radang & infeksi.ppt

29
Mekanisme Peradangan & Infeksi Ns. Gst. Kd. Adi Widyas Pranata, S.Kep

Transcript of radang & infeksi.ppt

Mekanisme Peradangan &

InfeksiNs. Gst. Kd. Adi Widyas Pranata, S.Kep

A. Radang• Respon fisiologis lokal thd cedera jaringan

• Bukan penyakit tp manifestasi suatu penyakit

• Dapat mempunyai pengaruh yg menguntungkan : penghancuran mikroorganisme yg masuk dan pembuatan dinding pada rongga abses mencegah penyebaran infeksi

• Juga memproduksi penyakit abses otak bertindak sbg lesi ruangan yg menekan bangunan vital sekitarnya atau fibrosis akibat radang kronis menyebabkan distorsi jar. Permanen

Klasifikasi radang b/ waktu kejadian

• Radang akut : reaksi jaringan yg segera dan hanya dalam waktu tidak lama terhadap cedera jaringan

• Radang kronis : reaksi jaringan selanjutnya yg diperlama mengikuti respons awal

• Dua jenis utama radang tsb juga ditandai dgn jenis sel yg berbeda yg merupakan bagian respons radang

1. Radang Akut

• Reaksi segera jaringan terhadap cedera dan dapat berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari

• Fase vaskuler : dilatasi dan kenaikan permeabilitas

• Fase eksudatif : cairan dan sel – sel keluar dari venula yang permeabel

• Neutrofil polimorf merupakan sel yg khas

• Akibatnya mungkin terjadi resolusi, supurasi (misalnya abses), organisasi ataupun progresif menjadi radang kronis

Lanjutan ………

• Proses tsb biasanya diterangkan dgn akhiran “- itis” yg didahului dgn nama organ atau jaringan yg terkena– Ex : lapisan meningen otak “meningitis”

• Respons radang akut adalah sama apapun yg menjadi penyebab agen

Penyebab radang akut• Infeksi mikrobial bakteri piogenik (melepaskan eksotoksin

atau endotoksin), virus

• Reaksi hipersensitivitas parasit, basil tuberculosis terjadi perub. Kondisi respons imunologi mengakibatkan << atau >> reaksi imun yg akan merusak jaringan

• Agen fisik trauma, ultraviolet atau radiasi ion, terbakar atau dingin yg berlebihan (frostbite)

• Bahan kimia iritan dan korosif bahan oksidan, asam, basa, agen penyebab infeksi / toksin bakteri melepaskan bahan kimia spesifik yg mengiritasi dan menyebabkan radang

• Jaringan nekrosis penurunan perfusi jaringan infark iskemik stimulus kuat u/ terjadi infeksi tepi daerah infark sering memperlihatkan respons radang akut

Gambaran Makroskopik • Diformulasikan o/ Celsus (30 SM – 38 Masehi dgn

istilah latin :Rubor vasodilatasi kecil Kalor pd bagian perifer o/k hiperemia (↑ aliran

darah) vasodilatasiTumor akumulasi cairan (eksudat) di rongga

ekstravaskulerDolor regangan dan distorsi jaringan akibat

edema dan tekanan pus di dlm rongga abses. Faktor lain : mediator kimiawi spt bradikinin, prostaglandin, dan serotonin

Funsiolaesa rasa sakit menghambat pergerakan

Stadium awal radang akut

• Pada stadium awal cairan edema, fibrin, dan neutrofil polimorf terkumpul di dalam rongga ekstraseluler jaringan yg mengalami kerusakan

• Adanya komponen seluler “neurtofil polimorf” bag penting u/ diagnosis histopatologi radang akut

Respon radang akut melalui 3 proses

• Perubahan diameter pemb. Darah dengan konsekuensi alirannya

• Kenaikan permeabilitas vaskuler dan pembentukan cairan eksudat

• Pembentukan eksudat seluler berupa emigrasi neutrofil polimorf ke dalam rongga ekstravaskuler

1. Perubahan diameter pemb. darah

• Pada keadaan normal sebagian besar anyaman kapiler tertutup oleh spingter prekapiler

• Pada radang akut spingter akan membuka sehingga darah mengalir melalui seluruh kapiler vasodilatasi

2. Peningkatan Permeabilitas Vaskuler

• Dalam keadaan normal, tek. Hidrostatik yg tinggi pd ujung arteriol kapiler akan memaksa cairan keluar untuk masuk ke dalam rongga ekstravaskuler. Cairan ini masuk kembali ke dalam kapiler pada ujung venanya yg tekanan hidrostatiknya rendah.

