setelah melaluiwawancara awal, peneliti dapat menetapkaninforman lainnya untuk memberikan datalebih lengkap. Oleh karenanya dalampenelitian ini terdapat key person. Teknikpengumpulan data dilakukan melaluiwawancara mendalam, observasi, dan studidokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASANPengetahuan Moral

Ibu SN memiliki seorang putra yangmasih bersekolah di SMK Pelita berinisialDDP. Dalam mendidik anaknya,sebagaimana yang didapati di dalam datawawancara, ibu SN tidak terlalu seringmengingatkan putranya ketika melakukankesalahan. Namun, ibu SN selalu menga-rahkan putranya untuk mengintrospeksi diriketika melakukan kesalahan, sertamemberitahu tentang apa saja yangtergolong dalam perilaku baik dan apa sajayang tergolong dalam perilaku buruk.Dalam mendidik ibu SN juga memberikanpendidikan kesadaran moral denganmenggunakan pendekatan keagamaanPendekatan keagamaan ini biasanya berupakedisiplinan dalam melaksanakan ibadah,seperti shalat dan mengaji.

Ibu SN juga memberikan contohlangsung kepada putranya. Sebagaimanadalam kutipan wawancara pada ibu SN yaitu“Saya selalu memberikan contoh yang baikagar anak saya bisa berperilaku yang baik”.Dibenarkan juga oleh putranya yang

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 4

mengatakan bahwa “ibu selalu memberikancontoh yang baik untuk saya”Tabel 1. Tabel Peran Orang Tua Tunggal(Ibu) dalam mengembangkan Penge-tahuanMoral Anak

Sumber: Survei Lapangan (dibuat,2016)

Perasaan MoralIbu SA merupakan salah satu orang

tua tunggal yang harus mendidik anaknyadengan sendirian.Walaupun ibu SA bekerjasebagai seorang cleaning service namun ibuSA tetap berusaha memberi-kan sesuatuyang baik untuk anaknya.Ibu SA selalumenasehati anaknya untuk selalu berbuatkebaikan, seperti memberikan solusi kepadatemannya yang sedang ada masalah.

Berikut ini wawancara yang dilakukanoleh peneliti kepada ibu SA, yaitu:“….Saya mengajarinya dan mengingatkansaling menghargai pendapat orang lain,sayakasih solusi kalau ada temannya yang sakitatau butuh bantuan kalu kamu mampuyakamu bantu teman kamu….”

Apa yang dikatakan oleh ibu SA,tentang cara didikan dan ajaran ibu SAkepada anaknya, sama dengan yangdikatakan oleh anaknya, yaitu sebagaiberikut wawancara yang dilakukan olehpeneliti dengan anaknya ibu SA:“…..Saya tidak boleh iri sama orang lainsaya harus bisa percaya diri dengan apayang ada dalam diri saya dan inilah keadaansaya, tidak boleh dipotong pendapat oranglain dan saling menghargai pendapat oranglain. Saya mendengarkan cerita teman sayadan saya kasih solusi biar masalahnyaselesai agar tidak ada masalah lagi dan saya

ikut meraskan apa yang tman sayarasakan….”

Maka dapat dikatakan bahwa ibu SAsudah mengajarkan dan menanamkanperasaal moral berupa empati kepadaanaknya.Sehingga anak dari ibu SA bisamenjadi orang yang selalu mempedulikantemannya, jika ada salah satu temannyamembutuhkan bantuan.

Tabel 2. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam mengembangkan Perasaan MoralAnak

Tindakan MoralTindakan moral seperti halnya D dan

DN juga telah diberikan pendidikan terkaitdengan nilai-nilai moral dan hal-hal yangdianggap baik di masyarakat oleh ibu T. Halterpeting dari penerapan tentangpemahaman nilai-nilai moral adalahmemahami mana saja hal-hal yang baikuntuk dirinya dan berani mengambilkeputusan jika mendekati hal-hal yangburuk. I merupakan salah satu anak dariorang tua tunggal yang berani mengambilkeputusan terkait mana saja hal yang baikuntuk dirinya dan mana hal yang harusdihindari karena tidak baik. I pun jugamenyukai kebaikan, memilih teman yangbenar akan membawa kebaikan juga untukdirinya. Padahal dalam berteman, Idiberikan kebebasan oleh ibu T tetapidirinya mampu mengambil keputusan untukmembatasi mana teman yang baikmenurutnya dan mana yang tidak. Sepertidalam petikan wawancara berikut ini:

