PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal...

50
1 LAPORAN HASIL KEGIATAN PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI DALAM RANGKA PERCEPATAN DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI DI PROVINSI ACEH PENELITI UTAMA : Ir. Nani Yunizar BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Transcript of PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal...

Page 1: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

1

LAPORAN HASIL KEGIATAN

PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI DALAM RANGKA PERCEPATAN DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI

DI PROVINSI ACEH

PENELITI UTAMA :

Ir. Nani Yunizar

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2015

Page 2: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

2

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Peningkatan komunikasi inovasi teknologi dalam

rangka percepatan diseminasi inovasi teknologi di

provinsi Aceh

2. Unit kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

3. Alamat Unit Kerja : JL. P. Nyak Makam, Banda Aceh

4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh 2015

5. Status Penelitian (L/B) : Baru

6. Penanggung Jawab :

Nama/NIP : Ir. Nani Yunizar

Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I, IV/b

Jabatan : Penyuluh Madya

7. Lokasi : Provinsi Aceh

8. Agroekosistem : -

9. Tahun Mulai : 2015

10 Tahun Selesai : 2015

11 Output Tahunan : Adanya peningkatan intensitas komunikasi diseminasi

inovasi teknologi melalui pemberdayaan kelembagaan

penyuluhan, penyuluh lapangan , petani dan

meningkatkan temu koordinasi peneliti dan penyuluh.

12 Output Akhir : Penyebaran inovasi teknologi hasil Litkaji sesuai

dengan kebutuhan para pengguna tepat sasaran,

tepat metoda dan media serta sarana komunikasi yang

digunakan.

13 Biaya : Rp. 80.000.000,- (Delapan puluh juta rupiah)

Koordinator Program Penanggung Jawab Kegiatan

Dr. Rahman Jaya, M.Si Ir. Nani Yunizar NIP.19740305 200003 1 001 NIP. 19590623198803 2 001

Page 3: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

3

Mengetahui :

Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan

Teknologi Pertanian

Menyetujui,

Kepala Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Aceh

Dr. Ir. Abdul Basit, M.S

NIP: 19610929 198603 1 003

Ir. Basri A. Bakar, Msi

NIP. 19600811 198503 1

Page 4: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

karunia-Nya penulis beserta tim telah dapat menyelesaikan laporan kegiatan

Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi Dalam Rangka Percepatan Diseminasi

Inovasi Teknologi Pertanian di Kabupaten Provisi Aceh.

Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan selama

tahun 2015 bertempat di Provinsi Aceh. Kegiatan ini didukung oleh DIPA BPIP Aceh

2015.

Disiminasi ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat adanya peningkatan

intensitas komunikasi diseminasi inovasi teknologi melalui pemberdayaan

kelembagaan penyuluhan, penyuluh lapangan , petani dan meningkatkan temu

koordinasi peneliti dan penyuluh antara tim kajian/Penyuluh BPTP Aceh, Universitas

Syiah Kuala, PPL dan Kelompok Tani Kooperator. Kegiatan desiminasi ini juga

dalam rangka mendukung program pemerintah sebagai upaya mewujudkan

kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementerian Pertanian menjabarkan

melalui kebijakan pembangunan pertanian dalam program “Swasembada Padi,

Jagung dan Kedelai“. Tahun 2015 di Provinsi Aceh.

Kami sangat berterimakasih kepada semua pihak terutama para penyuluh

tingkat Kabupaten yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu ucapan

terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak, dimana atas dukungan

dari awal hingga laporan desiminasi ini selesai dapat berjalan dengan lancar

nantinya.

Banda Aceh, Desember 2015

Penanggung Jawab Kegiatan,

IR. NANI YUNIZAR

NIP. 19590623 198803 2 001

Page 5: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

5

RINGKASAN

11

Judul

: Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi Dalam

Rangka Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi

Pertanian.

22 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh

33 Lokasi : Provinsi Aceh

44 Agroekosistem : -

55 Status (L/B) : Baru

66

Tujuan

: Peningkatan intensitas komunikasi diseminasi inovasi

teknologi melalui pemberdayaan kelembagaan

penyuluhan, penyuluh lapangan , petani dan

meningkatkan temu koordinasi peneliti dan penyuluh.

77

Keluaran

: Adanya peningkatan intensitas komunikasi diseminasi

inovasi teknologi melalui pemberdayaan kelembagaan

penyuluhan, penyuluh lapangan , petani dan

meningkatkan temu koordinasi peneliti dan penyuluh.

88

Hasil

: Penyebaran inovasi teknologi hasil Litkaji sesuai dengan

kebutuhan para pengguna tepat sasaran, tepat metoda

dan media serta sarana komunikasi yang digunakan.

99

Prakiraan Manfaat

: Mendukung kebijakan pembangunan pertanian wilayah

melalui diseminasi hasil-hasil litkaji kepada pengguna

inovasi teknologi di Provinsi Aceh.

110 Prakiraan Dampak

: Berkembangnyadiseminasi hasil-hasil litkaji kepada

pengguna inovasi teknologi di Provinsi Aceh.

111 Prosedur : KEGIATAN PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI

TEKNOLOGI DALAM RANGKA PERCEPATAN DISEMINASI

INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DILAKSANAKAN

DENGAN PENDEKATAN PARTISIPATIF.METODE YANG

Page 6: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

6

DIGUNAKAN ADALAH METODE SPEKTRUM DISEMINASI

MULTI CHANEL (SDMC). KOMPONEN PENTING DALAM

OPERASIONALISASI SDMC MENCAKUP; 1) JENIS DAN

SUBSTANSI YANG AKAN DIDESIMASIKAN, 2) TARGET

SASARAN DISEMINASI, 3) MEDIA DAN SALURAN

KOMUNIKASI YANG AKAN DIGUNAKAN, 4) KEMUDAHAN

AKSES TERHADAP INFORMASI DAN INOVASI HASIL

LITKAJI.

112 Jangka Waktu : 1 (satu) tahun

113 Biaya : Rp. 80.000.000,- (Delapan puluh juta rupiah)

Page 7: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

7

SUMMARY

11 Title :

:

Improved Communication Technology In Order to

Accelerate Innovation Dissemination of Agricultural

Technology Innovation.

22 Institution :

:

Assessment Institute for Agriculture Technology (AIAT

Aceh)

33 Location :

: Aceh Province

44 Agroecosystem :

: -

55 Status :

: NEW

66 Objectives

:

:

Increased intensity of communication dissemination of technological innovation through institutional empowerment counseling, field extension workers, farmers and improve the coordination meeting of researchers and extension agents.

77 Output

:

:

There is an increasing intensity of communication

dissemination of technological innovation through

institutional empowerment counseling, field extension

workers, farmers and improve the coordination meeting of

researchers and extension agents.

88 Outcome

:

:

Dissemination of technological innovations Litkaji results in

accordance with the needs of the users targeted,

appropriate methods and media as well as the means of

communication used.

99 Expected benefit :

:

Support agricultural development policy of the region

through the dissemination of the results to the user litkaji

technological innovation in the province of Aceh.

110 Expected impact :

:

Berkembangnyadiseminasi results litkaji to users of

technological innovation in the province of Aceh.

111 Procedure :

:

Communication activities to increase technological

innovation in order to accelerate the dissemination of

agricultural technology innovation implemented

partisipatif.Metode approach is the method of

dissemination of multi-channel spectrum (SDMC). A critical

component in the operation of SDMC cover; 1) the type

and substance to be didesimasikan, 2) target

Page 8: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

8

dissemination, 3) media and communication channels to

be used, 4) ease of access to information and innovation

litkaji results.

112 Duration :

: 1 (one) year

113 Budget :

: IDR. 80.000.000, - (Eighty million )

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Pengesahan ................................................................................ i

Kata Pengantar ......................................................................................... ii

Ringkasan ............................................................................................... iii

Summary ................................................................................................ iv

Daftar Isi ................................................................................................. v

Daftar Tabel ............................................................................................ vi

Daftar Gambar ......................................................................................... vii

Daftar Lampiran ........................................................................................ viii

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Tujuan ....................................................................................... 2

1.3 Keluaran ................................................................................... 3

1.4 Hasil Yang Diharapkan ............................................................... 3

1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak ................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4

2.1 Pentingnya Desiminasi Inovasi Teknologi ...................................... 7

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Percepatan Adopsi Inivasi Teknologi .... 8

III. PROSEDUR PELAKSANAAN ................................................................. 9

Page 9: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

9

3.1. Tempat ................................................................................... 9

3.2. Pendekatan ............................................................................. 9

3.3. Ruang Lingkup ......................................................................... 8

3.4. Bahan dan Metode Pelaksanaan Kegiatan ....................................

10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11

4.1. Profil Penyuluh Kabupaten .......................................................

11

4.2. Pemberdayaan Pengetahuan Penyuluh Kabupaten ......................

18 4.3. Percepatan Penyebaran Inovasi Teknologi Melalui Media

Informasi .................................................................................

