Penyakit Radang Panggul CSS 2
-
Upload
putri-senna-rahayu -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of Penyakit Radang Panggul CSS 2
Penyakit Radang Panggul
Penyakit Radang Panggul
Latar belakang: Penyakit Radang Panggul (PID) merupakan peradangan yang mengenai uterus, tuba fallopii dan daerah yang berbatasan dengan plvis. Faktor resiko untuk terjadinya radang panggul ini diantaranya adalah Hubungan intim di usia yang sangat muda, pasangan sex yang berganti-ganti, pemasangan IUD, dan merokok. Keterlambatan diagnosis ataupun pengobatan pada kasus ini dapat menyebabkan gejala sisa yang lama seperti infertilitas tuba.
Patofisiology: Pada PID, traktus genitalia bagian atas pada wanita terinfeksi melalui penyebaran mikroorganisme pathogen secara langsung dari vagina dan cervix. Sebenarnya secara alamiah servix telah men\mproduksi lendir yang berfungsi untuk mencegah penyebaran secara langsung mikroorganisme dari bawah, tetapi bakteri berhasil menembus masuk lendir tersebut dan akhirnya menyebabkan infeksi yang luas.
Frekuensi:
Amerika Serikat: PID mengenai 11% wanita usia prioduktiv. Hampir satu juta wanita mengalami episode PID setiap tahunnya, dan 20% dari mereka ini sampai memerlukan rawat inap. PID juga meyumbang sekitar 2,5 juta pasien rawat jalan dan 125.000- 150.000pasien rawat inap per tahunnya.
Mortalitas dan Morbiditas:
Diagnosis atau penanganan yang terlambat dapat menyebabkan sekuele reproduksi yang panjang seperti infertilitas tuba. Setiap pengulangan terjadinya episode PID akan meningkatkan peluang terjadinya infertilitas tuba menjadi dua kali lipat. Wanita dengan riwayat PID memiliki peluang untuk mengalami kehamilan ektopik 7-10 kali lipat dibandingkan wanita tanpa riwayat PID. Nyeri pelvis kronis juga dapat terjadi pasca PID pada 25-75% wanita.
Usia:
PID terjadi lebih sering pada wanita usia remaja (15-19 tahun), tetapi pada dasarnya penyakit ini dapat terjadi pada setiap wanita yang masih aktiv berhubungan seksual. Faktor usia ini juga dipengaruhi oleh geografi wilayah dan etiologi.
Anamnesis:
Pasien biasanya datang dengan berbagai macam keluhan, mulai dari nyeri perut bagian bawah sampai nyeri ketika buang air kecil. Dari penelitian yang melibatkan berbagai populasi didapatkan adanya hubungan langsung antara kejadian infeksi menular seksual dengan PID.
1. Nyeri merupakan keluhan yang paling umum (90%) dari penyakit ini, nyeri bersifat tumpul, rasa tidak nyaman dan terus-menerus, biasanya dimulai beberapa hari setelah onset periode menstruasi yang terakhir dan cenderung bertambah berat karena pergerakan, olah raga ataupun hubungan seksual. Nyeri karena PID ini biasanya berlangsung kurang dari 7 hari, dan jika berlangsung lebih dari 3 minggu biasanya bukan PID.
2. Keputihan, keluhan ini mencapai 75% dari seluruh kasus PID
3. Perdarahan melalui vagina mencapai sekitar 40% dari kasus PID
4. Suhu badan yang tinggi (>38C) mencapai 30% kasus, mual, muntah merupakan tanda lambat dari PID
Pemeriksaan Fisik:
Sensitivitas dari pemeriksdaan fisik pada PID hanya sekitar 60%. Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC) di amerika merekomendasikan kriteria minimal untuk PID pada wanita muda dengan seksual aktiv adalah: nyeri uterus dan adneksanya, atau diapatkan nyeri goyang serviks. Kriteria tambahn yang digunakan untuk menambah spesifitas diagnosis PID:
1. Suhu bada yang lebih dari 38,3 C
2. Cairan mukopurulen dari vagina ataupun cerviks yang abnormal
3. adanya leukosit dalam sekresi vagina
4. Laju endap darah yang meningkat
5. C-reaktiv protein yang meningkat
6. Adanya temuan infeksi serviks oleh N. Gonorhoeae atau C. Trachomatis
Etiology:
Pasien yang termasuk dalam resiko tinggi PID adalah wanita usia muda (