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 4

mengatakan bahwa “ibu selalu memberikancontoh yang baik untuk saya”Tabel 1. Tabel Peran Orang Tua Tunggal(Ibu) dalam mengembangkan Penge-tahuanMoral Anak

Sumber: Survei Lapangan (dibuat,2016)

Perasaan MoralIbu SA merupakan salah satu orang

tua tunggal yang harus mendidik anaknyadengan sendirian.Walaupun ibu SA bekerjasebagai seorang cleaning service namun ibuSA tetap berusaha memberi-kan sesuatuyang baik untuk anaknya.Ibu SA selalumenasehati anaknya untuk selalu berbuatkebaikan, seperti memberikan solusi kepadatemannya yang sedang ada masalah.

Berikut ini wawancara yang dilakukanoleh peneliti kepada ibu SA, yaitu:“….Saya mengajarinya dan mengingatkansaling menghargai pendapat orang lain,sayakasih solusi kalau ada temannya yang sakitatau butuh bantuan kalu kamu mampuyakamu bantu teman kamu….”

Apa yang dikatakan oleh ibu SA,tentang cara didikan dan ajaran ibu SAkepada anaknya, sama dengan yangdikatakan oleh anaknya, yaitu sebagaiberikut wawancara yang dilakukan olehpeneliti dengan anaknya ibu SA:“…..Saya tidak boleh iri sama orang lainsaya harus bisa percaya diri dengan apayang ada dalam diri saya dan inilah keadaansaya, tidak boleh dipotong pendapat oranglain dan saling menghargai pendapat oranglain. Saya mendengarkan cerita teman sayadan saya kasih solusi biar masalahnyaselesai agar tidak ada masalah lagi dan saya

ikut meraskan apa yang tman sayarasakan….”

Maka dapat dikatakan bahwa ibu SAsudah mengajarkan dan menanamkanperasaal moral berupa empati kepadaanaknya.Sehingga anak dari ibu SA bisamenjadi orang yang selalu mempedulikantemannya, jika ada salah satu temannyamembutuhkan bantuan.

Tabel 2. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam mengembangkan Perasaan MoralAnak

Tindakan MoralTindakan moral seperti halnya D dan

DN juga telah diberikan pendidikan terkaitdengan nilai-nilai moral dan hal-hal yangdianggap baik di masyarakat oleh ibu T. Halterpeting dari penerapan tentangpemahaman nilai-nilai moral adalahmemahami mana saja hal-hal yang baikuntuk dirinya dan berani mengambilkeputusan jika mendekati hal-hal yangburuk. I merupakan salah satu anak dariorang tua tunggal yang berani mengambilkeputusan terkait mana saja hal yang baikuntuk dirinya dan mana hal yang harusdihindari karena tidak baik. I pun jugamenyukai kebaikan, memilih teman yangbenar akan membawa kebaikan juga untukdirinya. Padahal dalam berteman, Idiberikan kebebasan oleh ibu T tetapidirinya mampu mengambil keputusan untukmembatasi mana teman yang baikmenurutnya dan mana yang tidak. Sepertidalam petikan wawancara berikut ini:

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 4

mengatakan bahwa “ibu selalu memberikancontoh yang baik untuk saya”Tabel 1. Tabel Peran Orang Tua Tunggal(Ibu) dalam mengembangkan Penge-tahuanMoral Anak

Sumber: Survei Lapangan (dibuat,2016)

Perasaan MoralIbu SA merupakan salah satu orang

tua tunggal yang harus mendidik anaknyadengan sendirian.Walaupun ibu SA bekerjasebagai seorang cleaning service namun ibuSA tetap berusaha memberi-kan sesuatuyang baik untuk anaknya.Ibu SA selalumenasehati anaknya untuk selalu berbuatkebaikan, seperti memberikan solusi kepadatemannya yang sedang ada masalah.

Berikut ini wawancara yang dilakukanoleh peneliti kepada ibu SA, yaitu:“….Saya mengajarinya dan mengingatkansaling menghargai pendapat orang lain,sayakasih solusi kalau ada temannya yang sakitatau butuh bantuan kalu kamu mampuyakamu bantu teman kamu….”

