RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

245
PERBANDINGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERMODIFIKASI DENGAN TEAMS GAMES TOURNAMENT ORISINAL TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Penelitian Eksperimen Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas MIPA Oleh: Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah NIM: 109016300001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Transcript of RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

Page 1: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

PERBANDINGAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT

TERMODIFIKASI DENGAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

ORISINAL TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA

Penelitian Eksperimen

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas MIPA

Oleh:

Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah

NIM: 109016300001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf
Page 3: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf
Page 4: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf
Page 5: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

iv

ABSTRAK

RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH

109016300001. Perbandingan Model Teams Games Tournament

Termodifikasi dengan Teams Games Tournament terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative learning

tipe teams games tournament terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada

konsep dinamika partikel. Penelitian ini dilakukan di kelas X-1 dan X-3 SMA

Dua Mei Tangerang Selatan. Penelitian ini berlangsung pada Februari 2014.

Metode penelitian yang digunakan kuasi eksperimen dengan desain Non

equivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purpossive

sampling. Instrumen yang digunakan adalah intrumen tes berupa uraian dan

instrumen non tes berupa lembar observasi. Analisis data tes, menunjukkan

terdapat pengaruh signifikan model teams games tournament termodifikasi

terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel. Hal

tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t terhadap

data posttest. Hasilnya adalah nilai thitung sebesar 2,07 dan nilai ttabel sebesar 2,002.

Terlihat bahwa thitung > ttabel, sehingga Ha ditolak. Rata-rata keterampilan berpikir

kreatif siswa yang menggunakan model teams games tournament termodifikasi

lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan berpikir kreatif siswa yang

menggunakan model teams games tournament orisinal. Keterampilan berpikir

kreatif siswa kelas eksperimen unggul pada keterampilan mengenali data yang

mendukung hipotesis, mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru

bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi dan melihat

elemen-elemen untuk beberapa item data. Selanjutnya, analisis data nontes

menunjukkan bahwa tahap turnamen TGT termodifikasi berada pada kategori

baik, sedangkan tahap turnamen TGT orisinal berada pada kategori cukup.

Kata kunci : keterampilan berpikir kreatif, teams games tournament, lembar

observasi.

Page 6: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

v

ABSTRACT

Raden Tetty Muldyanti Purnama Putri Kusumah 109016300001. The

Comparation between Modificated Teams Games Tournament (TGT)Model

with Orisinal Teams Games Tournament (TGT)Model on Creative Thinking

Ability. Skripsi of Physics Education Program, Science Education Department,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

This research aims to determine the comparation between modificated teams

games tournament (tgt)model with orisinal teams games tournament (tgt)model

on creative thinking ability. This research was done in class X-1 and X-3 in SMA

Dua Mei Tangerang Selatan. The research was done in Februari 2014. The

method used in this research is a quasi experimental with Non Equvalent Control

Group design and the technique of sampling is purpossive sampling. Instrumen

were used in this research are test instrument which is essay and nontest

instrument which is observation sheet. Test instrumen and nontest instrument data

will be analized quantitatively. Based on data analysis, the result obtained that

there is an effect of modificated cooperative learning kind of teams games

tournament (tgt)model effect on creative thinking ability on the concept dynamica

particel. The result of hypothesis testing against posttest data showed that value

of is and value of is . This showed that is

higher than , so is rejected. In addition, the average creative thinking

skills of students using cooperative learning model of the type of modified teams

tournament games higher than the average of creative thinking skills of students

using cooperative learning model of the type of the original teams tournament

games. Creative thinking skills class students experiment also superior in skill to

identify the data that support the hypothesis, recognize the tentative conclusions

about the new situation even when there is a close parallel relationship between

the two situations and see the elements for a few items of data. Furthermore,

based on analysis of data nontes can be concluded that the modified TGT stage of

the tournament are in the good category, while tournament stage in the category

TGT original enough.

Key words : creative thinking skills, teams games tournament, observation sheet.

Page 7: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan berbagai

kenikmatan hidup dan selaku hamba-Nya senantiasa mengharapkan keikhlasan,

pengampunan, rahmat serta cinta-Nya. Shalawat teriring salam kepada Baginda

Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai

akhir zaman.

Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi yang berjudul

“Perbandingan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament

Termodifikasi dengan Teams Games Tournament Orisinal Terhadap Keterampilan

Berpikir Kreatif Siswa” dapat diselesaikan oleh penulis.

Penulis sampaikan terimakasih sedalam-dalamnya khususnya kepada

orang tua tercinta dan juga kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa'i, MA, Ph,D selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd selaku ketua Prodi Jurusan Fisika

4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd selaku penguji I.

5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si selaku penguji II.

6. Ibu Erina Hertanti, M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu,

bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis

selama ini.

7. Ibu Ai Nurlaela, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu,

bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama

Page 8: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

vii

mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan

mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

9. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literature

yang dibutuhkan.

10. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan IPA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberi kemudahan dalam

pembuatan surat-surat serta sertifikat.

11. Kepala SMA Dua Mei Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk melakukan penelitian.

12. Seluruh dewan guru SMA Dua Mei Ciputat khususnya Ibu Arie Endrianti,

S.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika.

13. Siswa dan siswi SMA Dua Mei Ciputat khususnya kelas X-1 dan X-3.

14. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, “Mamah” dan alm “Bapa”,

Hermin Siswari dan Dedi Purnama yang tak henti-hentinya mendoakan,

melimpahkan kasih sayang, memberikan dukungan moril dan materil kepada

penulis dan yang menjadi salah satu alasan utama skripsi ini dapat

diselesaikan. Kedua kakakku, Teh Herni dan Teh Heris serta adik

kembaranku tersayang Tytta serta seluruh keluarga yang menjadi kekuatan

bagi penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita.

15. A Ridwan yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya

kepada penulis.

16. Teman-teman angkatan 2009, yaitu Rina, Elsa, Ryani, Anisah, Nur

Khotimah, Nur Yunani, Iin, Eva, Siti Robiah, Anis serta yang lainnya yang

telah memberikan dukungan, kasih sayang, dan perhatiannya kepada

penulis.

17. Teman-teman GAMMA (Gabungan Mahasiswa Muslim Fisika) dan

pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan doa

dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.

Page 9: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

viii

18. Teman-teman HIMALAYA (Himpunan Mahasiswa Tasikmalaya) yang telah

memberikan doa dan motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi.

Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang lebih banyak atas

bantuan dari pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna. Oleh

karenanya, tegur sapa, kritik, dan saran dari para pembaca dan rekan-rekan sangat

diharapkan untuk memperbaiki kualitas proposal skripsi ini.

Jakarta, Juni 2014

Penyusun

Page 10: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH .................................................. ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................. 4

D. Perumusan Masalah ................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS........................................................................... 6

A. Kajian Teoretis ....................................................................... 6

1. Model Cooperative Learning................................................ 6

2. Model Cooperative Learning Tipe Teams Games

Tournament ........................................................................... 8

3. Media Pembelajaran ............................................................ 12

4. Program Solitaire ................................................................. 15

5. Keterampilan Berpikir Kreatif ............................................. 17

a. Pengertian Keterampilan Berpikir Kreatif ...................... 17

Page 11: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

x

b. Indikator Berpikir Kreatif ............................................... 19

c. Teknik-teknik Berpikir Kreatif ...................................... 22

6. Karakteristik Konsep Dinamika Partikel ............................. 25

B. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................. 28

C. Kerangka Berpikir ..................................................................... 29

D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32

B. Metode Penelitian ..................................................................... 32

C. Desain Penelitian ...................................................................... 32

D. Variabel Penelitian ................................................................... 33

E. Populasi dan Sampel ............................................................... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 34

G. Instrumen Penelitian .................................................................. 35

H. Kalibrasi Instrumen .................................................................. 36

I. Teknik Analisis Data Tes ......................................................... 41

J. Teknik Analisis Data Nontes .................................................... 45

K. Hipotesis Penelitian .................................................................. 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 47

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 47

1. Hasil Pretest ......................................................................... 47

2. Hasil Posttest ....................................................................... 49

3. Rekapitulasi Data Keterampilan Berpikir Kreatif ............... 51

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis ................................................. 54

5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................... 55

6. Hasil Analisis Data Lembar Observasi ................................. 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 57

Page 12: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. Saran .......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

Page 13: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Posisi Meja Pada Tahap Turnamen ................................. 11

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................................... 47

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Kelas Kontrol dan Eksperimen ................................................... 49

Gambar 4.3 Diagram Nilai Pretest dan Posttest Setiap Indikator Keterampilan

Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 52

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen

dan Kontrol .................................................................................. 53

Page 14: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif

dengan Tradisional ............................................................................. 7

Tabel 2.2 Lembar Skor Game ........................................................................... 12

Tabel 2.3 Cara Menentukan Penghargaan ......................................................... 12

Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif .......................................... 35

Tabel 3.3 Lembar Observasi Tahap Turnamen ................................................. 36

Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai r .............................................. 37

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ....................................... 38

Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran ......................................................... 39

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda ................................................................ 40

Tabel 3.8 Lembar Uji Validitas Isi .................................................................... 40

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ............................................. 46

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest ............................. 48

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest ............................ 50

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data

Pretest dan Posttest ........................................................................... 51

Tabel 4.5 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest ..................... 54

Tabel 4.6 Uji Homogenitas ............................................................................... 55

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................ 55

Tabel 4.8 Lembar Observasi Tahap Turnamen ................................................. 56

Page 15: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A: Perangkat Pembelajaran .......................................................... 65

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas kontrol ..... 66

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas

Eksperimen ............................................................................ 121

Lampiran B: Instrumen Penelitian ................................................................ 154

1. Instrumen Tes ........................................................................ 155

2. Analisis Hasil Uji Instrumen ................................................. 170

3. Instrumen Tes Valid .............................................................. 175

4. Soal Instrumen Penelitian ...................................................... 176

5. Instrumen Nontes ................................................................... 178

6. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes

(Lembar Observasi) ............................................................... 180

7. Lembar Validasi Ahli Media ................................................. 182

Lampiran C: Analisis Data Hasil Penelitian .................................................. 184

1. Hasil Pretest ........................................................................... 185

2. Uji Normalitas Hasil Pretest .................................................. 193

3. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Pretest ........................ 195

4. Hasil Posttest ......................................................................... 197

5. Uji Normalitas Hasil Posttest ................................................ 205

6. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Posttest ....................... 206

7. Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir

Kreatif .................................................................................... 209

8. Hasil Lembar Observasi ........................................................ 210

Lampiran D: Print Screen Media Solitaire Fisika ........................................ 213

Page 16: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

xv

Lampiran E: Surat-surat Penelitian ............................................................... 225

1. Surat Observasi .................................................................... 226

2. Surat Keterangan Penelitian ................................................. 227

3. Lembar Uji Referensi ........................................................... 228

4. Biodata Penulis .................................................................... 233

Lampiran F: Dokumentasi Penelitian ............................................................. 234

Page 17: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini sedang mengalami perubahan yang amat pesat.

Berbagai cara atau metode baru telah diperkenalkan serta digunakan agar

pembelajaran menjadi lebih berkesan dan bermakna.1 Salah satu metode

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kelas adalah metode ekspositori.

Berdasarkan hasil penelitian Purwati (2006), aktivitas selama pembelajaran

dengan metode ekspositori belum memuaskan karena pembelajaran berlangsung

satu arah saja, guru yang mengendalikan siswa, dan siswa memperhatikan guru

menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini justru mengakibatkan guru

kurang memahami pemahaman siswa.2

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode

pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif, bukan sekadar

kerja kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya.3 Namun, tidak semua guru

mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif secara maksimal. Pada model

ini, ada beberapa tahap yang sulit diterapkan oleh guru, seperti halnya pada model

cooperative learning tipe Teams Games Tournaments(TGT).4

TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins

University, Baltimor, Maryland. Metode TGT merupakan suatu metode

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran koperatif. Dalam metode ini para

siswa dikelompok-kelompokkan menjadi 4-6 orang per kelompok secara

heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku.5 Model ini lebih

menekankan pada evaluasi individual, materi akademik yang sudah dirancang

1Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT

Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, Tesis pada IKIP PGRI, 2008, h. 2 2 Purwati, Ibid

3 Purwati, Ibid

4 Siti Julaiha, dkk, “Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS’, Skripsi pada UNTAN, 2011. h. 2 5Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 144.

Page 18: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

2

sebelumnya, dan dalam beberapa hal membuka ruang “kompetisi” secara individual

ataupun kelompok untuk meningkatkan hasil pembelajaran.6 Slavin menjelaskan

ada lima komponen utama dalam TGT yaitu tahap pembelajaran awal, kelompok

belajar (team study), permainan (games), turnamen atau kompetisi (tournament) dan

pengakuan kelompok (teams recognition).7

Tahap yang paling sulit pada model cooperative learning tipe TGT adalah

tahap turnamen. Jika guru tidak mampu menerapkan tahap ini secara maksimal,

maka tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak akan tercapai bahkan membuat

proses pembelajaran menjadi tidak efektif.8 Pada tahap ini, aktivitas siswa

meningkat karena terjadi interaksi antar siswa dalam berdiskusi dan berkompetisi.

Jika guru tidak bisa menguasai kelas, maka kondisi dalam kelas pun menjadi tidak

terkendali. Penyebab lainnya adalah siswa tidak memahami peraturan permainan

secara keseluruhan, sistem perangkingan yang berulang-ulang, situasi ribut dan

keterbatasan waktu yang mengakibatkan tidak semua siswa dapat mengikuti

turnamen dengan maksimal, sehingga mengganggu konsentrasi siswa lainnya.9

Permasalahan pada tahap turnamen dapat diatasi oleh guru dengan

memodifikasi tahap tersebut tanpa menghilangkan esensinya. Modifikasi yang

dilakukan adalah mengganti peraturan dan permainan kartu secara manual dengan

permainan kartu pada komputer. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai

media yang sering diterapkan oleh guru saat mengajar, dapat disimpulkan bahwa

komputer merupakan media pembelajaran yang minim digunakan yaitu sebesar

14%.10

Padahal, penggunaan media yang variatif akan mempengaruhi minat siswa

dalam proses KBM. Salah satunya adalah media game pada komputer yang cukup

populer saat ini.

6 Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: PustakaPelajar), 2011. h.292.

7 Zulfiani, op. cit., 145.

8 Siti Julaiha, op. cit., 4.

9 Siti Julaiha, op. cit., 4.

10Ratih Tri Winarto, Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan Kooperatif Tipe Tgt

(Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran Di Mtsn Surabaya II,

Journal of Chemical Education, 2012, h. 183.

Page 19: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

3

Tahap turnamen pada penelitian ini dirancang agar siswa menggunakan

program game kartu mirip solitaire pada komputer sebagai media kompetisi.

Penggunaan program game dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga terjadi proses pembelajaran

yang efektif dan lebih menyenangkan. Solitaire adalah permainan dalam menyusun

kartu remi secara berurutan sesuai nomor, warna dan lambangnya. Permainan ini

dapat dikembangkan dalam berbagai versi. Namun, pada penelitian ini permainan

solitaire dikembangkan dengan cara mengganti nomor, lambang dan warna pada

kartu dengan visualisasi konsep fisika yang telah dipelajari siswa, serta adanya

batasan waktu dalam menyelesaikan permainan ini.

Proses penyusunan kartu ini dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif

karena siswa dituntun untuk menghubungkan satu kartu dengan kartu lainnya

berdasarkan aturan tertentu. Berpikir kreatif adalah aktivitas mental untuk

mengembangkan/menemukan ide-ide asli atau orisinil, estetis, konstruktif yang

berhubungan dengan pandangan konsep, dan menekankan pada aspek berpikir

kreatif, intuitif dan rasional.11

Keterampilan berpikir kreatif ini dapat

dikembangkan melalui pendidikan salah satunya dalam pembelajaran IPA

khususnya fisika.

Konsep yang diambil pada penelitian ini adalah konsep dinamika partikel.

Konsep ini mengandung cukup banyak teori dan hitungan yang cukup abstrak.

Namun masih dapat divisualisasikan pada kartu. Selain itu, dalam pembelajaran

pada konsep dinamika partikel selama ini, guru lebih menekankan evaluasi pada

hasil belajar. Masih sedikit guru yang mengembangkan keterampilan berpikir

kreatif pada konsep tersebut. Dengan menerapkan inovasi pada tahap turnamen

tadi, diharapkan siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif mereka pada konsep dinamika partikel.

11

Ida Bagus Putra Arnyana, Pengembangan Peta Pikiran untuk Peningkatan Kecakapan

Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, 3, 2007, h. 672

Page 20: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

4

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat penelitian yang berjudul

“Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament

termodifikasi terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa pada Konsep

Dinamika Partikel”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, ada beberapa masalah yang

dapat diidentifikasi diantaranya yaitu:

1. Motivasi belajar siswa pada pembelajaran fisika masih rendah.

2. Penggunaan media pembelajaran di sekolah belum maksimal.

3. Kemampuan guru dalam menerapkan metode Teams Games Tournaments

belum maksimal.

4. Keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran fisika masih jarang

dikembangkan oleh guru.

C. Pembatasan Masalah

Agar bahasannya tidak meluas, maka penulis membatasi masalah hanya

pada aspek keterampilan berpikir kreatif siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut

dalam penelitian ini digunakan model cooperative learning tipe Teams Games

Tournament dengan penggunaan program permainan kartu solitaire pada sintaks

terakhir, yakni pada tahap turnamen. Jenjang yang dipilih sesuai dengan konsep

dinamika partikel, yaitu kelas X.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh model cooperative

learning tipe Teams Games Tournament termodifikasi terhadap keterampilan

berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

cooperative learning tipe Teams Games Tournament termodifikasi terhadap

keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika partikel.

Page 21: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

5

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan, yaitu:

1. Untuk memberikan informasi dalam pengembangan inovasi model

cooperative learning tipe teams games tournament (TGT), sehingga dapat

digunakan untuk menilai dan meningkatkan keterampilan berpikir kreatif

siswa pada konsep dinamika partikel.

2. Untuk memberikan pengalaman baru yang menarik dan menyenangkan

dalam pembelajaran.

3. Sebagai alternatif model pembelajaran yang inovatif dalam proses belajar

mengajar di sekolah.

Page 22: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

6

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Model Cooperative Learning

Ada beberapa pengertian model cooperative learning menurut para ahli,

yaitu Slavin dan Roger, dkk. Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif merupakan

strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu

untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki

jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar

tertinggi.12

Sedangkan menurut Roger, dkk (1992) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang

diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada

perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang

di dalamnya setiap pembelajar bertangungjawab atas pembelajarannya sendiri dan

didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.13

Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik,

yaitu:14

a. Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk

menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran.

b. Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa

membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang

baik ditangani jika melalui kerja kelompok.

c. Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2-5 siswa.

d. Siswa menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial.

e. Setiap siswa secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran

mereka.

12

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 130. 13

Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2011. h. 29. 14

Zulfiani, op. cit., h. 131.

Page 23: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

7

Pada pembalajaran kooperatif siwa dikondisikan untuk bekerja dan belajar

dalam kelompok. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok belajar kooperatif

berbeda dengan kelompok belajar tradisional. Kelompok tradisional adalah

kelompok belajar yang sering diterapkan di sekolah, seperti kelompok diskusi,

kelompok tugas dan kelompok belajar lainnya. Perbedaan kelompok belajar

kooperatif dengan tradisional dapat dilihat pada tabel berikut:15

Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Tradisional

No Kelompok Belajar

Kooperatif

Kelompok Belajar

Tradisional

1 Kepemimpinan bersama Satu pemimpin

2 Saling ketergantungan positif Saling bergatung

3 Kelompok heterogen Kelompok homogen

4 Mempelajari keterampilan

kooperatif

Asumsi adanya keterampilan

sosial

5 Sama-sama

bertanggungjawab

Tanggung jawab hanya untuk

diri sendiri

6 Menekankan pada

penyelesaian tugas dan

mempertahankan hubungan

Hanya menekankan pada

penyelesaian tugas

7 Guru memperhatikan proses

kelompok belajar sehingga

efektif

Guru tidak memperhatikan

proses kelompok belajar

8 Satu hasil kelompok Beberapa hasil kelompok

9 Evaluasi kelompok Evaluasi individual

Terdapat lima macam metode belajar kooperatif yang berhasil

dikembangkan peneliti pendidikan di John Hopkins University yaitu: STAD

(Student Teams Achievement Division), TGT (Teams Games Tournament), TAI

(Team Accelerated Instruction), CIRC (Cooperative Integrated Reading &

Composition) dan jigsaw. Tiga diantaranya yaitu STAD, TGT, dan jigsaw dapat

diterapkan hampir di seluruh subyek mata pelajaran, sedangkan TAI dan CIRC

digunakan pada subyek mata pelajaran dan jenjang tertentu.16

15

Zulfiani, op. cit.., h. 135 16

Zulfiani, op. cit.., h. 137

Page 24: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

8

2. Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament

Teams Games Tournaments pada mulanya dikembangkan oleh David

DeVries dan Keith Edwards. Ini merupakan metode pembelajaran pertama dari

John Hopkins.17

Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran koperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan

sebanyak 4-6 orang perkelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin,

agama, etnis atau suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial.18

Pembelajaran kooperatif model TGT (teams games tournament) adalah

salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,

melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Terdapat tiga prinsip

pembelajaran kooperatif, yaitu:19

a. Interaksi simultan

Interaksi simultan di antara para siswa terjadi pada saat metode TGT. Pada

saat pembelajaran, siswa berpartisipasi aktif atau terlibat langsung sehingga siswa

tidak mengalami kejenuhan.

b. Ketergantungan positif

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau

kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berdampak

pada keberhasilan siswa lain, maka individu mengalami ketergantungan secara

positif. Jika kesuksesan anggota lain (jika salah satu anggota gagal maka semua

gagal), maka terbentuklah suatu bentuk keergantungan positif yang kuat. Sehingga

anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan

yang terbaik.

c. Pertanggungjawaban individu

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan

mengerjakan tugas dikerjakan secara berkelompok, namun jenis penilaiannya

tetap individual. Sikap siswa yang dibangun antara lain; siswa termotivasi,

17

Robert E Slavin. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terj. dari

Cooperative.Learning: theory, research and practice.oleh Nurulita Yusron, (Bandung: Nusa

Media, 2005), Cet. 1, h. 13 18

Zulfiani, op.cit., h. 145. 19

Zulfiani, op.cit,. h. 145

Page 25: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

9

terdukung, terhargai, bangga, antusias, bahagia, merasa aman dan siswa dapat

mengendalikan rasa kecewa, sedih dan dapat mengembangkan kejujuran, mandiri,

kerjasama, suka memberi, adil dan terbuka.

Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam TGT yaitu:20

a. Pembelajaran awal

Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan

pengajaran biasa atau pengajaran klasikal guru. Tujuan pembelajaran awal adalah

membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan

bekerjasama dalam kelompok dan kecakapan dalam memecahkan masalah.

b. Kelompok belajar (Team Study)

Keanggotaan belajar disusun dengan beranggotaan 4-5 orang yang

mewakili berbagai keragaman dalam kelas, sepeti kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras/etnis. Fungsi utama mereka dikelompokkan adalah anggota-anggota

kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat bekerjasama dalam belajar dan

mengajarkan lembar kerja da lebih khusus lagi menyiapkan semua anggota dalam

kompetensi. Pada kegiatan kelmpok belajar, seluruh siswa mempelajari materi

pelajara dari berbagai sumber belajar (kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang disusun guru. Pertanyaan sesuai dengan materi pelajaran.

c. Permainan (Games)

Permainan dalam pembelajara kooperatif akan menimbulkan kekreatifan

siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran

kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan dalam

games disusun dan dirancang dari materi yang telah disajikan untuk menguji

pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. Sebagian

besar pertanyaan-pertanyaan pada kuis adalah adalah bentuk sederhana. Setiap

siswa mengambil sebuah kartu yang diberi nomor dan menjawab pertanyaan yag

sesuai dengan nomor pada kartu tersebut.

20

Zulfiani, op. cit., 145.

Page 26: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

10

d. Turnamen (Tournament)

Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya

dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru

menberikan penyajian kelas dan kelompok telah mengerjakan lembar kerjanya.21

Pada turnamen pertama, guru menunjuk siswa untuk berada pada meja turnamen.