21

4.4. Sistem Informasi Diseminasi Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi ..... 21

4.5. Pengaruh Penyuluh Pertanian Dalam Memberikan Informasi Dan

Inovasi Kepada Petani ...................................................................... 22

4.6. Implementasi Kegiatan .............................................................

23

4.7. Peningkatan Efektifitas Hubungan Peneliti, Penyuluh, dan Petani .. ..

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 29

5.1. Kesimpulan......................……………… ........................................ 29

5.2. Saran ..................................................................................... 29

VI. ANALISA RESIKO ........................................................................................ 30

6.1. Daftar Resiko ............................................................................ 30

6.2. Daftar Penanganan Resiko ......................................................... 30

6.3. Tenaga Dan Organisasi Pelaksana .............................................. 31

6.4. Jangka Waktu Kegiatan ............................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….. 31

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Profil Penyuluh Kabupaten ............................................................. 17

Tabel 2. Daftar Resiko ................................................................................ 31

Page 10: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

10

Tabel 3. Daftar Penanganan Resiko ............................................................. 31

Tabel 4. Daftar Nama Tenaga ..................................................................... 32

Tabel 5. Jangka Waktu Kegiatan ................................................................. 33

Page 11: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sistem Komunikasi Tri-Agulasi ................................................... 21

I. PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Pembangunan pertanian memerlukan dukungan teknologi yang memadai

dan berksinambungan, hal ini diwujudkan dengan adanya program program

Kementerian yangmenghasilkann teknologi baru.Teknologi baru ini akan

bermanfaat apabila dapat menjangkau dan diterapkan oleh pihak pihak yang

membutuhkan/pengguna. Namun secara nasional system adopsi/ alih teknologi

pertanian dinilai masih lemah sampai kepengguna, hal ini dikarenakan adanya

jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna di daerah

terputus.Untuk itu diperlukan upaya percepatan alih teknologi melalui metoda

diseminasi dengan beberapa pendekatan.Pendekatan yang dilakukan dalam

percepatan alih teknologi harus mengacu pada Spektrum Diseminasi Multi

Chanel (SDMC) yang dicanangkan oleh Badan Litbang Pertanian sejak tahun

2011. Kegiatan dalam rangka peningkatan adopsi inovasi teknologi yang

dikembangkan dengan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi dan

stakeholdersyang terkait.

Page 12: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

12

Penyuluhan pertanian sebagai sebagai suatu sistem pemberdayaan

petani merupakan suatu sistem pendidikan non formal bagi keluarga petani

yang bertujuan membantu petani dalam meningkatkan keterampilan teknis,

pengetahuan, mengembangkan perubahan sikap yang lebih positif dan

membangun kemandirian dalam mengelola lahan pertaniannya. Penyuluhan

pertanian sebagai perantara dalam proses alih teknologi maka tugas utama dari

pelayanan penyuluhan adalah memfasilitasi proses belajar, menyediakan

informasi teknologi, informasi input dan harga input-output serta informasi

pasar (Badan SDM Pertanian, 2003).

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) telah berperan penting

dalam pembangunan pertanian di Provinsi Aceh melalui penyediaan teknologi

tepat guna spesifik lokasi sesuai dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi

petani serta alih teknologi melalui kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian dan

Pengkajian Teknologi Pertanian.Namun demikian, penerapan teknologi di

tingkat petani masih terbatas dan adopsinya cenderung melambat, seperti

terlihat dari gejala stagnasi atau pelandaian produktivitas berbagai komoditas

pertanian dan pendapatan serta kesejahteraan masyarakat petani di pedesaan.

Kelambatan tersebut terjadi antara lain karena deseminasi inovasi teknologi

belum efektif dilaksanakan. Menurut hasil penelitian diperlukan sekitar 2 tahun

sebelum suatu teknologi dari Badan Litbang Pertanian diketahui 50 % dari

Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS), dan 6 tahun sebelum 80 % dari PPS

mendengar teknologi tersebut. Sampainya teknologi ke petani tentu lebih lama

lagi (Badan Litbang Pertanian, 2004). Menurut van de Fliert dan Budi (2009),

salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya adopsi dan adaptasi teknologi

di tingkat petani dari hasil-hasil kajian BPTP adalah lemahnya jaringan dengan

mitra diseminasi dengan kecenderungan untuk “serah terima” teknologi, tapi

sangat sedikit atau tidak ada monitoring pelaksanaan; Kurangnya paket-paket

informasi yang dapat digunakan dalam workshop dan pelatihan – baik bagi staf

penyuluh maupun untuk digunakan bersama petani, Output media dibatasi oleh

ketrampilan, peralatan dan sumber daya.Menurut Syam dkk. (1993), lambannya

proses alih teknologi dari lembaga penelitian ke pengguna akhir disebabkan

oleh terbatasnya sosialisasi kepada pengguna dan informasi hasil penelitian

masih sangat ilmiah sehingga sulit diterjemahkan kedalam bahasa penyuluhan

Page 13: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

13

yang dapat dipahami dan diadopsi oleh pengguna, petani dan swasta. Agar

penyaluran teknologi spesifik lokasi dapat dipercepat dan mengenai sasaran,

diperlukan suatu sistem informasi diseminasi inovasi teknologi, yang semua

komponen-komponennya dapat bekerja secara optimal dan simultan. Dengan

demikian transfer teknologi dapat dipercepat sampai ke pengguna akhir.

Penyampaian inovasi baru selalu melibatkan proses-proses komunikasi dan

pendekatan penyuluhan.Pendekatan penyuluhan meliputi subsistem

penyampaian inovasi (delivery subsistem) dan subsistem penerimaan (receiving

subsistem). Kedua subsistem tersebut merupakan lalulintas yang menyebabkan

proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui berbagai

pendekatan penyuluhan dan komunikasi kurang memperhatikan kondisi

psikologis penerima, sehingga menyebabkan adopsi teknologi menjadi relatif

lambat.

Salah satu kunci sukses untuk percepatan pembangunan pertanian di

suatu wilayah adalah percepatan transfer inovasi pertanian spesifik lokasi.

Transfer inovasi adalah salah satu cara untuk berperan dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan hasil riset dan temuan

ilmiahnya melalui kemitraan dengan lembaga pemerintah dan swasta.

Percepatan transfer inovasi yang efektif adalah melalui pengembangan

penelitian yang kontekstual, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, dan

teknologi serta mengupayakan penggunaan teknologi untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat petani.Penyebaran teknologi tidak hanya dilakukan pada

satu metode diseminasi, tetapi dilakukan secara multi chanel sehingga

diharapkan inovasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian dilingkup Badan

Litbang Pertanian dapat didistribusi secara tepat kepada pengguna melalui

berbagai media secara simultan dan terkoordinir.

Untuk mempercepat proses percepatan adopsi inovasi teknologi

pertanian, Badan Litbang Prtanian melalui Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian(BPTP) disetiap Provinsi memiliki tugas pokok pada inovasi teknologi,

bagaimana cara penyampaian serta penerimaannya ditingkat pengguna melalui

penjaringan umpan balik guna perbaikan dan pengembangan kedepan inovasi

yang akan dihasilkan ( Badan Litbang Pertanian,2011).Sebagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, pemerintah telah

Page 14: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

14

menetapkan Pencapaian Swasembada Pangan Berkelanjutan yang harus dicapai

dalam waktu 3 (tiga) tahun.Untuk pencapaian swasembada berkelanjutan

tersebut diperlukan upaya peningkatan produksi yang luar biasa. Oleh karena

itu diperlukan perhatian dari berbagai pihak, mengingat banyak kendala harus

diatasi dan berbagai tantangan harus diantisipasi seperti Masyarakat Ekonomi

ASEAN yang merupakan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi

menuntut agar barang, jasa dan SDM Indonesia mampu bersaing dengan

negara lain; otonomi daerah; perubahan pola konsumsi; dan dinamika pasar

pangan. Upaya peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai terus digulirkan

pemerintah pusat. Dana dalam jumlah besar dari Anggaran Pembangunan

Belanja Negara Perubahan (APBN) 2015 sebesar Rp 16,9 triliun. Dengan dana

sebesar itu pemerintah memberikan sejumlah target penambahan produksi

padi, jagung dan kedelai bagi setiap daerah. Rencananya, dengan berbagai

bantuan itu petani bisa meningkatkan produktivitas dan menambah areal

tanamnya.Bantuan tersebut kemudian disampaikan kepada para petani dalam

bentuk bantuan benih, pupuk, perbaikan irigasi, alat dan mesin pertanian.

Tentu sangat banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi pangan

nasional, salah satu di antaranya adalah pendampingan dan

pengawalan.Pengawalan dan pendampingan menjadi unsur penting dalam

menggerakkan para petani untuk dapat menyiapkan teknologi.Pengawalan dan

pendampingan ini, tidak hanya dilakukan oleh para penyuluh (PNS dan THL)

dan Babinsa (Bintara Pembina Desa) saja, melainkan mahasiswa dan penyuluh

swadaya (petani) pun dilibatkan.Penyuluh, Babinsa dan mahasiswa merupakan

salah satu penggerak bagi para petani sebagai pelaku utama karena dapat

berperan sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, edukator,

organisator dan dinamisator.Kegiatan pengawalan dan pendampingan inilah

yang selanjutna disebut sebagai kegiatan UPSUS (Upaya Khusus) peningkatan

produksi tiga komoditas padi, jagung, dan kedelai (Pajale) dalam upaya

pencapaian swasembada berkelanjutan.