Apa yang dikatakan oleh ibu SA,tentang cara didikan dan ajaran ibu SAkepada anaknya, sama dengan yangdikatakan oleh anaknya, yaitu sebagaiberikut wawancara yang dilakukan olehpeneliti dengan anaknya ibu SA:“…..Saya tidak boleh iri sama orang lainsaya harus bisa percaya diri dengan apayang ada dalam diri saya dan inilah keadaansaya, tidak boleh dipotong pendapat oranglain dan saling menghargai pendapat oranglain. Saya mendengarkan cerita teman sayadan saya kasih solusi biar masalahnyaselesai agar tidak ada masalah lagi dan saya

ikut meraskan apa yang tman sayarasakan….”

Maka dapat dikatakan bahwa ibu SAsudah mengajarkan dan menanamkanperasaal moral berupa empati kepadaanaknya.Sehingga anak dari ibu SA bisamenjadi orang yang selalu mempedulikantemannya, jika ada salah satu temannyamembutuhkan bantuan.

Tabel 2. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam mengembangkan Perasaan MoralAnak

Tindakan MoralTindakan moral seperti halnya D dan

DN juga telah diberikan pendidikan terkaitdengan nilai-nilai moral dan hal-hal yangdianggap baik di masyarakat oleh ibu T. Halterpeting dari penerapan tentangpemahaman nilai-nilai moral adalahmemahami mana saja hal-hal yang baikuntuk dirinya dan berani mengambilkeputusan jika mendekati hal-hal yangburuk. I merupakan salah satu anak dariorang tua tunggal yang berani mengambilkeputusan terkait mana saja hal yang baikuntuk dirinya dan mana hal yang harusdihindari karena tidak baik. I pun jugamenyukai kebaikan, memilih teman yangbenar akan membawa kebaikan juga untukdirinya. Padahal dalam berteman, Idiberikan kebebasan oleh ibu T tetapidirinya mampu mengambil keputusan untukmembatasi mana teman yang baikmenurutnya dan mana yang tidak. Sepertidalam petikan wawancara berikut ini:

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 5

“....Kasih kebebasan tapi adabatasannya, kalau mendekati buruk yadibatasin sama kemauan sendiri. Pinter-pinter milih temen dan jangan bertemendengan yang kurang baik. Pokoknyaberperilaku baik terus....”

Dalam berteman selalu mempertim-bangkan apakah baik berteman dengannyaatau tidak. Jika temennya kurang baik ataumengarahkan ke hal yang tidak baik makadia akan menjauh dan tidak lagi bertemandengannya. Jadi dalam bergaul di sekolahdan di masyarakat I selalu memilih temanmana yang mengajak kepada kebaikan.Karena pada dasarnya I menyukai kebaikan,oleh karena itu dalam penggalan terakhirwawancara dirinya mengatakan untuk selaluberperilaku baik.

H seperti yang telah dijelaskan padasub-bab sebelumnya merupakan anak yangmempunyai pendirian, memiliki pemahamantentang moral dan merealisasikannya dalamwujud tindakan-tindakan moral yang positif.Adanya sedikit perbedaan persepsi dankekeliruan dalam pemahaman komunikasiantara H dengan ibu HK, akan tetapi H tetaptergolong sebagai anak yang penurut. Hberbeda dengan anak-anak yang lain yangseumuran dengannya. Kebanyakan anakbelajar di malam hari sebelum tidur. Hterbiasa bangun pagi hari pukul 03:00 untukbangun belajar dan mempersiapkankeperluan untuk ke sekolah. Apa yangdilakukan H mungkin tidak lumrah, olehkarena itu adanya kekeliruan dalampemahaman komunikasi antara H danibunya. Ibu HK baiknya memahami jika apayang dipilih anaknya untuk membiasakandiri bangun pukul 03:00 merupakan sebuahkebiasaan yang baik. Lihat sisi baiknya, Hakan banyak meluangkan waktu untukmempersiapkan dan bisa membiasakan diriuntuk shalat malam. Selain bisa melatihkepekaan terhadap pelajaran, bangun dinihari bisa melatih kepekaan H dalamberibadah kepada yang Maha Kuasa.

