Penyakit Periodontal (Gimul)

25

Click here to load reader

Transcript of Penyakit Periodontal (Gimul)

Page 1: Penyakit Periodontal (Gimul)

PENYAKIT PERIODONTAL

SEBUAH GAMBARAN UNTUK PARA DOKTER

Disusun oleh:

Popy Paramitha 070100019

Mirna Ramzie 070100217

Dini Feduyasih 070100221

Elisyah Gunawan 070100350

Margaret Minaria 070100375

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA – RSUP H.ADAM MALIK

MEDAN 2011

Page 2: Penyakit Periodontal (Gimul)

Penyakit Periodontal

Sebuah Gambaran untuk Para Dokter

KIM E. FENESY, D.M.D.

OKTOBER/NOPEMBER 1998 NOMOR 5 & 6 VOLUME 65:362-369

Dari Departemen Patologi Mulut, Biologi dan Ilmu Diagnostik, New Jersey Dental School,

Universitas Kedokteran dan Kedokteran Gigi New Jersey, Newark, NJ.

Alamat korespondensi pada Kim E. Fenesy, D.M.D., University of Medicine and

Dentistry of New Jersey Dental School, Departemen Patologi Mulut, Biologi dan Ilmu

Diagnostik, Ruang C-829,110 Bergen Street, University Heights, Newark, NJ 07103-2400 atau

alamat e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Periodontitis sekarang dilihat sebagai akibat yang kompleks antara pengaruh infeksi bakteri dan

respon hospes, yang sering dimodifikasi oleh faktor perilaku. Terjadi perubahan pokok pada

model penyakit periodontal pada tahun 1960-an, mengesankan kerentanan terhadap periodontitis

meningkat seiring dengan usia, dan semua individu rentan terhadap penyakit periodontal berat.

Penelitian baru telah mengubah kepercayaan dunia pada kerentanan yang hanya 5-20% dari

populasi menderita periodontitis berat umum, dan penyakit periodontitis sedang menyerang

sebagian besar orang dewasa.

Salah satu faktor resiko utama adalah merokok, sekarang diketahui dengan jelas

hubungan antara merokok dan penyakit periodontal idependen, yaitu kebersihan mulut, usia, atau

faktor resiko lainnya.

Pada periodontitis manusia, tidak secara sederhana terdapat hubungan langsung dengan

penyakit patogen. Ada tiga patogen yang memiliki hubungan kuat dengan penyakit periodontal

yang progresif, yaitu Actinobacillus actinomycetemcomitans, spirochetes (bakterium spiral) dari

gingivitis nekrosis akut, dan Porphyromonas gingivalis. Patogen ini dapat menyebabkan

hilangnya perlekatan periodontal secara terus menerus pada semua klasifikasi penyakit

Page 3: Penyakit Periodontal (Gimul)

periodontal meskipun tekun menjalani terapi periodontal. Hilangnya perlekatan ini, atau

destruksi ligamen periodontal dan hilangnya batasan tulang pendukung terlihat pada periodontitis

dewasa dengan jelas di serangan awal periodontitis, dimana mempengaruhi orang – orang muda

yang sebaliknya terlihat sehat. Ketiga bentuk serangan awal periodontitis adalah periodontitis

prepubertal, periodontitis juvenil lokasi dan umum, dan periodontitis progresif cepat.

Periodontitis juvenil dapat dibedakan dengan periodontitis dewasa pada usia serangan penyakit,

penyakit progresif cepat, cacat pada respon hospes, dan komposisi mikroflora subgingival.

Periodontitis prepubertal berhubungan dengan hilangnya perlekatan disekitar gigi pada

pertumbuhan gigi susu dan atau permanen, sering berhubungan dengan cacat kongenital berat

berasal dari hematologi, dan perubahan dalam fungsi kemotaksis neutrofil.

Periodontitis juga berhubungan dengan kondisi sistemik, seperti gangguan metabolik

(diabetes mellitus, perubahan hormon wanita), gangguan pemakaian obat, gangguan darah/

leukemia, dan gangguan sistem imun. Gangguan sistemik ini telah didokumentasikan sebagai

gangguan yang mampu mempengaruhi periodontium dan/ atau pengobatan penyakit periodontal.

Dalam rangka rasional pengobatan dan pencegahan penyakit periodontal, kita perlu

mengetahui etiologi dari pasien tertentu dan mekanisme patogenesis bakteri periodontitis. Dalam

penyakit sistemik dimana jaringan periodontal sangat dipengaruhi, deteksi dini dan penanganan

terapeutik secara hati – hati oleh dokter dan dokter gigi yang bekerjasama akan memberikan

manfaat bagi kesehatan umum pasien dan kualitas hidup.

Kata kunci: periodontitis dewasa, serangan awal periodontitis, periodontitis prepubertal,

periodontitis juvenil, periodontitis progresif cepat, P. gingivalis, A. actinomycetemcomitans.

Page 4: Penyakit Periodontal (Gimul)

PENDAHULUAN

Periodontitis sekarang dilihat sebagai akibat yang kompleks antara pengaruh infeksi bakteri dan

respon hospes, yang sering dimodifikasi oleh faktor perilaku (1). Kemajuan penelitian pada

beberapa tahun ini telah mengubah model penyakit periodontal. Model umum penyakit

periodontal pada tahun 1960-an mengesankan semua individu rentan terhadap periodontitis

berat, dimana kemajuan gingivitis ke periodontitis dengan sebagai akibat hilangnya tulang dan

gigi, dan meningkat seiring dengan usia (2-4). Semua aspek pada model berada dibawah

tantangan berat dari hasil penelitian baru. Kepercayaan dunia terhadap kerentanan telah diubah,

yaitu hanya 5-20% dari populasi menderita periodonitis berat umum, walaupun penyakit

periodontitis sedang menyerang sebagian besar orang dewasa (5).

Faktor resiko, seperti merokok, ditemukan efeknya cenderung pada penyakit periodontal.

Telah diketahui dengan jelas hubungan antara merokok dan penyakit periodontal idependen,

yaitu kebersihan mulut, usia, dan berbagai faktor resiko lain (6). Hasil studi membuktikan tidak

adanya perbedaan antara perokok dan bukan perokok dalam banyaknya jumlah akumulasi plak,

maupun prevalensi bakteri yang dianggap pada periodontitis (7,8). Yang harus dilakukan

perokok adalah menekan reaksi vaskular yang diikuti gingivitis (9). Pengaruh ini merupakan

pengaruh tersembunyi pada tanda inflamasi. Merokok juga dapat menjadi faktor yang

berhubungan antara periodontitis yang sukar disembuhkan dan cacat leukosit polimorfonuklear

pada sekeliling darah. Ini juga merupakan fakta bahwa merokok berhubungan dengan

osteoporosis; hubungan dengan hilangnya tulang alveolar gigi masih dalam penelitian (10,11).

Pada periodontitis manusia, tidak secara sederhana terdapat hubungan langsung pada

penyakit patogen. Lebih dari 500 bakteri telah dikenal di dalam kantong periodontal (12). Selain

itu, tidak mungkin mengetahui hubungan mikroba kompleks pada lesi periodontal pada pasien

dengan spesies bakteri yang telah menambah pertumbuhan luka secara tepat. Banyak fakta

beranggapan bahwa keterbatasan mikroba patogenik terkadang bekerja sendiri atau tanpa

kombinasi sehingga menyebabkan penyakit periodontitis pada manusia. Patogen yang paling

banyak berhubungan dengan luka periodontal adalah bakteri anaerob gram negatif, sebagian

bakteri gram positif fakultatif, dan cocus anaerob, dan bakteri gram negatif fakultatif. Dengan

bercampurnya variasi dari patogen dan variasi sensitivitas terhadap antibiotik, kemoterapi

sederhana antimikroba merupakan sebuah masalah. Ada tiga patogen yang memiliki hubungan

Page 5: Penyakit Periodontal (Gimul)

kuat dengan penyakit periodontal yang progresif, yaitu Actinobacillus actinomycetemcomitans,

spirochetes (bakterium spiral) pada gingivitis nekrosis akut, dan Porphyromonas gingivalis (13).

Saat ini, sebuah faktor potensial besar beranggapan P. gingivalis dan A. actinomycetemcomitans,

dimana memberikan jumlah yang banyak pada respiratori dan patogen enterik juga dapat

memasuki sel mamalia (14). Patogen ini sangat sering menyebabkan hilangnya perlekatan

periodontal secara terus menerus meskipun tekun menjalani terapi periodontal sehingga

menyebabkan periodontitis yang sukar disembuhkan (15). Periodontitis juvenil lokasi dan tipe

lain dari serangan awal periodontitis akan bermanfaat dengan terapi antibiotik (16).

Evaluasi status periodontal pasien memerlukan keterkaitan dalam pengobatan dan

riwayat kesehatan gigi sehingga dapat melakukan pemeriksaan klinik dan radiografi, dengan

evaluasi struktur extraoral dan intraoral. Riwayat pengobatan harus dibawa dan dievaluasi untuk

mengenal kondisi yang dapat mempengaruhi pengobatan, managemen pasien dan hasil

pengobatan. Beberapa kondisi yang termasuk tetapi tidak terbatas adalah diabetes, hipertensi,

dan kehamilan. Faktor yang dapat juga berperan dalam hasil pengobatan adalah merokok,

penyalahgunaan zat kimia, dan obat – obatan.

Pada periodontitis dewasa dapat ditemukan inflamasi gingiva dan alat perlekatan gigi

yang berdekatan (17). Penyakit ini digolongkan dengan hilangnya perlekatan karena destruksi

ligamen periodontal dan hilangnya batasan tulang pendukung (18). Telah dijelaskan sebelumnya,

plak gigi dari bakteri merupakan kunci utama yang sekarang telah dimengerti untuk menjadi

proses kompleks dimana tipe yang paling sering muncul pada penyakit mulut muncul adalah C

karies gigi dan penyakit periodontal (18). Sama seperti penyakit infeksi lainnya, terdapat

keseimbangan antara respon imun hospes pada satu tangan dan patogenesis mikroba pada tangan

yang lain. Pada keadaan sehat, respon imun hospes dapat menangani potensial patogenik yang

keduanya normal antara flora mikroba dan patogen exogen mikroba. Penyakit infeksi seperti

penyakit periodontal muncul ketika keseimbangan tersebut terganggu.

Manifestasi klinis dapat termasuk kombinasi antara tanda dan gejala berikut ini, yaitu

edema, eritema, pendarahan gingival saat probing dan/ atau pembentukan nanah (19) (Gambar

1). Pada periodontitis dewasa yang melalaikan kerusakan sedang dapat kehilangan 1/3 jaringan

pendukung periodontal; hilangnya lebih dari 1/3 jaringan pendukung periodontal terlihat pada

lanjutan periodontitis dewasa. Fakta radiografi hilangnya tulang nyata pada lanjutan periodontitis

Page 6: Penyakit Periodontal (Gimul)

dewasa yang melalaikan kerusakan sedang. Periodontitis dewasa yang melalaikan kerusakan

sedang atau lanjutan dari hilangnya jaringan pendukung periodontitis dapat dilokalisasi, terlibat

satu area perlekatan gigi, atau lebih, umumnya beberapa gigi atau semua pertumbuhan gigi (19).

Seorang pasien dapat menstimulasi area yang sehat dan periodontitis dewasa dengan pelalaian,

sedang, dan kerusakan lanjutan.

Gambar 1. Periodontitis dewasa C memiliki deposit plak dan kalkulus berat akibat inflamasi dan

hilangnya tulang.

Tujuan pengobatan terapi periodontal, adalah (1) untuk mengubah atau mengeliminasi

etilogi mikroba dan menambah faktor resiko periodontitis, dengan demikian menarik laju

penyakit dan menjaga kesehatan pertumbuhan gigi, kenyamanan, dan fungsi yang tepat; dan (2)

untuk mencegah kembalinya periodontitis (19). Sebagai tambahan, regenerasi alat perlekatan

periodontal dinyatakan dalam masih dalam percobaan.

Keputusan klinis merupakan bagian terkait pada proses pembuatan keputusan. Banyak

faktor yang mempengaruhi keputusan tepat untuk terapi dan harapan keberhasilan pengobatan.