Dalam UPSUS, kegiatan yang dilakukan tidak hanya berperan sebagai pengawal

dan pengaman penyaluran benih, pupuk, dan alsintan saja, namun selain itu

juga mengawal gerakan perbaikan jaringan irigasi, sistem tanam serentak, dan

pengendalian OPT. UPSUS pun juga berperan dalam mempercepat penerapan

Page 15: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

15

teknologi peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui GP-PTT, PAT,

dan optimasi lahan.Ketahanan pangan dinyatakan sebagai “kondisi

terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan

dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat,

aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Dalam rangka mencapai ketahanan

pangan tersebut, negara harus mandiri dan berdaulat dalam menentukan

kebijakan pangannya sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya.Sebagai

upaya mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan tersebut, Kementerian

Pertanian menjabarkan melalui kebijakan pembangunan pertanian dalam

program “Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai“. Program tersebut

diharapkan dapat dicapai pada tahun 2017 dengan target produksitahun2015

padi73,4 juta ton atau peningkatan 2,21%, jagung 20 juta ton atau

peningkatan 5,57%, dan kedelai 1,2 juta ton atau peningkatan 26,47%.Untuk

mewujudkan target produksi di atas, telah ditetapkan upaya khusus

peningkatan produksi dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), untuk menjamin ketersediaan air

yang diperlukan dalam pertumbuhan tanaman padi, jagung dan

kedelaiyang optimal.

2. Penyediaan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda dua, alat tanam

(rice transplanter), dan pompa air untuk menjamin pengolahan lahan,

penanaman, dan pengairan yang serentak dalam areal yang luas.

3. Penyediaan dan penggunaan benih unggul, untuk menjamin peningkatan

produktivitas lahan dan produksi.

4. Penyediaan dan penggunaan pupukberimbang, untuk menjamin

pertumbuhan tanaman padi, jagung dan kedelai yang optimal.

5. Pengaturan musim tanam dengan menggunakan Kalender Musim Tanam

(KATAM), untuk menjamin pertumbuhan tanaman padi, jagung dan

kedelaiyang optimal, dan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim

yang menyebabkan gagal panen.

Page 16: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

16

6. Pelaksanaan Program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu

(GPPTT).

Dalam implementasi kegiatan tersebut, diperlukan tenaga pendamping

yang energik untuk berpartisipasi aktif dalam membantu peningkatan kinerja

penyuluh pertanian.Upaya tersebut patut didukung dengan implementasi secara

nyata di lapangan dengan memberikan perhatian yang serius dari semua pihak,

termasuk perguruan tinggi sebagai komunitas masyarakat akademis, dalam hal

ini adalah civitas akademika yang terdiri atas dosen dan mahasiswa.Selain itu

juga didukung oleh alumni dan tenaga pemantau/Supervisor.Pelaksana teknis

Badan Litbang Pertanian di daerah, melalui pelaksanaan fungsi informasi,

komunikasi dan diseminasi (3-Si) diharapkan menjadi roda 3 penggerak dalam

mempercepat dan memperluas pemanfaatan berbagai inovási pertanian hasil

litkaji oleh pengguna (pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian).

Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian hasil penelitian dan pengkajian,

sangat tergantung pada aktifitas tenaga penyuluh lapangan dan berfungsinya

lembaga penyuluhan disemua tingkatan, karena secara konsepsional penyuluh

lapangan merupakan perantara dalam proses alih teknologi dari sumber

teknologi kepada petani pengguna.

Beberapa metode dalam sistem penyelenggaraan penyuluhan di tingkat

kabupaten/kota belum berjalan dengan baik dan belum memperlihatkan

hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dan istansi terkait lainnya

seperti institusi penelitian yang merupakan sumber teknologi (litbang pertanian,

perguruan tinggi, LSM dan swasta) menyangkut aspek koordinasi, sinkronisasi

program dan integrasi pelaksanaan program penyelenggaraan penyuluhan

pertanian. Sementara perkembangan wawasan, pengetahuan dan keterampilan

petani semakin meningkat sesuai dengan perkembangan teknologi

informasi.Basuki (2001) mengkaji tentang hubungan keeratan antara sumber

teknologi, peran penyuluh dan kegiatan petani menunjukkan bahwa terjadi

hubungan positf antara peran penyuluh dengan kegiatan petani, dan antara

sumber teknologi dengan petani, sedangkan hubungan kurang erat terjadi

antara sumber teknologi dengan peran penyuluh.Salah satu faktor yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani-peternak adalah melalui

Page 17: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

17

penyelenggaraan penyuluhan pertanian.Keberhasilan penyelenggaraan

penyuluhan pertanian sangat ditentukan oleh materi pendukung, seperti media

penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai dengan

kebutuhan.Media penyuluhan pertanian dalam berbagai bentuk dan sesuai

dengan sasaran yang ingin dituju, mutlak diperlukan karena tingkat

kemampuan maupun tingkat pendidikan petani-peternak berbeda.Dari evaluasi

pelaksanaan diseminasi dipandang perlu untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas kegiatan diseminasi sehingga lebih berdaya guna dan memenuhi

pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani sesuai dengan perkembangan

pembangunan.Mengingat masih banyaknya hasil-hasil litkaji yang belum

diadopsi oleh petani karena kurangnya informasi teknologi yang diterima oleh

lembaga penyuluhan sebagai materi penyuluhan di lapangan, maka kegiatan

percepatan penyampaian inovasi teknologi spesifik lokasi perlu dilaksanakan.

Mengacu pada kebutuhan informasi teknologi ditingkat pengguna,

penggunaan berbagai media komunikasi dinilai efektif dalam menyebarluaskan

informasi teknologi tersebut. Keberadaan media komunikasi dalam berbagai

bentuk tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena dengan

kemampuan dan sifat media masing masing akan saling menguatkan dan

melengkapi satu sama lain dalam proses transfer informasi.

1.2. Tujuan

Peningkatan intensitas komunikasi diseminasi inovasi teknologi melalui

pemberdayaan kelembagaan penyuluhan, penyuluh lapangan , petani dan

meningkatkan temu koordinasi peneliti dan penyuluh.

1.3. Keluaran

2. Adanya peningkatan intensitas komunikasi diseminasi inovasi teknologi

melalui pemberdayaan kelembagaan penyuluhan, penyuluh lapangan ,

petani dan meningkatkan temu koordinasi peneliti dan penyuluh.

3. Meningkatnya peran dan fungsi penyuluh, peneliti, pelaku utama dan

pelaku usaha dalam proses percepatan dan perluasan adopsi inovasi

pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian.

Page 18: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

18

1.4. Hasil Yang Diharapkan

Penyebaran inovasi teknologi hasil Litkaji sesuai dengan kebutuhan para

pengguna tepat sasaran, tepat metoda dan media serta sarana komunikasi

yang digunakan serta dapat dijadikan sistem informasi diseminasi inovasi

pertanian spesifik lokasi di Provinsi Aceh.

1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak

1.5.1. Perkiraan Manfaat

Mendukung kebijakan pembangunan pertanian wilayah melalui diseminasi hasil-

hasil litkaji kepada pengguna inovasi teknologi di Provinsi Aceh.

1.5.2. Perkiraan Dampak

Diupayakan terbangunnya suatu sistem informasi diseminasi inovasi teknologi

yang dapat mempercepat penyaluran teknologi hasil litkaji ke pada pengguna

di lapangan.Kegiatan tersebut termasuk penjabaran dari Sub Program

Pengembangan informasi dan komunikasi IPTEK, diseminasi dan jaringan

umpan balik.Dan berkembangnyadiseminasi hasil-hasil litkaji kepada pengguna

inovasi teknologi di Provinsi Aceh.

Page 19: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

19

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pentingnya Desiminasi Inovasi Teknologi

Diseminasi merupakan kegiatan untuk menyampaikan teknologi dan

informasi hasil penelitian dan pengakjian yang diperlukan untuk memecahkan

masalah teknis pertanian, social-budaya dan eknomi dalam upaya mempercepat

pembangunan khususnya pembangunan pertanian.Dengan demikian maka

teknologi dan informasi yang disampaikan bukan hanya sekedar yang dihasilkan

oleh suatu unit kerja penelitian atau pengkajian, tetapi dapat meliputi hasil

penelitian dari berbagai lembaga penelitian.

Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai: ide-ide

baru, praktek-praktek baru, atau obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai

sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan. Sedang

Lionberger dan Gwin (1983) mengartikan inovasi tidak sekadar sebagai sesuatu

yang baru, tetapi lebih luas dari itu, yakni sesuatu yang dinilai baru atau dapat

mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakat atau pada lokalitas

Page 20: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

20

tertentu. Pengertian “baru” disini, mengandung makna bukan sekadar “baru

diketahui” oleh pikiran (cognitive), akan tetapi juga baru karena belum dapat

diterima secara luas oleh seluruh warga masyarakat dalam arti sikap (attitude),

dan juga baru dalam pengertian belum diterima dan dilaksanakan/diterapkan

oleh seluruh warga masyarakat setempat. Rogers (1989) mengemukakan lima

karakteristik inovasi meliputi: (1) keunggulan relatif (relative advantage); (2)

kompatibilitas (compatibility); (3) kerumitan (complexity); (4) kemampuan diuji

cobakan (trialability) dan (5) kemampuan diamati (observability). Keunggulan

relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari

yang pernah ada sebelumnya.Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti

segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain.Semakin

besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi, semakin cepat inovasi

tersebut dapat diadopsi.Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut

dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan

kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru

tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu

tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang

sesuai (compatible). Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai

suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan.Beberapa inovasi tertentu ada

yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada

pula yang sebaliknya.Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh

pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.Kemampuan

untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas

tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya

umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi,

suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan (mendemonstrasikan)

keunggulannya.Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu

inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil

dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang

tersebut mengadopsi.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan

relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan

kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin

cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Page 21: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

21

Dalam upaya mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh yang antara lain penyampaian umpan balik

untuk penyempurnaan program penelitian serta penyampaian paket teknologi

hasil pengujian dan perakitan sebagai bahan materi penyuluhan pertanian,

maka BPTP Aceh diharapkan dapat segera memenuhi kebutuhan teknologi

pertanian di wilayah kerjanya serta menyebar luaskan berbagai media informasi

disesuaikan dengan sasaran yang diinginkan. Selama ini telah banyak teknologi

spesifik lokasi yang dihasilkan dan direkomendasikan oleh BPTP kepada para

petani dan pengguna lainnya.Disamping itu telah banyak kebijakan dalam

pembangunan pertanian daerah yang didasarkan pada hasil penelitian dan

pengkajian yang berasal dari Badan penelitian dan Pengembangan

Pertanian.Hal tersebut menunjukkan bahwa BPTP telah berhasil mempecepat

dan memperlancar penyebaran teknologi pertanian di wilayahnya masing-

masing. Namun demikian, keberlanjutan penerapan teknologi yang dihasilkan

oleh BPTP belum sepenuhnya terlaksana, hal ini disebabkan karena sebagian

dari hasil penelitian dan pengkajian (litkaji) tersebut belum sampai ke tangan

pengguna dan dilain pihak dirasakan adanya keluhan bahwa banyak hasil

penelitian yang tidak sesuai dengan keperluan dilapangan atau terlalu bersifat

umum. Oleh karena itu penyebarluasan hasil litkaji harus disesuaikan dengan

kebutuhan para pengguna, tepat waktu da tepat media atau sarana komunikasi

yang digunakan. Dengan bahasa lain informasi hasil litkaji teknologi pertanian

yang disampaikan tersebut tidak saja harus sampai dan diterima, akan tetapi

juga harus jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan keperluan, sehingga

dapat diadopsi oleh para pengguna yang membutuhkannya. Dengan

penyebarluasan informasi teknologi pertanian ini, diharapkan dapat

memberikan dampak kepada meningkatnya adopsi teknologi oleh

petani/pengguna sehingga mampu berperan dalam membantu memecahkan

masalah dalam pembangunan pertanian, khususnya masalah dalam

peningkatan produksi dan pendapatan petani.Penyuluhan pertanian adalah

proses penyebarluasan informasi sebagai upaya perbaikan cara-cara bertani

dan berusahatani yang dikembangkan melalui penelitian untuk mencapai

peningkatan produtivitas dan pendapatan sebagai tujuan utama kebijakan

pertanian (Van den Ban dan Hawkins, 1996).

Page 22: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

22

Abbas (1986) menyatakan bahwa informasi pertanian adalah data yang

telah diproses menjadi suatu bentuk penyajian yang berguna bagi penerima

informasi dalam pengambilan keputusan untuk kemajuan usahataninya. Nilai

dari sesuatu informasi berkaitan dengan keputusan-keputusan yang akan

diambil oleh setiap komponen dari sistem pertanian. Fungsi utama dari

penyuluhan adalah mempengaruhi penerima informasi dalam upayanya

mengadakan pilihan-pilihan atas berbagai kemungkinan usaha yang akan

dilaksanakan oleh penerima informasi sehingga dapat mengurangi resiko atas

ketidakpastian.

Untuk mempercepat penyaluran teknologi, kegiatan diseminasi yang

dilakukan lembaga penelitian sebagai sumber teknologi yaitu melalui perpaduan

antara metode peragaan/demonstrasi teknologi, metode komunikasi tatap

muka dan pengembangan informasi teknologi pertanian (penyaluran media

cetak dan audiovisual) dan unit komersialisasi teknologi. Perpaduan atau

kombinasi dari metode tersebut akan mempercepat proses adopsi teknologi

oleh pengguna (Litbang Pertanian, 2004).Diseminasi teknologi pertanian

diartikan sebagai upaya mengkomunikasikan dan menyebarluaskan hasil

pengkajian teknologi pertanian kepada pengguna.Untuk itu perlu diketahui

sejauh mana BPTP Provinsi Aceh sebagai sumber teknologi telah

mengkomunikasikan teknologi hasil kajiannya melalui pendekatan media tidak

langsung (tercetak, terekam dan terproyeksi).

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Percepatan Adopsi Inovasi

Teknologi

Dalam proses transfer inovasi pertanian, adopsi pada hakekatnya dapat

diartikan sebagai proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku baik

yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan

(psycho-motoric) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang

disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerimaan di sini

mengandung arti tidak sekadar “tahu”, tetapi sampai benar-benar dapat

melaksanakan atau menerap-kannya dengan benar serta menghayatinya dalam

kehidupan dan usahataninya. Penerimaan inovasi tersebut, biasanya dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung oleh orang lain, sebagai

Page 23: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

23

cerminan dari adanya perubahan: sikap, pengetahuan, dan atau ketrampilannya

(Mardikanto, 1993).Salah satu faktor yang mempengaruhi percepatan adopsi

adalah sifat dari inovasi itu sendiri. Inovasi yang akan di introduksikan harus

mempunyai kesesuaian (daya adaptif) terhadap kondisi biofisik, sosial,

ekonomi, dan budaya yang ada dalam masyarakat penerima (adopter) tersebut.

Jadi inovasi yang ditawarkan tersebut hendaknya inovasi yang tepat guna.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi adopsi, dipengaruhi oleh banyak faktor

Sifat-sifat atau karakteristik inovasi, Sifat-sifat atau karakteristik calon

pengguna, Pengambilan keputusan adopsi ,Saluran atau media yang

digunakan. Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi

terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:

1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut

pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh

seseorang maka ia adalah inovasi.

2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari

sumber kepada penerima.Dalam memilih saluran komunikasi, sumber

paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan

(b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk

memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar

luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah

media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap

atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang

paling tepat adalah saluran interpersonal.

3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui

sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan

terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling

tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan

inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat

dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam

sistem sosial.

Page 24: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

24

4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat

dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan bersama

Lebih lanjut teori yang dikemukakan Rogers (2003) memiliki

relevansi dan argumen yang cukup signifikan dalam proses pengambilan

keputusan inovasi. Teori tersebut antara lain menggambarkan tentang variabel

yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi suatu inovasi serta tahapan dari

proses pengambilan keputusan inovasi. Variabel yang berpengaruh terhadap

tahapan difusi inovasi tersebut mencakup (1) atribut inovasi (perceived atribute

of innovasion), (2) jenis keputusan inovasi (type of innovation decisions), (3)

saluran komunikasi (communication channels), (4) kondisi sistem sosial (nature

of social system), dan (5) peran agen perubah (change agents). Model difusi

inovasi menggambarkan proses penyebaran inovasi dari suatu sumber inovasi

kepada anggota suatu sistem sosial, maka terdapat tiga model difusi inovasi

yaitu (1) Model Top Down (linier), model ini merupakan model penyuluhan

konvensional yang menganut sistem komunikasi yang linier, model ini

berkembang melalui program BIMAS (Bimbingan Massal) pada era revolusi

hijau (2) Model Feed Back (Sistem La-Ku) yaitu model yang dianggap sebagai

perbaikan model top-down yaitu dengan mempertimbangkan mekanisme

umpan balik diantara peneliti dan penyuluh pertanian. Model feed-back ini

menjadi popular seiring dengan berkembangnya Farming System Research

yang mengaitkan penelitian ditingkat usahatani dan (3) Model Farmer Back

ToFarmer (Tri-Angulasi) model ini mengasumsikan bahwa penelitian harus

dimulai dan diakhiri di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa petani harus

dilibatkan secara aktif sebagai anggota tim pemecahan masalah di lapangan.

Petani dengan pengalaman jangka panjangnya mengetahui kondisi usaha

taninya, tipe tanah, kualitas sosial, ekonomi, tanaman yang sesuai dan perilaku

pasar dari waktu ke waktu.Model difusi farmer back to farmer ini dapat diawali

dengan eksperimen sederhana dan diakhiri survey di tingkat petani. Kunci

perbedaannya dengan model difusi yang lain adalah fleksibilitas dan penelitian

di tingkat petani untuk mengindentifikasikan sumber daya yang ada di tingkat

usaha tani. Model ini popular dan berkembang pada program Primatani dan SL-

PTT.

Page 25: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

25

Sehubungan dengan pemecahan masalah tersebut maka dipandang

perlu adanya kegiatan pengembangan informasi teknologi pertanian melalui

berbagai cara seoerti memlaui media cetak ( Buletin, Lembar informasi

pertanian (Liptan, buku). Melalui media elektronik (rekaman suara untuk siaran

radio, produksi untuk siaran Televisi).

III. PROSEDUR PELAKSANAAN

3.1. Tempat

Pelaksanaan kegiatan pada bulan Januari - Desember 2015 yang dilakukan

pada 7 Kabupaten/Kota Provinsi Aceh (Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara,

Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Jaya, Pidie Jaya dan Kota Banda Aceh yang akan

diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Aceh serta dihadiri Kepala

Koordinasi Penyuluh BPTP Aceh.

3.2. Pendekatan

Kegiatan peningkatan komunikasi inovasi teknologi dalam rangka

percepatan diseminasi inovasi teknologi pertanian dilaksanakan dengan

pendekatan partisipatif.Metode yang digunakan adalah metode spektrum

diseminasi multi chanel (SDMC). Komponen penting dalam operasionalisasi

SDMC mencakup; 1) jenis dan substansi yang akan didesimasikan, 2) target

sasaran diseminasi, 3) media dan saluran komunikasi yang akan digunakan, 4)

Page 26: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

26

kemudahan akses terhadap informasi dan inovasi hasil litkaji.

3.3. Ruang Lingkup

a. Pemberdayaan kelembagaan penyuluhan Kecamatan untuk penyuluh dan

petani melalui workshop dengan penyampaian materi informasi teknologi

spesifik lokasi.

b. Percepatan penyebaran inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian melalui

diseminasi hasil Litakaji Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) melalui

berbagai bentuk, seperti media informasi tercetak, temu lapang, gelar

teknologi dan workshop.

c. Melakukan temu peneliti, penyuluh dan stake holder dalam rangka

penyampaian hasil Litkaji Badan Litbang Pertanian, karena penerapan

teknologi yang dihasilkan BPTP belum terlaksana sebagaimana yang

diharapkan.

3.4. Bahan dan Metoda Pelaksanaan

3.3.1. Bahan yang digunakan

- ATK , Fotocopy, Jilid dan Komputer suplies

3.3.2.Metoda Pelaksanaan Kegiatan

a. Persiapan, penentuan lokasi lokasi workshop, materi penyampaian hasil

Litkaji BPTP yang berkaitan dengan program strategis Kementerian

Pertanian, dan peserta.

b. Pelaksanaan, penyampaian materi dari peneliti BPTP. Kebijakan

Pembanguanan daerah disesuaikan dengan lokasi kegiatan dan peserta

yang hadir dari penyuluh dan petani.

c. Evaluasi diperlukan untuk memperoleh data tentang ; 1) bagaimana

tingkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan, 2) bagaimana

apresiasi pemerintah daerah ,penyuluh dan petani terhadap penerapan

inovasi teknologi dilihat dari segi kemudahan adopsi oleh pengguna

untuk peningkatan pengetahuan.

Page 27: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Penyuluh Kabupaten

Umur rata-rata penyuluh di tingkat Kabupaten Provinsi Aceh adalah 40,5 tahun,

masa kerja rata-rata 17,5 tahun, pendidikan tingkat lulusan program D3 dan

S1, dan jumlah angka kredit rata-rata 230 point yang meliputi Kabupaten Aceh

Besar, Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Jaya, Pidie, Pidie Jaya dan Kota Banda

Aceh,Untuk lebih rinci disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1: Profil Penyuluh Kabupaten

No Uraian Kisaran Rataan

1 Umur (tahun) 25-56 40,5

2 Masa Kerja (tahun) 1-34 17.5

4 Jumlah angka kredit 60 - 400 230

Dari profil tersebut dapat disimpulkan bahwa para penyuluh telah

memiliki pengalaman penyuluhan dan prestasi kerja (sebagai fungsional

penyuluh) termasuk baik (jumlah angka kredit rata-rata 230 poin setara dengan

Page 28: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

28

pangkat III b), dengan tingkat pendidikan rata-rata program D3. Dengan

demikian persepsi mereka terhadap kegiatan evaluasi media tidak hanya

didasarkan pada pengetahuan dan kemampuan teknis tentang media

penyuluhan pertanian yang didapat dari kegiatan pelatihan , tetapi juga dari

pengalaman kerja sebagai penyuluh pertanian (rata-rata masa kerja 17,5

tahun).

4.2. PemberdayaanPengetahuan Penyuluh Kabupaten Aceh Barat dan

Aceh Timur

Dalam menghadapi kendala dan tantangan yang ada, Kabinet Kerja telah

menetapkan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta

Swasembada Kedelai yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Adapun

target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah produksi padi

sebesar 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21%; jagung sebesar 20,33 juta

ton dengan pertumbuhan 5,57%; dan kedelai sebesar 1,27 juta ton dengan

pertumbuhan 26,47%. Untuk mencapai swasembada berkelanjutan padi dan

jagung serta swasembada kedelai, Kementerian Pertanian melakukan upaya

khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai.Guna

mensukseskan UPSUS tersebut, penyuluh dan Bintara Pembina Desa

(Babinsa)merupakan salah satu unsur penting dalam menggerakkan para

petani (pelaku utama) untuk dapat menerapkan teknologi.Maka dengan itu

dilanjutkan dengan pemahaman pentingnya katam terpadu serta pentingnya

pemahaman tentang penyuluhan kegiatan komunikasi penyuluh ditujukan

untuk peningkatan sumberdaya penyuluh.Badan LITBANG menegemukakan

kegitan ini wajib diikuti oleh para penyuluh yang telah dibekali ilmu, dapat

melanjutkan pengetahuan yang telah didapat.Salah satu pemberdayaan yang

dilakukan terhadap penyuluh Kabupaten adalah melalui penyampaian materi

pada pertemuankoordinasi penyuluh dalam meningkatkan Produksi Padi,

Jagung dan Kedelai. Dengan pembekalan para penyuluh melalui media tesebut

diatas maka para penyuluh yang berada pada Kabupaten Aceh Besar, Aceh

Utara, Aceh Barat, Aceh Timur, Aceh Jaya, Pidie Jaya dan Kota Banda Aceh

nantinya mampu terjalin komunikasi dan informasi melaui akses inovasi

teknologi spesifik lokasi. Dalam program pemerintah pusat target capaian

Page 29: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

29

produksi padi untuk daerah Provinsi Aceh 2,7 juta ton untuk mencapai target

tersebut diharapkan adanya peran berbagi teknologi pertanian. Dengan

produksi rata-rata 5 ton/ha padi di daerah Aceh diharapkan target capaian yang

diharapkan pemerintah pada Provinsi Aceh hendaknya dapat dipenuhi.

Adanya peningkatan pengetahuan penyuluh di dua kegiatan yang

berbeda mencerminkan bahwa diasumsikan adanya kesadaran penyuluh untuk

mencari dan menerima ide-ide baru, praktek baru yang dapat dirasakan sebagai

sesuatu yang baru oleh individu atau kelompok sasaran penyuluhan

pertanian.Artinya pengetahuan yang tinggi selaras dengan tingkat kesadaran

individu yang tinggi pula.Menurut Sudarta (2005), bahwa dalam akselerasi

pembangunan pertanian, pengetahuan individu pertanian mempunyai arti

penting, karena pengetahuan dapat mempertimbangkan kemampuan dalam

mengadopsi teknologi baru dibidang pertanian.

Kepala BKPP juga mengungkapkan BPTP Aceh merupakan mitra bagi

penyuluh di Provinsi Aceh khususnya bagi Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaen

lainyan, untuk itu peran BPTP sangat diharapkan sebagai corong teknologi yang

nantinya dapat disampaikan para penyuluh dikecamatan kepada petani.

Diharapkan dengan adanya berbagai inovasi teknologi yang dikembangkan oleh

Badan LITBANG melalui BPTP Aceh dapat meningkatkan produktivitas padi

diatas 5 ton/ha, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani yang masih

dibawah rata-rata, dengan peningkatan produktifitas hendaknya program

pemerintah akan hal swasembada pangan dapat terwujud.

4.3. Percepatan Penyebaran Inovasi Teknologi Melalui Media Informasi

Selain materi dan penyajian, maka komponen penentu kualitas suatu

media informasi tercetak baik leaflet maupun brosur serta radio dan televisi

yang baik akan menimbulkan daya tarik. Unsur pembentuk kualitas kemasan

yang baik ditentukan oleh kualitas bahan media dan upaya memperlakukan

bahan tersebut sehingga menghasilkan penampilan yang kuat, indah serta

menarik. Secara keseluruhan tingkat kualitas kemasan media leaflet, brosur,

radio dan tvmerupakan salah satu percepatan penyebaran inovasi yang baik.

Salah satu tujuan penyebarluasan media leaflet BPTP Provinsi Aeh yaitu agar

Page 30: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

30

sasaran (para penyuluh) mendapatkan informasi teknologi pertanian yang

dibutuhkan secara tepat, cepat dan akurat untuk mendukung penyelenggaraan

kegiatan penyuluhan pertanian yang mereka laksanakan. Untuk mencapai hal

tersebut, terdapat dua unsur yang harus diperhatikan yaitu kesesuaian materi

teknologi pertanian yang disebarluaskan dengan materi yang dibutuhkan di

tingkat lapang.menurutManwan et al., (1990) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi suatu inovasi teknologi lebih cepat diadopsi oleh pengguna

antara lain: inovasi tersebut harus berkualitas, kesesuaian teknologi, efektifitas

penyuluhan, motivasi pengguna teknologi, serta adanya faktor pendukung

seperti kebijakan terhadap input, pasar dan harga produksi.Salah satu kegiatan

diseminasi yang sering dilakukan dan dapat menyentuh orang banyak adalah

melalui penyebaran informasi inovasi teknologi dalam bentuk berbagai media,

baik media cetak maupun media elektronik. Dengan semakin berkembangnya

teknologi informasi mengisyaratkan bahwa ke depan perlu dianalisis jenis media

informasi yang diinginkan oleh pengguna.

Pengembangan media dijabarkan dalam bentuk publikasi (leaflet, brosur,

bulletin, poster, dan bahan tercetak lainnya).Kegiatan ini meliputi identifikasi

kebutuhan teknologi, penyusunan bahan tercetak, pre test, perbanyakan,

distribusi, dan evaluasi bahan tercetak. Kegiatan ini akan dikoordinasikan oleh

tim pengembangan media BPTP Provinsi Aceh sampai dengan pengembangan

IT (internet).

Peragaan dijabarkan dalam bentuk demonstrasi, gelar teknologi, display,

dan kaji terap/uji coba.Kegiatan ini diawali dengan identifikasi kebutuhan

teknologi, koordinasi dengan dinas/instansi terkait, koordinasi dengan petugas

lapang, dan petani kooperator.Pelaksanaan tetap dimonitor oleh BPTP.Kegiatan

ini diakhiri dengan Temu Lapang dan evaluasi kegiatan.Kegiatan tatap muka

dijabarkan dalam bentuk pertemuan, lokakarya (partisipatif), seminar, dan riset

aksi.Kegiatan ini diawali dengan identifikasi kebutuhan teknologi, koordinasi

dengan instansi/dinas terkait, pelaksanaan pertemuan, Rencana Tindak Lanjut,

dan evaluasi pelaksanaan oleh BPTP.

4.4. Sistem Informasi Diseminasi Inovasi Pertanian Spesifik Lokasi

Page 31: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

31

Untuk memahami hakekat dan manfaat satu komponen teknologi

manusia normal membutuhkan waktu yang relatif dan tergantung pada

kemampuan seseorang mengolah informasi dan data. Keyakinan yang tinggi

terhadap hakekat suatu komponen teknologi itu akan memotivasi seseorang

untuk mengadopsi. Hasil survey menunjukkan bahwa sistem informasi

diseminasi inovasi pertanian spesifik lokasi di Kabupaten Provinsi Aceh.

Sementara hasil survey stakeholder di Kabupaten Provinsi Aceh (Gambar 1)

menunjukkan bahwa system informasi inovasi yang berkembang cenderung

mengarah pada Model Farmer Back To Farmer (Tri-Angulasi) model ini

mengasumsikan bahwa penelitian harus dimulai dan diakhiri di tingkat petani.

Pendasarannya disebabkan karena Kabupaten di Provinsi Aceh merupakan

salah satu kabupaten yang dijadikan lokasi program Primatani Badan Litbang

Pertanian diharapkan dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung langsung

antara penghasil inovasi dengan lembaga penyampaian (delivery subsystem)

maupun pelaku agribisnis (receiving subsystem) sebagai pengguna inovasi

(gambar1).

Sementara hasil survey pada sasaran antara (penyuluh pertanian) di

Kabupaten (gambar 1) menunjukkan bahwa dengan berkembangnya model

Page 32: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

32

model difusi inovasi Farmer Back To Farmer (Tri-Angulasi) yaitu sistem

komunikasi yang dilakukan dua arah yaitu dari pihak sumber dengan

menggunakan media yang berisi informasi untuk diteruskan kepada sasaran.

Berlangsungnya proses komunikasi yang sempurna, membuat sasaran akan

memberikan umpan balik kepada sumber, apakah informasinya diterima atau

ditolak. Dalam konteks penyuluhan pertanian, sumber bisa individu penyuluh

atau lembaga sumber teknologi yang menjalankan fungsi penyuluhan kepada

petani.Unsur pesannya adalah inovasi, sementara salurannya berupa metode

dan media penyuluhan yang digunakan, dan penerimanya adalah petani dan

keluarganya.Tahapan pelaksanaan program penyuluhan pertanian yang telah

dilakukan, melalui proses pembelajaran yang difasilitasi oleh penyuluh dan

dilakukan berdasarkan pengalaman (learning by doing), dimana materi, metode

pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan aspirasi petani melalui proses

belajar partisipatif. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung, dilihat

bagaimana sistem komunikasi yang dikembangkan, dengan tujuan adalah

perubahan dan pengembangan ke arah yang lebih baik dengan konsekuensi

terjadinya konflik baik yang fungsional maupun yang disfungsional sebagai

suatu hal mutlak dalam perubahan dan pengembangan masyarakat.

4.5. Pengaruh Penyuluh Pertanian Dalam Memberikan Informasi Dan Inovasi Kepada Pengguna

Menurut Mardikanto (1996), penyuluhan merupakan suatu sistem

pendidikan di luar sekolah yang tidak sekedar memberikan penerangan atau

menjelaskan, tetapi biasanya untuk mengubah perilaku sasarannya agar

memiliki pengetahuan yang luas. Disamping itu juga memiliki sifat progressif

untuk melakukan perubahan dan inovatif terhadap sesuatu (inovasi baru) serta

terampil melaksanakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan

produktifitas, pendapatan atau keuntungan, maupun kesejahteraan keluarga

dan masyarakat.Penyuluh pertanian dituntut menyampaikan pesan yang

bersifat inovatif yang mampu mengubah dan mendorong perubahan perilaku

petani sehingga terwujud perbaikan mutu hidup.Pesan yang disampaikan

kepada petani dalamberbagai bentuk yang meliputi informasi teknologi,

rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan.

Page 33: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

33

Materi penyuluhan dibuat tidak hanya sekedar peningkatan produksi

namun menyesuaikan dengan isu global yang lain, seperti upaya menyiapkan

petani dalam mengatasi persoalan iklim global. Petani perlu dikenalkan dengan

sarana produksi yang memiliki adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim karena

akan berpengaruh kepada rawan pangan dan pengurangan produktifitas

tanamannya. Selain itu materi penyuluhan perlu berorientasi pada teknik

bertani yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik dalam

meningkatkan produktifitas dan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang

berlebihan. Keberhasilan penyebaran suatu teknologi sebaiknya tidak terlepas

dari peran penyuluh yang menjalankan fungsinya sebagai agen pembaharu.

Menurut Rogers dan Schoemaker (1986) peranan yang dijalankan oleh agen

pembaharu dalam menyebarkan inovasi antara lain: membangkitkan kebutuhan

untuk berubah, mengadakan hubungan untuk perubahan, mengidentifikasi

masalah sasaran, memotivasi dan merencanakan tindakan perubahan.

Departemen Pertanian (2000) melalui Program Peningkatan Ketahanan

Pangan telah memberikan bantuan fasilitas penguatan modal, pelatihan dan

pembinaan agar petani mau dan mampu bekerjasama dan mampu menerapkan

teknologi sesuai rekomendasi dengan manajemen usahatani yang profesional.

Menurut Soekartawi (1988), adopsi terhadap suatu teknologi baru biasanya

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Tingkat pendidikan petani

Pendidikan merupakan sarana belajar yang menanamkan pengertian sikap

yang menguntungkan menuju penggunaan praktek praktek pertanian

yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan tinggi akan lebih cepat

menerapkan teknologi dan melaksanakan proses adopsi.

2. Luas lahan

Petani yang memiliki lahan yang luas akan lebih mudah menerapkan

inovasi daripada petani yang memiliki lahan sempit. Hal ini dikarenakan

keefesienan dalam menggunakan sarana produksi.

3. Umur

Petani yang memiliki umur yang semakin tua (> 50 tahun), biasanya

makin lamban dalam mengadopsi inovasi dan cenderung hanya

Page 34: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

34

melakukan kegiatan kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh

masyarakat setempat.

4. Pengalaman bertani

Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah untuk menerapkan

inovasi daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang

lebih banyak, sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam

mengambil keputusan untuk mengadopsi suatu inovasi.

5. Jumlah tanggungan

Petani dengan jumlah tanggungan yang semakin tinggi akan makin

lamban dalam mengadopsi suatu inovasi, karena jumlah tanggungan yang

besar akan mengharuskan mereka untuk memikirkan bagaimana cara

pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya sehari hari. Petani yang

memiliki jumlah tanggungan yang besar harus mampu dalam mengambil

keputusan yang tepat, agar tidak mengalami resiko yang fatal bila kelak

inovasi yang diadopsi mengalami kegagalan.

6. Pendapatan

Petani dengan tingkat pendapatan yang semakin tinggi biasanya akan semakin

cepat dalam mengadopsi inovasi karena memiliki ekonomi yang cukup

baik.

7. Status pemilikan lahan

Para pemilik lahan dapat membuat keputusan untuk mengadopsi inovasi

sesuai dengan keinginannya, tetapi penyewa harus sering mendapatkan

persetujuan dari pemilik tanah sebelum mencoba atau mempergunakan

teknologi baru yang akan di praktekkan. Konsekuensi tingkat adopsi

biasanya lebih tinggi untuk pemilik usahatani daripada orang orang yang

menyewa.

8. Tingkat cosmopolitan

Petani yang memiliki pandangan luas terhadap dunia luar dengan kelompok

sosial yang lain, umumnya akan lebih mudah dalam mengadopsi suatu

inovasi bila dibandingkan dengan golongan masyarakat yang hanya

berorientasi pada kondisi lokal, karena pengalaman mereka yang terbatas

menyebabkan mereka sulit dalam menerima perubahan atau mengadopsi

Page 35: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

35

suatu inovasi. Hal ini karena mereka belum pernah mendengar atau

bahkan belum mengenal informasi dengan cukup tentang inovasi tersebut.

4.6. Implementasi Kegiatan

Merupakan hasil dari materi informasi yang dihasil kajian peneliti dan

penyuluh BPTP kordinasi dalam tim kegiatan, koordinasi dengan instasi terkait

Rancangan model yang telah disetujui oleh berbagai pihak selanjutnya

diimplementasikan di lapangan dalam bentuk unit percontohan. Agar diseminasi

teknologi dicobakan dapat meluas, teknologi tersebut dapat memecahkan

permasalahan petani dan untuk menjamin efektivitasnya, dilakukan

percontohan berupa demplot dikuti dengan pelaksanaan gelar teknologi/temu

lapang inovasi teknologi.Tingkat efektifitas diseminasi dinilai dari keberhasilan

/kemampuan media cetak dan audiovisual mempengaruhi sasaran (penyuluh

pertanian dan petani), dalam hal ini faktor internal sasaran dan faktor ekternal

(faktor dari media cetak dan audiovisual itu sendiri). Tingkat penerapan

teknologi pertanian oleh petani sangat dipengaruhi oleh faktor internal petani

antara lain tingkat pendidikan, pengalaman dan motivasi mencoba teknologi

untuk pengembangan usahataninya demi peningkatan produksi dan

pendapatan. Penyuluhan pertanian yang berbasis pembelajaran sosial

merupakan konsep model percepatan transfer inovasi pertanian spesifik lokasi,

dimana petani diposisikan sebagai subyek. Petani belajar dari pengalamannya

sendiri untuk merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan, sampai

pada mengkonseptualisasikan apa yang mereka butuhkan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap mereka. Hal tersebut

merupakan umpan balik (feed back) sebagai bentuk respon terhadap teknologi

yang diterima.Peranan penyuluh dan peneliti lebih dipandang sebagai fasilitator

(mitra kerja) yang membantu petani untuk mengambil keputusan sendiri

dengan cara menambah pilihan bagi mereka dan menolong mereka

mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing-masing

pilihannya itu. Keterlibatan pemerintah dalam hal ini adalah menyediakan

sarana penunjang bagi petani.Pemerintah difokuskan pada penyediaan modal

bagi petani, misalnya menggalakkan lembaga keuangan.Kedudukan petani yang

demikian itu, menunjukkan adanya penghargaan atas keberadaan petani dan

Page 36: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

36

apa yang mereka miliki (pengetahuan dan teknologi) dari sumber dan para

pengambil kebijakan dalam pembangunan pertanian, yang akan memungkinkan

timbulnya dialog (komunikasi) untuk saling memberi informasi dalam rangka

menanggulangi permasalahan pertanian yang sedang terjadi. Interaksi yang

berlangsung berciri partisipatif, di mana penyuluh dan petani saling

mempengaruhi-saling belajar-saling berubah. Komunikasi yang berjalan sifatnya

dialogis antara sumber teknologi, penyuluh, dan petani, serta antara petani

dengan petani merupakan bentuk transaksi atau saling tukar informasi,

sehingga pada akhirnya akan melahirkan proses komunikasi dua arah.

Penyuluh BPTP Aceh mengemukakan Badan LITBANG melalui BPTP akan

melaksanakan suatu kegiatan yakni peningkatan kapasitas penyuluh terhadap

inovasi teknologi badan LITBANG Pertanian di Kabupaten Aceh Timur, kegiatan

ini yang dihadiri oleh para koordinator, penyuluh BPP se Kabupaten Aceh Timur.

Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Aceh Jaya

beserta Kepala BKPP dalam kegiatan pemberdayaan penyuluh mengemukakan

bahwa penyuluh sangat penting dilaksanakan karena merupakan suatau

kegiatan yang sangat bermanfaat untuk peningkatan kinerja para penyuluh

dilapangan dalam melakasankan tugas. LITBANG melalui BPTP Aceh akan

melaksakan suatu kegiatan dalam rangka transfer inovasi teknologi kepada

penyuluh, mengingat pentingnya teknologi yang akurat dan resmi untuk

disampaikan kepada petani dalam rangka melanjutkan program pemerintah

yang bertujuan untuk peningkatan produksi pertanian sehingga dapat

meningkatkan perekonomian petani.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP Aceh di Kabupaten Aceh Utara

merupakan pemberdayaan sumber daya manusia khusus penyuluh, dengan

pemahanam pentingnya KATAM terpadu serta pentingnya pemahaman tentang

penyuluhan kegiatan komunikasi penyuluh ditujukan untuk peningkatan

sumberdaya penyuluh. Kepada penyuluh yangdi tunjuk dimana setelah

melaksakan kegiatan ini hendaknya para penyuluh yang telah dibekali ilmu

dapat melanjutkan pengetahuan yang telah didapat terutama untuk masalah

angka kredit kepada para penyuluh lainnya dan masalah kalender tanam

dimana hal tersebut dapat diaplikasi penyuluh di lapangan.

Page 37: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

37

4.7. Peningkatan Efektifitas Hubungan Peneliti, Penyuluh, dan Petani

Lokakarya penyebaran informasi ke penyuluh dan petani dan Lokakarya untuk

meningkatkan efektifitas hubungan peneliti dan penyuluh merupakan bagian

dari kegiatan Peningkatan Efektifitas Hubungan Peneliti, Penyuluh, dan Petani.

Lokakarya penyebaran informasi ke penyuluh dan petani bertujuan untuk saling

tukar menukar pengalaman dan informasi tentang penerapan teknologi

usahatani baik yang dikembangkan oleh peneliti, penyuluh, maupun petani.

Disamping itu, melalui lokakarya ini akan diperoleh umpan balik tentang

penerapan teknologi yang direkomendasikan oleh BPTP, serta kebutuhan

teknologi petani dan media informasi yang efektif. Lokakarya ini dilaksanakan

setiap tahun dalam bentuk kegiatan Temu Informasi Teknologi Pertanian dan

dihadiri oleh peneliti, penyuluh, dan pengurus kelompok tani. Lokakarya untuk

meningkatkan efektifitas hubungan peneliti dan penyuluh dilaksanakan dalam

bentuk kegiatan setara APTEK. Lokakarya ini bertujuan untuk saling tukar

menukar informasi tentang pengembangan dan penerapan teknologi. Kegiatan

lokakarya ini akan dilaksanakan setiap tahun di tingkat kabupaten dan

kecamatan dan dihadiri oleh peneliti dan penyuluh. Selain itu kegiatan ini bias

diaplikasikan kedalam karya tulis ilmiah penyuluh dalam pencapaian angka

kredit fungsional.

Page 38: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan Peningkatan Komunikasi Inovasi

Teknologi Dalam Rangka Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi

Pertanian.maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :

1. Metode penyuluhannya maupun media komunikasi yang digunakan dalam

kegiatan transfer inovasi pertanian agar lebih beragam, inovatif dan kreatif

sesuai dengan kebutuhan pengguna.

2. Proses transfer inovasi pertanian akan semakin efektif apabila PPL secara

sungguh-sungguh mampu menghayati materi penyuluhan berkemampuan

tinggi dalam menerapkan keanekaragaman metode penyuluhan dan media

komunikasi secara tepat dan bijak.

3. Memberi pengetahuan dan pemahaman kepada petani terhadap suatu

teknologi memerlukan pendekatan yang tepat (kearifan lokal, struktur yang

ada dalam masyarakat, dll) agar interaksi yang dilakukan mampu

membangun komunikasi yang baik sehingga proses transfer teknologi dapat

dilakukan dengan mudah dan lancar.

4. Sistem informasi diseminasi ditingkat lapang belum merata antar petani,

antar desa/kecamatan/kabupaten, sehingga inovasi teknologi belum

memberikan peningkatan hasil dan pendapatan secara signifikan.

5. Sistem informasi inovasi yang berkembang cenderung mengarah pada

Model Farmer Back To Farmer (Tri-Angulasi) model ini mengasumsikan

bahwa penelitian harus dimulai dan diakhiri di tingkat petani dan inovasi

teknologi belum seutuhnya dapat menggerakkan usahatani yang

berwawasan agribisnis.

6. Perguliran suatu informasi teknologi melalui model difusi inovasi yang masih

bersifat top-down (linier) merupakan model penyuluhan

pertaniankonvensional yaitu dari sumber melalui beberapa rangkaian

Page 39: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

39

birokrasi sebelum sampai pada sasaran antara (penyuluh) kemudian

akhirnya tiba pada sasaran akhir (petani).

7. Sumber daya dan jejaring informasi yang ada di tingkat kabupaten sampai

di tingkat desa belum sepenuhnya dimanfaatkan baik oleh penyuluh

lapangan maupun petani sehingga proses diseminasi masih berjalan

lambat.

8. Model yang harus dibangun adalah model bottom up planning dengan

melibatkan petani dalam penyusunan inovasi sehingga inovasi teknologi

yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan petani dan sesuai dengan

agroekosistem spesifik lokasi dan Proses pembelajaran yang berlangsung

mengharuskan terjadinya komunikasi yang efektif antara ketiganya.

Penyuluh BPTP bersama peneliti menganalisis, mengidentifikasi dan

menetapkan kebutuhan petani serta mengembangkan teknologi/inovasi tepat

guna spesifik lokasi.Penyuluh BPTP bersama penyuluh/petugas di wilayah kerja

bertidak sebagai supervisor, fasilitator, motivator bagi petani dan perantara

kemudahan akses informsasi teknologi dan pasar serta mengembangkan

swakarsa petani/kelompok-tani.Petani/kelompok-tani memberikan umpan balik

dari informasi/inovasi teknologi yang disampaikan melalui penyluhan.Informasi

umpan balik yang disampaikan petani/kelompok-tani merupakan salah satu

bahan materi penyuluhan bagi penyuluh BPTP dan data bagi Peneliti BPTP

untuk melakukan pengkajian/penelitian.

5.2. Saran-saran

Keberhasilan alih teknologi sangat tergantung pada sistem komunikasi

yang berlangsung, sementara komunikasi yang berlangsung dipengaruhi oleh

efektivitas koordinasi. Oleh sebab itu untuk percepatan transfer inovasi

pertanian perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi antara sumber teknologi –

penyuluh – petani dan pertukaran informasi yang optimal untuk saling

memahami. Agar koordinasi dan komunikasi yang berlangsung tidak

Page 40: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

40

menimbulkan konflik, karena bila terjadi konflik komunikasi, maka secara

internal dapat mempengaruhi sikap, persepsi, dan pola interaksi dalam

pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian, selain itu secara eksternal akan

terjadi perbedaan tujuan, kebutuhan dan kepentingan antara masing-masing

pelaku sehingga proses transfer inovasi pertanian tidak akan terjadi.

Page 41: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

41

VI. ANALISA RESIKO

Oleh karena kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji

dilaksanakan dengan pendekatan partisipatifdi lapangan yang sangat

terpengaruh kondisi alam dan melibatkan banyak pihak, maka terdapat

beberapa risiko yang harus dipertimbangkan.

6.1. Daftar Risiko

Tabel.2. Daftar Resiko

No. Risiko Penyebab Dampak

1. Kurang responnya masyarakat terhadap rencana kegiatan.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaatkegiatan bagi kehidupan

keluarganya

Kegiatan pengembangan kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji menjadi

terhambat.

2. Kurangnya respon Pemerintah Daerah dalam mendukung dan mengembangkan kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil

litkaji.

Ketersediaan dana APBD untuk mendukung dan mengembangkan kegiatan kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji

terbatas.

Jenis dan volume kegiatan di lokasikegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji sangat terbatas sehingga kurang efektif dan tidak berkelanjutan.

6.2. Daftar Penanganan Risiko Tabel.3. Daftar Penanganan Resiko

No. Risiko Penyebab Penanganan Risiko

1. Kurang responnya masyarakat terhadap rencana kegiatan.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat kegiatan bagi kehidupan keluarganya.

Mengintensifkan sosialisasi, promosi, dan komunikasi dengan tokoh masyarakat setempat.

2. Kurangnya respon Pemerintah Daerah dalam mendukung dan mengembangkan kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil

litkaji

Ketersediaan dana APBD untuk mendukung dan mengembangkan kegiatan kegiatan akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji

terbatas.

Memadukan kegiatan- kegiatan Pemda lainnya pada lokasi akselerasi komunikasi inovasi hasil litkaji yang dapat menunjang pembangunan

kawasan setempat.

Page 42: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

42

6.3. Tenaga dan Organisasi Pelaksanaan

6.3.1 Tenaga Tabel.4. Daftar Nama Tenaga

No. NAMA/NIP JABATAN DALAM

KEGIATAN URAIAN TUGAS

ALOKASI WAKTU (Jam/

minggu)

1. Ir. Nani Yunizar

Penanggung

Jawab

- Mengkoordinir kegiatan mulai perencanaan sampai pelaporan

20

2. Nazariah, S.P, M.Si

Anggota

- Membantu menyusun Materi penyuluhan

10

3. Firdaus, S.P, M. Si

Anggota

- Membantu menyusun Materi penyuluhan

10

4. Idawanni, SP Anggota

- Membantu menyusun Materi penyuluhan

10

6.4. Jangka Waktu Kegiatan

Tabel. 5. Jangka Waktu Kegiatan

Kegiatan B u l a n

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Persiapan:

- Studi pustaka

- Penyempurnaan proposal

- Penyusunan juknis

2. Pelaksanaan

kegiatan

3. Penulisan laporan

4. Seminar

5. Penulisan laporan

akhir

6. Penggandaan

laporan

Page 43: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

43

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, S,.1986. Pedoman Penyusunan dan Pelaksanaan Programa Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian.BIP Ciawi.

A.W. Van Den Ban dan H.S. Hawkins,1996. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anonimous, 2005.Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD.Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Provinsi NAD.

Annonimous. 2001. Pedoman Penyelenggaraan Kegiatan Diseminasi Teknologi Informasi Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Arifin, A. 1984. Strategi Komunikasi. Sebuah Pengantar Ringkas. Armico.Bandung.

Badan Pengembangan SDM Pertanian. 2003. Nasional Pengembangan Penyuluh Pertanian.. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.

Basuki Irianto, Kukuh Wahyu dan Andri Nurwati. 2001. Evaluasi Adopsi dan Dampak Penelitian dan Pengkajian IPPTP. Laporan Penelitian, Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Mataram. (tidak dipublikasikan).

Berlo, DK. 1960. The Process Of Communication. An Introduction to theory Practise.Holt, Rinehart and Winston.Inc. New york.

Badan Litbang,. 2004. Program Rintisan Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (PRIMATANI). Makalah Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian di Yogyakarta, 26 – 27 Mei 2004.

Havelock, Ronald G. 1971 Planning For Innovation. Institute For SocialResearchUniversity Of Michigan. Michigan.

Departemen Pertanian, 2000. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,Jakarta.

Irawan, P dan Prastati, T. 1994. Media Intruksional. Sumber buku AA, Mengajar di perguruan Tinggi.Bagian tiga, Bab 9, PAU- PPAI. Ditjen Dikti.

Jamieson. KH And KK. Campbell. 1983. The Interplay Of Influence. Wadsworth Publishing Company. California.

Lionberger dan Gwin. 1982. Communications Strategis Illionis. The Interstate Orienters and Publisher.Inc.

Mardikanto.T., 1993. Metode Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret Univercity Press. Surakarta.

Manwan, I.,Tjitropranoto, P.,dan Syam, M. 1990. Hubungan Penelitian dan Penyuluhan dalam Penelitian Sistem Usahatani. Risalah Sistem

Page 44: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

44

Usahatani di lima Agroekosistem .Risalah Lokakarya Penelitian Usahatani, tanggal 14-15 Desember 1988. Puslitbngtan, Bogor.

Mardikanto, Totok. 1996. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta.

Suleiman, Amir Hamzah. 1988. Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Gramedia Jakarta.

Tjitropronoto, P. 1988. Pemantapan Sistem Komunikasi Penelitian : Meningkatkan Keterkaitan Hubungan Penelitian – Penyuluhan. Pusat Perpustakaan Pertanian dan Biologi Bogor. Bogor

Van de Fliert, E. dan B. Christiana. 2009. Usulan Kerangka R&D untuk pembangunan dan konsep Pengkajian Penerapan dan Perluasan Inovasi (P3I). Bahan Diskusi pada Lokakarya ACIAR SADI –Refleksi dan Perencanaan – V untuk Tim Inovasi. Bogor/Jakarta, 13-19 November 2009.

Syam, M., dan A. Masaddad 1993. Sistem Penyampaian Hasil-Hasil Penelitian Pertanian. Masalah dan Alternatif Pemecahan.Dalam Prosiding Badan Litbang Pertanian. Bogor.

Rogers, E. M. 2003,. Diffusion of Innovations: Fifth Edition. Free Press. New York.

Rogers, E. M (Ed). 1989, Komunikasi dan Pembangunan: Perspektif Kritis. LP3S. Jakarta.

Rogers, Everett M. dan F. Floyd Shoemaker. 1971,.Communication of Innovations. A Cross Cultural Approach,. London. The Frre Press.

Sudarta, W. 2005. Pengetahuan dan Sikap Petani Terhadap Pengendalian Hama Tanaman terpadu (Online).Htpp ://ejournal. Unud.ac.id/abstrak/(6)%20 soca-

sudarta-pks%20pht(2).pdf diakses 30 Desember 2009.

Page 45: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

35

Lampiran 1. Koordinasi dengan Bapeluh Kabupaten Aceh Timur

Lampiran 2. Koordinasi dengan Bapeluh Kabupaten Aceh Barat

Page 46: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

36

Lampiran 3. Koordinasi dengan Ka. Bapeluh, Ka. Dinas Pertanian dan Tim BPTP

Lampiran 4. Narasumber pada Pelatihan Penyuluh di BPP Nurul Salam

Page 47: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

37

Lampiran 5. Kegiatan Pelatihan Penyuluh di BPP Nurul Salam Kabupaten Aceh

Timur

Lampiran 6. Arahan Ka. BPTP dalam Pelatihan Penyuluh di BPP Nurul Salam

Page 48: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

38

Lampiran 7. Arahan Ka. BPP Bubon dalam Pelatihan Penyuluh

Lampiran 8. Kegiatan Pelatihan Penyuluh di BPP Kecamatan Bubon

Page 49: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

39

Lampiran 9. Temu Koordinasi di Aula BPTP Pada Tanggal 26 November 2015

Lampiran 10. Temu Koordinasi di BPTP Aceh

Page 50: PENINGKATAN KOMUNIKASI INOVASI TEKNOLOGI …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/09-Edit Proposal Peningkatan... · proses adopsi dan difusi inovasi. Penyampaian inovasi baru melalui

40

Lampiran 11. Laporan Penanggungjawab Kegiatan pada Acara Temu Koordinasi