Tiga siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, tiga berikutnya pada meja

2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para siswa dari

semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor

tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.22

Pada meja pertandingan

disediakan 1 set lembar pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlahnya

sesuai dengan nomor soal), dan format skor pertandingan.23

Setelah turnamen pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja

tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir. Pemenang pada tiap meja

“naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke

meja 5). Sedangkan siswa yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal

pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”. Dengan cara

ini, jika pada awalnya siswa sudah salah ditepatkan, untuk seterusnya mereka

akan terus dinaikkan atau diturunkan sampai mereka mencapai tingkat kinerja

mereka yang sesungguhnya.24

21

Zulfiani, op. cit., h. 147. 22

Slavin, op, cit., h. 166 23

Zulfiani, op. cit., h. 147. 24

Slavin, op. cit., h. 166-167..

Page 27: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

11

Skema turnamen dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:25

Team A

Team B Team C

Gambar 2.1 Skema Posisi meja pada tahap turnamen

Dalam turnamen siswa berperan sebagai berikut:

26

1) Pembaca (reader)

Untuk menentukan reader, semua kartu nomor dikocok lalu diletakkan di

atas meja. Semua anggota pertandingan mengambil masing-masing satu kartu.

Anggota yang mendapat kartu nomor tertinggi menjadi reader.

2) Penantang pertama (1st challenger)

Siswa yang duduk di sebelah kiri reader.

3) Penantang kedua (2nd

challenger)

Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang pertama.

4) Pengecek jawaban (checker)

Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang kedua.

25

Slavin, op. cit., h. 168. 26

Zulfiani, op. cit., h. 117-118.

A1 A2 A3 A4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja Turnamen

1 A1, B1, C1

Meja Turnamen

2 A2, B2, C2

Meja Turnamen

3 A3, B3, C3

Meja Turnamen

4 A4, B4, C4

B1 B2 B3 B4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C1 C2 C3 C4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Page 28: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

12

Tabel 2.2 di bawah ini merupakan contoh lembar skor game dan

perhitungan poin turnamen:27

Tabel 2.2 Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Game 1 Game 2 Game 3 Total Poin Turnamen

e. Penghargaan kelompok (team recognise)

Setelah semua skor dihitung, guru segera memberikan penghargaan

kepada tim. Pemberian penghargaan dapat berupa hadiah atau sertifikat atas usaha

yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kriteria penghargaan sesuai

dengan tabel berikut:28

Tabel 2.3 Cara Menentukan Penghargaan

Kriteria Rata-rata Tim Penghargaan (award)

31-40 Cukup (Good Team)

41-45 Baik (Great Team)

>46 Amat Baik (Super Team)

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupkan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.29

Di samping

sebagai sistem penyampai atau pengantar, media sering diganti dengan kata

mediator yang menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat yang turut

27

Zulfiani, op. cit., h. 148. 28

Zulfiani, op. cit., h. 150. 29

Arif S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 6.

Page 29: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

13

campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator,

media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran.30

Media pembelajaran adalah media yang membawa peasn-pesan atau

informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung makna-makna

pengajaran.31

Leslie J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku,

film, rekaman video, dan lain sebagainya. Ia juga berpendapat bahwa media

pembelajaran merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya

terjadi proses belajar.32

Sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang lain

atau sekelompok orang, maka media pembelajaran sangat vital fungsinya dalam

pembelajaran.33

Media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:34

a. Sumber belajar

Media pembelajaran adalah “bahasanya guru”, sehingga untuk beberapa

hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber

belajar.

b. Semantik

Media memiliki fungsi semantik, yaitu menambah perbendaharaan kata

(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami siswa (tidak

verbalistik).

c. Manipulatif

Media pembelajaran memiliki fungsi manipulatif yaitu kemampuan untuk

mengatas batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan inderawi

manusia.

30

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Gtafindo Persada, 2007), h. 3. 31

Ibid., h. 4. 32

Soleh Hamid, Metode Edutainment. (Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 150. 33

Ibid, h. 151 34

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.37-48.

Page 30: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

14

d. Psikologis

Fungsi psikologis ini mengandung makna bahwa media pembelajaran

mampu meningkatkan imajinasi dan perhatian siswa terhadap materi ajar,

menggugah perasaan, emosi serta tingkat penerimaan atau penolakan siswa

terhadap sesuatu.

e. Sosio-kultural

Setiap siswa memiliki berbagai karakteristik yang berbeda. Media

pembelajaran mampu mengatasi hambatan sosio-kultiural antara siswa dengan

cara memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Semakin baik media atau alat bantu pendidikan sebagai penyampai pesan-

pesan atau materi-materi pembelajaran kepada siswa, maka akan semakin baik

dan maksimal kemampuan siswa untuk menerima dan mencerna materi atau pesan

dalam pembelajaran. Agar alat bantu atau media pembelajaran menjadi alat yang

benar-benar memberikan manfaat kepada siswa, maka alat bantu atau media

pembelajaran tersebut harus memenuhi kriteria sebagai berikut:35

a. Media atau alat bantu pendidikan harus menarik perhatian siswa, agar mereka

mampu memfokuskan diri pada pesan yang akan disampaikan oleh media

pembelajaran atau alat bantu tersebut.

b. Media atau alat bantu harus mampu mengembangkan minat para siswa agar

bisa mengikuti materi yang disampaikan dengan baik.

Namun, tidak semua media atau alat bantu pembelajaran sesuai atau cocok

diterapkan pada kondisi dan materi yang akan diberikan. Oleh karena itu,

pemilihan media yang tepat untuk mata pelajaran tertentu menjadi hal yang

penting untuk diperhatikan. Hal ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dan

tercapainya tujuan pembelajaran.36

35

Hamid, op. cit., h. 151. 36

Hamid, op. cit., h. 151.

Page 31: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

15

Media dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 4

kelompok besar, yaitu:37

a. Media audio

Media audio adalah media yag hanya melibatkan indera pendengaran dan

hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Contoh media audio

adalah radio, kaset, perekam, audio tape dan compact disk.

b. Media visual

Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.

Contoh media visual adalah buku, majalah, sketsa, lukisan, foto dan miniatur.

c. Media sudio visual

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan

pendengaran sekaligus dalam satu proses. Contoh media audio visual adalah video

dan film.

d. Multimedia

Multimedia adalah media yang melibatka berbagai indera dalam satu

proses. Contoh multimedia adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman

secara langsung, bisa melalui komputer dan internet, pengalaman berbuat dan

pengalaman terlibat.

4. Program Solitaire

Solitaire adalah permainan dalam menyusun kartu remi secara berurutan

sesuai nomor, warna dan lambangnya. Permainan ini dapat dikembangkan dalam

berbagai versi. Pada umumnya, aturan permainan solitaire ini sederhana namun

membutuhkan cukup ketelitian. Permainan ini dimulai dengan membuka kocokan

atau kumpulan kartu. Setiap kali membuka kocokan kartu, akan ada 3-4 kartu

yang ditampilkan, namun hanya kartu pada urutan pertama atau kiri yang dapat

diambil oleh pemain untuk ditempatkan di atas kartu pada kotak pengumpul.

Kemudian, kartu urutan kedua tadi dapat diambil oleh pemain. Jika kartu ketiga

tidak dapat ditempatkan di manapun, maka pemain dapat membuka kocokan kartu

untuk kedua kalinya, sehingga sisa kartu yang dibuka pada kocokan pertama atau

37

Munadi, Ibid. h. 55.

Page 32: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

16

sebelumnya tertutup oleh kartu-kartu yang baru dibuka. Pemain dapat membuka

kocokan kartu berulang kali sampai tidak ada lagi kartu yang tertutup pada

kumpulan atau kocokan kartu. Kemudian, pemain dapat menutup kembali semua

kartu yang telah dibuka dan belum diambil. Ketika pemain membuka kembali

kocokan pertama, susunan kartu bisa berbeda dari kocokan pertama ketika pemain

baru memulai permainan. Hal ini dapat terjadi jika dalam satu siklus sebelumnya

pemain mengambil mengambil minimal satu kartu.

Kartu-kartu tersebut harus diurutkan berdasarkan nomor kartu terbesar

pada beberapa kotak pengumpul, yaitu dari King sampai As dengan warna yang

berbeda antar urutannya. Misalnya, kartu Queen keriting bisa ditempatkan di atas

kartu King love atau King tempe. Kemudian urutan selanjutnya adalah kartu Jack

sekop atau keriting. Setiap kotak pengumpul memiliki minimal satu kartu yang

masih terutup. Pemain harus membuka semua kartu pada semua kotak

pengumpul. Namun, hanya kartu pada posisi paling atas pada setiap kumpulan

kartu di kotak pengumpul yang dapat dibuka. Pemain dapat meletakkan kartu dari

kocokan atau kotak pengumpul di atas kartu yang terbuka pada suatu kotak

pengumpul lainnya. Kartu yang masih tertutup di kotak pengumpul hanya dapat

dibuka jika tidak ada kartu yang terbuka di atasnya. Perpindahan kartu-kartu pada

kotak pengumpul dapat memungkinkan suatu kotak pengumpul kosong atau tidak

terisi satupun kartu yang terbuka atau tertutup. Kotak tersebut dapat diisi satu

kartu King atau satu baris kartu dari kotak pengumpul atau kocokan kartu. Satu

baris kartu tersebut minimal terdiri dari kartu King dan Queen, maksimal terdiri

dari kartu King sampai kartu nomor 2 dari kotak pengumpul lainnya.

Ketika pemain dapat mengurutkan 4 kelompok kartu berdasarkan nomor,

warna dan lambangnya, maka tahap terakhir adalah memasukkan kartu-kartu

tersebut ke dalam empat kotak utama secara berurutan dari kartu As sampai King

berdasarkan lambangnya. Jika kartu teratas dari kocokan kartu adalah As, maka

kartu As tersebut dapat ditempatkan langsung di kotak utama. Selanjutnya kartu

pada urutan selanjutnya dapat langsung ditempatkan pada kotak utama walaupun

masih ada kartu pada kotak pengumpul yang belum dibuka. Hal yang sama juga

berlaku untuk kotak pengumpul.

Page 33: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

17

Pemain dianggap kalah jika kartu-kartu yang tersisa tidak bisa diurutkan.

Hal ini biasanya terjadi jika masih ada kartu yang tertutup pada kotak pengumpul

namun ditindih oleh kartu terbuka lainnya yang tidak bisa diurutkan dengan kartu

terbuka pada kotak pengumpul lain atau kotak utama. Penyebab lainnya adalah

masih ada kartu pada kocokan kartu yang tidak dapat diambil pemain karena tidak

dapat diurutkan pada kotak pengumpul maupun kotak utama. Sebaliknya pemain

dianggap menang ketika mampu menyusun semua kartu berdasarkan nomor,

warna dan lambangnya secara benar pada kotak utama.

Pada umumnya, game solitaire memiliki perhitungan waktu permainan

namun tidak dibatasi. Game ini juga memiliki perhitungan pergerakan kartu, yaitu

setiap kartu dibuka, dikocok, maupun dipindahkan. Jumlah waktu dan pergerakan

kartu sampai pemain menang akan menghasilkan persentase kemenangan pemain

tersebut. Hal ini menyebabkan pemain harus mempertimbangkan setiap

langkahnya dalam permainan.

5. Keterampilan Berpikir Kreatif

a. Pengertian keterampilan berpikir kreatif

Menurut Lawson keterampilan yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu

dengan baik. Kinerja terampil termasuk mengetahui apa yang harus dilakukan,

kapan melakukannya, dan bagaimana melakukannya. Dengan kata lain, menjadi

terampil dalam sesuatu dengan mengetahui serangkaian prosedur, mengetahui

kapan untuk menerapkan prosedur tersebut, dan menjadi ahli dalam melaksanakan

prosedur tersebut.38

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru,

berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Biasanya, orang

mengartikan kreativitas sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk

menciptakan hal-hal baru. Sesungguhnya apa yang diciptakan itu tidak perlu hal-

hal yang baru sama sekali, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal

sudah ada sebelumnya. Yang dimaksudkan dengan data, informasi atau unsur-

unsur yang ada, dalam arti sudah ada sebelumnya, adalah semua pengalaman yang

38

Anton E Lawson, Science Teaching and The Development of ThinKing, (Wadsworth,

1995), h.50.

Page 34: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

18

telah diperoleh seseorang selama hidupnya. Di sini termasuk segala pengetahuan

yang pernah diperolehnya baik selama di bangku sekolah maupun dalam keluarga

dan masyarakat.39

Berpikir kreatif juga merupakan kemampuan berdasarkan data atau

informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap

suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan

keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan

terhadap suatu masalah, makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban

itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi tidak semata-mata banyaknya jawaban

yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas

atau mutu dari jawabannya.40

Tatag Yuli Eko Siswono, menjelaskan bahwa berpikir kreatif merupakan

suatu proses yang digunakan pada saat seseorang memunculkan suatu ide

baru dengan menggabungkan ide-ide yang sebelumnya yang belum dilakukan.41

Beberapa definisi berpikir kreatif (kreativitas) menurut para pakar berdasarkan

empat P (Munandar, 2009:20-22) adalah sebagai berikut:42

1) Definisi pribadi; Hulbeck (1945) menyatakan bahwa tindakan kreatif muncul

dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan.

Sedangkan menurut Sternberg (1988) yaitu “kreativitas merupakan titik

pertemuan yang khas dari tiga atribut psikologi inteligensi, gaya kognitif, dan

kepribadian/motivasi. Bersama-sama ketiga-segi dari alam pikiran ini

membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif”.

2) Definisi proses; Torrance (1988) mengemukakan bahwa kreativitas adalah “

(1) proses ketika mengalami kesulitan penginderaan, masalah, kesenjangan

informasi, unsur-unsur yang hilang, sesuatu yang diminta, (2) proses membuat

tebakan dan merumuskan hipotesis tentang kekurangan-kekurangan, (3)

39

S. C Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,. (Jakarta:

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1999), h. 47. 40

Ibid., h. 48. 41

Tatag Yuli Eko Siswono, Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa dalam Matematika, Jurnal Universitas Negeri Surabaya, h. 1. 42

S. C Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2009), h. 20-22.

Page 35: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

19

mengevaluasi dan menguji dugaan dan hipotesis, (4) merevisi dan pengujian

ulang mereka, dan akhirnya, mengkomunikasikan hasil.” Definisi tersebut

pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah.

3) Definisi produk; Baron (1969) menyatakan bahwa “kreativitas adalah

kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru”.

Selanjutnya Haefele (1962) menyatakan “kreativitas adalah kemampuan untuk

membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial.”

4) Definisi press; Simpson mendifinisikan kreativitas lebih merujuk pada aspek

dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai inisiatif yang

dimanifestasikan dengan kekuatan-Nya untuk melepaskan diri dari pemikiran

biasa”.

b. Indikator berpikir kreatif

Keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat dari beberapa indikator.

Indikator keterampilan berpikir kreatif menurut Burnester dalam Lawson, yaitu:43

1) Keterampilan menggambarkan alam secara akurat, terdiri dari;

a) Keterampilan dalam menggambarkan objek dalam hal karakteristik yang dapat

diamati.

b) Keterampilan dalam seriating objek dalam hal karakteristik yang dapat

diamati.

c) Keterampilan dalam mengklasifikasikan obyek dalam hal karakteristik yang

dapat diamati

d) Keterampilan dalam menggambarkan, seriating, mengelompokkan dan

mengukur benda-benda dalam hal variabel seperti jumlah, panjang, luas, berat,

volume dan kepadatan.

e) Keterampilan dalam mengidentifikasi karakteristik variabel dan konstan

kelompok obyek: keterampilan dalam mengidentifikasi karakteristik variabel

kontinyu yang terputus-putus dan penamaan nilai-nilai spesifik dari

karakteristik; keterampilan dalam mengukur, merekam dan grafik frekuensi

kejadian nilai-nilai tertentu dari karakteristik dalam sampel benda;

43

Lawson, op. cit., h. 51

Page 36: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

20

keterampilan dalam menentukan rata-rata, median dan modal nilai-nilai dari

distribusi frekuensi masuk

2) Keterampilan dalam mengenali perbedaan antara populasi sampel iklan dan

mengidentifikasi cara-cara untuk memperoleh random berisi sampel;

keterampilan dalam membuat prediksi tentang kemungkinan kejadian

karakteristik populasi spesifik berdasarkan frekuensi kejadian dari

karakteristik tersebut dalam sampel acak.

3) Keterampilan dalam mengenali, menciptakan, dan menyatakan hipotesis

alternatif penjelasan kausal dan teori-teori, yang terdiri dari:

a) Keterampilan dalam membedakan sebuah hipotesis dari sebuah pertanyaan;

b) Keterampilan dalam membedakan antara pernyataan yang menjelaskan

pengamatan atau generalisasi dari pengamatan dan pernyataan yang

merupakan hipotesis untuk pengamatan;

c) Keterampilan dalam mengenali hipotesis sementara atau teori;

d) Keterampilan dalam membedakan antara penjelasan sementara untuk

fenomena (hipotesis) dan istilah yang digunakan hanya untuk label fenomena

tersebut;

e) Keterampilan dalam membuat semua kemungkinan kombinasi hipotesis

dengan sistematis.

4) Keterampilan dalam menggeneralisasi dan menyatakan prediksi logis

berdasarkan asumsi hipotesis yang benar dan membayangkan kondisi

eksperimen, yang terdiri dari

a) Keterampilan dalam membedakan antara hipotesis dan prediksi.

5) Keterampilan dalam merencanakan dan melakukan eksperimen terkendali

untuk menguji hipotesis alternatif, yang terdiri dari:

a) Keterampilan dalam memilih hipotesis alternatif yang sesuai untuk menguji;

b) Keterampilan dalam membedakan antara pengamatan tak terkendali dan

percobaan yang melibatkan kontrol;

c) Keterampilan dalam mengenali bahwa hanya satu faktor yang dimasukkan

menjadi variabel dalam sebuah eksperimen: keterampilan dalam mengenali

faktor variabel yang dimasukkan dan faktor variabel yang dihasilkan dan

Page 37: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

21

keterampilan dalam mengenali faktor-faktor yang tetap konstan di kontrol

parsial;

d) Keterampilan dalam mengenali eksperimen dan masalah-masalah teknis

dalam rancangan eksperimen;

e) Keterampilan dalam mengkritisi kesalahan percobaan ketika: rancangan

eksperimen yang tidak menghasilkan jawaban dari suatu pertanyaan,

eksperimen tidak dirancang untuk menguji hipotesis yang dinyatakan

spesifik, metode pengumpulan data yang tidak reliabel, data yang tidak akurat,

data yang tidak mencukupi jumlah, dan kontrol yang tidak tepat dimasukkan.

6) Keterampilan dalam mengumpulkan, mengorganisir, dan menganalisis

eksperimen yang relevan dengan data yang berhubungan, terdiri dari:

a) Keterampilan dalam mengenali adanya kesalahan dalam pengukuran;

b) Keterampilan dalam mengenali keakuratan dalam pengukuran yang diberikan

oleh sifat dari pertanyaan;

c) Keterampilan dalam mengorganisir dan menganalisis data: keterampilan

dalam membuat tabel dan grafik frekuensi, keterampilan dalam mengukur,

merekam, dan menggambarkan nilai dari dua variabel pada sebuah grafik

tunggal, keterampilan dalam membangun sebuah tabel kontingensi variabel

diskontinyu;

d) Keterampilan dalam melihat elemen-elemen dalam umum untuk beberapa

item data;

e) Keterampilan dalam mengenali kecenderungan yang berlaku dalam data

ekstrapolasi dan interpolasi;

f) Keterampilan dalam menerapkan pengertian probabilitas kuantitatif, proporsi,

persentase, dan korelasi dengan fenomena alam dan mengenali ketika variabel

terkait dengan penambahan atau penggandaan, menyiapkan persamaan

kuantitatif sederhana untuk menjelaskan hubungan ini, meliputi: keterampilan

dalam mengenali hubungan langsung, bertentangan, atau tidak ada hubungan

antara variabel, keterampilan dalam mengenali bahwa ketika dua hal berbeda

secara bersamaan, hubungan itu mungkin kebetulan, tidak kausal,

Page 38: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

22

keterampilan dalam mengenali bukti tambahan yang diperlukan untuk

menetapkan sebab dan akibat.

7) Keterampilan dalam menggambarkan dan menerapkan kesimpulan yang

masuk akal, yang terdiri dari:

a) Keterampilan dalam mengevaluasi data yang relevan dan menggambarkan

kesimpulan melalui sebuah perbandingan dari hasil yang nyata dengan hasil

prediksi;

b) Keterampilan dalam membedakan antara bukti langsung dan tidak langsung;

c) Keterampilan dalam mengenali data yang tidak berhubungan dengan

hipotesis;

d) Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis;

e) Keterampilan dalam mengenali data yang tidak mendukung hipotesis;

f) Keterampilan dalam menggabungkan bukti-bukti baik yang mendukung dan

bertentangan dari berbagai sumber untuk mempertimbangkan kemungkinan

kebenaran atau kesalahan hipotesis;

g) Keterampilan dalam menunda hukuman jika tidak ada bukti bukti atau bukti-

bukti yang ada tidak memenuhi;

h) Keterampilan dalam mengenali kesementaraan dalam kesimpulan ilmiah;

i) Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru

bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi;

j) Keterampilan dalam mengenali asumsi-asumsi yang harus dilakukan dalam

menerapkan kesimpulan untuk situasi baru.

c. Teknik-teknik

Siswa mampu berpikir dan mengungkapkan diri secara kreatif dapat

dibantu dengan metode dan teknik-teknik kreatif, yaitu mampu memberikan

bermacam-macam gagasan dan jawaban dalam pemecahan masalah.

Page 39: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

23

Teknik-teknik kreatif itu dapat dilihat diantaranya, sebagai berikut:44

1) Pemikiran dan perasaan terbuka

Cara yang paling mudah untuk merangsang pemikiran kreatif ialah

dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempatan timbulnya

berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan, serta

dengan membantu siswa mengajukan pertanyaan.

2) Sumbang saran

Teknik untuk memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil (sekitar

8-10 orang) dengan “menggali” gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota

kelompok. Dalam kelompok kecil ini seorang anak dipilih untuk berperan sebagai

ketua dan siswa lain bertugas mencatat semua gagasan yang muncul. Ketua

kelompok menjelaskan masalahnya dan kemudian anggota kelompok

mengungkapkan gagasan secara terbuka dan spontan (tidak perlu menunggu

giliran)

3) Daftar pertanyaan yang memacu gagasan

Teknik ini bertujuan melancarkan keluarnya gagasan dalam pemecahan

masalah seperti mengembangkan, meningkatkan, memperbaiki suatu objek atau

situasi, dengan meninjau daftar pertanyaan yang membantu melihat hubungan-

hubungan baru. Dasar pertimbangannya ialah bahwa gagasan-gagasan kreatif

merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang sebelumnya belum berhubungan.

4) Menyimak sifat benda atau keadaan

Teknik ini digunakan untuk menggugah banyak gagasan guna

meningkatkan atau memperbaiki suatu objek atau situasi. Diawali dengan

mencatat semua atribut (sifat) dari suatu objek atau situasi. Kemudian meninjau

masing-masing ciri untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan

mengubah atau memperbaiki objek atau situasi tersebut.

5) Hubungan yang dipaksakan

Teknik lain untuk merangsang gagasan-gagasan kreatif ialah dengan cara

“memaksakan” suatu hubungan antara objek atau situasi yang dimasalahkan

dengan unsur-unsur lain untuk menimbulkan gagasan-gagasan baru. Maksud dari

44

Munandar, op. cit., h. 100-112.

Page 40: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

24

“memaksakan hubungan” ialah agar dapat melepaskan diri dari hubungan-

hubungan yang lazim atau yang sudah menjadi tradisi (kebiasaan) untuk

mendapatkan kemungkinan-kemungkinan baru. Contoh: memaksakan hubungan

antara “meja tulis guru”dan “pohon”. Misalnya: Melihat pohon-pohon di halaman

sekolah menimbulkan gagasan-gagasan untuk menambahkan tempat di samping

meja tulis guru yang dibuat dari batang pohon yang dibelah untuk tempat

tanaman.

6) Pendekatan morfologis

Pada teknik pendekatan atau analisis morfologis dengan berusaha

memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru dengan cara mengkaji

dengan cermat bentuk dan struktur masalah.

