SOSIALISASI JUKLAK KEGIATAN PENERAPAN INOVASI...
Transcript of SOSIALISASI JUKLAK KEGIATAN PENERAPAN INOVASI...
SOSIALISASI JUKLAK KEGIATAN
PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK
PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN
Kick Off Meeting
Peningkatan Indeks Pertanaman 2019
Bogor, 5-6 Maret 2019
Latar belakang
• Peningkatan IP dilakukan melalui pemanfaatan sumber daya air di sekitar lokasi lahan kering, sawah tadah hujan dan lahan rawa.
• Buku ini merupakan panduan bagi BPTP untuk melaksanakan kegiatan Penerapan Inovasi Teknologi untuk Meningkatkan Indeks Pertanaman, yang terdiri dari beberapa ruang lingkup.
Roadmap 2017-2020
Tujuan kegiatan yang dilakukan BPTP :
• Mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi sumber daya air dan luas layanan pemanfaatan lahan untuk rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air.
• Melaksanakan percontohan penerapan inovasi teknologi tumpang sari tanaman (Turiman) dan/atau tumpang gilir tanaman (Tugiman) jagung, padi gogo dan kedelai dalam rangka peningkatan indeks pertanaman di lahan kering atau sawah tadah hujan atau lahan rawa.
• Mengidentifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kearifan lokal pada agroekosistem tertentu di daerah.
• Meningkatkan peran Tim Gugus Tugas Katam dalam sosialisasi dan verifikasi SI Katam Terpadu serta memperoleh umpan baliknya di provinsi masing-masing.
Keluaran yang dilakukan BPTP : • Data identifikasi dan inventarisasi potensi sumber daya air
dan luas layanan pemanfaatan lahan untuk rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air.
• Peningkatan produktivitas lahan kering/lahan sawah tadah hujan/lahan rawa melalui penerapan inovasi teknologi tumpang sari tanaman (Turiman) dan/atau tumpang gilir tanaman (Tugiman) padi gogo, jagung dan kedelai untuk meningkatkan IP.
• Data dan informasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kearifan lokal di agroekosistem tertentu.
• Peningkatan peran Tim Gugus Katam melalui sosialisasi dan verifikasi serta koordinasi di tingkat pusat dan daerah di provinsi masing-masing.
Ruang Lingkup Kegiatan BBP2TP sebagai koordinator :
1. Penyiapan petunjuk pelaksanaan
2. Koordinasi, pembinaan dan monitoring
3. Pengumpulan dan Analisis Data serta Pelaporan
Ruang Lingkup Kegiatan BPTP 1. Identifikasi dan inventarisasi sumber daya air untuk memberikan rekomendasi pembangunan infrastruktur dan tata kelola air.
2. Percontohan penerapan inovasi teknologi tumpang sari tanaman (Turiman) jagung, padi gogo dan kedelai dan/atau Tumpang Gilir Tanaman (Tugiman) dalam rangka peningkatan indeks pertanaman pada lahan kering/sawah tadah hujan/rawa
3. Identifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kearifan lokal di agroekosistem tertentu di provinsi masing-masing
4. Peningkatan peran Tim Gugus Tugas Katam melalui sosialisasi dan verifikasi Sistem Informasi Kalender Tanam, serta koordinasi di tingkat pusat dan daerah.
5. Lain-lain sesuai kebutuhan dan anggaran
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Identifikasi dan inventarisasi sumber daya air
• Prosedur pengkajian menggunakan metoda survey cepat penentuan calon lokasi. Survey Cepat Penentuan Calon Lokasi :
1. Dilakukan oleh tim kecil 2 atau 3 orang; 2. Verifikasi lapangan beberapa lokasi calon pengembangan
embung, dam parit, long storage dan asal sumber airnya, 3. Pengecekan lapang dan menentukan secara cepat, 4. Pengumpulan data primer (pengukuran debit) dan data
sekunder (CH, pola tanam, IP). 5. Penetapan titik koordinat menggunakan GPS (bukan data
koordinat dari open camera) dengan desimal bukan derajat
Data yang dikoleksi dalam identifikasi sumber daya air adalah : • Identitas Lokasi: (1) Provinsi, (2) Kabupaten, (3) Kecamatan,
(4) Desa, (5) ID Desa, (6) Dusun, (7) Nama Kelompok Tani, (8) Alamat Kelompok Tani, (9) Ketua Kelompok Tani, dan (10) No HP Ketua Kelompok Tani;
• Kondisi Eksisting: (1) Jenis lahan, (2) nomor persil lahan, (3) koordinat persil lahan bujur dan lintang, (4) indeks pertanaman eksisting, (5) target indeks pertanaman, (6) peningkatan indeks pertanaman, (7) rata-rata produktivitas padi eksisting, (8) jenis bangunan eksisting, (9) sumber air terdekat, (10) koordinat bujur dan lintang sumber air, (11) jarak sumber air ke lahan, dan (12) beda tinggi sumber air ke lahan.
• Rekomendasi: (1) rekomendasi jenis bangunan, (2) lebar saluran, (3) panjang saluran, (4) tinggi saluran, (5) luas layanan, (6) koordinat bujur dan lintang luas layanan, (7) perkiraan anggaran, dan (8) foto.
Data dikompilasi dalam file Microsoft Excell dan jangan merubah rumus yang ada di
dalamnya
Demplot Penerapan Pola Tanam Turiman Jagole /Tugiman
• Prosedur pengkajian menggunakan metoda pengkajian partisipatif bersama petani secara natural setting , dengan tahapan :
1. Identifikasi lokasi, kebutuhan dan peluang untuk menggali permasalahan di lokasi, dengan melaksanakan pertemuan bersama kelompok petani atau penyuluh;
2. Perumusan inovasi teknologi 3. Pelaksanaan kegiatan melibatkan sepenuhnya
partisipasi kelompok petani; 4. Pengamatan atau evaluasi partisipatif bersama
petani
Kriteria Lokasi : • Lokasi baru (berbeda dengan tahun 2018)
• Bersinergi dengan dinas pertanian setempat, yaitu lokasi yang mendapatkan bantuan program turiman dari Ditjen Tanaman dan bantuan dari Ditjend PSP.
• Lahan kering atau sawah tadah hujan atau lahan rawa yang masih berpotensi untuk pola tanam turiman/tugiman jagole
• Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air dan/atau infrastruktur air;
• Luas percontohan diusahakan 5 ha.
Kriteria Musim Tanam
• Kajian demplot dilaksanakan pada musim tanam (MT) II dan/atau III dengan komoditas disesuaikan kebutuhan setempat
Inovasi Teknologi
• Teknologi budidaya tumpang sari tanaman (turiman) jagung, padi gogo dan kedelai yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP Kalimantan Barat) tahun 2018 (Lampiran 3, 4 dan 5)
• Modifikasi teknologi terkait pengeolahan tanah, pemupukan, pengelolaan air dan varietas, dengan tidak merubah jumlah populasi tanaman sesuai Juknis.
Data yang dibutuhkan :
• Data primer eksisting (sebelum demplot), yaitu: agroekosistem, komoditas, indeks pertanaman, pola tanam, sumber air, penerapan teknologi, pendapatan dan keuntungan petani.
• Data primer keragaan agronomi dempot/kajian: luas kajian, teknologi yang diterapkan, produksi dan produktivitas tanaman, pola tanam, pendapatan dan keuntungan petani.
• Data primer iklim mikro : 1) kandungan air tanah dengan menggunakan alat pengukur kadar air tanah atau metode gravimetri setiap 15 hari dimulai dari fase awal tanam (ploting pengukuran disajikan pada Gambar 1), dan 2) curah hujan harian
• Data kelembagaan eksisting dan permasalahan kelembagaan terkait penerapan peningkatan indeks pertanaman dan pola tanam turiman melalui kuisioner yang akan disampaikan oleh BBP2TP di luar juklak ini
Identifikasi Pengelolaan Sumber Daya Air Berdasarkan Kearifan Lokal
• Pada tahun 2019 ini akan dibangun database pengelolaan sumber daya air spesifik lokasi atau berdasarkan kearifan lokal maupun inovasi yang berkembang di masyakarat.
• Tujuannya agar dapat dikembangkan di lokasi lain dengan karakteristik dan permasalahan yang sama.
• Prosedur kegiatan : • Pengumpulan data dan informasi dilakukan secara desk
study atau wawancara • Identifikasi lokasi dan pengambilan data : Provinsi,
Kabupaten, Kecamatan, desa, koordinat lokasi, sumber air, komoditas, musim tanam, produktivitas , jenis kearifan lokal pengelolaan air yang dilakukan, kelembagaan air yang ada (Lampiran 6).
• Pelaporan
Contoh
• Panen air dengan menangkap kabut di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
• Anjir dan handil di Kalimantan Selatan
• Teknis tanam jagung di Nusa Tenggara Timur
Peningkatan peran Gugus Tugas Kalender Tanam Terpadu 1. Sosialisasi : dilakukan minimal 1x setahun kepada
dinas atau stakeholder lainnya
2. Verifikasi : dilakukan pada setiap musim tanam. Hasil verifikasi dikomunikasikan dengan tim Katam pusat (Balitklimat) untuk menjadi masukan bagi penetapan dan penyesuaian musim tanam berikutnya
Prosedur verifikasi
• Dapat dilakukan secara: (1) mandiri, yaitu dengan melakukan verifikasi dan penetapan lokasi terpisah dari kegiatan yang sudah disetujui, dan atau (2) sinergi dengan kegiatan lain di BPTP.
• Verifikasi dilakukan melalui wawancara petani/FGD yang dilakukan terhadap kelompok tani dan pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber atau instansi terkait.
• Verifikasi dilakukan minimal dua kali setahun pada periode tanam sesuai dengan jumlah musim tanam maksimum dalam suatu hamparan.
Waktu verifikasi
• Verifikasi diutamakan dilaksanakan pada musim tanam pertama atau musim hujan (MT I atau MH).
• Hasil verifikasi MT I sangat penting secara sekuensiall untuk menetukan waktu tanam berikutnya (MT II, MT III atau MK).
• Hasil verifikasi MT I paling lama satu bulan harus sudah dilaporkan kepada Tim Katam Pusat untuk perencanaan tanam pada MT II dan MT III.
Data yang diverifikasi :
• Luas baku sawah (resmi BPS/Dinas Pertanian);
• Waktu tanam;
• Luas realisasi tanam;
• Varietas yang digunakan petani;
• Jenis pupuk dan dosisnya;
• Kemungkinan terjadinya ancaman banjir, kekeringan, dan serangan OPT.
PELAPORAN, INDIKATOR DAN PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
Pelaporan dibagi 2 :
1. Laporan survey SDA, yang dikirimkan setiap miggu (Kamis sore) untuk dikompilasi oleh tim BBP2TP dan kompilasinya setiap bulan
2. Laporan percontohan, identifikasi pengelolaan air dan katam, yang dikirimkan setiap triwulan ke BBP2TP dengan format terlampir
Format laporan Triwulan Laporan SDA
No
Kabupaten Luas Layanan Infrastruktur Air (ha)
Embung Dam Parit Pompanisasi Long Storage Sumur Dangkal
Format laporan Triwulan identifikasi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kearifan lokal di Provinsi ……………
Kab Kec Desa Koordinat Sumber
Air
Komoditas Pola
Tanam
Produktivitas Keterangan
kearifan
lokal
Kelembagaan
Air
Laporan triwulan demplot :
Lokasi
(Kelompok
Tani, desa,
kec, kab)
Komo
ditas
Indeks
Pertanaman (IP)
Pagu
Reali
-sasi
Perma
-
salaha
n
Tindak
lanjut
Agroe
ko-
sistem
Inovasi
Teknolo
gi
Musim
Tanam
Jumlah
petani
yang
terlibat
(org)
Luas
percon-
tohan
Sebelum Target Rp. (000)
Laporan Katam
Sub Kegiatan Uraian
Sosialisasi Tempat :
Waktu :
Jumlah peserta :
Verifikasi
Diseminasi Media : cetak/elektronik/online
Jumlah :
Indikator Kinerja Kegiatan & Pengukuran
No.
Indikator Kinerja
Pengukuran Indikator
1 Terinventarisasinya potensi sumber daya air dan rekomendasi infrastruktur bangunan air selama 1 tahun
Membandingkan total target yang
telah ditetapkan dengan capaian yang
telah teriventarisasi pada tahun 2019
untuk seluruh Indonesia 2 Terlaksananya kegiatan percontohan pola
tanam tumpang sari (turiman) atau jagung, padi gogo, dan kedelai atau tumpang gilir tanaman (tugiman) di lahan kering/sawah tadah hujan/rawa pada musim kemarau yang dapat meningkatkan indeks pertanaman di lokasi tersebut
Membandingkan indeks pertanaman, perubahan produksi dan produktivitas tanaman sebelum pengkajian dan sesudah pengkajian
3 Terinventarisasinya pengelolaan air berdasarkan kearifan lokal di berbagai agroekosistem
Adanya database pengelolaan air berdasarkan kearifan lokal
4 Aktifnya Tim Gugus Tugas Katam dalam pemutakhiran, verifikasi dan validasi rutin SI Katam.
Jumlah sosialisasi dan laporan verifikasi yang dilaporkan oleh tim gugus tugas katam BPTP ke gugus tugas pusat
Bunga Rampai
BUKTI NYATA PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN: FONDASI LUMBUNG PANGAN MASA DEPAN
Ruang Lingkup :
I. Potensi Wilayah dan Sumber Daya Air dalam Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Kering, Sawah Tadah Hujan dan Lahan Rawa
II. Inovasi Teknologi Budidaya Tanaman serta Pengelolaan Lahan dan Air dalam Peningkatan Indeks Pertanaman di Lahan Kering, Sawah Tadah Hujan dan Lahan Rawa
III. Dukungan Penyuluhan dalam Peningkatan Indeks Pertananaman di Lahan Kering, Sawah Tadah Hujan dan Lahan Rawa
IV. Pengembangan Kelembagaan Pertanian Mandiri Mendukung Peningkatan Indeks Pertanaman
V. Remaining Issues (Hal yang prospektif dilaksanakan tetapi belum bisa dilaksanakan)
Terima Kasih