Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
-
Upload
fionna-pohan -
Category
Documents
-
view
4.674 -
download
1
Transcript of Gangguang kebisingan penyakit akibat kerja
sSKENARIO
Seorang dokter perusahaan melakukan pemeriksaankesehatan karyawan pabrik kelapa sawit (PKS). Doktertersebut baru dikontrak oleh perusahaan tersebut karenabanyaknya masalah kesehatan yang timbul di kalangankaryawan pabrik kelapa sawit ini. Hasil pemeriksaankesehatan pada karyawan yang bekerja dibagianpengolahan kelapa sawit ternyata mayoritas pekerjanyamenderita gangguan pendengaran. Di bagian pengolahanini memang menggunakan mesin-mesin berat yangmenyebabkan kebisingan.
HIPOTESANOISE INDUCED
HEARING LOSS/GANGGUAN
PENDENGARAN AKIBAT KERJA (BISING)
DEFINISI BISING,KLASIFIKASI BISINGDAN PENYAKITAKIBAT KERJA
ETIOLOGI GANGGUAN
PENDENGARAN
PP TENAGA KERJA DALAM KESEHATAN
KERJA
ALAT PELINDUNG DIRI
CMDPENANGGULANGAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENCEGAHAN PROGNOSA
LEARNING ISSUE
• Penyakit yang diderita karyawan dalamhubungan dengan kerja baik faktor resikokarena kondisi tempat kerja, peralatankerja, material yang dipakai, prosesproduksi, cara kerja, limbah perusahaandan hasil produksi.
DEFINISI PENYAKIT AKIBAT KERJA
• DEFINISI KEBISINGAN
Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel sarafpendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yangditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dangelombang tersebut merambat melalui media udara ataupenghantar lainnya, dan manakala bunyi atau suara tersebuttidak dikehendaki oleh karena mengganggu atau timbul di luarkemauan orang yang bersangkutan, maka bunyi-bunyian atausuara demikian dinyatakan sebagai kebisingan
DEFINISI BISING,KLASFISIKASIBISING
• KLASIFIKASI KEBISINGAN
Di tempat kerja, kebisingan diklasifikasikan ke dalam dua jenisgolongan besar (Tambunan, 2005) :
1. Kebisingan tetap (unsteady noise) dipisahkan lagi menjadi duajenis, yaitu :
a. Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequencynoise) Kebisingan ini berupa “nada-nada” murni padafrekuensi yang beragam, contohnya suara mesin, suara kipas,dan sebagainya.
b. Broad band noise
Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noisesama-sama digolongkan sebagai kebisingan tetap (steadynoise). Perbedaannya adalah broad band noise terjadi padafrekuensi yang lebih bervariasi (bukan “nada” murni).
2. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjaditiga jenis, yaitu :
a. Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise)
Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktutertentu.
b. Intermittent noise
Sesuai dengan terjemahannya, intermittent noise adalahkebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalu lintas.
c. Impulsive noise
Kebisingan impulsif dihasilkan oleh suara-suara berintensitastinggi (memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat,misalnya suara ledakan senjata api dan alat sejenisnya
1. Faktor genetik
Gangguan pendengaran karena faktor genetik padaumumnya breupa gangguan pendengaran bilateral tetapidapat pula asimetrik dan mungkin bersifat statis maupunprogresif.
ETIOLOGI GANGGUAN PENDENGARAN
2. Faktor didapat
Infeksi
Neonatal hiperbilirubinemia
Masalah perinatal
Obat ototoksik
Trauma
Neoplasma
PP menteri tenaga kerja dan transmigrasi No.02/MEN/1980tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalampenyelenggaraan keselamatan kerja.
Peraturan menteri tenaga kerja RI No.01/MEN/1981 tentangkewajiban melapor penyakit akibat kerja
Peraturan menteri tenaga kerja RI No.per.05/02/1988 tentangpetunjuk teknis pedaftaraan pesertaan, pembayaran iuran,pembayaran iuran dan pelayanan jaminan sosial tenaga kerja.
Keputusan menteri tenaga kerja RI NO.KPTS.333/MEN/1989tentang diagnosa dan pelaporan penyakit akibat kerja
Kepres RI No.22/1993 tentang penyakit yang ditimbulkankarena hubungan kerja.
PP TENAGA KERJA DALAM KESEHATAN KERJA
APD merupakan peralatan yg harus disediakan olehpengusaha untuk karyawannya.
APD standart untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindungkepala, pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan,dan pelindung kaki.
ALAT PERLINDUNGAN DIRI
Jenis-jenis APD
• Jenis APD menurut bagian tubuh yang dilindungi ( AtjoWahyu, 2003).
1. Alat Pelindung Kepala
berdasarkan fungsinya dibagi:
a. Topi Pengaman (helmet), melindungi kepala dari kemungkinanbenturan atau pukulan dan kejatuhan benda.
b. Tudung atau topi, melindungi dari api, ketel uap dan korosif
c. Tutup Kepala, menjaga kebersihan kepala atau rambut danmencegah rambut terlilit bagian mesin yg berputar,
2. ALat Pelindung Mulut dan Hidung
APD ini biasa juga disebut masker yg berfungsi melindungibagian dalam tubuh melalui pernafasan hidung dan mulutdari pengaruh oksigen yg terkontaminasi dengan partikel debudan gas yg dapat merusak atau setidaknya menggaggupernafasan.
3. Alat Pelindung Telinga
APD telinga terdiri dari 2 jenis, yaitu ear plug yg dapatmenurunkan pajanan sebesar 6-30 dB, dan ear muff yg dapat menurunkan 20 - 40 dB.
4. ALat Pelindung Mata
APD mata biasanya disebut kaca mata, fungsinya selainmelindungi mata, juga melindungi muka atau wajah yg terdiridari berbagai bentuk disesuaikan dengan sumber bahaya ygdihadapi, seperti bahaya lemparan benda- benda kecil danlemparan bendabenda lainnya.
5. Alat Pelindung Tangan
APD ini disebut dengan sarung tangan. Fungsinya untukmelindungi tangan dari bahaya benda tajam, panas dandingin, radiasi, arus listrik, serta bahan kimia elektromagnetik
6. Alat Pelindung Kaki dan jari Kaki
APD yg umum digunakan adalah sepatu, namun harusdisesuaikan dengan tempat atau lingkungan kerja sesuaidengan risiko yg terjadi.
7. Alat Pelindung Tubuh
APD tubuh yang dimaksud adalah pakaian kerja yg khususberfungsi untuk melindungi badan atau tubuh. Terkadang adapekerjaan tertentu dalam waktu singkat harus memakaipelindung yg bertujuan agar tenaga kerja terpapar suatu sinarpanas dapat diperkecil atau diperhalus.
• Didalam menegakkan diagnosis NIHL, ahli THT harusmelakukan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik sertapemeriksaan audiologik. Dari anamnesis didapati riwayatpenah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalamjangka waktu yang cukup lama, biasanya lebih dari 5 tahun.Sedangkan pada pemeriksaan otoskopik tidak ditemukankelainan.Pada pemeriksaan tes penala didapatkan hasil Rinnepositip, Weber lateralisasi ke telinga yang pendengarannyalebih baik dan Schwabach memendek. Kesan jenis ketuliannyaadalah tuli sensorineural yang biasanya mengenai keduatelinga.
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSA
• Ketulian timbul secara bertahap dalam jangka waktubertahun-tahun, yang biasanya terjadi dalam 8 – 10 tahunpertama paparan.5 Pemeriksaan audiometri nada murnididapatkan tuli sensorineural pada frekwensi tinggi (umumnya 3000 – 6000 Hz ) dan pada frekwensi 4000 Hzsering terdapat takik ( notch ) yang patognomonik untuk jenisketulian ini.
• Sedangkan pemeriksaan audiologi khusus seperti SISI ( ShortIncrement Sensitivity Index ), ABLB ( Alternate BinauralLoudness Balance ) dan Speech Audiometry menunjukkanadanya fenomena rekrutmen ( recruitment ) yang khas untuktuli saraf koklea.Untuk menegakkan diagnosis klinik dariketulian yang disebabkan oleh bising dan hubungannyadengan pekerja, maka seorang dokter harusmempertimbangkan
faktor-faktor berikut :
1. Riwayat timbulnya ketulian dan progresifitasnya.
2. Riwayat pekerjaan, jenis pekerjaan dan lamanya bekerja.
3. Riwayat penggunaan proteksi pendengaran.
4. Meneliti bising di tempat kerja, untuk menentukan intensitasdan durasi bising yang menyebabkan ketulian.
5. Hasil pemeriksaan audiometri sebelum kerja dan berkalaselama kerja. Pentingnya mengetahui tingkat pendengaranawal para pekerja dengan melakukan pemeriksaanaudiometri sebelum bekerja adalah bila audiogrammenunjukkan ketulian, maka dapat diperkirakanberkurangnya pendengaran tersebut akibat kebisingan ditempat kerja.
6. Identifikasi penyebab untuk menyingkirkan penyebabketulian non industrial seperti riwayat penggunaan obat-obat ototoksik atau riwayat penyakit sebelumnya.
• Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknyadipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tidakmungkin dipindahkan dapat dipergunakan alat pelindungtelinga yaitu berupa sumbat telinga ( ear plugs ), tutup telinga( ear muffs ) dan pelindung kepala ( helmet ). Oleh karena tuliakibat bising adalah tuli saraf koklea yang bersifat menetap (irreversible ), bila gangguan pendengaran sudahmengakibatkan kesulitan berkomunikasi dengan volumepercakapan biasa, dapat dicoba pemasangan alat bantudengar ( ABD ). Apabila pendengarannya telah sedemikianburuk, sehingga dengan memakai ABD pun tidak dapatberkomunikasi dengan adekuat, perlu dilakukan psikoterapisupaya pasien dapat menerima keadaannya.
PENANGGULANGAN
• Latihan pendengaran ( auditorytraining ) juga dapat dilakukan agarpasien dapat menggunakan sisapendengaran dengan ABD secaraefisien dibantu dengan membacaucapan bibir ( lip reading ), mimik dangerakan anggota badan serta bahasaisyarat untuk dapat berkomunikasi
• Tujuan utama perlindungan terhadap pendengaran adalahuntuk mencegah terjadinya NIHL yang disebabkan olehkebisingan di lingkungan kerja.
Program ini terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Pengukuran pendengaran
Test pendengaran yang harus dilakukan ada 2 macam, yaitu :
a. Pengukuran pendengaran sebelum diterima bekerja.
b. Pengukuran pendengaran secara periodik.
PENCEGAHAN
2. Pengendalian suara bising
Dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Melindungi telinga para pekerja secara langsung denganmemakai ear muff ( tutup telinga ), ear plugs ( sumbattelinga ) dan helmet ( pelindung kepala ).
b. b. Mengendalikan suara bising dari sumbernya, dapatdilakukan dengan cara :
- memasang peredam suara
- menempatkan suara bising ( mesin ) didalam suatu ruanganyang terpisah dari pekerja
3. Analisa bising
• Analisa bising ini dikerjakan dengan jalan menilai intensitasbising, frekwensi bising, lama dan distribusi pemaparan sertawaktu total pemaparan bising. Alat utama dalam pengukurankebisingan adalah sound level meter .
• Oleh karena jenis ketulian akibat terpapar bising adalah tulisaraf koklea yang sifatnya menetap, dan tidak dapat diobatisecara medikamentosa maupun pembedahan, makaprognosisnya kurang baik. Oleh sebab itu yang terpentingadalah pencegahan terjadinya ketulian
PROGNOSA
REFERENSI
• Yunita Murni Rambe Andrina.Gangguan Pendengaran AkibatBising.Fakultas Kedokteran.Bagian Ilmu Penyakit THT.USU
• Jacky Munilson,Yan Edward.Al Hapiz.Gangguan PendengaranAkibat Bising.Bagian THT.Bedah Kepala Leher.FK UniversitasAndalas RSUP Dr.M.Djanil Padang.
• Aryand,Efiaty Soerpadi et al.2007.Buku Ajar Ilmu KesehatanTHT Kepala dan Leher.
• Herianto,Ridwan.2009.Buku Ajar Kesehatan Kerja.Jakarta:EGC.
• Hatoatmodjo,Soekidjo.2011.Kesehatan Masyarakat IlmuSeni.Jakarta:Rineka Cipta.