Peningkatan Pemberantasan Korupsi Di Instansi Pemerintah ...

76
LAPORAN PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN Disusun Oleh: Nama : NDH : 04 Instansi : Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I ANGKATAN XL LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2018 Peningkatan Pemberantasan Korupsi Di Instansi Pemerintah Melalui Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

Transcript of Peningkatan Pemberantasan Korupsi Di Instansi Pemerintah ...

LAPORAN PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

Disusun Oleh: Nama : NDH : 04 Instansi : Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan

PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT I

ANGKATAN XL LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018

Peningkatan Pemberantasan Korupsi

Di Instansi Pemerintah Melalui Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi

ii LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam pemberantasan korupsi,

yang saat ini dipandang masih mengedepankan tindakan represif, perlu

ditingkatkan dengan memperluas dan mempertajam upaya yang bersifat

pencegahan korupsi. Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan

menggunakan Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi (Indeks EPK) diperlukan

untuk mendapatkan peta kondisi sistem pencegahan korupsi yang ada di seluruh

Kementerian/Lembaga dan Pemda yang berguna untuk perumusan kebijakan

dan strategi pencegahan korupsi di instansi pemerintah yang lebih fokus dan

terarah.

Dalam menjalankan kebijakan pengukuran indeks ini akan dibuat

Peraturan Kepala BPKP yang mengatur pemberlakuan penilaian efektivitas

pencegahan korupsi dengan Indeks EPK untuk seluruh instansi pemerintah

pusat dan daerah. Untuk mendukung Peraturan Kepala BPKP tersebut akan

disusun Indeks EPK yang metodologi penyusunannya akan diuji oleh pihak yang

berkompeten, pedoman operasionalisasi pengukuran indeks dan tata kelola

mekanisme pengukuran Indeks. Untuk menjaga akurasi, mempercepat proses

penghitungan, dan memudahkan pengelolaan informasi atas indeks tersebut

akan dikembangkan aplikasi Indeks EPK.

Penilaian efektivitas pencegahan korupsi dengan Indeks EPK ini

memberikan manfaat berupa dukungan kepada upaya pemerintah dalam

mengelola risiko korupsi dan mencegah korupsi dengan menetapkan tingkat

efektivitas pencegahan korupsi dan menyediakan data dan informasi dasar bagi

strategi pemberantasan korupsi. Indeks EPK dapat dimanfaat oleh pihak internal

BPKP, yaitu: 1) basis data (baseline) perbaikan tata kelola, peningkatan

manajemen risiko dan pengguatan pengendalian anti korupsi yang menjadi

dasar penyusunan strategi pengawasan bidang investigasi BPKP, 2) dasar dalam

identifikasi permasalahan korupsi dan strategi pemberantasan korupsi, 3) dasar

dalam menentukan unit organisasi sasaran terkait dengan target pengelolaan

risiko korupsi pada program – program pembangunan nasional, dan 4) sebagai

iii LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

instrumen koordinasi intra BPKP maupun dengan kementerian/lembaga, dan

pemerintah daerah, guna meningkatkan efektivitas capaian sasaran pengelolaan

risiko korupsi. Selain itu, pihak eksternal BPKP dapat memperoleh manfaat

berupa: 1) dasar pemberian insentif maupun disinsentif atas kinerja

pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, 2) dasar

pemetaan kondisi pelaksanaan pencegahan korupsi, 3) rerangka pengukuran

dan penilaian kemajuan upaya pencegahan korupsi, 4) peta jalan peningkatan

efektivitas pencegahan korupsi nasional, 5) alat komunikasi strategis, dan 6)

mendukung upaya pemberantasan korupsi nasional.

Dalam mendukung implementasi peningkatan pemberantasan korupsi di

instansi pemerintah melalui penilaian efektivitas pencegahan korupsi diperlukan

kebijakan implementasi indeks EPK, pedoman penerapan penilaian efektivitas

pencegahan korupsi yang memuat metodologi penyusunan indeks EPK,

termasuk pengaturan penilaiannya, dan aplikasi indeks EPK. Untuk mencapai

ketiga output utama ditetapkan 7 (tujuh) milestone jangka pendek, 2 (dua)

milestone jangka menengah, dan 3 (tiga) milestone jangka panjang.

Milestones jangka pendek (September s.d. November 2018) terdiri dari:

1) penyusunan rencana kerja, 2) penyusunan pedoman penilaian indeks EPK, 3)

pelaksanaan focus group discussion (FGD), 4) pelaksanaan sosialisasi indeks EPK,

5) pelaksanaan uji coba (piloting) Indeks EPK, 6) penyusunan legal drafting

Peraturan Kepala BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

dengan Indeks EPK, dan 7) pengembangan aplikasi penilaian efektivitas

pencegahan korupsi. Keseluruhan milestone tersebut telah dapat direalisasikan

tepat waktu.

Beberapa proses kegiatan telah dijalankan untuk mencapai masing-

masing milestones sesuai rencana. Perlu kejelian, koordinasi, dan komunikasi

yang baik untuk mengetahui kegiatan-kegiatan Sosialisasi, Workshop, ataupun

FGD yang diselenggarakan baik di kantor pusat maupun kantor Perwakilan

BPKP, kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang memungkinkan

penulis untuk masuk memberikan sosialisasi/internalisasi penilaian efektivitas

pencegahan korupsi dengan menggunakan Indeks EPK, piloting ataupun soft

launching aplikasi. Hal ini juga tidak terlepas dari dukungan Tim Efektif yang

solid dalam menjalankan proses kegiatan termasuk pengadministrasian dan

iv LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

pengumpulan evidence. Komitmen yang tinggi dari atasan langsung selaku

mentor dalam hal penggunaan sumber daya menjadi sangat penting bagi penulis

untuk dapat menjalankan serangkaian proses kegiatan-kegiatan untuk mencapai

milestones.

Dukungan dari stakeholders utama didapatkan setelah penulis

menghadap secara langsung untuk menjelaskan latar belakang, output, dan

manfaat dari proyek perubahan ini. Inovasi ini memperoleh dukungan dari 58

stakeholders utama dan 930 aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) pusat

dan daerah. Dukungan dari stakeholders utama beberapa diantaranya yaitu

Anggota VII BPK, Pimpinan KPK, Deputi Pengawasan Akuntabilitas dan

Reformasi Birokrasi Kementerian PAN dan RB, Deputi Bidang Hukum dan

Hankam Bappenas, Inspektur Utama Bappenas, Inspektur Jenderal Kementerian

ESDM, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, dan kepala daerah. Dukungan

dari pihak internal BPKP datang dari Kepala BPKP, Sekretaris Utama, dan para

Deputi Kepala BPKP, para Direktur, Kepala Pusat, Kepala Biro, Inspektur, dan

Kepala Perwakilan BPKP.

Hambatan utama pelaksanaan proyek perubahan ini adalah terbatasnya

sumber daya, khususnya anggaran. Hal ini disebabkan kegiatan proyek

perubahan tidak dianggarkan dan sulit untuk menggeser kegiatan dan anggaran

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, management by constraint dan tindakan

yang taktis serta kejelian menangkap kesempatan yang ada menjadi relevan

untuk diterapkan dan mendukung pencapaian milestones yang ditargetkan.

v LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, inayahNya, sehingga Laporan Pelaksanaan

Proyek Perubahan yang diberi judul “Peningkatan Pemberantasan Korupsi di

Instansi Pemerintah melalui Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi” dapat

diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini merupakan tahap yang

dipersyaratkan dalam rangkaian kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional

Tingkat I Lembaga Administrasi Negara RI (LAN RI) Tahun 2018.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan semua

pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, saran, dan dukungan

nyata dalam penyelesaian proyek perubahan ini, yaitu:

1. Kepala BPKP, Sekretaris Utama BPKP dan para Deputi Kepala BPKP;

2. Kepala Lembaga Administrasi Negara, dan para Deputi Kepala LAN;

3. Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Bapak. Iswan Elmi, Ak., MS.Acc, CFE

selaku Mentor yang sangat mendukung penyelesaian proyek perubahan ini;

4. Bapak Ir.Setia Budhy Algamar MURP selaku coach yang dengan sabar telah

memberikan arahan, saran, masukan selama proses di tahap Laboratorium

Kepemimpinan;

5. Para Pengajar/Fasilitator LAN RI beserta seluruh staf yang telah berbagi

pengetahuan dan pengalaman selama proses diklat;

6. Pihak-pihak yang telah memfasilitasi pelaksanaan piloting, soft launching,

dan sosialisasi proyek perubahan;

7. Rekan-rekan peserta Diklatpim Tingkat I Angkatan XL Tahun 2018 yang

sangat solid dan selalu saling memotivasi untuk penyelesaian proyek

perubahan ini;

8. Seluruh Tim Efektif yang berkomitmen tinggi dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan proyek perubahan ini;

9. Isteri dan anak-anak tercinta atas dukungan yang tak terhingga selama

pelaksanaan diklat;

vi LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah

memberikan kontribusi untuk penyempurnaan laporan ini.

Semoga laporan pelaksanaan proyek perubahan ini memberikan manfaat

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya bagi peningkatan kinerja

BPKP.

Jakarta, November 2018

Penulis

Arief Tri Hardiyanto

vii LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang dan Isu Strategis ........................................................... 1

B. Deskripsi Proyek Perubahan .................................................................. 9

C.Ruang Lingkup ..................................................................................... 11

D.Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 11

E. Faktor Kunci Keberhasilan ................................................................... 13

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN ............................................. 14

A. Deskripsi Inovasi .................................................................................. 14

B. Milestones Proyek Perubahan ............................................................. 15

C.Tata Kelola Proyek ............................................................................... 22

D. Analisis Stakeholders .......................................................................... 24

E. Jadwal Kerja Proyek Perubahan .......................................................... 29

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN ......................................... 31

A. Capaian Output Kunci dan Milestones ................................................. 31

B. Mobilisasi Dukungan Stakeholders ...................................................... 58

C. Dukungan Stakeholders ...................................................................... 60

D. Kendala dan Cara Mengatasinya ........................................................ 63

E. Tantangan Tahapan Berikutnya ........................................................... 64

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 65

A. Simpulan .............................................................................................. 65

B. Saran ................................................................................................... 66

C. Lessons Learned ................................................................................. 66

LAMPIRAN - LAMPIRAN ............................................................................... 67

viii LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Milestones Proyek Perubahan

Tabel 3.1 Capaian Output Kunci

Tabel 3.2 Capaian Milestone 1

Tabel 3.3 Capaian Milestone 2

Tabel 3.4 Capaian Milestone 3

Tabel 3.5 Capaian Milestone 4

Tabel 3.6 Sosialisasi kepada Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pusat dan

Daerah

Tabel 3.7 Capaian Milestone 5

Tabel 3.8 Capaian Milestone 6

Tabel 3.9 Capaian Milestone 7

Tabel 3.10 Mobilisasi Dukungan Stakeholders

Tabel 3.11 Stakeholders Strategis

ix LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2012-2017

Gambar 1.2 Pemetaan Kondisi Awal dan Kondisi Diharapkan

Gambar 2.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan Proyek Perubahan

Gambar 2.2 Tahapan Proyek Perubahan dan Milestone

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Tim Efektif

Gambar 2.4 Peta Stakeholders

Gambar 3.1 Rapat Koordinasi Tim Efektif

Gambar 3.2 Konsultansi Pedoman dengan Pihak Eksternal

Gambar 3.3 Pelaksanaan Focus Group Discussion

Gambar 3.4 Sosialisasi kepada seluruh pegawai Deputi Investigasi

Gambar 3.5 Kegiatan Internalisasi di lingkungan APIP se-Indonesia

Gambar 3.6 Internalisasi di Kementerian dan Lembaga Tinggi Negara

Gambar 3.7 Sosialisasi kepada Korwas Investigasi Perwakilan BPKP Seluruh Indonesia

Gambar 3.8 Sosialisasi kepada Walikota Tangerang Selatan

Gambar 3.9 Piloting Instrumen Indeks EPK

Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan Kepala Biro Hukum dan Humas BPKP

Gambar 3.11 Peta Stakeholders Awal

Gambar 3.12 Peta Stakeholders Akhir

1 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Isu Strategis

Salah satu permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini

adalah masih tingginya tingkat korupsi. Selama tahun 2014 sampai dengan

2016, tercatat 124 anggota DPR/DPRD, 17 gubernur, dan 58 walikota/bupati

atau wakilnya terjerat kasus korupsi. Pada tahun 2017, KPK melakukan

Operasi Tangkap Tangan (OTT) sebanyak 17 kasus yang melibatkan 72 orang

sebagai tersangka dari berbagai jabatan, mulai dari aparat penegak hukum,

anggota legislatif hingga kepala daerah. Jumlah tersebut belum termasuk

perkara korupsi yang ditangani oleh Aparat Penegak Hukum lainnya yaitu

Kepolisian dan Kejaksaan maupun BPK, BPKP dan Aparat Pengawasan Intern

Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah. Data dari Indonesia

Corruption Watch (ICW) menyebutkan bahwa pada tahun 2017 terdapat 576

perkara korupsi dengan nilai kerugian Negara mencapai Rp6,5 triliun dan

suap Rp211 miliar serta jumlah tersangka sebanyak 1.298 orang, meningkat

cukup signifikan dibandingkan tahun 2016 sebanyak 482 kasus korupsi

dengan nilai kerugian Negara mencapai Rp1,5 triliun dan jumlah tersangka

sebanyak 1.101 orang.

Korupsi selain merugikan keuangan dan perekonomian Negara juga

menghambat kelancaran pembangunan. Banyak proyek pemerintah yang

mangkrak, tidak bisa diselesaikan, karena bermasalah korupsi, seperti kasus

pembangunan arena wisma atlet Hambalang. Korupsi juga menjadikan

kualitas output pembangunan berkualitas rendah sehingga tidak dapat

memberikan manfaat yang optimal.

Gambar 1.1 memperlihatkan bahwa Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada

2012 s.d. 2017 relatif tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan,

bahkan mengalami stagnan pada tahun 2016 dan 2017 yaitu dengan skor 37

(dari nilai maksimal 100), dan menempatkan Indonesia pada urutan ke 96

2 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

dari 180 negara di dunia. Hal ini tentu saja menjadikan image yang kurang

baik bagi bangsa Indonesia.

Gambar 1.1 Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2012-2017

Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya pemberantasan korupsi sejak

orde lama. Pada era orde lama dibentuk Badan Pemberantasan Korupsi

dengan Undang-undang Keadaan Bahaya. Kemudian berdasarkan Keputusan

Presiden No. 275 Tahun 1963 dibentuk suatu lembaga pemberantasan

korupsi yang dikenal dengan “Operasi Boedhi”. Pada era orde baru tahun

1966 dibentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai Jaksa Agung,

kemudian Komite Empat, dan Operasi Tertib (Opstib). Pada era reformasi,

diterbitkan Undang-Undang (UU) No. 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Neagara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi Kolusi dan

Nepotisme (KKN). Kemudian ditetapkan UU No. 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan dibentuk Tim Gabungan

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) berdasarkan UU Nomor 19

Tahun 2000. Upaya pemberantasan korupsi terus dilakukan dengan

dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sesuai UU Nomor 30

Tahun 2002 dan diterbitkannya Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016

tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016

3 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

dan 2017 dan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2018 tentang Tim

Nasional Pencegahan Korupsi.

Namun demikian, masih banyaknya kasus korupsi sebagaimana diuraikan di

atas menunjukkan pemberantasan korupsi sepertinya belum mencapai hasil

yang diharapkan masyarakat. Kebijakan pemberantasan korupsi yang lebih

banyak menekankan tindakan represif seperti yang dilakukan saat ini belum

dapat menimbulkan efek jera (deterrent effects) untuk mengurangi tingkat

korupsi. Oleh karena itu, kebijakan yang lebih menekankan aspek edukatif

dan pencegahan (preventif) dalam pemberantasan korupsi perlu lebih

ditingkatkan lagi.

Permasalahan (System Thinking)

Permasalahan tindak pidana korupsi di Indonesia sangat kompleks. Profil

koruptor sangat beragam, mulai dari pegawai biasa, pejabat struktural,

sampai dengan menteri dan pejabat tinggi negara, dengan tingkat pendidikan

yang beragam dari non sarjana sampai dengan doktor dan profesor. Bahkan

sejak era desentralisasi, korupsi banyak merambah ke kepala daerah dan

anggota DPRD. Alasan mereka melakukan korupsi juga beragam dari untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang layak (oleh pegawai level menengah ke

bawah) sampai korupsi karena sifat serakah (greed) yang dilakukan oleh

pihak yang sudah sangat berkecukupan. Alasan lainnya berupa adanya

tekanan (pressure) dari atasan atau kelompok kepentingan dan rasionalisasi

perbuatan korupsi.

Korupsi dapat terjadi karena lemahnya sistem pengendalian intern yang ada

di suatu organisasi, sehingga membuka kesempatan (opportunity) orang

untuk melakukan korupsi. Di samping itu, tidak adanya pengungkapan

(exposure) dan rasionalisasi bahkan normalisasi perbuatan korupsi

mendorong orang melakukan hal yang sama. Modus perbuatan korupsi juga

beragam, dari yang sederhana seperti mengambil anggaran untuk

kepentingan pribadi, pengeluaran fiktif, suap menyuap, sampai dengan yang

kompleks merekayasa kegiatan/proyek dengan melibatkan (kolusi) banyak

4 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

pihak baik dari pihak pemerintah, swasta, maupun pengambil kebijakan.

Korupsi dapat terjadi sejak tahap perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,

sampai dengan pertanggungjawaban kegiatan.

Korupsi merupakan tanggung jawab bersama seluruh pihak baik pemerintah,

korporasi, maupun masyarakat. Pimpinan instansi pemerintah berkewajiban

membangun sistem pengendalian intern dan manajemen risiko termasuk

risiko fraud, serta membentuk unit yang berfungsi memastikan kepatuhan

atau ketaatan terhadap sistem tersebut, sebagai lini pertahanan pertama dan

kedua. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di

kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (Pemda) berfungsi untuk

memastikan bahwa sistem pengendalian sudah berjalan dengan baik dengan

melakukan monitoring sistem tersebut secara periodik. Dalam melakukan

kegiatan audit, APIP juga harus melihat keandalan dari sistem pengendalian

intern tersebut.

BPKP sebagai aparat pengawasan yang bertanggung jawab langsung kepada

Presiden berperan dalam memastikan akuntabilitas pengelolaan keuangan

dan pembangunan telah berjalan dengan optimal, sehingga mengurangi

kesempatan untuk terjadinya korupsi. BPK sebagai lembaga pemeriksa yang

berada di luar pemerintahan, dengan undang-undang yang dimilikinya

memiliki peran yang sangat strategis untuk memastikan pengelolaan

keuangan di K/L dan Pemda dilakukan sesuai peraturan dan tidak ada

korupsi.

Korporasi dan masyarakat punya peran yang tidak kecil dalam terjadinya

korupsi. Korporasi yang hanya mengejar keuntungan dari suatu proyek

pemerintah, sering kali mengabaikan nilai dan proses sesuai peraturan

bahkan berkolusi dengan pihak pemerintah. Masyarakat yang seharusnya bisa

berperan dalam memerangi korupsi, sering kali bersikap apatis bahkan

mereka melakukan perbuatan yang melanggar peraturan. Korporasi dan

masyarakat sebagai bagian dari pilar good governance, seharusnya turut aktif

berkontribusi agar korupsi tidak tumbuh subur di Indonesia.

5 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Aparat penegak hukum yaitu kejaksaan, kepolisian, dan KPK berperan dalam

pemberantasan korupsi, terutama dari sisi tindakan represif, pada saat

korupsi telah terjadi. BPKP berperan dalam mendukung upaya represif

melalui audit investigatif dan audit perhitungan kerugian negara. Upaya yang

bersifat represif ini seharusnya bisa membuat efek jera bagi pelaku korupsi

maupun pihak lain. Dalam kenyataannya, upaya represif tidak membuat jera

pelaku atau pihak lainnya. Hal ini tampak dari jumlah operasi tangkap tangan

KPK yang tidak kunjung habis. Masih tingginya kasus korupsi bahkan dalam

tahun 2016 dan 2017 terjadi peningkatan tingkat korupsi baik dari sisi kasus

(perkara), nilai kerugian, dan pihak yang terlibat (tersangka) juga

menunjukkan belum timbulnya efek jera dari hasil tindakan represif ini.

Kasus korupsi juga terjadi dalam proses penegakan hukum. Oknum aparat

penegak hukum yang nakal dapat menggunakan kewenangan yang dimiliki

untuk korupsi. Bahkan, kita pernah dengar adanya mafia peradilan yang

memperdagangkan proses penegakan hukum untuk kepentingan pribadi, atau

kelompok tertentu. Korupsi yang terjadi pada aparat penegak hukum dapat

menjadikan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum turun,

sehingga menambah potensi timbulnya kasus korupsi. Di samping itu, faktor

penting lainnya seperti standar kerja, integritas, kompetensi, dan dukungan

sumber daya keuangan dan teknologi informasi memiliki andil terhadap

efektivitas tindakan represif.

Upaya pemberantasan korupsi perlu lebih dioptimalkan lagi dengan upaya

yang bersifat edukatif dan preventif. Upaya edukatif diarahkan kepada

masyarakat dengan tujuan agar masyarakat memahami korupsi dan tidak ikut

serta melakukan korupsi. Di samping itu, upaya edukatif kepada masyarakat

perlu diarahkan ke faktor budaya. Kebiasaan-kebiasaan yang membentuk

budaya dalam masyarakat yang sepertinya malah menfasilitasi atau

merasionalisasi perbuatan korupsi perlu untuk dilakukan reframing budaya.

Upaya edukatif memiliki tantangan yang besar untuk dapat efektif. Rekayasa

budaya memerlukan waktu yang lama. Perlu daya tahan yang tinggi dan

adanya program/kegiatan yang berkelanjutan dari pemerintah. Untuk itu,

perlu keterlibatan masyarakat dan lembaga non pemerintah untuk

6 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

melaksanakan upaya edukatif ini. Pembentukan Masyarakat Pembelajar Anti

Korupsi (MPAK) merupakan salah satu instrumen yang perlu dikembangkan.

Upaya pencegahan bertujuan untuk membangun sistem dan lingkungan di

organisasi pemerintah dan korporasi yang anti korupsi agar dapat

mengendalikan risiko terjadinya korupsi. Ada dua dimensi dalam upaya

pencegahan di lingkungan instansi pemerintah dan korporasi yaitu dimensi

budaya organisasi dan dimensi penerapan sistem pencegahan korupsi.

Budaya organisasi anti korupsi antara lain mencakup sistem integritas

organisasional, iklim etika yang mendukung anti korupsi, dan kepemimpinan

etis. Pembangunan integritas organisasi diawali adanya kebijakan pimpinan

organisasi tentang integritas. Perlu dibuat panduan tentang integritas,

tindakan apa yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan, termasuk

pembuatan sistem yang menyediakan sarana bagi pegawai apabila mengalami

masalah yang terkait dengan integritas. Organisasi juga harus

menumbuhkembangkan iklim etika yang mendukung anti korupsi. Iklim ini

harus senantiasa dijaga dan dipelihara. Organisasi perlu membentuk unit

kerja yang memonitor pelaksanaan etika pegawai dan organisasi, serta

membantu pegawai apabila menghadapi situasi dilema etika. Kepemimpinan

etis sangat memengaruhi kecepatan dan keberlangsungan iklim etika dan

sistem intergritas organisasi. Komitmen pemimpin untuk menghargai dan

menjunjung tinggi etika sangat mendorong pelaksanaan sistem budaya

organisasi anti korupsi.

Penerapan sistem pencegahan korupsi diperlukan untuk mendisiplinkan dan

memaksa pegawai agar berperilaku dan bekerja sesuai dengan peraturan dan

dalam koridor sistem dan prosedur yang ditetapkan. Sistem ini harus dibuat

sesuai dengan karakteristik organisasi dan budaya organisasi, karena pada

dasarkan tidak ada satu sistem pencegahan korupsi yang sesuai dan cocok

untuk seluruh organisasi (no one system fits for all).

Upaya Pemerintah untuk melakukan pencegahan korupsi terus dilakukan.

Pemerintah telah menerbitkan berbagai kebijakan untuk penguatan sistem

7 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

pengendalian intern di seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah, antara

lain Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. KPK juga

masuk ke ranah pencegahan dengan melakukan Koordinasi dan Supervisi

Pencegahan Korupsi bekerja sama dengan BPKP sejak 2012. Sistem

pencegahan korupsi seperti Fraud Control Plan dan Anti Bribery Management

System (ABMS) juga telah diperkenalkan di instansi pemerintah. Berbagai

sistem yang telah diterapkan tersebut perlu dinilai untuk mengetahui

efektivitasnya terhadap pemberantasan korupsi.

Sesuai Perpres 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP), BPKP merupakan Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

BPKP mempunyai tugas menjalankan urusan pemerintahan di bidang

pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Salah satu

fungsi yang diselenggarakan oleh BPKP adalah pengawasan keinvestigasian,

termasuk upaya pencegahan korupsi. Fungsi ini dilaksanakan oleh Deputi

Bidang Investigasi. Salah satu misi Deputi Bidang Investigasi meningkatkan

kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern melalui upaya

pencegahan korupsi dengan melaksanakan Fraud Control Plan (FCP), dengan

target kinerja sasaran strategis yaitu 15% Kementerian/Lembaga dan Pemda

menerapkan FCP pada tahun 2019. Sampai dengan Semester I tahun 2018,

capaian kinerja tersebut masih sebesar 9,14%.

Untuk mengoptimalkan pencapaian target sasaran strategis tersebut

diperlukan perubahan kebijakan dalam pemberantasan korupsi dengan lebih

meningkatkan upaya pencegahan korupsi. Kebijakan implementasi sistem

pencegahan korupsi yang saat ini telah dilakukan perlu dipertajam dengan

kebijakan untuk menilai efektivitas pencegahan korupsi di seluruh instansi

pemerintah di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Penilaian ini

akan menghasilkan area-area dalam pencegahan korupsi di masing-masing

instansi pemerintah yang masih perlu ditingkatkan yang akan dijadikan

sebagai dasar untuk menentukan intervensi yang diperlukan.

Tingkat Korupsi Tinggi

Represif lebih dominan

Upaya Preventif belum optimal

Baru 9,14% K/L/P yang menerapkan FCP

Tingkat Korupsi Turun

Edukatif & Preventif

Lebih dominan

Upaya preventif lebih optimal (fokus, bersinergi

& kolaborasi)

Target 15% K/L/P menerapkan FCP tercapai

Kondisi Awal Kondisi Yang Diharapkan

Gagasan Perubahan

“INOVASI”

Kebijakan

Pedoman

Proses (Sinergi &

Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi

“Indeks EPK”

8 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Di samping itu, dalam Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017

terdapat Aksi No. 23 yaitu penguatan strategi nasional pencegahan dan

pemberantasan korupsi dengan sistem insentif dan disinsentif keuangan.

Hasil dari evaluasi atas pelaksanaan Inpres Nomor 10 Tahun 2016 yang

dilakukan oleh BPKP menunjukkan bahwa outcome dari Aksi No.23 tersebut

yaitu termanfaatkannya kajian mengenai insentif dan disinsentif keuangan

dalam pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

tidak tercapai. Hal ini disebabkan belum adanya tolok ukur yang dapat

digunakan oleh Kementerian Keuangan (sebagai penanggung jawab aksi no.

23 ini) sebagai dasar pemberian insentif maupun disinsentif yang berlaku

secara Nasional.

Hal lain yang perlu dipahami adalah bahwa keberhasilan tindakan

pemberantasan korupsi yang bersifat represif pada akhirnya menimbulkan

pertanyaan di masyarakat bahwa tujuan pemberantasan korupsi yaitu tidak

adanya kejadian/berkurangnya tingkat kejadian korupsi, tidak tercapai. Di

sisi lain, karena fraud/kecurangan bersifat tersembunyi, maka suatu keadaan

di suatu instansi pemerintah yang tidak terdapat kejadian korupsi harus

diyakinkan bahwa kondisi tersebut memang benar-benar tidak terjadi

korupsi, bukan karena korupsinya belum terungkap.

Pemetaan kondisi awal dan kondisi yang diharapkan dari hasil inovasi

disajikan pada Gambar 1.2.

9 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 1.2

Pemetaan Kondisi Awal dan Kondisi Diharapkan

B. Deskripsi Proyek Perubahan

1. Nama Proyek

Peningkatan Pemberantasan Korupsi di Instansi Pemerintah Melalui

Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi.

2. Deskripsi Proyek

Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam pemberantasan korupsi,

yang saat ini dipandang masih mengedepankan tindakan represif, perlu

ditingkatkan dengan memperluas dan mempertajam upaya yang bersifat

pencegahan korupsi. Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan

menggunakan Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi (Indeks EPK)

diperlukan untuk mendapatkan peta kondisi sistem pencegahan korupsi

yang ada di seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemda yang berguna

untuk perumusan kebijakan dan strategi pencegahan korupsi di instansi

pemerintah yang lebih fokus dan terarah.

Dalam menjalankan kebijakan pengukuran indeks ini akan dibuat

Peraturan Kepala BPKP yang mengatur pemberlakuan penilaian efektivitas

10 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

pencegahan korupsi dengan Indeks EPK untuk seluruh instansi pemerintah

pusat dan daerah. Untuk mendukung Peraturan Kepala BPKP tersebut akan

disusun Indeks EPK yang metodologi penyusunannya akan diuji oleh pihak

yang berkompeten, pedoman operasionalisasi pengukuran indeks dan tata

kelola mekanisme pengukuran Indeks. Untuk menjaga akurasi,

mempercepat proses penghitungan, dan memudahkan pengelolaan

informasi atas indeks tersebut akan dikembangkan aplikasi Indeks EPK.

3. Sponsor/Mentor

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP).

4. Project Leader

Direktur Investigasi Instansi Pemerintah.

5. Sumber Daya Tim

a. Anggaran dan SDM Internal, yang berasal dari Anggaran dan SDM

Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah.

b. Dukungan Eksternal, dari unit-unit kerja terkait di BPKP yaitu:

o Deputi Pengawasan Instansi pemerintah Bidang Perekonomian dan

Kemaritiman.

o Deputi Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Polhukam dan

PMK.

o Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.

o Direktorat Investigasi BUMN/ BUMD.

o Direktorat Hambatan Kelancaran Pembangunan.

o Pusat Informasi Pengawasan.

o Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan.

o Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan.

o Biro Perencanaan Pengawasan.

o Biro Hukum dan Humas.

c. Sumber Daya Legal, berupa: Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2008 tentang SPIP; Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; Instruksi Presiden

11 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan 2017; Instruksi Presiden

Nomor 54 Tahun 2018 tentang Tim Nasional Pencegahan Korupsi.

d. Sumber Daya Sarana dan Prasarana, dari Deputi Bidang Investigasi.

e. Sumber Daya Jejaring, berupa: Aparat Penegak Hukum, AAIPI, Alumni

PIM II, alumni STAN, dan IPB.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proyek perubahan ini mencakup:

1. Merancang Indeks EPK.

2. Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan menggunakan Indeks

EPK akan dilakukan pada seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah

daerah.

3. Penilaian dilakukan secara periodik.

4. Penilaian sampai dengan 2019 akan digunakan sebagai baseline untuk

penilaian 2020-2024.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan Proyek Perubahan

Tujuan yang diharapkan dari proyek perubahan ini adalah melakukan

penilaian efektivitas pencegahan korupsi sebagai salah satu upaya untuk

memberantas korupsi.

Tujuan Jangka Pendek (sampai dengan akhir PKN Tk.1 – Desember 2018)

a. Menyusun pedoman penilaian efektivitas pencegahan korupsi

dengan menggunakan Indeks EPK.

b. Menyelenggarakan focus group discussion (FGD) penerapan pedoman

Indeks EPK.

c. Menyelenggarakan sosialisasi Indeks Efektivitas Pencegahan

Korupsi.

d. Melaksanakan Uji Coba (Piloting) Penilaian Efektivitas Pencegahan

Korupsi.

e. Menyusun konsep Legal Drafting Peraturan Kepala BPKP tentang

Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi.

12 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

f. Mengembangkan aplikasi penilaian efektivitas pencegahan korupsi.

Tujuan Jangka Menengah (satu tahun)

a. Ditetapkannya Peraturan Kepala BPKP tentang Penerapan Indeks

Efektivitas Pencegahan Korupsi.

b. Mengimplementasikan penilaian Indeks Efektivitas Pencegahan

Korupsi pada 40% instansi pemerintah Pusat dan Daerah.

Tujuan Jangka Panjang (sampai akhir tahun 2019)

a. Mengimplementasikan Indeks Efektivitas Pemberantasan Korupsi

pada 80% instansi Pemerintah Pusat dan Daerah.

b. Mengusulkan penggunaan Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi

oleh Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Perpres Nomor 54 tahun

2018).

c. Memasukkan Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi sebagai

indikator kinerja dalam RPJMN 2020-2024.

2. Manfaat Proyek Perubahan

Indeks EPK disusun untuk mendukung upaya Pemerintah dalam

mengelola risiko korupsi dan mencegah korupsi dengan menetapkan

tingkat efektivitas pencegahan korupsi dan menyediakan data dan

informasi dasar bagi strategi pemberantasan korupsi. Indeks EPK dapat

dimanfaatkan sebagai:

Pihak Internal BPKP:

a. Basis data (baseline) perbaikan tata kelola, peningkatan manajemen

risiko dan pengguatan pengendalian anti korupsi yang menjadi

dasar penyusunan strategi pengawasan bidang investigasi BPKP.

b. Dasar dalam identifikasi permasalahan korupsi dan strategi

pemberantasan korupsi.

c. Dasar dalam menentukan unit organisasi sasaran terkait dengan

target pengelolaan risiko korupsi pada program – program

pembangunan nasional.

13 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

d. Sebagai instrumen koordinasi intra BPKP maupun dengan

kementerian/lembaga, dan pemerintah daerah, guna meningkatkan

efektivitas capaian sasaran pengelolaan risiko korupsi.

Pihak Eksternal BPKP:

a. Dasar pemberian insentif maupun disinsentif oleh Kementerian

Keuangan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah

atas kinerja pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Korupsi.

b. Dasar pemetaan kondisi pelaksanaan pencegahan korupsi di

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah oleh Tim Nasional

Pencegahan Korupsi.

c. Rerangka pengukuran dan penilaian kemajuan upaya pencegahan

korupsi.

d. Peta jalan peningkatan efektivitas pencegahan korupsi nasional.

e. Alat komunikasi strategi bagi para pihak yang terkait.

f. Mendukung upaya pemberantasan korupsi nasional.

E. Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor-faktor kunci yang berpengaruh pada keberhasilan proyek perubahan

ini adalah:

1. Dukungan dan komitmen penuh dari para stakeholders dalam penerapan

penilaian Indeks EPK.

2. Terbangunnya budaya sadar risiko fraud di lingkungan pemerintahan

melalui internalisasi yang berkelanjutan.

3. Tersedianya sistem informasi penilaian Indeks EPK.

4. Kebijakan untuk mengimplementasikan penilaian Indeks EPK pada

Perwakilan dan Kedeputian BPKP.

14 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

BAB II RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN

A. Deskripsi Inovasi

Inovasi dari proyek perubahan ini adalah pembuatan Indeks Efektivitas

Pencegahan Korupsi (Indeks EPK) yang akan digunakan sebagai instrumen

untuk penilaian efektivitas pencegahan korupsi di seluruh instansi

pemerintah di Indonesia. Produk utama inovasi berupa Kebijakan

Implementasi Indeks EPK, Pedoman Penerapan Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi, yang memuat metodologi penyusunan Indeks EPK,

termasuk pengaturan penilaiannya, dan Aplikasi Indeks EPK.

Tujuan inovasi adalah untuk mendukung upaya pemerintah dalam

mengelola risiko korupsi dan mencegah korupsi dengan menetapkan tingkat

efektivitas pencegahan korupsi dan menyediakan data dan informasi dasar

bagi strategi pemberantasan korupsi.

Manfaat dari Indeks EPK bagi pihak internal BPKP:

1. Basis data (baseline) perbaikan tata kelola, peningkatan manajemen

risiko dan penguatan pengendalian anti korupsi yang menjadi dasar

penyusunan strategi pengawasan bidang investigasi BPKP.

2. Dasar dalam identifikasi permasalahan korupsi dan strategi

pemberantasan korupsi.

3. Dasar dalam menentukan unit organisasi sasaran terkait dengan target

pengelolaan risiko korupsi pada program – program pembangunan

nasional.

4. Sebagai instrumen koordinasi intra BPKP maupun dengan

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah guna meningkatkan

efektivitas capaian sasaran pengelolaan risiko korupsi.

Manfaat dari Indeks EPK bagi pihak eksternal BPKP:

1. Dasar pemberian insentif maupun disinsentif oleh Kementerian

Keuangan kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah atas

15 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

kinerja pelaksanaan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi.

2. Dasar pemetaan kondisi pelaksanaan pencegahan korupsi di

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah oleh Tim Nasional

Pencegahan Korupsi.

3. Rerangka pengukuran dan penilaian kemajuan upaya pencegahan

korupsi.

4. Peta jalan peningkatan efektivitas pencegahan korupsi nasional.

5. Alat komunikasi strategi bagi para pihak yang terkait.

Ruang lingkup proyek perubahan meliputi perancangan Indeks EPK dan

penilaian efektivitas pencegahan korupsi dengan menggunakan Indeks EPK

pada seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah secara periodik.

Penilaian sampai dengan 2019 akan digunakan sebagai baseline untuk

penilaian 2020-2024, yang akan diselesaikan dalam 3 tahapan jangka pendek,

menengah, dan panjang.

B. Milestones Proyek Perubahan

Milestone merupakan output/capaian yang dihasilkan dalam setiap tahapan,

baik tahapan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Penjelasan

tentang milestone mencakup pula tentang proses kegiatan yang dilakukan

untuk mencapai output pada setiap tahapan. Rancangan milestone proyek

perubahan ini sebagai berikut:

Tabel 2.1

Milestones Proyek Perubahan

MILE

STONE KEGIATAN

UTAMA OUTPUT WAKTU

A. Jangka Pendek

M1. Menyusun Rencana Kerja

Rencana Kerja Proyek Perubahan

Mg2 Sept. 2018

M2. Menyusun pedoman penilaian Indeks EPK

Pedoman Indeks EPK Mg 2 – 4 Sept. 2018

M3. Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD)

Hasil FGD Mg 1 Okt. 2018

M4. Melaksanakan Sosialisasi Indeks EPK

Hasil Sosialisasi Mg 2 Okt. 2018

M5. Melaksanakan uji coba (piloting) Indeks EPK

Hasil Uji Coba Mg 3-4 Okt. 2018

16 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

MILE STONE

KEGIATAN UTAMA OUTPUT WAKTU

M6.

Menyusun legal drafting Peraturan Kepala BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan Indeks EPK.

legal drafting Peraturan Kepala BPKP

Mg 1-2 Nov. 2018

M7. Mengembangkan Aplikasi Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

Aplikasi Indeks EPK Mg 2 Sept. sd Mg 4 Nov 2018

B. Jangka Menengah

M8.

Memroses penetapan Peraturan Kepala BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

Peraturan Kepala BPKP Jan - Maret 2019

M9.

Melaksanakan Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan Indeks EPK pada 40% K/L dan Pemda

Hasil Penilaian April sd Juli 2019

C. Jangka Panjang

M10.

Melaksanakan Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan Indeks EPK pada 80% K/L dan Pemda

Hasil Penilaian Agustus sd Des. 2019

M11. Memperoleh dukungan dari Tim Nasional Pencegahan Korupsi

Dukungan dari Tim Nasional

Maret - Des 2019

M12. Memperoleh dukungan dari Bappenas

Dukungan dari Bappenas

Maret - Des 2019

Pelaksanaan Taking Ownership I yang mengawali Proyek Perubahan ini

dilakukan berupa konsultansi tentang gagasan perubahan dengan Deputi

Kepala BPKP Bidang Investigasi selaku atasan langsung dan mentor. Mentor

menyarankan agar gagasan perubahan diselaraskan dengan Rencana

Strategis Deputi Bidang Investigasi tahun 2015-2019 dan pengembangan

tools/instrumen pengawasan bidang investigasi. Kemudian dilakukan rapat

persiapan pelaksanaan proyek perubahan pada tanggal 12 September 2018

mengundang seluruh Kepala Subdirektorat, para Pejabat Fungsional Auditor

pada Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah.

17 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 2.1 Rapat Persiapan Pelaksanaan Proyek Perubahan

Adapun agenda rapat terkait dengan proyek perubahan adalah sebagai

berikut:

1. Materi rapat:

a. Penjelasan berbagai hal terkait proyek perubahan yang merupakan

bagian dari kegiatan Pendidikan Kepemimpinan Negara Tingkat I.

b. Pemaparan ide/inovasi yang akan dijadikan sebagai proyek

perubahan yaitu tentang Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi.

c. Penyusunan Rencana Kerja Proyek Perubahan.

2. Masukan dari para peserta rapat

a. Agar dibentuk Tim Efektif yang melibatkan struktural, pejabat

fungsional auditor Direktorat dan Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan.

b. Pembentukan Tim Efektif dengan Surat Keputusan Deputi.

c. Agar dilakukan sosialisasi Indeks EPK kepada seluruh pegawai Deputi

Bidang Investigasi dan Pejabat fungsional Auditor Bidang Investigasi

seluruh Perwakilan BPKP.

3. Kesimpulan rapat

a. Peserta rapat akan mendukung pelaksanaan proyek perubahan.

b. Dibentuk Tim Efektif dengan Surat Keputusan Deputi dan segera

dilakukan rapat koordinasi yang dihadiri seluruh anggota Tim Efektif.

c. Melaporkan kepada Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi tentang

rencana proyek perubahan yang akan dilaksanakan.

18 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Berdasarkan hasil rapat staf di ruang rapat Direktorat Investigasi Instansi

Pemerintah tersebut, penulis menghadap kembali kepada Deputi Kepala

BPKP Bidang Investigasi selaku atasan langsung untuk menyampaikan

gagasan perubahan dan penentuan judul proyek perubahan.

Selanjutnya konsultasi dengan Coach dilakukan di Lembaga Administrasi

Negara (LAN) Pejompongan. Setelah dilakukan pembahasan materi rencana

proyek perubahan, penulis mendapatkan persetujuan dari Coach.

Setelah mendapatkan persetujuan mentor, dibentuk Tim Kerja Efektif

Proyek Perubahan dengan Surat Keputusan Deputi Kepala BPKP Bidang

Investigasi Nomor: KEP-116a/D5/2018 tanggal 14 September 2018. Sebagai

Project Leader Tim adalah Direktur Investigasi Instansi Pemerintah dan

terdiri atas empat Kelompok Kerja (Pokja), sebagai berikut:

a. Pokja Substansi, dengan ketua Koordinator Pengawasan Bidang

Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Pokja Regulasi, dengan ketua Kepala Subdirektorat Investigasi

Pemerintah Daerah.

c. Pokja Diseminasi, dengan ketua Kepala Subdirektorat Investigasi

Pemerintah Pusat II.

d. Pokja Dukungan, dengan ketua Kepala Subbagian Tata Usaha.

Anggota Pokja berasal dari tiga Direktorat di Deputi Bidang Investigasi.

Proyek perubahan ini dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu jangka pendek,

jangka menengah, dan jangka panjang dengan ikhtisar milestone pada setiap

tahapan sebagaimana disajikan dalam Gambar 2.2.

1. Tahapan Jangka Pendek

Tahapan jangka pendek mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan

dengan milestone yang harus diselesaikan dalam jangka waktu kurang

lebih 2,5 (dua setengah) bulan antara September sampai dengan akhir

November 2018. Milestone dalam jangka bentuk merupakan langkah awal

dan pondasi yang diperlukan dalam mencapai tujuan proyek perubahan

yaitu menurunnya tingkat korupsi. Dalam tahapan jangka pendek akan

dihasilkan 7 (tujuh) milestone yang terkait dengan kebijakan, sistem,

prosedur, Aplikasi, dan SDM yang dibutuhkan untuk tercapainya tujuan

perubahan.

19 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 2.2 Tahapan Proyek Perubahan dan Milestone

Milestone 1 adalah Menyusun Rencana Kerja Tim Efektif Proyek

Perubahan. Rencana kerja diperlukan untuk memastikan tahapan-

tahapan dalam proyek perubahan telah dipastikan waktu

penyelesaiannya sehingga dapat dihasilkan output yang diharapkan. Tim

Pokja ditetapkan untuk memastikan nama-nama penanggung jawab dari

masing-masing kegiatan dan uraian kegiatan yang harus dilaksanakan.

Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada minggu ke 2 September

2018.

Milestone 2 adalah menyusun Pedoman Penilaian Efektivitas

Pencegahan Risiko, yang akan digunakan sebagai dasar bagi para asesor

dalam melakukan penilaian Indeks EPK dan sebagai dasar bagi

perancangan sistem aplikasi penilaian Indeks EPK.

20 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Pokja Substansi bertanggung jawab terhadap penyusunan Pedoman ini

termasuk pembahasan substansi pedoman dengan melibatkan anggota

Pokja lainnya. Tahapan ini direncanakan akan dilaksanakan pada periode

minggu ke-2 s.d. minggu ke-4 September 2018.

Milestone 3 adalah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) atas

materi Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi. FGD

dimaksudkan untuk mendapatkan masukan atas pedoman yang telah

disusun dari pihak internal BPKP dan pihak eksternal (dari BPS dan

Bappenas). Milestone ini direncanakan dilaksanakan pada minggu ke- 1

Oktober 2018.

Milestone 4 melaksanakan Sosialisasi Indeks EPK. Pokja Diseminasi

bertanggung jawab terhadap kegiatan sosialisasi, termasuk penyusunan

materi paparan sosialisasi Indeks EPK, memastikan jadwal sosialisasi dan

pihak yang akan melakukan sosialisasi. Milestone 4 direncanakan

dilaksanakan pada minggu ke-2 Oktober 2018.

Milestone 5 adalah melaksanakan uji coba (piloting) Indeks EPK. Uji coba

dilakukan untuk memastikan instrumen yang digunakan untuk

pengukuran dan penilaian Indeks EPK dapat diterapkan sebaik mungkin,

kuesioner dapat dipahami dengan mudah dan merata oleh responden dan

asesor. Uji coba juga dimaksudkan untuk mengetahui jangka waktu yang

diperlukan untuk melakukan penilaian dan jumlah sumber daya manusia

yang diperlukan. Piloting direncanakan pada Kementerian ESDM. Pokja

substansi bertanggung jawab atas pelaksanaan piloting dan berkoordinasi

dengan pihak yang akan dijadikan pilot project. Kegiatan ini akan

dilaksanakan pada minggu ke-3 dan ke-4 Oktober 2018.

Milestone 6 adalah menyusun legal drafting Peraturan Kepala BPKP

tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan Indeks EPK.

Peraturan Kepala ini akan menjadi landasan dalam penyusunan

kebijakan pengawasan bidang investigasi dan diberlakukan kepada

Perwakilan BPKP seluruh Indonesia dan kantor Pusat BPKP. Pokja

Regulasi menyusun draft Peraturan Kepala berkoordinasi dan

21 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

berkonsultansi dengan Biro Hukum dan Kehumasan BPKP. Kegiatan ini

akan dilaksanakan pada periode minggu ke-1 dan ke-2 November 2018.

Milestone 7 adalah mengembangkan Aplikasi Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi (Aplikasi Indeks EPK). Pengembangan aplikasi

dilakukan oleh Tim dari Satgas Forensic Audit berdasarkan pedoman

Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi. Aplikasi ini diharapkan dapat

memudahkan dalam proses penilaian Indeks EPK dan pelaporan secara

Nasional untuk masing-masing Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah

Daerah, serta masing-masing Provinsi.

2. Jangka Menengah

Milestone 8 adalah memroses penetapan Peraturan Kepala BPKP tentang

Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi. Pokja Regulasi bertanggung

jawab dalam pelaksanaan milestone 8 ini. Kegiatan ini akan dilaksanakan

pada periode Desember 2018 s.d. Mei 2019.

Milestone 9 adalah melaksanakan penilaian Efektivitas

PencegahanKorupsi dengan Indeks EPK pada 40% Kementerian, Lembaga

dan Pemda. Penilaian akan dilakukan oleh Deputi Bidang Investigasi dan

Perwakilan BPKP seluruh Indonesia. Untuk itu, Penugasan Penilaian

Indeks EPK ini akan dimasukkan dalam Kebijakan Pengawasan BPKP

tahun 2019 dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT 2019).

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada periode April s.d. Juli 2019.

3. Jangka Panjang

Milestone 10 adalah Melaksanakan Penilaian Efektivitas Pencegahan

Korupsi dengan Indeks EPK pada 80% K/L dan Pemda. Milestone ini

merupakan kelanjutan dari milestone 9. Penilaian akan dilakukan oleh

Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP seluruh Indonesia.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada periode Agustus s.d. Desember 2019.

Setelah pelaksanaan milestone 10 diharapkan akan didapatkan informasi

peta Indeks EPK instansi pemerintah pusat dan daerah seluruh

Indonesia.

22 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Milestone 11 adalah Memperoleh dukungan dari Tim Nasional

Pencegahan Korupsi. Untuk melaksanakan tahapan ini, akan dilakukan

audiensi/pertemuan dengan pimpinan KPK dan Deputi Pencegahan KPK

serta Sekretariat Tim Nasional Pencegahan Korupsi yang dibentuk sesuai

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018. Sekretariat Tin Nasional ini

berada di bawah koordinasi KPK. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada

periode Maret s.d. Desember 2019.

Milestone 12 adalah Memperoleh dukungan dari Bappenas. Untuk

melaksanakan tahapan ini, akan dilakukan audiensi/pertemuan dengan

Deputi Bidang Politik Hukum Pertahanan dan Keamanan Bappenas.

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada periode Maret s.d. Desember 2019.

C. Tata Kelola Proyek

Proyek Perubahan akan dilaksanakan oleh Tim Efektif yang terdiri dari

Sponsor/Mentor, Project Leader, Coach, dan 4 Pokja. Organisasi Tim Efektif

disajikan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3

Struktur Organisasi Tim Efektif

23 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Anggota Tim Efektif sebagai berikut:

Jabatan Tim Kerja

Nama Jabatan Struktural/Fungsional

Sponsor/Mentor Iswan Elmi, Ak., MS.Acc, CA. CFE. CFrA.

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi

Coach Ir.Setia Budhy Algamar MURP Widyaiswara Utama LAN

Pemimpin Proyek (Project Leader)

Dr. Arief Tri Hardiyanto, Ak. MBA. CMA, CCSA, CA, CSEP, QIA

Direktur Investigasi Instansi Pemerintah /Peserta Diklatpim II

Kelompok Kerja Substansi

Ketua Pokja Ide Juang Humantito, Ak.,MAP, PhD

Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan

Kelompok Kerja Regulasi

Ketua Pokja Piping Efrianto, SE, MM, CFRA Kasubdit Investigasi Instansi Pemerintah Daerah

Kelompok Kerja Diseminasi

Ketua Pokja Sutrisno, SE, CFRA Kasubdit Investigasi Instansi Pemerintah Pusat I

Kelompok Kerja Dukungan

Ketua Pokja Sutisna, Ak. Kasubag TU

Uraian tugas Tim Efektif:

Sponsor : Memberikan arahan substansi dan mendukung penyediaan

sumber daya kepada Tim Efektif agar dapat melaksanakan

tahapan proyek perubahan sesuai target waktu.

Coach : Melakukan monitoring terhadap kegiatan selama tahap

laboratorium kepemimpinan dan memberikan masukan,

arahan, serta intervensi bila terdapat hambatan yang tidak

dapat diatasi selama tahap laboratorium kepemimpinan.

Pemimpin

Proyek

(Project

: Mempunyai tugas dan tanggung jawab atas terselenggaranya

tugas tim kerja dalam merumuskan dan menjalankan

penilaian efektivitas pencegahan korupsi.

24 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Leader)

Ketua Pokja : 1. Membantu Pemimpin Proyek dalam memimpin

pelaksanaan kegiatan kelompok kerja yang menjadi

tanggung jawabnya sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.

2. Melaksanakan kegiatan sesuai rencana kerja yang telah

ditetapkan.

3. Melakukan pembahasan hasil pelaksanaan kegiatan

kelompok kerja.

4. Berkoordinasi dengan Pemimpin Proyek.

5. Melaporkan hasil kegiatan kelompok kerja kepada

pemimpin proyek.

Anggota Tim : 1. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana kerja.

2. Menyiapkan laporan kegiatan kelompok kerja.

3. Membantu Pemimpin Proyek dalam menyiapkan

administrasi dan keuangan.

4. Membantu Pemimpin Proyek dalam mendokumentasikan

kegiatan tim kerja.

5. Membuat dan mengarsipkan dokumentasi dan notulen

pelaksanaan pembuatan hasil kegiatan tim.

D. Analisis Stakeholders

1. Stakeholders atau para pemangku kepentingan yang terkait dengan

proyek perubahan ini terdiri dari stakeholders eksternal yaitu Deputi

Politik, Hukum dan Hamkam Bappenas, Deputi Pengawasan dan RB

Kemenpan RB, Deputi Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Pimpinan

KPK, dan Deputi Pencegahan KPK, serta Tim Nasional Pencegahan

Korupsi.

Stakeholders internal terdiri dari Kepala BPKP, Sekretaris Utama, Deputi

Investigasi, Deputi Perekonomian & Kemaritiman, Deputi Polhukam &

PMK, Deputi Penyelenggaraan Keuangan Daerah, Karo Perencanaan, Karo

25 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Hukum & Humas, Kapusdiklatwas, Kapuslitbangwas, Kepala Perwakilan,

PFA/U Kedeputian Investigasi.

Stakeholders diidentifikasi sesuai dengan minat/kepentingan (Interest)

dan pengaruh/kekuatan (Power) dan dikelompokkan menjadi 4 yaitu

Promoters, Defenders, Latents, dan Apathetics. Promoters adalah pihak

yang memiliki minat/kepentingan tinggi dan pengaruh tinggi. Dalam

kelompok ini dimasukkan Kepala BPKP, Para Deputi Kepala BPKP dan

Sekretaris Utama. Defenders adalah pihak yang memiliki

minat/kepentingan tinggi namun dengan pengaruh/kekuatan yang

rendah. Dalam kelompok ini dimasukkan Deputi Politik, Hukum dan

Hamkam Bappenas, Deputi Pengawasan dan RB Kemenpan RB, Deputi

Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Irjen Kemendagri, Deputi

Pencegahan KPK, dan Tim Nasional Pencegahan Korupsi.

Latents merupakan pihak yang memiliki pengaruh/kekuatan tinggi,

namun minat/kepentingan mereka rendah. Dalam kelompok ini

dimasukkan Kepala Perwakilan BPKP Seluruh Indonesia, Kapusinfowas,

Kapusdiklatwas, Karo Hukum dan Humas, Karo Perencanaan

Pengawasan.

Apathetics merupakan pihak yang memiliki minat/kepentingan dan

pengaruh/kekuatan rendah. Dalam kelompok ini dimasukkan Pejabat

Fungsional Umum Deputi Bidang Investigasi. Peta Stakeholders disajikan

dalam Gambar 2.4.

26 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 2.4

Peta Stakeholders

Penjelasan dari setiap kelompok stakeholders sebagai berikut:

1. PROMOTOR (Pengaruh Tinggi dan Kepentingan Tinggi)

Stakeholders Dukungan yang Diharapkan

Kepala BPKP Mendukung Proyek Perubahan ini untuk peningkatan pemberantasan korupsi melalui strategi preventif dan penguatan system pengendalian intern agar dapat mencapai target Maturitas SPIP sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019.

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi

Mendukung Proyek Perubahan ini untuk mendapatkan database efektivitas pencegahan korupsi di Kementerian, lembaga dan pemda yang digunakan sebagai baseline strategi pencegahan korupsi dan membangun tools pengawasan bidang investigasi.

Deputi 1, 2, dan 3 Mendukung Proyek Perubahan ini untuk penguatan SPIP di Kementerian/Lembaga/Pemda yang berada dibwah koordinasi masing-masing Deputi agar dapat mencapai target tingkat maturitas level sebagaimana ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019.

27 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Stakeholders Dukungan yang Diharapkan

Sekretaris Utama Mendukung Proyek Perubahan ini untuk memasukkan Indeks EPK dalam penyusunan perencanaan pengawasan BPKP.

2. LATENT (Pengaruh Tinggi dan Kepentingan Rendah)

Stakeholders Dukungan yang Diharapkan Deputi Politik, Hukum, dan Hankam Bappenas

Mendukung Proyek Perubahan untuk memasukkan Indeks EPK sebagai pengukuran kinerja pencegahan korupsi instansi pemerintah dalam rancangan RPJMN 2020-2024.

Deputi Pengawasan dan Refromasi Birokrasi Kemenpan RB

Mendukung Proyek Perubahan untuk memanfaatkan Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi sebagai salah satu pengukuran keberhasilan Reformasi Birokrasi instansi pemerintah.

Deputi Metodologi dan Informasi Statistik BPS

Mendukung Proyek Perubahan untuk memastikan metodologi yang digunakan dalam pembuatan Indeks EPS sesuai dengan kaidah yang benar.

Inspektur Jenderal Kemendagri

Mendukung Proyek Perubahan untuk penerapan Indeks EPK di pemerintah daerah.

Deputi Pencegahan KPK dan Sekretariat Tim Nasional Pencegahan Korupsi

Mendukung Proyek Perubahan untuk memasukkan Indeks EPK sebagai alat ukur dalam menilai kinerja instansi pemerintah dalam pencegahan korupsi.

Untuk mendorong stakeholhers kelompok LATENT masuk menjadi

kelompok PROMOTOR perlu dilakukan strategi komunikasi yang tepat

dan berkesinambungan. Upaya sinergi dan kolaborasi yang intensif

perlu dilakukan untuk meyakinkan para pihak akan pentingnya proyek

perubahan ini untuk mendukung peningkatan pemberantasan korupsi.

28 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

3. DEFENDERS (Pengaruh Rendah dan Kepentingan Tinggi)

Stakeholders Dukungan yang Diharapkan

Kepala Perwakilan BPKP seluruh Indonesia

Mendukung Proyek Perubahan ini untuk implementasi penilaian efektivitas pencegahan korupsi di pemerintah daerah.

Kepala Biro Perencanaan Pengawasan BPKP

Mendukung Proyek Perubahan ini untuk memasukkan penilaian Indeks EPK dalam kebijakan pengawasan BPKP 2019 dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) 2019.

Kepala Pusat Informasi Pengawasan BPKP

Mendukung Proyek Perubahan ini untuk memastikan aplikasi yang digunakan dalam pengukuran Indeks EPK sesuai dengan kebijakan pengembangan aplikasi di BPKP.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Mendukung Proyek Perubahan ini untuk memfasilitasi sosialisasi dan diseminasi Indeks EPK pada seluruh peserta diklat Audit Investigatif di seluruh Indonesia.

Kepala Biro Hukum dan Humas BPKP.

Mendukung Proyek Perubahan dengan memastikan penyusunan Peraturan Kepala BPKP sesuai dengan peraturan legal drafting yang berlaku.

Komunikasi yang perlu dilakukan untuk mendorong stakeholders

dalam kelompok DEFENDERS bisa menjadi masuk menjadi kelompok

PROMOTOR adalah dengan cara melakukan Koordinasi dan Sinergi

dengan Kepala Perwakilan BPKP seluruh Indonesia, Kepala Biro

Perencanaan Pengawasan, Kapusdiklatwas, Kapusinfowas, dan Kepala

Biro Hukum dan Humas.

4. APATHETICS (Pengaruh Rendah dan Kepentingan Rendah)

Stakeholders Dukungan yang Diharapkan

Pejabat Fungsional Umum

Tidak banyak dukungan yang diharapkan

29 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

E. Jadwal Kerja Proyek Perubahan

1. Jangka Pendek

No Kegiatan

Sept 2018 Okt 2018 Nov 2018

Pelaksana Output Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Milestone 1. Menyusun Rencana Kerja

1. Rapat Koordinasi Tim Efektif.

Project Leader, seluruh Pokja

Notulen Rapat

2. Menyusun Rencana Kerja. Pokja Dukungan Rencana Kerja Tim Efektif

3. Berkonsultansi dan meminta persetujuan mentor/Deputi Investigasi.

Project Leader SK Deputi tentang Tim Efektif

Milestones 2. Menyusun Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

1. Menyusun konsep pedoman penilaian efektivitas pencegahan korupsi

Pokja Substansi Draf Pedoman

2. Membahas konsep pedoman penilaian efektivitas pencegahan korupsi

Pokja Substansi Draf Pedoman (edited)

3. Berkonsultansi kepada mentor/Deputi

Pokja Substansi Draf Pedoman (edited)

Milestone 3: Menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD)

1. Menyusun materi FGD Pokja Substansi Materi FGD

2. Menghubungi narasumber Pokja Substansi Kehadiran Narasumber

3. Melaksanakan FGD

Pokja Substansi Laporan Hasil FGD

4. Merumuskan hasil FGD

Pokja Substansi Laporan Hasil FGD

5. Memperbaiki pedoman

Pokja Substansi Draf Pedoman (edited)

Milestone 4: Melaksanakan sosialisasi/diseminasi Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi

1. Menyusun materi sosialisasi

Project Leader/ Pokja Diseminasi

Materi Sosialisasi

2. Melaksanakan sosialisasi

Pokja Diseminasi

Daftar Hadir Foto/video

3. Memperbaiki pedoman

Pokja Substansi Draf Pedoman (edited)

Milestone 5: Piloting Penilaian Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi

1. Menyiapkan piloting

Project Leader/ Pokja Diseminasi

Materi Piloting

2. Melaksanakan piloting di Kementerian ESDM

Pokja Diseminasi

Laporan Hasil Piloting

3. Merumuskan hasil piloting

Pokja Diseminasi

Laporan Hasil Piloting

4. Memperbaiki pedoman Pokja Substansi Draf Pedoman (edited)

Milestone 6: Menyusun Draf Peraturan BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

1. Menyusun materi awal Draf Peraturan BPKP

Pokja Regulasi Draft Peraturan Kepala

2. Berkonsultansi dengan Mentor/Deputi

Pokja Regulasi Draft Peraturan Kepala

(reviewed)

3. Berkoordinasi dan komunikasi dengan Biro Hukum dan Humas tentang draf Peraturan BPKP

Pokja Regulasi Draft Peraturan Kepala (reviewed)

Milestone 7: Mengembangkan Aplikasi Penilaian Indeks EPK

1. Memaparkan konsepsi dan metodologi Indeks EPK kepada Tim Pengembang Aplikasi

30 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

No Kegiatan

Sept 2018 Okt 2018 Nov 2018

Pelaksana Output Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

2. Mengembangkan aplikasi

3. Uji coba Aplikasi

2. Jadwal Jangka Menengah (Januari s.d.Juni 2019)

No Kegiatan Jan ‘19

Feb ‘19

Mrt ‘19

Apr ‘19

Mei ‘19

Juni ‘19

Pelaksana Output

Milestones 8: Penetapan Peraturan Kepala BPKP 1. Membahas draf Peraturan Kepala

dengan Biro Hukum dan Humas Project Leader

Pokja Regulasi Draf Peraturan Kepala (reviewed)

2. Finalisasi draf Peraturan Kepala Project Leader Pokja Regulasi

Peraturan Kepala

Milestones 9:Melaksanakan Penilaian Indeks EPK

1. Menyiapkan pedoman teknis penilaian Indeks EPK

Pokja Substansi

Pedoman Teknis Penilaian Indeks EPK

2. Mendiseminasikan pedoman kepada Tim

Pokja Substansi dan Diseminasi

Laporan Hasil Diseminasi Pedoman

3. Melaksanakan penugasan penilaian Indeks EPK

Pokja Substansi dan Diseminasi

Notisi Hasil Penilaian Indeks EPK

4. Menyusun Laporan Hasil Penilaian Indeks EPK

Pokja Substansi dan Diseminasi

Laporan Hasil Pernilaian Indeks EPK

3. Jadwal Jangka Panjang (Juli 2019 s.d. Desember 2019)

No Kegiatan Juli ‘19

Agst ‘19

Sept ’19

Okt ‘19

Nov ‘19

Des ‘19

Pelaksana Output

Milestones 10: Penilaian Risiko Fraud Pada 100% Kementerian, Lembaga, dan Pemda 1. Mendiseminasikan pedoman

kepada Tim Pokja

Substansi dan Diseminasi

Laporan Hasil Diseminasi Pedoman

2. Melaksanakan penugasan penilaian Indeks EPK

Pokja Substansi dan Diseminasi

Notisi Hasil Penilaian Indeks EPK

3. Menyusun Laporan Hasil Penilaian Indeks EPK

Pokja Substansi dan Diseminasi

Laporan Hasil Pernilaian Indeks EPK

Milestones 11 dan 12 : Mendapatkan dukungan dari Tim Nasional Pencegahan Korupsi dan Bappenas

1. Konsultansi dengan Mentor/ Deputi untuk rencana permintaan dukungan ke Tim Nasional Pencegahan Korupsi

Project Leader

Konsep Lembar Dukungan

2. Menyiapkan bahan permintaan dukungan

Project Leader

Lembar Dukungan

3. Melakukan audiensi ke Tim Nasional Pencegahan Korupsi dan Bappenas

Project Leader

Dukungan dari Tim Nasional Pencegahan Korupsi dan Bappenas

31 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

BAB III PELAKSANAAN PROYEK PERUBAHAN

A. Capaian Output Kunci dan Milestones

Pelaksanaan laboratorium kepemimpinan untuk mengimplementasikan

proyek perubahan sampai dengan akhir breakthrough II (tanggal 23

November 2018) telah berhasil menyelesaikan 7 milestones atau 100% dari

7 milestones jangka pendek yang direncanakan dalam proposal Rencana

Proyek Perubahan. Selain itu, dua milestone jangka panjang yaitu dukungan

dari Bappenas dan Tim Nasional Pencegahan Korupsi telah dapat

diselesaikan (sebagian) dalam jangka pendek. Penjelasan rinci atas capaian

milestone dan output kunci sebagai berikut.

1. Capaian Output Kunci

Capaian output kunci yang memberikan dampak dan daya ungkit yang

signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan proyek perubahan

disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Capaian Output Kunci

No OUTPUT KUNCI BUKTI

1. Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi.

Lampiran

2. Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi tentang Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi.

Lampiran

3. Aplikasi Indeks EPK Lampiran M7

32 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

2. Capaian Milestone Kegiatan Rinci

Capaian Milestone Kegiatan Rinci Proyek Perubahan adalah sebagai

berikut.

a. Capaian Milestone 1: Rencana Kerja Tim Efektif telah disusun pada

tanggal 15 September 2018. Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian

Milestone 1 disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Capaian Milestone 1

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

Menyusun Rencana Kerja Tim Efektif

Minggu 2 September 2018

1. Rencana Kerja Tim Efektif Proyek Perubahan

15 September 2018

Lampiran M.1

Tujuan Milestone 1 adalah menyusun Rencana Kerja Tim Efektif

Proyek perubahan.

Rincian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai milestone 1,

sebagai berikut:

1) Rapat Koordinasi Tim Efektif

Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan rapat koordinasi

dengan seluruh Kelompok Kerja beserta staf Direktorat

Investigasi Instansi Pemerintah. Dalam rapat koordinasi ini

Project Leader memaparkan berbagai aspek dari proyek

perubahan yang direncanakan termasuk milestonesnya dan

meminta komitmen dan tanggung jawab seluruh staf yang

terlibat dalam proyek perubahan.

2) Menyusun Rencana Kerja.

Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun Rencana Kerja untuk

masing-masing milestone yang telah dibuat dalam rancangan

proyek perubahan. Rencana Kerja memuat rincian kegiatan untuk

masing-masing milestone, rencana waktu pelaksanaan, pelaksana

yang bertanggung jawab, dan output yang dihasilkan.

33 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 3.1 Rapat Koordinasi Tim Efektif

3) Berkonsultansi dan meminta persetujuan Mentor

Project Leader melakukan konsultasi kepada Mentor atas

kegiatan-kegiatan dalam Rencana Kerja yang akan dilaksanakan

oleh Tim Efektif, termasuk pihak-pihak yang akan dimintakan

dukungan terhadap proyek perubahan ini. Mentor memberikan

arahan antara lain terkait dengan penambahan lokasi obyek

piloting pedoman penilaian Indeks EPK.

b. Capaian Milestone 2: Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan

Korupsi telah selesai disusun pada tanggal 23 November 2018 dan

ditetapkan dengan Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang

Investigasi. Pedoman ini telah melalui proses FGD dan uji coba

(piloting).

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 2 disajikan pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Capaian Milestone 2

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI Menyusun

Pedoman Penilaian

Efektivitas

Pencegahan Risiko

M2 s.d. M4 September 2018

Pedoman Penilaian

Efektivitas Pencegahan

Risiko

M2 November2018

Lampiran M.2

Tujuan dari Milestone 2 adalah menyusun Pedoman Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi.

34 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Rincian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target

milestone 2, sebagai berikut:

1) Menyusun konsep Pedoman Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi

Untuk kegiatan ini Project Leader menugaskan Ketua Pokja

Substansi sebagai penanggung jawab penyusunan pedoman

dengan pertimbangan kompetensi konseptual yang dimiliki.

Pemahaman substansi pencegahan korupsi didapatkan dari

berbagai teori tentang penyebab fraud, pendekatan Input-

Proses-Output-Outcome-Benefit-Impact dalam fraud risk

management, dan konsepsi the three lines of defense dalam

internal audit, serta manajemen perubahan. Model pengukuran

indeks dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1 s.d. 10.

Metode pengumpulan data awal dilakukan dengan Daftar

Kuesioner yang masing-masing indikatornya terdiri dari 4

kelompok. Model Indeks ini mengacu pada Transformation Index

of the Bertelsmann Stiftung 2016.

2) Membahas konsep Pedoman Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi

Proses kegiatan pembahasan konsep pedoman difokuskan pada

4 aspek yaitu landasan teori atau pendekatan yang digunakan,

struktur Indeks EPK, metodologi pengumpulan dan analisis

data, dan tata kelola penilaian. Project Leader berdiskusi secara

intensif dengan Ketua Pokja Substansi dalam proses

penyusunan pedoman.

Project Leader berkesempatan memaparkan konsep struktur

Indeks EPK kepada Prof. Muhammad Firdaus, guru besar

statistik/ekonometri IPB pada Sabtu tanggal 6 Oktober 2018 di

kampus Sekolah Bisnis IPB di Bogor dan mendapatkan 9 butir

masukan terkait struktur Indeks EPK.

35 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Project Leader juga meminta Jong-Won Lee, Ph.D. Dekan

Graduate School of Public Administration, The Catholic

University of Korea, Seoul untuk memberi masukan atas

konsepsi dan struktur Indeks EPK. Project Leader bertemu

dengan Prof Jong-Won Lee pada saat acara pemaparan proyek

riset yang dilakukan Tim dari Korea di kantor BPKP Pusat pada

tanggal 17 Oktober 2018. Selanjutnya, korespondensi dilakukan

melalui email.

Pembahasan mengenai metodologi pengumpulan dan analisis

data dilakukan dengan Direktur pada Deputi Bidang Metodologi

dan Data Statistik BPS melalui FGD pada Kamis tanggal 25

Oktober 2018.

Pembahasan mengenai tata kelola penilaian yang melibatkan

Perwakilan BPKP dilakukan dengan anggota Tim Efektif dalam

beberapa kesempatan baik secara formal dalam suatu rapat

maupun secara tidak formal.

Masukan-masukan dari hasil pembahasan langsung digunakan

untuk penyempurnaan pedoman.

3) Berkonsultansi dengan Mentor/Deputi

Project Leader berkonsultasi kepada Mentor atas konsep

pedoman yang telah disusun oleh Pokja Substansi. Mentor

memberi masukan agar Indeks EPK dapat diterapkan pula

untuk menilai suatu program pemerintah seperti pengelolaan

Mineral dan Batubara. Dalam pedoman penilaian, penilaian

Indeks EPK dapat dilakukan di unit kerja mandiri baik setingkat

eselon III, II atau eselon I.

36 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Konsultasi dengan Prof. M. Firdaus (Guru Besar Statistik IPB)

Konsultasi dengan Direktur BPS

Gambar 3.2 Konsultansi Pedoman dengan Pihak Eksternal

c. Capaian Milestone 3: Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) atas

Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi telah dilakukan

sebanyak 5 kali dari rencana 1 kali.

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 2 disajikan pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.4 Capaian Milestone 3

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

Menyelenggarakan

Focus Group

Discussion

Satu kegiatan FGD M1 Oktober 2018

1. FGD dengan Tim

Background Study RPJMN

2020-2024 Bappenas,

bertempat di

Pusdiklatwas BPKP

24 Agustus 2018

Lampiran M.3

2. FGD dengan pihak

Internal BPKP (s.d.

eselon II ), bertempat di

Hotel Ina Parapat

12 Oktober 2018

Lampiran M.3

3. FGD dengan Kedeputian

Metodologi dan Data

Statistik BPS, bertempat

di kantor BPS

25 Oktober 2018

Lampiran M.3

37 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

4. FGD dengan Tim

Background Study

RPJMN2020-2024

Bappenas, BPS, dan

Sekretariat Tim Nasional

Pencegahan Korupsi,

bertempat di Bappenas

30 Oktober 2018

Lampiran M.3

5. FGD dengan Inspektorat

Jenderal Kementerian

ESDM, bertempat di

kantor Itjen Kementerian

ESDM

2 November 2018

Lampiran M.3

Tujuan dari Milestone 3 adalah menyelenggarakan FGD atas

Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi, untuk

mendapatkan masukan dari berbagai pihak yang berkompeten.

Rincian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai target

milestone 3, sebagai berikut:

1) Menyusun materi FGD

Pokja Diseminasi menyusun materi FGD dalam bentuk paparan

power point, untuk kemudian dibahas dengan Project Leader.

Materi FGD lebih banyak menguraikan struktur Indeks dan

metodologi penilaian Indeks.

2) Menghubungi Narasumber

Narasumber-narasumber FGD dari pihak eksternal BPKP

dihubungi oleh Biro Perencanaan Pengawasan BPKP dan oleh

Deputi Bidang Investigasi melalui surat, dan oleh Project Leader

melalui media whatsapp. Untuk FGD yang diselenggarakan oleh

Bappenas sebanyak 2 kali, Project Leader diundang sebagai

narasumber terkait dengan materi Indek EPK.

3) Melaksanakan FGD

FGD bertujuan untuk mendapatkan masukan atas konsepsi

Indeks EPK, dapat direalisasikan sebanyak 5 kali, sebagai

berikut:

38 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

a) FGD dengan Tim Background Study RPJMN 2020-2024

Bappenas yang dipimpin oleh Velix V. Wanggai, Direktur

Aparatur Negara bertempat di Pusdiklatwas BPKP pada

tanggal 24 Agustus 2018. FGD diikuti oleh Direktur

Perencanaan pada masing-masing Kedeputian, Kepala

Pusat-Pusat, dan staf. Pada FGD ini Project Leader

memaparkan latar belakang dan konsepsi dari Indeks EPK.

b) FGD dengan pihak Internal BPKP diikuti oleh 2 auditor

utama, 5 Direktur yang membidangi perencanaan, 4 Kepala

Biro di Sekretariat Utama, 4 Kepala Pusat, dan Tim

Visioning BPKP. FGD tentang Indeks EPK merupakan salah

satu materi dalam acara FGD tentang Sistem Perencanaan

Pengawasan Berbasis Risiko yang diselenggarakan oleh Biro

Perencanaan Pengawasan BPKP pada tanggal 10 sd 13

Oktober 2018, bertempat di Hotel Inna Parapat. Materi

Indeks EPK yang disampaikan oleh Project Leader lengkap

sampai dengan metode pengumpulan data dan struktur

kuesioner. Masukan dari peserta terutama berkaitan

dengan tata kelola penilaian dan strategi penerapan

penilaian Indeks EPK.

c) FGD dengan Kedeputian Metodologi dan Data Statistik BPS

diselenggarakan pada tanggal 25 Oktober 2018, bertempat

di kantor BPS. Dalam FGD tersebut pihak BPS memberikan

masukan terutama terkait dengan metode pengumpulan

data melalui survey, metode penilaian, dan perlunya

dilakukan uji validitas dan realibilitas atas kuesioner.

d) FGD dengan Tim Background Study RPJMN2020-2024

Bappenas, BPS, dan Sekretariat Tim Nasional Pencegahan

Korupsi, khusus membahas tentang Indeks EPK. FGD atas

inisiatif undangan Bappenas ini dilaksanakan pada tanggal

30 Oktober 2018, bertempat di Bappenas. Pihak BPS

(Direktur Metodologi) memberikan tanggapan tentang

metodologi yang digunakan dalam Indeks EPK antara lain

39 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

stratifikasi dari unit kerja yang akan dijadikan sampel,

sedangkan pihak Sekretariat Tim Nasional Pencegahan

Korupsi memberikan masukan tentang substansi

pencegahan korupsi. Bappenas menyimpulkan bahwa

Indeks EPK ini dapat dilanjutkan prosesnya menuju

perumusan RPJMN 2020-2024. Hal ini mendukung capaian

dua milestone jangka panjang yaitu memeroleh dukungan

dari Tim Nasional Pencegahan Korupsi dan dukungan dari

Bappenas.

e) FGD dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral, dilaksanakan pada tanggal 2

November 2018, bertempat di kantor Itjen Kementerian

ESDM. FGD dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Akhmad

Syakhroza, Inspektur Jenderal Kementerian ESDM. Pihak

ESDM memberikan masukan dari sudut pandang

Governance baik governance structure maupun governance

mechanism, dan menyarankan agar implementasi Indeks ini

ditetapkan dengan Peraturan Presiden.

4) Merumuskan hasil FGD

Masukan yang diperoleh dari hasil FGD dibahas kembali oleh

Pokja Substansi dan dirumuskan materi-materi yang akan

dimuat dalam perbaikan Pedoman.

5) Memperbaiki pedoman

Rumusan hasil FGD digunakan sebagai dasar dalam perbaikan

pedoman.

40 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

FGD Internal di Parapat FGD di BPS

FGD di Bappenas FGD di Itjen Kementerian ESDM

Gambar 3.3 Pelaksanaan Focus Group Discussion

d. Capaian Milestone 4: Sosialisasi/diseminasi Indeks Efektivitas

Pencegahan Korupsi telah dilaksanakan pada pihak internal BPKP

sebanyak 4 kegiatan dan pihak eksternal BPKP sebanyak 17

kegiatan

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 4 disajikan pada

Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Capaian Milestone 4

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

Sosialisasi Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi

Dua kegiatan yaitu Pihak Internal BPKP dan

1. Seluruh Pegawai Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah (termasuk Tim Efektif)

10 September 2018

Lampiran M.4

41 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

pihak eksternal BPKP M2 Okt. 2018

2. Peserta Seminar Nasional Implementasi Pencegahan Korupsi Pimpinan Institusi/ Korporasi

18 September 2018

Lampiran M.4

3. Seluruh Pegawai Deputi Bidang Investigasi (acara Rapat Kerja)

20 September 2018

Lampiran M.4

4. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi APIP Pusat dan Daerah di Ciawi

25 September 2018

Lampiran M.4

5. Seluruh Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi pada 34 Perwakilan BPKP se-Indonesia (acara Workshop)

26 September 2018

Lampiran M.4

6. Pegawai BPKP Pusat dan Perwakilan dalam acara Seminar Hasil Litbang

27 September 2018

Lampiran M.4

7. Lima K/L yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian ESDM, KemenPAN dan RB, Kementerian PDDTT, Bappenas,

Periode Oktober - November 2018

Lampiran M.4

8. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi APIP Daerah di Denpasar

5 Oktober 2018

Lampiran M.4

9. Peserta Diklat Audit Investigatif Kementerian Pembangunan Desa Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

8 Oktober 2018

Lampiran M.4

10. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi APIP Daerah, di Makassar

24 Oktober 2018

Lampiran M.4

11. Pimpinan KPK dan Deputi Pencegahan KPK

1 November 2018

Lampiran M.4

12. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi APIP Daerah, di Makassar

24 Oktober 2018

Lampiran M.4

13. Peserta Forum Jabatan Fungsional Auditor, di Jakarta

7 November 2018

Lampiran M.4

42 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

14. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi Inspektorat Provinsi Papua, di Ciawi

12 November 2018

Lampiran M.4

15. Peserta Workshop STAR, di Surabaya

14 November 2018

Lampiran M.4

16. Anggota VII BPK, Auditor Utama VII BPK

23 November 2018

Lampiran M.4

17. Walikota Tangerang Selatan

23 November 2018

Lampiran M.4

18. Peserta Diklat Audit Investigatif bagi TNI

26 November 2018

Lampiran M.4

19. Peserta Rapat Kerja BPKP (seluruh pejabat es. 1 dan 2), di Jakarta

26 November 2018

Lampiran M.4

20. Peserta Konferensi dan Musyawarah Nasional Auditor Intern Pemerintah Tahun 2018, di Jakarta

27 November 2018

Lampiran M.4

Tujuan Milestone 4 adalah melaksanakan sosialisasi Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan menggunakan Indeks EPK

untuk memberikan informasi kepada berbagai pihak internal dan

eksternal terkait Indeks EPK dan mendapatkan dukungan atas

pelaksanaan proyek perubahan ini.

Sosialisasi dilakukan secara masif pada berbagai acara/kegiatan dan

audiensi secara langsung kepada stakeholders. Rincian proses

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai milestone 4, sebagai

berikut:

1) Menyusun materi sosialisasi

Kegiatan yang dilakukan adalah mengadakan rapat dengan

Pokja Diseminasi untuk menetapkan personil yang akan

menyiapkan bahan sosialisasi dan melakukan koordinasi

dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan sosialisasi. Materi

sosialisasi tidak termasuk rincian penjelasan tentang

metodologi yang digunakan. Pokja Diseminasi diminta untuk

43 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

memonitor kegiatan-kegiatan lingkungan di BPKP yang bisa

dimasukkan kegiatan sosialisasi.

2) Melaksanakan sosialisasi

Sosialisasi dilakukan baik secara langsung maupun tidak

langsung dengan menggunakan berbagai bentuk kegiatan.

Materi sosialisasi secara langsung disampaikan oleh Project

Leader dan para Ketua Pokja dan secara tidak langsung masuk

dalam materi naskah sambutan (keynote speech) Kepala BPKP.

(1) Kegiatan Sosialisasi kepada pegawai Direktorat

InvestigasiInstansi Pemerintah dan Tim Efektif.

Kegiatan sosialisasi kepada pegawai Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah dan Tim Efektif dilaksanakan pada

tanggal 10 September 2018 bertempat di ruang rapat lantai

9 BPKP Pusat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan

pemahaman atas Indeks EPK sekaligus penyampaian

rencana proyek perubahan dan permohonan dukungan dari

seluruh pegawai.

Sosialisasi substansi proyek perubahan ini dimaksudkan

agar seluruh Tim Efektif memiliki pemahaman yang sama

akan Indeks EPK, sehingga mereka memiliki persepsi dan

langkah tindak yang sama dalam mendukung pelaksanaan

proyek perubahan.

(2) Kegiatan Sosialisasi kepada seluruh pegawai Deputi Bidang

Investigasi

Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada acara Rapat Kerja

Kedeputian Investigasi 2018 yang diselenggarakan pada

tanggal 20 September 2018 di Pusdiklatwas BPKP Ciawi,

diikuti oleh seluruh pegawai Deputi Bidang Investigasi

sebanyak 156 orang.

44 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Foto Bersama peserta Raker Sosialisasi Proyek Perubahan

Gambar 3.4 Sosialisasi kepada seluruh pegawai Deputi Investigasi

(3) Kegiatan Sosialisasi kepada seluruh Koordinator

Pengawasan Bidang Investigasi pada 34 Perwakilan BPKP

se-Indonesia Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada acara

Workshop “Centre of Excellence for Fraud Solutions” yang

diselenggarakan oleh Deputi Bidang Investigasi tanggal 24

s.d. 28 September 2018, bertempat di Hotel Santika

Premier Jl. Hayam Wuruk Jakarta. Peserta workshop

sebanyak 97 orang termasuk 41 Korwas Bidang

Investigasi pada 34 Perwakilan BPKP seluruh Indonesia.

Workshop dibuka oleh Kepala BPKP.

(4) Kegiatan Sosialisasi kepada Pegawai BPKP Pusat dan

Perwakilan DKI dan Banten dalam acara Seminar Hasil

Litbang

Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Project Leader yang

menjadi narasumber pembahas hasil penelitian

Puslitbangwas. Materi Indeks EPK disampaikan sebagai

bagian dari materi pembahasan dua hasil penelitian yang

berkaitan dengan hubungan sistem pengendalian intern

pemerintah dengan korupsi dan transparansi pengadaan.

Seminar diselenggarakan di Aula Gandhi BPKP Pusat pada

tanggal 27 September 2018, dibuka oleh Kepala BPKP, dan

45 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

dihadiri oleh para Deputi Kepala BPKP, dan kurang lebih

250 pejabat struktural dan fungsional auditor BPKP Pusat,

Perwakilan BPKP DKI, dan Perwakilan BPKP Banten.

(5) Kegiatan sosialisasi di tingkat Pimpinan BPKP

Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Project Leader pada

acara Rapat Kerja BPKP yang diikuti seluruh pejabat

struktural eselon 1 dan eselon II pada tanggal 26

November 2018 di Kantor Pusat BPKP. Project Leader

diminta pimpinan melalui Kepala Biro Perencanaan

Pengawasan untuk menyampaikan progress yang telah

dilakukan Tim Visioning BPKP termasuk memaparkan

Indeks EPK.

(6) Kegiatan sosialisasi di tingkat Pimpinan

Kementerian/Lembaga dan Lembaga Negara

Project Leader melakukan kunjungan langsung ke

Pimpinan Kementerian/Lembaga, dan Lembaga Tinggi

untuk menyampaikan gagasan/ide inovasi dalam bentuk

proyek perubahan tentang Peningkatan Pemberantasan

Korupsi pada Instansi Pemerintah Melalui Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi. Sebelum kunjungan,

dilakukan komunikasi melalui media whatapps untuk

memastikan ketersediaan waktu.

Pokok-pokok yang disampaikan meliputi latar belakang,

output/produk yang dihasilkan, dan manfaat proyek

perubahan. Para Pimpinan sangat antusias dan

mendukung agar inovasi ini dapat dikembangkan ke

tingkat Nasional sehingga akan memberikan manfaat ke

banyak pihak. Pertemuan yang telah dilaksanakan adalah

dengan:

a. Inspektur Utama Bappenas, pada tanggal 25 Oktober

2018, bertempat di kantor Bappenas.

46 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

b. Deputi Bidang Politik Hukum dan Hankam Bappenas,

pada tanggal 30 Oktober 2018, bertempat di kantor

Bappenas.

c. Pimpinan KPK (Alexander Marwata) dan Deputi

Pencegahan KPK, pada tanggal 1 November 2018,

bertempat di Gedung Merah Putih KPK.

d. Inspektur Jenderal Kementerian ESDM, pada tanggal 2

November 2018, bertempat di kantor Inspektorat

Jenderal Kementerian ESDM.

e. Deputi Pengawasan Menteri PAN RB Bidang

Pengawasan Akuntabilitas dan Reformasi Birokrasi,

pada tanggal 8 November 2018, bertempat di kantor

KemenPAN RB.

f. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan, pada

tanggal 22 November 2018 bertempat di kantor

Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan.

g. Anggota VII /Koordinator Audit Investigatif BPK, pada

tanggal 23 November 2018 bertempat di kantor Badan

Pemeriksa Keuangan.

(7) Kegiatan sosialisasi pada pimpinan pemerintah daerah

Project Leader melakukan komunikasi via whatapps

dengan Walikota Tangerang Selatan (Airin Rachmi

Dianny) untuk meminta waktu sosialisasi proyek

perubahan. Akhirnya, disepakati pertemuan dilakukan

pada tanggal 23 November 2018 mulai pukul 17.00

bertempat di kantor Walikota Tangerang Selatan di

Pamulang.

Pilihan sosialisasi kepada Walikota Tangerang Selatan

didasarkan pada pertimbangan bahwa Walikota

Tangerang Selatan saat ini menjabat sebagai Ketua

Asosiasi Walikota Seluruh Indonesia, sehingga diharapkan

dapat menyampaikan sistem ide/gagasan perubahan

47 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

kepada para walikota se-Indonesia. Di samping itu,

walikota dipandang dapat mewakili kepala daerah yang

memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan APIP dan

membangun tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance).

(8) Kegiatan Sosialisasi kepada Aparat Pengawasan Internal

Pemerintah Pusat dan Daerah

Kegiatan sosialisasi Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi

kepada para auditor di lingkungan pemerintah pusat dan

daerah dilakukan secara massif melalui berbagai kegiatan

yang berkaitan dengan pemberantasan korupsi. Sosialisasi

dilakukan secara langsung, yaitu Project Leader dan/atau

Ketua Pokja yang memberikan materi sosialisasi maupun

secara tidak langsung melalui materi yang disampaikan

oleh Pimpinan BPKP dalam sambutan pembukaan atau

keynote speech. Sosialisasi dilakukan pada beberapa

kegiatan sebagai berikut:

Tabel 3.6

Sosialisasi kepada Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Pusat dan Daerah

No. Kegiatan Tanggal Jumlah Peserta (est.)

1. Seminar Nasional Implementasi Pencegahan Korupsi Pimpinan Institusi/ Korporasi

18 September 2018

200

2. Diklat Investigatif bagi APIP Pusat dan Daerah (di Ciawi)

25 September 2018

30

3. Diklat Investigatif bagi APIP Daerah (di Denpasar)

5 Oktober 2018

30

4. Diklat Investigatif bagi Auditor Itjen Kemen PDDTT (di Bogor)

8 Oktober 2018

30

5. Diklat Investigatif bagi APIP Daerah (di Makassar)

24 Oktober 2018

30

6. Forum Jabatan Fungsional Auditor se-Indonesia

7 November 2018

200

48 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

7. Diklat Investigatif bagi Inspektorat Provinsi Papua (di Ciawi)

12 November 2018

30

8. Diklat Investigatif bagi Inspektorat TNI (di Ciawi)

26 November 2019

30

8. Peserta Konferensi dan Musyawarah Nasional Auditor Intern Pemerintah Tahun 2018, di Jakarta

27 November 2019

350

Diklat Audit Investigatif Inspektorat Provinsi Papua

Diklat Audit Investigatif Inspektorat Jenderal Kementerian PDDTT

Forum Jabatan Fungsional Auditor Diklat Audit Investigatif APIP se-Indonesia

Gambar 3.5

Kegiatan Internalisasi di lingkungan APIP se- Indonesia

49 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Dengan Pimpinan KPK Dengan Anggota VII BPK

Dengan Deputi Bidang Pengawasan

Akuntabilitas dan RB, Kementerian PAN RB

Dengan Inspektur Utama Bappenas

Gambar 3.6

Internalisasi di Kementerian dan Lembaga Tinggi Negara

Sambutan Kepala BPKP Sosialisasi Proyek Perubahan

Gambar 3.7

Sosialisasi kepada Korwas Investigasi Perwakilan BPKP Seluruh Indonesia

50 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

e. Capaian Milestone 5: Melakukan Uji Coba (Piloting) Penilaian

Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi pada 4 Unit Kerja

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 5 disajikan pada

Tabel 3.6.

Tabel 3.7 Capaian Milestone 5

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

Piloting Penilaian

Indeks Efektivitas

Pencegahan

Korupsi

Satu kegiatan di K/L M3 Okt. s.d. M2 Nov. 2018

1. Piloting di Dirjen

Minerba

Kementerian ESDM

15 -19 Oktober 2018

Lampiran M.5

2. Piloting di Pemprov

Kalimantan Selatan

22 – 26 Oktober 2018

Lampiran M.5

3. Piloting di Pemprov

Bangka Belitung

22 – 26 Oktober 2018

Lampiran M.5

4. Piloting di Pemprov

Sumatera Selatan

29 Oktober – 2 November 2018

Lampiran M.5

Gambar 3.8 Sosialisasi kepada Walikota Tangerang Selatan

51 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Tujuan Milestone 5 adalah menguji instrumen penilaian efektivitas

pencegahan korupsi (Indeks EPK) yaitu Pedoman Penilaian, Daftar

Kuesioner, metode FGD, dan sekaligus mengukur waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaian penilaian. Rincian proses kegiatan

yang dilakukan untuk mencapai milestone 5, sebagai berikut:

1) Menyiapkan piloting

Kegiatan penyiapan piloting dilakukan oleh seluruh Ketua Pokja

dan anggotanya. Dalam rapat persiapan dilakukan pembagian

tugas yaitu Penyiapan bahan materi piloting oleh Pokja

Diseminasi dan Pokja Substansi dan koordinasi dengan unit kerja

piloting oleh Pokja Diseminasi dan Tim yang telah ditetapkan,

serta pembagian tugas pada saat pelaksanaan piloting (pemateri

sosialisasi Indeks EPK, pimpinan pembahasan kuesioner, dan

pencatat proses piloting). Koordinasi dengan unit kerja

Pemerintah Provinsi dilakukan dengan bantuan Perwakilan BPKP

setempat, sedangkan piloting di Kementerian ESDM dilakukan

melalui Inspektorat Jenderal.

Untuk meningkatkan pemahaman dan mengatur strategi

pelaksanaan piloting, selama 2 hari berturut-turut Project Leader

memberikan pemahaman kembali akan Indeks EPK dan

membahas secara rinci kuesioner yang akan digunakan. Pokja

Dukungan menyiapkan administrasi keuangan yang dibutuhkan

oleh Tim Piloting.

2) Melaksanakan piloting

Pelaksanaan Piloting diawali dengan entry meeting Tim Piloting

dengan pimpinan unit kerja menjelaskan maksud dan tujuan dan

mekanisme piloting. Kemudian setelah seluruh

peserta/responden berkumpul dilakukan pembukaan oleh

pimpinan unit kerja dan dilanjutkan pemaparan materi tentang

Indeks EPK oleh Project Leader/Ketua Pokja. Setelah coffee break,

kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai Daftar

52 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Kuesioner dan dilanjutkan dengan pengisian Daftar Kuesioner

oleh para pegawai yang menjadi responden. Pada saat istirahat

siang, Tim melakukan rekapitulasi hasil kuesioner sebagai bahan

untuk didiskusikan lebih lanjut dengan peserta/responden.

Setelah rehat siang kegiatan dilanjutkan dengan diskusi terfokus

mengenai hasil kuesioner untuk mendapatkan satu jawaban yang

disepakati bersama yang diharapkan dapat mencerminkan

kondisi riil di unit kerja atas pertanyaan-pertanyaan dalam

kuesioner.

Pada hari kedua, dilakukan review dokumen dan wawancara

lanjutan dengan pihak-pihak terkait. Review dokumen dilakukan

untuk memastikan bahwa pernyataan para responden atas poin-

poin dalam kuesioner didukung dengan bukti dokumen yang sah

dan valid. Wawancara dilakukan untuk menggali lebih mendalam

substansi kondisi yang terjadi di unit kerja untuk memastikan

kesesuaiannya dengan hasil kuesioner.

Piloting di ESDM Piloting di Pemprov Kalimantan Selatan

53 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Piloting di Pemprov Sumatera Selatan Piloting di Pemprov Bangka Belitung

Gambar 3.9 Piloting Instrumen Indeks EPK

3) Memperbaiki pedoman

Hasil piloting menunjukkan beberapa hal yang perlu diperbaiki

dalam kuesioner antara lain kuesioner agar lebih

ringkas/sederhana dan menjelaskan penggunaan istilah

asing/teknis yang tidak dimengerti oleh responden. Hasil piloting

kemudian dibahas oleh seluruh Pokja dan dilakukan perbaikan

dalam Pedoman khususnya daftar kuesioner.

f. Capaian Milestone 6: Menyusun Draf Peraturan BPKP tentang

Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi telah diselesaikan.

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 6 disajikan pada

Tabel 3.7.

Tabel 3.8 Capaian Milestone 6

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI OUTPUT BUKTI Menyusun Draf Peraturan BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

M1 - M2 November. 2018

Draf Peraturan BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

Selesai M2 November 2018

Lampiran M.6

54 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Tujuan dari Milestone 6 adalah menyusun draf Peraturan Kepala

BPKP tentang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi yang akan

digunakan dasar bagi penerapan penilaian Indeks EPK secara

Nasional di tahun 2019. Selain itu, disusun Peraturan Deputi

Investigasi tentang Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan

Korupsi, sebagai panduan bagi para Pejabat Fungsional Auditor di

Perwakilan BPKP seluruh Indonesia maupun di kantor Pusat untuk

melakukan penilaian Indeks EPK.

Sebagai dasar pelaksanaan penugasan pengawasan 2019, kegiatan

penilaian Indeks EPK telah masuk dalam Kebijakan Pengawasan

BPKP tahun 2019 (Jakwasnas 2019) dan Program Kerja Pengawasan

Tahunan 2019 (PKPT 2019) bidang Investigasi. Keseluruhan

perangkat kebijakan ini sangat penting untuk memastikan Penilaian

Indeks EPK dapat dijalankan oleh BPKP.

Materi Pedoman Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi yang

diatur dalam Peraturan Deputi Investigasi meliputi:

1) Latar belakang Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi;

2) Pengumpulan dan Analisis Data;

3) Penghitungan Skor Indikator, Skor Dimensi, dan Indeks;

4) Penutup.

Rincian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai Milestone 6

sebagai berikut:

1) Menyusun materi awal draf Peraturan BPKP

Project Leader dan Pokja Regulasi menyusun materi awal

Peraturan BPKP dengan memelajari proses penyusunan

peraturan termasuk substansi yang diatur dalam Peraturan

BPKP. Materi didiskusikan di antara anggota Pokja Substansi

dan disesuaikan dengan perkembangan draf Pedoman yang

diperbaiki paska kegiatan sosialisasi, FGD, dan piloting. Materi

awal draf Peraturan BPKP disampaikan kepada Project Leader

untuk direviu.

55 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

2) Berkoordinasi dengan Mentor

Project Leader berkonsultasi kepada Mentor terkait dengan

penyusunan Peraturan BPKP yang merupakan salah satu

milestone proyek perubahan. Mentor memberikan arahan agar

Project Leader meminta waktu kepada Kepala BPKP untuk

memaparkan terlebih dahulu materi proyek perubahan (Indeks

EPK). Arahan ini ditindaklanjuti oleh Project Leader dengan

meminta waktu kepada Kepala BPKP melalui sekretaris Kepala.

Pada tanggal 22 November 2018 Project Leader berkesempatan

menghadap Kepala BPKP untuk menyampaikan output proyek

perubahan sekaligus meminta dukungan Kepala BPKP.

3) Berkoordinasi dan komunikasi dengan Kepala Biro Hukum dan

Humas

Project Leader berkonsultasi kepada Kepala Biro Hukum dan

Humas BPKP pada tanggal 8 November 2018 terkait dengan

rencana penyusunan Peraturan BPKP. Kepala Biro Hukum dan

Humas menjelaskan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi

Peraturan Kepala diganti dengan Peraturan Badan. Proses

penyusunan Peraturan Badan memakan waktu yang cukup lama

karena harus melalui due process seluruh Eselon 1 (Sestama dan

para Deputi) sebelum diajukan ke Kementerian Hukum dan

HAM. Proses di Kemenkumham juga cukup lama karena

Peraturan Badan harus dicatat dalam Lembaran Negara.

56 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

g. Capaian Milestone 7: Menyusun Aplikasi Penilaian Indeks EPK telah

diselesaikan dan diujicoba, yaitu mengisi aplikasi dengan hasil

penilaian Indeks dari hasil Piloting dan dengan data dummy.

Ikhtisar Rencana dan Realisasi Capaian Milestone 7 disajikan pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.9 Capaian Milestone 7

KEGIATAN UTAMA RENCANA REALISASI BUKTI

Mengembangkan Aplikasi Indeks EPK

M2 September sd. M3 November 2018

Aplikasi Penilaian Indeks EPK

M3 November 2018

Lampiran M.7

Tujuan dari Milestone 7 ini adalah mengembangkan Aplikasi

Penilaian EPK yang digunakan untuk memudahkan proses penilaian

Indeks sekaligus menjaga akurasi data dan pelaporannya.

Rincian proses kegiatan yang dilakukan dalam pencapaian milestone

7 sebagai berikut:

1) Memaparkan konsepsi dan metodologi Indeks EPK kepada

Tim Pengembang Aplikasi.

Pada minggu kedua September 2018, Project Leader

menjelaskan konsepsi dan metodologi penilaian Indeks EPK

kepada Tim Pengembang Aplikasi Indeks EPK. Tim

Gambar 3.10 Berkoordinasi dengan Kepala Biro Hukum dan Humas BPKP

57 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

pengembang meminta diberikan soft file pedoman penilaian

Indeks EPK yang telah ada untuk dipelajari lebih lanjut. Project

leader meminta agar perkembangan pengembangan aplikasi

dilaporkan secara berkala. Tim pengembang meminta apabila

ada perubahan pedoman agar disampaikan segera kepada Tim

Pengembang.

2) Mengembangkan Aplikasi

Pengembangan Aplikasi dilakukan secara mandiri oleh Tim dari

Satgas Forensik Audit Kedeputian Investigasi. Pengembangan

dimulai dengan membuat Kerangka Acuan Kerja penyusunan

aplikasi.

Programmer berdiskusi secara langsung dengan Project Leader

membahas rancangan aplikasi, terkait dengan data yang akan

digunakan untuk input, proses komputasi yang dilakukan, dan

kebutuhan informasi yang akan ditampilkan sebagai output dari

aplikasi.

Analisis data yang dibutuhkan aplikasi didasarkan pada

metodologi penilaian Indeks Efektivitas Pencegahan Korupsi.

Analisis data meliputi jenis variabel input, formula

penghitungan input dan jenis data (nominal, rasio, ordinal) dan

operasionalisasi variabel input.

Untuk tahap proses, pembahasan menyangkut skala yang

digunakan untuk masing-masing variabel input dan makna dari

masing-masing skala, serta operasionalisasi dari masing-masing

variabel input, serta proses komputasi untuk menghasilkan nilai

skor masing-masing pilar dan proporsi dari masing-masing

indikator pada masing-masing dimensi di masing-masing pilar,

serta penentuan proporsi masing-masing pilar untuk

menentukan nilai akhir Indeks EPK unit yang dinilai pada tiap-

tiap K/L, atau Pemda.

58 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Untuk output, diskusi terkait dengan kebutuhan informasi yang

akan ditampilkan oleh aplikasi yaitu Indeks EPK secara nasional,

per provinsi dan per kabupaten/kota, serta per SKPD. Tampilan

dibuat sederhana namun mudah dimengerti.

Pembuatan desain aplikasi dilakukan oleh Tim Pengembang.

Pembahasan terbatas dilakukan dengan materi meliputi:

- apakah sistem aplikasi dibuat stand alone atau web based.

- penggunaan domain internet jika aplikasi dibuat web based.

- mekanisme inputing data

- pengaturan tata kelola penggunaan aplikasi

Dari proses kegiatan tersebut, akhirnya dapat dibuat Sistem

Aplikasi Indeks EPK dengan deskripsi sebagai berikut:

Deskripsi umum dari Aplikasi

Sistem Informasi Indek EPK-berbasis web adalah media web

yang dapat digunakan oleh BPKP Pusat dan BPKP Perwakilan

untuk melakukan penilaian Indeks EPK pada K/L dan Pemda.

Dengan adanya sistem informasi ini, BPKP Pusat dan BPKP

Perwakilan dapat memasukkan hasil penilaian Indeks EPK pada

unit kerja yang telah dinilai.

B. Mobilisasi Dukungan Stakeholders

Mobilisasi dukungan stakeholder proyek perubahan dilakukan dalam tiga

bentuk komunikasi strategis yaitu melalui kunjungan langsung sesuai

agenda yang telah dirancang, optimalisasi media komunikasi (youtube dan

whatapps), dan “attachment” atau materi Indeks EPK disampaikan kepada

stakeholders melalui kegiatan tertentu, seperti rapat kerja BPKP, seminar

(seminar hasil litbang dan seminar nasional pencegahan korupsi),

konferensi dan munas, diklat Audit Investigatif, workshop bidang investigasi,

workshop STAR, dan Forum JFA. Dari berbagai kegiatan mobilisasi ini

berhasil diperoleh dukungan penuh dari 17 stakeholders utama (2 Pejabat

59 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Negara, 14 pejabat eselon 1, dan 1 Kepala Daerah) dan 58 pejabat eselon 2.

Upaya mobilisasi dukungan dari stakeholders disajikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.10 Mobilisasi Dukungan Stakeholders

No. Kegiatan Tanggal Lokasi

1. Rapat Kerja Deputi Bidang Investigasi

20 September 2018

Pusdiklatwas BPKP, Ciawi

2. Rapat Kerja BPKP 26 November 2018

BPKP Jakarta

3. Workshop “Centre of excellent for fraud solutions”

26 September 2018

Hotel Santika Premier Jakarta

4. Workshop STAR 14 November 2018

Hotel Majapahit Surabaya

5. Seminar “Pencegahan Korupsi bagi Pimpinan organisasi”

18 September 2018

BPKP, Jakarta

6. Seminar hasilpenelitian Puslitbangwas

27 September 2018

BPKP, Jakarta

7. Konferensi dan Munas AAIPI 27 November 2018

BPKP Jakarta

8. Forum Jabatan Fungsional Auditor 7 November 2018 BPKP, Jakarta

9. Kunjungan ke Pimpinan KPK 1 November 2018 Kantor KPK

10. Kunjungan ke Deputi Pencegahan KPK

1 November 2018 Kantor KPK

11. Kunjungan ke Deputi Bappenas 30 Oktober 2018 Kantor Bappenas

12. Kunjungan ke Deputi Pengawasan Akuntabilitas dan RB KemenPAN RB

8 November 2018 Kantor KemenPAN RB

13. Kunjungan ke Inspektur Utama Bappenas

25 Okteber 2018 Kantor Bappenas

14. Kunjungan ke Inspektur Jenderal Kementerian ESDM

2 November 2018 Kantor Itjen ESDM

15. Kunjungan ke Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan

22 November 2018

Kantor Itjen Kemenkeu

16. Kunjungan ke Anggota BPK 23 November 2018

Kantor BPK

17. Kunjungan ke Auditor Utama VII BPK

23 November 2018

Kantor BPK

18. Kunjungan ke Walikota Tangerang Selatan

23 November 2018

Kantor Walikota Tangerang Selatan

19. Piloting Instrumen Indeks EPK di 22-26 Oktober Banjarbaru

60 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

No. Kegiatan Tanggal Lokasi

Pemprov Kalimantan Selatan 2018

20. Piloting Instrumen Indeks EPK di Pemprov Bangka Belitung

22-26 Oktober 2018

Pangkal Pinang

21. Piloting Instrumen Indeks EPK di Pemprov Sumatera Selatan

29 Oktober.-2 November 2018

Palembang

22. Piloting Instrumen Indeks EPK di Kementerian ESDM

15-19 Oktober 2018

Jakarta

23. FGD Perencanaan Pengawasan berbasis Risiko

12 Oktober 2018 Parapat

24. FGD dengan Bappenas (Background study RPJMN 2020-2024)

24 Agustus 2018 Ciawi

25. FGD dengan Bappenas, BPS, dan Tim Nasional Pencegahan Korupsi

30 Oktober 2018 Bappenas

26. FGD dengan BPS 25 Oktober 2018 BPS

27. FGD dengan Itjen Kemen ESDM 2 November 2018 Itjen ESDM

C. Dukungan Stakeholders

Dalam Rencana Proyek Perubahan telah dipetakan 50 stakeholders yang

akan mendukung inovasi yang dilakukan. Selama pelaksanaan laboratorium

kepemimpinan, dari tanggal 10 September 2018 sampai dengan 23

November 2018, seluruh stakeholders tersebut memberikan dukungan

penuh. Tambahan dukungan juga didapatkan dari 8 stakeholders utama,

sehingga sampai akhir kegiatan, stakeholder yang mendukung penuh proyek

perubahan menjadi 58 stakeholder. Dukungan juga didapatkan dari 930 APIP

Pusat dan Daerah pada saat sosialisasi proyek perubahan di berbagai acara

yang berkaitan (hal.45). Capaian ini tidak terlepas dari peran yang sangat

aktif dari Tim Efektif. Di samping itu, upaya Tim Efektif untuk dapat

mengambil bagian masuk ke dalam kegiatan yang dilakukan stakeholders,

menjadi sangat efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya untuk

memobilitasi dukungan. Peta stakeholders awal dan paska upaya mobilisasi

disajikan pada Gambar 3.11.

61 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 3.11 Peta Stakeholders Awal

Komunikasi Stakeholders

Untuk mendorong stakeholder latent menjadi promotor, dilakukan strategi

komunikatif yang menjaga kepuasan mereka, menjelaskan manfaat

perubahan, dan memastikan stakeholder mendukung proyek perubahan.

Untuk komunikasi dengan stakeholder promoters, dilakukan dengan

komunikasi langsung (face to face communication) dan komitmen pimpinan.

(Latents)

Deputi Pengawasan Akuntabilitas dan RB Kemen

PAN RB, Deputi Politik, Hukum dan Hankam Bappenas, Deputi

Pencegahan KPK, Deputi Metodologi dan Informasi

Statistik BPS, Tim Nasional Pencegahan Korupsi

(Apathetics)

Pejabat Fungsional Umum Deputi Investigasi

(Defenders)

Kepala Perwakilan BPKP, KaroRenwas, Kapusinfowas,

Kapusdiklatwas, Karo Hukum dan Humas

(Promoters)

Kepala BPKP, Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Para Deputi

BPKP, dan Sestama BPKP.

Empat Kelompok Stakeholders

MINAT

PO

WER

62 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

Gambar 3.12 Peta Stakeholders Akhir

Analisis stakeholder strategis dan bukti dukungan disajikan pada Tabel 3.11

Tabel 3.11 Stakeholders Strategis

No. Stakeholders Strategis Bukti Dukungan

1. Anggota VII BPK Foto dan Lembar Dukungan

2. Pimpinan KPK Video, Foto dan lembar dukungan

3. Kepala BPKP Foto dan Lembar Dukungan

4. Sekretaris Utama BPKP Foto dan Lembar Dukungan

5. Para Deputi Kepala BPKP Foto dan Lembar Dukungan

6. Deputi Pengawasan Akuntabilitas dan Reformasi Birokrasi Kementerian PAN RB

Video, Foto, dan Lembar Dukungan

7. Deputi Pencegahan KPK (Sekretariat Tim Nasional pencegahan Korupsi)

Video, Foto, dan Lembar Dukungan

8. Deputi Bidang Hukum dan Hankam Bappenas (Background Study RPJMN 2020-2024)

Video, Foto, dan Lembar Dukungan

(Latents)

(Apathetics) (Defenders)

Empat Kelompok Stakeholders

MINAT

PO

WER

• Kepala BPKP • Anggota BPK • Pimpinan KPK • Deputi Pencegahan KPK • Auditor Utama BPK • Sekretaris Utama BPKP • Deputi Kepala BPKP • Irjen Kemenkeu • Irjen Kementerian

ESDM • Deputi KemenPAN RB • Irtama Bappenas • Deputi Politik Hukum

Hankam Bappenas • Deputi Metodologi &

Data Statistik BPS

• Walikota Tangerang Selatan Inspektur ESDM • Inspektur Bangka Selatan • Kepala Perwakilan BPKP

seluruh Indonesia • Direktur di BPKP • Kapusdiklatwas • Kapusinfowas • Kapusbin JFA • Karo Renwas BPKP • Karo Hukum BPKP • Inspektur BPKP • Korwas Investigasi

Perwakilan BPKP

• PFA Kedeputian Investigasi

63 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

No. Stakeholders Strategis Bukti Dukungan

9. Inspektur Jenderal Kementerian ESDM Foto dan lembar dukungan

10. Inspektur Utama Bappenas Video, foto, dan lembar dukungan

11. Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Foto dan lembar dukungan

12. Auditor Utama VII BPK Foto dan lembar dukungan

13. Walikota Tangerang Selatan (Ketua Apeksi) Foto dan Lembar Dukungan

14. Para Kepala Perwakilan BPKP Foto

15. Para Direktur di BPKP Foto

16. Inspektur BPKP Foto

17. Para Kepala Pusat BPKP Foto

18. Para Kepala Biro BPKP Foto

D. Kendala dan Cara Mengatasinya

Implementasi proyek perubahan tidak terlepas dari berbagai kendala yang

dapat menghambat penyelesaian proyek. Kendala dari lingkungan internal

maupun lingkungan eksternal, yang dihadapi penulis antara lain:

1. Terbatasnya sumber daya (khususnya anggaran TA 2018) yang ada di

Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah dan tidak adanya kegiatan

yang dapat digeser anggarannya untuk membuat kegiatan/acara khusus

mobilisasi stakeholders, internalisasi, piloting, dan untuk membangun

aplikasi sistem informasi.

2. Kesibukan Tim Efektif dalam penugasan kantor pada bulan September-

November 2018, sehingga pengadministrasian dan dokumentasi

kegiatan pelaksanaan proyek perubahan sering tertunda dan tidak

lengkap.

Untuk mengurangi risiko terhambatnya penyelesaian proyek perubahan atas

kendala tersebut, maka penulis melakukan strategi ”attachment” yaitu

penempelan kegiatan proyek perubahan ke kegiatan kantor yang terkait.

Strategi ini dilakukan dengan:

1. Berkoordinasi dengan berbagai pihak (Direktur, Kapusdiklat, Kepala

Pusat Pembinaan JFA, dan Kepala Biro Perencanaan) untuk

64 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

mendapatkan informasi jadwal pelaksanaan kegiatan kantor seperti

rapat kerja, FGD, workshop, dan Forum JFA yang materi dan target

peserta sesuai/cocok dengan materi dan target dukungan proyek

perubahan.

2. Berkomunikasi dengan pimpinan yaitu Deputi Investigasi untuk

meminta ijin masuk ke kegiatan yang terkait dengan Kedeputian

Investigasi dan Kepala Biro Perencanaan untuk masuk ke kegiatan yang

dilakukan oleh Biro Perencanaan Pengawasan BPKP.

3. Monitoring secara periodik atas progress pekerjaan masing-masing

Pokja dan memberikan pengarahan untuk penyelesaian milestones.

4. Melakukan strategi komunikasi yang efektif dalam penggalangan

dukungan stakeholders eksternal dengan memanfaatkan berbagai media

komunikasi dan jejaring kerja (networking).

E. Tantangan Tahapan Berikutnya

Proyek perubahan ini telah berhasil menyelesaikan target kegiatan utama

pada tahapan jangka pendek yang terdiri dari 7 milestones. Bahkan proyek

perubahan ini telah berhasil melaksanakan kegiatan pada milestones 11 dan

12 yang merupakan target kegiatan pada tahapan jangka panjang. Untuk

menuntaskan seluruh tahapan proyek perubahan merupakan tantangan

yang sangat besar, mengingat beberapa hal berikut:

1. Populasi unit kerja pada Kementerian/lembaga dan pemda yang sangat

besar yaitu 606 kementerian/lembaga dan Pemda.

2. Pengembangan Indeks EPK melalui dukungan penelitian yang berkaitan

dengan ketiga pilar.

3. Aplikasi Indeks EPK berbasis web memerlukan sumber daya dan

infrastruktur yang memadai agar dapat diaplikasikan di kantor Pusat dan

Perwakilan BPKP.

4. Meningkatkan kompetensi Auditor Investigasi di Perwakilan BPKP untuk

dapat melakukan penilaian Indeks EPK.

65 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

1. Proyek perubahan ini merupakan inovasi terkait dengan mendapatkan

peta kondisi sistem pencegahan korupsi yang ada di seluruh

kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berguna untuk

perumusan kebijakan dan strategi pencegahan korupsi di instansi

pemerintah yang lebih fokus dan terarah.

2. Output utama yang mendukung implementasi Peningkatan

Pemberantasan Korupsi di Instansi Pemerintah melalui Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi adalah Kebijakan Implementasi Indeks

EPK, Pedoman Penerapan Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi,

yang memuat metodologi penyusunan Indeks EPK, termasuk pengaturan

penilaiannya, dan Aplikasi Indeks EPK.

3. Output utama tersebut telah berhasil diselesaikan melalui pencapaian 12

(dua belas) milestones yaitu a) Rencana kerja proyek perubahan, b)

Pedoman Indeks EPK, c) hasil focus group disscussion, d) hasil sosialisasi,

e) hasil uji coba, f) legal drafting Peraturan Kepala BPKP, g) Aplikasi

Indeks EPK, h) Peraturan Kepala BPKP tentang Penilaian Efektivitas

Pencegahan Korupsi, i) Hasil Penilaian Efektivitas Pencegahan Korupsi

dengan Indeks EPK pada 40% K/L dan Pemda, j) Hasil Penilaian

Efektivitas Pencegahan Korupsi dengan Indeks EPK pada 80% K/L dan

Pemda, k) Dukungan dari Tim Nasional, dan l) Dukungan dari Bappenas.

4. Manfaat inovasi yaitu mendukung upaya pemerintah dalam mengelola

risiko korupsi dan mencegah korupsi dengan menetapkan tingkat

efektivitas pencegahan korupsi dan menyediakan data dan informasi

dasar bagi strategi pemberantasan korupsi

66 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

B. Saran

1. Implementasi peningkatan pemberantasan korupsi di instansi

pemerintah melalui penilaian efektivitas pencegahan korupsi perlu

dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan sumber daya yang

memadai dan komitmen yang kuat dari seluruh pihak yang

berkepentingan.

2. Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya, perlu diterapkan

management by constraint dalam pelaksanaan proyek perubahan.

C. Lessons Learned

1. Proyek perubahan dapat mempercepat pencapaian target-target

organisasi.

2. Pemahaman yang utuh tentang produk inovasi sangat penting untuk

memberikan pemahaman kepada para stakeholders.

3. Time management dan persistensi sangat dibutuhkan untuk penyelesaian

proyek perubahan dengan waktu yang ketat.

Empowerment dan coaching ke Tim Efektif.

67 LAPORAN PROYEK PERUBAHAN PKN TK. I ANGKATAN XL Arief Tri Hardiyanto

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran Laporan Pelaksanaan Proyek Perubahan disajikan dalam

dokumen tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

laporan ini.