• Pada radang akut, tidak hanya tekanan hidrostatik kapiler yg meningkat tetapi protein plasma juga keluar dan masuk ke dalam rongga ekstravaskuler yg akan meningkatkan tekanan osmotik koloid lebih banyak lagi cairan meninggalkan pemb. Darah dripada yg kembali masuk edema

• Keluarnya cairan yg kaya protein eksudasi dan cairannya disebut eksudat

Struktur utama cairan eksudat

• Naiknya permeabilitas kapiler molekul besar spt protein dapat keluar dari pemb. Darah

• o/k itu cairan eksudat mempunyai banyak kandungan protein sampai 50 g/dl. Termasuk di dalam protein tsb adl immunoglobulin dan faktor koagulasi (fibrinogen yg mengakibatkan timbunan fibrin saat bersinggungan dgn jaringan ekstravaskuler)

• k/ itu permukaan organ yg mengalami radang akut kebanyakan diliputi oleh fibrin eksudat fibrinosa

• Pergantian eksudat pd proses radang secara tetap akan dibuang melalui saluran limfatik untuk kemudian diganti dgn eksudat yg baru

Penyebab kenaikan permeabilitas kapiler

Waktu kejadian Mekanisme

Segera, sementara Mediator kimiawi, spt histamin

Segera, menetap Cedera vaskuler langsung yg hebat spt trauma

Diperlambat, lebih lama Cedera sel endotelspt : sinar-X, toksin bakteri

Pembentukan eksudat seluler

• Peningkatan jumlah neutrofil polimorf di dalam rongga ekstraseluler merupakan gambaran utama diagnosis histologik pd proses radang akut.

Tahapan leukosit mencapai jaringan

1. Marginasi neutrofil

Dlm sirkulasi normal, sel hanya terdapat di bagian tengah aliran dlm pemb. Darah dan tidak mengalir pd bagian tepi (zona plasmatik) dekat endotel

Hilangnya cairan intravaskuler dan meningkatnya viskositas plasma disertai lambatnya aliran pd tempat terjadinya radang akut, memungkinkan neutrofil mengalir di tepi zona plasmatik

2. Penempelan neutrofil• Menempelnya neutrofil secara adhesi pd endotel pemb.

Darah terjadi pd tempat akut dikenal sbg “pavementing”• Pada tempat terjadinya cedera, penempelan terjadi pd

awal respons radang akut dan terpaparkan sebagai proses spesifik yg terjadi secara bebas akibat lambatnya aliran darah

• Meningkatnya adhesi leukosit hasil dr interaksi antara perlengketan molekul pd leukosit dan permukaan endotel

• Ekspresi sel endotel dimana adhesi molekul permukaan leukosit mengikat meningkat karena :– Interleukin 1– Endotoksin– Faktor nekrosis tumor

3. Emigrasi neutrofil• Leukosit migrasi dgn gerak ameboid yg aktif melewati

dinding venula dan vena kecil, tetapi biasanya tidak keluar kapiler.

• Dengan mikroskop elektron ditunjukkan neutrofil dan eosinofil polimorf serta makrofag dapat menyisip sbg pseudopodia di antara sel2 endotel, kemudian bermigrasi melalui celah di antara sel endotel, melintasi lamina basalis untuk sampai ke dalam dinding pemb. Darah

• Celah yg terjadi akan menutup dgn sendirinya dan sel endotel tidak mengalami kerusakan

4. Diapedesis

• Proses keluarnya sel darah merah dari pemb. Darah yg berlangsung pasif dan tergantung tekanan hidrostatik

• Ditemukannya eritrosit dlm jumlah banyak dlm rongga ekstravaskuler mengarahkan adanya cedera yg hebat pd pembuluh darah seperti sobeknya dinding pembuluh darah

Stadium lanjut radang akut

1. Kemotaksis neutrofil

Peristiwa penarikan neutrofil polimorf ke arah substansi kimiawi tertentu di dalam cairan

Kejadian migrasi dari neutrofil sesuai dgn tinggi rendahnya konsentrasi

2. Mediator kimiawi pd radang akut

• Penyebaran respon radang akut pd suatu daerah kecil jaringan setelah terjadinya cedera memberikan arahan adanya substansi kimiawi yg dilepaskan dari jaringan yg cedera yg kemudian menyebar pula ke daerah yg tidak mengalami cedera.