Apa yang dilakukan oleh H terdapatpada petikan wawancara kepada ibu HKberikut ini:“..iyaa mengajarkan anak saya agar sopansantun dan saling menghargai. Harapan sayasemoga anak saya bisa menjadi contoh yangbaik bagi adik-adiknya. Saya memberikebebasan dalam memilih teman asal masihdalam tahap kewajaran dan tidak melanggarnorma-norma. Iya, tahunya ternyata anaksaya belajar jam 3 malam. yaa begitu mbakkalau disuruh dia malah ga mau jadi diaterapkan disiplin diri sendiri...”

Berikut ini petikan wawancara kepadaH putra ibu HK, berupa jawaban terhadappernyataan dari ibu HK terkait belajar padapukul 03:00:

“...ya begitu mbak saya kalau disuruhsaya malah ga mau, jadi saya terapkandisiplin diri sendiri dan saya kalau belajarjam 3 malam mbak. Untuk bangun pagi dansaya sudah terbiasa bangun pagi cepat. Laluberangkat sekolah.Ibu menegur saya danmenanyakan. Apa masalahnya sehinggasaya tiba-tiba saja dimarahin ibu..”

Terlihat jika H seperti tidak menurutikemauan ibunya, padahal dirinya menurutikemauan ibunya untuk belajar. Hanya sajadia mempunyai waktu yang menurutnyalebih mudah untuk mengingat pelajaranserta membuat dirinya lebih bisamempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.Pada petikan wawancara berikut ini akandijelaskan tentang diri H yang menurutikemauan ibunya:

“...ketika saya berada dalam suatuacara saya ikut membantu apa yang bisasaya bantuin di acara tersebut,ibu selalumengingatkan agar saya berperilaku yangbaik agar saya bisa jadi contoh yang baikbagi orang lain,ibu mengajarkan saya agarsaya bisa mengendalikan diri dalam segalahal saya harus memperdalam ilmuagama...”

Apa yang coba ditunjukan oleh Hsesuai dengan yang dikemukakan olehLickona (2103:87) terkait dengan kebiasaanbaik yaitu kebiasaan adalah faktor

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 6

pembentuk perilaku moral. Kebiasaan yangbaik dibangun dengan banyak berlatihmenjadi orang baik. Dengan artian seoranganak harus memiliki banyak pengalamanmenolong orang lain, berbuat jujur, bersikapsantun dan adil. Dengan demikian,kebiasaan baik ini akan selalu siap melayanimereka dalam keadaan sulit sekalipun.

Tabel 3. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam membentuk Tindakan Moral Anak

Implimentasi Teori FungsionalStruktural Pada PenanamanPengetahuan Moral, Perasaan Moral danMewujudkan Tindakan moral Pada anak

Berdasarkan temuan di lapangan,bentuk struktur keluarga orang Tua tunggaldi Kelurahan Tlogomulyo, pada bentukkeluarga yang fungsional tentunyabersinerginya peran orang tua dalammemantau, membimbing, dan mengarahkantumbuh kembang anak. Baik itu yangberhubungan dengan hal-hal yang bersifatjasmaniah maupun rohaniah (bathin).Bersinerginya peran orang tua, dalam hal iniAyah dan Ibu bisa diwujudkan sepertimelalui peran aktif Ayah dalam mencarinafkah untuk kebutuhan keluarga yangbersifat materil serta secara tegas danberkelanjutan mengajarkan kepada anaktentang hal-hal apa saja yang dianggap baik,dan hal-hal apa saja yang dianggap burukdalam lingkungan sekolah, masyarakat,negara, dan terutama dalam agama.Sedangkan Ibu di rumah membimbing anak-anaknya dan mengarahkan kebiasaan anak

ke arah kebaikan melalui pendekatankeagamaan dan kebudayaan setempat.Kemudian fungsi anak sebagai sebuah hasiluntuk menciptakan situasi yang seimbangdalam struktur keluarga adalah belajar danmematuhi dan menjalankan apa yangdiperintahkan oleh orang tua. Ketika anakberkelakuan baik di masyarakat danmematuhi keinginan orang tua, berartikeluarga tersebut dapat dikatakan sebagaikeluarga yang fungsional. Karena masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik,tentu kehidupan keluarga yang seimbangpun akan tercipta.

