PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL...
-
Upload
nguyencong -
Category
Documents
-
view
255 -
download
0
Transcript of PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS
V MI SOEBONO MANTOFANI CIPUTAT TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
HICKMAH
1110018300070
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS V
MI SOEBONO MANTOFANI CIPUTAT TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
HICKMAH
1110018300070
Pembimbing
Dr. Marzuki Mahmud, M. Pd.
NIP.19560504 198103 1 003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/ 1436H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match di Kelas V MI Soebono Mantofani Ciputat
Tangerang Selatan yang disusun oleh Hickmah, Nim 1110018300070, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah
sesuai yang telah ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta, 07 Januari 2014
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Marzuki Mahmud, M. Pd.
19560504 198103 1 003
LEMBAR PENGESA}IAN
Skripsi yang berjudul: (Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Di Kelas V MI Soeboro
Mantofani Ciputat Tangeraug Selatan" disusun oleh Hickmah, NIM
1110018300070, Jurusan Pendidikau Curu Madrasah fbtidaiyah, Fakultas IImu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 23 Januari 2015
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Sl (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta, 18 Maret 2015
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Kajur PGMI)
(Dr. FauzanrMA)
NIP. 19761rc7200747 I 013
Sekretaris (Sekjur PGMI)
(Asen Ediana Latip. M.Pd)
}\IIP 19810623 200912 | 043
Penguji I(Dr. Muhammad Arif. M,Pd)
NrP. 1 9700606r 99702 t A02
Penguji II(Drs. H. Mu'arif SAM. M.Pd)
NTP. 19722A419 199903 7 0A2
Tanggal
*s/ 3 / aats
Tanda Tangan
oCIaaur/
% .:1.:1'ctF
td-a* k{r
JJ-1-hry
Mengetahui,Dekan Faku Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN arif Hi
P. I 98203 I 007
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. h. H. Juada No 95 Ciputat 1A12 hdonesia
slrrrrllflrr ilFORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
TempatiTgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Hickmah
Tangerang, | - Maret-1992
1 1 10018300070
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match di MI Soebono Mantofani
Ciputat Tangerang Selatan
Dosen Pembimbing:Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syamt menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta,Mahasiswa Ybs.
NrM. 1110018300070
i
ABSTRAK
Hickmah (1110018300070), “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match di Kelas V MI
Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan”. Skripsi Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dosen Pembimbing: Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan
yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut
merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran IPS melalui
model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa melalui model
pembelajaran kooperatif tipe make a match mengalami peningkatan. Hal
tersebut dapat dilihat melalui siklus yang telah dilakukan. Pada siklus I yang
mendapat nilai melebihi KKM yaitu 70 sebanyak 13 siswa dengan rata-rata
hasil belajar sebesar 70,27, sedangkan pada siklus II yang mendapat nilai
melebihi KKM yaitu 70 sebanyak 22 siswa dengan rata-rata hasil belajar
sebesar 80,73, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar IPS melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas
VA MI Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan. Pada penelitian ini
disarankan kepada guru di sekolah tersebut untuk menerapkan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match karena memberikan peningkatan
yang baik terhadap hasil belajar IPS siswa, maka dari itu hendaknya guru
mampu menerapkan model pembelajaran tersebut.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dan Hasil
Belajar.
ii
ABSTRACT
Hickmah (1110018300070), "Improved Learning Outcomes IPS Through
Cooperative Learning Model Make A Match in Class V MI Soebono Mantofani
Chester South Tangerang". Thesis Department of Elementary School Teacher
Education, Faculty of MT and Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Supervisor: Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd.
This study aimed to describe the improvement of student learning
outcomes using cooperative learning model make a match. The method used in
this study is a research methods class action (PTK). PTK implemented in an
attempt to overcome the problems that arise in the classroom. This method
involves four stages, namely planning, action, observation, and reflection. The
fourth stage is an ongoing cycle that repeated and performed with the same
measures and focused on social studies learning through cooperative learning
model make a match.
Based on the analysis of data by using a frequency distribution table
shows that the results of social studies students through cooperative learning
model make a match has increased. This can be seen through a cycle that has
been done. In the first cycle that gets the value exceeds the KKM is 70 by 13
students with an average of 70.27 learning outcomes, while in the second cycle
which gets the value exceeds the KKM is 70 to 22 students with an average of
80.73 learning outcomes, so that it can be concluded that there is an increase in
social studies results through models of cooperative learning in the classroom
make a match Mantofani Chester VA MI Soebono South Tangerang. In this study
suggested to teachers in the school to implement cooperative learning model
Make A Match because it provides significant improvements in student learning
outcomes IPS, therefore teachers should be able to apply the learning model.
Keywords: Cooperative Learning Make A Match Type and Learning Outcomes.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,,
Alhamdulillah, tidak ada ungkapan lain yang lebih indah untuk
diungkapkan selain rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, atas
segala nikmat dan hidayah-Nya dalam setiap hembusan nafas penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Allahumma Shalli’ala Muhammad, shalawat beserta salam selalu tercurah
kepada habibana wa syafi’ina wa maulana Muhammad saw.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan
penulis sangat terbatas. Begitu juga dengan rintangan dan hambatan yang penulis
temui saat penulisan skripsi ini. Namun, semua bisa penulis lalui berkat keinginan
yang kuat untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan sudah pasti semua juga
tidak terlepas dari support serta bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, terima kasih untuk:
1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Asep Ediana Latif, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Marzuki Mahmud, MA., sebagai Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan segenap waktu, arahan, dukungan, dan
kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan
skripsi ini.
5. Muhammad Amin, S.Sos, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Soebono
Mantofani serta dewan guru.
6. Ayahanda tercinta H. Halim dan Ibunda tersayang Hj. Mursiah, yang
senantiasa mencurahkan cinta, kasih dan sayangnya melalui doa,
nasehat, dukungan, kesabaran serta pengorbanan yang selalu diberikan
sehingga penulis dapat mempersembahkan sebuah karya sederhana ini.
7. Kakak-kakak tercintaku Atikah, AM, Keb dan Dedy Cahyadi, S. Sos
Beserta keponakan tersayangku Syahna Az-Zahra yang selalu
mendoakan, menemani, memberi semangat, sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Sahabat-sahabat tercintaku Anis Suryani, S.Pd., Siti Nurrachmawati,
S.Pd., Dewi Nurjannah, S.Pd., Nitha Rosmita, Ade Yulia, dan Fitri
iv
Handayani, yang selalu memberi support, memberi hiburan, dan
mendengarkan keluh kesah penulis. Yang senantiasa membuat penulis
tertawa dalam keadaan apapun, terimakasih banyak kawan atas
indahnya persahabatan kita selama ini.
9. Kakak, sahabat, sekaligus partner kerja yang baik, Syaid Faturrachman,
S.Pd.I., Imam Satria Muchtar, S.Pd.I dan Sepupu tercintaku Siti
Khodijah, S.Pd yang turut memberikan support, dan membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Teman baru yang memberi warna baru dalam hidup penulis
Muhammad Sabki, S. Kom.I., yang selalu mendoakan dan memberikan
senyum motivasinya.
11. Serta teman-teman PGMI A dan B angkatan 2010 dan semua yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian dengan balasan yang
terbaik. Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca
khususnya mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.
Jakarta, 07 Januari 2015
Penulis
Hickmah
1110018300070
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ....viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Fokus Masalah .................................................................. 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian .............................................................. 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL TINDAKAN
A. Deskripsi Teori dan Fokus yang Diteliti ............................................. 8
1. Hasil Belajar ................................................................................... 8
a. Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 8
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................. 10
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .......................................... 12
a. Pengertian IPS ............................................................................ 12
b. Tujuan Pembelajaran IPS ........................................................... 13
c. Karakteristik Pembelajaran IPS ................................................. 14
d. Pendekatan-pendekatan Pembelajaran IPS ................................ 15
3. Model Pembelajaran Kooperatif ..................................................... 15
a. Model Pembelajaran ................................................................... 15
b. Pembelajaran Kooperatif ............................................................ 16
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match ........................... 20
1) Pengertian Make A Match ..................................................... 20
vi
2) Karakteristik Make A Match ................................................. 21
3) Langkah-Langkah Make A Match ......................................... 22
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 23
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan .................................... 24
D. Hipotesis Penelitian Tindakan ............................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 26
B. Subjek Penelitian ................................................................................. 26
C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................................... 26
D. Rencana Tindakan ............................................................................... 27
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................................... 35
F. Data dan Sumber Data ......................................................................... 35
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 36
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................. 37
I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................................... 44
1. Siklus I ............................................................................................ 45
2. Siklus II ........................................................................................... 54
B. Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................. 61
C. Analisis Data ....................................................................................... 61
D. Pembahasan Temuan Penelitian .......................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran .................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .......................................................................... 26
Tabel 3.2 Interprestasi Koefisien Nilai r ...................................................... 39
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ................................................................ 40
Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran Soal .................................................. 41
Tabel 3.5 Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal ................................... 42
Tabel 3.6 Interpretasi Lembar Observasi ..................................................... 43
Tabel 4.1 Distribusi Kelompok Nilai Siswa Pra Penelitian ......................... 45
Tabel 4.2 Hasil Observasi Guru Siklus I ...................................................... 49
Tabel 4.3 Hasil Observasi Siswa Siklus I .................................................... 50
Tabel 4.4 Distribusi Kelompok Nilai Siswa Siklus I ................................... 52
Tabel 4.5 Perbandingan Data Nilai Siswa Pra Penelitian dan Tes Siklus I . 52
Tabel 4.6 Tindakan Perbaikan Siklus I ........................................................ 53
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ................................................ 56
Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................... 57
Tabel 4.9 Distribusi Kelompok Nilai Siswa Siklus II .................................. 58
Tabel 4.10 Perbandingan Data Nilai Siswa Tes Siklus I dan Siklus II .......... 59
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Intervensi Tindakan .......................................................... 30
Gambar 4.1 Diagram Presentase Aktivitas Guru Siklus I dan II ..................... 62
Gambar 4.2 Diagram Presentase Aktivitas Siswa Siklus I dan II .................... 63
Gambar 4.3 Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I dan II ..... 64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................ 66
Lampiran 2 Kartu Make A Match .............................................................. 95
Lampiran 3 Latihan Soal ............................................................................ 107
Lampiran 4 Kisi-Kisi Uji coba Instrumen Validitas .................................. 115
Lampiran 5 Soal Uji Instrumen Validitas .................................................. 125
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Validitas ....................................... 130
Lampiran 7 Validitas dan Realibilitas ........................................................ 131
Lampiran 8 Tingkat Kesukaran .................................................................. 132
Lampiran 9 Daya Pembeda ........................................................................ 133
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen .................................. 134
Lampiran 11 Soal Prettes Siklus I ................................................................ 135
Lampiran 12 Soal Postes Siklus I ................................................................ 137
Lampiran 13 Soal Prettes Siklus II ............................................................... 139
Lampiran 14 Soal Postes Siklus II ............................................................... 141
Lampiran 15 Hasil Belajar Siklus I .............................................................. 143
Lampiran 16 Hasil Belajar Siklus II ............................................................ 144
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Guru .......................................... 145
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ......................................... 146
Lampiran 19 Lembar Wawancara Guru Pra Penelitian ............................... 147
Lampiran 20 Lembar Wawancara Siswa Pra Penelitian .............................. 148
Lampiran 21 Pedoman Wawancara Guru Siklus I dan II ............................ 149
Lampiran 22 Pedoman Wawancara Siswa Siklus I dan II ........................... 150
Lampiran 23 Materi Ajar Penelitian ............................................................ 151
Lampiran 24 Profil Sekolah ......................................................................... 157
Lampiran 25 Dokumentasi Kegiatan Kelas ................................................. 159
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan bagi
masyarakat untuk dapat menuntut ilmu bagi masa depan dan membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas sebagai penerus bangsa.
Keberadaan sekolah di dunia pendidikan sangat penting dan utama.
Dimana arti dari pendidikan itu sendiri merupakan interaksi manusiawi antara
pendidik dengan peserta didik yang dapat menunjang pengembangan manusia
seutuhnya yang berorientasi pada nilai-nilai dan pelestarian serta
pengembangan kebudayaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
pengembangan tersebut.
Pelaksanaan pendidikan didalam sekolah terdapat suatu kegiatan
paling utama, yaitu belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, terdapat
tujuan yang hendak dicapai, yakni adanya suatu perubahan. Perubahan
tersebut antaralain membuat siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dari bodoh menjadi pintar dan lain sebagainya.
Kegiatan belajar mengajar tentu terdapat permasalahan yang dapat
menghambat proses penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik.
Permasalahan belajar ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang mungkin
berasal dari kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru,
sehingga membuat peserta didik merasa jenuh dengan cara penyampaian
materi pelajaran yang sudah sering mereka dapat dari guru lain. Dengan
situasi kelas yang pasif seperti itu, siswa akan menjadi malas belajar, tidak
bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dan cenderung
diam. Permasalahan ini sering terjadi pada saat proses belajar mengajar mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Menurut Abu Ahmadi pembelajaran IPS merupakan “Materi dari
berbagai disiplin ilmu sosial seperti geografi, sejarah, sosiologi, antropologi
sosial, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, ilmu-ilmu sosial lainnya, dijadikan
2
bahan bagi pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran di sekolah dasar
dan menengah.”1
Banyaknya disiplin ilmu yang terkandung dalam IPS itu juga
mengakibatkan banyaknya materi yang dibahas oleh guru. Peserta didik akan
menemukan banyak fenomena seperti, fenomena yang terjadi di masyarakat,
fenomena yang terjadi dibumi dan kejadian-kejadian di masa lalu. Sehingga
Mereka beranggapan bahwa mata pelajaran IPS itu merupakan pembelajaran
yang kurang menarik, terasa membosankan, membuat ngantuk, dan malas
membaca. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka minat belajar siswa
menjadi rendah, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar yang diperoleh
siswa menjadi kurang optimal.
Permasalahan terhadap mata pelajaran IPS ini lah yang harus di
benahi oleh pendidik. Minat belajar siswa yang tinggi berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan model pembelajaran yang
menarik, menyenangkan, dan tidak membosanka. Pendidik harusnya tidak
lagi memakai model pembelajaran yang monoton artinya hanya memusatkan
materi yang didapat siswa didalam pendidik ataupun hanya dengan model
pembelajaran ceramah. Dalam menentukan model pembelajaran yang tepat
pendidik harus benar-benar teliti dan mengerti terhadap model pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.
Metode mengajar merupakan suatu cara atau jalan yang ada dalam
pembelajaran. Dalam lembaga pendidikan, agar peserta didik dapat
memahami, menguasai dan bisa mengembangkan hasil pelajaran, maka cara-
cara mengajar harus tepat, efesien dan efektif. Cara mengajar guru yang
kurang baik akan mempengaruhi cara belajar siswa. Cara mengajar yang
kurang baik dapat terjadi misalnya, karena guru kurang persiapan dan kurang
menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya kurang
jelas.
Upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah guru dituntut
kemampuannya untuk menerapkan pembelajaran yang tepat, salah satu
1 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT Asadi Mahasatya, 2003) h.2-3
3
alternatifnya adalah dengan suasana belajar yang kreaktif, inovaktif, aktif,
kondusif dan menyenangkan dengan harapan para siswa akan dapat
memberikan respon positif terhadapa proses belajar. Terlebih lagi dalam mata
pelajaran IPS yang merupakan salah satu sarana berpikir deduktif dan
berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Guru harus menggunakan metode dan model pembelajaran yang tepat
dalam setiap materi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif, dimana model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan sikapnya sesuia
kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-
sama dia antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi,
produktivitas, dan perolehan belajar.
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif,
pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif dapat dilakukan
secara bersam-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif
baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang fungsinya kognitif,
afektif, maupun konaktif. Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi
saling percaya, terbuka, rileks diantar anggota kelompok memberikan
kesempatan pada siswa untuk memperoleh dan memberi masukan, untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap nilai, dan moral, serta keterampilan
yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.
Menurut Anita Lie model pembelajaran kooperatif tipe make a match
atau mencari pasangan yang dikembangkan oleh Lorna Curran.2 Salah satu
keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia anak didik. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
make a match secara sistematis yaitu guru menyiapkan kartu yang berisi
2 Anita Lie, Kooperative Learning, (Jakarta : PT Grasindo, 2002), h.55-56
4
pertanyaan-pertanyaan dan kartu yang berisi jawaban, siswa mencari dan
mendapatkan sebuah kartu soal atau jawaban dan berusaha menjawabnya,
setiap siswa yang bisa mencocokkan kartu jawaban dengan kartu pertanyaan
akan mendapatkan nilai atau reward.
Model pembelajaran kooperatif tipe make a match akan diterapkan di
kelas VA MI Soebono Manofani. Dengan fakta yang terdapat di sekolah
tersebut menurut wawancara siswa kelas VA, dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS di kelas VA MI Soebono Mantofani, terdapat permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik yaitu, kurangnya interaksi antara peserta
didik dan guru. Permasalahan ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang
merasa jenuh dengan model pembelajaran yang diterapkan pada kelas
tersebut. Siswa berharap akan adanya suatu model pembelajaran baru dalam
kegiatan belajar mengajar yang mampu membuat suasana kelas menjadi lebih
aktif dan menyenangkan.
Siswa pada kelas VA MI Soebono Mantofani mengeluhkan bahwa
mereka sedikit jenuh dengan kegiatan belajar mengajar yang monoton yang
cenderung fokus terhadap metode ceramah yang selama ini diterapkan
sehingga membuat siswa menjadi pasif dikelas. Model pembelajaran yang
diterapkan oleh guru mata pelajaran IPS sebelumnya di kelas VA membuat
siswa bosan dengan aktivitas belajar dikelas. Siswa menjadi jenuh dan tidak
konsentrasi dalam proses belajar. Siswa kurang percaya diri dalam hal
bertanya serta malu mengeluarkan pendapatnya dan sebagian siswa tidak
mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Ketidakaktifan
siswa berdampak pada hasil belajar siswa, banyak siswa yang belum
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70.
Selain itu permasalahan yang terjadi pada siswa kelas VA MI
Soebono Mantofani di dalam kelas yaitu kesulitan siswa adalah memahami
materi dari bacaan yang terlalu panjang. Hal tersebut dapat menunjukkan
bahwa mereka tidak memahami tentang apa yang mereka baca, hal itu akan
berdampak pada hasil belajar yang kurang maksimal dan cenderung rendah
serta tingkat ketuntasan hasil belajar yang masih belum tercapai.
5
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul. “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Siswa Kelas VA Di MI
Soebono Mantofani”.
B. Identifikasi Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dimaksud, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
2. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa.
3. Penerapan model pembelajaran yang kurang variatif..
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas bahwa cukup banyak faktor
yang di duga mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
IPS pada siswa kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Dalam kegiatan
ini, peneliti membatasi hanya pada peningkatan hasil belajar IPS melalui
model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas VA MI Soebono
Mantofani Ciputat Tangerang Selatan pada materi jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana
telah terurai di atas, maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian
ini adalah “apakah hasil belajar IPS siswa kelas VA di MI Soebono
Mantofani dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match ?”
Dari rumusan umum masalah di atas dapat disusun beberap pertanyaan
antara lain:
1. Apakah aktifitas belajar siswa pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make match dapat berjalan dengan baik?
2. Bagaimana hasil belajar IPS siswa setelah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match?
6
3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match serta
mempermudah siswa dalam belajar dan memahami materi yang diberikan
guru. Agar siswa lebih mudah dan lebih aktif dalam belajar IPS dan dapat
menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di kelas.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi peneliti untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara
belajar IPS dengan berbagai model pembelajaran kooperatif khususnya
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2. Bagi guru:
- Sebagai salah satu referansi guru dalam mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
- Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan di kelas.
- Memiliki gambaran tentang pembelajaran yang lebih variatif dan
menyenangkan untuk diterapkan di kelas.
3. Bagi siswa:
- Mendorong serta memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar
IPS siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
memungkinkan siswa untuk memahami pelajaran lebih baik, karena
pembelajaran benar-benar bermakna.
- Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match memberi
suasana dan tantangan baru dalam kegiatan belajar, sehingga siswa
tertarik aktif dalam mengikuti pembelajaran.
7
4. Bagi sekolah penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan, sehingga dapat menjadi masukkan dan wawasan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta pembelajaran di sekolah.
8
BAB II
KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN TINDAKAN
A. Deskripsi Teori dan Fokus Penelitian
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut S. Nasution hasil belajar siswa dirumuskan sebagai
“Tujuan Intruksional Umum (TIU) yang dinyatakan dalam bentuk yang
lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum matakuliah
atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan dilakukan
atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu”.1 Menurut Purwanto
“hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai
dengan tujuan pengajaran (ends are being attained). Tujuan pengajaran
menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui
kegiatan belajarnya”.2
Merujuk pemikiran Bloom yang dikutip Agus Suprijono bahwa:
“Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),
responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization
(organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor
meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga
mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, material,
dan intelektual”.3
Menurut Djamarah, “hasil belajar adalah prestasi dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun
1 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta:Bumi Kasara, 2009), Cet. V. h. 61
2 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 1, h. 45
3 Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005) h. 6-7
9
kelompok.4 Hasil belajar menurut Gagne seperti yang dikutip W.S Winkel,
“dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian hasil belajar
yang bertahap itu diwujudkan dalam lima kategori hasil belajar, yaitu
informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif,
keterampilan psikomotorik dan sikap”.5
Lima kemampuan tersebut lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
1) Kemampuan intelektual (intelectual skill), kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk membedakan, mengabstraksikan
suatu objek, menghubung-hubungkan konsep dan dapat
menghasilkan suatu pengertian, serta memecahkan suatu
permasalahan.
2) Strategi kognitif (cognitif strategi), yaitu kemampuan
seseorang untuk mengatur dan mengarahkan persoalan yang
dihadapi.
3) Informasi verbal (Verbal Information), yaitu kemampuan
seseorang untuk menuangkan dalam bentuk bahasa baik lisan
maupun tertulis.
4) Kemampuan motorik, yaitu kemampuan yang dimiliki
seseorang berupa kecenderungan untuk menerima dan menolak
suatu objek berdasarkan penelitian atas objek itu.6
Transfer belajar berkenaan dengan adanya konsep yang telah
diorganisasikan dalam struktur kognitif siswa. Transfer belajar dapat
tercapai bila peserta didik berhasil menguasai pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan tersebut diperoleh dari
pengalaman belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Nana
Sudjana “bahwa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa diperoleh
setelah ia mengalami pengalaman belajar yang disebut hasil belajar”.7
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang
optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut;
4 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet ke-14, (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2009) h.22 5 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abdi, 2007), Cet ke-10, h.111-
117 6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama. Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi. (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006) h.18-19 7 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet ke-2
10
kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
interinstik pada diri siswa:
1) Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya
2) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya
3) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh
(koperehensif)
4) Kemampuan siswa untuk mengontrol/menilai da
mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang
dicapainya maupun menilai mengendalikan proses dan usaha
belajarnya.8
Adapun hasil belajar yang dimaksud disini adalah sesuatu yang
diketahui, diperoleh atau di dapat setelah melaui proses belajar, baik
karena ada guru yang mengajar ataupun siswa sendiri yang memanfaatkan
lingkungannya untuk belajar.
Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri
(faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hasil belajar berupa perolehan
perubahan tingkah laku yang meliputi; pengamatan, pengenalan,
pengertian, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat dan bakat. Dalam
dunia pendidikan prestasi belajar digunakan sebagai pendorong bagi siswa
dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidkan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada dasarnya hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian
terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang
kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya
melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat
8 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009). Cet ke-7. h. 57
11
menyusun dan membina kegiatan-kegiatan pserta didik lebih lanjut, baik
untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar peserta didik yang
baik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah bukan hanya disebabkan
oleh keserdasan peserta didik saja, melainkan masih ada hal lain yang juga
menjadi faktor penentu yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai
keberhasilan belajar peserta didik. “menurut Slameto faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
faktor internal dan faktor eksternal”.