7) Pemecahan Masalah secara Kreatif (PMK)

Dimulai dari suatu keadaan yang kacau. Ada sesuatu yang mengganggu,

tetapi masalahnya masih samar-samar, dan belum tahu inti masalahnya. Untuk

memecahkan masalah secara kreatif, proses pemecahan berlangsung dalam lima

tahap, yaitu:

a) Mengumpulkan fakta

b) Menemukan masalah

c) Menemukan gagasan

d) Menemukan jawaban

e) Menemukan penerimaan.

Berpikir kreatif dapat dilatih dengan berbagai hal yang telah diuraikan di

atas. Jadi berpikir kreatif bukan turunan atau bakat seseorang tetapi suatu

kebiasaan dalam memecahkan persoalan hidup dengan pemikiran-pemikiran yang

baru.

Page 41: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

25

6. Karakterisasi Konsep Dinamika Partikel

Dinamika partikel adalah ilmu yang mempelajari gerak suatu benda

disertai dengan penyebabnya. Konsep ini dapat dijelaskan dengan peta konsep

yang dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini:

Gambar 2.2 Peta Konsep Dinamika Partikel

a. Materi Dinamika Partikel

1) Pengertian Dinamika Partikel

Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak suatu benda

dengan meninjau penyebabnya.45

Isaac Newton menemukan bahwa semua

persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang

sederhana.46

2) Hukum I Newton

Gelas yang diletakkan di atas meja datar, terlihat bahwa gelas tetap diam,

karena tidak ada gaya yang bekerja pada gelas. Kelereng yang sedang meluncur di

lantai licin yang datar. Jika keadaan lantai licin sempurna, maka kelereng terus

bergerak, karena tidak ada gaya yang menghentikan kelereng. Hal ini disebut sifat

45

Ahmad Zaelani, dkk, 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA,

(Bandung: Yrama Widya), h. 75. 46

Karyono, dkk, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 51.

Mempelajari

Aplikasi

Berdasarkan

DINAMIKA PARTIKEL

GAYA GERAK

HUKUM NEWTON

TEGANGAN

TALI GESEKAN BERAT BIDANG

DATAR

BIDANG

MIRING

BERAT

Page 42: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

26

kelembaman benda. Seorang ahli fisika dari Inggris bernama Newton,

merumuskan Hukum I Newton,yang berbunyi:47

"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah

seluruh gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dituliskan:

ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)

3) Hukum II Newton

Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan

anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak, jika gaya dorong diperbesar

mobil bergerak atau jika anda naik sepeda meluncur di jalan raya, jika sepeda

direm, sepeda berhenti. Pada keadaan ini ternyata kecepatan benda selalu berubah

atau mengalami percepatan. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II

Newton yang berbunyi:48

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan

berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:

a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)

a = percepatan (m/s2)

4) Hukum III Newton

Seorang wanita menendang tembok dengan sepatunya. Jari kaki wanita

tersebut melakukan tendangan ke tembok sebagai aksi, lalu tembok melakukan hal

yang sama pada jari kaki dengan besar energi yang sama namun arah yang

berlawanan. Hal ini dinyatakan dalam hukum Newton III yang berbunyi:49

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah.

Hukum ini dirumuskan menjadi:

Faksi = -Freaksi

5) Gaya gravitasi atau berat (w)

Berat adalah gaya gravitasi bumi yang dirasakan oleh benda-benda di

sekitar bumi. Sesuai perumusan gaya pada hukum II Newton berat suatu benda

47

Douglas C. Giancoli, Fisika, Terj. dari Physics.oleh Yuhilza Hanum, (Jakarta:

Erlangga, 2001), Cet. 1, h. 93. 48

Zaelani, op. cit., h. 76. 49

Giancoli, op. cit., h. 97.

Page 43: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

27

didefinisikan sebagai hasil kali massa m dengan percepatan gravitasi g, seperti

pada persamaan di bawah berikut:50

w = m g w = gaya berat (N)

m = massa benda (kg)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

6) Gaya Gesek (fs)

Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara

dua permukaan benda dengan arah berlawanan terhadap kecenderungan arah

gerak. Gaya ini dirumuskan menjadi:51

fs = 𝜇s N fs = gaya gesek (Newton)

𝜇s = koefisien gesekan

N = Gaya normal benda (Newton)

7) Gaya Sentripetal (Fs)

Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya

sentripetal dengan menuju ke pusat lingkaran. Gaya ini disebut gaya sentripetal.52

Fs = m v2

/ r Fs = gaya sentripetal (N)

= m ω2 r m = massa benda (kg)

v = kecepatan (m/s)

r = jari-jari (m)

8) Gaya Normal (N)

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya tekan bidang pada benda yang

arahnya tegak lurus pada bidang sentuh.53

9) Gaya Tegangan Tali (T)

Gaya tegangan tali adalah gaya tarik yang terjadi karena tarikan tali dan

arahnya sesuai dengan tarikan tali.54

50

Sri Handayani dan Ari Damari, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 82. 51

Zaelani, op. cit., h. 84 52

Giancoli, op.cit., h. 136. 53

Ari Damari dan Sri Handayani, Kupas Fisika SMA, (Jakarta: Wahtumedia, 2007), h. 26 54

Damari, Ibid.

Page 44: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

28

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berhubungan dengan penerapan metode teams games

tournament berbasis animasi adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Zafer Tanel dan Mustafa Erol (2008) yang

berjudul “Effects of Cooperative Learning on Instructing Magnetism:

Analysis of an Experimental Teaching Sequence”. Hasil peneltian ini

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara kelas

eksperimen yang mengindikasikan kesuksesan dibandingkan dengan kelas

kontrol.55

2. Penelitian yang dilakukan oleh Heni Purwati (2008) yang berjudul

“Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan

Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV”. Sampelnya adalah siswa

kelas IV SDI Al Azhar 14 Semarang tahun pelajaran 2007/ 2008. Upaya yang

dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran Team Games

Tournament berbantuan media animasi grafis. Tujuannya untuk mengetahui

keefektifan pembelajaran berbasis penerapan TGT berbantuan animasi grafis

terhadap hasil belajar. Kesimpulannya adalah model pembelajaran kooperatif

TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pecahan sebesar

80,3 %.56

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Julaiha (2011) yang berjudul “Efektifitas

Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar

Siswa Kelas XI IPS”. Bentuk Penelitian ini adalah Quasi eksperimen dengan

rancangan Non Equivalen Control Group Design. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan Uji U Mann Whitney diperoleh Ztabel ≤ Zhitung sehingga

55

Zafer Tanel dan Mustafa Erol, Effects of Cooperative Learning on Instructing

Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence Physic Education, 2008, Journal

Physic Eduaction, 2, h. 124. 56

Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT

Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, Tesis pada IKIP PGRI, 2008.

Page 45: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

29

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

posttest kelas kontrol dengan post-test kelas eksperimen.57

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih dan Sukarmin (2012) yang berjudul

“Penerapan Zuma Chemistry Game dengan Kooperatif Tipe TGT (Teams

Games Tournament) pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTsN

Surabaya II”. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain

penelitian one group pretest posttest design. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa meningkat sebesar 84,38 %. Motivasi intrinsik siswa

sebesar 85,28 % dan motivasi ekstrinsik siswa sebesar 82,02 %.58

5. Penelitian yang dilakukan oleh Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa

(2012) yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis dan Kreatif Siswa”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual menggunakan media

audio-visual memberikan pengaruh lebih baik daripada pembelajaran

dengan model pembelajaran kontekstual menggunakan media lembar kerja

siswa terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.59

C. Kerangka Pikir

Salah satu metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam kelas

adalah metode ekspositori, namun metode ini belum memuaskan karena

pembelajaran berlangsung satu arah saja, guru yang mengendalikan siswa, dan

siswa memperhatikan guru menerangkan materi pelajaran. Hal semacam ini justru

mengakibatkan guru kurang memahami pemahaman siswa.60

57

Siti Julaiha, Sri Buwono dan Bambang Genjik S, Efektifitas Model Pembelajaran Teams

Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, 2011, Jurnal Pendidikan

dan Pembelajaran, 1, h. 1. 58

Ratih Tri Winarto dan Sukarmin, “Penerapan Zuma Chemistry Game dengan Kooperatif

Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran di MTsN

Surabaya II”, 2012, UNESA Journal of Chemical Education, 1, h. 180. 59

Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa,

IKIP PGRI, 2012. 60

Purwati, op.cit ., h. 2.

Page 46: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

30

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode

pembelajaran kooperatif. Salah satunya adalah menggunakan model

pembelajaran. Namun, tidak semua guru mampu menerapkan model pembelajaran

kooperatif secara maksimal. Pada model pembelajaran ini, ada beberapa tahap

yang sulit diterapkan oleh guru, seperti halnya pada model cooperative learning

tipe Teams Games Tournaments.

TGT (Teams Games Tournaments) suatu metode pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran koperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan

menjadi 4-6 orang per kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin,

agama, etnis/suku.61

Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam TGT

yaitu tahap pembelajaran awal, kelompok belajar (team study), permainan (games),

turnamen atau kompetisi (tournament) dan pengakuan kelompok (teams

recognition).62

Pada tahap turnamen, aktivitas siswa meningkat karena terjadi

interaksi antar siswa dalam berdiskusi dan berkompetisi. Jika guru tidak bisa

menguasai kelas, maka kondisi dalam kelas pun menjadi tidak terkendali.

Untuk mengatasi permasalahan pada tahap turnamen, guru dapat

memodifikasi tahap tersebut tanpa menghilangkan esensinya. Modifikasi yang

dilakukan adalah mengganti peraturan dan permainan kartu secara manual dengan

permainan kartu pada komputer. Pada penelitian ini, tahap turnamen dirancang

agar siswa menggunakan program game kartu mirip solitaire pada komputer

sebagai media kompetisi.

Proses penyusunan kartu ini dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif

karena siswa dituntun untuk menghubungkan satu kartu dengan kartu lainnya.

Setiap kartu memiliki gambar visualisasi konsep dinamika partikel yang saling

berhubungan dengan kartu lainnya sehingga membentuk satu konsep yang

sistematis. Kartu yang memiliki konsep yang tidak saling berhubungan tidak akan

bisa diurutkan sehingga permainan tidak bisa diselesaikan dengan benar atau

pemain tersebut kalah. Melalui model cooperative learning tipe teams games

61

Zulfiani, op.cit., h. 144. 62

Zulfiani, op. cit, h. 145.

Page 47: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

31

tournament (TGT) termodifikasi diharapkan keterampilan berpikir kreatif siswa

pada konsep dinamika partikel dapat meningkat.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)

termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada

konsep dinamika partikel.

2. Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative

learning tipe teams games tournament (TGT) termodifikasi

terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika

partikel.

Page 48: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Dua Mei Tangerang Selatan yang

berlokasi di Jl. H. Abdul Gani no 135 Cempaka Putih, Tangerang Selatan. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Februari, semester genap tahun ajaran 2013-

2014.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuasi eksperimen

atau eksperimen semu, yaitu metode yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi

tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi eksperimen.63

Pengontrolan variabel hanya dilakukan terhadap

satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.64

C. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan non equivalent control group design.

Kedua kelompok akan diberi perlakuan dengan pembelajaran yang berbeda.

Sebelum pembelajaran, kedua kelompok diberi tes awal (pretest) untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersagkutan

(dinamika partikel). Kemudian keduanya diberikan perlakuan yang berbeda,

kelompok pertama sebagai kelas eksperimen yang akan diajarkan dengan

menggunakan model cooperative learning tipe TGT termodifikasi. Kelompok

kedua sebagai kelas kontrol yang akan diajarkan dengan menggunakan model

cooperative learning tipe TGT orisinal dalam pembelajarannya. Setelah diberi

perlakuan, pada kedua kelompok diberi tes akhir (posttest).

63

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 114. 64

Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2010), cet. 6, h. 59.

Page 49: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

33

Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre test Perlakuan Post test

A O1 X1 O2

B O1 X2 O2

Keterangan:

A : Kelas eksperimen

B : Kelas kontrol

X1 : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model

cooperative learning tipe TGT termodifikasi.

Xc : Perlakuan yang diberikan kepada kelas kontrol menggunakan metode

konvensional (tanpa model cooperative learning tipe TGT termodifikasi)

O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan

O2 : Tes akhir (posttest) setelah perlakuan.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah karekteristik yang akan diobservasi dari satuan

pengamatan.65

Berdasarkan kedudukan dalam sistem paradigma atau desain

penelitian, variabel dapat dibedakan menjadi beberapa variabel, di antaranya

variabel dependent (terikat) dan variabel independent (bebas).66

Variabel bebas

(X) dari penelitian ini adalah model cooperatif learning tipe teams games

tournament (TGT) termodifikasi. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.67

Variabel

terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kreatif.

65

Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Change Publication, 2013), Cet. 1,

h. 22. 66

Ibid., h. 24. 67

Sugiyono, op. cit., h. 61.

Page 50: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

34

E. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian, peneliti menentukan populasi dan sampel. Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulannya.68

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa SMA Dua Mei Tangerang Selatan, sedangkan populasi terjangkaunya

adalah seluruh siswa kelas X di sekolah tersebut.

Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang

diteliti). Sampel penelitian merupkan sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi (representative).69

Sampel

dalam penelitian ini adalah dua kelas dari kelas X SMA Dua Mei Tangerang

Selatan. Satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas

kontrol. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purpossive sampling

(sampel bertujuan). Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel

bukan didasarkan pada random, strata atau daerah melainkan berdasarkan tujuan

tertentu.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa tes kemampuan berpikir kreatif siswa,

sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi.

68

Supardi, op. cit., h. 25. 69

Supardi, op. cit., h. 26.

Page 51: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

35

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

nontes.

1. Instrumen tes

Instrumen tes yang digunakan berupa tes uraian untuk mengukur

keterampilan berpikir kreatif siswa. Kisi-kisi instrumen tes keterampilan berpikir

kreatif dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kreatif

No Indikator Pembelajaran

Indikator Keterampilan

Berpikir Kreatif Jumlah

Soal K.1 K.2 K.3

1

Mengidentifikasi penerapan

prinsip hukum Newton dalam

kehidupan sehari-hari

2,4,5 1,3 6 6

2 Menjelaskan perbedaan dan kaitan

antara Hukum I, II dan III Newton 8 7, 9, 10 11, 12 6

3

Menganalisis gaya-gaya yang

terjadi pada peristiwa hukum

Newton

14, 16 18 13, 15,

17 6

Jumlah Soal 6 6 6 18

Keterangan:

K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis

K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru

bahkan ketika ada hubungan paralelyang erat antara dua situasi

K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data

Page 52: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

36

2. Instrumen nontes

Instrumen nontes yang digunakan berupa lembar observasi untuk

mengamati berlangsungnya proses pembelajaran terutama pada tahap turnamen.

Kisi-kisi instrumen nontes dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3 Lembar Observasi Tahap Turnamen

No Indikator Skor

maksimal

1 Memahami peraturan turnamen 3

2 Bekerja sama dalam kelompok 3

3 Berkompetisi secara positif 3

4 Situasi pembelajaran kondusif 3

Jumlah 12

H. Kalibrasi Instrumen

Dalam penelitian ini, karena ada dua instrumen yang digunakan, maka ada

dua kalibrasi instrumen, yaitu kalibrasi instrumen tes dan kalibrasi instrumen

nontes.

1. Kalibrasi instrumen tes

Untuk instrumen tes, kalibrasi dilakukan untuk melihat kualitas soal yang

digunakan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, harus memiliki

empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya

pembedanya. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya

sebagai berikut:

a. Validitas

Validitas adalah ketetapan alat penilaian sehingga betul-betul dapat

menilai apa yang seharusnya dinilai.70

Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat.

70

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), h.12

Page 53: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

37

Dengan demikian, untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan

kriteria digunakan uji statistik, yakni teknik korelasi Product Moment dengan

angka kasar, yaitu:71

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi anatara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = skor tiap butir soal

Y = skor total tiap butir soal

N = jumlah siswa

Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai r tabel pada signifikansi

5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = n-2. Kaidah keputusannya :

Jika r hitung > r tabel berarti valid, sebaliknya;

Jika r hitung < r tabel berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran indeks

korelasinya (rxy) sebagai berikut:72

Tabel 3.4 Interpretasi Koefesien Korelasi nilai rxy

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

71

Suharsmi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Cet. 9, h. 72. 72

Ibid., h. 75.

Page 54: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

38

b. Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut

dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersen=but

digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.73

Untuk mengetahui

reliabilitas instrumen yang berbentuk uraian maka digunakan rumus Alpha,

berikut rumus yang dimaksud:74

(

)(

)

Keterangan:

r11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir soal

∑ = Jumlah varians butir

= varian total

Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel. Jika instrumen itu

reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya pada Tabel 3.5

berikut ini:75

Tabel 3.5 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,00 ≤ r ≤ 0,20 Kecil

0,21 ≤ r ≤ 0,40 Rendah

0,41 ≤ r ≤ 0,70 Sedang

0,71 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi

0,91 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi

c. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal

dalam suatu instrumen, apakah soal tergolong mudah, sedang, atau sukar.

Jika sebuah instrumen didominasi dengan soal mudah, maka peserta tes

tidak terangsang untuk berpikir lebih tinggi. Sebaliknya, jika instrumen

didominasi soal sukar akan membuat peserta tes malas mengerjakannya. Oleh

karena itu, instrumen yang baik adalah instrumen dengan komposisi soal yang

73

Sudjana, op. cit., h. 16. 74

Arikunto, op. cit., h. 109. 75

Page 55: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

39

merata. Taraf kesukaran dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:76

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang

diperoleh digunakan Tabel 3.6 berikut ini:77

Tabel 3.6 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan

siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya

rendah.78

Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian

sama dengan soal pilihan ganda yaitu:79

Keterangan:

D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = banyaknya peserta kelas atas

JB = banyakya peserta kelompok bawah

76

Arikunto, op. cit., h. 208. 77

Arikunto, op. cit., h. 210. 78

Arikunto, op. cit., h. 211. 79

Arikunto, op. cit., h. 213.

Page 56: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

40

Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut

diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda pada Tabel 3.7 di bawah ini:80

Tabel 3.7 Interpretasi Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda

Negatif Sangat buruk, sebaiknya dibuang saja

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,41 – 0, 70 Baik (good)

0,71 – 1,00 Baik sekali (excelent)

2. Kalibrasi instrumen nontes

Untuk instrumen nontes, kalibrasi dilakukan dengan uji validitas ahli yang

berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar observasi.

Adapun lembar uji validitas ahli dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

Tabel 3.8 Lembar Uji Validitas Isi

No Aspek yang diuji Baik Cukup Kurang

1 Kesesuaian indikator dengan yang

hendak diukur

2 Pemilihan kriteria dari indikator

3 Kesesuaian bobot nilai dengan kriteria

indikator

Saran :

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

............................................................................................................................

80

Arikunto, op. cit., h. 218.

Page 57: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

41

I. Teknik Analisis Data Tes

Analisis data tes bertujuan untuk memperoleh makna dari data tes yang

telah terkumpul. Teknik analisis data tes terdiri dari uji prasyarat analisis dan uji

hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data

untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis

data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa

data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok

yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji

normalitas dan homogenitas data.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi-

Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat dilakukan dengan langkah-langkah:81

Pertama-tama diawali dengan dengan menentukan taraf signifikansi,

misalnya α = 0,05 untuk menguji hipotesis:

H0 : Data berdistribusi normal, melawan

H1 : Data tidak berdistribusi normal

dengan kriteria pengujian:

Jika 𝜒2hitung < 𝜒2tabel terima H0, dan

Jika 𝜒2hitung > 𝜒2tabel tolak H0

Kedua, langkah-langkah uji normalitas dengan Chi-Kuadrat (𝜒2) adalah

sebagai berikut:

1) Membuat daftar distribusi frekuensi dari data yang berserakan ke dalam

distribusi frekuens data kelompok (jika data belum disajikan dalam data

distribusi frekuensi kelompok).

2) Mencari rerata (mean) data kelompok.

3) Mencari simpangan baku data kelompok.

81

Supardi, op. cit., h. 138.

Page 58: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

42

4) Tentukan batas nyata (tepi kelas) tiap interval kelas dan jadikan sebagai X1

(X1, X2, X3, ..., Xn).

Kemudian lakukan konversi, setiap nilai tepi kelas Xi menjadi nilai baku Z1,

Z2, ..., Zn. Dimana nilai baku Zi ditentukan dengan rumus

5) Tentukan besar peluang nilai Zberdasarkan tabel Z (luas lengkungan di bawah

Kurva Normal Standar dari 0 ke Z, dan disebut F(Zi), dengan ketentuan:

Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 0,5 – Ztabel; dan

Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + Ztabel

6) Tentukan luas peluang normal (Li) tiap kelas interval dengan cara mengurangi

nilai F(Zi) di atasnya dengan di bawahnya, yaitu:

Li = F(Zi) – F(Zi-1)

7) Tentukan fe dengan cara mengalikan luas peluang normal tiap interval (Li)

dengan number of cases (n/banyaknya sampel), yaitu:

fe = Li x n

8) Masukan frekensi observasi (faktual) sebagai fo.

9) Cari nilai 𝜒2 setiap interval dengan rumus:

𝜒

10) Tentukan nilai 𝜒2hitung dengan rumus:

11) Tentukan nilai 𝜒2tabel pada taraf signifikansi α dan derajat kebebasan (dk) = k-1

dengan k = banyaknya kelas/kelompok interval.

12) Bandingkan jumlah total 𝜒2hitung dengan 𝜒2

tabel.

13) Apabila 𝜒2hitung < 𝜒2

tabel maka data berdistribusi normal dan jika 𝜒2hitung > 𝜒2

tabel

maka data tidak berdistribusi normal.

Page 59: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

43

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dalam rangka menguji kesamaan varians

setiap kelompok data.82

Uji homogenitas juga dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berdistribusi homogen atau tidak. Uji homogenitas yang

digunakan adalah Uji Fisher. Uji Fisher (uji F) dapat dilakukan apabila data yang

akan diuji hanya ada dua kelompok data/sampel. Uji F dilakukan dengan cara

membandingkan varians data terbesar dibagi varians data terkecil.

Langkah-langkah melakukan pengujian homogenitas dengan uji F sebagai

berikut:83

1) Tentukan taraf signifikasi (α) untuk menguji hipotesis:

H0 : =

(varian 1 sama dengan varian 2 atau homogen)

H1 : ≠

(varian 1 tidak sama dengan varian 2 atau tidak homogen)

Dengan kriteria pengujian:

- Terima H0 jika Fhitung < Ftabel ; dan

- Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel

2) Menghitung varian tiap kelompok data.

3) Tentukan nilai Fhitung, yaitu

4) Tentukan nilai Ftabel unttk taraf signifikansi α, dk1 = dkpembbilang = na – 1, dan

dk2 = dkpenyebut = nb – 1. Dalam hal ini na = banyaknya data kelompok varian

terbesar (pembilang) dan nb = banyaknya data kelompok varian terkecil

(penyebut).

5) Lakukan pengujian dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel.

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi

beberapa kondisi, di antaranya adalah data yang terdistribusi normal dan

homogen, serta data yang terdistribusi normal dan tidak homogen. Data yang

terdistribusi normal dan homogen menggunakan perhitungan statistik yang

berbeda dengan data yang terdistribusi normal dan tidak homogen.

82

Supardi, op. cit., h. 142. 83

Supardi, op. cit., h. 142.

Page 60: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

44

a. Data Terdistribusi Normal dan Homogen

Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji

hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik yaitu uji-t. Dalam

penelitian ini, analisis data juga dilakukan dengan cara membandingkan data dua

kelompok sampel, atau membandingkan data antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol dan varian populasi tidak diketahui, maka rumus uji-t yang

digunakan adalah:84

t =

Jika varian populasi diketahui, maka rumus uji-t nya adalah:

t =

Keterangan:

= rata-rata data kelompok eksperimen

= rata-rata data kelompok B

Sgab = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B

nA = jumlah data kelompok A

nB = jumlah data kelompok B

Nilai t pada uji hipotesis kemudian disesuaikan pada tabel distribusi t pada

taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini

dengan derajat keyakinan 95% , α = 5% dan dk = (n1 + n2 – 2) dengan kriteria

penerimaan sebagai berikut:

1) Jika maka H0 diterima dan Ha ditolak, berarti dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh model cooperative learning tipe

teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif

siswa.

2) Jika maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti dapat dikatakan

bahwa terdapat pengaruh metode teams games tournament termodifikasi

terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

84

Supardi, op. cit., h. 328.

Page 61: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

45

b. Data Terdistribusi Normal dan Tidak Homogen

Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis

yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Uji statistik nonparametrik

yang digunakan adalah uji U, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.