Bentuk disfungsional keluarga padaumumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu,dan anak-anak. Ayah dan ibu berperansebagai orang tua bagi anak-anaknya.Namun, dalam kehidupan nyata seringdijumpai keluarga dimana salah satu orangtuanya tidak ada lagi. Keadaan inimenimbulkan apa yang disebut dengankeluarga dengan single parent. Orang tuayang disebut dengan single parent adalahorangtua tunggal (ayah atau ibu saja). Adabanyak penyebab yang mengakibatkanperan orangtua yang tidak lengkap dalamsebuah rumah tangga menjadi tidaksempurna. Orang tua tunggal harus pandaimembagi waktu, melengkapi statusnyasebagai ayah dan ibu sekaligus. Perannyasebagai ayah, sebagai pemimpin keluargakecil yang dimilikinya. Kemandirian dalammengambil keputusan dan membuatkebijakan secara mandiri untuk keluargakecilnya.

Bentuk fungsi laten keluarga dapatterlihat melalui hasil pendidikan karakteryang didik oleh orang tua tunggal diKelurahan Tlogo Mulyo . Adapun yangdilihat dari bentuk fungsi laten keluargaadalah hal-hal yang tidak diharapkan ketikasebuah keluarga masuk dalam fase disfungsibertransisi untuk membentuk kembalimenjadi sebuah keluarga fungsional.Adapun yang dilihat dari bentuk fungsimanifes keluarga adalah hal-hal yangdiharapkan ketika sebuah keluarga masukdalam fase disfungsi bertransisi untukmembentuk kembali menjadi sebuah

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 6

pembentuk perilaku moral. Kebiasaan yangbaik dibangun dengan banyak berlatihmenjadi orang baik. Dengan artian seoranganak harus memiliki banyak pengalamanmenolong orang lain, berbuat jujur, bersikapsantun dan adil. Dengan demikian,kebiasaan baik ini akan selalu siap melayanimereka dalam keadaan sulit sekalipun.

Tabel 3. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam membentuk Tindakan Moral Anak

Implimentasi Teori FungsionalStruktural Pada PenanamanPengetahuan Moral, Perasaan Moral danMewujudkan Tindakan moral Pada anak

Berdasarkan temuan di lapangan,bentuk struktur keluarga orang Tua tunggaldi Kelurahan Tlogomulyo, pada bentukkeluarga yang fungsional tentunyabersinerginya peran orang tua dalammemantau, membimbing, dan mengarahkantumbuh kembang anak. Baik itu yangberhubungan dengan hal-hal yang bersifatjasmaniah maupun rohaniah (bathin).Bersinerginya peran orang tua, dalam hal iniAyah dan Ibu bisa diwujudkan sepertimelalui peran aktif Ayah dalam mencarinafkah untuk kebutuhan keluarga yangbersifat materil serta secara tegas danberkelanjutan mengajarkan kepada anaktentang hal-hal apa saja yang dianggap baik,dan hal-hal apa saja yang dianggap burukdalam lingkungan sekolah, masyarakat,negara, dan terutama dalam agama.Sedangkan Ibu di rumah membimbing anak-anaknya dan mengarahkan kebiasaan anak

ke arah kebaikan melalui pendekatankeagamaan dan kebudayaan setempat.Kemudian fungsi anak sebagai sebuah hasiluntuk menciptakan situasi yang seimbangdalam struktur keluarga adalah belajar danmematuhi dan menjalankan apa yangdiperintahkan oleh orang tua. Ketika anakberkelakuan baik di masyarakat danmematuhi keinginan orang tua, berartikeluarga tersebut dapat dikatakan sebagaikeluarga yang fungsional. Karena masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik,tentu kehidupan keluarga yang seimbangpun akan tercipta.

Bentuk disfungsional keluarga padaumumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu,dan anak-anak. Ayah dan ibu berperansebagai orang tua bagi anak-anaknya.Namun, dalam kehidupan nyata seringdijumpai keluarga dimana salah satu orangtuanya tidak ada lagi. Keadaan inimenimbulkan apa yang disebut dengankeluarga dengan single parent. Orang tuayang disebut dengan single parent adalahorangtua tunggal (ayah atau ibu saja). Adabanyak penyebab yang mengakibatkanperan orangtua yang tidak lengkap dalamsebuah rumah tangga menjadi tidaksempurna. Orang tua tunggal harus pandaimembagi waktu, melengkapi statusnyasebagai ayah dan ibu sekaligus. Perannyasebagai ayah, sebagai pemimpin keluargakecil yang dimilikinya. Kemandirian dalammengambil keputusan dan membuatkebijakan secara mandiri untuk keluargakecilnya.

