Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

13
PENYAKIT AKIBAT KERJA DI RUMAH SAKIT Tenaga non medis 1. Pencucian (laundry) Petugas pengumpul, pencuci dan distribusi kembali linen kotor yang digunakan pasien, akan terpajan mikroorganisme patogen secara tetap. Untuk menghindari pajanan tetap tersebut, petugas cuci harus melakukan: a) Semua linen kotor disatukan dalam kantong plastik, disimpan secara hati-hati. Sesampai di ruang cuci, linen kotor langsung dituang dari kantong (tidak dipegang tangan) langsung ke dalam mesin cuci kosong, tidak bercampur dengancucian lain. b) Kantong plastik pengumpul linen kotor sebaiknya diberi tanda atau terpisah, misalnya kantong plastik linen pasien berisiko tinggi seperti penderita Hepatitis, AIDS terpisah dengan pasien lain. Petugas sortir linen bersih, juga harus memperhatikan kebersihan diri, karena dapat menjadi sumberinfeksi. Petugas cuci harus memakai sarung tangan karetsebagai pencegahan dasar penyebaran infeksi. Petugas cucidapat menderita dermatitis kontak akibat deterjen dan bahankimia lain untuk cuci. Dapat pula terpajan mikroorganisme yang terbawa aerosol (di rumah sakit maju) . 2. Rumah tangga (Housekeeping) Petugas kebersihan mempunyai risiko terbesar terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas, selang infus bekas. Membersihkan seluruh ruanganrumah sakit dapat meningkatkan faktor terkena infeksi. Mengepel lantai tidaklah membasmi mikroorganisme, kebanyakan hanya memindahkan debu dan bahan kimia dari satu ke tempat lain di rumah sakit. Sehingga bila saat mengepel lantai tidak benar, maka debu yang ditumpangi mikroorganisme patogen bertebaran di udara, dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Debu sebaiknya dihisap dengan vacuum cleaner. Desinfektan pembersih lantai yang sudah diencerkan dengan air di dalam ember pel harus digunakan dalam waktu 24 jam, agar tidak kehilangan sifat antimikrobanya.

Transcript of Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

Page 1: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

PENYAKIT AKIBAT KERJA DI RUMAH SAKIT

Tenaga non medis

1. Pencucian (laundry)

Petugas pengumpul, pencuci dan distribusi kembali linen kotor yang digunakan pasien, akan terpajan mikroorganisme patogen secara tetap.

Untuk menghindari pajanan tetap tersebut, petugas cuci harus melakukan:a) Semua linen kotor disatukan dalam kantong plastik, disimpan secara hati-hati. Sesampai di

ruang cuci, linen kotor langsung dituang dari kantong (tidak dipegang tangan) langsung ke dalam mesin cuci kosong, tidak bercampur dengancucian lain.

b) Kantong plastik pengumpul linen kotor sebaiknya diberi tanda atau terpisah, misalnya kantong plastik linen pasien berisiko tinggi seperti penderita Hepatitis, AIDS terpisah dengan pasien lain. Petugas sortir linen bersih, juga harus memperhatikan kebersihan diri, karena dapat menjadi sumberinfeksi. Petugas cuci harus memakai sarung tangan karetsebagai pencegahan dasar penyebaran infeksi. Petugas cucidapat menderita dermatitis kontak akibat deterjen dan bahankimia lain untuk cuci. Dapat pula terpajan mikroorganisme yang terbawa aerosol (di rumah sakit maju)

.2. Rumah tangga (Housekeeping)

Petugas kebersihan mempunyai risiko terbesar terpajan bahan biologi berbahaya (biohazard). Kontak dengan alat medis sekali pakai (disposable equipment) seperti jarum suntik bekas, selang infus bekas. Membersihkan seluruh ruanganrumah sakit dapat meningkatkan faktor terkena infeksi. Mengepel lantai tidaklah membasmi mikroorganisme, kebanyakan hanya memindahkan debu dan bahan kimia dari satu ke tempat lain di rumah sakit. Sehingga bila saat mengepel lantai tidak benar, maka debu yang ditumpangi mikroorganisme patogen bertebaran di udara, dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Debu sebaiknya dihisap dengan vacuum cleaner. Desinfektan pembersih lantaiyang sudah diencerkan dengan air di dalam ember pel harus digunakan dalam waktu 24 jam, agar tidak kehilangan sifat antimikrobanya.

3. Gizi (penyiapan makanan)

Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela, botulism dari bahan mentah ikan, daging dan sayuran(4,5). Pencegahan terpenting di bagian ini adalah tangan bersih dan menggunakan alat bersih. Kulkas penyimpanan bahan makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur suhunya dan kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat berkembang biak. Memasak yang benar-benar matang akan embunuh salmonela. Petugas yang sedang menderita gangguan gastrointestinal diliburkan dan diobati sampai sembuh.

4. Farmasi

Apoteker yang berkomunikasi dengan pasien kanker dapat terpajan obat anti neoplastik.

Page 2: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

5. Sterilisasi

Gas etilen oksida (ethylene oxide) sering digunakan sebagai gas sterilisasi alat medis. Menjadi berbahaya bila sistem pembuangan sterilisasi rusak/macet, sehingga uap gas ini terhirup petugas. Etilen oksida merupakan gas tidak berwarna, mudah terbakar dan meledak bila mencapai konsentrasi 3% di udara. Efek etilen oksida bersifat mutagenik, sitogenik, karsinogenik pada hewan percobaan. Efek toksik utama pada traktus respiratorius dan saran pada pajanan dosis tinggi, akan menyebabkan katarak. Petugas hamil dilarang bekerja di ruangan ini. Ruangan sebaiknya dibuka setelah selesai sterilisasi alat.

6. Laboratorium

Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB dan virus Hepatitis B. Petugas harus menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi untuk mencegah tertular penyakit, serta selalu memakai sarung tangan karet pada saat bekerja. Mencuci tangan setiap akan memulai dan setelah bekerja, mengenakan jas laboratorium, yang harus selalu ditinggal di dalam laboratorium.

7. Petugas Radiologi

Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik di lingkungan rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan. Rumah sakit sebaiknya mempunyai petugas yang bertanggung jawab (safety officer) atas keamanan daerah sekitar radiasi dan perlindungan bagi petugasnya. Petugas hamil sebaiknya dilarang bekerja, walau hal ini masih diperdebatkan

Tenaga Medis

1. Perawat

Setiap hari kontak langsung dengan pasien dalam waktu cukup lama (6-8 jam/hari), sehingga selalu terpajan mikroorganisme patogen. Dapat menjadi pembawa infeksi dari satu pasien ke pasien lain, atau ke perawat lainnya. Harus sangat berhati-hati (bersama apoteker) bila menyiapkan dan memberikan obat-obatan antineoplastik pada pasien kanker. Selalu mencuci tangan setelah melayani pasien, melepas masker dan kap (topi perawat) bila memasuki ruangan istirahat atau ruangan makan bersama. Abortus spontan, lahir prematur dan lahir mati sering dialami perawat yang bertugas di ruang rawat inap/ bangsal perawatan. Menurut hasil penelitian di Cleveland Clinic Hospital dan 22 RS di Ohio (1993-1996) di Amerika Serikat, terbanyak ditemukan cedera sprain dan strain pada perawat. Nyeri pinggang (back injuries) merupakan keluhan terbanyak dari cedera tersebut dan lebih banyak menimpa perawat wanita. Penyebabnya ditengarai adalah seringnya kerja otot statik, seperti mengangkat pasien dan kerja bergilir (work shift). Bagaimana kerja bergilir mempengaruhi nyeri punggung, perlu diteliti lebih lanjut.

2. Dokter

Dokter dapat tertular dan menularkan penyakit pada pasiennya. Penyakit yang sering menular kepada dokter adalah TB, Hepatitis B, HIV, Rubella Cytomegalovirus, Hepatitis C. Adler, 1973, meneliti 271 orang dokter rumah sakit California, hasil tes tuberkulin kulit pertama semuanya negatif. 2 tahun kemudian, 15 orang dokter memberikan hasil tes positif dan 2 orang dokter menderita TB aktif. Terpajan bahan kimia berbahaya dosis rendah (low level) dapat terjadi di dalam pelayanan sehari-hari. Di kamar operasi, dokter dan perawat dapat terpajan gas anestesi nitrous

Page 3: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

oxide dan halotan yang mudah menguap, merembes menembus masker, dapat pula akibat hembusan nafas pasien yang sedang operasi. Pajanankronisnya dapat menyebabkan gangguan somatik, berupa sakit kepala, mual sampai gangguan susunan saraf pusat (SSP), fertilitas bertambah dan gangguan kehamilan. Sarung tangan karet yang sedang dipakai dapat robek, apalagi yang sering digunakan sehingga sering disterilkan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat tentang mekanisme robeknya sarung tangan karet dan terjadinya cedera tajam pada 2292 operasi selama 3 bulan, menemukan 92% robeknya sarung tangan akibat tidak rangkap dua, dan 8% karena sebab tidak diketahui. Dari 70 cedera tajam yang terjadi, 0,7% akibat jarum, 10% akibat skalpel dan 23% akibat cedera lain(9). Pada penyelidikan pasangan suami-istri dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama, menemukan tingginya kejadian abortus spontan. Ditengarai bahwa penyebabnya adalah stres psikologis tingkat tinggi yang berkepanjangan.

3. Dokter Gigi

Penelitian pada tenaga kesehatan gigi di Singapura menemukan, tingginya kadar HBs Ag dan anti HBC para dokter gigi dibandingkan dengan tenaga kesehatan gigi lainnya. Diduga penularan ini melalui pajanan air ludah pasien. Penyakit infeksi akibat kerja lainnya adalah TB, AIDS . Penggunaan sarung tangan karet dan masker sangat berarti dalam upaya pencegahan. Pajanan kronis merkuri dapat terjadi melalui amalgam, bahan yang biasa digunakan menambal lubang gigi (dental fillings. Pajanan dosis rendah komponen merkuri dapat menyebabkan kelelahan, lesu, anoreksia berkepanjangan dan gangguan gastrointestinal. Gejala ini disebut micromericuralism(5). Tremor adalah utama keracunan kronis merkuri. Saat ini sudah banyak terdapat bahan pengganti amalgam, bahan non merkuri, seperti glass ionomer cement atau resin composite, sehingga penyakit kerja akibat pajanan kronis merkuri amalgam tinggal kenangan. Nyeri pinggang juga sering dikeluhkan sebagai akibat posisi kerja tubuh yang kurang ergonomis. Pencegahan dan Pengendalian Upaya K3RS dibagi dalam 2 bidang, yaitu kesehatan kerja dan keselamatan kerja, yang dilaksanakan dalam waktu bersamaan.

1. Kesehatan Kerja

Pelayanan : Promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Tujuan : Mendapatkan tenaga kerja berstatus kesehatan optimal dengan gizi baik, semangat

kerja tinggi sehingga efisien dan produktif. Kegiatan :

- Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala pada tenaga kerja tertentu. - Imunisasi Hepatitis B, bagi tenaga kerja yang sering berhubungan dengan cairan tubuh,

seperti perawat yang memasang infus, transfusi darah. - Pengobatan tenaga kerja yang sakit, untuk menghentikan perjalanan penyakit dan

komplikasinya. -

2. Kesehatan Kerja Tujuan : Menghindari atau memperkecil kecelakaan kerja di tempat kerja karena

ketidaktahuan atau kurang mengerti penggunaan alat kerja serta risiko bahaya yang menyertainya.

Kegiatan : - Latihan kerja yang aman, latihan penggunaan alat kerja dan alat pelindung diri(APD). - Komunikasi, dengan cara pertemuan singkat sebelum bekerja (safety talk), pemasangan

poster mengenai keselamatan kerja. - Pengawasan dan monitoring dengan alat terhadap bahan berbahaya secara berkala ruangan

kerja dan lingkungan kerja yang dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB) yang berlaku.

Page 4: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

- Sistem perlindungan bahaya kebakaran di rumah sakit, dengan merencanakan pintu keluar darurat, sistem peringatan bahaya (alarm system), sumber air terdekat, perawatan alat pemadam kebakaran.

KESIMPULAN Rumah sakit tidak lagi menjadi tempat aman bagi tenaga kerjanya, karena banyak berkumpul bahan berbahaya biologik, kimia dan fisik yang setiap saat dapat terpajan kepada tenaga kerjanya. Sebelum timbul penyakit akibat kerja dan penyakit yang berhubungan dengan kerja diperlukan upaya pencegahan berupa program K3RS.

Page 5: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan

Kesehatan

Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan sarana pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit, bila tidak ditangani dengan benar akan dapat mencemari lingkungan. Berbagai upaya penting dilakukan, sehingga pengelolaan limbah rumah sakit dapat dilakukan optimal, sehingga masyarakat dapat terlindungi dari bahaya pencemaran lingkungan dan penyakit menular yang bersumber dari limbah rumah sakit.

Karakteristik utama limbah rumah sakit adalah adanya limbah medis (karena selain limbah medis, rumah sakit juga menghasilkan limbah domestik, bahkan limbah radio aktif). Limbah non-medis adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman dan lainnya. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari kegiatan pelayanan medis. Berbagai jenis limbah medis yang dihasilkan dari rumah sakit dan unit pelayanan medis lainnya dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan terutama pada saat pengumpulan, penampungan, penanganan, pengangkutan dan pembuangan serta pemusnahan.

Menurut WHO, beberapa jenis limbah rumah sakit dapat membawa risiko yang lebih besar terhadap kesehatan, yaitu limbah infeksius (15% s/d 25%) dari jumlah limbah rumah sakit. Diantara limbah¬limbah ini adalah limbah benda tajam (1%), limbah bagian tubuh (1%), limbah obat-obatan dan kimiawi (3%), limbah radioaktif dan racun atau termometer rusak (< 1%).

Pada dasarnya limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah rumah sakit dapat berbentuk padat, cair, dan gas yang dihasilkan dari kegiatan diagnosis pasien, pencegahan penyakit, perawatan, penelitian, imunisasi terhadap manusia dan laboratorium yang mana dapat dibedakan antara limbah medis maupun non medis yang merupakan sumber bahaya bagi kesehatan manusia maupun penyebaran penyakit di lingkungan masyarakat

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis dan non-medis Limbah medis adalah limbah yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Beberapa pengaruh yang ditimbulkan oleh keberadaan limbah rumah sakit, khususnya terhadap penurunan kualitas lingkungan dan terhadap kesehatan

Page 6: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

antara lain, terhadap gangguan kenyamanan dan estetika, terutama disebabkan karena warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, bau feses, urin dan muntahan yang tidak ditempatkan dengan baik dan rasa dari bahan kimia organik. Penampilan rumah sakit dapat memberikan efek psikologis bagi pemakai jasa, karena adanya kesan kurang baik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.

Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan kerusakan harta benda. Dapat disebabkan oleh garam-garam terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit. Selain itu limbah rumah sakit menyebabkan gangguan atau kerusakan tanaman dan binatang. Hal ini terutama karena senyawa nitrat (asam, basa dan garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam nutrient tertentu dan fosfor.

Terhadap gangguan kesehatan manusia, limbah medis rumah sakit terutama karena berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, desinfektan, serta logam seperti Hg, Pb, Chrom dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi. Gangguan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi gangguan langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung dengan limbah tersebut, misalnya limbah klinis beracun, limbah yang dapat melukai tubuh dan limbah yang mengandung kuman pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit dan gangguan tidak langsung dapat dirasakan oleh masyarakat, baik yang tinggal di sekitar rumah sakit maupun masyarakat yang sering melewati sumber limbah medis diakibatkan oleh proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan limbah tersebut.

Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan gangguan genetik dan reproduksi. Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan system reproduksi manusia, misalnya pestisida (untuk pemberantasan lalat, nyamuk, kecoa, tikus dan serangga atau binatang pengganggu lain) dan bahan radioaktif.

Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan infeksi silang. Limbah medis dapat menjadi wahana penyebaran mikroorganisme pembawa penyakit melalui proses infeksi silang baik dari pasien ke pasien, dari pasien ke petugas atau dari petugas ke pasien. Pada lingkungan, adanya kemungkinan terlepasnya limbah ke lapisan air tanah, air permukaan dan adanya pencemaran udara, menyebabkan pencemaran lingkungan karena limbah rumah sakit.

Secara ekonomis, dari beberapa kerugian di atas pada akhirnya menuju kerugian ekonomis, baik terhadap pembiayaan operasional dan pemeliharaan, adanya penurunan cakupan pasien dan juga kebutuhan biaya kompensasi pencemaran lingkungan. Orang yang kesehatannya terganggu karena pencemaran l ingkungan apalagi sampai cacat atau meninggal, memerlukan biaya pengobatan dan petugas kesehatan yang berarti beban sosial ekonomi penderitanya, keluarganya dan masyarakat.

Page 7: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

Dampak Limbah Rumah Sakit Jika Tidak Tertangani Dengan Baik

Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang mengharuskan penanganan kebersihan dengan standar yang tinggi. Mengapa demikian? Jelas karena Limbah medis rumah sakit merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air, pencemaran daratan, serta pencemaran udara.

Air yang tercemar menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga (misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang terlalu asam/basa akan mematikan tanaman/hewan). Air yang telah tercemar oleh senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A,

Cholera, Thypus Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya). Selain itu, air tercemar dapat menjadi penyebab penyakit tidak menular, yang muncul terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri).

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Dampak pencemaran daratan dapat secara langsung dan tidak langsung bagi kesehatan lingkungan sekitar. Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme. Dampak langsung lainnya yaitu timbunan limbah padat dalam jumlah besar akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat penumpukan sampah tersebut. Dampak tak langsung, contohnya adalah tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan sebagainya.

Sedangkan dampak pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung terhadap kesehatan manusia, tetapi juga berpengaruh kepada hewan, tanaman dan sebagainya. Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Konsentrasi gas Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang mengakibatkan kejangkejang.

Oleh karena itu dibutuhkan tenaga kebersihan untuk pekerjaan cleaning service rumah sakit (profesional cleaning service rumah sakit) yang benar-

Page 8: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

benar mengerti bagaimana menangani limbah rumah sakit.

Lingkup Studi Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) di Rumah Sakit

Akhir-akhir ini ketentuan pemerintah yang menyatakan bahwa pada setiap kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting (positif atau negative) harus melakukan studi AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan nampaknya banyak menimbulkan permasalahan, utamanya bagi yang tidak memahami atau atau belum mampu memahaminya. Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, kiranya penjelasan mengenai AMDAL perlu disampaikan secara jelas agar pihak-pihak yang terkait di dalamnya akan mampu memahami apa arti AMDAL serta bagaimana melakukannya.

Sesungguhnya AMDAL adalah sekedar sebuah alat yang melalui inilah pemerintah Indonesia berusaha dan memaksa industri, Rumah Sakit, Hotel, Sektor Pertambangan, Pembuat Jalan Tol, Pembangun Mall, Developer Perumahan, Pembuat Toko Buku Berlantai 7, Pembangun SPBU, Pembangun PLTU,dan sebagainya untuk membuat sendiri DOKUMEN AMDAL yang terdiri atas jenis dokumen : 

1. Kerangka Acuan (KA) AMDAL2. Dokumen AMDAL

3. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

4. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

KA AMDAL

Adalah sekedar sebuah proposal atau rencana penelitian bila studi AMDAL itu benar-benar akan dilaku-kan. Dengan demikian didalamnya akan berisi :

deskripsi kegiatan yang akan dilakukan oleh industri tersebut lokasi kegiatan

luas tanah dan luas bangunan

disiplin ilmu serta pakar-pakar yang terkait dalam studi AMDAL

riwayat hidup pakar-pakar yang ikut dalam studi AMDAL

Sertifikat AMDAL yang dimiliki oleh pakar-pakar atau  konsultan AMDAL

Metodologi penelitian AMDAL dan sebagainya

Selanjutnya KA AMDAL ini dipresentasikan di depan Komisi AMDAL yang dibentuk oleh pemerintah yang terdiri atas berbagai unsure (LSM, Dinkes, Bapedal, Bapeda, masyarakat local, Kelurahan, dsb).

DOKUMEN AMDAL

Adalah dokumen yang berisi hasil-hasil penelitian AMDAL, yang dalam banyak hal Dokumen AMDAL ini dibuat atau disusun oleh Tim Konsultan AMDAL yang mana tim ini dibayar oleh pihak industri yang disebut sebagai Pemrakarsa.

Page 9: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

Dengan demikian Tim Konsultan ini nanti yang akan menyajikannya di depan Komisi AMDAL dengan di dampingi oleh pemrakarsa. Tentu saja secara metodologis dan ekonomis dalam hal ini ada untung dan ruginya atau ada kelebihan dan kekurangannya bagi semua pihak.

Dokumen AMDAL itu penuh dengan prakiraan-prakiraan, karena memang pada prinsipnya keilmuan AMDAL itu adalah ilmu yang didasarkan pada ILMU-ILMU PREDIKSI ATAU ILMU-ILMU ESTIMASI.Hasil-hasil prediksi itulah yang akan dibahas oleh Komisi AMDAL bersama pemrakarsa dan konsultan di dalam rapat yang diselenggarakan oleh Komisi AMDAL.

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

Adalah rencana fungsi monitoring atau Pe-mantauan terhadap lingkungan yang harus dilakukan oleh pemrakarsa setelah Dokumen Amdal disepakati oleh Komisi AMDAL dan pemrakarsa.Contoh :

memantau jumlah bakteri di bangsal RS memantau kualitas air di rumah sakit

memantau jumlah sampah padat di rumah sakit

memantau jumlah limbah cair di rumah sakit

memantau jumlah dan macam limbah medis di rumah

dan sebagainya

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL)

Adalah rencana fungsi manajemen atau pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan oleh pemrakarsa setelah Dokumen AMDAL disepakati oleh Komisi AMDAL dan pemrakarsa.Contoh:

mengelola jumlah bakteri di bangsal RS  memakai SUV mengelola kualitas air di RS memakai teknologi dari Jerman

mengelola sampah padat di RS memakai Incinerator buatan Korea

mengelola limbah cair RS memakai IPAL buatan Fakultas Teknik UGM

dan sebagainya

Dokumen AMDAL sebenarnya adalah kesepakatan antara pemrakarsa dengan Komisi AMDAL. Kesepakatan AMDAL adalah keharusan untuk dilakukan. Dalam banyak hal, ternyata Dokumen AMDAL hanya digunakan sebagai pusaka yang disimpan dalam almari yang hanya dilihat bila perlu saja.

Page 10: Penyakit Akibat Kerja Di Rumah Sakit

Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti

a.    Gangguan kenyamanan dan estetika

Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.

b.    Kerusakan harta benda

Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar rumah sakit.

c.    Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang

Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.

d.   Gangguan terhadap kesehatan manusia

Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.

e.    Gangguan genetik dan reproduksi

Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.