• Bahan kimiawi tsb disebut “endogenous chemical mediators” yg mengakibatkan :– Vasodilatasi– Emigrasi neutrofil– Kemotaksis– Meningkatnya permeabilitas vaskuler

Mediator kimiawi yg dilepaskan sel

a. Histamin dilatasi vaskuler & fase segera yg sementara (immediate transient phase) naiknya permeabilitas vaskuler. Histamin disimpan dlm sel mast, basofil dan leukosit eosinofil serta trombosit

b. Lisosom dilepas dr neutrofil meningkatkan permeabilitas vaskuler & mengaktifkan komplemen

c. Prostaglandin gol. As. Lemak rantai panjang derivat asam arakidonat potensial menaikkan permeabilitas vaskuler yg disebabkan komponen lain

d. Leukotrien juga disintesis dr asam arakidonat terutama dlm neutrofil

e. 5-hidroksitriptamin (serotonin) ditemukan dlm konsentrasi tinggi dlm sel mast & trombosit

f. Sitokin chemical messenger yg dilepas oleh limfosit peran utama hipersensitivitas tipe IV, vasoaktif atau kemotaksis

Faktor plasma • Terdiri atas empat bagian kecil sistem enzimatik yaitu

komplemen, kinin, faktor koagulasi dan sistem fibrinolitik saling berhubungan dan membentuk mediator inflamasi

• Sistem komplemen bag. Sistem protein enzimatik, dpt diaktifkan sepanjang reaksi radang akut melalui :– Pd jar. Nekrosis enzim mampu mengaktifkan komplemen

dibebaskan dr sel yg telah mati– Selama infeksi berlangsung kompleks antigen – antibody

serta endotoksin bakteri– Produksi kinin, koagulasi dan sistem fibrinolitik

• Sistem kinin peptida dari 9-11 asam amino, faktor permeabilitas yg pling penting adl bradikinin diaktifkan oleh faktor koagulasi XII, merupakan mediator kimiawi dr rasa sakit

• Sistem koagulasi bertanggung jawab thd perubahan fibrinogen menjjadi fibrin komponen utama dr eksudat radang akut

• Sistem fibrinolitik plasmin bertanggung jawab thd lisisnya fibrin menjadi produk fibrin efek lokal pd permeabilitas kapiler

• Faktor XII koagulasi (faktor hagemen) diaktifkan dgn cara kontak dgn materi ekstraseluler (misalnya lamina basalis) dan berbagai enzim proteolitik yg berasal dr bakteri mengaktifkan koagulasi, sistem kinin, dan fibrinolitik

Mediator kimiawi endogen dari respon radang akut

Stadium respons radang akut Mediator kimiawi

Dilatasi vaskuler HistaminProstaglandinKomponen komplemen C3a dan C5a

Peningkatan permeabilitas vaskuler Fase sementara – histaminFase diperlama – kemampuan kinin ditingkatkan kemampuannya oleh prostaglanidn

Emigrasi leukosit Komponen komplemen – C5aLeukotrien Protein kationik dari neutrofil

3. Peranan limfatik

• Pada radang akut sal. Limfe akan melebar, cairan edema dari eksudat radang akan disalurkan dan dibuang. Penyaluran ini akan mengurangi terjadinya edema pd jaringan.

• Kemampuan sal. limfe membawa molekul yg besar dan substansi tertentu penting untuk respons imun terhadap agen infeksi. Antigen dibawa ke kel. Limfe regional untuk dikenal oleh limfosit

4. Peranan Neutrofil Polimorf

• Gerakan : kontraksi mikrotubulus sitoplasmik dan gel/sol akan mengubah kepekatan sitoplasma gerakan ameboid respon langsung thd berbagai bahan kimia (kemotaksis) dari radang akut

• Adhesi pd mikroorganisme : mikroorganisme disiapkan (opsonisasi) / dibuat rentan thd fagositosis baik oleh imunoglobulin atau oleh komponen komplemen

• Fagositotis