Penjelasan Course Ventrikel Fibrilation

2
Penjelasan Penanganan pasien dengan cardiac arrest adalah dengan metode CAB (Compress-Airway-Breathing), karena itu penanganan awal adalah dengan memberikan pijat jantung sebanyak 30x, kemudian periksa nadi carotis klien, bila teraba periksa adanya Return Of spontanius Circulation (ROSC), yakni meliputi pernapasan, batuk, atau gerakan. tanda-tanda ROSC juga termasuk bukti dari teraba nadi atau tekanan darah terukur, kemudian Pertahankan kepatenan jalan nafas dan berikan O2 untuk membantu ventilasi klien, lalu raba arteri radialis klien untuk mengetahui aliran darah ke jaringan perifer dan ekstremitas, berikan infus pada klien. Jika terjadi hipotensi berikan inotropic sebagai terapi aritmia. koreksi kadar elektrolit pada klien. Tetap lakukan observasi selama pasien di rawat di ICU dan waspadai terjadinya cardiac arrest berulang. Bila saat perabaan nadi carotis tidak teraba lakukan pengecekan monitoring pada EKG, bila irama jantung ditemukan Course Ventrikel fibrilation segera lakukan defibrilasi dengan menggunakan DC-Shock, untuk single shock pertama gunakan monofasik Shock, yakni energy sebesar 200 J dan lakukan Cardio Pulmonal Resusitation (CPR) sebanyak 30 kali penekanan diikuti dengan 2 kali ventilasi, setiap tiupan berlangsung 1-1,5 detik. Kemudian cek kembali irama jantung, jika irama jantung berubah atau nadi teraba (unshockable) dan terdapat recovery ROSC lakukan penanganan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan jika asistole lakukan penanganan asistole. Bila shockable dan Irama jantung masih menunjukan coarse Ventrikel Fibrilation lakukan single shock kedua, yakni energi sebesar 200-300J dan lakukan Cardio Pulmonal Resusitation (CPR) sebanyak 30 kali penekanan diikuti dengan 2 kali ventilasi, kemudian berikan oepinefrine

Transcript of Penjelasan Course Ventrikel Fibrilation

Page 1: Penjelasan Course Ventrikel Fibrilation

Penjelasan

Penanganan pasien dengan cardiac arrest adalah dengan metode CAB (Compress-Airway-Breathing), karena itu penanganan awal adalah dengan memberikan pijat jantung sebanyak 30x, kemudian periksa nadi carotis klien, bila teraba periksa adanya Return Of spontanius Circulation (ROSC), yakni meliputi pernapasan, batuk, atau gerakan. tanda-tanda ROSC juga termasuk bukti dari teraba nadi atau tekanan darah terukur, kemudian Pertahankan kepatenan jalan nafas dan berikan O2 untuk membantu ventilasi klien, lalu raba arteri radialis klien untuk mengetahui aliran darah ke jaringan perifer dan ekstremitas, berikan infus pada klien. Jika terjadi hipotensi berikan inotropic sebagai terapi aritmia. koreksi kadar elektrolit pada klien. Tetap lakukan observasi selama pasien di rawat di ICU dan waspadai terjadinya cardiac arrest berulang. Bila saat perabaan nadi carotis tidak teraba lakukan pengecekan monitoring pada EKG, bila irama jantung ditemukan Course Ventrikel fibrilation segera lakukan defibrilasi dengan menggunakan DC-Shock, untuk single shock pertama gunakan monofasik Shock, yakni energy sebesar 200 J dan lakukan Cardio Pulmonal Resusitation (CPR) sebanyak 30 kali penekanan diikuti dengan 2 kali ventilasi, setiap tiupan berlangsung 1-1,5 detik. Kemudian cek kembali irama jantung, jika irama jantung berubah atau nadi teraba (unshockable) dan terdapat recovery ROSC lakukan penanganan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan jika asistole lakukan penanganan asistole. Bila shockable dan Irama jantung masih menunjukan coarse Ventrikel Fibrilation lakukan single shock kedua, yakni energi sebesar 200-300J dan lakukan Cardio Pulmonal Resusitation (CPR) sebanyak 30 kali penekanan diikuti dengan 2 kali ventilasi, kemudian berikan oepinefrine (andrenaline) melalui intravena atau secara oral sebesar 0,01 mg/bb kemudian cek kembali irama jantung, jika irama jantung berubah atau nadi teraba (unshockable) dan terdapat recovery ROSC lakukan penanganan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan jika asistole lakukan penanganan asistole. Bila shockable dan Irama jantung masih menunjukan coarse Ventrikel Fibrilation lakukan single shock ke tiga yakni energi sebesar 360J dan lakukan Cardio Pulmonal Resusitation (CPR) sebanyak 30 kali penekanan diikuti dengan 2 kali ventilasi, kemudian berikan obat-obatan anti aritmia (misal: amidarone 5mg/kg atau lidocine 1 mg/bb), jika irama jantung berubah atau nadi teraba, dan terdapat recovery ROSC lakukan penanganan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi apabila Irama jantung masih Coarse Ventrikel Fibrilation atau nadi tidak teraba lakukan tahapan Advance Cardiovascular Life Support (ACLS) berikutnya.