1

11211

2

1R

nnnnU

dan

2

22

2122

1R

nnnnU

Keterangan:

n1 = jumlah sampel 1

n2 = jumlah sampel 2

U1 = jumlah peringkat 1

U2 = jumlah peringkat 2

R1 = jumlah rangking pada sampel n1

R2 = jumlah rangking pada sampel n2

Kriteria penentuan keputusan uji U adalah:

i) Jika nilai Uhitung ≤ nilai Ucr, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

ii) Jika nilai Uhitung ≥ nilai Ucr, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

J. Teknik Analisis Data Nontes

Analisis deskripsi lembar observasi diperoleh dari sikap nyata yang

dilakukan siswa pada tahap turnamen. Pengolahan data hasil observasi sangat

bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi.

Pada penelitian ini, hasil pengamatan observasi diberi skala nilai berupa angka 3,

2, 1 dan 0 untuk setiap indikatornya.85

Hasil observasi dianalisis secara deskriptif

dengan penghitungan persentase menggunakan rumus :

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Number of Cases

85

Sudjana, op. cit., h. 132.

Page 62: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

46

Kemudian data kuantitatif dari analisis lembar observasi dikonversikan ke

data kualitatif dengan klasifikasi baik sekali, baik, cukup, kurang, dan sangat

kurang pada Tabel 3.9 di bawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Persentase

No Persentase Kriteria

1 81% - 100% Baik sekali

2 61% - 80% Baik

3 41% - 60% Cukup

4 21% - 40% Kurang

5 0% - 20% Sangat kurang

K. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model

cooperative learning tipe teams games tournament (TGT)

termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada

konsep dinamika partikel.

2. H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative

learning tipe teams games tournament (TGT) termodifikasi

terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada konsep dinamika

partikel.

Page 63: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

47

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab hasil penelitian ini akan menjelaskan mengenai Gambaran

umum dari data yang diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data

hasil pretest, posttest, dan lembar observasi.

1. Hasil Pretest

Hasil pretest keterampilan berpikir kreatif siswa yang diujikan memiliki 3

indikator, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis,

keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan

ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi, dan keterampilan dalam

melihat elemen-elemen untuk beberapa item data. Hasil pretest yang diperoleh

siswa kelas X-1 sebagai kelas kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen

disajikan pada Gambar 4.1 di bawah ini:

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Page 64: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

48

Perhitungan untuk menentukan Gambar diagram distribusi frekuensi tersebut

terdapat pada lampiran C.1.

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa 9 siswa (30%) di kelas

eksperimen maupun kontrol mendapatkan nilai antara 0-4. Selanjutnya terdapat 12

siswa (40%) dari kelas eksperimen dan 10 siswa (33,33%) dari kelas kontrol yang

mendapat nilai pada interval 5-9. Pada interval 10-14 terdapat 4 siswa (13,33%)

dari kelas eksperimen dan 5 siswa (16,67%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang

memperoleh nilai dengan interval 15-19 di kelas eksperimen sebanyak 2 siswa

(6,67%) sedangkan di kelas kontrol sebanyak 3 siswa (10%). Nilai pada interval

20-24 diperoleh 2 siswa (6,67%) masing-masing dari kelas eksperimen dan

kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai dengan interval 25-29 hanya didapatkan

oleh 1 siswa (3,33%) dari kelas eksperimen maupun kontrol.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka didapat beberapa

nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada

Tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest

Pemusatan dan Penyebaran Data Kelas

Eksperimen Kontrol

Nilai Tertinggi 25 25

Nilai Terendah 0 0

Rata-rata 8,5 9

Median 7,0 7,5

Modus 5,86 5,33

Standar Deviasi 6,71 6,9

Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.1 tersebut terdapat pada lampiran C.1.

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah

yang diperoleh kelas eksperimen dan kontrol sama besar, masing-masing yaitu 25

dan 0. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas

kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai

rata-rata 9 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 8,5. Median

atau nilai tengah yang diperoleh kelas eksperimen adalah 7,0 sedangkan kelas

Page 65: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

49

kontrol memperoleh nilai 7,5. Nilai modus kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelas kontrol, yakni 5,86. Sedangkan kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 5,33.

2. Hasil Posttest

Hasil posttest yang diujikan juga memiliki indikator-indikator yang sama

dengan pretest. Hasil posttest yang diperoleh siswa kelas X-1 sebagai kelas

kontrol dan kelas X-3 sebagai kelas eksperimen disajikan pada Gambar 4.2 di

bawah ini:

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Perhitungan untuk menentukan diagram distribusi frekuensi tersebut terdapat pada

lampiran C.4.

Berdasarkan Gambar 4.2 di atas terlihat bahwa 4 siswa (13,33%) yang

mendapatkan nilai antara 25-34 di kelas eksperimen dan 7 siswa (26,67%) di

kelas kontrol. Selajutnya terdapat 2 siswa (6,67%) dari kelas eksperimen dan 5

siswa (16,67%) dari kelas kontrol yang memperoleh nilai pada interval 35-44.

Nilai dengan interval 45-54 diperoleh 5 siswa (20%) dari kelas eksperimen dan 7

siswa (23,33%) dari kelas kontrol. Pada interval 55-64 diperoleh 9 siswa (30%)

dari kelas eksperimen dan 4 siswa (13,3%) dari kelas kontrol. Jumlah siswa yang

Page 66: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

50

memperoleh nilai pada interval 65-74 diperoleh 5 siswa (16,67%) di kelas

eksperimen dan 3 siswa (10%) di kelas kontrol. Adapun nilai terbesar yaitu nilai

dengan interval 75-84 hanya diperoleh 5 siswa (16,67%) dari kelas eksperimen

dan 4 siswa (10%) dari kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan statistik, maka didapat beberapa nilai pemusatan

dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah

ini:

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Posttest

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas

Eksperimen Kontrol

Nilai Tertinggi 80 80

Nilai Terendah 25 25

Rata-rata 57,5 48,83

Median 58,94 47,36

Modus 59,5 31,77

Standar Deviasi 15,84 16,59

Perhitungan untuk menentukan Tabel 4.2 tersebut terdapat pada lampiran C.4.

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan nilai

tertinggi dan terendah antara kelas eksperimen dan kontrol, masing-masing yaitu

80 dan 25. Namun, nilai-nilai lainnya berbeda satu sama lain. Nilai rata-rata kelas

kontrol lebih rendah daripada kelas eksperimen. Kelas kontrol memperoleh nilai

rata-rata 48,83 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai 57,5. Nilai tengah

yang diperoleh kelas eksperimen adalah 58,94 sedangkan kelas kontrol

memperoleh nilai 47,36. Nilai modus kelas eksperimen pun lebih tinggi daripada

kelas kontrol. Kelas kontrol hanya mendapatkan nilai 31,77 sedangkan kelas

eksperimen mendapatkan nilai 59,5.

Page 67: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

51

3. Rekapitulasi Data Keterampilan Berpikir Kreatif

a. Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan hasil perhitungan data pretest dan posttest kelas eksperimen

dan kontrol, diperoleh rekapitulasi data yag disajikan pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Pretest dan Posttest

Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelas Kontrol

(X-1)

Kelas Eksperimen

(X-3)

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Tertinggi 25 80 25 80

Nilai Terendah 0 25 0 25

Rata-rata 9 48,83 8,5 57,5

Median 7,5 47,36 7,0 58,94

Modus 5,33 31,77 5,86 59,5

Standar Deviasi 6,9 16,59 6,71 15,85

Perhitungan untuk menentukan Tabel ukuran pemusatan tersebut terdapat pada

lampiran C.1 dan C.4.

Pada Tabel 4.3 di atas terlihat bahwa nilai tertinggi dan terendah kelas

eksperimen dan kontrol sama besar, yaitu 80 dan 25. Namun, kelas eskperimen

memiliki jumlah siswa yang mendapatkan nilai tinggi lebih banyak daripada kelas

kontrol, sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada kelas

kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 57,5 sedangkan kelas

kontrol mendapatkan nilai 48,83.

b. Kemampuan Berpikir Kreatif

Data tiap indikator keterampilan berpikir kreatif diperoleh dari hasil

pretest, dan posttest. Indikator 1 mencakup 3 soal, indikator 2 mencakup 4 soal

dan indikator 3 mencakup 3 soal. Setiap soal memiliki penilaian 0-2 yang masing-

masing dikalikan 5. Indikator 1 dan 3 memiliki nilai maksmum 30, sedangkan

indikator 2 memiliki nilai maksimum 40. Jumlah nilai minimum akhir adalah 0

dan nilai maksimumnya adalah 100. Nilai setiap indikator meningkat dari nilai

pretest sampai posttest pada kelas eksperimen dan kontrol.

Page 68: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

52

Perbandingan nilai rata-rata indikator preteset dan posttest pada kelas

eksperimen dan konrol dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Diagram Nilai Pretest dan Posttest Setiap Indikator

Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan

Kontrol

Keterangan:

Indikator 1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis

Indikator 2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang

situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara

dua situasi

Indikator 3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item

data

Perhitungan untuk Gambar 4.3 di atas terdapat pada lampiran C.7

Berdasarkan Gambar 4.3 di atas terlihat bahwa pada pretest keterampilan

berpikir kreatif siswa kelas eksperimen untuk indikator 1 nilai rata-ratanya adalah

3,17 dan 15,17 pada hasil posttest. Siswa kelas kontrol mendapat nilai 3,0 pada

saat pretest dan 11,33 pada saat posttest. Pada indikator 2, hasil pretest kelas

eksperimen adalah 2,83, sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 3,33. Pada

saat posttest, kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata 20,3 dan kelas kontrol

mendapat nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-

rata 0,33 pada pretest dan 20,17 pada saat posttest. Siswa kelas kontrol

memperoleh nilai 0,67 pada pretest dan 15,17 pada saat posttest.

Page 69: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

53

Pada pretest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada

indikator 1 untuk kelas eksperimen dan indikator 2 untuk kelas kontrol, dengan

nilai rata-rata masing-masing 3,17 dan 3,33. Setelah dilakukan posttest, terlihat

bahwa pada keterampilan berpikir kreatif siswa untuk indikator 1 nilai rata-

ratanya adalah 15,17 untuk kelas eksperimen dan 11,33 untuk kelas kontrol. Pada

indikator 2, kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata 20,30 sedangkan kelas

kontrol memperoleh nilai 19,67. Pada indikator 3, kelas eksperimen memperoleh

nilai rata-rata 20,17 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai 15,17. Pada

posttest, keterampilan berpikir kreatif tertinggi diperoleh pada indikator 2 untuk

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peningkatan nilai rata-rata siswa tiap

indikator dapat dilihat pada Gambar 4.4 di bawah ini:

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen dan

Kontrol

Berdasarkan Gambar 4.4 di atas terlihat bahwa tiap indikator di kelas

ekperimen maupun kontrol mengalami peningkatan. Pada indikator 1, kelas

eksperimen mengalami peningkatan nilai rata-rata 12,0, sedangkan kelas

eksperimen hanya mengalami peningkatan nilai rata-rata 8,33. Pada indikator 2,

peningkatan nilai rata-rata untuk kelas ekperimen adalah 17,47 dan kelas kontrol

16,34. Pada indikator terakhir, kelas eksperimen mengalami peningkatan nilai

rata-rata 19,84 sedangkan kelas kontrol sebesar 14,5.

Page 70: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

54

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menguji normalitas dari keempat data

digunakan rumus Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas yang diperoleh dari

perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel 4.5 Uji Normalitas Chi Kuadrat pada Pretest dan Posttest

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

X2

hitung 9,30 8,86 6.64 7,75

X2

Tabel 11,07

Keputusan

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Data

terdistribusi

normal

Perhitungan untuk Tabel 4.5 di atas terdapat pada lampiran C.2 dan C.6.

Nilai X2

Tabel didapat dari tabel nilai Chi-Kuadrat pada taraf signifikansi

5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian normalitas, yaitu

jika X2hitung < X

2Tabel maka data terdistribusi normal. Pada Tabel 4.5 di atas terlihat

bahwa nilai X2

hitung semua data lebih kecil daripada X2

Tabel. Jadi dapat disimpulkan

bahwa data pretest dan posttest kelas eksperimen serta kelas kontrol terdistribusi

normal.

Page 71: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

55

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan pada data pretest dan posttest dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas yang diperoleh dari

perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6 Uji Homogenitas

Statistik

Pretest Posttest

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Varians 45,08 47,58 251,03 275,4

Fhitung 1,05 1,09

FTabel 1,84

Keputusan Kemampuan siswa

homogen

Kemampuan siswa

homogen

Perhitungan untuk menentukan Tabel ukuran pemusatan tersebut terdapat pada

lampiran C.1 sampai C.5.

Nilai FTabel didapat dari tabel nilai distribusi F pada taraf signifikansi 5 %.

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian homogenitas, yaitu

Fhitung < FTabel, maka data homogen. Pada Tabel di atas terlihat bahwa nilai Fhitung

semua data lebih kecil daripada FTabel. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan

siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut homogen.

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, data terdistribusi normal dan

homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan

menggunakan uji statistik parametrik. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis

Statistik Pretest Posttest

thitung 0,284 2,07

tTabel 2,002

Keputusan H0 diterima H0 ditolak

Page 72: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

56

Nilai tTabel didapat dari tabel nilai distribusi t pada taraf signifikansi 5 %.

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu thitung >

tTabel, maka H0 ditolak. Pada Tabel 4.7 di atas terlihat bahwa nilai thitung pretest

lebih kecil daripada tTabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh model cooperative learning tipe TGT termodifikasi sebelum diberikan

perlakuan. Setelah dilakukan perlakuan dan posttest, maka didapat nilai thitung

posttest lebih besar daripada tTabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan penggunaan model cooperative learning tipe teams

games tournament (TGT) termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif

siswa pada konsep dinamika partikel.

6. Hasil Analisis Data Lembar Observasi

Observasi dilakukan ketika tahap turnamen sedang berlangsung. Hasil data

observasi yang diperoleh kemudian diolah dengan perhitungan persentase.

Rngkasan data hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8 Lembar Observasi Tahap Turnamen

No

Indikator

Lembar

Observasi

Kelas

Eksperimen Kategori

Kelas

Kontrol Kategori

1

Siswa memahami

peraturan

turnamen

67 % Baik

67 % Baik

2

Siswa dapat

bekerja sama

dalam

kelompoknya

67 % Baik

67 % Baik

3

Siswa

berkompetisi

secara positif

67 % Baik

33 % Cukup

4

Situasi

pembelajaran

kondusif

67 % Baik

33 % Cukup

Rata-rata 67 % 50 %

Kategori Baik Cukup

Perhitungan data lembar observasi secara rinci dapat diliihat pada lampiran C.8.

Page 73: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

57

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa pada indikator pertama, kelas

eksperimen memperoleh nilai persentase 67 % dan kelas kontrol memperoleh nilai

persentase yang sama besar. Pada indikator kedua, kelas eksperimen maupun

kontrol sama-sama memperoleh nilai 67%. Pada indikator ketiga, kelas

eksperimen mendapat nilai 67 % sedangkan kelas kontrol 33 %. Pada indikator

terakhir, kelas eksperimen mendapat nilai 67 % dan kelas kontrol mendapat nilai

33 %. Nilai persentase rata-rata kelas eksperimen adalah 67 % dengan kategori

baik. Pada kelas kontrol, nilai persentase rata-rata yang diperoleh adalah 50 %

dengan kategori cukup.

B. Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan hasil pretest, diketahui bahwa keterampilan berpikir kreatif

siswa sangat rendah. Kemampuan kedua kelas ketika pretest tidak berbeda.

Setelah dilakukan treatment, terdapat perbedaan di antara kedua kelas.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan uji-t pada taraf

signifikansi α = 0,05 terhadap data posttest, diperoleh nilai thitung = 2,07,

sedangkan nilai tTabel = 2,002, terlihat bahwa nilai thitung > tTabel. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan model pembelajaran kooperatif

tipe teams games tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif

siswa. Berdasarkan nilai rata-ratanya, kelas eksperimen yang menggunakan model

cooperative learning tipe teams games tournament termodifikasi memperoleh

peningkatan keterampilan berpikir kreatif yang lebih signifikan daripada kelas

kontrol yang menggunakan model cooperative learning tipe teams games

tournament orisinal.

Hasil penelitian ini juga senada dengan Heni Purwati (2008) dan Joko

Siswanto (2012). Penelitian Heni Purwati berjudul “Keefektifan Pembelajaran

Matematika Berbasis Penerapan TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi

Pecahan Kelas IV”, menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT berbantuan

animasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.86

Pada penelitian Joko Siswanto

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan

86

Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan TGT

Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV, 2008, IKIP PGRI, h. 1.

Page 74: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

58

Media Audio Visual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa”,

menunjukkan bahwa media audio visual dapat meningkatkan keterampilan

berpikir kreatif siswa.87

Dalam berpikir kreatif, siswa diajak memecahkan masalah secara kreatif.

Proses pemecahan masalah berlangsung dalam lima tahap, yaitu mengumpulkan

fakta, menemukan masalah, menemukan gagasan, menemukan jawaban dan

menemukan penerimaan.88

Proses tersebut terjadi ketika siswa memainkan game

solitaire. Pada permainan ini, siswa melihat visualisasi konsep berupa gambar dan

tulisan pada kartu. Pada saat inilah siswa dianggap sedang mengumpulkan fakta.

Siswa dianggap menemukan masalah ketika harus mengumpulkan konsep-konsep

yang saling terkait dalam satu kotak. Dengan memperhatikan peraturan permainan

dan keterkaitan antar konsep pada kartu membuat siswa menemukan gagasan dan

jawaban. Tahap penerimaan terjadi ketika siswa harus berpikir ulang saat salah

mengaitkan konsep.

Keterampilan berpikir kreatif meningkat karena situasi pembelajaran yang

kondusif dan kompetitif. Situasi pembelajaran yang kondusif dan kompetitif

menunjang ketercapaian karakteristik pembelajaran kooperatif. Karakteristik yang

pertama adalah siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk

menyelesaikan tugas/aktivitas pembelajaran. Karakteristik kedua adalah siswa

saling bergantung secara positif, aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan

siswa lain untuk mencapai hasil bersama. Karakteristik ketiga adalah

pembelajaran yang baik ditangani jika melalui kerja kelompok dan setiap siswa

secara mandiri bertanggung jawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka.89

Berdasarkan hasil observasi, model pembelajaran teams games tournament

termodifikasi lebih unggul dalam situasi belajar dan kompetisi antar kelompok

dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran teams games

87

Joko Siswanto dan Abdul Wakhid Mustofa, Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran

Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa,

2012, IKIP PGRI, h. 1. 88

S.C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta:

PT. Gramedia, 1987), h. 100. 89

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta), Cet. I, h. 131.

Page 75: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

59

tournament orisinal. Kondisi bermain membuat siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian beberapa peneliti dan

psikolog yang mengatakan bahwa pembelajaran akan difasilitasi terbaik jika

peserta didik terlibat dalam kegiatan yang menantang; dan permainan yang baik,

memiliki kualitas tantangan, fantasi dan rasa ingin tahu yang akan mendorong

keterlibatan dan mengandung prinsip-prinsip belajar yang baik, digunakan untuk

meningkatkan pembelajaran.90

Perhitungan waktu mundur pada game solitaire

membuat siswa lebih fokus pada kelompok masing-masing, berusaha

berkompetisi sebaik mungkin. Hal ini tidak terjadi pada kelas kontrol, sehingga

situasi pada tahap turnamen kurang kondusif, kurang kompetitif, tidak tertib dan

tidak tepat waktu. Kondisi ini senada dengan penelitian yang dilakukan Siti

Julaiha yang berjudul “Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament

(TGT) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS”, menunjukkan bahwa situasi

ribut pada kelas yang menggunakan metode TGT, mengakibatkan tidak semua

siswa dapat mengikuti turnamen dengan maksimal, sehingga mengganggu

konsentrasi siswa lainnya.91

Berdasarkan nilai rata-rata tiap indikator keterampilan berpikir kreatif,

kelas eksperimen dan kontrol sama-sama mengalami peningkatan dari pretest ke

posttest. Dalam penelitian ini, ada tiga indikator keterampilan berpikir kreatif

yang diambil. Indikator pertama, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang

mendukung hipotesis. Indikator kedua adalah keterampilan dalam mengenali

kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel

yang erat antara dua situasi. Indikator ketiga, yaitu keterampilan dalam melihat

elemen-elemen untuk beberapa item data. Peningkatan nilai rata-rata kelas

eksperimen pada indikator pertama dan ketiga lebih besar daripada kelas kontrol.

Namun untuk indikator kedua, nilai rata-rata kedua kelas tidak jauh berbeda.

90

Suciati, Implementing Computer Games in Formal Learning, artikel Universitas Negeri

Yogyakarta, h. 260. 91

Siti Julaiha, dkk, Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2011, h. 5.

Page 76: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

60

Pada indikator 1, yaitu keterampilan dalam mengenali data yang

mendukung hipotesis, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen

harus mengamati dengan seksama data pada kartu yang mendukung sebuah

hipotesis. Ketika siswa membuka kartu-kartu pada game solitaire, siswa melihat

konsep dinamika partikel berupa Gambar dan tulisan pada kartu-kartu tersebut.

Kemudian siswa harus berusaha mengingat materi yang telah diajarkan dan

dipahami, baik itu melalui pengajaran guru maupun diskusi kelompok.

Game solitaire pada komputer, memiliki animasi yang membuat siswa

pada kelas eksperimen lebih memahami materi yang diajarkan guru. Hal ini

senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Slamet Anwar yang berjudul

“Pengaruh Media Animasi Pada Kompetensi Sistem Bahan Bakar Motor Bensin

terhadap Pemahaman Siswa”. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa

penggunaan animasi membuat siswa lebih memahami materi yang diberikan.

Pada indikator 2, yaitu keterampilan dalam mengenali kesimpulan

sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat

antara dua situasi, kelas eksperimen mengalami peningkatan yang sedikit lebih

tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas

eksperimen dirangsang untuk mengamati situasi soal pada setiap kartu. Setiap soal

pada kartu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda sesuai situasinya. Namun

pada penelitian ini, hanya sedikit soal yang memiliki situasi yang langsung

berhubungan dengan situasi lainnya. Pada game solitaire juga, siswa diminta

merunutkan hubungan tiap kartu dengan cara melihat hubungan antar

tingkatannya. Siswa pada kelas eksperimen dapat melihat beberapa kartu yang

terbuka secara bersamaan. Sementara pada kelas kontrol, terjadi beberapa proses

dalam pembukaan kartu dan melibatkan seluruh anggota kelompok, sehingga

membutuhkan waktu yang lebih lama. Selain itu, siswa juga tidak diminta untuk

merunutkan hubungan tiap kartu, akibatnya siswa sulit melihat hubungan antara

tingkatannya. Peningkatan indikator 2 pada kelas eksperimen juga disebabkan

oleh peraturan pada game. Pada permainan ini, susunan tiap kartu akan berubah

Page 77: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

61

secara otomatis ketika salah satu kartu diambil. Perubahan susunan ini merupakan

perubahan situasi yang akan mempengaruhi kondisi permainan.

Indikator terakhir, yaitu keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk

beberapa item data. Peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena siswa pada kelas eksperimen

harus memasukkan kartu-kartu ke dalam beberapa kotak secara sistematis. Setiap

kotak memiliki unsur materi yang berbeda dan kartu secara otomatis menolak

ketika ditempatkan pada kotak yang tidak sesuai, artinya siswa harus berhati-hati

dalam menempatkan kartu pada kotak. Namun, pada kelas kontrol siswa

diperbolehkan menjawab soal pada setiap kartu, walaupun jawaban mereka salah

pada soal sebelumnya.

Terdapat kelemahan dalam penelitian ini, yaitu ketika siswa memainkan

game solitaire. Siswa terkadang berupaya memasukkan kartu ke tiap kotak,

karena ingin memenangkan permainan tanpa mengetahui keterkaitan antar

konsep. Karena itu, guru harus memperhatikan dan sering menanyakan alasan

siswa memasukkan kartu pada kotak tertentu. Dalam hal ini, peneliti juga baru

pertama kali memberikan perlakuan sehingga masih ada kekakuan dalam

memberikan arahan kepada siswa. Karena berhasil atau tidaknya suatu

pembelajaran salah satunya tergantung pada guru dan cara mengajarnya.

