PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

104
PERAN GURU AL- QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR AL- QUR’AN HADIST SISWA KELAS IV MI AL-ABRAR DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Ichsan Muamalah NIM: 105191110616 PROGRAM STUDI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

Transcript of PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Page 1: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

MINAT BELAJAR AL-QUR’AN HADIST SISWA KELAS IV MI

AL-ABRAR DI KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Ichsan Muamalah

NIM: 105191110616

PROGRAM STUDI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

1442 H/2020 M

Page 2: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 3: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 4: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 5: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 6: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

vii

ABSTRAK

Ichsan Muamalah 105191110616 2016. Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam

Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di

Kota Makassar. Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam,

dibimbing oleh Hj. Maryam dan St. Rajiah Rasydi.

Penelitian ini bertujuan: 1.untuk mengetahui perang guru Al-Qur‟an

Hadist dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota

Makassar, 2.Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI

Al-Abrar di Kota Makassar, dan 3.untuk mengetahui Faktor Pendukung dan

Penghambat minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftif. Adapun

sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

Kepala MI Al-Abrar, Guru Wali kelas IV, Guru Al-Qur‟an Hadist dan juga Siswa

Kelas IV. Adapun data sekunder dari pengamatan siswa MI Al-Abrar, buku,

artikel, serta penelusuran referensi yang ada relevansinya dengan penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan

dokumentasidan. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui

tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam

meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah

Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran meliputi beberapahal

yaitu guru Al-Qur‟an Hadist sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber

belajar, pembimbing, motivasi dan tauladan bagi siswa, Member evaluasi

(ulangan), Pemberian tugas rumah, Memberi hasil ulangan (belajar), Memberi

nilai dalam bentuk angka, dan Metode pembelajaran bervariasi. Minat belajar Al-

Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar siswa kelas IV MI

Al-Abrar di Kota Makassar sangatlah singnifikan mengalami penigkatan yang

dapat ditandai dengan semangat belajar siswa, antusias siswa, rasa senag dan suka

siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist. Sedangkan faktor pendukung

dan penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar

terdiri atas 6 faktor pendukung diantaranya yaitu faktor bahan pelajran dan sikap

guru, lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga (orang tua), cita-cita siswa,

dan teman kelas., dan 4 faktor penghambat diantaranya yaitu kesulitan Membaca

dan Menulis Ayat Al-Qur‟an, kesulitan dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist,

kelemahan siswa, dan faktor kelelahan.

Kata Kunci: Peran Guru Al-Qur’an Hadist, minat belajar siswa

Page 7: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

viii

KATA PENGANTAR

حى انزه ح انزه تسى الله

صحث عه ان زسه ان ثاء انسهلاو عه أشزف الأ لاج انصه د لله رب انعان انح

ا تعد أيه ع أ

Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat,

taufiq dan hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripi dengan baik,

meskipun jauh dari kesempurnaan. kesempurnaan hanya milik-Nya sehingga

khilaf dan salah hanya milik penulis sebagai hamba-nya. Sholawat serta salam

semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang

telah mengangkat derajat manusia dari zaman yang hina menuju zaman yang

mulia dengan dengan tradisi berpendidikan serta berperadaban.

Penulis menyadari banyak hal yang menjadi kendala dalam penelitian ini,

mulai dari hal intern, seperti penulis yang memiliki motivasi yang kadang tinggi

dan kadang rendah, sampai kepada hal yang bersifat ekstern, seperti kesibukan

penulis, keterbatasan dana dan lain-lainnya.

Namun hal itu semua tidak membuat penulis surut dalam

menyelesaikannya, ini semua berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Maka

sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga

kepada, Teristimewa kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs Ilham, dan Ibunda

Nuriyana yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasihnya yang tak terhingga,

menjadi kekuatan dlam setiap langkah kehiupan penulis, memberikan semangat,

motivasi, dukungan, doa dan restunya kepada penulis.

Page 8: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

ix

1. Prof. Dr.H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar, yang telah berjuang melakukan revolusi Kampus Biru.

2. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama

Islam

4. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta

jajarannya

5. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para

staf yang telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.

6. Dr. Hj. Maryam, M.Th.I pembimbing I dan Dra. St. Rajiah Rasydi,

M.Pd.I pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan

serta bantuan selama penulisan skripsi ini.

7. A. Harmiah Tannang, M.Pd.I., Kepala MI Al-Abrar, Ibu Musdalipa

Suaib, S.Pd. Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, dan siswa Kelas IV MI

Al-Abrar beserta guru-guru dan staf yang telah bersedia menerima

penulis untuk meneliti di MI Al-Abrar di Kota Makassar.

8. Irfan Idris, S.Pd.I., Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-

Abrar Kota Makassar yang dengan senang hati memberikan informasi

terkait penelitian ini.

9. M. Fadli Alamsyah dan Sri Wahyuni yang selalu menemani saya dan

memberikan motivasi dan dukungan.

Page 9: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

x

10. Sahabat saya M. Anis dan Erwin Rusiadi yang selalu memberikan doa

dan dukungannya kepada penulis.

11. Seluruh keluarga dan handai taulan yang tak hentinya memberi

semangat kepada penulis.

12. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang

mebuat penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada

kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin.

Makassar, 25 Agustus 2020

Penulis,

Ichsan Muamalah

105191110616

Page 10: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................... 8

A. Peran Guru Al-Qur‟an Hadist ................................................ 8

B. Minat Belajar Siswa ... ............................................................. 19

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa......... 25

D. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 34

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 34

B. Lokasi dan Obyek Penelitian .................................................. 34

C. Fokus Penelitian ...................................................................... 35

D. Deskripsi Fokus Penelitian ....................................................... 35

E. Sumber Data ............................................................................ 36

F. Instrumen Penelitian................................................................. 37

G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 38

H. Teknik Analisis Data ............................................................... 39

Page 11: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 41

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 41

B. peran guru Al-Qur‟an Hadist)dalam meningkatkan minat

belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-

Abrar di Makassar ................................................................... 49

C. Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar ................... 59

D. Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa

Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar ............................... 62

BAB V PENUTUP ...…………................................................................. 66

A. Kesimpulan ............................................................................. 66

B. Implikasi Penelitian ................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 12: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota

Makassar ......................................................................................... 45

Tabel 4.2. Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar. 48

Tabel 4.3. Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota

Makassa ........................................................................................... 48

Tabel 4.4. Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar 49

Page 13: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

1

BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia Sebagai

makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan sesama manusia yang di

sebut dalam ajaran agama islam “hablum minannas”. Manusia dalam proses

perkembangannya menampilkan berbagai kebiasaan tingkah laku dalam bidang

keluarga,agama,sosial, dan sebagainya yang di pelajari oleh setiap anggota

masyarakat. Dalam kehidupannya manusia tidakhanya berhubungan ke sesamanay

manusia saja akan tetapi, manusia juga mempunya hubuang kepada Allah Swt,

sebagaimana tertera dalam firman Allah swt dalam Surat Ali-„Imran (3) ayat 112

Terjemahnya:

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika

mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan

manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan

mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir

kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang

benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui

batas.”1

1 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya, Halim Publishing dan

Distributing, 2013), h. 64

Page 14: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

2

Pada dasarnya di Indonesia mimiliki bermacam-macam Agama di

Antaranya ialah agama islam yang dimana mengajarkan tentang cara berperilaku

yang baik dan menumbuhkan kesadaran pada setiap umat manusia, sehingga

memiliki prilaku yang baik dan sesuai dengan Norma Agama dan Sosial.

Perilaku siswa pada saat ini sangatlah banyak yang bertentangan dengan

ajaran agama dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Penyebabnya diakibatkan

karena kurangnya kesadaran pada siswa saat ini, hal ini menyebabkan pada diri

peserta didik saat ini memiliki pribadi yang sangatlah tidak wajar dan

bertenangan dengan moral keagamaan dan Norma-norma yang berlaku pada

kehidupan masyarakat.

Dalam Ajaran Agama Islam takpernah terlepas pada dua Sumber utama

ajaran agama islam iaitu Alquran dan hadist. Alquran dan hadist merupakan suatu

kesatuan yang takdapat terpisahkan untuk bagaimana menyelesaikan segala

persoalan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan kehidupan umma Islam

pada kuhususnya.

Alquran merupakan kiab suci yang di wahyukan oleh Allah Swt kepada

Nabi Muhammad Saw yang dimana merupakan petunjuk dan pedoman hidup

ummat Isalm, sedangkan hadist merupakan segala perbuatan dan perkataan nabi

yang sesuai dengan syariat. Alquran dan hadist merupakan ajaran yang dibawa

oleh Nabi Muhammad Saw Kepada ummat Islam agar segala kehidupan ummat

islam di dunia ini senantiasa disandarkan kepada Alquran dan Hadist. Sehingga

Pendidikan merupakan jalan yang paling tepat untuk bagaimana merealisasikan

Page 15: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

3

nilai-nilai pokok ajaran islam iaitu alquran dan hadist untuk kemudian ditanamkan

pada jiwa peserta didik.

Pendidikan dapat terwujud kembali apabila meningkatkan mutu

pendidikan yang berbasis keagaman yang menanamkan nilai-nilai agama pada

jiwa pesera didik pada kalangan madrasah agar mimiliki kesadaran yang tinggi

untuk melakukan satu perbuatan yang terpuji sesuai dengan pedoman Hidup

Manusia yaitu Alquran dan hadist dan sesuai dengan Norma-norma yang berlaku

dimasyaraka.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya dalam rangka

mengembangkan, meningkatkan dan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh

manusia dalam hal ini khususnya peserta didik. Sebagaimana dalam undang-

undang RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal I tentang Sistem Pendidikan Nasional

disebutkan.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.2

Pendidikan juga merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh semua

elemen yang ada disekitar kehidupan, baik itu orang tua, guru, keluarga dan

masyarakat secara umum serta lembaga-lembaga pendidikan baik yang resmi

maupun atau formal yang di bentuk oleh pemerinah dan pihak yang bertanggng

jawab. Dengan tujuan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa

2 Undang-Undang SISDIKNAS, Tim Fokus Media, (Jakarta: Fokus Media, 2010), h. 26

Page 16: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

4

rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh siswa, untuk memberikan arahan

bagi semua jenis pendidikan yang dilakukan.

Secara umum, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratif serta bertanggng jawab.

Peran Guru Al-Qur‟an Hadist pada dasarnya sangatlah dibutuhkan untuk

meningkatkan minat belajar Siswa terhadap Alquran dan Hadist pada jiwa peserta

didik di karena pendidikan merupakan usaha sadar dan terrencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar yang berada di Kecamatan Tamalate

Kota Makassar, tepatnya di jalan Bonto Duri Raya no. 06 ini merupakan salah

satu lembaga pendidikan swasta yang mempunyai penting dalam meningkatkan

minat dan bakat yang dimiliki anak-anak sekolah dalam proses pembelajaran dan

berbagai macam ekstrakulikurel. Dalam proses pembelajaran terdapat banyak

bidang pembelajaran yang dikembangkan, baik itu pelajaran umum maupun

pelajaran khusus seperti Pendidikan Agama Islam, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Al-

Qur‟an Hadist. Akan tetapi penulis hanya berfokus pada Peran Guru Pendidikan

Agama Islam dalam hal ini Al-Qur‟an Hadist dalam Meningkatkan Minat Belajar

Al-Qur‟an Hadist pada Siswa Kelas IV MI Al-Abrar.

Page 17: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

5

peran guru sangat penting, karena guru adalah orang yang mengajar,

membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, peran guru pada

Madrasah Ibtidaiyah sangatlah besar kontribusinya dalam kegiatan belajar

mengajar dalam kelas. Minat bakat siswa tidak akan berkembang secara optimal

tanpa bantuan guru.3 Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan kesuksesan

bagi guru. Apabila tujuan pembelajaran tercapai, maka prosese pembelajaran

dikatakan berhasil.

Keberhasilan proses pembelajaran adalah yang diharapkan baik guru

maupun siswa. Diantara faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan proses

belajar mengajar adalah meningkatnya minat belajar siswa yang tinggi. Di dalam

proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru seharusnya

menggnakan beragam teknik yang menarik siswa.

Minat merupakan faktor utama dalam pengembangan potensi siswa dan

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap aktivias dan keberhasialan

dalam belajar. Siswa yang mempunyai minat terhadap mata pelajaran Al-Qur‟an

Hadist maka siswa tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh, seperti senang

didalam mengikuti pelajaran dan rajin belajar baik sekolah maupun dirumah

karena adanya daya tarik tersendiri oleh mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist. Apabila

tidak mempunyai minat maka siswa akan tidak ada semangat dalam belajar

bahkan dalam menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an Hadist.

Berdasarkan pernyataan diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam Meningkatkan Minat

3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesionalm, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.

35

Page 18: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

6

Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar” dengan

harapan penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi untuk mengetahui

perkembangan MI Al-Abrar terkhusus dalam meningkatkan minat belajar Qur‟an

Hadist siswanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat

belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kota

Makassar?

2. Bagaimanakah Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kota Makassar?

3. Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI

Al-Abrar di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di

Makassar.

2. Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.

3. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa

Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar

Page 19: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

7

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan

ilmu pengeahuan khususnya ilmu agama islam dan Pendidikan.

b. Manfaat praktis

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi guru Al-Qur‟an

Hadist dalam perananya menigkatkan Minat belajar Al-Qur‟an Hadist

Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.

2. Untuk mengeahui seberapa besar Minat Siswa dalam pembelajaran

Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar

di Makassar.

3. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar

Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar

Page 20: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran Guru Al-Qur’an Hadist

1. Pengertian Peran Guru

Secara bahasa, peran berasal dari bahasa inggris yaitu “role” yang dalam

bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai “seperangkat tindakan yang dimiliki

oleh orang yang berkedudukan”. Secara istilah peran adalah berperilaku menurut

posisi seseorang dalam masyarakat.4

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran adalah

seperangkat tindakan yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan atau

berperilaku menurut posisi seseorang dalam masyarakat.

Kata guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti “orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.5jika mengacu

kepada definisi tersebut maka guru pada dasarnya adalah sebuah pekerjaan yang

dimana memiliki tugas utama yaitu mengajar dalam rangka mentransfer ilmu

pengetahuan.

Guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada murid,

biasanya guru adalah yang memegang mata pelajaran disekolah.6Menurut

Amentebu mengemukakan bahwa guru adalah semua orang berwenang dan

4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2004), h. 854 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 3.

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 377 6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1994), h. 75

Page 21: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

9

bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual

ataupun klasikal baik disekolah maupun diluar sekolah.7

Guru adalah pendidik, yaitu orang bertanggung jawab memberikan

bimbingan terhadap anak didiknya. Demi menyiapkan peradaban yang lebih

baik, dan mengubah dunia dari gelap menuju cahaya terang, guru merelakan

dirinya untuk anak-anak orang lain, memberikan ilmu, waktu, perhatian, kasih

sayang dan pengorbanan-pengorbanan lain yang didasari prinsip bahwa

mendidik adalah tugas yang suci.8

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru adalah sebuah

pekerjaan yang dimana memiliki tugas utama yaitu mengajar dalam rangka

mentransfer ilmu pengetahuan dan juga memberikan bimbingan terhadap anak

didiknya. Demi menyiapkan peradaban yang lebih baik dan mengubah dunia

dari gelap menuju cayaha terang, guru merelakan dirinya untuk anak-anak orang

lain memberikan ilmu, waktu, perhatian, kasih sayang dan pengorbanan-

pengorbanan lain yang di dasari prinsip bahwa mendidik adalah tugas suci.

Peraturan pemerintahan RI Nomor 78 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2009 disebutkan dalam Bab I pasal 1

ayat 1 bahwa Guru adalah pendidik professional yang tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

7 Evin Ulansari, Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTs

Nurul Islam Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Emin, (Skripsi Fakultas Tarbiyah

IAIN Raden Fatah Palembang, 2012), h. 26 8 Fahruddin Eko Hardiyanto, Etos Probetik Sang Pendidik, (Semarang: Cipta Prima

Nusantara, 2016), h. 16

Page 22: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

10

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.9

N.A.Ametembun sebagai mana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah

mengemukakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan

bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual

ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.10

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru adalah semua

pendidik yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membina peserta

didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.Guru juga merupakan pribadi yang

tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas

saja, tapi lebih dari itu. Guru dianggap sebagai sumber informasi bagi

perkembangan kemajuan masyarakat kearah yang lebih baik. Guru bisa diartikan

sebagai sosok tauladan yang selalu bisa ditiru oleh peserta didiknya.

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran guru adalah

aktivitas yang dilakukan guru dalam mendidik dan mengajar siswa agar dapat

mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa tersebut, serta membuat siswa

tersebut menjadi bersemangat dan dapat memahami pelajaran.

2. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pendidikan terdiri dari tiga kata, yaitu Pendidikan Agama dan Islam. Kata

pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara dan member latihan,

mengenai ahklak dan kecerdasan berpikir. Amaga berasal dari dua kata

sangsekerta yaitu, kata A dan GAMA, dimana A adalah Tidak, dan GAMA

9 Tamita Utama, Peraturan Pemerintahan RI, (Jakarta: Tamita Utama. 2009); h. 4

10 Syaiful Bahri Djamarah, Gurudan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2010), h. 32

Page 23: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

11

adalah kacau, jadi agama adalah tidak kacau dan diwariskan secara turun-

temurun.11

Agama yakni agama islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw.

Ialah apa yang diturunkan kepada Al-Qur‟an dan Sunnah yang shahih berupa

perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia baik di

dunia maupun diakhirat.12

Muhaimin mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah nama sistem

yaitu sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang

secara keseluruhan mendukung sosok muslim yang ideal. Pendidikan islam ialah

pendidikan yang teori-teorinya di susun berdasarkan Alquran dan Hadis.13

Pendidikan Agama Islam merupakan peningkatan dari Al-Qur‟an Hadist

yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/MTs/MA. Peningkatan tersebut

dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-

Qur‟an Hadist terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan

untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan

menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggunjawabnya di muka bumi,

demokrasi sertamengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

perspektif Al-Qur‟an Hadist sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.14

11

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2010), h. 9 12

Pimpinan Putusan Muhammadiyah,Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah,

(Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2015), h. 278 13

Tohirin , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan

Kompetensi , (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2014), h. 11 14

Model KTSP Madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, ( Direktorat Jendral

Pendidikan Islam: Departemen Agama, 2007), h. 16

Page 24: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

12

3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

Seorang guru senantiasa mengarahkan peserta didik menuju kearah

yag lebih baik. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw sebagai suri

tauladan yang kemudian di wariskan kepada para pendidik (guru) dalam

dunia Pendidikan, sebagaimana tertera dalam hadist yang terkait dengan

memberikan pembelajaran:

قال الل ع عثد الل رض خطه : ع سههى خطها يزتهع ه الل عه صه خطه انهث

سط خار ا ي ,خطا ان سط خطه خططا صغارا إن ذا انهذ ان

سط انهذ ان قال , اث :( سا , ذا اا ط ت ذا أ ه يح - أقد أحاط ت

خار ج أيه ذا انهذ ذا , غار الأعزاضقد أحاط ت انخطط انص ذ

خار ج أيه أخطأ ذا )انهذ أخطأ ذا , ش ذا, إ إ ش ذا ,

(را انثخار)

Artinya:

Dari Abdullah RA berkata :“Nabi SAW membuat gambar persegi

empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat

tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga

membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya:

(persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah

manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang

mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-

citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-

penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini,

maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka

kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua

(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR.

Bukhari)15

Hadist diatas diperkuat dengan firman Allah swt dalam Surat Al-Jumu‟ah

ayat 2

15

Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam

as-Sindy, (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2008), hal. 224

Page 25: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

13

ى عه ىأ زك تۦ ىأ ءا أ ها عه ىأ تأ أ زسلا ي ي ٱنهذ تعث ٱلأأ

ث م يم نف ضه إ كاا ي قثأ ح حكأ

ٱنأ ة كت ٱنأTerjemahnya:

”Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul

diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,

mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah

(Sunnah). Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata.16

Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasul diutus untuk mengajarkan ilmu

kepada umat manusia, disini tercermin peranan seorang pengajar (guru) yang

berperan dalam mengarahkan manusia untuk menuju arah yang lebih baik. Ini

juga menjelaskan peran seorang guru untuk memberantas adanya buta huruf dan

kebodohan masyarakat.

Menurut Adam and Dickey, sebagimana dikutip oleh Oemar,

mengemukakan pandangan modern tentang peran guru sesungguhnya sangat luas,

meliputi:

a. Guru Sebagai Pengajar

Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia

menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua

pengetahuan yang telah disampaikan. Selain itu, setiap guru juga

berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan,

hubungan sosial, apresiasi dan lain sebagainya melalui pengajaran

yang diberikan.

16

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya, Halim Publishing dan

Distributing, 2013), h. 553

Page 26: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

14

b. Guru Sebagai Pembimbing

Guru berkewajiban memberikan bantuan berupa bimbingan kepada

siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri dan

memecahkan masalah tersebut.Setiap guru perlu memahami dengan

baik tentang tehnik bimbingan yang benar agar setiap siswa

membutuhkan solusi, maka guru selalu siap memberikan bimbingan

kepada siswa.

c. Guru Sebagai Pemimpin

Guru berkewajiban mengadakan supervise atas segala kegiatan belajar

siswa, membuat rencana pengajaran terhadap siswanya, melakukan

menejemen kelas, serta mengatur kedisiplinan kelas secara

demokratis.

d. Guru Sebagai Ilmuwan

Guru dipandang sebagai seorang yang paling berpengetahuan. Guru

bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang

dimilikinya, tetapi juga mengembangkan pengetahuan tersebut serta

memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.

e. Guru Sebagi Pribadi

Sebagi pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi

oleh siswa, orang tua, serta masyarakat.Sifat-sifat itu sangat

diperlukan agar guru tersebut dapat melaksanakan pengajaran secara

efektif.

Page 27: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

15

f. Guru Sebagai Penghubung

Sekolah memegang peranan sebagai penghubung, dimana guru

sebagai pelaksana. Dalam hal ini, banyak cara yang dapat dilakukan

oleh guru untuk menghubungkan sekolah dan masyarakat, seperti

public relation, bulletin, pameran, kunjungan ke masyarakat, dan

sebagainya.

g. Guru Sebagai Pembaharu

Guru memegang peranan sebagai pembaharu, dengan melalui kegiatan

penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-

lain maka akan menanamkan jiwa pembaharuan di kalangan murid.

h. Guru Sebagai Pembangun

Di kehidupan masyarakat, guru juga mempunyai peranan penting

dalam membantu berhasilnya rencana-rencana pembangunan

masyarakat. Partisipasinya dalam masyarakat akan turut mendorong

masyarakat lebih bergairah untuk membangun.17

4. Sifat-Sifat Guru

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang guru adalah sebagai

berikut:

a. Ikhlas

Pendidik harus membersihkan niatnya, yakni ikhlas hanya kare

Allah ta‟ala dalam setiap aktivitas pendidikan. Dengan demikian,

dia akan dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru secara

17

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 124

Page 28: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

16

berkesinambungan dan mengikutin setiap tahap perkembangan

pendidikan anak.

b. Takwa

Takwa merupakan salah satu sifat yang paling istimewa yang harus

dimiliki oleh seorang guru. Jika seorang pendidik tidak

mewujudkan nilai takwa dan komitmen kepada islam, niscaya anak

akan tumbuh diatas penyimpangan, kenakalan, serta terjerumus ke

dalam kesesatan dan kebodohan.

c. Memiliki Ilmu

Seorang pendidik haruslah seorang yang berilmu, yang mengetahui

dasar pendidikan yang ditetapkan oleh syariat islam. Ia juga harus

memahami prinsip-prinsip akhlak, tatanan islam secara umum dan

kaidah hukum. Dengan demikian, seorang pendidik dapat

mendidikanak dengan dasar-dasar dan segala konsekuensinya.

d. Sabar

Dalam pembentukan dan perbaikan perilaku, sifat dapat membantu

kesuksesan seorang pendidik pada profesi dan tanggung jawabnya.

Dengan sifat sabar yang melekat padanya, anak akan tertarik pada

guru hingga ia akan merespon kata-kata dari pendidiknya dan

menghilangkan akhlak tercela.

e. Bertanggung Jawab

Rasa bertanggung jawab dalam mendidik iman dan tingkah laku

anak harus ditanamkan oleh seorang pendidik di dalam

Page 29: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

17

perasaannya. Perasaan ini akan selalu menjadi pendorong untuk

senantiasa mengawasi dan memperhatikan anak.18

5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Menurut peter yang dikutip oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa ada 3

tugas dan tanggung jawab guru yakni:

a. Guru Sebagi Pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam

merencanakan dan melaksanakan.

b. Guru Sebagai Pembimbing

Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas,

member bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang

dihadapinya.

c. Guru Sebagai Administrator

Guru merupakan jalinan antara keterlaksanaan bidang pengajaran

dan ketatalaksanaan pada umumnya.19

6. Strategi Mengajar Guru Al-Quran Hadist

Seorang guru Al-Qur‟an Hadist tidakhanya cukup membekali diri

dengan sifat-sifat teladan Nabi Muhammad Saw dalam mengajar, tetapi juga

perlu dengan kemampuan strategi mengajar yang tepat. Untuk melaksanakan

strategi diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategi setiap aktivitas yang

18

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013), h. 449 19

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Al-

Gensindo, 2000), h. 15

Page 30: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

18

dilakukan guru dan siswa dikelas dapat terealisasi. Dalam hal ini strategi

mengajar guru antara lain:

a) Mendorong murit supaya menjadi pembelajar

Strategi pertama yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan

semangat belajar peserta didik adalah mendorong atau memotivasi

siswa agar menjadi seorang pembelajar, dengan menjadi seorang

pembelajar, berarti mereka menyadari peranannya sebagai siswa, yakni

belajar. Jadi dalam mendorong siswanya menjadi pembelajar, seorang

guru juga diharapkan dapat menjadikan Al-Qur‟an dan sunnah sebagai

sarana untuk mendongkrak semangat belajar siswa, yaitu dengan

menceritakan pula berbagai fadhilah menuntut ilmu.

b) Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenagkan

Sebagai seorang guru, tugasnya bukan hanya mengajar ilmu

sebagaimana tertera dalam buku pelajaran, atau sekedar mendidik dan

membimbing siswa saja. Tetapi juga menciptakan suasana belajar yang

nyaman. Jadi seorang guru harus berperan penting dalam menciptakan

suasana hati agar belajar menyenangkan dan tidak minimbulkan

ketegangan siswa.

c) Menerapkan metode belajar yang tepat

Metode pengajaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh Thoifuri

dalam buku Zaenal Mustakim bahwa metode pengajar adalah cara

yang ditempuh guru dalam menyiapkan bahan ajaran kepada siswa

Page 31: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

19

secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan

sehingga di peroleh hasil yang maksimal.20

B. Minat Belajar Siswa

1. Pengertian Minat

Kata Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti

”Keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap

sesuatu.”21

Kemudian didalam Kamus Lengkap Psikologi minat disebut dengan

kata Interest, Kata ini mengandung beberapa arti yaitu:

(1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memerlukan

perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap

objek minatnya (2) perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas,

pekerjaan, atau objek itu berharga atau berarti bagi individu (3) satu

keadaan motivasi, atau satu set motivasi, yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah (sasaran) tertentu.22

Djali mengungkapkan bahwa, “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”23

Hal

demikian juga di kemukakan oleh Slameto mengungkapkan bahwa “Minat adalah

suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang menyuruh.”24

Dalam pengertian lain dijelaskan “Minat adalah usaha dan

kemampuan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu.”25

20

Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2011),

h. 113 21

Umi Chulsum dan Windy Novi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Surabaya :

Kashiko, 2006), h.463 22

James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.255 23

Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.121 24

Slameto, Belajardan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,

2010), h. 180 25

Yayasan Dharma Graha, Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-DG, (Jakarta :

Dharma Graha Perss, 2003), h. 9

Page 32: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

20

Beberapa paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Minat adalah

keinginan atau kecenderungan yang sangat tinggi terhadap suatu hal atau aktivitas

yang timbul dari dalam diri yang kemudian mengarahkan seseorang kepada

aktivitas tersebut tanpa ada suruhan dari orang lain.

Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa, “Minat tidak hanya

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih

menyukai sesuatu dari pada yang lainya, akan tetapi juga diimplementasikan

melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.”26

Selanjutnya Tabrani Rusyam dkk, juga memberikan gambarang tentang

pentingnya minat dalam proses belajar termasuk dalam hal peningkatan prestasi

siswa, bahwa dengan minat yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar lebih

baik dari pada belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila siswa tertarik akan

sesuatu karena merasa sesuai dengan kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang

akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun, bila minat tidak disertai

dengan usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil.27

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah

kemampuan berdasarkan pada diri individu yang senantisa tertarik terhadap

sesuatu berdasarkan bakat dan lingkungan. Peranan dan fungsi minat ini sangat

berarti dalam proses belajar, karena apabila siswa yang belajar memiliki minat

terhadap bahan yang di pelajarinya, maka akan mudahlah diterimanay. Sebab

minat akan membangkitkan gairah dalam altivitas belajar.

26

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 132-133 27

Tabrani Rusyam dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Cet, I: Bandung:

Remadja Karya, 1998), h. 24

Page 33: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

21

2. Pengertian Belajar

Muhabbin Syah memberikan pengertian belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan

setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini dapat diartikan bahwa berhasil tidaknya

pelaku pendidik mencapai tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses

belajar yang dialami oleh siswa baik ketika siswa itu mengalami pembelajaran di

sekolah maupun siswa itu berada di lingkungan keluarga dan lingkungan

masyarakat.28

Menurut Soekamto dan Winataputra menyatakan bahwa belajar

merupakan proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya

reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi

didalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik

atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisasi yang bersifat

temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, dan

sebaginya.Melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi,

atau gabungan dari semuanya.29

Menurut Tohirin belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku baru yang secara keseluruhan

sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.30

28

Muhabbin Syah, Psikologi Belajar (Edisi Revisi. VII: Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008), h. 63 29

Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan

Pembelajaran, (Yogyakarta : Global Pustaka Ilmu, 2002), h. 14 30

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2005),

h. 80

Page 34: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

22

Sementara itu Nasution mengartikan belajar dalam tiga pandangan: (1)

belajar adalah perubahan-perubahan dalam urat suara, artinya belajar adalah

pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat saraf sebagai

perubahan fisiologi yang tak dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. (2)

belajar adalah penambahan pengetahuan. (3) belajar adalah perubahan kelakuan

berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada diri

individu yang belajar.Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan

melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,

penghargaan, minat, penyesuaian diri, kesimpulanya belajar ialah segala aspek

organisme atau pribadi seseorang. Karena seseorang yang melakukan proses

belajar memiliki perbedaan perilaku yang sangat mendasar dengan sebelumnya.31

Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses

perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang berhubungan dengan perubahan

tingkahlaku individu secara menetap sebagai hasil dari proses pengetahuan. Tapi

perlu pemahaman lebih mendalam bahwa perubahan tingkah laku seseorang yang

berhubungan dengan perubahan yang diakibatkan dari proses kematangan fisik,

keadaan mabuk, lelah, dan rasa bosan tidak dipandang sebagai proses belajar.

Setiap manusia dimana saja berada tentu tentu melakukan kegiatan belajar, apakah

belajar itu dilakukan secara melembaga ataupun tidak.

Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

minat belajar adalah suatu dorongan dan keinginan seseorang untuk mengerjakan

31

Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Ed. 2.Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 34

Page 35: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

23

suatu aktivitas yang pada akhirnya dapat memberikan perubahan baik

pengetahuan, latihan maupun pengalaman lainnya yang diperoleh dari lingkungan

sekolah maupun lingkungan lain.

Minat belajar siswa adalah salah satu penggerak yang dapat menimbulkan

rasa ingin tahu pada anak didik terlihat bahwa siswa merasa senang, tertarik

terhadap materi, penjelasan guru, dan tertarik untuk mengerjakan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru, memusatkan dan memberikan perhatian terhadap kegiatan

pembelajaran, serta terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Oleh karena itu siswa yang tidak memiliki minat belajar terhadap mata

pelajaran yang diajarkan maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya

terhadap mata pelajaran itu, bahkan siswa merasa bosan dan jenuh terhadap

pelajaran itu dan hal yang palin parah siswa biasanya menghindar sampai tidak

mengikuti pelajaran itu. Hal ini muncul akibat tidak adanya daya tarik baginya

menyebabkan siswa tidak memiliki minat belajar, kemungkinan guru yang

mengajar tidak mamiliki daya tarik, mata pelajaran yang diajarkan kurang

disenangi oleh siswa. Tetapi sebaliknya apabila guru yang memiliki daya tarik

atau mempunyai metode yang baik dalam proses pembelajaran memungkinkan

siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaran yang diajarkan.

Bahan pelajaran yang diajarkan mudah dipelajari dan dimengerti oleh siswa

karena siswa memiliki minat belajar yang tinggi.

2. Pengembangan Minat Belajar Siswa

Proses belajar mengajar, minat berperang sebagai motivating force, yaitu

sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar, siswa yang berminat

Page 36: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

24

terhadap suatu pelajaran akan terus tekun untuk belajar. Dia akan terus

mendorong untuk belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil memuaskan.

Siswa yang mampu mengembangkan minatnya dan mampu mengarahkan segala

kemampuannya untuk menguasai mata pelajaran tertentu niscaya ia akan

memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.32

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengembangan minat

belajar siswa dapat terjadi apa bila dalam proses pembelajaran siswa mampu

mengunakan kekuatan yang ada pada dirinya untuk mendorong semangat dalam

belajar dan menggunakan segala kemampuannya untuk mengembangkan

minatnya dan mampu mengarahkan segala kemampuanya untuk menguasai mata

pelajaran tertentu sehingga dalam proses belajar memiliki minat yang tinggi,

niscaya siswa akan memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.

3. Fungsi Minat dalam Belajar Siswa

Fungsi besarsekali terhadap kegiatan belajar, karena minat mempunyai

andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan. Seseoran siswa akan

memetik hasil belajarnya ketika ia berminat terhadap sesuatu yang ia pelajari dan

dengan sendirinya ia akan menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran.

Minat merupakan faktor pendorong bagi anak didik dalam melaksanakan

usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Dengan demikian, jelas

terlihat bahwa minat sangatlah penting dalam pendidikan karena merupakan

sumber usaha anak didik.33

32

Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.

57 33

Wayan Nurkarcana Sumartaman, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1983), Cet 4, h. 225

Page 37: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

25

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa

1. Faktor Pendukung

Faktor Pendukung minat belajar Siswa yaitu :

a) Faktor Jasmani

Faktor jasmani adalah faktor fisik yang dapat

mempengaruhi minat siswa dalam belajar.Faktor tersebut berupa

kesehatan tubuh dan cacat tubuh yang dialaminya.34

Jadi kondisi

yang sehat sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan anak, jika

kondisi anak kurang sehat, atau kurang semangat, mudah pusing,

maka akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya

membutuhkan dukungan minat akan tergantung.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari dalam

diri/kondisi rohani individu yang banyak mempengaruhi minat

belajar siswa berupa intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, dan

kesiapan.35

c) Intelegensi Siswa

Intelegensi atau kecakapan diri terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dakam situasi

yang baru dan cepat efektif mengetahui atau menggunakan konsep-

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan

34

Lihat Slameto, , h. 54 35

Ibid., h. 54

Page 38: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

26

mempelajari dengan cepat.36

Jadi kemampuan sangat penting dalam

proses belajar, untuk mencapai keberhasilan terutama dalam

mempelajari bahan pelajaran yang diajarkan.

d) Bakat Siswa

Yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensi

yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada

masa yang akan dating.37

Sedangkan menurut Hilgard dalam buku

Slameto bahwa bakat adalah kemampuan untuk belajar.38

Jadi dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang dan bakat juga

merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

untuk memudahkan dalam memahami proses pembelajaran.

e) Motivasi Belajar

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan itu dapat

disadari atau tidak akan tetapi mencapai tujuan itu perlu berbuat,

oleh karena itu harus diperhatikan apa yang mendorong siswa

belajar dengan baik.

Dalam buku psikologi belajar sijelaskan bahwa motivasi

adalah keadaan internal organism baik manusia maupun hewan

yang memdorong untuk berbuat sesuatu atau daya untuk bertingkah

36

Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Cv. Yrama Widya, 2010), h. 37 37

Lihat Slameto,Opchit, h.57 38

Lok Cit., h. 57

Page 39: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

27

laku secara terarah.39

Motivasi dapat menumbuhkan rasa senag

dengan semangat untuk belajar.Peserta didik yang memiliki

motivasi yang kuat, hasil belajar dapat optimal.

Pada hakekatnya motivasi belajar itu ada tiga sumbernya

yaitu:

1) Orang Tua

Yang dimaksud dengan orang tua dalam lingkungan

keluarga adalah institusi pendidikan utama dan pertama bagi

anak, sebab seorang anak pertama kali mengenal pendidikan

dalam lingkungan melalui orang tua atau keluarga.40

Jadi dalam

kegiatan belajar seorang anak perlu diberikan dorongan serta

pengertian oleh orang tuanya.Bilamana anak sedang belajar

jangan di bebani dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak

mengalami lemah semangat karena kurangnya perhatian maupun

dorongan atau motivasi orang tuanya dalam lingkungan keluarga

sehingga masalah yang dihadapi oleh anakpun tidak di bantu

dalam pemecahannya.

2) Kematangan

Menurut Slameto mengemukakan bahwa kematangan

adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang

39

Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 136 40

Rahani, Berawal Dari Keluarga-Revolusi Belajar Cara Al-Qur’an,m (Jakarta: Hikmah

2003), h. 129

Page 40: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

28

dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan

baru.41

Berdasarkan pendapat diatas, maka kematangan adalah

suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila

dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk

menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan itu datang

atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya

akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk

mengikuti proses belajar mengajar.

3) Kesiapan

Kesiapan menurut James dalam buku Slameto

mengemukakan bahwa kesiapan adalah praparedes torespons of

teach,artinya kesediaan untuk memberikan respon reaksi.42

Pendapat diatas dapat di asumsikan bahwa kesiapan siswa

dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi keberhasilan

belajar siswa, dengan demikian keberhasilan belajar siswa dapat

berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai

kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran yang baik.

41

Slameto, Opchit, h. 58 42

Ibid,. h. 59

Page 41: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

29

2. Faktor Penghambat

Faktor Penghambat minat belajar siswa yaitu :

a) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan kurang dan rendahnya minat belajar siswa secra fisik

maupun psikologis.Kejenuhan dapat mengakibatkan munculnya

perasaan bosan sehingga sesuatu yang dapat menjadi pusat

perhatian mudah diabaikan. Kelelahan jasmani pada umumnya

dapat dikurangi dengan mudah, sedangkan kelelahan rohani atau

mental tidak dapat di atasi dengan cara yang sederhana. Namun

keduanya dipandang sebagai faktor penentu atau utama yang

mempengaruhi minat belajar siswa.43

b) Suasana Rumah

Hubungan keluarga yang harmonis dapat menjadikan anak

belajar dengan baik. Suasana rumah yang terlalu ramai tidak akan

memberikan suasana bagi anak untuk belajar dengan baik. Begitu

juga hubungan dengan anggota keluarga yang kurang intim dapat

menimbulkan suasana kaku, mati dan tegang, sebaliknya suasana

yang akbar, menyenangkan dan penuh dengan rasa kasih sayang

dapat menimbulkan minat belajar pada diri anak baik itu di

sekolah maupun dirumah.44

43

Ibid , h.55 44

Slameto, Lok Cit, 2003 hal. 59

Page 42: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

30

c) Keadan Sosial Ekonomi

Kegiatan belajar seorang anak kadang-kadang memerlukan

sarana yang cukup mahal dan tidak terjengkau oleh

keluarga.Keadaan sosial ekonomi merupakan keadan keluarga

yang tidak memungkinkan untuk memenuhinya belajar anak

didik, sehingga kondisi ini dapat menghambat anak dalam

belajarnya.

d) Tugas Rumah

Tugas rumah yang terlalu banyak yang dibebankan oleh

guru kepada murid untuk dikerjakan dirumah merupakan

penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat

bosan. Siswa bosan belajar karena tidak memiliki kesempatan

untuk mengerjakan kesempatan yang lain. Untuk menghindari

kebosanan tersebut guru janganlah terlalu memberikan tugas

rumah terlalu banyak agar siswa dapat mengerjakan kegiatan

yang lain. Sehingga siswa tidak merasa lelah dan bosan belajar.

D. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist

1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist

Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadistdi Madrasah adalah salah satu pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur‟an Hadist

yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/MTs/MA. Peningkatan tersebut

dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-

Qur‟an Hadist terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan

Page 43: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

31

untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan

menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggunjawabnya di muka bumi,

demokrasi sertamengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

perspektif Al-Qur‟an Hadist sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.45

Secara subtansional, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist diharapkan

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi dan minat belajar kepada peserta

didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang

terkandung dalam Al-Qur‟an Hadist sebagai sumber utama ajaran Islam dan

sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.46

Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa mata pelajaran Al-

Qur‟an Hadist pada sekolah tingkat madrasah (MI/MTs/Ma) yang merupakan

lembaga pendidikan berbasis Islam, mengandung mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang terbagi menjadi beberapa mata pelajaran diantaranya yaitu

mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist. Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist merupakan

mata pelajaran yang penting bagi peserta didik, sebab dalam mata pelajaran ini

berisi tentang pengantar bagi peserta didik mendalami ilmu Al-Qur‟an dan Hadist

dimulai dari kompetensi untuk membaca, memahami, hingga menghafalkan ayat

Al-Qur‟an dan Hadist yang dipelajari. Hal tersebut penting karena dimana Al-

Qur‟an dan Hadist merupakan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi umat

muslim.

45

Model KTSP Madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, ( Direktorat Jendral

Pendidikan Islam: Departemen Agama, 2007), h. 16 46

Ibid, h. 16

Page 44: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

32

2. Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist

Untuk memahami secara lebih rinci berikut merupakan fungsi mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadist yang dikemukakan oleh Departemen Agama sebagi

berikut:

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

peserta didik dalam menyakini kebenaran ajaran Islam yang telah

mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang

pendidikan sebelumnya.

b) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam

keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran islampeserta didik

dalm kehidupan sehari-hari.

c) Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau

budaya lain yang dapat membahayakan diri pesrta didik dan

menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.

d) Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur‟an dan Hadist

sebagai petunjuk dan pedoman bagi pesrta didik dalam

kehidupannya sehari-hari.47

3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist

Menurut Lampiran Peraturan Mentri Agama RI Nomor 2 Tahun

2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama

47

Departemen Agama, Standar Kompetensi, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan

Agama Islam, 2004), h. 5

Page 45: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

33

Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist

bertujuan untuk:

a) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur‟an dan

Hadist.

b) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-

Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman dalam menyikapi dan

menghadapi kehidupan.

c) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan Al-

Qur‟an dan Hadist yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan

tentang Al-Qur‟an dan Hadist.48

48

http://www.sribd,com/doc/50758146/pembelajaran-al-qur‟an-hadist, diakses 08

November 2019

Page 46: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatifa adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendekskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individu maupun kelompok.49

Tujuan

penelitian kualitatif ada dua, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan

(to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to

describe and explain).50

Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe

deskriptif, tipe penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistemaris,

faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek

tertentu.51

B. Lokasi dan objek penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar yang berda

di Kecamatan Tamalate Kota Makassar, tepatnya di jalan Bonto Duri Raya NO.

06 kota Makassar. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berkisar 1 bulan,

terhitung sejak pengesahan draft proposal, penerbitan surat rekomendasi

penelitian, hingga tahap pengujian hasil riset.

49

Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengelolah Data Kualitatif dengan

Nvivo (ed. I, cet. I, Jakarta: Kencana, juli 2010), h. 1 50

Ibid, h. 2 51

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (ed. I, cet. 4, Jakarta: Kencana 2009),

h. 67

Page 47: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

35

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah Kepala sekolah, guru wali kelas IV, guru PAI

(Al-Qur‟an Hadist) kelas IV dan siswa kelas IV. Sebagai sumber informasi data

yang dapat diambil oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa

elemen inilah yang menjadi penunjang dalam objek penelitian.

C. Fokus Penelitian

1. Peran guru Al-Qur‟an Hadist

Peran guru Al-Qur‟an Hadist yang dimaksud penelitian ini adalah

pengaruh Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat Belajar anak

didiknya yang dapat dilihat dari peran guru sebagai fasilitator, pendidik, memberi

motivasi, dan sebagai ilmuan

2. Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist

Minat balajar Al-Qur‟an Hadis yang dimaksud pada penelitian ini adalah

mengenai proses kesadaran dan perilaku anak didik dalam semangat belajar Al-

Qur‟an Hadist dan seberapa pentingnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist terhadap

Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Untuk menghindar dari berbagai argumentasi dan penafsiran-penafsiran

yang berbeda-berbeda yang akan timbul setelah membaca tulisan ini serta untuk

mencegah kesimpang siuran penjelasan dan pokok permasalahan yang terdapat di

dalam judul adalah sebagai berikut:

Page 48: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

36

1. Peran guru Al-Qur‟an Hadist

Peran guru Al-Qur‟an Hadist yang dimaksud penelitian ini adalah

pengaruh Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat Belajar anak

didiknya yang dapat dilihat dari tingkah laku, kesadaran, kondisi, polapikir anak

serta dapat dipahami dan diterima dengan baik dan Motivasi semangat dalam

belajar. Khususnya, bagaimana peran dalam proses pembelajaran yang

digunkanoleh guru Al-Qur‟an Hadist terhadap Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di

Makassar.

2. Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist

Minat balajar Al-Qur‟an Hadis yang dimaksud pada penelitian ini adalah

mengenai proses kesadaran dan perilaku anak didik dalam semangat belajar Al-

Qur‟an Hadist dan seberapa pentingnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist terhadap

Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.

E. Sumber Data

Sumber data dibagimenjadi dua, yaitu:

1. Sumber data primer

Sumber data primer yang dimaksud adalah data dalam penelitian ini

diperoleh secara langsung dari informasi atau sumber yang akan diteliti, baik yang

dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Dalam penelitian ini

yang menjad iinforman adalah Kepala sekolah, guru walikelas IV, guru PAI (Al-

Qur‟an Hadist) kelas IV dan siswa kelas IV.

Page 49: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

37

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yang dimaksud yaitu pustaka yang memiliki

relevansi dan bisa menunjang penelitian ini, yaitu dapat berupa buku, majalah,

Koran, internet, serta sumber data lain yang dapat dijadikan sebagai data

pelengkap.

F. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebaigai pengumpul data dan

sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrument pengumpulan data selain manusia adalah berbagai bentuk

alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan

untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument

pendukung. Oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan

sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga

keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informasi dan sumber data

lainnya mutlak di perlukan.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman

observasi, pedoman wawancara, dan catatan dokumentasi.

1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi dibuat sebagai panduan saat melakukan observasi.

Dalam halini, peneliti akan mengunakan teknik observasi partisipasi, yaitu peneliti

akan ikut terlibat dalam kegiatan yang di amatinya, atau dapat dikatakan peneliti

ikut serta sebagai pemain.

Page 50: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

38

2. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara dibuat sebagai panduan pengumpulan data saat

melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini berisi pertanyan-pertanyan

seputar peran Guru Al-Qur‟an Hadist dan minat Belajar Al-Qur‟an hadist siswa

kelas IV MI Al-Abrar. Pedoman Wawancara ini merupakan metode pengumpulan

data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3. Catatan Dokumntasi

Catatan Dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari

document yang sudah ada, sehingga penulis dapat memperoleh catatan-catatan

yang berhubungan dengan penelitian seperti: Gambaran umum sekolah, struktur

organisasi sekolah, keadaan guru dan peserta didik, fato-foto dan sebagainya.

Catatan dokumentasi ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang

belum didapatkan melalui pedoman observasi dan wawancara.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk

mengungkapkan dan menjaring informasi kualitatif dari responden sesuai

lingkungan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi, adalah aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara

sistematis, dimana jenis penelitian yang melibatkan peneliti dalam kegiatan

orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada

kegiatan atau aktifitas yang bersangkutan dan tentusaja dalam halini peneliti

Page 51: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

39

tidak menutupi dirinya sebagai peneliti.52

Dalam halini, peneliti akan

mengunakan teknik observasi partisipasi, yaitu peneliti akan ikut terlibat dalam

kegiatan yang di amatinya, atau dapat dikatakan peneliti ikut serta sebagai

pemain.

2. Wawancara, adalah bentuk komukasi antara dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanayaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara ini

merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya.

3. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta

dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen. Sebagian besar data

berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata jurnal

kegiatan dan lainnya. Data jenis ini mempunyai sifat utama yang takterbatas

pada ruang dan waktu sehingga bisa dipakai untuk menggali informasi yang

terjadi dimasasilam.53

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran

data.Teknik analisis data adalah rangkaian kegiatan penalaran data, agar sebuah

fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.Tujuan analisis data adalah

untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan

diimplementasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pendekatan

52

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007), h. 120 53

V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustakabaru Press,2014), h.

33

Page 52: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

40

deskripsi kualitaif yang merupakan suatu proses menggambarkan sasaran yang

sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata-kata dibangun dari hasil wawancara

atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk digunakan.Adapun analisis

data dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan, yaitu:54

1. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau

data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang

diperoleh, direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan

pada hal-hal yang penting.

2. Penyajian data, yaitu data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok

permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan

peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data yang

lainnya.

3. Penyimpulan dan verifikasi data, yaitu langkah yang lebih lanjut dari

kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan

disajikan secara sistematis akan disimpulkan semenara. Kesimpulan yang

diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap

selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.

54

Ibid, h. 35

Page 53: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Profil MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar

Alamat : Jl. Bonto Duri Raya no. 06

Provinsi : Sulawesi Selatan

Kecamatan : Kec. Tamalate

Kota : Makassar

Status : Swasta

Tahun Berdiri : 1964

Organisasi Pemyelenggara : Yayasan Pendidikan MI Al-Abrar.55

2. Sejarah Singkat MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar didirikan pada tanggal 20 Desember

1964 oleh Yayasan Pendidikan MI Al-Abrar, secara resmi memulai kegiatan

Proses Belajar Mengajar (PBM) pada tahun 1969 dengan berdasarkan pada Surat

Keterangan (SK) pendirian No. 10 tahun 1964.

Sejak berdirinya sampai sekarang MI Al-Abrar telah banyak mencetak

generasi yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Keberadaan MI Al-Abrar di

tengah-tengah masyarakat sebagai sekolah yang selain mengajarkan ilmu umum

dan ilmu agama sangatlah penting guna membentuk generasi penerus yang

berakhlak mulia. MI Al-Abrar juga sudah banyak mencetak berbagai prestasi yang

55

A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.

Page 54: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

42

telah diraih oleh siswa dan guru ditingkat daerah, bahkan nasional. Dan sekarang

MI Al-Abrar tidak hanya diminati oleh masyarakat golongan bawah tapi juga

golongan menengah ke atas.

MI Al-Abrar merupakanm sebuah lembaga swasta Islamiah yang bertempat

di jalan Bonto Duri Raya no. 06. Status MI Al-Abrar terakreditasi A dan

kurikulum yang digunakan sekarang adalah kurikulum dinas pendidikan nasional

di kolaborasikan dengan ekstrakurikuler yang aktif. Kegiatan belajar siswa dipadu

dengan kegiatan dalam kelas dan di luar kelas yang berada naungan yayasan MI

Al-Abrar.56

3. Visi dan Misi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Visi:

Terbentuknya generasi yang bertaqwa dan beriptek, berakhlak mulia,

terampil, dan berprestasi serta peduli terhadap lingkungan.

Misi:

a. Menerapkan manajemen berbasis madrasah.

b. Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAIKEM).

c. Memberikan pembinaan akademik yang Kreatif.

d. Meningkatkan pembinaan potensi keagaman.

e. Mengembangkan kecerdasan IQ dan ESQ.

f. Meningkatkan citra sebagai madrasah pilihan berkualitas.

g. Mewujudkan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

56A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.

Page 55: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

43

h. Mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih, rindang, dan asri sebagai upaya

dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.

i. Mewujudkan lingkungan yang bebas dari sampah plastik, sebagai upaya

perlindungan terhadap pencernaan lingkungan.

4. Tata Tertib MI Al-Abrar

Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar

Struktur Organisasi MI Al-Abrar

a. Tata Tertib MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Adapun tata tertib MI Al-Abrar, yaitu:57

1) Hadir di sekolah paling lambat 10 menit sebelum awal mata pelajaran dimulai

(07.15 wita) bagi yang masuk pagi dan yang masuk siang juga 10 menit

sebelum awal mata pelajaran dimulai (13.00 wita)

2) Berpakaian seragam, sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan oleh sekolah

a. Senin dan selasa : Putih merah, dasi dan topi pada hari senin

b. Rabu dan kamis : Pakaian batik

c Jumat dan sabtu : Pakaian pramuka dan kaos kaki hitam

3) Mengucapkan salam kepada bapak/ibu dan berdoa sebelum pelajaran dimulai

dan berdoa sebelum pelajaran diakhiri (ditutup)

4) Sebelum Proses Belajar Mengajar (PBM) dimulai seluruh siswa bagi yang

masuk pagi diharuskan untuk sholat dhuha

57

Sumber: MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate, diakses pada tanggal 12 Agustus 2020

Page 56: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

44

5) Sebelum pelajaran dimulai seluruh siswa diharuskan membaca beberapa surat-

surat pendek, setelah itu barulah pelajaran dimulai dengan mata pelajaran yang

telah ditetapkan

6) Apabila 10 menit sudah tanda masuk/ pergantian jam pelajaran, bapak/ ibu

guru belum juga datang ketua kelas menanyakan pada guru piket sekaligus

meminta tugas jika pada saat itu bapak/ ibu guru berhalangan

7) Apabila waktu sholat telah tiba, maka seluruh kegiatan baik itu siswa maupun

guru harus dihentikan sejenak untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid

Jami Al-Abrar yang terletak di samping MI Al-Abrar

8) Pada waktu istirahat para siswa tidak boleh keluar dari lingkungan MI Al-

Abrar kecuali mendapat izin dari guru piket pada hari itu

9) Para siswa yang hendak izin untuk pulang karena sakit hendaknya dijemput

orang tua/ wali

10) Para siswa yang berencana tidak masuk sekolah, harus menyampaikan pada

wali kelas masimg-masing paling lambat 1 hari sebelumnya. Apabila tidak

masuk sekolah karena sakit, orang tua/ wali harus kirim surat atau via telfon

dan via sms pada guru wali kelas masing-masing

11) Para siswa pulang bersama, bagi yang masuk pagi pulang pukul 12.30 dan

yang masuk siang pulang pukul 17.00 sore

12) Para siswa wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan, menjaga kebersihan

dan keindahan sekolah serta halaman pada umumnya dan tiap-tiap kelas pada

khususnya.

Page 57: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

45

b. Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

Saat ini jumlah siswa MI Al-Abrar adalah 465 orang yang berasal dari

berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Kegiatan PBM dimulai pagi hari sampai sore

hari karena di MI Al- Abrar siswanya bergantian (Rolling) jam masuknya, ada

yang masuk pagi dan masuk siang hingga sore. Selain itu, ada juga kegiatan ekstra

kurikuler yakni Pramuka. Untuk mendukung kegiatan PBM di MI Al-Abrar,

dibutuhkan fasilitas yang sesuai dengan program pembelajaran yang telah

dikonsep untuk mencapai siswa yang unggul, diantara fasilitas tersebut antara

lain:

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar

No Sarana dan Prasarana yang ada Jumlah Keterangan

1. Kantor dan Ruangan Kepala

Madrasah

a) Lemari

b) Meja

c) Kursi

d) Struktur Organisasi

e) Simbol Kenegaraan

f) Rincian Penggunaan DanaBos

g) Kipas Angin

h) Kursi Sofa

i) Jam Dinding

j) Sound Sistem

1 Lokal

3 Buah

2 Buah

2 Buah

1 Buah

2 Buah

2 Buah

2 Buah

1 paket

1 Buah

1 Paket

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

2. Ruangan Guru

a) Lemari

b) Meja Panjang

c) Kursi

d) Simbol Kenegaraan

e) Kipas Angin

f) Papan Kode Etik

g) Papan Data Guru

1 Lokal

2 Buah

8 Buah

18 Buah

1 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Page 58: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

46

h) Organisasi Sekolah

i) Papan Data Siswa

j) Struktur kurikulum 2013

k) Papan Jadwal Mata Pelajaran

1 Buah

1 Buah

1 Buah

1 Buah

Baik

Baik

Baik

Baik

3. Ruangan Tata Usaha

a) Lemari

b) Meja

c) Kursi

d) Mesin Print

e) Papan Tugas Tata Usaha

f) Kipas Angin

1 Lokal

3 Buah

1 Buah

1 Buah

2 Buah

1 Buah

1 Buah

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

4. Perpustakaan

a) Lemari Buku

b) Meja Staf

c) Kursi Staf

d) Kipas Angin

1 Lokal

4 Rak

1 Buah

1 Buah

1 Buah

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

5. Masjid

a) Mimbar

b) Sound Sistem

1 Lokal

1 Buah

1 Paket

Permanem

Baik

Baik

6. UKS

a) Tempat Tidur

b) Kursi

c) Meja

d) Lemari Obat-obatan

1 Lokal

1 Paket

1 Buah

1 Buah

1 Buah

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

7. Kamar Mandi/ WC

4 Buah

Permanem

8. Kelas

Meja

Kursi

Papan Tulis

Simbol Kenegaraan

Kipas Angin

7 Ruangan

140 Buah

280 Buah

7 Buah

7 Buah

1 Buah

Permanem

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

9. Lapangan Sepak Bola

Lapangan Basket

1 Buah

1 Buah

Baik

Baik

10 Gudang 1 Ruangan Permanen

11 Kantin 1 Ruangan Permanen

12 Dapur 1 Ruangan Permanen

13 Pos satpam 1 Ruangan Permanen

Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

Page 59: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

47

c. Struktur Organisasi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-ABRAR DI

KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR

Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

TATA USAHA (TU)

Syamsul Hadi, S,Pd.

KEPALA MADRASAH

A.Harmiah

Tannang,M.Pd.I

UNIT PERPUSTAKAAN

Nur Fatimah, S.Pd.

DEWAN/KOMITE

Hj.Nur Insana Thahir

GURU

MATA PELAJARAN

GURU WALI-WALI

KELAS PESERTA DIDIK

(SISWA)

BUJANG MADRASAH

Sirajuddin SECURITY

Achmad Hayani

MASYARAKAT SEKITAR

KETUA YAYASAN

A.Zainuddin Baso, S.E

Page 60: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

48

5. Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Tabel 4.2

Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar

No Mata pealajaran Nama Lengkap dan Gelar

Jenis Kelamin

Keterangan

L/P

1 Akidah Akhlak Kartini, S.Pd.I P Baik

2 Al-qur‟an Hadist Irfan Idris, S.Pd.I L Baik

3 Tematik umum Arman, S.Pd. L Baik

4 Pjok Syamsul Alam, S.Pd L Baik

5 Matematika Musdalipa Suaib, S.Pd.I L Baik

6 Bahasa Arab Drs, Muh Sultan L Baik

7 Fiqih Mujahidin, S.Pd. L Baik

8 Ski Sari Alam, S.Pd.i P Baik

9 Mulok Siswanti, S.Pd. P Baik

Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

6. Organisasi Guru dan Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

a) Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

Tabel 4.3

Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar

No Nama Organisasi

Jumlah guru yang ikut serta

1 KKGMI Semua Guru MI se-Kecamatan Tamalate

2 PGRI

Page 61: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

49

Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

b) Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Table 4.4

Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar

No Nama Organisasi Jumlah anggota Guru Pembina

1 PRAMUKA 50 M. Zaddam

2 UKM 20 Catri Windu Ningsih

Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota

Makassar

B. Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.

Untuk mengetahui peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Makassar, penulis mengumpulkan

data melalui wawancara kepada informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu

A.Harmiah Tannang,M.Pd.I, Wali Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I,

Guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV yaitu Bapak Irfan Idris, S.Pd.I.

dan beberapa siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar.

Ada beberapa hal yang penelitsi dapatkan berdasarkan penelitian di

lapangan tentang bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Makassar, Deskripsi penelitian

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 62: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

50

1. Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Proses Pembelajaran

Secara bahasa, peran berasal dari bahasa inggris yaitu “role” yang dalam

bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai “seperangkat tindakan yang dimiliki

oleh orang yang berkedudukan”. Secara istilah peran adalah berperilaku menurut

posisi seseorang dalam masyarakat.58

Sebagaimana wawancara yang peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran

dibagi menjadi 5 yaitu sebagai berikut:

a) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Fasilitator

Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Fasilitator yaitu dalam preses

pembelajaran mampu memberikan pelayanan kepada siswa untuk

memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran.

b) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pendidik

Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai pendidik yaitu guru sebagai tokoh

panutan bagi siswanya, oleh sebab itu sorang guru Al-Qur‟an Hadist

memiliki standar serta kualitas dan kemampuan yang harus dipenuhi.

c) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pengajar

Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pengajar yaitu memiliki keterampilan

dalam berkomunikasi dan mampu memecahkan beragam masalah yang

di hadapi siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist atau

mampu meyelesaikan hambatan-hambatan yang sulit dihadapi siswa

dalam pelajarannya di kelas.

d) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Sumber Belajar

Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Sumber Belajar yaitu kemampuan

seorang guru Al-Qur‟an Hadist dalam menguasai materi-materi

pembelajaran yang akan di berikan kepada siswa.

e) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pembimbing

Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pembimbing yaitu seorang Guru Al-

Qur‟an Hadist memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran

perjalanan pembelajaran siswa selama diajar.59

58

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2004), h. 854

59Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020.

Page 63: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

51

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I beliau menyatakan

bahwa:

Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran yaitu guru Al-

Qur‟an Hadist harus mampu membimbing, memotivasi, fasilitator,

menjadi tauladan bagi siswa dan selalu berupaya berinovasi agar segala

rangkaian proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist dapat tercapai sesuai

dengan apa yang di harapakan. Sehingga dalam menjalankan perannya

guru Al-Qur‟an Hadist dapat meningkatkan minat belajar siswa, agar siswa

tidak merasa bosan dalam menerima pelajaranya.60

Begitupun dengan pendapat A.Harmiah Tannang, M.Pd.I. menyatakan

bahwa:

Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran adalah berupaya

membimbing dan mendidik dengan baik hingga peserta didik mampu

membaca Al-Qur‟an dengan baik serta menghafal hadist. Guru Al-Qur‟an

Hadist juga harus mengarahan siswanya untuk mampu praktekkan dalam

kehidupan sehari-harianya.61

Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa peran guru Al-

Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran yaitu guru PAI (Al-Qur‟an Hadist)

sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber belajar, pembimbing, dan menjadi

tauladan bagi siswa. Guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran juga

harus mampu berupaya berinovasi dalam menjalankan perannya agar siswa dalam

proses pembelajaran tidak merasa bosan.

2. Memberi Evaluasi (Ulangan)

Menajalankan perannya guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV MI Al-

Abrar makassar Memberi evaluasi untuk mengukur sejauh mana materi

pembelajaran Al-Qur‟an Hadist dapat diterima oleh siswa kelas IV. Para

60 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus

2020.

61 A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.

Page 64: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

52

siswa akan giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan, oleh karena

itu member ulangan ini juga merupakan sarana meningkatkan minat belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist kelas IV MI Al-

Abrar. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering

karena bisa membuat siswa merasa bosan dan bersifat rutinitas, guru juga

harus terbuka dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada siswa

sebelum mengadakan evaluasi (ulangan). Sebagaimana wawancara peneliti

lakukan dengan Bapak Irfan Idris, S.Pd.I, menyatakan bahwa:

Peran yang saya lakukan adalah dengan melakukan evaluasi

(ulangan) proses pembelajaran kepada siswa, ulangan diberikan

setelah 3 kali pertemuan atau sekitar 3 minggu sekali dan sebelum

saya melakukan ulangan terlebih dahulu memebitahukan kepada

siswa materi yang akan diberikan berupa kisi-kisi soal ulangan dan

waktu pelaksanaannya.62

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan

bahwa:

Peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah

kewajiban guru untuk melakukan evaluasi (ulangan) setelah 3 kali

pertemuan atau sekitar 3 minggu sekali, sehingga dengan diadakan

ulangan tersebut siswa akan lebih giat belajar, baik di sekolah

maupun dirumah. Sebelum memberikan ulangan guru Al-Qur‟an

Hadist terlabih dahulu memberitahukan kepada siswa materi yang

akan diberikan berupa kisi-kisi soal atau cakupan materi yang akan

di ulangankan dan juga memberitahukan waktu pelasanan

ulangan.63

Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan

bahwa:

62Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020.

63 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15

Agustus 2020

Page 65: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

53

Setiap akan melakukan ulangan para siswa diberi pemberitahuan

terlebih dahulu oleh guru Al-Qur‟an Hadist, pemberitahuan kepada

siswa tentang materi yang akan di berikan dalam ulangan nanti

berupa kisi-kisi soal ulangan atau materi yg harus di pelajari, hari

dan tanggal pelaksanaan (waktu pelaksanaan) ulangan.64

Dengan

demikian siswa dapat mempersiapkan diri untuk belajar.

Hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa Evaluasi merupaka

salah satu kewajiban bagi setiap guru dalam proses pembelajaran, evaluasi

sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pelajaran dapat diserap

oleh siswa, namun evaluasi sangat baik dan tersusun rapi, terencana agar

tercapai tujuan pembelajaran. Para siswa akan menjadi giat belajar apabila

mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga

merupakan sarana meningkatkan minat belajar siswa. Guru juga harus

terbuka dengan memberitahukan terlebih dahuluh kepada siswa sebelum

mengadakan ulangan atau evaluasi.

3. Pemberian Tugas Rumah

Pemberian tugas rumah merupakan salah satu peran yang guru

lakukan dalam proses pembelajran terkhusus pada guru Al-Qur‟an Hadist

dalam menjalankan perannya untuk mengetahui minat belajar Al-Qur‟an

Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar, pemberian tugas rumah sangatlah

efektif dilakukan pada kondisi tertentu sebagaimana kondisi saat ini

merupakan masa pandemik Covid-19 sehingga proses pembelajran melalui

Daring walaupun tidak semua siswa melakukannya karena ada beberapa

siswa yang tidak memiliki fasilitas belajar Daring (kondisi tertentu)

64

Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24

Agustus 2020

Page 66: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

54

sehingga proses pembelajranya berada dikelas (sekolah). Sehingga

pembrian tugas rumah merupakan salah satu cara yang harus ditempuh

oleh guru Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk

meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar.

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa:

Selama masa pandemik tugas yang saya berikan selama proses

pembelajaran daring ditekankan pada pengembangan karekter

seperti, Tahsin Al-Qur‟an (Tadarrus) dirumah, membaca dan

menghafalkan surah pendek dan ayat-ayat pilihan serta

menulisnya.65

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan

bahwa:

Pemberian tugas merupakan salah satu peran guru dan merupakan

salah satu cara yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam

proses pembelajaran Daring dalam kondisi pandemik caovid-19.

Tugas yang di berikan guru Al-Qur‟an Hadist dalam bentuk

penekanan karakter seperti Tadarrus Al-Qur‟an dirumah, latihan

mendengarkan surah pendek, membaca surah pendek dan

menghafalkannya.66

Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:

Guru Al-Qur‟an Hadist selama kondisi corona, melakulan peroses

pembelajran melalui daring memberikan tugas seperti tadarrus Al-

Qur‟an dirumah, membaca surah pendek, menghafal surah pendek

dan ayat pilihan dan menulis ayat-ayat Al-Qur‟an.67

65

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

66 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus

2020 67

Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus

2020

Page 67: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

55

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa

pemberian tugas rumah merupakan salah satu cara yang digunakan guru

Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan minat

belajar siswa dalam pembelajarab Daring. Pemberian tugas rumah juga

merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam memahami materi yang diberikan gurunya.

4. Memberikan Hasil Ulangan (Belajar)

Memberikan hasil Ulangan Merupakan sesuatu yang diperoleh

dalam usaha yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajran.

Memberikan hasil ulangan merupakan salah satu cara yang dilakukan guru

Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan minat

belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar, tujuan

dari memberikan hasil ulangan ini ialah agar siswa dapat mengetahui

kempuannya dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist sehingga dapat

menjadi motivasi untuk siswa dalam meningkatkan proses belajarnya.

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa:

Hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti ulangan diberikan

atau dibagikan secara langung oleh dikelas kepada siswa. Dengan

mengetahui hasil pekerjaannya siswa pasti akan lebih giat untuk

belajar dan berusaha mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari

nilai yang telah dihasilkan atau mempertahankan hasil ulangan

yang diperoleh.68

68

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

Page 68: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

56

Sejalan dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:

Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan langsung hasil ulangan kepada

siswa dikelas setelah dilaksanakan ulangan.69

Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:

Guru Al-Qur‟an Hadist setelah memberikan nilai. langsung hasil

memberikan ulangan kepada siswa dikelas setelah dilaksanakan

ulangan.70

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa

memberikan hasil ulangan (belajar) siswa ketika mengikuti ulangan akan

membuat siswa mengetahui hasil ulangannya atau belajarnya baik atau

kurang baik, tinggi atau rendah, jika hasil yang diperoleh siswa baik atau

tinggi, maka siswa terpacu untuk mempertahankannya pada ulangan

selanjutnya dan juga sebaliknya.

5. Memberi Nilai dalam Bentuk Angka

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris,

S.Pd.I, menyatakan bahwa:

Setiap saya memberikan nilai selalu berbentuk angka. Nilai

tersebut menjadi simbol hasil yang diperoleh siswa setelah belajar

atau ulangan. Pemberian angka seperti 60 sampai 100 atau nilai

rata-rata 70 dan 80. Jika siswa mampu menjawab soal, diberikan

nilai angka. Sehingga dengan diberikan nilai angka, diharapkan

siswa menjadi termotivasi dan minat belajarnya bertambah. Karena

siswa dapat mengetahui kemampuannya dari nilai yang diperoleh.71

69

Faizah Dzakia shaki , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus

2020 70

Syauqi Ramadhan, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus

2020 71

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

Page 69: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

57

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I, menyatakan

bahwa:

Meningkatnya minat belajar siswa kelas IV khususnya mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadist dalam hal ini pemberian angka dalam

penilaian hasil belajar siswa ketika akhir pelajaran sangatlah

berpengaruh terhadap gairah dan semangat belajar siswa dalam

mencapi hasil belajar yang lebih baik.72

Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:

Guru Al-Qur‟an Hadist setelah memberikan tugas atau ulangan

guru memriksa atau memberikan nilai tugas dan ulangan itu dengan

angka 70-100 sebagi hasil yang di peroleh dalam menajawab soal

ulangan atau hasil kerja tugas.73

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa

memberikan nilai dalam bentuk angka dari setiap hasil belajar siswa

merupakan bentuk penghargaan dan menimbulkan minat belajar siswa

untuk memperoleh nilai atau hasil yang lebih baik.

6. Metode Pembelajaran Bervariasi

Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak hanya satu

metode saja, melainkan menggantinya sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, sehingga siswa kelas IV MI Al-Abrar tidak mengalami

kebosana saat melihat dan memperhatikan penjelasan guru Al-Qur‟an

Hadist, dan materi yang disampaikanpun dengan mudah dapat dimengerti

oleh siswa. Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Musdalipa

Suaib, S.Pd.I, menyatakan bahwa:

72 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15 Agustus

2020 73

Syauqi Ramadhan, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus

2020

Page 70: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

58

Dalam proses pembelajaran guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV

menggunakan metode yang bervariasi, metode yang ia gunakan

sebagi guru yang tugasnya dalam meningkatkan minat belajar

siswa adalah dengan metode variatif, metode yang beliau gunakan

menyesuaikan pada materi dan kondisi siswa kelas IV, seperti

metode diskusi, Tanya jawab, ceramah dan kelompok.74

Sejalan dengan pendapat sebagai A.Harmiah Tannang, M.Pd.I,

menyatakan bahwa:

Guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV Dalam proses pembelajaran

menggunakan metode bervariasi, metode ini digunakan dalam

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa kelas IV diantaranya

yaitu metode diskusi, ceramah, tanya jawab, penugasan, kelompok

dan demonstrasi tentunya metode ini digunakan sesuai dengan

materi pembelajaran dan kond

isi siswa yang lebih utama.75

Begitupun dengan pendapat Irfan Idris, S.Pd.I, menyatakan

bahwa:

Metode yang saya gunakan dalam proses pembelajaran guru Al-

Qur‟an Hadist kelas IV yaitu metode bervariasi metode ini

gabungan dari beberapa metode seperti metode diskusi,ceramah,

Tanya jawab, penugasan, dan kelompok yang dimana metode ini

digunakan sesuai dengan kodisi siswa dan meteri pelajaran yang

akan disampaikan, namun yang paling sering saya gunakan dimasa

pandemik saat ini adalah metode ceramah, Tanya jawab dan

penugasan dimana metode ini sesuai dengan penekanan pada

pengembangan karakter siswa.76

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa guru mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadist kelas IV menyajikan materi pelajaran Al-

Qur‟an Hadist menggunakan metode bervariasi. Dengan kata lain

menggunakan berbagai metode seperti diskusi, Tanya jawab, demonstrasi,

74 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15 Agustus

2020 75

A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020 76

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

Page 71: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

59

kelompok, ceramah, penugasan dan metode lainya yang sesuai dalam

meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV dan

mengikuti pelajaran Al-Qur‟an Hadist.

Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi

kesimpulan bahwa perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah 1)

Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran meliputi

beberapahal yaitu guru Al-Qur‟an Hadist sebagai fasilitator, pendidik,

pengajar, sumber belajar, pembimbing, motivasi dan tauladan bagi siswa,

2) Member evaluasi (ulangan), 3) Pemberian tugas rumah, 4) Memberi

hasil ulangan (belajar), 5) Memberi nilai dalam bentuk angka, dan 6)

Metode pembelajaran bervariasi.

C. Minat Belajar Al-Qur’an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

(MI) Al-Abrar di Makassar.

Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-

Abrar di Makassar, penulis mengumpulkan data melalui wawancara kepada

informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu A.Harmiah Tannang,M.Pd.I, Wali

Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I, Guru mata pelajaran Al-Qur‟an

Hadist Kelas IV yaitu Bapak Irfan Idris, S.Pd.I. dan beberapa siswa kelas IV MI

Al-Abrar Makassar.

Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di

lapangan tentang bagaimana minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI

Al-Abrar di Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 72: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

60

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan A.Harmiah Tannang,

M.Pd.I menyatakan bahwa:

Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar tentunya

siswa suka dan senang pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadist karena guru

Al-Qur‟an Hadist memberikan fasilitas yang baik dalam proses

pembelajaran di kelas dan juga menciptakan suasana belajar yang nyaman

dan menyenangkan sehingga minat belajar siswa meningkat dalam proses

pembelajaran.77

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa:

Minat belajar siswa kelas IV khususnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist,

siswa Sangat suka dengan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist yang dapat di

tandai dengan semangat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran

dikelas hal ini tentu tidak lepas pada peran guru Al-Qur‟an Hadist yang

menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenagkan bagi siswa

kelas IV. Hal tersebut juga didukung dengan fasilitas yang digunakan guru

Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran.78

Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:

Saya suka dan senang belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist karena cara

menagar guru Al-Qur‟an Hadist yang nayaman dan menyenagkan.79

Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainya, akan tetapi juga

diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa:

Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV saat ini sangat singnifikan

meningkat yang dimana dapat ditandai dengan antusias belajar siswa dan

semangat dalam mengerjakan tugas rumah dimasa pandemik, hal ini juga

tentu tidak lepas pada metode pembelajaran yang digunakan dan cara

77

A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020

78 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus

2020 79

Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus

2020

Page 73: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

61

menyampaikan materi pembelajaran. Hal lainya yang dapat miningkatkan

minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa yaitu dimasa-masa normal yaitu

setelah melaksanakan shalat duhah siswa diberikan perlombaan

perwakilan masing-masing kelas untuk menampilkan hapalan surah-surah

pendek dan ayat-ayat pilihan sehingga dapat mengetahui sejauh mana

minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa terkhususya pada siswa kelas IV.80

Sejalan dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:

sangat antusias dan semangat dalam belajar Al-Qur‟an Hadist karena cara

mengajar guru Al-Qur‟an Hadist hadis dalam menjelaskan materi

pembelajaran yang mudah dipahami dan membantu memudahkan untuk

menghafal surah pendek dan ayat-ayat pilihan.81

Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:

saya sangat antusias dan semangat dalam belajar Al-Qur‟an Hadist karena

cara mengajar guru Al-Qur‟an Hadist hadis dalam menjelaskan materi

pembelajaran yang mudah dipahami dan juga sangat menyenangkan.82

Bersadarkan hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan

bahwa Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota

Makassar sangatlah signifikan menigkat yang dapat ditandai dengan semangat

belajar siswa, antusias siswa, rasa senang dan suka siswa dalam proses

pembelajran Al-Qur‟an Hadist, hal ini tentu tidak lepas dari cara-cara mengajar

guru Al-Qur‟an Hadist yang memberikan fasilitasi belajar siswa dengan baik,

nyaman dan menyenangkan, sehingga minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas

IV dapat mengalami peningkatan yang sangat baik walaupun dimasa kondisi

pandemik corona.

80

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020 81

Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus

2020 82

Faizah Dzakia shaki , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus

2020

Page 74: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

62

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa Kelas IV MI Al-

Abrar di Kota Makassar

Untuk mengetahui faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa

Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar, penulis mengumpulkan data melalui

wawancara kepada informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu A.Harmiah

Tannang,M.Pd.I, Wali Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I, Guru mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar Makassar yaitu Bapak Irfan

Idris, S.Pd.I.

1. Faktor Pendukung

Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di

lapangan tentang faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di

Kota Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar

dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

a) Faktor bahan pelajaran dan sikap guru merupakan salah satu faktor

yang mendukung minat belajar siswa, apa bila seorang guru mampu

menguasai materi pembelajran maka akan memudahkan untuk siswa

memahami materi pelajaran yang diberikan, serta bagaimana seorang

guru mampu menampilkan sikap mengajar yang baik dan mampu

mening katkan minta belajar siswa. Hal ini juga merupakan salah satu

cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajran.

b) Faktor lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat

mendukung minat belajar siswa khususnya siswa kelas IV dalam

pembelajran Al-Qur‟an Hadist lingkungan sekolah sangat

mempengaruhi minat belajar siswa apa bila suasana sekolah bersih,

sejuk, asri dan suasna belajar dalam kelas yang menyengkan.

c) Faktor fasilitas sekolah merupakan faktor yang mendukung minat

belajar siswa kelas IV dalam proses pembelajaran karena fasilitas yang

sekolah berikan dapat memudahkan guru untuk menyampaikan bahan

pelajar yang akan diberikan kepada siswa, kondisi saat ini masa

Page 75: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

63

pandemik maka fasilitas sekolah dalam proses pembelajaran daring

sangat membantu memudahkan guru dalam memberikan proses

pembelajaran untuk siswa yang belajar dirumah.

d) Faktor keluarga (orang tua) merupakan faktor yang dapat mendukung

minat belajar siswa khususnya pada siswa kelas IV MI Al-Abrar. Peran

keluarga sangatlah penting dalam proses pembelajran karena keluarga

yang paling dekat kepada siswa (orang tua). orang tualah yang paling

mengerti tentang kondisi siswa dan memiliki waktu yang lebih banyak

bersama siswa.83

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa

bahwa faktor Pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar dibagi

menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

a) Faktor bahan pelajaran dan sikap guru merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi minat belajar siswa karena bahan pelajaran yang

menarik dan mudah dipahami siswa akan membuat siswa dapat

merasakan semangat dalam pembelajar apa lagi dipengaruhi oleh sikap

mengajar guru yang baik dan menyenangkan tentu hal ini dapat

memberikan semangat belajar bagi siswa.

b) Faktor cita-cita siswa merupakah salah satu faktor yang mempengaruhi

minat belajar siswa. Cita-cita dapat memacu siswa untuk lebih giat lagi

belajar dan meningkatkan minatnya dalam proses pembelajaran secara

maksimal.

c) Faktor teman kelas merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi minat belajar siswa karena teman dapat memberikan

pengaruh yang sangat besar terhadap semangat dalam belajar. Jika

teman memiliki prestasi yang baik dalam proses pembelajaran maka

dapat mempenagruhi temannya yang lain untuk lebih memaksimalkan

cara belajarnya.84

Dari hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan bahwa

faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar

terdiri atas 6 faktor diantaranya yaitu faktor bahan pelajran dan sikap guru,

lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga (orang tua), cita-cita siswa, dan

teman kelas. Hal inilah yang merupakan faktor-faktor yang dapad mempengaruhi

83

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

84 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus

2020

Page 76: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

64

minat belajar siswa kelas IV, tentu semua komponon ini harus memiliki kerja

sama yang baik antara guru dan orang tua siswa.

2. Faktor Penghambat

Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di

lapangan tentang faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di

Kota Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,

menyatakan bahwa faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar

dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:

a. Kesulitan Membaca dan Menulis Al-Qur‟an

Saya melihat siswa yang kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an akan sangat

sulit untuk menghafalkannya sehingga ini merupakan suatu hal yang

sangat menghambat proses pembelajran Al-Qur‟an Hadist, Belum lagi jika

siswa kesulitan dalam menuliskan ayat Al-Quran.

b. Kesulitan dalam memahami Al-Qur;an dan Hadist

Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan pada siswa Kelas IV saya

melihat masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami apa

maksud dari Ayat Al-Qur.an dan Hadist sehingga hal tersebut juga dapat

menghambat minat belajar sisswa kelas IV dalam Proses belajar.

c. Kelemahan Siswa

Kelemahan yang berasal dari dalam diri siswa merupakan hal yang sangat

berdampak pada perkembangan minat belajar siswa sehingga dapat

menghambat siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam pembeljaran

Al-Quan Hadist.

d. Faktor Kelelahan

Saya melihat dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist ada beberapa

siswa yang terkadang mengalami kelelahan dalam belajar sehingga hal ini

dapat menghambat minat belajar siswa Kelas IV MI Al-Abrar.85

Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa:

Faktor penghambat minat belajar Al-Quran Hadist Pada siswa Kelas IV

MI Al-Abrar yang saya lihat dalam proses pembelajran yaitu kesulitan

85

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,

Makassar , 20 Agustus 2020

Page 77: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

65

siswa dalam membaca dan menghafalkan ayat Al-Quran dan hadist

Sehingga terkadang siswa merasa kurang berminat untuk mempelajari Al-

Qur‟an dan Hadist namun Guru Al-Qur‟an Hadist Membuat Beberapa

metode dalam proses pembelajaran sehingga dapat menepis secara

perlahan kesulitan siswa.86

Dari hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan bahwa

faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar

terdiri atas 4 faktor diantaranya kesulitan Membaca dan Menulis Ayat Al-Qur‟an,

kesulitan dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist, kelemahan siswa, dan faktor

kelelahan.

86

Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus

2020

Page 78: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari penelitian tentang Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam

Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas

IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam

proses pembelajaran meliputi beberapahal yaitu guru Al-Qur‟an Hadist

sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber belajar, pembimbing, motivasi

dan tauladan bagi siswa, Member evaluasi (ulangan), Pemberian tugas rumah,

Memberi hasil ulangan (belajar), Memberi nilai dalam bentuk angka, dan

Metode pembelajaran bervariasi.

2. Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota

Makassar sangatlah signifikan menigkat yang dapat ditandai dengan

semangat belajar siswa, antusias siswa, rasa senang dan suka siswa dalam

proses pembelajran Al-Qur‟an Hadist, hal ini tentu tidak lepas dari cara-cara

mengajar guru Al-Qur‟an Hadist yang memberikan fasilitasi belajar siswa

dengan baik, nyaman dan menyenangkan, sehingga minat belajar Al-Qur‟an

Hadist siswa kelas IV dapat mengalami peningkatan yang sangat baik

walaupun dimasa kondisi pandemik corona.

3.Faktor pendukung dan penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar

di kota Makassar terdiri atas 6 faktor pendukung diantaranya yaitu faktor

bahan pelajran dan sikap guru, lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga

Page 79: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

67

(orang tua), cita-cita siswa, dan teman kelas., dan 4 faktor penghambat

diantaranya yaitu kesulitan Membaca dan Menulis Ayat Al-Qur‟an, kesulitan

dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist, kelemahan siswa, dan faktor

kelelahan.

B. Implikasi Penelitian

1. Adapun kepada pihak sekolah lebih memperhatikan siswa karena merekalah

generasi pelanjut bangsa dan juga himbauan kepada siswa untuk lebih

menghormati guru, mengikuti setiap kegiatan keagamaan yang diadakan oleh

pihak sekolah dan lebih disiplin dalam menaati peraturan sekolah.

2. Kepada Kepala Madrasah dan guru-guru MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate

Kota Makassar agar lebih tekun dan aktif dalam menjalankan perannya

sebagai guru dalam meningkatkan minat belajar siswa serta lebih bersabar dan

lemah lembut dalam memberikan pembinaan sehingga dapat menghasilkan

siswa yang kreatif, berprestasi dan memiliki sifat yang baik..

Page 80: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

68

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-Karim

Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy. 2008, Shahihul Bukhari bi Haasyiati

al-Imam as-Sindy, Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah.

A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus

2020.

Arief, Adrianus dan Ariesto Hadi Sutopo. 2010. Terampil Mengelolah Data

Kualitatif dengan Nvivo. ed. I, cet. I, Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. cet. 2, Jakarta: Kencana.

Chaplin, James P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Cv. Yrama Widya.

Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Gurudan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka Cipta.

., 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djali. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesionalm. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24

Agustus 2020.

Gie, The Liang. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Cet, I: Yogyakarta: Liberty.

Hardiyanto, Fahruddin Eko. 2016. Etos Probetik Sang Pendidik. Semarang: Cipta

Prima Nusantara.

Hamalik, Oemar. 1998. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

., 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Page 81: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

69

Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar,

Wawancara, Makassar , 20 Agustus 2020

Kementerian Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya, Halim

Publishing dan Distributing

Kriyanto, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. ed. I, cet. 4, Jakarta:

Kencana.

Mustakim Zainal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN

Press.

Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15

Agustus 2020.

Model KTSP Madrasah. 2007. Direktorat Pendidikan Madrasah. Direktorat

Jendral Pendidikan Islam: Departemen Agama.

Moejiono dan Hasibuan. J.J. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Nasution. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Ed. 2.Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara.

Novi, Windy dan Chulsum, Umi. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Surabaya : Kashiko.

Nata Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada

Pimpinan Putusan Muhammadiyah. 2015. Himpunan Putusan Tarjih

Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.

Rahani. 2003. Berawal Dari Keluarga-Revolusi Belajar Cara Al-Qur’an.

Jakarta: Hikmah.

Rusyam, Tabrani dkk. 1998. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet, I:

Bandung: Remadja Karya.

Slameto. 2010. Belajardan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar

Baru Al- Gensindo.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabaru

Press.

Page 82: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

70

Sumartaman Wayan Nurkarcana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional. Cet 4.

Sumber: MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate, diakses pada tanggal 12 Agustus

2020.

Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25

Agustus 2020

Syah, Muhabbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

., 2008. Psikologi Belajar. Edisi Revisi. VII: Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI). ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

., 2014. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis

Integrasi dan Kompetensi. Jakarta : PT RajaGrapindo Persada,

Ulansari, Evin. 2012. Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja

Guru di MTs Nurul Islam Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten

Muara Emin. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.

Ulwan, Abdullah Nashih. 2013. Tarbiyatul Aulad. Jakarta: Khatulistiwa Press.

Undang-Undang SISDIKNAS. 2010. Tim Fokus Media. Jakarta: Fokus Media.

Utama, Tamita. 2009. Peraturan Pemerintahan RI. Jakarta: Tamita Utama.

Winataputra dan Soekamto dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2002. Teori

Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Global Pustaka Ilmu.

Yayasan Dharma Graha. 2003. Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-

DG. Jakarta: Dharma Graha Perss.

http://www.sribd.com/doc/50758146/pembelajaran-al-qur‟an-hadis. diakses 08 November 2019.

Page 83: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

LAMPIRAN

Page 84: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Lampiran 1: Angket Wawancar

Kepala MI Al-Abrar

Nama : A.Harmiah Tannang, M.Pd.I

Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020

Jam : 09:00 Wita

Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1) Bagaimana gambaran umum dan latar belakang MI Al-Abrar ini?

2) Apa saja peran guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) dalam proses pembelajaran?

3) Bagaimana minat belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist

MI Al-Abrar?

4) Metode apa saja yang digunakan guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat belajar Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV MI Al-Abrar?

5) Fasilitas apa saja yang mendukung minat belajar siswa di MI Al-Abrar?

6) Apa visi dan misi MI Al-Abrar?

Page 85: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar

Nama : Musdalipa Suaib, S.Pd.I

Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2020

Jam : 10:15 Wita

Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1) Apa saja peran guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) dalam proses pembelajaran?

2) Bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat belajar

siswa kelas IV pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?

3) Bagaimana minat siswa kelas IV dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an

Hadist?

4) Upaya apa saja yang dilakukan guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan

minat Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV?

5) Faktor-faktor apa saja yang Mendukung dan menghambat minat belajar pada

siswa kelas IV?

6) Apakah fasilitas yang di sediakan pihak sekolah sudah mendukung guna

meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV?

7) Apa saja yang perlu dilakukan guru dalam menjalankan perannya terutama

dalam meningkatkan minat belajar siswa?

8) Apakah dari pihak orang tua siswa kelas IV sering mengadakan konsultasi

dengan ibu/bapak selaku wali kelas IV seputar minat belajar siswa pada mata

pelajaran Al-Qur‟an Hadist?

9) Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an

Hadist pada siswa kelas IV?

10) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist mengadakan evaluasi/ulangan sebagai tolak

ukur tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist kepada siswa kelas

IV MI Al-Abrar?

11) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum mengadakan evaluasi/ulangan

terlebih dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi

soal ujian kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar?

Page 86: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

12) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada siswa kelas

IV MI Al-Abrar dan seperti apa tugas tersebut?

13) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan nilai kepada siswa kelas IV

dalam bentuk angka?

Page 87: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Guru PAI (Al-Qur’an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar

Nama : Irfan Idris, S.Pd.I

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2020

Jam : 09:30 Wita

Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1) Apa saja peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran?

2) Persiapan apa saja yang bapak lakukan sebelum proses pembelajaran Al-

Qur‟an Hadist di mulai?

3) Metode apa saja yang bapak gunakan dalam mengajar siswa kelas IV guna

meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist?

4) Apakah bapak menggunakan media dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an

Hadist pada siswa kelas IV?

5) Faktor-faktor apa saja yang Mendukung dan menghambat minat belajar pada

siswa kelas IV dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?

6) Apakah bapak menggunakan simulasi dan permainan dalam proses belajar

mengajar Al-Qur‟an Hadist guna meningkatkan minat belajar pada siswa

kelas IV?

7) Apakah faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi minat belajar siswa?

8) Bagaimana dukungan orang tua siswa upayah meningkatkan minat belajar

siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?

9) Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an

Hadist pada siswa kelas IV?

10) Apakah bapak mengadakan evaluasi/ulangan sebagai tolak ukur tercapainya

tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar?

11) Apakah bapak sebelelum mengadakan evaluasi/ulangan terlebih dahulu akan

memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian kepada

siswa kelas IV MI Al-Abrar?

12) Apakah bapak membagikan hasil ulangan siswa kelas IV MI Al-Abrar?

Page 88: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

13) Apakah bapak memberikan tugas rumah kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar

dan seperti apa tugas tersebut?

14) Apakah bapak memberikan nilai kepada siswa kelas IV dalam bentuk angka?

Page 89: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Siswa Kelas IV MI Al-Abrar

Nama : Faizah Dzakia shaki

Hari/Tanggal : Senin, 24 Agustus 2020

Jam : 08:30 Wita

Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

1) Apakah kamu suka dan senang belajar Al-Qur‟an Hadist?

2) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist pernah meberikan kamu ulangan?

3) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum memberikan kamu ulangan terlebih

dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian?

4) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist membagikan hasil ulangan kepada kamu?

5) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada kamu dan

seperti apa tugas tersebut?

6) Apakah kamu semangat dalam pembelajar Al-Qur‟an Hadist?

7) Apakah kamu sangat antusias untuk belajar Al-Qur‟an Hadist?

Page 90: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Siswa Kelas IV MI Al-Abrar

Nama : Syauqi Ramadhan

Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2020

Jam : 13:00 Wita

Lokasi : Via Online

1) Apakah kamu suka dan senang belajar Al-Qur‟an Hadist?

2) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist pernah meberikan kamu ulangan?

3) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum memberikan kamu ulangan terlebih

dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian?

4) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist membagikan hasil ulangan kepada kamu?

5) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada kamu dan

seperti apa tugas tersebut?

6) Apakah kamu semangat dalam pembelajar Al-Qur‟an Hadist?

7) Apakah kamu sangat antusias untuk belajar Al-Qur‟an Hadist?

Page 91: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

PEDOMAN OBSERVASI

1. Mengamati kegiatan mengajar Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) kelas IV

2. Mengamati Aktivitas belajar siswa kelas IV

Page 92: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Lampiran 3 Dokumentasi

Halaman Depan MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Gedung MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Page 93: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Pintu Gerbang MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Lapangan Basket MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Page 94: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Taman MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Visi dan Misi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Page 95: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Wawancara dengan Kepala MI Al-Abrar (A. Harmiah Tannang, S.Pd.I., M.Pd.I)

Wawancara dengan Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar (Musdalipa Suaib, S.Pd.I)

Page 96: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Wawancara dengan Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar

(Irfan Idris, S.Pd.I)

Wawancara dengan Siswa Kelas IV MI Al-Abrar (Faizah Dzakia shaki)

Page 97: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Wawancara dengan Siswa Kelas IV MI Al-Abrar (Syauqi Ramadhan)

Proses Belajar Mengajar Daring PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar di

Kecamatan Tamalate Kota Makassar

Page 98: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

Proses Belajar Mengajar didalam Kelas IV MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate

Kota Makassar

Page 99: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 100: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 101: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 102: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 103: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Page 104: PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis ialah Ichsan

Muamalah, lahir pada tanggal 26 Maret 1997

di Ujungpandang Kecamatan Rappocini Kota

Makassar Sulawesi Selatan. Penulis

merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara,

buah cinta dari ayahanda Drs. Ilham dengan

Ibunda Nuriyana. Saat ini penulis tinggal

kedua orang tua di jalan Mannuruki 06 lr. 02

no. II di Kecamatan Tamalate Kota Makassar.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar (SD) di SD Inpres Tappilina di

Kecamatan Topoyo Kabupaten Ma-Teng. Kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Topoyo di Kabupaten Ma-Teng. Kemudian

melanjutkan Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Topoyo Kabupaten Ma-

Teng hingga selesai pada tahun 2016.

Pada tahun 2016 terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan

Agama Islam dengan Program Pendidikan Strata 1.

Syukur Alhamdulillah Penulis menyelesaikan pendidikannya atas Rahmat

Allah SWT, dengan dukungan dan doa kedua orang tua.

Dengan memilih judus skripsi.

“Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-

Qur’an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar”