Penyakit Hati Copy

50
PENYAKIT HATI

description

hghaghga

Transcript of Penyakit Hati Copy

  • PENYAKIT HATI

  • KELOMPOK 2

  • MATERIPendahuluanBeberapa penyebab penyakit hatiPenyakit hati dibedakan menjadi berbagai jenis

  • PENDAHULUANHati merupakan organ intestinal paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya rata-rata 1,2 1,8 kg atau kira-kira 2,5% berat badan orang dewasa. Di dalamnya terjadi pengaturan metabolism tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks dan juga proses-proses penting lainnya bagi kehidupan, seperti penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolism kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk ke dalam tubuh.

  • Beberapa penyebab penyakit hatiInfeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui selaput mukosa, hubungan seksual atau darah (parenteral).Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu.Genetik atau keturunan, seperti hemokromatosis.Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun, yang ditimbulkan karena adanya perlawanan sistem pertahanan tubuh terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Pada hepatitis autoimun, terjadi perlawanan terhadap sel-sel hati yang berakibat timbulnya peradangan kronis.Kanker, seperti hepatoseluler karsinoma, dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik antara lain aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik), virus, dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat berkembang menjadi kanker hati.

  • Penyakit hati dibedakan menjadi berbagai jenisBeberapa macam penyakit hati yang sering ditemukan yaitu :hepatitissirosis hatikanker hatipelemakan hatikolestasis dan penyakit kuning hemokromatosis abses hati.

  • HEPATITISIstilahhepatitisdipakai untuk semua jenis peradangan pada hati. Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.Virus merupakan penyebab dari hepatitis akut dan kronik.Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D, E, dan F.Hati merupakan bagian utama replikasi dan kerusakan sel. Semua virus hepatitis menyebabkan infeksi akut; oleh karena itu, virus yang menyebabkan hepatitis A dan E biasanya dapat hilang dari tubuh sekitar 6 bulan dan tidak menyebabkan infeksi persisten. Sedangkan hepatitis B, C, D dapat menyebabkan infeksi kronik, sirosis, dan meningkatkanresikokankerhati.Gejala klasik padahepatitis akut untuk beberapa minggu seperti kulit kuning, urine gelap, kelelahan yang ekstrim,mual,muntah, sakit perut, dan penurunan nafsu makan.Beberapa pasientanpa gejala atau gejalanya seperti penyakit flu. Pasien dengan hepatitis B atau C kronik, biasanya mengalami kelelahan diantara keluhan mereka.

  • HEPATITISHepatitis AHepatitis BHepatitis CHepatitis DHepatitis EHepatitis F

  • HEPATITIS A

  • EPIDEMIOLOGIHepatitis A dapat menyerang segala usia. Pada anak-anak sering tidak terdeteksi secara klinis (asimptomatik) dan periode penularannya lebih lama daripada orang dewasa. Infeksi hepatitis A terjadi melalui rute fekal-oral, kontak dengan penderita, atau melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, atau melalui darah (jarang). Lebih sering terjadi pada masyarakat golongan sosioekonomi rendah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan sanitasi yang buruk

  • FAKTOR RISIKOTempat penitipan anakPelancong (khususnya yang pergi ke daerah endemik)Pengguna obat suntikan (Injection Drug Users = IDUs)Hubungan seks oral-analPenderita penyakit hati kronisOrang-orang yang bekerja dengan hewan primate

  • ETIOLOGIVirus hepatitis A (Hepatitis A Virus=HAV) merupakan Hepatovirus yang berhubungan dengan Enterovirus dalam family Picornaviridae. Berbentuk kubus simetrik dengan panjang sisi 27-28 nm. Virus ini tidak memiliki selubung dan tahan terhadap cairan empedu. Memiliki 1 serotipe. Genomnya merupakan RNA sense-positif beruntai tunggal dan memiliki empat genotipe. Tipe I dan III paling umum ditemukan pada manusia. Stabil dalam lingkungan selama 1 bulan. Masa inkubasi 2-4 minggu. Dapat diinaktivasi dengan pemanasan dengan suhu minimal 85C selama 1 menit atau dengan pengenceran natrium hipoklorit dalam air dengan kadar 1:100.

  • PATOFISIOLOGIVirus masuk melalui mulut dan tertelanAbsorpsi oleh saluran GIMasuk ke sirkulasi darah dan hatiReplikasi di dalam hepatosit dan sel-sel epitel saluran cernaVirus baru masuk ke dalam sirkulasi darah dan disekresikan melalui cairan empeduReabsorpsi oleh saluran GI Keluar melalui feses

  • MANIFESTASI KLINISTanda-tanda dan gejala:Fase preikterus: gejala-gejala seperti influenza (hilang nafsu makan, mual, lelah, dan rasa tidak enak badan)Hilang nafsu makan, mual, muntah, lelah, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen bagian kanan atas.Fase ikterus : sklera dan kulit berwarna kuning, urin berwarna gelap, feses berwarna terang (acholic), kulit gatalgatal, dan gejala-gejala sistemis yang memburuk.Anak-anak yang berusia
  • DIAGNOSISPemeriksaan fisikSklera, kulit, dan sekresi ikterikPenurunan berat badan ringan (2-5 kg)HepatomegaliTes laboratoriumIgM anti HAV positifPeningkatan kadar bilirubin, -globulin, dan transaminase hepatik (alanine transaminase dan aspartate transaminase) 2 kali lipat dari normal pada penyakit anikterik akut.Peningkatan kadar alkali fosfatase, -glutamil transferase, dan bilirubin total pada pasien kolestatik.

  • PENCEGAHANPencegahan hepatitis A dapat dilakukan dengan vaksinasi dan imunisasi.Semua anak yang berusia >1 tahun, kelompok faktor risiko, pasien penyakit hati kronis, dan orang-orang dengan gangguan faktor pembekuan darah sebaiknya menerima vaksin hepatitis A.Dua jenis vaksin hepatitis A yang berlisensi di AS adalah Vaqta dan Havrix. Vaqta tidak mengandung pengawet dan potensi vaksin ini dihitung dengan unit antigen HAV. Havrix menggunakan 2-fenoksifenol sebagai pengawet dan potensi vaksin dihitung dengan unit ELISA (Enzyme-linked Immunoabsorbent Assay). Efek samping: rasa sakit dan panas di tempat injeksi, sakit kepala, tidak enak badan, dan nyeri. Efek samping serius seperti anafilaksis, sindrom Guillain-Barre, brachial plexus neuropathy, transverse myelitis, sklerosis multipel, ensefalopati, dan erythema multiforme juga pernah dilaporkan.

  • HEPATITIS B

  • EPIDEMIOLOGIDi Indonesia data virus Hepatitis B ditunjukan dengan angka seroprevalensi darah donor di beberapa kota besar, bervariasi antara 2,4 9,1% dengan angka rata-rata 52%. Ancaman terhadap infeksi ini pasca transfuse sebagian besar telah disingkirkan dengan penapisan rutin untuk HB s Ag, meskipun 5-10% hepatitis pasca transfuse masih terjadi disebabkan oleh virus Hepatitis B. Ras dengan prevalensi tinggi: ras kulit hitam non-Hispanik disusul oleh ras Asia-Pasifik dan ras kulit putih non-Hispanik. Ras Hispanik memiliki prevalensi hepatitis B terendah. Hepatitis B Virus (HBV) ditularkan secara seksual, parenteral, dan perinatal. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, terutama darah dan komponen darah.

  • Faktor RisikOPelancongPengguna obat suntik (IDU)Kontak seksual/tinggal serumah dengan penderita

  • EtiologiHipertitis B merupakan virus DNA yang termasuk ke dalam family Hepadnaviridae. HBV ini memiliki envelope, berukuran kecil dan mengandung DNA beruntai ganda parsial dengan 3200 pasang basa nitrogen. DNA ini mengkode 3 protein permukaan diantaranya antigen permukaan (HBsAg), antigen inti (HBcAg), protein pra-inti (HBeAg); protein polymerase aktif yang besar; protein transaktivator. Ada 7 genotife (A-H) yang tersebar di wilayah geografis. Virus ini memiliki masa inkubasi 1-6 bulan.

  • Fatofisiologi

  • Manifestasi KlinikBeberapa tanda-tanda dan gejala yang ditimbulkan dari Hepatitis B ini yaitu:Mudah lelah, cemas, tidak nafsu makan, dan rasa tidak enak badan.Asites, jaundice (kuning), perdarahan variseal, dan ensefalopati hepatik dapat timbul bersama dekompensasi hati.Ensefalopati hepatik sering dikaitkan dengan hipereksitabilitas, gangguan mental, obtundation, bingung, dan koma.

  • DiagnosisPemeriksaan fisik:Sklera, kulit, dan sekresi ikterik.Penurunan bunyi usus besar, peningkatan lingkar abdomen, dan adanya pergerakan cairan.AsterixisSpider angiomataTes laboratorium:Adanya Hepatitis B surface antigen (HBsAg) minimal selama 6 bulan.Peningkatan transaminase hati (alanine transaminase dan aspartatetransmaninase) dan DNA HBV >105 kopi/mL.Biopsi hati

  • Penanganan

    Tujuan terapi: meningkatkan seroklirens, mencegah perkembangan penyakit ke arah sirosis, dan meminimalkan kerusakan hati pada pasien.Terapi nonfarmakologi:KonselingVaksinasi dan imunisasiHindari konsumsi alkoholAjak pasien untuk berkonsultasi sebelum menggunakan obat baru, termasuk obat herbal dan obat tanpa resep.

  • HEPATITIS C

  • EPIDEMIOLOGIHepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan merusak organ hati (lever) yang disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Virus ini masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetic dalam sel untuk menduplikasi HCV, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.

  • Penyebaran PenyakitFaktor resiko: transfusi darah, hemodialisis, penggunaan obat suntik (IUD), kontak seksual atau perinatal.Skrining HCV perlu dilakukan pada:Pengguna obat suntikSuntikan yang digunakannya secara bersam-sama, suntikan darah, suntikan pengguna narkoba.Penderita HIVMenerima transfusi darah/transplantasi organ sebelum tahun 1992Menerima faktor pembekuan darah sebelum tahun 1987Pernah/sedang menjalani hemodialisisPasien dengan peningkatan kaar ALT/penyakit hati

  • EtiologiVirus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA berantai tunggal dari family Flaviviridae. Virus ini bereplikasi di dalam hepatosit dan tidak merusak sel secara langung. Waktu paruh dalam serum: 2-3 jam. Karena virus ini sangat pandai merubah dirinya dengan cepat, maka HCV dikelompokkan ke dalam 6 genotip (1-6) yang terdistribusi di seluruh belahan dunia. Masa inkubasi: 2 minggu - 6 bulan dimana 60-70% tanpa gejala, 10-20% menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti: mual, muntah, lemah, tidak nafsu makan, nyeri pada perut dan 20-30% disertai warna kuning pada kulit (ikerus).Kemungkinan yang dapat terjadi setelah terinfeksi HVC adalah ebagai berikut:60-85% pasien terinfeksi HVC menjadi hepatitis kronis10-20% dari hepatitis kronik akan menjadi sirosis1 dari 5 % dengan hepatitis kronik akan menjadi kanker hati.

  • Fatofisiologi

  • DiagnosisKadar transaminaseu abnormal yang bertahan selama beberap waktu.Reaktik enzim immunoassay for anti HCV.

  • Penanganan

    Terapi tanpa obat tidak menjamin kesembuhan, untuk itu dilakukan cara lain dengan menggunakan obat-obatan. Golongan obat yang digunakan antara lain adalah aminoglikosida, antiamuba, antimalaria, antivirus, diuretik, kolagogum, koletitolitik dan hepatik protektor dan multivitamin dengan mineral.

  • HEPATITIS D

  • DEFINISIHepaitis D (HDV) disebut hepatitis Delta adalah suatu peradangan pada hati sebagai akibat virus hepatitis D yang sebenarnya adalah suatu virus detektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hepatosit untuk menimbulkan hepatitis, virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga HBV bertambah parah . infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang mengidap infeksi kronik HBV. Hepatitis D bergantung pada virus hepatitis B yang lebih kompleks untuk bertahan, hepatitis D hanya merupakan resiko untuk mereka yang mempunyai antigen permukaan hepatitis B positif. Oleh karena itu, hepatitis D hanya ditemukan pada pasien yang sedang menderita hepatitis B akut atau pada hepatitis B kronis

  • EtiologiPenyebab penyakit hepatitis D adalah virus hepatitis tipe D atau antigen Delta yang berukuran 35-37 nm dan merupakan virus RNA yang tidak sempurna. Virus tersebut dari nukleo protein RNA merupakan hybrid DNA virus Hepatitis B. Virus ini juga memerlukan selubung HBSAg. Virus hepatitis D tidak terdapat dalam serum atau darah tetapi anti HVD Ig M dapat ditemukan dalam sirkulasi

  • PatofisiologiPenyakit ini dapat timbul karena adanya ko-infeksi atau super-infeksi dengan VHB. Ko-infeksi berarti infeksi VHD dan VHB terjadi bersamaan. Adapun super-infeksi terjadi karena penderita hepatitis B kronis atau pembawa HBsAg terinfeksi oleh VHD. Ko-infeksi umumnya menyebabkan hepatitis akut dan diikuti dengan penyembuhan total. Koinfeksi dengan hepatitis D meningkatkan beratnya infeksi hepatitis B, perjalanan penyakitnya lebih membahayakan dan meningkatkan potensi untuk menjadi penyakit hati kronik. Sementara super-infeksi sering berkembang ke arah kronis dengan tingkat penyakit yang lebih berat dan sering berakibat fatal. Mula-mula virus tersebut melekatkan diri pada reseptor-reseptor spesifik yang terletak pada membran sel-sel hepar kemudian melakukan replikasi. Untuk dapat bereplikasi, virus tersebut memerlukan keberadaan virus hepatitis B.

  • Manifestasi KlinikGejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif. Masa inkubasi 1-90 hari atau 4-7 minggu. Gejalanya biasanya muncul secara tiba-tiba gejala seperti flu, demam, penyakit kuning, urin berwarna hitam dan feses berwarna hitam kemerahan, Pembengkakan pada hati.

  • Gambaran klinis pada hepatitis D terdapat 3 fase antara lain :Masa tunas (inkubasi) terjadi sejak virus masuk kedalam tubuh sampai menimbulkan gejala. Belum ada gejala klinik yang tampak pada stadium ini meskipun sudah terjadi kerusakan sel-sel hati.Preicterik (prodnormal) Anoreksia, mual, ketidaknyamanan diperut bagian atas (kuadran kanan atas), terasa berbau logam, malaise, sakit kepala, letih, demam tingkat rendah, hepatomegali, urin lebih pekat.Icterik Air kencing gelap seperti teh karena peningkatan pengeluaran billirubin pruritus tinja seperti dempul jika conjugated billirubin tidak mengalir keluar dari hati ke usus, timbul ikterik, hati membesar jika diraba (hepatomegali) dan terdapat nyeri tekan pada hati.Post icterik (penyembuhan) Hilangnya ikterik, tidak enak badan, mudah letih, warna urin dan tinja menjadi normal kembali.

  • DiagnosaDitanyakan gejalanya bila ternyata ditemukan hepatitis virus maka akan dilakukan tes darah untuk memastikan diagnosis dan jenis virus. Bila terjadi hepatitis kronis, maka dianjurkan dilakukan biopsi. Diagnosis secara pasti diperoleh jika ada VHD pada bagian jaringan hati. Diagnosis infeksi hepatitis D kronis dan akut yang terjadinya bersamaan ditandai dengan ditemukannya Ig M anti HBC yang merupakan tanda serologis untuk hepatitis B akut dan IgM anti HVD. Diagnosis hepatitis D akut pada pengidap VHB adalah terdeteksinya HbsAg (+), dan IgM anti VHD dengan titer tinggi dan Ig anti HBC (-).

  • PenangananTerapi FarmakologiAntivirus = Antivirus bekerja dengan cara menekan perkembangbiakan virus sehingga pembentukan virus terhentiTransplantasi Hati Vaksinasi Hepatitis BObat interferon alfa 2a= Interferon bekerja dengan cara memodifikasi system kekebalan tubuh sehingga mampu menghancurkan sel hati yang menngandung virus. Peginterferon dan Ribavirin dalam kombinasi dengan Interferon selain bermanfaat mengatasi hepatitis C juga untuk hepatitis D.

  • Terapi non farmakologiTerapi ini disebut juga dengan terapi tanpa menggunakan obat. Dilakukan diantaranya dengan istirahat yang cukup, diet seimbang. Diet seimbang sangat penting. Kalori berlebih dalam bentuk karbohidrat dapat menambah disfungsi hati dan menyebabkan penimbunan lemak dalam hati. Tujuan dari terapi ini adalah menghindari kerusakan hati yang permanen, meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan hati, mencegah komplikasi asites, varises esofagus dan ensefalopati hepatik yang berlanjut ke komplikasi hepatik hebat.

  • SIROSIS HATI

  • DefinisiSirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar, dan seluruh struktur hati mengalami perubahan menjadi iregular, dan terbentuknya jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Secara fungsional sirosis hati dibagi atas 2 jenis, yang pertama adalah sirosis hati kompensata dimana pada stadium ini belum terdapat gejala-gejala yang nyata (asimptomatis).

  • Epidemiologi Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai pada laki-laki jika dibandingkan dengan wanita sekedar 1,6:1 dengan umur rata-rata terbanyak antara golongan umur 30-59 tahun, dengan puncaknya sekitar umur 40-49 tahun

  • Faktor resikoPenyalahgunaan alkohol kronisSedikitnya dua minuman perhari untuk wanita atau empat gelas perhari untuk pria, yang telah dikonsumsi lebih dari 10 tahun dapat menyebabkan sirosis. Hubungan seksual yang tidak amanHepatitis C dan B infeksi mudah menular melalui hubungan seksual tanpa pelindung.Penggunaan obat intavenaTransmisi hepatitis B dan C juga umum melalui penggunaan narkoba dan suntikanPenyakit hati kronis karena turunan atau didapat setelah lahir.Hemokromatosis, penyakit wilson, dan hepatitis autoimun merupakan faktor resiko.

  • PatofisiologiHati dapat terlukai oleh berbagai macam sebab dan kejadian, kejadian tersebut dapat terjadi dalam waktu yang singkat atau dalam keadaan yang kronis atau perlukaan hati yang terus menerus yang terjadi pada peminum alkohol aktif. Hati kemudian merespon kerusakan sel tersebut dengan membentuk ekstraselular matriks yang mengandung kolagen, glikoprotein, dan proteoglikans. Sel stelata berperan dalam membentuk ekstraselular matriks ini.Pada cedera yang akut sel stelata membentuk kembali ekstraselular matriks ini sehingga ditemukan pembengkakkan pada hati. Namun, ada beberapa faktor parakrine faktor yang menyebabkan sel stelata menjadi sel penghasil kolagen. Faktor parakrine ini mungkin dilepaskan oleh hepatocites, sel Kupffer dan endotel sinusoid sebagai respon terhadap cedera berkepanjangan. Sebagai contoh peningkatan kadar sitokin transforming growth pactobeta 1 (TGF-beta 1). Ditemukan pada pasien dengan hepatitis C kronis dan pasien sirosis. TGF-beta 1 kemudian mengaktivasi sel stelata untuk memproduksi kolagen tipe 1 dan pada akhirnya ukuran hati menyusut.

  • Etiologi Sirosis dapat disebabkan oleh banyak keadaan, termasuk radang kronis berkepanjangan, racun infeksi, dan penyakit jantung. Di Amerika sendiri penyebab sirosis hepatis mulai dari yang paling sering Hepatitis C (26%)Alkoholic liver disease (21%)Penyebab criptogenik/ tidak diketahui (18%)Hepatitis C + alkohol (15%)Hepatitis B (15%)Lain-lain (5%)

  • DiagosisDiagnosis pada penderita suspek sirosis hati dekompensata tidak begitu sulit, gabungan dari kumpulan gejala yang dialami pasien dan tanda yang diperoleh dari pemeriksaan fisis sudah cukup mengarahkan kita pada diagnosis. Namun jika dirasakan diagnosis masih belum pasti, maka USG abdomen dan tes-tes labolaturium dapat membantu .Pada pemeriksaan fisis, kita dapat menemukan adanya pembesaran hati dan terasa keras, namun pada stadium yang lebih lanjut hati justru mengecil dan tidak teraba. Untuk memeriksa derajat asites dapat menggunakan tes-tes puddle sign, shifting dullness, atau fluid wave. Tanda- tanda klinis lainnya yang dapat ditemukan pada sirosis yaitu spider telangiektasis (suatu lesi vaskular yang dikelilingi vena-vena kecil), erithema palmaris (warna merah saga pada thenar dan hipothenar telapak tangan ), caputmedusa, foetor hepatikum (bau yang khas pada penderita sirosis), dan ikterus.Tes labolaturium juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis fungsi hati kita dapat menilainya dengan memeriksa kadar aminotransverase, alkali fosfatase, gamma glutamil transpeptidase, serum albumin, prothrombin time dan bilirubin. Serum glutamil oksaloasetat (SGOT) dan serum glutamil piruvat transaminase (SGPT) meningkat tapi tidak begitu tinggi dan juga tidak spesifik.

  • PenangananDengan menggunakan obat sirosis hati diantaranya yaitu :Jelly gamat gold sea cucumber jellyJelly Gamat Gold G merupakan obat sirosis hati yang terbuat dari teripang jenis terbaik yaitu Golden Stichopus Variegatus. Ektrak teripang membantu memperbaiki fungsi hati. Obat sirosis hati gamat gold g mempunyai efek sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toxic yang bisa merusak sel hati. Gamat gold g juga bersifat antiradang, kolagogum, dan khloretik yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati. Dan gamat gold g bisa menetralisir racun-racun dalam tubuh sehingga jika dikonsumsi secara teratur bukan hanya penyakit hepatitis b yang sembuh tapi kesehatan anda akan kembali sehat secara menyeluruh. Inilah kenapa kami sangat merekomendasikan untuk membantu sembuhkan hepatitis b segera konsumsi Jelly Gamat Gold G Sea Cucumber.

  • Obat herbal Ace MaxsObat alternatif yang tepat untuk menyembuhkan sirosis hati secara alami dan ampuh yaitu menggunakan obat herbal ace maxs. Hingga saat ini telah banyak macam obat herbal, namun perlu diketahui bahwa pemilihan obat yang salah, akan menimbulkan resiko dan bahkan menambah buruk keadaan. Maka dari itu anda harus selektif memilih obat. Komposisi utama obat herbal terbuat dari Ekstrak Kulit Manggis dan juga Ekstrak Daun Sirsak, Manggis (mangosteen) mempunyai antioksidan paling tinggi dari pada buah buah lainnya serta memiliki paling banyak juga senyawa zat xanthone. Xanthone memiliki banyak manfaat kesehatan terutama kesehatan kardiovaskuler yang mampu sembuhkan sakit jantung, hipertensi dan Obat Sirosis Hati. manggis juga kaya akan mineral kalium yang membantu metabolisme energi.

  • TERIMA KASIH

    *