Secara keseluruhan, model cooperative learning tipe teams games

tournament termodifikasi lebih unggul meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif siswa daripada model cooperative learning tipe teams games tournament

orisinal. Penggunaan game solitaire pada tahapan turnamen membuat situasi lebih

kondusif dan kompetitif.

Page 78: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh signifikan model cooperative learning tipe teams games

tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa pada

konsep dinamika partikel. Hal ini terlihat dari data posttest yang memiliki nilai

thitung > ttabel. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT termodifikasi lebih mampu

meningkatkan keterampilan mengenali data yang mendukung hipotesis,

mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru bahkan ketika ada hubungan

paralel yang erat antara dua situasi dan melihat elemen-elemen untuk beberapa

item data. Dari proses pembelajaran, tahap turnamen TGT termodifikasi berada

pada kategori baik, sedangkan tahap turnamen TGT orisinal berada pada kategori

cukup.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan untuk penelitian lanjutan antara lain:

1. Guru harus memastikan bahwa siswa memahami peraturan game solitaire agar

pelaksanaan tahap turnamen lebih efektif.

2. Soal pada kartu harus memiliki beberapa tingkat kesulitan dalam situasi yang

sama.

3. Kartu harus diperbesar/zoom ketika disorot agar siswa dapat melihat gambar

dan tulisan lebih jelas.

4. Game harus memiliki sistem penilaian berdasarkan penempatan kartu,

sehingga siswa yang salah menempatkan kartu akan mendapatkan

pengurangan nilai dan waktu permainan.

5. Animasi game dibuat lebih menarik dan skor ditampilkan pada akhir

permainan agar siswa menjadi lebih termotivasi.

6. Subindikator yang diambil mewakili seluruh indikator keterampilan berpikir

kreatif.

Page 79: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

63

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara, Cet. IX, 2001.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, Cet. XV,

2011.

Arnyana, Ida Bagus Putra. Pengembangan Peta Pikiran untuk Peningkatan

Kecakapan Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran

UNDIKSHA, 3, 2007.

Damari, Ari dan Sri Handayani. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X.

Jakarta: Adi Perkasa, 2009.

Hamid, Sholeh. Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press, 2011.

Huda, Miftahul, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.

IV, 2011.

Julaiha, Siti dkk, Efektifitas Model Pembelajaran Teams Games

Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS, UNTAN, 2011.

Kadir, dkk. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2011.

Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Sahabat, 2009.

Lawson, Anton. E. Science Teaching and The Development of Thinking.

California:Wadsworth Publishing Company, 1995.

Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada Press,

2010.

Munandar, S.C. Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak

Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia, 1987.

-----. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2009.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Purwati, Heni, Keefektifan Pembelajaran Matematika Berbasis Penerapan

TGT Berbantuan Animasi Grafis Pada Materi Pecahan Kelas IV. UNNES, 2008.

Page 80: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

64

Sadiman, Arif S, dkk. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007.

Saodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. VI, 2010.

Siswanto, Joko dan Abdul Wakhid Mustofa. Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Kontekstual dengan Media Audio Visual Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa. Prodi Pendidikan Fisika IKIP PGRI, 2012.

Siswono, Tatag Yuli Eko. Desain Tugas untuk Mengidentifikasi

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika. Jurnal Universitas

Negeri Surabaya,

Slavin, E. Robert. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media, 2009

Suciati, “Implementing Computer Games in Formal Learning”, artikel

Universitas Negeri Yogyakarta,

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2009.

Sugiyono, Statistika Untuk Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta, 2008.

Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Jakarta: Change Publication,

Cet. 1, 2013.

Tanel, Zafer dan Mustafa Erol. Effects of Cooperative Learning on

Instructing Magnetism: Analysis of an Experimental Teaching Sequence. Physic

Education. Journal Physic Eduaction, 2, 2008.

Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, Cet I, 2009.

Winarto, Ratih Tri. Penerapan Zuma Chemistry Game Dengan Kooperatif

Tipe Tgt (Teams Games Tournament) Pada Materi Unsur, Senyawa, Campuran Di

Mtsn Surabaya II. Journal of Chemical Education, 2012.

Page 81: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

65

Lampiran A

Perangkat Pembelajaran

1. RPP Kelas Kontrol

2. RPP Kelas Eksperimen

Page 82: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

66

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament (TGT)

Pertemuan : Pertama

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

Page 83: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

67

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami pengertian dari dinamika partikel.

2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

4. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Esensial

Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac Newton menemukan bahwa semua

persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.

1) Hukum I Newton

Terdorongnya ke belakang pada saat mobil dijalankan agak cepat pada saat awal menunjukkan bahwa kita berusaha

untuk tetap mempertahankan posisi kita semula. Sifat suatu benda untuk mempertahankan keadaan semula itu disebut sifat

kelembaman yang oleh Newton disebut sebagai Hukum I Newton, yang berbunyi:

"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol".

Hukum di atas dirumuskan menjadi:

ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)

2) Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton

a. Gaya Berat

Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan menggunakan hukum II Newton

pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara berat dan massa, yaitu:

Page 84: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

68

w = m g w = berat benda (N) g = percepatan gravitasi (m/s2)

b. Gaya Normal (N)

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan

yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

c. Gaya Tegangan Tali (T)

Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.

3) Penerapan Hukum I Newton

Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah meja yang tetap diam di atas lantai,

balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini

terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:

ΣF = 0

N – w = 0

N = w

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami gaya berat dan gaya normal,

dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.

F. Media Belajar

1. Power Point

2. Kartu nomor urut

Page 85: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

69

3. Kartu nomor soal

4. Kartu soal

5. Kartu jawaban

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

H. Sumber Belajar

1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

A.

Pendahuluan Apersepsi

- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam, melakukan absensi, dan menanyakan

kabar siswa.

- Menanyakan pada siswa pengertian dinamika

partikel, “Apa pengertian dari dinamika partikel?”

- Menjawab salam, absensi dan

kabar.

- Menjawab pertanyaan guru

sesuai kemampuan.

5’

Page 86: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

70

Motivasi

- Menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan

dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa

- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas

pembelajaran

- Menyimak penjelasan dari

guru mengenai indikator dan

tujuan pembelajaran

- Menyimak penjelasan guru

mengenai penilaian dalam

KBM

- Menyimak dan memotivasi

diri

5’

B. Kegiatan

Inti

Eksplorasi

- Menjelaskan pengertian dinamika partikel.

- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum I Newton.

- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum I

Newton

- Menjelaskan aplikasi dari hukum I Newton dalam

kehidupan sehari-hari.

- Menyimak dan mencatat

penjelasan guru

20’

Elaborasi

- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa

mengenai pengertian dinamika partikel dan

hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari

tadi, apa pengertian dari dinamika partikel? Apa

bunyi hukum I Newton?

- Menjawab pertanyaan guru

- Membentuk 5-6 siswa tiap

kelompok

- Mengerjakan LKS secara

berkelompok

25’

Page 87: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

71

- Menanyakan contoh aplikasi hukum I Newton

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa

saja contoh aplikasi dari hukum I Newton pada

kehidupan sehari-hari?

- Membagi-bagi siswa menjadi 5-6 siswa tiap

kelompok

- Memberikan LKS kepada setiap kelompok

- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS

- Membahas jawaban LKS

- Mengumpulkan jawaban LKS

- Menyimak penjelasan guru

Konfirmasi

- Membimbing siswa untuk melakukan game secara

berkelompok.

- Menempatkan kelompok pada meja yang telah

disediakan.

- Menjelaskan peraturan turnamen (terlampir)

- Membimbung siswa untuk memulai turnamen

- Mengawasi berjalannya turnamen

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang

memiliki nilai paling tinggi.

- Melakukan game secara

berkelompok.

- Duduk di meja turnamen

sesuai kelompoknya

- Menyimak peraturan

turnamen

- Memulai turnamen

- Menjalankan turnamen

dengan tertib

- Mendapatkan penghargaan

30’

Page 88: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

72

C. Penutup

- Bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan pelajaran

- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi hari

ini dan meminta siswa untuk membaca materi

selanjutnya.

- Membuat kesimpulan

pelajaran dengan bimbingan

guru.

- Mencatat dan merencanakan

pengerjaan PR tersebut.

5’

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan

2. Bentuk Instrumen : Tes uraian

K. Pedoman Penilaian

1. Ranah Kognitif

Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa

2. Ranah Afektif

Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan

penjelasan guru.

Ciputat, Februari 2014

Guru Mata Pelajaran

R Tetty Muldyanti

Page 89: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

73

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

Materi

1. Pengertian dinamika partikel

Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac

Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan

dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.

2. Hukum I Newton

"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh

gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dirumuskan menjadi:

ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)

3. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton

a. Gaya Berat

Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan

menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara

berat dan massa, yaitu:

w = m g w = berat benda (N)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

b. Gaya Normal (N)

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara

dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

c. Gaya Tegangan Tali (T)

Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena

tali tersebut tegang.

Page 90: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

74

Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah

meja yang tetap diam di atas lantai, balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu

yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh

penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:

ΣF = 0

N – w = 0

N = w

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami

gaya berat dan gaya normal, dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini

menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.

Page 91: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

75

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Sebutkan bunyi hukum I Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

..........……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

2. Berikan 3 contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum I Newton

disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

………………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

..............…………………………………………………………………………………...

………….....………………………………………………………………………………

………….....………………………………………………………………………………

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 92: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

76

Lampiran 2

Kartu Nomor Urut

1

2

3

4

Page 93: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

77

Lampiran 3

Kartu Nomor Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

11

12

13

10

Page 94: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

78

Lampiran 4

Kartu Soal

1. Sebutkan bunyi Hukum I

Newton!

2. Sebutkan rumus dari

hukum I Newton! 3. Pada sebuah benda yang

diam terjadi gaya berat

dan gaya normal.

Bagaimana

perumusannya?

4. Pada sebuah benda

yangdigantungkan di

atap dan mengalami

kesetimbangan, terjadi

gaya berat dan gaya

tegangan tali. Bagaimana

perumusannya?

5. Apa simbol dan pengertian

dari gaya tegangan tali? 6. Apa simbol dan

pengertian dari gaya

berat?

7. Apa simbol dan

pengertian dari gaya

normal?

8. Peristiwa di bawah

termasuk aplikasi dari

hukum I Newton,

mengapa?

Page 95: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

79

9. Sebutkan contoh aplikasi

hokum I Newton pada

mobil!

10. Sebutkan contoh aplikasi

hukum I Newton pada

sulap!

11. Sebutkan contoh aplikasi

hokum I Newton pada

benda yang digantung!

12. Sebutkan contoh aplikasi

hokum I Newton pada

motor!

Page 96: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

80

Lampiran 5

Kartu Jawaban

1. Jika jumlah gaya yang

bekerja pada sebuah benda

sama dengan nol, maka

benda yang diam tetap

diam atau benda yang

bergerak dengan kecepatan

konstan tetap bergerak

dengan kecepatan konstan.

2. ∑F = 0 3. N – w = 0 4. T – w = 0

5. Gaya tegangan tali (T)

adalah gaya tarik yang

terjadi karena tarikan tali

dan arahnya sesuai dengan

tarikan tali.

6. Berat (w) adalah gaya

gravitasi bumi yang

dirasakan oleh benda-

benda disekitar bumi.

7. Gaya normal (N) adalah

gaya tekan bidang pada

benda ynag arahnya

tegak lurus bidang

sentuh.

8. Kotak mengalami gaya

berat dan normal yang

resultan gayanya sama

dengan nol.

Page 97: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

81

9.

10.

11.

12.

Page 98: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

82

Lampiran 6

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 99: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

83

Lampiran 7

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 100: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

84

Lampiran 8

Peraturan Turnamen TGT

Skema turnamen

Team A

Team B Team C

Setiap kelompok terdiri dari:

1) Pembaca (reader)

Untuk menentukan reader, semua kartu nomor

dikocok lalu diletakkan di atas meja. Semua

anggota pertandingan mengambil masing-

masing satu kartu. Anggota yang mendapat

kartu nomor tertinggi menjadi reader.

2) Penantang pertama (1st challenger)

Siswa yang duduk di sebelah kiri reader.

3) Penantang kedua (2nd

challenger)

Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang

pertama.

4) Pengecek jawaban (checker)

A1 A2 A3 A4

Meja Turnamen

1 A1, B1, C1

Meja Turnamen

2 A2, B2, C2

Meja Turnamen

3 A3, B3, C3

Meja Turnamen

4 A4, B4, C4

B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4

Page 101: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

85

Siswa yang duduk di sebelah kiri penantang

kedua.

Page 102: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

86

Aturan pertandingan sebagai berikut:

1. Pertama, pembaca mengambil kartu nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor yang tertera di kartu nomor

dengan jelas.

2. Penantang pertama mengatakan “pass” jika setuju dengan jawaban reader atau menjawab pertanyaan tersebut jika tidak setuju.

3. Penantang kedua memiliki hak yang sama seperti penantang pertama namun melakukannya setelah penantang pertama.

4. Terakhir, pengecek jawaban menyebutkan dengan jelas jawaban yang benar dan mengumumkan pemenangnya.

Jika jawaban penantang salah, maka penantang dihukum dengan mengembalikan kartu nomor yang telah diperoleh. Jika

jawaban pembaca soal salah, mengembalikan kartu soal tersebut, tetapi jika benar kartu nomor tersebut disimpan olehnya. Setelah

turnamen/ronde pertama berlangsung, para siswa akan bertukar meja tergantung pada kinerja mereka pada turnamen terakhir.

Pemenang pada tiap meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi (misalnya, dari meja 6 ke meja 5). Sedangkan siswa

yang mempunyai skor tertinggi kedua tetap tinggal pada meja yang sama dan yang skornya paling rendah “diturunkan”.

Page 103: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

87

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament

Pertemuan : Kedua

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

Page 104: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

88

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

2. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

3. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Essensial

1. Hukum II Newton

Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum

II Newton yang berbunyi:

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan

resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:

a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)

a = percepatan (m/s2)

2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton

a. Gaya Gesek

Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini

dirumuskan dengan persamaan:

N = gaya normal (N)

Page 105: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

89

b. Gaya Sentripetal (Fsp)

Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan arah menuju ke pusat lingkaran.

Fsp = v2

/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)

c. Gaya Berat (w)

d. Gaya Normal (N)

e. Gaya Tegangan Tali (T)

3. Penerapan Hukum II Newton

Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang

jatuh, terjun bebas, balok didorong di atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang

terjadi pada hukum II Newton:

ΣF = m a

F = m a

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y

yang resultan gayanya adalah nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan balok bergerak

dengan percepatan tertentu.

Page 106: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

90

F. Media Belajar

1. Power Point

2. Kartu nomor urut

3. Kartu nomor soal

4. Kartu soal

5. Kartu jawaban

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

H. Sumber Belajar

1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008

Page 107: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

91

I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

A.

Pendahuluan

Apersepsi

- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam, melakukan absensi, dan menanyakan

kabar siswa.

- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II

Newton, “Apa bunyi dari Hukum II Newton?”

- Menjawab salam, absensi dan

kabar.

- Menjawab pertanyaan guru

sesuai kemampuan.

5’

Motivasi

- Menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan

dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa

- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas

pembelajaran

- Menyimak penjelasan dari guru

mengenai indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menyimak penjelasan guru

mengenai penilaian dalam KBM

- Menyimak dan memotivasi diri

5’

B. Kegiatan

Inti Eksplorasi

- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II

Newton.

- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada

hukum II Newton

- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton

- Menyimak dan mencatat

penjelasan guru

20’

Page 108: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

92

dalam kehidupan sehari-hari.

Elaborasi

- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa

mengenai pengertian dinamika partikel dan

hukum Newton. “Dari yang telah kalian

pelajari tadi, apa bunyi hukum II Newton?

- Menanyakan contoh aplikasi hukum II Newton

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa

saja contoh aplikasi dari hukum II Newton

pada kehidupan sehari-hari?

- Menempatkan siswa pada kelompok awal

- Memberikan LKS kepada setiap kelompok

- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS

- Membahas jawaban LKS

- Menjawab pertanyaan guru

- Berkumpul dengan

kelompoknya

- Mengerjakan LKS secara

berkelompok

- Mengumpulkan jawaban LKS

- Menyimak penjelasan guru 20’

Konfirmasi

- Membimbing siswa untuk melakukan game

secara berkelompok.

- Menempatkan kelompok pada meja yang telah

disediakan.

- Membimbung siswa untuk memulai turnamen

- Melakukan game secara

berkelompok.

- Duduk di meja turnamen sesuai

kelompoknya

- Memulai turnamen

35’

Page 109: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

93

- Mengawasi berjalannya turnamen

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang

memiliki nilai paling tinggi.

- Menjalankan turnamen dengan

tertib

- Mendapatkan penghargaan

C. Penutup

- Bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan pelajaran

- Meminta siswa mempelajari kembali materi

yang telah dipelajari

- Memberitahu siswa bahwa akan ada turnamen

pada pertemuan selanjutnya

- Membuat kesimpulan pelajaran

dengan bimbingan guru.

- Mencatat dan merencanakan

pengerjaan PR tersebut. 5’

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan

2. Bentuk Instrumen : Tes uraian

Page 110: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

94

K. Pedoman Penilaian

1. Ranah Kognitif

Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa

2. Ranah Afektif

Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan

penjelasan guru.

Ciputat, Februari 2014

Guru Mata Pelajaran

R Tetty Muldyanti

Page 111: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

95

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

Materi

1. Hukum II Newton

Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak.

Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II Newton yang berbunyi:

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding

terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:

a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)

a = percepatan (m/s2)

2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton

a. Gaya Gesek (

Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda

bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini dirumuskan dengan persamaan:

N = gaya normal (N)

b. Gaya Sentripetal (Fsp)

Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan

arah menuju ke pusat lingkaran.

Fsp = v2

/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)

c. Gaya Berat (w)

d. Gaya Normal (N)

e. Gaya Tegangan Tali (T)

Page 112: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

96

3. Penerapan Hukum II Newton

Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya

adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang jatuh, terjun bebas, balok didorong di

atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya

yang terjadi pada hukum II Newton:

ΣF = m a

F = m a

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok

mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y yang resultan gayanya adalah

nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan

balok bergerak dengan percepatan tertentu.

Page 113: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

97

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Sebutkan bunyi hukum II Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

..........……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

2. Berikan 3 contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

3. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum II Newton

disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

………………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

..............…………………………………………………………………………………...

………….....………………………………………………………………………………

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 114: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

98

Lampiran 2

Kartu Nomor Urut

1

2

3

4

Page 115: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

99

Lampiran 3

Kartu Nomor Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

11

12

13

10

Page 116: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

100

Lampiran 4

Kartu Soal

1. Sebutkan bunyi Hukum II

Newton!

2. Sebutkan rumus dari

hukum II Newton! 3. Gambar di bawah

termasuk aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa?

4. Buah apel yang jatuh

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

5. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke berapa?

Jelaskan alasanmu!

6. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

7. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

8. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

Page 117: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

101

9. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

10. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

11. Peristiwa di bawah

merupakan aplikasi dari

hukum Newton ke

berapa? Jelaskan

alasanmu!

12. Kecepatan sepeda

bertambah ketika

melewati jalan yang

menurun. Peristiwa ini

termasuk aplikasi hukum

Newton ke berapa?

13. Tina hendak mengambil boks

mainannya dari atas lemari.

Lalu dia melihat papan kayu

dan meletakkannya secara

miring agar ia lebih mudah

mengambil boks. Peristiwa ini

termasuk aplikasi hukum

Newton ke berapa?

Page 118: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

102

Lampiran 5

Kartu Jawaban

1. Percepatan yang

ditimbulkan oleh suatu

gaya besarnya berbanding

lurus dan searah dengan

gaya tersebut dan

berbanding terbalik dengan

massa benda. Pernyataan

diatas adalah bunyi hukum

Newton ke berapa?

2. ∑F = m a 3. Hukum II Newton 4. Hukum II Newton.

5. Hukum II Newton.

6. Hukum I Newton Mobil mengerem dengan

tiba-tiba. Mobil dan

penumpangnya

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

bergerak sehingga

penumpang di dalamnya

bergerak maju ke depan

7. Hukum I Newton Motor yang direm tiba-

tiba mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

bergerak, sehingga ban

belakang pun terangkat

8. Hukum I Newton Pria ini memberhentikan

gerobaknya dengan tiba-

tiba sehingga barang

yang diangkutnya ada

yang terjatuh karena

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

bergerak.

Page 119: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

103

9. Hukum I Newton Mobil menabrak tembok

sehingga berhenti dengan

tiba-tiba. Barang yang

diangkutnya terjatuh

karena mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

bergerak.

10. Hukum I Newton Resultan gaya tegangan

total tali dan gaya berat

benda sama dengan nol

sehingga sistem dalam

kesetimbangan

11. Hukum I Newton Orang tersebut

mengalami gaya berat

dan gaya tegangan tali

yang resultan gayanya

sama dengan nol

(setimbang)

12. Hukum I Newton Orang dalam lift

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

diam ketika lift bergerak

turun, sehingga jantung

terasa naik.

13. Hukum I Newton

Taplak bergerak dengan

tiba-tiba sehingga botol,

gelas dan vas bunga di

atasnya dapat tetap

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

diam

Page 120: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

104

Lampiran 6

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 121: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

105

Lampiran 7

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 122: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

106

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament (TGT)

Pertemuan : Ketiga

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.

Page 123: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

107

5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

4. Siswa dapat menjelaskan kaitan antara Hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Esensial

1. Hukum III Newton

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum ini dirumuskan menjadi:

Faksi = - Freaksi

Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi

dan rekasi terjadi pada dua benda.

2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton

a. Gaya dorong/tekan

b. Gaya Berat (w)

c. Gaya Normal (N)

Page 124: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

108

3. Penerapan Hukum III Newton

Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok,

menarik pegas, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton:

Freaksi

Faksi

Gambar di atas adalah peristiwa telapak kaki menginjak lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai dan lantai

melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki dapat menginjak lantai

dengan tegak.

4. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.

Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran

inersia suatu benda. Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau memperlambatnya.

Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana

asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.

Page 125: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

109

F. Media Belajar

1. Power point

2. Kartu nomor urut

3. Kartu nomor soal

4. Kartu soal

5. Kartu jawaban

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

H. Sumber Belajar

1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008

4. Giancoli, Douglas C. Fisika. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001

Page 126: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

110

I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

A.

Pendahuluan

Apersepsi

- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam, melakukan absensi, dan menanyakan

kabar siswa.

- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II Newton,

“Apa bunyi dari Hukum II Newton?”

- Menjawab salam, absensi dan

kabar.

- Menjawab pertanyaan guru

sesuai kemampuan.

5’

Motivasi

- Menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan

dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa.

- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas

pembelajaran

- Menyimak penjelasan dari

guru mengenai indikator dan

tujuan pembelajaran

- Menyimak penjelasan guru

mengenai penilaian dalam

KBM

- Menyimak dan memotivasi

diri

5’

B. Kegiatan

Inti Eksplorasi

- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II Newton.

- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum

II Newton

- Menyimak dan mencatat

penjelasan dari guru

- Membentuk kelompok.

20’

Page 127: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

111

- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton

dalam kehidupan sehari-hari.

- Menjelaskan kaitan dan perbedaan antara hukum

I, II dan III Newton.

Elaborasi

- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa

mengenai pengertian dinamika partikel dan

hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari

tadi, apa bunyi hukum III Newton?

- Menanyakan contoh aplikasi hukum III Newton

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa

saja contoh aplikasi dari hukum III Newton pada

kehidupan sehari-hari?

- Menempatkan siswa pada kelompok awal

- Memberikan LKS kepada setiap kelompok

- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS

- Membahas jawaban LKS

- Menjawab pertanyaan guru

- Berkumpul dengan

kelompoknya

- Mengerjakan LKS secara

berkelompok

- Mengumpulkan jawaban LKS

- Menyimak penjelasan guru 30’

Konfirmasi

- Membimbing siswa untuk melakukan game secara

berkelompok.

- Menempatkan kelompok pada meja yang telah

- Melakukan game secara

berkelompok.

- Duduk di meja turnamen

35’

Page 128: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

112

disediakan.

- Membimbung siswa untuk memulai turnamen

- Mengawasi berjalannya turnamen

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang

memiliki nilai paling tinggi.

sesuai kelompoknya

- Memulai turnamen

- Menjalankan turnamen

dengan tertib

- Mendapatkan penghargaan

C. Penutup

- Bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan pelajaran.

- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi hari

ini dan meminta siswa untuk membaca materi

selanjutnya

- Membuat kesimpulan

pelajaran dengan bimbingan

guru.

- Mencatat dan merencanakan

pengerjaan PR tersebut.

5’

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian : Tes lisan dan tulisan

2. Bentuk Instrumen : Tes uraian

Page 129: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

113

K. Pedoman Penilaian

1. Ranah Kognitif

Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa secara individu dan kelompok

2. Ranah Afektif

Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan

penjelasan guru.

Ciputat, Februari 2014

Guru Mata Pelajaran

R Tetty Muldyanti

Page 130: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

114

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak

lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.

5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.

Materi

1. Hukum III Newton

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah.

Hukum ini dirumuskan menjadi:

Faksi = - Freaksi

Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada

reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi dan rekasi terjadi pada dua

benda.

2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton

a. Gaya dorong/tekan

b. Gaya Berat (w)

c. Gaya Normal (N)

d. Penerapan Hukum III Newton

Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di

antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok, menarik pegas, dll.

Freaksi

Faksi

Gambar di samping adalah peristiwa telapak kaki menginjak

lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai

dan lantai melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang

nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki

dapat menginjak lantai dengan tegak.

Page 131: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

115

3. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.

Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua

menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran inersia suatu benda.

Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk

mempercepat atau memperlambatnya. Hukum II Newton menjelaskan secara

kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III

menjelaskan darimana asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa

mengalami lebih dari satu hukum Newton.

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

4. Sebutkan bunyi hukum III Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

..........……………………………………………………………………………………

5. Berikan 3 contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

6. Buatlah 2 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum III Newton

disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

………………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

Page 132: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

116

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

7. Termasuk aplikasi dari hukum Newton manakah peristiwa di bawah? Gaya apa saja yang

terjadi?

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

…………………………………………………………………................

……………………………………………

8. Dari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apa perbedaan dan kaitan antara hukum I, II

dan III Newton?

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

………………………………...………………………………………….………………………

……………...........……………………………………………………….……………………....

……...……………………………………………….................................………………………

...........……………………………………………………………………….....................……....

\

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 133: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

117

Lampiran 2

Kartu Nomor Urut

1

2

3

4

Page 134: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

118

Lampiran 3

Kartu Nomor Soal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

11

12

13

10

Page 135: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

119

Lampiran 4

Kartu Soal

2. Sebutkan rumus dari

hukum III Newton!

1. Sebutkan bunyi Hukum

III Newton!

3. Pada peristiwa orang

sedang menarik tali

busur terjadi gaya pegas

dan pemulih. Bagaimana

perumusannya?

4. Orang yang menginjak

tanah mengalami gaya

tertentu. Bagaimana

perumusannya?

6. Apa simbol dan

pengertian dari gaya

berat?

7. Apa simbol dan

pengertian dari gaya

normal?

8. Apakah peristiwa di

bawah merupakan

aplikasi dari hukum

Newton ke III? Jelaskan

alasanmu!

5. Apa simbol dan

pengertian dari gaya

tegangan tali?

Page 136: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

120

9. Sebutkan contoh aplikasi

hukum III Newton pada

orang dan tembok!

10. Sebutkan contoh aplikasi

hukum III Newton pada

orang dengan orang!

11. Sebutkan contoh aplikasi

hukum III Newton pada

alat transportasi luar

angkasa!

12. Sebutkan contoh aplikasi

hukum III Newton pada

bandul!

Page 137: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

121

Lampiran 5

Kartu Jawaban

2. Faksi = Freaksi

1. Apabila sebuah benda

pertama mengerjakan gaya

pada benda kedua, maka

benda kedua mengerjakan

gaya pada benda pertama

sama besar dan arahnya

berlawanan dengan arah

gaya pada benda pertama

tersebut.

3. Faksi = Freaksi 4. Hukum III Newton

Page 138: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

122

6. Berat (w) adalah gaya

gravitasi bumi yang

dirasakan oleh benda-

benda di sekitar bumi.

7. Gaya normal (N)

didefinisikan sebagai

gaya tekan bidang pada

benda yang arahnya

tegak lurus pada bidang

sentuh.

8. Benda pertama

melakukan aksi dengan

menarik benda kedua

(gaya tegangan tali).

Benda kedua melakukan

reaksi dengan gaya yang

nilainya sama namun

berlawanan arah.

9.

10.

5. Gaya tegangan tali (T)

adalah gaya tarik yang

terjadi karena tarikan

tali dan arahnya sesuai

dengan tarikan tali.

11.

12.

Page 139: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

123

Lampiran 6

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 140: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

124

Lampiran 7

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 141: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

125

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament (TGT)

Pertemuan : Pertama

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2.3. Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Memahami pengertian dari dinamika partikel.

2. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

4. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

Page 142: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

126

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami pengertian dari dinamika partikel.

2. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

3. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

4. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Esensial

Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac Newton menemukan bahwa semua

persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.

1. Hukum I Newton

Terdorongnya ke belakang pada saat mobil dijalankan agak cepat pada saat awal menunjukkan bahwa kita berusaha

untuk tetap mempertahankan posisi kita semula. Sifat suatu benda untuk mempertahankan keadaan semula itu disebut sifat

kelembaman yang oleh Newton disebut sebagai Hukum I Newton, yang berbunyi:

"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh gaya pada benda sama dengan nol".

Hukum di atas dirumuskan menjadi:

ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)

2. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton

a. Gaya Berat

Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan menggunakan hukum II Newton

pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara berat dan massa, yaitu:

Page 143: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

127

w = m g w = berat benda (N) g = percepatan gravitasi (m/s2)

b. Gaya Normal (N)

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara dua permukaan yang bersentuhan

yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

c. Gaya Tegangan Tali (T)

Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.

1. Penerapan Hukum I Newton

Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah meja yang tetap diam di atas lantai,

balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini

terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:

ΣF = 0

N – w = 0

N = w

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami gaya berat dan gaya normal,

dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.

F. Media Belajar

6. Power Point

7. Laptop

Page 144: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

128

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

H. Sumber Belajar

3. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

4. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

A.

Pendahuluan Apersepsi

- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam, melakukan absensi, dan menanyakan

kabar siswa.

- Menanyakan pada siswa pengertian dinamika

partikel, “Apa pengertian dari dinamika

partikel?”

- Menjawab salam, absensi dan

kabar.

- Menjawab pertanyaan guru

sesuai kemampuan. 5’

Page 145: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

129

Motivasi

- Menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan

dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa

- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas

pembelajaran

- Menyimak penjelasan dari

guru mengenai indikator dan

tujuan pembelajaran

- Menyimak penjelasan guru

mengenai penilaian dalam

KBM

- Menyimak dan memotivasi diri

5’

B. Kegiatan

Inti

Eksplorasi

- Menjelaskan pengertian dinamika partikel.

- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum I Newton.

- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada hukum

I Newton

- Menjelaskan aplikasi dari hukum I Newton

dalam kehidupan sehari-hari.

- Menyimak dan mencatat

penjelasan guru

20’

Elaborasi

- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa

mengenai pengertian dinamika partikel dan

hukum Newton. “Dari yang telah kalian pelajari

tadi, apa pengertian dari dinamika partikel? Apa

bunyi hukum I Newton?

- Menanyakan contoh aplikasi hukum I Newton

- Menjawab pertanyaan guru

- Membentuk 5-6 siswa tiap

kelompok

- Mengerjakan LKS secara

berkelompok

- Mengumpulkan jawaban LKS

25’

Page 146: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

130

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa

saja contoh aplikasi dari hukum I Newton pada

kehidupan sehari-hari?

- Membagi-bagi siswa menjadi 5-6 siswa tiap

kelompok

- Memberikan LKS kepada setiap kelompok

- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS

- Membahas jawaban LKS

- Menyimak penjelasan guru

Konfirmasi

- Membimbing siswa untuk melakukan game

secara berkelompok.

- Menempatkan kelompok pada meja yang telah

disediakan.

- Menjelaskan peraturan turnamen (terlampir)

- Membimbung siswa untuk memulai turnamen

- Mengawasi berjalannya turnamen

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang

memiliki nilai paling tinggi.

- Melakukan game secara

berkelompok.

- Duduk di meja turnamen sesuai

kelompoknya

- Menyimak peraturan turnamen

- Memulai turnamen

- Menjalankan turnamen dengan

tertib

- Mendapatkan penghargaan

30’

C. Penutup - Bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan pelajaran

- Membuat kesimpulan

pelajaran dengan bimbingan 5’

Page 147: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

131

- Memberikan pekerjaan rumah tentang materi

hari ini dan meminta siswa untuk membaca

materi selanjutnya.

guru.

- Mencatat dan merencanakan

pengerjaan PR tersebut.

J. Penilaian Hasil Belajar

3. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan

4. Bentuk Instrumen : Tes uraian

K. Pedoman Penilaian

3. Ranah Kognitif

Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa

4. Ranah Afektif

Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan

penjelasan guru.

Ciputat, Februari 2014

Guru Mata Pelajaran

R Tetty Muldyanti

Page 148: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

132

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

5. Memahami pengertian dari dinamika partikel.

6. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari.

7. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum I Newton.

8. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum I Newton.

Materi

4. Pengertian dinamika partikel

Dinamika adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak disertai penyebabnya. Isaac

Newton menemukan bahwa semua persoalan gerak di alam semesta dapat diterangkan

dengan hanya 3 hukum yang sederhana, yaitu hukum I, II dan III Newton.

5. Hukum I Newton

"Suatu benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan jika jumlah seluruh

gaya pada benda sama dengan nol". Hukum di atas dirumuskan menjadi:

ΣF = 0 ΣF = resultan gaya (N)

6. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum Newton

d. Gaya Berat

Jika suatu benda dilepaskan dari ketinggian tertentu, benda akan jatuh. Dengan

menggunakan hukum II Newton pada benda jatuh bebas ini, diperoleh hubungan antara

berat dan massa, yaitu:

w = m g w = berat benda (N)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

e. Gaya Normal (N)

Gaya normal didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara

dua permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak lurus pada bidang sentuh.

f. Gaya Tegangan Tali (T)

Gaya tegangan tali adalah gaya tegang yang bekerja pada ujung-ujung tali karena

tali tersebut tegang.

Page 149: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

133

Contoh penerapan Hukum I Newton dala kehidupan sehari-hari di antaranya adalah

meja yang tetap diam di atas lantai, balok dan buku yag diletakan di atas meja, lampu

yang digantung di langit-langit rumah, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh

penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum I Newton:

ΣF = 0

N – w = 0

N = w

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang diam di atas lantai. Balok hanya mengalami

gaya berat dan gaya normal, dan resultan gaya yang terjadi adalah nol. Hal ini

menyebabkan balok mempertahankan keadaan awalnya yaitu diam.

Page 150: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

134

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

4. Sebutkan bunyi hukum I Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

..........……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

5. Berikan 3 contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

6. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum I Newton

disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

………………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

..............…………………………………………………………………………………...

………….....………………………………………………………………………………

………….....………………………………………………………………………………

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 151: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

135

Lampiran 2

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 152: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

136

Lampiran 3

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 153: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

137

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament

Pertemuan : Kedua

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

Page 154: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

138

D. Tujuan Pembelajaran

5. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

6. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

7. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Essensial

4. Hukum II Newton

Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak. Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum

II Newton yang berbunyi:

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan

resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:

a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)

a = percepatan (m/s2)

5. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton

d. Gaya Gesek

Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini

dirumuskan dengan persamaan:

N = gaya normal (N)

Page 155: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

139

e. Gaya Sentripetal (Fsp)

Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan arah menuju ke pusat lingkaran.

Fsp = v2

/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)

f. Gaya Berat (w)

g. Gaya Normal (N)

h. Gaya Tegangan Tali (T)

6. Penerapan Hukum II Newton

Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang

jatuh, terjun bebas, balok didorong di atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang

terjadi pada hukum II Newton:

ΣF = m a

F = m a

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y

yang resultan gayanya adalah nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan balok bergerak

dengan percepatan tertentu.

Page 156: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

140

F. Media Belajar

1. Power Point

2. Laptop

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT).

H. Sumber Belajar

5. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

6. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

7. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008

I. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

Tahap Pembelajaran Langkah-langkah Kegiatan

Waktu Guru Siswa

A.

Pendahuluan Apersepsi

- Memulai pembelajaran dengan mengucapkan

salam, melakukan absensi, dan menanyakan

kabar siswa.

- Menanyakan pada siswa bunyi hukum II

- Menjawab salam, absensi dan

kabar.

- Menjawab pertanyaan guru

sesuai kemampuan.

5’

Page 157: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

141

Newton, “Apa bunyi dari Hukum II Newton?”

Motivasi

- Menyampaikan indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan penilaian yang akan digunakan

dalam menilai kegiatan dan hasil kerja siswa

- Memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas

pembelajaran

- Menyimak penjelasan dari guru

mengenai indikator dan tujuan

pembelajaran

- Menyimak penjelasan guru

mengenai penilaian dalam KBM

- Menyimak dan memotivasi diri

5’

B. Kegiatan

Inti

Eksplorasi

- Menjelaskan bunyi dan rumus hukum II

Newton.

- Menjelaskan gaya-gaya yang terjadi pada

hukum II Newton

- Menjelaskan aplikasi dari hukum II Newton

dalam kehidupan sehari-hari.

- Menyimak dan mencatat

penjelasan guru

20’

Elaborasi

- Mengajukan pertanyaan kembali pada siswa

mengenai pengertian dinamika partikel dan

hukum Newton. “Dari yang telah kalian

pelajari tadi, apa bunyi hukum II Newton?

- Menanyakan contoh aplikasi hukum II Newton

dalam kehidupan sehari-hari pada siswa. “Apa

- Menjawab pertanyaan guru

- Berkumpul dengan

kelompoknya

- Mengerjakan LKS secara

berkelompok

20’

Page 158: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

142

saja contoh aplikasi dari hukum II Newton

pada kehidupan sehari-hari?

- Menempatkan siswa pada kelompok awal

- Memberikan LKS kepada setiap kelompok

- Meminta siswa mengumpulkan jawaban LKS

- Membahas jawaban LKS

- Mengumpulkan jawaban LKS

- Menyimak penjelasan guru

Konfirmasi

- Membimbing siswa untuk melakukan game

secara berkelompok.

- Menempatkan kelompok pada meja yang telah

disediakan.

- Membimbung siswa untuk memulai turnamen

- Mengawasi berjalannya turnamen

- Memberikan penghargaan pada kelompok yang

memiliki nilai paling tinggi.

- Melakukan game secara

berkelompok.

- Duduk di meja turnamen sesuai

kelompoknya

- Memulai turnamen

- Menjalankan turnamen dengan

tertib

- Mendapatkan penghargaan

35’

C. Penutup

- Bersama-sama dengan siswa mengambil

kesimpulan pelajaran

- Meminta siswa mempelajari kembali materi

yang telah dipelajari

- Memberitahu siswa bahwa akan ada turnamen

- Membuat kesimpulan pelajaran

dengan bimbingan guru.

- Mencatat dan merencanakan

pengerjaan PR tersebut.

5’

Page 159: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

143

pada pertemuan selanjutnya

J. Penilaian Hasil Belajar

5. Teknik Penilaian : Tes tertulis dan lisan

6. Bentuk Instrumen : Tes uraian

K. Pedoman Penilaian

5. Ranah Kognitif

Diperoleh dari hasil tes evaluasi siswa

6. Ranah Afektif

Diperoleh dari keaktifan siswa dalam bertanya, mengeluarkan pendapat, menjawab pertanyaan dan memperhatikan

penjelasan guru.

Ciputat, Februari 2014

Guru Mata Pelajaran

R Tetty Muldyanti

Page 160: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

144

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

9. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari.

10. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum II Newton.

11. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum II Newton.

Materi

7. Hukum II Newton

Mungkin anda pernah mendorong mobil mainan yang diam sampai mobil bergerak.

Kaitan ini dinyatakan Newton dalam hukum II Newton yang berbunyi:

“Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda

berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan resultan gaya, dan berbanding

terbalik dengan massa benda”. Hukum ini dirumuskan menjadi:

a = ∑F / m atau ΣF = m a m = massa benda (kg)

a = percepatan (m/s2)

8. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum II Newton

f. Gaya Gesek (

Gaya gesekan termasuk gaya sentuh, yang muncul jika permukaan dua benda

bersentuhan langsung secara fisik. Gaya ini dirumuskan dengan persamaan:

N = gaya normal (N)

g. Gaya Sentripetal (Fsp)

Suatu benda yang bergerak melingkar beraturan mengalami gaya sentripetal dengan

arah menuju ke pusat lingkaran.

Fsp = v2

/ r = ω2 r Fsp = percepatan sentripetal (Fs) v = kecepatan (m/s)

ω = kecepatan sudut (rad/s) r = jari-jari (m)

h. Gaya Berat (w)

i. Gaya Normal (N)

j. Gaya Tegangan Tali (T)

Page 161: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

145

9. Penerapan Hukum II Newton

Contoh penerapan Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya

adalah mobil yang mulai bergerak, benda yang jatuh, terjun bebas, balok didorong di

atas lantai, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya

yang terjadi pada hukum II Newton:

ΣF = m a

F = m a

Gambar di atas adalah peristiwa balok yang bergerak di atas lantai. Balok

mengalami gaya berat dan gaya normal pada sumbu Y yang resultan gayanya adalah

nol. Sedangkan pada sumbu X Balok mengalami gaya dorong F yang menyebabkan

balok bergerak dengan percepatan tertentu.

Page 162: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

146

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. …………………………………….

2. …………………………………….

3. …………………………………….

4. …………………………………….

5. …………………………………….

6. …………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

7. Sebutkan bunyi hukum II Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

……………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………….

..........……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………

8. Berikan 3 contoh penerapan hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

9. Buatlah 3 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum II Newton

disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

………………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….…

…………………………………………………………………………………….............

…………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………….

..............…………………………………………………………………………………...

………….....………………………………………………………………………………

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 163: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

147

Lampiran 2

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 164: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

148

Lampiran 3

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 165: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

149

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Mata Pelajaran : FISIKA

Materi Pokok : Dinamika Partikel

Metode : Teams Games Tournament (TGT)

Pertemuan : Ketiga

Waktu : 2 x 45 menit

A. Standar Kompetensi

2. Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

B. Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar

beraturan.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

2. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

3. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

4. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.

Page 166: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

150

5. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.

D. Tujuan Pembelajaran

6. Siswa dapat mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

7. Siswa dapat memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

8. Siswa dapat menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

9. Siswa dapat menjelaskan kaitan antara Hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

10. Siswa dapat menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton dari penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Materi Esensial

5. Hukum III Newton

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum ini dirumuskan menjadi:

Faksi = - Freaksi

Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi

dan rekasi terjadi pada dua benda.

6. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton

i. Gaya dorong/tekan

j. Gaya Berat (w)

k. Gaya Normal (N)

Page 167: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

151

7. Penerapan Hukum III Newton

Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah menginjak tanah, meendorong tembok,

menarik pegas, dll. Pada gambar di bawah ini terdapat contoh penerapan disertai gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton:

Freaksi

Faksi

Gambar di atas adalah peristiwa telapak kaki menginjak lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai dan lantai

melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki dapat menginjak lantai

dengan tegak.

8. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.

Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran

inersia suatu benda. Sebuah benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau memperlambatnya.

Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana

asal gaya-gaya tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.

Page 168: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

152

F. Media Belajar

8. Power Point

9. Laptop

G. Model Pembelajaran

Cooperative learning tipe Teams Games Tournament (TGT) termodifikasi.

H. Sumber Belajar

1. Karyono, dkk. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009

2. Handayani, Sri dan Ari Damari. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional, 2009

3. Sastra, I Made dan Hilman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Piranti, 2008

4. Giancoli, Douglas C. Fisika. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga, 2001

Page 169: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

153

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Kompetensi Dasar

2. 3 Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus,

gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan.

Indikator

12. Mengidentifikasi penerapan prinsip hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari.

13. Memformulasikan besaran-besaran yang terkait dengan hukum III Newton.

14. Menganalisis gaya-gaya yang terjadi pada peristiwa hukum III Newton.

15. Menjelaskan kaitan antara hukum I, II dan III Newton.

16. Menjelaskan perbedaan antara hukum I, II dan III Newton.

Materi

10. Hukum III Newton

“Untuk setiap aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tapi berlawanan arah. Hukum

ini dirumuskan menjadi:

Faksi = - Freaksi

Hukum ini kadang-kadang dinyatakan juga sebagai “untuk setiap aksi ada reaksi

yang sama dan berlawanan arah”. Gaya aksi dan rekasi terjadi pada dua benda.

11. Gaya-gaya yang terjadi pada hukum III Newton

e. Gaya dorong/tekan

f. Gaya Berat (w)

g. Gaya Normal (N)

h. Penerapan Hukum III Newton

Contoh penerapan Hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari di antaranya

adalah menginjak tanah, meendorong tembok, menarik pegas, dll.

Freaksi

Faksi

Gambar di samping adalah peristiwa telapak kaki menginjak

lantai. Kaki melakukan gaya aksi berupa gaya berat ke lantai

dan lantai melakukan gaya reaksi pada telapak kaki yang

nilainya sama besar namun berlawananan arah sehingga kaki

dapat menginjak lantai dengan tegak.

Page 170: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

154

i. Kaitan dan Perbedaan di antara Hukum I, II dan III Newton.

Hukum Newton pertama terfokus pada inersia, hukum Newton kedua

menggunakan konsep massa. Massa merupakan ukuran inersia suatu benda. Sebuah

benda yang memiliki inersia yang besar, akan lebih sulit untuk mempercepat atau

memperlambatnya. Hukum II Newton menjelaskan secara kuantitatif bagaimana gaya-

gaya mempengaruhi gerak, dan hukum III menjelaskan darimana asal gaya-gaya

tersebut. Sebuah rangkaian peristiwa bisa mengalami lebih dari satu hukum Newton.

Nama Kelompok:………………….. Kelas: …………………….

Anggota:

1. ………………………………….

2. ………………………………….

3. ………………………………….

4. ………………………………….

5. ………………………………….

6. ………………………………….

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

10. Sebutkan bunyi hukum III Newton disertai rumusnya dengan bahasamu sendiri!

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

……...........…………………………………………………………………………....

11. Berikan 3 contoh penerapan hukum III Newton dalam kehidupan sehari-hari!?

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………

12. Buatlah 2 sketsa gambar peristiwa yang merupakan aplikasi dari hukum III

Newton disertai penempatan gaya-gaya yang terjadi!

………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….....

………………………………………………………………………………………….

………………………………………………………………………………………….

……………………………………………………………………………………….....

…………………………………………………………………………………………

….……………………………………………………………………………………...

Page 171: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

155

…………………………………………………………………………………………

….……………………………………………………………………………………...

13. Termasuk aplikasi dari hukum Newton manakah peristiwa di bawah? Gaya apa saja

yang terjadi?

…………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………....

............……………………………………………................................

...............

14. Dari penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, apa perbedaan dan kaitan antara hukum I, II

dan III Newton?

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………...………………………………………….…………

…………………………...........……………………………………………………….………

……...……………………………………………….................................…………………….

..........……………………………………………………………………….....................……..

\

Setelah selesai mengerjakan, silahkan kumpulkan lembar jawaban anda kepada guru.

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 172: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

156

Lampiran 2

Lembar Skor Game

Meja :.................................

Ronde :.................................

Pemain Kelompok Poin Game Turnamen

Page 173: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

157

Lampiran 3

Lembar Rangkuman Kelompok

Nama Kelompok :

No Anggota

Kelompok

Nilai

Turnamen

1

2

3

4

Totar Skor Kelompok

Turnamen + game

Rata-rata Kelompok

Penghargaan

Kelompok

Page 174: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

158

Lampiran B

Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes

a. Kisi-Kisi Instrumen Tes

b. Instrumen Tes

2. Analisis Hasil Uji Instrumen

a. Uji Validitas Butir Soal

b. Uji Reliabilitas Instrumen

c. Uji Taraf Kesukaran

d. Uji Daya Pembeda

e. Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen

3. Instrumen Tes Valid

4. Soal Instrumen Penelitian

5. Instrumen Nontes

a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (lembar observasi)

b. Instrumen Nontes (lembar observasi)

6. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes (lembar observasi)

7. Lembar Validasi Ahli Media

Page 175: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

159

Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif

No Indikator Pembelajaran

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Jumlah

Soal

K.1 K.2 K.3

1

Mengidentifikasi penerapan

prinsip hukum Newton

dalam kehidupan sehari-hari

2,4,5 1,3 6 6

2

Menjelaskan perbedaan dan

kaitan antara Hukum I, II

dan III Newton

8 7,

9,10 11, 12 6

3

Menganalisis gaya-gaya

yang terjadi pada peristiwa

hukum Newton

14,

16 18

13,

15, 17 6

Jumlah Soal 6 6 6 18

Keterangan:

K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis

K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru

bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi

K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data

Page 176: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

160

Instrumen Tes Berpikir Kreatif

Indikator

Pembelajaran

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Soal Jawaban Skor Kriteria Nomor

Soal

1. Mengidentifikasi

penerapan

prinsip hukum

Newton dalam

kehidupan

sehari-hari.

