IB Pada Babi
description
Transcript of IB Pada Babi
3.2 Metode Inseminasi Buatan pada Babi
3.2.1. Melatih Pejantan untuk Ditampung Semennya
Perlu adanya kesabaran dan waktu yang cukup untuk melatih pejantan agar mau menunggangi betina tiruan. Perangsangan kepada pejantan yang belum pernah mengawini betina dapat dilakukan dengan cara:
Menuangkan semen dari pejantan lain ke atas betina tiruan. Dikontakan terlebih dahulu dengan pejantan atau betina sebelum
dimasukan ke kandang penampungan semen. Meletakan betina birahi di dekat kandang penampungan semen. Pejantan yang sedang dilatih diberikan kesempatan untuk melihat
pejantan lain yang sedang menunggangi betina tiruan.
3.2.2. Prosedur Penampungan Semen3.2.2.1. Kandang Penampungan Semen
Aspek penting dari kandang penampungan semen yaitu: ruangan yang cukup terang, terdapat adanya kemungkinan bagi peternak untuk menghindar dari serangan pejantan, lantai kandang tidak licin dan mudah dibersihkan, tersedianya betina tiruan yang tingginya dapat diatur.
3.2.2.2. Peralatan Penampungan SemenPeralatan yang perlu dipersiapkan dalam penampungan semen yaitu:
wadah yang berinsulasi, kantong plastik tempat penampungan semen, serta kain kasa dan karet gelang untuk menyaring semen.
3.2.2.3. Teknik Penampungan SemenTeknik penampungan semen dapat dilakukan dengan teknik hand
method, massage, dan vagina buatan.
Gambar 1. Pengambilan sperma babi pejantan ketika menaiki induk buatan
Prosesing Semeno Laboraturium pengolahan semen
Laboraturium pengolahan semen seyogyanya dibagi menjadi 5 bagian untuk mengurangi adanya kontaminasi yaitu:
Bagian penerimaan semen untuk menentukan volume semen dan konsentrasi spermatozoa.
Bagian evaluasi semen dilakukan evaluasi morfologi spermatozoa.
Bagian pengenceran semen Bagian pencatatan dan pelabelan semen Bagian penyimpanan semen
Kegiatan pengolahan semenDosis akhir semen untuk menginseminasi betina mengandung
3x10 pangkat 9 spermatozoa dalam 80 ml semen encer. Kriteria penilaian terhadap morfologi spermatozoa yaitu mortalitasnya >60%, spermatozoa dengan morfologi kepala dan ekor normal >70% dan spermatozoanya mengelompok <30%.
Penyimpanan semenSemen diencerkan dengan bahan pengencer yang dapat
mempertahankan kelangsungan hidup spermatozoa sampai 3 hari. Semen encer hendaknya secaraberngsur angsur di dinginkan sampai suhunya mencapai 17-18ºC
3.2.3. Metode Inseminasi Ha-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan agar pemasukan semen
kedalam saluran reproduksi betina dapat berlangsung dengan baik yaitu : Pastikan betina yang akan di inseminasi benar-benar dalamkeadaan birahi. Beri kesempatan betina untuk kontak kepala dengan kepala pejantan dewasa,
sebelum dan selama inseminasi. Bersihkan vulva dengan air atau kertas pembersih. Vulva dibersihkan dengan alkohol konsentrasi rendah, dilanjutkan dengan
mencuci vulva dengan sodium kloridi 0,9%. Beri pelicin pada ujung kateter inseminasi (biasanya melrose cateter) dengan
mengoleskan pelicin nonspermisidal (misalnya vaselin)
Gambar 2. Kateter/penis buatan alat untuk memasukkan sperma
Masukan kateter kedalam vagina dengan arah sedikit miring ke atas untuk mencegah kateter masuk kedalam uretra.
Bila kateter yang dipakai ujungnya spiral, masukan dengan memutarnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah ujung kateter terjepit dalam leher uterus (cervix), tempelkan botol semen pada kateter dan angkat sampai berada sedikit lebih tinggi dari betinanya.
Biarkan semen mengalir keluar botol semen dan masuk ke dalam saluran reproduksi betina.
Biarkan semen mengalir dengan sendirinya sampai botol semen menjadi kosong. Selama inseminasi berlangsung betina tersebut terus dirangsang dengan meraba-raba bagian samping dan daerah putingnya.
Setelah botol semen kosong, biarkan kateter berada dalam saluran reproduksi betina tersebut selama2-5 menit hingga semen dalam kateter semuanya tumpah,perangsangan tetap dilakukan.
Setelah kateter dikeluarkan biarkan betina tersebut tetap berada di dalam kandang inseminasi, yang bertujuan agar spermatozoa mampu bergerak ke tempat berlangsungnnya fertilisasi.