Bentuk fungsi laten keluarga dapatterlihat melalui hasil pendidikan karakteryang didik oleh orang tua tunggal diKelurahan Tlogo Mulyo . Adapun yangdilihat dari bentuk fungsi laten keluargaadalah hal-hal yang tidak diharapkan ketikasebuah keluarga masuk dalam fase disfungsibertransisi untuk membentuk kembalimenjadi sebuah keluarga fungsional.Adapun yang dilihat dari bentuk fungsimanifes keluarga adalah hal-hal yangdiharapkan ketika sebuah keluarga masukdalam fase disfungsi bertransisi untukmembentuk kembali menjadi sebuah

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 6

pembentuk perilaku moral. Kebiasaan yangbaik dibangun dengan banyak berlatihmenjadi orang baik. Dengan artian seoranganak harus memiliki banyak pengalamanmenolong orang lain, berbuat jujur, bersikapsantun dan adil. Dengan demikian,kebiasaan baik ini akan selalu siap melayanimereka dalam keadaan sulit sekalipun.

Tabel 3. Peran Orang Tua Tunggal (Ibu)dalam membentuk Tindakan Moral Anak

Implimentasi Teori FungsionalStruktural Pada PenanamanPengetahuan Moral, Perasaan Moral danMewujudkan Tindakan moral Pada anak

Berdasarkan temuan di lapangan,bentuk struktur keluarga orang Tua tunggaldi Kelurahan Tlogomulyo, pada bentukkeluarga yang fungsional tentunyabersinerginya peran orang tua dalammemantau, membimbing, dan mengarahkantumbuh kembang anak. Baik itu yangberhubungan dengan hal-hal yang bersifatjasmaniah maupun rohaniah (bathin).Bersinerginya peran orang tua, dalam hal iniAyah dan Ibu bisa diwujudkan sepertimelalui peran aktif Ayah dalam mencarinafkah untuk kebutuhan keluarga yangbersifat materil serta secara tegas danberkelanjutan mengajarkan kepada anaktentang hal-hal apa saja yang dianggap baik,dan hal-hal apa saja yang dianggap burukdalam lingkungan sekolah, masyarakat,negara, dan terutama dalam agama.Sedangkan Ibu di rumah membimbing anak-anaknya dan mengarahkan kebiasaan anak

ke arah kebaikan melalui pendekatankeagamaan dan kebudayaan setempat.Kemudian fungsi anak sebagai sebuah hasiluntuk menciptakan situasi yang seimbangdalam struktur keluarga adalah belajar danmematuhi dan menjalankan apa yangdiperintahkan oleh orang tua. Ketika anakberkelakuan baik di masyarakat danmematuhi keinginan orang tua, berartikeluarga tersebut dapat dikatakan sebagaikeluarga yang fungsional. Karena masing-masing menjalankan fungsinya dengan baik,tentu kehidupan keluarga yang seimbangpun akan tercipta.

Bentuk disfungsional keluarga padaumumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu,dan anak-anak. Ayah dan ibu berperansebagai orang tua bagi anak-anaknya.Namun, dalam kehidupan nyata seringdijumpai keluarga dimana salah satu orangtuanya tidak ada lagi. Keadaan inimenimbulkan apa yang disebut dengankeluarga dengan single parent. Orang tuayang disebut dengan single parent adalahorangtua tunggal (ayah atau ibu saja). Adabanyak penyebab yang mengakibatkanperan orangtua yang tidak lengkap dalamsebuah rumah tangga menjadi tidaksempurna. Orang tua tunggal harus pandaimembagi waktu, melengkapi statusnyasebagai ayah dan ibu sekaligus. Perannyasebagai ayah, sebagai pemimpin keluargakecil yang dimilikinya. Kemandirian dalammengambil keputusan dan membuatkebijakan secara mandiri untuk keluargakecilnya.

Bentuk fungsi laten keluarga dapatterlihat melalui hasil pendidikan karakteryang didik oleh orang tua tunggal diKelurahan Tlogo Mulyo . Adapun yangdilihat dari bentuk fungsi laten keluargaadalah hal-hal yang tidak diharapkan ketikasebuah keluarga masuk dalam fase disfungsibertransisi untuk membentuk kembalimenjadi sebuah keluarga fungsional.Adapun yang dilihat dari bentuk fungsimanifes keluarga adalah hal-hal yangdiharapkan ketika sebuah keluarga masukdalam fase disfungsi bertransisi untukmembentuk kembali menjadi sebuah

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 7

keluarga fungsional. Hal-hal yangdiharapkan ini dititikberatkan pada outputyang dapat diperhatikan pada anak-anak dariorang tua tunggal. Tentu hal yangdiharapkan yaitu anak tumbuh menjadipribadi yang baik, menjadi anak yangpenurut, menjadi anak-anak yangberprestasi, pintar dalam memilih pergaulandan teman bermain yang baik, memilikikedisiplinan dalam waktu, dan berperilakubaik di lingkungan masyarakat.

Mengacu pada teori Robert K. MertonBahwa bentuk keluarga seimbang keadaankeluarga yang seimbang merupakan hasilakhir sebuah bentuk keluarga yangfungsional. Ketika dalam keadaan keluargadisfungsi di mana tidak adanya ayah yangberperan dalam mencari nafkah bagikeluarga. Sebuah keluarga dihadapkandalam dua kemungkinan yaitu menjadibentuk keluarga yang manifes (yangdiharapkan) atau bentuk keluarga yang laten(yang tidak diharapkan). Setelah orang tuatunggal yang berhasil berperan ganda danmendidik karakter anaknya dengan baikakan menciptakan sebuah bentuk keluargayang seimbang yang setiap komponen dalamkeluarga itu berperan sebagaimanamestinya. Orang tua tunggal (ibu) yang jugaberperan sebagai ayah memenuhi fungsi danperannya sebagai pendidik moral anak dirumah dan memenuhi kebutuhan jasmanianak-anaknya.Anak-anak punberperansebagaimana mestinya, sebagai salah satukomponen dalam keluarga anak-anakmempunyai hak untuk mendapat kanpendidikan baik di sekolah ataupun dirumah serta pemenuhan atas kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Selain itu, anak-anakjuga mempunyai kewajiban yaitu belajar danmenunjukkan bahwa dirinya berhasilmendapatkan pendidikan denganmenerapkan pendidikan karakternya dilingkungan sekolah, keluarga, danmasyarakat.

SIMPULANMeskipun orang tua tunggal (ibu)

sibuk mencari nafkah akan tetapi orang tua

tunggal (ibu) bisa membagi waktunya dalammembimbing, memantau dan mengarahkantumbuh kembang anak dan juga mampumemberikan pendidikan formal, informaldan non formal untuk anak-anaknyasehinggaanak tumbuh menjadi pribadi yangbaik, menjadi anak yang penurut, menjadianak-anak yang berprestasi, pintar dalammemilih pergaulan dan teman bermain yangbaik, memiliki kedisiplinan dalam waktu,dan berperilaku baik di lingkunganmasyarakat. Orang tua tunggal (ibu) berhasilmenciptakan kembali sebuah bentukkeluarga yang seimbang dengan berperanganda terbukti berhasil.

Saran yang dapat diberikan, yaituorang tua tunggal (ibu) terutama kerabatdekat dan khususnya ibu senantiasamemberikan kedekatan,kasih sayang, tegasdan menanamkan nilai-nilai agama dannilai-nilai moral dalam masyarakat.Bagianak belajar dan mematuhi kemudianmenjalankan apa yang diperintahkan orangtua.DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Tri Marhaini Puji. 2011.KontruksiGender Dalam Realitas Sosial,Unnes Pres .

Cresswel, J. W. 2005. Pendekatan Kualitatif,kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:Pustaka Belajar

Gunarsih, S. 1995. Psikologi PerkembanganAnak dan Remaja. Yogyakarta: RakeSarasin

Huraerah, A. 2006. Kekerasan terhadapAnak. Bandung: Penerbit Nuansa

Lickona, T. 2013. ” EducationForCarracter”. Bandung : Nusa Media

Meleong, L.2013.Metodelogi PenelitianKualitatif.Bandung:PT Remaja.

Rachman, M. 2011.Metode PenelitianPendidikan Moral Dalam PendekatanKuantitatifKualitatif, campuran,tindakan, dan pengembangan.Semarang : Unnes Press