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

Ketika kita berada di

dalam mobil yang diam

lalu tiba-tiba bergerak

maju, tubuh kita terasa

terlempar ke belakang

untuk beberapa saat.

Apakah hal yang sama

akan terjadi ketika kita

berada di dalam mobil

yang sedang bergerak

lalu tiba-tiba berhenti?

Mengapa?

Tidak.* Ketika mobil

tiba-tiba melaju

dengan kencang ke

depan, maka tubuh

akan mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

diam sehingga tubuh

terlempar ke belakang.

Sebaliknya, jika

keadaan awal tubuh

ketika berada di dalam

mobil adalah bergerak,

lalu mobil tiba-tiba

direm (berhenti), maka

tubuh akan

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

bergeraksehingga

tubuh terlempar ke

depan.**

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

1

1 Pernyataan

kesimpulan saja

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

hubungan antara dua

situasi

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

Kertas lipat yang

dibentuk menjadi burung

kemudia digantung di

Tidak.* Bentuk

burung tidak

berpengaruh. Kertas

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

2

Page 177: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

161

mendukung

hipotesis

langit-langit. Kertas lipat

ini tidak akan jatuh

karena bentuknya yang

menyerupai burung.

Setujukah kamu dengan

pernyataan di atas?

Berikan alasanmu

berdasarkan teori hukum

Newton!

lipat mempunyai

massa sehingga terjadi

gaya berat. Gaya berat

ini membuat tali

penggantung memiliki

gaya tegangan tali

yang arahnya

berlawanan dengan

gaya berat sehingga

resultan gayanya

bernilai nol.**

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

1 Hanya mengandung

1 item di atas

0 Tidak mengandung

satu pun item di atas

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

a

a

Perbedaan apakah yang

akan terjadi pada kedua

gambar di atas?Jelaskan

*

F1 = F2 = F

Sehingga kedua

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

3

1 Pernyataan

kesimpulan saja

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

hubungan antara dua

situasi

F1 = 200

N

F = 200 N

F = 200 N

F2 = 200

N

Page 178: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

162

alasanmu berdasarkan

teori hukum Newton!

Permukaan lantainya

bersifat kasar.

kondisi berlaku

persamaan:

F – 𝜇s N = m a

F - 𝜇s m g = m a

Perbedaan dari kedua

gambar di atas adalah

nilai percepatannya.

Percepatan pada

gambar pertama akan

lebih besar daripada

gambar ke dua.**

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

mendukung

hipotesis

Sebuah botol kaca

dialasi dengan kertas.

Kemudian kertas

tersebut ditarik dengan

sangat cepat dan botol

tidak ikut bergerak.

Namun ketika kertas

ditarik dengan lambat,

botol ikut bergerak.

Apakah peristiwa

tersebut merupakan

aplikasi dari hukum

Newton? Hukum

Newton ke berapa?

Jelaskan alasanmu!

Ya, sesuai dengan

hukum I

Newton/hukum

inersia.* Botol

mempertahankan

keadaan awalnya yaitu

diam karena kertas

bergerak dengan

sangat cepat. Namun

ketika kertas ditarik

dengan lambat, botol

ikut bergerak dengan

lambat.**

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

4

1 Hanya mengandung

1 item di atas

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Page 179: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

163

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

mendukung

hipotesis

Sebuah mobil yang

membelok di jalanan

miring dan kasar harus

memperhatikan gaya-

gaya tertentu agar tidak

terpeleset/slip. Gambar

sketsa peristiwa disertai

gaya-gaya tersebut!

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

5

1 Hanya mengandung

1 item di atas

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Keterampilan

dalam melihat

elemen-elemen

untuk beberapa

item data

Gambarkan gaya apa

saja yang sama-sama

terjadi pada dua kondisi

di atas?

2 Menyebutkan semua

data dengan lengkap

6

1 Hanya menyebutkan

sebagian data

0 Tidak menyebukan

satu data pun

F sp

Page 180: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

164

*

Kedua peristiwa di

atas sama-sama

menggunakan dua

gaya, yaitu gaya berat

dan gaya tegangan

tali.**

2. Menjelaskan

perbedaan dan

kaitan antara

Hukum I, II dan

III Newton

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

Terdapat dua gambar

pipa dengan keadaan

yang berbeda satu sama

lain seperti pada gambar

di atas. Termasuk

aplikasi dari hukum

Newton mana saja kah

pipa yang diam tidak

mengalami percepatan.

(Hukum I Newton)

∑F = 0

N - w = 0

N = W *

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

7

1 Pernyataan

kesimpulan saja

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

Page 181: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

165

peristiwa-peristiwa di

atas? Jelaskan alasanmu

disertai arah gaya-gaya

yang terjadi pada setiap

peristiwa!

pipa yang bergerak

memiliki percepatan

(hukum II Newton)

∑F = m a **

hubungan antara dua

situasi

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

mendukung

hipotesis

Berat orang yang berada

di dalam lift akan

berubah-ubah ketika lift

tersebut diam, bergerak

naik maupun bergerak

turun. Buat gambar

mengenai peristiwa di

atas berdasarkan teori

hukum Newton disertai

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

8

1 Hanya mengandung

1 item di atas

Page 182: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

166

gambar!

0 Tidak mengandung

satupun item di

atas∑F = 0

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

Kondisi di atas

merupakan aplikasi dari

suatu hukum Newton.

Ketika buku tersebut

ditekan dari atas, apakah

masih berlaku hukum

Newton yang sama?

Jelaskan alasanmu

disertai gambar!

Hukum I Newton

∑F = 0

sehingga benda tetap

diam.

N

w

ketika buku tersebut

ditekan dari atas, maka

berlaku hukum II I

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

9

1 Pernyataan

kesimpulan saja

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

hubungan antara dua

situasi

Page 183: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

167

Newton

Faksi = Freaksi

F aksi (gaya normal)

F reaksi (gaya tekan)

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

Gambarkan hukum

Newton apa saja yang

ada pada peristiwa di

atas!

Hukum II Newton*

Hukum III Newton

Kedua peristiwa sama-

sama memiliki gaya

dorong.**

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

10

1 Pernyataan

kesimpulan saja

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

hubungan antara dua

situasi

Page 184: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

168

Keterampilan

dalam melihat

elemen-elemen

untuk beberapa

item data

Apakah kedua peristiwa

di atas termasuk hukum I

Newton? Jelaskan

alasanmu dan gambarkan

peristiwa-peristiwa di

atas berdasarkan hukum

Newton!

Bukan,

Termasuk hukum III

Newton*

∑F = 0

∑F = T - w

Termasuk hukum I

2 Menyebutkan semua

elemen dengan

lengkap untuk

beberapa item data

11

1 Hanya menyebutkan

sebagian elemen

untuk beberapa item

data atau semua

elemen untuk satu

item data

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

T

w

Page 185: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

169

Newton**

1. Memukul meja

2. Telapak tangan

menekan tembok

3. Apel jatuh

4. Bola menggelinding

5. Rem mendadak

Klasifikasikan peristiwa-

peristiwa di atas

berdasarkan hukum

Newton!

1. Hukum I Newton :

rem mendadak

2. Hukum II Newton

: apel jatuh dan

bola

menggelinding*

3. Hukum IIII

Newton : memukul

meja dan telapak

tangan menekan

tembok**

2 Menyebutkan semua

elemen dengan

lengkap untuk

beberapa item data

12

1 Hanya menyebutkan

sebagian elemen

untuk beberapa item

data atau semua

elemen untuk satu

item data

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

3. Menganalisis

gaya-gaya yang

terjadi pada

peristiwa hukum

Newton

Keterampilan

dalam melihat

elemen-elemen

untuk beberapa

item data

Hukum I Newton

2 Menyebutkan semua

elemen dengan

lengkap untuk

beberapa item data

13

1 Hanya menyebutkan

sebagian elemen

untuk beberapa item

Page 186: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

170

Gambarkan gaya-gaya

dan penjelasan hukum

Newton yang terjadi

pada peristiwa tersebut!

∑F = 0

N – w = 0

N = w*

Hukum I Newton

∑F = m a

F – fs = m a**

data atau semua

elemen untuk satu

item data

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

mendukung

hipotesis

Pada umumnya orang-

orang memindahkan

peti dari permukaan

tanah ke dalam truk

dengan menggunakan

papan yang dimiringkan

untuk memudahkan

pekerjaannya. Jelaskan

alasanmu disertai

gambar peristiwanya!

N

*

Untuk mendorong

peti, maka nilai F

minimal sama dengan

w sin θ. Semakin kecil

sudut kemiringan

papan, semakin kecil

pula nilai F.**

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

14

1 Hanya mengandung

1 item di atas

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

F

W cos θ Gaya gesek

W sin θ

Page 187: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

171

Keterampilan

dalam melihat

elemen-elemen

untuk beberapa

item data

1. Gaya berat

2. Gaya normal

3. Gaya sentripetal

Berdasarkan gaya-gaya

di atas, gambarkan 2

contoh aplikasi hukum

Newton yang

menggunakan minimal

gabungan dari dua gaya

di atas!

(Gaya berat dan

normal)*

gaya berat, normal dan

sentripetal**

2 Menyebutkan semua

elemen dengan

lengkap untuk

beberapa item data

15

1 Hanya menyebutkan

sebagian elemen

untuk beberapa item

data atau semua

elemen untuk satu

item data

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Keterampilan

dalam mengenali

data yang

mendukung

hipotesis

Walaupun massa kedua

orang di atas berbeda,

namun terjadi gaya-gaya

yang sama pada

keduanya. Setujukah

kamu dengan pernyataan

di atas? Jelaskan

alasanmu disertai

penggambaran gaya-

gayanya!

Ya setuju.

N N

w w *

Pada keduanya terjadi

gaya normal dan berat

walaupun nilainya

berbeda.**

2 a. Kelengkapan

data ysng

mendukung

hipotesis

b. Data yang

disebutkan jelas

dan tepat

16

1 Hanya mengandung

1 item di atas

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Page 188: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

172

Keterampilan

dalam melihat

elemen-elemen

untuk beberapa

item data

Gaya apa yang sama-

sama terjadi pada dua

gambar di atas?

N

2 Menyebutkan semua

elemen dengan

lengkap untuk

beberapa item data

17

1 Hanya menyebutkan

sebagian elemen

untuk beberapa item

data atau semua

elemen untuk satu

item data

0 Tidak mengandung

satupun item di atas

Keterampilan

dalam mengenali

kesimpulan

sementara tentang

situasi baru

bahkan ketika ada

Apakah ada perbedaan

ketika kita menarik

balok di atas permukaan

yang kasar dengan di

atas permukaan yang

licin?

Ya * Ketika kita

menarik balok di atas

permukaan yang kasar

maupun licin, sama-

sama terjadi gaya

tegangan tali, gaya

2 Pernyataan

kesimpulan disertai

hubungan antara dua

situasi

18

1 Pernyataan

kesimpulan saja

Page 189: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

173

hubungan paralel

yang erat antara

dua situasi

berat, gaya normal dan

gaya gesek. Namun

gaya gesek di atas

permukaan yang kasar

lebih besar daripada

gaya gesek di atas

permukaan yang licin,

sehingga gaya

tegangan talinya juga

akan berbeda **

0 Tidak menyatakan

kesimpulan maupun

hubungan antara dua

situasi

Keterangan :

* = jika siswa menjawab sampai jawaban ini, nilai yang didapat adalah 1

** = jika siswa menjawab sampai jawaban ini, nilai yang didapat adalah 2

Page 190: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

174

Validitas Instrumen Tes

No Responden Soal Nomor Skor

(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total (y)

1 Hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121

2 Atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225

3 Dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81

4 Eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121

5 Feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225

6 Virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49

7 Wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441

8 Siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144

9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144

10 Apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81

11 Ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324

12 Tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225

13 Rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441

14 Vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169

15 Desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121

16 Yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196

17 Nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289

18 Dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289

19 Dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400

20 Wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144

21 Banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100

22 Lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144

23 Fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324

24 Bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196

25 Jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81

26 Eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529

27 Nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289

28 Khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196

29 Nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361

30 Sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169

31 Arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100

32 Nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256

33 Faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121

34 Sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121

35 Suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169

Jumlah 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15 490 7386

r h

itu

ng

0,4

45

0,6

05

0,5

89

0,3

44

0,2

09

0,5

02

0,4

25

0,5

98

0,0

24

0,2

25

0,5

77

0,3

61

0,1

23

0,4

87

0,3

28

0,2

45

0,4

92

0,2

38

r table 0,344

Page 191: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

175

Kri

teri

a

val

id

val

id

Val

id

val

id

inv

ali

d

val

id

val

id

val

id

inv

ali

d

inv

ali

d

val

id

inv

ali

d

inv

ali

d

val

id

inv

ali

d

inv

ali

d

val

id

inv

ali

d

Reliabilitas Instrumen

No Responden

Soal Nomor Skor

(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Total

(y)

1 hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121

2 atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225

3 dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81

4 eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121

5 feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225

6 virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49

7 wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441

8 siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144

9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144

10 apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81

11 ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324

12 tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225

13 rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441

14 vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169

15 desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121

16 yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196

17 nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289

18 dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289

19 dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400

20 wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144

21 banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100

22 lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144

23 fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324

24 bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196

25 jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81

26 eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529

27 nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289

28 khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196

29 nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361

30 sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169

31 arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100

32 nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256

33 faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121

34 sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121

35 suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169

Jumlah 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15 490 7386

Page 192: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

176

0,0

5

5

0,2

5

7

0,4

8

7

0,5

4

6

0,2

5

2

0,3

7

3

0,3

5

8

0,5

2

6

0,3

8

7

0,4

4

0

0,2

5

5

0,4

1

2

0,2

9

9

0,3

2

3

0,2

9

9

0,3

7

3

0,3

1

6

0,2

5

2

x 6,212

15,47

Reliabiitas

0,634

Kategori Sedang

Tingkat Kesukaran Soal

No Responden

Soal Nomor Skor

(y)2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Total

(y)

1 hikmah 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11 121

2 atin 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15 225

3 dimas 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9 81

4 eko 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11 121

5 feni 1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15 225

6 virsa 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7 49

7 wahyu 1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21 441

8 siti 1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12 144

9 nuh adjie 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12 144

10 apriyati 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9 81

11 ukhti 1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324

12 tasya 1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15 225

13 rita 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21 441

14 vonny 1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13 169

15 desy 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11 121

16 yeni 1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14 196

17 nisa 1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17 289

18 dyah 1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17 289

19 dwi 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20 400

20 wulan 1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12 144

21 banu 1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10 100

22 lindawati 1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12 144

23 fitria 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18 324

24 bayu 1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14 196

25 jillan 1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9 81

26 eka 2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23 529

27 nofi 1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17 289

28 khaifa 1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14 196

29 nada 2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19 361

30 sintia 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13 169

Page 193: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

177

31 arifin 1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10 100

32 nia 1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 256

33 faiz 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11 121

34 sofia 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11 121

35 suci 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13 169

Jumlah skor

tiap nomor soal 37 38 55 20 15 19 27 37 25 36 16 35 27 29 22 19 18 15

Skor maksimum

soal 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Skor rata-rata

1,0

6

1,0

9

1,5

7

0,5

7

0,4

3

0,5

4

0,7

7

1,0

6

0,7

1

1,0

3

0,4

6

1,0

0

0,7

7

0,8

3

0,6

3

0,5

4

0,5

1

0,4

3

14,0

0

211,0

3

Tingkat

kesukaran 0,5

3

0,5

4

0,7

9

0,2

9

0,2

1

0,2

7

0,3

9

0,5

3

0,3

6

0,5

1

0,2

3

0,5

0

0,3

9

0,4

1

0,3

1

0,2

7

0,2

6

0,2

1

Kriteria

Sed

ang

sedan

g

mudah

sukar

sukar

sukar

sedan

g

sedan

g

sedan

g

sedan

g

sukar

sedan

g

sedan

g

sedan

g

sedan

g

sukar

sukar

sukar

Daya Pembeda Instrumen

Kelompok Soal Nomor

y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kelompok

Atas

2 2 2 1 0 1 2 2 1 0 1 1 1 1 2 1 2 1 23

1 1 2 2 1 2 0 2 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 21

1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 21

1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 20

2 2 2 0 0 0 1 2 1 2 1 1 1 2 0 1 1 0 19

1 2 2 0 0 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18

1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 2 1 2 1 0 1 0 18

1 2 2 2 1 0 1 2 0 2 1 1 1 1 0 0 0 0 17

1 1 2 2 1 0 1 1 0 2 1 2 1 1 0 0 0 1 17

1 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 1 1 1 1 17

1 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16

1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 2 2 0 1 0 0 1 15

1 1 2 0 0 1 1 2 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 15

1 1 1 0 1 1 1 2 0 2 0 0 0 1 0 2 1 1 15

1 2 2 0 0 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 14

1 1 2 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14

1 1 2 0 0 1 1 0 0 2 1 1 0 1 1 1 0 1 14

1 1 2 0 0 1 0 0 2 0 1 0 1 0 1 1 1 1 13

Jumlah 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 266

Rata-rata 1,11 1,33 1,94 0,72 0,56 0,83 1,00 1,39 0,67 1,17 0,72 1,11 0,83 1,06 0,72 0,67 0,67 0,56 17,06

Kelompok 1 1 2 1 0 0 0 1 1 2 0 1 1 0 0 0 1 1 13

Page 194: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

178

Bawah 1 1 2 0 0 0 1 2 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 13

1 1 2 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 12

1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 12

1 1 2 0 1 0 1 0 0 2 0 2 1 0 1 0 0 0 12

1 1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 2 1 1 0 1 0 0 12

1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 11

1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 11

1 1 0 0 0 1 0 1 2 0 1 2 1 1 0 0 0 0 11

1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 11

1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 11

1 1 2 1 0 0 2 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 10

1 1 2 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 10

1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 9

1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 9

1 0 0 2 1 0 0 1 0 0 0 1 2 0 1 0 0 0 9

1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 7

Jumlah 17 14 20 7 5 4 9 12 13 15 3 15 12 10 9 7 6 5 183

Rata-rata 1,00 0,82 1,18 0,41 0,29 0,24 0,53 0,71 0,76 0,88 0,18 0,88 0,71 0,59 0,53 0,41 0,35 0,29 10,76

Skor

Maksimum

Soal

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Daya

Pembeda 0,06 0,25 0,38 0,16 0,13 0,30 0,24 0,34

-

0,05 0,14 0,27 0,11 0,06 0,23 0,10 0,13 0,16 0,13

Kriteria

jele

k

cukup

Cukup

jele

k

jele

k

cukup

cukup

cukup

sangat

buru

k

jele

k

cukup

jele

k

jele

k

cukup

jele

k

jele

k

jele

k

jele

k

Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen

Reliabilitas 0,634 (sedang)

No Soal Validitas

Taraf

Kesukaran

Daya

Pembeda

1 valid sedang Jelek

2 valid sedang Cukup

3 valid mudah Cukup

4 valid sukar Jelek

5 invalid sukar Jelek

6 valid sukar Cukup

7 valid sedang Cukup

8 valid sedang Cukup

9 invalid sedang sangat buruk

10 invalid sedang Jelek

Page 195: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

179

11 valid sukar Cukup

12 valid sedang Jelek

13 invalid sedang Jelek

14 valid sedang Cukup

15 invalid sedang Jelek

16 invalid sedang Jelek

17 valid sukar Jelek

18 invalid sukar Jelek

Kisi-kisi Instrumen Tes Berpikir Kreatif

No Indikator Pembelajaran

Indikator

Keterampilan

Berpikir Kreatif

Jumlah

Soal

K.1 K.2 K.3

1

Mengidentifikasi penerapan

prinsip hukum Newton

dalam kehidupan sehari-hari

2*,4

*,5 1*,3* 6* 6

2

Menjelaskan perbedaan dan

kaitan antara Hukum I, II

dan III Newton

8* 7*,

9,10

11*,

12* 6

3

Menganalisis gaya-gaya

yang terjadi pada peristiwa

hukum Newton

14*,

16 18

13,

15,

17*

6

Jumlah Soal 6 6 6 18

Keterangan:

* = Butir soal yang valid

K.1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung hipotesis

K.2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang situasi baru

bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara dua situasi

K.3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa item data

Page 196: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

180

Soal Instrumen Penelitian

1. Ketika kita berada di dalam mobil yang diam lalu tiba-tiba bergerak maju,

tubuh kita terasa terlempar ke belakang untuk beberapa saat. Apakah hal yang

sama akan terjadi ketika kita berada di dalam mobil yang sedang bergerak lalu

tiba-tiba berhenti? Mengapa?

2. Kertas lipat yang dibentuk menjadi burung kemudian digantung di langit-

langit. Kertas lipat ini tidak akan jatuh karena bentuknya yang menyerupai

burung. Setujukah kamu dengan pernyataan di atas? Berikan alasanmu

berdasarkan teori hukum Newton!

3. Perbedaan apakah yang akan terjadi pada kedua gambar di bawah? Jelaskan

alasanmu berdasarkan teori hukum Newton! Permukaan lantainya bersifat

kasar.

a a

4. Gambarkan gaya apa saja yang sama-sama terjadi pada dua kondisi di bawah

ini?

5. Terdapat dua gambar pipa dengan keadaan yang berbeda satu sama lain seperti

pada gambar di bawah. Termasuk aplikasi dari hukum Newton mana saja kah

peristiwa-peristiwa di atas? Jelaskan alasanmu disertai arah gaya-gaya yang

terjadi pada setiap peristiwa!

F1 = 200

N

F2 = 200

N

Page 197: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

181

6. Berat orang yang berada di dalam lift akan berubah-ubah ketika lift tersebut

diam, bergerak naik maupun bergerak turun. Buat gambar mengenai peristiwa

di atas berdasarkan teori hukum Newton disertai gambar!

7. Apakah kedua peristiwa di bawah termasuk hukum I Newton? Jelaskan

alasanmu dan gambarkan peristiwa-peristiwa di atas berdasarkan hukum

Newton!

8. Klasifikasikan peristiwa-peristiwa di bawah berdasarkan hukum Newton!

6. Memukul meja

7. Telapak tangan menekan tembok

8. Apel jatuh

9. Bola menggelinding

10. Rem mendadak

9. Pada umumnya orang-orang memindahkan peti dari permukaan tanah ke

dalam truk dengan menggunakan papan yang dimiringkan untuk memudahkan

pekerjaannya. Jelaskan alasanmu disertai gambar peristiwanya!