1. Faktor Internal
a) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, pancaindra, anggota tubuh. Kedua, kondisi
kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan
fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan
dan minum yang teratur, olah raga serta cukup tidur.
b) Faktor psikologis
Faktor Psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor
psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama, intelegensi.
Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua,
kemampuan. Kemampuan dapat dikatakan faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan
seseorang dalam suatu bidang.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, agar siswa dengan baik
haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
belajarnya. Sehingga harus diusahakan dari kondisi yang bebas dari
kelelahan.
2. Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga
yang baik, suasana rumah yang nyaman, keadaan ekonomi keluarga
12
yang baik dan latar belakang kebudayaan terbiasa dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik maka akan mempengaruhi
keberhasilan belajarnya.
b) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa di sekolah mencakup metode mengajar,
kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan
siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
c) Faktor ligkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat
yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa karena keberadaannya dalam masyarakat. Lingkungan yang
dapat menunjang keberhasilan belajar dia antaranya adalah
lembaga-lembaga pendidikan non formal, seperti kursus bahasa
asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.9
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor di atas saling berkaitan dan
saling mempengaruhi satu sama lain, bila aspek fisiologis siswa tidak baik
maka akan mempengaruhi aspek psikologis. Begitu juga bila lingkungan
(baik sosial maupun non sosial) di sekitar siswa tidak baik, maka akan
berdampak pada proses dan hasil belajar. Oleh karena itu guru dan orang
tua agar menciptakan situasi dan kondisi belajar yang bisa mendukung
keberhasilan belajar siswa, baik di sekolah maupun di rumah, dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar sesorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab
terhambatnya pembelajaran.
2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian IPS
Istilah “Ilmu Pengetahuan Sosial”, disingkat IPS, merupakan nama
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar dan menengah atau nama program
studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam
9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), h. 54-64
13
kurikulum persekolahan di Negara lain, khususnya di Negara-negara Barat
seperti Australia dan Amerika Serikat.10
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum dan budaya. IPS juga dirumuskan atas dasar realita dan
fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari
aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.11
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu social dan kewarganegaraan.12
Jadi IPS adalah mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial. Dan IPS juga membahas antara
hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat
dimana peserta didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari
masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi
di lingkungan sekitar. Pembelajaran IPS membantu peserta didik dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikan
semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakat.
b. Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan mata pelajaran IPS di SD dan MI adalah:
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi,
sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan
psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreaktif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan social.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social
dan kemanusiaan.
4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkompetensi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara rasional maupun global.13
10
Sapriya. Pendidikan IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet 1, hal 19. 11
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta :Prestasi Pustaka, 2007), hal. 124.
12 Arnie Fajar. Portofolio Dalam Pelajaran IPS, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2002),
Cet 1, hal. 110. 13
Arnie Fajar., ibid, hal. 110-111
14
Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar peka terhadap masalah social yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari,
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.14
Dan tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran
IPS disekolah diorganisasikan secara baik.
Dengan demikian tujuan dari pembelajaran IPS adalah untuk
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk
mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Karakteristik Pembelajaran IPS
Karakteristik pembelajaran IPS yang membedakan dengan
pembelajaran ilmu-ilmu social lainnya (geografi, sejarah, ekonomi,
hukum, dll). A. Kosasih Djahiri mengatakan bahwa ciri dan sifat utama
dari pembelajaran IPS, sebagai berikut.
1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau
sebaliknya.
2) Pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,
melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu social
lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu)
digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topic. Pendekatan
seperti itu disebut pendekatan integrated, pendekatan broadfield,
dan multiple resources (banyak sumber).
3) Mengutakamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri
agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan
analitis.
4) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata,
juga nilai dan keterampilannya.
5) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan
minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat
dengan kehidupannya.15
14
Trianto, op cit, hal. 176. 15
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iin Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung : UPI PRESS, 2006), hal. 7-8
15
d. Pendekatan-Pendekatan Pembelajaran IPS
Adapun pendekatan-pendekatan yang dipergunakan dalam
pembelajaran IPS baik dalam mengembangkan program maupun metode
pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Siswa sentris, dimana faktor siswa diutamakan.
b) Kemasyarakatan sentris (Community Oriented), dimana masalah
kehidupan nyata dan kemasyarakatan yang dijadikan sumber dan
bahan serta tempat pembelajaran.
c) Ekosistem, dimana faktor lingkungan fisik maupun budayanya
selalu dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran IPS.
d) Bersifat meluas (Komprehensif-Broadfield, Multidimensional),
dengan pengorganisasian bahan yang terpadu (integrated) dan
bersifat korelated (bertautan dan berkesinambungan).
e) Menggunakan teknik inkuiri dan menunjukkan student active
learning (siswa belajar dengan aktif) sebagai media pembelajaran
utama dan sekaligus akan melahirkan Cara Mengajar Guru Aktif
(CMGA).
f) Tujuan (Oriented), maksudnya program dan pelaksanakan
pembelajarannya berfokus pada Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
yang telah ditentukan sebagai pengarah program dan sasaran.
g) Integrated (terpadu) menelaah suatu permasalahan social dari
berbagai konsep dan sudut pandang ilmu-ilmu social dan lainnya.
h) Efisien dan efektif, efesien dari segi tenaga, tenaga dan efektif dari
segi waktu dengan hasil yang maksimal.16
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
a. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran amat dekat dengan pengertian strategi
pembelajaran. Istilah ”model pembelajaran” berbeda dengan strategi
pembelajaran, tipe pembelajaran, dan prinsip pembelajaran. Apabila antara
pendekatan, strategi, tipe, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model pembelajaran.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari pembelajaran suatu pendekatan, tipe, dan teknik
16
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iin Siti Masyitoh, op cit, hal. 8-9
16
pembelajaran. Sehingga apabila antara pendekatan, strategi, tipe, teknik
dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan
yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran.
“Model pembelajaran menurut Joice, Weil, dan Calhoun (2009)
adalah suatu deskripsi dari lingkungan pembelajaran, termasuk perilaku
kita sebagai guru dimana model itu diterapkan”.17
Jadi, model
pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai
dari pembelajaran suatu pendekatan, tipe, dan teknik pembelajaran.
Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak
dipunyai oleh strategi atau tipe pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3. Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran
dapat dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu yang baru. “Pembelajaran ini
dikembangkan dari teori konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget
dan vygotsky”, 18
dimana siswa secara aktif memperoleh pengetahuan
baru, dan guru hanya sekedar fasilitator. Pembelajaran ini muncul dari
konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya. “Pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
17
Warsono & Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2012), cetakan kesatu, hal. 172 18
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,cet. Kedua
:2013), h, 173
17
untuk mencapai tujuan pembelajaran”.19
Jadi pada hakikatnya kerjasama
dalam kelompok sejawat menjadi aspek yang penting dalam pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat dipandang sebagai tipe, karena
mempunyai urutan materi ajar, media dan waktu. Selain itu belajar
kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru yang didalamnya terdapat
pembelajaran suatu pendekatan, tipe dan tehnik pembelajaran.
“Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah pembelajaran secara tim,
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi/ kelompok untuk
mencapai tujuan bersama”.20
Tujuan dibentuknya kelompok tersebut
adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir, kegiatan belajar, dan mencapai
ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar. Tujuan-tujuan
pembelajaran ini mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar
akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan
keterampilan sosial. Pembelajaran kooperatif mengacu pada model
pengajaran, siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil saling
membantu dalam belajar.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Beberapa pengertian pembelajaran
kooperatif menurut para tokoh antara lain:
1. Slavin (1995), pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana system belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 2 sampai 6 orang secara kolaboraktif
sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
19
Ibid.,h. 174 20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientrasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet 2, h. 242
18
2. Johson dan Johson (1994), pembelajaran kooperatif adalah
mengelompokan siswa didalam kelas kedalam kelompok kecil agar
siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka
miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
3. Sunal dan Haas (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
untuk memberikan dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama
dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
Menurut Nurhayati, “Pembelajaran kooperatif adalah strategi
pembelajaran yang melibatkan partisifasi siswa dalam suatu kelompok
kecil untuk saling berinteraksi”.21
Sementara pendapat lain mengemukakan
bahwa “pembelajaran kooperatif adalah sebuah tipe, yaitu siswa bekerja
sama berhadapan muka dalam kelompok kecil dan melakukan tugas yang
sudah terstruktur”.
Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu
siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif
dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
Empat prinsip asas dalam pembelajaran kooperatif adalah :22
1. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
2. Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
3. Interaksi tatap muka (Face to face Interaction)
4. Partisipasi dan Komunikasi (Partisipation Communication)
Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri atau karakteristik sebagai
berikut:23
21
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,cet. Kedua
:2013), h, 175 22
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientrasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cet 2, h. 246
19
a. Siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,
sedang dan rendah.
c. Apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individual.
Pembelajaran kooperatif dilaksanakan mengikuti tahapan-tahapan
sebagai berikut:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan perlengkapan pembelajaran.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
d. Membantu siswa belajar dan bekerja dalam kelompok.
e. Evaluasi atau memberikan umpan balik.
f. Memberikan penghargaan.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan manfaat
pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok dilakukan secara
heterogen. Pengelompokan heterogenitas merupakan ciri-ciri yang
menonjolkan dalam tipe pembelajaran kooperatif. Pembentukan kelompok
heterogen dapat dilihat dari kemampuan kognitif siswa atau karakteristik
lainnya.
Pembentukan kelompok heterogen berdasarkan kemampuan
kognitif atau akademis siswa lebih mudah diterapkan dan digunakan.
Setiap kelompok siswa terdiri atas siswa berkemampuan tinggi, menengah,
dan rendah. Siswa berkemampuan menengah dan rendah dapat bertanya
kepada temannya yang berkemampuan tinggi guna memperoleh dan
meningkatkan kemampuan menjadi lebih baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari 2-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
23
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,cet. Kedua
:2013), h, 176
20
kemampuan, jenis, kelamin, suku atau ras, dan satu sama lain saling
membantu untuk memahami materi yang ditugaskan oleh guru. Tujuan
dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan
kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir
dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok tugas anggota
kelompok adalah mecapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan
saling membantu untuk mencapai ketuntasan materi.
Terdapat beberapa tipe atau tehnik yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kooperatif untuk mencapai hasil dan tujuan yang
diharapkan, diantara beberapa tipe salah satunya adalah tipe make a match.
c. Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
1) Pengertian Make A Match
Pembelajaran kooperatif tipe make a match (kartu berpasangan)
merupakan salah satu jenis dari model dalam pembelajaran kooperatif.
Model ini dikembangkan oleh Lorn Curan. “Menurut Lorn Curn salah
satu keunggulan teknik ini adalah siswa diminta mencari pasangan
sambil bermain mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan”.24
Penggunaan tipe ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartu diberi poin.
Tipe make a match ini merupakan tipe yang cukup
menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah
diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun dapat
diajarkan dengan tipe ini dengan catatan peserta didik diberi tugas
mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika
masuk kelas peserta didik sudah memiliki bekal pengetahuan.
Hal-hal yang perlu dipersiapkan jika pembelajaran
dikembangkan dengan pembelajaran kooperatif tipe make a match
24
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h. 223
21
adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu yang berisi
pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya adalah jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe make a match bukanlah hal yang
baru bagi guru. Pembelajaran kooperatif tipe make a match ini
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya
kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok
mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan
gender.
2) Karakteristik Make A Match
Berbagai tipe pembelajaran yang diterapkan dalam proses
pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing yang membedakan
tipe pembelajaran yang satu dengan yang lain. Karakteristik tipe make a
match menurut Lundgren dan Arends adalah memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
a) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka
“sehidup sepenanggungan”. Siswa memiliki tanggung jawab
terhadap diri mereka sendiri dalam mempelajari materi yang
dipeljari.
b) Siswa haruslah berpandangan bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama. Siswa haruslah membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
c) Sisw akan diberikan evaluasi atau penghargaan yang akan
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
d) Siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan
untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
e) Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani di dalam kelompoknya”.25
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tipe make a match adalah para siswa memiliki
25
Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara Sertifikasi Guru 24 Universitas Makassar, h.178
22
tanggung jawab individu dan tanggung jawab kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan para siswa berbagi tugas dan
tanggung jawab dengan sesama anggota kelompok, evaluasi dan
penghargaan dilakukan secara berkelompok.
3) Langkah-langkah Tipe Make A Match
Langkah-langkah pembelajaran Tipe Make A Match menurut Agus
Suprijono adalah sebagai berikut:
1. Guru mempersiapkan dua kelompok kartu, yakni kartu soal dan
kartu jawaban.
2. Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok, yakni
kelompok pembawa kartu soal, pembawa kartu jawaban, dan
kelompok penilai.
3. Guru mengatur posisi ruang kelas seperti huruf U, kelompok
pembawa kartu soal dan pembawa kartu jawaban posisinya saling
berhadapan.
4. Setelah masing-masing kelompok berada pada posisi yang sesuai,
guru membunyikan peluit, sebagai tanda agar kelompok pembawa
kartu soal dan pembawa kartu jawaban mencari pasangan
pertanyaan dan jawaban yang cocok.
5. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi.
6. Pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang sudah ditemukan,
ditunjukkan kepada kelompok penilai, kelompok ini membaca
apakah pasangan kartu soal dan jawaban tersebut merupakan
pasangan kartu yang cocok.
7. Setelah penilaian dilakukan, guru mengatur kembali agar kelompok
pembawa soal dan pembawa kartu jawaban menjadi satu
kelompok, dan berperan sebagai kelompok penilai, sedangkan
kelompok penilai pada sesi yang pertama, dibagi menjadi dua
kelompok, kelompok pembawa kartu soal dan kelompok pembawa
kartu jawaban, pada sesi ini guru melaksanakan tahapan yang sama
dari tahapan 1 sampai 6.
8. Tahap terakhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, guru menyimpulkan materi bersama-sama.26
Melalui pembelajaran tipe make a match peserta didik bertanggung
jawab untuk mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartu yang
dimilikinya, dengan cara mencari dan berdiskusi dengan peserta didik
lainnya, dengan demikian pembelajaran tipe make a match dapat menciptakan
26
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasinya, h. 94
23
proses pembelajaran yang menyenangkan karena ada interaksi aktif dengan
teman sebaya.
Keunggulan dari pembelajaran tipe make a match adalah terciptanya
suasana kegembiraan dalam proses pembelajaran sebab siswa akan bergerak
untuk mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya dengan bergerak juga
akan mengatasi kejenuhan siswa. Model pembelajaran ini akan
menumbuhkan kerjasama dan interaksi yang dinamis antar sesama siswa
untuk menemukan pasangan kartu sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Selain itu model pembelajaran ini akan memunculkan gotong-royong yang
merata diseluruh siswa.
Kelemahan dari pembelajaran tipe make a match adalah jika jumlah
siswa yang ada lebih dari 30 orang, akan timbul suasana yang gaduh yang
tidak terkendali. Suasana ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas yang
lainnya, apabila jika gedung kelas tidak kedap suara. Hal ini dapat
diantisipasi dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa
sebelum menerapkan model pembelajaran ini, seperti tidak membuat
kegaduhan.
Dengan demikian, bahwa tipe make a match dapat memupuk kerja sama
siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di
tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian
besar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan
siswa tampak sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-
masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran kooperatif seperti
yang dikemukan oleh Lie (2002:30) bahwa, “Pembelajaran kooperatif ialah
pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama
kelompok.”
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPS
melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas VA MI
Soebono Mantofani Ciputat Tangerang Selatan, penulis mengutip beberapa
penelitian yang relevan, antara lain:
24
1. Penelitian skripsi tentang “Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa dengan
Penggunaan Pembelajaran Aktif Model Index Card Match (ICM) di MTs.
Negeri 19 Jakarta.” (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 19 Jakarta ) yang ditulis oleh Siti Jubaidah (108015000094),
Program Studi Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2012. Menjelaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan tipe Index
Card Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Setelah belajar
dengan tipe Index Card Match siswa menjadi lebih aktif dan
menyenangkan dalam proses pembelajaran.
2. Penelitian skripsi tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make A Match Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep
Perubahan Zat di SMP Negeri 1 Rajeg Kab. Tangerang.” (penelitian yang
digunakan adalah eksperimen dengan desain nonequivalent control group
design yang ditulis oleh Dati Eka Cahyaningrum (106016300644),
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
3. Penelitian skripsi tentang “Penggunaan Model Make A Match untuk
Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Shirathul Rahman”.
Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang ditulis
oleh Herni Meipianti, Jurusan PGMI Dual Mode System Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
jakarta, 2013. Menjelaskaan bahwa model make a match dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IVA MI Shiratul Rahman
Cengkareng Jakarta Barat, serta dapat melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran baik dalam mencocokan kartu soal dan kartu jawaban
maupun dalam diskusi kelompok sudah dapat terlihat keaktifan dan
kekompakan antara anggota kelompok.
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Berhasil tidaknya proses belajar mengajar disekolah senantiasa
dipengaruhi oleh berbagai unsur pendidikan salah satu diantaranya adalah
25
model pembelajaran yang digunakan pada proses belajar mengajar. Dalam
proses belajar mengajar guru harus pandai memilih model pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi siswa dan materi pembelajaran yang disajikan,
sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Maka
dengan begitu diharapkan siswa dapat menerima dan memahami materi yang
dipelajarinya dengan baik.
Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif
dan saling berinteraksi yaitu model pembejaran kooperatif. Pada model
pembelajaran kooperatif tipe make a match siswa dituntut untuk dapat
menjadi aktif, interaktif, mudah bersosialisasi dan komunikasi serta
bertanggung jawab baik secara individual maupun kelompok. Berangkat dari
pemikiran tersebut, maka pengajuan tindakan dalam penelitian ini adalah
“Peningkatan Hasil Belajar IPS siswa melalui model pembelajaran kooperatif
tipe make a match”.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah.
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah dipaparkan di atas maka diduga
bahwa Hasil Belajar IPS Siswa Madrasah Ibtidaiyah Meningkat Melalui
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014-2015,
selama bulan September-Desember 2015. adapun lokasi penelitian bertempat
di MI Soebono Mantofani yang beralamat Jl. Sumatera No.75 Ciputat
Tangerang Selatan.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Agust Sept Okt Nov Des
1. Persiapan dan Perencanaan
2. Observasi ke Sekolah
3. Wawancara dengan guru Mata
Pelajaran IPS
4. Penyerahan Uji Coba Instrument
5. Pelaksanaan Mengajar di Kelas
6. Pengelolaan Data
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/i MI Soebono Mantofani
Ciputat Tangerang Selatan kelas VA. Tahun Pelajaran 2014-2015, jumlah
seluruh siswa dalam kelas ini adalah 26 orang siswa yang terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 12 siswa laki-laki. Dalam menentukan subjek peneliti
memilihnya setelah berkonsultasi dengan wali kelas dan guru bidang studi
IPS kelas VA di MI Soebono Mantofani.
C. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti dalam penelitian ini yaitu membuat perencanaan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti dibantu seorang guru bidang studi IPS yang sekaligus bertindak
sebagai kolaborator.
27
D. Rencana Tindakan
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom
action research yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersama. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru atau arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa.1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk menawarkan
cara dan prosedur baru dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam upaya menangani dan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba
melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik
dan proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus
akan meningkatkan kualitas pendidikan. Metode penelitian kelas ini
dilakukan pada pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match guna meningkatkan hasil belajar IPS siswa
pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Siklus Penelitian
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan siklus I. Jika indikator
keberhasilan yang diharapkan telah tercapai, maka penelitian dihentikan.
Apabila belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan pada tahap
selanjutnya yaitu siklus II, begitu seterusnya hingga indikator keberhasilan
tercapai. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan
beruntun yang kembali kelangkah semula. Penelitian ini menggunakan
beberapa siklus, dan setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.2
1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), cet
keempat, h.3 2 Ibid,. h.16
28
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
(PTK) ini adalah melakukan observasi kesekolah yang akan diadakan
peneliti, melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran IPS dan
beberapa siswa, dan observasi proses pembelajaran di dalam kelas
penelitian. Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan tindakan
berdasarkan tujuan penelitian yaitu menentukan titik fokus masalah
peristiwa yang diamati berupa rancangan hasil belajar yang akan
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match. Selanjutnya peneliti bekerjasama dengan
kolaborator (guru bidang studi IPS) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran
di kelas. Pada tahap ini juga peneliti menyiapkan instrument penelitian
yang terdiri dari instrument tes (lembar kerja individu dan lembar tes
pada setiap siklus), untuk menuntun siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match ini berlangsung dan soal tes hasil belajar yang akan dilakukan
di setiap akhir siklus, selain instrument tes peneliti juga menyiapkan
instrument non tes (lembar observasi, dan lembar wawancara) untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match ini berlangsung.
b. Tindakan (Acting)
Tahap kedua dari penelitian ini adalah pelaksanaan tindakan
yang merupakan implementasi atau penerapan rancangan, yaitu
melaksanakan tindakan kelas. Tahap pelaksanaan tindakan melibatkan
guru mata pelajaran sebagai pengamat (observer) dan peneliti sebagai
pelaksana tindakan. Pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan subjek penelitian adalah seluruh
29
siswa kelas VA MI Soebono Mantofani semester ganjil tahun ajaran
2014-2015.
c. Pengamatan (Observing)
Tahap ketiga dari penelitian ini yaitu peneliti melakukan
pengamatan atau observasi, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
untuk memperoleh data yang akurat guna untuk perbaikan pada siklus
selanjutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati,
menggali, dan mendokumentasikan yang terjadi selama proses
penelitian. Proses pengamatan ditujukan pada hasil belajar IPS pada
materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia,
bekerjasama dalam kelompok, peningkatan hasil belajar IPS dan respon
siswa terhadap skenario pembelajaran yang telah di buat oleh peneliti
dengan menggunkaan lembar observasi dan lembar kerja siswa. Peneliti
melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru bidang studi IPS
yang bertugas sebagai observer dan kolaborator.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini merupakan refleksi dan evaluasi dari pelaksanaan yang
sudah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer,
sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai
tujuan yang diharapkan atau masih perlu ada perbaikan. Tahap ini
dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian
sebelumnya, yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus
selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak. Sedangkan penelitian akan
diakhiri atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:
1) Persentasi siswa yang mencapai KKM (70) pada materi jenis-jenis
usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match ≥ 80%.
2) Persentasi perolehan hasil belajar IPS dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match ≥ 80%
30
3) Persentase rata-rata siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe make a
match mencapai ≥75%.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan
pelaksana kegiatan, peneliti membuat perencanaan kegiatan,
melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan
menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam penelitian
ini, peneliti dibantu seorang guru mata pelajaran IPS kelas VA yang
bertindak sebagai observer (pengamat).
