ventrikel takikardi c6.doc

download ventrikel takikardi c6.doc

of 30

description

emergency

Transcript of ventrikel takikardi c6.doc

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    1/30

    Pendahuluan

    Latar belakang

    Gangguan irama jantung dapat terkena pada siapa saja di dunia tanpa memperhatikandistribusi suku atau ras. Kematian mendadak yang berasal dari gangguan irama jantung

    diperkirakan mencapai angka 50 % dari seluruh kematian karena penyakit jantung. Gangguan

    irama jantung yang terjadi dapat berupa atrial fibrilasi, atrial flutter, blok jantung, ventrikel

    fibrilasi, ventrikel takikardi serta gangguan irama lainnya.1

    Gangguan irama jantung jenis atrial fibrilasi dapat meningkatkan resiko terserang stroke

    lima kali lipat dibandingkan populasi dengan irama jantung normal sehingga hal ini dapat

    menurunkan kualitas hidup penderitanya. Sejauh ini, atrial fibrilasi memberikan kontribusi

    terhadap 50.000 kasus stroke setiap tahunnya di Amerika Serikat. Sedangkan di Departemen

    Neurologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta diperoleh insidens atrial fibrilasi pada pasien

    stroke sekitar 2,2 %. Sedangkan data di ruang perawatan koroner intensif RSCM (2006),

    menunjukkan, terdapat 6,7% pasien mengalami atrial fibrilasi. 1

    Jenis gangguan irama jantung lainnya yang sering menyebabkan kematian mendadak adalah

    ventrikel fibrilasi yang sering terjadi bersama ventrikel takikardi. Hal ini menyebabkan sekitar

    300.000 kematian per tahunnya di Amerika Serikat. Kelainan ini juga ditemukan sebanyak 0,06

    0,08 % per tahunnya pada populasi dewasa. Ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi merupakan

    kelainan pertama yang paling sering terjadi akibat sindrom koroner akut dan merupakan penyebab

    50 % kematian mendadak, yang biasanya terjadi 1 jam setelah onset infark miokard.1

    Dengan tingkat waktu pengisian yang terbatas ini, volume sekuncup akan berkurang atau tidak

    ada. Hal ini menyebabkan sekitar 300.000 kematian per tahunnya di Amerika Serikat. Kelainan

    ini juga ditemukan sebanyak 0,060,08 % per tahunnya pada populasi dewasa. Ventrikel fibrilasi

    dan ventrikel takikardi merupakan kelainan pertama yang paling sering terjadi akibat sindrom

    koroner akut dan merupakan penyebab 50 % kematian mendadak, yang biasanya terjadi 1 jam

    setelah onset infark miokard.

    1

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    2/30

    Anamnesis

    Anamnesis yang dilakukan adalah alloanamnesis. Hal ini disebabkan karena pasien tidak mampu

    untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dokter. Alloanamnesis biasa dilakukan oleh

    dokter kepada keluarga pasien atau orang yang mengantar pasien ke rumah sakit. Anamnesis yang

    ditanyakan adalah:

    a. Keluhan utama

    Pada kasus keluhan utamanya adalah tidak sadarkan diri

    b. Keluhan tambahan

    Keluhan tambahan adalah keluhan yang mengikuti keluhan utama. Pada kasus tidak terdapat

    keluhan tambahan.

    c. Riwayat penyakit terdahulu

    Pada kasus, terdapat riwayat serangan jantung pada 2 tahun yang lalu dan riwayat hipertensi

    sejak 15 tahun yang lalu

    d. Riwayat penyakit keluarga

    Pada riwayat keluarga ditanyakan apakah keluarga pernah mengalami hal yang sama dengan

    pasien, adakah penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit genetik lainnya

    e. Riwayat pengobatan

    Ditanyakan pula apakah pasien pernah mendapatkan pengobatan untuk penyakitnya dan

    faktor yang memperberat penyakitnya. Bagaimana hasil pengobatan tersebut, apakah

    mengalami perbaikan atau perburukkan.

    f. Pertanyaan tambahan lainnya

    Sudah berapa lama pasien tidak sadar?

    Apakah pasien mengalami trauma seperti jatuh?

    Apakah warna kulit pasien?

    Apakah sebelum pasien tidak sadarkan diri, pasien tampak pucat, kemerahan, kebiruan,

    dan berkeringat?

    Bagaimana pola hidup pasien?

    Pengobatan kegawatdaruratan

    Pengobatan kegawatdaruratan dilakukan dengan CAB yaitu circulation, airway, dan breathing.

    CAB diindikasikan pada kepada siapapun yang telah dalam keadaan tidak sadar dan ditemukan

    tidak berdenyut. Kehilangan dari aktivitas jantung yang efektif adalah biasanya disebabkan karena

    inisiasi spontan dari aritmia nonperfusi, terkadang disebut sebagai aritmia malignan. Aritmia

    nonperfusi tersering adalah termasuk:

    2

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    3/30

    a. VF

    b. VT tak berdenyut

    c. PEA (Pulseless electrical activity)

    d. Asistol

    e. Bradikardia tak berdenyut (pulseless bradycardia)

    Meskipun defibrilasi telah menunjukan peningkatan kelangsungan hidup untuk VF dan pulseless

    VT. CPR harus dimulai sebelum ritme diidentifikasi dan harus dilanjutkan sementara defibrilator

    dipasang dan dinyalakan. CPR harus dilanjutkan secepatnya setelah syok defibrilator sampai

    tahan pulsasi terbentuk.

    CAB juga dikontraindikasikan pada bayi baru lahir karena penyebab gagal napas pada bayi baru

    lahir adalah asfiksia sehingga harus didahului airway

    Tindakan kegawatdaruratan menurut AHA 2010 pada tabel 1 adalah:1

    a. Bukan ABC lagi tapi CAB

    Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal ABC: airway, breathing

    dan chest compressions, yaitu buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Saat

    ini kompresi dada didahulukan, baru setelah itu kita bisa fokus pada airway dan breathing.

    Pengecualian satu-satunya adalah hanya untuk bayi baru lahir. Namun untuk RJP bayi, RJP

    anak, atau RJP dewasa, harus menerima kompresi dada sebelum kita berpikir memberikan

    bantuan jalan nafas.

    b. Tidak ada lagi looking, listening dan feeling

    Kunci utama menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah dengan bertindak, bukan

    menilai. Telepon ambulans segera saat kita melihat korban tidak sadar dan tidak bernafas

    dengan baik. Percayalah pada nyali anda, jika anda mencoba menilai korban bernafas atau

    tidak dengan mendekatkan pipi anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja. Tapi tetap saja

    sang korban tidak bernafaas dan tindakan look feel listen ini hanya akan menghabiskan waktu

    c. Kompresi dada lebih dalam lagi

    Seberapa dalam anda harus menekan dada telah berubah pada RJP 20110 ini. Sebelumnya

    adalah 1 sampai 2 inchi (4-5 cm), namun sekarang AHA merekomendasikan untuk

    menekann setidaknya 2 inchi (5 cm) pada dada.

    d. Kompresi dada lebih cepat lagi

    Sebelumnya tertulis: tekan dada sekitar 100 kompresi per menit. Sekarang AHA

    merekomendasikan kita untuk menekan dada minimal 100 kompresi per menit. Pada

    kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.

    3

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    4/30

    e. Hands only CPR

    Ada perbedaan teknik dari yang tahun 2005, namun AHA mendorong RJP seperti ini pada

    2008. AHA masih menginginkan agar penolong yang tidak terlatih melakukan Hands only

    CPR pada korban dewasa yang pingsan di depan mereka. Pertanyaan besarnya adalah: apa

    yang harus dilakukan penolong tidak terlatih pada korban yang tidak pingsan di depan mereka

    dan korban yang bukan dewasa? AHA memang tidak memberikan jawaban tentang hal ini

    namun ada saran sederhana disini: berikan hands only CPR karena berbuat sesuatu lebih baik

    daripda tidak berbuat sama sekali.

    f. Kenali henti jantung mendadak

    RJP adalah satu-satunya tata laksana untuk henti jantung mendadak dan AHA meminta kita

    waspada dan melakukan RJP saat itu terjadi.

    g. Jangan berhenti menekan

    Setiap penghentian menekan dada berarti menghentikan darah ke otak yang mengakibatkan

    kematian jaringan otak jika aliran darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa

    kompresi dada untuk mengalirkan darah kembali. AHA menghendaki kita untuk terus

    menekan selama kita bisa. Terus tekan hingga alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk

    menilai keadaan jantung. Jika sudah tiba waktunya untuk pernafasan dari mulut ke mulut,

    lakukan segera dan segera kembali pada menekan dada.

    Perubahan tersebut menurut AHA adalah mendahulukan pemberian kompresi dada dari pada

    membuka jalan napas dan memberikan napas buatan pada penderita henti jantung. Hal ini

    didasarkan pada pertimbangan bahwa teknik kompresi dada lebih diperlukan untuk

    mensirkulasikan sesegera mungkin oksigen keseluruh tubuh terutama organ-organ vital seperti

    otak, paru, jantung dan lain-lain.

    Menurut penelitian AHA, beberapa menit setelah penderita mengalami henti jantung masih

    terdapat oksigen pada paru-paru dan sirkulai darah. Oleh karena itu memulai kompresi dada lebih

    dahulu diharapkan akan memompa darah yang mengandung oksigen ke otak dan jantung sesegera

    mungkin. Kompresi dada dilakukan pada tahap awal selama 30 detik sebelum melakukan

    pembukaan jalan napas (Airway) dan pemberian napas buatan (breathing) seperti prosedur yang

    lama.1

    4

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    5/30

    Tabel 1. Rekomendasi AHA.1

    AHA selalu mengadakan review guidelines CPR setiap 5 tahun sekali. Perubahan dan review

    terakhir dilakukan pada tahun 2005 dimana terjadi perubahan perbandingan kompresi dari 15 : 2

    menjadi 30 : 2.1

    Dengan perubahan ini AHA merekomendasikan agar segera mensosialisasikan perubahan ini

    kepada petugas medis, instruktur pelatihan, petugas p3k dan masyarakat umum

    Alasan untuk perubahan tersebut adalah:2

    a. Henti jantung terjadi sebagian besar pada dewasa. Angka keberhasilan kelangsungan hidup

    tertinggi dari pasien segala umur yang dilaporkan adalah henti jantung dan ritme Ventricular

    Fibrilation (VF) atau pulseless Ventrivular Tachycardia (VT). Pada pasien tersebut elemen

    RJP yang paling penting adalah kompresi dada (chest compression) dan defibrilasi otomatis

    segera (early defibrillation).

    b. Pada langkah A-B-C yang terdahulu, kompresi dada seringkali tertunda karena proses

    pembukaan jalan nafas (airway) untuk memberikan ventilasi mulut ke mulut atau mengambil

    alat pemisah atau alat pernafasan lainnya. Dengan mengganti langkah menjadi C-A-B maka

    5

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    6/30

    kompresi dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda satu siklus

    kompresi dada (30 kali kompresi dada secara ideal dilakukan sekitar 18 detik).

    c. Kurang dari 50% orang yang mengalami henti jantung mendapatkan RJP dari orang

    sekitarnya. Ada banyak kemungkinan penyebab hal ini namun salah satu yang menjadi alasan

    adalah dalam algoritma A-B-C, pembebasan jalan nafas dan ventilasi mulut ke mulut dalam

    Airway adalah prosedur yang kebanyakan orang umum temukan paling sulit. Memulai

    dengan kompresi dada diharapkan dapat menyederhanakan prosedur sehingga semakin

    banyak korban yang bisa mendapatkan RJP. Untuk orang yang enggan melakukan ventilasi

    mulut ke mulut setidaknya dapat melakukan kompresi dada.

    Seperti yang telah disebutkan, mulai RJP dengan algoritma C-A-B. Lakukan kompresi dada

    (pada gambar 1) sebanyak 30 kompresi (sekitar 18 detik). Kriteria penting untuk mendapatkan

    kompresi yang berkualitas adalah:1-3

    a. Frekuensi kompresi setidaknya 100 kali/menit

    b. Kedalaman kompresi untuk dewasa minimal 2 inchi (5 cm), sedangkan untuk bayi minimal

    sepertiga dari diameter anterior-posterior dada atau sekitar 1 inchi (4 cm) dan untuk anak

    sekitar 2 inchi (5 cm)

    c. Lokasi kompresi berada pada tengah dada korban (setengah bawah sternum). Petugas berlutut

    jika korban terbaring di bawah, atau berdiri disamping korban jika korban berada di tempat

    tidur (bila perlu dengan bantuan ganjalan kaki untuk mencapai tinggi yang diinginkan

    sehingga dan papan kayu untuk mendapatkan kompresi yang efektif selama tidak memakan

    waktu)

    d. Menunggu recoil dada yang sempurna dalam sela kompresi

    e. Meminimalisir interupsi dalam sela kompresi

    f. Menghindari ventilasi berlebihan

    g. Jika ada 2 orang maka sebaiknya pemberi kompresi dada bergantian setiap 2 menit

    Gambar 1. Kompresi Dada.

    Komplikasi

    Melakukan kompresi dada dapat menyebabkan fraktur pada tulang rusuk atau sternum, meskipun

    insidensi fraktur ini secara luas dinyatakan rendah

    6

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    7/30

    Pernafasan buatan tanpa menggunakan metode noninvasif sering menyebabkan insuflasi lambung.

    Hal ini dapat menyebabkan muntah, dimana dapat memperparah keadaan jalan napas atau

    aspirasi. Masalah ini dieliminasi dengan memasikan jalan napas invasif, dimana mencegah udara

    masuk kedalam esofagus

    Setelah itu melakukan langkah Airway dan Breathing. Kriteria penting pada Airway dan

    Breathing adalah:4

    a. Airway. Korban dengan tidak ada/tidak dicurgai cedera tulang belakang maka bebaskan jalan

    nafas melalui head tilt chin lift (gambar 2 dan 3). Namun jika korban dicurigai cedera tulang

    belakang maka bebaskan jalan nafas melalui jaw thrust (gambar 4)

    b. Breathing. Berikan ventilasi sebanyak 2 kali. Pemberian ventilasi dengan jarak 1 detik

    diantara ventilasi. Perhatikan kenaikan dada korban untuk memastikan volume tidal yang

    masuk adekuat

    Gambar 2. Head Lit-Chin Lift Manuver. Opening the airway.Top: Airway obstruction produced by the tongue and the epiglottis.

    Bottom: Relief by head-tilt/chin-lift.

    Gambar 3. Head Lit-Chin Lift Manuver.Perpendicular line reflects proper neck extension, i.e., a

    line along the edge of the jaw bone should be perpendicular to the surface on which the victim is

    lying.

    7

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    8/30

    Gambar 4. Jaw Thrust.

    Untuk pemberian mulut ke mulut langkahnya sebagai berikut:3

    a. Pastikan hidung korban terpencet rapat

    b. Ambil nafas seperti biasa (jangan terelalu dalam)

    c. Buat keadaan mulut ke mulut yang serapat mungkin

    d. Berikan satu ventilasi tiap satu detik

    e. Kembali ke langkah ambil nafas hingga berikan nafas kedua selama satu detik

    Jika tidak memungkinkan untuk memberikan pernafasan melalui mulut korban dapat dilakukan

    pernafasan mulut ke hidung korban.

    Untuk pemberian melalui bag mask pastikan menggunakan bag mask dewasa dengan volume 1-2

    L agar dapat memberikan ventilasi yang memenuhi volume tidal sekitar 600 ml.

    Setelah terpasang advance airway maka ventilasi dilakukan dengan frekuensi 6 8 detik/ventilasi

    atau sekitar 8-10 nafas/menit dan kompresi dada dapat dilakukan tanpa interupsi.

    Jika pasien mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernapasan bantuan, ventilasi

    dilakukan dengan kecepatan 5-6 detik/nafas atau sekitar 10-12 nafas/menit dan memeriksa denyut

    nadi kembali setiap 2 menit.

    Untuk satu siklus perbandingan kompresi dan ventilasi adalah 30 : 2, setelah terdapat advance

    airway kompresi dilakukan terus menerus dengan kecepatan 100 kali/menit dan ventilasi tiap 6-8

    detik/kali.

    RJP terus dilakukan hingga alat defibrilasi otomatis datang, pasien bangun, atau petugas ahli

    datang. Bila harus terjadi interupsi, petugas kesehatan sebaiknya tidak memakan waktu lebih dari10 detik, kecuali untuk pemasangan alat defirbilasi otomatis atau pemasangan advance airway.

    Pemeriksaan

    a. Pemeriksaan fisik

    Sebelum melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, dilakukan pemeriksaan tanda-

    tanda vital yang meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas dan suhu. Pada

    kasus, pasien menerita hipertensi sehingga pemeriksaan tekanan darah sangat penting. Selain

    itu pemeriksaan frekuensi nadi sangat penting untuk mendiagnosis apakah pasien menderita

    takikardi atau tidak.

    8

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    9/30

    Selain itu dilihat pula:

    Kesadaran pasien

    Kesadaran pasien dilihat menggunakan GCS. Nilai GCS terendah adalah bernilai 1 dan

    nilai GCS tertinggi adalah 15

    Apakah pasien tampak sakit berat?

    Adakah syok, hipotensi, atau defisit neurologis yang berlanjut?

    b. Pemeriksaan penunjang5-6

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah EKG. EKG adalah perbedaan potensial yang

    dibangkitkan oleh eksitasi di dalam jantung. EKG dapat memberikan informasi mengenaiposisi jantung, frekuensi, dan iramanya serta asal dan penyebaran potensi aksinya tetapi tidak

    dapat diketahui kontraksi dan kerja pemompaan jantung.

    Potensial EKG berasal dari perbatasan miokardium yang tereksitasi dan tidak tereksitasi.

    Miokardium yang tidak tereksitasi atau tereksitasi total (terdepolarisasi) tidak akan

    menghasilkan potensial yang dapat dilihat di EKG. Selama penjalaran bidang eksitasi melalui

    miokardium akan terjadi bermacam-macam potensial yang berbeda ukuran dan arah.

    Rekaman EKG menggambarkan gelombang, interval, dan segmen (defleksi ke atas +, ke

    bawah -). Gelombang P (normalnya < o,25 Mv, < 0,1 detik) merekam depolarisasi kedua

    atrium. Repolarisasi atrium tidak terlihat karena tenggelam di dalam defleksi berikutnya.

    Gelombang Q (Mv < R), R, S (R+S > 0,6 mV) secara bersama-sama disebut sebagai

    kompleks QRS (< 0,1 detik), sekalipun salah satu komponennya tidak ada. Kompleks ini

    merekam depolarisasi ventrikel. Gelombang T merekam repolarisasinya. Meskipun kedua

    proses ini berlawanan, gelombang T memiliki arah yang sama dengan kompleks QRS

    (sebagian besar sadapan biasanya +) karena urutan penyebaran eksitasi dan repolarisasi

    berbeda.

    Potensial aksi pada serabut yang pertama kali tereksitasi (dekat endokardium) bertahan lebih

    lama daripada serabut yang terakhir tereksitasi (dekat epikardium). Segmen PQ (depolarisasi

    atrium total) dan segmen ST (depolarisasi ventrikel total) mendekati nol mV (garis

    isoelektrik). Interval PQ ( < 0,2 detik) disebut juga waktu transmisi (atrioventrikular). Interval

    QT tergantung pada frekuensi denyut jantung. Interval QT normalnya adalah o,35-0,40 detik

    pada frekuensi denyut jantung 75 kali per menit (waktu yang diperlukan untuk depolarisasi

    dan repolarisasi ventrikel)

    9

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    10/30

    Pada kasus, pasien mengalami vibrilasi ventrikel dengan hasil EKG adalah:

    a. Durasi dan morfologi kompleks QRS

    Pada VT, urutan aktivitasi tidak mengikui arah konduksi normal (terganggu) sehingga

    bentuk kompleks QRS akan kacau dan durasi QRS menjadi panjang (biasanya > 0,12

    detik). Pedomanan umum yang berlaku adalah semakin lebar kompleks QRS semakin

    besar kemungkinan VT, khususnya bila> 0,16 detik. Pengecualian adalah VT yang

    berasal dari fasikel posterior berkas cabang kiri (idiopathic left ventricular tachicardia)

    yang memiliki kompleks QRS < 0,12 detik karena pada VT jenis ini lokasi reentry dekat

    dengan septum interventrikel seperti konduksi normal.

    Morfologi kompleks QRS bergantung pada asal fokus VT. Bila berasal dari ventrikel

    kanan akan memberikan gambaran morfologi blok berkas jantung kiri (left bundle

    branch block morphology) dan jika berasal dari ventikel kiri akan menunjukan gambaran

    blok berkas cabang kanan (right bundle branch block morphology). Klo morfologi QRS

    adalah RBBB maka takikardi adalah VT jika morgologi kompleks QRS adalah

    monomorfik atau bifasik (QR atau RS). Jika morfologi QRS alah LBBB maka akan

    menguatkan diagnosis VT jika adanya takik (notching) gelombang S atau nadi S yang

    lambat (> 70 milidetik).

    b. Laju dan irama

    Laju VT berkisar antara 120-300 kali per menit dengan irama yang teratur atau hampir

    teratur (variasi antara denyut < 0,04 detik). Jika takikardi disertai irama yang tidak teratur

    maka harus dipirkan adanya Atriol Fibrilasi (AF) dengan kondisi aberans atau

    preeksitasi.

    c. Aksis kompleks QRS

    Aksi kompleks QRS tidak hanya penting untuk diagnosis tapi juga untuk menentukan

    asal fokus. Adanya perubahan aksis > 40derajat baik ke kiri atau ke kanan umumnya

    adalah VT. Kompleks QRS pada sadapan aVR berada pada posisi-210 derajat dengan

    kompleks QRS negatif. Bila kompleks QRS menjadi positif pada saat takikardi sangat

    menyokong adanya VT yang berasal dari apeks mengarah ke arah bagian basal ventrikel.

    Aksis ke superior pada takikardi QRS yang melebar dengan morfologi RBBB sangat

    menyokong ke arah VT. Adanya takikardi QRS lebar dengan aksis inferior dan morfologi

    LBBB yang mendukung adanya VT yang berasal dari right ventricular outflow tract.

    d. Disosiasi antara atrium dan ventrikel

    Pada VT, nodus sinus terus memberikan impuls secara bebas tanpa ada hubungan dengan

    aktivitas ventrikel (atrium dikontrol oleh sinus dan ventrikel dikontrol oleh fokus

    10

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    11/30

    takikardi dengan laju lebih cepat) sehingga gelombang P yang muncul tidak berkaitan

    dengan kompleks QRS (dikenal dengan AV dissociation) seperti terlihat pada gambar 5.

    Adanya disosiasi AV sangat khas untuk VT walaupun adanya hubungan AV belum dapat

    menyingkirkan VT. Secara klinis disosiasi AV dapat dikenal dengan adanya variasi

    bunyi jantung satu dan variasi tekanan darah sistolik.

    Gambar 5. Gambaran Disosiasi AV PadaIdiopathic Left Ventrivular Tachycardia.6

    e. Capture beat and fusion beat

    Kadang-kadang saat berlangsung VT, impuls dari atrium dapat mendepolarisasi ventrikel

    melalui sistim konduksi normal sehingga memunculkan kompleks QRS yang lebih awal

    dengan ukuran normal (sempit) Keadaan ini disebut sebagai capture beat. Fusion beat

    terjadi bila impuls dari nodus sinus dihantarkan ke ventrikel melalui nodus

    atrioventrikular (nodus AV) dan bergabung dengan impuls dari ventrikel. Jadi ventrikel

    sebagian didepolarisasi dari sinus nodus dan sebagian dari ventrikel sehingga kompleks

    QRS berbentuk antara kompleks normal dan VT (gambar 6). Capture and fusion beat

    jarang ditemukan dan sangat untuk VT walaupun tidak adanya mereka bukan berarti VT

    dapat disingkirkan.

    11

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    12/30

    Gambar 6. Capture Beat and Fusion Beat.6

    f. Konfigurasi kompleks QRS

    Adanya concordance (kesesuaian) dari kompleks QRS pada sadapan dada sangat

    menyokong diagnosis VT. Kesesuaian postif kompleks QRS pada sadapan dada dominan

    positif menunjukan asal fokus takikardi dari dinding posterior ventrikel. Kesesuaian

    negatif kompleks QRS pada sadapan dada dominan negatif menunjukan asal fokus dari

    dinding anterior ventrikel. Kedua gambar tersebut dapat dilihat pada gambar 7.

    12

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    13/30

    Diagnosis

    Working diagnostic

    Ventricular takikardi7

    a. Takikardi ventrikular monomorfik

    b. Yang tidak berkelanjutan: 3 atau lebih kompleks QRS yang berurutan dari konfigurasi yang

    sama dan dari asal ventrikel pada kecepatan lebih dari 100 bpm.

    c. Berkelanjutan: bertahan lebih dari 30 detik atau membutuhkan intervensi untuk terminasi

    d. Takikardi ventrikular polimorfik: variasi beat to beatpada kompleks QRS

    e. Manifestasi klinik termasuk kematian karena serangan jantung mendadak, sinkop, dan near

    syncope.

    f. Paling sering dengan substrat iskemik dan depresi fungsi ventrikel kiri; dilatasi kardiomiopati

    idiopatik juga merupakan penyebab yang sering

    g. Cabang berkas reentry terjadi paling sering dengan dilatasi kardiomiopati idiopatik

    h. Takikardi ventrikular dengan struktur jantung normal merupakan hal yang langka

    i. Gambaran ventrikular takikardi yang terdapat pada gambar 8 dan 9.8

    Gambar 8. Ventrikel Takikardi.8

    13

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    14/30

    Gambar 9. Ventrikel Takikardi.

    Differential diagnostc

    Flutter Atrium:8

    a. Lebih jarang ditemui

    b. Dapat terjadi pada jantung normal atau lebih sering pada pasien yang sudah sakit jantung

    c. Flutter atrium juga sangat teratur

    d. Tampak gelombang P dengan frekuensi 250 sampai 350 denyut per menit

    e. Sering dihasilkan oleh sirkuit re-entery yang berjalan terutama di sekitar cincin katup

    trikuspid

    f. Pada flutter atrium, depolarisasi atrium terjadi sebegitu cepatnya sehingga tidak terlihat

    adanya gelombang P tersendiri yang dipisahkan oleh garis-garis yang rata. Garis dasar malah

    terus menerus naik-turun sehingga menghasilkan flutter. Pada beberapa sadapan, sadapan II

    dan III, gelombang ini tampak sangat jelas dan menghasilkan sesuatu yang disebut pola gigi

    gergaji (saw toothed pattern)

    g. Nodus AV yang kewalahan menghadapi sejumlah impuls atrium yang membombardirnya,

    nodus AV sama sekali tidak berepolarisasi tepat waktu untuk setiap gelombang berikutnya

    sehingga tidak semua impuls atrium berhasil melewati nodus AV untuk menghasilkan

    kompleks QRS

    14

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    15/30

    h. Padaflutter atrium,pemijatan karotis tidak akan mengubah irama

    i. GambaranFlutter atrium terdapat pada gambar 10.

    Gambar 10.Flutter Atrium.8

    Fibrilasi atrium8

    Pada fibrilasi atrium, aktivitas atrium benar-benar kacau dan nodus AV dapat dibombardir habis-

    habisan oleh > 500 impuls per menit. Jika pada flutter atrium yang bertanggung jawab

    memunculkan gambaran gigi gergaji yang teratur pada EKG adalah satu sirkuit reentry yang

    konstans, pada fibrilasi atrium yang bertanggung jawab adalah banyak sirkuit re-entery yang

    tercipta dengan cara yang sama sekali tidak dapat diperkirakan. Tidak ada gelombang P sejati

    yang dapat dilihat. Garis dasar malah tampak rata atau sedikit berupa undulasi. Nodus AV yang

    diharapkan pada serangan impuls atrium yang luar biasa mendadak ini hanya mampu sesekali

    menyalurkan impuls pada interval yang berbeda-beda dan menghasilkan frekuensi ventrikel yang

    sangat tidak teratur atau irregular (diantara 120 sampai 180 kali per menit). Namun, respon

    ventrikel yang lebih lambat atau lebih cepat sering dapat terlihat. Gambaran atrium fibrilasi

    terdapat pada gambar 11.

    Tampilnya kompleks QRS yang sangat tidak teratur ini tandanya pada gelombang P yang tidak

    jelas merupakan kunci untuk mengenali fibrilasi atrium. Bentuk menyerupai gelombang yang

    sering terlihat pada pengamatan seksama garis dasar yang berundulasi disebut gelombang

    fibrilasi.

    Pemijatan karotis dapat memperlambat frekuensi ventrikel pada fibrilasi atrium tetapi jarangdigunakan pada keadaan ini karena diagnosisnya biasanya sudah jelas.

    15

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    16/30

    Gambar 11. Atrium Fibrilasi.8

    Patofisiologi5

    Gangguan irama (aritmia atau disaritmia) adalah perubahan pada pembentukan atau penyebaran

    eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi atrium atau ventrikel atau transmisi

    atrioventrikular. Gangguan ini dapat mengenai frekuensi, keteraturan, dan tempat pembentukkan

    potensial aksi.

    Pembentukan potensial aksi di nodus sinus terjadi dengan frekuensi 60-100 kali per menit

    (biasanya 70-80 kali per menit pada saat istirahat. Saat tidur atau pada atlet terlatih yang sedang

    istirahat (vagotonia) dan pada hipotiroidisme, frekuensi denyut jantung dapat menurun hingga

    kurang dari 60 kali per menit (bradikardia sinus). Pada saat latihan fisik, kegembiraan , demam,

    atau hipertiroidisme, frekuensi ini dapat meningkat hingga di atas 100 kali per menit (takikardia

    sinus). Pada keadaan di atas, irama jantung tetap teratur dan frekuensinya bervariasi sesuai

    pernapasan. Frekuensi meningkat pada saat inspirasi dan menurun pada saat ekspirasi.

    Takikardi ventrikel ditandai oleh serangkaian depolarisasi ventrikel yang cepat. Onsetnya sering

    kali disertai ekstradistole (ES). Pengisian dan ejeksi ventrikel berkurang dan terjadi fibrilasi

    ventrikel yang berfrekuensi tinggi. Jika tidak dilakukan untuk mengatasinya, keadaan ini dapat

    bersifat fatal seperti henti jantung karena tidak ada aliran darah.Etiologi

    Berdasarkan etiologi, ventrikular takikardi dikelompokkan menjadi:6

    a. Ventrikular takikardi idiopatik (Idiopathic VT)

    Dijumpai pada pasien dengan jantung normal (tidak ada kelainan struktural). Umumnya VT

    tidak berbahaya, tidak mengganggu hemodinamik, dan tidak menyebabkan kematian

    mendadak (suddent cardiac death). Namun bila VT timbul dengan laju yang cepat dapat

    menyebabkan sinkop. Karena disebabkan oleh fokus ektopik yang terbatas pada satu lokasi

    maka umumnya sangat mudah dihilangkan dengan cara ablasi kateter.

    16

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    17/30

    Dibedakan menjadi 2 macam yang terdapat pada tabel 2.

    Tabel 2. Perbandingan VT Idiopatik Alur Keluar Ventrikel Kanan dan VT idiopatik Alur

    Keluar Ventrikel Kiri.6

    Idiopathic Alur Keluar Ventrikel Kanan Idiopathic Alur Keluar Ventrikel Kiri

    Pasien Perempuan muda Pria usia muda

    Etiologi Ketegangan Sensitif verapamil (terbanyak)

    Emosi Sensitif terhadap adenosin

    Aktivitas fisik Sensitif terhadap propanolol

    VT monomorfik yang berulang yang timbul

    saat istirahat

    Gambaran Takikardi dengan kompleks QRS yang lebar

    Takikardi dengan morfologi kompleks QRS

    berbentuk blok bercabang kanan (RBBB) dengan

    EKG axis superiorMorfologi kompleks QRSLeft Branch Block(LBBB) pada sadapan V1

    Kompleks QRS Yang tidak terlalu lebar karena

    fokus takikardi dekat dengan septum

    Aksis kompleks QRS ke arah inferior (Right

    Axis Deviation) atau normal Lokasi jaringan konduksi normal

    Takikardi ini sering dikelirukan dengan SVT karena

    kompleks QRS tidak terlalu lebar dan sensitif

    terhadap verapamil sehingga dapat diterminasi

    dengan verapamil seperti umumnya SVT

    Pengobatan

    Exercise induced VTditerapi dengan -blocker(metoprolol sampai dosis optimal 2 x

    100 mg/hari)

    Pada pasien yang simptomatik dapat diberikan

    terapi obat-obatanPasien tetap bergejala diberikan terapi definitif

    dengan ablasi kateter. Keberhasilan

    tindakannya berkisar 70-85% dengan angka

    komplikasi yang rendah (perforasi)

    Bila gagal dilakukan eliminasi dengan ablasi kateter

    dengan keberhasilan rata-rata 87%. Ablasi kateter

    diindikasikan pada pasien yang tidak ingin minum

    obat dalam jangka waktu lama

    b. Ventrikular takikardi pada kardiomiopati dilatasi non-iskemia

    Ditemukan sekitar 40% pada pasien kardiomiopati idiopatik (non-ischemic) dan 6% dari

    seluruh jenis VT yang dirujuk ke laboratorium elektrofisiologi. Secara klinis, VT jenis ini

    bersifat berbahaya sehingga menyebabkan sinkop atau henti jantung. Pada EKG biasanya

    ditandai oleh kompleks QRS dengan morfologi blok berkas cabang kiri (LBBB). Takikardi

    dapat dihilangkan dengan melakukan ablasi kateter pada berkas cabang kanan tapi kesintasan

    pasien menurun karena adanya disfungsi ventrikel kiri sebagai penyerta.

    c. Ventrikular takikardi iskemia (Ischemia VT)

    VT iskemia disebabkan oleh penyakit jantung koroner seperti infark miokard akut. Secara

    prognostik, VT jenis ini sangat penting karena dapat menyebabkan kematian jantung

    mendadak. VT iskemik terjadi karena adanya reentry akibat adanya jaringan parut di sekitar

    17

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    18/30

    jaringan sehat. Secara umum, semakin luas jaringan infark semakin besar peluang terjadinya

    reentery. VT iskemia cenderung bersifat fatal karena dapat berdegenerasi menjadi fibrilasi

    ventrikel dan kematian mendadak. Prediktor kematian jantung mendadak karena adanya

    riwayat serangan jantung sebelumnya , penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi < 40%),

    dan adanyapremature ventricular contraction yang sering.

    Terapi VT iskemia pada umumnya adalah dengan obat-obatan. Sedangkan ablasi kateter pada

    VT iskemia belum memberikan hasil yang memadai.

    Adapula etiologi tentang pingsan yang terdapat pada tabel 3.

    Tabel 3. Etiologi Pingsan.9-11

    penyakit Gejala klinis pemeriksaan penatalaksanaan

    sistem saraf

    pusat

    Epilepsi Terjadi

    gangguan

    kesadaran,

    kejang tonik

    sejenak diikuti

    dengan kejang

    klonik maupun

    tidak parsial

    maupun general.

    Dan berulang

    EEG, defisit

    neurologis(bicara, IQ)

    Obat epilepsi dan

    penaganan kejang ( asam

    valproat)

    tumor Mual,muntah, sakit

    kepala berat, defisit

    neurologi tergantung

    letak

    CT-scan, biopsi,MRI, central

    nekrosis

    operasi dan kemotrapi

    radioterapi tergantung

    jenis tumor dan

    stadiumnya

    stroke Defisit neurologis

    yang akut dan

    menetap , disatria,

    defiasi lidah,

    asismetri wajah,hemiplagi, athaxsia,

    Refleks dalam meningkat,

    hipertonik, babiski positif,

    MRI. CT-scan, pemeriksaan

    saraf kranial, kekuatan otot

    menurun, angiografi

    Tergantung jenis stroke,

    iskemik obat anti

    trombotik, ninodipin,

    hemoragik embolisasi

    18

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    19/30

    sakit kepala berat

    TIA Defisit neurologis

    akut yang hilang

    kurang dari 24 JAM

    Sama dengan stroke Pemberian anti trombotik

    untuk mencegah serangan

    berikutnya

    metabolik

    hipoglikemia laper, tremor, bingung,

    hipersalivasi,

    hiperandregenik

    Gula darah

    sewaktu, sebelum

    dan sesudah

    pemberian

    dekstrosa

    Minum larutan

    gula jika sadar kan

    diri 10-30 mg,

    tidak sadarkan diri

    bolus dekstrosa

    pemberian

    glukagon pada

    orang dengan

    terapi insulin

    Ketoasidosis diabetik Riwayat DM sebelumnya,

    pernapasan cepat dan

    dalam, dehidrasi,

    hipovolemik sampai syok,

    muntah-muntah, nyeri

    perut yang menonjol, bau

    aseton dari mulut

    Kadar glukosa >

    250mg%

    Ph600mg%

    Osmolaritas

    serum>

    350mOsm/kg

    Bikarbonat

    serum

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    20/30

    dan penurunan kesadaran,

    dehidrasi, hipotensi

    postrunal

    Krisis tiroid Gejala tirosikosis

    bertambah hebat

    ( penurunan berat badan,

    letih,tidak tahan padas,

    palpitasi, sesak napas,

    angina gagal jantung,

    sinus takikardi, fibrilasi

    antrium, gugup, aglitasi,

    tremor, mistenia

    gravis,streatore, struma

    difus nodosa, penglihatan

    kabur,diplopia,miksedem

    a,ulserasi

    kornea,berkeringat

    berlebih

    T3 meningkat, T4

    meningkat, TSH

    rendah,

    Rehidrasi cairan

    linger asering,

    ringer laktat,iv

    kalori, PTU,

    digitalis,

    propanolol

    Koma hepatik Kesadaran menurun,

    asietes, penyakit hepatitis,

    kaku otot, fungsi hati

    menurun, penurunan

    intelektual,takikardi,

    demam,kejang, hipotensi,

    bradikardi edema otak,

    fektor hepatik dan amino

    SGOT, SGPT,

    AGD, ureum,

    EEG, amonia

    darah meningkat

    Penanganan

    penyakit

    dasar,diet rendah

    protein

    Toksin

    Gol. Opiat: narkotika,

    barbiturat, benzodiazepin,

    meprebamat, etanol

    Koma, depresi

    napas,miosis, hipotensi,

    bradikardi, hipotermia,

    edema paru, bising usus

    menurun, hiporefleksi,

    Pemeriksaan

    urine cairan

    lambung

    ABC,

    auto/alloanemsia,

    norit, pencahar,

    ipekak, bilas

    lambung, dan

    20

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    21/30

    dan kejang pemberian antidot

    Gol.simpatomimetik:Amfet

    amin,

    MDMA,kokain,dekogestan,

    intosikasi teofilin, kafein

    Agitasi, takikarida,

    takipneu. Dilusi, pranoid

    hipertensi, midriasis,

    hiperrefleksi,

    kejang,hipotensi, aritmia

    Urine, cairan

    lambung

    Sama dengan di

    atas

    Organofosfat SLUDGE (salivation,

    lacrimation, urination,

    diarrhea, GI upset,

    emesisDUMBELS

    (diaphoresis and diarrhea;

    urination; miosis;

    bradycardia, , VF,

    bronchospasm,

    bronchorrhea; emesis;

    excess lacrimation; and

    salivationtakikardia,

    bradikardia, VT, torsa de

    pointes, convulsion,

    anxiety, restlessness,

    emotional instability

    FBC, ABG, FBC,

    BSL, LFT,EUC.

    ECG,CXR,

    spirometri, lipase

    Atropin,

    pralidoxime, non

    opioid analgesic

    hemodinamik

    Syok Tekanan darah rendah,

    takikardi, sistol kurangdari 100mmhg atau 10 %

    dari tekanan darah yang

    diketahui, hipoperfusi

    perifer, vasokontruksi,

    akral dingin, lembab,

    sianosis, status mental

    tergangu(bingung,agitasi,

    koma, oligouria atau

    Darah,

    pendarahan,EKG ,urine

    A,B,C,D,E, dan

    secundery survey,perbaikan cairan

    dan elektrolit

    tubuh, dan

    penaganan

    penyebab dari

    syok tersebut

    21

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    22/30

    anuria, asidosis

    metaabolik

    Syok hipovolemik Hipotensi atrial,

    peningkatan tahanan

    vaskuler sistemik, dan

    takikardi, luka bakar dan

    dehidrasi

    Hentikan

    perdarahan,Pembe

    rian kristaloid,

    NaCl 0.9/ringer

    laktat, RPC

    Syok kardiogenik Tekanan sistolik rendah,

    5,5ml/dl,

    penurunan index jantung,

    peningkatan PCPW

    >15mmhg

    Foto thorak

    membesar

    jantung maupun

    normal,edema

    paru,EKG

    Syok sepsis Suhu >38

    o

    C atau >36

    o

    C,takikardi > 90,

    pernapasan >20 x

    permenit, PaCO2

    12000/mm3, < 4000

    Pemeriksaandarah lengkap,

    suhu tubuh

    Pengobatanbakteri spesifik

    yang

    menyebabkan

    sepsis,fluid terapi.

    Syok anafilatik Mata bengkak tanda-

    tanda alergi, edemasetempat,brongkospasme,

    stridor, nyeri perut, diare,

    muntah-muntah kejang,

    aritmia jantung, hipotensi

    Andrenalin,kortik

    ostroid, dan antihistamin

    vaskular

    Penyakit jantung koroner Angina pectoris,dipepsia

    pada orang tua

    EKG ST segmen

    elevasi, treadmill

    Nitrogloserin

    sublingual,

    22

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    23/30

    test,echocardiogr

    afi,VT

    PTCA,CABG,

    stand jantung

    Infark miokar akut Nyeri dada serupa dengan

    angina tetapi intensif

    intensif dan menetap

    lebih 30 menit, tidak

    menghilang saat

    istrirahat,nausea,

    berkeringat,pucat,

    takikardi, bunyi jantung

    III

    EKG elevasi

    segmen ST

    sampai inversi gel

    T, VT, kreatinine

    fosfoskinase,

    SGOT, LDH, alfa

    hidroksi butirat

    dehidrokinase,

    troponin T.

    CKMB

    meningkat

    Istirahat total diet

    makanan, oksigen,

    antikuagulan,

    trombolisis

    Kardiomiopati dilatasi Gejala gagal jantung kiri

    di ikuti gagal jantung

    kanan, nyeri dada,bunyi

    derap dan bising

    regurgitasi mitral

    EKG hipertrofi

    ventrikel kiri,

    kelainan

    gelombang ST

    dan T, VT, foto

    thorak

    pembesaran

    jantung,

    ekokardiogram,

    biopsi

    Transplatasi

    jantung

    Kardiomiopati hipertrofik Nyeri dada yang tidak

    berhubugan dengan

    aktifitas. Sinkop, dispnea,

    setetelah aktifitas,

    Pembesaran jantung

    ringan, bising ejeksi

    sistolik yang berubah-

    ubah, bisa hilang atau

    berkurang bila pasien

    EKG hipertrofi

    ventrikel kiri,

    kelainan T dan

    ST non spesifik,

    pembesaran

    jantung kiri,

    ekokardiogram

    Beta adregenik cth

    propanolol, gol

    antagonis

    kalsium,pace

    marker

    23

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    24/30

    berubah posisi berdiri lalu

    jongkok

    Penyakit jantung

    hipertension

    Hipertensi, suara jantung

    4, hipovolemik,hipertrofi

    jantung ventrikel

    kiri,sesak napas,

    Fotothorak

    jantung

    membesar dalam

    batas normal,

    elogasio

    aorta,pemeriksan

    Ht dan ureaum

    kreatinin untuk

    melihat fungsi

    ginjal, dan

    eletrolit,

    Obat hipertensi

    Pengobatan Pasca Kegawatdaruratan

    Pengobatan dibedakan menjadi 2 yaitu:6

    a. Tatalaksana pada keadaan akut

    Bila keadaan hemodinamik stabil, terminasi Ventrikular Takikardi (VT) dilakukan denganpemberian obat-obatan secra intravena seperti amoidaron, lidokaine, dan prokainamid. Dua

    obat yang pertama tersedia di Indonesia. Amiodaron dan prokainamid lebih unggul

    dibandingkan dengan lidokain.

    Amiodaron dapat diberikan dengan dosis pembebanan (loading dose) 15 mg/menit diberikan

    dalam 10 menit dan diikuti dengan infus kontinu 1 mg/menit selama 6 jam dan dosis

    pemeliharaan 0.5 mg/menit dalam 18 jam berikutnya. Bila gagal dengan obat, dilakukan

    kardioversi eletrik yang dapat dimulai dengan energi rendah yaitu 10 joule dan 50 joule.

    Dalam tatalaksana akut perlu dicari faktor penyebab yang dapat dikoreksi seperti iskemia,

    gangguan elektrolit, hipotensi, dan asidosis.

    Bila keadaan hemodinamik tidak stabil (hipotensi, syok, angina, gagal jantung, dan gejala

    hipoperfusi otak) maka pilihan pertama adalah kardio elektrik.

    b. Tatalaksana jangka panjang

    24

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    25/30

    Tujuan terapi jangka panjang adalah mencegah kematian mendadak. Pada pasien VT non-

    sustained dan bergejala dapat diberikan obat -blocker.Bila tidak efektif diberikan sotalol

    atau amiodaron.

    Pada pasien dengan triwayat infark miokard akut dan penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi

    ejeksi < 35%), terdapat VT yang tidak dapat dicetuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan

    obat maka Implanttable Cardioverter Defibrillator (ICD) lebih unggul dalam menurunkan

    mortalitas. Untuk pencegahan sekunder kematian mendadak (pasien yang berhasil

    diselamatkan dari aritmia fatal) pada pasien pasca infark miokard dengan penurunan fungsi

    ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih unggul daripada amiodaron.

    Pencegahan

    Untuk mencegah hipertensinya dapat dilakukan dengan:12

    a. Mengurangi konsumsi garam

    Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam dapur untuk diet setiap

    hari.

    b. Menghindari kegemukan (obesitas)

    Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan (b.b) normal atau tidak

    berlebihan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 10% dari berat badan normal.

    c. Membatasi konsumsi lemak

    Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar

    kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam

    dinding pembuluh darah. Lama kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan

    menyumbat pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian, akan

    memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi.

    d. Olahraga teratur

    Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan

    kolesterol dan pembuluh nadi.

    Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh (latihan

    isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan

    melakukan olahraga yang menegangkan seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan

    yang berat bahkan dapat menimbulkan hipertensi.

    e. Makan banyak buah dan sayuran segar

    25

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    26/30

    Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak

    mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.

    f. Tidak merokok dan minum alkohol

    g. Latihan relaksasi atau meditasi

    Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan jiwa. Relaksasi

    dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan

    sesuatu yang damai, indah, dan menyenangkan. Relaksasi dapat pula dilakukan dengan

    mendengarkan musik, atau bernyanyi.

    h. Berusaha membina hidup yang positif

    Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang

    menumpuk menjadi tekanan atau beban stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan

    stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan menimbulkan sakit

    kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi. Agar terhindar dari efek

    negative tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif. Beberapa cara untuk

    membina hidup yang positif adalah sebagai berikut:

    1) Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah

    2) Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu untuk kegiatan santai

    3) Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain menyelesaikan

    bagiannya

    4) Sekali-sekali mengalah, belajar berdamai

    5) Cobalah menolong orang lain

    6) Menghilangkan perasaan iri dan dengki

    Komplikasi

    Hipertensi membiarkan jantung bekerja lebih keras dan membiarkan proses perusakan dinding

    pembuluh darah berlangsung dengan lebih cepat. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit

    jantung dua kali dan meningkatkan resiko stroke delapan kali dibanding dengan orang yang tidak

    mengalami hipertensi.

    Selain itu hipertensi juga menyebabkan terjadinya payah jantung, gangguan pada ginjal dan

    kebutaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi dapat mengecilkan volume otak,

    sehingga mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dan intelektual. Yang paling parah adalah efek

    jangka panjangnya yang berupa kematian mendadak.

    26

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    27/30

    a. Penyakit jantung koroner dan arteri

    Ketika usia bertambah lanjut, seluruh pembuluh darah di tubuh akan semakin mengeras,

    terutama di jantung, otak dan ginjal. Hipertensi sering diasosiasikan dengan kondisi arteri

    yang mengeras ini.

    b. Payah jantung

    Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu lagi

    memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot jantung

    atau system listrik jantung.

    c. Stroke

    Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya stroke, karena tekanan darah yang terlalu

    tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini

    terjadi pada pembuluh darah di otak, maka terjadi perdarahan otak yang dapat berakibat

    kematian. Stroke juga dapat terjadi akibat sumbatan dari gumpalan darah yang macet di

    pembuluh yang sudah menyempit.

    d. Kerusakan ginjal

    Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal, yang

    berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan tersebut, ginjal

    menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali kedarah. Gagal ginjal dapat terjadi

    dan diperlukan cangkok ginjal baru.

    e. Kerusakan penglihatan

    Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga mengakibatkan

    mata menjadi kabur atau kebutaan.

    Prognosis

    Pada penyakit ventrikular takikardi idiopatik prognosis nya tidak terlalu parah dibandingkan

    dengan ventrikular takikardi iskemik dan ventrikular takikardi pada kardiomiopati dilatasi non-

    iskemik karena menyebabkan henti jantung.

    27

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    28/30

    Kesimpulan

    Penyakit takikardi ventrikular merupakan bagian dari aritmia ventrikel. Fokus takikardi berasal

    dari ventrikel (kiri atau kanan) atau akibat proses reentry pada salah satu bagian dari berkas

    cabang. Dari rekaman EKG memberikan gambaran kompleks QRS yang lebar (> 0,12 detik).

    Pengenalan VT menjadi penting dalam keadaan kegawatdaruratan. Pengenalan VT juga harus

    mencakup identifikasi etiologi, sumber fokus, terapi, dan prognosisnya. VT idiopatik misalnya,

    dapat diterapi secara definitif dengan ablasi kateter dan sangat jarang menyebabkan kematian

    mendadak serta memiliki prognosis yang baik. Sebaliknya VT iskemia memberikan risiko tinggi

    untuk terjadinya kematian mendadak (suddent cardiac death) akibat aritmia fatal.

    28

  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    29/30

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Michael RS, Marc DB, Robert AB, Farhan B, John EB, Clifton WC, et al. Highlights of

    the 2010 AHA guidelines for CPR and ECC. AHA 2010;2-5

    2. Robert A. Berg, Robin H, Benjamin SA, Tom PA, Diana MC, Mary FH, et al. Part 5: adult

    basic life support: 2010 American Heart Association Guidelines for cardiopulmonary

    resuscitation and emergency cardiovascular care. AHA 2010;122;S685-S705.

    3. John M. Field. Part 1: executive summary: 2010 American Heart Association guidelines

    for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care. AHA

    2010;122;S640-S656.

    4. Andrew H. Travers, et al. Part 4: CPR Overview: 2010 American Heart Association

    Guidelines for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovascular care. AHA

    2010;122;S676-S684.

    5. Stefan S, Florian L. Teks dan atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: ECG; 2006.p.184-6.

    6. Departemen Penyakit Dalam FKUI. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Dalam: Yamin M,

    Sjaharuddin H, penyunting. Aritmia Ventrikel. Edisi ke-5. Jakarta: Interna Publishing;

    2009.p.1624-8.

    7. Michael HC, Komandoor S. Essentials of diagnosis and treatment in cardiology. Boston:

    Mc.Graw Hill Companies, Inc; 2004.p. 160.

    8. Malcom ST. Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Edisi ke-5. Jakarta: EGC;

    2009.p.127-8,135.

    9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit

    dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Interna Publishing; 2010.p.

    10. Kabo P. Bagaimana mengunakan obat-obatan kardiovaskular secara rasional. Jakarta:

    Balai Penerbit Falkultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.p 105-175.

    11. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wahyu IW, Setiowulan W, Tiara AD, et all Kapita

    selekta kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia; 2000.

    12. Tuty K. Penatalaksanaan hipertensi pada lansia. Edisi 2007. www.ejournal.unud.ac.id, 10

    November 2012.

    29

    http://www.ejournal.unud.ac.id/http://www.ejournal.unud.ac.id/
  • 7/16/2019 ventrikel takikardi c6.doc

    30/30