10. Gaya apa yang sama-sama terjadi pada dua gambar di bawah?

Page 198: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

182

Kisi-Kisi Instrumen Nontes

Lembar Observasi Tahap Turnamen

No Indikator Skor

maksimal

1 Memahami peraturan turnamen 3

2 Bekerja sama dalam kelompok 3

3 Berkompetisi secara positif 3

4 Situasi pembelajaran kondusif 3

Jumlah 12

Page 199: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

183

Lembar Observasi Tahap Turnamen

No Indikator Kriteria Skor Checklist

(√)

1 Siswa memahami

peraturan turnamen

Semua siswa menjalankan turnamen

sesuai peraturan 3

Sebagian besar siswa menjalankan

turnamen sesuai dengan peraturan 2

Sebagian kecil siswa menjalankan

turnamen sesuai dengan peraturan 1

Siswa tidak menjalankan turnamen

sesuai dengan peraturan 0

2

Siswa dapat

bekerja sama dalam

kelompoknya

Siswa sangat kompak dalam

menjalankan turnamen 3

Siswa cukup kompak dalam

menjalankan turnamen 2

Siswa kurang kompak dalam

menjalankan turnamen 1

Siswa tidak kompak dalam

menjalankan turnamen 0

3 Siswa berkompetisi

secara positif

Tidak ada siswa yang mengganggu

konsentrasi kelompok lain 3

Sebagian kecil siswa mengganggu

konsentrasi kelompok lain. 2

Sebagian besar siswa yang

mengganggu konsentrasi kelompok

lain

1

Tiap siswa saling mengganggu

konsentrasi kelompok lain 0

4

Situasi

pembelajaran

kondusif

Siswa menjalankan turnamen dengan

antusias, tertib dan tepat waktu 3

Siswa menjalankan turnamen dengan

antusias dan tertib namun tidak tepat

waktu

2

Siswa menjalankan turnamen dengan

antusias namun tidak tertib dan tidak

tepat waktu

1

Siswa menjalankan turnamen dengan

tidak antusias, tidak tertib dan tidak

tepat waktu

0

Jumlah

Page 200: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

184

Page 201: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

185

Page 202: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

186

LEMBAR VALIDASI AHLI DESAIN

SOLITAIRE FISIKAPADA MATERI DINAMIKA PARTIKEL

SMA KELAS X

Petunjuk:

1. Lembar validasi ini untuk diisi oleh ahli desain

2. Tujuan dari lembar validasi ini adalah untuk mengevaluasi aspek desain

3. Penilaian diberikan dengan rentangan sebagai berikut:

1 = Tidak baik

2 = Kurang baik

3 = Cukup

4 = Baik

5 = Sangat baik

4. Mohon diberikan tanda (√) pada kolom 1, 2, 3, 4 atau 5 sesuai dengan pendapat

penilai secara objektif. Komentar atau saran mohon dapat diberikan pada

kolom yang disediakan.

Page 203: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

187

Page 204: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

188

Lampiran C

Analisis Data Hasil Penelitian

1. Hasil Pretest

a. Hasil Pretest Kelas Kontrol

b. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas Kontrol

c. Hasil Pretest Kelas Eksperimen

d. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas Eksperimen

2. Uji Normalitas Hasil Pretest

a. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

c. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Pretest

3. Hasil Posttest

a. Hasil Posttest Kelas Kontrol

b. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas Kontrol

c. Hasil Posttest Kelas Eksperimen

d. Perhitungan Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas Eksperimen

4. Uji Normalitas Hasil Posttest

a. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

5. Uji Homogenitas dan Hipotesis Hasil Posttest

6. Tabel Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif

7. Hasil Lembar Observasi

a. Hasil Lembar Observasi Kelas Kontrol

b. Hasil Lembar Observasi Kelas Eksperimen

c. Persentase Nilai Observasi

Page 205: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

189

Tabel Nilai Pretest Kelas Kontrol (X-1)

No Nama Indikator

Skor 1 2 3

1 Abdul Azis 5 5 0 10

2 Ahmad Fadilah 0 5 0 5

3 Ajeng Setio Mardiani 5 0 0 5

4 Aldo Fikri Kurniawan 0 0 0 0

5 Alwi Hamzah 0 0 0 0

6 Alysha Sandra 0 0 0 0

7 Anggun Fadhillah 5 10 0 15

8 Arjuna Hansuci Geraldi 0 0 0 0

9 Astrid Setia Indarwati 5 0 0 5

10 Atika Andriyanti 0 0 0 0

11 Aulia Farhan 0 10 0 10

12 Danu Tri Julian 0 0 0 0

13 Dita Abri Oktaviani 0 0 0 0

14 Eko Hadi Santoso 0 0 0 0

15 Fahmi Abdul Azis 5 5 0 10

16 Fega Nuraisyah Fitriani 5 10 5 20

17 Feni Adellia 5 5 5 15

18 Halisa K Felsni 0 0 0 0

19 Kurniansyah Juli Dwi 5 0 0 5

20 Nila Ricna Riviana 5 0 0 5

21 Reta Destia 5 0 0 5

22 Salsabila 5 0 0 5

23 Sela Anggie Savietri 5 5 0 10

24 Sela Melinda 5 0 0 5

25 Syabilla Ratih R 5 10 5 20

26 Tegar Dofani Hia 0 5 0 5

27 Tiara Agustin Nur F 5 5 0 10

28 Tiwi Wulandari 5 10 0 15

29 Tri Andika Jaya Putra 5 0 0 5

30 Vica Annisa 5 15 5 25

Page 206: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

190

Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Kontrol

1. Sebaran Data Nilai Pretest

0 0 0 0 0

0 0 0 0 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 10

10 10 10 10 15

15 15 20 20 25

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat

diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 25

Nilai Minimum = 0

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 25 - 0

= 25

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas/interval (i)

i =

d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 207: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

191

Distribusi Frekuensi

Nilai fi Xi Xi2 fi.Xi (Xi- )

2 fi (Xi- )

2

0-4 9 2 4 18 49,00 441

5-9 10 7 49 70 4,00 40

10-14 5 12 144 60 9,00 45

15-29 3 17 289 51 64,00 192

20-24 2 22 484 44 169,00 338

25-39 1 27 729 27 324,00 324

Jumlah 30

270 619 1.380,00

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest

kelompok kontrol ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai

tersebut.

3. Perhitungan rata-rata/Mean (X)

3. Perhitungan Median (Me)

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

4. Perhitungan Modus (Mo)

Page 208: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

192

Mo = 5,33

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi satu kelas sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi berikutnya

5. Perhitungan Varians (s)

s = 6,90

Page 209: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

193

Tabel Nilai Pretest Kelas Eksperimen (X-3)

No Nama Indikator

Skor 1 2 3

1 Ade Yolanda Agisna 5 5 0 10

2 Aditya Kurnawan 5 5 0 10

3 Ardiansyah 0 0 0 0

4 Ary Nugroho 5 0 0 5

5 Avicenna Rakhmatullah 0 0 0 0

6 Bagus Bayu Hermawan 0 0 0 0

7 Cristine Merlina Permata 0 10 0 10

8 Diah Ayu Lestari 5 5 5 15

9 Dwi Aswanto 0 0 0 0

10 Dwi Awal Ramadhan 0 0 0 0

11 Elis Nurhajijah 5 0 0 5

12 Gianina Anastasia 5 0 0 5

13 Hani Ramadhanti 0 0 0 0

14 Himawan Soesilo 5 10 5 20

15 Ilham Dhava Ramadhan 5 0 0 5

16 Ima Dawar Dani 5 10 0 15

17 Kunthi Indah Pratiwi 5 0 0 5

18 Maulida Juliani 5 0 0 5

19 Mebby Mutiara L 5 15 0 20

20 Mochammad Renaldo 5 0 0 5

21 Muhammad Syarif 5 0 0 5

22 Peggy Dwi Putri 5 0 0 5

23 Rahyul Tri Atmadja 0 0 0 0

24 Rico Adam Nuralim 0 0 0 0

25 Siti Bashirah 0 5 0 5

26 Siti Hanifah 10 15 0 25

27 Tanty Indrayanty 5 0 0 5

28 Trio Mahardika 0 0 0 0

29 Najla Nur Salsabila 5 5 0 10

30 Damar Adistyo 0 0 0 0

Page 210: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

194

Distribusi Frekuensi Pretest Kelompok Eksperimen

3. Sebaran Data Nilai Pretest

0 0 0 0 0

0 0 0 0 5

5 5 5 5 5

5 5 5 5 5

5 10 10 10 10

15 15 20 20 25

4. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data di atas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi dapat

diterapkan langkah-langkah berikut:

e. Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 25

Nilai Minimum = 0

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 25 - 0

= 25

f. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

g. Menentukan panjang kelas/interval (i)

i =

h. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 211: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

195

Tabel 7 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fi.xi (Xi- )

2 fi (Xi- )

2

0-4 9 2 4 18 42,25 380,25

5-9 12 7 49 84 2,25 27,00

10-14 4 12 144 48 12,25 49,00

15-19 2 17 289 34 72,25 144,50

20-24 2 22 484 44 182,25 364,50

25-29 1 27 729 27 342,25 342,25

Jumlah 30

255 1307,50

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest

kelompok kontrol ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai

tersebut.

4. Perhitungan rata-rata/Mean (X)

5. Perhitungan Median (Me)

Me = 7,0

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Page 212: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

196

6. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = 5,86

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

7. Perhitungan Standar Deviasi (s)

s = 6,71

Page 213: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

197

Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang

digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.

Tabel Hitung Chi Kuadrat

Interval fo

Tepi

Kelas

(Xi)

Zi Ztabel F(Zi) Li fe

-0,5 -1,38 0,4162 0,0838

0-4 9

0,174 5,22 2,74

4,5 -0,65 0,2422 0,2578

5-9 10

0,2143 6,43 1,98

9,5 0,07 0,0279 0,4721

10-14 5

0,316 9,48 2,12

14,5 0,80 0,2881 0,7881

15-19 3

0,1476 4,43 0,46

19,5 1,52 0,4357 0,9357

20-24 2

0,0521 1,56 0,12

24,5 2,25 0,4878 0,9878

25-29 1

0,0107 0,32 1,44

29,5 2,97 0,4985 0,9985

Jumlah 30

0,9147 8,86

(rata-rata) = 9,0

s = 6,9

Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 8,86;

sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2

tabel =

11,07. Karena nilai X2

hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 214: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

198

Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang

digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.

Tabel Hitung Chi Kuadrat

Interval fo

Tepi

Kelas

(Xi)

Zi Ztabel F(Zi) Li fe

-0,5 -1,34 0,4099 0,0901

0-4 9

0,1841 5,52 2,19

4,5 -0,60 0,2258 0,2742

5-9 12

0,2854 8,56 1,38

9,5 0,15 0,0596 0,5596

10-14 4

0,2537 7,61 1,71

14,5 0,89 0,3133 0,8133

15-19 2

0,1362 4,09 1,06

19,5 1,64 0,4495 0,9495

20-24 2

0,0418 1,25 0,44

24,5 2,38 0,4913 0,9913

25-29 1

0,0078 0,23 2,51

29,5 3,13 0,4991 0,9991

Jumlah 30

0,909 9,30

(rata-rata) =

s = 6,71

Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 9,30;

sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2

tabel =

11,07. Karena nilai X2

hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 215: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

199

Perhitungan Uji Homogenitas Pretest

Keterangan:

F: nilai uji F

S12 : Varian terbesar

S22 : Varian terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.

8

Dengan: : Varian kelompok kontrol

: Varian kelompok eksperimen

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 30-1 = 29

df penyebut = 30-1 = 29

Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1 = 29

didapat Ftabel = 1,84 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel (1,05 <

1,84). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Page 216: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

200

Perhitungan Uji Hipotesis Pretest

thitung = dimana Sgab =

Sgab =

thitung = = 0,284

Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan

didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =

60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.

Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus

interpolasi sebagai berikut:

C =

=

= 2,021 – 0,0189

= 2,002

2,002 > 0,284 atau ttabel > thitung

Page 217: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

201

Tabel Nilai Postest Kelas Kontrol (X-1)

No Nama Indikator

Skor 1 2 3

1 Abdul Azis 10 10 5 25

2 Ahmad Fadilah 15 25 20 60

3 Ajeng Setio Mardiani 20 30 25 75

4 Aldo Fikri Kurniawan 10 30 15 55

5 Alwi Hamzah 5 15 5 25

6 Alysha Sandra 10 20 15 45

7 Anggun Fadhillah 20 20 25 65

8 Arjuna Hansuci Geraldi 5 20 20 45

9 Astrid Setia Indarwati 10 20 15 45

10 Atika Andriyanti 10 15 15 40

11 Aulia Farhan 10 20 20 50

12 Danu Tri Julian 5 15 5 25

13 Dita Abri Oktaviani 5 15 5 25

14 Eko Hadi Santoso 0 15 10 25

15 Fahmi Abdul Azis 5 20 10 35

16 Fega Nuraisyah Fitriani 15 30 25 70

17 Feni Adellia 20 30 25 75

18 Halisa K Felsni 5 10 10 25

19 Kurniansyah Juli Dwi 15 15 5 35

20 Nila Ricna Riviana 10 10 10 30

21 Reta Destia 5 20 5 30

22 Salsabila 10 20 15 45

23 Sela Anggie Savietri 10 15 15 40

24 Sela Melinda 15 15 15 45

25 Syabilla Ratih R 20 20 20 60

26 Tegar Dofani Hia 15 20 25 60

27 Tiara Agustin Nur F 15 25 25 65

28 Tiwi Wulandari 10 20 20 50

29 Tri Andika Jaya Putra 10 20 5 35

30 Vica Annisa 25 30 25 80

Page 218: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

202

Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Kontrol

1. Sebaran Data Nilai Posttest

25 25 25 25 25

25 30 30 35 35

35 40 40 45 45

45 45 45 50 50

55 60 60 60 65

65 70 75 75 80

2. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

a. Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 80

Nilai Minimum = 25

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 80 - 25

= 55

b. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

c. Menentukan panjang kelas/interval (i)

i =

d. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 219: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

203

Tabel 10 Distribusi Frekuensi

Nilai F Xi Xi2 fi.Xi (Xi- )

2 fi (Xi- )

2

25-34 8 29,5 870,25 236 373,649 2989,19

35-44 5 39,5 1560,25 197,5 87,0489 435,245

45-54 7 49,5 2450,25 346,5 0,4489 3,1423

55-64 4 59,5 3540,25 238 113,849 455,396

65-74 3 69,5 4830,25 208,5 427,249 1281,75

75-84 3 79,5 6320,25 238,5 940,649 2821,95

Jumlah 30

1465 7986,67

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

3. Perhitungan rata-rata/Mean (X)

4. Perhitungan Median (Me)

Me = 47,36

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Page 220: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

204

5. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = 31,77

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

6. Perhitungan Standar Deviasi (s)

s = 16,59

Page 221: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

205

Tabel Nilai Posttest Kelas Eksperimen (X-3)

No Nama Indikator

Skor 1 2 3

1 Ade Yolanda Agisna 15 25 25 65

2 Aditya Kurnawan 20 20 20 65

3 Ardiansyah 5 15 5 25

4 Ary Nugroho 20 15 15 50

5 Avicenna Rakhmatullah 5 15 5 25

6 Bagus Bayu Hermawan 5 10 10 30

7 Cristine Merlina Permata 20 30 20 70

8 Diah Ayu Lestari 20 30 25 75

9 Dwi Aswanto 5 15 10 30

10 Dwi Awal Ramadhan 10 15 10 35

11 Elis Nurhajijah 10 25 20 55

12 Gianina Anastasia 15 20 20 55

13 Hani Ramadhanti 10 20 10 40

14 Himawan Soesilo 20 30 25 75

15 Ilham Dhava Ramadhan 15 20 25 60

16 Ima Dawar Dani 15 29 30 70

17 Kunthi Indah Pratiwi 20 20 20 60

18 Maulida Juliani 15 20 25 60

19 Mebby Mutiara L 25 20 30 75

20 Mochammad Renaldo 20 20 20 60

21 Muhammad Syarif 20 20 20 60

22 Peggy Dwi Putri 15 20 25 60

23 Rahyul Tri Atmadja 10 15 20 45

24 Rico Adam Nuralim 10 15 20 45

25 Siti Bashirah 20 20 20 60

26 Siti Hanifah 25 25 35 80

27 Tanty Indrayanty 15 20 25 65

28 Trio Mahardika 15 15 15 45

29 Najla Nur Salsabila 25 25 35 80

30 Damar Adistyo 10 20 20 50

Page 222: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

206

Distribusi Fekuensi Posttest Kelompok Eksperimen

3. Sebaran Data Nilai Posttest

25 25 30 30 35

40 45 45 45 50

50 55 55 60 60

60 60 60 60 60

65 65 65 70 70

75 75 75 80 80

4. Tabel Distribusi Frekuensi

Berdasarkan sebaran data diatas, untuk membuat tabel distribusi frekuensi

dapat diterapkan langkah-langkah berikut:

e. Menentukan jangkauan data/range (R)

Nilai maksimum = 80

Nilai Minimum = 25

R = nilai maksimum – nilai minimum

= 80 - 25

= 55

f. Menentukan banyak kelas (K)

K = 1 + 3,3 Log n …. n= banyaknya data

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 3,3 (1,47)

= 5,81 ≈ 6

Jadi banyaknya kelas adalah 6

g. Menentukan panjang kelas/interval (i)

i =

h. Menentukan ujung bawah dan ujung kelas pertama, dan kelas-kelas berikutnya.

Sehingga diperoleh:

Page 223: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

207

Tabel 10 Distribusi Frekuensi

Nilai F xi xi2 fi.xi (Xi- )

2 fi (Xi- )

2

25-34 4 29,5 870,25 118 784 3136

35-44 2 39,5 1560,25 79 324 648

45-54 5 49,5 2450,25 247,5 64 320

55-64 9 59,5 3540,25 535,5 4 36

65-74 5 69,5 4830,25 347,5 144 720

75-84 5 79,5 6320,25 397,5 484 2420

Jumlah 30

1725 7280

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai

rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai posttest ini.

Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.

7. Perhitungan rata-rata/Mean (X)

8. Perhitungan Median (Me)

Me = 58,94

Keterangan:

b = batas bawah median

p = panjang batas median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas

median

f = frekuensi kelas median

Page 224: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

208

9. Perhitungan Modus (Mo)

Mo = 59,5

Keterangan:

b = batas bawah kelas modus

p = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi sebelumnya

10. Perhitungan Varians (s)

s = 15,84

Page 225: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

209

Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Kontrol

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data

yang digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.

Tabel Hitung Chi Kuadrat

Interval fo

Tepi

Kelas

(Xi)

Zi Ztabel F(Zi) Li fe

24,5 -1,47 0,4292 0,0708

25-34 8

0,1241 3,72 4,91

34,5 -0,86 0,3051 0,1949

35-44 5

0,2025 6,08 0,19

44,5 -0,26 0,1026 0,3974

45-54 7

0,2357 7,07 0,00

54,5 0,34 0,1331 0,6331

55-64 4

0,1933 5,80 0,56

64,5 0,94 0,3264 0,8264

65-74 3

0,113 3,39 0,04

74,5 1,55 0,4394 0,9394

75-84 3

0,0448 1,34 2,04

84,5 2,15 0,4842 0,9842

Jumlah 30

0,9134 7,75

(rata-rata) = 48,83

s = 16,59

Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 8,93;

sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2

tabel =

11,07. Karena nilai X2

hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 226: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

210

Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

Perhitungan uji normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, karena data yang

digunakan dapat dijadikan data tunggal atau data frekuensi tunggal.

Tabel Hitung Chi Kuadrat

Interval fo

Tepi

Kelas

(Xi)

Zi Ztabel F(Zi) Li fe

24,5 -2,08 0,4812 0,0188

25-34 4

0,0547 1,64 3,39

34,5 -1,45 0,4265 0,0735

35-44 2

0,1326 3,98 0,98

44,5 -0,82 0,2939 0,2061

45-54 5

0,2186 6,56 0,37

54,5 -0,19 0,0753 0,4247

55-64 9

0,2453 7,36 0,37

64,5 0,44 0,17 0,67

65-74 5

0,1877 5,63 0,07

74,5 1,07 0,3577 0,8577

75-84 5

0,0977 2,93 1,46

84,5 1,70 0,4554 0,9554

Jumlah 30

0,9366 6,64

(rata-rata) =

s = 15,84

Dari hasil perhitungan dalam tabel tersebut, didapat nilai X2hitung = 4,46;

sedangkan dari tabel Chi-Kuadrat untuk α=0,05 dan dk=5 didapat nilai X2

tabel =

11,07. Karena nilai X2

hitung < X2tabel, maka H0 diterima dan dapat disimpulkan

bahwa data tersebut berdistribusi normal.

Page 227: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

211

Perhitungan Uji Homogenitas Posttest

Keterangan:

F: nilai uji F

S12 : Varian terbesar

S22 : Varian terkecil

Kriteria pengujian untuk uji homogenitas adalah:

Ho diterima jika Fh < Ft, dimana Ho memiliki varian yang homogen dan Ho

ditolak jika Fh > Ft dimana Ho memiliki varian yang tidak homogen.

Dengan: : Varian kelompok kontrol

: Varian kelompok eksperimen

Perhitungan Ftabel

df pembilang = 30-1 = 29

df penyebut = 30-1 = 29

Didapat Ftabel dengan pembilang df = 30-1=29 dan penyebut df = 30-1=29,

didapat Ftabel = 1,84 (dengan taraf signifikansi α = 0,05). Fhitung < Ftabel (1,09 <

1,84). Dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

Page 228: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

212

Perhitungan Uji Hipotesis Posttest

thitung = dimana Sgab =

Sgab =

thitung = = 2,070

Dari tabel distribusi t untuk α = 0,05 dan dk = nk + nE – 2 = 58 akan

didapat nilai ttabel. Bila nilai ttabel tidak ada, hanya ada nilai ttabel dk = 40 dan dk =

60, penentuan nilai ttabel untuk dk = 58 dilakukan dengan cara interpolasi.

Penentuan nilai ttabel dengan interpolasi dilakukan dengan menggunakan rumus

interpolasi sebagai berikut:

C =

=

= 2,021 – 0,0189

= 2,002

Karena 2,070 > 2,002 atau thitung > ttabel maka Ho ditolak yang artinya pada tingkat

kepercayaan 95% terdapat pengaruh model pembelajaran cooperative learning

tipe teams gamesn tournament termodifikasi terhadap keterampilan berpikir

kreatif siswa kelas X pada konsep Dinamika Partikel.

Page 229: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

213

Nilai Rata-rata Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

Indikator

1 2 3

Eksperimen

Pretest

Nilai Tertinggi 10 15 5

Nilai Terendah 0 0 0

Nilai Rata-rata 3,17 2,83 0,33

Posttest

Nilai Tertinggi 25 30 35

Nilai Terendah 5 5 0

Nilai Rata-rata 15,17 20,30 20,17

Kontrol

Pretest

Nilai Tertinggi 5 15 5

Nilai Terendah 0 0 0

Nilai Rata-rata 3 3,33 0,67

Posttest

Nilai Tertinggi 25 30 35

Nilai Terendah 5 10 5

Nilai Rata-rata 11,33 19,67 15,17

Keterangan:

Indikator 1 = Keterampilan dalam mengenali data yang mendukung

hipotesis

(nilai maksimum 30)

Indikator 2 = Keterampilan dalam mengenali kesimpulan sementara tentang

situasi baru bahkan ketika ada hubungan paralel yang erat antara

dua situasi

(nilai maksimum 30) Indikator 3 = Keterampilan dalam melihat elemen-elemen untuk beberapa

item data

(nilai maksimum 40)

Page 230: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

214

Page 231: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

215

Page 232: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

216

Persentase Nilai Observasi

Observasi siswa dapat dianalisis secara deskriptif dengan penghitungan

persentase menggunakan rumus :

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Number of Cases

A. Kelas Kontrol

1. Indikator 1 :

2. Indikator 2 :

3. Indikator 3 :

4. Indikator 4 :

Rata-rata = (67% + 67% + 33% + 33%) : 4

= 50 % (kategori cukup)

B. Kelas Eksperimen

1. Indikator 1 :

2. Indikator 2 :

3. Indikator 3 :

4. Indikator 4 :

Rata-rata = (67% + 67% + 67% + 67%) : 4

= 67 % (kategori cukup)

Page 233: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

217

Lampiran D

Print Screen Media Solitaire Fisika

Page 234: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

218

Page 235: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

219

Lampiran E

Surat-Surat Penelitian

1. Surat Observasi

2. Surat Keterangan Penelitian

3. Lembar Uji Referensi

4. Biodata Penulis

Page 236: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

220

Page 237: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

221

Page 238: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

222

Page 239: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

223

Page 240: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

224

Page 241: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

225

Page 242: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

226

Page 243: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

227

Page 244: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

228

BIODATA PENULIS

R TETTY MULDYANTI P P K. Anak ketiga dari empat

bersaudara pasangan (alm) Dedi Purnama dan Hermin

Siswari. Lahir di Tasikmalaya pada tanggal 1 Oktober

1990, bertempat tinggal di jalan PGRI Utara, Gn Pongpok

III No. 20 RT 06/10 Kelurahan Lengkongsari Kecamatan

Tawang Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis

diantaranya TK Perwari I Tasikmalaya lulus tahun 1997, SDN Sukasari 1

Tasikmalaya lulus tahun 2003, SMP Negeri 1 Tasikmalaya lulus tahun 2006, dan

SMA Negeri 2 Tasikmalaya lulus tahun 2009. Penulis kemudian melanjutkan ke

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Fisika pada tahun

2009 melalui jalur PMDK.

Page 245: RADEN TETTY MULDYANTI PURNAMA PUTRI KUSUMAH-FITK.pdf

229

Lampiran F

Dokumentasi Penelitian