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Disain Intervensi Tindakan
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Dan seterusnya
31
3. Tahapan Perencanaan Kegiatan
Penelitian difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa
MI dan aktivitas siswa selama menggunkan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match. Tahapan penelitian ini dimulai dengan
kegiatan pendahuluan (tahap pra penelitian) yang akan dilanjutkan dengan
siklus I, setealah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I penelitian
akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
di gambarkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Mengurus surat izin untuk melakukan observasi
2) Melakukan observasi ke MI Soebono Mantofani
3) Melakukan perizinan kepada kepala sekolah
4) Melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS MI
Soebono Mantofani kela V tahun ajaran 2014-2015
5) Melakukan wawancara kepada siswa
6) Melakukan observasi proses pembelajaran IPS di dalam kelas
7) Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian
8) Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
kepada guru
9) Mengurus surat izin penelitian
b. Tahapan Penelitian Siklus I
Dalam tahapan penelitian siklus I ada 4 tahapan, yaitu:
1) Tahap Perencanaan
a) Membuat RPP dengan mengintegrasikan pembelajaran
kooperatif tipe make a mach
b) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
c) Menyiapkan lembar kerja siswa untuk setiap pertemuan, guna
menentukan kegiatan belajar siswa dengan menggunkan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match
32
d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana
siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match
e) Menyiapakan soal akhir siklus I
f) Menyiapkan alat dokumentasi
2) Tahap Pelaksanaan
a) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
b) Guru menginformasikan langkah-langkah model pembelajaran
yang akan digunakan yaitu make a match
c) Guru memotivasi siswa engan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi guna mengingatkan
siswa akan pengalaman terdahulu
d) Guru memberikan pertanyaan atau soal sesuai materi yang
akan diajarkan yaitu untuk diselesaikan
e) Siswa mencari jawaban dari pertanyaan tersebut secara
individual
f) Siswa dibagi kedalam kelompok kecil/berpasangan
g) Guru memberikan beberapa kartu pertanyaan dan kartu
jawaban
h) Siswa diminta untuk mencari pasangan kartunya yang cocok
dengan kartu pertanyaan/kartu jawaban yang mereka miliki
i) Guru dan siswa melakukan refleksi
j) Penilaian tes hasil belajar IPS siklus I
k) Mewawancarai guru dan siswa di setiap akhir sikluss
l) Dokumentasi
3) Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
yang terdiri dari observasi aktivitas siswa dan guru (peneliti) di
dalam kelas pada setiap pertemuan. Observasi aktivitas siswa
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengikuti tahap-
tahap model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam
33
proses pembelajaran. Observasi terhadap guru untuk mengetahui
sejauh mana guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dalam proses pembelajran. Selain itu observer juga
mencatat dan mendokumentasikan semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Peneliti bersama kolaborator menganalisis proses
pembelajaran, aktivitas, dan hasil tes belajar siklus I, pada tahap
dalam penelitian ini peneliti menganalisis keseluruhan hasil
tindakan pembelajaran, meliputi lembar observasi, tes, dan hasil
wawancara. Setelah melakukan analisis kemudian dilakukan
refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada
pembelajaran siklus I dan memperbaikinya pada siklus selanjutnya.
Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I
digunakan sebagai acuan dasar dalam merencanakan tindakan yang
akan diterapkan untuk sikluss selanjutnya.
c. Tahapan Penelitian Siklus II
1) Tahap Perencanaan
a) Membuat RPP dengan mengintegrasikan pembelajaran
kooperatif tipe make amatch berdasarkan hasil refleksi siklus I
b) Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
c) Menyiapkan lembar kerja siswa untuk setiap pertemuan, guna
menentukan kegiatan belajar siswa dengan menggunkan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match
d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana
siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match
e) Menyiapakan soal akhir siklus II
f) Menyiapkan alat dokumentasi
34
2) Tahap Pelaksanaan
1. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
2. Guru menginformasikan langkah-langkah model pembelajaran
yang akan digunakan yaitu make a match
3. Guru memotivasi siswa engan memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi guna mengingatkan
siswa akan pengalaman terdahulu
4. Guru memberikan pertanyaan atau soal sesuai materi yang
akan diajarkan yaitu untuk diselesaikan
5. Siswa mencari jawaban dari pertanyaan tersebut secara
individual
6. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil/berpasangan
7. Guru memberikan beberapa kartu pertanyaan dan kartu
jawaban
8. Siswa diminta untuk mencari pasangan kartunya yang cocok
dengan kartu pertanyaan/kartu jawaban yang mereka miliki
9. Guru dan siswa melakukan refleksi
10. Penilaian tes hasil belajar IPS siklus II
11. Mewawancarai guru dan siswa di setiap akhir siklus
12. Dokumentasi
3) Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
yang terdiri dari observasi aktivitas siswa dan guru (peneliti) di
dalam kelas pada setiap pertemuan. Observasi aktivitas siswa
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa mengikuti tahap-
tahap model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam
proses pembelajaran. Observasi terhadap guru untuk mengetahui
sejauh mana guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dalam proses pembelajran. Selain itu observer juga
mencatat dan mendokumentasikan semua hal yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung.
35
4) Refleksi
Peneliti bersama kolaborator menganalisis proses
pembelajaran, aktivitas, dan hasil tes belajar siklus II, pada tahap
dalam penelitian ini peneliti menganalisis keseluruhan hasil
tindakan pembelajaran, meliputi lembar observasi, tes, dan hasil
wawancara. Setelah melakukan analisis kemudian dilakukan
refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada
pembelajaran siklus II dan memperbaikinya pada siklus
selanjutnya. Hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan
indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan telah
tercapai, maka penelitian dihentikan. Setelah proses analisis dan
evaluasi, peneliti dan guru membuat kesimpulan hasil penelitian.
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan adalah sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai oleh peneliti yaitu meningkatkan hasil belajar IPS melalui model
pembelajaran kooperatif tipe make a match pada materi jenis-jenis usaha dan
kegiatan ekonomi di Indonesia. Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu:
1. Persentasi siswa yang mencapai KKM (70) pada materi jenis-jenis usaha
dan kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match ≥ 80%.
2. Persentase perolehan hasil belajar setiap siklus dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match ≥ 80%.
3. Persentase rata-rata aktivitas siswa dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
mencapai ≥ 75%.
F. Data dan Sumber Data
Penelitian ini akan menggunakan dua jenis data penelitian, baik secara
kuantitatif dan kualitatif, untuk lebih memahaminya akan dijelaskan dibawah
ini:
1. Data kuantitatif : nilai tes hasil belajar IPS siswa pada setiap siklus.
2. Data kuantitatif pada penelitian ini, yaitu:
36
a. Hasil observasi guru pada proses pembelajaran (KBM)
b. Hasil wawancara terhadap guru dan siswa
c. Hasil dokumentasi (berupa foto-foto kegiatan pembelajaran di MI
Soebono Mantofani).
G. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari dua jenis yaitu tes dan non tes.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan dan
peningkatan hasil belajar IPS siswa. Tes diberikan disetiap akhir siklus.
Soal-soal tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal dengan
indikator soal-soal hasil belajar untuk mengukur kemampuan hasil belajar
IPS siswa. Jenis soal adalah pilihan ganda, dengan demikian derajat hasil
belajar siswa dapat terlihat.
2. Instrumen Non Tes
a. Lembar observasi
Lembar observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui
apakah proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif tipe make a match berlangsung dengan baik, bagaimana
aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, bagaimana
interaksi yang terjadi di kelas, dan serta untuk mengetahui kekurangan
dalam proses pembelajaran. Jadi, lembar observasi ini dilakukan untuk
menganalisis, merefleksi, dan mengevaluasi setiap siklus yang terjadi
sehingga dapat memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
b. Pedoman wawancara
Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
berlangsung. Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui respn siswa terhadap kegiatan tindakan kelas pada setiap
siklus dan sekaligus untuk mengetahui gambaran umum proses
pembelajaran dan masalah-masalah pada setiap siklus. Wawancara
terhadap siswa dilakukan pada setiap akhir siklus.
37
c. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto hasil kegiatan proses pembelajaran IPS.
Dokumen dibuat untuk melengkapi data kejadian-kejadian ketika proses
pembelajaran berlangsung dan sebagai data pendukung.
d. Nilai hasil belajar IPS
Nilai hasil belajar IPS siswa diperoleh dari tes yang dilakukan siswa
pada setiap akhir siklus.
H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Penelitian ini akan mencapai hasil yang maksimal, apabila memperoleh
data-data yang valid dan objektif tentang peningkatan hasil belajar IPS siswa
yaitu:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang
aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa,
dan memeriksa hasil kerja siswa dalam mengerjakan soal.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk memperoleh informasi
tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar
IPS siswa dilakukan dengan memeriksa hasil tes siswa, mengadakan
wawancara dengan guru dan melihat hasil pengamatan guru mitra.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang
kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
Sebelum instrumen penelitian digunakan, instrumen tersebut
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan guru IPS
sekolah yang diteliti. Selanjutnya instrumen tersebut diujicobakan untuk
mengetahui kualitas ataupun kelayakan instrumen untuk digunakan. Adapun
unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dari instrumen tersebut adalah:
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata Validity, dapat diartikat tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
38
fungsi ukuranya.3 yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus korelasi
Point Biserial (rpbi), yaitu:4
rPBL = Indek Poin Biserial
Mp= Mean (rata-rata) sekor yang dijawab betul oleh testee (peserta tes)
pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan.
Mt = Mean (rata-rata) sekor yang dijawab salah oleh testee (peserta
tes) pada butir soal yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara
keseluruhan.
SD= Deviasi standar skor total.
p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang
sedang diuji validitasnya
q = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir soal yang
sedang diuji validitasnya.
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada signifikasi
5% ( ) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusanya:
Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya; Jika t hitung < t tabel berarti tidak
valid.
3 Ahmad Sofyan,dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), Cet Ke-1,h. 105 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
cet ke-10, h. 79
39
Tabel 3.2
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, diperoleh data dari 40 soal yang
diujicobakan terdapat 30 soal yang dinyatakan valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat evaluasi.
Suatu alat evaluasi atau tes tersebut reliabel jika, tes tersebut dapat dipercaya,
konsisten, atau stabil produktif. Teknik yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus K-R
20 (kuder-Rochardson 20) karena instrumen yang digunakan berupa soal
pilihan ganda, dengan rumus sebagai berikut:5
r11 =
Keterangan:
r11 : reliabilitas tes secara keseluruhan
p : proporsi subjek yang menjawab item benar
q : proporsi subjek yang menjawab item salah
q = 1 - p
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya item
S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
5 Ibid. h. 100
40
dengan,
Dengan kualifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Interprestasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,70-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
<0,20 Sangat rendah
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai realibilitas
instrument tes ini adalah 0,86 nilai ini termasuk katagori tinggi. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan instrument ini layak untuk digunakan dalam penelitian.
3. Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional
paling sederhana dan mudah.6 Suharsimi Arikonto mengatakan, soal yang
baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Menurutnya, hal tersebut perlu diperhatikan karena soal yang terlalu mudah
tidak meransang siswa untuk berfikir lebih maju, begitu pula sebaliknya, soal
yang terlalu sukar akan membuat siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat lagi untuk mencobanya.
Oleh karena itu, soal yang dibuat untuk mengukur tes hasil belajar
sebaiknya adalah soal yang dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dibuat, sebaiknya pembuat
soal harus melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal. Atas dasar
pertimbangan itu, dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat
kesukaran soal dengan menggunakan rumus Du Bois:
6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis…,h. 103
41
P =
Dimana:
P = Indeks tingkat kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Kesukaran Soal7
Skor Indeks Kriteria Soal
0.00 - 0.30 Soal Sukar
0.30 - 0.70 Soal Sedang
0.70 - 1.00 Soal Mudah
Berdasarkan tabel di atas, dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 13 soal
sukar, 23 soal sedang dan 4 soal mudah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
instrument ini layak untuk digunakan karena rata-rata soal bertarap sedang,
sehingga soal dapat menjangkau semua kemampuan siswa.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan sisiwa yang berkemampuan
rendah.8 Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya pembeda soal
adalah:9
=
Dimana:
D = Daya pembeda
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab salah
JA = Jumlah peserta kelompok atas
7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,,,h. 210
8 Suharsimi Arikunto, Dasar,,, h. 211
9 Sapriya dkk, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006),
cet Pertama, h. 143
42
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Dengan klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:10
Tabel 3.5
Pedoman Klasifikasi Daya Pembeda Soal
Skor daya Pembeda
Soal (D)
Klasifikasi
Negatif Sangat Buruk
0.00 – 0.20 Jelek
0.20 – 0.40 Cukup
0.40 – 0.70 Baik
0.70 – 1.00 Baik Sekali
Berdasarkan tabel di atas, dari 40 soal yang diujicobakan terdapat 11
soal jelek, 14 soal cukup, 14 soal baik dan 1 soal baik sekali. Dari soal yang
diujicobakan, soal yang digunakan dalam penelitian ini 30 soal. Pemilihan
soal ini disamping didasarkan pada keempat kriteria di atas, juga didasarkan
pada keterwakilan semua indikator materi pelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat diukur dengan 30 soal ini.
Kesimpulanya soal yang dipilih dianggap memiliki kriteria yang paling
baik berdasarkan keempat kriteria yang disyaratkan.
I. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, langkah selanjutnya adalah
melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari sampel dengan menggunakan
instrumen yang telah valid dan reliabel akan dianalisis untuk menjawab
permasalahan dan menguji hipotesis yang telah diajukan. Data yang telah
diperoleh harus diolah dengan menggunakan statistik yang harus melewati
beberapa tahap, meliputi:
10
Suharsimi Arikunto, Dasar,,, h. 218
43
1. Lembar Observasi
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Rumus yang digunakan adalah:
11
Keterangan :
f = Frekuaensi yang sedang dicari persentasenya.
N= Number of Cases (Jumlah frekuensi atau banyaknya individual )
p = Angka Presentase.
Kemudian untuk pengelompokan lembar observasi dikatagorikan
dalam klasifikasikan sangat baik, baik, cukup, kurang baik, dan sangat
kurang baik. Berikut katagori dalam klasifikasi lembar observasi: 12
Tabel 3.6
Interpretasi Lembar Observasi
No Nilai yang diperoleh Kriteria
1 81 – 100 % Sangat baik
2 61 – 80 % Baik
3 41 – 60 % Cukup
4 21 – 40 % Kurang
5 0 – 20 % Sangat Kurang
11
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), cet
ke-15, h. 43 12
Ridwan, Belajar Mudah Penelitia untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 89
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak II siklus yang terdiri dari siklus I
dan siklus II, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi dan analisis, dan tahap refleksi. Sebelum
melaksanakan penelitian siklus I, terlebih dahulu dilakukan penelitian
pendahuluan yang kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan.
Penelitian dihentikan sampai siklus II karena indikator keberhasilan yang
ditetapkan peneliti pada penelitian ini telah tercapai, yaitu: (1) jumlah siswa
yang mencapai KKM 70 pada tes hasil belajar ≥80%. (2) presentase rata-rata
aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui model
pembelajaran kooperatif tipe make a match mencapai ≥75%. Berikut
merupakan rincian observasi pembelajaran pra penelitian dan pelaksanaan
tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a
match pada siklus I dan II :
1. Observasi Pra Penelitian
Observasi pra penelitian dilakukan pada 15 September 2014 di MI
Soebono Mantofani yang bertempat di Jl. Sumatera No.75 Jombang-
Ciputat Tangerang Selatan. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai pembelajaran yang telah diterapkan, kendala-kendala
yang dihadapi selama proses belajar mengajar, dan hasil dari proses
pembelajaran tersebut. Untuk mengetahui informasi tersebut peneliti
melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran IPS dan beberapa
orang siswa. Selain itu peneliti juga mengadakan pengamatan terhadap
proses belajar mengajar dengan mengadakan observasi langsung di dalam
kelas.
Dari hasil wawancara dan observasi, dan seperti yang telah
dijelaskan pada latar belakang masalah peneliti memutuskan mengadakan
tindakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa melalui
45
model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas VA.
Berdasarkan informasi dari guru mata pelajaran IPS yang mengajar di
kelas tersebut peneliti mendapatkan informasi mengenai hasil ulangan
harian IPS siswa yang disajikan dalam tabel berikut.
Distribusi Kelompok Nilai Siswa Pra Penelitian
Interval F fk≤ Fr (%)
40-45 5 5 19
46-51 4 9 35
52-57 3 12 46
58-63 4 16 62
64-69 8 24 92
70-75 2 26 100
Tabel di atas menunjukkan terdapat 6 kelas dengan interval kelas
6. Berdasarkan hasil penghitungan (lampiran) diperoleh nilai rata-rata 5,5
yang artinya rata-rata kelas belum mencapai KKM 70. Selain itu dari tabel
diatas terlihat bahwa terdapat 16 siswa yang mendapatkan nilai dibawah
KKM. Masih rendahnya hasil belajar siswa kelas VA ini diperkuat dengan
modus pada pra penelitian ini yaitu 65,5 yang menunjukkan bahwa
kebanyakan siswa mendapatkan nilai antara 58-63. Median nilai siswa 59,
dari hasil analisis, hanya terdapat 10 siswa yang mendapatkan nilai ≥70.
Berdasarkan data dan pemaparan diatas, peneliti memutuskan untuk
melakukan penelitian di kelas VA.
1. Siklus I
Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa
tahapan, antara lain sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I ini, peneliti menyiapkan segala
sesuatu untuk pelaksanaan proses pembelajaran, diantaranya dengan
menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
dikonsultasikan sebelumnya dengan guru mata pelajaran IPS kelas VA
46
(lima), kartu soal dan kartu jawaban atau kartu make a match, menyiapkan
Latihan soal setelah melakukan kegiatan make a match, soal tes awal
(pretest) dan tes akhir siklus (posttest) untuk mengecek hasil belajar siswa,
menyiapkan lembar wawancara dengan siswa dan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. sedangkan materi
yang diajarkan pada siklus I ini adalah mengidentifikasi Jenis-jenis usaha
perekonomian yang ada di Indonesia. Selanjutnya RPP yang telah dibuat
didiskusikan dengan guru kolaborator. Kegiatan selanjutnya adalah
menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa, serta alat dan bahan
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Penelitian dilaksanakan di kelas VA yang berjumlah 26 siswa, yang
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswi perempuan. Siswa dibentuk
menjadi 3 kelompok, yakni kelompok pembawa kartu soal, pembawa kartu
jawaban dan kelompk penilai. Penentuan pasangan dilakukan secara
bersama oleh guru dengan cara membagikan kartu pertanyaan/jawaban
untuk kelompok pembawa kartu soal dan kartu jawaban, agar tercipta kerja
sama. Mencari pasangan kartu pertanyaan/jawaban ini dilakukan pada saat
pluit berbunyi, kegiatan ini dilakukan di dalam kelas. Pada tahap ini,
peneliti ingin mengetahui apakah hasil belajar IPS siswa meningkat
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match.
b. Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan
pembahasan tentang mengidentifikasi jenis-jenis usaha dan kegiatan
ekonomi di Indonesia. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran terlebih
dahulu peneliti melakukan tes awal (pretest) fungsinya untuk menyiapkan
siswa dalam proses belajar. Dalam pelaksanaannya Peneliti menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match, sedangkan tes akhir
siklus dilakukan pada akhir pertemuan kedua.
1) Pertemuan Pertama (Senin, 17 Nopember 2014)
Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran), materi yang dibahas adalah menyebutkan Jenis-jenis usaha
47
perekonomian dalam masyarakat Indonesia, sedangkan guru bidang studi
IPS sebagai kolabolator (observer) yang mengamati aktivitas siswa dan
kegiatan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Proses pembelajaran diawali dengan pemberian salam dari guru untuk
siswa kemudian disusul dengan berdo’a bersama. Selanjutnya guru
mengabsen siswa. Setelah mengabsen siswa, guru mengkondisikan siswa,
pada situasi ini suasana cukup gaduh sehingga guru belum bisa
menenangkan siswa. kemudian guru menjelaskan kembali tentang tahap-
tahap pembelajaran yang akan mereka lakukan. Setelah siswa siap untuk
menerima pelajaran, selanjutnya guru menjelaskan materi yang harus
dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran. Sebelum melanjutkan
pembelajaran, guru memberikan soal pretest. Tahapan selanjutnya adalah
guru mengkondisikan siswa untuk siap belajar, setelah siswa siap untuk
menerima pelajaran, guru memulai pembelajaran dengan bertanya kepada
siswa pekerjaan orang tua siswa, lalu guru bertanya seputar jenis-jenis
usaha yang siswa ketahui dengan bertujuan menggali dan mengingatkan
kembali pengetahuan siswa tentang jenis-jenis usaha perekonomian
dalammasyarakat Indonesia. Setelah itu guru memberikan kartu
pertanyaan/jawaban yang telah diacak kepada kelompok pembawa kartu
soal dan pembawa kartu jawaban, kemudian guru membunyikan pluit
tanda pencarian kartu soal/jawaban dimulai. Selama proses pencarian kartu
berlangsung guru berkeliling mengawasi dan mengamati siswa dalam
setiap kegiatan dan memberikan pengarahan bagi siswa yang bertanya dan
tetap mengkondisikan ketertiban siswa.
Selanjutnya, setelah siswa mendapat pasangan kartunya mereka lalu
menunjukkan kartunya kepada kelompok penilai, kelompok penilai
mencocokan kebenaran pasangan kartu mana saja yang sudah sesuai
dengan pertanyaan dan jawabannya, kemudian guru memberikan reward
kepada pasangan yang tepat dengan kartu pertanyaan/jawabannya. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait pembahasan
yang belum dipahami, guru menjelaskan pembahasan yang belum
48
dipahami , setelah itu guru memberikan pertanyaan kepada siswa dari
materi yang telah dibahas terutama bagi siswa yang masih kurang aktif dan
malu-malu dalam menjawab, guru dan siswa sama-sama menyimpulkan
pembahasan materi jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat
Indonesia.
Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada setiap siswa sebagai
tambahan penguat pemahaman mereka dari materi yang telah dipelajari
dan dibahas bersama. Setelah selesai latihan soal dikumpulkan, dan guru
mengumumkan pasangan terbaik dan mendapatkan penghargaan.
Pertemuan diakhiri dengan sama-sama menyimpulkan penilaian
sikap/karakter yang dipelajari selama pembelajaran berlangsung, guru juga
mengingatkan kepada siswa materi yang harus dipelajari dirumah untuk
pertemuan selanjutnya, kemudian ditutup dengan doa dan salam.
2) Pertemuan kedua (Jum’at, 21 Nopember 2014)
Seperti pertemuan pertama, Pembelajaran diawali dengan pemberian
salam dari guru untuk siswa kemudian disusul dengan berdo’a bersama.
Selanjutnya guru mengabsen siswa. Setelah mengabsen siswa, guru
mengkondisikan siswa, pada situasi ini suasana masih cukup gaduh
sehingga guru belum bisa menenangkan siswa. kemudian guru
menjelaskan kembali tentang tahap-tahap pembelajaran yang akan mereka
lakukan. Setelah siswa siap untuk menerima pelajaran, selanjutnya guru
menjelaskan materi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran.
Pada kegiatan make match berlangsung, semangat siswa cukup baik.
Kesimpulan tentang cara pengelolaan usaha perekonomian, dalam hal ini
guru lebih dominan dalam menyimpulkan pelajaran karena waktu yang
tersedia sangat minim pembelajaran pun selesai dengan kesimpulan
tersebut.
Pada akhir pertemuan peneliti memberikan soal posttest kepada
seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak lima belas soal, tes ini
dikerjakan secara individu. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil
49
belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match dalam proses pembelajaran.
c. Tahapan observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaantindakan.
Pengamatan dilakukan oleh peneliti yang mencatat seluruhaktivitas siswa
dan guru serta hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran.
1) Lembar Observasi Guru
Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran
IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make match pada
materi jenis-jenis usaha perekonomian dalam masyarakat Indonesia.
Pengamatan dilakukan oleh observer (guru bidang studi IPS) yang
mencatat seluruh aktivitsa guru selama proses pembelajaran. Lembar
observasi terdiri dari empat aspek yang diukur dengan skor penilaian 4
(sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang baik). Hasil observasi dari
tindakan pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Observasi Guru Siklus I
No Aspek Penilaian Kriteria
Part 1 Part 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ √
2. Membangun pengetahuan siswa
mengenai materi yang akan dibahas
√ √
3. Menggunakan media/alat bantu √ √
4. Teknik pembagian kelompok √ √
5. Memperhatikan dan membimbing
siswa dalam mengerjakan soal
√ √
6. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
√ √
50
7. Menjelaskan penguatan materi
kepada siswa
√
8. Memberikan penghargaan kepada
kelompok belajar
√ √
9. Memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa
√ √
10. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah diajarkan
√ √
Jumlah (∑) - 18 6 1 12 15 2 -
Presentase (%) 62,5% 72,5%
Rata-rata 67.50%
Keterangan Baik
Berdasarkan tabel 4.2 terkait kegiatan guru, guru mengikuti setiap
aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan setiap langkah
yang berada di dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh ada
peningkatan hasil observasi guru pada setiap pertemuanya dari 62,50%-
72,50%, jadi hasil rata-rata kegiatan guru pada siklus I adalah 67,50%
dengan keterangan baik.
