PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
Transcript of PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
PERAN GURU AL-QUR’AN HADIST DALAM MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR AL-QUR’AN HADIST SISWA KELAS IV MI
AL-ABRAR DI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Ichsan Muamalah
NIM: 105191110616
PROGRAM STUDI PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2020 M
vii
ABSTRAK
Ichsan Muamalah 105191110616 2016. Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam
Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di
Kota Makassar. Skripsi, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam,
dibimbing oleh Hj. Maryam dan St. Rajiah Rasydi.
Penelitian ini bertujuan: 1.untuk mengetahui perang guru Al-Qur‟an
Hadist dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota
Makassar, 2.Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI
Al-Abrar di Kota Makassar, dan 3.untuk mengetahui Faktor Pendukung dan
Penghambat minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriftif. Adapun
sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
Kepala MI Al-Abrar, Guru Wali kelas IV, Guru Al-Qur‟an Hadist dan juga Siswa
Kelas IV. Adapun data sekunder dari pengamatan siswa MI Al-Abrar, buku,
artikel, serta penelusuran referensi yang ada relevansinya dengan penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
dokumentasidan. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui
tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam
meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah
Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran meliputi beberapahal
yaitu guru Al-Qur‟an Hadist sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber
belajar, pembimbing, motivasi dan tauladan bagi siswa, Member evaluasi
(ulangan), Pemberian tugas rumah, Memberi hasil ulangan (belajar), Memberi
nilai dalam bentuk angka, dan Metode pembelajaran bervariasi. Minat belajar Al-
Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar siswa kelas IV MI
Al-Abrar di Kota Makassar sangatlah singnifikan mengalami penigkatan yang
dapat ditandai dengan semangat belajar siswa, antusias siswa, rasa senag dan suka
siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist. Sedangkan faktor pendukung
dan penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar
terdiri atas 6 faktor pendukung diantaranya yaitu faktor bahan pelajran dan sikap
guru, lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga (orang tua), cita-cita siswa,
dan teman kelas., dan 4 faktor penghambat diantaranya yaitu kesulitan Membaca
dan Menulis Ayat Al-Qur‟an, kesulitan dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist,
kelemahan siswa, dan faktor kelelahan.
Kata Kunci: Peran Guru Al-Qur’an Hadist, minat belajar siswa
viii
KATA PENGANTAR
حى انزه ح انزه تسى الله
صحث عه ان زسه ان ثاء انسهلاو عه أشزف الأ لاج انصه د لله رب انعان انح
ا تعد أيه ع أ
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehinga penulis dapat menyelesaikan skripi dengan baik,
meskipun jauh dari kesempurnaan. kesempurnaan hanya milik-Nya sehingga
khilaf dan salah hanya milik penulis sebagai hamba-nya. Sholawat serta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., yang
telah mengangkat derajat manusia dari zaman yang hina menuju zaman yang
mulia dengan dengan tradisi berpendidikan serta berperadaban.
Penulis menyadari banyak hal yang menjadi kendala dalam penelitian ini,
mulai dari hal intern, seperti penulis yang memiliki motivasi yang kadang tinggi
dan kadang rendah, sampai kepada hal yang bersifat ekstern, seperti kesibukan
penulis, keterbatasan dana dan lain-lainnya.
Namun hal itu semua tidak membuat penulis surut dalam
menyelesaikannya, ini semua berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak. Maka
sewajarnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada, Teristimewa kedua orang tua tercinta, Ayahanda Drs Ilham, dan Ibunda
Nuriyana yang senantiasa mencurahkan cinta dan kasihnya yang tak terhingga,
menjadi kekuatan dlam setiap langkah kehiupan penulis, memberikan semangat,
motivasi, dukungan, doa dan restunya kepada penulis.
ix
1. Prof. Dr.H. Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang telah berjuang melakukan revolusi Kampus Biru.
2. Drs H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam
4. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta
jajarannya
5. Segenap Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar, beserta para
staf yang telah membina serta berbagi ilmu kepada penulis.
6. Dr. Hj. Maryam, M.Th.I pembimbing I dan Dra. St. Rajiah Rasydi,
M.Pd.I pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan
serta bantuan selama penulisan skripsi ini.
7. A. Harmiah Tannang, M.Pd.I., Kepala MI Al-Abrar, Ibu Musdalipa
Suaib, S.Pd. Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, dan siswa Kelas IV MI
Al-Abrar beserta guru-guru dan staf yang telah bersedia menerima
penulis untuk meneliti di MI Al-Abrar di Kota Makassar.
8. Irfan Idris, S.Pd.I., Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-
Abrar Kota Makassar yang dengan senang hati memberikan informasi
terkait penelitian ini.
9. M. Fadli Alamsyah dan Sri Wahyuni yang selalu menemani saya dan
memberikan motivasi dan dukungan.
x
10. Sahabat saya M. Anis dan Erwin Rusiadi yang selalu memberikan doa
dan dukungannya kepada penulis.
11. Seluruh keluarga dan handai taulan yang tak hentinya memberi
semangat kepada penulis.
12. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang
mebuat penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi kita semua. Aamiin ya rabbal aalamiin.
Makassar, 25 Agustus 2020
Penulis,
Ichsan Muamalah
105191110616
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ........................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................... 8
A. Peran Guru Al-Qur‟an Hadist ................................................ 8
B. Minat Belajar Siswa ... ............................................................. 19
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa......... 25
D. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis ................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 34
B. Lokasi dan Obyek Penelitian .................................................. 34
C. Fokus Penelitian ...................................................................... 35
D. Deskripsi Fokus Penelitian ....................................................... 35
E. Sumber Data ............................................................................ 36
F. Instrumen Penelitian................................................................. 37
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 39
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................. 41
A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 41
B. peran guru Al-Qur‟an Hadist)dalam meningkatkan minat
belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-
Abrar di Makassar ................................................................... 49
C. Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar ................... 59
D. Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa
Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar ............................... 62
BAB V PENUTUP ...…………................................................................. 66
A. Kesimpulan ............................................................................. 66
B. Implikasi Penelitian ................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota
Makassar ......................................................................................... 45
Tabel 4.2. Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar. 48
Tabel 4.3. Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota
Makassa ........................................................................................... 48
Tabel 4.4. Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar 49
1
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Manusia Sebagai
makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan sesama manusia yang di
sebut dalam ajaran agama islam “hablum minannas”. Manusia dalam proses
perkembangannya menampilkan berbagai kebiasaan tingkah laku dalam bidang
keluarga,agama,sosial, dan sebagainya yang di pelajari oleh setiap anggota
masyarakat. Dalam kehidupannya manusia tidakhanya berhubungan ke sesamanay
manusia saja akan tetapi, manusia juga mempunya hubuang kepada Allah Swt,
sebagaimana tertera dalam firman Allah swt dalam Surat Ali-„Imran (3) ayat 112
Terjemahnya:
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika
mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan
manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan
mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir
kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang
benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui
batas.”1
1 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya, Halim Publishing dan
Distributing, 2013), h. 64
2
Pada dasarnya di Indonesia mimiliki bermacam-macam Agama di
Antaranya ialah agama islam yang dimana mengajarkan tentang cara berperilaku
yang baik dan menumbuhkan kesadaran pada setiap umat manusia, sehingga
memiliki prilaku yang baik dan sesuai dengan Norma Agama dan Sosial.
Perilaku siswa pada saat ini sangatlah banyak yang bertentangan dengan
ajaran agama dan kehidupan sosial dalam masyarakat. Penyebabnya diakibatkan
karena kurangnya kesadaran pada siswa saat ini, hal ini menyebabkan pada diri
peserta didik saat ini memiliki pribadi yang sangatlah tidak wajar dan
bertenangan dengan moral keagamaan dan Norma-norma yang berlaku pada
kehidupan masyarakat.
Dalam Ajaran Agama Islam takpernah terlepas pada dua Sumber utama
ajaran agama islam iaitu Alquran dan hadist. Alquran dan hadist merupakan suatu
kesatuan yang takdapat terpisahkan untuk bagaimana menyelesaikan segala
persoalan dalam kehidupan manusia pada umumnya dan kehidupan umma Islam
pada kuhususnya.
Alquran merupakan kiab suci yang di wahyukan oleh Allah Swt kepada
Nabi Muhammad Saw yang dimana merupakan petunjuk dan pedoman hidup
ummat Isalm, sedangkan hadist merupakan segala perbuatan dan perkataan nabi
yang sesuai dengan syariat. Alquran dan hadist merupakan ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad Saw Kepada ummat Islam agar segala kehidupan ummat
islam di dunia ini senantiasa disandarkan kepada Alquran dan Hadist. Sehingga
Pendidikan merupakan jalan yang paling tepat untuk bagaimana merealisasikan
3
nilai-nilai pokok ajaran islam iaitu alquran dan hadist untuk kemudian ditanamkan
pada jiwa peserta didik.
Pendidikan dapat terwujud kembali apabila meningkatkan mutu
pendidikan yang berbasis keagaman yang menanamkan nilai-nilai agama pada
jiwa pesera didik pada kalangan madrasah agar mimiliki kesadaran yang tinggi
untuk melakukan satu perbuatan yang terpuji sesuai dengan pedoman Hidup
Manusia yaitu Alquran dan hadist dan sesuai dengan Norma-norma yang berlaku
dimasyaraka.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya dalam rangka
mengembangkan, meningkatkan dan mengarahkan potensi yang dimiliki oleh
manusia dalam hal ini khususnya peserta didik. Sebagaimana dalam undang-
undang RI No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal I tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.2
Pendidikan juga merupakan usaha yang dilakukan secara sadar oleh semua
elemen yang ada disekitar kehidupan, baik itu orang tua, guru, keluarga dan
masyarakat secara umum serta lembaga-lembaga pendidikan baik yang resmi
maupun atau formal yang di bentuk oleh pemerinah dan pihak yang bertanggng
jawab. Dengan tujuan sebagai salah satu unsur dari pendidikan yang berupa
2 Undang-Undang SISDIKNAS, Tim Fokus Media, (Jakarta: Fokus Media, 2010), h. 26
4
rumusan tentang apa yang harus dicapai oleh siswa, untuk memberikan arahan
bagi semua jenis pendidikan yang dilakukan.
Secara umum, tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga Negara yang demokratif serta bertanggng jawab.
Peran Guru Al-Qur‟an Hadist pada dasarnya sangatlah dibutuhkan untuk
meningkatkan minat belajar Siswa terhadap Alquran dan Hadist pada jiwa peserta
didik di karena pendidikan merupakan usaha sadar dan terrencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar yang berada di Kecamatan Tamalate
Kota Makassar, tepatnya di jalan Bonto Duri Raya no. 06 ini merupakan salah
satu lembaga pendidikan swasta yang mempunyai penting dalam meningkatkan
minat dan bakat yang dimiliki anak-anak sekolah dalam proses pembelajaran dan
berbagai macam ekstrakulikurel. Dalam proses pembelajaran terdapat banyak
bidang pembelajaran yang dikembangkan, baik itu pelajaran umum maupun
pelajaran khusus seperti Pendidikan Agama Islam, Akidah Akhlak, Fiqih, dan Al-
Qur‟an Hadist. Akan tetapi penulis hanya berfokus pada Peran Guru Pendidikan
Agama Islam dalam hal ini Al-Qur‟an Hadist dalam Meningkatkan Minat Belajar
Al-Qur‟an Hadist pada Siswa Kelas IV MI Al-Abrar.
5
peran guru sangat penting, karena guru adalah orang yang mengajar,
membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa, peran guru pada
Madrasah Ibtidaiyah sangatlah besar kontribusinya dalam kegiatan belajar
mengajar dalam kelas. Minat bakat siswa tidak akan berkembang secara optimal
tanpa bantuan guru.3 Tercapainya tujuan pembelajaran merupakan kesuksesan
bagi guru. Apabila tujuan pembelajaran tercapai, maka prosese pembelajaran
dikatakan berhasil.
Keberhasilan proses pembelajaran adalah yang diharapkan baik guru
maupun siswa. Diantara faktor yang dijadikan tolak ukur keberhasilan proses
belajar mengajar adalah meningkatnya minat belajar siswa yang tinggi. Di dalam
proses belajar mengajar untuk meningkatkan minat belajar siswa, guru seharusnya
menggnakan beragam teknik yang menarik siswa.
Minat merupakan faktor utama dalam pengembangan potensi siswa dan
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap aktivias dan keberhasialan
dalam belajar. Siswa yang mempunyai minat terhadap mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadist maka siswa tersebut akan belajar dengan sungguh-sungguh, seperti senang
didalam mengikuti pelajaran dan rajin belajar baik sekolah maupun dirumah
karena adanya daya tarik tersendiri oleh mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist. Apabila
tidak mempunyai minat maka siswa akan tidak ada semangat dalam belajar
bahkan dalam menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an Hadist.
Berdasarkan pernyataan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam Meningkatkan Minat
3 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesionalm, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h.
35
6
Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar” dengan
harapan penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi untuk mengetahui
perkembangan MI Al-Abrar terkhusus dalam meningkatkan minat belajar Qur‟an
Hadist siswanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat
belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kota
Makassar?
2. Bagaimanakah Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kota Makassar?
3. Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI
Al-Abrar di Kota Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian yang dipaparkan diatas maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat belajar siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di
Makassar.
2. Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.
3. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa
Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar
7
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan
ilmu pengeahuan khususnya ilmu agama islam dan Pendidikan.
b. Manfaat praktis
1. Sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi guru Al-Qur‟an
Hadist dalam perananya menigkatkan Minat belajar Al-Qur‟an Hadist
Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.
2. Untuk mengeahui seberapa besar Minat Siswa dalam pembelajaran
Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar
di Makassar.
3. Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar
Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Guru Al-Qur’an Hadist
1. Pengertian Peran Guru
Secara bahasa, peran berasal dari bahasa inggris yaitu “role” yang dalam
bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai “seperangkat tindakan yang dimiliki
oleh orang yang berkedudukan”. Secara istilah peran adalah berperilaku menurut
posisi seseorang dalam masyarakat.4
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran adalah
seperangkat tindakan yang dimiliki oleh orang yang berkedudukan atau
berperilaku menurut posisi seseorang dalam masyarakat.
Kata guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti “orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.5jika mengacu
kepada definisi tersebut maka guru pada dasarnya adalah sebuah pekerjaan yang
dimana memiliki tugas utama yaitu mengajar dalam rangka mentransfer ilmu
pengetahuan.
Guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada murid,
biasanya guru adalah yang memegang mata pelajaran disekolah.6Menurut
Amentebu mengemukakan bahwa guru adalah semua orang berwenang dan
4Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004), h. 854 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ed. 3.
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 377 6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994), h. 75
9
bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik secara individual
ataupun klasikal baik disekolah maupun diluar sekolah.7
Guru adalah pendidik, yaitu orang bertanggung jawab memberikan
bimbingan terhadap anak didiknya. Demi menyiapkan peradaban yang lebih
baik, dan mengubah dunia dari gelap menuju cahaya terang, guru merelakan
dirinya untuk anak-anak orang lain, memberikan ilmu, waktu, perhatian, kasih
sayang dan pengorbanan-pengorbanan lain yang didasari prinsip bahwa
mendidik adalah tugas yang suci.8
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru adalah sebuah
pekerjaan yang dimana memiliki tugas utama yaitu mengajar dalam rangka
mentransfer ilmu pengetahuan dan juga memberikan bimbingan terhadap anak
didiknya. Demi menyiapkan peradaban yang lebih baik dan mengubah dunia
dari gelap menuju cayaha terang, guru merelakan dirinya untuk anak-anak orang
lain memberikan ilmu, waktu, perhatian, kasih sayang dan pengorbanan-
pengorbanan lain yang di dasari prinsip bahwa mendidik adalah tugas suci.
Peraturan pemerintahan RI Nomor 78 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Guru dan Dosen tahun 2009 disebutkan dalam Bab I pasal 1
ayat 1 bahwa Guru adalah pendidik professional yang tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
7 Evin Ulansari, Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di MTs
Nurul Islam Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Emin, (Skripsi Fakultas Tarbiyah
IAIN Raden Fatah Palembang, 2012), h. 26 8 Fahruddin Eko Hardiyanto, Etos Probetik Sang Pendidik, (Semarang: Cipta Prima
Nusantara, 2016), h. 16
10
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.9
N.A.Ametembun sebagai mana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah
mengemukakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual
ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.10
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa guru adalah semua
pendidik yang bertanggung jawab untuk membimbing dan membina peserta
didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.Guru juga merupakan pribadi yang
tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas
saja, tapi lebih dari itu. Guru dianggap sebagai sumber informasi bagi
perkembangan kemajuan masyarakat kearah yang lebih baik. Guru bisa diartikan
sebagai sosok tauladan yang selalu bisa ditiru oleh peserta didiknya.
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran guru adalah
aktivitas yang dilakukan guru dalam mendidik dan mengajar siswa agar dapat
mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa tersebut, serta membuat siswa
tersebut menjadi bersemangat dan dapat memahami pelajaran.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Pendidikan terdiri dari tiga kata, yaitu Pendidikan Agama dan Islam. Kata
pendidikan berasal dari kata didik yang artinya memelihara dan member latihan,
mengenai ahklak dan kecerdasan berpikir. Amaga berasal dari dua kata
sangsekerta yaitu, kata A dan GAMA, dimana A adalah Tidak, dan GAMA
9 Tamita Utama, Peraturan Pemerintahan RI, (Jakarta: Tamita Utama. 2009); h. 4
10 Syaiful Bahri Djamarah, Gurudan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), h. 32
11
adalah kacau, jadi agama adalah tidak kacau dan diwariskan secara turun-
temurun.11
Agama yakni agama islam yang dibawah oleh Nabi Muhammad Saw.
Ialah apa yang diturunkan kepada Al-Qur‟an dan Sunnah yang shahih berupa
perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia baik di
dunia maupun diakhirat.12
Muhaimin mengemukakan bahwa pendidikan islam adalah nama sistem
yaitu sistem pendidikan yang islami, yang memiliki komponen-komponen yang
secara keseluruhan mendukung sosok muslim yang ideal. Pendidikan islam ialah
pendidikan yang teori-teorinya di susun berdasarkan Alquran dan Hadis.13
Pendidikan Agama Islam merupakan peningkatan dari Al-Qur‟an Hadist
yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/MTs/MA. Peningkatan tersebut
dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-
Qur‟an Hadist terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan
untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan
menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggunjawabnya di muka bumi,
demokrasi sertamengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
perspektif Al-Qur‟an Hadist sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.14
11
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 2010), h. 9 12
Pimpinan Putusan Muhammadiyah,Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah,
(Yogyakarta : Suara Muhammadiyah, 2015), h. 278 13
Tohirin , Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi dan
Kompetensi , (Jakarta : PT RajaGrapindo Persada, 2014), h. 11 14
Model KTSP Madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, ( Direktorat Jendral
Pendidikan Islam: Departemen Agama, 2007), h. 16
12
3. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran
Seorang guru senantiasa mengarahkan peserta didik menuju kearah
yag lebih baik. Hal ini pernah dilakukan Rasulullah saw sebagai suri
tauladan yang kemudian di wariskan kepada para pendidik (guru) dalam
dunia Pendidikan, sebagaimana tertera dalam hadist yang terkait dengan
memberikan pembelajaran:
قال الل ع عثد الل رض خطه : ع سههى خطها يزتهع ه الل عه صه خطه انهث
سط خار ا ي ,خطا ان سط خطه خططا صغارا إن ذا انهذ ان
سط انهذ ان قال , اث :( سا , ذا اا ط ت ذا أ ه يح - أقد أحاط ت
خار ج أيه ذا انهذ ذا , غار الأعزاضقد أحاط ت انخطط انص ذ
خار ج أيه أخطأ ذا )انهذ أخطأ ذا , ش ذا, إ إ ش ذا ,
(را انثخار)
Artinya:
Dari Abdullah RA berkata :“Nabi SAW membuat gambar persegi
empat, lalu menggambar garis panjang di tengah persegi empat
tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga
membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya:
(persegi yang digambar Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah
manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang
mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-
citanya. Dan garis-garis kecil ini adalah penghalang-
penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini,
maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka
kena (garis) yang setelahnya. Jika tidak mengenai semua
(penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa ketuarentaan.”(HR.
Bukhari)15
Hadist diatas diperkuat dengan firman Allah swt dalam Surat Al-Jumu‟ah
ayat 2
15
Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy, Shahihul Bukhari bi Haasyiati al-Imam
as-Sindy, (Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2008), hal. 224
13
ى عه ىأ زك تۦ ىأ ءا أ ها عه ىأ تأ أ زسلا ي ي ٱنهذ تعث ٱلأأ
ث م يم نف ضه إ كاا ي قثأ ح حكأ
ٱنأ ة كت ٱنأTerjemahnya:
”Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul
diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,
mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah
(Sunnah). Dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata.16
Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasul diutus untuk mengajarkan ilmu
kepada umat manusia, disini tercermin peranan seorang pengajar (guru) yang
berperan dalam mengarahkan manusia untuk menuju arah yang lebih baik. Ini
juga menjelaskan peran seorang guru untuk memberantas adanya buta huruf dan
kebodohan masyarakat.
Menurut Adam and Dickey, sebagimana dikutip oleh Oemar,
mengemukakan pandangan modern tentang peran guru sesungguhnya sangat luas,
meliputi:
a. Guru Sebagai Pengajar
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia
menyampaikan pelajaran agar murid memahami dengan baik semua
pengetahuan yang telah disampaikan. Selain itu, setiap guru juga
berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan,
hubungan sosial, apresiasi dan lain sebagainya melalui pengajaran
yang diberikan.
16
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya, Halim Publishing dan
Distributing, 2013), h. 553
14
b. Guru Sebagai Pembimbing
Guru berkewajiban memberikan bantuan berupa bimbingan kepada
siswa agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri dan
memecahkan masalah tersebut.Setiap guru perlu memahami dengan
baik tentang tehnik bimbingan yang benar agar setiap siswa
membutuhkan solusi, maka guru selalu siap memberikan bimbingan
kepada siswa.
c. Guru Sebagai Pemimpin
Guru berkewajiban mengadakan supervise atas segala kegiatan belajar
siswa, membuat rencana pengajaran terhadap siswanya, melakukan
menejemen kelas, serta mengatur kedisiplinan kelas secara
demokratis.
d. Guru Sebagai Ilmuwan
Guru dipandang sebagai seorang yang paling berpengetahuan. Guru
bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang
dimilikinya, tetapi juga mengembangkan pengetahuan tersebut serta
memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya.
e. Guru Sebagi Pribadi
Sebagi pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi
oleh siswa, orang tua, serta masyarakat.Sifat-sifat itu sangat
diperlukan agar guru tersebut dapat melaksanakan pengajaran secara
efektif.
15
f. Guru Sebagai Penghubung
Sekolah memegang peranan sebagai penghubung, dimana guru
sebagai pelaksana. Dalam hal ini, banyak cara yang dapat dilakukan
oleh guru untuk menghubungkan sekolah dan masyarakat, seperti
public relation, bulletin, pameran, kunjungan ke masyarakat, dan
sebagainya.
g. Guru Sebagai Pembaharu
Guru memegang peranan sebagai pembaharu, dengan melalui kegiatan
penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-
lain maka akan menanamkan jiwa pembaharuan di kalangan murid.
h. Guru Sebagai Pembangun
Di kehidupan masyarakat, guru juga mempunyai peranan penting
dalam membantu berhasilnya rencana-rencana pembangunan
masyarakat. Partisipasinya dalam masyarakat akan turut mendorong
masyarakat lebih bergairah untuk membangun.17
4. Sifat-Sifat Guru
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seseorang guru adalah sebagai
berikut:
a. Ikhlas
Pendidik harus membersihkan niatnya, yakni ikhlas hanya kare
Allah ta‟ala dalam setiap aktivitas pendidikan. Dengan demikian,
dia akan dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru secara
17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 124
16
berkesinambungan dan mengikutin setiap tahap perkembangan
pendidikan anak.
b. Takwa
Takwa merupakan salah satu sifat yang paling istimewa yang harus
dimiliki oleh seorang guru. Jika seorang pendidik tidak
mewujudkan nilai takwa dan komitmen kepada islam, niscaya anak
akan tumbuh diatas penyimpangan, kenakalan, serta terjerumus ke
dalam kesesatan dan kebodohan.
c. Memiliki Ilmu
Seorang pendidik haruslah seorang yang berilmu, yang mengetahui
dasar pendidikan yang ditetapkan oleh syariat islam. Ia juga harus
memahami prinsip-prinsip akhlak, tatanan islam secara umum dan
kaidah hukum. Dengan demikian, seorang pendidik dapat
mendidikanak dengan dasar-dasar dan segala konsekuensinya.
d. Sabar
Dalam pembentukan dan perbaikan perilaku, sifat dapat membantu
kesuksesan seorang pendidik pada profesi dan tanggung jawabnya.
Dengan sifat sabar yang melekat padanya, anak akan tertarik pada
guru hingga ia akan merespon kata-kata dari pendidiknya dan
menghilangkan akhlak tercela.
e. Bertanggung Jawab
Rasa bertanggung jawab dalam mendidik iman dan tingkah laku
anak harus ditanamkan oleh seorang pendidik di dalam
17
perasaannya. Perasaan ini akan selalu menjadi pendorong untuk
senantiasa mengawasi dan memperhatikan anak.18
5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru
Menurut peter yang dikutip oleh Nana Sudjana mengatakan bahwa ada 3
tugas dan tanggung jawab guru yakni:
a. Guru Sebagi Pengajar
Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam
merencanakan dan melaksanakan.
b. Guru Sebagai Pembimbing
Guru sebagai pembimbing memberikan tekanan kepada tugas,
member bantuan kepada siswa dalam pemecahan masalah yang
dihadapinya.
c. Guru Sebagai Administrator
Guru merupakan jalinan antara keterlaksanaan bidang pengajaran
dan ketatalaksanaan pada umumnya.19
6. Strategi Mengajar Guru Al-Quran Hadist
Seorang guru Al-Qur‟an Hadist tidakhanya cukup membekali diri
dengan sifat-sifat teladan Nabi Muhammad Saw dalam mengajar, tetapi juga
perlu dengan kemampuan strategi mengajar yang tepat. Untuk melaksanakan
strategi diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategi setiap aktivitas yang
18
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013), h. 449 19
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Al-
Gensindo, 2000), h. 15
18
dilakukan guru dan siswa dikelas dapat terealisasi. Dalam hal ini strategi
mengajar guru antara lain:
a) Mendorong murit supaya menjadi pembelajar
Strategi pertama yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
semangat belajar peserta didik adalah mendorong atau memotivasi
siswa agar menjadi seorang pembelajar, dengan menjadi seorang
pembelajar, berarti mereka menyadari peranannya sebagai siswa, yakni
belajar. Jadi dalam mendorong siswanya menjadi pembelajar, seorang
guru juga diharapkan dapat menjadikan Al-Qur‟an dan sunnah sebagai
sarana untuk mendongkrak semangat belajar siswa, yaitu dengan
menceritakan pula berbagai fadhilah menuntut ilmu.
b) Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenagkan
Sebagai seorang guru, tugasnya bukan hanya mengajar ilmu
sebagaimana tertera dalam buku pelajaran, atau sekedar mendidik dan
membimbing siswa saja. Tetapi juga menciptakan suasana belajar yang
nyaman. Jadi seorang guru harus berperan penting dalam menciptakan
suasana hati agar belajar menyenangkan dan tidak minimbulkan
ketegangan siswa.
c) Menerapkan metode belajar yang tepat
Metode pengajaran sesuai dengan yang diungkapkan oleh Thoifuri
dalam buku Zaenal Mustakim bahwa metode pengajar adalah cara
yang ditempuh guru dalam menyiapkan bahan ajaran kepada siswa
19
secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan
sehingga di peroleh hasil yang maksimal.20
B. Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat
Kata Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
”Keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap
sesuatu.”21
Kemudian didalam Kamus Lengkap Psikologi minat disebut dengan
kata Interest, Kata ini mengandung beberapa arti yaitu:
(1) satu sikap yang berlangsung terus menerus yang memerlukan
perhatian seseorang, sehingga membuat dirinya jadi selektif terhadap
objek minatnya (2) perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas,
pekerjaan, atau objek itu berharga atau berarti bagi individu (3) satu
keadaan motivasi, atau satu set motivasi, yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah (sasaran) tertentu.22
Djali mengungkapkan bahwa, “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”23
Hal
demikian juga di kemukakan oleh Slameto mengungkapkan bahwa “Minat adalah
suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
yang menyuruh.”24
Dalam pengertian lain dijelaskan “Minat adalah usaha dan
kemampuan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu.”25
20
Zainal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Press, 2011),
h. 113 21
Umi Chulsum dan Windy Novi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (Surabaya :
Kashiko, 2006), h.463 22
James P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 2009), h.255 23
Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.121 24
Slameto, Belajardan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), h. 180 25
Yayasan Dharma Graha, Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-DG, (Jakarta :
Dharma Graha Perss, 2003), h. 9
20
Beberapa paparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Minat adalah
keinginan atau kecenderungan yang sangat tinggi terhadap suatu hal atau aktivitas
yang timbul dari dalam diri yang kemudian mengarahkan seseorang kepada
aktivitas tersebut tanpa ada suruhan dari orang lain.
Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan bahwa, “Minat tidak hanya
diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa anak didik lebih
menyukai sesuatu dari pada yang lainya, akan tetapi juga diimplementasikan
melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.”26
Selanjutnya Tabrani Rusyam dkk, juga memberikan gambarang tentang
pentingnya minat dalam proses belajar termasuk dalam hal peningkatan prestasi
siswa, bahwa dengan minat yang tinggi akan mendorong siswa untuk belajar lebih
baik dari pada belajar tanpa minat. Minat akan timbul apabila siswa tertarik akan
sesuatu karena merasa sesuai dengan kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang
akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun, bila minat tidak disertai
dengan usaha yang baik, maka belajar juga sulit untuk berhasil.27
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah
kemampuan berdasarkan pada diri individu yang senantisa tertarik terhadap
sesuatu berdasarkan bakat dan lingkungan. Peranan dan fungsi minat ini sangat
berarti dalam proses belajar, karena apabila siswa yang belajar memiliki minat
terhadap bahan yang di pelajarinya, maka akan mudahlah diterimanay. Sebab
minat akan membangkitkan gairah dalam altivitas belajar.
26
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 132-133 27
Tabrani Rusyam dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Cet, I: Bandung:
Remadja Karya, 1998), h. 24
21
2. Pengertian Belajar
Muhabbin Syah memberikan pengertian belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan
setiap jenis dan jenjang pendidikan, ini dapat diartikan bahwa berhasil tidaknya
pelaku pendidik mencapai tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses
belajar yang dialami oleh siswa baik ketika siswa itu mengalami pembelajaran di
sekolah maupun siswa itu berada di lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.28
Menurut Soekamto dan Winataputra menyatakan bahwa belajar
merupakan proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya
reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi
didalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetik
atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisasi yang bersifat
temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, dan
sebaginya.Melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi,
atau gabungan dari semuanya.29
Menurut Tohirin belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku baru yang secara keseluruhan
sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.30
28
Muhabbin Syah, Psikologi Belajar (Edisi Revisi. VII: Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008), h. 63 29
Soekamto dan Winataputra dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni, Teori Belajar dan
Pembelajaran, (Yogyakarta : Global Pustaka Ilmu, 2002), h. 14 30
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2005),
h. 80
22
Sementara itu Nasution mengartikan belajar dalam tiga pandangan: (1)
belajar adalah perubahan-perubahan dalam urat suara, artinya belajar adalah
pembentukan saluran-saluran yang lancar dalam sistem urat saraf sebagai
perubahan fisiologi yang tak dapat dibuktikan atau disangkal kebenarannya. (2)
belajar adalah penambahan pengetahuan. (3) belajar adalah perubahan kelakuan
berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa sesuatu perubahan pada diri
individu yang belajar.Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan
melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri, kesimpulanya belajar ialah segala aspek
organisme atau pribadi seseorang. Karena seseorang yang melakukan proses
belajar memiliki perbedaan perilaku yang sangat mendasar dengan sebelumnya.31
Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses
perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang berhubungan dengan perubahan
tingkahlaku individu secara menetap sebagai hasil dari proses pengetahuan. Tapi
perlu pemahaman lebih mendalam bahwa perubahan tingkah laku seseorang yang
berhubungan dengan perubahan yang diakibatkan dari proses kematangan fisik,
keadaan mabuk, lelah, dan rasa bosan tidak dipandang sebagai proses belajar.
Setiap manusia dimana saja berada tentu tentu melakukan kegiatan belajar, apakah
belajar itu dilakukan secara melembaga ataupun tidak.
Berdasarkan beberapa definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
minat belajar adalah suatu dorongan dan keinginan seseorang untuk mengerjakan
31
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Ed. 2.Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 34
23
suatu aktivitas yang pada akhirnya dapat memberikan perubahan baik
pengetahuan, latihan maupun pengalaman lainnya yang diperoleh dari lingkungan
sekolah maupun lingkungan lain.
Minat belajar siswa adalah salah satu penggerak yang dapat menimbulkan
rasa ingin tahu pada anak didik terlihat bahwa siswa merasa senang, tertarik
terhadap materi, penjelasan guru, dan tertarik untuk mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru, memusatkan dan memberikan perhatian terhadap kegiatan
pembelajaran, serta terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Oleh karena itu siswa yang tidak memiliki minat belajar terhadap mata
pelajaran yang diajarkan maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya
terhadap mata pelajaran itu, bahkan siswa merasa bosan dan jenuh terhadap
pelajaran itu dan hal yang palin parah siswa biasanya menghindar sampai tidak
mengikuti pelajaran itu. Hal ini muncul akibat tidak adanya daya tarik baginya
menyebabkan siswa tidak memiliki minat belajar, kemungkinan guru yang
mengajar tidak mamiliki daya tarik, mata pelajaran yang diajarkan kurang
disenangi oleh siswa. Tetapi sebaliknya apabila guru yang memiliki daya tarik
atau mempunyai metode yang baik dalam proses pembelajaran memungkinkan
siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaran yang diajarkan.
Bahan pelajaran yang diajarkan mudah dipelajari dan dimengerti oleh siswa
karena siswa memiliki minat belajar yang tinggi.
2. Pengembangan Minat Belajar Siswa
Proses belajar mengajar, minat berperang sebagai motivating force, yaitu
sebagai kekuatan yang akan mendorong siswa untuk belajar, siswa yang berminat
24
terhadap suatu pelajaran akan terus tekun untuk belajar. Dia akan terus
mendorong untuk belajar dan selalu berusaha untuk mencapai hasil memuaskan.
Siswa yang mampu mengembangkan minatnya dan mampu mengarahkan segala
kemampuannya untuk menguasai mata pelajaran tertentu niscaya ia akan
memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.32
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengembangan minat
belajar siswa dapat terjadi apa bila dalam proses pembelajaran siswa mampu
mengunakan kekuatan yang ada pada dirinya untuk mendorong semangat dalam
belajar dan menggunakan segala kemampuannya untuk mengembangkan
minatnya dan mampu mengarahkan segala kemampuanya untuk menguasai mata
pelajaran tertentu sehingga dalam proses belajar memiliki minat yang tinggi,
niscaya siswa akan memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.
3. Fungsi Minat dalam Belajar Siswa
Fungsi besarsekali terhadap kegiatan belajar, karena minat mempunyai
andil yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan. Seseoran siswa akan
memetik hasil belajarnya ketika ia berminat terhadap sesuatu yang ia pelajari dan
dengan sendirinya ia akan menunjukkan keaktifan dalam mengikuti pelajaran.
Minat merupakan faktor pendorong bagi anak didik dalam melaksanakan
usahanya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Dengan demikian, jelas
terlihat bahwa minat sangatlah penting dalam pendidikan karena merupakan
sumber usaha anak didik.33
32
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.
57 33
Wayan Nurkarcana Sumartaman, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1983), Cet 4, h. 225
25
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa
1. Faktor Pendukung
Faktor Pendukung minat belajar Siswa yaitu :
a) Faktor Jasmani
Faktor jasmani adalah faktor fisik yang dapat
mempengaruhi minat siswa dalam belajar.Faktor tersebut berupa
kesehatan tubuh dan cacat tubuh yang dialaminya.34
Jadi kondisi
yang sehat sangat menentukan terhadap kualitas kegiatan anak, jika
kondisi anak kurang sehat, atau kurang semangat, mudah pusing,
maka akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya
membutuhkan dukungan minat akan tergantung.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari dalam
diri/kondisi rohani individu yang banyak mempengaruhi minat
belajar siswa berupa intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, dan
kesiapan.35
c) Intelegensi Siswa
Intelegensi atau kecakapan diri terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dakam situasi
yang baru dan cepat efektif mengetahui atau menggunakan konsep-
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
34
Lihat Slameto, , h. 54 35
Ibid., h. 54
26
mempelajari dengan cepat.36
Jadi kemampuan sangat penting dalam
proses belajar, untuk mencapai keberhasilan terutama dalam
mempelajari bahan pelajaran yang diajarkan.
d) Bakat Siswa
Yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensi
yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan pada
masa yang akan dating.37
Sedangkan menurut Hilgard dalam buku
Slameto bahwa bakat adalah kemampuan untuk belajar.38
Jadi dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
bakat adalah kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang dan bakat juga
merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk memudahkan dalam memahami proses pembelajaran.
e) Motivasi Belajar
Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan itu dapat
disadari atau tidak akan tetapi mencapai tujuan itu perlu berbuat,
oleh karena itu harus diperhatikan apa yang mendorong siswa
belajar dengan baik.
Dalam buku psikologi belajar sijelaskan bahwa motivasi
adalah keadaan internal organism baik manusia maupun hewan
yang memdorong untuk berbuat sesuatu atau daya untuk bertingkah
36
Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Cv. Yrama Widya, 2010), h. 37 37
Lihat Slameto,Opchit, h.57 38
Lok Cit., h. 57
27
laku secara terarah.39
Motivasi dapat menumbuhkan rasa senag
dengan semangat untuk belajar.Peserta didik yang memiliki
motivasi yang kuat, hasil belajar dapat optimal.
Pada hakekatnya motivasi belajar itu ada tiga sumbernya
yaitu:
1) Orang Tua
Yang dimaksud dengan orang tua dalam lingkungan
keluarga adalah institusi pendidikan utama dan pertama bagi
anak, sebab seorang anak pertama kali mengenal pendidikan
dalam lingkungan melalui orang tua atau keluarga.40
Jadi dalam
kegiatan belajar seorang anak perlu diberikan dorongan serta
pengertian oleh orang tuanya.Bilamana anak sedang belajar
jangan di bebani dengan tugas-tugas rumah. Kadang-kadang anak
mengalami lemah semangat karena kurangnya perhatian maupun
dorongan atau motivasi orang tuanya dalam lingkungan keluarga
sehingga masalah yang dihadapi oleh anakpun tidak di bantu
dalam pemecahannya.
2) Kematangan
Menurut Slameto mengemukakan bahwa kematangan
adalah sesuatu tingkah atau fase dalam pertumbuhan seseorang
39
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 136 40
Rahani, Berawal Dari Keluarga-Revolusi Belajar Cara Al-Qur’an,m (Jakarta: Hikmah
2003), h. 129
28
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap melaksanakan kecakapan
baru.41
Berdasarkan pendapat diatas, maka kematangan adalah
suatu organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila
dalam diri makhluk telah mencapai kesanggupan untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan itu datang
atau tiba waktunya dengan sendirinya, sehingga dalam belajarnya
akan lebih berhasil jika anak itu sudah siap atau matang untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
3) Kesiapan
Kesiapan menurut James dalam buku Slameto
mengemukakan bahwa kesiapan adalah praparedes torespons of
teach,artinya kesediaan untuk memberikan respon reaksi.42
Pendapat diatas dapat di asumsikan bahwa kesiapan siswa
dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa, dengan demikian keberhasilan belajar siswa dapat
berdampak positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai
kesiapan dalam menerima suatu mata pelajaran yang baik.
41
Slameto, Opchit, h. 58 42
Ibid,. h. 59
29
2. Faktor Penghambat
Faktor Penghambat minat belajar siswa yaitu :
a) Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan kurang dan rendahnya minat belajar siswa secra fisik
maupun psikologis.Kejenuhan dapat mengakibatkan munculnya
perasaan bosan sehingga sesuatu yang dapat menjadi pusat
perhatian mudah diabaikan. Kelelahan jasmani pada umumnya
dapat dikurangi dengan mudah, sedangkan kelelahan rohani atau
mental tidak dapat di atasi dengan cara yang sederhana. Namun
keduanya dipandang sebagai faktor penentu atau utama yang
mempengaruhi minat belajar siswa.43
b) Suasana Rumah
Hubungan keluarga yang harmonis dapat menjadikan anak
belajar dengan baik. Suasana rumah yang terlalu ramai tidak akan
memberikan suasana bagi anak untuk belajar dengan baik. Begitu
juga hubungan dengan anggota keluarga yang kurang intim dapat
menimbulkan suasana kaku, mati dan tegang, sebaliknya suasana
yang akbar, menyenangkan dan penuh dengan rasa kasih sayang
dapat menimbulkan minat belajar pada diri anak baik itu di
sekolah maupun dirumah.44
43
Ibid , h.55 44
Slameto, Lok Cit, 2003 hal. 59
30
c) Keadan Sosial Ekonomi
Kegiatan belajar seorang anak kadang-kadang memerlukan
sarana yang cukup mahal dan tidak terjengkau oleh
keluarga.Keadaan sosial ekonomi merupakan keadan keluarga
yang tidak memungkinkan untuk memenuhinya belajar anak
didik, sehingga kondisi ini dapat menghambat anak dalam
belajarnya.
d) Tugas Rumah
Tugas rumah yang terlalu banyak yang dibebankan oleh
guru kepada murid untuk dikerjakan dirumah merupakan
penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat
bosan. Siswa bosan belajar karena tidak memiliki kesempatan
untuk mengerjakan kesempatan yang lain. Untuk menghindari
kebosanan tersebut guru janganlah terlalu memberikan tugas
rumah terlalu banyak agar siswa dapat mengerjakan kegiatan
yang lain. Sehingga siswa tidak merasa lelah dan bosan belajar.
D. Pembelajaran Al-Qur’an Hadist
1. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadistdi Madrasah adalah salah satu pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Al-Qur‟an Hadist
yang telah dipelajari oleh peserta didik di MI/MTs/MA. Peningkatan tersebut
dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Al-
Qur‟an Hadist terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapan
31
untuk melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan
menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggunjawabnya di muka bumi,
demokrasi sertamengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
perspektif Al-Qur‟an Hadist sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.45
Secara subtansional, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist diharapkan
memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi dan minat belajar kepada peserta
didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur‟an Hadist sebagai sumber utama ajaran Islam dan
sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.46
Definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa mata pelajaran Al-
Qur‟an Hadist pada sekolah tingkat madrasah (MI/MTs/Ma) yang merupakan
lembaga pendidikan berbasis Islam, mengandung mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang terbagi menjadi beberapa mata pelajaran diantaranya yaitu
mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist. Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist merupakan
mata pelajaran yang penting bagi peserta didik, sebab dalam mata pelajaran ini
berisi tentang pengantar bagi peserta didik mendalami ilmu Al-Qur‟an dan Hadist
dimulai dari kompetensi untuk membaca, memahami, hingga menghafalkan ayat
Al-Qur‟an dan Hadist yang dipelajari. Hal tersebut penting karena dimana Al-
Qur‟an dan Hadist merupakan pedoman dalam kehidupan sehari-hari bagi umat
muslim.
45
Model KTSP Madrasah, Direktorat Pendidikan Madrasah, ( Direktorat Jendral
Pendidikan Islam: Departemen Agama, 2007), h. 16 46
Ibid, h. 16
32
2. Fungsi Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Untuk memahami secara lebih rinci berikut merupakan fungsi mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadist yang dikemukakan oleh Departemen Agama sebagi
berikut:
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
peserta didik dalam menyakini kebenaran ajaran Islam yang telah
mulai dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang
pendidikan sebelumnya.
b) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran islampeserta didik
dalm kehidupan sehari-hari.
c) Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau
budaya lain yang dapat membahayakan diri pesrta didik dan
menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
d) Pembiasaan, yaitu menjadikan nilai-nilai Al-Qur‟an dan Hadist
sebagai petunjuk dan pedoman bagi pesrta didik dalam
kehidupannya sehari-hari.47
3. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Menurut Lampiran Peraturan Mentri Agama RI Nomor 2 Tahun
2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama
47
Departemen Agama, Standar Kompetensi, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan
Agama Islam, 2004), h. 5
33
Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist
bertujuan untuk:
a) Meningkatkan kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur‟an dan
Hadist.
b) Membekali peserta didik dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-
Qur‟an dan Hadist sebagai pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan.
c) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman isi kandungan Al-
Qur‟an dan Hadist yang dilandasi oleh dasar-dasar keilmuan
tentang Al-Qur‟an dan Hadist.48
48
http://www.sribd,com/doc/50758146/pembelajaran-al-qur‟an-hadist, diakses 08
November 2019
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatifa adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
mendekskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individu maupun kelompok.49
Tujuan
penelitian kualitatif ada dua, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan
(to describe and explore) dan kedua menggambarkan dan menjelaskan (to
describe and explain).50
Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe
deskriptif, tipe penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistemaris,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek
tertentu.51
B. Lokasi dan objek penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertempat di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar yang berda
di Kecamatan Tamalate Kota Makassar, tepatnya di jalan Bonto Duri Raya NO.
06 kota Makassar. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berkisar 1 bulan,
terhitung sejak pengesahan draft proposal, penerbitan surat rekomendasi
penelitian, hingga tahap pengujian hasil riset.
49
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengelolah Data Kualitatif dengan
Nvivo (ed. I, cet. I, Jakarta: Kencana, juli 2010), h. 1 50
Ibid, h. 2 51
Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (ed. I, cet. 4, Jakarta: Kencana 2009),
h. 67
35
2. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah Kepala sekolah, guru wali kelas IV, guru PAI
(Al-Qur‟an Hadist) kelas IV dan siswa kelas IV. Sebagai sumber informasi data
yang dapat diambil oleh peneliti. Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa
elemen inilah yang menjadi penunjang dalam objek penelitian.
C. Fokus Penelitian
1. Peran guru Al-Qur‟an Hadist
Peran guru Al-Qur‟an Hadist yang dimaksud penelitian ini adalah
pengaruh Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat Belajar anak
didiknya yang dapat dilihat dari peran guru sebagai fasilitator, pendidik, memberi
motivasi, dan sebagai ilmuan
2. Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist
Minat balajar Al-Qur‟an Hadis yang dimaksud pada penelitian ini adalah
mengenai proses kesadaran dan perilaku anak didik dalam semangat belajar Al-
Qur‟an Hadist dan seberapa pentingnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist terhadap
Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk menghindar dari berbagai argumentasi dan penafsiran-penafsiran
yang berbeda-berbeda yang akan timbul setelah membaca tulisan ini serta untuk
mencegah kesimpang siuran penjelasan dan pokok permasalahan yang terdapat di
dalam judul adalah sebagai berikut:
36
1. Peran guru Al-Qur‟an Hadist
Peran guru Al-Qur‟an Hadist yang dimaksud penelitian ini adalah
pengaruh Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat Belajar anak
didiknya yang dapat dilihat dari tingkah laku, kesadaran, kondisi, polapikir anak
serta dapat dipahami dan diterima dengan baik dan Motivasi semangat dalam
belajar. Khususnya, bagaimana peran dalam proses pembelajaran yang
digunkanoleh guru Al-Qur‟an Hadist terhadap Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di
Makassar.
2. Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist
Minat balajar Al-Qur‟an Hadis yang dimaksud pada penelitian ini adalah
mengenai proses kesadaran dan perilaku anak didik dalam semangat belajar Al-
Qur‟an Hadist dan seberapa pentingnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist terhadap
Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar.
E. Sumber Data
Sumber data dibagimenjadi dua, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer yang dimaksud adalah data dalam penelitian ini
diperoleh secara langsung dari informasi atau sumber yang akan diteliti, baik yang
dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya. Dalam penelitian ini
yang menjad iinforman adalah Kepala sekolah, guru walikelas IV, guru PAI (Al-
Qur‟an Hadist) kelas IV dan siswa kelas IV.
37
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yang dimaksud yaitu pustaka yang memiliki
relevansi dan bisa menunjang penelitian ini, yaitu dapat berupa buku, majalah,
Koran, internet, serta sumber data lain yang dapat dijadikan sebagai data
pelengkap.
F. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebaigai pengumpul data dan
sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.
Sedangkan instrument pengumpulan data selain manusia adalah berbagai bentuk
alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan
untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument
pendukung. Oleh karena itu kehadiran peneliti secara langsung di lapangan
sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga
keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informasi dan sumber data
lainnya mutlak di perlukan.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, dan catatan dokumentasi.
1. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi dibuat sebagai panduan saat melakukan observasi.
Dalam halini, peneliti akan mengunakan teknik observasi partisipasi, yaitu peneliti
akan ikut terlibat dalam kegiatan yang di amatinya, atau dapat dikatakan peneliti
ikut serta sebagai pemain.
38
2. Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara dibuat sebagai panduan pengumpulan data saat
melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini berisi pertanyan-pertanyan
seputar peran Guru Al-Qur‟an Hadist dan minat Belajar Al-Qur‟an hadist siswa
kelas IV MI Al-Abrar. Pedoman Wawancara ini merupakan metode pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
3. Catatan Dokumntasi
Catatan Dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dari
document yang sudah ada, sehingga penulis dapat memperoleh catatan-catatan
yang berhubungan dengan penelitian seperti: Gambaran umum sekolah, struktur
organisasi sekolah, keadaan guru dan peserta didik, fato-foto dan sebagainya.
Catatan dokumentasi ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang
belum didapatkan melalui pedoman observasi dan wawancara.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk
mengungkapkan dan menjaring informasi kualitatif dari responden sesuai
lingkungan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi, adalah aktifitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara
sistematis, dimana jenis penelitian yang melibatkan peneliti dalam kegiatan
orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada
kegiatan atau aktifitas yang bersangkutan dan tentusaja dalam halini peneliti
39
tidak menutupi dirinya sebagai peneliti.52
Dalam halini, peneliti akan
mengunakan teknik observasi partisipasi, yaitu peneliti akan ikut terlibat dalam
kegiatan yang di amatinya, atau dapat dikatakan peneliti ikut serta sebagai
pemain.
2. Wawancara, adalah bentuk komukasi antara dua orang, melibatkan seseorang
yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanayaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara ini
merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari sumbernya.
3. Dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta
dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumen. Sebagian besar data
berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata jurnal
kegiatan dan lainnya. Data jenis ini mempunyai sifat utama yang takterbatas
pada ruang dan waktu sehingga bisa dipakai untuk menggali informasi yang
terjadi dimasasilam.53
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data disebut juga pengolahan data dan penafsiran
data.Teknik analisis data adalah rangkaian kegiatan penalaran data, agar sebuah
fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah.Tujuan analisis data adalah
untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang mudah dibaca dan
diimplementasikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pendekatan
52
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (cet. 2, Jakarta: Kencana, 2007), h. 120 53
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustakabaru Press,2014), h.
33
40
deskripsi kualitaif yang merupakan suatu proses menggambarkan sasaran yang
sebenarnya. Pada analisis data kualitatif kata-kata dibangun dari hasil wawancara
atau pengamatan terhadap data yang dibutuhkan untuk digunakan.Adapun analisis
data dalam penelitian ini meliputi tiga alur kegiatan, yaitu:54
1. Reduksi data, yaitu data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau
data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang
diperoleh, direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan
pada hal-hal yang penting.
2. Penyajian data, yaitu data yang diperoleh dikategorikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data yang
lainnya.
3. Penyimpulan dan verifikasi data, yaitu langkah yang lebih lanjut dari
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan
disajikan secara sistematis akan disimpulkan semenara. Kesimpulan yang
diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap
selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.
54
Ibid, h. 35
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Profil MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar
Alamat : Jl. Bonto Duri Raya no. 06
Provinsi : Sulawesi Selatan
Kecamatan : Kec. Tamalate
Kota : Makassar
Status : Swasta
Tahun Berdiri : 1964
Organisasi Pemyelenggara : Yayasan Pendidikan MI Al-Abrar.55
2. Sejarah Singkat MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar didirikan pada tanggal 20 Desember
1964 oleh Yayasan Pendidikan MI Al-Abrar, secara resmi memulai kegiatan
Proses Belajar Mengajar (PBM) pada tahun 1969 dengan berdasarkan pada Surat
Keterangan (SK) pendirian No. 10 tahun 1964.
Sejak berdirinya sampai sekarang MI Al-Abrar telah banyak mencetak
generasi yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Keberadaan MI Al-Abrar di
tengah-tengah masyarakat sebagai sekolah yang selain mengajarkan ilmu umum
dan ilmu agama sangatlah penting guna membentuk generasi penerus yang
berakhlak mulia. MI Al-Abrar juga sudah banyak mencetak berbagai prestasi yang
55
A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.
42
telah diraih oleh siswa dan guru ditingkat daerah, bahkan nasional. Dan sekarang
MI Al-Abrar tidak hanya diminati oleh masyarakat golongan bawah tapi juga
golongan menengah ke atas.
MI Al-Abrar merupakanm sebuah lembaga swasta Islamiah yang bertempat
di jalan Bonto Duri Raya no. 06. Status MI Al-Abrar terakreditasi A dan
kurikulum yang digunakan sekarang adalah kurikulum dinas pendidikan nasional
di kolaborasikan dengan ekstrakurikuler yang aktif. Kegiatan belajar siswa dipadu
dengan kegiatan dalam kelas dan di luar kelas yang berada naungan yayasan MI
Al-Abrar.56
3. Visi dan Misi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Visi:
Terbentuknya generasi yang bertaqwa dan beriptek, berakhlak mulia,
terampil, dan berprestasi serta peduli terhadap lingkungan.
Misi:
a. Menerapkan manajemen berbasis madrasah.
b. Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM).
c. Memberikan pembinaan akademik yang Kreatif.
d. Meningkatkan pembinaan potensi keagaman.
e. Mengembangkan kecerdasan IQ dan ESQ.
f. Meningkatkan citra sebagai madrasah pilihan berkualitas.
g. Mewujudkan pendidikan budaya dan karakter bangsa.
56A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.
43
h. Mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih, rindang, dan asri sebagai upaya
dalam pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup.
i. Mewujudkan lingkungan yang bebas dari sampah plastik, sebagai upaya
perlindungan terhadap pencernaan lingkungan.
4. Tata Tertib MI Al-Abrar
Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar
Struktur Organisasi MI Al-Abrar
a. Tata Tertib MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Adapun tata tertib MI Al-Abrar, yaitu:57
1) Hadir di sekolah paling lambat 10 menit sebelum awal mata pelajaran dimulai
(07.15 wita) bagi yang masuk pagi dan yang masuk siang juga 10 menit
sebelum awal mata pelajaran dimulai (13.00 wita)
2) Berpakaian seragam, sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh sekolah
a. Senin dan selasa : Putih merah, dasi dan topi pada hari senin
b. Rabu dan kamis : Pakaian batik
c Jumat dan sabtu : Pakaian pramuka dan kaos kaki hitam
3) Mengucapkan salam kepada bapak/ibu dan berdoa sebelum pelajaran dimulai
dan berdoa sebelum pelajaran diakhiri (ditutup)
4) Sebelum Proses Belajar Mengajar (PBM) dimulai seluruh siswa bagi yang
masuk pagi diharuskan untuk sholat dhuha
57
Sumber: MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate, diakses pada tanggal 12 Agustus 2020
44
5) Sebelum pelajaran dimulai seluruh siswa diharuskan membaca beberapa surat-
surat pendek, setelah itu barulah pelajaran dimulai dengan mata pelajaran yang
telah ditetapkan
6) Apabila 10 menit sudah tanda masuk/ pergantian jam pelajaran, bapak/ ibu
guru belum juga datang ketua kelas menanyakan pada guru piket sekaligus
meminta tugas jika pada saat itu bapak/ ibu guru berhalangan
7) Apabila waktu sholat telah tiba, maka seluruh kegiatan baik itu siswa maupun
guru harus dihentikan sejenak untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid
Jami Al-Abrar yang terletak di samping MI Al-Abrar
8) Pada waktu istirahat para siswa tidak boleh keluar dari lingkungan MI Al-
Abrar kecuali mendapat izin dari guru piket pada hari itu
9) Para siswa yang hendak izin untuk pulang karena sakit hendaknya dijemput
orang tua/ wali
10) Para siswa yang berencana tidak masuk sekolah, harus menyampaikan pada
wali kelas masimg-masing paling lambat 1 hari sebelumnya. Apabila tidak
masuk sekolah karena sakit, orang tua/ wali harus kirim surat atau via telfon
dan via sms pada guru wali kelas masing-masing
11) Para siswa pulang bersama, bagi yang masuk pagi pulang pukul 12.30 dan
yang masuk siang pulang pukul 17.00 sore
12) Para siswa wajib menaati peraturan yang telah ditetapkan, menjaga kebersihan
dan keindahan sekolah serta halaman pada umumnya dan tiap-tiap kelas pada
khususnya.
45
b. Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
Saat ini jumlah siswa MI Al-Abrar adalah 465 orang yang berasal dari
berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Kegiatan PBM dimulai pagi hari sampai sore
hari karena di MI Al- Abrar siswanya bergantian (Rolling) jam masuknya, ada
yang masuk pagi dan masuk siang hingga sore. Selain itu, ada juga kegiatan ekstra
kurikuler yakni Pramuka. Untuk mendukung kegiatan PBM di MI Al-Abrar,
dibutuhkan fasilitas yang sesuai dengan program pembelajaran yang telah
dikonsep untuk mencapai siswa yang unggul, diantara fasilitas tersebut antara
lain:
Tabel 4.1
Sarana dan Prasarana MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar
No Sarana dan Prasarana yang ada Jumlah Keterangan
1. Kantor dan Ruangan Kepala
Madrasah
a) Lemari
b) Meja
c) Kursi
d) Struktur Organisasi
e) Simbol Kenegaraan
f) Rincian Penggunaan DanaBos
g) Kipas Angin
h) Kursi Sofa
i) Jam Dinding
j) Sound Sistem
1 Lokal
3 Buah
2 Buah
2 Buah
1 Buah
2 Buah
2 Buah
2 Buah
1 paket
1 Buah
1 Paket
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
2. Ruangan Guru
a) Lemari
b) Meja Panjang
c) Kursi
d) Simbol Kenegaraan
e) Kipas Angin
f) Papan Kode Etik
g) Papan Data Guru
1 Lokal
2 Buah
8 Buah
18 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
46
h) Organisasi Sekolah
i) Papan Data Siswa
j) Struktur kurikulum 2013
k) Papan Jadwal Mata Pelajaran
1 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Baik
Baik
Baik
Baik
3. Ruangan Tata Usaha
a) Lemari
b) Meja
c) Kursi
d) Mesin Print
e) Papan Tugas Tata Usaha
f) Kipas Angin
1 Lokal
3 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
4. Perpustakaan
a) Lemari Buku
b) Meja Staf
c) Kursi Staf
d) Kipas Angin
1 Lokal
4 Rak
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
5. Masjid
a) Mimbar
b) Sound Sistem
1 Lokal
1 Buah
1 Paket
Permanem
Baik
Baik
6. UKS
a) Tempat Tidur
b) Kursi
c) Meja
d) Lemari Obat-obatan
1 Lokal
1 Paket
1 Buah
1 Buah
1 Buah
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
7. Kamar Mandi/ WC
4 Buah
Permanem
8. Kelas
Meja
Kursi
Papan Tulis
Simbol Kenegaraan
Kipas Angin
7 Ruangan
140 Buah
280 Buah
7 Buah
7 Buah
1 Buah
Permanem
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
9. Lapangan Sepak Bola
Lapangan Basket
1 Buah
1 Buah
Baik
Baik
10 Gudang 1 Ruangan Permanen
11 Kantin 1 Ruangan Permanen
12 Dapur 1 Ruangan Permanen
13 Pos satpam 1 Ruangan Permanen
Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
47
c. Struktur Organisasi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
STRUKTUR ORGANISASI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-ABRAR DI
KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR
Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
TATA USAHA (TU)
Syamsul Hadi, S,Pd.
KEPALA MADRASAH
A.Harmiah
Tannang,M.Pd.I
UNIT PERPUSTAKAAN
Nur Fatimah, S.Pd.
DEWAN/KOMITE
Hj.Nur Insana Thahir
GURU
MATA PELAJARAN
GURU WALI-WALI
KELAS PESERTA DIDIK
(SISWA)
BUJANG MADRASAH
Sirajuddin SECURITY
Achmad Hayani
MASYARAKAT SEKITAR
KETUA YAYASAN
A.Zainuddin Baso, S.E
48
5. Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Tabel 4.2
Keadaan Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar
No Mata pealajaran Nama Lengkap dan Gelar
Jenis Kelamin
Keterangan
L/P
1 Akidah Akhlak Kartini, S.Pd.I P Baik
2 Al-qur‟an Hadist Irfan Idris, S.Pd.I L Baik
3 Tematik umum Arman, S.Pd. L Baik
4 Pjok Syamsul Alam, S.Pd L Baik
5 Matematika Musdalipa Suaib, S.Pd.I L Baik
6 Bahasa Arab Drs, Muh Sultan L Baik
7 Fiqih Mujahidin, S.Pd. L Baik
8 Ski Sari Alam, S.Pd.i P Baik
9 Mulok Siswanti, S.Pd. P Baik
Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
6. Organisasi Guru dan Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
a) Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
Tabel 4.3
Organisasi Profesi Guru MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar
No Nama Organisasi
Jumlah guru yang ikut serta
1 KKGMI Semua Guru MI se-Kecamatan Tamalate
2 PGRI
49
Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
b) Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Table 4.4
Organisasi Siswa MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate Kota Makassar
No Nama Organisasi Jumlah anggota Guru Pembina
1 PRAMUKA 50 M. Zaddam
2 UKM 20 Catri Windu Ningsih
Sumber data, diolah dari Tata Usaha MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota
Makassar
B. Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Makassar.
Untuk mengetahui peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Makassar, penulis mengumpulkan
data melalui wawancara kepada informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu
A.Harmiah Tannang,M.Pd.I, Wali Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I,
Guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV yaitu Bapak Irfan Idris, S.Pd.I.
dan beberapa siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar.
Ada beberapa hal yang penelitsi dapatkan berdasarkan penelitian di
lapangan tentang bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Makassar, Deskripsi penelitian
tersebut adalah sebagai berikut:
50
1. Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Proses Pembelajaran
Secara bahasa, peran berasal dari bahasa inggris yaitu “role” yang dalam
bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai “seperangkat tindakan yang dimiliki
oleh orang yang berkedudukan”. Secara istilah peran adalah berperilaku menurut
posisi seseorang dalam masyarakat.58
Sebagaimana wawancara yang peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran
dibagi menjadi 5 yaitu sebagai berikut:
a) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Fasilitator
Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Fasilitator yaitu dalam preses
pembelajaran mampu memberikan pelayanan kepada siswa untuk
memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran.
b) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pendidik
Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai pendidik yaitu guru sebagai tokoh
panutan bagi siswanya, oleh sebab itu sorang guru Al-Qur‟an Hadist
memiliki standar serta kualitas dan kemampuan yang harus dipenuhi.
c) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pengajar
Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pengajar yaitu memiliki keterampilan
dalam berkomunikasi dan mampu memecahkan beragam masalah yang
di hadapi siswa dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist atau
mampu meyelesaikan hambatan-hambatan yang sulit dihadapi siswa
dalam pelajarannya di kelas.
d) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Sumber Belajar
Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Sumber Belajar yaitu kemampuan
seorang guru Al-Qur‟an Hadist dalam menguasai materi-materi
pembelajaran yang akan di berikan kepada siswa.
e) Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pembimbing
Guru Al-Qur‟an Hadist Sebagai Pembimbing yaitu seorang Guru Al-
Qur‟an Hadist memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran
perjalanan pembelajaran siswa selama diajar.59
58
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2004), h. 854
59Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020.
51
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I beliau menyatakan
bahwa:
Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran yaitu guru Al-
Qur‟an Hadist harus mampu membimbing, memotivasi, fasilitator,
menjadi tauladan bagi siswa dan selalu berupaya berinovasi agar segala
rangkaian proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist dapat tercapai sesuai
dengan apa yang di harapakan. Sehingga dalam menjalankan perannya
guru Al-Qur‟an Hadist dapat meningkatkan minat belajar siswa, agar siswa
tidak merasa bosan dalam menerima pelajaranya.60
Begitupun dengan pendapat A.Harmiah Tannang, M.Pd.I. menyatakan
bahwa:
Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran adalah berupaya
membimbing dan mendidik dengan baik hingga peserta didik mampu
membaca Al-Qur‟an dengan baik serta menghafal hadist. Guru Al-Qur‟an
Hadist juga harus mengarahan siswanya untuk mampu praktekkan dalam
kehidupan sehari-harianya.61
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa peran guru Al-
Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran yaitu guru PAI (Al-Qur‟an Hadist)
sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber belajar, pembimbing, dan menjadi
tauladan bagi siswa. Guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran juga
harus mampu berupaya berinovasi dalam menjalankan perannya agar siswa dalam
proses pembelajaran tidak merasa bosan.
2. Memberi Evaluasi (Ulangan)
Menajalankan perannya guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV MI Al-
Abrar makassar Memberi evaluasi untuk mengukur sejauh mana materi
pembelajaran Al-Qur‟an Hadist dapat diterima oleh siswa kelas IV. Para
60 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus
2020.
61 A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020.
52
siswa akan giat belajar apabila mengetahui akan ada ulangan, oleh karena
itu member ulangan ini juga merupakan sarana meningkatkan minat belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist kelas IV MI Al-
Abrar. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering
karena bisa membuat siswa merasa bosan dan bersifat rutinitas, guru juga
harus terbuka dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada siswa
sebelum mengadakan evaluasi (ulangan). Sebagaimana wawancara peneliti
lakukan dengan Bapak Irfan Idris, S.Pd.I, menyatakan bahwa:
Peran yang saya lakukan adalah dengan melakukan evaluasi
(ulangan) proses pembelajaran kepada siswa, ulangan diberikan
setelah 3 kali pertemuan atau sekitar 3 minggu sekali dan sebelum
saya melakukan ulangan terlebih dahulu memebitahukan kepada
siswa materi yang akan diberikan berupa kisi-kisi soal ulangan dan
waktu pelaksanaannya.62
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan
bahwa:
Peran guru dalam meningkatkan minat belajar siswa adalah
kewajiban guru untuk melakukan evaluasi (ulangan) setelah 3 kali
pertemuan atau sekitar 3 minggu sekali, sehingga dengan diadakan
ulangan tersebut siswa akan lebih giat belajar, baik di sekolah
maupun dirumah. Sebelum memberikan ulangan guru Al-Qur‟an
Hadist terlabih dahulu memberitahukan kepada siswa materi yang
akan diberikan berupa kisi-kisi soal atau cakupan materi yang akan
di ulangankan dan juga memberitahukan waktu pelasanan
ulangan.63
Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan
bahwa:
62Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020.
63 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15
Agustus 2020
53
Setiap akan melakukan ulangan para siswa diberi pemberitahuan
terlebih dahulu oleh guru Al-Qur‟an Hadist, pemberitahuan kepada
siswa tentang materi yang akan di berikan dalam ulangan nanti
berupa kisi-kisi soal ulangan atau materi yg harus di pelajari, hari
dan tanggal pelaksanaan (waktu pelaksanaan) ulangan.64
Dengan
demikian siswa dapat mempersiapkan diri untuk belajar.
Hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa Evaluasi merupaka
salah satu kewajiban bagi setiap guru dalam proses pembelajaran, evaluasi
sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pelajaran dapat diserap
oleh siswa, namun evaluasi sangat baik dan tersusun rapi, terencana agar
tercapai tujuan pembelajaran. Para siswa akan menjadi giat belajar apabila
mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga
merupakan sarana meningkatkan minat belajar siswa. Guru juga harus
terbuka dengan memberitahukan terlebih dahuluh kepada siswa sebelum
mengadakan ulangan atau evaluasi.
3. Pemberian Tugas Rumah
Pemberian tugas rumah merupakan salah satu peran yang guru
lakukan dalam proses pembelajran terkhusus pada guru Al-Qur‟an Hadist
dalam menjalankan perannya untuk mengetahui minat belajar Al-Qur‟an
Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar, pemberian tugas rumah sangatlah
efektif dilakukan pada kondisi tertentu sebagaimana kondisi saat ini
merupakan masa pandemik Covid-19 sehingga proses pembelajran melalui
Daring walaupun tidak semua siswa melakukannya karena ada beberapa
siswa yang tidak memiliki fasilitas belajar Daring (kondisi tertentu)
64
Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24
Agustus 2020
54
sehingga proses pembelajranya berada dikelas (sekolah). Sehingga
pembrian tugas rumah merupakan salah satu cara yang harus ditempuh
oleh guru Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk
meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar.
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa:
Selama masa pandemik tugas yang saya berikan selama proses
pembelajaran daring ditekankan pada pengembangan karekter
seperti, Tahsin Al-Qur‟an (Tadarrus) dirumah, membaca dan
menghafalkan surah pendek dan ayat-ayat pilihan serta
menulisnya.65
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan
bahwa:
Pemberian tugas merupakan salah satu peran guru dan merupakan
salah satu cara yang dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
proses pembelajaran Daring dalam kondisi pandemik caovid-19.
Tugas yang di berikan guru Al-Qur‟an Hadist dalam bentuk
penekanan karakter seperti Tadarrus Al-Qur‟an dirumah, latihan
mendengarkan surah pendek, membaca surah pendek dan
menghafalkannya.66
Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:
Guru Al-Qur‟an Hadist selama kondisi corona, melakulan peroses
pembelajran melalui daring memberikan tugas seperti tadarrus Al-
Qur‟an dirumah, membaca surah pendek, menghafal surah pendek
dan ayat pilihan dan menulis ayat-ayat Al-Qur‟an.67
65
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
66 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus
2020 67
Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus
2020
55
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa
pemberian tugas rumah merupakan salah satu cara yang digunakan guru
Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan minat
belajar siswa dalam pembelajarab Daring. Pemberian tugas rumah juga
merupakan salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
siswa dalam memahami materi yang diberikan gurunya.
4. Memberikan Hasil Ulangan (Belajar)
Memberikan hasil Ulangan Merupakan sesuatu yang diperoleh
dalam usaha yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajran.
Memberikan hasil ulangan merupakan salah satu cara yang dilakukan guru
Al-Qur‟an Hadist dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan minat
belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar Makassar, tujuan
dari memberikan hasil ulangan ini ialah agar siswa dapat mengetahui
kempuannya dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist sehingga dapat
menjadi motivasi untuk siswa dalam meningkatkan proses belajarnya.
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa:
Hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti ulangan diberikan
atau dibagikan secara langung oleh dikelas kepada siswa. Dengan
mengetahui hasil pekerjaannya siswa pasti akan lebih giat untuk
belajar dan berusaha mendapatkan hasil yang lebih baik lagi dari
nilai yang telah dihasilkan atau mempertahankan hasil ulangan
yang diperoleh.68
68
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
56
Sejalan dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:
Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan langsung hasil ulangan kepada
siswa dikelas setelah dilaksanakan ulangan.69
Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:
Guru Al-Qur‟an Hadist setelah memberikan nilai. langsung hasil
memberikan ulangan kepada siswa dikelas setelah dilaksanakan
ulangan.70
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa
memberikan hasil ulangan (belajar) siswa ketika mengikuti ulangan akan
membuat siswa mengetahui hasil ulangannya atau belajarnya baik atau
kurang baik, tinggi atau rendah, jika hasil yang diperoleh siswa baik atau
tinggi, maka siswa terpacu untuk mempertahankannya pada ulangan
selanjutnya dan juga sebaliknya.
5. Memberi Nilai dalam Bentuk Angka
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris,
S.Pd.I, menyatakan bahwa:
Setiap saya memberikan nilai selalu berbentuk angka. Nilai
tersebut menjadi simbol hasil yang diperoleh siswa setelah belajar
atau ulangan. Pemberian angka seperti 60 sampai 100 atau nilai
rata-rata 70 dan 80. Jika siswa mampu menjawab soal, diberikan
nilai angka. Sehingga dengan diberikan nilai angka, diharapkan
siswa menjadi termotivasi dan minat belajarnya bertambah. Karena
siswa dapat mengetahui kemampuannya dari nilai yang diperoleh.71
69
Faizah Dzakia shaki , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus
2020 70
Syauqi Ramadhan, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus
2020 71
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
57
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I, menyatakan
bahwa:
Meningkatnya minat belajar siswa kelas IV khususnya mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadist dalam hal ini pemberian angka dalam
penilaian hasil belajar siswa ketika akhir pelajaran sangatlah
berpengaruh terhadap gairah dan semangat belajar siswa dalam
mencapi hasil belajar yang lebih baik.72
Begitupun dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:
Guru Al-Qur‟an Hadist setelah memberikan tugas atau ulangan
guru memriksa atau memberikan nilai tugas dan ulangan itu dengan
angka 70-100 sebagi hasil yang di peroleh dalam menajawab soal
ulangan atau hasil kerja tugas.73
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa
memberikan nilai dalam bentuk angka dari setiap hasil belajar siswa
merupakan bentuk penghargaan dan menimbulkan minat belajar siswa
untuk memperoleh nilai atau hasil yang lebih baik.
6. Metode Pembelajaran Bervariasi
Metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak hanya satu
metode saja, melainkan menggantinya sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, sehingga siswa kelas IV MI Al-Abrar tidak mengalami
kebosana saat melihat dan memperhatikan penjelasan guru Al-Qur‟an
Hadist, dan materi yang disampaikanpun dengan mudah dapat dimengerti
oleh siswa. Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Musdalipa
Suaib, S.Pd.I, menyatakan bahwa:
72 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15 Agustus
2020 73
Syauqi Ramadhan, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus
2020
58
Dalam proses pembelajaran guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV
menggunakan metode yang bervariasi, metode yang ia gunakan
sebagi guru yang tugasnya dalam meningkatkan minat belajar
siswa adalah dengan metode variatif, metode yang beliau gunakan
menyesuaikan pada materi dan kondisi siswa kelas IV, seperti
metode diskusi, Tanya jawab, ceramah dan kelompok.74
Sejalan dengan pendapat sebagai A.Harmiah Tannang, M.Pd.I,
menyatakan bahwa:
Guru Al-Qur‟an Hadist kelas IV Dalam proses pembelajaran
menggunakan metode bervariasi, metode ini digunakan dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa kelas IV diantaranya
yaitu metode diskusi, ceramah, tanya jawab, penugasan, kelompok
dan demonstrasi tentunya metode ini digunakan sesuai dengan
materi pembelajaran dan kond
isi siswa yang lebih utama.75
Begitupun dengan pendapat Irfan Idris, S.Pd.I, menyatakan
bahwa:
Metode yang saya gunakan dalam proses pembelajaran guru Al-
Qur‟an Hadist kelas IV yaitu metode bervariasi metode ini
gabungan dari beberapa metode seperti metode diskusi,ceramah,
Tanya jawab, penugasan, dan kelompok yang dimana metode ini
digunakan sesuai dengan kodisi siswa dan meteri pelajaran yang
akan disampaikan, namun yang paling sering saya gunakan dimasa
pandemik saat ini adalah metode ceramah, Tanya jawab dan
penugasan dimana metode ini sesuai dengan penekanan pada
pengembangan karakter siswa.76
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa guru mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadist kelas IV menyajikan materi pelajaran Al-
Qur‟an Hadist menggunakan metode bervariasi. Dengan kata lain
menggunakan berbagai metode seperti diskusi, Tanya jawab, demonstrasi,
74 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15 Agustus
2020 75
A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020 76
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
59
kelompok, ceramah, penugasan dan metode lainya yang sesuai dalam
meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV dan
mengikuti pelajaran Al-Qur‟an Hadist.
Berdasarkan hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi
kesimpulan bahwa perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat belajar siswa kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah 1)
Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran meliputi
beberapahal yaitu guru Al-Qur‟an Hadist sebagai fasilitator, pendidik,
pengajar, sumber belajar, pembimbing, motivasi dan tauladan bagi siswa,
2) Member evaluasi (ulangan), 3) Pemberian tugas rumah, 4) Memberi
hasil ulangan (belajar), 5) Memberi nilai dalam bentuk angka, dan 6)
Metode pembelajaran bervariasi.
C. Minat Belajar Al-Qur’an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
(MI) Al-Abrar di Makassar.
Untuk mengetahui Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-
Abrar di Makassar, penulis mengumpulkan data melalui wawancara kepada
informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu A.Harmiah Tannang,M.Pd.I, Wali
Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I, Guru mata pelajaran Al-Qur‟an
Hadist Kelas IV yaitu Bapak Irfan Idris, S.Pd.I. dan beberapa siswa kelas IV MI
Al-Abrar Makassar.
Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di
lapangan tentang bagaimana minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI
Al-Abrar di Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
60
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan A.Harmiah Tannang,
M.Pd.I menyatakan bahwa:
Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV MI Al-Abrar tentunya
siswa suka dan senang pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadist karena guru
Al-Qur‟an Hadist memberikan fasilitas yang baik dalam proses
pembelajaran di kelas dan juga menciptakan suasana belajar yang nyaman
dan menyenangkan sehingga minat belajar siswa meningkat dalam proses
pembelajaran.77
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa:
Minat belajar siswa kelas IV khususnya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist,
siswa Sangat suka dengan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist yang dapat di
tandai dengan semangat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran
dikelas hal ini tentu tidak lepas pada peran guru Al-Qur‟an Hadist yang
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenagkan bagi siswa
kelas IV. Hal tersebut juga didukung dengan fasilitas yang digunakan guru
Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran.78
Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:
Saya suka dan senang belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadist karena cara
menagar guru Al-Qur‟an Hadist yang nayaman dan menyenagkan.79
Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan
bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu dari pada yang lainya, akan tetapi juga
diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan.
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa:
Minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas IV saat ini sangat singnifikan
meningkat yang dimana dapat ditandai dengan antusias belajar siswa dan
semangat dalam mengerjakan tugas rumah dimasa pandemik, hal ini juga
tentu tidak lepas pada metode pembelajaran yang digunakan dan cara
77
A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus 2020
78 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus
2020 79
Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus
2020
61
menyampaikan materi pembelajaran. Hal lainya yang dapat miningkatkan
minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa yaitu dimasa-masa normal yaitu
setelah melaksanakan shalat duhah siswa diberikan perlombaan
perwakilan masing-masing kelas untuk menampilkan hapalan surah-surah
pendek dan ayat-ayat pilihan sehingga dapat mengetahui sejauh mana
minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa terkhususya pada siswa kelas IV.80
Sejalan dengan pendapat Syauqi Ramadhan menyatakan bahwa:
sangat antusias dan semangat dalam belajar Al-Qur‟an Hadist karena cara
mengajar guru Al-Qur‟an Hadist hadis dalam menjelaskan materi
pembelajaran yang mudah dipahami dan membantu memudahkan untuk
menghafal surah pendek dan ayat-ayat pilihan.81
Begitupun dengan pendapat Faizah Dzakia shaki menyatakan bahwa:
saya sangat antusias dan semangat dalam belajar Al-Qur‟an Hadist karena
cara mengajar guru Al-Qur‟an Hadist hadis dalam menjelaskan materi
pembelajaran yang mudah dipahami dan juga sangat menyenangkan.82
Bersadarkan hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan
bahwa Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota
Makassar sangatlah signifikan menigkat yang dapat ditandai dengan semangat
belajar siswa, antusias siswa, rasa senang dan suka siswa dalam proses
pembelajran Al-Qur‟an Hadist, hal ini tentu tidak lepas dari cara-cara mengajar
guru Al-Qur‟an Hadist yang memberikan fasilitasi belajar siswa dengan baik,
nyaman dan menyenangkan, sehingga minat belajar Al-Qur‟an Hadist siswa kelas
IV dapat mengalami peningkatan yang sangat baik walaupun dimasa kondisi
pandemik corona.
80
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020 81
Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25 Agustus
2020 82
Faizah Dzakia shaki , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24 Agustus
2020
62
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Minat Belajar Siswa Kelas IV MI Al-
Abrar di Kota Makassar
Untuk mengetahui faktor Pendukung dan Penghambat minat belajar Siswa
Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar, penulis mengumpulkan data melalui
wawancara kepada informan yaitu Kepala madrasah yaitu Ibu A.Harmiah
Tannang,M.Pd.I, Wali Kelas IV yaitu Ibu Musdalipa Suaib, S. Pd.I, Guru mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar Makassar yaitu Bapak Irfan
Idris, S.Pd.I.
1. Faktor Pendukung
Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di
lapangan tentang faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di
Kota Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar
dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
a) Faktor bahan pelajaran dan sikap guru merupakan salah satu faktor
yang mendukung minat belajar siswa, apa bila seorang guru mampu
menguasai materi pembelajran maka akan memudahkan untuk siswa
memahami materi pelajaran yang diberikan, serta bagaimana seorang
guru mampu menampilkan sikap mengajar yang baik dan mampu
mening katkan minta belajar siswa. Hal ini juga merupakan salah satu
cara yang dilakukan guru dalam proses pembelajran.
b) Faktor lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mendukung minat belajar siswa khususnya siswa kelas IV dalam
pembelajran Al-Qur‟an Hadist lingkungan sekolah sangat
mempengaruhi minat belajar siswa apa bila suasana sekolah bersih,
sejuk, asri dan suasna belajar dalam kelas yang menyengkan.
c) Faktor fasilitas sekolah merupakan faktor yang mendukung minat
belajar siswa kelas IV dalam proses pembelajaran karena fasilitas yang
sekolah berikan dapat memudahkan guru untuk menyampaikan bahan
pelajar yang akan diberikan kepada siswa, kondisi saat ini masa
63
pandemik maka fasilitas sekolah dalam proses pembelajaran daring
sangat membantu memudahkan guru dalam memberikan proses
pembelajaran untuk siswa yang belajar dirumah.
d) Faktor keluarga (orang tua) merupakan faktor yang dapat mendukung
minat belajar siswa khususnya pada siswa kelas IV MI Al-Abrar. Peran
keluarga sangatlah penting dalam proses pembelajran karena keluarga
yang paling dekat kepada siswa (orang tua). orang tualah yang paling
mengerti tentang kondisi siswa dan memiliki waktu yang lebih banyak
bersama siswa.83
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa
bahwa faktor Pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar dibagi
menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
a) Faktor bahan pelajaran dan sikap guru merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi minat belajar siswa karena bahan pelajaran yang
menarik dan mudah dipahami siswa akan membuat siswa dapat
merasakan semangat dalam pembelajar apa lagi dipengaruhi oleh sikap
mengajar guru yang baik dan menyenangkan tentu hal ini dapat
memberikan semangat belajar bagi siswa.
b) Faktor cita-cita siswa merupakah salah satu faktor yang mempengaruhi
minat belajar siswa. Cita-cita dapat memacu siswa untuk lebih giat lagi
belajar dan meningkatkan minatnya dalam proses pembelajaran secara
maksimal.
c) Faktor teman kelas merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi minat belajar siswa karena teman dapat memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap semangat dalam belajar. Jika
teman memiliki prestasi yang baik dalam proses pembelajaran maka
dapat mempenagruhi temannya yang lain untuk lebih memaksimalkan
cara belajarnya.84
Dari hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan bahwa
faktor pendukung minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar
terdiri atas 6 faktor diantaranya yaitu faktor bahan pelajran dan sikap guru,
lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga (orang tua), cita-cita siswa, dan
teman kelas. Hal inilah yang merupakan faktor-faktor yang dapad mempengaruhi
83
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
84 Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus
2020
64
minat belajar siswa kelas IV, tentu semua komponon ini harus memiliki kerja
sama yang baik antara guru dan orang tua siswa.
2. Faktor Penghambat
Ada beberapa hal yang peneliti dapatkan berdasarkan penelitian di
lapangan tentang faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di
Kota Makassar, Deskripsi penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Sebagaimana wawancara peneliti lakukan dengan Irfan Idris, S.Pd.I,
menyatakan bahwa faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar
dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:
a. Kesulitan Membaca dan Menulis Al-Qur‟an
Saya melihat siswa yang kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an akan sangat
sulit untuk menghafalkannya sehingga ini merupakan suatu hal yang
sangat menghambat proses pembelajran Al-Qur‟an Hadist, Belum lagi jika
siswa kesulitan dalam menuliskan ayat Al-Quran.
b. Kesulitan dalam memahami Al-Qur;an dan Hadist
Dalam proses pembelajaran yang saya lakukan pada siswa Kelas IV saya
melihat masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami apa
maksud dari Ayat Al-Qur.an dan Hadist sehingga hal tersebut juga dapat
menghambat minat belajar sisswa kelas IV dalam Proses belajar.
c. Kelemahan Siswa
Kelemahan yang berasal dari dalam diri siswa merupakan hal yang sangat
berdampak pada perkembangan minat belajar siswa sehingga dapat
menghambat siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam pembeljaran
Al-Quan Hadist.
d. Faktor Kelelahan
Saya melihat dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadist ada beberapa
siswa yang terkadang mengalami kelelahan dalam belajar sehingga hal ini
dapat menghambat minat belajar siswa Kelas IV MI Al-Abrar.85
Sejalan dengan pendapat Musdalipa Suaib, S.Pd.I menyatakan bahwa:
Faktor penghambat minat belajar Al-Quran Hadist Pada siswa Kelas IV
MI Al-Abrar yang saya lihat dalam proses pembelajran yaitu kesulitan
85
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara,
Makassar , 20 Agustus 2020
65
siswa dalam membaca dan menghafalkan ayat Al-Quran dan hadist
Sehingga terkadang siswa merasa kurang berminat untuk mempelajari Al-
Qur‟an dan Hadist namun Guru Al-Qur‟an Hadist Membuat Beberapa
metode dalam proses pembelajaran sehingga dapat menepis secara
perlahan kesulitan siswa.86
Dari hasil wawancara keseluruhan di atas, dapat diberi kesimpulan bahwa
faktor penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di kota Makassar
terdiri atas 4 faktor diantaranya kesulitan Membaca dan Menulis Ayat Al-Qur‟an,
kesulitan dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist, kelemahan siswa, dan faktor
kelelahan.
86
Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar,15 Agustus
2020
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian tentang Peran Guru Al-Qur‟an Hadist dalam
Meningkatkan Minat Belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Perang guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat belajar siswa kelas
IV MI Al-Abrar di Kota Makassar adalah Peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam
proses pembelajaran meliputi beberapahal yaitu guru Al-Qur‟an Hadist
sebagai fasilitator, pendidik, pengajar, sumber belajar, pembimbing, motivasi
dan tauladan bagi siswa, Member evaluasi (ulangan), Pemberian tugas rumah,
Memberi hasil ulangan (belajar), Memberi nilai dalam bentuk angka, dan
Metode pembelajaran bervariasi.
2. Minat belajar Al-Qur‟an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota
Makassar sangatlah signifikan menigkat yang dapat ditandai dengan
semangat belajar siswa, antusias siswa, rasa senang dan suka siswa dalam
proses pembelajran Al-Qur‟an Hadist, hal ini tentu tidak lepas dari cara-cara
mengajar guru Al-Qur‟an Hadist yang memberikan fasilitasi belajar siswa
dengan baik, nyaman dan menyenangkan, sehingga minat belajar Al-Qur‟an
Hadist siswa kelas IV dapat mengalami peningkatan yang sangat baik
walaupun dimasa kondisi pandemik corona.
3.Faktor pendukung dan penghambat minat belajar Siswa Kelas IV MI Al-Abrar
di kota Makassar terdiri atas 6 faktor pendukung diantaranya yaitu faktor
bahan pelajran dan sikap guru, lingkungan sekolah, fasilitas sekolah, keluarga
67
(orang tua), cita-cita siswa, dan teman kelas., dan 4 faktor penghambat
diantaranya yaitu kesulitan Membaca dan Menulis Ayat Al-Qur‟an, kesulitan
dalam Memahami Al-Qur;an dan Hadist, kelemahan siswa, dan faktor
kelelahan.
B. Implikasi Penelitian
1. Adapun kepada pihak sekolah lebih memperhatikan siswa karena merekalah
generasi pelanjut bangsa dan juga himbauan kepada siswa untuk lebih
menghormati guru, mengikuti setiap kegiatan keagamaan yang diadakan oleh
pihak sekolah dan lebih disiplin dalam menaati peraturan sekolah.
2. Kepada Kepala Madrasah dan guru-guru MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate
Kota Makassar agar lebih tekun dan aktif dalam menjalankan perannya
sebagai guru dalam meningkatkan minat belajar siswa serta lebih bersabar dan
lemah lembut dalam memberikan pembinaan sehingga dapat menghasilkan
siswa yang kreatif, berprestasi dan memiliki sifat yang baik..
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim
Al-Imam Bukhari dan Abu Hasan As-Sindy. 2008, Shahihul Bukhari bi Haasyiati
al-Imam as-Sindy, Libanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah.
A.Harmiah Tannang , Kepala MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 12 Agustus
2020.
Arief, Adrianus dan Ariesto Hadi Sutopo. 2010. Terampil Mengelolah Data
Kualitatif dengan Nvivo. ed. I, cet. I, Jakarta: Kencana.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. cet. 2, Jakarta: Kencana.
Chaplin, James P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Cv. Yrama Widya.
Departemen Agama. 2004. Standar Kompetensi. Jakarta: Direktorat Jendral
Kelembagaan Agama Islam.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Gurudan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
., 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djali. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesionalm. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Faizah Dzakia shaki, Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 24
Agustus 2020.
Gie, The Liang. 1994. Cara Belajar yang Efisien. Cet, I: Yogyakarta: Liberty.
Hardiyanto, Fahruddin Eko. 2016. Etos Probetik Sang Pendidik. Semarang: Cipta
Prima Nusantara.
Hamalik, Oemar. 1998. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
., 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
69
Irfan Idris, Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadist Kelas IV MI Al-Abrar,
Wawancara, Makassar , 20 Agustus 2020
Kementerian Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya, Halim
Publishing dan Distributing
Kriyanto, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. ed. I, cet. 4, Jakarta:
Kencana.
Mustakim Zainal. 2011. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
Press.
Musdalipa Suaib, Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar, Wawancara, Makassar, 15
Agustus 2020.
Model KTSP Madrasah. 2007. Direktorat Pendidikan Madrasah. Direktorat
Jendral Pendidikan Islam: Departemen Agama.
Moejiono dan Hasibuan. J.J. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Ed. 2.Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara.
Novi, Windy dan Chulsum, Umi. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Surabaya : Kashiko.
Nata Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada
Pimpinan Putusan Muhammadiyah. 2015. Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah. Yogyakarta : Suara Muhammadiyah.
Rahani. 2003. Berawal Dari Keluarga-Revolusi Belajar Cara Al-Qur’an.
Jakarta: Hikmah.
Rusyam, Tabrani dkk. 1998. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Cet, I:
Bandung: Remadja Karya.
Slameto. 2010. Belajardan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Al- Gensindo.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustakabaru
Press.
70
Sumartaman Wayan Nurkarcana. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional. Cet 4.
Sumber: MI Al-Abrar Kecamatan Tamalate, diakses pada tanggal 12 Agustus
2020.
Syauqi Ramadhan , Siswa Kelas IV MI Al-Abrar , Wawancara, Makassar , 25
Agustus 2020
Syah, Muhabbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
., 2008. Psikologi Belajar. Edisi Revisi. VII: Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Raja Grasindo
Persada.
., 2014. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Integrasi dan Kompetensi. Jakarta : PT RajaGrapindo Persada,
Ulansari, Evin. 2012. Peranan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kinerja
Guru di MTs Nurul Islam Desa Alai Kecamatan Lembak Kabupaten
Muara Emin. Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang.
Ulwan, Abdullah Nashih. 2013. Tarbiyatul Aulad. Jakarta: Khatulistiwa Press.
Undang-Undang SISDIKNAS. 2010. Tim Fokus Media. Jakarta: Fokus Media.
Utama, Tamita. 2009. Peraturan Pemerintahan RI. Jakarta: Tamita Utama.
Winataputra dan Soekamto dalam Baharuddin dan Nur Wahyuni. 2002. Teori
Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Global Pustaka Ilmu.
Yayasan Dharma Graha. 2003. Tes Bakat, Minat, Sikap dan Personaliti MMPI-
DG. Jakarta: Dharma Graha Perss.
http://www.sribd.com/doc/50758146/pembelajaran-al-qur‟an-hadis. diakses 08 November 2019.
LAMPIRAN
Lampiran 1: Angket Wawancar
Kepala MI Al-Abrar
Nama : A.Harmiah Tannang, M.Pd.I
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2020
Jam : 09:00 Wita
Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
1) Bagaimana gambaran umum dan latar belakang MI Al-Abrar ini?
2) Apa saja peran guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) dalam proses pembelajaran?
3) Bagaimana minat belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist
MI Al-Abrar?
4) Metode apa saja yang digunakan guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat belajar Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV MI Al-Abrar?
5) Fasilitas apa saja yang mendukung minat belajar siswa di MI Al-Abrar?
6) Apa visi dan misi MI Al-Abrar?
Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar
Nama : Musdalipa Suaib, S.Pd.I
Hari/Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2020
Jam : 10:15 Wita
Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
1) Apa saja peran guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) dalam proses pembelajaran?
2) Bagaimana peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan minat belajar
siswa kelas IV pada pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?
3) Bagaimana minat siswa kelas IV dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an
Hadist?
4) Upaya apa saja yang dilakukan guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan
minat Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV?
5) Faktor-faktor apa saja yang Mendukung dan menghambat minat belajar pada
siswa kelas IV?
6) Apakah fasilitas yang di sediakan pihak sekolah sudah mendukung guna
meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist pada siswa kelas IV?
7) Apa saja yang perlu dilakukan guru dalam menjalankan perannya terutama
dalam meningkatkan minat belajar siswa?
8) Apakah dari pihak orang tua siswa kelas IV sering mengadakan konsultasi
dengan ibu/bapak selaku wali kelas IV seputar minat belajar siswa pada mata
pelajaran Al-Qur‟an Hadist?
9) Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an
Hadist pada siswa kelas IV?
10) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist mengadakan evaluasi/ulangan sebagai tolak
ukur tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist kepada siswa kelas
IV MI Al-Abrar?
11) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum mengadakan evaluasi/ulangan
terlebih dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi
soal ujian kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar?
12) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada siswa kelas
IV MI Al-Abrar dan seperti apa tugas tersebut?
13) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan nilai kepada siswa kelas IV
dalam bentuk angka?
Guru PAI (Al-Qur’an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar
Nama : Irfan Idris, S.Pd.I
Hari/Tanggal : Kamis, 20 Agustus 2020
Jam : 09:30 Wita
Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
1) Apa saja peran guru Al-Qur‟an Hadist dalam proses pembelajaran?
2) Persiapan apa saja yang bapak lakukan sebelum proses pembelajaran Al-
Qur‟an Hadist di mulai?
3) Metode apa saja yang bapak gunakan dalam mengajar siswa kelas IV guna
meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an Hadist?
4) Apakah bapak menggunakan media dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an
Hadist pada siswa kelas IV?
5) Faktor-faktor apa saja yang Mendukung dan menghambat minat belajar pada
siswa kelas IV dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?
6) Apakah bapak menggunakan simulasi dan permainan dalam proses belajar
mengajar Al-Qur‟an Hadist guna meningkatkan minat belajar pada siswa
kelas IV?
7) Apakah faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi minat belajar siswa?
8) Bagaimana dukungan orang tua siswa upayah meningkatkan minat belajar
siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadist?
9) Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan minat belajar Al-Qur‟an
Hadist pada siswa kelas IV?
10) Apakah bapak mengadakan evaluasi/ulangan sebagai tolak ukur tercapainya
tujuan pembelajaran Al-Qur‟an Hadist kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar?
11) Apakah bapak sebelelum mengadakan evaluasi/ulangan terlebih dahulu akan
memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian kepada
siswa kelas IV MI Al-Abrar?
12) Apakah bapak membagikan hasil ulangan siswa kelas IV MI Al-Abrar?
13) Apakah bapak memberikan tugas rumah kepada siswa kelas IV MI Al-Abrar
dan seperti apa tugas tersebut?
14) Apakah bapak memberikan nilai kepada siswa kelas IV dalam bentuk angka?
Siswa Kelas IV MI Al-Abrar
Nama : Faizah Dzakia shaki
Hari/Tanggal : Senin, 24 Agustus 2020
Jam : 08:30 Wita
Lokasi : MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
1) Apakah kamu suka dan senang belajar Al-Qur‟an Hadist?
2) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist pernah meberikan kamu ulangan?
3) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum memberikan kamu ulangan terlebih
dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian?
4) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist membagikan hasil ulangan kepada kamu?
5) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada kamu dan
seperti apa tugas tersebut?
6) Apakah kamu semangat dalam pembelajar Al-Qur‟an Hadist?
7) Apakah kamu sangat antusias untuk belajar Al-Qur‟an Hadist?
Siswa Kelas IV MI Al-Abrar
Nama : Syauqi Ramadhan
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Agustus 2020
Jam : 13:00 Wita
Lokasi : Via Online
1) Apakah kamu suka dan senang belajar Al-Qur‟an Hadist?
2) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist pernah meberikan kamu ulangan?
3) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist sebelelum memberikan kamu ulangan terlebih
dahulu akan memberitahukan materi ujian, waktu ujian dan kisi-kisi soal ujian?
4) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist membagikan hasil ulangan kepada kamu?
5) Apakah Guru Al-Qur‟an Hadist memberikan tugas rumah kepada kamu dan
seperti apa tugas tersebut?
6) Apakah kamu semangat dalam pembelajar Al-Qur‟an Hadist?
7) Apakah kamu sangat antusias untuk belajar Al-Qur‟an Hadist?
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamati kegiatan mengajar Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) kelas IV
2. Mengamati Aktivitas belajar siswa kelas IV
Lampiran 3 Dokumentasi
Halaman Depan MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Gedung MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Pintu Gerbang MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Lapangan Basket MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Taman MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Visi dan Misi MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Wawancara dengan Kepala MI Al-Abrar (A. Harmiah Tannang, S.Pd.I., M.Pd.I)
Wawancara dengan Guru Wali Kelas IV MI Al-Abrar (Musdalipa Suaib, S.Pd.I)
Wawancara dengan Guru PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar
(Irfan Idris, S.Pd.I)
Wawancara dengan Siswa Kelas IV MI Al-Abrar (Faizah Dzakia shaki)
Wawancara dengan Siswa Kelas IV MI Al-Abrar (Syauqi Ramadhan)
Proses Belajar Mengajar Daring PAI (Al-Qur‟an Hadist) Kelas IV MI Al-Abrar di
Kecamatan Tamalate Kota Makassar
Proses Belajar Mengajar didalam Kelas IV MI Al-Abrar di Kecamatan Tamalate
Kota Makassar
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis ialah Ichsan
Muamalah, lahir pada tanggal 26 Maret 1997
di Ujungpandang Kecamatan Rappocini Kota
Makassar Sulawesi Selatan. Penulis
merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara,
buah cinta dari ayahanda Drs. Ilham dengan
Ibunda Nuriyana. Saat ini penulis tinggal
kedua orang tua di jalan Mannuruki 06 lr. 02
no. II di Kecamatan Tamalate Kota Makassar.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar (SD) di SD Inpres Tappilina di
Kecamatan Topoyo Kabupaten Ma-Teng. Kemudian melanjutkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Topoyo di Kabupaten Ma-Teng. Kemudian
melanjutkan Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Topoyo Kabupaten Ma-
Teng hingga selesai pada tahun 2016.
Pada tahun 2016 terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar, Fakultas Agama Islam, Program Studi Pendidikan
Agama Islam dengan Program Pendidikan Strata 1.
Syukur Alhamdulillah Penulis menyelesaikan pendidikannya atas Rahmat
Allah SWT, dengan dukungan dan doa kedua orang tua.
Dengan memilih judus skripsi.
“Peran Guru Al-Qur’an Hadist Dalam Meningkatkan Minat Belajar Al-
Qur’an Hadist Siswa Kelas IV MI Al-Abrar di Kota Makassar”