METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DALAM …
Transcript of METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DALAM …
METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN HADIST DALAM
MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
MA AL FALLAH GUPPI SAPAKEKE KECAMATAN BUNGAYA
KABUPATEN GOWA
PROPOSAL PENELITIAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
MARTINI
10519220514
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1439 H/2018 M
ABSTRAK
MARTINI. 1051920514. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Dibimbing oleh Dr,Hj.Maryam,M,Th.I dan Abdul Fattah S,Th.I., M,Th.I.
Skripsi ini membahas tentang Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif atau penelitian lapangan yang bersifat deskriptif ( menggambarkan dengan kata-kata ). Masalah yang di teliti mencakup: (1) bagaimana problematika siswa dalam membaca Al-qur’an di MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa (2) bagaimana pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-qur’an Hadis di MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa (3) bagaimana peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa di MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan(deskriptif kualitatif) yang di laksanakan di MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa serta di jadikan sebagai sumber data untuk mendapatkan potret metode pembelajaran serta hal-hal terkait yang penulis telah sampaikan. Datanya di peroleh dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang di gunakan adalah tehnik analisi deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini mennjukkan bahwa:(1) problematika yang di hadapi siswa adalah masih ada siswa yang kurang menguasai tajwid dan makharijul huruf dengan baik,(2) pelaksanaan metode pembelajaran Al-Qur’an Hadis adalah pada pelajaran pertama pertemuan diawali dengan do’a pada jam pertama akan tetapi kalau berdo’a dijam pertengahan atau terakhir guru biasanya langsung salam dan memberikan apresiasi serta pertanyaan singkat,upaya ini di lakukan agar siswa termotivasi mengikuti pelajaran dengan serius,(3) Perana guru Diantara hal-hal yang penting yang di butuhkan oleh seorang guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an pada peserta didik adalah mencari metode yang paling tepat untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik.
Implikasi dari penelitian ini di antaranya sekolah menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran qur’an hadis seperti penambahan media pembelajaran yang berupa audio visual dan buku-buku penunjang, sekolah mempunyai catatan khusus terkait kemampuan anak didik agar prioritas pembelajaran dari guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis dan menentukan langkah selanjutnya. Hendaknya guru dan orang tua memberikan motivasi terhadap siswanya yang masih kurang pengetahuannya tentang ilmu tajwid dan membaca al-qur’an untuk belajar mengaji d rumah.
Kata Kunci : Metode pembelajaran, Problematika, Peranan.
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT,
yang telah memberikan kesempatan serta membukakan pintu hati, melapangkan pikiran,
dan kesehatan dengan taufik dan hidayah-Nya, sehingga penelitian telah dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul”Metode Pembelajaran A-Qur’an Hadis Dalam
Mengatasi Kesulitan Membaca siswa MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa”.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya
sampi di titik penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan dari
berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan moril dan materil. Maka
melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Kedua orang tua tercinta Baharuddin S.pd.I dan ibunda Nurgading yang terah
mengarahkan atau membimbing dan dorongan dengan baik moril maupun materi
sejak kecil hinnga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT
senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereja menyayangi
peneliti sejak kecil hingga sekarang ini.
2. Bapak Dr.H. Abd. Rahman Rahimm SE,MM selaku Rektor Universitas Muhammaiyah
Makassar.
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam.
4. Ibu Amirah Mawardi, S. Ag, M.Si ketua prodi Pendidikan Agama Islam.
5. Ibu Dr. Hj. Maryam, M.Th.I dan Bapak Abd. Fattah, S.Th.I, M.Th.I selaku pembimbing
peneliti dalam menyelesakan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu para dosen yang telah mentransfer ilmu pengetahuan kepada peneliti yang
penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya terus mengalir.
7. Semua karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu melayani peneliti
dengan ikhlas, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
8. Teman dan sahabat peneliti, yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Terakhir ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada mereka yang namanya tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu tetapi banyak membantu menyelesaikan skripsi
ini.
Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun karena peneliti yakin bahwa setiap persoalan tidak akan berarti
sama sekali tanpa ada kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca terutama bagi diri pribadi peneliti. Amin.
Makassar, 26 Syawal 1439 H
11 Juli 2018 M
Peneliti
MARTINI
10519220514
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................................................i
HALAMAN JUDUL .......................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI...................................................................iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH.....................................................iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................v
PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................vi
ABSTRAK..........................................................................................vii
KATA PENGANTAR...... .......................................................... ......viii
DAFTAR ISI........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian .......................................................... 7
E. Garis-garis besr isi skripsi.....................................................8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 9
A. Pengertian Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis ........... 9
1. Pengertian Metode Pembelajaran ................................ 9
2. Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadis ...................... 10
ii
3. Pengertian Al-Qur’an dan Hadis ................................. 13
4. Peranan dan Tugas Guru Al-Qur’an Hadis…………….16
B. Problematika Membaca Al-Qur’an………………………….24
1. Problematika dalam Membaca Al-Qur’an........................24
a. Kesulitan Membaca Al-Qur’an……………………….24
b. Strategi Membaca Al-Qur’an…………………………25
2. Usah Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an……….29
BABIII METODE PENELITIAN ………………. ….…………….. .. . 32
A. Jenis Penelitian………………………………………………..32
B. Lokasi dan objek Penelitian……………………………….…32
C. Fokus Penelitian……………………………………………...33
D. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................... 33
E. Sumber Data .................................................................... 34
F. Instrumen Penilaian ......................................................... 35
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 36
H. Teknik Analisis Data ........................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN..............................................................39
A Kondisi Sekolah MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa ....................................................39
B. Problematika Yang Dihadapi Siswa Dalam membaca
Al-qur’an di MA Alfallah Guppi Sapakeke ............ 46
C. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-qur’an
ii
Hadis di MA Alfallah Guppi Sapakeke ...................... 52
D. Peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam
mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an siswa
di MA Alfallah Guppi Sapakeke ..................................... 54
BAB V PENUTUP ............................................................................ 56
A.Kesimpulan ...................................................................... 56
B. Saran/Implikasi Hasil Penelitian ...................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 58
RIWAYAT HIDUP...............................................................................59
LAMPIRAM...................................................................................... 60
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak sekali pergeseran nilai dalam
kehidupan masyarakat yang belum mampu untuk membaca Al-Qur’an
secara baik apalagi memahaminya. Oleh karena itu, sebagai orang tua
harus mengusahakan sedini mungkin untuk mendidik dan membiasakan
membaca Al-Qur’an.
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan merupakan suatu
proses pembentukan aspek intelektual, moral, dan keterampilan berfikir,
berperasaan, dan bertindak secara wajar. Dalam usaha mencapai tujuan
tersebut maka pendidikan harus diarahkan untuk memberikan pertolongan
kepada anak agar pada dirinya terdapat kemampuan bertingkah atas
dasar keputusan akalnya sendiri atau konsisten dengan kata hatinya
sendiri.
Menurut M. Arifin pendidikan adalah latihan mental, moral, dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi dan bertanggung jawab.1
Menurut Haidar Putra Daulay pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mengembangkan seluruh potensi baik lahir maupun batin agar terbentuk pribadi yang cerdas dan bertanggung jawab.2
1M. Arifin. Ilmu Pendidikan Islam.(Cet : II. Jakarta : Sinar Grafika. 2011). h. 4 2Haidar Putra Daulay. Pendidikan Islam dalam perspektif Filsafat. (Cet : I. Jakarta : Kencana. 2015). h. 11
2
Menurut Susanto pendidikan adalah suatu proses pembelajaran kepada peserta didik atau siswa dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan peserta didik tersebut.3
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa pendidikan adalah kebutuhan setiap manusia tidak
terkecuali anak-anak karena dengan pendidikan bisa membantu anak-
anak mengembangkan potensi dirinya dan membentuk akhlak yang mulia.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratos serta bertanggung jawab.
Dengan demikian pendidikan terhadap anak dipandang sebagai
salah satu aspek yang memiliki peranan pokok sebagai pembentukan
manusia menjadi insan yang sempurna (insan kamil) atau yang memiliki
kepribadian yang utama. Berdasarkan asumsi tersebut maka diperlukan
pendidikan anak yang dapat membantu menyelesaikan problem yang
dihadapi masyarakat muslim dewasa ini. semisal semakin gencarnya
pengaruh modernisme yang menuntut lembaga pendidikan formal untuk
memberikan ilmu pengetahuan umum dan keterampilan sebanyak-
banyaknya kepada peserta didik yang menyebabkan terdesaknya mereka
3Susanto. Pemikiran Pendidikan Islam.(Cet : II. Jakarta: Amzah. 2010). h. 1
3
(khusus umat islam) untuk memperoleh bekal keagamaan yang cukup
memadai.
Hendaknya pendidikan menyentuh seluruh aspek yang
bersinggungan langsung dengan kebutuhan perkembangan individu anak-
anak baik itu dari ilmu agama maupun ilmu umum agar mereka dapat
hidup dan berkembang sesuai dengan ajaran agama islam yang kaffah.
Agama Islam mengajarkan sebuah tuntunan kepada manusia untuk
menuju kebahagiaan dan kesejahteraan, adapun segala tuntutan tersebut
terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
Al-Qur’an telah meletakkan dasar-dasar disiplin ilmu baik itu ilmu
nahwu, shalaf, badi’, usul, falsafah, politik, ekonomi, sosial, sains, seni,
dan lain-lain.Ini berarti bahwa Al-Qur’an selain syarat dengan substansi
dan informasi juga memiliki kandungan metodologis dan paedagogis bagi
ummat manusia. Banyak hal yang bermanfaat bagi peserta didik apabila
mempelajari dan diberikan pendidikan tentang Al-Qur’an mengingat isi
kandungannya yang penuh dengan petunjuk dan menjadi kewajiban kita
ummat manusia untuk mempelajari kitab tersebut yaitu Al-Qur’an, sebagai
firman Allah SWT .dalam QS. Al-an’am (6):155
ذَا كِتاَبٌ أنَْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعوُهُ وَاتَّقوُا لعََلَّكُمْ ترُْحَمُونَ وَهَٰ
4
Terjemahnya :
Dan ini adalah kitab (Al-Qur’an) yang kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat”. (Kementrian Agama RI)4
Setelah membaca terjemahan ayat diatas maka penulis
berpendapat bahwa Al-qur’an diberkahi yang berisi penuh kebaikan untuk
kepentingan manusia, oleh karena itu, manusia diperintahkan untuk
mengikuti dan mempelajari Al-Qur’an supaya diberi rahmat dan petunjuk
oleh Allah di dunia maupun di akhirat kelak.
Al-Qur’an dan hadits merupakan dua sumber ajaran islam dan
pedoman hidup umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan
tata aturan kehidupan yang harus dijalankan ole umatnya, tidak hanya
terkait dengan hubungan manusia dengan Rabbanya (Hablum minallah)
tetapi juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (hablum
minannas).
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di MA Alfallah Guppi Sapakeke
adalah salah satu mata pelajaran pendidikan agama islam yang
menekankan kepada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan
Hadits yang benar, serta hafalan terhadap surah-surah pendek dalam Al-
qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surah-surah
pendek dan hadits. Hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
4 Kementrian Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Cet : XVII. Jakarta : Darus
Sunnah, 2014). h. 150
5
Secara substansi mata pelajaran Al-Qur’an hadits memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mencintai kitab sucunya, mempelajari mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai
yang terkandung dalam al-qur’an dan Hadits sebagai sumber utama
ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam
kehidupan sehari-hari.
Selain itu, guru harus dilibatkan dalam hal pencapaian pembetukan
pribadi manusia yang utuh, terutama masalah kedisiplinan seorang guru.
Sebab, walaupun bagaimana langkah-langkah yang diambil untuk
memberikan pendidikan kepada manusia (anak) apalagi mengenai
pendidikan agama tentu tidak atau kurang berhasil dengan baik jika tidak
dibarengi dengan kedisiplinan seorang guru. Guru harus aktif dan teratur
memberikan pendidikan atau keteladanan kepada peserta didik, jangan
terjadi sebaliknya, peserta didik disiplin sedangkan si pendidik tidak
disiplin. Pengertian guru ini dimaksudkan guru tersebut mengajar siswa
atau peserta didik di suatu lembaga pendidik seperti halnya sekolah baik
yang dibangun oleh pihak swasta atau masyarakat maupun yang di
bangun oleh pemerintah.
Dalam proses pendidikan peranan Guru sangatlah penting demi
kelangsungan proses belajar mengajar yang baik. Dalam pengertian
peranan menurut kamus bahasa Indonesia peranan adalah tindakan yang
6
dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam suatu peristiwa atau
bagian yang dimainkan seseorang dalam suatu peristiwa5.
Fenomena yang terjadi di lokasi terkait dengan judul penelitian
yaitu masih banyak ditemui kesalahan siswa dalam membaca Al-Qur’an
misalnya ada beberapa siswa yang masih terbata-bata dalam membaca
ayat Al-Qur’an, belum mampu mempraktikkan bacaan mad dengan benar
yaitu terkadang bacaan mad tidak dibaca panjang dan yang seharusnya
pendek malah dibaca panjang.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis termotivasi membahasnya
dengan judul “Metode Pembelajaran Al-Qur’an Hadits dalam Mengatasi
Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa di MA Alfallah Guppi Sapakeke
Kecematan Bungaya Kabupaten Gowa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pokok pikiran pada latar belakang masalah
maka peneliti menarik beberapa item permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Problematika siswa dalam membaca Al-qur’an di MA
Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-qur’an Hadis di
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa ?
5 Berdasarkan hasil penelitian saya pada bln 08 tgl23 thn 2017
7
3. Bagaimana peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam mengatasi
kesulitan membaca Al-Qur’an siswa di MA Alfallah Guppi Sapakeke
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perma\salahan di atas, maka yang menjadi
tujuan penelitian yaitu;
1. Bagaimana Problematika siswa dalam membaca Al-qur’an di MA
Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa?
2. Bagaimana pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-qur’an Hadis di
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa ?
3. Bagaimana peranan Guru
4. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi pihak-
pihak yang melakukan penelitian dan referensi dalam melakukan berbagai
macam penelitian atau penulis, kegunaan lain dari hasil penelitian ini
sebagai karya ilmia yang diharapkan mampu menjadi pelengkap referensi
bagi cerminan tanggung jawab akademik yang turut memikirkan upaya
pemberdayaan pendidikan di kampus atau masyarakat
2. Kegunaan Praktik
a) Bagi Penulis
8
Kegunaan bagi penulis adalah salah satu persyaratan
mendapatkan gelar sarjana pada Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar, sekaligus menambah wawasan penulis agar
dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti proses
perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar.
b) Bagi Siswa Ma Alfallah Guppi Sapakeke
Penelitian ini merupakan persyaratan yang wajib bagi penulis
dalam menyelesaikan studi maka penulis mengadakan penelitian dan
hasilnya diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada Siswa Ma
Alfallah Guppi Sapakeke dalam membaca Al-Qur’an.
c) Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk memperbaiki praktik-
praktik pembelajaran guru agar menjadi lebih efektif dan efisien sehingga
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa meningkat.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Metode Pembelajaran Al-qur’an Hadis
1.Pengertian Metode Pembelajaran
Kata ‘metode’ berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti
“cara atau jalan”. Didalam bahasa inggris disebut method dan bahasa
arab menterjemahkannya dengan thariqoh dan manhaj. Didalam bahasa
Indonesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dan berpikir
baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang sistematis untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Jadi metode pendidikan adalah cara yang teratur
dan berpikir baik-baik yang digunakan untuk memberikan pelajaran
kepada peserta didik.1
Metode juga berarti cara atau jalan yang ditempuh atau dilalui untuk
mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan yang harus
dilalui untuk mengajar anak didik supaya dapat mencapai tujuan belajar
mengajar.
Ada juga yang mengartikan metode mengajar adalah alat atau cara
untuk mencapai tujuan pengajaran, sedangkan metode dalam mengajar
adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau
1 Deni Koswara Halima Bagaiman menjadi guru kreatif.(Cet:III.Bandung Pribumi
Market.2008)h.2
10
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa didalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan dipraktekan oleh siswa dengan
baik.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode
pendidikan adalah cara yang teratur, sitematis, dan teknik penyajian
materi pembelajaran yang disampikan oleh pendidik agar peserta didik
dapat menangkap, memahami dan melakukan materi pelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
2. Metode pembelajaran Al-Qur’an Hadits
Ada beberapa metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam
proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits, diantaranya adalah :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu metode konvensional, metode ini paling
banyak dilakukan oleh para pendidik walaupun umurnya paling tua. Pola
interaksi dalam pembelajaran adalah satu arah (jarum suntik), dimana
guru memberikan informasi/pengetahuan secara aktif sedangkan siswa
bersikap pasif menerima informasi. komunikasi yang terjalin adalah satu
arah dengan guru sebagai pusatnya (Teacher centered), dimana guru
menyampaikan pelajaran dengan berceramah dan peserta didik
mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang
merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola
ini banyak kelemahannya diantaranya adalah : suasana kelas kaku, guru
11
cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan anak didik seperti
majikan dan bawahan, anak didik sudah faham apa belum tentang materi
yang disampaikan guru tidak bisa mengetahui dengan cepat.
b. Metode Penugasan
Metode ini juga sudah lama dipraktekan para pendidik di Indonesia.
Biasanya metode ini dilakukan guru ketika tidak bisa masuk kelas karena
berhalangan, sehingga dari pada kelas ramai maka siswa diberi tugas
mengerjakan sesuatu yang ada kaitannya dengan pelajaran saat itu.
Metode ini juga bisa berarti PR (pekerjaan rumah) bagi siswa, yaitu
seperangkat tugas yang harus diselesaikan oleh siswa diluar jam sekolah.
c. Metode Drill/ Latihan
Karena langkah-langkah pembelajaran dalam makalah ini
menggunakan metode drill, maka untuk pembahasan metode drill penulis
akan menguraikan lebih detail dibandingkan dengan metode lainnya.
Metode drill adalah suatu kegiatan dalam melakukan hal yang
sama secara berulang-ulang dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk
memperkuat suatu asosiasi atau menyempumakan suatu keterampilan
supaya menjadi permanen.
Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan
melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
12
Menurut Zuhairini ada beberapa kelebihan metode drill diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan
keterampilan yang diharapkan
b. Para murid akan memiliki pengetahuan siap.
c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin
dan disiplin.
Sedangkan kelemahan metode drill adalah sebagai berikut :
a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan
c. Membentuk kebiasaan yang kaku
d. Menimbulkan verbalisme
4. Metode Sorogan
Sorogan adalah ciri khas pembelajaran model pesantren, dimana
santri satu persatu maju, untuk menyetorkan penguasaan ilmunya kepada
guru/ustadz, atau santri tersebut akan mendapatkan tambahan ilmu dari
ustadz akan tetapi dengan model pelayanan individu.
13
3. Pengertian Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadits
Al-Qur’an dan hadits merupakan dua peninggalan terbesar Nabi
Muhammad Saw bagi umat Islam. Jika mau berpegang pada keduanya,
manusia tidak akan tersesat selama-lamanya.
a. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw melalui Malaikat Jibril. Al-qur’an ini juga dipandang
sebagai keagungan (majid) dan penjelasan (mubin). Kemudian juga
seringkali disebut pula petunjuk (hidayah) dan buku (kitab). Namun nama
yang banyak dipergunakan untuk menyebut Al-qur’an adalah buku (kitab)
dan Al-qur’an. Al-qur’an berisi segala hal mengenai petunjuk yang
membawa hidup manusia bahagia di dunia dan bahagia di akhirat kelak.2
Pengertian ini berdasarkan QS. Asy-Syu’ara (26): 192-193
وحُ الأْمَِين وَإِنَّهُ لَتنَْزِيلُ رَبِّ الْعاَلَمِينَ نزََلَ بهِِ الرُّ
Terjemahan:
Dan sungguh, (Al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
seluruh alam, yang dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).3
Setelah membaca terjemahan ayat diatas maka penulis
berpendapat bahwa hendaknya dalam mempelajari Al-qur’an kita harus
2 Abdurrahman Saleh Abdullah. Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-qur’an. (Cet:
3 . Jakarta : Rineka Cipta. 2005) h. 17 3Kementrian Agama RI. Op.cit. h. 376
14
belajar melalui seorang guru yang menguasai Al-qur’an, sebab Al-qur’an
tidak bisa dipelajari secara autodidak.
Pengertian AL-qur’an menurut para ahli :
1.) Muhammad Ali Ash-Shabuni
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang tiada tandingannya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul
dengan perantaraan Malaikat Jibril AS, ditulis pada mushaf-mushaf
kemudian disampaikan kepada kita secara mutawir. Membaca dan
mempelari Al-qur’an adalah ibadah. Dan Al-qur’an dimulai dengan surat Al
Fatihah serta diakhiri dengan surat An Nas.
2.) DR. Subhi as-Salih
Al-qur’an adalah kalam Allah SWT merupakan mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ditulis dalam mushaf dan
diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
3.) Syekh Muhammad Khudari Beik
Al-qur’an adalah firman Allah yang berbahasa arab diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW untuk dipahami isinya, disampaikan
kepada kita secara mutawatir ditulis dalam mushaf dimulai dengan surat
Al Fatihah dan diakhiri dengan surat An Nas4.
Jadi bisa disimpulkan dari beberapa pengertian tersebut, bahwa Al-
qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
4 Muhammad Ali Ash-Shabuni,Dkk metodek Khusu Pengajaran Agama Islam, (Cet,
4 :Jakarta:Bumi Aksara, 2008), h. 266
15
Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril AS, disampaikan
dengan jalan mutawatir kepada kita, ditulis dalam mushaf dan
membacanya termasuk ibadah. Al-qur’an juga diturunkan secara
berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW selama kurang lebih 22
tahun.
b. PengertianHadits
Menurut bahasa hadis berasal dari kata hadis, jamaknya
adalah ahaadis yang memiliki banyak arti yaitu al-jadid ( sesuatu yang
baru), al-qarib (sesuatu yang dekat), dan al-khabar (kabar berita).
Sedangkan Menurut Istilah syara’ Hadits adalah segala bentuk perkataan,
perbuatan, ketetapan dan persetujuan Rasulullah SAW yang dijadikan
hukum dalam agama islam. Hadits merupakan sumber hukum kedua
setelah al-qur’an.
Menurut Mustafa Zahri hadits adalah perkataan, perbuatan, dan
takrir (ketetapan) Nabi Muhammad.5
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hadits adalah
segala ucapan, perbuatan, penjelasan, dan takrir Nabi Muhammad
Saw.Takrir berarti ketetapan atau sikap diam Nabi Muhammad
Saw.Terhadap permasalahan yang terjadi dan beliau mengetahuinya.
5Mustafa Zahri. Kunci memahami Mustalahul Hadits. (Cet :II. Jakarta : Bina Ilmu
ofset. 1995) h. 25
16
4. Peran dan tugas guru Al-qur’an Hadits
a. Peran guru Al-qur’an Hadits
Keberadaan guru dalam pembelajaran masih tetap memegang
peranan yang penting. Peran tersebut belum dapat diganti dan diambil alih
oleh apapun. Hal ini disebabkan karena masih banyak unsur-unsur yang
terdapat dalam diri para peserta didik yang tidak dapat diganti seperti
unsur manusiawi, sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan
lain-lain.
Sebelum kita membahas tentang guru lebih jauh, saya berpendapat
bahwa teladan guru yang utama yang patut kita contoh adalah RasulAllah
Saw. Beliau patut kita contoh dalam segala bidang termasuk dalam
proses pembelajaran. Kemampuan beliau berdakwah guna menyebarkan
ajaran Islam, mengajarkan bahkan mendidik umat dari awal turunnya
wahyu hingga meninggal.
Menurut Mulyasa peran guru dalam proses pembelajaran adalah :
1) Guru Sebagai Pengajar, Pendidik, Pelatih, Penasehat dan pembimbing
Melalui peranannya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing,
guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam diri dan
meningkatkan kemampuannya dalam segala hal.yang dimilikinya.
17
Dikarenakan kemampuan paedagogik guru dapat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran6.
RasulAllah Saw selalu menyampaikan wahyu dari Allah setelah
beliau mempelajarinya terlebih dahulu. Sehingga bahan atau materi
tersebut berkembang terlebih dahulu dalam diri beliau. Hal tersebut dapat
kita perhatikan dari kisah-kisah RasulAllah sehari-hari.
Contoh hadis lain yang menerangkan bahwa Rasul Allah Saw
membimbing yaitu ketika salah seorang sahabat Suwaid ibn Hanzhalah
yang akan menemui RasulAllah Saw bersama Wail ibn Hujr. Di tengah
perjalanan mereka diserang musuh dan tidak seorang pun yang berani
bersumpah untuk membantu dan membelanya. Maka Suawaid
bersumpah bahwa Wail adalah saudaranya hingga orang-orang yang
menyerangnya lari.
2) Guru Sebagai Pribadi
Sebagai individu yang berkecimpung dalam pendidikan, guru harus
memiliki kepribadian yang mencerminkan seorang pendidik. Ungkapan
yang sering dikemukakan adalah ”guru bisa digugu dan ditiru”. Digugu
maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya
untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru atau diteladani.
Hal ini benar adanya. Imam ghazali pernah mengatakan bahwa :
”Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataanya jangan membohongi perbuatannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati. Sedangkan perbuatan dapat dilihat
6 Mulyasa Menjadi Guru Prifesional, ( Cet 6, Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2006 ),
cet.6 h.38
18
dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”
Dari perkataan tersebut jelaslah bahwa seorang guru hendaklah
mengerjakan apa yang diperintahkan, menjauhi apa yang dilarangnya dan
mengamalkann segala ilmu yang diajarkannya, karena tindakan dan
perbuatan guru adalah menjadi teladan bagi anak didiknya.
3) Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah-ubah, dan guru adalah seorang pemindah
kemah, yang suka berpindah-pindah dan membantu peserta didik
meninggalkan hal lama menuju sesuatu yang baru yang bisa mereka
alami7.
Rasulullah Saw diutus membawa agama Islam sebagai rahmatan
lil-alamin. Membawa umat dari keadaan hidup yang dinaungi perbuatan-
perbuatan tercela menuju keadaan hidup yang sa’adatun fi ad-dunya wa
al-akhirah.
Dahulu kaum Quraisy sering saling mengganggu hingga Rasulullah
Saw datang membawa Islam Rasulullah melarangnya dengan
menegaskan dengan hadis berikut:
7 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,Profesionalitas Guru,(Jajarta:Gaung Persada 2009), h.32
19
ليَْهِ وَ َ◌نْ عَبْدُ اللهِ بْنِ عَمْرُو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَ ع
المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ وَ المُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى سَلَّمَ يَقوُْلُ المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
) عَنْهُ (رواه أحمد
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abdullah ibn Amr RA,. Ia berkata, saya mendengar Rasulullah Saw bersabda : seorang muslim itu adalah orang-orang yang menyelamatkan terhadap sesamanya muslim dari gangguan lidah dan tangannya. Dan muhajir adalah orang yang menahan diri dari apa yang dilarang Allah kepadanya” (HR, Bukhari)8.
Berdasarkan hadis diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kita
sebagai umat islam harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan
dan saling memperingati satu sama lain.
4) Guru Sebagai Evaluator
Kalau kita perhatikan dunia pendidikan akan kita ketahui bahwa
setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu
selama satu periode pendidikan akan selalu mengadakan evaluasi.
Demikian juga dalam satu proses pembelajaran guru hendaknya menjadi
seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum9.
8 Abd Majid, Meningkatkan kualitas Pendidikan Islam,(Jakarta:Rosdkarya,204)h.130 9 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru,( Cet.1, Jakarta:Peranada media
2011), h.43Jejen Musfah,
20
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Rasulullah Saw pernah
lewat dihadapan para petani yang tengah mengawinkan serbuk (kurma
jantan) ke putik (kurma betina) Rasulullah Saw berkomentar : ”sekiranya
kalian tidak melakukan hal ini, niscaya kurmamu akan bagus dan baik”.
Mendengar komnetar ini, para petani berhenti dan tidak lagi mengawinkan
kurmanya. Beberapa lama kemudian Rasulullah lewat lagi di tempat itu
danmenegur para petani ”mengapa pohon kurmamu ?” para petani
menyampaikan apa yang telah dialami oleh kurma yakni banyak yang
tidak jadi.
Menurut M. Uzer Usman, peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya.10
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa peranan guru
adalah merupan suatu bagian yang memegang peranan atau bertindak
terhadap terjadinya suatu peristiwa.
Dalam kurikulum pendidikan agama islam pendidikan agama islam
di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang
agama islam sehingga menjadi manusia muslim yan terus berkembang
10Muhammad. Uzer Usman. menjadi guru professional. (Cet : V. Bandung: Remaja
kosda Karya. 1994). h.1
21
dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.11
Dalam kegiatan belajar mengajar, dapat disebutkan bahwa peran
guru adalah sebagai berikut:
a) Informator, yaitu guru menjadi sumber informasi bagi murid baik dalam
kegiatan akademik maupun umum
b) Organisator, yaitu guru mengelola semua komponen yang berkaitan
dengan kegiatan belajar mengajar. Semua komponen diorganisasikan
sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi
dalam belajar pada diri siswa
c) Motivator, yaitu guru harus dapat merangsang dan memberikan
dorongan reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreatifitas).
Sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar.
d) Pengarah/director, yaitu guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa dengan tujuan yang
dicita-citakan
e) Inisiator, yaitu guru sebagai pencetus ide-ide tersebut merupakan ide-
ide kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didik
f) Transmitter, yaitu guru sebagai penyebar kebijaksanaan pendidikan
dan pengetahuan
11Abdul Majid dan Dian Andayani.Pendidikan Agama Islam Berbasis
kompetensi.konsep dan implementasi kurikulum.(Cet : I. Bandung: Remaja Rosda karya. 2004). h. 236
22
g) fasilitator, yaitu guru memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana
kegiatan pembelajaran yang kondusif, serasi dengan perkembangan
siswa, sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan
optimal
h) Mediator, yaitu guru sebagai pengarah dalam kegiatan belajar siswa.
Mediator dapat diartikan juga penyediaan media. Bagaimana cara
mengorganisasikan penggunaan media
i) Evaluator, yaitu guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak
didik bidang akademis maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menentukan anak didiknya berhasil atau tidak.
b. Tugas Guru Al-qur’an Hadits
Tugas guru sebenarnya bukan hanya di rumah saja, tetapi bisa
dimana saja mereka berada, di rumah guru sebagai orang tua atau ayah
ibu adalah pendidik bagi para putra putrinya.Di dalam masyarakat sekitar,
desa tempat tinggalnya guru seringkali terpandang sebagai tokoh suri
tauladan bagi orang-orang di sekitarnya, baik dalam sikap dan
perbuatannya. Misalnya, cara dia berpakaian, berbicara, bergaul, maupun
pandangan-pandangannya, pendapatnya atau buah fikirannya sering kali
menjadi ukuran atau pedoman kebenaran bagi orang di sekitarnya karena
dianggap gurumemiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang
berbagai hal. Walaupun anggapan masyarakat sekitar, terutama
masyarakat desa yang demikian itu adalah berlebih-lebihan dan tidak
23
tepat.Tugas guru mempunyai arti yang sangat luas, guru bertugas untuk
memberikan ilmu, memberikan nasehat, juga membimbing dan mendidik
anak.
Adapun tugas seoraang pendidik, yaitu:
1) Membimbing si terdidik
Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan,
kesanggupan, bakat, minat, dan sebagainya
2) Menciptakan situasi untuk pendidikan
Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan dimana tindakan-tindakan
pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang dirumuskan
Tugas lain diantaranya telah memiliki pengetahuan yang
diperlukan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan, dan lain sebagainya.
Pengetahuan ini tidak sekedar diketahui, tetapi juga diamalkan dan
diyakininya sendiri.12
Guru Al-qur’an hadits tidak hanya bertugas melaksanakan
pendidikan agama dengan baik, akan tetapi guru Al-qur’an Hadits juga
harus bisa memperbaiki pendidikan agama yang sudah terlanjur diterima
oleh anak didik, baik dalam keluarga pembinaan kembali terhadap pribadi
anak.13
12Departemen Agama RI.Metodologi Pendidikan Agama Islam.(Cet: II. Jakarta:
direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2002). h. 2 13Zakiyah Daradjat.Ilmu Jiwa Agama.(Cet: IV. Jakarta: Bulan Bintang, 1993). h. 193
24
B. Problematika Membaca Al-qur’an
1. Problematika Dalam Membaca Al-qur’an
a. Kesulitan Dalam Membaca Al-qur’an
Kesulitan membaca adalah keadaan dimana anak didik atau siswa
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.14 Dan menurut Syaiful Bahri
Djamarah, pengertian kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak
didik tidak dapat belajar secara wajar disebabkan ancaman, hambatan
ataupun gangguan dalam belajar.15
Dalam memahami bacaan Al-qur’an dibutuhkan pengajaran dan
metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca Al-
Qur’an. Pada dasarnya inti dari pengajaran membaca Al-qur’an adalah
suatu usaha memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca Al-qur’an
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan nantinya
diharapkan dapat memahami, me resapi, dan dapat mengamalkannya.
umumnya isi pengajaran Al-qur’an meliputi :
1) Pengenalan huruf, yaitu dari alif sampai ya
2) Cara membunyikan masing-masing huruf hijaiyah dan sifat-sifat huruf
itu dibicarakan dalam ilmu makhraj
3) Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syaddah, mad dan
tanwin dan sebagainya
14Abu Ahmad dan Widodo Supriono. Psikologi Belajar. (Cet : II. Jakarta: Rineka
Cipta, 2004). h. 77 15Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar.(Cet : I. Jakarta: Rineka Cipta, 2000). h.
201
25
4) Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti : waqaf mutlak,
waqaf jawaz, dan sebagainya
5) Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama
b. Strategi Membaca Al-qur’an
Peran strategi dalam proses pembelajaran al-Qur’an sangat
diperlukan, hal ini dikarenakan konsep-konsep tentang strategi
pembelajaran tidak mudah untuk diterapkan. Oleh karena itu
menyampaikan, mengajarkan atau mengembangkannya harus
menggunakan strategi yang baik dan mengena pada sasaran. Dan
penetapan strategi merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran
Menurut Muhibbin, mengutarakan bahwa secara harfiah dalam bahasa Inggris, kata “ strategi” dapat diartikan sebagai seni (art) melaksanakan strategem yakni siasat atau rencana”. Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pembelajaran, Nana Sudjana (dalam Rohani dan Ahmadi) mengatakan bahwa strategi mengajar adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pembelajaran) agar dapat mempengaruhi siswa (peserta didik) mencapai tujuan pembelajaran (TIK) secara lebih efektif dan efisien”.16
Dari pendapat di atas penlis menyimpulkan bahwa secara umum
strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi
yang mantap adalah langkah-langkah yang tersusun secara terencana
dan sistematis dengan menggunakan metode dan teknik tertentu”. Jadi
strategi adalah teknik yang harus dikuasai guru untuk mengajar atau
16 Wina sanjaya .Strategi pembelajaran pembelajaran ,Cet.IV Jakarta Kencana 2008.h 26
26
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
itu dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik.
Menurut Hamalik, pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran”.Sedangkan menurut Suyudi, pembelajaran adalah salah satu proses untuk memperoleh pengetahuan, sedangkan pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh kebenaran/nilai, sementara kebenaran adalah pernyataan tanpa keragu-raguan yang dimulai dengan adanya sikap keraguan terlebih dahulu”.17
Sedangkan mengenai pengertian al-Qur’an penulis mengutip pendapat
Quraisy Shihab, bahwa al-Qur’an biasa didefinisikan sebagai “firman-
firman Allah yang disampaikan oleh Malikat Jibril As. Sesuai redaksinya
kepada Nabi Muhammad Saw. dan diterima oleh umat secara tawatur”.Al
qur’an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna. Ia terdiri dari
30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 77934 kosakata, dan 333.671 huruf”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi dalam pembelajaran al-Qur’an
adalah langkah-langkah yang tersusun secara terencana dan sistematis
dengan menggunakan teknik dan metode tertentu pada masa kini
(modern) yang digunakan/ ditempuh dalam rangka perubahan tingkah
laku peserta didik dengan melalui suatu proses teoritis mupun praktis
guna mengetahui dan memahami al-Qur’an atau untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
Di dalam melaksanakan pembelajaran al-Qur’an seharusnya disertai
dengan tujuan yang jelas, terkait dengan sistem dalam proses pencapaian
17 Ahmadi.Strategi Belajar Mengajar,Cet.II:Bandung CV Pustaka Setia,2005.h.18
27
tujuan lembaga pendidikan al-Qur’an. Strategi pembelajaran al-Qur’an
menurut Zarkasyi adalah sebagai berikut:18
1. Sistem sorogan atau individu (privat). Dalam prakteknya
santri atau siswa bergiliran satu persatu menurut kemampuan
membacannya, (mungkin satu, dua, atau tiga bahkan empat
halaman).
2. Klasikal individu. Dalam prakteknya sebagian waktu guru
dipergunakan untuk menerangkan pokok-pokok pelajaran, sekedar
dua atau tiga halaman dan seterusnya, sedangkan membacanya
sangat ditekankan, kemudian dinilai prestasinya.
3. Klasikal baca simak. Dalam prakteknya guru menerangkan
pokok pelajaran yang rendah (klasikal), kemudian para santri atau
siswa pada pelajaran ini di tes satu persatu dan disimak oleh
semua santri. Demikian seterusnya sampai pada pokok pelajaran
berikutny
Secara umum strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis
besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.19
Ada empat strategi dasar dalam mengajar meliputi hal-hal berikut :
18 Hamza. Peren canaan Pembelajaran ,Jakarta Bumi Aksara 2008 h 25 19Abu Ahmadi dan JokoPrasetya.Strategi Belajar Mengajar.(Cet: I.Bandung: CV.
Pustaka setia. 1997). h. 11
28
1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang
diharapkan
2) Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan
pandangan hidup masyarakat.
3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar
mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat
dijadikan pegangan oleh guru dalam menyesuaikan kegiatan
mengajarnya
4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau
kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman
oleh guru.
Macam –macam strategi pembelajaran Al-qur’an sebagai berikut :
a) Sorogon / Individu / privat adalah murid membaca secara individu maju
satu persatu kedepan guru.
b) Klasikal Individual adalah mengajar dengan cara membagi waktu
menjadi dua, sebagian waktu di gunakan untuk membaca secara
bersama-sama ( klasikal ) selebihnya untuk individu sesuai dengan
kemampuan,
c) Klasikal Baca Simak adalah mengajarkan secara bersama-sama
setiap halaman judul dan di teruskan secara individu pada halaman
latihan.
29
d) Klasikal Baca Simak Murni adalah semua siswa menerima pelajaran
yang sama dengan cara membaca bersama-sama dan itu di ulangi
sampai siswa lancer membaca20.
2. Usaha Mengatasi Kesulitan Membaca Al-qur’an
Setelah penulis telah mengetahui kondisi obyektif tentang beberapa
problematika yang dihadapi maka usaha-usaha yang akan dilakukan
untuk mengatasinya adalah :
a. Mengadakan kegiatan cara membaca Al-qur’an dan cara
mengejakannya secara cepat.
Kegiatan ini dilakukan ketika libur akhir semester selama 3 minggu.
Kegiatan ini dibimbing oleh Ust Zainuddin.Beliau adalah guru Agama di
MA Alfallah Guppi Sapakeke. Kegiatan ini pun mendapat antusias yang
besar dari beberapa siswa.Dari hasil kegiatan tersebut, yang dinyatakan
lulus cara membaca Al-qur’an hanya ½ dari siswa yang ikut dalam
kegiatan tersebut. Bagi mereka yang belum lulus karena dianggap belum
bias membaca Al-Qqr’an dengan baik dan benar mereka dapat mengikuti
kegiatan mengaji yang diadakan setiap malamnya21.
b. Menerapkan Cara Membaca Al-qur’an pada siswa Baru
Khusus bagi siswa baru diadakan kegiatan membaca Al-qur’an
dengan baik dan benar selama 1 semester dengan mengambil waktu
pada sesudah shalat magrib sampai masuk shalat isha. Kegiatan ini di
20 Manaul Quthan ,Pembahasan Ilmu Qur’an, (Jakata: Rineka cipta ,1993 )h.33 21 Hasil wawancara daru Bpk Baharuddin S.Pd.I selaku kepalah sekolah MA Alfallah
Guppi Sapakeke
30
bimbing langsung oleh Ibu Wahyuni, S.Pd.I dengan ibu Haliah setelah
dinyatakan lulus dalam jangka waktu 1 semester maka di anjurkan untuk
menghafal surah-surah pendek dan mengikuti pembelajaran
tajwid.Sedangkan bagi yang belum lulus kegiatan tersebut akan
dilaksanakan pada semester 2 dengan waktu yang sama22.
c. Melaksanakan Tadarus Al-qur’an
Kegiatan ini di lakukan di kelas masing-masing dengan mengambil
waktu sebelum mata pelajaran berjalan yaitu pada pukul 07.00-7.15
WITA yang dibimbing langsung oleh guru mata pelajaran pada jam ke-
1.Kegiatan tadarus ini dilakukan kecuali pada hari senin dan hari
jum’at, karena hari senin digunakan untuk kegiatan Upacara pada hari
jum’at digunakan untuk ekstrakuler lainnya.
d. Memberikan pengarahan kepada siswa
Untuk mengatasi problem yang muncul dari latar belakang
kemampuan siswa yang berbeda-beda, maka dari pihak guru
memberikan pengarahan bagi siswa yang kurang mampu membaca
Al-Qur’an agar lebih giat lagi berlatih membaca Al-qur’an di rumah
mereka masing-masig23 .
22 Hasil wawan cara dari Ibu wahyuni S.Pd.I sebagai guru pembimbing kegiatan
membaca Al-qur’an. MA Alfallah guppy Sapakeke 23 Agustus 2017 23 Hasil wawan cara dari Ibu wahyuni S.Pd.I dan dikutip dari dekumentasi Tata
Usaha MA Alfallah Guppi Sapakeke
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Field research (Penelitian
lapangan), yakni penelitian dimana peneliti turun langsung ke lokasi
penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya
dengan judul penelitian.
Adapun metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di sekolah yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut.1
Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa yang
ingin digambarkan dalam penelitian ini yaitu tentang Peranan Guru Al-
Qur’an Hadits dalam mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa di
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecematan Bungaya Kabupaten Gowa.
B. Lokasi Dan Objek Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Sapakeke Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa. Sedangkan obyek penelitian yaitu guru dan peserta
didik sebagai responden dalam penelitian ini. Penunjukan lokasi ini
dilakukan secara langsung, penempatan lokasi penelitian berdasarkan
karena peneliti ingin mengetahui bagaimana Peranan Guru Bidan Studi
1Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan,(Cet : II, Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 47
30
Al-Qur’an Hadits dalam mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an Siswa di
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecematan Bungaya Kabupaten Gowa.
C. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah:
1. Peranan Guru Bidang Studi Al-Qur’an Hadits.
2. Tingkat kesulitan siswa membaca Al-Qur’an.
3. .Penggunaan Metode Pembeajaran .
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun deskriptif fokus pada penelitian sebagai berikut:
1. Peranan Guru Al-Qur’an Hadits yaitu bertindak terhadap terjadinya
suatu peristiwa yang dirancang Guru Al-Qur’an Hadits dalam
memberikan materi untuk menarik minat belajar siswa atau peserta
didik agar peserta didik biasa dengan cepat mengerti dengan
materi yang dipaparkan agar tujuan yang diinginkan guru atau
pendidik biasa tercapai.
2. Tingkat kesulitan siswa Membaca Al-Qur’an
Kesulitan adalah keadaan sulit, kesukaran, kesulitan. Sedangkan
kata sulit mempunyai arti susah. Jadi kesulitan membaca Al-Qur’an
adalah keadaan sulit atau susah untuk dikerjakan dalam membaca
Al-Qur’an.
Berdasarkan teori diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
kesulitan membaca Al-Qur’an adalah keadaan yang sulit untuk dikerjakan
dalam membaca Al-Qur’an.
31
3.Penggunaan Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran yaitu cara atau jalan yang ditempuh atau
dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan
yang harus dilalui untuk mengajar anak didik supaya dapat mencapai
tujuan belajar mengajar.
E. Sumber Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka
diperlukan objek penelitian yang disebut data primer dan skunder.
1. Data Primer
“Data primer menurut sugiono adalah sumber data yang langsung
memberikan data yang langsung, memberikan data kepada
pengumpul data”.2
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
data primer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari apa
yang diteliti.
Adapun data primer dalam penelitian ini yaitu melakukan
konsioner/wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data dari
responde dimana yaitu guru dan kepala sekolah.
2. Data Sekunder
Data sekunder menurut sugiono adalah data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya peneliti harus melalui
orang lain atau mencari melalui dokumen data itu diperoleh dengan
2Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Cet : XVII Bandung:Alfabeta, 2006),
h.105.
32
menggunakan literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan
diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan
penelitian.3
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah penelitian yang
dihasilkan dari hasil objek yang mendukung statement data primer .
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat atau bahan yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam
pengumpulan data dilakukan beberapa cara antara lain:
a. Pedoman observasi
Menurut Sustrisno Hadi dalam Sugiyono observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Penulis menyimpulkan observasi adalah teknik yang dilakukan
untuk mendapatkan suatu data secara tersusun yang berhubungan
dengan masalah yang akan di teliti.
b. Pedoman wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tersebut4.
3Ibid, h.106. 4 Mulyasa , Menjafi Guru Prifesional, (Cet.6 Jakarta,Remaja Rosdakarya ,2006),
h.38
33
Penulis menyimpulkan bahwa wawancara adalah Tanya jawab
yang dilakukan antara dua orang untuk saling bertukar informasi atau ide-
ide lainnya.
c. Dokumentasi
Untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh melalui
wawancara ataupun observasi, maka perlu juga digunakan data tertulis
seperti arsip, dokumen, dan lain-lain yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian.
Penulis menyimpulkan dokumentasi adalah pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara mengambil, mencatat ataupun data yang
dilakukan dengan cara mengambil, mencatat ataupun menyimpulkan
data-data yang diperoleh, kemudian mendokumentasikannya agar
menjadi bukti data-data yang diperoleh saat penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek
lainnya.
34
b. Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti
apabila ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.
c. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumentasi biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang
H. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.5 Aktivitas dalam analisis yaitu:
1. Data reduction (reduksi data)
Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal yang pokok dari data yang di
dapat dari lapangan, merangkum, memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya. Proses reduksi ini dilakukan secara
bertahap, selama dan setelah pengumpulan data sampai laporan hasil.
Penulis memilah-milah data yang penting yang berkaitan dengan focus
penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.
2. Data Display (penyajian data)
Setelah mendiskusikan data maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya.
5Miles dan Huberman dalam Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. (Cet : XXI. Bandung : Alfabeta, 2014). h.246
35
3. Conclusion Drawing (Verification)
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak di temukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang di kemukakan pada tahap awal, di dukung
oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data maka kesimpulan yang di kemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
36
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Sekolah MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan
Bungaya Kabupaten Gowa
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa di Kampung Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
provinsi Sulawesi Selatan.
1. Profil Sekolah
a. Nama Sekolah : MA Alfallah Guppi Sapakeke
b. No. Statistik Sekolah : 201280309019
c. Alamat Sekolah : Kampung Sapakeke Kecamatan Bungaya
Kabupaten Gowa
d. Nilai Akreditasi Sekolah: C
2. Visi dan Misi
MA Alfallah Guppi Sapakeke adalah salah satu sekolah Menenga
Atas yang telah terakreditasi C dengan SK.Pendirian No.421 kep 246-
Huk/2005. Saat ini MA Alfallah Guppi Sapekeke masih memiliki satu
gedung sekolah yang berada di Kampung Sapakeke Kecamatan Bungaya
Kabpaten Gowa.
Dalam rangka menghadapi pesaingan global,MA Alfallah Guppi
Sapakeke memiliki visi dan misi. Adapun visi dan misinya
37
37
adalah”Mewjudkan Sekolah yang Berhasil Mengantarkan Siswa
Mencapai Predikat Akademik dan Non Akademik yang Optimal Bermoral,
Beriman, Bertaqwa serta Berbudaya Lingkungan dalam Era globalisasi.”
Adapun misi MA Alfallah Guppi Sapakeke adalah:
1.) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulsan cerdas ,
terampil,beriman, bertaqwa dan memeili keuggulan kompetitif.
2.) Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, dan berwawasan
kedepan.
3.) Memiliki strategi pembelajaran yang inovatif.
4.) Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga pendidikan yang
jujur,terampil, tangguh dan berbudi pekerti luhur.
5.) Mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai.
6.) Mewujudkan implementasi manajemen pengelolaan pendidikan
berbasis sekolah dengan monitoring secara kinsisten.
7.) Mewujudkan pengembangan jalinan kerja dengan penyandang
dana dari berbagai sumber.
8.) Mewujudkan pengembangan perangkat model-model penilaian
pembelajaran yang valid dan reliable.
9.) Mewujudkan budaya bersih dengan keadaan lingkungan sekolah
yang kondusif.
38
38
3. Keadaan Siswa
Tabel 1
Daftar jumlah siswa MA Alfallah Guppi Sapakeke
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah LK PR
X 15 20 35
XI 12 22 34
XII 10 12 22
Jumlah 91
4. Keadaan Guru
Tabel 2
Jumlah Guru dan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang
pendidikan
No
Guru
Jumlah Guru dengan
latar belakang
pendidikan sesuai
dengan tugas mengajar
Jumlah guru dengan
latar belakan pendidikan
yang tidak sesuai
dengan tugas mengajar
D1/
D2
D3/s
arm
ud
S1/
D4
S2/
S3
D1/
D2
D3/s
arm
ud
S1/
D4
S2/
S3
1. IPA - - 1 - 1
39
39
2. Matematik 1 - - 1
3. Bahasa
Indonesia
- 1 - 1
4. Bahasa
Inggris
- 1 - 1
5. Pendais - 2 - 2
6. IPS - 1 - 1
7. Penjas - 1 - 1
8. Seni
Budaya
- 1 - 1
9. Pkn - 1 - 1
10. TIK - 1 - 1
11. BK - 1 - 1
12. Lainnya - 3 - 3
Jumlah 1 14 15
40
40
5. Unit Kegiatan Siswa
Tabel. 4
Daftar kegiatan siswa
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 5
Data Ruang Kantor
No Jenis
Ruangan
Jumlah Ukuran
(pxl)
Kondisi
1. Kepala
Sekolah
1 4x7
Baik
No Kegiatan Ekstrakler Keterangan
1. Mulok Aktif
2. English Club Aktif
3. Olah Raga Aktif
4. Seni Lukis Aktif
5. Paduan Suara Aktif
6, Paskibra Aktif
7. Palang Merah Aktif
8. Pramuka Aktif
9. Jurnalistik Aktif
41
41
2. Wakil
Kepala
Sekolah
1 4x7
Baik
3. Guru 1 15x7
Baik
4. Tata
Usaha
1 6x7
Baik
5. Tamu 1 3x3
Baik
Tabel 6
Data Ruang Belajar
No Kelas Jumlah
1. X 10
2. XI 9
3. XII 9
Jumlah 28
42
42
Tabel 7
Data Ruang Belajar Lainnya
No Jenis
Ruangan
Jumlah Ukuran Kondisi
1. Perpustakaan 1 10,5x7 Baik
2. Lab.IPA 1 10,5x7 Baik
3. Keterampilan 1 Baik
4. Multimedis 1 4,5x7 Baik
5. Kesenian 1 Baik
6. Lab.Bahasa 1 Baik
7. Lab.Komputer 1 10,5x7 Baik
8. Aula 1 Baik
Tabel 8.
Data Ruang Penunjang
No Jenis
Ruangan
Jumlah Ukuran(pxl) Kondisi
1. WC Gur 2 2x3 Baik
2. Wc 5 2x3 Baik
3. Kantin 1 9x9 Baik
43
43
B. Problematika Yang Dihadapi Siswa Dalam membaca Al-qur’an di
MA Alfallah Guppi Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten
Gowa
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadis problem peserta didik adalah kurang
menguasai tajwid dan makharijul huruf dengan baik .1
Hal ini selaras dengan hasil wawan cara, guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadis mengatakan bahwa masih ada beberapa siswa dalam membaca Al-Qur’an masih belum sesuai dengan kaidah ilmu tajwid,namun sebagian siswa sudah ada yang sesuai kaidah ilmu tajwid.2
Dibawah ini adalah maca-macam kesulitan membaca Al-qur’an
yang di hadapi oleh siswa MA Alfallah Guppi Sapakeke:
.1. Melafalkan Huruf-huruf Hijayah(Makharijul Huruf)
Mengenal huruf hijaiyah adalah langkah awal bagi siapa saja
sebelum membaca Al-Qur’an dengan baik, demikian juga dengan siswa.
Oleh karena itu, bila belum mengenal dengan baik maka untuk
melafalkannya siswa akan mengalami kesulitan untuk membaca Al-Qur’an
1 Hasil observasi di sekolah MA Alfallah guppi Sapakeke tanggal 14 mei 2018 2 Wawan cara dengan Guru Al-Qur’an Hadis
Lapangan Jumlah Ukuran(pxl) Kondisi Keterangan
1. Lapangan
Olah Raga
a.Lapang
an putsal
1
30x26
Baik
2. Lapangan
Upacara
1
20x20
Baik
44
44
dengan baik. Di antara kesulitan yang masih di hadapi siswa ialah siswa
belum bisa membedakan antara huruf jim dan kha, berdasarkan hasil
wawancara dan tes membaca Al-Qur’an kepada siswa terdapat 20 siswa
yang belum hafal betul hijaiyah.Hal ini menggambarkan bahwa sangat
mendasar kendala yang di hadapi oleh siswa dalam membaca Al-Qr’an.
2. Penguasaan Kaidah Ilmu Tajwid
Di antara kesulitan yang masih banyak di hadapi siswa dalam
membaca Al-Qur’an ialah masalah pengasaan kaidah ilmu tajwid.
Walaupn pada teorinya mereka sudah memahaminya dengan baik,namun
pada praktekiknya masih ada siswa yang lupa atau bingung. Terutama
dalam hal panjang pendeknya bacaan ( mad ), nun mati/ sukun dan masih
banyak lagi hukum-hukum lainnya.
3. Belum Mengenal Tanda Baca
Tanda baca/ syakal pada bacaan merupakan hal yang kecil namun
penting, sebab bila membaca Al-Qur’an (huruf-huruf hijaiyah) tanpa syakal
akan bingng bagaimana membacanya. Oleh karena it, mengenal syakal
seperti fathah,kasroh,dhoma,dan tanwin sangat penting dan mendasar
bagi siswa dalam membaca Al-Qur’an sehingga dapat membedakan
antara bnyi fathah dengan kasroh.
45
45
4. Kelancara Membaca
Dalam membaca Al-Qur’an masih banyak siswa dalam membaca
masih terdengar terbata-bata, itu di sebabkan karena kurangnya
kemampuan siswa dalam melafalkan huruf hijaiyah maupun kaidah ilmu
tajwid .
Adapun Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan
membaca Al-Qur’an antaralain:
a. Kurangnya minat siswa dalam membaca Al-Qur’an
Minata merupakan faktor utama dalam diri seseoarang untuk
melakukan sesuatu pekerjaan begitu juga dengan membaca Al-Qur’an
membutuhkan minat yangtinggi agar mencapai target yang diinginkan
atau menghasilkan suatu yang baik. Namun sayangnya apa yang
diinginkan guru tidak terlaksana dengan baik hanya karena kurangnya
minat siswa untuk membaca Al-Qur’an.
b. Kurangnya motivasi dari keluarga
Selain faktor minat dalam diri siswa itu sendiri, faktor keluarga
dalam hal ini orang tua sangat pempengaruhi minat siswa dalam belajar
membaca Al-Qur’an baik di sekolah maupun d rumah, sehingga tidak
adanya semangat untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an
banyak orang tua memang menyuruh agar belajar membaca Al-Qur’an
akan tetapi tidak ada perhatian serius. Hal ini menunjukkan bahwa
46
46
kesadaran akan pentingnya membaca Al-Qur’an bagi anak masih sangat
kurang.
c. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal
Keadaan lingkungan dimana seorang anak tinggal pun dapat
mempengaruhi keberhasilan seorang anak dalam membaca Al-Qur’an
jika di lingkungan sekitar mendukung dengan adanya tempat-tempat
pengajian atau yang lainya, maka hal ini akan mempengaruhi positif bagi
perkembangan anak dalam hal membaca Al-Qur’an. Demikian sebaliknya
, jika tidak ada kegiatan yang mendukung maka akan berdampak negatif
pada anak.
d. Sekolah asal siswa belajar (Lulusan sekolah)
Faktor keempat juga merupakan hal yang membuat siswa
mengalami kesulitan, sebab asal sekolah mereka belum tentu ada
program membaca Al-Qur’an. Sehingga mereka baru mengenal huruf
hijaiyah ketika mereka sekolah di lembaga pendidingan menengah atas
yang menyediakan fasilitas belajar membaca Al-Qur’an.
Jika di lihat dari hasil belajarnya, sebagian siswa sudah ada yang
memenuhi standar kriteria ketentuan minimal (KKM), dan ada sebagian
siswa yang belum memenuhi dari standar KKM. KKM dari mata pelajaran
Al-Qur’an Hadis adalah 70.Data tentang hasil belajar siswa yang
dimaksud penulis disini terdiri dari hasil ulangan, tugas, dan pekerjaan
rumah (PR), pada siswa kls x sebagai berikt:
47
47
Nilai rata-rata siswa x MA Alfallah Guppi Sapakeke
No. Interval Nilai Frekuensi Presentasi (%)
1. 85-100 3 15%
2. 65-84 15 75%
3. 45-64 2 10%
Jumlah 20 100%
Pada tabel diatas dapat di ketahui bahwa siswa yang memperoleh
nilai dari 85. S.d 100 sebanyak 3 orang (15%) termasuk dalam kategori
rendah, yang memperoleh nilai dari 65 s.d 84 sebanyak 15 orang (75%)
termasuk dalam kategori tinggi, yang memperoleh nilai dari 45 s.d 64
sebanyak 5 0rang (10%) termasuk kategori sangat rendah3.
Problematika yang di hadapi siswa dalam penggunaan metode
pembelajaran yang telah di laksanakan berdasarkan hasil
observasi,wawancara dan angket siswa dapat dikelompokka
sebagaiberikut:
Pertama, problematika berasal dari siswa (input ), dilihat dari asal
sekolah siswa, Siswa di MA ini ada yag dari SMP dan juga dari MTS.
Selain itu juga termasuk karakteristik siswa yang berbeda-beda,
kemampuan siswa dan latar belakang siswa di rumah,orang tua
memperhatikan anak anak atau tidak, dan siswa MA Alfallah Guppi
Sapakeke ada yang mondok dan ada yang tidak mondok menurut penulis
3 Nilai Rapor : Dokumen dari guru bidang studi Al-Qur’an Hadis
48
48
ini juga mempengaruhi pembelajaran terutama pembelajaran Al-qur’an
hadis, siswa yang mondok biasanya lebih banyak mendapatkan pelajaran
karena di siplin yang diterapkan, siswa terbiasa membaca Al-Qur’an
karena mereka di anjurkan untuk menghafalkannya oleh pembina.
Dibandigkan dengan siswa yang tidak mondok.
Tetapi disini penulis menganalisis di batasi pada saat pembelajaran SMP
dengan data-data yang penulis dapatkan.
1. Apakah anda membuat
aturan ketika penerimaan
peserta didik baru denga
mengadakan tes mandiri
?
Tidak, kami tidak mengadakan
tes masuk
2. Dari mana saja peserta
didik baru, dari SMP saja
atau dari MTS ?
Peserta didik yang baru, mereka
berasal dari sekolah SMP juga
MTS
3. Menurut anda apa itu
mempengaruhi proses
pembelajaran terutama
mata pelajaran Al-Qur’an
hadis
Input anak sangat pempengaruhi
dari pada proses pembelajara,
khususnya anak yang dari
sekolah umum di dalam
mengikuti pembelajaran di
sekolah ini mungkin agak
kesulitan di mata pelajaran
49
49
Tabel 9. Wawancara dengan kepala MA
Kedua, problema dari guru qur’an hadis di lihat dari penyampaian
guru tersebut.
Tabel 10
Wawan cara Dengan Guru Mata Pelajaran Qur’an Hadis.
1. Menurut anda faktor apakah
pendukungdan penghambat
pembelajaran qur’an hadis
di siswa MA Alfallah Guppi
Sapakeke ?
Menurut saya faktor pendukungnya
adalah guruyang menguasai materi
serta cara penyampaiannya, letak jauh
dari keramaian, suasana yang kondusif,
faktor anak yang dari MTS atau yg ikut
TPQ dan kebiasaan tadarus dan
membaca juz’amma di pagi hari
mendukung pembelajaran qur’an hadis,
sedangkanpenghambatannya
kemampuan yang berbeda-beda ,buku
penujang belum cukup banyak,fasilitas
sekolah yang masih terbatas.
4 Wawan cara dengan Kepala Sekolah MA Alfallah Guppi Sapakeke,Senin 22 Mei 2018
Agama yang salah satunya
adalah Al-Qur’an Hadis.Hal ini
dapat di tunjang dengan
bersekolah soe di TPQ.4
50
50
Dari hasil wawan cara di atas dapat di pahami bahwa problematika
yang di hadapi siswa pada prinsipnya ada 2 yakni yang berhubungan
dengan metode dan yang berhubungan dengan sarana.
Adapun yang berhubungan dengan metode adalah sebagai berkut:
a. Faktor asal sekolah anak dan juga pendidikan non formal
keagamaan akan sangat berpengaruh terutama terhadap
metode membaca,menulis,menghafal.
b. Faktor kemampuan anak yang berbeda-beda akan berpengaruh
pada metode pembelajaran, disinilah guru sangat penting untuk
menentukan metode yang tepat. Cerama adalah metode yang
paling sering di gunakan, menurut penulis memang
mengharuskan dengan menggunakan metode ceramah pada
mata pelajaran ini selain itu juga dengan pertimbangan faktor
yang lebih banyak lulusan dari SMP.
c. Faktor dari guru yang bersankutan juga menjadi problematika
dalam metode pembelajaran.
Sedangkan yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
adalah sebagai berikut:
a) Keterbatasan buku penunjang dalam pembelajaran Qur’an
Hadis dan buku-buku paket di perpustakaan masih minim
sehingga siswa tidak memanfaatkan dengan baik.
b) Beberapa fasilitas sekolah yang masih terbatas seperti
belum adanya laboratorium IPA dan kurangnya wc siswa.
51
51
C. Pelaksanaan Metode Pembelajaran Al-qur’an Hadis Dalam
Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur’an di MA Alfallah Guppi
Sapakeke Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang telah di laksanakan di MA
Alfallah Guppi Sapakeke, penulis mengikuti pelaksanaan belajar
mengajar bidang studi Al-Qur’an Hadis. Upaya yang dilaksanakan agar
tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien sebagai berikut:
1.Pembukaan
Setiap memulai waktu pelajaran, pertemuan diawali dengan do’a
pada jam pertama akan tetapi kalau berdo’a dijam pertengahan atau
terakhir guru biasanya langsung salam dan memberikn apresiasi serta
pertanyaan singkat,upaya ini di lakukan agar siswa termotivasi mengikuti
pelajaran dengan serius.
2. Metode
Metode yang digunakan dalam pengajaran Al-Qur’an Hadis MA
Alfallah Guppi Sapakeke adalah dengan menggunakan metode ceramah,
metode penugasan,metode drill,dan metode sorong.Metode ceramah
dipakai guru untuk menjelaskan materi yang ada di dalam mata pelajaran
Al-Qur’an Hadis .
52
52
3. Sumber belajar
Dalam rangka membantu guru untuk mempermudah pemahaman
siswa akan materi yang di ajarkan, maka media yang di pakai adalah
papan tulis, kapur, sedangkan sumber belajarnya adalah guru dan buku
Al-Qur’an Hadis serta buku-buku Hadis lainnya.Media dan sumber belajar
yang di gunakan untuk mendukung pembelajaran Al-Qur’an Hadis santa
terbatas,seperti sedikitnya buku Al-Qur’an Hadis di perpustakaan.
Begitu pentinggya metode pembelajaran, maka tidak satupun
proses pembelajaran yang berlangsung tanpa menggunakan metode.
Penggunaan metode yang tepat menjadi hal yang perlu di perhatikan oleh
pendidik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang di harapkan.Dalam
hal ini pendidik tidak hanya menggunakan satu metode, mengingat
masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Berdasarkan skenario pembelajaran yang penulis observasi mulai
tanggal 12 Mei 2018 maka penulis menangkap beberapa metode yang
digunakan dalam pembelajaran qur’an hadis di MA Alfallah Guppi
Sapakeke,metode pembelajaran yang di gunakan adalah metode
ceramah,metode tanya jawab,metode hafal, dan metode drill.
Dibawah ini adalah data wawan cara yang terkait dengan
penggunaan metode pembelajaran qu’an hadis di MA Alfallah Guppi
Sapakeke.
53
53
Tabel 11. Metode Pembelajaran Yang digunakan Oleh Guru Qur’an
Hadis
No Pertanyaan Jawaban Reponden
1. Menrut ibu apakah itu
metode ?
Metode adalah cara atau jalan di lalui
ketika kita menginginkan sesuatu.Dalam
proses pembelajaran metode adalah
cara atau jalan yang di gunakan dalam
proses belajar mengajar.
2. Dari keterangan ibu
tadi mengenai
metode, menurut
anda apa saja
metode itu ?
Karena setiapa anak itu berbeda
kemampuan dan cara belajarnya, maka
ada beberapa metode yaitu metode
ceramah,tanya
jawab,diskusi,membaca,menulis,mengha
fal dan sebagainya.
3. Metode apa saja
yang anda gunakan
dalam pembelajaran
qur’an hadis ?
Saya menggunakan beberapa metode,
diantaranya;metoe ceramah,tanya
jawab,membaca,menghafal,menulis.
4. Apakah anda
menggu nakan satu
metode dalam satu
kali pertemuan ?
Tidak,saya sering mengkombinasikan
contohnya metode membaca dan
menulis, atau ceramah dengan
membaca.
54
54
D. Peranan Guru Al-Qur’an Hadits dalam mengatasi kesulitan
membaca Al-Qur’an siswa di MA Alfallah Guppi Sapakeke
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa
Diantara hal-hal yang penting yang di butuhkan oleh seorang guru
dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an pada peserta didik adalah
mencari metode yang paling tepat untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada
peserta didik. Sebab pengajaran Al-Qur’an merupaka fondasi utama
dalam Islam yang harus ditanamkan dalam diri anak agar mereka tumbuh
sesuai fitrah dan hati mereka bersinar cerah tanpa dikeruhkan dengan
gelapnya dosa dan maksiat. Berikut beberapa usaha yang di lakukan oleh
Guru Al-qur’an hadis untuuk membantu peserta didik mereka dalam
membaca Al-Qur’an.
a. Menyediakan waktu peserta didik untuk membaca Al-Qur’an
Di atas tadi telah saya sebutkan berepa kesulitan ketika peserta didik
akan belajar Al-Qur’an.Salah satu yang membuat mereka belum bisa rutin
untuk membaca Al-Qur’an adalah waktu mereka yang tidak
tersedia.Pulang sekolah ikut bimbingan belajar,mengikuti kegiatan
ekstra,sampai bermain dan mungkin masih banyak alasan lain yang
peserta didik ungkapkan ketika mereka ditanya’’kenapa sampai tidak
punya waktu untuk mengaji’’.
55
55
Karena beberapa alasan maupun sebab-sebab tertentu yang ada
membuat peserta didik sulit untuk meluangkan waktu di rumah untuk
mengaji maka dengan ini di sekolah peserta didik di beri waktu untuk
mengaji. Sebagaimana ungkapan guru bidan studi alqur’an hadis sebagai
berikut.
Bapak Baharuddin mengungkapkan bahwa:
Pada setiap pertemuan pembelajaran saya akan meminta setiap peserta didik membaca ayat yang sudah saya tentukan sebelumnya.Peserta didik akan lebih cepat paham jika di lakukan bersama-sama5.
Yang di lakukan Bapak Baharuddin ini adalah salah satu bentuk
pemberian waktu terhadap peserta didik untuk membaca Al-Qur’an maka
sudah sewajibnya guru sebagai fasilitator untuk memberikan waktu bagi
peserta didik untuk melakukan apa yang belm sampai mereka lakukan di
rumah.
b. Memilih karakteristik peserta didik
Memahami karakter peserta didik yang di ajar adalah salah satu hal
yang penting di lakukan oleh setiap guru. Untuk mengatasi kesulitan yang
didapat oleh peserta didik maka seorang guru harus tau penyebab-
penyebab dari kesulitan tersebut. Dan untuk mengatasi kesulitan yang
dimiliki peserta didik maka memahami karakter peseta didik adalah cara
yang terbaik. Dengan guru yang memahami bagaimana seorang peserta
didik berpikir maka guru tersebut akan lebih mudah untuk memberikan
5 Wawan cara Bapak Bharuddin Guru Al-Qur’an Hadis tanggal 16 mei 2018
56
56
solusi mana yang sesuai dengan peserta didiknya. Karena setiap peserta
didik memiliki karakter yang berbeda-beda maka untuk menyelesaikan
kesulitan yang mereka dapatka juga berbeda-beda.
Saat melakukan observasi guru dapat mengamati bagaimana cara
peserta didik berbicara maupun bertingkah laku. Hati dan pikiran
seseorang akan tergambar melalui perkataan dan perbuatan yang di
lakukan oleh orang tersebut.
Selain observasi yang di lakukan oleh guru dalam usaha unruk
memahami karakter peserta didik dengan melontarkan pertanyaan-
pertanyaan yang menyangkut pribadi peserta didik tersebut maupun
keluarganya.
c. Membangun Hubungan dengan peserta didik
Membangun hubungan yang baik antara peserta didik dengan guru
menjadi keharusan jika mengingat orang tua peserta didik disekolah
adalah guru.Selama anak masih dalam lingkungan sekolah maka
tanggung jawab sepenuhnya peserta didik tersebutb kepada gurunya.
Membangun hubungan yang di maksud disini adalah hubungan
komunikasi yang tercipta antara guru dan peserta didik.Keseluruhan
proses belajar mengajar mengandung unsur komunikasi secara verbal
maupun non verbal.
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian tentang metode pembelajaran Al-qur’an hadis dalam
mengatasi kesulitan membaca Al-qur’an MA Alfallah Guppi Sapakeke
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa sebagai hasil dan analisis data
yang digambarkan sebelumnya, pada dasarnya dapat di tarik kesimpulan,
bahwa:
1. Problematika siswa dalam membaca Al-Qur’an adalah peserta didik
kurang menguasai tajwid dan makharijul huruf dengan baik. Sebagian
siswa sudah ada yang memenuhi standar kriteria ketentuan minimal
(KKM), dan ada sebagian siswa yang belum memenuhi dari standar
KKM. KKM dari mata pelajaran Al-Qur’an Hadis adalah 70.Data
tentang hasil belajar siswa yang dimaksud penulis disini terdiri dari
hasil ulangan, tugas, dan pekerjaan rumah (PR).
2. Pelaksanaan metode pembelajaran Al-Qur’an Hadis yang mencakup
tujuan pembelajaran agar tercapai dengan efektif dan efesien yaitu
pada pembukaan atau pada jam pertama setiap memulai waktu
pelajaran, pertemuan diawali dengan do’a pada jam pertama akan
tetapi kalau berdo’a dijam pertengahan atau terakhir guru biasanya
langsung salam dan memberikn apresiasi serta pertanyaan
singkat,upaya ini di lakukan agar siswa termotivasi mengikuti
pelajaran dengan serius.
57
3. Peranan guru Al-Qur’an Hadis dalam mengatasi kesulitan membaca
Al-Qur’an adalah diantara hal-hal yang penting yang di butuhkan oleh
seorang guru dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur’an pada
peserta didik adalah mencari metode yang paling tepat untuk
mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian,maka penulis
merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam mengatasi problematika siswa dalam membaca Al-Qur’an maka
guru harus bekerja kersas untuk memberikan motivasi untuk peserta
didiknya agar peserta didiknya terpacu untuk belajar membaca Al-
Qur’an.
2. Dalam pelaksanaan metode pembelajaran guru sebaiknya memilih
metode yang paling tempat untuk terciptanya suasana yang nyaman
dalam proses belajar mengajar,jangan sampai metode yang kita
ajarkan itu membuat anak peserta didik bosan dan malas mengikuti
mata pelajaran yang kita bawakan.
3. Peranan guru Al-Qur’an Hadis adalah guru berperang penting
terhadap peserta didiknya untuk mengajarkan Al-Qur’an terhadap anak
didiknya,karena tugas seorang guru adalah mengajari anak didiknya
dengan baik.
58
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-karim
Abdurrahmam Abdullah, , Saleh.2005. Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-qur’an. Rineka Cipta. Jakarta
Ahmadi, Abu dan Joko Prasetya. 1999. Strategi Belajar Mengajar. CV. Pustaka Setia. Bandung.
Ahmad, Abu, danWidodo Supriono1994. Psikolog belajar. Rineka cipta. Jakarta
Arifin, M. 2012. Ilmu pendidikan islam. Sinar Grafika. Jakarta
As-Suyuthi, Imam.1989. Apa Itu Al-Qur’an. Gema Insani Press. Jakarta Indonesia
Daradjat, Zakiah. 1993. Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta
Daulay, Haidar Putra. 2014. Pendidikan islam dalam perspektif filsafat. Kencana. Jakarta
Departemen Agama RI. 2002. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Jakarta
Djamarah, Bahri, Syaiful. 2000. Psikologi Belajar. Rineka cipta. Jakarta
Halima, Deni Koswara. 2008. Bagaimana menjadi guru kreatif. Pribumi mekar. Bandung
Kementrian Agama RI. 2014. Al-Qur’an dan terjemahannya. Darus sunnah. Jakarta
Majid, Abdul, dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum. Remaja Rosda Karya. Bandung
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Kencana prenada media group. Bandung
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi . Alfabeta. Bandung
Sugiyono. 2006. Metode penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung
Usman, Muhammad Uzer. 1994.Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosda Karya. Bandung
Zahri, Mustafa. 1995. Kunci memahami mustalahul hadits. Bina Ilmu offset. Jakarta