2) Lembar Obersvasi Siswa
Sedangkan untuk hasil observasi terhadap siswa siklus I pada
pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Siklus I
No Aspek Penilaian Kriteria
Part 1 Part 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ √
2. Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru
√ √
51
3. Memperhatikan penjelasan guru √ √
4. Tidak melihat pekerjaan teman √ √
5. Bertanya materi yang belum
paham
√ √
6. Aktif menjawab pertanyaan √ √
7. Mengerjakan latihan soal √ √
8. Mencatat penjelasan guru √
9. Mengumpulkan tugas tepat waktu √ √
10. Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
√ √
Jumkah (∑) - 9 12 1 8 15 4 -
Presentase (%) 55% 67.5%
Rata-rata 61.25%
Keterangan Baik
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa dari aspek yang diamati menunjukan
bahwa siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match, terlihat dari beberapa siswa
yang belum terbiasa dalam menghubungkan pengetahuan yang telah
mereka miliki dengan pengetahuan baru. Selain itu siswa belum
menemukan sendiri materi yang mereka pelajari, sehingga dalam proses
pembelajaran, guru masih dominan dalam menjelaskan materi yang
seharusnya jawabannya ditemukan sendiri oleh mereka. Hal ini
menunjukan bahwa keaktifan siswa belum sempurna.
3) Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil tes belajar siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus
dengan materi yang sudah dipelajari pada siklus tersebut. Tes hasil belajar
dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Dari hasil tes dapat diperoleh data sebagai berikut:
52
Distribusi Kelompok Nilai Siswa Siklus I
Interval F Fk ≤ Fr (%)
53-58 3 3 12
59-64 4 7 27
65-70 6 13 50
71-76 7 20 77
77-82 3 23 88
83-88 3 26 100
Berdasarkan tabel tabel diatas hasil belajar IPS siswa setelah
mendapatkan tindakan pada siklus I mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil tes pada pra penelitian. Perbandingan hasil tes
pada pra penelitian dan siklus I dapat dilihat dari table berikut:
Perbandingan Data Nilai Siswa Pra Penelitian dan Tes Siklus I
Perbandingan Pra Penelitian Siklus I
Nilai Maksimum 73 87
Nilai Minimum 40 53
Rata-rata 57,27 70,27
Modus 65,5 80,7
Median 59 70,5
Varian 104,34 81,30
Standar Deviasi 10,21 9,01
Koefiesien Keragaman 17,83% 12,83%
d. Tahap Refleksi
Pada pelaksanaan siklus I pembelajaran IPS pada materi jenis-jenis
usaha perekonomian di Indonesia dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe make a match ini diperoleh hasil aktivitas siswa dan juga
guru dirasa masih kurang. Selain itu dilihat dari tes hasil belajar siswa
53
berdasarkan hasil akhir siklus I yang telah dilaksanakan, masih ada
beberapa siswa yang belum mencapai nilai di atas KKM, dengan Nilai
KKM yang ditetapkan sekolah 70. Hal ini menunjukan belum tercapainya
ketuntasan belajar sebesar 80%. Oleh sebab itu, hasil belajar harus
ditingkatakan melalui perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk
diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4 Tindakan Perbaikan Siklus I
No Tindakan Perbaikan
1
Pembelajaran
Berkelompok
Pengaturan posisi tiap kelompok dalam
melaksanakan pembelajaan agar guru mudah
mengawasi seluruh kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung.
Pembagaian kelompok dilakukan dengan
mempertimbangkan tingkat prestasi belajar, dan
keaktifan siswa secara merata.
2
Kegiatan
Make A
Match
Melakukan kegiatan make a match dan
memperjelas perintah serta langkah-langkah yang
harus dikerjakan
Mengingatkan siswa untuk selalu konsentrasi dan
teliti dalam menemukan kartu pasangannya.
3 Diskusi
/Tanya Jawab
Memberi kesempatan siswa terlebih dahulu untuk
menyampaikan kartu jawaban atau kartu soal
yang tepat
Mencocokan jawaban dari masing-masing
pasangan kartu.
Memotivasi siswa untuk turut aktif dalam
kegiatan make a match
Mengawasi setiap kelompok agar ikut aktif dalam
kegiatan make a match.
54
Memberi reward kepada pasangan kartu yang
paling cepat dan tepat.
4 Refleksi
Memberikan penekanan materi lewat beberapa
contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Memancing siswa untuk menyimpulkan materi
yang telah dipelajarinya
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, diperoleh bahwa aktivitas siswa
dan guru, juga hasil belajar siswa melalui tes akhir siklus I yang telah
dilaksanakan pada materi jenis-jenis usaha perekonomian dalam
masyarakat Indonesia belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh
sebab itu, perlu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus
ini, sehingga dilanjutkan ketindakan pembelajaran siklus II.
2. Siklus II
Tahapan tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa
tahapan, antara lain sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Perencanaan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan tahapan
pada siklus I yaitu, perencanaan tindakan dimulai dengan menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan latihan
soal, materi yang diajarkan pada siklus II ini adalah menjelaskan proses
produksi, distribusi hingga ke konsumen beserta contohnya. Kegiatan
selanjutnya adalah menyiapkan materi yang akan di bahas, kartu make a
match, soal tes pretest dan posttest, dan lembar observasi guru dan siswa
serta menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran tersebut.
Pada siklus II ini, target yang ingin dicapai adalah hasil belajar siswa
dapat meningkat dan memenuhi indikator ketercapaian penelitian.
b. Tahapan Pelaksanaan
55
Pembelajaran pada siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan
denganmenjelaskan proses produksi, distribusi hingga ke konsumen
beserta contohnya. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran terlebih
dulu peneliti melakukan tes awal (pretest) fungsinya untuk menyiapkan
siswa dalam proses belajar. Dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe make a match, sedangkan pelaksanaan tes
posttest akhir siklus dilakukan pada akhir pertemuan keempat. Adapun
uraian proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan ketiga (Senin, 24Nopember 2014)
Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 x30 menit (2 jampelajaran),
materi yang dibahas adalah menjelaskan cara menghargai kegiatan
seseorang dalam berusaha. Proses pembelajaran pada pertemuan ketiga ini
sama dengan pertemuan pertama pada siklus I.
2) Pertemuan keempat (Jum’at, 28Nopember 2014)
Pada pertemuan keempat ini, pembelajaran berlangsung selama 2 x
30 menit (2 jam pelajaran), pembelajaran pada pertemuan ini adalah
menjelaskan kegiatan ekonomi di IndonesiaSebelum melakukan kegiatan
make a match guru terlebih dulu menyiapakan alat dan bahan serta kartu
make a match. Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk
melakukan kegiatan make a match tersebut.
Pada akhir pertemuan peneliti memberikan soal posttest kepada
seluruh siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak lima belas soal, tes ini
dikerjakan secara individu. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a
match dalam proses pembelajaran.
c. Tahapan Observasi
1) Lembar Observasi Guru
Hasil observasi yang dilaksanakan selama pelaksanaan pembelajaran
IPS menggunakan pembelajaran kooperatif tipe make a match siklus II.
Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas siswa
dan guru selama proses pembelajaran. Hasil observasi dari tindakan
56
pertama terhadap guru sesuai dengan perencanaan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Penilaian Kriteria
Part 1 Part 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran √ √
2. Membangun pengetahuan siswa
mengenai materi yang akan
dibahas
√ √
3. Menggunakan media/alat bantu √ √
4. Teknik pembagian kelompok √ √
5. Memperhatikan dan membimbing
siswa dalam mengerjakan soal
√ √
6. Pemusatan perhatian siswa
terhadap proses pembelajaran
√ √
7. Menjelaskan penguatan materi
kepada siswa
√ √
8. Memberikan penghargaan kepada
kelompok belajar
√ √
9. Memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa
√ √
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan materi yang telah
diajarkan
√ √
Jumlah (∑) 12 18 2 - 16 15 2 -
Presentase (%) 80,00% 82.50%
Rata-rata 81,25%
Keterangan Amat Baik
57
Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel di atas terkait kegiatan
guru, guru melakukan setiap langkah dalam RPP. Guru dapat
mengkondisikan siswa, tujuan pembelajaran disampaikan, guru cepat
membentuk kelompok dan melakukan bimbingan kepada siswa. Selain itu
guru sudah tidak banyak memberikan penjelasan kepada siswa dalam
kegiatan make a match. Sebagai fasilitator guru sudah menempatkan
fungsinya sebagaimana mestinya. Terdapat peningkatan pada setiap
pertemuanya dari 80,00%-82,50%, Sehingga pada siklus II rata-rata guru
mencapai 81,25% denga katagori amat baik .
2) Lembar Observasi Siswa
Untuk deskrifsi data hasil observasi siswa pada materi makhluk
hidup dan lingkungannya diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II
No Aspek Penilaian Kriteria
Part 1 Part 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru
√ √
2. Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru
√ √
3. Memperhatikan penjelasan guru √ √
4. Tidak melihat pekerjaan teman √ √
5. Bertanya materi yang belum paham √ √
6. Aktif menjawab pertanyaan √ √
7. Melakukan kegiatan Make a Match
dengn tertib
√ √
8. Mencatat penjelasan guru √ √
9. Mengumpulkan tugas tepat waktu √ √
10. Menyimpulkan materi yang telah
dibahas
√ √
58
Jumkah (∑) 16 18 - - 20 15 - -
Presentase (%) 85.00% 87.50%
Rata-rata 86.25%
Keterangan Amat baik
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat dari aspek yang diamati siswa banyak
yang bertanya jika mengalami kesulitan, lebih bersemangat dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap siswa sudah lebih cepat dalam menentukan pasangan
kartunya, sudah lebih mengerti materi yang di sampaikan guru sehingga
proses pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. Pemahaman siswa
pun semakin bertambah terhadap materi yang diajarkan. Hal ini
menunjukan perubahan yang positif karena keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran sangat baik berbeda dengan pertemuan siklus I.
3) Tes Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus dengan
materi yang sudah dipelajari pada siklus tersebut. Tes hasil belajar
dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa meningkat dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Dari
hasil tes dapat diperoleh data pada siklus II sebagai berikut:
Distribusi Kelompok Nilai Siswa Siklus II
Interval F fk≤ Fr (%)
67-71 4 4 15
72-76 6 10 38
77-81 6 16 62
82-86 0 16 62
87-91 7 23 88
92-96 3 26 100
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa siswa yang nilainya berada
diantara 67-71 sebanyak 4 siswa (16%). Sedangkan siswa yang nilainya
59
diantara 72-76 sebanyak 6 siswa (23%). Sementara siswa yang nilainya
berada diantara 77-81 sebanyak 6 siswa (23%).dan siswa yang nilainya
berada diantara 82-86 sebanyak 0 (0%). Kemudian siswa yang nilainya
berada diantara 92-96 sebanyak 3 siswa (12%).
Berdasarkan tabel diatas hasil belajar IPS siswa setelah mendapatkan
tindakan pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
siklus I. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Perbandingan Data Nilai Siswa Tes Siklus I dan Siklus II
Perbandingan Siklus I Siklus II
Nilai Maksimum 87 93
Nilai Minimum 53 67
Rata-rata 70,27 80,73
Modus 80,7 90,3
Median 70,5 79,5
Varian 81,30 73,88
Standar Deviasi 9,01 8,59
Koefisien Keragaman 12,83% 10,64%
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa banyak siswa yang mendapat
nilai diantara 87-91 dan dari hasil perhitungan (terlampir) diperoleh modus
nilai siswa pada siklus II ini 90,3 rata-rata siswa mencapai 80,73, dan
median yang diperoleh adalah 79,5. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari
50% siswa telah mendapatkan nilai diatas KKM.
Berdasarkan hasil tes belajar siswa pada siklus II memperoleh ≥ 70
sebanyak 23 orang dengan persentase 92%, sedangkan sebanyak 3 siswa
lainnya medapatkan nilai di bawah 70 dengan persentase 12%, dengan
kategori perolehan nilai rata-rata 80,73. Hal ini berarti menunjukkan
terjadinya peningkatan hasil belajar IPS . perolehan hasil belajar pada
siklus II ini telah mencapai terget indikator keberhasilan penelitian.
d. Tahapan Refleksi
60
Jadi, pada proses pembelajaran siklus ini, tampak siswa belajar
mandiri, lebih kondusif, dan turut aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa yang lambat memahami materi mulai dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan baik. Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe
make a match dan perbaikan dalam pola pengajaran guru, membuat siswa
senang. Belajar terasa lebih bermakna karena siswa ikut serta dalam
akitvitas pembelajaran dan lebih mengenal dengan kehidupannya sehari-
hari. Pembelajaran kooperatif mampu membuat siswa memiliki
pengetahuan lebih tentang sosial, dan mengakibatkan lebih bersemangat
untuk mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dan guru yang
dilakukan setiap pertemuan mengalami peningkatan dengan kategori
sangat baik. Siswa yang semula mengalami kesulitan dalam memahami
materi pembelajaran, ketika proses pembelajaran menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe make a match mulai aktif dan mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik. Terjadi peningkatan indikator
keberhasilan belajar yang telah mencapain ketentuan yang diharapkan
yaitu 80%, sehingga tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa telah berhasil memenuhi KKM sebesar 70 sesuai dengen
ketentuan sekolah tempat penelitian.
e. Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar
siswa, aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan pada siklus ini.
Siswa mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-
hari serta dapat menyambungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan yang baru mereka temukan, sehingga proses pembelajaran
terasa lebih kondusif. Untuk itu, hasil belajar siswa telah memenuhi
ketuntasan belajar sebesar 80%. Sehingga, tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil dan tindakan ini
dihentikan sampai dengan siklus II.
61
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah tes
hasil belajar siswa yang diberikan setiap akhir siklus. Tes ini untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif
tipe make a match. Soal tes tersebut sebelumnya dikonsultasikan kepada ahli.
Instrumen tersebut disebar pada tanggal 15 September 2014, kemudian soal
tersebut diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 butir soal tersebut, didapat
30 butir pernyataan yang valid dengan reliabilitasnya sebesar 0,86. jumlah
soal yang digunakan untuk tes setiap siklus berjumlah 15 soal, tujuannya agar
jumlah soal yang diberikan dalam tiap siklus seimbang.
Selain menggunakan tes hasil belajar, pada penelitian ini juga digunakan
lembar observasi untuk guru dan siswa yang dilaksanakan setiap kali
pertemuan.
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh
dari berbagai siklus. Diantaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Lembar kegiatan guru diberikan kepada guru setiap pertemuan pada
setiap siklusnya, siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah dapat
divisiulisasikan ke dalam sebuah diagran sebagai berikut:
62
Gambar 4.1 Diagram Presentase Aktivitas Guru Siklus I dan II
Diagram 4.1 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru setelah
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe make a match. Jika dilihat dari
diagram tersebut, pada siklus I persentase kegiatan guru sebesar 67,50%
dengan kategori baik. Pada hasil persentase kegiatan guru siklus II ini
meningkat menjadi 81,25% tergolong katagori sangat baik
b. Lembar Observasi Siswa
Adapun hasil pengamatan penerapan pembelajaran kooperatif tipe make
a match pada aktivitas siswa melalui lembar observasi terkait dengan
penerapan pembelajaran kooperatif tipe make a match sesuai dengan
perencanaan dapat divisiulisasikan ke dalam sebuah diagram seperti yang
terlihat di bawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Presentase Aktifitas Siswa Pada Siklus I dan II
Berdasarkan hasil skor pada lembar observasi aktivitas siswa yang
terlihat pada diagram di atas menunjukkan bahwa persentase jumlah rata-rata
aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori baik dengan perentase
sebesar 61,25% katagori baik. Dari hasil observasi tersebut aktivitas siswa
terlihat belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran
63
kooperatif tipe make a match, mereka masih harus menyesuaikan diri dengan
tugas-tugas yang diberikan. Dan pada siklus II aktivitas siswa terlihat
semakin meningkat menjadi 86,25% dengan kategori sangat baik. Hal ini
disebabkan karena siswa telah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe
make match dan mereka semakin bersemangat dalam mengikuti setiap
kegiatan pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif
tipe make a match dapat diterima dan dilaksanakan oleh siswa.
2. Hasil Tes Siswa
Perolehan persentase hasil nilaisiswa pada siklus I dan siklus II disajikan
dalam sebuah tabel seperti yang terlihat di bawah ini.
Gambar 4.3 Diagram Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Siklus I dan II
Diagram 4.3 memperlihatkan adanya peningkatan jumlah siswa yang
mendapatkan nilai dari siklus I hingga siklus II yang ditunjukkan dengan
meningkatnya angka persentase. Pada siklus I jumlah ketuntasan belajar
siswa sebanyak 70,27%, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,73%.
64
D. PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN
Pembahasan yang dilakukan didasarkan atas hasil wawancara kepada
guru dan siswa, pengamatan melalui lembar observasi proses pembelajaran
baik guru maupun siswa, dan melihat rata-rata tes hasil belajar siswa. Berikut
pembahasan mengenai hasil penelitian.
1. Hasil Belajar IPS Siswa
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS siswa madrasah
ibtidaiyah dilakukan tes disetiap akhir siklus. Peningkatan hasil belajar IPS
siswa terlihat dari peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.
Pada siklus I siswa yang mendapat nilai mencapai KKM 70
sebanyak 13 siswa (50%) dengan nilai tertinggi 88 dan nilai terendah 53,
sedangkan rata-ratanya 70,27. Menganalisis jawaban siswa pada siklus I
terlihat bahwa hasil belajar IPS siswa madrasah ibtidaiyah dapat
disimpulkan baik. Namun pada dimensi ekstrapolasi kemampuan siswa
masih rendah. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa yang
mengandalkan teman kelompoknya atau bertanya kepada teman yang
dianggap pintar, sehingga tidak memaksimalkan siswa dalam usaha
mencari jawaban.
Hasil Belajar pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya
jumlah siswa yang mendapatkan KKM sebesar 70. Pada siklus II ini siswa
yang mendapatkan nilai diatas KKM sebanyak 22 siswa (84,6%) dengan
nilai tertinggi 96 dan nilai terendah 67, sedangkan rata-ratanya 80,8. Hasil
belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, khususnya pada
dimensi ekstrapolasi. Hal ini didukung oleh aktivitas siswa dalam individu
maupun kelompok dan hasil pekerjaan siswa yang telah dikoreksi dan
perubahan pembelajaran yang diselipkan games dalam pembelajaran untuk
terus menjaga semangat siswa, sehingga lebih mengasah dan menjaga
daya ingat siswa pada setiap materi.
Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan data
yang telah ada maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa
65
madrasah ibtidaiyah dapat ditingkatkan dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2. Aktivitas Guru
Aktivitas yang terjadi selama penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match berlangsung, yang diamati melalui lembar
observasi. Lembar observasi diisi oleh guru kolabolator atau observer.
Aktivitas guru dilihat dan diamati oleh observer selama proses
pembelajaran berlangsung.
Dari hasil observasi aktivitas guru dalam meningkatkan hasil
belajar IPS siswa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match di siklus I mencapai perolehan rata-rata nilai 67,50 % dan
meningkat pada siklus II menjadi 81,25%. Angka ini menunjukan bahwa
tahap demi tahap model pembelajaran kooperatif tipe make a match yang
diterapkan oleh guru terealisasi dengan baik. Observer pun menuturkan
bahwa masukan-masukan yang diberikan dan kekurangan-kekurangan
yang ada sudah mengalami peningkatan perubahan sehingga tujuan
pembelajaran dan model pembelajaran yang diterapkan dapat terlaksanan
dengan baik. Sehingga siswa lebih enjoy fokus dalam mengikuti setiap
tahap pembelajaran.
3. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas yang terjadi selama penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match berlangsung yang diamati melalui lembar
observasi. Lembar observasi diisi oleh guru kolabolator atau observer.
Aktivitas siswa dilihat secara individu dan juga kelompok selama proses
pembelajaran berlangsung.
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran
pada siklus I mencapai 61,25% dan meningkat pada siklus II menjadi
86,25%. Angka ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa mengikuti
tahap demi tahap model pembelajaran kooperatif tipe make a match
dengan baik. Observer pun menuturkan bahwa siswa yang masih pasif
pada siklus I mulai belajar aktif pada siklus II. Siswa belajar untuk berani
66
bertanya, siswa berani mengungkapkan jawaban, siswa lebih enjoy ketika
bertukar fikiran dengan teman kelompoknya dan lebih antusias dalam
mengerjakan soal. Jika ada hal yang kurang dimengerti siswa bertanya
kepada teman atau peneliti untuk memperbaiki pemahamannya dan
kemampuannya.
4. Wawancara siswa
Proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a matchdapat
membuat siswa senang dan bersemangat dalam mempelajari matematika.
Hal ini sesuai dengan pengakuan siswa yang diperoleh pada wawancara
disetiap akhir siklus.
Dari hasil observasi diketahui pada siklus I siswa banyak bertanya
pada saat melakukan proses pengerjaan soal secara individu dan juga
berkelompok, hal ini dsebabkan karena tahap pembelajaran model
kooperatif tipe make a match masih baru untuk siswa, sehingga siswa
masih bingung dengan apa yang harus mereka kerjakan dalam
menyelesaikan soal dan bertukar pikiran, oleh sebab itu siswa banyak yang
bertanya kepada peneliti sehingga mengakibatkan suasana kelas yang
masih kurang kondusif karena banyaknya siswa yang bertanya. Sedangkan
pada siklus II siswa sudah mengerti dan mulai terbiasa dengan model
pembelajaran yang sedang diterapkan dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai , sehingga mereka sudah tau apa yang harus mereka kerjakan, hal
ini membuat proses pembelajaran lebih terlaksana dengan baik.
2. KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini belum sempurna. Berbagai
upaya telah dilakukan dlam pelaksanaan penelitian ini agar diperoleh hasil
yang optimal. Walaupun demikian, masih ada beberapa faktor yang belum bisa
dikendalikan sehingga membuat penelitian ini mempunyai beberapa
keterbatasan, diantarnya:
67
1. Penelitian ini hanya diteliti pada mata pelajaran IPS yaitu pokok bahasan
jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia saja, sehingga pada
pokok bahasan IPS lainnya belum dapat terlihat hasil belajar siswa.
2. Kondisi siswa yang masih bingung pada awal proses pembelajaran dengan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match, karena siswa tidak
terbiasa mengikuti tahapan-tahapan yang ada yang disusun berdasarkan
indikator-indikator hasil belajar yang akan dicapai.
3. Alokasi waktu penelitian yang terbatas karena harus menyesuaikan dengan
kegiatan belajar mengajar di sekolah yang sudah ditetapkan.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, terdapat
peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Make A Match di kelas V MI Soebono Mantofani Ciputat Tangerang
Selatan, yaitu hasil belajar IPS siswa siklus II yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih tinggi dari hasil belajar
siswa siklus I yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match di kelas V MI Soebono
Mantofani Ciputat Tangerang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS).
B. Saran
Dari kesimpulan di atas sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini,
maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan:
1. Bagi guru
Guru mata pelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe make a match sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS.
Karena penelitian ini membuktikan bahwa terdapat peningkatan hasil
belajar IPS siswa.
2. Bagi sekolah
a. Para pengembang kurikulum sebaiknya memperhatikan kembali model
pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran IPS.
b. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan sarana prasarana yang dapat
mendukung guru untuk menerapkan model pembelajaran.