Hubungan faktor dengan pasien meliputi kesehatan sistemik, usia, kerelaan, pilihan pengobatan,

serta kesanggupan pasien untuk mengontrol plak. Faktor resiko lain meliputi kesanggupan dokter

untuk membuang deposit subgingival, permintaan prosthetic, dan pengobatan gigi dengan lebih

banyak pada periodontitis dewasa. Pada pengobatan pertama harus meliputi instruksi

membersihkan mulut, dan penguatan serta evaluasi kontrol plak pasien; terapi mekanikal,

contohnya pembersihan supra dan subgingival dan sumber perencanaan untuk membuang plak

mikroba dan kalkulus; dan mengontrol faktor lokal lainnya. Bila terapi awal ini mengubah

kondisi periodontal, pendukung terapi periodontal sebaiknya dijadwalkan pada jangka waktu

Page 7: Penyakit Periodontal (Gimul)

yang tepat; tetapi bila kondisi periodontal tidak berubah, harus dilakukan bedah periodontal

untuk mengoreksi cacat anatomi, dan/ atau regenerasi jaringan keras dan lunak.

Serangan awal periodontitis meliputi tipe periodontitis yang mempengaruhi orang muda

dengan jelas pada beberapa kasus, yang sebaliknya terlihat sehat. Serangan awal periodontitis

dapat dibedakan dari periodontitis dewasa dari usia serangan penyakit, progresif penyakit cepat,

manifestasi respon hospes, dan susunan yang menghubungkan flora mikroba subgingival (19).

Serangan awal periodontitis meliputi tiga macam: periodontitis prepubertal, periodontitis juvenil

lokasi dan umum, dan periodontitis progresif cepat (20).

Terdapat fakta bahwa faktor genetik mempengaruhi kerentanan terhadap perbedaaan

bentuk dari serangan awal periodontitis. Bagaimanapun, ini tidak terlihat sebagai gen spesifik

yang diidentifikasi karena memperbesar kerentanan penyakit. Ini lebih sama dengan pengaruh

genetik sebagai banyak faktor pada penyakit, dan pengaruh kompleks antara menentukan respon

hospes genetik serta suasana tantangan dapat menentukan bahwa adanya penyakit saat ini (21).

Periodontitis prepubertal berhubungan dengan hilangnya perlekatan (formasi kantung

gingival dan fakta radiolografi hilangnya tulang) disekitar gigi pada pertumbuhan gigi susu dan/

atau permanen (22). Hal ini dapat muncul pada erupsi gigi dan awal pubertas. Sebagai akibat dari

kerusakan, pengelupasan kulit dari gigi susu dimulai dari erupsi terlebih dahulu pada

pertumbuhan gigi permanen. Periodontitis prepubertal dapat muncul salah satu bentuk yang sama

atau lokasi. Pada bentuk yang sama lebih sering berhubungan dengan cacat kongenital berat dari

hematologi dan biasanya diiringi perubahan dalam fungsi kemotaksis neutrofil. Beberapa bentuk

periodontitis prepubertal dapat dipertimbangkan sebagai komplikasi dari gangguan sistemik

berat, seperti acrodonia, cementophatia,sindrom Chediak-Higashi, neutropenia kronik,

histiositosis X, infeksi HIV, hipopospatasia, leukimia, sindrom Papillon-Lefevre, dan displasia

fibrosa (23) (Gambar 2). Bentuk lokasi biasanya tidak berhubungan dengan gangguan sistemik

dan tidak terdapat fakta lokasi periodontitis prepubertal akan mengganggu pertumbuhan gigi

permanen.

Page 8: Penyakit Periodontal (Gimul)

Gambar 2. Prepubertal periodontitis C mengalami hilangnya tulang berat pada pertumbuhan gigi

pertama pada anak –anak yang didiagnosa dengan penyakit AIDS.

Pada kebanyakan kasus periodontitis prepubertal umum yang telah dilaporkan

kebanyakan dengan cacat kongenital berasal dari hematologi, penyakit tersebut dapat menahan

semua pertumbuhan gigi yang telah dicabut (23). Beberapa laporan memperhatikan pengobatan

dari lokasi prepubertal periodontitis dimana pengobatan menyerang terdiri dari pencabutan gigi

yang tidak dapat diharapkan, pembersihan dan sumber perencanaan, pengairan subgingival setiap

hari, dan jumlah antibiotik. Pada umumnya, data pendukung mendukung pengobatan prepubertal

periodontitis lokasi termasuk terapi mekanik, pemberian antibiotik, dan pemeliharaan.

Periodontitis juvenil juga terbagi atas bentuk lokasi dan umum (17). Periodontitis juvenil

umum biasanya muncul pada usia remaja akhir dan mempengaruhi banyak gigi. Penyakit ini

berhubungan dengan variabel etiologi mikroba termasuk Actinobacillus actinomycetemcomitans

dan Porphymonas gingivalis (24-26). Penyumbang faktor resiko seperti merokok harus

dipertimbangkan. Periodontitis juvenil lokasi memiliki serangan pada umur sekitar masa

pubertas dan berhubungan dengan tulang gigi geraham dan gigi seri serta hilangnya perlekatan

(Gambar 3 dan 4). Meskipun bentuk atipikal penyakit ini telah diobservasi. Bentuk lokasi sering

digolongkan dari hubungan patogen periodontal dengan Actinobacillus actinomycetemcomitans

dan abnormal fungsi neutrofil (27). Keduanya dapat memperlihatkan abnormal pada fungsi sel

imun hospes yang muncul bersama dengan bentuk yang sama.

Page 9: Penyakit Periodontal (Gimul)

Gambar 3. Periodontitis Juvenil C khas hilangnya tulang berhubungan dengan gigi seri tengah

dan gigi geraham pertama.

Gambar 4. Periodontitis Juvenil C pada pembedahan menunjukkan hilangnya tulang berat

berhubungan dengan gigi geraham pertama.

Tujuan pengobatan serangan awal periodontitis adalah untuk mengubah dan eliminasi

etiologi mikroba dan konstribusi faktor resiko, serta mempercepat regenerasi alat periodontal.

Pada tipe penyakit periodontal yang rumit dengan faktor sestemik, cacat imun, dan flora

mikroba, kontrol penyakit tidak sama pada semua kasus. Seperti pada beberapa kasus, objektif

pengobatan rasional progresifnya lambat pada penyakit dari cara pemberian antibiotik yang

tepat, dan menyediakan pengulangan tes mikrobiologi dan memperkuat program terapi

pendukung periodontal.

Periodontitis progresif cepat merupakan tipe periodontitis yang dijumpai pada pasien

berusia 20-35 tahun. Dengan pengecualian serangan dari usia, klinis, mikrobiologi, dan

penemuan diagnostik imunologi pada periodontitis progresif cepat sama dengan periodontitis

juvenil umum (17).

Tujuan terapi periodontal adalah sama dengan pengobatan periodontitis dewasa, termasuk

usaha regenerasi perlekatan alat periodontal yang diusulkan. Pada penyakit serangan awal

Page 10: Penyakit Periodontal (Gimul)

periodontal yang rumit dengan faktor sistemik, cacat imun, dan flora mikroba, kontrol penyakit

tidak sama pada semua kasus. Seperti pada beberapa kasus, objektif pengobatan rasional

progresifnya lambat pada penyakit.

Pada umumnya, metode terapi pada serangan awal penyakit periodontal dapat sama

dengan yang digunakan periodontitis dewasa. Metode ini harus meliputi instruksi membersihan

mulut, dan penguatan serta evaluasi kontrol plak pasien; pembersihan supra dan subgingival dan

sumber perencanaan untuk membuang plak mikroba dan kalkulus; dan mengontrol faktor lokal

lainnya; terapi oklusal bila diperlukan; bedah periodontal bila diperlukan; dan terapi pendukung

periodontal. Sebagai tambahan, evaluasi dapat ditentukan bila penyakit sistemik terlihat pada

anak – anak dan dewasa muda yang menderita periodontitis berat, khususnya bila serangan awal

periodontitis yang muncul resistensi terhadap terapi (28). Konsultasi dengan pasien, dokter harus

dapat mengusulkan untuk mengkoordinasi perawatan medik yang berkaitan dengan terapi

periodontal. Pada awal tingkat penyakit, lesi dapat disembuhkan dengan terapi tambahan

antimikroba dikombinasi dengan pembersihan dan sumber perencanan dengan atau tanpa terapi

bedah. Identifikasi mikrobiologi dan tes sensitivitas bakteri dapat dipertimbangkan. Hasil pada

masa panjang dapat tergantung pada kerelaan pasien melakukan terapi pendukung periodontal

pada waktu yang tepat, sesuai yang telah ditentukan oleh dokter. Bila gigi pertama dipengaruhi,

erupsi terhadap gigi permanen harus dimonitor untuk mendeteksi kemungkinan hilangnya

perlekatan.

Page 11: Penyakit Periodontal (Gimul)

Periodontitis berkaitan dengan Kondisi Sistemik

Beberapa faktor sistemik telah didokumentasi mampu mempengaruhi periodontium dan/

atau pengobatan penyakit periodontal. Komponen etiologi sistemik dapat dicurigai pada pasien

dengan inflamasi periodontal atau kerusakan sehingga muncul ketidakseimbangan pada iritasi

lokal. Terapi periodontal dapat dimodifikasi berdasarkan status medik pasien pada saat tersebut.

Organisme periodontal dapat menjadi sumber infeksi di tempat lain di tubuh. Oleh karena itu,

infeksi tersebut juga dapat mempengaruhi kesehatan sistemik.

Tujuan terapi adalah untuk mencapai tingkat kesehatan periodontal yang baik pada pasien

secara menyeluruh dari status kesehatan. Mencapai hasil tersebut dapat langsung mempengaruhi

tingkat mengontrol kondisi sistemik. Sistemik dan status psikologi pasien harus diidentifikasi

untuk mengurangi resiko medik yang dapat dicurigai dan mempengaruhi pengobatan

periodontal.

Pasien dengan kondisi sistemik yang menambah progresif penyakit periodontal dapat

sukses diobati dengan menyusun teknik pengobatan periodontal. Bagaimanapun, status sistemik/

patologi pada pasien periodontal dapat dipengaruhi terapi natural dan berlawanan dengan hasil

pengobatan.

Ganguan metabolik

Diabetes Mellitus

Pasien yang tidak terdiagnosa atau pengontrolan yang buruk dari insulin bergantung pada

diabetes mellitus (IDDM) atau insulin yang tidak bergantung pada diabetes mellitus (NIDDM)

merupakan resiko dari penyakit periodontal. Periodontitis juga menjadi lebih cepat pada

buruknya pengontrolan diabetes (29), dan usia yang muda pada serangan penyakit terlihat pada

faktor resiko pada penyakit yang lebih berat (30). Sebaliknya, kebanyakan pasien dengan

pengontrolan diabetes yang baik dapat memelihara kesehatan periodontal dan akan memberi

respon baik pada terapi periodontal. Kontrol metabolic merupakan faktor utama dalam

memelihara kesehatan periodontal diantara pasien NIDDM (31-33) dan terdapat beberapa bukti

bahwa kesehatan periodontal dapat mempengaruhi kontrol diabetik (34).

Page 12: Penyakit Periodontal (Gimul)

Mekanisme penganjuran oleh diabetes dapat ditambahkan ke periodontitis termasuk

perubahan vascular, disfungsi sel polimorfonuklear, sintesis abnormal kolagen, dan

kecenderungan genetik (35-37). Mekanisme dari destruksi periodontal diabetes exacerbates

masih belum diketahui dengan jelas, periodontitis dapat dipertimbangkan sebagai komplikasi

dari kedua tipe diabetes.

Saat ini semua diabetik seakan memberi respon terhadap terapi periodontal biasa. Sejak

diabetik lebih rentan mendapat infeksi, tambahan profilaksis diperlukan bila terapi bedah

dipertimbangkan. Tidak terdapat laporan spesifik tentang penggunaan antibiotik dalam diabetik

dan efek dari hasil terapi. Lebih pentingnya, meskipun pengobatan pertama telah dipilih, usia

dari pasien, banyaknya plak dan kalkulus, dan tingkat kontrol diabetik perlu dipakai sebagai

pertimbangan.

Perubahan hormon wanita

Fluktuasi hormon pada pasien wanita dapat mempengaruhi status kesehatan periodontal

(38,39). Contoh perubahan dapat muncul ketika masa pubertas, siklus menstruasi, kehamilan,

dan menopause. Perubahan juga dapat dihubungan dengan penggunaan kontrasepsi oral. Yang

paling berat mengalami perubahan periodontal adalah masa kehamilan sebagai bagian penting

pada wanita hamil yang menderita gingivitis masa hamil (40). Masa sementara dan kondisi

terbatas ini meliputi meningkatnya pendarahan, gingivitis, dan perubahan mikroba pada

subgingival. Pada masa postpartum jaringan gingival berubah kembali ke semula ketika tingkat

esterogen dan progresteron mencapai batas normal. Kebalikan ini seakan untuk menyamakan

observasi pada wanita masa pubertas. Disamping perubahan sementara tersebut, wanita hamil

dengan kesehatan yang baik tidak terlihat mengalami berbagai respon gingival penting yang

menjadi pengertian klinis. Wanita yang rentan atau memiliki kondisi gingival hidup harus

mencari pengobatan untuk mencegah perpanjangan dari proses inflamasi, terutama untuk

menghindari formasi abses periodontal yang bisa disebabkan bakteremia. Pada umumnya, wanita

hamil harus mengetahui bahwa pencegahan terdiri dari profilaksis gigi dan kontrol plak yang

sangat teliti membantu mencegah kondisi pertumbuhan periodontal.

Page 13: Penyakit Periodontal (Gimul)

Wanita pada terapi penggantian hormon dan kontrasepsi oral mengalami peningkatan

statistik yang nyata dalam inflamasi gingival (41,42). Dengan kontrasepsi oral, peningkatan

inflamasi gingival ini berhubungan dengan durasi pemakaian dan hasil dari penelitian terbaru

mengesankan penggunaan kontrasepsi oral yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kerusakan

pada periodontium (43).

Pada wanita menopause dan/ atau postmenopause, osteoporosis tidak dipertimbangkan

sebagai faktor periodontitis, walaupun dapat mempengaruhi beratnya penyakit pada periodontitis

hidup (44). Pada umumnya wanita dengan kondisi periodontitis gingival hidup atau rentan pada

penyakit periodontal dapat mengalami respon exacerbated pada plak bakteri pada masa hamil,

penggunaan kontrasepsi oral, terapi penggantian hormon atau menjelang menopause. Efek yang

diberikan pada perubahan hormonal dan kecocokan mempengaruhi periodontium, evaluasi

periodontal tepat dan pengobatan terhadap wanita ini direkomendasikan. Pada kebanyakan

wanita sehat tanpa adanya kecenderungan menderita penyakit periodontal, pengaruh negatif dari

perubahan tingkat esterogen dan progresteron dapat dikontrol dengan penambahan kontrol plak

dan wanita ini tidak harus dipertimbangkan peningkatan resiko pada penyakit periodontal.

Gangguan pemakaian obat

Obat – obatan dapat menambah faktor etiologi penyakit periodontal. Obat seperti

antikonvulsan, agen kalsium channel blocking, dan cyclosporine dapat menyebabkan

pertumbuhan gingival berlebih (45) (Gambar 5 dan 6). Sebagai tambahan, obat – obatan dapat

menyebabkan xerostomia, osteoporosis, lichenoid dan reaksi hipersensitivitas lainnya. Penting

diketahui bahwa bila memungkinkan, lakukanlah modifikasi terapi obat. Bila gingival tumbuh

berlebih atau efek samping, akan perlu modifikasi dari menentukan regimen obat. Bila operasi

sering diperlukan untuk mengeliminasi gingival yang tumbuh melampaui batas dan mudah

berulang bila terapi obat tidak dimodifikasi, dan/ atau bila tidak adekuat pada kontrol plak

merupakan bagian dari pasien.

Page 14: Penyakit Periodontal (Gimul)

Gambar 5. Pertumbuhan berlebih gingival berhubungan dengan penggunaan dilantin

Gambar 6. Pertumbuhan berlebih gingival yang disebabkan oleh cyclosporine pada pasien

dengan transplantasi ginjal.

Gangguan darah/ leukemia

Pertumbuhan berlebih pada gingival pendarahan dengan atau tanpa pembusukan merupakan

gejala awal yang sering ada pada leukemia akut (46) (Gambar 7). Pasien dengan leukemia kronik

dapat memliki kesamaan tetapi terdapat sedikit perubahan periodontal berat. Kemoterapi atau

terapi yang berhubungan dengan transplantasi sumsum tulang juga mempengaruhi kerugian

gingival (46,47). Pertimbangkan pasien dengan gangguan darah dan penyakit periodontal harus

meliputi koordinasi pengobatan dengan dokter pasien. Pengobatan leukemia dan/ atau

transplantasi, terapi periodontal yang tepat akan mengubah sedikit tempat pada infeksi

periodontal. Bila transplantasi sumsum tulang, pasien harus dimonitor untuk mengetahui fakta

penyakit host – versus – graft dan gangguan obat pertumbuhan berlebih gingival.

Page 15: Penyakit Periodontal (Gimul)

Gambar 7. Pasien didiagnosa dengan leukemia dan berhubungan dengan pertumbuhan

berlebihan gingival pendarahan.

Gangguan sistem imun

Beberapa bentuk penyakit periodontal dapat lebih berat pada individu dengan gangguan sistem

imun. Pasien terutama dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat mengalami

penyakit periodontal berat dan gejala periodontal ini dapat sering menjadi gejala klinis dari virus

tersebut (48). Kemungkinan gingivitis nekrosis akut dan periodontitis nekrosis dapat meningkat

pada pasien dengan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) (49). Pasien yang menerima

transplantasi organ atau menjalani pengobatan kanker dapat mengkonsumsi obat imunosupresif.

Terdapat pertimbangan berbeda dari pasien gangguan sistem imun dengan penyakit periodontal.

Disamping itu, perhatikan status imun pasien, pasien harus benar – benar dimonitor untuk

kontrol yang berhubungan dengan penyakit mukosa dan infeksi periodontal akut.

Pengobatan biasanya melibatkan pembersihan untuk membuang plak yang terlihat dan

deposit kalkulus serta pengairan jaringan nekrosis bila terlihat. Pada awal pengairan, kunjungan

ulang perlu dilakukan untuk memonitor dan evaluasi jaringan oral serta kontrol plak pasien,

sebaiknya membuang deposit tambahan. Penggunaan pencuci mulut antimikroba, seperti

chlorhexidine terlihat efektif mengurangi gejala akut dan kembalinya lesi. Antibiotik harus

diperhatikan pada kenaikan resiko pertumbuhan berlebih dari candida albicans dan mikroflora

lainnya yang berhubungan dengan infeksi HIV. Penggunaan bersamaan dengan anti jamur

direkomendasikan, sebaiknya membatasi spektrum antibiotik seperti metronidazole yang tidak

mengganggu flora aerobic gram positif. Campuran tangan respon terapetik dapat digunakan,

Page 16: Penyakit Periodontal (Gimul)

walaupun terganggunya status imun pasien dan/ atau tingkat HIV, pengambilan obat sistemik,

antibiotic, dan kebiasaan oral (misalnya merokok tembakau).

Page 17: Penyakit Periodontal (Gimul)

KESIMPULAN

Ketika banyak pasien yang memiliki respon baik pada terapi biasa, lainnya tidak. Strategi

yang berkembang dalam pemahamanan kami bagaimana baktrei menyebabkan infeksi penting

pada medis bermula untuk mempergunakan kesuksesan untuk menguji mekanisme patogenesis

bakteri pada periodontitis. Pada pengobatan rasional dan pencegahan terjadinya kembali

penyakit periodontitis, kita perlu untuk mengetahui agen etiologi pada pasien tertentu dan

melibatkan spesies patogenik sebaik – baiknya. Penelitian kedepan perlu menentukan jawaban

tersebut dan menambah pemahaman kami dalam mekanisme pathogenesis bakteri pada

periodontitis. Pengetahuan ini, pada akhirnya harus mengarah pada pertumbuhan antimikroba

spesifik yang tinggi untuk pencegahan dan pengobatan penyakit periodontal.

Apa yang menjadi jelas pada jurnal ini adalah bahwa penyakit periodontal sering sekali

berhubungan dengan gejala penyakit sistemik dalam skala yang besar. Deteksi dini dan

penanganan terapetik secara hati – hati oleh dokter dan dokter gigi yang bekerjasama akan

memberikan manfaat bagi kesehatan umum pasien dan kualitas hidup. Penting bahwa dokter

untuk mengenal dan mengetahui pasien mungkin mendapat gejala oral dan menyediakan

pengobatan penyakit periodontal. Ketika tanda destruksi penyakit oral pada jaringan keras atau

lunak, penting bahwa dokter gigi atau ahli periodontal menentukan bila faktor sistemik tertentu

merupakan syarat tertentu untuk para dokter.