3. Bagi peneliti lebih lanjut
a. Penelitian ini hanya ditunjukan pada mata pelajaran IPS pada pokok
bahasan jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, oleh
69
karena itu sebaiknya penelitian selanjutnya dilakukan pada pokok
bahasan lainnya.
b. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada
aspek hasil belajar siswa. Bagi peneliti selanjutnya hendak melihat
variabel-variable lain yang belum dibahas.
70
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2003.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
Djamarah Syaiful Bahri dan Aswin Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2006.
Fajar Arnie. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
2002.
Gredler Margaret E. Belt. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 1994.
Hariyanto &Warsono. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya. 2012.
Herlanti Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains. Jakarta: Jurusan
Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah. 2006.
Iin Siti Masyitoh ,Sapriya, dan Dadang Sundawa. Pembelajaran dan Evaluasi
Hasil Belajar IPS. Bandung : UPI PRESS. 2006.
Lie, Anita. Kooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo, 2002.
Mulyasa. E. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
Ridwan. Belajar Mudah Penelitia untuk Guru-Karyawan dan Penelitian Pemula.
Bandung: Alfabeta. 2009.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientrasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. 2013.
71
Sapriya. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Sapriya dkk. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI Press.
2006.
Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2007.
Sofyan Ahmad,dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2006.
Sujana Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 1999.
Sujiono Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2003.
Suprijono Agus. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasinya.
Syah Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos. 1999.
Syah Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
Remaja Rosdakarya. 2009.
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta :
Prestasi Pustaka. 2007.
Uno Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara.
2008.
UJI REFERENSI
Skripsi berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match di Kelas V MI Soebono Mantofani Ciputat
Tangerang Selatan disusun oleh Hickmah NIM. 1110018300070, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya
oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 07 Januari 2015.
Jakarta, 07 Januari 2015
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd
NIP.19560504 198103 1 003
72
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
(PERTEMUAN 1)
Nama Sekolah : MI Soebono Mantofani
Kelas/Semester : V (lima)/I (satu)
Materi Pokok : Jenis-jenis Usaha Perekonomian
Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang bersekala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
C. Indikator
1. Menyebutkan jenis-jenis usaha perekonomian masyarakat
2. Membedakan jenis-jenis usaha perekonomian masyarakat
3. Menjelaskan jenis-jenis usaha di masing-masing bidang
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
diharapkan siswa dapat menyebutkan jenis-jenis usaha perekonomian dalam
masyarakat serta dapat membedakan jenis-jenis usaha dan menjelaskan jenis-
jenis usaha di masing-masing bidangnya.
E. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (Attention), Tekun
(Diligent), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Metode Pembelajaran
73
Model : Cooperative Learning
Tipe : Make A Match
G. Alat dan Sumber belajar
- Reny Yuliat, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI
Kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional, 2008)
- Paramita Indriani, Saefur Rochmat, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk
Kelas 5 SD/MI, (Bogor: Yudhistira, 2008).
- Kartu-kartu
- Soal latihan
H. Penilaian
1. Jenis Evaluasi
Proyek/LKS
2. Bentuk Instrumen
Pilihan Ganda
performens
3. Instrumen Soal (terlampir)
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan
Siswa
Karakter Waktu
Pendahuluan - Memberikan
salam
- Mengabsen
- Mengkondisika
n siswa untuk
siap belajar
- Apersepsi
- Menanyakan
kepada
beberapa siswa
tentang
pekerjaan orang
tua mereka
masing-masing
- Menyampaikan
metode
pembelajaran
dan tujuan
- Menjawab
salam
- Siswa
mendengar
kan
- Bersiap
untuk
mengikuti
pelajaran
- Apersepsi
- Menjawab
- Memperhat
ikan tujuan
yang harus
dicapai
Disiplin
rasa hormat
dan
perhatian
5 menit
74
pembelajaran
Kegiatan Inti
Penerapan
Metode Make
A Match
Exsplorasi
- Menggali
kemampuan
siswa dengan
bertanya seputar
materi yang
akan dibahas
terkait dengan
jenis-jenis usaha
perekonomian
Misalnya: “
berbagai macam
jenis usaha
perekonomian
yang dapat
dilakukan
manusia untuk
memenuhi
kebutuhan
hidupnya. Salah
satunya adalah
dengan
berjualan.
Usaha apa
sajakah yang
termasuk dalam
perekonomian
masyarakat
tersebut?”
- Guru
menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi satu
bagian kartu
soal dan bagian
lainnya kartu
jawaban.
Kemudian
Siswa diberi
petunjuk
melakukan tata
cara
pelaksanaan
kegiatan Make
- Menyampai
kan apa
yang
diketahui
siswa
- Siswa
memperhati
kan
Perhatian,
bekerjasama
,
bertanggung
jawab,
ketelitian,
displin, dan
tekun.
25
menit
75
A Match
- Guru
membagikan
kepada Setiap
siswa sebuah
kartu
soal/jawaban.
- Guru meminta
Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal
yang cocok dari
kartu yang
dipegang.
- Guru meminta
Setiap siswa
untuk mencari
pasangan kartu
yang cocok
dengan
kartunya.
Misalnya: siswa
yang diberi soal
tentang
pengertian
Koperasi, maka
langkah yang
diambil siswa
tersebut yaitu
mencari teman
yang memegang
jawaban tentang
pengertian
Koperasi.
- Guru
menginformasik
an kepada
Setiap siswa
yang dapat
mencocokkan
kartunya
- Siswa
menerima
sebuah
kartu
soal/jawaba
n
- Siswa
berkonsentr
asi
memikirkan
jawaban/soa
l yang
cocok dar
kartu yang
dipegangny
a.
- Siswa mulai
mencari
kartu yang
cocok
dengan
kartu yang
ia pegang
dengan
kartu
temannya
- Siswa
bergegas
mencari
kartu yang
76
sebelum batas
waktu (5 menit)
mndapatkan
Point. Tetapi,
Jika siswa tidak
dapat
mencocokkan
kartunya dengan
kartu temannya
(tidak dapat
menemukan
kartu soal atau
kartu jawaban)
tidak akan
mendapatkan
nilai, seperti
yang telah
disepakati
bersama.
- Setelah satu
babak, guru
mengkocok
kembali kartu
tersebut agar
tiap siswa
mendapat kartu
yang berbeda
dari
sebelumnya,
demikian
seterusnya.
Elaborasi
- Guru meminta
siswa
mengemukakan
hasil
pemikirannya
terkait kartu
soal atau
jawaban yang
diberikan oleh
guru kepada
teman diskusi
kelompok/pasan
cocok
sebelum
waktu yang
sudah
ditentukan
- Siswa mulai
bersiap
kembali
untuk
pembagian
kartu
soal/jawaba
n
- Guru
mengemuka
kan hasil
pemikirann
ya terkait
dengan
kartu
soal/jawaba
n yang
diberikan
oleh guru
15
menit
20
menit
77
gannya.
- Guru Meminta
dari perwailan
kelompok/pasan
gan untuk
mempresentasik
an hasil
diskusinya/jawa
bannya dipapan
tulis
Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
materi
pembelajaran
yang belum
dimengerti,
sebelum
diberikan LKS
(Lembar Kerja
Siswa)
- Memotivasi
siswa yang
kurang atau
belum
berpartisipasi
aktif
- Guru
memberikan
LKS (Lembar
Kerja Siswa)
kepada siswa
- Salah satu
pasangan/ke
lompok
mempresent
asikan
haasil
diskusi/jawa
bannya
dipapan
tulis
- Beberapa
siswa
bertanya
- Siswa
memperhati
kan dengan
seksama
- Siwa
menerima
LKS dan
mulai
mengerjaka
nnya
masing-
masing
Penutup - Guru
memberikan
- Siswa
bertepuk
Perhatian dan rasa
5 menit
78
reward kepada
kelompok/pasan
agn siswa yang
telah mampu
mencapai tujuan
pembelajaran
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyimpulkan
materi yang
telah dipelajari
- Guru
memperkuat
materi yang
telah dipelajari.
- Penutup dan doa
(membaca
hamdalah)
tangan
- Siswa
menyimpul
kan materi
yang telah
dipelajari
bersama-
sama
- Siswa
menyimak
dengan
seksama
- Siswa
bersama-
sama
membaca
“Alhamdulil
lah...
hormat
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN INDIKATOR
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Intrument
Soal
1. Menyebutkan jenis-
jenis usaha
perekonomian dalam
masyarakat
2. Membedakan jenis-
jenis usaha
perekonomian dalam
masyarakat
3. Menjelaskan jenis-jenis
usaha di masing-masing
bidang
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ performance
√ Tes dan Non
tes
√ Tes dan Non
tes
√ Test dan Non
tes
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
(PERTEMUAN 2)
Nama Sekolah : MI Soebono Mantofani
Kelas/Semester : V (lima)/I (satu)
Materi Pokok : Pengelolaan Usaha
Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang bersekala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
C. Indikator
1. Mencontohkan usaha yang dikelola sendiri dan kelompok
2. Membedakan usaha yang dikelola secara individu dan kelompok
3. Mendeskripsikan salah satu contoh kegiatan ekonomi yang dikelola secara
individu dan kelompok yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
diharapkan siswa dapat membedakan usaha yang dikelola secara individu dan
kelompok serta dapat mencontohkan kegiatan ekonomi yang dikelola secara
individu dan kelompok yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (Attention), Tekun
(Diligent), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Metode Pembelajaran
Model : Cooperative Learning
Tipe : Make A Match
80
G. Alat dan Sumber belajar
- Reny Yuliat, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI
Kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional, 2008)
- Paramita Indriani, Saefur Rochmat, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk
Kelas 5 SD/MI, (Bogor: Yudhistira, 2008).
- Kartu-kartu
- Soal latihan
H. Penilaian
1. Jenis Evaluasi
Proyek/LKS
2. Bentuk Instrumen
Pilihan Ganda
performens
3. Instrumen Soal (terlampir)
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu
Pendahuluan - Memberikan
salam
- Mengabsen
- Mengkondisik
an siswa untuk
siap belajar
- Apersepsi
- Menanyakan
kepada siswa
ada berapa
banyak orang
yang
mengelola
usaha dibidang
industri,
perdagangan,
dan koperasi
- Menyampaika
n metode
- Menjawab
salam
- Siswa
mendengarkan
- Bersiap untuk
mengikuti
pelajaran
- Apersepsi
- Menjawab
- Memperhatika
n tujuan yang
Disiplin
rasa
hormat
dan
perhatian
5 menit
81
pembelajaran
dan tujuan
pembelajaran
harus dicapai
Kegiatan Inti
Penerapan
Metode Make
A Match
Exsplorasi
- Menggali
kemampuan
siswa dengan
bertanya
seputar materi
yang akan
dibahas terkait
dengan
pengelolaan
usaha
perekonomian
Misalnya: “
berbagai
macam usaha
yang dapat
dilakukan
manusia untuk
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Salah satunya
adalah dengan
bekerja di
pabrik.
Bagaimana
cara
membedakan
atau
mengelompok
kan usaha
tersebut?”
- Guru
menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi
satu bagian
kartu soal dan
bagian lainnya
kartu jawaban.
Kemudian
Siswa diberi
- Menyampaika
n apa yang
diketahui
siswa
- Siswa
memperhatika
n
Perhatian,
bekerjasa
ma,
bertanggu
ng jawab,
ketelitian,
displin,
dan tekun.
25
menit
82
petunjuk
melakukan tata
cara
pelaksanaan
kegiatan Make
A Match
- Guru
membagikan
kepada Setiap
siswa sebuah
kartu
soal/jawaban.
- Guru meminta
Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal
yang cocok
dari kartu yang
dipegang.
- Guru meminta
Setiap siswa
untuk mencari
pasangan kartu
yang cocok
dengan
kartunya.
Misalnya:
siswa yang
diberi soal
tentang contoh
usaha di
bidang
industri, maka
langkah yang
diambil siswa
tersebut yaitu
mencari teman
yang
memegang
jawaban
tentang contoh
di usaha di
bidang
- Siswa
menerima
sebuah kartu
soal/jawaban
- Siswa
berkonsentrasi
memikirkan
jawaban/soal
yang cocok dar
kartu yang
dipegangnya.
- Siswa mulai
mencari kartu
yang cocok
dengan kartu
yang ia pegang
dengan kartu
temannya
83
industri.
- Guru
menginformasi
kan kepada
Setiap siswa
yang dapat
mencocokkan
kartunya
sebelum batas
waktu (5
menit)
mndapatkan
Point. Tetapi,
Jika siswa
tidak dapat
mencocokkan
kartunya
dengan kartu
temannya
(tidak dapat
menemukan
kartu soal atau
kartu jawaban)
tidak akan
mendapatkan
nilai, seperti
yang telah
disepakati
bersama.
- Setelah satu
babak, guru
mengkocok
kembali kartu
tersebut agar
tiap siswa
mendapat
kartu yang
berbeda dari
sebelumnya,
demikian
seterusnya.
Elaborasi
- Guru meminta
- Siswa
bergegas
mencari kartu
yang cocok
sebelum waktu
yang sudah
ditentukan
- Siswa mulai
bersiap
kembali untuk
pembagian
kartu
soal/jawaban
- Guru
15
menit
20
84
siswa
mengemukaka
n hasil
pemikirannya
terkait kartu
soal atau
jawaban yang
diberikan oleh
guru kepada
teman diskusi
kelompok/pasa
ngannya.
- Guru Meminta
dari perwailan
kelompok/pasa
ngan untuk
mempresentasi
kan hasil
diskusinya/jaw
abannya
dipapan tulis
Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
materi
pembelajaran
yang belum
dimengerti,
sebelum
diberikan
latihan soal.
- Memotivasi
siswa yang
kurang atau
belum
berpartisipasi
aktif
- Guru
mengemukaka
n hasil
pemikirannya
terkait dengan
kartu
soal/jawaban
yang diberikan
oleh guru
- Salah satu
pasangan/kelo
mpok
mempresentasi
kan haasil
diskusi/jawaba
nnya dipapan
tulis
- Beberapa
siswa bertanya
- Siswa
memperhatika
n dengan
seksama
- Siwa
menit
85
memberikan
lembar latihan
soal kepada
siswa
menerima
lembar latihan
soal dan mulai
mengerjakann
ya masing-
masing
Penutup - Guru
memberikan
reward kepada
kelompok/pasa
nagn siswa
yang telah
mampu
mencapai
tujuan
pembelajaran
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyimpulkan
materi yang
telah dipelajari
- Guru
memperkuat
materi yang
telah
dipelajari.
- Penutup dan
doa (membaca
hamdalah)
- Siswa bertepuk
tangan
- Siswa
menyimpulkan
materi yang
telah dipelajari
bersama-sama
- Siswa
menyimak
dengan
seksama
- Siswa
bersama-sama
membaca
“Alhamdulilla
h...
Perhatian dan rasa hormat
5 menit
86
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN INDIKATOR
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik Penilaian Bentuk Intrument Soal
1. Mencontohkan
usaha yang
dikelola sendiri
dan kelompok
2. Membedakan
usaha yang
dikelola secara
individu dan
kelompok
3. Mendeskripsikan
salah satu contoh
kegiatan ekonomi
yang dikelola
secara individu
dan kelompok
yang berkaitan
dalam kehidupan
sehari-hari
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ performance
√ Tes dan Non tes
√ Tes dan Non tes
√ Test dan Non tes
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
(PERTEMUAN III)
Nama Sekolah : MI Soebono Mantofani
Kelas/Semester : V (lima)/I (satu)
Materi Pokok : Jenis-jenis Usaha Perekonomian
Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang bersekala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
C. Indikator
1. Menyebutkan cara apa saja yang harus dilakukan untuk menghargai
kegiatan setiap orang dalam berusaha
2. Mencontohkan cara menghargai usaha seseorang dalam kehidupan sehari-
hari
3. Menjelaskan cara menghargai kegiatan seseorang dalam berusaha
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
diharapkan siswa dapat menyebutkan cara apa saja yang harus dilakukan
untuk menghargai kegiatan setiap orang dalam berusaha serta memberikan
contoh dalam menghargai usaha seseorang.
E. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (Attention), Tekun
(Diligent), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Metode Pembelajaran
Model : Cooperative Learning
88
Tipe : Make A Match
G. Alat dan Sumber belajar
- Reny Yuliat, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI
Kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional, 2008)
- Paramita Indriani, Saefur Rochmat, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk
Kelas 5 SD/MI, (Bogor: Yudhistira, 2008).
- Kartu-kartu
- Soal latihan
H. Penilaian
1. Jenis Evaluasi
Proyek/LKS
2. Bentuk Instrumen
Pilihan Ganda
performens
3. Instrumen Soal (terlampir)
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Waktu
Pendahuluan - Memberikan
salam
- Mengabsen
- Mengkondisika
n siswa untuk
siap belajar
- Apersepsi
- Menanyakan
kepada siswa
apa yang kalian
lakukan ketika
melihat orang
sedang
berdagang atau
apa yang kalian
lakukan setelah
menaiki
angkot?
- Menyampaikan
- Menjawab
salam
- Siswa
mendengark
an
- Bersiap
untuk
mengikuti
pelajaran
- Apersepsi
- Menjawab
- Memperhati
Disiplin
rasa
hormat
dan
perhatian
5 menit
89
metode
pembelajaran
dan tujuan
pembelajaran
kan tujuan
yang harus
dicapai
Kegiatan Inti
Penerapan
Metode Make
A Match
Exsplorasi
- Menggali
kemampuan
siswa dengan
bertanya seputar
materi yang
akan dibahas
terkait dengan
cara menghargai
kegiatan orang
dalam berusaha
Misalnya: “
ketika kita
membeli suatu
barang ke pada
pedagang apa
yang harus kita
lakukan?
- Guru
menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi satu
bagian kartu
soal dan bagian
lainnya kartu
jawaban.
Kemudian
Siswa diberi
petunjuk
melakukan tata
cara
pelaksanaan
kegiatan Make
A Match
- Guru
membagikan
kepada Setiap
siswa sebuah
kartu
soal/jawaban.
- Menyampaik
an apa yang
diketahui
siswa
- Siswa
memperhatik
an
- Siswa
menerima
sebuah kartu
soal/jawaban
Perhatian,
bekerjasa
ma,
bertanggu
ng jawab,
ketelitian,
displin,
dan tekun.
25
menit
90
- Guru meminta
Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal
yang cocok dari
kartu yang
dipegang.
- Guru meminta
Setiap siswa
untuk mencari
pasangan kartu
yang cocok
dengan
kartunya.
Misalnya: siswa
yang diberi soal
tentang
pengertian
Koperasi, maka
langkah yang
diambil siswa
tersebut yaitu
mencari teman
yang memegang
jawaban tentang
pengertian
Koperasi.
- Guru
menginformasik
an kepada
Setiap siswa
yang dapat
mencocokkan
kartunya
sebelum batas
waktu (5 menit)
mndapatkan
Point. Tetapi,
Jika siswa tidak
dapat
mencocokkan
- Siswa
berkonsentras
i memikirkan
jawaban/soal
yang cocok
dar kartu
yang
dipegangnya.
- Siswa mulai
mencari kartu
yang cocok
dengan kartu
yang ia
pegang
dengan kartu
temannya
- Siswa
bergegas
mencari kartu
yang cocok
sebelum
waktu yang
sudah
ditentukan
91
kartunya dengan
kartu temannya
(tidak dapat
menemukan
kartu soal atau
kartu jawaban)
tidak akan
mendapatkan
nilai, seperti
yang telah
disepakati
bersama.
- Setelah satu
babak, guru
mengkocok
kembali kartu
tersebut agar
tiap siswa
mendapat kartu
yang berbeda
dari
sebelumnya,
demikian
seterusnya.
Elaborasi
- Guru meminta
siswa
mengemukakan
hasil
pemikirannya
terkait kartu
soal atau
jawaban yang
diberikan oleh
guru kepada
teman diskusi
kelompok/pasan
gannya.
- Guru Meminta
dari perwailan
kelompok/pasan
gan untuk
mempresentasik
- Siswa mulai
bersiap
kembali
untuk
pembagian
kartu
soal/jawaban
- Guru
mengemukak
an hasil
pemikirannya
terkait
dengan kartu
soal/jawaban
yang
diberikan
oleh guru
- Salah satu
pasangan/kel
ompok
mempresenta
sikan haasil
15
menit
20
menit
92
an hasil
diskusinya/jawa
bannya dipapan
tulis
Konfirmasi
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menanyakan
materi
pembelajaran
yang belum
dimengerti,
sebelum
diberikan
latihan soal
- Memotivasi
siswa yang
kurang atau
belum
berpartisipasi
aktif
- Guru
memberikan
lembar soal
latihan kepada
siswa
diskusi/jawab
annya
dipapan tulis
- Beberapa
siswa
bertanya
- Siswa
memperhatik
an dengan
seksama
- Siwa
menerima
lembar soal
latihan dan
mulai
mengerjakan
nya masing-
masing
Penutup - Guru
memberikan
reward kepada
kelompok/pasan
agn siswa yang
telah mampu
mencapai tujuan
pembelajaran
- Siswa
bertepuk
tangan
Perhatian dan rasa hormat
5 menit
93
- Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyimpulkan
materi yang
telah dipelajari
- Guru
memperkuat
materi yang
telah dipelajari.
- Penutup dan doa
(membaca
hamdalah)
- Siswa
menyimpulka
n materi yang
telah
dipelajari
bersama-
sama
- Siswa
menyimak
dengan
seksama
- Siswa
bersama-
sama
membaca
“Alhamdulill
ah...
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN INDIKATOR
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Intrument
Soal
1. Menyebutkan cara apa
saja yang harus
dilakukan untuk
menghargai kegiatan
setiap orang dalam
berusaha
2. Mencontohkan cara
menghargai usaha
seseorang dalam
kehidupan sehari-hari
3. Menjelaskan cara
menghargai kegiatan
seseorang dalam
berusaha
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ performance
√ Tes dan Non
tes
√ Tes dan Non
tes
√ Test dan Non
tes
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE MAKE A MATCH
(PERTEMUAN IV)
Nama Sekolah : MI Soebono Mantofani
Kelas/Semester : V (lima)/I (satu)
Materi Pokok : Kegiatan ekonomi di Indonesia
Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang bersekala nasional
pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
C. Indikator
1. Menyebutkan macam-macam kegiatan ekonomi di Indonesia
2. Menjelaskan proses terjadinya produksi, distribusi dan konsumsi
3. Mencontohkan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi dalam
kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match
diharapkan siswa dapat menyebutkan macam-macam kegiatan ekonomi di
Indonesia serta menjelaskan proses terjadinya produksi, distribusi dan
konsumsi beserta contohnya yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari.
E. Karakteristik Siswa yang Diharapkan
Disiplin (Discipline), Rasa Hormat (Respect), Perhatian (Attention), Tekun
(Diligent), Tanggung Jawab (Responcibility), dan Ketelitian (Carefulness)
F. Metode Pembelajaran
Model : Cooperative Learning
Tipe : Make A Match
95
G. Alat dan Sumber belajar
- Reny Yuliat, Ade Munajat, Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD dan MI
Kelas V, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional, 2008)
- Paramita Indriani, Saefur Rochmat, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk
Kelas 5 SD/MI, (Bogor: Yudhistira, 2008).
- Kartu-kartu
- Soal latihan
H. Penilaian
1. Jenis Evaluasi
Proyek/LKS
2. Bentuk Instrumen
Pilihan Ganda
performens
3. Instrumen Soal (terlampir)
I. Langkah-langkah Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Karakter Wakt
u
Pendahulua
n
- Memberikan
salam
- Mengabsen
- Mengkondisikan
siswa untuk siap
belajar
- Apersepsi
- Menanyakan
kepada siswa
tentang pekerjaan
apa saja yang
biasa dilakukan
masyarakat
Indonesia yang
berkaitan tentang
kegiatan ekonomi
- Menyampaikan
metode
pembelajaran dan
tujuan
- Menjawab
salam
- Siswa
mendengarkan
- Bersiap untuk
mengikuti
pelajaran
- Apersepsi
- Menjawab
- Memperhatika
n tujuan yang
harus dicapai
Disiplin
rasa hormat
dan
perhatian
5
menit
96
pembelajaran
Kegiatan
Inti
Penerapan
Metode
Make A
Match
Exsplorasi
- Menggali
kemampuan siswa
dengan bertanya
seputar materi
yang akan dibahas
terkait dengan
kegiatan ekonomi
di Indonesia
Misalnya: “
berbagai macam
kegiatan ekonomi
dapat dilakukan
manusia untuk
memenuhi
kebutuhan
hidupnya. Salah
satunya adalah
dengan berdagang.
Bagaimanakah
proses terjadinya
produksi,
distribusi hingga
barang sampai
ketangan
konsumen?”
- Guru menyiapkan
beberapa kartu
yang berisi satu
bagian kartu soal
dan bagian lainnya
kartu jawaban.
Kemudian Siswa
diberi petunjuk
melakukan tata
cara pelaksanaan
kegiatan Make A
Match
- Guru membagikan
kepada Setiap
siswa sebuah kartu
soal/jawaban.
- Menyampaika
n apa yang
diketahui siswa
- Siswa
memperhatika
n
- Siswa
menerima
sebuah kartu
soal/jawaban
Perhatian,
bekerjasam
a,
bertanggun
g jawab,
ketelitian,
displin, dan
tekun.
25
menit
97
- Guru meminta
Setiap siswa
memikirkan
jawaban/soal yang
cocok dari kartu
yang dipegang.
- Guru meminta
Setiap siswa untuk
mencari pasangan
kartu yang cocok
dengan kartunya.
Misalnya: siswa
yang diberi soal
tentang pengertian
Koperasi, maka
langkah yang
diambil siswa
tersebut yaitu
mencari teman
yang memegang
jawaban tentang
pengertian
Koperasi.
- Guru
menginformasikan
kepada Setiap
siswa yang dapat
mencocokkan
kartunya sebelum
batas waktu (5
menit)
mndapatkan Point.
Tetapi, Jika siswa
tidak dapat
mencocokkan
kartunya dengan
kartu temannya
(tidak dapat
menemukan kartu
soal atau kartu
jawaban) tidak
akan mendapatkan
nilai, seperti yang
- Siswa
berkonsentrasi
memikirkan
jawaban/soal
yang cocok dar
kartu yang
dipegangnya.
- Siswa mulai
mencari kartu
yang cocok
dengan kartu
yang ia pegang
dengan kartu
temannya
- Siswa bergegas
mencari kartu
yang cocok
sebelum waktu
yang sudah
ditentukan
98
telah disepakati
bersama.
- Setelah satu
babak, guru
mengkocok
kembali kartu
tersebut agar tiap
siswa mendapat
kartu yang berbeda
dari sebelumnya,
demikian
seterusnya.
Elaborasi
- Guru meminta
siswa
mengemukakan
hasil pemikirannya
terkait kartu soal
atau jawaban yang
diberikan oleh
guru kepada teman
diskusi
kelompok/pasanga
nnya.
- Guru Meminta
dari perwailan
kelompok/pasanga
n untuk
mempresentasikan
hasil
diskusinya/jawaba
nnya dipapan tulis
Konfirmasi
- Guru memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk menanyakan
materi
pembelajaran yang
belum dimengerti,
sebelum diberikan
latihan soal
- Siswa mulai
bersiap
kembali untuk
pembagian
kartu
soal/jawaban
- Guru
mengemukaka
n hasil
pemikirannya
terkait dengan
kartu
soal/jawaban
yang diberikan
oleh guru
- Salah satu
pasangan/kelo
mpok
mempresentasi
kan haasil
diskusi/jawaba
nnya dipapan
tulis
- Beberapa
siswa bertanya
15
menit
20
menit
99
- Memotivasi siswa
yang kurang atau
belum
berpartisipasi aktif
- Guru memberikan
lembar soal latihan
kepada siswa
- Siswa
memperhatika
n dengan
seksama
- Siwa
menerima
lembar soal
latihan dan
mulai
mengerjakanny
a masing-
masing
Penutup - Guru memberikan
reward kepada
kelompok/pasanag
n siswa yang telah
mampu mencapai
tujuan
pembelajaran
- Guru memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
menyimpulkan
materi yang telah
dipelajari
- Guru memperkuat
materi yang telah
dipelajari.
- Penutup dan doa
(membaca
hamdalah)
- Siswa bertepuk
tangan
- Siswa
menyimpulkan
materi yang
telah dipelajari
bersama-sama
- Siswa
menyimak
dengan
seksama
- Siswa
bersama-sama
membaca
“Alhamdulilla
h...
Perhatian dan rasa hormat
5
menit
100
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN INDIKATOR
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Intrument
Soal
1. Menyebutkan macam-
macam kegiatan
ekonomi di Indonesia
2. Menjelaskan proses
terjadinya produksi,
distribusi dan konsumsi
3. Mencontohkan kegiatan
produksi, distribusi dan
konsumsi dalam
kehidupan sehari-hari.
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ Performance
√ Tanya jawab
√ performance
√ Tes dan Non
tes
√ Tes dan Non
tes
√ Test dan Non
tes
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
√ Pilihan
Ganda
101
Lampiran 2
Kartu make a match 1
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Sebutkan empat jenis-jenis usaha
perekonomian yang ada di
masyarakat?
Agraris, industri, perdagangan dan
jasa
2. Kegiatan produksi yang
menggunakan tanah sebagai faktor
produksi utama.
Agraris
3. Contoh usaha dibidang agraris Kegiatan pertanian, perkebunan
peternakan, kehutanan dan
perikanan
4. Kegiatan mengolah suatu barang
mentah menjadi barang baku atau
barang jadi.
Industri
102
5. Kegiatan membeli atau menjual
barang
perdagangan
6. Kegiatan produksi yang tidak
menghasilkan benda, melainkan
memberikan pelayanan kepada
konsumen sesuai dengan
kebutuhan mereka
Jasa
7. Contoh usaha dibidang jasa Dokter, guru, satpam dan tukang
pijat
8. Kegiatan perdagangan yang
menyediakan barang-barang
kebutuhan untuk dibeli oleh
pembeli yang akan menjualnya
lagi kepada konsumen
Perdagangan grosir
9. Yang termasuk dari bentuk usaha
perseorangan adalah . . . .
Usaha pertanian, usaha industri,
bidang perdagangan, dan bidang jasa
10. Suatu kegiatan usaha yang
memperoleh pendapatan dari
kegiatan atau menambah nilai
guna suatu barang
Usaha produksi
103
11. Lembaga-lembaga distribusi yang
perlu diketahui
Agen,pedagang besar, pedagang
eceran
12. Contoh usaha dibidang pertanan
adalah ....
Berkebun
13. Usaha di bidang jasa biasanya
dilakukan dalam bentuk . . . .
pelayanan
104
Kartu make a match 2
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Kelebihan dari usaha
perseorangan adalah . . . .
Seluruh keuntungan bisa dinikmati
sendiri dan rahasia usahanya lebih
terjamin
2. Kegiatan perdagangan yang
menyediakan barang-barang
kebutuhan untuk dibeli oleh
konsumen yang akan langsung
menggunakannya
Perdagangan eceran
3. Kekurangan dari usaha
perseorangan adalah . . . .
Kemampuan dan modalnya terbatas
4. Seorang pemilik usaha mengelola
langsung usahanya sendiri dengan
tanpa melibatkan pemodal
Usaha perseorangan
5. Salah satu keuntungan dari usaha
yang di kelola sendiri
Tidak tergantung kepada orang lain
dalam pengaturan usaha
105
6. Salah satu kelemahan dari usaha
yang dikelola sendiri
Resiko kerugian yang harus
ditanggung sendiri
7. Salah satu ciri-ciri yang dimiliki
oleh koperasi
Merupakan organisasi ekonomi
8. Diresmikannya koperasi Tanggal 12 juli 1960 di
Tasikmalaya
9. Yang disebut sebagai Bapak
koperasi
Drs. Mohammad Hatta
10. Koperasi tunggal dan koperasi
serba usaha
Jenis-jenis koperasi
11. Usaha yang dinikmati oleh
kelompok atau beberapa orang
banyak jenisnya disebut . . .
Usaha kelompok
106
12. Beberapa bentuk perusahaan yang
dikelola secara kelompok antara
lain . . .
Firma (Fa), (CV), (PT), koperasi,
badan usaha milik negara (BUMN)
13. Usaha bersama yang
beranggotakan perorangan atau
badan hukum, dengan ciri khas
kekeluargaan
Koperasi
107
Kartu make a match 3
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Kita harus cinta produk . . . . Dalam Negeri (Indonesia
2. Tindakan yang harus kamu
lakukan saat membeli barang
adalah . . .
Membeli dengan harga yang
murah tapi kualitas bagus
3. Berikut ini yang bukan contoh dari
penghargaan atas kegiatan setiap
orang dalam sebuah perusahaan
adalah . . . .
Menghina pegawai atau
bawahannya
4. Salah satu contoh barang yang
dikonsumsi dalam sekali
penggunaan adalah . . .
Makanan atau minuman kalengan
5. Berikut ini salah satu contoh
penghargaan atas kegiatan setiap
orang dalam sebuah perusahaan
adalah . . . .
Seorang pemimpin menghargai
bawahannya dengan memberi gaji
atau upah yang sesuai dengan
prestasi mereka
108
6. Upakarti adalah penghargaan dari
pemerintah yang diberikan kepada
perajin
7. Salah satu syarat agar sebuah
usaha dalam bidang industri dapat
berjalan dengan baik adalah . . . .
Memiliki modal yang cukup dan
bahan mentah
8. Menghargai kegiatan usaha
seseorang yaitu dengan cara . . . .
Menggunakan hasilnya
9. Salah satu contoh cara kita
mencintai barang-barang produksi
dalam negeri antara lain . . . .
Lebih memilih makan makanan
Indonesia
10. Kegiatan memakai, menggunakan,
atau menghabiskan hasil produksi
untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari disebut . . . .
konsumsi
11. Orang atau perusahaan yang
menjual barang dari dalam negeri
ke luar negeri
pengekspor
109
12. Sebagai siswa yang baik kamu
tentu akan membayar ongkos
angkutan umum setelah kamu
menaikinya sesuai dengan tarif
yang berlaku
Salah satu contoh menghargai
kegiatan setiap orang dalam
berusaha
13. Penghargaan yang diberikan
kepada perseorangan atau pejabat
yang peduli terhadap
perkembangan lingkungan
Upakarti
110
Kartu make a match 4
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Kegiatan yang menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan
Produksi
2. Orang yang melakukan kegiatan
produksi disebut . . . .
Produsen
3. Orang atau badan yang
menjalankan usaha distribusi
disebut . . . .
distributor
4. Kegiatan menggunakan barang
atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan
konsumsi
5. Orang yang melakukan kegiatan
konsumsi
konsumen
111
6. Kegiatan penyaluran barang dan
jasa dari produsen ke konsumen
distribusi
7. Usaha mengubah bahan mentah
menjadi bahan jadi
produksi
8. Contoh kegiatan distribusi Mengangkut hasil pertanian
9. Yang bukan contoh dari kegiatan
produksi
Berpergian naik kapal
10. Wujud dari mencintai produk
bangsa sendiri
Membeli produk buatan bangsa
sendiri
11. Berikut ini yang merupakan alur
suatu barang yang benar
Produsen – agen – pedagang
besar –pengecer - konsumen
112
12. Pihak atau orang yang
menyalurkan barang dari produksi
ke konsumen disebut
distributor
13. Pedagang eceran atau pengecer Pedagang kecil
113
Lampiran 3
Latihan Soal- 1
Nama : ................................... Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : ................................... Tanggal : ..........................................
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu
anggap benar !
1. Contoh usaha di bidang pertanian adalah . . . .
a. Berkebun c. kerajinan tangan
b. Berdagang d. Pariwisata
2. Petani yang menggarap tanah bukan miliknya disebut petani . . . .
a. Pemilik c. penggarap
b. Penyewa d. Tambak
3. Jenis usaha yang menjual barang secara eceran disebut . . . .
a. Warung c. eksportir
b. Grosir d. Importir
4. Usaha di bidang jasa biasanya dilakukan dalam bentuk . . . .
a. Pengabdian c. pelayanan
b. Kekeluargaan d. Penambangan
5. Usaha bersama dengan asas kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseorangan terbatas c. koperasi
b. Firma d. Yayasan
6. Membudidayakan ikan hias termasuk usaha bidang . . . .
a. Agraris c. industri
b. Perdagangaan d. Jasa
7. Kursi, meja, dan lemari merupakan hasil kegiatan usaha bidang . . . .
a. Agraris c. perdagangan
114
b. Industri d. Jasa
8. Berikut ini yang bukan merupakan pekerjaan bidang jasa adalah . . . .
a. Petani c. dokter
b. Sopir d. Salon
9. Tukang bangunan, montir termasuk usaha jasa . . . .
a. keterampilan c. koperasi
b. profesi d. Nelayan
10. Pelayanan seorang dokter kepada pasien termasuk jenis usaha di bidang . .
. .
a. perdagangan c. agraris
b. jasa d. industri
115
Latihan Soal - 2
Nama : .................. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : .................. Tanggal : ..........................................
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu
anggap benar !
1. Kegiatan ekonomi dapat diusahakan secara . . . .
a. Perseorangan c. Kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan kelompok
2. Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai di Indonesia berdasarkan
asas . . . .
a. Perseorangan c. Kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan Kelompok
3. Usaha bersama dengan asas kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseorangan terbatas c. koperasi
b. Firma d. Yayasan
4. Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang transportasi
adalah . . . .
a. PT. Telkom c. PT. Kereta Api
b. PT. Pos Indonesia d. PT. PLN
5. Berikut ini yang bukan termasuk BUMN adalah . . . .
a. PT. Kereta Api c. PT Semen Padang
b. PT. Pos Indonesia d. Perum Pegadaian
6. Pak Ryan memiliki sebuah restoran yang ia kelola secara langsung.
Restoran milik Pak Ryan termasuk jenis perusahaan . . . .
a. Negara c. perseorangan
b. Perseroan terbatas d. Persekutuan koanditer (CV)
7. Seorang pemilik usaha mengelola langsung usahanya sendiri dengan tanpa
melibatkan pemodal lainnya disebut . . . .
116
a. Usaha perseorangan
b. Usaha kelompok
c. Usaha produksi
d. Usaha jasa
8. Keuntungan atau kelebihan dari usaha yang dikelola sendiri antara lain,
kecuali . . . .
a. Kebebasan dalam pengembangan usaha
b. Keuntungan dapat dinikmati sendiri
c. Resiko kerugian yang harus ditanggung sendiri
d. Tidak tergantung kepada orang lain dalam pengaturan usaha
9. Usaha yang didirikan dan dinikmati oleh kelompok atau beberapa orang
banyak jenisnya disebut . . . .
a. Usaha perseorangan
b. Usaha kelompok
c. Usaha produksi
d. Usaha jasa
10. Kekurangan dari usaha yang dikelola perseorangan atau sendiri antara lain,
kecuali . . . .
a. Kelangsungan usahanya kurang terjamin
b. Seluruh tanggung jawab dan resiko usaha harus dipikul sendiri
c. Pemilik bebas mengatur usahanya sehingga mendorong pengusaha
untuk kreatif dan lebih giat bekerja
d. Kemampuan tenaga dan modalnya terbatas
117
Latihan Soal - 2
Nama : .................. ................ Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : ................................... Tanggal : .........................................
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu
anggap benar !
1. Kita harus cinta produk . . . .
a. Luar Negeri c. Negara Tetangga
b. Negara Lain d. Dalam Negeri (Indonesia)
2. Tindakan yang harus kamu lakukan saat membeli barang adalah . . . .
a. Memilih membeli barang yang mahal dan kualitas bagus
b. Membeli barang yang murah
c. Membeli dengan harga yang murah tapi kualitas bagus
d. Mengganti barang yang mahal dengan barang yang murah
3. Barang konsumsi berikut ini yang habis dalam sekali penggunaan adalah .
. . .
a. Sepatu c. Lemari
b. Tas d. Makanan Kalengan
4. Berikut ini yang bukan contoh penghargaan atas kegiatan setiap orang
dalam sebuah perusahaan antara lain . . . .
a. Seorang pemimpin menghargai bawahannya dengan memberi gaji atau
upah yang sesuai dengan prestasi mereka
b. Menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan
kemampuannya
c. Menghina pegawai atau bawahannya
d. Memberikan hadiah dan penghargaan kepada orang yang sudah bekerja
dengan baik
5. Upakarti adalah penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada . . . .
a. guru c. perajin
118
b. pegawai negeri d. Perintis lingkungan
6. salah satu syarat agar sebuah usaha bidang industri dapat berjalan dengan
baik adalah . . . .
a. banyaknya petugas keamanan
b. kenal dengan banyak pejabat
c. diakui oleh pemerintah
d. memiliki modal yang cukup dan bahan mentah
7. menghargai kegiatan usaha seseorang yaitu dengan. . . . hasilnya.
a. mengamati c. mencela
b. melihat d. menggunakan
8. kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. produksi c. distribusi
b. konsumsi d. rehabilitasi
9. usaha mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi disebut . . . .
a. konsumsi c. devisa
b. distribusi d. produksi
10. cara kita mencintai barang-barang produksi dalam negeri antara lain,
kecuali . . . .
a. lebih memilih makan makanan Indonesia
b. memakai pakaian buatan Indonesia
c. menggunakan barang atau hasil produk dalam negeri
d. ikut mempromosikan barang-barang hasil produksi luar negeri
119
Latihan Soal - 4
Nama : ................................... Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas : ................................... Tanggal : .........................................
A. Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d yang kamu
anggap benar !
1. Kegiatan ekonomi yang berperan dalam proses mengeluarkan hasil disebut
. . . .
a. produksi c. konsumsi
b. distribusi d. rehabilitasi
2. Berikut ini yang bukan kegiatan produksi adalah . . . .
a. Menjual sayur-sayuran c. membuat meja dan kursi
b. perampokan d. memelihara ikan
3. kegiatan memakai barang atau jasa disebut kegiatan . . . .
a. konsumsi c. produksi
b. distribusi d. pemborosan
4. kegiatan menghasilkan barang atau jasa disebut . . . .
a. konsumsi c. produksi
b. distribusi d. perdagangan
5. kegiatan menyalurkan barang-barang kebutuhan dari produsen ke
konsumen disebut kegiatan . . . .
a. distribusi c. transportasi
b. konsumsi d. perdagangan
6. penduduk Jakarta bisa makan beras dari delanggu, Jawa Tengah. Hal ini
dapat terjadi karena adanya kegiatan . . . .
a. distribusi c. konsumsi
b. produksi d. Perusahaan daerah
7. orang atau badan yang menjalankan usaha distribusi disebut. . . .
a. pedagang c. konsumen
120
b. produsen d. distributor
8. kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. produksi c. distribusi
b. konsumsi d. rehabilitasi
9. usaha mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi disebut . . . .
a. konsumsi c. devisa
b. distribusi d. produksi
10. berikut ini yang termasuk kegiatan distribusi adalah . . . .
a. menanam kelapa sawit c. membuat tahu dan tempe
b. memakai pakaian d. Mengangkut hasil pertanian
121
Lampiran 4
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN TES HASIL BELAJAR
Satuan Pendidikan : MI Soebono Mantofani Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Jumlah Soal : 40 PG
Kelas/Semester : V (Lima)/ I (Satu) Bentu Soal : Pilihan Ganda
Standar Kompetensi :
1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam,
keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia
Kompetensi
Dasar
Indikator Indikator Soal Bentuk
Soal
Jenjang
Kognitif
Naskah Soal Kunci
Jawab
an
No.
Soal
C1 C2 C3
1.5
Mengenal jenis-
jenis usaha dan
kegiatan
ekonomi di
Indonesia
Mengidentifi
kasi jenis-
jenis usaha
perekonomia
n di
Indonesia
Menyebutkan
jenis-jenis usaha
dibidang
perindustrian.
PG 3 usaha dibidang perindustrian dibawah
ini, kecuali . . .
a. Kecil c. besar
b. Sedang d. baja
d 5
Mencontohkan
jenis-jenis usaha
perekonomian
dalam
PG Berikut ini contoh dari industri kecil,
kecuali . . . .
a. Pabrik baja dan perusaan tekstil
b. Perajin sepatu dan mebel
a 13
122
masyarakat c. Pembuatan tahu tempe
d. Perajin keramik
PG Contoh usaha di bidang jasa adalah . . . .
a. Tukang cukur c.
koperasi
b. Perajin d.
Nelayan
a
7
PG Berikut ini termasuk bentuk usaha
informal, kecuali . . . .
a. Pedagang keliling c.
pedagang kaki lima
b. Koperasi d.
Pedagang asongan
b 10
PG Contoh usaha di bidang pertanian
adalah . . . .
a. Berkebun c.
Kerajinan tangan
b. Berdagang d.
Pariwisata
a 3
Mengidentifikas
i jenis usaha
perekonomian di
Indonesia
PG Salah satu syarat agar sebuah usaha
bidang industri dapat berjalan dengan
baik adalah . . . .
a. Banyaknya petugas keamanan
b. Diakui oleh pemerintah
c. Memiliki modal yang cukup dan
b 12
123
bahan mentah
d. Kenal dengan banyak pejabat
Mengidentifi
kasi
pengelolaan
berbagai jenis
usaha
perekonomia
n di
Indonesia
Mencontohkan
pengelolaan
usaha
perekonomian di
Indonesia
PG Berikut ini contoh pengelolaan usaha
secara berkelompok kecuali . . . .
a. Perseroan terbatas c. warung
kelontong
b. Firma d. CV
c 26
Mengklasifikasi
kan pengelolaan
usaha
perekonomian di
Indonesia
PG Seorang pemilik usaha mengelola
langsung usahanya sendiri dengan tanpa
melibatkan pemodal lainnya disebut...
a. Usaha produksi c. usaha
perseorangan
b. Usaha jasa d. Usaha dagang
c 36
PG Usaha bersama dengan asas
kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseroan terbatas c.
koperasi
b. Firma d. yayasan
c 8
PG Usaha yang memperoleh pendapatan
dari memberikan pelayanan kepada
konsumen disebut . . . .
a 11
124
a. Usaha Jasa c. Usaha produksi
b. Usaha Dagang d. Usaha kecil
PG Perusahaan yang modalnya didapat dari
penjualan saham disebut . . . .
a. Firma c. koperasi
b. PT d. Perusahaan
Daerah
b 19
PG Kegiatan produksi dalam skala paling
kecil hingga produksi yang
menggunakan alat dan mesin yang
bersifat membantu pekerjaan manusia
disebut . . . .
a. Industri menengah c. industri
besar
b. Industri kecil d.
Kawasan industri
b 31
PG Pedagang yang berjualan dengan
menjual barang dagangannya di
persimpangan jalan disebut . . .
a. Pedagang asongan c. pedagang
musiman
b. Pedagang kakilima d. Pedagang
eceran
b 33
Mengidentifikas
i pengelolaan
PG
Modal usaha berbentuk PT. Berasal dari
. . . .
c 32
125
usaha
perekonomian di
Indonesia
a. Simpanan anggota c. penjualan
saham
b. Setoran sekutu diam d. Harta
pemilik usaha
Menjelaskan
pengelolaan
usaha
perekonomian di
Indonesia
PG Usaha dibidang jasa biasanya dilakukan
dalam bentuk . . . .
a. Pengabdian c.
pelayanan
b. Kekeluargaan d.
penambangan
c 6
PG Koperasi merupakan badan usaha yang
sesuai di Indonesia berdasarkan asas . . .
.
a. Kekeluargaan c.
perseorangan
b. Individual d.
Kelompok
a 24
PG Dibawah ini termasuk usaha jasa yaitu .
. . .
a. Pemandu wisata c. usaha
kerajinan kayu
b. Memungut rumput d. Usaha
pembuatan kue
laut
a 30
PG Upakarti adalah penghargaan dari
pemerintah yang diberikan kepada . . . .
c 9
126
a. Guru c. perajin
b. Pegawai Negeri d. Perintis
lingkungan
PG Petani yang menggarap tanah bukan
miliknya disebut petani . . . .
a. Pemilik c.
penggarap
b. Penyewa d.
Tambak
c 4
PG Wisatawan dari dalam Negeri disebut . .
. .
a. Wisatawan Lokal c. tourist
b. Wisatawan Mancanegara d.
Deviden
a 25
PG Pedagang yang berdagang berkeliling
dan tidak menetap disebut . . . .
a. Pedagang kaki lima c.
pedagang asongan
b. Pedagang musiman
d.pedagang pasar
c 29
Mengidentifi
kasi kegiatan
ekonomi di
Indonesia
Menjelaskan
kegiatan
ekonomi di
Indonesia
PG Kegiatan ekonomi dapat diusahakan
secara . . . .
a. Perseorangan c. kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan
d 1
127
kelompok
PG Usaha mengubah bahan mentah menjadi
bahan jadi disebut . . . .
a. Konsumsi c. devisa
b. Distribusi d.
Produksi
d 23
PG Membeli barang dari luar negeri disebut
. . . .
a. Ekspor c. impor
b. Distribusi
d.ekstensifikasi
c 40
PG Mencintai produk bangsa sendiri bisa
diwujudkan bila masyarakat . . . .
a. Membantu pemasaran produk
b. Senang membeli barang di luar
negeri
c. Ikut serta dalam pemeran
d. Membeli produk buatan bangsa
sendiri
d 39
PG Orang atau badan usaha yang
memproduksi barang disebut . . . .
a. Produsen c.
a 28
128
distributor
b. Konsumen
d.produksi
Mencontohkan
kegiatan
ekonomi di
Indonesia
PG Berikut ini yang bukan kegiatan
produksi adalah . . . .
a. Penggalian c.
membuat meja dan kursi
b. Pengilangan d.
Memelihara ikan
c 14
PG Contoh industri yang diolah dari barang
jadi adalah . . . .
a. Kain yang digunakan pada industri
pakaian
b. Semen
c. Benang yang merupakan kapas yang
telah dipintal untuk bahan baku
industri tekstil
d. Kapas untuk industri tekstil
b 37
PG Berikut ini yang bukan merupakan
kegiatan produksi adalah . . . .
a. Menanam jagung c.
membuat almari
b. Berpergian naik kapal d.
Memelihara ikan
b 35
129
PG Berikut ini yang termasuk kegiatan
distribusi adalah . . . .
a. Menanam kelapa sawit c.
membuat tahu dan tempe
b. Memakai pakaian d.
Mengangkut hasil pertanian
d 27
Mendefinisikan
kegiatan
ekonomi di
Indonesia
PG Kegiatan memakai barang atau jasa
disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c.
produksi
b. Distribusi d.
pemborosan
a 15
PG Orang atau badan yang menjalankan
usaha distribusi disebut . . . .
a. Pedagang c.
distributor
b. Produsen d.
Konsumen
c 20
PG Kegiatan menghasilkan barang atau jasa
disebut . . . .
a. Produksi c.
transportasi
b. Konsumsi d.
perdagangan
a 17
130
PG Orang yang menjual barang
dagangannya langsung ke konsumen
disebut . . . .
a. Pengecer c. importir
b. Distributor d.
Eksportir
a 21
Menyimpulkan
dari kegiatan
ekonomi di
Indonesia
PG Kegiatan ekonomi yang berperan dalam
proses mengeluarkan hasil disebut . . . .
a. Produksi c.
konsumsi
b. Distribusi d.
Rehabilitasi
a 2
PG Kegiatan menyalurkan barang-barang
kebutuhan dari produsen ke konsumen
disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c.
produksi
b. Distribusi d.
perdagangan
b 16
PG Penduduk jakarta bisa makan beras dari
Delanggu, Jawa Tengah, hal ini dapat
terjadi karena adanya kegiatan . . . .
a. Distribusi c. konsumsi
b. Produksi d. Perusahaan
a 18
131
daerah
PG Kegiatan menggunakan, memakai, atau
menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. Produksi
c.distribusi
b. Konsumsi d.
Rehabilitasi
b 22
PG Semua kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya disebut . . . .
a. Kegiatan ekonomi c. kegiatan
industri
b. Kegiatan produksi d. perdagangan
a 34
Mengemukakan
kegiatan
ekonomi di
Indonesia
PG Berikut ini yang bukan dampak positif
dari pembangunan industri adalah . . . .
a. Kebutuhan masyarakat terpenuhi
dengan produk-produk dalam negeri
b. Banyak tersedianya lapangan
pekerjaan
c. Mendorong sumber daya manusia
untuk berpikir lebih maju
d. Masyarakat cenderung lebih
konsumtif
d 38
132
Lampiran 5
SOAL UJI INSTRUMEN VALIDITAS
Nama : …………………………..
Hari / Tanggal : ……………………..........
1. Kegiatan ekonomi dapat diusahakan secara . . . .
a. Perseorangan c. kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan kelompok
2. Kegiatan ekonomi yang berperan dalam proses mengeluarkan hasil disebut . . .
a. Produksi c. konsumsi
b. Distribusi d. rehabilitasi
3. Contoh usaha di bidang pertanian adalah . . . .
a. Berkebun c. Kerajinan tangan
b. Berdagang d. Pariwisata
4. Petani yang menggarap tanah bukan miliknya disebut petani . . . .
a. Pemilik c. penggarap
b. Penyewa d. Tambak
5. 3 usaha dibidang perindustrian dibawah ini, kecuali industri . . . .
a. Kecil c. besar
b. Sedang d. baja
6. Usaha dibidang jasa biasanya dilakukan dalam bentuk . . . .
a. Pengabdian c. pelayanan
b. Kekeluargaan d. penambangan
Tujuan dan Petunjuk:
1. Tes ini bertujuan untuk Uji coba pada Penelitian Karya Ilmiah (Skripsi),
sebagai salah satu sumber data dalam penelitian Skripsi untuk
menyelesaikan S 1 KI-PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu jawaban yang paling tepat, selamat Mengerjakan!
133
7. Contoh usaha di bidang jasa adalah . . . .
a. Tukang cukur c. koperasi
b. Perajin d. Nelayan
8. Usaha bersama dengan asas kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseroan terbatas c. koperasi
b. Firma d. yayasan
9. Upakarti adalah penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada . . . .
a. Guru c. perajin
b. Pegawai Negeri d. Perintis lingkungan
10. Berikut ini termasuk bentuk usaha informal, kecuali . . . .
a. Pedagang keliling c. pedagang kaki lima
b. Koperasi d. Pedagang asongan
11. Usaha yang memperoleh pendapatan dari memberikan pelayanan kepada
konsumen disebut . . . .
a. Usaha Jasa c. Usaha produksi
b. Usaha Dagang d. Usaha kecil
12. Salah satu syarat agar sebuah usaha bidang industri dapat berjalan dengan
baik adalah . . . .
a. Banyaknya petugas keamanan
b. Diakui oleh pemerintah
c. Memiliki modal yang cukup dan bahan mentah
d. Kenal dengan banyak pejabat
13. Berikut ini contoh dari industri kecil, kecuali . . . .
a. Pabrik baja dan perusaan tekstil
b. Perajin sepatu dan mebel
c. Pembuatan tahu tempe
d. Perajin keramik
14. Berikut ini yang bukan kegiatan produksi adalah . . . .
a. Penggalian c. membuat meja dan kursi
b. Pencurian d. Memelihara ikan
15. Kegiatan memakai barang atau jasa disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c. produksi
b. Distribusi d. pemborosan
16. Kegiatan menyalurkan barang-barang kebutuhan dari produsen ke konsumen
disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c. produksi
b. Distribusi d. perdagangan
134
17. Kegiatan menghasilkan barang atau jasa disebut . . . .
a. Produksi c. transportasi
b. Konsumsi d. perdagangan
18. Penduduk jakarta bisa makan beras dari Delanggu, Jawa Tengah, hal ini
dapat terjadi karena adanya kegiatan . . . .
a. Distribusi c. konsumsi
b. Produksi d. Perusahaan daerah
19. Perusahaan yang modalnya didapat dari penjualan saham disebut . . . .
a. Firma c. koperasi
b. PT d. Perusahaan Daerah
20. Orang atau badan yang menjalankan usaha distribusi disebut . . . .
a. Pedagang c. distributor
b. Produsen d. Konsumen
21. Orang yang menjual barang dagangannya langsung ke konsumen disebut . . .
.
a. Pengecer c. importir
b. Distributor d. Eksportir
22. Kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. Produksi c.distribusi
b. Konsumsi d. Rehabilitasi
23. Usaha mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi disebut . . . .
a. Konsumsi c. devisa
b. Distribusi d. Produksi
24. Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai di Indonesia berdasarkan asas
. . . .
a. kekeluargaan
b. individual
c. peseorangan
d. kelompok
25. Wisatawan dari dalam Negeri disebut . . . .
a. Wisatawan Lokal c. tourist
b. Wisatawan Mancanegara d. Deviden
26. Berikut ini contoh pengelolaan usaha secara berkelompok kecuali . . . .
a. Perseroan terbatas c. warung kelontong
b. Firma d. CV
27. Berikut ini yang termasuk kegiatan distribusi adalah . . . .
135
a. Menanam kelapa sawit c. membuat tahu dan tempe
b. Memakai pakaian d. Mengangkut hasil pertanian
28. Orang atau badan usaha yang memproduksi barang disebut . . . .
a. Produsen c. distributor
b. Konsumen d.produksi
29. Pedagang yang berdagang berkeliling dan tidak menetap disebut . . . .
a. Pedagang kaki lima c. pedagang asongan
b. Pedagang musiman d.pedagang pasar
30. Dibawah ini termasuk usaha jasa yaitu . . . .
a. Pemandu wisata c. usaha kerajinan kayu
b. Memungut rumput laut d. Usaha pembuatan kue
31. Kegiatan produksi dalam skala paling kecil hingga produksi yang
menggunakan alat dan mesin yang bersifat membantu pekerjaan manusia
disebut . . . .
a. Industri menengah c. industri besar
b. Industri kecil d. Kawasan industri
32. Modal usaha berbentuk PT. Berasal dari . . . .
a. Simpanan anggota c. penjualan saham
b. Setoran sekutu diam d. Harta pemilik usaha
33. Pedagang yang berjualan dengan menjual barang dagangannya di
persimpangan jalan disebut . . .
a. Pedagang asongan c. pedagang musiman
b. Pedagang kakilima d. Pedagang eceran
34. Semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya disebut . . . .
a. Kegiatan ekonomi c. kegiatan industri
b. Kegiatan produksi d. perdagangan
35. Berikut ini yang bukan merupakan kegiatan produksi adalah . . . .
a. Menanam jagung c. membuat almari
b. Berpergian naik kapal d. Memelihara ikan
36. Seorang pemilik usaha mengelola langsung usahanya sendiri dengan tanpa
melibatkan pemodal lainnya disebut...
a. Usaha produksi c. usaha perseorangan
b. Usaha jasa d. Usaha dagang
37. Contoh industri yang diolah dari barang jadi adalah . . . .
a. Kain yang digunakan pada industri pakaian
b. Semen
136
c. Benang yang merupakan kapas yang telah dipintal untuk bahan baku
industri tekstil
d. Kapas untuk industri tekstil
38. Berikut ini yang bukan dampak positif dari pembangunan industri adalah . . .
.
a. Kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan produk-produk dalam negeri
b. Banyak tersedianya lapangan pekerjaan
c. Mendorong sumber daya manusia untuk berpikir lebih maju
d. Masyarakat cenderung lebih konsumtif
39. Mencintai produk bangsa sendiri bisa diwujudkan bila masyarakat . . . .
a. Membantu pemasaran produk
b. Senang membeli barang di luar negeri
c. Ikut serta dalam pemeran
d. Membeli produk buatan bangsa sendiri
40. Membeli barang dari luar negeri . . . .
a. Ekspor c. impor
b. Distribusi d.ekstensifikasi
137
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. D 6. C 11. A 16. B
2. A 7. A 12. B 17. A
3. A 8. C 13. A 18. A
4. C 9. C 14. C 19. B
5. D 10. B 15. A 20. C
21. A 26. C 31. B 36. C
22. B 27. D 32. C 37. B
23. D 28. A 33. B 38. D
24. A 29. C 34. A 39. D
25. A 30. A 35. B 40. C
Validltrs dan Rellabelltar lns$umen Penllalan Tes Hasll Belalar Pllllhrn Ganda
I3CLanplran I
Tlngkat Kesukaran lnstrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pilllhan Ganda
irpilonor toal xl xl2
I 2 t 4 5 6 7 I I 10 11 t2 13 t4 15 16 l7 t8 19 20 21 il 2' 14 25 26 17 28 29 t0 t1 gx 33 34 35 !6 t7 3e t9 40
tu I 0 t 0 0 I fi 0 0 n I 0 fl 0 0 ll .+qt
t(i 0 I I 0 0 I 0 tl n 0 0 o 0 I (, 756
HJ 0 0 0 (l 0 o 0 )) 0 0 0 I 0 r) 0 U 0 0 105
n+ 0 o {t 0 o 0 IJ d (l o 0 I 0 0 0 0 0 0 0 (i 14 190
HI |, I 0 l 0 0 I 0 0 L 0 0 (l 0 0 0 0 l:o
nb 0 I 0 l,,|
0 0 : il I r) I 1. )lvNI t) ll 0 0 0 0 0 I o 0 () 0 0 0 I 'l
144
t(u r) In 0 u ) 0 l) l) I 0 0 (l 0 acy
t(9 II 0 0 l 0 0 , t1 0 n 0 0 I 4UU
t{lu I I 0 0 0 0 0 I 0 rl 0 3bt
Kll h 0 I d 0 t o I 0 0 0 0 rl ,tt
R7Z t1 !l 0 {l o 0 (l 0 0 t1 ,l 0 l) n 0 0 0 o 0 0 {) 0 4
tt 1J II I r1 0 I 0 1) {) , 0 0 i u il 0 lr 0 0 il 0 letH14 (l ] 0 rl 0 l) 0 0 0 I 0 0 4ll4
RL5 0 fl 0 D o i) 0 r) o 0 0 f) 0 0 0 t2 L44
K1b I 0 I 0 I r) I 0 I I I I IUI'5
R1/ 0 0 0 0 ) al 0 L:(l o 0 (l 0 17 lag
t{ Lt (l ll I 0 I {l 0 0 tl I t) 0 ! 0 o t56
t{19 I l) I n 0 0 0 I u 1 0 d o o/o
REU I 0 0 11 rl {) n 0 0 0 0 {l 0 1 L44
HII 0 0 I I 0 t) 0 I 0 t; 0 I (J I 5/O
Rlz n 0 (l r) 0 () I t) 0 0 0 ll 0 0 0 0 o 1 l"bv
t( t5 I 0 0 (i l: 0 I 0 0 I tl tt5U o x 0 ! r) 0 0 0 t) 0 I 57tt
RZT [] u I tl 0 {1 0 0 I ( l 0 0 0 I 0 0 )/b
T 2t 7 19 L7 1 16 18 14 22 11 2t 24 15 15 11 x0 I 7 5 19 1 9 19 10 x 12 16 7 t2 11 1.4 I I 11 9 11 11 45s 207025
rK 0.50 0,17 0,45 0,40 0,0? 0.38 0,43 0.33 0,5:l 0,26 0,50 0,57 0,36 0,36 0,02 0,46 4,24 0,02 0,17 0,1a 0,45 0,26 0,02 0,40 0,45 0,24 0,38 0,29 0,38 0,02 0,29 0,?5 0,26 0,33 0,0? 0,21 o,2B 0,21 0,26 0,34
tct.TK MU SU SE SE SU SE SE 5E MU SU SE MU SE SE 5U SE 5E SU SU SU SE SE su SE SE SU 5E 5E MU SU SE sI SE SE su SU SE SU SE SE
140Lamplran 9
Daya Pembeda Instrumen Penilaian Tes Hasil Belajar Pililhan Ganda
ffir$.I---- --Jml
Rrp tt 1a ,t ,sn
!ls LDI
0 ,l !,
il') I 0 r) (l 0 0 o 0 0 0 t7
Itl / I t 1)0 () 0 0t0
0 0 0 !0
0
0
(r
0
rl 0 0 L7RI.8 l) I 0 0 0 0
0 160 {! 0 0 0 0 0 o {) 0
R20 0 0 0 Il 0 0 0 0 15
I 0 tl 0 l 0R4
0 I 0 0 tl 0 I 0 u 17R> o 1 0 0 i) 0 (l D t) LI I L)
1El) rl ll (_) 0 il 0 0 0 ,l 0 0 0 0 0 0 0
RJ 0 0 0 t)0 il t 0 0 0 0 0 t5
0 I 0 0 I n 0 0Bat
{, n l fl 0 (l 0 0 I 0 0 0 I 1 It{zumg'
lr I i) o 0 0 00
')0 0 a) 0
0 0 0 0 0 t) 0 () t) il 0 ll
I 0 0 ! tl t) 0 0 0 0 , I
R7 u I I Tt
(r 0 t) x 0 0 0 0 0 u 0 {r 0 0 0 t) 0
Rt_3 I , lr 0
0 0 0 t) 0 u 0 0 il 0 0 0 0 (l
RlZ L] ai t) 0 0 0 0 0 ,l 4 3
.941(11
0,337
0.140
0.0t6
0.19J.o.l8
90,7
? 4 40,19
0.3E o.24 o.24 o.1a o.2t 0.05 0.52 34 o.77 o.x.4 o.24 0.41 0.19 0.10 o.05 0.19 o.42 0,09 o.33 0.14 4.24DP
C c l J J BS E J B c I c c I B J c(ettlP B c J B I c
151
Lampiran 12
Nama : …………………………..
Hari / Tanggal : ……………………..........
1. Kegiatan ekonomi dapat diusahakan secara . . . .
a. Perseorangan c. kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan kelompok
2. Contoh usaha di bidang pertanian adalah . . . .
a. Berkebun c. Kerajinan tangan
b. Berdagang d. Pariwisata
3. Petani yang menggarap tanah bukan miliknya disebut petani . . . .
a. Pemilik c. penggarap
b. Penyewa d. Tambak
4. Usaha dibidang jasa biasanya dilakukan dalam bentuk . . . .
a. Pengabdian c. pelayanan
b. Kekeluargaan d. penambangan
5. Contoh usaha di bidang jasa adalah . . . .
a. Tukang cukur c. koperasi
b. Perajin d. Nelayan
6. Usaha bersama dengan asas kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseroan terbatas c. koperasi
b. Firma d. yayasan
7. Upakarti adalah penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada . . . .
a. Guru c. perajin
b. Pegawai Negeri d. Perintis lingkungan
Petunjuk Umum Soal Prettest Siklus I
1. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah, dengan
cara melingkarinya
3. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal pilihan ganda, dengan 4
alternatif jawaban
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan latihan
5. Dilarang keras menyontek dan bekerjasama dengan teman..!!
6. Selamat mengerjakan tugas!
152
8. Usaha yang memperoleh pendapatan dari memberikan pelayanan kepada
konsumen disebut . . . .
a. Usaha Jasa c. Usaha produksi
b. Usaha Dagang d. Usaha kecil
9. Salah satu syarat agar sebuah usaha bidang industri dapat berjalan
dengan baik adalah . . . .
a. Banyaknya petugas keamanan
b. Diakui oleh pemerintah
c. Memiliki modal yang cukup dan bahan mentah
d. Kenal dengan banyak pejabat
10. Berikut ini contoh dari industri kecil, kecuali . . . .
a. Pabrik baja dan perusaan tekstil
b. Perajin sepatu dan mebel
c. Pembuatan tahu tempe
d. Perajin keramik
11. Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai di Indonesia berdasarkan
asas . . . .
a. kekeluargaan
b. individual
c. peseorangan
d. kelompok
12. Wisatawan dari dalam Negeri disebut . . . .
a. Wisatawan Lokal c. tourist
b. Wisatawan Mancanegara d. Deviden
13. Modal usaha berbentuk PT. Berasal dari . . . .
a. Simpanan anggota c. penjualan saham
b. Setoran sekutu diam d. Harta pemilik usaha
14. Seorang pemilik usaha mengelola langsung usahanya sendiri dengan
tanpa melibatkan pemodal lainnya disebut...
a. Usaha produksi c. usaha perseorangan
b. Usaha jasa d. Usaha dagang
15. Kegiatan produksi dalam skala paling kecil hingga produksi yang
menggunakan alat dan mesin yang bersifat membantu pekerjaan manusia
disebut . . . .
a. Industri menengah c. industri besar
b. Industri kecil d. Kawasan industri
153
Lampiran 13
Nama : …………………………..
Hari / Tanggal : ……………………..........
1. Kegiatan ekonomi dapat diusahakan secara . . . .
a. Perseorangan c. kekeluargaan
b. Kelompok d. Perseorangan dan kelompok
2. Contoh usaha di bidang pertanian adalah . . . .
a. Berkebun c. Kerajinan tangan
b. Berdagang d. Pariwisata
3. Petani yang menggarap tanah bukan miliknya disebut petani . . . .
a. Pemilik c. penggarap
b. Penyewa d. Tambak
4. Usaha dibidang jasa biasanya dilakukan dalam bentuk . . . .
a. Pengabdian c. pelayanan
b. Kekeluargaan d. penambangan
5. Contoh usaha di bidang jasa adalah . . . .
a. Tukang cukur c. koperasi
b. Perajin d. Nelayan
6. Usaha bersama dengan asas kekeluargaan adalah . . . .
a. Perseroan terbatas c. koperasi
b. Firma d. yayasan
7. Upakarti adalah penghargaan dari pemerintah yang diberikan kepada . . . .
a. Guru c. perajin
b. Pegawai Negeri d. Perintis lingkungan
Petunjuk Umum Soal Posttest Siklus I
1. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah, dengan
cara melingkarinya
3. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal pilihan ganda, dengan 4 alternatif
jawaban
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan latihan
5. Dilarang keras menyontek dan bekerjasama dengan teman..!!
6. Selamat mengerjakan tugas!
154
8. Usaha yang memperoleh pendapatan dari memberikan pelayanan kepada
konsumen disebut . . . .
a. Usaha Jasa c. Usaha produksi
b. Usaha Dagang d. Usaha kecil
9. Salah satu syarat agar sebuah usaha bidang industri dapat berjalan
dengan baik adalah . . . .
a. Banyaknya petugas keamanan
b. Diakui oleh pemerintah
c. Memiliki modal yang cukup dan bahan mentah
d. Kenal dengan banyak pejabat
10. Berikut ini contoh dari industri kecil, kecuali . . . .
a. Pabrik baja dan perusaan tekstil
b. Perajin sepatu dan mebel
c. Pembuatan tahu tempe
d. Perajin keramik
11. Koperasi merupakan badan usaha yang sesuai di Indonesia berdasarkan
asas . . . .
a. kekeluargaan
b. individual
c. peseorangan
d. kelompok
12. Wisatawan dari dalam Negeri disebut . . . .
a. Wisatawan Lokal c. tourist
b. Wisatawan Mancanegara d. Deviden
13. Modal usaha berbentuk PT. Berasal dari . . . .
a. Simpanan anggota c. penjualan saham
b. Setoran sekutu diam d. Harta pemilik usaha
14. Seorang pemilik usaha mengelola langsung usahanya sendiri dengan
tanpa melibatkan pemodal lainnya disebut...
a. Usaha produksi c. usaha perseorangan
b. Usaha jasa d. Usaha dagang
15. Kegiatan produksi dalam skala paling kecil hingga produksi yang
menggunakan alat dan mesin yang bersifat membantu pekerjaan manusia
disebut . . . .
a. Industri menengah c. industri besar
b. Industri kecil d. Kawasan industri
155
Lampiran 14
Nama : …………………………..
Hari / Tanggal : ……………………..........
1. Kegiatan ekonomi yang berperan dalam proses mengeluarkan hasil disebut . . .
a. Produksi c. konsumsi
b. Distribusi d. rehabilitasi
2. Berikut ini yang bukan kegiatan produksi adalah . . . .
a. Penggalian c. membuat meja dan kursi
b. Pencurian d. Memelihara ikan
3. Kegiatan menyalurkan barang-barang kebutuhan dari produsen ke konsumen
disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c. produksi
b. Distribusi d. perdagangan
4. Kegiatan menghasilkan barang atau jasa disebut . . . .
a. Produksi c. transportasi
b. Konsumsi d. perdagangan
5. Penduduk jakarta bisa makan beras dari Delanggu, Jawa Tengah, hal ini
dapat terjadi karena adanya kegiatan . . . .
a. Distribusi c. konsumsi
b. Produksi d. Perusahaan daerah
Petunjuk Umum Soal Prettest Siklus II
1. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah, dengan cara
melingkarinya
3. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal pilihan ganda, dengan 4 alternatif
jawaban
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan latihan
5. Dilarang keras menyontek dan bekerjasama dengan teman..!!
6. Selamat mengerjakan tugas!
156
6. Orang atau badan yang menjalankan usaha distribusi disebut . . . .
a. Pedagang c. distributor
b. Produsen d. Konsumen
7. Orang yang menjual barang dagangannya langsung ke konsumen disebut . . .
a. Pengecer c. importir
b. Distributor d. Eksportir
8. Kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. Produksi c.distribusi
b. Konsumsi d. Rehabilitasi
9. Orang atau badan usaha yang memproduksi barang disebut . . . .
a. Produsen c. distributor
b. Konsumen d.produksi
10. Pedagang yang berdagang berkeliling dan tidak menetap disebut . . . .
a. Pedagang kaki lima c. pedagang asongan
b. Pedagang musiman d.pedagang pasar
11. Pedagang yang berjualan dengan menjual barang dagangannya di
persimpangan jalan disebut . . .
a. Pedagang asongan c. pedagang musiman
b. Pedagang kakilima d. Pedagang eceran
12. Semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya disebut . . . .
a. Kegiatan ekonomi c. kegiatan industri
b. Kegiatan produksi d. perdagangan
13. Berikut ini yang bukan dampak positif dari pembangunan industri adalah . . .
a. Kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan produk-produk dalam negeri
b. Banyak tersedianya lapangan pekerjaan
c. Mendorong sumber daya manusia untuk berpikir lebih maju
d. Masyarakat cenderung lebih konsumtif
14. Mencintai produk bangsa sendiri bisa diwujudkan bila masyarakat . . . .
a. Membantu pemasaran produk
b. Senang membeli barang di luar negeri
c. Ikut serta dalam pemeran
d. Membeli produk buatan bangsa sendiri
15. Membeli barang dari luar negeri . . . .
a. Ekspor c. impor
b. Distribusi d.ekstensifikasi
157
Lampiran 15
Nama : …………………………..
Hari / Tanggal : ……………………..........
1. Kegiatan ekonomi yang berperan dalam proses mengeluarkan hasil disebut . . .
a. Produksi c. konsumsi
b. Distribusi d. rehabilitasi
2. Berikut ini yang bukan kegiatan produksi adalah . . . .
a. Penggalian c. membuat meja dan kursi
b. Pencurian d. Memelihara ikan
3. Kegiatan menyalurkan barang-barang kebutuhan dari produsen ke konsumen
disebut kegiatan . . . .
a. Konsumsi c. produksi
b. Distribusi d. perdagangan
4. Kegiatan menghasilkan barang atau jasa disebut . . . .
a. Produksi c. transportasi
b. Konsumsi d. perdagangan
5. Penduduk jakarta bisa makan beras dari Delanggu, Jawa Tengah, hal ini
dapat terjadi karena adanya kegiatan . . . .
a. Distribusi c. konsumsi
b. Produksi d. Perusahaan daerah
Petunjuk Umum Soal Posttest Siklus II
1. Periksalah dan bacalah soal dengan teliti sebelum menjawab
2. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap lebih mudah, dengan cara
melingkarinya
3. Jumlah soal sebanyak 15 butir soal pilihan ganda, dengan 4 alternatif
jawaban
4. Bacalah doa sebelum mengerjakan latihan
5. Dilarang keras menyontek dan bekerjasama dengan teman..!!
6. Selamat mengerjakan tugas!
158
6. Orang atau badan yang menjalankan usaha distribusi disebut . . . .
a. Pedagang c. distributor
b. Produsen d. Konsumen
7. Orang yang menjual barang dagangannya langsung ke konsumen disebut . . .
a. Pengecer c. importir
b. Distributor d. Eksportir
8. Kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan hasil produksi untuk
memenuhi kebutuhan disebut . . . .
a. Produksi c.distribusi
b. Konsumsi d. Rehabilitasi
9. Orang atau badan usaha yang memproduksi barang disebut . . . .
a. Produsen c. distributor
b. Konsumen d.produksi
10. Pedagang yang berdagang berkeliling dan tidak menetap disebut . . . .
a. Pedagang kaki lima c. pedagang asongan
b. Pedagang musiman d.pedagang pasar
11. Pedagang yang berjualan dengan menjual barang dagangannya di
persimpangan jalan disebut . . .
a. Pedagang asongan c. pedagang musiman
b. Pedagang kakilima d. Pedagang eceran
12. Semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya disebut . . . .
a. Kegiatan ekonomi c. kegiatan industri
b. Kegiatan produksi d. perdagangan
13. Berikut ini yang bukan dampak positif dari pembangunan industri adalah . . .
a. Kebutuhan masyarakat terpenuhi dengan produk-produk dalam negeri
b. Banyak tersedianya lapangan pekerjaan
c. Mendorong sumber daya manusia untuk berpikir lebih maju
d. Masyarakat cenderung lebih konsumtif
14. Mencintai produk bangsa sendiri bisa diwujudkan bila masyarakat . . . .
a. Membantu pemasaran produk
b. Senang membeli barang di luar negeri
c. Ikut serta dalam pemeran
d. Membeli produk buatan bangsa sendiri
15. Membeli barang dari luar negeri . . . .
a. Ekspor c. impor
b. Distribusi d.ekstensifikasi
159
Lampiran 16
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . .
Siklus/Peremuan Ke : . . . . . . . . . . . . . . .
Petunjuk : Berilah tanda ceklist ( ) pada kolam yang telah tersedia sesuai
dengan aktifitas guru yang telah dilakukan!
No. Aspek Kriteria
1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Membangun pengetahuan siswa mengenai materi yang
akan dibahas
3. Menggunakan media/alat bantu
4. Teknik pembagian kelompok
5. Memperhatikan dan membimbing siswa dalam
mengerjakan soal
6. Pemusatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran
7. Menjelaskan penguatan materi kepada siswa
8. Memberikan penghargaan kepada kelompok belajar
9. Memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
10. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
diajarkan
Kriteria/Skala Nilai:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Mengetahui,
Observer
(Wahyudi, S.Pd.I)
160
Lampiran 17
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . .
Siklus/Peremuan Ke : . . . . . . . . . . . . . . .
Ptunjuk : Berilah tanda ceklist ( ) pada kolam yang telah tersedia sesuai
dengan aktifitas siswa yang telah dilakukan!
No. Aspek Kriteria
1 2 3 4
1. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru
2. Mengerjakan latihan soal yang diberikan guru
3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Tidak melihat pekerjaan teman
5. Bertanya materi yang belum paham
6. Aktif menjawab pertanyaan
7. Mengerjakan LKS
8. Mencatat penjelasan guru
9. Mengumpulkan tugas tepat waktu
10. Menyimpulkan materi yang telah dibahas
Kriteria/Skala Nilai:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
Mengetahui,
Observer
(Wahyudi, S.Pd.I)
161
Lampiran 18
WAWANCARA GURU PRA PENELITIAN
Pewawancara :
Guru yang diwawancarai :
Hari/Tanggal wawancara :
Pertanyaan Wawancara Guru Pra Penelitian!
1. Bagaimana suasana siswa dalam pembelajaran IPS?
Jawab:
2. Bagaimana hasil belajar IPS siswa selama ini?
Jawab:
3. Menurut bapak faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?
Jawab:
4. Apa kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran IPS?
Jawab:
5. Upaya apa yang telah dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut?
Jawab:
6. Apakah pada saat siswa mengalami kesulitan belajar dikelas, siswa tersebut bertanya pada
guru?
Jawab:
7. Bagaimana interaksi guru dan siswa dikelas ketika proses pembelajaran berlangsung?
Jawab:
8. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran IPS?
Jawab:
9. Menurut pengamatan bapak bagaimana respon siswa terhadap penggunakan metode
pembelajaran yang biasa bapak gunakan?
Jawab:
10. Apakah metode yang bapak gunakan pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa?
Jawab:
162
Lampiran 19
WAWANCARA SISWA PRA PENELITIAN
Hari/Tanggal : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Responden : Siswa Kelas 5A
Tempat : MI Soebono Mantofani
Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam pembelajaran
IPS
Pertanyaan Wawancara Siswa Pra Penelitian!
1. Kesulitan apa yang kamu temui saat belajar IPS?
Jawab:
2. Apakah kalian menyukai pelajaran IPS? Mengapa!
Jawab:
3. Apabila ada materi yang kalian kurang mengerti, apa yang kalian lakukan?
Jawab:
4. Apabila guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon kalian terhadapa
pertanyaan guru tersebut?
Jawab:
5. Jika kalian mendapatkan nilai yang kurang bagus pada pelajaran IPS.
Bagaimana-usaha-usaha yang kamu lakukan?
Jawab:
6. Menurut kalian apakah pelajaran IPS penting untuk dipelajari? Mengapa!
Jawab:
7. Pembelajaran seperti apa yang kalian inginkan dalam belajar IPS?
Jawab:
8. Metode apa yang sering diterapkan guru di dalam kelas ketika belajar IPS?
Jawab:
9. Menurut kalian metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru IPS sudah
cukup baik dan cukup membuat kalian memahami materi ajar?
Jawab:
10. Apakah kamu puas dengan nilai IPS yang kamu peroleh?
Jawab:
163
Lampiran 20
PEDOMAN WAWANCARA GURU SIKLUS I DAN II
Wawancara dilaksanakan pada
Hari / Tanggal :
Responden :
Tempat : MI Soebono Mantofani
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Siklus I dan II
1. Bagaimanakah jalannya proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match? Apakah sudah baik?
2. Bagaimanakah hasil belajar IPS siswa saat ini dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make A Match? Apakah sudah meningkat?
3. Bagaimana perkembangan aktivitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match?
4. Apa sajakah kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match?
5. Apa saran Bapak untuk perbaikan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match?
164
Lampiran 21
PEDOMAN WAWANCARA SISWA SIKLUS I DAN II
Wawancara dilaksanakan pada
Hari / Tanggal :
Responden :
Tempat : MI Soebono Mantofani
Daftar Pertanyaan Wawancara SISWA Siklus I dan II
1. Apakah adik menyukai pembelajaran IPS siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match?
2. Apa yang adik sukai/tidak sukai pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match?
3. Apakah belajar IPS dengan menggunakan model make a match membantu
adik memahami materi yang disampaikan?
4. Apa saran adik untuk perbaikan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya?
165
Lampiran 22
MATERI AJAR
A. Usaha dalam Bidang Ekonomi
Kebutuhan manusia bermacam-macam, antara lain kebutuhan untuk
makan, minum, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan hiburan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, manusia perlu bekerja.
1. Jenis-jenis Usaha Perekonomian Masyarakat
Jenis-jenis usaha perekonomian masyarakat bisa dibedakan
menjadi empat, yakni agraris, industri, perdagangan, dan jasa.
a. Agraris
Usaha bidang agraris merupakan kegiatan produksi yang
menggunakan tanah sebagai faktor produksi utama. Misalnya : kegiatan
pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Usaha di bidang agraris dapat menghasilkan bahan pangan yang
langsung dapat dikonsumsi. Misalnya : padi, jagung, umbi-umbian, sayur-
sayuran, buah-buahan, daging, ikan, dan susu.
Usaha di bidang agraris juga dapat menghasilkan bahan baku
industri. Misalnya : tebu, kelapa sawit, cengkeh, kopi, teh, coklat, kayu,
rotan, dan kapas.
b. Industri
Usaha dibidang industri merupakan kegiatan mengolah suatu
barang mentah menjadi barang baku atau barang jadi.
Bahan baku adalah bahan untuk diolah menjadi suatu barang.
Sedangkan barang jadi adalah barang hasil olahan. Contohnya, bambu,
dan rotan merupakan bahan baku untuk industri anyaman.
Bahan jadi dari mengolah bahan baku tersebut contohnya: tikar,
keranjang, kursi, meja, dan tempat tidur.
166
c. Perdagangan
Usaha bidang perdagangan adalah suatu kegiatan usaha yang
memperoleh pendapatan dari kegiatan memperjualbelikan barang. Usaha
dagang ini meliputi usaha perdagangan grosir dan eceran. Perdagangan
grosir adalah kegiatan perdagangan yang menyediakan barang-barang
kebutuhan untuk dibeli oleh pembeli yang akan menjualnya lagi kepada
konsumen. Barang yang dibeli di toko grosir biasanya lebih banyak
daripada perdagangan eceran. Perdagangan eceran adalah kegiatan
perdagangan yang menyediakan barang-barang kebutuhan untuk dibeli
oleh konsumen yang akan langsung menggunakannya.
d. Jasa
Usaha dibidang jasa merupakan kegiatan produksi yang tidak
menghasilkan benda, melainkan memberikan pelayanan kepada konsumen
sesuai dengan kebutuhan mereka. Berdasarkan sifatnya, usaha jasa terbagi
menjadi jasa profesi dan jasa keterampilan. Jasa profesi adalah pelayanan
jasa yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian tertentu yang
diperoleh melalui suatu pendidikan, misalnya seorang seorang dokter,
pengacara, konsultan, akuntan, dan periklanan. Sedangkan jasa
keterampilan adalah pelayanan jasa yang diberikan oleh seseorang melalui
keterampilan yang dimilikinya, misalnya usaha tukang cukur, tukang
bangunan, montir, sopir angkutan, dan tukang ojek sepeda motor.
2. Pengelolaan Usaha
Pengelolaan usaha di masyarakat terdiri atas 2 bentuk, yaitu usaha
yang dikelola sendiri dan usaha yang dikelola secara kelompok.
a. Usaha yang dikelola sendiri tau perseorangan
Di dalam usaha perseorangan, seluruh modalnya adalah milik
sendiri. Bentuk usaha perseorangan biasanya sederhana, namun belum
tentu perusahaannya kecil. Bentuk perusahaan perseorangan adalah
sebagai berikut
1) Usaha pertanian
2) Usaha industri
167
3) Bidang perdagangan
4) Bidang jasa
Usaha yang dikelola sendiri mempunyai banyak keuntungan
antaranya:
1) Keuntungan dapat dinikmati sendiri
2) Kebebasan dalam pengembangan usaha
3) Tidak tergantung kepada orang lain dalam pengaturan usaha.
Akan tetapi, ada beberapa kelemahan atau kekurangan dalam
pengelolaan usaha sendiri, di antaranya:
1) Pengembangan usaha terbatas pada modal
2) Kekurangan tenaga kerja
3) Resiko kerugian yang harus ditanggung sendiri.
b. Usaha yang dikelola kelompok
Usaha yang dikelola secara berkelompok adalah usaha yang
didirikan dengan modal bersama. Usaha ini memiliki tanggung jawab dan
kepemilikan secara bersama. Usaha yang dilakukan secara kelompok
biasanya membentuk sebuah badan usaha yang dikelola secara kelompok
atau jenis badan usaha yang disepakati bersama.
1) Badan Usaha Perseorangan
Jika seseorang mempunyai modal yang cukup serta mempunyai
kemampuan, orang tersebut dapat mendirikan badan usaha sendiri.
Contohnya bengkel, penjahit, toko, dan rumah makan.
2) Badan Usaha Milik Swasta
1) Firma (Fa)
2) Perseroan terbatas (PT)
3) Perhimpunan komanditer (CV)
4) Yayasan
5) Koperasi
168
c. Cara Menghargai Kegiatan Setiap Orang dalam Berusaha
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh setiap orang tentu melibatkan
sejumlah orang lainnya. Keterlibatan orang lain tersebut bisa dimulai pada
tahap produksi, distribusi dan konsumsi.
Pada kegiatan ekonomi, setiap anggota masyarakat memiliki
peranan yang sangat penting. Setiap orang saling membutuhkan satu
dengan yang lainnya. Contoh penghargaan atas usaha seseorang adalah
dengan memberi penghargaan berupa Upakarti, bantuan modal, kerja
sama, dan menggunakan hasil produksinya.
B. Kegiatan Ekonomi di Indonesia
Kegiatan ekonomi yang utama ada tiga macam, yaitu kegiatan produksi,
distribusi, dan konsumsi.
Ketiga kegiatan ekonomi tersebut saling berhubungan. Kegiatan produksi
tanpa kegiatan distribusi dan konsumsi hasilnya sia-sia. Kegiatan distribusi
tidak mungkin terjadi bila tidak ada barang yang diproduksi dan tidak ada yang
mengkonsumsi. Kegiatan konsumsi pun tidak mungkin ada tanpa barang yang
diproduksi dan tanpa ada yang mendistribusikannya.
1. Kegiatan Produksi
Produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Pada kegiatan produksi barang mentah diolah menjadi
barang yang bermanfaat. Barang yang telah diolah mempunyai nilai tambah
dan harganya menjadi lebih tinggi.
Contoh-contoh kegiatan produksi adalah membuat baju dengan memintal
dan menenun, membuat pakaian jadi oleh tukang jahit, mengolah makanan dan
minuman, serta membuat alat-alat rumah tangga.
2. Kegiatan Distribusi
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang hasil produksi dari tempat
penghasil barang ke tempat pemakai barang (konsumen). Barang jadi hasil
produksi disebar luaskan dan dikirim ke konsumen melalui warung, toko,
pasar, dan para pedagang yang lain. Pihak yang menyalurkan barang dari
produsen kepada konsumen disebut distributor.
169
Distribusi dilakukan oleh pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang
besar membeli barang dalam jumlah besar dari produsen. Pedagang besar
kemudian menjualnya ke pedagang kecil. Pedagang kecil disebut juga pengecer
atau pedagang eceran. Pedagang eceran menjualnya langsung kepada pemakai
(konsumen).
Bagan Kegiatan Produksi, Distribusi, dan Konsumsi
Keterangan :
Agen : orang atau badan usaha yang ditujuk oleh produsen
untuk menyalurkan barang produksi dari
perusahaannya.
Pedagang Besar : orang atau badan usaha yang membeli barang dalam
jumlah besar kemudian menjualnya lagi ke pedagang
kecil (pengecer). Pedagang besar disebut juga grosir
Produsen
Eksportir Agen
Pedagang Besar Pedagang Besar
Pengecer Pengecer Pengecer Pengecer
Konsumen
170
Pengecer : orang yang menjual barang dagangannya langsung ke
konsumen.
3. Kegiatan Konsumsi
Konsumsi adalah kegiatan menggunakan, memakai, atau menghabiskan
hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan. Pada kegiatan konsumsi inilah
barang-barang dipakai atau dihabiskan.
Dalam kehidupan sehari-hari, konsumsi sering dihubungkan dengan
makanan dan minuman. Namun, selain kegiatan makanan dan minuman,
kegiatan memakai baju, celana, sepatu, dan kegiatan-kegiatan lain merupakan
kegiatan konsumsi. Jadi konsumsi mencakup setiap kegiatan yang bertujuan
untuk mengurangi atau menghabiskan fungsi ekonomi suatu barang. Orang
yang melakukan kegiatan konsumsi disebut konsumen.
171
Lampiran 23
1. MI Soebono Mantofani
a. Sejarah Singkat MI Soebono Mantofani
MI Soebono Mantofani merupakan satuan pendidikan yang ada di
dalam lingkungan Yayasan Soebono Mantofani. Asal-mula nama Soebono
Mantofani diambil dari nama Almarhum suami pemilik yayasan Ibu Hj. Titi
Sri Sulaksmi, kakak dari BJ. Habibie. Yayasan ini didirikan sebagai hadiah
bukti cinta Ibu Hj. Titi untuk suaminya Bapak Soebono. MI Soebono
Mantofani sendiri berdiri tahun 1999.
Adapun Kepala Sekolah yang pernah menjabat di MI Soebono
Mantofani sebagai berikut :
a) Bpk. H. Rahmat Hindiartna Kusuma (1999 – 2004)
b) Ibu Iin Karlina, M.Pd (2005 – 2006)
c) Bpk. Muhammad Amin, S.Sos (2007 sampai sekarang)
b. Data Guru dan Tenaga Kependidikan MI Soebono Mantofani
No. Nama Jabatan Ket.
1. Muhammad Amin, S.Sos Kepala Sekolah GTY
2. Wahyudi, S.Pd Wakakur GTY
3. Nurma Juwita, S.Pd Guru Kelas GTY
4. Nela Triza Fatimah, S.Pt Guru Kelas GTY
5. Mahsunatul Ma’rifah, S.Pd Guru Kelas GTY
6. Rukiyah, S.Pd.I Guru Kelas GTY
7. Yulianah Guru Kelas GTY
8. Mariyah Guru Kelas GTY
9. Reni Erawati, S.Pd.I Guru Kelas GTY
10. Eti Rachma, S.Sos.I Guru Kelas GTY
11. Susi Setyani, S.Farm Guru Kelas GTY
12. Firda Mizela, S.Pd Guru Kelas GTY
13. Yuni Yanti Guru Kelas Honorer
172
14. Abdurrahman Guru Kelas Honorer
15. Saidih, S.Ag Guru Bidang Studi GTY
16. Usman Badrun, S.Pd Guru Bidang Studi GTY
17. Zulhijah, SE Guru Bidang Studi Honorer
18. Johan Abdillah Guru Bidang Studi Honorer
19. Ahmad Fauzi Guru Bidang Studi Honorer
20. Faturroziq, S.Pd Guru Bidang Studi Honorer
21. Desti Arifin Guru Bidang Studi Honorer
22. Dwi Fazriyatunnisa, SE Guru Bidang Studi Honorer
23. Hanifah, S.Pd Guru Bidang Studi Honorer
24. Maududi, S.S.I Guru Bidang Studi Honorer
25. Ahmad Badrun, S.S Guru Bidang Studi Honorer
26. Asniah, S.Pd Guru Kelas Honorer
27. Siti Nurrachmawati Guru Bidang Studi Honorer
27. M. Paran, S.Pd Tata Usaha GTY
28. Midan Penjaga Sekolah GTY
173
Lampiran 24
DOKUMENTASI PENELITIAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS VA MI SOEBONO
MANTOFANI
174
175
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/........../2012 Jakarta, 6 Maret
2014
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Dr. Marzuki Mahmud, M.Pd
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing I/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Hickmah
NIM : 1110018300070
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : VIII (Delapan)
Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match di Kelas V MI Soebono Mantofani
Ciputat Tangerang Selatan
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 6 Februari 2014
, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Mahasiswa ybs.
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/......../2012 Jakarta, 3 November 2014 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth. Kepala Sekolah MI Soebono Mantofani di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Hickmah
NIM : 1110018300070
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : IX (Sembilan)
Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make A Match di Kelas V MI Soebono Mantofani
Ciputat Tangerang Selatan.
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin. Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb.
Tembusan:
1. Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN